PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015 SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT SUMSEL

ABSTRAK
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015
SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR
KABUPATEN LAHAT
SUMSEL
Oleh:
Mega Lestari
Perubahan zaman menuntut perubahan pada pendidikan. Begitupun dalam suatu
pembelajaran dibutuhkan model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran
khususnya Pembelajaran Sejarah. Dalam hal ini peneliti menggunakan model
Discovery learning untuk mengembangkan Pembelajaran Sejarah. Alat ukur
keberhasilan suatu pembelajaran ialah dilihat dari hasil belajar. Dalam hasil belajar
yang dinilai ialah aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada pengaruh penerapan Model Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa dan seberapa besar taraf signifikan Pengaruh
penerapan Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada
Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap
2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui Ada atau tidaknya pengaruh dan seberapa besar taraf signifikan

Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Kognitif Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap
2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan
Penelitian menggunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian
one group pretest posttest design. Populasi dalam penelitian ini ialah adalah siswa kelas
X terdiri dari empat kelas yakni X.1, X.2, X.3, dan X.4. Sampel yang digunakan ialah
X.1 dengan teknik pengambilan sampel secara acak (Random Sampling). Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dengan teknik
pengumpulan data dengan menggunakan tes, dokumentasi dan observasi.
Berdasarkan hasil hipotesis I uji t Harga t0, 975 dengan dk = 54 dari daftar distribusi
student adalah 2,01. Kriteria pengujian terima H0 jika t hitung antara -2,01 dan 2,01 dan
tolak H0 jika mempunya harga lain. Dari perhitung didapat t = 7,12 maka nilai t tidak
berada di daerah penerimaan. Jadi H0 ditolak. Maka H1 diterima. Uji hipotesis II
menggunakan rumus korelasi product moment didapat hasil perhitungan korelasi
sebesar 0,71. Berdasarkan tabel interpretasi Sofyan Siregar (2013:337) berada pada
kategori kuat. Jadi dalam hal ini tolak H0 terima H1.
Kesimpulan ada pengaruh Penerapan model pembelajaran Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X Semester
Genap 2014/2015 SMA Negeri 1 Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan.
Besarnya taraf signifikan Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning adalah 0,71

dengan interpretasi berpengaruh kuat terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata
Pelajaran Sejarah Kelas X Semester Genap 2014/2015 SMA Negeri 1 Merapi Timur
Kabupaten Lahat Sumatera Selatan.

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015
SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR
KABUPATEN LAHAT
SUMSEL

Oleh
MEGA LESTARI

(S k r i p s i)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN

Pada


Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Peneliti merupakan anak pertama dari tiga bersaudara putri pertama
Bapak Ahmad Syarbini dan Ibu Fatma. Peneliti dilahirkan pada
tanggal 1 Mei 1993 di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Pendidikan
peneliti dimulai dari Taman Kanak-kanak Idhata Tanjung Enim,
dilanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 1 Merapi Timur, Lahat
Sumatera Selatan dan tamat belajar pada tahun 2005.
Peneliti melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1
Merapi Timur, Sumatera Selatan dan selesai pada tahun 2008 dan dilanjutkan kejenjang
sekolah menengah atas di SMA Negeri 4 Lahat dan tamat belajar pada tahun 2011.
Pada tahun 2011 penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, di Program Studi Pendidikan
Sejarah. Pada Semester VI penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Banjar Negeri Gunung Alip, Tanggamus Lampung dan menjalani Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Gunung Alip Tanggamus Lampung. Selama
melaksanakan perkuliahan di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung
peneliti pernah menjabat sebagai staf divisi danus di HIMAPIS, staf divisi kerohanian di
IMPP dan staf divisi pendidikan di FOKMA.

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala hidayah dan
karunia-Nya. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW. dengan kerendahan hati dan rasa syukur,
kupersembahkan sebuah karya kecil ini sebagai tanda cinta dan
sayangku kepada :

Bapak ku A. Syarbini dan Ibuku Fatma yang telah membesarkan dengan
penuh cinta dan kasih sayang, memperjuangkan segalanya hanya untuk
kesuksesan ku. Terima kasih untuk segalanya, terima kasih untuk setiap
tetesan keringat yang tidak pernah terhitung banyaknya, terimakasih

untuk tetesan air mata dan doa yang selalui mengiringi setiap langkah
kecilku.

Terima kasih pada saudariku :
Nur aini dan Rahma
Terimakasih atas doa, semangat, dan kasih sayang yang selalu diberikan.
Bapak Ibu dosen, Bapak/Ibu guru, sahabat, dan teman-teman yang telah
mengukir sebuah sejarah dalam kehidupanku, serta almamater yang aku
banggakan.

Moto

Hidup itu seperti sepeda, untuk tetap seimbang teruslah bergerak...
Albert Einstens

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester

Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan ”. Penulisan skripsi ini
sebagai syarat untuk menyelesaikan studi tingkat Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya
kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2.

Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3.

Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan

Bidang Keuangan


Umum dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.

4.

Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.

5.

Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial

yang

telah

memberikan


kemudahan

kepada

penulis

dalam

menyelesaikan skripsi ini.
6.

Bapak Drs. Syaiful. M, M.Si sebagai pembahas dalam skripsi ini yang telah
memberikan bimbingan, sumbangan pikiran, kritik, dan saran selama
perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi.

7.

Bapak Drs. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah,
Pembeimbing Akademik dan Pembimbing I dalam skripsi ini yang telah sabar
membimbing dan memberi masukan serta saran yang sangat bermanfaat

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8.

Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd., M.Hum., Dosen Pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, untuk mengarahkan, membimbing dan
memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta
selalu membuat penulis merasa semangat, percaya diri dan mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9.

Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yaitu Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum., Bapak Drs. Iskandar Syah,
M.H., Bapak Drs. Wakidi, M. Hum, Bapak Drs. Tantowi, M.Si., Dr. R.M
Sinaga, M.Hum., Bapak Basri, S.Pd, M.Pd., Bapak Suparman Arif, S.Pd,
M.Pd., dan Bapak Cheri Saputra, S.Pd, M.Pd., yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan.

10. Bapak Kepala SMA Negeri 1 Merapi Timur yaitu Bapak Drs. Jangcik yang

telah menerima untuk melakukan penelitian, memberikan ijin dan
memberikan waktu untuk peneliti dalam melakukan penelitian serta
membantu peneliti dalam memberikan data-data penunjang dalam penelitian
skripsi ini.
11. Bapak Romsul Fayat, S.Pd sebagai guru mitra peneliti yang telah membantu
dalam penelitian saya di SMA Negeri 1 Merapi Timur.
12. Sahabatku Debi Gusmalisa dan Winda Anggraini yang selalu memberikan
dukungan.
13. Teman-teman angkatan 2011 kelas ganjil maupun genap yang telah
melewatkan waktu bersama.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung,
Peneliti,

Mega Lestari


2015

DAFTAR ISI

Halaman

I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................... 7
1.3. Pembatasan Masalah .................................................................................. 8
1.4. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
1.5. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
1.6. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 9
1.7. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 11
2.1.1 Konsep Pengaruh ........................................................................... 11
2.1.2 Konsep Model Discovery Learning ............................................... 12
2.1.3 Konsep Hasil Belajar .................................................................... 15
2.1.4 Pengertian Pembelajaran Sejarah .................................................. 21
2.2. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 22
2.3. Kerangka Pikir ............................................................................................ 23
2.4. Paradigma ................................................................................................... 24
2.5. Hipotesis ..................................................................................................... 25
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang Digunakan ........................... 26
3.2 Desain Penelitian........………………………………….…………. ........... 26
3.3 Populasi dan Sampel …………………………………………….………. . 28
3.3.1 Populasi ............................................................................................ 28
3.3.2 Teknik Pemilihan Sampel ................................................................ 29
3.3.3 Sampel.............................................................................................. 30
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................................. 30
3.4.1 Variabel Penelitian ........................................................................... 30
3.4.2 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 31
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 32
3.5.1 Tes ................................................................................................... 32
3.5.2 Dokumentasi ................................................................................... 33
3.5.3 Observasi ......................................................................................... 33
3.6 Langkah-langkah Penelitian......................................................................... 34
3.7 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 34

3.8 Instrumen Penelitian ................................................................................... 38
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 47
3.10.1 Uji Validitas .................................................................................. 47
3.10.2 Uji Reabilitas……………………………..……………………. .. 48
3.10.3 Tingkat Kesukaran ........................................................................ 49
3.10.4 Daya pembeda .............................................................................. 50
3.10Teknik Analisis Data.................................................................................... 50
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................................... 54
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................ 60
4.2.1 Hasil Belajar kognitif ...................................................................... 67
4.2.2 Analisis Data ................................................................................... 69
4.3 Pembahasan .................................................................................................. 81
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 86
5.2 Saran ............................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal terpenting Perkembangan dunia karena dengan
pendidikan mampu memajukan peradaban manusia. Artinya bahwa
pendidikan merupakan komponen yang sangat penting bagi perkembangan
kehidupan manusia. Pendidikan adalah khas dan alat manusia. Tidak ada
makhluk lain yang membutuhkan pendidikan ( Made Pidarta, 2009: 1).

Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 ialah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperluakan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negera.

Pembelajaran Sejarah merupakan salah satu muatan dalam pendidikan
Indonesia. Aman (2011:7) mengemukakan bahwa Pembelajaran Sejarah
dianggap sebagai pelajaran yang membosankan karena seolah-olah
cenderung hapalan. Bahkan kebanyakan siswa menganggap bahwa
Pelajaran Sejarah tidak membawa manfaat karena kajiannya adalah masa
lampau. Tidak memiliki sumbangan yang berarti bagi dinamika dan

2

pembangunan bangsa. Oleh karena itu, Pelajaran Sejarah hanya dianggap
sebagai pelajaran pelengkap, apalagi mata pelajaran tidak tidak di UN- kan.
Ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah yang semakin menyempitakan
gerak langkah Pembelajaran Sejarah yakni dengan semakin kecilnya porsi
jam Pelajaran Sejarah disekolah tidak mengherankan jika prestasi belajar
sejarah siswa juga cenderung kurang memuaskan.

Sikap apatis terhadap Pelajaran Sejarah tentu diakibatkan oleh faktor intern
dan ekstern. Faktor intern meliputi sikap siswa terhadap pelajaran yang
kurang postif begitu juga dengan minat dan motivasi yang cenderung
rendah. Selain itu faktor ekstern yakni terkait dengan penyajian materi
Pelajaran Sejarah yang cenderung rentetan fakta yang membosankan,
metode dan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan subtansi materi
Pelajaran Sejarah, kurangnya sarana pembelajaran yang mendukung dan hal
itu berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa Pembelajaran Sejarah.

Peneliti memfokuskan pada penggunaan model pembelajaran yang kurang
sesuai dengan subtansi materi sejarah. Dari permasalahan yang telah
diutarakan untuk itu dibutuhkan model pembelajaran yang tepat dalam
Pembelajaran Sejarah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal
ini, Model Discovery Learning menjadi model pilihan yang dapat digunakan
dalam Pembelajaran Sejarah. Bruner mengungkapkan dalam Agus N Cahyo
(2013:116) kelebihan menggunakan Model Discovery Learning ialah,
1.
2.
3.

Adanya suatu kenaikan dalam potensi intektual.
Ganjaran intrinsik lebih ditekankan daripada ektrinsik
Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu
menguasai Model Discovery Learning

3

4.

Murid lebih senang mengingat-ingat materi.

Dengan demikian dapat dsimpulkan bahwa penerapan Model Discovery
Learning membawa kebaikan bagi siswa itu sendiri dan dapat meningkatkan
hasil

belajar

karena

dengan

Model

Discovery

Learning

mampu

meningkatkan potensi intektual siswa. Selain itu, siswa lebih senang
mengingat-ingat materi . Dengan begitu, akan meningkatakan hasil belajar.

Dengan penerapan Model Discovery Learning yang mengacu pada
keaktifan peserta didik dalam memahami materi membuat Pembelajaran
Sejarah lebih hidup dan dinamis diharapkan meningkatkan hasil belajar
siswa. Siswa tidak hanya menerima materi yang diberikan guru yang hanya
sederetan fakta saja, akan tetapi bisa mengembangkan pembelajaran
menjadi sebuah penemuan konsep yang akan memudahkan peserta didik
dalam mempelajari Pembelajaran Sejarah.

Menurut Agus N Cahyo dalam bukunya Panduan Aplikasi Teori-Teori
Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler, “Pembelajaran Discovery
Learning ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses
kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca
sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri” (Agus N
Cahyo, 2013:101).

Discovery Learning merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan cara
peserta didik sendiri mencari konsep dalam pembelajaran sehingga peserta
didik yang harus berperan aktif. Peran peserta didik dalam model
pembelajaran ini ialah menemukan dan mengorganisasi sendiri suatu

4

pembelajaran. Peran guru hanya membimbing dan memfasilitasi siswa agar
aktif.

Indonesia

sebagai

negara

kepulauan

memiliki

hambatan

dalam

perkembangan dunia pendidikan. Perkembangan dan kemajuan pendidikan
tidak merata, misalnya perkembangan pendidikan di wilayah perkotaan akan
berbeda dengan wilayah pedesaan. Sebagai sentral di wilayah perkotaan,
informasi guna kemajauan pendidikan mudah berkembang. Lain halnya
dengan di desa, untuk itulah peneliti akan menerapkan Model Discovery
Learning di SMA Negeri 1 Merapi Timur Desa Sirah Pulau Kecamatan
Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Dengan demikian, di
wilayah pedesaan pun mendapatkan informasi untuk pengembangan
Pembelajaran Sejarah.

Keberhasilan suatu pembelajaran ditandai meningkatnya prestasi belajar
siswa. Prestasi belajar siswa sangat erat kaitannya dengan hasil belajar.
Hasil belajar merupakan tolak ukur dalam pembelajaran. Ketika hasil
belajar siswa meningkat peluang prestasi belajar meningkat juga sangat
tinggi. Menurut Roestiyah dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar
Mengajar menyatakan bahwa: “Keberhasilan sebuah model mengajar itu
dapat terlihat dari pencapaian aktivitas dan prestasi belajar siswa di dalam
kelas, yaitu terlihat pada tinggi atau tidaknya prestasi belajar siswa setelah
diajarkan dengan suatu model pembelajaran tertentu” (Roestiyah, 1986:37).

5

Dalam hasil belajar yang dinilai ialah aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Menurut Daryanto (2014:54) proses pembelajaran menyentuh
tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Aspek kognitif yaitu
ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Tujuannya untuk mengetahui
kemampuan intelektual siswa. Aspek afektif adalah ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti
perasaan, minat sikap, emosi dan nilai, sedangkan aspek psikomotorik ialah
ranah yang berkaitan dengan skill (kemampuan) setelah siswa menerima
pengalaman belajar tertentu.

Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian dengan guru Mata Pelajaran
Sejarah yang dilakukan di SMA Negeri 1 Merapi Timur diketahui bahwa
hasil belajar kognitif siswa mata pelajaran siswa masih rendah. Hal ini
terlihat dari hasil tes mata Pelajaran Sejarah siswa kelas X.1
Tabel 1.1 Nilai tes Mata Pelajaran Sejarah
No Nama Siswa
Nilai
1 Ardi A
65
2 Ardian Nopriansyah
69
3 Ayu Seviani
61
4 Cecep Supriadi
66
5 Cendy Pratama
64
6 Desti Heriyani
60
7 Dina Krisna
68
8 Dina Ristika
66
9 Eva Susanti
67
10 Fajri Okta
64
11 Fitria Permata sari
63
12 Harwindo
76
13 Heri Sunardi
64
14 Herli Pradita
70
15 Indah Tirsa Alnita
65
16 Ira Afrilika
66

6

17 Jeli Rahma Wati
76
18 Karmansyah
63
19 Lara Okfa
63
20 Marsiwan
70
21 Mifta Khoirunnisa
75
22 Raka Alfarizi
67
23 Reska Astuti
67
24 Tri Damayanti
60
Yoga
Agung
Prandowo
25
64
Yogi
Pirnando
26
60
27 Yulia
62
28 Yusuf Rizal Ibrahim
65
Sumber : Guru Mata Pelajaran Sejarah 2015
Dari data di atas, hanya 3 (tiga) orang siswa yang lulus dengan standar
KKM 75.

Selain itu rendahnya minat belajar pada Mata Pelajaran Sejarah terlihat dari
obervasi awal pra penelitian, pembelajaran di kelas cenderung pasif, terlihat
kurang ketertarikan siswa pada Mata Pelajaran Sejarah, banyak diantara
siswa kurang memperhatikan penjelasan sewaktu guru mengajar. Hal ini
menunjukkan rendahnya afektif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah. Siswa
tidak memiliki minat belajar sehingga kurangnya ketertarikan memahami
materi Pembelajaran Sejarah.

Penilaian hasil belajar psikomotorik terlihat pada skill (kemampuan) setelah
siswa menerima pengalaman belajar tertentu. Pada Mata Pelajaran Sejarah,
penilaian hasil belajar psimotorik siswa dapat dilihat dari produk yang
dihasilkan dari implementasi Pembelajaran Sejarah. Dalam hal ini
pemberian tugas oleh guru Mata Pelajaran Sejarah di SMAN 1 Merapi
Timur mengenai portofolio. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

7

Mata Pelajaran Sejarah SMA Negeri 1 Merapi Timur diketahui bahwa
kemampuan siswa dalam membuat portofolio masih rendah.
Berdasarkan uraian di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa rendahnya hasil
belajar pada mata pelajaran di atas meliputi hasil belajar kognitif, hasil
belajar afektif, dan hasil belajar psikomotorik.

Dari latar belakang di atas, peneliti akan mengadakan penelitian dengan
judul “Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X Semester Genap 2014/2015 SMA
Negeri 1 Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan”.
1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat di
identifikasikan sebagai berikut :
1.

Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Kognitif
Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi
Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

2.

Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Afektif
Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi
Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

3.

Pengaruh

Model

Discovery

Learning

Terhadap

Hasil

Belajar

Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri
1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015
Sumatera Selatan

Kabupaten Lahat

8

1.3

Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis
membatasi masalah pada, “Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap
Hasil Kognitif Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA
Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015

Kabupaten Lahat

Sumatera Selatan”

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut
1. Apakah ada pengaruh penerapan Model Discovery Learning terhadap
Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X
Selatan Semester Genap 2014/2015 SMA Negeri 1 Merapi Timur
Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan?
2. Seberapa Besar Taraf Signifikansi Pengaruh penerapan Model
Discovery Learning Terhadap Hasil Kognitif Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Sejarah

Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester

Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan ?”

1.5

Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
1. Ada atau tidaknya pengaruh penerapan Model

Discovery Learning

terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah
Kelas X Selatan Semester Genap 2014/2015 SMA Negeri 1 Merapi
Timur Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan?

9

2. Besarnya Taraf Signifikan Pengaruh penerapan Model Discovery
Learning Terhadap Hasil Kognitif Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Sejarah

Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap

2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

1.6

Kegunaan Penelitian
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

berguna

bagi

pihak-pihak

yang

membutuhkan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi
pengembangan Pembelajaran Sejarah dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning.

2.

Secara praktis
1.

Bagi guru

:

Memberikan

informasi

model

yang

dapat

digunakan dalam pengembangan Pembelajaran Sejarah
2.

Bagi siswa

: Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

merekontruksi sendiri dalam menentukan konsep dalam belajar
dan memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran
3.

Bagi sekolah : Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi
sekolah dalam pengembangan Pembelajaran Sejarah

4.

Bagi peneliti : Memberikan pengalaman yang berharga bagi
peneliti untuk mengetahui Pengaruh Model Discovery Learning
terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran
Sejarah Kelas X di SMA Negeri 1 Merapi Timur Kecamatan
Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

10

1.7

Ruang Lingkup Penelitian
1.

Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan,
khususnya Pendidikan Sejarah.

2.

Ruang Lingkup Subjek
Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Sejarah
SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015 Kecamatan
Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

3.

Ruang Lingkup Objek
Objek penelitian ini adalah Pengaruh Model Discovery Learning
terhadap Hasil Belajar Kognitif

4.

Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Merapi Timur Kecamatan
Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

5.

Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Semester Genap 2014/2015

11

REFERENSI

Made Pidarta. 2009. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Halaman 1
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogjakarta : Ombak.
Halaman 56
Agus N Cahyo. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual
dan Terpopuler. Yogjakarta : Diva Press. Halaman 101
Ibid. Halaman 116
Roestiyah. 1986. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Halaman 37
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogjakarta:
Gava Media. Halaman 54

12

11

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Konsep Pengaruh
Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849) adalah daya
yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk
watak, kepercayaan atau perbuataan seseorang. Surakhmad (1982:7)
menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu
benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan
terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu perubahan yang terjadi
akibat kekuatan yang muncul dari sutu benda atau orang dan juga gejala
yang ada disekelilingnya

Slameto (2003;2) menyatakan bahwa perubahan adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru sehingga
dapat memperoleh hasil yang diinginkan.
Perubahan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perubahan
model, strategi, dan pendekatan yang digunakan oleh seorang guru dalam
kegiatan pembelajaran. Ketepatan model, strategi, dan pendekatan yang
digunakan oleh guru akan memberi pengaruh terhadap hasil belajar peserta
didiknya.

12

2.1.2. Konsep Model Discovery Learning

Agus N Cahyo (2013:101) mengemukakan, “Discovery Learning ialah
suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental
melalui tukar pendapat, dengan diskusi, membaca sendiri dan mencoba
sendiri, agar anak dapat belajar sendiri”.

Menurut Sund dalam Roestiyah (2008:20) Discovery adalah proses mental
dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.
Menurut Roestiyah (2008:20) dalam bukunya strategi belajar dan
mengajar mengungkapkan kelebihan Model Discovery Learning :
1.

2.

3.
4.
5.
6.
7.

Teknik ini mampu membantu siswa siswa untuk
mengembangkan; memperbanyak kesiapan; serta penguasaan
keterampilan dan proses kognitif/pengenalan siswa
Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat
pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal
dalam jiwa siswa tersebut
Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan
maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing
Mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih
memilki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat
Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah
kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru.

Selain memiliki kelebihan, Model Discovery juga memiliki kelemahan.
Berikut kelemahan Model Discovery Learning menurut Ausebel dalam
Agus N Cahyo (2013:118), “kurangnya kemampuan siswa dalam
mengikuti Model Discovery Learning yang justru membutuhkan
penguasaan informasi yang lebih cepat dan tidak diberikan dalam bentuk
final”.

13

Menurut Asri Budiningsih (2008:43), “Cara yang baik untuk belajar
adalah memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Discovery Learning)”. Bruner
dalam Asri Budiningsih juga mengemukakan (2008:42), “Pembentukan
konsep dan pemahaman konsep merupakan dua kegiatan mengkategorikan
yang berbeda menuntut proses berfikir yang berbeda pula”. Bruner dalam
Asri (2008:43) mengemukakan ada 5 unsur dalam memahami konsep
yaitu;
1.
2.
3.
4.
5.

Nama
Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif
Karakteristik baik yang pokok maupun tidak
Rantangan karakteristik
Kaidah

Tujuan pembelajaran dalam Model Discovery Learning menurut Bell
dalam Agus N Cahyo (213:104) adalah :
1.
2.

3.

4.

5.

6.

Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat
secara aktif dalam pembelajaran.
Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar
menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak dan
juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi
tambahan yang diberikan.
Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang
tidak rancu dan menggunakan tanya jawa untuk memperoleh
informasi yang bermanfaat dalam menemukan
Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk
cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi
serta mendengar dan menggtunakan ide-ide orang lain.
Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa
keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna
Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajr penemuan
dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas
baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.

14

Menurut Agus N Cahyo (2013:111), dalam Model Discovery Learning
bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk
melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,

mereorganisasikan

bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Dalam rangka menerapkan suatu model pembelajaran, setiap model
memiliki tahap-tahapan. Berikut tahapan penerapan Model Discovery
Learning menurut Syah dalam Agus N Cahyo (2013:249),
a.

Stimulation
Pada tahapan ini, guru memberikan rangsangan kepada peserta didik
sehingga timbul kebingungan. Pada tahap ini guru bertanya dengan
mengajukan persoalan atau menyuruh anak didik membaca atau
mendengarkan uraian yang membuat permasalahan. Stimulasi pada
tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengekplorasi
bahan. Dalam hal ini, Bruner memberikan Stimulation menggunakan
teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong
ekplorasi.

b.

Problem Statment
Pada tahap selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengindentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah
yang relevan dengan bahan pelajaran. Kemudian salah satunya dipilih
dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

15

c.

Data Collagection
Dalam tahapan ini, siswa diberi kesempatan mengumpulkan data yang
menunjang hipotesis yang dibuat oleh siswa dari berbagai macam
sumber.

d.

Data Processing
Merupakan kegiatan pengolahan data dan informasi yang telah
diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi dan
sebagainya. Tujuan dari tahapan ini ialah pembentukan konsep dan
generalisasi.

e.

Verification
Menurut Burner, Verification bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau
pemahaman

melalui

contoh-contoh

yang

ia

jumpai

dalam

kehidupannya.
f.

Generalization
Pada tahapan Generalization merupakan tahap penarikan kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian
atau masalah yang sama, tentu saja memperhatikan hasil verifikasi.

2.1.3.

Konsep Hasil belajar

Dalam proses belajar ada tiga aspek yang dilihat. Menurut Sudjana (2006)
belajar dapat dilihat dari tiga sudut pandang
1. Belajar sebagai proses
2. Belajar sebagai hasil
3. Belajar sebagai fungsi

16

Dalam belajar, hasil belajar merupakan salah satu komponen yang sangat
penting. Suryosubroto (1997:2) mengatakan bahwa, “Hasil belajar adalah
penilaian tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di
sekolah yang menyangkut pengetahuan dan keterampilan yang dinyatakan
sesudah penilaian”. Bloom dalam Asep Jikad dan Abdul Haris (2008:14)
mengatakan bahwa, hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Winkel (1999:134) menyatakan: ”Ada tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Menurut Oemar Hamalik (2009:79) hasil
belajar

kognitif

menitikberatkan

pada

proses

intelektual.

Bloom

mengemukakan dalam Oemar Hamalik (2009:80) jenjang-jenjang tujuan
kognitif adalah sebagai berikut :
1.

2.

3.
4.

5.

6.

Pengetahuan (C1) merupakan pengingat bahan-bahan yang
telah dipelajari mulai dari fakta samapi ke teori yang
menyangkut informasi yang bermanfaat.
Pemahaman (C2) adalah abilitet untuk menguasai pengertian.
Pemahaman tampak pada ahli bahan dari satu bentuk ke
bentuk lainnya, penafsiran, dan memperkirakan
Penerapan (C3) adalah abilitet untuk menggunakan bahan yang
telah dipelajari ke dalam situasi baru yang nyata
Ananlisis (C4) adalah abilitet untuk merinci bahan menjadi
bagian-bagian supaya strukturorganisasinya muda di pahami,
meliputi identifikasi bagian-bagian, mengkaji hubungan antara
bagian-bagian, mengenali prinsip-prinsip organisasi.
Sintesis (C5) adalah abilitet mengkombinasikan bagian-bagian
menjadi suatu keseluruhan baru yang menitikberatkan pada
tingkah laku kreatif dengan cara memformulasikan pola dan
struktur baru
Evalusi (C6) adalah abilitet untuk mempertimbangkan nilai
bahan untuk maksud tertentu berdasarkan kriteria internal dan
kriteria eksternal.

Berikut Indikator hasil belajar kognitif :
Aspek kognitif C1 : a). Terminologi Kemampuan yang paling dasar adalah
mengetahui tiap arti kata. b). Fakta-fakta lepas (isolated facts) Fakta yang

17

diketahuinya tetap berdiri sendiri tanpa dihubungkan dengan fakta atau
gejala lainnya. c). Universal dan abstraksi, pengetahuan akan bagan-bagan
dan pola-pola utama yang dipakai untuk mengorganisasikan fenomenfenomen. Suke Silverius (1991: 41-42). Aspek kognitif C2 : a).
Menerjemahkan (Translation) Pengalihan konsep yang dirumuskan
dengan kata-kata ke dalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam
kategori

menerjemahkan.

b).

Menginterpretasi

(Interpretation)

Menginterpretasi adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami ide
utama

suatu

komunikasi.

c).

Mengekstrapolasi

(Ekstrapolation)

Kemampuan untuk membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat
memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun
masalahnya. Menurut Suke Silverius (1991 : 43-44). Aspek kognitif C3 :
Kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu
(konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan
dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar. (Suharsimi
Arikunto, 2001: 119). Aspek kognitif C4 : a). Analisis unsur Kemampuan
untuk merumuskan asumsi-asumsi dan mengidentifikasi unsur-unsur
penting dan dapat membedakan antara fakta dan nilai. b). Analisis
hubungan

Kemampuan

untuk

mengenal

unsur-unsur

dan

pola

hubungannya. c). Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kemampuan
untuk menganalisis pokok-pokok yang melandasi tatanan suatu organisasi,
misalnya : menentukan falsafah pengarang dari isi buku yang ditulisnya.
(1991: 46). Aspek kognitif C5 : a). Tulisan Membuat kesimpulan dari
suatu analisis. b). Rencana atau mekanisme. Dengan sintesis dapat dibuat

18

suatu

rencana

atau

mekanisme

kerja.

c).

Hubungan

abstraksi

menghubungkan konsep-konsep yang sudah ada. Suke Silverius (1991: 4748). Aspek kognitif 6 : Pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang
mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,
metode materiil, dll. Nana Sudjana (1991: 28)

Menurut Bruner dalam Asri Budiningsih (2008:40), perkembangan
kognitif manusia ialah sebagai berikut
1.
2.
3.

4.
5.

Selain

Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan
dalam menanggapi suatu rangsangan
Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan
sistem penyimpanan informasi scara realis
Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan
berbicara pada diri sendiri atau pada orang lain melalui katakata atau lambang tentangapa yang telah dilakukan dan apa
yang akan dilakukan
Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang
tua dengan anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya
Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa
merupakan alat komunikasi antara manusia. Untuk memahami
konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa.
melihat

kemampuan

kognitif

dari

Taksonomi

Bloom,

perkembangan kognitif bisa juga dilihat dari perilaku siswa selama
mengikuti pelajaran yang diungkap Bruner di atas. Jika siswa sudah masuk
dalam kategori yang disebutkan Bruner maka dapat dikatakan bahwa
perkembangan kognitif siswa mengalami peningkatan.

19

Tabel 2.1 Contoh Daftar Kata Kerja Operasional ranah kognitif Taksonomi Bloom
Pengetahuan (C1) Pemahaman (C2)

Penerapan (C3)

Analisis (C4)

Sintesis (C5)

Penilaian (C6)

Mengutip
Menyebutkan
Menjelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentiflkasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi label
Memberi indek
Memasangkan
Menamai
Menandai
Membaca
Menyatakan
Menghafal
Meniru
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih

Menugaskan
Mengurutkan
Menentukan
Menerapkan
Menyesuaikan
Mengkalkulasi
Memodifikasi
Mengklasifikasi
Menghitung
Membangun
Mengurutkan
Membiasakan
Mencegah
Menentukan
Menggambarkan
Menggunakan
Menilai
Melatih
Menggali
Mengemukakan
Mengadaptasi
Menyelidiki

Menganalisis
Mengaudit
Memecahkan
Menegaskan
Mendeteksi
Mendiagnosis
Menyeleksi
Memerinci
Menominasikan
Mendiagramkan
Mengkorelasikan
Merasionalkan
Menguji
Mencerahkan
Menjelajah
Membagankan
Menyimpulkan
Menemukan
Menelaah
Memaksimalkan
Memerintahkan
Mengedit

Mengabstraksi
Mengatur
Menganimasi
Mengumpulkan
Mengkategorikan
Mengkode
Mengkombinasikan
Menyusun
Mengarang
Membangun
Menanggulangi
Menghubungkan
Menciptakan
Mengkreasikan
Mengoreksi
Merancang
Merencanakan
Mendikte
Meningkatkan
Memperjelas
Memfasilitasi
Membentuk

Membandingkan
Menyimpulkan
Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memprediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan

Memperkirakan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Menghitung
Mengkontrasikan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan

20

Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi kode
Menelusuri
Menulis

Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan

Mengoperasikan
Mengaitkan
Mempersoalkan
Memilih
Mengkonsepkan
Mengukur
Melaksanakan
Melatih
Meramalkan
Mentransfer
Memproduksi
Memproses
Mengaitkan
Mensuimulasikan
Memecahkan
Melakukan
Mentabulasi
Sumber: http://sumut.kemenag.go.id di unduh pada hari sabtu tanggal 24 Januari 2015

Merumuskan
Menggeneralisasi
Menggabungkan
Memadukan
Membatasi
Mereparasi
Merekonstruksi
Menampilkan
Menyiapkan
Memproduksi
Merangkum

21

2.1.4. Pengertian Pembelajaran Sejarah
Menurut Deni Darmawan dan Permasih
Pembelajaran

(2012:132)

mengatakan,

dalam Kurikulum dan
“Pembelajaran

merupakan

akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar
(Learning)”. Aman (2011:56), Pembelajaran Sejarah merupakan cabang
ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan
serta peranan masyarakat dimasa lampu berdasarkan motode dan
metodelogi tertentu.

Menurut Peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006 Standar Isi untuk satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Aman (2011: 58) menyebutkan
bahwa Mata Pelajaran Sejarah memiliki 5 tujuan yaitu
1.

2.

3.

4.

5.

Denis

Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu
dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,
masa kini dan masa depan.
Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta secara
benar dengan didasarkan pada pendekakan ilmiah dna
metodelogi keilmuan.
Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa
Indonesia di masa lampau
Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses
terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang
dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan
datang
Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai
bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan
cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai
bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.

Gunning

Pembelajaran

dalam

Sejarah

Aman
ialah

(2005:73)
mengajarkan

mengemukakan
konsep,

tujuan

mengajarkan

keterampilan intektual dan memberikan informasi kepada peserta didik.

22

Berikut tujuan pembelajaran sejarah adalah :
1.

2.
3.

Mendorong siswa berpikir kritis-analitis dalam memanfaatkan
pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan
masa kini dan yang akan datang
Memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari
Mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan
untuk memahami proses perubahan dan keberlanjutan
masyarakat
(Pusat Kurikulum, 2002).

Dari pendapat di atas, tujuan Pembelajaran Sejarah ialah mengajarkan
pembelajaran sejarah untuk memahami arti pentingnya sejarah dengan
tidak hanya menghapal akan tetapi lebih memahami konsep secara
keseluruhan sehingga materi yang didapat tidak hanya dalam bentuk fakta
sejarah (pengetahuan) akan tetapi dapat menimbulkan rasa penghargaan
dan jiwa nasionalisme.

2.2.

Penelitian yang Relevan
1. Judul Skripsi “Efektivitas Penggunaan Metode Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar Kelas X SMK Diponegoro Yogyakarta”.
Peneliti

adalah

Akhmad

Afendi

mahasiswa

Program

Studi

Pendidikan Matematika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Afendi Pembelajaran dengan
Metode Discovery Learning lebih efektif dari pada pembelajaran
dengan metode konvensional terhadap hasil belajar matematika
peserta didik kelas X SMK Diponegoro Yogyakarta

23

2. Judul skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar” Peneliti adalah
Ina Azariya Yupita mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri
Surabaya. Menurut penelitian oleh Ina Azariya Yupita
1.

Penerapan model pembelajaran Discovery dapat meningkatkan
aktivitas guru dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN
Surabaya.

2.

Penerapan model pembelajaran Discovery dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN
Surabaya.

3.

Hasil belajar siswa kelas IV SDN Surabaya pada pembelajaran
IPS dengan menerapkan model pembelajaran Discovery
meningkat secara signifikan

2.3.

Kerangka Pikir
Umu Sekaran mengatakan (1992:91), kerangka pikir adalah model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Pembelajaran
adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal”, Asri (2008:11).
Dalam hal ini, pembelajaran merupakan desain yang diciptakan oleh guru
guna mengoptimalkan proses bealajar siswa.

Pembelajaran Sejarah merupakan salah satu muatan pembelajaran
disekolah. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan penelitian terhadap
pembelajaran dengan menerapakan Discovery Learning sebagai model

24

pembelajaran. Pembelajaran dengan Model Discovery Learning siswa
dituntut untuk lebih aktif. Guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Dengan demikian, siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplore
suatu materi pembelajaran secara optimal. Dari pembelajaran sejarah
dengan Model Discovery Learning akan dilihat hasil belajar sebagai alat
ukur peningkatan pengaruh Model Discovery Learning. Hasil belajar
yang dilihat peneliti ialah hasil belajar kognitif. Dalam hasil belajar
kognitif terdapat enam jenjang taksonomi yang dikemukan oleh Bloom
yaitu ranah C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4
(ananlisis), C5 (sintesis) dan C6 (evaluasi).

2.4.

Paradigma

Pembelajaran Sejarah

Model Discovery Learning

Hasil Belajar

Keterangan :
= Garis Kegiatan
= Garis Pengaruh

25

2.5.

Hipotesis
Dalam penelitian, perlu merumuskan hopotesis. Menurut Sugiyono (2013:
64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Berikut Hipotesis I
H0 = Tidak Ada Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning Terhadap
Hasil Kognitif Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X
SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015
Kabupaten Lahat Sumatera Selatan
H1 = Ada Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning Terhadap Hasil
Kognitif Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA
Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten
Lahat Sumatera Selatan
Hipotesis II
H0 = Besarnya Taraf Signifikan pengaruh Penerapan Model Discovery
Learning Lemah Terhadap Hasil Belajar Kognitif Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Sejarah

Kelas X SMA Negeri 1 Merapi

Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera
Selatan
H1 = Besarnya Taraf Signifikan pengaruh Penerapan Model Discovery
Learning Kuat Terhadap Hasil Belajar Kognitif Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur
Semester Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

26

REFERENSI
Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen
Pendidikan
Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.
Bandung: Transito. Halaman 7
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta. Halaman 2

Agus N Cahyo. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar.
Jogjakarta: Diva Press. Halaman 103
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. hlm 20
Roestiyah. Ibid. Halaman 20
Agus N Cahyo. Op Cit. Halaman 118
Asri Budiningsih. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Halaman 43
Ibid. Halaman 42
Ibid. Halaman 43
Agus N Cahyo. Op Cit. Halaman 104
Agus N Cahyo. Op Cit. Halaman 111
Agus N Cahyo. Op Cit. Halaman 249
Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
B.Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta. Halaman. 2
Asep Jihad & Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:Multi
Press. Halaman 14
W. S Winkel. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta:Gramedia. Halaman 134
Oemar Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Halaman 79
Ibid. Halaman 80

27

Suke Silverius. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT.
Grasindo. Halaman 41-42
Ibid. halaman 43-44
Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Halaman 119
Suke Silverius. Op Cit. Halaman 46
Suke Silverius. Op Cit. Halaman 47-48
Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya. Halaman 28
Purwanto. Op Cit. Halaman 51
Asri Budiningsih. Op Cit. Halaman 40
Tim pengembangan MKDP. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogjakarta : Ombak.
Halaman 56
Ibid. halaman 58
Ibid. Halaman 73
Umu, Sarakan .1992.Business Reseach. Jakarta: Kencana.Halaman 91
Asri Budiningsih. Op Cit. Halaman 11

27

III.

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan
Suatu penelitian dibutuhkan sebuah metode penelitian. Seperti halnya yang
diungkapkan Nana Syaodih Sumadinata (2007:52), metode penelitian
adalah cara atau kegiatan pelaksaan penelitian yang didasari oleh asumsiasumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan
dan isu-isu yang dihadapi.
Dalam penelitian Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Hasil
Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X di SMA
Negeri 1 Merapi Timur Kecamatan Merapi Timur Kabupaten

Dokumen yang terkait

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 2 LIWA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

5 11 56

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR, KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 3 78

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MERAPI BARAT KECAMATAN MERAPI BARAT KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 6 72

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 58

PENGARUH STRATEGI BELAJAR PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPS 3 SMA N 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 59

PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 8 68

AKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN PENDEKATAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 1 MARTAPURA KABUPATEN OKU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014/2015

0 6 88

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015 SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT SUMSEL

1 24 77

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 GADING REJO TAHUN PELAJARAN 20152016

1 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEMESTER GENAP UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN AJARAN 201520

0 1 13