AGIHAN KADAR BESI (FE) PADA SUMUR GALI DI KELURAHAN PEKAN BESITANG KECAMATAN BESITANG.

(1)

AGIHAN KADAR BESI (FE) PADA SUMUR GALI

DI KELURAHAN PEKAN BESITANG

KECAMATAN BESITANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Yenni Farida Tarigan

3103131082

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

vi

ABSTRAK

Yenni Farida, 3103131082. Agihan Kadar Besi (Fe) pada Sumur Gali di Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan Besitang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang dan (2) Peta agihan kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 di Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan Besitang. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan air sumur gali milik penduduk Kelurahan Pekan Besitang dengan sampel sebanyak 27 air sumur gali yang diambil dengan teknik Sistematis Random Sampling dengan sistem grid 1x1 cm pada peta administasi skala 1:40000. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berupa observasi lapangan, studi dokumenter dan teknik pengukuran kemudian dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang bervariasi mulai 0,014 sampai dengan 8,129 mg/lt. Kadar besi (Fe) tertinggi pada air sumur gali terdapat di Lingkungan II dengan nilai 8,129 mg/lt, sedangkan untuk kadar besi (Fe) terendah pada air sumur gali terdapat di Lingkungan X dengan nilai 0,014 mg/lt. Dari 27 air sumur gali terdapat 16 atau 59% air sumur gali yang tergolong tidak baik karena tidak memenuhi syarat air bersih karena sudah melebihi ambang batas kadar besi (Fe) yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/Per IV/2010 yaitu 0,3 mg/lt. (2) Kadar besi (Fe) di Kelurahan pekan Besitang tertinggi 8,12 mg/lt terletak pada koordinat 9809’48,81” dan 402’20,47” dimana arah sebaran kontur besi (Fe) mengarah ke Timur, Timur Laut, Tenggara Barat Daya, dan Barat. Sebaran kadar besi (Fe) paling rapat terletek di Timur dan sebaran kadar besi (Fe) yang agak jarang terletak di Barat.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah : Agihan Kadar Besi (Fe) pada Sumur Gali di Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan Besitang. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, mulai dari penyusunan proposal penelitian, pelaksanaa sampai dengan penyusunan skripsi, antara lain :

1. Bapak, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku Rektor Universtas Negeri Medan beserta staffnya.

2. Bapak Dr. Restu M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta staffnya.

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jur selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.

5. Bapak Drs. Nahor M. Simanungkalit, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu, meluangkan waktu dan memberikan bimbingan.

6. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu yang berharga selama penulis menjadi mahasiswa.


(7)

8. Kedua orangtua saya, J. Tarigan dan M.br Bangun yang tidak lelah memberi bantuan baik moral maupun material kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini saya persembahkan khusus bagi orangtua saya.

9. Adik-adik penulis Remando Tarigan, Riska Ulina Tarigan dan Feby Oktavia Tarigan, terima kasih buat dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Untuk Bartolomeus Pardamean Sitanggang yang selalu memberikan dukungan dan semangat, terima kasih buat doa dan perhatiannya selama ini.

11. Sahabat-sahabat terbaik penulis di Jurusan Geografi Dwi Isnainy Ritonga, Elizabeth May, Giovanni Silviana Gultom, Ira Chatalia Sembiring, Nelvia M. Sari Gea yang selama ini telah menjadi seperti keluarga penulis, terima kasih.

12. Buat teman-teman Jurusan Pendidikan Geografi Stambuk 2010 kelas A, B dan C Reguler, A dan B Ekstensi. Terima kasih atas motivasinya.

Penulis berusaha untuk mencapai hasil yang semaksimal mungkin, akan tetapi mengingat keterbatasan kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, maka penulis menyadari bahwa hasilnya kurang sempurna. Oleh karena itu penulis harapkan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya Jurusan Pendidikan Geografi.

Medan, Desember 2014

Yenni Farida Tarigan NIM : 3103131082


(8)

i

DAFTAR ISI

HAL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuaan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Teoritis ... 8

B. Penelitian Yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berfikir... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Lokasi Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 33

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 40

A. Kondisi Fisik ... 39

B. Kondisi Non Fisik ... 47

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Hasil Penelitian ... 51


(9)

ii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(10)

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

1. Persebaran Sampel Menurut Lingkungan di Kelurahan

Pekan Besitang Kecamatan Besitang ... 34

2. Alat dan Bahan ... 38

3. Rata–Rata Curah Hujan Tahunan Kelurahan Pekan Besitang ... .44

4. Klasifikasi Tipe Iklim Menurut Schmidth-Ferguson ... 45

5. Sarana Pendidikan di Kelurahan Pekan Besitang tahun 2012 ... 48

6. Mata Pencaharian Penduduk di Kelurahan Pekan Besitang ... 49

7. Kondisi Bangunan Sumur di Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan Besitang ... 52

8. Cara Pembuangan Limbah, Jarak Sumur Dengan Septi Tank, Tempat Pembuangan Sampah, Parit dan Kandang ... 53

9.Kadar Besi (Fe) pada Sumur Gali di Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan Besitang ... 55

10.Persentase Kadar Besi (Fe) di Setiap Lingkungan di Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan Besitang ... 56


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1. Sumur Gali Tanpa Pompa Tangan ... 15

2. Skema Kerangka Berpikir ... 32

3. Peta Administrasi Kelurahan Pekan Besitang ... 41

4. Peta Jenis Tanah Kelurahan Pekan Besitang ... 46

5. Peta Titik Sampel Kelurahan Pekan Besitang ... 57

6. Peta Kadar Besi (Fe) Kelurahan Pekan Besitang ... 58

7. Peta Kadar Besi (Fe) Kelurahan Pekan Besitang ... 59

8. Peta Kontur dan Arah Aliran Airtanah Kelurahan Pekan Besitang ... 61

9. Peta Sebaran Kadar Besi (Fe) Kelurahan Pekan Besitang ... 63

10. Peta Sebaran Kadar Besi (Fe) dan Kontur Arah Aliran Airtanah Kelurahan Pekan Besitang ... 65


(12)

i

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal

1. Hasil Pengkuran ... 77

2. Data Curah Hujan ... 78

3. Hasil Analisis Laboratorium ... 79

4. Foto Penelitian Lapangan ... 80


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.Tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam tubuh makhluk hidup baik pada tubuh tumbuh-tumbuhan, hewan termasuk di dalamnya pada tubuh manusia terkandung sejumlah air (Manik, 2009 : 131).

Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak ada yang dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti, memasak, mencuci, mandi, sikat gigi dan lain-lain. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadaman kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. (Chandra, 2006 : 39).

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, disebutkan bahwa air yang dipergunakan harus memenuhi syarat kesehatan. Air yang bersih adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Agar dapat mencapai persyaratan kesehatan haruslah dapat memenuhi kualitas dan kuantitas. Syarat kualitas yang harus dimiliki adalah bebas dari mikroorganisme dan bebas dari bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan dan syarat kuantitas air harus selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Untuk memenuhi kebutuhan air dapat diperoleh dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Sumber air merupakan salah satu kompenen utama yang ada pada suatu sistem penyedian air bersih, karena tanpa sumber air maka sistem penyediaan air bersih tidak


(14)

akan berfungsi (Sutrisno dalam Nasution, 2013). Pemenuhan kebutuhan akan air salah satunya dapat diambil dari airtanah, baik berupa sumur gali atau sumur bor.

Airtanah mengalami kontak dengan berbagai macam mineral yang terdapat di dalam bumi. Hal ini berkaitan dengan struktur geologi /bentuk batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Hampir secara keseluruhan daerah Pekan Besitang merupakan dataran alluvial muda yang terbentuk pada awal Pliosen.

Proses geologi di Pekan besitang masih berjalan hingga saat ini, sungai-sungai yang mengalir sekarang mengerosi batuan yang ada di bagian hulunya membawa bahan rombakan yang kemudian diendapkan sebagai endapan alluvial di bagian hilirnya. Pada umunya material-material yang kasar diendapkan di tepi-tepi sungai itu sendiri, sedangkan material-material-material-material yang halus seperti lumpur dan lempung diendapkan lebih jauh ke hilir.

Bahan mineral tanah merupakan bahan anorganik tanah yang terdiri dari berbagai ukuran, komposisi dan jenis mineral. Mineral tanah berasal dari hasil pelapukan batuan-batuan menjadi bahan induk tanah. Pada umunya batuan dari bahan induk tanah mengalami proses pelapukan dan menghasilkan regolit. Pelapukan lebih lanjut menghasilkan tanah dengan tekstur masih kasar. Bahan induk yang bersifat masam, menghasilkan tanah yang mempunyai kandungan kalsium, besi dan mangan yang rendah.

Airtanah berasal dari air permukan yang meresap ke dalam tanah sehingga lumpur dan sebagian mikroorganisme akan tertahan, tapi airtanah lebih banyak mengandung kation dan anion terlarut dan beberapa senyawa anorganik. Ion-ion yang sering dijumpai pada airtanah adalah besi. Besi merupakan unsur makro dalam air. Konsentrasi besi dalam airtanah biasanya cukup besar, bisa mencapai 25 mg/lt (Nasution, 2013).


(15)

Besi dalam air dapat menyebabkan warna air berubah menjadi kuning-kecokelatan setelah beberapa saat kontak dengan udara. Selain warna, kandungan besi yang tinggi juga dapat menyebabkan bau yang kurang enak dan menyebabkan warna kuning pada dinding bak/ember tampungan air serta bercak-bercak kuning pada pakaian. Selain dari masalah fisik yang ditimbulkan besi, ada juga masalah kesehatan yang akan timbul bila kadar besi dalam air lebih dari yang sudah ditetapkan dan dikonsumsi dalam jangka panjang yaitu, cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi, menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit serta merusak dinding usus (Slamet, 1994).

Air yang dapat dikonsumsi sebagai air minum adalah air yang telah memenuhi standar kesehatan. Di Indonesia, standar kualitas air minum diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001. Sebagian masyarakat Indonesia masih menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air sumur diklasifikasikan sebagai air kelas satu, yang artinya digunakan untuk air baku sebagai air minum dan atau peruntukkan lainnya yang mempersyaratkan persyaratan yang sama dengan kegunaan air tersebut.

Di dalam air sumur terkandung ion-ion logam, diantaranya besi (Fe) yang kadarnya harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010, kadar (Fe) dalam air minum maksimum yang dibolehkan adalah 0,3 mg/lt.

Pekan Besitang merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, yang terdiri dari 11 lingkungan. Dari data Kantor Kelurahan 2012, diketahui bahwa jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1.826 kepala keluarga. Kelurahan Pekan Besitang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pemukiman dan perkebunan, serta sebagian kecil lainnya merupakan kawasan pabrik, pergudangan, dan pertokoan. Dalam mencukupi kebutuhan


(16)

sehari-hari dalam hal sumber daya air, penduduk di Kelurahan Pekan Besitang sebagian telah menggunakan fasilitas air bersih sumur bor dan pelayanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), namun ada juga penduduk yang masih menggunakan sumur gali atau sumur dangkal sebagai sumber air bersih, salah satu alasannya karena pelayanan air bersih dari PDAM belum sepenuhnya menjangkau seluruh daerah di Kelurahan Pekan Besitang, sedangkan penggunaan sumur bor tidak memungkinkan dari segi biaya bagi sebagian penduduk kecil. Di antara sumur gali yang terdapat di Kelurahan Pekan Besitang terdapat beberapa sumur gali yang setiap sumurnya digunakan oleh 2 sampai 3 rumah tangga.

Sumur adalah bangunan penyadap airtanah yang dilengkapi dengan pompa, mesin penggerak dan peralatan lainnya (PERDA No. 7, 2004). Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan luas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah (Suryana, 2013). Sumur gali menyediakan airtanah preatik yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah.

Pada kelurahan Pekan Besitang saat peneliti melakukan survey ke beberapa rumah penduduk, peneliti menemukan bahwa air sumur tersebut tidak jernih (keruh), berbau besi (karat), dan menimbulkan kerak pada dinding bak atau ember tampungan air sumur gali, serta pada pakaian yang berwarna putih akan meninggalkan noda kuning-kekuningan. Sementara sumber air masyarakat pada kelurahan ini adalah dari sumur tersebut. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan penduduk. Oleh karena itu perlu peninjauan ulang masalah kelayakan air sumur atau air tanah di Kelurahan Pekan Besitang tentang bagaimana kualitas air jika ditinjau dari kadar besi (Fe) terhadap air tersebut sehingga dapat diketahui apakah air sumur


(17)

tersebut telah memenuhi standar yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001.

B. Identifikasi Masalah

Yang menjadi indentifikasi dari penelitian ini adalah pemanfaatan sumber daya air yang begitu vital bagi masyarakat,maka air yang digunakan harus bebas dari bahan beracun dan bahan pencemar. Salah satu sumber air yang dimanfaatkan oleh penduduk di Kelurahan Pekan Besitang adalah sumur gali. Maka sangat penting untuk ditinjau kondisi sumur yang digunakan oleh penduduk dan kualitas air yang di konsumsi oleh penduduk berkaitan dengan parameter fisik, kimia dan biologi. Indikator untuk menentukan kualitas fisik air meliputi tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna, bau dan rasa.Indikator untuk menentukan kualitas kimia meliputi pH, OD, BOD5, COD,nitrat, nitrit dan unsur logam (Fe,Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca, Mg, Co ). Yang akan dibandingkan dengan baku mutu air Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 sehingga dapat di simpulkan apakah air sumur di Kelurahan Pekan Besitang masih layak dikonsumsi atau tidak.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat begitu luasnya permasalah kualitas air, maka peneliti membatasi penelitian ini dengan mengkaji aspek kimia. Aspek kimia yang akan di kaji adalah unsur besi (Fe). Peneliti memilih besi (Fe) sebagai parameter kimia karena bila air mengandung besi melebihi kadar yang ditentukan maka pengaruhnya secara fisik akan langsung terlihat dan bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Setelah diketahui jumlah kadar besi (Fe) dalam air maka akan dibuat agihannya.


(18)

D. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Berapa kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang, Kecamatan Besitang ? 2. Bagaimana agihan kadar besi (Fe) pada airtanah preatik dangkal yang terdapat di Kelurahan Pekan Besitang, Kecamatan Besitang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang, Kecamatan Besitang.

2. Mengetahui agihan kadar besi (Fe) pada airtanah preatik dangkal yang terdapat di Kelurahan Pekan Besitang, Kecamatan Besitang.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu :

1. Sebagai pengetahuan dan informasi kepada Dinas Kesehatan kota di Kelurahan Pekan Besitang maupuninstansi terkait.

2. Sebagai bahan penyuluhan bagi masyarakat tentang akibat dari konsumsisecara berlebihan air minum yang mengandung besi (Fe).

3. Dapat digunakan sebagai informasi penelitian lanjutan danmengembangkan ilmupengetahuan lainnya.


(19)

4. Dapat memberikan pengetahuan tambahan kepada peneliti mengenaikajian tulisan ilmiah yang dilakukan dan memberikan pengalaman melakukanpenelitian.


(20)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Air sumur gali pada daerah penelitian mengandung kadar besi (Fe) berkisar antara 0,014 – 8,129 mg/lt.

2. Agihan kadar besi (Fe) di mulai dari 0,014 – 8,129 mg/lt . Kadar besi (Fe) terendah pada air sumur gali terdapat di Lingkungan X dengan nilai 0,014 mg/lt, sedangkan untuk kadar besi (Fe) tertinggi pada air sumur gali terdapat di Lingkungan II degan nilai 8,129 mg/lt. Untuk sebaran besi yang hampir keseluruhan wilayahnya berkadar > 0,3 mg adalah di lingkungan 1 dan 3, dan untuk wilayah yang hampir keseluruhan wilayahnya berkadar < 0,3 mg adalah lingkungan 6 dan 7. Secara keseluruhan 16 atau 59% air sumur gali di identifikasi tidak layak konsumsi karena melebihi ambang batas kadar besi yang sudah ditetapkan.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka penulis memberi beberapa saran antara lain:

1. Memberikan penyuluhan kepada penduduk yang memiliki air sumur yang kadar besi (Fe) melebihi ambang batas maksimum untuk melakukan penyaringan atau filtrasi terhadap air sumurnya agar terhidar dari dampak negatif kelebihan besi.


(21)

2. Diharapkan adanya perhatian pemerintah untuk mengadakan solusi untuk mencari sumber air yang lain agar penduduk tidak tergantung kepada air tanah dangkal (air sumur), misalnya dengan memperluas pengadaan aliran air dari PDAM.


(22)

Daftar Pustaka

Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah Dan Air. Bogor: IPB Press

Asmadi, el at. 2011. Teknologi Pengelolaan Air Minum. Yogyakarta: Gosyen Publishing Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius

Elfayetti dan Pinem. 2011. Geografi Tanah. Medan: Universitas Negeri Medan

Manik, Karden Eddy Sontang. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan

Nasution. 2013. Peta Persebaran Unsur Besi (Fe) Pada Sumur Gali Di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli , Kota Medan. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Goegrafi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Ompusunggu. 2009. Analisis Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang, Kacamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara Peraturan Daerah No. 7 tahun 2004

Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001

Peraturan Pemerintah Kesehatan RI No. 416 tahun 1990

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MenKes/Per IV/2010

Seyhan, Ersin. 1977. Dasar – Dasar Hidrologi. Yogyakarta: UGM Press

Simanungkalit, Nahor. 2011. Hidrologi. Medan: Universitas Negeri Medan

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana


(23)

Suryana. 2013. Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal DiKecamatan Biringkanayya Kota Makassar. Skripsi. Makassar: UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR Sutrisno, Totok. et al. 2002. Teknologi Penyedian Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta

Tuka, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi.Jakarta: Bumi Aksara


(1)

D. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Berapa kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang, Kecamatan Besitang ? 2. Bagaimana agihan kadar besi (Fe) pada airtanah preatik dangkal yang terdapat di Kelurahan Pekan Besitang, Kecamatan Besitang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang, Kecamatan Besitang.

2. Mengetahui agihan kadar besi (Fe) pada airtanah preatik dangkal yang terdapat di Kelurahan Pekan Besitang, Kecamatan Besitang.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu :

1. Sebagai pengetahuan dan informasi kepada Dinas Kesehatan kota di Kelurahan Pekan Besitang maupuninstansi terkait.

2. Sebagai bahan penyuluhan bagi masyarakat tentang akibat dari konsumsisecara berlebihan air minum yang mengandung besi (Fe).

3. Dapat digunakan sebagai informasi penelitian lanjutan danmengembangkan ilmupengetahuan lainnya.


(2)

4. Dapat memberikan pengetahuan tambahan kepada peneliti mengenaikajian tulisan ilmiah yang dilakukan dan memberikan pengalaman melakukanpenelitian.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Air sumur gali pada daerah penelitian mengandung kadar besi (Fe) berkisar antara 0,014 – 8,129 mg/lt.

2. Agihan kadar besi (Fe) di mulai dari 0,014 – 8,129 mg/lt . Kadar besi (Fe) terendah pada air sumur gali terdapat di Lingkungan X dengan nilai 0,014 mg/lt, sedangkan untuk kadar besi (Fe) tertinggi pada air sumur gali terdapat di Lingkungan II degan nilai 8,129 mg/lt. Untuk sebaran besi yang hampir keseluruhan wilayahnya berkadar > 0,3 mg adalah di lingkungan 1 dan 3, dan untuk wilayah yang hampir keseluruhan wilayahnya berkadar < 0,3 mg adalah lingkungan 6 dan 7. Secara keseluruhan 16 atau 59% air sumur gali di identifikasi tidak layak konsumsi karena melebihi ambang batas kadar besi yang sudah ditetapkan.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka penulis memberi beberapa saran antara lain:

1. Memberikan penyuluhan kepada penduduk yang memiliki air sumur yang kadar besi (Fe) melebihi ambang batas maksimum untuk melakukan penyaringan atau filtrasi terhadap air sumurnya agar terhidar dari dampak negatif kelebihan besi.


(4)

2. Diharapkan adanya perhatian pemerintah untuk mengadakan solusi untuk mencari sumber air yang lain agar penduduk tidak tergantung kepada air tanah dangkal (air sumur), misalnya dengan memperluas pengadaan aliran air dari PDAM.


(5)

Daftar Pustaka

Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah Dan Air. Bogor: IPB Press

Asmadi, el at. 2011. Teknologi Pengelolaan Air Minum. Yogyakarta: Gosyen Publishing Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius

Elfayetti dan Pinem. 2011. Geografi Tanah. Medan: Universitas Negeri Medan

Manik, Karden Eddy Sontang. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan

Nasution. 2013. Peta Persebaran Unsur Besi (Fe) Pada Sumur Gali Di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli , Kota Medan. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Goegrafi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Ompusunggu. 2009. Analisis Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang, Kacamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara Peraturan Daerah No. 7 tahun 2004

Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001

Peraturan Pemerintah Kesehatan RI No. 416 tahun 1990

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MenKes/Per IV/2010

Seyhan, Ersin. 1977. Dasar – Dasar Hidrologi. Yogyakarta: UGM Press

Simanungkalit, Nahor. 2011. Hidrologi. Medan: Universitas Negeri Medan

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana


(6)

Suryana. 2013. Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal DiKecamatan Biringkanayya Kota Makassar. Skripsi. Makassar: UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR Sutrisno, Totok. et al. 2002. Teknologi Penyedian Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta

Tuka, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi.Jakarta: Bumi Aksara