MODEL PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII SMPN 37 DAN SMP BUDI MURNI 1 MEDAN T.P 2012/2013.

(1)

Tesis

Model Pendidikan Karakter

Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah Pertama

Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan

T.P 2012/2013

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH :

Tina Sheba Cornelia Sitompul Nim : 810 618 2017

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

Tesis

Model Pendidikan Karakter

Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah Pertama

Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan

T.P 2012/2013

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH :

Tina Sheba Cornelia Sitompul Nim : 810 618 2017

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

(6)

iii ABSTRAK

Tina Sheba Cornelia Sitompul (2013). Model Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah Pertama Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan T.P 2012/2013.

Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas VII pada SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan; mengetahui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta format penilaian siswa SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan dalam melaksanakan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn; dan Merancang model pendidikan karakter terhadap pelajaran PKn di SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan jumlah siswa 85 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari wawancara, angket dan observasi proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas VIIA SMPN 37 Medan menunjukkan bahwa: terdapat 10 nilai-nilai pendidikan karakter yang telah diterapkan, yaitu: religius, jujur, rasa ingin tahu, toleransi, semangat kebangsaan, gemar membaca, disiplin, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab; dan pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas VIIA SMP Budi Murni 1 Medan menunjukkan bahwa: terdapat 9 nilai-nilai pendidikan karakter yang telah diterapkan, yaitu: religius, demokrasi, jujur, rasa ingin tahu, cinta damai, toleransi, semangat kebangsaan, gemar membaca, dan cinta tanah air; 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Format Penilaian guru PKn dari kedua sekolah yang mengajar di kelas VIIA SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan belum menggambarkan RPP dan Format Penilaian berkarakter. Komponen RPP yang dijadikan penilaian pada penelitian ini adalah SK/KD, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan format penilaian. RPP dan Format Penilaian yang disusun kedua guru PKn masih kategori penilaian “kurang”; dan 3) model Pendidikan Karakter yang ditawarkan kepada kedua sekolah adalah Model Pendidikan dengan menggunakan pendekatan norma. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Model Pendidikan karakter dengan menggunakan pendekatan norma adalah adanya tujuan pendidikan karakter, isi pendidikan karakter, metode pendidikan karakter, media pendidikan, dan lingkungan pendidikan.


(7)

iv ABSTRACT

Tina Cornelia Sitompul Sheba (2013). Model of Character Education for Civics Lesson in Class VII at SMPN 37 Medan and SMP Budi Murni 1 Medan in Year School 2012/2013.

This research aimed to describe the implementation of character education for Civics lessons in class VII at SMPN 37 Medan and SMP Budi Murni 1 Medan; to know the Implementation of planning lesson and the format of student assessment of SMPN 37 Medan and SMP Budi Murni 1 Medan in implementing character education through Civics lessons; and the designing of character education model for civics lesson at SMPN 37 and SMP Budi 1 Medan. The research is a qualitative research student with the numbers 85 people. The instruments used to gather data consisted of interviews, questionnaires and observation of the learning process. The results showed that: 1) the implementation of character education for civics lessons in class VIIA of SMPN 37 Medan showed that: there are 10 characters education values that have been implemented, namely: religious, honest, curiosity, tolerance, spirit of nationalism, love to read , discipline, care for the environment, social care, responsibility; and the implementing of character education value for civics lessons at class VIIA of SMP Budi Murni 1 Medan showed that: there are 9 values of character education that have been implemented, namely: religion, democracy, honest , curiosity, love of peace, tolerance, spirit of nationalism, love reading, and love of country; 2) Learning Implementation of planning lesson and Format Assessment of Civics teachers from both schools were taught in class VIIA of SMPN 37 and SMP Budi Budi Murni 1 Medan not describe assessment format character. Components of planning lesson used in this research were competence standart: learning objectives, teaching methods, learning resources and assessment format. Planning lesson and assessment format both still civics teacher assessment category "less", 3) model of character education is offered to both school education models by using a norm. The things that need to be considered in the model character education using norm approach is the goal of character education, character education content, methods of character education, education media, and education environment.


(8)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Model Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran PKN di Sekolah Menengah Pertama Kelas VII SMP N. 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan T.P 2012/2013”. Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis mendapat bimbingan dari para Dosen dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu dan mengizinkan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.

2. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M.Si, dan Bapak Dr. Hidayat, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan meluangkan waktunya serta telah memberikan nasehat dan arahan kepada penulis selama penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar PPs Negeri Medan yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

4. Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu penulis dalam penulisan tesis ini.


(9)

ii 5. Putra selaku pegawai Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu penulis sejak dalam perkuliahan hingga penyelesaian tesis.

6. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan yang banyak membantu sejak dalam perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta arahan dalam penyelesaian tesis ini yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang terbaik atas bantuan dan bimbingan yang diberikan. Dengan penuh harapan kiranya tesis ini bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya. Amin.

Medan, Maret 2013 Penulis,

Tina Sheba Cornelia Sitompul NIM: 8106182017


(10)

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Fokus Penelitian ... 6

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1. Konsep Pendidikan Karakter ... 8

2.2. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter ... 23

2.3. Pengembangan Karakter ... 25

2.4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ... 28

2.5. Kurikulum Holistik Berbasis Karakter ... 31

2.6. Visi Misi Sekolah ... 40

2.7. Kurikulum dan Buku Teks PKn ... 41

2.8 Model Pembelajaran PKn ... 46

2.9. Kerangka Konseptual ... 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 64

3.1. Jenis Penelitian ... 64

3.2. Subjek Penelitian ... 65


(11)

vi

3.4. Teknik Analisis Data ... 68

3.5. Keabsahan Data ... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1. Hasil Penelitian ... 70

4.1.1. Pelaksanaan Pendidikan Karakter ... 70

4.1.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Serta Format Penilaian ... 76

4.1.3. Model Pendidikan Karakter ... 84

4.2. Pembahasan ... 92

4.2.1. Pembahasaan Pelaksanaan Pendidikan Karakter ... 92

4.2.2. Pembahasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 113

4.2.3. Pembahasan Model Pendidikan Karakter ... 117

4.2.4. Dokumentasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PKn ... 121

4.2.5. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 128

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 151

5.1. Simpulan ... 151

5.2. Saran ... 152


(12)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya Dengan Tuhan Pada SMPN 37 Medan ... 129 Tabel 4.2 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Diri Sendiri Pada SMPN 37 Medan ... 131 Tabel 4.3 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Sesama Pada SMPN 37 Medan ... 134 Tabel 4.4 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Negara Pada SMPN 37 Medan ... 136 Tabel 4.5 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Alam Pada SMPN 37 Medan ... 138 Tabel 4.6 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Tuhan Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 140 Tabel 4.7 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Diri Sendiri Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 142 Tabel 4.8 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Sesama Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 144 Tabel 4.9 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya

Dengan Negara Pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 146 Tabel 4.10 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya


(13)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Karakter Lickona ... 9

Gambar 2.2 Koherensi Karakter dalam Psikososial ... 12

Gambar 2.3 Pendekatan Komprehensif Pendidikan Karakter (Lickona:1991) .. 15

Gambar 2.4 Pembentukan Karakter ... 17

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Pendidikan Karakter pada PKn ... 63

Gambar 4.1 Diagram Interaksi Komponen Pendekatan Karakter ... 84

Gambar 4.2 Isi Pendidikan Karakter ... 86

Gambar 4.3 Metode Pendidikan Karakter ... 87

Gambar 4.4 Peneliti Memberi Penjelasan pada Siswa Tentang Pengisian Angket Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 121

Gambar 4.5 Guru PKn Memberi Penjelasan pada Siswa Tentang Hak Azasi Manusia (HAM) dan Nilai-Nilai Karakter ... 122

Gambar 4.6 Suasana Diskusi Kelompok Belajar Siswa ... 123

Gambar 4.7 Kegiatan Siswa di Kantin Sekolah ... 124

Gambar 4.8 Peneliti Melakukan Wawancara kepada Guru PKn Terkait Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 125

Gambar 4.9 Guru PKn Memberi Penjelasan pada Siswa Tentang Pengisian Angket Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 126

Gambar 4.10 Kegiatan Siswa-Siswa yang Tidak Menunjukkan Karakter yang Baik ... 127

Gambar 4.11 Kegiatan Siswa-Siswa yang Menunjukkan Karakter yang Baik ... 128

Gambar 4.12 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya dengan Tuhan pada SMPN 37 Medan ... 130

Gambar 4.13 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya dengan Diri Sendiri pada SMPN 37 Medan ... 132

Gambar 4.14 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya dengan Sesama pada SMPN 37 Medan ... 135 Gambar 4.15 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter


(14)

viii Hubungannya dengan Negara pada SMPN 37 Medan ... 137 Gambar 4.16 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Hubungannya dengan Alam pada SMPN 37 Medan ... 139 Gambar 4.17 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Hubungannya dengan Tuhan pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 141 Gambar 4.18 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Hubungannya dengan Diri Sendiri pada SMP Budi Murni 1 Medan 143 Gambar 4.19 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Hubungannya dengan Sesama pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 145 Gambar 4.20 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Hubungannya dengan Negara pada SMP Budi Murni 1 Medan ... 147 Gambar 4.21 Tingkat Pelaksanaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Dunia pendidikan dewasa ini menghadapi berbagai masalah yang amat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter berbangsa di tanah air dapat disebabkan lemahnya pendidikan karakter dalam meneruskan nilai-nilai kebangsaan. Disamping itu, lemahnya implementasi nilai-nilai berkarakter dilembaga-lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan ditambah arus globalisasi telah mengaburkan kaidah-kaidah karakter budaya bangsa yang sesungguhnya bernilai tinggi. Menurunnya pendidikan karakter dalam praktik kehidupan sekolah mengakibatkan sejumlah perilaku negatif yang amat merisaukan masyarakat yang berakibat merusak kehidupan berbangsa.

Hasil penelitian di negara-negara Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis sekolah. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan small community, (suatu masyarakat dalam skala kecil), hendaknya menjadi tempat yang dapat membentuk karakter berkualitas, memberikan pengetahuan dan pengalaman menarik bagi siswa. Oleh karena itu, setiap sekolah perlu mulai memikirkan bagaimana mewujudkan pendidikan karakter melalui pendidikan kewarganegaraan, agar anak didik betul-betul dapat mempraktikkan norma dan tata nilai yang sesuai dengan agama dan budaya bangsa kita sejak dini. Upaya yang dapat dilaksanakan saat ini adalah menerapkan dan melaksanakan pendidikan karakter, dan melatih siswa memiliki tata krama, sopan santun dalam kehidupan sosial di sekolah. Pendidikan karakter bukan hanya


(16)

2 mencakup tata krama, dan tata tertib sekolah sebagaimana yang berlaku sekarang ini.

Kondisi masih jauhnya bangsa ini dari cita-cita yang dituju terlihat dari merosotnya karakter yang dimiliki bangsa Indonesia. Perilaku dan tindakan yang kurang atau bahkan tidak berkarakter, telah menjerat semua komponen bangsa mulai dari lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif hingga masyarakat awam. Pada masa sekarang ini, sifat-sifat kepahlawanan, perilaku mengutamakan kepentingan masyarakat luas dan mempertahankan keutuhan bangsa seringkali bergeser ke arah sifat-sifat yang mementingkan kepentingan individu dan kelompok. Akibatnya, berlangsung kekeliruan orientasi yang merusak tatanan kehidupan berbangsa di negara ini.

Menteri Pendidikan Nasional RI, Muhammad Nuh (Balitbangsu, 2011:99) menegaskan bahwa pendidikan budaya karakter bangsa perlu dimasukkan dalam kebijakan pembangunan pendidikan nasional, karena tatakrama, etika dan kreatifitas lulusan dianggap menurun dan menjadi keluhan masyarakat.

Secara konseptual Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional dengan jelas menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dan untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, kecerdasan ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya.

Persoalan belum terealisasinya amanat Undang-Undang Sisdiknas dalam pembentukan karakter berbangsa ditanah air dapat antara lain bersumber dari


(17)

3 sistem dan model implementasi pendidikan karakter. Implementasi pendidikan karakter tidak efektif dalam membentuk karakter anak didik. Artinya, pendidikan yang mengedepankan nilai dan hasil belajar siswa, baik secara makro maupun mikro belum mampu mencapai hakikatnya yang paling esensial yaitu pembentukan karakter. Satuan pendidikan formal, nonformal dan informal ataupun pendidikan di sekolah dan di luar sekolah belum mampu mengimplementasikan pendidikan karakter dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam proses alih generasi.

Untuk merealisasikan karakter mulia dalam kehidupan setiap orang, maka pembudayaan karakter mulia menjadi suatu hal yang niscaya. Di sekolah atau lembaga pendidikan, upaya ini dilakukan melalui mata pelajaran pendidikan akhlak, pendidikan moral, pendidikan etika, atau pendidikan karakter. Di Indonesia misi pendidikan karakter diemban oleh dua mata pelajaran, yakni Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Objek materi PKn adalah segala hal yang berkaitan dengan warga negara, yang meliputi wawasan, sikap, dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara. Objek formal PKn adalah hubungan antara warga negara dengan negara dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. PKn (Kewiraan) dapat disejajarkan dengan civics education yang dikenal diberbagai negara. Secara bahasa, istilah “Civic Education” oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan.


(18)

4 PKn sebagai pendidikan nilai dapat membantu para siswa memilih sistem nilai yang dipilihnya dan mengembangkan aspek afektif yang akan ditampilkan dalam perilakunya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka guru PKn dituntut untuk memahami pendidikan karakter dan memiliki banyak wawasan tentang pentingnya pendidikan karakter, mampu mengajar dan menerapkan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn dengan efektif. Namun mata pelajaran ini nampaknya belum dianggap mampu mengantarkan peserta didik memiliki akhlak mulia seperti yang diharapkan.

Hasil penelitian Balitbangsu (2011:129) bahwa masih banyak kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh para pelajardi Kota Medan. Salah satu wujud dari kenakalan pelajar adalah tawuran yang dilakukan oleh para pelajar atau remaja. Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh pelajar di bawah usia 17 tahun sangat beragam mulai dari perbuatan yang amoral dan anti sosial. Bentuk kenakalan pelajar tersebut seperti: kabur dari rumah, membawa senjata tajam, dan kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang sudah menjurus pada perbuatan kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum seperti; pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, dan tindak kekerasan lainnya.

Misalnya untuk penyalahgunaan narkoba, Pol. Nurdin Usman (Balitbangsu, 2011: 123) mengungkapkan, kasus penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara dari tahun ke tahun terus menunjukkan grafik menaik. Kejahatan-kejahatan ini dapat dilihat dari lima segi: pertama, meningkatnya sikap dekadensi moral mereka terhadap Tuhan yang Maha Esa; kedua terhadap dirinya sendiri; ketiga terhadap


(19)

5 sesama; keempat terhadap lingkungan dan kelima terhadap alam. Masalah karakter yang buruk ini bila tidak segera diatasi akan semakin mengancam kehidupan generasi bangsa khususnya, dan tata kehidupan sosial masyarakat pada umumnya.

Sejalan dengan permasalahan di atas, SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan sangat mengedepankan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah. Hal ini dapat dilihat pada visi misi kedua sekolah yaitu: “unggul dalam prestasi, beriman dan berbudaya” dan “pembentukan manusia muda yang berkarakter dan cinta belajar”.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menilai bahwa pendidikan karakter sangat penting untuk membendung persoalan itu semua, khususnya pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai pendidikan karakter. Oleh karenanya, model pendidikan karakter khususnya di SMP Negeri 37 dan SMP Budi Murni 1 Medan sebagai locus penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut dan hasilnya diharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi pengembangan pendidikan di sekolah-sekolah di kota Medan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah pada:

1. Kurangnya pemahaman guru PKn tentang pendidikan karakter, penerapan pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran PKn di SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan.


(20)

6 3. Kurangnya penerapan pendidikan karakter melalui pelajaran pendidikan

kewarganegaraan.

4. Belum berkembangnya karakter siswa di dalam proses pembelajaran.

5. Kurangnya kreativitas guru dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang berkarakter.

1.3. Fokus Penelitian

Dari identifikasi masalah diatas, maka fokus penelitian adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas VII pada SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan ?

2. Bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta format penilaian siswa SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan dalam melaksanakan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn?

3. Model pendidikan karakter seperti apakah yang sesuai terhadap pelajaran PKn di SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan?

1.4. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan pertanyaan peneliti di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas VII pada SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan.

2. Mengetahui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta format penilaian siswa SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan dalam melaksanakan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn.


(21)

7 3. Merancang model pendidikan karakter terhadap pelajaran PKn di SMPN 37

Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti tentang pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn.

2. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk menambah pengetahuan tentang pendidikan karakter sehingga menjadikan siswa menjadi siswa yang berkarakter baik.

3. Sebagai bahan masukan bagi guru khususnya untuk membantu memperbaiki karakter siswa dan penerapan pelaksanaan pendidikan karakter khususnya pada pembelajaranPKn.

4. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi sekolah untuk mengatasi masalah pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.


(22)

135 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data penelitan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas VIIA SMPN 37 Medan menunjukkan bahwa: terdapat 10 nilai-nilai pendidikan karakter yang telah diterapkan, yaitu: religius, jujur, rasa ingin tahu, toleransi, semangat kebangsaan, gemar membaca, disiplin, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab.

Pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas VIIA SMP Budi Murni 1 Medan menunjukkan bahwa: terdapat 9 nilai-nilai pendidikan karakter yang telah diterapkan, yaitu: religius, demokrasi, jujur, rasa ingin tahu, cinta damai, toleransi, semangat kebangsaan, gemar membaca, dan cinta tanah air.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Format Penilaian guru PKn dari kedua sekolah yang mengajar di kelas VIIA SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan belum menggambarkan RPP dan Format Penilaian berkarakter. Komponen RPP yang dijadikan penilaian pada penelitian ini adalah SK/KD, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan format penilaian. RPP dan Format Penilaian yang disusun kedua guru


(23)

136 3. Model Pendidikan Karakter yang ditawarkan kepada kedua sekolah adalah Model Pendidikan dengan menggunakan pendekatan norma. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Model Pendidikan karakter dengan menggunakan pendekatan norma adalah adanya tujuan pendidikan karakter, isi pendidikan karakter, metode pendidikan karakter, alat pendidikan, lingkungan pendidikan, peserta didik, dan pendidik.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan penelitian yang diuraikan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter, guru PKn berperan aktif baik diluar maupun dalam proses pembelajaran. Untuk itu, guru PKn harus mengintegrasikan nilai-nilai karakter siswa yang diharapkan kedalam materi PKn. Contoh konkrit yang dapat dilakukan guru adalah menyusun perangkat pembelajaran seperti: RPP berkarakter, buku/bahan ajar yang diadaptasi dengan nilai karakter siswa.

2. Nilai-nilai pendidikan karakter tidak saja hanya diterapkan oleh guru-guru PKn dan agama, namun juga harus semua guru-guru mata pelajaran.

3. Perlu dilakukan sosialisasi pada semua guru bidang studi tentang pelaksanaan pendidikan karakter.


(24)

137 DAFTAR PUSTAKA

Balitbangsu. 2011. Kajian Pengembangan Sekolah Unggulan Berbasis Pendidikan Karakter di Sumatera Utara. (studi Kasus di Kota Medan. Barr, Barrt, Shermis. 1978. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Garamedia. Berkowitz, M. 2004. Research Based Character Education. American Academy

of Political and Social Science Journal, 59 (1), 72- 97.

Benninga, J, Berkowitz, M, Kuehn, P., & Smith, K. 2006. Character and Academics: What Good Schools Do. Phi Delta Kappan.

Bogdan. 2007. Pengantar metode Penelitian Kualitatif (terjemahan A Khozin Afandi). Surabaya: Usaha Nasional.

Bruce M.W, Philip H.P. & Kerstin, H., 2007. Does Active Learning Enhance Learner Outcomes? Evidence from Discussion Participation in Online Classes. Journal of Political Science Education, 3.

Bunyamin, Sapriya. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.

Bungin, Burhan. 2005. Analisis Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosofis & Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Chreshore. 1986. Civics Political. New York.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Djahiri, A. Kosasih. 1995. .Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Surakarta: LPMP.

Gillies, R., 2006. Teacher and student verbal behaviours during cooperative and small - group learning. British Journal of Educational Psychology ,76. Hamalik, O., 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT. Bumi Aksara


(25)

138 Hendrojuwono, W., 2008. Menciptakan Trasformasional dalam Membangun Karakter Bangsa. Makalah Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Perkembangan.

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham: Open

University Press.

Johnson, E. B. 2002. Contextual teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar MengajarMengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.

Johnson & Johnson. 2001. Impact of Group Processing on Achievment in Cooperative Group. The Journal of Social Psychology. 130.

Jones. H.J., David B. E & Joyce, M. A. 2008. Friends, Classmates, and Selfregulated learning: discussions with peers inside and outside the classroom. Metacognition Learning journal , 3.

Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Joyce, Bruce. 1992. Models of Teaching, Allyn and Bacon, Boston.

Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama . Jakarta.

Kusumah. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Lickona. 1997. Education for Character. New York, Bantam Books.

Lickona. 1997. Journal of Education. The Teacher’s role in character education. Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character: How Our School Can Do

Teach Respect and Responsibility. Brantam Book: New York. Megawangi. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta. Rineka Cipta.

Megawangi, R, Dona, R, Yulisinta F & Wahyu, F. 2007. Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan. Cimanggis; Indonesia Heritage Foundation.

Mudjiman, H. 2008. Belajar Mandiri. Cetakan 2 Surakarta. LPP UNS.

Musfiroh, T. Kuswarwanti., Sarjiwo., & Puspitorini, 2008. Cerita Untuk Perkembangan Anak. Yogyakarta: Navala.


(26)

139 Nurhadi, Agus Gerrad. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dan Penerapannya dalam KBK. Malang.: Universitas Negeri Malang.

Ormrod, J. E. 2003. Educational Psychology. Developing Learners (fourth edition). New Jersey: Pearson Education inc.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. Peter, H. 2000. Active Learning. Handbook for Farmacy Educators. by The

Haworth Press, Inc.

Poerwadarminta. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Rachmadi. 2004. Model-model Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah: Jakarta.

Raka, Gede. 2007. Pendidikan Membangun Karakter, Makalah, Orasi Perguruan Taman Siswa, Bandung 10 Februari 2007.

Ruminiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung.

Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Slavin. 1991. Educational Psychology Theory Into Practice. Edisi 6. Boston: Allyn & Bacon.

Slavin, R. 2000. Educational Psychology: Theory into Practice. Prentice Hall: Ennelwood.

Somantri. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan.

Sukandi, U., Karim S., Belen S., Maskur. 2001. Belajar aktif dan Terpadu: Apa, Mengapa dan Bagaimana. Jakarta. The British Council Prima Centra Indonesia.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Soemantri. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Supriawan, Dedi. 1990. Model Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.


(27)

140 Taylor, S.J & Bogdan, R. 1995. Basic principles of curriculum and instruction.

Chicago: University of Chicago Press.

Trigwell, K. 2005. Teaching–research relations,cross-disciplinary collegiality and student learning. Higher Education Journal 49.

Unimed, Pascasarjana. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Disertasi. Medan, PPs Unimed.

Winataputra, Udin. 1994. Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(1)

135 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data penelitan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas VIIA SMPN 37 Medan menunjukkan bahwa: terdapat 10 nilai-nilai pendidikan karakter yang telah diterapkan, yaitu: religius, jujur, rasa ingin tahu, toleransi, semangat kebangsaan, gemar membaca, disiplin, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab.

Pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter melalui pelajaran PKn di kelas VIIA SMP Budi Murni 1 Medan menunjukkan bahwa: terdapat 9 nilai-nilai pendidikan karakter yang telah diterapkan, yaitu: religius, demokrasi, jujur, rasa ingin tahu, cinta damai, toleransi, semangat kebangsaan, gemar membaca, dan cinta tanah air.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Format Penilaian guru PKn dari kedua sekolah yang mengajar di kelas VIIA SMPN 37 Medan dan SMP Budi Murni 1 Medan belum menggambarkan RPP dan Format Penilaian berkarakter. Komponen RPP yang dijadikan penilaian pada penelitian ini adalah SK/KD, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan format penilaian. RPP dan Format Penilaian yang disusun kedua guru PKn masih kategori penilaian “kurang”.


(2)

136 3. Model Pendidikan Karakter yang ditawarkan kepada kedua sekolah adalah Model Pendidikan dengan menggunakan pendekatan norma. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Model Pendidikan karakter dengan menggunakan pendekatan norma adalah adanya tujuan pendidikan karakter, isi pendidikan karakter, metode pendidikan karakter, alat pendidikan, lingkungan pendidikan, peserta didik, dan pendidik.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan penelitian yang diuraikan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter, guru PKn berperan aktif baik diluar maupun dalam proses pembelajaran. Untuk itu, guru PKn harus mengintegrasikan nilai-nilai karakter siswa yang diharapkan kedalam materi PKn. Contoh konkrit yang dapat dilakukan guru adalah menyusun perangkat pembelajaran seperti: RPP berkarakter, buku/bahan ajar yang diadaptasi dengan nilai karakter siswa.

2. Nilai-nilai pendidikan karakter tidak saja hanya diterapkan oleh guru-guru PKn dan agama, namun juga harus semua guru-guru mata pelajaran.

3. Perlu dilakukan sosialisasi pada semua guru bidang studi tentang pelaksanaan pendidikan karakter.


(3)

137 DAFTAR PUSTAKA

Balitbangsu. 2011. Kajian Pengembangan Sekolah Unggulan Berbasis Pendidikan Karakter di Sumatera Utara. (studi Kasus di Kota Medan. Barr, Barrt, Shermis. 1978. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Garamedia. Berkowitz, M. 2004. Research Based Character Education. American Academy

of Political and Social Science Journal, 59 (1), 72- 97.

Benninga, J, Berkowitz, M, Kuehn, P., & Smith, K. 2006. Character and Academics: What Good Schools Do. Phi Delta Kappan.

Bogdan. 2007. Pengantar metode Penelitian Kualitatif (terjemahan A Khozin Afandi). Surabaya: Usaha Nasional.

Bruce M.W, Philip H.P. & Kerstin, H., 2007. Does Active Learning Enhance Learner Outcomes? Evidence from Discussion Participation in Online Classes. Journal of Political Science Education, 3.

Bunyamin, Sapriya. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.

Bungin, Burhan. 2005. Analisis Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosofis & Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Chreshore. 1986. Civics Political. New York.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Djahiri, A. Kosasih. 1995. .Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta: LPMP.

Gillies, R., 2006. Teacher and student verbal behaviours during cooperative and small - group learning. British Journal of Educational Psychology ,76. Hamalik, O., 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT. Bumi Aksara


(4)

138 Hendrojuwono, W., 2008. Menciptakan Trasformasional dalam Membangun Karakter Bangsa. Makalah Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Perkembangan.

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham: Open University Press.

Johnson, E. B. 2002. Contextual teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar MengajarMengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.

Johnson & Johnson. 2001. Impact of Group Processing on Achievment in Cooperative Group. The Journal of Social Psychology. 130.

Jones. H.J., David B. E & Joyce, M. A. 2008. Friends, Classmates, and Selfregulated learning: discussions with peers inside and outside the classroom. Metacognition Learning journal , 3.

Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Joyce, Bruce. 1992. Models of Teaching, Allyn and Bacon, Boston.

Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama . Jakarta.

Kusumah. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Lickona. 1997. Education for Character. New York, Bantam Books.

Lickona. 1997. Journal of Education. The Teacher’s role in character education. Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character: How Our School Can Do

Teach Respect and Responsibility. Brantam Book: New York. Megawangi. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta. Rineka Cipta.

Megawangi, R, Dona, R, Yulisinta F & Wahyu, F. 2007. Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan. Cimanggis; Indonesia Heritage Foundation.

Mudjiman, H. 2008. Belajar Mandiri. Cetakan 2 Surakarta. LPP UNS.

Musfiroh, T. Kuswarwanti., Sarjiwo., & Puspitorini, 2008. Cerita Untuk Perkembangan Anak. Yogyakarta: Navala.


(5)

139 Nurhadi, Agus Gerrad. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dan Penerapannya dalam KBK. Malang.: Universitas Negeri Malang.

Ormrod, J. E. 2003. Educational Psychology. Developing Learners (fourth edition). New Jersey: Pearson Education inc.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. Peter, H. 2000. Active Learning. Handbook for Farmacy Educators. by The

Haworth Press, Inc.

Poerwadarminta. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Rachmadi. 2004. Model-model Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah: Jakarta.

Raka, Gede. 2007. Pendidikan Membangun Karakter, Makalah, Orasi Perguruan Taman Siswa, Bandung 10 Februari 2007.

Ruminiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung.

Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Slavin. 1991. Educational Psychology Theory Into Practice. Edisi 6. Boston: Allyn & Bacon.

Slavin, R. 2000. Educational Psychology: Theory into Practice. Prentice Hall: Ennelwood.

Somantri. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan.

Sukandi, U., Karim S., Belen S., Maskur. 2001. Belajar aktif dan Terpadu: Apa, Mengapa dan Bagaimana. Jakarta. The British Council Prima Centra Indonesia.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Soemantri. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Supriawan, Dedi. 1990. Model Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.


(6)

140 Taylor, S.J & Bogdan, R. 1995. Basic principles of curriculum and instruction.

Chicago: University of Chicago Press.

Trigwell, K. 2005. Teaching–research relations,cross-disciplinary collegiality and student learning. Higher Education Journal 49.

Unimed, Pascasarjana. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Disertasi. Medan, PPs Unimed.

Winataputra, Udin. 1994. Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.