PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETAKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Matematika

Disusun Oleh: AGUNG SETYAWAN

A 410 050 106

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2010


(2)

PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

( PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sukoharjo )

Disusun Oleh:

AGUNG SETYAWAN A 410 050 106

Disetujui untuk dipersiapkan

di hadapan Dewan Penguji Skripsi Strata– 1

Surakarta, 21 Januari 2010 Pembimbing I,

Drs.Sumardi,M.Si Tanggal:

Pembimbing II,

Masduki, M. Si Tanggal:


(3)

PENGESAHAN

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

( PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sukoharjo )

Disusun Oleh :

AGUNG SETYAWAN A 410 050 106

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, 26 Januari 2010

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Drs. Sumardi, M.Si ( )

2. Masduki, M.Si ( )

3. Drs. Slamet HW, M.Pd ( )

Surakarta, ……….. Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan Saya di atas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, 21 Januari 2010

Agung Setyawan A410050106


(5)

PERSEMBAHAN

Dengan segenap doa, dalam perjalananku mencari ilmu sebagai wujud kewajiban seorang muslim, kupersembahkan hasil dari sebuah perjuanganku selama ini dengan

ikhlas kupersembahkan untuk:

Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberiku semangat dan kasih sayang yang tiada henti menyejukkan hati dan mengiringi di setiap langkahku, Terimakasih atas segalanya.

Kakak dan adik – adikku tersayang (Tulus., Lestari, Wulan and Ari), terimakasih atas doa, kasih sayang dan keceriaannya. Yang selalu menghiburku disetiap waktu.

Sahabat – sahabatku ( Anggit, Arif and Hanafi ), Terimakasih atas bantuan dan kebersamaan kalian tunjukkan selama ini yang menjadikan hidup ini lebih berwarna.

Teriring doa yang senantiasa terucap menjadi semangat baru bagiku. Semoga kebersamaan kita akan selalu ada selamanya.

Teman-teman kos netral and team Shoot_iLL senang bisa bertemen and bermaen dengan kalian, terima kasih buat doa dan semangatnya.

Teman – temanku FKIP matematika angkatan 2005.

Almamaterku tercinta.


(6)

MOTTO

“ dan berbuat baiklah ( kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. “

( Q.S. Al Qoshosh : 77 )

“ Sesungguhnya benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya. ”

(Kahlil Gibran)

“ Dengan ilmu hidup menjadi lebih mudah, dengan seni hidup terasa indah dan dengan agama hidup pasti akan terarah. “

( Penulis )


(7)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas berkah, rahmah, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya maka selesailah penulisan karya sederhana ini. Sebuah karya skripsi dengan judul : “Pembelajaran Model Advance

Organizer dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ( PTK

Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sukoharjo )” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 selesai dengan baik.

Penulis ingin menyatakan bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah memberi bantuan, baik yang bersifat moral spiritual, materiil maupun immateriil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. H. Sofyan Anif, M.Si, selaku Dekan FKIP UMS yang telah memberikan izin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

2. Dra. Hj. Nining Setyaningsih, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UMS yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi.

3. Drs. H. Sumardi, M.Si, selaku pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan kesabaran dan kebijaksanaan dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.


(8)

4. Masduki, M. Si, selaku pembimbing II yang telah banyak membantu, membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Sumarno, S.PAK, S.Pd, M.M, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Sukoharjo, yang telah berkenan memberikan izinnya kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

6. Ibu Dra Sri Murwani, selaku guru bidang studi matematika yang telah banyak membantu dalam penelitian yang penulis lakukan.

7. Ayah, Ibu dan adik – adikku tercinta, selaku motifator. Terima kasih atas semua kasih sayang, doa dan motifasi yang selalu mengiringi langkahku.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya pengetahuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis dan juga pembaca sekalian.

Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Surakarta, 21 Januari 2010 Penulis

Agung Setyawan


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

PERNYATAAN………. iv

PERSEMBAHAN………... v

MOTTO………... vi

KATA PENGANTAR……… vii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR TABEL………... xii

DAFTAR GAMBAR……….. xiii

DAFTAR GRAFIK………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN………... xv

ABSTRAK……….. xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Identifikasi Masalah………. 5

C. Pembatasan Masalah……… 5

D. Perumusan Masalah……….. 5

E. Tujuan Penelitian………... 6

F. Manfaat Penelitian……….. 6


(10)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka.……….………... 8

B. Kajian Teori……….. 10

1. Pengertian Pembelajaran... 10

2. Advance Organizer dengan Peta Konsep……… 11

3. Hasil Belajar Matematika... 14

4. Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel………... 15

C. Kerangka Berpikir..………... 20

D. Hipotesis………... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……….. 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian………... 24

C. Subyek Penelitian……….. 25

D. Rancangan Penelitian...………. 25

E. Metode Pengumpulan Data………... 28

F. Instrumen Penelitian………... 29

G. Analisis Data….……… 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SMP Negeri 3 Sukoharjo……… 31

B. Deskripsi Data Penelitian..……….. 32

1. Kondisi Awal………. 32

2. Pelaksanaan Tindakan……… 33


(11)

3. Hasil Penelitian……….. 43

C. Pembahasan……….. 51

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan………... 55

B. Implikasi………... 56

C. Saran………. 57

DAFTAR PUSTAKA………. 59

LAMPIRAN……… 61


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Tabel 4.1 Kondisi Awal Respon dan Hasil Belajar Siswa……… 33 2. Tabel 4.2 Peningkatan respon/reaksi siswa di kelas VII F SMP

Negeri 3 Sukoharjo……….. 46

3. Tabel 4.3 Peningkatan hasil belajar matematika di kelas VII F

SMP Negeri 3 Sukoharjo……… 47


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir……….……. 21 2. Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas…….. 26


(14)

DAFTAR GRAFIK

Halaman 1. Grafik 4.1 Persentase Perhatian Siswa dalam Pembelajaran

Matematika….……… 48

2. Grafik 4.2 Persentase Kemauan Siswa dalam Pembelajaran

Matematika………. 48

3. Grafik 4.3 Persentase Konsentrasi Siswa dalam Pembelajaran

Matemtika……….. 49 4. Grafik 4.4 Persentase Kesadaran Siswa dalam Pembelajaran

Matematika………... 49 5. Grafik 4.5 Persentase Peningkatan Respon Siswa……….. 50 6. Grafik 4.6 Persentase Hasil Belajar Matematika………. 50


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Nama Siswa ……… 62

Lampiran 2 Daftar Nilai Siswa……….. 63

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian……….. 64

Lampiran 4 Catatan Observasi Pendahuluan………. 66

Lampiran 5 Pedoman Observasi Putaran I………. 67

Lampiran 6 Catatan Lapangan Putaran I……… 72

Lampiran 7 Pedoman Observasi Putaran II………... 74

Lampiran 8 Catatan Lapangan Putaran II……….. 79

Lampiran 9 Pedoman Observasi Putaran III……… 81

Lampiran 10 Catatan Lapangan Putaran III………... 86

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Putaran I……….. 88

Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Putaran II……… 93

Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Putaran III…….. 99

Lampiran 14 Soal Putaran I………... 105

Lampiran 15 Soal Putaran II……….. 108

Lampiran 16 Soal Putaran III………. 111

Lampiran 17 Soal Tes Sebelum Dilakukan Tindakan……… 114

Lampiran 18 Soal Tes Sesudah Dilakukan Tindakan………. 116

Lampiran 19 Kerangka Dasar I……….. 119

Lampiran 20 Kerangka Dasar II……… 121


(16)

Lampiran 22 Peta Konsep Materi……….. 125

Lampiran 23Tanggapan Guru Matematika Setelah Penelitian ….... 126

Lampiran 24 Surat Ijin Riset……….. 129

Lampiran 25 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian………. 130

Lampiran 26 Jadwal Bimbingan Skripsi Pembimbing I... 131


(17)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI

KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO

Agung Setyawan, A 410 050 106, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2010, 58 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendiskripsikan peningkatan hasil belajar matematika siswa SMP dengan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep, (2) Mengetahui respon siswa tentang pembelajaran matematika dengan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VII F SMP Nergeri 3 Sukoharjo yang berjumlah 36 siswa, subjek pelaksana tindakan adalah peneliti dan subjek yang membantu pelaksanaan adalah guru matematika dan kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi, catatan lapangan, dan tes. Pada penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang digunakan adalah metode alur yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya (1) Perhatian siswa dalam pembelajaran matematka sebelum tindakan sebesar 27,78% pada akhir putaran mencapai 83,33%, (2) Kemauan siswa dalam pembelajaran matematika sebelum tindakan sebesar 30,56% pada akhir putaran mencapai 91,16%, (3) Konsentrasi siswa dalam pembelajaran matematika sebelum tindakan sebesar 22,22% pada akhir putaran mencapai 77,78%, (4) Kesadaran siswa dalam pembelajaran matematika sebelum tindakan sebesar 25% pada akhir putaran mencapai 80,56% dan (5) Hasil belajar matematika sebelum tindakan sebesar 52,77% pada tes akhir mencapai 86,11%. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dan respon yang baik dari siswa terhadap pembelajaran. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar matematika dan mendapat respon yang baik dari siswa.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan yaitu menggunakan metode tertentu dalam pembelajaran tersebut. Metode dalam pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno Hamzah, 2007:2).

Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lainnya. Peran guru dalam mengajar sangat penting. Interaksi antara guru dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan pada saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran matematika diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai


(19)

Perguruan Tinggi. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran matematika sangat sulit. Padahal sulit tidaknya pelajaran itu tergantung pada siswa sendiri, siap atau tidak mereka menerima pelajaran. Oleh sebab itu guru harus dapat meyakinkan siswa bahwa pelajaran matematika tidak sulit seperti yang mereka bayangkan. Karena dengan ketidaksenangan tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar matematika.

Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta hasil belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun dalam kenyataannya hasil belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah.

Kenyataan menunjukkan bahwa mutu pendidikan matematika yang diduga telah tergolong memprihatinkan yang ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata matematika siswa di sekolah lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai mata pelajran lain (Sujianto, 2007:1). Bahkan banyak diperbincangkan tentang nilai ujian akhir nasional (UN) bidang studi matematika yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan bidang studi lainnya. Bukan hanya pada UN saja yang menunjukkan hasil pendidikan matematika yang rendah, hal lain dapat dilihat pada tingkat prestasi Olimpiade Matematika tingkat SMA yang nilai rata-ratanya lebih rendah dibandingkan dengan dengan olimpiade mata pelajaran lainnya. Hal ini disebabkan rendahnya


(20)

penguasaan konsep dasar matematika masih kurang antara lain dalam memahami rumus, generalisasi, dan konteks kehidupan nyata dengan ilmu matematika. Bahkan diperoleh keterangan 80% dari peserta memiliki penguasaan konsep dasar matematika yang sangat lemah (Sujianto, 2007:1). Hal tersebut merupakan tantangan serius bagi dunia pendidikan dan semua pihak yang berkecimpung dalam pendidikan matematika. Khususnya , guru perlu mencari pendekatan pembelajaran yang bisa membangkitkan motivasi belajar siswa, dan siswa diharapkan untuk lebih giat menggali dan memahami konsep-konsep dalam matematika. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak jenuh dalam menerima dan mengikuti proses belajar mengajar matematika.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa di SMP N 3 Sukoharjo adalah perencanaan dan implementasi pembelajaran yang dilakukan oleh para guru matematika masih dilandasi dengan metode transfer informasi. Meskipun telah dicoba beberapa pendekatan metode ini masih dominan. Kondisi pembelajaran matematika seperti ini akan menimbulkan kebosanan sebagian besar siswa di SMP N 3 Sukoharjo, siswa tidak dapat melihat hubungan antar materi pelajaran yang telah dipelajari dengan materi berikutnya, ini diperparah dengan sikap guru yang terus melanjutkan materi tanpa memperhatikan apakah siswa pada umumnya telah memahami materi yang diberikan sehingga pelajaran matematika menjadi tidak menarik, tidak disenangi, dan dengan sendirinya pelajaran matematika akan terasa sangat sulit. Dengan demikian sebagai konsekuensinya, hasil belajar yang dicapai siswa belum sesuai dengan harapan.


(21)

Faktor tunggal yang sangat penting dalam proses mengajar belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa berupa materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Apa yang telah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang telah dipelajari dengan informasi atau ide baru. Namun sering terjadi siswa tidak mampu melakukannya. Dalam kegiatan seperti inilah sangat diperlukan adanya alat penghubung yang dapat menjembatani informasi atau ide baru dengan materi pelajaran yang telah diterima oleh siswa. Alat penghubung yang dimaksud adalah “advance organizer “.

Model pembelajaran yang diimplementasikan disini yang menggunakan pengetahuan awal dan miskonsepsi serta yang berorientasi pada tujuan pembelajaran matematika sekolah adalah suatu model yang berpijak pada teori belajar bermakna dari David Ausubel. Salah satu konsep yang akan dipakai landasan dalam pengembangan model pembelajaran di sini adalah

Advance organizer. Dalam implementasinya, model advance organizer ini

juga dibantu dengan peta konsep atau pemetaan konsep.

Berdasarkan uraian di atas tentang permasalahan dalam pembelajaran matematika, penulis menyimpulkan bahwa penerapan model advance

organizer dengan peta konsep merupakan salah satu upaya meningkatkan hasil


(22)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbul antara lain :

1. Masih rendahnya hasil belajar matematika yang dicapai siswa.

2. Masih rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika.

3. Ada kemungkinan metode mengajar guru kurang tepat.

4. Masih kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan peta konsep.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, terarah dan dapat dikaji maka perlu pembatasan masalah. Dalam penelitian ini difokuskan pada hal-hal berikut : 1. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model

advance organizer dengan peta konsep.

2. Pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran dilihat dari hasil belajar siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut di atas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut :


(23)

1. Apakah dengan pendekatan pembelajaran advance organizer dengan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMP ?

2. Bagaimanakah respon siswa tentang pembelajaran matematika dengan model pembelajaran advance organizer dengan bantuan peta konsep ?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan utama penelitian tindakan ini adalah mengembangkan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Secara lebih spesifik, tujuan penelitian tindakan ini dijabarkan sebagai berikut :

1. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMP dengan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep.

2. Mengetahui respon siswa tentang pembelajaran matematika dengan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika terutama pada peningkatan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran advance organizer.


(24)

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

1). Temuan ini dapat digunakan sebagai pedoman empiris dalam menyiapkan berbagai strategi pembelajaran dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal. 2). Memotivasi guru untuk memperluas penggunaannya pada

konsep-konsep atau materi-materi yang lain secara mandiri dan berkelanjutan.

b. Bagi siswa

1). Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika.

2). Siswa lebih termotivasi dan berminat dalam mengikuti proses pembelajaran.

3). Dapat membantu siswa dalam belajar matematika sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dilaksanakan saat ini. Penelitian Slamet (2004:8) mengenai peningkatan kemampuan menyelesaikan soal kalkulus II dengan paduan langkah polia, peta konsep, dan tehnik The window menunjukkan adanya perubahan perilaku mahasiswa,selama tiga putaran yaitu: adanya peningkatan banyaknya mahasiswa yang menanyakan soal sulit dari PR, adanya peningkatan keberanian mengerjakan soal didepan kelas. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menyelesaikan soal kalkulus II.

Berdasarkan hasil penelitian Anif Rokhayatun (2003:86) melalui penelitiannya di SMA Muhammadiah 2 Klaten mengenai penerapan peta konsep, pada sub bahasan logaritma dalam peningkatan minat belajar siswa. Menyimpulkan bahwa adanya perubahan perilaku belajar siswa dari perasaan senang terhadap matematika, perhatian siswa, kemauan siswa dalam belajar, kosentrasi siswa dan kesadaran siswa dari putarandemi putaran.

Hasil penelitian Mudhi Arinta (2007:88) mengenai peningkatan hasil belajar matematika melalui pola latihan interaktif dan penerapan peta konsep.Dari penelitian tersebut ditarik kesimpulan bahwa jika peta konsep


(26)

diterapkan dengan sekaligus pola latihan interaktif akan dapat memberikan solusi dalam peningkatan hasil belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Pangestu (2006:79) diperoleh kesimpulan bahwa (1) terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan pengorganisasian materi advance organizer dan pengorganisasian materi tanpa advance organizer dalam metode pembelajaran jigsaw terhadap pencapaian kompetensi belajar Biologi; (2) terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar Biologi antara siswa yang memiliki minat tinggi dengan siswa yang memiliki minat belajar rendah.

Penelitian-penelitan diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang telah penulis lakukan. Persamaannya terletak pada variabel yang diteliti yaitu prestasi belajar siswa dan penerapan peta konsep. Sedangkan perbedaannya antara lain penelitian yang dilakukan oleh Slamet memfokuskan pada metode pembelajaran The window; Anif Rokhayatun pada metode pembelajaran Peta Konsep dalam peningkatan minat belajar siswa; Mudhi Arinta pada penerapan peta konsep dengan sekaligus pola latihan interaktif; serta Pangestu pada advance organizer dalam metode pembelajaran Jigsaw dan minat belajar siswa. Peneliti memfokuskan pada hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep.

Penelitian diatas menunjukkan bahwa pendekatan pengajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa serta metode mengajar yang sesuai dapat membantu siswa untuk mencapai keberhasilan belajarnya.


(27)

Sehubungan dengan hal diatas, peneliti perlu untuk mengembangkan supaya hasil belajar siswa meningkat dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna.

B. Kajian Teori

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru utuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengarkan, mencatat, akan tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam belajar membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu


(28)

dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri (Syaiful Sagala,2006:61).

2. Advance organizer dengan peta konsep

Model advance organizer diartikan sebagai suatu model

pembelajaran yang pada prinsipnya siswa dapat menyerap, mencerna, dan mengingat bahan pelajaran dengan baik dalam kegiatannya siswa dapat menjelaskan kembali materi tersebut. Advance organizer berupa kerangka-kerangka dasar materi yang akan dipresentasikan. Isinya berupa penjelasan, integrasi dan interelasi konsep-konsep dasar dengan struktur organisasi tertinggi dan umum dari materi yang akan diajarkan (Retnanto, 2003:17).

Sedangkan peta konsep adalah suatu cara memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi suatu bidang studi, diantaranya bidang studi fisika, matamatika, biologi, kimia, ekonomi, dan lain-lain. Yang menyertai konsep-konsep dapat berupa bentuk, warna, ukuran serta fungsi. Mengemukakan konsep-konsep merupakan dasar berfikir untuk belajar aturan dan untuk memecahkan masalah (Anwarholil, 2008:2).

Langkah-langkah model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep yaitu :

a. Penyajian atau presentasi advance organizer itu sendiri Kegiatan pada langkah pertama ini antara lain:


(29)

(2) menyajikan organizer yang berupa mengidentifikasi pendefinisian atribut, pemberian contoh-contoh, menyediakan hubungan antara pengetahuan/pengalaman siswa sesuai dengan konteks yang diajarkan dan pengulangan.

b. Penyajian tugas belajar

Kegiatan pada langkah kedua ini antara lain: (1) membuat organisasi yang jelas

(2) membuat urutan yang logis pada materi belajar yang jelas (3) memelihara perhatian siswa

(4) menyajikan materi dengan menggunakan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang baik.

c. Penguatan organisasi kognitif

Kegiatan pada langkah ketiga ini antara lain:

(1) menggunakan prinsip-prinsip penggabungan kembali (2) mendorong siswa untuk siap belajar aktif

(3) memperoleh kritik materi pelajaran dari siswa serta (4) memberi penjelasan atau mengklarifikasi.

Jadi supaya terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa dapat dilakukan dengan peta konsep. Sehingga dapat disimpulkan advance organizer dengan peta konsep adalah suatu model pembelajaran yang pada prinsipnya siswa dapat menyerap, mencerna, dan


(30)

mengingat pelajaran dengan baik dengan menyertai konsep-konsep yang berupa bentuk, warna, ukuran serta fungsi tertentu.

Contoh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep :

Tahap I (Penyajian atau presentasi advance organizer itu sendiri)

Guru : membagikan kerangka dasar yang berisi ringkasan materi dan contoh soal kemudian meminta siswa untuk membaca kerangka dasar tersebut (guru memberikan waktu 5 menit pada siswa untuk membaca)

Siswa : (membaca isi dari kerangka dasar). Bertanya pada guru apabila ada materi yang belum dimengerti

Guru : Setalah itu guru menjelaskan isi dari kerangka dasar yang belum dimengerti siswa

Tahap II (Penyajian tugas belajar)

Guru : meminta siswa untuk membaca pertanyaan yang diberikan dan mencoba memikirkan jawabannya (guru memberikan waktu 15 menit)

Pertanyaan :

Nyatakan kalimat-kalimat berikut “benar” atau “salah” !

a. Jumlah dua bilangan ganjil selalu merupakan bilangan genap. b. 1 kg karet busa lebih ringan jika dibandingkan dengan 1 kg

besi.


(31)

Siswa : (membaca pertanyaan dan mencoba mengerjakan sendiri) Tahap III (Penguatan organisasi kognitif)

Guru : meminta siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya di depan kelas dan meminta siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya

Siswa : mengerjakan dan mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas

Jawaban :

a. Benar, karena jumlah dua bilangan ganjil selalu merupakan bilangan genap. Contoh: 3 + 5 = 8.

b. Salah, karena beratnya sama yaitu 1 kg.

c. Benar, karena perkalian bilangan tersebut assosiatif.

Guru : memberikan penjelasan bagaimana jawaban yang benar bila didapat jawaban siswa ada yang salah. Kemudian memberi kesimpulan dari materi yang baru saja disajikan

Pelaksanaan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep seperti yang dicontohkan disini adalah hanya bersifat hipotesis (hanya perkiraan sementara). Pernyataan dalam pelaksanaannya sangat tergantung dengan kemampuan pengajar dalam mengelola kegiatan pembelajaran.

3. Hasil Belajar Matematika

Tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, dan pemahaman sikap mental atau nilai-nilai. Hasil belajar meliputi:


(32)

a. Hal ihwal keiklasan dan pengetahuan konsep atau fakta (kognitif) b. Hal ihwal kelakuan, kepribadian atau sikap ( efektif)

c. Hal ihwal kelakuan, ketrampilan atau penampilan (psikomotorik) Sardiman (2001:28).

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:120)yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah:

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,baik secara individual maupun kelompok

b. Perilaku yang digariskan tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa,baik secara individual maupun kelompok.

Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap. Oleh karena itu hasil belajar dapat dilihat dari tingkat daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Dalam hal ini tigkat daya serap dapat dinilai dengan tes yaitu tes formatif.

4. Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel a. Kalimat Terbuka

(1) Kalimat Benar dan Kalimat Salah

Dalam matematika kita mengenal istilah pernyataan yaitu

kalimat benar dan kalimat salah.

Contoh:

(a) Bilangan prima adalah bilangan ganjil, merupakan kalimat


(33)

(b) Hasil kali 3 dan 4 sama dengan hasil kali 4 dan 3, merupakan kalimat yang benar, sebab 3 × 4 = 12, dan 4 × 3 = 12.

(2) Pengertian Kalimat Terbuka

Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variable sehingga belum diketahui nilai kebenarannya ( benar atau salah ). Contoh:

15 7  

x adalah kalimat terbuka.

Jika x diganti dengan 8, maka kalimat tersebut bernilai benar. (3) Penyelesaian Kalimat Terbuka

Pengganti-pengganti variabel yang membuat kalimat terbuka menjadi kalimat benar disebut penyelesaian.

Contoh: 3 4 

x , x adalah bilangan asli.

Tidak ada pengganti x sehingga kalimat terbuka diatas menjadi kalimat benar. Maka kalimat di atas tidak mempunyai penyelesaian.

b. Persamaan Linear Satu Variabel (1) Pengertian Persamaan Linear

Persamaan Linear adalah kalimat terbuka yang memiliki hubungan sama dengan dan variabelnya berpabgkat satu.

Contoh:


(34)

(b). 3n720 (c). 9 12

5  

p

Kalimat-kalimat terbuka diatas menggunakan tanda hubung “ = ” ( sama dengan), kalimat seperti itu disebut persamaan.

(2) Menyelesaikan Persamaan Linear Satu Variabel (a) Menyelesaikan Persamaan dengan Cara Subtitusi

Contoh:

Tentukan penyelesaian dari persamaan 2x15, x adalah variabel pada bilangan asli!

Jawab:

Untuk x 1, maka 2115 (merupakan kalimat salah). Untuk x 2, maka 2215 (merupakan kalimat salah). Untuk x 3, maka 2315 (merupakan kalimat benar). Untuk x 4, maka 2415 (merupakan kalimat salah). Jadi penyelesaiannya adalah x3.

(b) Menyelesaikan Persamaan dengan Menambah atau Mengurangi Kedua Ruas Pesamaan dengan Bilangan yang Sama

­ Dua persamaan atau lebih dikatakan ekuivalen jika persamaan-persamaan itu memiliki himpunan penyelesaian yang sama.


(35)

Contoh: 9 4 

x mempunyai penyelesaian x5. 7

3

2x  mempunyai penyelesaian x 5.

Karena penyelesaiannya sama yaitu x5, maka persamaan 9

4 

x ekuivalen dengan 2x37,ditulis 7

2 9

4  

x

x .

­ Suatu persamaan tetap ekivalen jika kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama.

Contoh: 10 3 10 3 3 7 3          x x x 5 5 9 4 4 9 4          x x x

(c) Menyelesaikan Persamaan dengan Mengalikan atau Membagi Kedua Ruas Pesamaan dengan Bilangan yang Sama Contoh: 3 6 2 1 2 2 1 6 2        x x x 3 2 6 2 2 9 3      x x x


(36)

c. Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (1) Pegertian Ketidaksamaan

Untuk sembarang bilangan a dan b selalu berlaku salah satu hubungan berikut ini.

b

a (dibaca a kurang dari b )

b

a (dibaca a sama dengan b )

b

a (dibaca a lebih dari b )

Bentuk-bentuk seperti 2x6, x210, 3x44x2 merupakan pertidaksamaan linear. Peubah atau variabelnya yaitu

x berpangkat 1.

(2) Menyelesaikan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

(a) Menyelesaikan Pertdaksamaan Linear dengan Menambah atau Mengurangi Kedua Ruas Pesamaan dengan Bilangan yang Sama Contoh: 14 5 9 5 5 9 5          x x x 5 3 8 3 3 8 3          x x x

(b) Menyelesaikan Pertidaksamaan dengan Mengali atau Membagi Kedua Ruas Pesamaan dengan Bilangan yang Sama


(37)

Contoh: 2 8 4 1 4 4 1 8 4        x x x 12 4 3 3 1 3 4 3 1        x x x

­ Jka kedua ruas pertidaksamaan dikalikan dengan bilangan negative yang sama, maka akan diperoleh pertidaksamaan baru yang ekuivalen dengan pertidaksamaan semula jika tanda ketidaksamaan dibalik

Contoh: 2 8 4 1 4 4 1 8 4             x x x

(Cholik Adinawan, 2007:114-143)

C. Kerangka Berfikir

Dalam proses belajar mengajar di sekolah guru dan siswa saling berinteraksi dalam pertukaran ilmu. Interaksi ini menetukan berhasil tidaknya belajar siswa. Dalam melakukan interaksi guru akan menggunakan suatu pendekatan yang mudah diterima dan mendapat respon yang baik dari siswa, juga dapat meningkat prestasi belajar matematika.

Guru matematika dituntut berfikir bagaimana cara meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Salah satu cara untuk mewujutkannya adalah


(38)

dengan pembelajaran model advance organizer dengan peta konsep. Advance

organizer dengan peta konsep diartikan suatu model pembelajaran yang pada

prinsipnya siswa dapat menyerap, mencerna, dan mengingat bahan pelajaran dengan baik. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi.

Melalui penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran

advance organizer dengan peta konsep ini diharapkan hasil belajar

matematika semakin meningkat. Secara umum dapat dibuat bagan kerangka berfikir seperti dibawah ini.

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Peta Konsep Untuk Hasil Belajar Matematika Siswa.

Kondisi awal

1. Siswa yang memiliki respom bagus pada saat pembelajaran matematika 20 %

2. Siswa yang tuntas dalam belajar matematika 20 %

Langkah Tindakan

Menggunakan model pembelajaran

advance organizer dengan peta konsep,

antara lain

1. penyajian/presentasi advance organizer

2. penyajian tugas belajar atau materi 3. penguatan organisasi kognitif

Kondisi akhir

1. Siswa yang memiliki respom bagus pada saat pembelajaran matematika 80 %

2. Siswa yang tuntas dalam belajar matematika 80 %


(39)

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep maka hasil belajar siswa meningkat.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru, dan peneliti dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) mengumpulkan data (observasi), d) menganalisis data atau informasi untuk memusatkan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut (refleksi).(Arikunto, 2007:20)

Ciri dari PTK adalah adanya perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti sering menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya siklus tersebut. Kemudian muncul permasalahan setelah dilakukan refleksi yang mencakup analisis, sintesa dan penilaian terhadap hasil pengamatan serta hasil tindakan, sehingga pada gilirannya perlu diadakan perencanaan ulang.

Refleksi dilaksanakan peneliti bersama guru matematika. Kegiatan ini adalah diskusi untuk memberi makna, menerangkan dan menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan kesimpulan pada kegiatan refleksi, suatu perencanaan untuk siklus berikutnya dibuat atau tindakan penelitian dipandang cukup.


(41)

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai penelitian tentang ”Pembelajaran model advance organizer dengan peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar siswa” adalah kelas VIIE SMP Negeri 3 Sukoharjo. Sekolah ini terletak di pinggir jalan raya yaitu Jl. Dr. Sutomo No. 01 Sukoharjo. Peneliti mengadakan penelitian di sekolah ini dengan pertimbangan bahwa sekolah ini mempunyai kualitas yang baik dan fasilitas yang memadai dengan didukung pengajar yang berkualitas.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan secara bertahap yang dimulai dari bulan Mei 2009 sampai Januari 2010, yang meliputi persiapan penelitian, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan. Adapun perincian jadwal penelitian adalah sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Tahapan persiapan, meliputi: pengajuan judul, pembuatan

proposal, survei di sekolah yang bersangkutan, permohonan ijin serta penyusunan instrumen penelitian. Jangka waktu yang dibutuhkan tiga bulan yaitu mulai Mei 2008-Oktober 2008.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan, yaitu kegiatan yang berlangsung dilapangan, meliputi: perencanaan tindakan, implementasi tindakan, pengamatan


(42)

kelas, refleksi, analisis dan interprestasi data, perumusan hasil kegiatan. Jangka waktu yang dibutuhkan satu bulan November 2009.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap akhir dari kegiatan ini adalah pengolahan data dan penyusunan laporan penelitian yang akan dilaksanakan mulai bulan Desember 2009 sampai dengan Januari 2010.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai subyek penelitian yang melakukan tindakan kelas. Kepala sekolah dan guru matematika kelas VII ikut membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data penelitian. Sementara itu sebagai penerima tindakan adalah siswa kelas VIIE SMP N 3 Sukoharjo.

D. Rancangan Penelitian

Mengingat penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk menelaah sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka mengubah, memperbaiki, dan atau meningkatkan mutu perilaku itu terhadap perilaku yang sedang diteliti. Secara garis besar empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)


(43)

refleksi(Suharsimi Arikunto, 2007:15). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap sebagai berikut:

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2007:16)

Penjelasan :

Tahap 1 : Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak

Perencanaan

SIKLUS I Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS III Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi


(44)

yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi.

Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati. Kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

Tahap 3 : Pengamatan

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

Tahap 4 : Refleksi

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah


(45)

refleksi disini sama dengan “memantul, seperti halnya memancar dan menatap kena kaca”. Dalam hal ini, guru pelaksana sedang memantulkan pengalaman pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, catatan lapangan dan tes yang berkolaborasi dengan guru matematika dibantu Kepala Sekolah.

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara cermat dan teliti. Pedoman observasi digunakan untuk mengamati sikap siswa dalam interaksi pelajaran matematika. Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat dan dipikirkan untuk mengumpulkan data dan refleksi terhadap data. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung (Moleong, 2006:209).

Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Dalam penelitian ini metode tes digunakan untuk menilai sampai dimana kemampuan matematika siswa setelah materi diajarkan. Dalam hal ini peneliti menggunakan tes tertulis berbentuk essay yang dilakukan disetiap putaran.


(46)

F. Instrumen Penelitian

1. Definisi Operasional Variabel

a. Peningkatan adalah usaha menjadikan suatu keadaan menjadi lebih baik yang dapat diusahakan atau diciptakan kriterianya.

b. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pemgalaman belajar yang berupa nilai yang mencakup ranah kognitif, afektif, psikomotor.

c. Model advance organizer diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang pada prinsipnya siswa dapat menyerap, mencerna, dan mengingat bahan pelajaran dengan baik dalam kegiatannya siswa dapat menjelaskan kembali materi tersebut.

d. Peta konsep adalah suatu cara memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi suatu bidang studi, diantaranya bidang studi fisika, matamatika, biologi, kimia, ekonomi, dan lain-lain. Atribut yang dimaksud adalah yang menyertai konsep-konsep yang dapat berupa bentuk, warna, ukuran serta fungsi. Mengemukakan konsep-konsep merupakan dasar berfikir untuk belajar aturan, dan akhirnya untuk memecahkan masalah (Anwarholil, 2008:2).

2. Pengembangan Instrumen

Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan observasi partisipasi penuh, dimana peneliti ikut ambil


(47)

bagian kegiatan objeknya sebagaimana yang lain tidak tampak dalam sikap.

Dalam melakukan observasi, peneliti dan guru matematika menggunakan pedoman observasi, yaitu a) observasi tindak belajar, b) observasi tindak belajar yang disesuaikan dengan inisiatif dan reaksi siswa kelas VII dalam pembelajaran matematika dengan model advance organizer dengan peta konsep, c) keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tersaji.

G. Teknik Analisis Data

Sebelum data dianalisis perlu diperiksa keabsahannya, guna mendapatkan derajat kepercayaan yang tinggi. Dalam penelitian ini keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu (Moleong, 2006:330). Penelitian ini menggunakan triangulasi penyidik dengan jalan memanfaatkan mitra kolaborasi untuk dapat melihat atau mengacu perspektif yang berbeda dan untuk membantu mengurangi kemencengan data. Sesuai dengan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran matematika dilaksanakan dan dikembangkan selama proses refleksi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model alur, yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu reduksi data penyampaian, penarikan dan kesimpulan.


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMP Negeri 3 Sukoharjo

Sekolah yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah SMP N 3 Sukoharjo. Sekolah yang dibangun dengan luas tanah 8.079 m2 dan luas bangunan 3.165 m2 ini beralamat di Jl. Dr. Sutomo No. 01 Sukoharjo No. Telp. 0271 – 593165. Sekolah ini berdiri dan mulai menyelenggarakan pendidikan pada tahun 1985.

Lingkungan fisik SMP Negeri 3 Sukoharjo sangat terjaga. Hal ini dapat dilihat dari cara mengatur dan memelihara lingkungan sekolah, ruang kelas, ruang kantor, halaman sekolah, perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium multimedia, laboratorium IPA, masjid, lapangan, taman dan ruangan lain (kantin dan lain-lain) yang tampak rapi dan bersih.

SMP Negeri 3 Sukoharjo ini memiliki 22 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 681 siswa regular dan 147 siswa Billingual (RSBI), jumlah siswa tersebut terdiri dari kelas VII berjumlah 182 siswa regular dan 101 siswa Billingual, kelas VIII berjumlah 264 siswa reguler dan 46 siswa Billingual, sedangkan kelas IX berjumlah 235 siswa. Ditinjau dari tenaga pengajarnya, SMP Negeri 3 Sukoharjo memiliki 54 orang guru yang meliputi 45 orang guru PNS adan 9 guru bantu . SMP ini juga memiliki staf Tata Usaha yang berjumlah 10 karyawan.


(49)

Karakter siswa kelas VII F yang berjumlah 36 siswa tidak jauh berbeda dengan kelas-kelas lain. Pada umumnya dalam pembelajaran matematika siswa cenderung mempunyai pemahaman konsep matematika dan prestasi yang rendah. Pembelajaran dilakukan oleh guru masih cenderung aktif, sedangkan siswa pasif hanya menerima dan mendengar apa yang disampaikan guru. Siswa aktif jika ada motivasi dari guru. Gambaran tersebut dijadikan tolak ukur dalam melihat berbagai permasalahan untuk meningkatkan minat dan prestasi matematika.

B. Deskripsi Data 1. Kondisi awal

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti bekerja sama dengan guru kelas VII F di SMP Negeri 3 Sukoharjo adalah meningkatkan minat dan prestasi matematika. Berdasarkan hasil pengamatan guru selama ini, respon siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi antara lain: perhatian siswa sebanyak 10 siswa (27,78%), kemauan siswa sebanyak 11 siswa (30,56%), konsentrasi siswa sebanyak 8 siswa (22,22%) dan kesadaran siswa sebanyak 9 siswa (25%).

Guru kelas VII F memberikan penjelasan bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung, respon siswa terhadap pelajaran matematika rendah karena siswa kurang memahami manfaat mempelajari matematika bagi dirinya sendiri, tidak mau mengemukakan ide, menganggap matematika sulit dan takut gagal dalam menyelesaikan soal-soal.


(50)

Rendahnya respon siswa terhadap pelajaran matematika ini berdampak terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes awal yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi matematika. Kondisi awal pada siswa kelas VII F SMP Negeri 3 Sukoharjo sebelum diadakan penelitian disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Kondisi Awal Respon dan Prestasi Belajar Matematika No Aspek yang diamati Kondisi awal

1

2

Respon siswa pada saat belajar a. Perhatian siswa

b. Kemauan siswa c. Konsentrasi siswa d. Kesadaran siswa Hasil belajar matematika

10 siswa (27,78%) 11 siswa (30,56%) 8 siswa (22,22%) 9 siswa (25%) 19 siswa (52,77%)

Kenyataan diatas, memberikan motivasi kepada peneliti dan guru matematika untuk melakukan tindakan. Tindakan yang diambil untuk meningkatkan respon dan hasil belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. 2. Pelaksanaan Tindakan

a. Tindakan Kelas Putaran I

1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I

Materi yang diajarkan pada putaran I ini adalah sub pokok bahasan Kalimat Terbuka yang memiliki alokasi waktu 2 jam


(51)

pelajaran @ 40 menit, dan didistribusikan dalam 1 (satu) kali pertemuan di kelas.

2) Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I

Tindakan kelas putaran I dilaksanakan pada hari kamis 26 November 2009 mulai pukul 08.20 - 09.40 WIB dengan jumlah siswa yang hadir adalah 36 siswa. Pada putaran ini pelaku tindakan atau pengajar adalah guru kelas dengan dibantu oleh peneliti. Selain membantu guru, peneliti juga mengadakan observasi dan monitoring terhadap respon siswa.

3) Observasi Tindakan Kelas Putaran I

Pada pembelajaran putaran I, pertama– tama guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar dimulai. Awal pembelajaran, guru memberitahukan inti materi ajar, tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kemudian guru menjelaskan materi kalimat terbuka menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Setelah guru menjelaskan materi Kalimat Terbuka dan memberikan beberapa contoh dan beberapa soal latihan. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas. Guru berusaha melibatkan siswa secara aktif dalam


(52)

kegiatan pembelajaran. Guru juga memperhatikan sejauh mana tingkat pemecahan masalah siswa tentang Kalimat Terbuka.

Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa, guru memberikan soal tentang materi yang telah dijelaskan. Guru selalu mengingatkan agar siswa selalu mengerjakan latihan dengan kemampuan sendiri dan tidak melakukan kecurangan. Setelah selesai mengerjakan siswa diminta mengumpulkan hasil dari latihan tersebut untuk pengambilan nilai.

Pada 15 menit terakhir, guru membacakan hasil kesimpulan yang benar dari soal tersebut, siswa yang merasa masih keliru segera membetulkan dan mencatatnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam.

4) Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Putaran I

Refleksi tindakan putaran ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu :

a) Pembelajaran belum berpusat pada siswa.

b) Bimbingan yang diberikan guru kurang menyeluruh.

Untuk menyusun rencana pada tindakan kelas putaran II maka perlu diadakan revisi terencana dari tindakan kelas putaran I. Berdasarkan hasil dari refleksi putaran I, maka beberapa revisi


(53)

yang disepakati antara peneliti dengan rekan kolaborasi adalah sebagai berikut :

a) Proses pembelajaran harus berpusat pada siswa.

b) Perlu adanya umpan balik bagi siswa agar tahu sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi ajar yang disampaikan. c) Meningkatkan bimbingan siswa secara menyeluruh.

Selain itu perlu juga diadakan evaluasi terhadap tindakan kelas putaran I. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi pada tindakan kelas putaran I. Adapun evaluasi yang dihasilkan peneliti bersama rekan kolaborasi adalah sebagai berikut :

a) Guru sesering mungkin untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman belajar siswa.

b) Guru harus mampu mengendalikan kelas.

c) Guru harus memberikan bimbingan kepada seluruh siswa. d) Guru harus lebih banyak memberikan latihan soal.

b. Tindakan kelas Putaran II

1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran II

Materi yang diajarkan pada putaran II ini adalah sub pokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel yang memiliki alokasi waktu 2 jam pelajaran @ 40 menit, dan didistribusikan dalam 1 (satu) kali pertemuan di kelas.


(54)

Tindakan kelas putaran II dilaksanakan pada hari selasa 1 Desember 2009 mulai jam 07.00 - 08.20 WIB dengan jumlah siswa yang hadir adalah 36 siswa. Pada putaran ini pelaku tindakan atau pengajar adalah guru kelas dengan dibantu oleh peneliti. Selain membantu guru, peneliti juga mengadakan observasi dan monitoring terhadap reaksi siswa.

3) Observasi Tindakan Putaran II

Pada pembelajaran putaran II, pertama– tama guru membuka pembelajaran dengan berdoa bersama, mengucapkan salam kepada siswa. Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar dimulai. Awal pembelajaran, guru memberitahukan inti materi ajar, tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kemudian guru menjelaskan materi Persamaan Linear Satu Variabel menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Setelah guru menjelaskan materi Persamaan Linear Satu Variabel dan memberikan beberapa contoh dan beberapa soal latihan. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas. Guru berusaha melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga memperhatikan sejauh mana tingkat pemecahan masalah siswa tentang Persamaan Linear Satu Variabel.


(55)

Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa, guru memberikan soal tentang materi yang telah dijelaskan. Guru selalu mengingatkan agar siswa selalu mengerjakan latihan dengan kemampuan sendiri dan tidak melakukan kecurangan. Setelah selesai mengerjakan siswa diminta mengumpulkan hasil dari latihan tersebut untuk pengambilan nilai.

Pada 15 menit terakhir, guru membacakan hasil kesimpulan yang benar dari soal tersebut, siswa yang merasa masih keliru segera membetulkan dan mencatatnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam.

4) Refleksi Terhadap Tindakan Putaran II

Refleksi tindakan putaran ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu :

a) Pada putaran ini pembelajaran mulai berpusat pada siswa. Hal ini terlihat dari aktivitas belajar siswa yang mulai ada peningkatan.

b) Guru membenahi gaya mengajarnya seperti bimbingan kepada siswa yang semakin menyeluruh.

c) Siswa yang belum mampu dalam menyelesaikan masalah, mereka lebih aktif mengajukan pertanyaan kepada guru.


(56)

Untuk menyusun rencana pada tindakan kelas putaran III maka perlu diadakan revisi terencana dari tindakan kelas putaran II. Berdasarkan hasil dari refleksi putaran II, maka beberapa revisi yang disepakati antara peneliti dengan rekan kolaborasi adalah sebagai berikut :

” Guru hendaknya lebih sering lagi dalam memberikan motivasi agar siswa merasa diperhatikan sehingga semangat belajarnya akan meningkat.”

Selain itu perlu juga diadakan evaluasi terhadap tindakan kelas putaran II. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi pada tindakan kelas putaran II. Adapun evaluasi yang dihasilkan peneliti bersama rekan kolaborasi adalah sebagai berikut :

” Meminimalkan pemberian penjelasan bukan berarti tidak membimbing. Guru perlu meningkatkan bimbingan dalam kaitannya sebagai motivator dan fasilitator. ”


(57)

c. Tindakan Kelas Putaran III

1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III

Materi yang diajarkan pada putaran III ini adalah sub pokok bahasan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran @ 40 menit, dan didistribusikan dalam 1 ( satu ) kali pertemuan di kelas.

2) Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III

Tindakan kelas putaran III dilaksanakan pada hari kamis 3 Desember 2009 mulai pukul 08.20-09.40WIB dengan jumlah siswa yang hadir adalah 36 siswa. Pada putaran ini pelaku tindakan atau pengajar adalah guru kelas dengan dibantu oleh peneliti. Selain membantu guru, peneliti juga mengadakan observasi dan monitoring terhadap reaksi siswa.

3) Observasi Tindakan Kelas Putaran III

Pada pembelajaran putaran III, pertama – tama guru membuka pembelajaran dengan berdoa bersama lalu mengucapkan salam. Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan guru adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar dimulai. Awal pembelajaran, guru memberitahukan inti materi ajar, tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan.


(58)

Kemudian guru menjelaskan materi Persamaan Linear Satu Variabel menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Setelah guru menjelaskan materi Persamaan Linear Satu Variabel dan memberikan beberapa contoh dan beberapa soal latihan. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas. Guru berusaha melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga memperhatikan sejauh mana tingkat pemecahan masalah siswa tentang Persamaan Linear Satu Variabel.

Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa, guru memberikan soal tentang materi yang telah dijelaskan. Guru selalu mengingatkan agar siswa selalu mengerjakan latihan dengan kemampuan sendiri dan tidak melakukan kecurangan. Setelah selesai mengerjakan siswa diminta mengumpulkan hasil dari latihan tersebut untuk pengambilan nilai.

Pada 15 menit terakhir, guru membacakan hasil kesimpulan yang benar dari soal tersebut, siswa yang merasa masih keliru segera membetulkan dan mencatatnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam.


(59)

4) Refleksi Tindakan Kelas Putaran III

Refleksi tindakan putaran ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal sebagai berikut :

a) Pembelajaran lebih banyak berpusat pada siswa. Hal ini terlihat dari peran guru yang sudah tidak terlalu dominan.

b) Guru juga sudah mulai dapat menempatkan diri sebagai motivator dan fasilitator.

c) Guru lebih banyak berkeliling kelas untuk memberikan bimbingan bagi siswa yang kurang paham.

d) Hampir semua siswa aktif dan memberikan respon yang baik pada pelajaran.

e) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah menunjukkan ke arah yang lebih baik.

Karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga maka peneliti hanya membatasi penelitian sampai pada putaran III. Sehingga peneliti tidak melakukan revisi maupun tindakan kelas.


(60)

3. Hasil Penelitian

a. Hasil tindakan kelas putaran I

Dari observasi yang peneliti lakukan pada tindakan kelas putaran I ini menunjukkan pembelajaran dilakukan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Pola pembelajaran sudah berjalan tetapi belum maksimal. Dalam setiap pembahasan pembelajaran guru selalu melibatkan siswa secara aktif, namun hal ini masih belum nampak, karena siswa masih banyak yang malu-malu untuk menyampaikan apa yang diketahui kepada temannya. Guru memberi kesempatan bertanya selama pengembangan, tetapi siswa kurang berani untuk bertanya walaupun belum jelas, siswa akan berani bertanya jika ada teman lain yang bertanya terlebih dahulu, atau apabila guru memberikan bimbingan secara individual pada setiap siswa dalam mengerjakan soal latihan.

Respon siswa terhadap model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep yang dibatasi oleh perhatian, kemauan, konsentrasi dan kesadaran siswa dalam pembelajaran matematika cukup baik. Respon atau reaksi siswa terhadap pelajaran matematika sebelum tindakan penelitian tindakan kelas yaitu perhatian siswa sebanyak 10 siswa (27,78%), kemauan siswa sebanyak 11 siswa (30,56%), konsentrasi siswa 8 orang (22,22%) dan kesadaran siswa sebanyak 9 orang (25%). Berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan pada tindakan kelas putaran I, perhatian siswa sebanyak 19 siswa (52,78%),


(61)

kemauan siswa sebanyak 18 siswa (50%), konsentrasi siswa sebanyak 12 siswa (33,33%), dan kesadaran siswa sebanyak 13 siswa (36,11%).

Sesuai denga tujuan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VII F SMP Negeri 3 Sukoharjo yaitu meningkatkan prestasi belajar matematika. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa selama mengikuti proses belajar mengajar matematika dapat berupa pemahaman, pengetahuan dan keterampilan matematikanya. Biasanya dinyatakan dalam bentuk simbol, angka maupun huruf yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai anak pasda rentang waktu tertentu.

Setelah dilakukan tindakan penelitian putaran I, meskipun masih banyak siswa yang hanya mencontoh jawaban siswa lain, tetapi juga ada beberapa siswa dapat mengerjakan soal sendiri dengan benar. Pada putaran I diperoleh data yang menunjukkan bahwa siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar, yang mendapat nilai lebih dari 60 sebanyak 23 siswa (63,87%).

b. Hasil tindakan kelas putaran II

Tindakan kelas putaran II adalah tindak lanjut dari tindakan kelas putaran I. Tindakan ini difokuskan agar siswa semakin berani dalam mengemukakan ide dan memecahkan soal-soal matematika. Seperti biasa, pembelajaran dilakukan menggunakan model pembelajaran

advance organizer dengan peta konsep. Pola pembelajaran sudah


(62)

kelas mengerjakan soal latihan dan mempresentasikannya dihadapan teman-temannya. Siswa juga sudah mulai berani bertanya dengan apa yang belum diketahuinya.

Jumlah siswa yang hadir dalam putaran II ini sebanyak 36 siswa. Dengan perincian peningkatan respon atau reaksi siswa terhadap pelajaran matematika sebagai berikut : perhatian siswa sebanyak 21 siswa (58,33%), kemauan siswa sebanyak 25 siswa (69,44%), konsentrasi siswa sebanyak 22 siswa (61,11%), dan kesadaran siswa sebanyak 20 siswa (55,56%). Sedangkan dari hasil observasi putaran II diperoleh data jumlah siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar yang mendapatkan nilai lebih dari 60 sebanyak 26 siswa (72,22%).

c. Tindakan kelas putaran III

Tindakan kelas putaran III adalah tindak lanjut dari tindakan kelas putaran II. Tindakan ini difokuskan agar siswa semakin berani dalam mengemukakan ide dan memecahkan soal-soal matematika.

Seperti biasa, pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Pada putaran ke III ini pola pembelajaran sudah maksimal. Siswa sudah terlihat antusias dalam belajar matematika, sudah aktif dalam pembelajaran, aktif mengerjakan soal latihan dan mempresentasikan dihadapan teman-temannya dan berani bertanya dengan apa yang belum diketahuinya.


(63)

Jumlah siswa yang hadir dalam putaran III ini sebanyak 36 siswa. Dengan perincian peningkatan respon atau reaksi siswa terhadap pelajaran matematika sebagai berikut : perhatian siswa sebanyak 30 siswa (83,33%), kemauan siswa sebanyak 33 siswa (91,16%), konsentrasi siwa sebanyak 28 siswa (77,78%) dan kesadaran siswa sebanyak 29 siswa (80,56%). Sedangkan jumlah siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar yang mendapat nilai lebih dari 60 sebanyak 30 siswa (83,33%).

Data-data yang diperoleh mengenai hasil penelitian peningkatan respon dan hasil belajar matematika siswa dikelas VII F SMP Negeri 3 Sukharjo dari sebelum penelitian, saat penelitian (putaran I, II, III), dan sesudah penelitian disajikan dalam tabel dan grafik sebagai berikut:

Tabel 4.2

Peningkatan respon/reaksi siswa di kelas VII F SMP Negeri 3 Sukoharjo

Aspek yang diamati Sebelum putaran Putaran I Putaran II Putaran III Perhatian siswa 27,78 % 52,78 % 58,33 % 83,33 % Kemauan siswa 30,56 % 50 % 69,44 % 91,16 % Konsentrasi siswa 22,22 % 33,33 % 61,11 % 77,78 % Kesadaran siswa 25 % 36,11 % 55,56 % 80,56 %


(64)

Tabel 4.3

Peningkatan hasil belajar matematika di kelas VII F SMP Negeri 3 Sukoharjo

Aspek yang diamati

Sebelum

putaran Putaran I

Putaran II

Putaran

III Evaluasi Hasil belajar

matematika 52,77 % 63,87 % 72,22 % 83,33 % 86,11 %

Dari tabel 4.2 dan 4.3 dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut : a. Mulai putaran pertama sampai dengan putaran ketiga tingkat respon

siswa terhadap matematika mengalami kenaikan yang signifikan. b. Mulai putaran pertama sampai dengan putaran ketiga hasil belajar

matematika mengalami kenaikan yang signifikan.

c. Pada akhir penelitian, respon atau reaksi siswa terhadap pelajaran matematika yang ditunjukkan dengan perhatian siswa dalam pembelajaran matematika mencapai 83,33%.

d. Pada akhir penelitian, respon atau reaksi siswa terhadap pelajaran matematika yang ditunjukkan dengan kemauan siswa dalam pembelajaran matematika mencapai 91,16%.

e. Pada akhir penelitian, respon atau reaksi siswa terhadap pelajaran matematika yang ditunjukkan dengan konsentrasi siswa dalam pembelajaran matematika mencapai 77,78%.

f. Pada akhir penelitian, respon atau reaksi siswa terhadap pelajaran matematika yang ditunjukkan dengan kesadaran siswa dalam pembelajaran matematika mencapai 80,56%.


(65)

g. Pada akhir penelitian, hasil belajar matematika mencapai 86,11%. Grafik-grafik peningkatan respon dan prestasi matematika kelas VII

F SMP Negeri 3 Sukoharjo

Grafik 4.1 Perhatian siswa dalam pembelajaran matematika

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00%

Sebelum I II III

Putaran

Grafik 4.2 Kemauan siswa dalam pembelajaran matematika

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

Sebelum I II III


(66)

Grafik 4.3 Konsentrasi siswa dalam pembelajaran matemtika

0 . 0 0 % 1 0 . 0 0 % 2 0 . 0 0 % 3 0 . 0 0 % 4 0 . 0 0 % 5 0 . 0 0 % 6 0 . 0 0 % 7 0 . 0 0 % 8 0 . 0 0 % 9 0 . 0 0 %

S e b e l u m I II III

P u t a ra n

Grafik 4.4 Kesadaran siswa dalam pembelajaran matematika

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Sebelum I II III


(67)

Grafik 4.5 Peningkatan Respon Siswa

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

Sebelum I II III Putaran

Perhatian Kemauan Kosentrasi Kesadaran

Grafik 4.6 Hasil belajar matematika

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

Sebelum I II III Evaluasi Putaran


(68)

C. Pembahasan

Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan guru matematika kelas VII F dan kepala sekolah. Hal-hal yang dibahas di dalam pembahasan adalah sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

1. Bagaimanakah respon siswa tentang pembelajaran matematika dengan model pembelajaran advance organizer dengan bantuan peta konsep?

Tindakan yang dilakukan guru matematika menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep dapat membantu guru dalam menperbaiki respon siswa terhadap pembelajaran matematika. Tindakan pembelajaran ini dilakukan selama 3 kali putaran. Pembelajaran ini telah diterapkan di kelas selama penelitian agar siswa dapat tertarik dengan matematika..

Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dalam penelitian ini dibatasi oleh perhatian siswa dalam pembelajaran matematika, kemauan siswa dalam pembelajaran matematika, konsentrasi siswa dalam pembelajaran matematika dan kesadaran siswa dalam pembelajaran matematika. Dalam pelaksanaan setiap putaran respon siswa terhadap pembelajaran matematika mengalami peningkatan.

a. Perhatian siswa dalam pembelajaran matematika

Perhatian siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan. Siswa yang memperhatikan pembelajaran sebelum


(69)

adanya penelitian tindakan kelas sebanyak 10 siswa (27,78 %), putaran I sebanyak 19 (52,78 %), putaran II sebanyak 21 siswa (58,33 %) dan putaran III sebanyak 30 siswa (83,33 %).

Perhatian disini diartikan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap pengertian dan mengesampingkan yang lain. Berdasarkan pengertian tersebut, sesuai tindak belajar maka siswa dikatakan perhatian dalam pembelajaran matematika jika memperhatikan penjelasan guru dan memperhatikan proses penyelesaian soal/masalah dari putaran I sampai putaran III mengalami peningkatan yang berarti.

b. Kemauan siswa dalam pembelajaran matematika

Kemauan siswa dalam belajar matematika mengalami peningkatan. Sebelum adanya penelitian tindakan kelas yang mau belajar matematika sebanyak 11 siswa (30,56 %), putaran I sebanyak 18 siswa (50 %), putaran II sebanyak 25 siswa (69,44 %) dan putaran III sebanyak 33 siswa (91,16 %). Sesuai tindak belajar maka siswa dikatakan mau belajar matematika jika mau dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dan mau bertanya kepada guru jika belum jelas dari putaran I sampai putaran III mengalami peningkatan yang berarti.

c. Konsentrasi siswa dalam pembelajaran matematika

Konsentrasi siswa dalam belajar matematika mengalami peningkatan. Sebelum adanya penelitian tindakan kelas siswa yang berkonsentrasi dalam belajar matematika sebanyak 8 siswa (22,22 %),


(70)

putaran I sebanyak 12 siswa (33,33 %), putaran II sebanyak 22 siswa (61,11 %) dan putaran III sebanyak 28 siswa (77,78 %). Sesuai dengan tindak belajar maka siswa dikatakan konsentrasi dalam belajar matematika jika mendengarkan guru pada waktu menjelaskan materi pelajaran, tidak ramai pada waktu guru menerangkan pelajaran dan cepat mengerti dan memahami apa yang diterangkan guru dari putaran I sampai putaran III mengalami peningkatan yang berarti.

d. Kesadaran siswa dalam pembelajaran matematika

Kesadaran siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan. Sebelum adanya penelitian tindakan kelas siswa yang sadar untuk belajar matematika sebanyak 9 siswa (25 %), putaran I sebanyak 13 siswa (36,11 %), putaran II sebanyak 20 siswa (55,56 %) dan putaran III sebanyak 29 siswa (80,56 %). Sesuai dengan tindak belajar maka siswa dikatakan sadar belajar matematika jika selalu mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru, mempelajari kembali materi yang telah dibahas dan mempelajari dahulu materi yang diajarkan mengalami peningkatan yang berarti.

2. Apakah dengan pendekatan pembelajaran advance organizer dengan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMP ?

Tindakan kelas yang dilakukan oleh guru matematika selama penelitian adalah guru berusaha menggunakan pendekatan kepada siswa dan menanamkan bahwa matematika bukanlah pelajaran yang sulit. Diharapkan dengan sugesti itu bisa berpengaruh terhadap hasil belajar


(71)

siswa. Jika siswa sudah menganggap matematika adalah pelajaran yang menantang dan menarik maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar sama artinya dengan prestasi belajar. Menurut Tirtonegoro (2001:43) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar matematika meningkat seiring dengan adanya peningkatan minat belajar siswa.

Prestasi siswa diukur melalui tes dan soal-soal yang diberikan selama penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, tindak belajar dikatakan berhasil jika diperoleh nilai lebih besar dari 60. Peningkatan prestasi siswa dideskripsikan dari data yang diperoleh selama 3 putaran penelitian. Siswa yang mendapat nilai lebih besar dari 60 sebelum penelitian sebanyak 19 siswa (52,77%), penelitian putaran I sebanyak 23 siswa (63,87%), putaran II sebanyak 26 siswa (72,22%), putaran III sebanyak 30 siswa (83,33%), dan tes akhir sebanyak 31 siswa (86,11%).


(72)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rangkaian penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti, guru matematika dan kepala sekolah, hasil untuk setiap putaran yang telah dilakukan menunjukkan adanya perubahan sebagai hasil penelitian mengenai peningkatan respon dan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Di dalam penelitian yang telah dilakukan, selain terjadi peningkatan minat belajar siswa juga terjadi peningkatan prestasi belajar matematika.

Adapun langkah-langkah penelitian menggunakan model advance

organizer dengan peta konsep adalah (1) penyajian atau presentasi advance organizer itu sendiri; (2) penyajian tugas belajar; dan (3) penguatan organisasi

kognitif. Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :

1. Pembelajaran model advance organizer dengan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang semakin meningkat dalam setiap putaran, yang dtunjukkan dengan banyaknya jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 60.


(73)

2. Pembelajaran model advance organizer dengan peta konsep mendapatkan respon yang baik dari siswa. Hal tersebut dtunjukkan dengan peningkatan perhatian siswa, kemauan siswa, kosentrasi siswa,dan kesadaran siswa dalam pembelajaran pada setiap putaran.

B. Implikasi

Kesimpulan butir pertama memberikan implikasi bahwa dengan kemampuan mengajar, guru dapat menemukan kendala-kendala yang dapat berpengaruh terhadap respon siswa dalam pembelajaran matematika. Kendala tersebut dapat diatasi dengan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep untuk mendapatkan respon yang baik dari siswa pada saat pembelajaran. Dengan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep, guru dapat mengatasi sedikit demi sedikit kendala-kendala tersebut, akibatnya dalam pembelajaran matematika terjadi interaksi dua arah antara guru dan siswa. Selain itu juga siswa saling berinteraksi satu sama lain, sehingga respon belajar siswa menjadi lebih baik.

Kesimpulan butir kedua memberikan implikasi bahwa dengan kemampuan mengajar, guru dapat menemukan kendala-kendala yang sangat mempengaruhi terhadap tinggi rendahnya hasil belajar matematika. Kendala tersebut dapat diatasi menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Kendala tersebut harus diselesaikan atau diatasi sedini mungkin sehingga tidak akan mempengaruhi prestasi belajar matematika. Dengan kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh akhirnya kendala


(74)

tersebut dapat diatasi guru sedikit demi sedikit akibatnya dalam pembelajaran matematika terjadi interaksi dua arah antara guru dan siswa. Selain itu siswa saling berinteraksi atau saling belajar satu sama yang lain sehingga hasil belajar matematika meningkat.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan maka diajukan sejumlah saran. Saran tersebut ditujukan kepada penentu kebijakan, pelaksana kebijakan dan peneliti selanjutnya.

1. Terhadap penentu kebijakan

a. Disarankan membuat kebijakan kesejahteraan bagi siswa dan guru berprestasi sehingga akan lebih mendongkrak semangat mereka untuk mengembangkan potensinya secara maksimal, khususnya dibidang matematika.

b. Disarankan menyediakan perangkat teknologi komunikasi sehingga siswa bisa mengakses informasi dengan mudah, cepat, murah, efektif dan efisien.

2. Terhadap pelaksana kebijakan

a. Disarankan memberikan suasana dan metode pembelajaran yang variatif agar mengurangi kejenuhan siswa sehingga respon dan prestasi belajar siswa matematika meningkat.

b. Disarankan selalu memberikan latihan yang kontinu dengan bimbingan seperlunya untuk mengoptimalkan prestasi matematika siswa.


(75)

3. Terhadap peneliti selanjutnya

Disarankan kepada pemerhati pendidikan matematika untuk mengadakan penelitian lebih lanjut sehubungan dengan proses dan hasil penelitian tentang model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep ini. Hal ini perlu dilakukan demi kelancaran proses pembelajaran sehingga kualitas pendidikan kita akan semakin membaik.


(1)

KERANGKA DASAR PUTARAN III

MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

1. Pegertian Ketidaksamaan

Untuk sembarang bilangan a dan b selalu berlaku salah satu hubungan berikut ini.

b

a  (dibaca a kurang dari b ) b

a (dibaca a sama dengan b ) b

a (dibaca a lebih dari b )

Bentuk-bentuk seperti 2x6, x210, 3x44x2 merupakan pertidaksamaan linear. Peubah atau variabelnya yaitu x berpangkat 1. 2. Menyelesaikan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

a. Menyelesaikan Pertdaksamaan Linear dengan Menambah atau Mengurangi Kedua Ruas Pesamaan dengan Bilangan yang Sama

Contoh: 14 5 9 5 5 9 5          x x x

b. Menyelesaikan Pertidaksamaan dengan Mengali atau Membagi Kedua Ruas Pesamaan dengan Bilangan yang Sama

Contoh: 2 8 4 1 4 4 1 8 4        x x x


(2)

Contoh:

2

8 4 1 4 4 1 8 4

  

        

x

x x

SOAL !

1. Tulislah kalimat-kalimat berikut dalam bentuk ketidaksamaan. a. 4 kurang dari 9

b. 0 terletak diantara -1 dan 1 c. x tidak kurang dari 8

2. Tentukan penyelesaian dari x59 untuk x variabel pada bilangan 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8.


(3)

Pengertian

Pernyataan

Penyelesaian Penyelesaian

Penyelesaian

Kalimat terbuka

Subtitusi

Menambah/mengurangi kedua ruas persamaan dengan bilangan sama

Mengalikan/membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan sama

Mengalikan/membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan sama Menambah/mengurangi

kedua ruas persamaan dengan bilangan sama Kalimat Terbuka Persamaan Linear

Satu Variabel

Pertidaksamaan Linear Satu

Variabel Persamaan dan Pertidaksamaan


(4)

KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO

A. IDENTITAS GURU

1. Nama Lengkap : Dra. Sri Murwani

2. NIP : 196509062006042004

3. Pendidikan : S-1

4. Pengalaman Mengajar Matematika SMP : 14 Tahun

5. Sekarang Mengajar Matematika Kelas : VII dan VIII

B. TANGGAPAN GURU

1. Perhatian siswa terhadap pembelajaran

Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru dan memperhatikan proses penyelesaian soal/masalah.

2. Konsentrasi siswa terhadap pembelajaran

Semakin berkurangnya siswa yang ramai pada waktu guru menerangkan pelajaran dan bertambah besar jumlah siswa yang mendengarkan guru pada waktu menjelaskan materi pelajaran sehingga mengerti dam memahami apa yang diterangkan guru.


(5)

3. Kemauan dan kesadaran siswa dalam pembelajaran

a. Mengerjakan PR

Siswa Selalu mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru dan meminta guru membahas apabila menjumpai soal yang sulit.

b. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru

Semakin banyak siswa yang menjawab setiap pertanyaan yang diajukan guru.

c. Mengerjakan soal latihan dan mau maju kedepan

Kemauan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru meningkat dan siswa berani mempresentasikan pekerjaannya dan menjelaskannya kepada siswa yang lain.

d. Bertanya atau mengajukan ide

Apabila dalam penjelasan materi siswa merasa kurang jelas, siswa sudah memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru.

4. Pembenahan pendekatan mengajar yang dicobakan

Mengajar dengan penyampaian sistematis disertai contoh yang jelas dan menggunakan bahasanya jelas, benar dan mudah dipahami siswa.


(6)

Pembelajaran model Advance Organizer dengan peta konsep mendapatkan reaksi yang baik dari siswa dilihat dari berbagai hal diatas dan membuat hasil belajar siswa meningkat dilihat dari nilai-nilai siswa pada setiap latihan soal yang diberikan.

D. SARAN GURU UNTUK TINDAK LANJUT

Berikan suasana dan metode pembelajaran yang variatif agar mengurangi kejenuhan siswa, selalu memberikan latihan yang kontinu dengan bimbingan seperlunya untuk mengoptimalkan prestasi matematika siswa.

Sukoharjo, 5 Desember 2009 Guru Matematika


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Di SMP Negeri 142 Jakarta.

0 4 239

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN.

0 3 21

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

1 8 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika (PTK di

0 0 17

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika (PTK di SMP N 3 Colomadu, Karanganyar kelas VII Semester Genap).

0 0 7

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETAKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO.

0 1 8

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER Upaya Meningkatkan Kemandirian Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep (PTK Pembel

0 0 14