PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KALOR DI SMP NEGERI 4 BINJAI KELAS VII SEMESTER GENAP T.A 2011/2012.

Judul : Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap
HasH Belajar Siswa Pada Materi Kalor Di Kelas VII Semester II
SMP NEGERI 4 BINJAI T.P 2011/2012
Nama Mahasiswa

:Risky Ira Silvia Nasution

NIM

:071244220042

Program Studi

: Pendidikan Fisika

Jurusan

: Fisika

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Skripsi

Mengetahui:
JjMIPA UNIMED
Dekan,

Jurusan Fisika

Dra.~MSi

Ketua,

Tanggal Lulus: 10 Juli 2012

NIP.19640321 199003 2 001

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala kasih karunianya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini..
Skripsi berjudul “Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Share Dengan Model Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Kalor di Kelas VII SMP Negeri 4 Binjai”. Ini disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Prof. Drs. Mara Bangun Harahap, M.S yang telah
banyak memberikan bimbingan kepada penulis. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd, Drs. Sehat Simatupang,
M.Si, dan Drs. Rahmatsyah, M.Si, selaku Dosen Penguji I, II, III. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada bapak Drs. Henok Siagian, M.Si selaku
Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Staf Pegawai Jurusan Fisika
FMIPA. Penghargaan kepada kepala sekolah dan guru fisika di SMP Negeri 4
Binjai. Teristimewa pada Ayahanda: Aminnurasyid Nasution, Ibunda: Irma Yani
Hasibuan , dan Kakanda: Ricky Syahputra Nasution. yang memberikan dukungan
moral dan materi serta doa restu.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapakan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pendidikan.

Medan, 10 Juli 2012
Penulis,

Risky Ira Silvia Nasution

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor di SMP Negeri 4
Binjai Kelas VII Semester Genap T.A 2011/2012

Oleh
Risky Ira Silvia Nasution (NIM 071244220042)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh model
pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan model Konvensional
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Kalor di kelas VII semester
genap SMP 4 Binjai T.P 2011/2012.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 4
Binjai yang terdiri dari 7 kelas berjumlah 215 orang. Sampel dalam penelitian ini

diambil dengan cara cluster random sampling terdiri dari dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar
dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan 4 pilihan jawaban. Uji
normalitas kelas eksperimen dengan Lhitung = 0,1103, Ltabel = 0,1610, dan kelas
kontrol dengan Lhitung = 0,1264 , Ltabel = 0,1610, Lhitung < Ltabel, maka dikatakan
data berdistribusi normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes untuk kelas
eksperimen 42,33 dengan standar deviasi 10,65 dan nilai rata-rata pretes untuk
kelas kontrol 40,5 dengan standar deviasi 11,17. Dari hasil uji kemampuan awal
dengan uji t dua pihak nilai kedua sampel diperoleh thitung=0,650 pada taraf
signifikan α=0.05 dan dk=58 dan harga ttabel=1,671, thitung< ttabel yaitu 0,650 <
1,671 maka dapat disimpulkan kemampuan awal kedua kelas adalah sama.
Kemudian diberi perlakuan, untuk kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan kelas kontrol dengan model
konvensional. Setelah pelajaran berakhir, dilakukan postes diperoleh nilai rata-rata
kelas eksperimen 81,33 dengan standar deviasi 8,60 dan nilai rata-rata postes
kelas kontrol 76,33 dengan standar deviasi 8,99. Hasil uji statistik dilakukan uji t
satu pihak diperoleh harga thitung=2,200 pada taraf signifikan α=0.05 dan dk=58
dan harga ttabel=1,661, thitung> ttabel yaitu 2,200> 1,661, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan pengaruh dari model pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Pair Share dengan model Konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok Kalor di kelas VII SMP Negeri 4 Binjai T.A 2011/2012.

DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv


Daftar Isi

v

Daftar Gambar

viii

Daftar Tabel

ix

Daftar Lampiran

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah


1

1.2.Dentifikasi Masalah

3

1.3.Batasan Masalah

3

1.4.Rumusan Masalah

4

1.5.Tujuan Penelitian

4

1.6.Manfaat Penelitian


5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis

6

2.1.1. Pengertian Belajar

6

2.1.2. Hasil Belajar

7

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif

8

2.1.3.1. Pelaksanaan pembelajaran Kooperatif


9

2.1.3.2. Beberapa Variasi Dalam Pembelajaran Kooperatif

12

2.1.3.3. model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

13

2.1.4. Peta Konsep

14

2.1.5. Aktivitas Belajar

18

2.1.6. Analisis Taksonomi


19

2.1.7. Materi Kalor

20

2.2. Kerangka Konseptual

26

2.3. Hipotesis

27

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

28


3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

28

3.3. Variabel Penelitian

28

3.3.1. Variabel Bebas

28

3.3.2. Variabel Terikat

28

3.4. Jenis dan Desain Penelitian

28

3.4.1. Jenis Penelitian

28

3.4.2. Desain Penelitian

29

3.5. Prosedur Penelitian

29

3.6. Instrumen Penelitian

30

3.6.1. Tes Hasil Belajar

30

3.6.2. Validitas Tes

31

3.7. Teknik Analisis Data

32

3.7.1. Uji Normalitas

33

3.7.2. Uji Homogenitas

33

3.7.3. Pengujian Hipotesis

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

37

4.1.1. Deskripsi Data penelitian

37

4.1.1.1. Validitas instrumen

37

4.1.1.2. Data nilai pretes

37

4.1.1.3. Data nilai postes

39

4.1.2. Uji Persyaratan Analisis

40

4.1.2.1. Uji Normalitas Data Dengan menggunakan Uji Liliefors

40

4.1.2.2. Uji Homogenitas

41

4.1.3. Hasil Pengujian Hipotesis

42

4.1.4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
4.2. Pembahasan

42
44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

47

5.2. Saran

47

DAFTAR PUSTAKA

49

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

11

Tabel 2.2. Perbandingan 4 pendekatan dalam pembelajaran kooperatif

12

Tabel 3.1. Desain Penelitian (Two Group Pretes – Posttest Design)

29

Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar Pada Materi Kalor

30

Tabel 4.1. Nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol

38

Tabel 4.2. Nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol

39

Tabel 4.3. Rata-rata nilai pretes dan postes kedua kelas

40

Tabel 4.4. Hasil analisis uji normalitas

41

Tabel 4.5. Hasil analisi uji homogenitas

41

Tabel 4.6. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Pada pertemuan I dan II

42

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Konsep Kalor

17

Gambar 2.2. Bagan Perubahan Wujud Zat

22

Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kontrol

38

Gambar 4.5.Diagram batang data postest kelas eksperimen dan kontrol

40

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Kelas Eksperimen)

50

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Kelas Kontrol)

61

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Kelas Eksperimen)

69

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Kelas Kontrol)

80

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (Kelas Eksperimen)

84

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (Kelas Kontrol)

97

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa I

108

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa II

112

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa III

114

Lampiran 10.Instrumen Penilitian

117

Lampiran 11. Tabel Kisi-kisi Instrumen

122

Lampiran 12. Tabel Reabilitas Tes

129

Lampiran 13

130

Perhitungan Realibilitas Tes

Lampiran 14. Hasil Pretest Kelas Eksperimen

131

Lampiran 15. Hasil Pretest Kelas Kontrol

133

Lampiran 16. Hasil Postest Kelas Eksperimen

135

Lampiran 17. Hasil Postest Kelas Kontrol

137

Lampiran 18. Nilai Pretest dan Postes Kelas Eksperimen

139

Lampiran 19. Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol

140

Lampiran 20. Perhitungan Nilai Rata-rata dan Standart Deviasi

141

Lampiran 21. Uji Normalitas Data Pretest dan Postest

144

Lampiran 22. Uji Homogenitas

148

Lampiran 23. Pengujian Hipotesis

150

Lampiran 24. Observasi Aktifitas Belajar Siswa Pertemuan Pertama

154

Lampiran 25. Observasi Aktifitas Belajar Siswa Pertemuan kedua

156

Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian

158

Lampiran 27 Tabel wilayah luas di bawah kurva normral 0 ke z

163

Daftar nilai persentil untuk distribusi t

164

Daftar nilai kritis untuk uji lilifors

167

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat.
Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia
yang berkualitas yang berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui
pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sendiri sehingga didalam proses
pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai
dengan rasa tanggung jawab yang besar pendidikan dapat tercapai. Untuk
meningkatkan pendidikan tentu saja tidak terlepas dari guru dan proses belajar
mengajar sebagai kegiatan utama disekolah. Penggunaan model pembelajaran dan
pendekatan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, dalam hal ini guru
berperan sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru merupakan salah satu
tokoh penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran
yang disampaikan. Selama ini kegiatan belajar mengajar yang dilakukan hanya
terfokus pada guru. Pembelajaran seperti ini menjadikan guru yang dominan
sedangkan siswa vakum, guru aktif sedangkan siswa pasif. Bagi siswa, ini
menjadi ruang gerak yang terbatas, siswa hanya terbiasa mendengar, mencatat
kemudian menghapal tanpa keinginan untuk memahami yang menyababkan siswa
kurang kreatif dalam belajar.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMP adalah Fisika. Fisika
merupakan pelajaran yang cukup rumit, yang membutuhkan pemahaman dan
pemikiran yang rasional. Jika ketika guru mengajar hanya menggunakan metode
ceramah tanpa melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka siswa
cenderung pasif dan tidak memiliki minat untuk belajar, akibatnya siswa lebih
banyak menunggu sajian yang diberikan guru. Kondisi ini terkadang menjadikan
siswa enggan untuk belajar, kemudian merasakan kejenuhan dan keinginan agar
proses belajar cepat selesai. Masalah lain yang timbul adalah adakalanya banyak
siswa mampu menyajikan tingkatan hapalan yang baik terhadap materi ajar yang

diterimanya, tetapi pada kenyataanya mereka tidak memahaminya sama sekali,
mereka tidak tahu untuk apa mereka belajar fisika.
Dari hasil wawancara penulis terhadap guru fisika SMP Negeri 4 Binjai,
minat sebagian besar siswa dalam pelajaran fisika hanya biasa saja dan kendala
yang sering dihadapi guru terhadap siswa ialah kurangnya minat dan perhatian
siswa. Dapat diperkirakan siswa yang menyukai pelajaran fisika hanya berkisar
sekitar 11 – 30 %. Adapun kendala yang dialami guru selain kurangnya minat
belajar siswa yaitu kurang memanfaatkan fasilitas lab dengan sepenuhnya. Dan
penggunaaan media pembelajaran yang dilakukan guru dalam membantu
penyampaian materi disesuaikan dengan materi .
Strategi yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah
dengan melibatkan siswa diskusi dalam seluruh kelas. Tetapi strategi ini tidak
terlalu efektif, walaupun guru sudah berusaha dan mendorong siswa untuk
berpartisipasi. Kebanyakan siswa terpaku menjadi penonton sementara arena kelas
dikuasai oleh hanya segelintir orang.
Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa,
sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berintekrasi satu sama lain.
Dalam interaksi ini. Siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan
mereka untuk mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain. Dalam
suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan
hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan semangat siswa. Suasana
seperti ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif. Oleh karena
itu, guru perlu menciptakan suasana belajar yang sedemkian rupa, sehingga siwa
bekerja sama secara gotong royong.
Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar fisika yang dapat
dilakukan adalah penerapan pembelajaran yang kreatif dan kolaboratif dalam
pembelajaran fisika, sehingga siswa mudah memahami dan menguasai konsep
fisika dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah
dengan cara mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share (TPS). Teknik belajar mengajar

Berpikir-Berpasangan_Berempat

dikembangkan oleh Frank Lyman (Think-Pair-Share) dan Spencer Kagan ( Think-

Pair-Share) sebagai struktur kegiatan pembelajaran Cooperative Learning. Teknik
ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan
orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa.
Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan
membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat
ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa
untuk dikenali an menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Teknik ini
biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia
anak didik. (Lie,2008:59)
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian
yang berjudul “ Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperative Tipe
Think Pair Share Dengan Model Pembelajaran Konvensional Pada Materi
Pokok Kalor di Kelas VII SMP Negeri 4 Binjai T.P 2011/2012 ''

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
diperoleh bahwa :
1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah.
2. Siswa kurang kreatif dalam bertanya dan mengajukan pendapat
3. Model pembelajaran yang diberikan kurang bervariasi

1.3 Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan dan keterbatasan kemampuan, waktu dan
biaya maka peneliti perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun
yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Materi pokok Kalor yang diajarkan pada siswa kelas VII semester genap di
SMP Negeri 4 Binjai.
2. Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) serta aktivitas
belajar siswa.

1.4 Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dikelas VII
SMP N 4 Binjai yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dikelas VII
SMP N 4 Binjai yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
Konvensional?
3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama menggunakan model
pembelajaran kooperative tipe TPS?
4. Apakah ada perbedaan pengaruh hasil belajar siswa pada materi pokok
kalor dikelas VII SMP N 4 Binjai setelah diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pembelajaran Konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dikelas VII
SMP N 4 Binjai setelah diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe TPS.
2. Untuk Mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dikelas VII
SMP N 4 Binjai setelah diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran Konvensional.
3. Untuk Mengetahui aktivitas belajar siswa pada materi pokok kalor dikelas
VII SMP N 4 Binjai yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS.
4. Untuk Mengetahui adakah perbedaan pengaruh hasil belajar siswa pada
materi pokok kalor dikelas VII SMP N 4 Binjai setelah diajarkan
menggunakan

model

pembelajaran

pembelajaran Konvensional.

kooperatif

tipe

TPS

dengan

1.6 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas dapat diperoleh manfaat
penelitian, yaitu:
1. Bagi guru, dapat meningkatkan dan memperbaiki sistem pembelajaran di
kelas.
2. Bagi siswa, dapat meningkatkan prestasi belajar fisika khususnya pada
materi pokok kalor.
3. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah
dalam rangka memberikan pembelajaran fisika pada khususnya.
4. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian
sejenis.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian data dan uji statistik serta pembahasan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share memiliki nilai rata-rata
pretes 42,33 dan nilai rata-rata postest 81,33.
2. Hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata 40,5 dan nilai postest
76,33.
3. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share pada pertemuan I diperoleh nilai rata-rata
14,87 dengan skor 74,35 dengan nilai C dan pada pertemuan II diperoleh
nilai rata-rata 15,93 dan skor 79,65 dengan nilai B.
4. Terdapat perbedaan pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe think
pair share dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor di SMP Negeri 4 Binjai Kelas
VII Semester Genap T.P 2011/2012.

5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka
penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara
lain:
1. Peneliti belum dapat memanfaatkan waktu secara efisien dalam
menetapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, oleh
karena itu bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan model
pembelajaran ini, sebaiknya mempersiapkan terlebih dahulu model
pembelajaran ini dengan sebaik-baiknya, sehingga waktu yang digunakan
dapat dilaksanakan semaksimal mungkin.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
disarankan lebih memperhatikan dan membimbing siswa agar lebih berani
dalam menyampaikan pendapatnya sehingga terjalin kerjasama aktif antara
siswa dan guru.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (1999), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
Arends, (2008), Learning To Teach, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Dahar, (2006), Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Erlangga, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
2009. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan : FMIPA UNIMED
Isjoni, (2009), Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Lie, Anita, (2008), Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning Di
Ruang-Ruang Kelas, Penerbit PT,Grasindo, Jakarta.
Sagala, Saiful, (2005), Konsep dan Makna pembelajaran, Penerbit Alfabeta,
Bandung
Sardiman, A., M., (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
PT Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2001). Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik, Prestasi Pustaka,Bandung.
Usman, U, (2004), Menjadi Guru Profesional, Penerbit Remaja Rosdakarya,
Bandung.
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/lks-lembar-kerja-siswa.html

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII 4 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 4 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Skripsi)

0 6 59

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII 4 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 4 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 60

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

1 25 62

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI BENDA

1 15 49

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP

0 5 93

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RUKTI HARJO

1 12 61

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

0 0 16