PENGEMBANGAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK PUTRA BANGSA SALATIGA Pengembangan Pengelolaan Laboratorium Berbasis Kompetensi Di SMK Farmasi Putra Bangsa Salatiga.

(1)

PENGEMBANGAN PENGELOLAAN LABORATORIUM

BERBASIS KOMPETENSI DI SMK PUTRA BANGSA SALATIGA

Oleh :

RINA ARIYANTI

Q 100.110.160

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013


(2)

(3)

PENGEMBANGAN PENGELOLAAN LABORATORIUM

BERBASIS KOMPETENSI DI SMK FARMASI PUTRA BANGSA SALATIGA

Oleh

Rina Ariyanti1, Sutama 2 dan Haryoto3

1Guru SMK Swasta di Salatiga, ariyantirina31@yahoo.com 2Staf Pengajar UMS Surakarta, sutama@ums.ac.id 3Staf Pengajar UMS Surakarta, haryo62@gmail.com

ABSTRACT

This study has aims to describe management and development of laboratory competency-based is done in SMK Pharmacy Putra Bangsa Salatiga.

This type of researchisa qualitative with phenomenological research design.

Implementation research in SMK Pharmacy Putra Bangsa Salatiga. The

informants are vice head of curiculum, head laboratory,productive teachers, and

students at SMK Pharmacy Putra Bangsa Salatiga. The data validity using source

and method triangulation.

Conclusion of this study are: Implementation of management laboratory competency-based management development laboratory at SMK Pharmacy Putra Bangsa Salatiga done through several activities including: Planning, Implementation, Supervision and Evaluation. Planning is done by making laboratory work program, creation order, schedule of use, the need for tools and materials tailored to the needs. Implementation of laboratory activities based on a predetermined schedule to maintain cleanliness and tidiness of laboratory, recording in journals and books oversight of the use of tools and materials. Supervision is done by covering the entire school community: teachers, employees and students of the school so that all citizens have a sense of responsibility of ownership of existing facilities in the school. End of each semester evaluation was conducted with all teachers and employees.

Keywords: management, development, laboratory competency-based, Pharmacy

PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan SMK itu sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,


(4)

teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Berbagai pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan tidak lain muara dari lulusannya agar mereka memiliki kemampuan, keterampilan serta ahli di dalam bidang tertentu, dan mampu dan terampil diaplikasi untuk dunia kerja.

Laboratorium merupakan sarana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik melakukan praktikum. Pengembangan laboratorium yang baik harus menjadikan laboratorium sebagai rumah kedua bagi peserta didik. Agar peserta didik dapat menganggap laboratorium sebagai rumah kedua, tentunya laboratorium harus dibuat senyaman mungkin melalui pemenuhan peralatan, suasana akademik berupa hubungan antar pengajar dan peserta didik maupun antar peserta didik sendiri, kecukupan luas ruang, dan pengaturan penjadwalan yang baik. Hal ini dapat dipenuhi adanya pengelolaan yang baik.

Pengelolaan laboratorium dari Sekolah Menengah Kejuruan negeri maupun swasta mutlak diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar atau penelitian-penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki oleh suatu Sekolah Menengah Kejuruan negeri/swasta akan memberikan pengaruh terhadap hasil lulusan (output) dari pada Sekolah Menengah Kejuruan itu sendiri. Kendatipun bahwa unsur-unsur yang berpengaruh terhadap hasil lulusan Sekolah Menengah Kejuruan banyak ragamnya, antara lain: pelaksanaan proses belajar mengajar, kualitas guru, pemilihan penerimaan peserta didik baru, pengelolaan pelaksanaan akademis, kelengkapan laboratorium, dan tersedianya perpustakaan.

SMK Putra Bangsa Salatiga merupakan sekolah menengah kejuruan dengan kompetensi keahlian farmasi pertama dan satu-satunya di kota Salatiga. SMK Putra Bangsa berdiri pada tahun 2010, sehingga sampai saat ini baru melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) kurang lebih selama 3 tahun. Sebagai sekolah baru, laboratorium yang dimiliki belum terakreditasi, maka


(5)

penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengembangan Pengelolaan Laboratorium Berbasis Kompetensi di SMK Putra Bangsa Salatiga”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian Penelitian fenomenologis yaitu penelitian yang berusaha untuk memahami makna peristiwa serta interaksi pada orang-orang biasa dalam situasi tertentu (Subadi, 2009:67). Penelitian ini dilakukan di SMK Putra Bangsa Salatiga.

Data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data dapat berupa arsip dan dokumen, serta foto. Adapun subjek data dalam penelitian ini adalah guru, siswa, maupun kepala sekolah di SMK Putra Bangsa Salatiga.

Teknik pengumpulan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. Proses analisis interaktif yaitu analisis data yang meliputi tiga langkah pokok yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles dan Huberman, 2008: 20). Keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan metode (Patton dalam Moleong, 2006: 330-331). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

Laboratorium merupakan tempat belajar dengan memberikan pengalaman empiris kepada peserta didik dimana dengan adanya pengalaman empiris tersebut dapat memberikan pemahaman yang lebih kuat kepada peserta didik (Supriatna, 2008). Pengelolaan laboratorium memang tidaklah mudah dilakukan, pengelolaan laboratorium hendaknya meliputi: perencanaan kegiatan laboratorium, penataan laboratorium, inventarisasi dan dokumentasi laboratorium, pengoperasian peralatan (SOP) dan penggunaan bahan, perawatan peralatan dan bahan serta pengevaluasian sistem kerja laboratorium sehingga penggunaan laboratorium dapat dilakukan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan sehingga mencapai hasil yang optimal dan dapat dikembangkan.


(6)

1. Pengelolaan Laboratorium di SMK Putra Bangsa Salatiga

Pengelolaan laboratorium farmasi di SMK Putra Bangsa Salatiga, antara lain sebagai berikut:

a. Perencanaan

Menurut Duro, 2011 Perencanaan merupakan metode untuk mengatur segala sesuatu yang telah difikirkan sebelumnya, mengadakan rencana yang sedapat mungkin menghindarkan rintangan yang dapat terjadi. Untuk itu dalam manajeman mutu dibutuhkan langka-langkah untuk pendekatan dalam menyusun kebutuhan laboratorium.

Kegiatan Perencanaan yang dilakukan di SMK Farmasi Putra Bangsa Salatiga diantaranya: (1) penyusunan program kegiatan tahunan, semesteran dan bulanan, (2) penyusunan tata tertib laboratorium, (3) penyusunan kebutuhan peralatan dan bahan yang diperlukan, perencanaan jenis dan jumlah bahan yang akan digunakan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, (4) penyusunan jadwal penggunaan laboratorium serta jadwal guru pengampu mata pelajaran praktikum terkait.

Tabel 2. Daftar Standar Persyaratan Peralatan Utama

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kondisi

Tingkat Kualitas/Kesesuaian Peralatan

A1. Spesifi-

kasi Alat A2 Jumlah Alat A3. Kondisi Alat

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1. Timbangan gram halus 1 bh/siswa Telah dikalibrasi 2. Anak timbangan gram halus 1 set/siswa Telah dikalibrasi 3. Timbangan miligram 1 bh/2 siswa Telah dikalibrasi 4. Anak timbangan miligram 1 set/siswa Telah dikalibrasi 5. Mortir & stamper kasar besar Porcelain 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 6. Mortir & stamper kasar kecil Porcelain 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 7. Mortir & stamper halus besar Porcelain 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 8. Erlenmeyer mulut kecil 250 ml Pyrex 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 9. Erlenmeyer mulut kecil 100 ml Pyrex 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 10. Beker glass 250 ml Pyrex 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 11. Gelas ukur 250 ml Pyrex 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 12. Gelas ukur 100 ml Pyrex 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 13. Gelas ukur 50 ml Pyrex 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 14. Gelas ukur 10 ml Pyrex 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 15. Batang pengaduk 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 16. Sendok tanduk 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 17. Spatel logam 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 18. Sendok & spatel porselen 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 19. Cawan penguap d = 10 cm 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 20. Cawan penguap d = 7 cm 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 21. Corong gelas 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 22. Kaca arloji 1 bh/siswa Utuh dan Bersih 23. Botol Aquadest Aquades/aqua DM 1 bh/siswa Utuh dan Bersih

Sub Total Skor

A1 = A2 = A3 =

Skor Kualitas Peralatan Utama ( A ) = A = (A1+ A2 + A3) / nx3

A3. Kondisi peralatan sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam manual dan kondisi sebenarnya setelah terkalibrasi/tuntutan kompetensi


(7)

Selain kegiatan yang telah disebutkan di atas, hendaknya kegiatan penataan laboratorium, penyusunan SOP penggunaan peralatan dan bahan, inventarisasi dan dokumentasi laboratorium juga merupakan kegiatan perencanaan yang harus dilaksanakan untuk menuju pengelolaan laboratorium yang baik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Widya, 2013 yang disampaikan dalam Diklat Pengelolaan Laboratorium yang berjudul “Menuju Pengelolaan Laboratorium yang Lebih Baik”. Dalam diklat tersebut disampaikan bahwa peralatan di sekolah pada dasarnya adalah milik yayasan/negara sehingga harus dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, peralatan yang dimiliki harus dilengkapi dengan deokumen-dokumen pendukung (ada berita acara serah terima alat, hari/tanggal, spesifikasi alat/bahan, jumlah). Beliau juga menerangkan pada dasarnya prinsip penataan alat dan bahan adalah: (1) mudah dilihat, (2) mudah dijangkau, (3) aman untuk alat dan (4) aman untuk pemakai.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan praktikum di SMK Putra Bangsa Salatiga, setiap siswa mendapatkan 1 set peralatan sesuai dengan nomor meja praktikum sehingga alat tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawabnya. Jika terjadi pemecahan alat yang dilakukan oleh siswa, maka siswa harus mengisi dibuku pemecahan alat dan buku tersebut akan direkap selama 1 semester yang nantinya jika pada akhir semester siswa tersebut belum mengganti dengan alat yang sama maka tidak akan mendapat kartu ujian akhir semester. Setelah selesai praktikum setiap siswa harus membersihkan kembali peralatan yang menjadi tanggungjawabnya tersebut.

Ruang laboratorium terdapat meja praktikum berbentuk persegi empat sama sisi yang dibuat permanen dengan alas atas


(8)

meja terbuat dari keramik untuk menjaga kestabilan meja yang tidak mempengaruhi timbangan. 1 (satu) meja digunakan 4 siswa dimasing-masing sisi meja. Sehingga pada pelaksanaan praktikum, dalam ruang laboratorium ilmu resep dengan 4 meja praktikum bisa digunakan untuk 16 siswa satu siklus. Oleh karena itu, untuk pelaksanaan praktikum kelas dengan jumlah banyak dibagi menjadi 2 (dua) gelombang/sesi/siklus.

Selain hal di atas, pada kegiatan pelaksanaan hendaknya dilakukan kegiatan pengelolaan / penanganan material handling (sisa bahan), pengawasan pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan, pengujian dan verifikasi unjuk kerja alat, pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta pelaporan kegiatan praktikum. Hal ini diungkap oleh Widya, 2013 yang disampaikan dalam Diklat Pengelolaan Laboratorium.

c. Pengawasan

Pengawasan laboratorium salah satunya adalah dilaksanakannya supervisi oleh Kepala Sekolah setiap akhir semester, instrumen supervisi terlampir. Supervisi atau pengawasan tidak hanya dilakukan oleh Kepala Sekolah saja tapi juga dapat dilakukan oleh Kepala Laboratorium terhadap guru roduktif dan siswa sebagai pengguna laboratorium serta dapat pula dilakukan oleh guru produktif terhadap siswa pada saat pelaksanaan praktikum.

Pengawasan dilakukan mulai dari perencanaan alat dan bahan dilihat dari materi yang akan disampaikan terhadap jenis dan jumlah bahan serta peralatan yang digunakan, supervisi terhadap keadaan peralatan terkait dengan tingkat akurasi, kalibrasi dan kinerja alatnya, supervisi pada kesehatan dan keselamatan kerja serta supervisi terhadap kelancaran kegiatan praktikum.


(9)

Kegiatan perawatan peralatan dilakukan oleh siswa untuk alat-alat yang menjadi tanggungjawabnya akan dicek terlebih dahulu kebersihannya setelah digunakan praktikum. Jika peralatan mereka belum bersih dan kering belum diperbolehkan meninggalkan ruang laboratorium.

Kegiatan perawatan peralatan dan bahan hendaknya meliputi: (1) penyusunan jadwal perawatan peralatan dan bahan; (2) pembersihan peralatan dan bahan; (3) penataan peralatan dan bahan; (4) penyimpanan peralatan dan bahan; (5) melakukan kalibrasi alat.

d. Pengevaluasian

Evaluasi pengelolaan laboratorium dilakukan setelah ada supervisi dari Kepala Sekolah kemudian pengelola laboratorium yang terdiri dari kepala laboratorium, laboran, guru produktif dan waka kurikulum / kepala program studi bersama kepala sekolah duduk bersama membahas temuan-temuan dari supervisi tersebut dan dicari solusi yang paling tepat sesuai dengan situasi kondisi pada waktu itu.

Kegiatan evaluasi hendaknya meliputi: (1) evaluasi SOP pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan; (2) evaluasi SOP perawatan peralatan dan bahan; (3) evaluasi pedoman penilaian peralatan dan bahan; (4) evaluasi hasil kalibrasi; (5) evaluasi kinerja alat.

2. Pengembangan Pengelolaan Laboratorium Berbasis Kompetensi di SMK Putra Bangsa Salatiga

Pengembangan pengelolaan laboratorium farmasi di SMK Putra Bangsa Salatiga, antara lain sebagai berikut:


(10)

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan diantaranya: pengkajian kembali tata tertib laboratorium yang telah ada jika perlu perubahan akan dilakukan perubahan sebagai mana perlunya, contoh: pada waktu praktikum kimia ada siswa yang mengalami cidera terkena larutan asam kuat sehingga kulitnya melepuh. Hal ini diakibatkan karena kekurang siapan siswa dalam melengkapi diri dengan peralatan kamanan untuk diri sendiri. Oleh karena itu dalam peraturan lebih ditekankan lagi tentang peralatan keaman pribadi seperti jas lab, masker, sarung tangan dan kain lap. Bagi siswa yang tidak lengkap tidak diijinkan mengikuti praktikum pertemuan yang berlansung.

Pengembangan kapasitas laboratorium dengan jalan pelebaran ruang laboratorium sehingga kapasitas satu siklus praktikum bertambah yang semula hanya mampu menampung 16 – 18 siswa menjadi 24 siswa.

Perencanaan jenis dan jumlah bahan yang akan digunakan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan penertiban pencatatan di kartu stok bahan. Contoh perhitungan bahan sebelum pengadaan bahan:

Materi kelas XII yang akan diajarkan adalah meracik resep berupa sediaan puyer/pulveres sbb:

R/ Paracetamol tab VI M f pulv dtd no XII

Dari contoh resep di atas dapat dihitung perencanaan kebutuhan bahan sbb:

- Paracetamol 1 tablet bobotnya = 500 mg X 12 bungkus = 12 tablet = 6000 mg untuk 1 siswa untuk kelas XII dengan jumlah 52 siswa maka dibutuhkan parasetamol sebanyak 6000 mg X 52 = 312.000 mg = 312 g


(11)

dan sebanyak 12 tablet X 52 = 60 tablet / 6 strip

untuk persediaan dan memperhitungkan packing minimal untuk sediaan serbuk belinya minimal 500 g atau 1 kg untuk persediaan menanggulangi resiko kesalahan penimbangan ataupun salah pengambilan bahan.

Selain hal di atas juga dibuat jadwal penggunaan laboratorium serta jadwal guru pengampu mata pelajaran praktikum terkait agar tidak terjadi tumpang tindih pemakaian laboratorium. Perencanaan tersebut terbagi sesuai jenis praktikum yang akan diadakan. Jadwal pelajaran selengkapnya terlampir.

Pengembangan juga dilakukan dengan meninjau kembali struktur organisasi yang telah berjalan dan dilakukan pengembangan sesuai. Struktur organisasi yang ideal adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi Pengelola Laboratorium Seiring dengan pelebaran ruang laboratorium sehingga jumlah siswa per siklus meningkat, maka jumlah peralatan pun mengalami peningkatan.

KEPALA SEKOLAH Rina Ariyanti, S. Farm., Apt.

KEPALA LABORATORIUM Dwi A. Oktalia, S. Farm., Apt. WAKA KURIKULUM

Cory Ariani, S. Pd

LABORAN Dina Nurcahyanti

GURU BIOLOGI GURU

KIMIA

GURU PRODUKTIF FARMASI


(12)

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah dibuat perkelas. Guru pengampu harus mengisi jurnal penggunaan ruang yang telah disediakan yang sebelumnya belum dilakukan. Pembuatan standar operasional prosedur (SOP) tiap peralatan yang digunakan.

Pengembangan pelaksanaan kegiatan laboratorium dapat melalui beberapa cara diantaranya yaitu: (1) pengembangan kinerja peralatan; (2) pengembangan metode kerja peralatan; (3) pengembangan metode pengujian, kalibrasi dan / atau produksi; (4) pengembangan pengelolaan laboratorium berbasis sistem informasi teknologi / komputerisasi (IT).

c. Pengawasan

Pengawasan laboratorium salah satunya adalah dilaksanakannya supervisi oleh Kepala Sekolah. Supervisi dilakukan 2 kali dalam satu semester agar lebih terkontrol penggunaannya dan tidak terjadi kekurangan bahan praktikum. Supervisi atau pengawasan tidak hanya dilakukan oleh Kepala Sekolah saja tapi juga dapat dilakukan oleh Kepala Laboratorium terhadap guru roduktif dan siswa sebagai pengguna laboratorium serta dapat pula dilakukan oleh guru produktif terhadap siswa pada saat pelaksanaan praktikum.

Selain supervisi dari Kepala Sekolah tersebut, saat ini sedang ditekankan bahwa pengawasan harus dilakukan oleh semua komponen sekolah yaitu: Guru, karyawan serta seluruh siswa agar semua komponen sekolah ikut bertanggungjawab terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah.

Pengawasan harus dilakukan dari awal perencanaan sampai pelaporan kegiatan praktikum serta perawatan peralatan dan bahan


(13)

baik peralatan yan berada di meja praktikum dan bahan yang berada di rak bahan maupun alat dan bahan yang berada di gudang penyimpanan.

d. Pengevaluasian

Evaluasi pengelolaan laboratorium dilakukan setelah ada supervisi dari Kepala Sekolah kemudian pengelola laboratorium yang terdiri dari kepala laboratorium, laboran, guru produktif dan waka kurikulum / kepala program studi bersama kepala sekolah duduk bersama membahas temuan-temuan dari supervisi tersebut dan dicari solusi yang paling tepat sesuai dengan situasi kondisi pada waktu itu dan dibuat program kerja laboratorium yang dibuat oleh kepala laboratorium.

3. Pengembangan Pengelolaan Laboratorium yang Ditawarkan

Dalam hal ini saya merujuk pada paparan yang disampaikan oleh Widya, 2013 pada Diklat Pengelolaan Laboratorium yang bertema “Menuju Pengelolaan Laboratorium yang Lebih Baik”. Beliau menyatakan Laboratorium merupakan unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi dan / atau produksi dalam skala terbatas dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Pengelolaan adalah kegiatan perencanaan, penataan, inventarisasi, pengoperasian, perawatan, pengevaluasian peralatan dan bahan, fasilitas atau segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu sehingga mencapai hasil yang optimal dan dapat dikembangkan.


(14)

Pengelolaan laboratorium meliputi: 1) perncanaan kegiatan laboratorium; 2) penataan laboratorium; 3) inventarisasi dan dokumnentasi laboratorium; 4) pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan; 5) perawatan peralatan dan bahan; 6) pengevaluasian sistem kerja laboratorium dan 7) pengembangan kegiatan laboratorium.

Nilai positif dari inventarisasi dan dokumentasi laboratorium diantaranya: 1) memudahkan pengadaan dan pengecekan alat dan bahan; 2) mengefisiensikan penggunaan budget; 3) memperlancar pelaksanaan praktikum; 4) memudahkan membuat laporan pertanggungjawaban dan 5) membantu dalam hal akreditasi laboratorium / sekolah. Berikut terdapat contoh-contoh dukumen inventarisasi alat dan bahan:

a. Contoh dokumen inventarisasi penerimaan alat/barang laboratorium


(15)

b. Contoh dokumen inventarisasi penerimaan bahan laboratorium

Gambar 3. Contoh dokumen inventarisasi penerimaan bahan c. Contoh dokumen inventarisasi daftar alat/barang laboratorium

Gambar 4. Contoh dokumen inventarisasi daftar alat/barang laboratorium


(16)

d. Contoh dokumen inventarisasi penerimaan bahan laboratorium

Gambar 5. Contoh dokumen inventarisasi daftar bahan laboratorium

e. Contoh dokumen inventarisasi kartu stok alat/barang laboratorium

Gambar 6. Contoh dokumen inventarisasi kartu stok alat/barang laboratorium


(17)

f. Contoh dokumen inventarisasi kartu stok bahan laboratorium

Gambar 7. Contoh dokumen inventarisasi kartu stok bahan laboratorium

KESIMPULAN

Berdasarkan paparan data dan temuan hasil penelitian tentang pengembangan pengelolaan laboratorium berbasis kompetensi di SMK Putra Bangsa Salatiga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengelolaan laboratorium berbasis kompetensi di SMK Putra Bangsa Salatiga kompetensi keahlian farmasi dilakukan dengan beberapa kegiatan diantaranya: perencanaan yang dilakukan dengan pembuatan program kerja laboratorium, pembuatan tata tertib, jadwal penggunaan, kebutuhan alat dan bahan disesuaikan dengan kebutuhan, pelaksanaan kegiatan laboratorium berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan dengan menjaga kebersihan dan kerapian laboratorium, pencatatan di buku jurnal serta pengawasan terhadap pemakaian alat dan bahan, pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, Kepala


(18)

laboratorium dan Guru produktif serta pengevaluasian yang dilakukan setiap akhir semester dengan pengelola laboratorium.

Pengembangan pengelolaan laboratorium berbasis kompetensi di SMK Putra Bangsa Salatiga dilakukan dibeberapa kegiatan pengelolaan diantaranya: penegasan kembali pemberlakuan tata tertib laboratorium bagi siswa dan pemberian sanksi yang tegas demi kelancaran dan keamanan pengguna laboratorium, perluasan ruang laboratorium yang secara tidak langsung juga menambah kebutuhan alat dan bahan, penjadwalan yang tepat, pengawasan yang lebih dengan memberikan tanggung jawab pengawasan tidak hanya pada kepala sekolah tapi juga kepada seluruh warga sekolah agar memiliki rasa kepemilikikan terhadap sarana dan prasarana sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Anggun. 2012. ”Standar Pengelolaan Pendidikan”. Artikel. Diakses dari http://goenable.wordpress.com/2012/01/08/standar-pengelolaan-pendidikan/

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Bramorski, Tom & Zaplata, Slawomir. 2010. “Strategic Elements in the Implementation of ISO 9001:2000 Quality Management System in Universities and Manufacturing Organizations”. Journal of Business & Economics Research, Volume 3, Number 12, pp. 15-23.

Duro, Bayoe. 2011. ”Lab Pengujian Mutu Hasil Perikanan ISO 17025”. Artikel. Diakses dari http://bayoeduro.blogspot.com/2011/10/lab-pengujian-mutu-hasil-perikanan-iso.html

Karsli, Fethiye & Ayas, Alipasa. 2011. ”Developing A Laboratory Activity On Electrochemical Cell By Using 5e Learning Model For Teaching And Improving Science Process Skills”. Western Anatolia Journal of Education Sciences (WAJES), ISSN 1308-8971, pp. 121-130.

Mazumder, Bhaskar; Bhattacharya, Sanjib; and Yadav, Abhishek. 2011. “Total Quality Management in Pharmaceuticals: A Review”. International Journal of PharmTech Research, Vol. 3, No. 1, pp. 365-375


(19)

Miles, B Matthew & A. Michael Huberman. 2008. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Moleong J. Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Mustaphaawan. 2011. ”Pengertian dan Fungsi Laboratorium”. Artikel. Diakses dari http://wanmustafa.wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/

Olufunke, Bello Theodora. 2012. “Effect of Availability and Utilization of Physics Laboratory Equipment on Students’ Academic Achievement in Senior Secondary School Physics”. World Journal of Education, Vol. 2, No. 5, pp. 1-7.

Putra, Dede E. 2010. ”Standar ISO”. Artikel. Diakses dari http://dedeekoputra.blogspot.com/2010/04/standar-iso.html

Ramadhan, Izhu. 2011. ”Definisi Farmasi”. Artikel. Diakses dari http://wantedboys.student.umm.ac.id/2011/08/04/definisi-farmasi/ Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah. Bandung: Reflika Aditama

Sam, Arianto. 2008. ”Pengertian Laboratorium”. Artikel. Diakses dari http://smileboys.blogspot.com/2008/05/pengertian-laboratorium.html Spradley P. James, Marzali Amri. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara

Wacana.

Sukardi, 2006. Penelitian Kualitatif-Naturlistik dalam Pendidikan. Yogyakarta: Usaha Keluarga.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supriatna, Mamat. 2008. Studi Penelurusan Pengelolaan Laboratorium Sains SMA sebaga Analisis Kebutuhan untuk Program Diklat Pengelola Laboratorium. Jurnal. Volume VI – No. 6 – April 2008.


(20)

Suryani, dkk. 2010. Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid III. Jakarta: Grasindo.

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Syauqi, Ahmad. 2012. ”Pengertian Farmasi”. Artikel. Diakses dari http://pharmacy-bjm.blogspot.com/2012/04/pengertian-farmasi.html Wibisono, Agus. 2011. ”Apa itu Standarisasi Internasional (ISO)”. Artikel. Diakses

dari http://aguswibisono.com/2011/apa-itu-standarisasi-internasional-iso-sni/


(1)

b. Contoh dokumen inventarisasi penerimaan bahan laboratorium

Gambar 3. Contoh dokumen inventarisasi penerimaan bahan

c. Contoh dokumen inventarisasi daftar alat/barang laboratorium

Gambar 4. Contoh dokumen inventarisasi daftar alat/barang laboratorium


(2)

d. Contoh dokumen inventarisasi penerimaan bahan laboratorium

Gambar 5. Contoh dokumen inventarisasi daftar bahan laboratorium

e. Contoh dokumen inventarisasi kartu stok alat/barang laboratorium

Gambar 6. Contoh dokumen inventarisasi kartu stok alat/barang laboratorium


(3)

f. Contoh dokumen inventarisasi kartu stok bahan laboratorium

Gambar 7. Contoh dokumen inventarisasi kartu stok bahan laboratorium

KESIMPULAN

Berdasarkan paparan data dan temuan hasil penelitian tentang pengembangan pengelolaan laboratorium berbasis kompetensi di SMK Putra Bangsa Salatiga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengelolaan laboratorium berbasis kompetensi di SMK Putra Bangsa Salatiga kompetensi keahlian farmasi dilakukan dengan beberapa kegiatan diantaranya: perencanaan yang dilakukan dengan pembuatan program kerja laboratorium, pembuatan tata tertib, jadwal penggunaan, kebutuhan alat dan bahan disesuaikan dengan kebutuhan, pelaksanaan kegiatan laboratorium berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan dengan menjaga kebersihan dan kerapian laboratorium, pencatatan di buku jurnal serta pengawasan terhadap pemakaian alat dan bahan, pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, Kepala


(4)

laboratorium dan Guru produktif serta pengevaluasian yang dilakukan setiap akhir semester dengan pengelola laboratorium.

Pengembangan pengelolaan laboratorium berbasis kompetensi di SMK Putra Bangsa Salatiga dilakukan dibeberapa kegiatan pengelolaan diantaranya: penegasan kembali pemberlakuan tata tertib laboratorium bagi siswa dan pemberian sanksi yang tegas demi kelancaran dan keamanan pengguna laboratorium, perluasan ruang laboratorium yang secara tidak langsung juga menambah kebutuhan alat dan bahan, penjadwalan yang tepat, pengawasan yang lebih dengan memberikan tanggung jawab pengawasan tidak hanya pada kepala sekolah tapi juga kepada seluruh warga sekolah agar memiliki rasa kepemilikikan terhadap sarana dan prasarana sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Anggun. 2012. ”Standar Pengelolaan Pendidikan”. Artikel. Diakses dari http://goenable.wordpress.com/2012/01/08/standar-pengelolaan-pendidikan/

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Bramorski, Tom & Zaplata, Slawomir. 2010. “Strategic Elements in the Implementation of ISO 9001:2000 Quality Management System in Universities and Manufacturing Organizations”. Journal of Business & Economics Research, Volume 3, Number 12, pp. 15-23.

Duro, Bayoe. 2011. ”Lab Pengujian Mutu Hasil Perikanan ISO 17025”. Artikel. Diakses dari http://bayoeduro.blogspot.com/2011/10/lab-pengujian-mutu-hasil-perikanan-iso.html

Karsli, Fethiye & Ayas, Alipasa. 2011. ”Developing A Laboratory Activity On Electrochemical Cell By Using 5e Learning Model For Teaching And Improving Science Process Skills”. Western Anatolia Journal of Education Sciences (WAJES), ISSN 1308-8971, pp. 121-130.

Mazumder, Bhaskar; Bhattacharya, Sanjib; and Yadav, Abhishek. 2011. “Total Quality Management in Pharmaceuticals: A Review”. International Journal of PharmTech Research, Vol. 3, No. 1, pp. 365-375


(5)

Miles, B Matthew & A. Michael Huberman. 2008. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Moleong J. Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Mustaphaawan. 2011. ”Pengertian dan Fungsi Laboratorium”. Artikel. Diakses dari http://wanmustafa.wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/

Olufunke, Bello Theodora. 2012. “Effect of Availability and Utilization of Physics Laboratory Equipment on Students’ Academic Achievement in Senior Secondary School Physics”. World Journal of Education, Vol. 2, No. 5, pp. 1-7.

Putra, Dede E. 2010. ”Standar ISO”. Artikel. Diakses dari http://dedeekoputra.blogspot.com/2010/04/standar-iso.html

Ramadhan, Izhu. 2011. ”Definisi Farmasi”. Artikel. Diakses dari http://wantedboys.student.umm.ac.id/2011/08/04/definisi-farmasi/ Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah. Bandung: Reflika Aditama

Sam, Arianto. 2008. ”Pengertian Laboratorium”. Artikel. Diakses dari http://smileboys.blogspot.com/2008/05/pengertian-laboratorium.html Spradley P. James, Marzali Amri. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara

Wacana.

Sukardi, 2006. Penelitian Kualitatif-Naturlistik dalam Pendidikan. Yogyakarta: Usaha Keluarga.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supriatna, Mamat. 2008. Studi Penelurusan Pengelolaan Laboratorium Sains SMA sebaga Analisis Kebutuhan untuk Program Diklat Pengelola Laboratorium. Jurnal. Volume VI – No. 6 – April 2008.


(6)

Suryani, dkk. 2010. Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid III. Jakarta: Grasindo.

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Syauqi, Ahmad. 2012. ”Pengertian Farmasi”. Artikel. Diakses dari http://pharmacy-bjm.blogspot.com/2012/04/pengertian-farmasi.html Wibisono, Agus. 2011. ”Apa itu Standarisasi Internasional (ISO)”. Artikel. Diakses

dari http://aguswibisono.com/2011/apa-itu-standarisasi-internasional-iso-sni/


Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN KOMPETENSI SISWA BERBASIS MUTU DI SMK LEONARDO KLATEN

0 3 16

PENGELOLAAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM TEKNIK KOMPUTER JARINGAN Pengelolaan Pengembangan Laboratorium Teknik Komputer jaringan SMK Negeri 1 Sawit Boyolali (SMK Rujukan Tahun 2016).

0 6 21

PENGELOLAAN LABORATORIUM ADMINISTRASI PERKANTORAN BERBASIS IT DI SMK N 1 PURWODADI Pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran Berbasis IT Di SMK N 1 Purwodadi.

0 2 16

PENGELOLAAN LABORATORIUM ADMINISTRASI PERKANTORAN BERBASIS IT Pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran Berbasis IT Di SMK N 1 Purwodadi.

0 2 13

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PRODUKTIF KIMIA BERBASIS KOMPUTER PADA KOMPETENSI TEKNIK DASAR PEKERJAAN LABORATORIUM SMK.

0 2 37

PENGEMBANGAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK FARMASI PUTRA BANGSA SALATIGA Pengembangan Pengelolaan Laboratorium Berbasis Kompetensi Di SMK Farmasi Putra Bangsa Salatiga.

0 1 15

PENDAHULUAN Pengembangan Pengelolaan Laboratorium Berbasis Kompetensi Di SMK Farmasi Putra Bangsa Salatiga.

0 0 5

PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION KELAS X Pengembangan Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Realistic Mathematic Education Kelas X SMK Farmasi Putra Bangsa Salatiga.

0 5 16

PENDAHULUAN Pengembangan Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Realistic Mathematic Education Kelas X SMK Farmasi Putra Bangsa Salatiga.

0 2 5

PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION KELAS X Pengembangan Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Realistic Mathematic Education Kelas X SMK Farmasi Putra Bangsa Salatiga.

0 2 15