Sarwi Endah Ana F3509065

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS PEMESANAN BAHAN BAKU OPTIMAL

PERCETAKAN MERBABU DENGAN METODE

ECONOMIC ORDER QUANTITY

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis

Oleh:

Sarwi Endah Ana F3509065

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir ini dengan Judul :

ANALISIS PEMESANAN BAHAN BAKU OPTIMAL

PERCETAKAN MERBABU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

Surakarta, 2012

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

Sarwoto, SE, M.Sc NIP. 350700001


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini dengan Judul :

ANALISIS PEMESANAN BAHAN BAKU OPTIMAL PERCETAKAN MERBABU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER CUANTITY

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma 3 Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta,

Tim Penguji Tugas Akhir :

1. Adnan Efendi, SE. Penguji

NIP. 350800001 (……….)

2. Sarwoto, SE. M.Sc. Dosen Pembimbing

NIP. 350700001 (……….)


(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“ Do all the goods you can, All the best you can, In all time you can,

In all places you can, For all the creatures you can!!“

“ Stop your dream, and begin to make it happen. It’s your key to a successful

your FUTURE!! “

Karya ini penulis persembahkan untuk :

1. Bapak dan ibu tercinta.

2. Keluargaku tersayang.

3. Teman-temanku MB 2009.

4. Sahabat-sahabatku dirumah.

5. Almamater.


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya pada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS PEMESANAN BAHAN BAKU OPTIMAL PERCETAKAN

MERBABU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY . Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya Fakultas Ekonomi Univertas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak dukungan , bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku ketua jurusan Manajemen Bisnis Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Muh. Juan Suam Toro, SE, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik

pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Sarwoto, SE, M.Sc. selaku Pembimbing Tugas Akhir yang tidak pernah

berhenti memberikan saran serta tambahan dalam membimbing peneliti.

5. Bapak, Ibu dosen serta seluruh staff karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak Riyanto selaku Kepala Unit Percetakan Merbabu Perusahaan

Daerah Aneka Karya Boyolali, yang selama ini memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran selama melakukan magang kerja dan penelitian.

7. Mbak Hesty, Mbak Siti, Pak Slamet, Mas Anton, Mas Yudi dan seluruh

staff Percetakan Merbabu Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali, yang


(6)

selama ini sudah menjadi seperti keluarga dalam membimbing penulis selama magang dan penelitian.

8. Ayah dan Ibu tercinta, terimakasih atas cinta, do’a dan dukungan kalian

selama ini tidak pernah putus hingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Keluarga tersayang, Mas Taslikhul, Mas Sarwo, Mas Arafad, Mbak

Palupi, Mbak Hima serta keponakan-keponakanku yang lucu Mas Raychan, Mas Abithah, dan Dek Farra. Terimakasih atas kasih sayang kalian selama ini.

10.Mas Dhidhik, terimakasih atas dukungan dan motivasi selama ini.

11.Teman-temanku Santy, Rachmani, Yeni, Radith, Rizky dan semua

teman-teman MB 2009. Terimakasih atas perteman-temanan kalian selama ini.

12.Teman-temanku Atika dan Metalia, terimakasih atas pertemanan kalian

selama ini.

13.Almamater yang selama ini membantu penulis dalam memperoleh ilmu

dan pengetahuan hingga mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis merasa dukungan dan bimbingan yang penulis dapat selama ini sangat berarti, hingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juni 2012

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

ABSTRAK ……… ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. iii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………... v

KATA PENGANTAR ………... vi

DAFTAR ISI ………. ix

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR GAMBAR ………. xv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 3

C. Tujuan Penelitian ……….. 3

D. Manfaat Penelitian ……… 4

E. Metode Penelitian ………. 5

1. Desain Penelitian ………. 5

2. Obyek dan Lokasi Penelitian ………... 5

3. Sumber Data ……… 5

4. Teknik Pengumpulan Data ………... 6

a. Teknik Wawancara ………. 6

b. Metode Observasi ………... 6

5. Teknik Analisis ………. 6

a. Metode Kualitatif ……… 7


(8)

F. Kerangka Pemikiran ………. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persediaan ………. 11

B. Fungsi Persediaan ………... 11

C. Jenis Persediaan ………. 13

1. Bahan Mentah ………... 13

2. Komponen ………. 14

3. Barang Setengah Jadi ……… 14

4. Barang Jadi ……… 14

5. Bahan Pembantu ……… 14

D. Biaya Persediaan ………. 14

1. Biaya Pembelian ……… 15

2. Biaya Pengadaan ……… 15

a. Biaya Pemesanan ………. 15

b. Biaya Pembuatan ……….… 15

3. Biaya Penyimpanan ………... 15

E. Pengendalian Persediaan Bahan Baku ……….… 18

F. Metode Analisis EOQ (Economic Order Quantity) ……….… 18

BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ……….. 22

1. Sejarah Perusahaan ………... 22

2. Lokasi Perusahaan ………...… 23

3. Struktur Organisasi ………... 24

4. Aspek Personalia ………. 33


(9)

6. Aspek Pemasaran ……… 36

7. Aspek Produksi ………...… 36

B. Proses Produksi ……… 38

1. Proses Penerimaan Pesanan ………... 38

2. Proses Mendesain ………...… 39

3. Proses Printing Desain ………... 39

4. Menunggu Bahan Baku ……….. 39

5. Proses Cetak ………... 39

6. Proses Pemotongan dan Sampul ……… 40

7. Proses Finishing ……….. 40

C. Laporan Magang Kerja ……….… 40

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja ………..… 40

2. Kegiatan Magang Kerja ………... 41

D. Pembahasan ……… 42

1. Penghitungan biaya Pesan dan Biaya Simpan ………. 43

a. Biaya Pesan ………... 44

b. Biaya Simpan ………. 44

c. Kebijakan Perusahaan ……… 44

1. Pembelian Bahan Baku ……… 44

2. Total Biaya Persediaan ……… 45

2. Metode EOQ ……… 45

a. Pembelian Bahan Baku Ekonomis ……… 45

b. Frekuensi Pemesanan Bahan Baku ……… 46

c. Total Biaya Persediaan ……….. 47

d. Persediaan Pengaman ……… 49

e. Titik Pemesanan Kembali ………. 49


(10)

3. Perbandingan Kebijakan Perusahaan

dengan Metode EOQ ... . 50 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ……….. 53

B. Saran ……….… 54


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kegiatan Harian Kuliah Magang Kerja ………...… 41 Tabel 3.2 Kebutuhan Bahan Baku Kertas

Percetakan Merbabu Tahun 2011 ………... 42 Tabel 3.3 Data Pengeluaran Percetakan Merbabu Tahun 2011 ………..… 43 Tabel 3.4 Perhitungan Standar Deviasi

Percetakan Merbabu Tahun 2011 ……….. 48 Tabel 3.5 Perbandingan Kebijakan Perusahaan

Dengan Metode EOQ ………. 51 Tabel 3.6 Perhitungan Persediaan Bahan Baku

Percetakan Merbabu Tahun 2011

Dengan Menggunakan POM ………. 52


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ……… 9 Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Perusahaan Daerah Aneka Karya

Kabupaten Boyolali ………. 23


(13)

ABSTRAK

ANALISIS PEMESANAN BAHAN BAKU OPTIMAL PERCETAKAN MERBABU

DENGAN METODE EOQ SARWI ENDAH ANA

F3509065

Setiap perusahaan yang kegiatan utamanya menghasilkan produk akan memerlukan persediaan bahan baku guna menunjang kelancaran proses produksi. Percetakan Merbabu merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industry percetakan. Latar belakang penelitian ini untuk meningkatkan efisiensi perusahaan khususnya dalam penyediaan bahan baku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sudah optimal atau belum persediaan bahan baku pada Percetakan Merbabu selama ini dengan cara membandingkan antara kebijakan perusahaan dengan metode EOQ.

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan membandingkan kebijakan perusahaan dengan metode EOQ dengan pengadaan bahan baku, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode EOQ hasilnya lebih efisien.

Jumlah kebutuhan baku selama setahun sebesar 563,5 Rim dengan jumlah waktu pemesanan 48 kali, dengan perhitungan metode EOQ diperoleh dari pembelian total bahan baku sebesar 563,5 Rim dengan rata-rata pemesanan sebanyak 9 kali dalam satu tahun. Pembelian rata-rata bahan baku perusahaan sebesar 12 Rim, sedangkan dengan metode EOQ sebanyak 41,16 Rim. Dalam perhitungan EOQ juga diperoleh biaya persediaan yang lebih efisien yaitu sebesar Rp. 1.518.498 dibandingkan dengan biaya persediaan perusahaan sebelumnya yaitu sebesar Rp. 2.824.515. untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan bekaitan dengan persediaan bahan baku, metode EOQ memberikan saran kepada perusahaan untuk menyediakan persediaan pengaman sebesar 57 Rim, dan melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan bahan baku perusahaan berjumlah 7,8 Rim atau bisa dibulatkan menjadi 8 Rim.

Dengan adanya penentuan persediaan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ, pengeluaran persediaan bahan baku dapat ditekan pada tingkat yang lebih efisien, sehingga menguntungkan bagi perusahaan. Ketersediaan bahan baku dapat dipastikan konstan dan sesuai dengan waktu tunggu. Maka dari itu, perusahaan disarankan untuk memakai penghitungan dengan metode EOQ.

Kata Kunci : Efisiensi Perusahaan, Persediaan Bahan Baku


(14)

ABSTRAK

ANALISIS PEMESANAN BAHAN BAKU OPTIMAL PERCETAKAN MERBABU

DENGAN METODE EOQ SARWI ENDAH ANA

F3509065

Ecery company whose main activities are producing a product will require a supply af raw materials to support the smooth procces of production.

Percetakan Merbabu is a company engaged in the printing industry. Background research to improve the efficiency of enterprises, especially in the supply of raw materials. This study was to determine the optimal or not Percetakan Merbabu supplies raw materials for this by comparing the company’s policy with EOQ method.

From rhe calculation was done by comparing the company’s plicy with EOQ method of procurements of raw materials, it can be concluded that by using the EOQ method is more efficient result.

Total demand for raw materials for one year at 563,5 rim by the time the order 48 times, EOQ calculations obtained from the total purchases of raw materials at 563,5 rim with an average of 9 time a year. Average purchase of raw materials with the company for 12 rim, while the EOQ method as much as 41,16 rim. EOQ method calculations also obtained a more efficient inventory cost in the amount of Rp. 1.518.498 compared with the previous company’s inventory costs Rp. 2.824.515. to anticipate things that are associated with unwanted inventories of raw materials, EOQ method provides advice to companies to provide a safety stock of 57 rim, and place an order again when the company’s raw material inventory amounted to 7,8 rim or rounded 8 rim.

With the determination of raw material inventory by using the EOQ method, raw material inventory expenses could be reduced at a more efficient, making it profitable for the company. Availability of raw materials to ensure a constant and in accordance with the waiting time. Therefore, companies are advised to use calculations with EOQ method.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan teknologi dibidang bisnis sangatlah pesat. Sistem pelayanan, manajemen yang baik, disiplin dan kompetitif adalah beberapa factor-faktor penting penunjang perusahaan agar mampu bersaing dan tetap bertahan dalam persaingan pasar yang kompetitif.

Secara umum semua perusahaan mempunyai tujuan atau sasaran yang sama satu dengan yang lainnya, yaitu agar perusahaan dapat bertahan hidup bersaing dalam dunia bisnis, mampu mendapatkan keuntungan dan dapat berkembang mengikuti perkembangan pasar yang terjadi. Pada perusahaan manufaktur, kegiatan utamanya adalah memproduksi suatu barang yang akan dijual. Pengelolaan berkaitan langsung dengan persediaan yang nantinya dapat diolah dan dimanfaatkan untuk menghasilkan produk. Masalah utama persediaan bahan baku adalah menentukan berapa jumlah pemesanan yang ekonomis yang bisa menentukan berapa jumlah bahan baku optimal dan kapan waktu pemesanan itu dapat dilakukan.

Metode EOQ (Economic Order Quantity) menurut Render dan Heizer

(2005:68) adalah salah satu tehnik pengendalian persediaan yang dikenal secara luas. Tehnik ini dikenal mudah untuk digunakan yang didasarkan pada berbagai asumsi seperti jumlah permintaan diketahui, waktu tunggu yaitu waktu antara


(16)

persediaan bersifat seketika dan lengkap, diskon (potongan harga) karena kuantitas tidak memungkinkan, kosongnya persediaan (kekurangan) dapat dihindari sepenuhnya jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.

Perhitungan EOQ juga dibutuhkan oleh percetakan Merbabu, dimana

perusahaan ini bergerak dibidang percetakan, yang kegiatan utamanya adalah

memproduksi produk cetakan, seperti blangko-blangko, undangan,

amplop-amplop gaji dinas-dinas. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi percetakan ini adalah kertas, dan dalam pelaksanaan proses produksinya, bahan baku tersebut harus selalu tersedia untuk kelancaran proses produksi. Perusahaan sejauh ini seringkali mengalami keterlambatan pesanan bahan baku yang berakibat pada keterlambatan pemenuhan produk jadi pesanan konsumen, oleh sebab itu seringkali konsumen mengeluhkan rasa ketidakpuasan mereka karena barang pesanan mereka belum bisa diambil sesuai tanggal jadi pesanan.

Oleh sebab itu perlu dijalankan perencanaan dan pengendalian bahan baku yang lebih efisien, karena perhitungan ini meliputi pengaturan dalam pengambilan keputusan kapan pemesanan bahan baku dapat dilakukan, kapan waktu tunggu antar pemesanan bahan baku dilakukan, berapa total biaya produksi yang optimal. Apabila proses produksi berjalan lancar serta memberikan kepuasan bagi pelanggan maka tujuan perusahaan akan lebih tercapai yaitu salah satunya meningkatkan keuntungan perusahaan.


(17)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian Latar Belakang diatas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Berapa kali frekuensi dalam satu periode pengadaan bahan baku dilakukan,

bila perusahaan Percetakan Merbabu menetapkan metode Economic Order

Quantity (EOQ)?

2. Berapa total biaya persediaan bahan baku bila perusahaan menerapkan

kebijakan Economic Order Quantity (EOQ)?

3. Berapakah persediaan pengaman dan kapan diadakan pemesanan kembali

Percetakan Merbabu pada perhitungan Metode EOQ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung :

1. Berapa Frekuensi pembelian bahan baku dan jumlah kebutuhan bahan baku

yang optimal pada Percetakan Merbabu.

2. Total biaya persediaan Percetakan Merbabu.

3. Persediaan Pengaman dan Titik Pemesanan Kembali Percetakan Merbabu pada

perhitungan Metode EOQ.

4. Perbandingan antara total biaya persediaan menggunakan kebijakan

perusahaan dengan kebijakan menggunakan Metode EOQ.


(18)

D. Manfaat Penelitian

Dari pelaksanaan praktek kerja lapangan diharapkan dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh semua pihak, antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

1. Memperoleh ilmu pengetahuan baik praktek maupun teori yang

khususnya dibidang analisis manajemen persediaan bahan baku.

2. Memperoleh pengalaman tentang lingkungan dunia kerja yang

sesungguhnya.

3. Memperoleh kesempatan untuk menganalisis permasalahan persediaan

bahan baku di suatu perusahaan.

b. Bagi Akademis

1. Memberikan tambahan informasi khususnya mengenai pengendalian

bahan baku dengan menggunakan Metode EOQ.

2. Sebagai salah satu referensi keilmuan bagi kepentingan penulis dan

peneliti yang lain dalam masalah yang sama atau yang terkait dengan manajemen dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan,


(19)

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus dengan metode EOQ yang merupakan penerapan persediaan dan prinsip manajemen persediaan, yaitu mengambil suatu masalah kemudian menganalisanya, penelitian dilakukan pada Percetakan Merbabu.

2. Obyek dan Lokasi Penelitian

Obyek dan penelitian dilakukan di Percetakan Merbabu yang

merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang percetakan.

Perusahaan berlokasi di Jl. Merbabu No. 2A Boyolali.

3. Sumber Data

Menurut Prawirosentono (2007:84) terdapat 2 jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden / objek penelitian yang dikumpulkan seorang peneliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak kedua, seperti dari laporan Biro Pusat Statistik, Departemen Perdagangan.

Dalam penelitian ini data yang digunakan penulis adalah data primer dan data sekunder. Data primer dari penelitian penulis adalah data yang penulis catat dari pengamatan selama mengikuti kegiatan magang kerja pada


(20)

percetakan Merbabu, dan menggunakan data sekunder yang penulis peroleh dari data Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali.

4. Tehnik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Menurut Jogiyanto (2005:617) teknik wawancara yaitu

mengadakan wawancara secara langsung dengan narasumber, antara lain dengan kepala bagian atau karyawan bagian untuk mengetahui kegiatan kerja proses produksi.

Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan secara langsung atau menggunakan wawancara personal dengan menemui KA Unit Percetakan atau bagian produksi dan karyawan di perusahaan Percetakan Merbabu untuk mendapatkan informasi.

b. Metode Observasi

Metode observasi merupakan prosedur yang sistematis dan standar pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung ke Percetakan Merbabu dan mencatat hal-hal penting serta mengamati secara langsung terkait dengan yang diteliti sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini.

5. Teknik Analisis

Menurut Prawirosentono (2007:83) teknik analisis dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan sebagai berikut :


(21)

a. Metode kualitatif

Yaitu ananlisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul bukan dalam bentuk angka-angka meskipun dapat diukur.

b. Metode kuantitatif

Yaitu analisis dengan menggunakan data yang dikualifikasikan dalam bentuk bilangan atau angka. Metode yang dipergunakan dalam penulisan proposal ini adalah Economic Order Quantity (EOQ) :

1. (EOQ) Economic Order Quantity

EOQ merupakan suatu jumlah pembelian bahan yang dapt mencapai biaya persdiaan yang paling minimal. Menurut Render dan Heizer (2005:72) adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Q = Jumlah unit per tahun

Q* = Jumlah pesananan yang ekonomis

D = Jumlah kebutuhan bahan dalam satuan (unit) per tahun S = Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

2. Menentukan Total Biaya Persediaan (TC)


(22)

Keterangan :

TC = total biaya persediaan

D = Permintaan tahunan barang persediaan Q = Jumlah barang setiap pemesanan H = Biaya penyimpanan per unit per tahun S=Biaya pemesanan untuk setiap pemesanan

3. Menentukan Persediaan Pengaman

Keterangan :

= Standar Deviasi

X = Pemakaian Sebenarnya

= Perkiraan Sebenarnya

N = Jumlah periode pemesanan

4. Menentukan besarnya titik pemesanan kembali (ROP)

ROP = (Penggunaan rata-rata x waktu tunggu) + persediaan pengaman

5. Frekuensi Pemesanan Bahan Baku

Dengan menggunakan metode EOQ dapat dihitung jumlah frekuensi pemesanan dalam satu tahun atau sering disebut frekuensi pembelian, yang dapat dihitung dengan cara berikut :


(23)

Keterangan :

F = Frekuensi pemesanan bahan baku

D = Total kebutuhan bahan baku

Q* = Pembelian bahan baku ekonomis

6.Analisis tentang perbandingan EOQ dengan kebijakan perusahaan :

a. Kuantitas pembelian bahan baku yang optimal

b. Total biaya persediaan

c. Persediaan pengamanan

d. Titik pemesanan kembali

e. Frekuensi pemesanan bahan baku

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Biaya pemesanan

Biaya penyimpanan

Waktu tunggu

Metode EOQ

Persediaan Bahan Baku Yang Optimal

Menghitung total biaya persediaan

Menentukan Safety Stock

Kebutuhan bahanbaku

Menetukan Re OrderPoint


(24)

Dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku, perusahaan melakukan pemesanan atau pembelian ke pemasok terlebih dahulu. Dalam penggunaan kebutuhan bahan baku maka perusahaan dapat memperkirakan jumlah pembelian bahan baku, selanjutnya dilakukan penghitungan dengan biaya persediaan yang dikeluarkan. Perusahaan dapat menggunakan metode kebijakan perusahaan maupun dengan menggunakan Metode EOQ. Dalam penggunaan metode EOQ akan dipengaruhi beberapa faktor seperti biaya pemesanan, biaya penyimpanan, harga bahan baku maupun waktu tunggu. Sehingga dari metode EOQ akan dapat diketahui jumlah persediaan bahan baku yang optimal. Selain itu, perusahaan juga harus melakukan pengadaan persediaan pengaman dengan tujuan untuk menghindari masalah kekurangan bahan baku sebelum pemesanan atau pembelian bahan baku tersebut dilakukan. Dalam rangka mengatasi permasalahan kekurangan bahan baku maupun kehabisan bahan baku, perusahaan harus terlebih dahulu menentukan waktu pemesanan kembali supaya masalah tersebut tidak terjadi


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan sesuatu yang harus ada untuk melancarkan proses produksi. Setiap perusahaan harus selalu ada persediaan untuk menjalankan operasinya, karena persediaan merupakan salah satu faktor yang memegang peran aktif dalam perusahaan yang secara kontinyu diperoleh, diolah, dan selanjutnya untuk dijual.

Menurut Nasution (2003:103) Persediaan adalah sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut tersebut berupa kegiatan produksi manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada sistem rumah tangga.

Sedangkan menurut (Riggs dalam Baroto, 2002:52) Persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan bahan baku.

B. Fungsi Persediaan

Menurut Render dan Heizer (2005:60) Persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang dapat menambah fleksibilitas operasi perusahaan.

Empat fungsi persediaan adalah :


(26)

1. Untuk memisahkan beragam bagian proses produksi. Sebagai contoh, jika pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan tambahan untuk memisahkan proses produksi dari para pemasok.

2. Untuk memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan

persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan semacam ini umumnya terjadi pada perdagangan eceran.

3. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam jumlah

lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau pengiriman barang.

4. Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.

Sedang menurut Baroto (2002:53) Mengemukakan bahwa efisiensi produksi (salah satu muaranya adalah penurunan biaya produksi) dapat ditingkatkan melalu pengendalian sistem persediaan. Efisiensi ini dapat dicapai bila fungsi persediaan dapat dioptimalkan. Beberapa fungsi persediaan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi independensi

Persediaan bahan diadakan agar departemen-departemen dan proses individual terjaga kebebasannya. Permintaan pasar tidak dapat diduga dengan tepat, ditambah terjadinya seringkali pasokan dari pemasok yang meleset dari perkiraan, agar proses produksi dapat berjalan tanpa tergantung pada kedua hal ini, maka persediaan haruslah mencukupi.


(27)

2. Fungsi ekonomis

Seringkali dalam beberapa kondisi tertentu, memproduksi dengan jumlah produk tertentu akan lebih ekonomis daripada memproduksi secara berulang atau sesuai permintaan.

3. Fungsi antisipasi

Fungsi ini diperlukan untuk mengantisipasi perubahan permintaan atau pasokan. Seringkali perusahaan mengalami kenaikan permintaan setelah diadakan program promosi. Dalam hal ini maka dibutuhkan persediaan produk jadi agar tidak terjadi kekurangan persediaan.

4. Fungsi fleksibilitas

Bila dalam proses produksi terdiri atas beberapa tahapan proses operasi dan kemudian terjadi kerusakan pada suatu tahapan proses operasi, maka akan diperlukan waktu untuk melakukan perbaikan.

C. Jenis Persediaan

Menurut Baroto (2002:54) Persediaan diklasifikasikan berdasarkan keadaan tahapan dalam proses produksi. Atas dasar proses produksi ini, jenis persediaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bahan mentah

Yaitu barang-barang berwujud seperto baja, kayu, tanah liat, atau bahan-bahan mentah lainnya yang diperoleh dari sumber-sumber alam, atau dibeli dari pemasok, atau diolah sendiri oleh perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksinya sendiri.


(28)

2. Komponen

Yaitu barang-barang yang terdiri atas bagian-bagian yang diperoleh dari perusahaan lain atau hasil produksi sendiri untuk digunakan dalam pembuatan barang jadi atau barang setengah jadi.

3. Barang setengah jadi

Yaitu barang-barang keluaran dari tiap operasi produksi atau perakitan yang telah memiliki bentuk lebih kompleks daripada komponen, namun masih perlu proses lebih lanjut untuk menjadi barang jadi.

4. Barang jadi

Adalah barang-barang yang telah selesai diproses dan siap untuk didistribusikan ke konsumen.

5. Bahan pembantu

Adalah barang-barang yang diperlukan dalam proses pembuatan atau perakitan barang, namun bukan merupakan komponen barang jadi. Termasuk dahan penolong adalah bahan bakar, pelumas, minyak, listrik.

D. Biaya Persediaan


(29)

1. Biaya Pembelian

Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya pembelian ini tergantung pada besarnya jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang. Biaya pembelian menjadi faktor penting ketika harga barang yang dibeli tergantung pada ukuran pembelian.

2. Biaya Pengadaan

Biaya pengadaan dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan asal-usul barang, yaitu :

a. Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok, pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, biaya penerimaan, dan lain-lain. Biaya ini diasumsikan konstan untuk setiap kali pesan.

b. Biaya Pembuatan

Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di dalam pabrik yang meliputi biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan gambar kerja dan seterusnya.

3. Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang. Biaya ini meliputi :


(30)

a. Biaya Memiliki Persediaan Modal

Pengumpulan barang di gudang berarti penumpukan modal,

dimana modal perusahaan mempunyai ongkos yang dapat diukur dengan suatu bunga bank.

b. Biaya Gudang

Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga

timbul biaya gudang. Bila gudang dan peralatannya disewakan maka biaya gudang merupakan biaya sewa. Sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang sendiri , maka biaya gudang merupakan biaya depresiasi.

c. Biaya Kerusakan dan Penyusutan

Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan

penyusutan, karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan penyusutan diukur dari pengalaman sesuai dengan persentasenya.

d. Biaya Kadaluwarsa

Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena

mengalami penurunan teknologi dan model seperti barang-barang elektronik. Biaya kadaluarsa diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.

e. Biaya Asuransi


(31)

f. Biaya Administrasi dan Pemindahan

Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasi persediaan barang

yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan barang maupun penyimpanan dan biaya peralatan handling.

4. Biaya Kekurangan Persediaan

a. Biaya Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi

Batasnya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat

memenuhi permintaan atau dari kerugian akibat terhentinya proses produksi. Kondisi ini diistilahkan sebagai biaya penalty atau hukuman kerugian bagi perusahaan dengan satuan, misal Rp/ unit.

b. Biaya Waktu Pemenuhan

Biaya waktu pemenuhan diukur berdasarkan waktu yang

diperlukan untuk memenuhi gudang dengan satuan, misal Rp/ satuan waktu.

c. Biaya Pengadaan Darurat

Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar dari pengadaan normal. Biaya ini diukur dengan satuan, misal Rp/setiap kali kekurangan.

Menurut Render dan Heizer (2005:67) dalam pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi jumlah persediaan, biaya-biaya variabel yang harus dipertimbangkan meliputi :


(32)

a. Biaya Penyimpanan

Yaitu terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi langsung terhadap kuantitas persediasan. Biaya persediaan per periode yang akan semakibn besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak.

b. Biaya Pemesanan

Yaitu biaya yang ditimbulkan dari aktrifitas pemesanan.

c. Biaya Penyiapan

Yaitu biaya yang timbul untuk menyiapkan mesin atau proses untuk memproduksi pesanan.

E. Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Pengendalian Persediaan Bahan Baku merupakan serangkaian aktivitas yang diawali dengan merencanakan kebutuhan bahan baku.

Menurut Prawirosentono (2007:84), bahwa jumlah dan mutu bahan harus tersedia sesuai dengan kebutuhan sehingga proses produksi terjamin kelancarannya. Dalam hubungan ini, arti perencanaan dan pengendalian bahan baku tidak terlepas dari peranannya dalam menunjang proses operasi perusahaan secara keseluruhan.

F. Metode Analisis EOQ (Economic Order Quantity)


(33)

dikenal mudah untuk digunakan tetapi didasarkan pada berbagai asumsi sebagai berikut :

1. Permintaan diketahui, tetap dan bebas.

2. Waktu tunggu, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan

diketahui dan konstan.

3. Penerimaan persediaan bersifat seketika dan lengkap. Dengan kata lain,

persediaan dari sebuah pesanan tiba dalam satu batch sekaligus.

4. Diskon (potongan harga), karena kuantitas tidak memungkinkan.

5. Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau pemesanan dan

biaya menahan atau biaya menyimpan persediaan dari waktu ke waktu (biaya penyimpanan atau penggudangan).

6. Kosongnya persediaan (kekurangan) dapat dihindari sepenuhnya jika

pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.

Tujuan dari perhitungan menggunakan EOQ untuk mengetahui :

a. Biaya Pemesanan tahunan

b. Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan didalam perusahaan. Adapun rumus biaya penyimpanan adalah sebagai berikut :


(34)

Keterangan :

Q = Jumlah barang setiap pemesanan

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

c. Kuantitas Pemesanan Optimal

Kuantitas pemesanan optimal didapatkan ketika biaya setup tahunan

sama dengan biaya penyimpanan tahunan, yakni :

Keterangan :

Q = Jumlah barang setiap pemesanan H = Biaya penyimpanan per unit per tahun D = Permintaan tahunan barang persediaan S = Biaya pemesanan untuk setiap pemesanan

d. Total persediaan

Biaya persediaan yang diberi notasi TC, merupakan penjumlahan dari biaya pesan dan biaya simpan. TC minimum ini, akan tercapai pada saat biaya simpan sama dengan biaya pesan. Pada TC minimum, maka pada


(35)

Keterangan :

TC = total biaya persediaan

Q = Jumlah barang setiap pemesanan

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

D = Permintaan tahunan barang persediaan S = Biaya pemesanan untuk setiap pemesanan

Sedangkan untuk menentukan jumlah pesananan yang ekonomis (EOQ) menurut Heizer (2005) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Q* = Jumlah pesananan yang ekonomis

D = Jumlah kebutuhan bahan dalam satuan (unit) per tahun S = Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun


(36)

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan Daerah Aneka Karya Kabupaten Boyolali didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1968 pada Tahun 1983 diperbaharui dengan Perda Nomor 4 dan sesuai dengan perkembangan keadaan telah diperbaharui dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Perusahaan Daerah Aneka Karya Kabupaten Boyolali yang terdiri dari 4 (empat) unit usaha yaitu, Unit Apotik, Unit Percetakan, Unit Toko dan Unit Perbengkelan. Tujuan didirikannya Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali secara umum adalah untuk merningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Unit Percetakan didirikan dalam rangka melengkapi kebutuhan dibidang percetakan bagi perkantoran-perkantoran, lembaga-lembaga pemerintah seperti menyediakan buku-buku SSP (Surat Setoran Pajak). Seiring dengan perkembangan Percetakan Merbabu berusaha terlibat dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat secara luas, mulai menyediakan kebutuhan masyarakat pada umumnya dalam bidang percetakan seperti : melayani pemesanan cetak undangan pernikahan, cetak slip-slip penarikan, penyetoran


(37)

2. Lokasi Perusahaan

Perusahaan Daerah Aneka Karya Unit Percetakan Kabupaten Boyolali terletak di Jalan Merbabu 2A Boyolali Telp/Fax.(0276) 321 421. Merupakan tempat yang sangat strategis karena terletak dipusat kota Boyolali.

GAMBAR 3.1

STRUKTUR ORGANISASI

PERUSAHAAN DAERAH ANEKA KARYA KABUPATEN BOYOLALI

KETUA : BUPATI BOYOLALI

ANGGOTA : WAKIL BUPATI BOYOLALI

Direktur Utama: Ir. Luluk Murdianto

Direktur : Junaeni Windarsih SH

Ketua : Yulius Bagus. T , Sip. Mt. Ma.

Sekretaris : D. Suparno

Anggota : Agung Joko. P, SE. DIREKSI

BADAN PENGAWAS

KABAG. KEUANGAN

Maryono, SE. Supono, SE.

KABAG. UMUM KASUBAG. UMUM

Dini Kurniasih, Sp, Si.

KA. UNIT APOTIK Robiyati

KASI PENGADAAN Ngatini

KASI KEUANGAN S. Hesty Pangestuti, SE.

KASI PELAYANAN KASI KEUANGAN Yustina Nunuk

KA. UNIT PERCETAKAN Rianto

Wahyudi, Amd. KASI PRODUKSI

KA. UNIT PERTOKOAN Supar

KASI KEUANGAN PEMBINA

Sutatno Dodo Suranto, SE.

KA. UNIT BENGKEL Ambyah Setia K, SE.

KASI PELAYANAN KASI PELAYANAN

KASI PELAYANAN Istiyani


(38)

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali ini dibawahi langsung oleh Bupati Boyolali, yang memberikan wewenang langsung kepada bawahan-bawahannya sesuai dengan bidangnya masing-masing.Adapun struktur organisasi ini guna memperjelas tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab baik pimpinan maupun para staff yang

terlibat didalamnya, untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

menjalankan tugasnya masing-masing. Berikut tugas dari masing-masing bagian :

a. Pembina

Bupati Boyolali selaku ketua yang membina langsung Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali dibantu oleh Wakil Bupati.

b. Pengawas

Tugas pengawas langsung ditunjuk oleh Bupati dibantu oleh wakilnya, tugasnya mengawasi langsung kinerja perusahaan secara periodik.

c. Direksi

Adapun tugas-tugas pokok dari Direksi adalah sebagai berikut :

1. Memimpin dan mengendalikan semua kegtiatan Perusahaan Daerah

Aneka Karya Boyolali


(39)

4. Mengendalikan, mengkoordinir, membina, merencanakan dan mengadakan evaluasi dan pengawasan atas kegiatan-kegiatan masing-masing Unit Kerja.

5. Menandatangani kerja sama dengan pihak ketiga dengan

persetujuan Badan Pengawas.

d. Kabag. Keuangan

1. Melaksanakan pembayaran maupun penerimaan keuangan umum

untuk Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali

2. Menyelenggarakan administrasi keuangan yang berkaitan dengan

tugas tersebut dalam point 1.

3. Membuat laporan berkala, keadaan keuangan Perusahaan

4. Merencanakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

6. Menerima laporan keuangan dari masing-masing Unit untuk

disampaikan kepada Direksi dalam laporan keuangan Perusahaan setiap Bulan, Tribulan, Semester dan akhir tahun buku.

e. Kabag. Umum

1. Mengurus administrasi kantor.

2. Membuat dan menyediakan absensi apel pagi dan apel siang dan

gerak jalan.

3. Menerima dan mendistribusikan surat-surat

4. Mengurus pelaksanaan penjualan barang-barang bekas pakai yang

menjadi milik Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali.


(40)

5. Menyusun ketatalaksanaan dan mempersiapkan naskah peraturan-peraturan, instruksi dan peraturan perundang-undangan

6. Mengurus administrasi kepegawaian.

7. Menyusun rencana kebutuhan pegawai Perusahaan

f. KA. Unit Apotik

Kepala unit Apotik melaksanakan sebagian tugas dari Direksi, bergerak dalam bidang Apotik.

Unit Apotik sendiri dibagi menjadi 2 devisi, dengan tugas masing-masing devisi sebagai berikut :

1. Kasi Keuangan

Kepala seksi keuangan Apotik melaksanakan sebagian

tugas dari Kepala Unit Apotik dalam bidang Keuangan Apotik. Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Keuangan Apotik adalah sebagai berikut :

a. Melakukan administrasi keuangan.

b. Membuat laporan keuangan neraca dan laba/rugi setiap

bulannya.

c. Menyusun rencana anggaran Apotik.

d. Melakukan fungsi bendahara (menerima dan mengeluarkan

uang serta mempertanggung jawabkannya).


(41)

f. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil dalam bidangnya kepada Kepala Unit maupun kepada Direksi.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Unit dan Direrksi.

2. Kasi Pengadaan Apotik

Kepala Seksi Pengadaan Apotik melaksanakan sebagian tugas dari Kepala Unit Apotik dalam bidang pengadaan Apotik.

Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Pengadaan Apotik adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengadaan barang-barang dagangan obat-obatan ke

PBF dengan selektif.

b. Mengurus administrasi gudang.

c. Menyusun rencana kebutuhan barang dagangan.

d. Memasukkan faktur pembelian kedalam computer.

e. Mengontrol harga pembelian obat.

f. Membuat laporan keadaan stock barang dagangan setiap bulan.

g. Menyusun rencana kegiatan pengadaan barang.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Unit dan Direksi.

g. K.A Unit Percetakan

Kepala unit Percetakan melaksanakan sebagian tugas dari Direksi, bergerak dalam bidang pelayanan cetak.


(42)

Unit Percetakan sendiri dibagi menjadi 2 devisi, dengan tugas masing-masing devisi sebagai berikut :

1. Kasi Keuangan Percetakan

Kepala seksi keuangan Percetakan melaksanakan sebagian tugas dari Kepala Unit Percetakan dalam bidang Keuangan Percetakan.

Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Keuangan Percetakan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan administrasi keuangan.

b. Membuat laporan neraca laba/rugi setiap bulan.

c. Menyusun anggaran percetakan.

d. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang bahan

cetakan.

e. Membuat taguhan piutang kepada pelanggan setiap bulan.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Unit dan Direksi.

2. Kasi Produksi Percetakan

Kepala Seksi Produksi Percetakan melaksanakan sebagian tugas dari Kepala Unit Percetakan dalam bidang Produksi Percetakan.


(43)

a. Merencanakan pengembangan produksi dan pengendaliam atas kualitas dan kuantitas produksi.

b. Mengatur jadwal pelaksanaan kegiatan produksi.

c. Melaksanakan setting/ merancang/ desain cetak.

d. Meneliti dan mengevaluasi hasil setting/ rancangan/ desain

cetak sebelum menuju prose produksi.

e. Meneliti dan mengevaluasi barang-barang yang telah

diproduksi.

f. Melakukanh pengawasan dan pengendalian terhadap proses

produksi.

g. Melakukan perbaikan serta perawatan terhadap peralatan dan

mesin produksi yang menjadi milik perusahaan.

h. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan produksi.

i. Menyusun rencana kegiatan produksi.

j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Unit dan Direksi.

h. K.A Unit Pertokoan

Kepala Unit Pertokoan melaksanakan sebagian tugas dari Direksi di bidang pelayanan kebutuhan alat tulis kantor, buku-buku pelajaran sekolah dan peralatan sekolah lainnya.

Unit Pertokoan sendiri dibagi menjadi 2 devisi, dengan tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut :


(44)

1. Kasi Pelayanan Pertokoan

Kepala Seksi Pelayanan Pertokoan melaksanakan sebagian tugas dari Kepala Unit Pertokoan dalam bidang pelayanan toko.

Adapun penjabaran tugas pokok Seksi Pelayanan Pertokoan adalah sebagai berikut :

a. Mempromosikan jasa pemenuhan alat-alat tulis, buku-buku

pelajaran sekolah serta peralatan sekolah lainnya kepada masyarakat, instansi, atau lembaga lainnya.

b. Mencari dan menerima pesanan alat-alat tulis, dan buku-buku

pelajaran sekolah.

c. Melakukan pengadaan barang-barang persediaan toko.

d. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pelanggan dalam

rangka menarik simpati dinas/ instansi/ masyarakat umumnya dan pelanggan pada khususnya.

e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepla Unit dan

Direksi.

2. Kasi Keuangan Pertokoan

Kepala Seksi Keuangan Pertokoan melaksanakan sebagian tugas dari Kepala Unit Pertokoan dalam bidang Keuangan Pertokoan.


(45)

a. Melakukan administrasi keuangan.

b. Membuat laporan keuangan dan barang.

c. Membuat laporan dan neraca laba/ rugi setiap bulan.

d. Menyusun anggaran Unit Pertokoan.

e. Membuat tagihan piutang kepada pelanggan tiap bulannya.

f. Melakukan fungsi bendahara (menerima dan mengeluarkan uang

serta mempertanggungjawabkannya).

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Unit

Pertokoan dan Direksi.

i. K.A Unit Perbengkelan

Kepala Unit Perbengkelan melaksanakan sebagian tugas dari direksi, bergerak dalam bidang pelayanan bengkel.Mengkoordinir, mengontrol, mengurus dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas bawahan/ karyawan bengkel.

Unit Perbengkelan sendiri dibagi menjadi 2 devisi, dengan tugas masing-masing devisi adalah sebagai berikut :

1. Kasi Keuangan Perbengkelan

Kepala Seksi Keuangan Unit Perbengkelan memiliki tugas hamper sama dengan kepala unit yang lainnya.

Adapun penjabaran tugas-tugas Kepala Seksi Keuangan Perbengkelan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan administrasi keuangan

b. Membuat laporan keuangan dan neraca laba/ rugi setiap bulan.


(46)

c. Menyusun rencana anggaran.

d. Melakukan fungsi bendahara (menerima dan mengeluarkan uang

serta mempertanggungjawabkannya).

e. Meneliti kebenaran laporan kas harian Unit Perbengkelan.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit

Perbengkelan dan Direksi.

2. Kasi Pelayanan Perbengkelan

Kepala Seksi Pelayanan Perbengkelan melaksanakan sebagian tugas yang diberikan oleh Kepala Unit Perbengkelan dibidang pelayanan Bengkel.

Adapun penjabaran tugas-tugas pokok Kepala Seksi Pelayanan Perbengkelan adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi tentang hal-hal yang perlu diketahui

masyarakat/ pelanggan tentang proses pelayanan bengkel.

b. Menerima dan mencatat permintaan pesanan pelanggan

bengkel.

c. Menyusun rencana kegiatan perbengkelan.

d. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya dalam rangka menarik

minat masyarakat/ pelanggan.

e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Unit


(47)

4. Aspek Personalia

Sebuah keberhasilan yang diperoleh Perusahaan tidak lepas dari sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Perusahaan.Disini Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali melakukan perekrutan karyawan wilayah sekitar Kabupaten Boyolali.Secara tidak langsung Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali telah ikut berpartisipasi dalam menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat daerah Kabupaten Boyolali.

a. Jumlah Karyawan

Dalam melaksanakan kelancaran aktivitas perusahaan dan untuk menjamin kelancaran kegiatan Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali memerlukan karyawan yang terbagi dalam beberapa devisi sebagai berikut :

1.Karyawan Direksi

a. Laki-laki : 1 orang

b. Perempuan : 1 orang

2.Karyawan Kerjasama

a. Laki-laki : 5 orang

3.Karyawan Kantor Bagian Umum

a. Laki-laki : 8 orang

b. Perempuan : 3 orang

4.Karyawan Unit Apotik

a. Laki-laki : 3 orang

b. Perempuan : 13 orang


(48)

5.Karyawan Unit Percetakan

a. Laki-laki : 12 orang

b. Perempuan : 3 orang

6.Karyawan Unit Pertokoan

a. Laki-laki : 7 orang

b. Perempuan : 1 orang

7.Karyawan Unit Perbengkelan

a. Laki-laki : 6 orang

b. Perempuan : 2 orang

b. Hak dan Kewajiban Karyawan

Demi kelancaran aktivitas dan keberhasilan perusahaan, karyawan dan perusahaan memiliki kesepakatan kerja sebagai penunjang keberhasilan Perusahaan. Adapun hak dan kewajiban yang dimiliki oleh karyawan adalah sebagai berikut :

1. Setiap karyawan harus menjalankan dan mentaati apa saja yang

menjadi peraturan perusahaan dan menjalankan tugas-tugas sesuai dengan porsi kerja masing-masing karyawan.

2. Setiap karyawan mendapatkan upah sesuai dengan aturan

perusahaan.

c. Sistem Kerja Karyawan


(49)

Jam kerja : 07.00 - 15.00 WIB.

Hari masuk : Senin – Sabtu.

d. Sistem Pengupahan/ Gaji Karyawan

Pada perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali melakukan pelaksanaan pengupahaan berdasarkan :

1. Pengupahan diberikan setiap 1 bulan sekali pada semua karyawan

Perusahaan.

2. Pengupahan diatur langsung oleh Peraturan Daerah Kabupaten

Boyolali.

5. Kesejahteraan Karyawan

a. Fasilitas Kerja

1. Sarana Ibadah

Perusahaan menyediakan fasilitas mushola untuk beribadah bagi karyawan yang beragama muslim di lingkungan Perusahaan.

2. Seragam Kerja

Perusahaan memberikan seragam kerja untuk seluruh karyawan dari mulai direksi sampai karyawan biasa.

Adapun jenis seragam yang dipakai karyawan adalah :

a. Hari kerja senin : Seragam warna abu-abu

b. Hari Kerja Selasa : Seragam keki

c. Hari Kerja Rabu : Seragam warna biru

d. Hari Kerja Kamis : Seragam warna hitam

e. Hari Kerja Jumat : Seragam bebas ( untuk senam )


(50)

f. Hari Kerja Sabtu : Seragam Batik

b. Jaminan Kesejahteraan Karyawan

Perusahaan juga memberikan asuransi jamsostek antara lain :

1. Jaminan layanan kesehatan dari Askes.

2. Jaminan layanan kesehatan dari Astek.

6. Aspek Pemasaran

Perusahaan Daerah Aneka KaryaBoyolali mampu menghasilkan

produk barang-barang yang berkualitas, khususnya pada unit

percetakan.Meski unit percetakan masih terbilang Perusahaan Unit Percetakan kecil, namun Unit Percetakan pada Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali mampu bersaing dipasaran.Dimana persaingan dalam pemasaran itu sendiri memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas cetakan.

7. Aspek Produksi

a. Beberapa jenis cetakan yang telah diproduksi oleh Perusahaan Daerah

Aneka Karya Boyolali antara lain :

1.SSP ( Surat Storan Pajak )

2.Surat Keterangan

3.Surat Kendali Masuk

4.Surat Kendali Keluar


(51)

Biasanya pelanggan-pelanggan yang memesan banyak berasal dari dinas-dinas, lembaga dan instansi.

b. Mesin-mesin yang digunakan dalam proses percetakan buku-buku

Unit Percetakan pada Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali adalah :

1. Mesin Komputer

Komputer sendiri digunakan untuk mengedit, mendesain pesanan yang akan dicetak.

2. Mesin Print A3

Mesin print A3 berfungsi untuk mencetak contoh desain yang telah dikerjakan menggunakan mesin komputer.

3. Mesin Cetak

Mesin cetak sendiri Percetakan Merbabu menggunakan beberapa mesin cetakan antara lain :

a. Mesin cetak Hamada no.800

b. Mesin cetak toko no.82

c. Mesin cetak Oliver no.52

4. Mesin Potong Kertas

Mesin potong kertas sendiri berfungsi untuk memotong kertas-kertas yang telah dicetak.

5. Mesin Porpurasi


(52)

6. Mesin Numerator

Mesin numerator yang digunakan oleh Percetakan Merbabu menggunakan mesin Header Berg.

B. Proses Produksi

Perusahaan Percetakan pada Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang percetakan yang memproduksi segala macam yang berkaitan dengan cetakan.bahan baku yang digunakan dalam pembuatan buku-buku cetakan adalah kertas, seperti kertas HVS dan kertas NCR.

Proses pembuatan buku-buku cetakan seperti SSP (Surat Setoran Pajak), Surat Kendali Masuk atau Surat Kendali Keluar ada bermacam-macam proses, tergantung pada bahan baku yang diproses, namun pada prinsipnya sebenarnya sama yaitu sebagai berikut :

1. Proses penerimaan Pesanan

Pertama pesanan diterima dari pelanggan sesuai dengan keinginan pelanggan, padda saat penerimaan pesanan, pelanggan diberi Nota Pesanan.Nota pesanan berisikan jumlah pesanan, tanggal pesan dan tanggal jadi pesanan. Biasanya pesanan yang ada sudah bias dikira-kira kapan waktu jadi pesanan, berdasarkan lama proses pembuatan, berapa lama waktu untuk mengerjakan pekerjaan yang sebelumnya dan persediaan bahan baku cetakan itu sendiri.


(53)

2. Proses Mendesain

Proses mendesain pesanan cetakan itu sendiri dikerjakan menggunakan komputer, waktu pendesainan sendiri tergantung tingkat kesulitan desain pesananan cetakan itu sendiri, tentunya semakin rumit desain akan cukup memakan waktu. Seperti halnya memesan cetakan undangan perikahan.

3. Proses Printing Desain

Setelah desain jadi, kemudian contoh desain dicetak menggunakan mesin printer A3 dalam bentuk film.Kemudian diserahkan kepada Kepala Unit Percetakan.Untuk mengetahui apakah desain sudah benar dan sesuai atau masih ada yang perlu diperbaiki.

4. Menunggu Bahan Baku

Dalamn proses menunggu bahan baku yang digunakan, contoh film dari cetakan diserahkan ke bagian kepala gudang untuk menunggu bahan baku yang akan digunakan datang.

5. Proses Cetak

Selanjutnya setelah bahan baku yang akan digunakan datang, proses selanjutnya adalah proses mencetak. Dalam proses cetak ini, mesin yang digunakan berbeda-beda tergantung bahan yang akan digunakan. Misalnya mencetak slip setoran bank, maka bahan yang digunakan adalah kertas NCR. Biasanya rangkap 2 misalnya NCR warna putih dan dirangkap dengan warna kuning.


(54)

Mesin yang digunakan untuk mencetak adalah mesin cetak Hammada No. 800. Dalam proses cetak slip setoran Bank biasanya menggunakan penomoran pada slip yang diurutkan. Pada proses penomoran dilakukan setelah proses cetak.

6. Proses Pemotongan dan Sampul

Setelah cetakan selesasi diproses, kemudian hasil cetakan dipotong menggunakan mesin pemotong kertas.Kemudian cetakan disusun biasanya @50 lembar dan disampul.

7. Proses Finishing

Selanjutnya masuk proses finishing. Pada proses finishing hasil cetakan sudah dianggap selesai, karena pada proses finishing cetakan sudah berupa buku-buku. Untuk selanjutnya di pak kedalam kardus-kardus dan siap untuk diambil oleh pelanggan/ pemesan.

C. Laporan Magang Kerja

Pelaksanaan magang kerja

1. Tempat dan Waktu pelaksanaan magang kerja :

Tempat : Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali

Waktu : 25 Januari – 20 Februari 2012

Alasan memilih Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali sebagai tempat magang kerja adalah :


(55)

b. Data yang dibutuhkan diperoleh dengan mudah.

c. Perusahaan dalam bentuk Perusahaan Daerah.

2. Kegiatan Magang Kerja

Tabel 3.1

Kegiatan Harian Kuliah Magang Kerja No. Hari Jam Magang

Kerja Uraian Pekerjaan Devisi

1 Senin 08.00-14.00 WIB Membantu mencatat

pemesanan barang dan

memfaktur

Percetakan

Istirahat 12.00-12.30 WIB

2 Selasa 08.00-14.00 WIB Membantu mencatat

pemesanan barang dan

memfaktur

Percetakan

Istirahat 12.00-12.30 WIB

3 Rabu 08.00-14.00 WIB Membantu mencatat

pemesanan barang dan

memfaktur

Percetakan

Istirahat 12.00-12.30 WIB

4 Kamis 08.00-14.00 WIB Membantu mencatat

pemesanan barang dan

memfaktur

Percetakan

Istirahat 12.00-12.30 WIB

5 Jumat 08.00-14.00 WIB Membantu mencatat

pemesanan barang dan

memfaktur

Percetakan

6 Sabtu 08.00-13.00 WIB Membantu mencatat

pemesanan barang dan

memfaktur

Percetakan


(56)

D. Pembahasan Masalah

Peneliti menggunakan metode EOQ karena perusahaan mampu melakukan penghematan biaya total persediaan bahan baku.

Keterangan : 1 Rim = Rp. 39.500, 00

Tabel 3.2

Kebutuhan Bahan Baku Kertas Tahun 2011 Pada Unit Percetakan Perusahaan Daerah Aneka Karya

Bulan

Jumlah kebutuhan (Rim)

Harga @ Rim Jumlah harga

Januari 83 Rp. 39. 500,00 Rp. 3. 278. 500,00

Februari 32 Rp. 39. 500,00 Rp. 1. 264. 000,00

Maret 140,5 Rp. 39. 500,00 Rp. 5. 549. 750,00

April 17,5 Rp. 39. 500,00 Rp. 691. 250,00

Mei 47,5 Rp. 39. 500,00 Rp. 1. 876. 250,00

Juni 33 Rp. 39. 500,00 Rp. 1. 303. 500,00

Juli 27 Rp. 39. 500,00 Rp. 1. 066. 500, 00

Agustus 40 Rp. 39. 500,00 Rp. 1. 580. 000, 00

September 20,5 Rp. 39. 500,00 Rp. 809. 750, 00

Oktober 28,5 Rp. 39. 500,00 Rp. 1. 125. 750, 00

November 21 Rp. 39. 500,00 Rp. 829. 500, 00


(57)

1. Penghitungan Biaya Pesan dan Biaya Simpan Bahan Baku Tahun 2011

Tabel 3.3

Data Pengeluaran Percetakan Merbabu Tahun 2011

a. Biaya Pemesanan

Yaitu biaya yang dikaitkan dengan usaha untuk mendapatkan bahan baku atau barang dari luar.rincian biaya yang dibutuhkan adalah :

1. Biaya telepon Rp. 1. 734. 212

2. Biaya administrasi Rp. 926. 750

Total Rp. 2. 660. 962

b. Biaya Simpan

1. Biaya listrik Rp. 2.482.420

2. Biaya tenaga kerja gudang

(1 org X Rp. 1.500. 000 X 12) Rp. 18. 000.000

3. Biaya pemeliharaan gudang Rp. 300.000

Total Rp. 20. 782. 420

Item Biaya

Judul

Total

Gudang Pelayanan Produksi RTA Promosi Sragam

B.Listrik Rp.2.482.42

0 Rp.673.450

Rp.4.328.35

0 - - -

Rp.7.484.22 0

B.Telepon Rp.1.734.21

2

Rp.2.192.03

0 - - - -

Rp.3.926.24 2

B.Administra

si - - -

Rp. 926.750 Rp.796.50 0 Rp.3.189.50 0 Rp.4.913.75 0


(58)

Dan penghitungan biaya pesan dan biaya simpan adalah sebagai berikut : Biaya pemesanan dalam sekali pesan ( S)

Biaya penyimpanan persatuan bahan baku ( H )

c. Kebijakan Perusahaan

Percetakan Merbabu melakukan pemesanan bahan baku 4 kali dalam satu bulan atau sama dengan 48 kali dalam satu tahun.

1. Pembelian bahan baku (Q)

Dapat dihitung dengan kebijakan yang dilakukan perusahaan setiap kali pesan, maka dapat diketahui dari perhitungan :


(59)

Jadi besar jumlah pembelian bahan baku Percetakan Merbabu dalam sekali pemesanan adalah sebesar 12 Rim.

2. Total biaya persediaan

Agar dapat menghitung biaya persediaan yang diperlukan oleh perusahaan maka diketahui :

D= 563,5 Rim Q= 12 Rim S= 55.437 Rim H= 36.881 Rim

Total biaya persediaan (TIC) sebagai berikut :

Jadi total persediaan yang harus ditanggung oleh perusahaan adalah sebesar Rp.2.824.515

2. Metode EOQ

a. Pembelian bahan baku yang ekonomis

Dapat dilihat berdasarkan pada : D = 563,5

S = 55.437 Rim H = 36.881 Rim


(60)

Maka diperoleh jumlah pembelian bahan baku dengan menggunakan metode EOQ sebagai berikut :

Jadi jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 41,16 Rim.

Dengan pembelian bahan baku yang lebih banyak dari pembeliaan perusahaan sebelumnya, tentunya juga akan berpengaruh dengan persediaan di gudang yang semakin bertambah.

Perusahaan sebenarnya memiliki cukup gudang yang sekarang ini masih dibiarkan kosong dan tidak memiliki fungsi, dengan persediaan pembelian bahan baku yang menjadi banyak tersebut, perusahaan bisa memanfaatkan gudang yang telah ada namun kurang memiliki fungsi tersebut.


(61)

Dengan menggunakan metode EOQ diatas dapat dihitung jumlah frekuensi pemesanan bahan baku dalam setahun atau sering disebut frekuensi pembelian. Dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

c. Total biaya persediaan

Agar dapat menghitung biaya persediaan maka terlebih dahulu diketahui :

D = 563,5 S = 55.437 H =36.881 Q*= 41,16

Maka dapat dihitung dengan cara :


(62)

Jadi total biaya persediaan yang harus ditanggung oleh Percetakan Merbabu dengan menggunakan perhitungan metode EOQ adalah sebesar Rp.1.518.680,-

Tabel 3.3

Perhitungan Standar Deviasi Percetakan Merbabu Tahun 2011

\

Bulan

Jumlah kebutuhan kertas (Rim)

Januari 83 46,96 36,04 1298,88

Februari 32 46,96 -14,96 223,80

Maret 140,5 46,96 93,54 8749,73

April 17,5 46,96 -29,46 867,89

Mei 47,5 46,96 0,54 0,292

Juni 33 46,96 -13,96 194,88

Juli 27 46,96 -19,96 398,40

Agustus 40 46,96 -6,96 48,44

September 20,5 46,96 -26,46 700,13

Oktober 28,5 46,96 -18,46 340,77

November 21 46,96 -25,96 673,92

Desember 73 46,96 26,04 678,08


(63)

Perhitungan Standar Deviasi dapat dihitung dari rumus:

d. Persediaan pengaman

Dengan menggunakan asumsi atau perkiraan bahwa perusahaan memenuhi permintaasn pesanan sebanyak 95% dan mentolelir kesalahan sebanyak 5%, serta menggunakan sisi kurve normal (yang mempunyai nilai 1,65). Persediaan pengaman adalah sama dengan nilai dari standar penyimpangan dikalikan dengan nilai penyimpangan itu sendiri, adalah sebagai berikut :


(64)

e. Titik pemesanan kembali

Titik pemesanan kembali atau Re Order Point adalah saat dimana perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku kembali agar bahan baku bias datang tepat pada waktunya. Percetakan Merbabu akan menerima dalam waktu 4 hari setelah pemesanan dilakukan, sehingga lead time (L) untuk menunggu datangnya pesanan bahan baku adalah 4 hari, dengan rata-rata jumlah hari kerja (t) dalam satu tahun adalah 288 hari (dari 6hari kerja seminggu). Sebelum melakukan perhitungan ROP maka terlebih dahulu dicari tingkat penggunaan bahan baku per hari dengan cara

Maka dapat dihitung ROP dengan perhitungan :

= 1,95 x 4 = 7,8 Rim


(65)

3. Perbandingan Kebijakan Perusahaan dengan Menggunakan Metode EOQ

Hasil penghitungan dengan menggunakan kebijakan perusahaan dan dengan menggun

Tabel 3.4

Perbandingan Kebijakan Perusahaan Dengan Metode EOQ

Dari table diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Pembelian bahan baku dalam sekali pesan menurut kebijakan perusahaan

adalah sebesar 12 Rim, sedang menurut penghitungan dengan

No. Keterangan Kebijakan

Perusahaan Metode EOQ

1. Pembelian rata-rata

bahan baku setiap kali pesan dalam 1 tahun.

12 Rim 41,16 Rim

2. Total biaya persediaan Rp 2.824.515 Rp. 1.518.498

3. Frekuensi pemesanan 48 kali 14 kali

4. Persediaan pengaman 57 Rim

5. Pemesanan kembali 7,8 Rim


(66)

menggunakan metode EOQ pembelian bahan baku dalam sekali pesan adalah sebesar 41,16 Rim.

b. Total biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan perusahaan adalah sebesar

Rp. 2.824.515, sedang menurut penghitungan dengan menggunakan metode EOQ didapatkan total biaya persediaan (TIC) yang lebih kecil yaitu sebesar Rp. 1.518.498. Sehingga selisihnya adalah sebesar Rp. 1.306.017.

c. Frekuensi pembelian bahan baku dilakukan oleh perusahaan sebanyak 48

kali, sedang menurut perhitungan dengan metode EOQ frekuensi pemesanan pembelian bahan baku dilakukan sebanyak 14 kali.

d. Perusahaan tidak mengadakan persediaan pengaman, sedang menurut

penghitungan dengan metode EOQ perusahaan harus mengadakan persediaan pengaman sebesar 57 Rim.

e. Perusahaan tidak mencatat secara pasti kapan harus mengadakan

pemesanan kembali karena alas an bahan baku yang mudah didapat.namun menurut metode EOQ perusahaan harus melakukan pemesanan kembali saat persediaan bahan baku kertas tinggal 7,8 Rim atau dapat dibulatkan menjadi 8 Rim saja.

Tabel 3.4

Perhitungan Persediaan Bahan Baku Kertas Dengan Metode EOQ Tahun 2011


(67)

Parameter Value Parameter Results using EOQ

Results using 12

Demand rate(D) 563.5 Optimal order quantity

(Q*) 41.16

Setup/Ordering cost(S) 55437 Maximum Inventory

Level (Imax) 41.16 12

Holding cost(H) 36881 Average inventory 20.58 6

Unit cost 39500 Orders per period(year) 13.69 46.96

Annual Setup cost 758984.9 2603229

Annual Holding cost 758984.9 221286

Unit costs (PD) 22258250 22258250

Total Cost 23776220 25082760

Sumber : POM-QM for Windows

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh Percetakan Merbabu selama ini belum optimal. Secara inti kesimpulan dari pembahasan adalah sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan metode EOQ, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku

kertas selama satu tahun sebanyak 563,5 Rim, perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 14 kali dengan kuantitas pemesanan yang optimal untuk


(68)

2. Total biaya persediaan (TIC) bila perusahaan menerapkan metode EOQ diperoleh diperoleh total biaya persediaan bahan baku sebesar Rp. 1.518.498.

3. Dengan menggunakan asumsi atau perkiraan bahwa perusahaan memenuhi

permintaan pesanan sebanyak 95% dan mentolelir kesalahan sebanyak 5%, serta menggunakan sisi kurve normal (mempunyai nilai 1,65). Persediaan pengaman adalah sama dengan nilai dari standar penyimpangan dikalikan dengan nilai penyimpangan itu sendiri. Perusahaan sebelumnya belum mengadakan persediaan pengaman, seddangkan menurut perhitungan dengan metode EOQ perusahaan harus mengadakan persediaan pengaman sebesar 57 Rim.

4. Sebelumnya perusahaan tidak mencatat secara pasti kapan harus mengadakan

pemesanan kembali karena alas an bahan baku yang mudah didapat. Namun menurut metode EOQ perusahaan harus melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan bahan baku kertas tinggal 7,8 Rim atau dapat dibulatkan menjadi 8Rim.

5. Total biaya persediaan yang dikeluarkan Percetakan Merbabu untuk

pengadaan bahan baku kertas berdasarkan kebijakan perusahaan sebesar Rp. 2.824.515,- apabila perusahaan menggunakan metode EOQ biaya yang harusnya dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 1.518.498,- sehingga dapat menghemat biaya persediaan sebesar Rp.1.306.017,- Dengan demikian total biaya persediaan bahan baku kertas dengan menggunakan metode EOQ


(69)

B. Saran

Berdasarkan analisis dan simpulan penelitian, maka dibagian ini penulis mencoba untuk memberikan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang.

Adapun secara inti saran yang diajukan berdasarkan simpulan diatas adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan dapat membandingkan pemesanan bahan baku yang optimal

antara kebijakan perusahaan sebelumnya dengan jika menerapkan metode EOQ, yang hasilnya metode EOQ pemenuhan pemesanan bahan baku lebih efisien.

2. Salah satu metode yang bisa digunakan sebagai masukan dalam mencapai

tingkat pembelian bahan baku yang ekonomis adalah metode EOQ (Economic Order Quantity), karena dengan menggunakan metode EOQ perusahaan akan mendapatkan kuantitas pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya yang lebih minimum dibandingkan dengan kebijakan perusahaan sebelumnya.

3. Perusahaan sebaiknya mengadakan persediaan pengaman sebagai salah satu

solusi permasalahan terkait keterlambatan pemenuhan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi. Dan sebaiknya perusahaan menentukan jadwal pemesanan kebutuhan bahan baku secara rutin, agar pemenuhan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi berjalan dengan lancar.


(1)

e. Titik pemesanan kembali

Titik pemesanan kembali atau Re Order Point adalah saat dimana perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku kembali agar bahan baku bias datang tepat pada waktunya. Percetakan Merbabu akan menerima dalam waktu 4 hari setelah pemesanan dilakukan, sehingga lead time (L) untuk menunggu datangnya pesanan bahan baku adalah 4 hari, dengan rata-rata jumlah hari kerja (t) dalam satu tahun adalah 288 hari (dari 6hari kerja seminggu). Sebelum melakukan perhitungan ROP maka terlebih dahulu dicari tingkat penggunaan bahan baku per hari dengan cara

Maka dapat dihitung ROP dengan perhitungan :

= 1,95 x 4 = 7,8 Rim

Jadi perusahaan harus melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan dalam jumlah 7,8 Rim. commit to user


(2)

3. Perbandingan Kebijakan Perusahaan dengan Menggunakan Metode EOQ

Hasil penghitungan dengan menggunakan kebijakan perusahaan dan dengan menggun

Tabel 3.4

Perbandingan Kebijakan Perusahaan Dengan Metode EOQ

Dari table diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Pembelian bahan baku dalam sekali pesan menurut kebijakan perusahaan adalah sebesar 12 Rim, sedang menurut penghitungan dengan

No. Keterangan Kebijakan

Perusahaan Metode EOQ 1. Pembelian rata-rata

bahan baku setiap kali pesan dalam 1 tahun.

12 Rim 41,16 Rim

2. Total biaya persediaan Rp 2.824.515 Rp. 1.518.498 3. Frekuensi pemesanan 48 kali 14 kali

4. Persediaan pengaman 57 Rim

5. Pemesanan kembali 7,8 Rim


(3)

menggunakan metode EOQ pembelian bahan baku dalam sekali pesan adalah sebesar 41,16 Rim.

b. Total biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan perusahaan adalah sebesar Rp. 2.824.515, sedang menurut penghitungan dengan menggunakan metode EOQ didapatkan total biaya persediaan (TIC) yang lebih kecil yaitu sebesar Rp. 1.518.498. Sehingga selisihnya adalah sebesar Rp. 1.306.017.

c. Frekuensi pembelian bahan baku dilakukan oleh perusahaan sebanyak 48 kali, sedang menurut perhitungan dengan metode EOQ frekuensi pemesanan pembelian bahan baku dilakukan sebanyak 14 kali.

d. Perusahaan tidak mengadakan persediaan pengaman, sedang menurut penghitungan dengan metode EOQ perusahaan harus mengadakan persediaan pengaman sebesar 57 Rim.

e. Perusahaan tidak mencatat secara pasti kapan harus mengadakan pemesanan kembali karena alas an bahan baku yang mudah didapat.namun menurut metode EOQ perusahaan harus melakukan pemesanan kembali saat persediaan bahan baku kertas tinggal 7,8 Rim atau dapat dibulatkan menjadi 8 Rim saja.

Tabel 3.4

Perhitungan Persediaan Bahan Baku Kertas Dengan Metode EOQ Tahun 2011

Percetakan Merbabu

DATA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PERCETAKAN MERBABU TAHUN 2011 Solution


(4)

Parameter Value Parameter Results using EOQ

Results using 12

Demand rate(D) 563.5 Optimal order quantity

(Q*) 41.16

Setup/Ordering cost(S) 55437 Maximum Inventory

Level (Imax) 41.16 12

Holding cost(H) 36881 Average inventory 20.58 6

Unit cost 39500 Orders per period(year) 13.69 46.96

Annual Setup cost 758984.9 2603229

Annual Holding cost 758984.9 221286

Unit costs (PD) 22258250 22258250

Total Cost 23776220 25082760

Sumber : POM-QM for Windows

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh Percetakan Merbabu selama ini belum optimal. Secara inti kesimpulan dari pembahasan adalah sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan metode EOQ, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kertas selama satu tahun sebanyak 563,5 Rim, perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 14 kali dengan kuantitas pemesanan yang optimal untuk sekali pesan sebanyak 41,16 Rim. commit to user


(5)

2. Total biaya persediaan (TIC) bila perusahaan menerapkan metode EOQ diperoleh diperoleh total biaya persediaan bahan baku sebesar Rp. 1.518.498. 3. Dengan menggunakan asumsi atau perkiraan bahwa perusahaan memenuhi

permintaan pesanan sebanyak 95% dan mentolelir kesalahan sebanyak 5%, serta menggunakan sisi kurve normal (mempunyai nilai 1,65). Persediaan pengaman adalah sama dengan nilai dari standar penyimpangan dikalikan dengan nilai penyimpangan itu sendiri. Perusahaan sebelumnya belum mengadakan persediaan pengaman, seddangkan menurut perhitungan dengan metode EOQ perusahaan harus mengadakan persediaan pengaman sebesar 57 Rim.

4. Sebelumnya perusahaan tidak mencatat secara pasti kapan harus mengadakan pemesanan kembali karena alas an bahan baku yang mudah didapat. Namun menurut metode EOQ perusahaan harus melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan bahan baku kertas tinggal 7,8 Rim atau dapat dibulatkan menjadi 8Rim.

5. Total biaya persediaan yang dikeluarkan Percetakan Merbabu untuk pengadaan bahan baku kertas berdasarkan kebijakan perusahaan sebesar Rp. 2.824.515,- apabila perusahaan menggunakan metode EOQ biaya yang harusnya dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 1.518.498,- sehingga dapat menghemat biaya persediaan sebesar Rp.1.306.017,- Dengan demikian total biaya persediaan bahan baku kertas dengan menggunakan metode EOQ lebih ekonomis dengan menggunakan kebijakan perusahaan sebelumnya.


(6)

B. Saran

Berdasarkan analisis dan simpulan penelitian, maka dibagian ini penulis mencoba untuk memberikan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang.

Adapun secara inti saran yang diajukan berdasarkan simpulan diatas adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan dapat membandingkan pemesanan bahan baku yang optimal antara kebijakan perusahaan sebelumnya dengan jika menerapkan metode EOQ, yang hasilnya metode EOQ pemenuhan pemesanan bahan baku lebih efisien.

2. Salah satu metode yang bisa digunakan sebagai masukan dalam mencapai tingkat pembelian bahan baku yang ekonomis adalah metode EOQ (Economic Order Quantity), karena dengan menggunakan metode EOQ perusahaan akan mendapatkan kuantitas pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya yang lebih minimum dibandingkan dengan kebijakan perusahaan sebelumnya.

3. Perusahaan sebaiknya mengadakan persediaan pengaman sebagai salah satu solusi permasalahan terkait keterlambatan pemenuhan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi. Dan sebaiknya perusahaan menentukan jadwal pemesanan kebutuhan bahan baku secara rutin, agar pemenuhan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi berjalan dengan lancar.