PENERAPAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA XI TKR 1 SMKN 6 BANDUNG PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF MOTOR.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Perumusan Masalah ... 7
D. Pembatasan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 9
G. Penjelasan Istilah ... 10
H. Struktur Organisasi ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13
A. Tinjauan Belajar Mengajar ... 13
1. Pengertian Belajar ... 13
2. Pengertian Mengajar ... 14
3. Pengertian Hasil Belajar ... 15
4. Faktor-Faktor yang Mempemgaruhi Hasil Belajar ... 19
B. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ... 24
1. Pengertian PTK ... 24
(2)
3. Manfaat PTK ... 29
C. Media Pembelajaran ... 31
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 31
2. Manfaat Media Pembelajaran ... 32
3. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 32
D. Multimedia ... 36
1. Pengertian Multimedia ... 36
2. Kelebihan Multimedia ... 37
3. Kekurangan Multimedia ... 38
4. Jenis-jenis Multimedia ... 38
5. Software Microsoft Powerpoint dalam Multimedia Pembelajaran ... 39
E. Motivasi ... 42
1. Pengertian Motivasi ... 42
2. Fungsi Motivasi ... 43
3. Tipe-tipe Motivasi ... 43
F. Kompetensi Dasar Perawatan Sistem Pendinginan dan Komponenya . 48 G. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 49
1. Pengertian KKM ... 49
2. Fungsi KKM ... 50
H. Anggapan Dasar ... 52
BAB III METODE PENELITIAN ... 53
A. Desain Penelitian ... 53
B. Prosedur Penelitian ... 54
1. Tahap Perencanaan (Planning) ... 55
2. Tahap Pelaksanaan (Action) ... 56
3. Tahap Pengamatan (Observation) ... 56
4. Tahap Refleksi (Reflection) ... 57
C. Objek Penelitian ... 57
D. Instrumen Penelitian ... 57
E. Pengujian Instrumen Penelitian ... 60
1. Uji Validitas ... 60
2. Uji Realibilitas ... 61
3. Taraf Kesukaran ... 62
(3)
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 64
1. Peningkatan Hasil Belajar ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65
A. Deskripsi Data ... 65
1. Deskripsi Data Ujicoba ... 65
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 68
B. Pengolahan Data ... 69
1. Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I ... 69
a. Perencanaan (Planning) ... 70
b. Pelaksanaan (Action) ... 71
c. Pengamatan (Observation) ... 76
d. Refleksi (Reflection) ... 77
2. Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus II ... 78
a. Perencanaan (Planning) ... 78
b. Pelaksanaan (Action) ... 78
c. Pengamatan (Observation) ... 83
d. Refleksi (Reflection) ... 84
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
1. Hasil motivasi Belajar Pada siswa XI TKR 1 di SMKN 6 Bandung .... 85
2. Peningkatan hasil belajar Siswa XI TKR 1 di SMKN 6 Bandung ... 87
3. Peningkatan aktivitas guru di kelas XI TKR 1 SMKN 6 Bandung ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 96
(4)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Proses pendidikan merupakan suatu proses pembinaan, pengayoman, pengajaran dan pembentukan karakter manusia baik secara fisik dan mental untuk mencapai suatu tujuan dari pendidikan itu sendiri. Tujuan dari suatu pendidikan yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif, psikomotor dan afektif. Ketiga ranah tersebut dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting karena merupakan suatu implikasi dari keberhasilan suatu pendidikan.
Upaya lembaga pendidikan dalam rangka pembaharuan untuk mengikuti perubahan-perubahan dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah dengan selalu berupaya memperbaharui kurikulum pembelajaran. Kurikulum yang berlaku saat ini, menuntut partisipasi aktif dari berbagai pihak khususnya guru senantiasa mengikuti perubahan dalam dunia pendidikan dan kemajuan bidang teknologi yang bisa diimplementasikan di lapangan secara tepat. Sejalan dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya, guru sebagai tenaga pendidik harus dapat mencari dan mengembangkan inovasi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bidang pembelajaran.
Perkembangan teknologi yang saat ini melaju dengan pesat banyak memberikan ide-ide, metode dan inovasi baru dalam bidang pembelajaran. Pesatnya kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan telah banyak memberikan dampak positif pada perkembangan media pembelajaran, salah satunya produk
(5)
2
teknologi yang dapat kita rasakan manfaatnya adalah komputer. Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap motivasi dan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya. Saat ini teknologi komputer tidak hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan pengolahan kata, tetapi juga sebagai sarana belajar multimedia yang memungkinkan siswa termotivasi dalam belajar.
Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa. Bentuk media dalam pembelajaran bermacam-macam salah satunya yaitu multimedia.
Sajian multimedia dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan, dan merekayasa teks, grafik dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Tampilan-tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan.
Pembelajaran dengan menggunakan multimedia dipandang untuk sedapat mungkin menggantikan atau melengkapi tujuan, materi, metode dan alat penilaian yang ada dalam proses belajar mengajar dalam sistem pembelajaran konvensional
(6)
3
seperti yang biasa kita lakukan. Survei pendahuluan yang penulis lakukan ketika mengamati guru yang menggunakan pembelajaran secara konvensional, suasana dikelas tidak kondusif, siswa banyak yang keluar minta izin, siswa mengobrol dan keseriusan siswa dalam memperhatikan guru kurang. Penerapan multimedia ini diharapkan mampu memberikan perubahan suasana belajar, sehingga dapat menimbulkan motivasi khususnya dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan metode pembelajaran menggunakan multimedia dalam
menyelesaikan kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan
komponennya, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan siswa lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Karena isi dari multimedia tersebut digabungkan teks, gambar dan animasi. Metode pembelajaran multimedia yang digunakan dalam penelitian ini adalah model powerpoint, alasan digunakannya model tersebut adalah disebabkan materi yang akan dicobakan adalah mata pelajaran produktif motor dengan kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya, yang memerlukan banyak gambar dan animasi untuk memahaminya.
Berdasarkan pengalaman pribadi penulis pada saat melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) yang dilakukan penulis di SMKN 6 Bandung, baik secara dokumentasi maupun observasi saat proses pembelajaran berlangsung, ternyata hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu fasilitas yang menunjang pembelajaran masih kurang dan metode pembelajaran yang cenderung belum maksimal. Metode pembelajaran
(7)
4
konvensional yaitu siswa sebagai objek pembelajaran, sedangkan guru sebagai subjeknya, masih diterapkan dalam proses pembelajaran disana. Metode pembelajaran seperti ini memungkinkan siswa hanya menyimak dan mendengarkan, sehingga suasana pembelajaran cenderung membosankan dan menurunkan motivasi siswa untuk belajar dikelas. Sehingga Pembelajaran seperti ini bisa berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Survei pendahuluan yang penulis lakukan pada saat mengajar dikelas dengan menggunakan pembelajaran konvensional, kebanyakan siswa kurang memperhatikan apa yang penulis utarakan. Banyak diantaranya melamun, mengobrol, meminta izin untuk keluar kelas dan beberapa siswa saja yang tetap serius memperhatikan materi yang diajarkan guru. Hal tersebut mengindikasikan, bahwa siswa cenderung asik melakukan kegiatan mereka sendiri ketika mereka merasa bosan dan jenuh dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut bisa di akibatkan kurang menariknya penyampaian materi oleh guru, sejalan dengan pernyataan diatas, maka metode konvensional dapat menyebabkan suasana belajar menjadi membosankan jika terlalu lama. Secara tidak langsung, baik disadari ataupun tidak hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa.
Banyaknya siswa yang belum lulus tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal dapat berupa fisik maupun psikis (intelektual atau non intelektual) dan faktor eksternal (guru, materi, sarana dan lingkungan sekolah). Kedua faktor ini saling berkaitan dan berpengaruh terhadap hasil belajar. Ditinjau dari faktor eksternal,
(8)
5
baik ketersediaan guru, materi yang diajarkan dan sarana pembelajaran, seluruh siswa pada dasarnya mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu diperhatikan faktor lain yaitu faktor dari dalam diri siswa, salah satunya motivasi. Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan terjadi permasalahan pada proses pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1. Kurang aktifnya siswa untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan.
2. Siswa jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
3. Siswa yang mempunyai nilai kurang dari standar, malas untuk melakukan
perbaikan.
4. Sedikitnya siswa ketika praktek yang aktif berdiskusi dan menyelesaikan
masalah bersama.
Berdasarkan fenomena tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum mampu mendorong siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, fenomena tersebut juga menggambarkan bahwa motivasi siswa dalam belajar masih rendah. Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran adalah siswa dapat menguasai materi yang diberikan secara optimal, siswa dalam menguasai materi tidak hanya tergantung pada kecerdasaan tetapi ada hal lain yang perlu diperhatikan diantaranya motivasi. Motivasi siswa yang tinggi untuk belajar akan meningkatkan aktivitas belajar siswa. Selain itu, dapat menumbuhkan interaksi yang positif baik antara siswa dengan guru ataupun antar siswa itu sendiri. Meningkatnya interaksi positif ini akan menciptakan suasana belajar yang kondusif.
(9)
6
Data nilai rata-rata ujian akhir kelas XI TKR 1 tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran produktif motor, dinyatakan masih di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Tabel 1.1
Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Produktif Motor Tahun Ajaran 2011/2012 di SMKN 6 Bandung
No Rentang Nilai Kategori
1 90 – 100 A
2 80 – 89 B
3 75 – 79 C
4 < 75 D
(Sumber: Arsip Nilai KKM SMK Negeri 6 Bandung) Merujuk hasil belajar siswa yang masih di bawah kriteria KKM, maka untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut maka digunakanlah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas yang ingin penulis coba yakni pada mata pelajaran produktif motor yang menunjukan tingkat penguasaan perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi fokus masalah penelitian tindakan kelas ini adalah media yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi yang mempengaruhi pada motivasi dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti mencoba melakukan penelitian terhadap penggunaan multimedia untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa, yang dituangkan dalam judul: “Penerapan
Multimedia Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa XI TKR 1 SMKN 6 Bandung Pada Mata Pelajaran Produktif Motor”
(10)
7
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas XI TKR 1 SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 pada Kompetensi Dasar Perawatan Sistem Pendinginan Dan Komponennya).
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah untuk memperjelas permasalahan yang kemungkinan timbul dari penelitian dan juga identifikasi masalah ini berguna untuk memperjelas suatu objek dalam hubungannya dengan situasi tertentu.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan-permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, karena
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut masih kurang.
2. Pembelajaran konvensional masih kurang efektif sehingga berdampak pada
rendahnya hasil belajar siswa.
3. Media pembelajaran dibutuhkan dikelas agar proses belajar mengajar dapat
terlaksana dengan efektif.
C. Perumusan Masalah
Masalah yang ada perlu dirumuskan agar dalam penelitian ini lebih terarah.
Oleh sebab itu, peneliti ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Multimedia
Pembelajaran Dapat Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa XI TKR 1 Pada Mata Pelajaran Produktif Motor Dengan Kompetensi Dasar Perawatan
(11)
8
Sistem Pendinginan dan Komponennya di SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran
2011/2012?”.
Berdasarkan rumusan tersebut maka sebagai panduan penelitian dapat disusun kalimat pertanyaan penelitiannya sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi belajar siswa pada kompetensi dasar perawatan sistem
pendinginan dan komponennya setelah menerapkan multimedia?
2. Bagaimana penerapan multimedia pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya?
3. Bagaimana aktivitas guru pada saat pembelajaran berlangsung?
D. Pembatasan Masalah
Merujuk pada identifikasi masalah dan untuk menyikapi sasaran dalam tujuan penelitian sehingga tidak mengarah pada ruang lingkup yang lebih luas, maka penulis membatasi pengkajian permasalahan sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Produktif Motor kelas XI TKR1
pada Kompetensi Dasar Perawatan Sistem Pendinginan dan Komponennya di SMK Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2011/2012.
2. Penggunaan multimedia pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar
pada kompetensi dasar sistem pendinginan dan komponennya.
3. Motivasi dibatasi pada tipe motivasi ekstrinsik.
4. Hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan hasil tes dari aspek kognitif level
(12)
9
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti berupa jawaban yang hendak dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada kompetensi dasar perawatan
sistem pendinginan dan komponennya setelah menerapkan multimedia pembelajaran.
2. Untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa pada kompetensi dasar
perawatan sistem pendinginan dan komponennya setelah menerapkan multimedia pembelajaran.
3. Untuk mengetahui aktivitas guru pada proses pembelajaran berlangsung.
F. Manfaat/Signifikansi Penelitian
Bertitik tolak dari tujuan yang dikemukakan di atas, maka setelah penelitian ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi pihak guru dapat memacu untuk lebih kreatif dalam mengembangkan
media pembelajaran untuk mendorong siswa berfikir mandiri. Dalam hal ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator siswa.
2. Bagi pihak SMK Negeri 6 Bandung sebagai masukan dalam memperbaiki
(13)
10
3. Bagi siswa, sebagai pemacu akan manfaat belajar untuk mencapai ilmu yang
tak terbatas. Sehingga diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran secara mandiri.
4. Bagi pihak kampus UPI khususnya FPTK, sebagai masukan dalam
mencetak guru-guru teknik yang memiliki kemampuan untuk
mengembangkan media pembelajaran yang inovatif, sehingga mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
G. Penjelasan Istilah
Menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan serta maksud yang terdapat dalam judul tersebut. Hal ini diharapkan terdapat keseragaman landasan berfikir atau pemahaman antara peneliti dan pemabaca. Sesuai dengan judul yang diteliti, maka pengertian dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
1. Multimedia pembelajaran adalah metode yang digunakan dalam rangka
lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran disekolah, yang disampaikan melalui komputer atau peralatan elektronik lainnya. Dalam konteks ini penggunaan multimedia di kelas XI TKR 1 SMK Negeri 6 Bandung merupakan upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, yang diukur dengan menggunakan tes tertulis setelah menggunakan multimedia pembelajaran.
(14)
11
2. Motivasi menurut A.M Sardiman (2010:73) adalah suatu dorongan dari
dalam diri manusia yang menyebabkan tindakan untuk tujuan yang hendak dicapai. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbulnya berasal dari luar individu akibat pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya. Motivasi ini mendorong individu untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu yang telah digariskan individu maupun digariskan oleh lingkungannya. Adapun aspek-aspek yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik: (a). Memberi angka, (b). Hadiah, (c). Saingan/kompetisi, (d).
Ego – involvement, (e). Memberi ulangan, (f). Mengetahui hasil, (g). Pujian,
(h). Hukuman, (i). Hasrat untuk belajar, (j). Minat.
3. Hasil belajar menurut Sudjana, N (2008: 22) adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa dinilai pada perubahan tingkah laku, menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam hal ini hasil belajar yang diperoleh siswa diukur berdasarkan hasilnya dengan menggunakan tes tertulis dari aspek kognitif level pemahaman setelah menggunakan multimedia pembelajaran.
H. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan kedalam beberapa bab, sebagai berikut:
(15)
12
BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, penjelasan istilah dan struktur organisasi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini dikemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi metode penelitian, prosedur penelitian, kerangka pemecahan masalah penelitian tindakan kelas, teknik pengumpulan data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini dikemukakan kesimpulan dan saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian.
(16)
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, dimana berusaha mengkaji dan merefleksi secara kolaboratif suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran di kelas melalui perbaikan dan perubahan.
Langkah utama dalam PTK yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan refleksi yang merupakan satu siklus dalam PTK. Siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, kemungkinan guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti siklus pertama. Dengan demikian berdasarkan hasil tindakan dan pengalaman pada siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi pada siklus kedua. PTK dilaksankan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan. Kegiatannya yang utama yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Gambar 3.1 di bawah ini merupakan langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart.
(17)
54
Gambar 3.1 Langkah-langkah PTK model Kemmis & McTaggart (Sumber: Susilo dkk, 2009: 14)
Berdasarkan keempat desain PTK di bahas sebelumnya, maka peneliti mengambil model PTK Kemmis & McTaggart untuk kegiatan belajar dalam menerapkan multimedia pembelajaran, yang perangkatnya terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).
B. Prosedur Penelitian
Tahap-tahap yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
Ide awal penelitian ini adalah adanya suatu permasalahan dalam suatu mata pelajaran terlihat dari nilai akhir yang diperoleh siswa, sehingga diperlukan suatu upaya perbaikan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Permasalahan yang ada
Siklus
Siklus Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan Pengamatan
(18)
55
adalah nilai akhir siswa pada mata pelajaran produktif motor dengan kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya.
Peneliti melakukan diagnosis atau dugaan sementara mengenai timbulnya permasalahan yang muncul dalam suatu kelas. Adapun hasilnya adalah guru yang masih menggunakan metode ceramah dengan media pembelajaran berupa papan tulis dan media grafis menyebabkan kurangnya motivasi terhadap KBM sehingga hasil belajar siswa kurang baik. Hasil diagnosis ini peneliti dan guru melakukan refleksi untuk tindakan pembelajaran.
1. Tahap Perencanaan (Planning)
a. Menetapkan jumlah siklus, yaitu dua siklus. Materi pada setiap siklus adalah
tentang kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang kompetensi
dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya.
c. Menetapkan sumber data penelitian yaitu siswa kelas XI TKR 1 SMKN 6
Bandung tahun ajaran 2011/2012.
d. Membuat lembar observasi, berupa lembar observasi guru. Digunakan
sebagai alat observasi untuk melihat cara memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
e. Menyiapkan multimedia pembelajaran yang akan digunakan dalam KBM
berupa komputer dan infocus.
f. Mempersiapkan alat evaluasi berupa pretest dan posttest untuk siswa,
digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan multimedia pembelajaran.
(19)
56
2. Tahap Pelaksanaan (Action)
a. Pelaksanaan Siklus I
1) Mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya
2) Memberikan pandangan umum mengenai materi yang akan dilaksanakan
pada proses pembelajaran, serta memberitahukan tujuan yang akan dicapai
3) Memotivasi siswa supaya berperan aktif dalam proses pembelajaran
4) Melaksanakan proses belajar mengajar menggunakan multimedia
pembelajaran
5) Memberikan tes berupa pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar
siswa
6) Menyampaikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan
selanjutnya.
b. Pelaksanaan Siklus II
Tahapan pada siklus II sama seperti pada siklus I, Namun pelaksanaan proses pada siklus II ini dilihat berdasarkan pada hasil refleksi siklus I dan rencana perbaikan pembelajaran yang telah disusun untuk siklus II sampai tercapai hasil yang diinginkan.
3. Tahap Pengamatan (Observation)
Tahap pelaksanaan pengamatan merupakan langkah ketiga dalam PTK. Pengamatan menurut Wiriaatmadja, R (2010:104) menyatakan bahwa,
Pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya, mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya.
(20)
57
Hal-hal yang diamati adalah pelaksanaan tindakan dan hasil tindakan tersebut. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Dengan demikian pengamatan tidak lain dari upaya untuk memantau pelaksanaan tindakan.
4. Tahap Refleksi (Reflection)
Pelaksanaan refleksi akan dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi selesai guna mengkaji atau menganalisis data yang diperoleh dari proses tindakan. Hasil refleksi akan digunakan sebagai bahan perbaikan untuk penelitian yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya.
C. Objek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan dikelas XI TKR 1 Kompetensi Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 sebanyak 38 orang siswa.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, angket, lembar observasi dan format/blanko nilai. Angket, tes dan lembar observasi diharapkan diperoleh data utama yang berhubungan dengan masalah penelitian yang ditujukan pada siswa kelas XI TKR 1 Kompetensi Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.
1. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur kompetensi siswa, Tes yang
(21)
58
Adapun maksudnya adalah untuk mengetahui peningkatan kompetensi setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kisi-kisi dibuat sebagai acuan dalam pembuatan soal tes. Setelah soal tes tersebut dibuat, kemudian dilakukan penilaian oleh pembimbing dan guru mata pelajaran di SMKN 6 Bandung. Soal tes tersebut dilakukan uji coba instrumen untuk mendapatkan instrumen yang berkualitas dan bisa digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian.
2. Angket digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap motivasi proses belajar perawatan sistem pendinginan dan komponennya. Sebelum angket disusun, dibuat dulu kisi-kisi angket yang mengacu pada respon siswa yang ingin diungkapkan setelah kegiatan belajar selesai. Angket yang dipilih dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam angket didasarkan pada aspek-aspek yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu motivasi pada mata pelajaran produktif motor dengan kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya.
Tabel 3.1
Kriteria Skor Angket Pada Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu (R) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2008: 136) Kriteria skala Likert di atas, maka variabel yang akan dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
(22)
59
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
3. Lembar observasi dimaksudkan untuk mengukur atau melihat aktivitas guru
untuk memotivasi siswa selama pembelajaran. Hasil observasi kelas ditulis dalam lembar observasi, Hal ini dimaksudkan sebagai alat bantu untuk menganalisis dan merefleksi setiap tahapan tindakan pembelajaran, sehingga dapat diinventarisir faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pembelajaran sehingga kekurangan-kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung dapat diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Persentase aktivitas guru dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan:
X = Persentase aktifitas guru (%)
Y = Jumlah aktifitas yang dilakukan guru Z = Jumlah seluruh aktifitas guru
Persentase rata-rata aktivitas pada setiap jenis aktivitas yang dilakukan kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi Aktivitas
Persentase Kriteria
≥80% Sangat Tinggi
60% - 79% Tinggi
40% - 59% Sedang
20% - 39% Rendah
0% - 19% Sangat Rendah
(Sumber: Mulyadi, 58: 2010) %
100
Z Y
(23)
60
Instrumen penelitian setelah dibuat maka diperlukan pengujian untuk mengetahui ketetapan dan kehandalan instrumen tersebut. Pengujian instrumen yang akan dilakukan meliputi pengujian validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.
Ali. M, (1985: 184) menyatakan bahwa data yang ditampilkan dalam bentuk persentase dapat ditapsirkan sebagai berikut:
0 % ditapsirkan Tidak ada
1 % - 39 % ditapsirkan Sebagian kecil
40 % - 49 % ditapsirkan Hampir setengahnya
50 % ditapsirkan Setengahnya
51 % - 75 % ditapsirkan Sebagian besar 76 % - 99 % ditapsirkan Pada umumnya
100 % ditapsirkan Seluruhnya
E. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Instrumen pengumpul data dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkap data dari variabel penelitian secara tepat. Menurut Arikunto S, (2006: 168) berpendapat bahwa
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan
kesahihan suatu instrumen.”
Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas ini adalah rumus Product Momen sebagai berikut:
(24)
61
rxy =
2 2 2 2)
(
)
(
)
(
)
(
)
)(
(
Y
Y
n
X
X
n
Y
X
XY
n
(Arikunto, S. 2006: 170(3.2))
Dimana:
rxy = koefisien korelasi
X , Y = jumlah skor X dan Y tiap item jawaban uji coba.2 2
,
X Y = jumlah skor X dan Y tiap item yang dikuadratkan.n = jumlah responden.
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara analisis butir (anabut), sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Hasil perhitungan product momen dengan taraf keberartian (signifikasi) 5% atau tingkat kepercayaan 95%. Untuk mengetahui taraf signifikasi dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut:
t = rxy
2 1 2 r n
(Siregar, S 2004 : 61 (3.3))
Dimana :
t = uji signifikasi korelasi.
rxy = koefisien korelasi yang telah dihitung.
n = jumlah responden.
Kriteria pengujian untuk mengevaluasi taraf signifikasi tersebut untuk thitung
> ttabel, pada taraf signifikan α = 0,05. Ini berarti bahwa item tersebut signifikan
dan jika tidak terpenuhi dianggap tidak signifikan.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas sangatlah penting, Menurut Arikunto, S (2006: 178) menyatakan bahwa:
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
(25)
62
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus K-R 21 sebagai berikut:
) . ) ( 1 )( 1 ( 11 Vt k M k M k k
r
(Arikunto, 2006:179 (3.4)) Keterangan:
r11 = Reliablitas instrumen
k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan. M = Skor rata-rata
Vt = Varians total
Hasilnya yang diperoleh yaitu r11 dibandingkan dengan nilai dari tabel
r-product moment. Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r11 <
rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.
3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran (TK) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Untuk menghitung taraf kesukaran butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut:
JS
B
P (Arikunto, S 2006 : 208 (3.5))
Dimana:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
(26)
63
Taraf kesukaran menurut Arikunto (2006: 210) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel. 3.2.
Kriteria Taraf Kesukaran
Nilai P Kriteria Indeks
Kemudahan
0,70 < P ≤ 1,00 Mudah
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
4. Daya Pembeda
Daya pembeda yang dimaksud adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang berkemampuan rendah.
Untuk menghitung daya pembeda tiap item soal terlebih dahulu menentukan skor total siswa yang memperoleh skor tinggi ke rendah. Kemudian ambil beberapa sampel dari kelompok atas dan dari kelompok bawah. Kemudian hitung daya pembeda dengan menggunakan rumus:
D =
B B A A J B J B
(Arikunto, S 2006: 213 (3.7))
Keterangan:
D = daya pembeda.
BA = banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab soal tes
dengan benar.
JA = jumlah peserta didik kelompok atas.
BB = banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal
tes dengan benar.
(27)
64
Batas klasifikasi menurut Arikunto (2006: 218) yaitu:
0,00 ≤ D ≤ 0,20 = Jelek
0,20 < D ≤ 0,40 = Cukup
0,40 < D ≤ 0,70 = Baik
0,70 < D ≤ 1,00 = Sangat baik
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Berdasarkan salah satu karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu pengolahan datanya hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana, maka dalam penelitian ini tidak memerlukan pendekatan secara statistik yang terlalu rumit.
1. Peningkatan Hasil Belajar
Pengolahan peningkatan hasil belajar diperlukan untuk membandingkan keberhasilan dalam pembelajaran tiap siklus, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Memberikan skor terhadap hasil tes siswa dan menentukan kriteria ketuntasan
belajar siswa per individu yang dapat ditentukan dengan persamaan:
% 100
Maksimum Skor
Jumlah
Skor Perolehan Jumlah
Individu Nilai
(KTSP SMK Negeri 6 Bandung, 2011)
b. Ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar tiap sekolah berbeda, untuk SMKN 6 Bandung ketuntasan belajarnya 75% dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk perawatan sistem pendinginan dan komponennya adalah 75 dalam skala 100.
(28)
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan multimedia pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya di kelas XI TKR 1 SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar pada
kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya, pada umumnya terkategori tinggi 85% pada setiap siswa.
2. Hasil Belajar siswa pada masing-masing siklus dilihat dari nilai rata-rata
posttest setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan multimedia pembelajaran. Untuk siklus I sebagian besar 85% siswa yang lulus dan untuk siklus II seluruhnya 100% siswa lulus semua.
3. Kegiatan belajar mengajar setelah menggunakan multimedia pembelajaran
pada kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya, aktivitas guru mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Untuk siklus I presentase aktivitas guru sebesar 52,5% (kategori sedang) kemudian meningkat pada siklus II menjadi 73,75% (kategori tinggi).
(29)
95
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai masukan yang diharapkan dapat bermanfaat. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sekolah senantiasa mengupayakan agar fasilitas pembelajaran dapat
ditingkatkan, salah satunya penambahan media pembelajaran seperti
komputer/laptop dan infocus guna menerapkan multimedia pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
Salah satu cara dalam meningkatkan kualitas KBM adalah guru terus berusaha dan menerapkan media pembelajaran yang lebih variatif dan dapat diterima oleh siswa. siswa senantiasa akan termotivasi untuk belajar jika pembelajaran tersebut menarik.
3. Bagi Siswa
Kompetensi merupakan hal yang harus dimiliki oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. siswa yang baik adalah yang kompeten dalam
bidangnya, sehingga dengan pembelajaran menggunakan multimedia
(30)
96
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1985). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
A.M, Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Fahmi, A. (2004). Pengembangan Kemampuan Berfikir Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Poses Dengan Bantuan Tutor Sebaya. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI, Bandung: tidak diterbitkan. Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Http:// id.wikipedia.org/wiki/Multimedia. [5 Mei 2012].
Hermawan. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtek FIP UPI. Mulyadi, Y. (2010). Penerapan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah
(Problem Solving) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Belajar Peserta Didik Pada Standar Kompetensi Memprogram Mesin CNC. Skripsi FPTK UPI, Bandung: tidak diterbitkan.
Riyana, (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
Sadiman, dkk. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sagala. S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo. S.K, Wowo. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2008). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
(31)
97
Susilana, (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
Susilo, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia Publishing. Taniredja, dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta
UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Wiriaatmadja, R (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(1)
63
Ferry Aprilliana Rahman, 2013
Penerapan Multimedia Pembelajaran Untuk Mneingkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa XI TKR 1 SMKN 6 Bandung Pada Mata Pelajaran Produktif Motor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Taraf kesukaran menurut Arikunto (2006: 210) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel. 3.2.
Kriteria Taraf Kesukaran
Nilai P Kriteria Indeks Kemudahan 0,70 < P ≤ 1,00 Mudah 0,30 < P ≤ 0,70 Sedang 0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
4. Daya Pembeda
Daya pembeda yang dimaksud adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang berkemampuan rendah.
Untuk menghitung daya pembeda tiap item soal terlebih dahulu menentukan skor total siswa yang memperoleh skor tinggi ke rendah. Kemudian ambil beberapa sampel dari kelompok atas dan dari kelompok bawah. Kemudian hitung daya pembeda dengan menggunakan rumus:
D =
B B A A J B J B
(Arikunto, S 2006: 213 (3.7))
Keterangan:
D = daya pembeda.
BA = banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab soal tes dengan benar.
JA = jumlah peserta didik kelompok atas.
BB = banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal tes dengan benar.
(2)
64
Ferry Aprilliana Rahman, 2013
Penerapan Multimedia Pembelajaran Untuk Mneingkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa XI TKR 1 SMKN 6 Bandung Pada Mata Pelajaran Produktif Motor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Batas klasifikasi menurut Arikunto (2006: 218) yaitu: 0,00 ≤ D ≤ 0,20 = Jelek
0,20 < D ≤ 0,40 = Cukup 0,40 < D ≤ 0,70 = Baik 0,70 < D ≤ 1,00 = Sangat baik
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Berdasarkan salah satu karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu pengolahan datanya hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana, maka dalam penelitian ini tidak memerlukan pendekatan secara statistik yang terlalu rumit.
1. Peningkatan Hasil Belajar
Pengolahan peningkatan hasil belajar diperlukan untuk membandingkan keberhasilan dalam pembelajaran tiap siklus, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Memberikan skor terhadap hasil tes siswa dan menentukan kriteria ketuntasan belajar siswa per individu yang dapat ditentukan dengan persamaan:
% 100
Maksimum Skor
Jumlah
Skor Perolehan Jumlah
Individu Nilai
(KTSP SMK Negeri 6 Bandung, 2011)
b. Ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar tiap sekolah berbeda, untuk SMKN 6 Bandung ketuntasan belajarnya 75% dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk perawatan sistem pendinginan dan komponennya adalah 75 dalam skala 100.
(3)
94
Ferry Aprilliana Rahman, 2013
Penerapan Multimedia Pembelajaran Untuk Mneingkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa XI TKR 1 SMKN 6 Bandung Pada Mata Pelajaran Produktif Motor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan multimedia pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya di kelas XI TKR 1 SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar pada kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya, pada umumnya terkategori tinggi 85% pada setiap siswa.
2. Hasil Belajar siswa pada masing-masing siklus dilihat dari nilai rata-rata posttest setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan multimedia pembelajaran. Untuk siklus I sebagian besar 85% siswa yang lulus dan untuk siklus II seluruhnya 100% siswa lulus semua.
3. Kegiatan belajar mengajar setelah menggunakan multimedia pembelajaran pada kompetensi dasar perawatan sistem pendinginan dan komponennya, aktivitas guru mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Untuk siklus I presentase aktivitas guru sebesar 52,5% (kategori sedang) kemudian meningkat pada siklus II menjadi 73,75% (kategori tinggi).
(4)
95
Ferry Aprilliana Rahman, 2013
Penerapan Multimedia Pembelajaran Untuk Mneingkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa XI TKR 1 SMKN 6 Bandung Pada Mata Pelajaran Produktif Motor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai masukan yang diharapkan dapat bermanfaat. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sekolah senantiasa mengupayakan agar fasilitas pembelajaran dapat ditingkatkan, salah satunya penambahan media pembelajaran seperti komputer/laptop dan infocus guna menerapkan multimedia pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
Salah satu cara dalam meningkatkan kualitas KBM adalah guru terus berusaha dan menerapkan media pembelajaran yang lebih variatif dan dapat diterima oleh siswa. siswa senantiasa akan termotivasi untuk belajar jika pembelajaran tersebut menarik.
3. Bagi Siswa
Kompetensi merupakan hal yang harus dimiliki oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. siswa yang baik adalah yang kompeten dalam bidangnya, sehingga dengan pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran salah satu metode guna meningkatkan kompetensi.
(5)
96
Ferry Aprilliana Rahman, 2013
Penerapan Multimedia Pembelajaran Untuk Mneingkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa XI TKR 1 SMKN 6 Bandung Pada Mata Pelajaran Produktif Motor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1985). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
A.M, Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Fahmi, A. (2004). Pengembangan Kemampuan Berfikir Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Poses Dengan Bantuan Tutor Sebaya. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI, Bandung: tidak diterbitkan.
Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Http:// id.wikipedia.org/wiki/Multimedia. [5 Mei 2012].
Hermawan. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtek FIP UPI. Mulyadi, Y. (2010). Penerapan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah
(Problem Solving) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Belajar Peserta Didik Pada Standar Kompetensi Memprogram Mesin CNC. Skripsi FPTK UPI, Bandung: tidak diterbitkan.
Riyana, (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
Sadiman, dkk. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sagala. S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo. S.K, Wowo. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2008). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
(6)
97
Ferry Aprilliana Rahman, 2013
Penerapan Multimedia Pembelajaran Untuk Mneingkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa XI TKR 1 SMKN 6 Bandung Pada Mata Pelajaran Produktif Motor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Susilana, (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
Susilo, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan
Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia Publishing.
Taniredja, dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta
UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Wiriaatmadja, R (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.