PENGGUNAAN MEDIA PAPAN CONGKAK HITUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM OPERASI HITUNG PENGURANGAN : Studi Eksperimen Dengan Desain Single Subject Research Terhadap Siswa Tunagrahita Ringan Kelas IV SDLB C Purnama Asih.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR... .. x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Batasan Masalah ... 4

D.Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II MEDIA PAPAN CONGKAK HITUNG DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PENGURAGAN 1 SAMPAI 10 BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN ... 7

A.Deskripsi Teori ... 7

1. Media Pembelajaran ... 7

2. Media Balok Sebagai Media Pembelajaran ... 10

3. Media Papan Congkak Hitung Sebagai Media Pembelajaran ... 11

4. Operasi Hitung Pengurangan... . 13

5. Anak Tunagrahita... 15

6. Operasional Media Papan Congkak Hitung... 19

B.Penelitian Terdahulu yang Relevan... 20

C.Kerangka Pemikiran ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A.Variabel Penelitian ... 24

1. Definisi Konsep ... 24

2. Definisi Operasional ... 24

a. Variabel Bebas ... 25

b. Variabel Terikat ... 25

B.Metode Penelitian ... 26

C.Prosedur Penelitian ... 28

D.Subjek Penelitian ... 29


(2)

2. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Pengolahan Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A.Hasil Penelitian ... 38

1. Hasil Baseline-1 (A-1) ... 38

2. Hasil Intervensi (B) ... 39

3. Hasil Baseline-2 (A-2) ... 41

B.Analisis Data ... 43

1. Analisis dalam Kondisi... 43

2. Analisis antar Kondisi ... 54

C.Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A.Kesimpulan... 61

B.Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dan pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses optimalisasi potensi anak ke arah pencapaian kemampuan tertentu sesuai dengan tugas pertumbuhan dan perkembangannya. Pentingnya masalah pendidikan ini disikapi pemerintah dalam bentuk perundang-undangan seperti tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi : “ Setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”

Kebutuhan mengenai pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tersurat secara jelas dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB V Pasal V Ayat 2 yang berbunyi : “Setiap warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.

Pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang disesuaikan dengan kelainan peserta didik berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bersangkutan (Moh Amin, 1995: 1). Oleh karena itu, pendidikan luar biasa sebagai salah satu bentuk pendidikan yang melayani anak-anak berkebutuhan khusus termasuk anak-anak tunagrahita. Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Di samping itu mereka mengalami


(4)

keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Moh Amin, 1995:11). Anak tunagrahita merupakan salah satu anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan, seperti hambatan kecerdasan, namun anak tunagrahita masih bisa dikembangkan potensinya. terutama dalam bidang berhitung, dalam kehidupan sehari-hari berhitung merupakan hal yang sangat penting di setiap lembaga pendidikan baik di sekolah umum ataupun di sekolah khusus (SLB), menjadi bagian dari kurikulum.

Pembelajaran untuk anak tunagrahita seharusnya pembelajaran yang semikonkret dan konkret. Pembelajaran semi konkrit dan konkrit membutuhkan media. Pemilihan media dalam pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan kondisi anak. Tahapan belajar anak selalu berawal dari segala sesuatu yang konkret, hal ini sesuai dengaan pendapat Syiful Sagala (2007:167) “ pada dasarnya sesuai dengan perkembangan siswa sebagai anak, pengajaran lebih mengutamakan sifat konkret sehingga media mengajar pun di mulai pemilihannya dari sifat itu”.

Dalam pembelajaran matematika terdapat beberapa konsep salah satunya adalah konsep bilangan, yang merupakan awal pengenalan matematika kepada anak karena menjadi dasar pembelajaran matematika. Kemampuan memahami konsep bilangan ini harus dikuasai terlebih dahulu oleh anak sebelum mereka memahami operasi hitung. Memahami konsep bilangan ini merupakan prerequisite operasi hitung. Begitu pula dengan penjumlahan yang merupakan prerequisite dari pengurangan.


(5)

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah seringkali ditemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar berhitung, karena anak langsung dibawa kepada persoalan-persoalan yang menyangkut konsep yang bersifat abstrak. Berdsarkan hasil observasi (pada saat pelaksanaan PPL di SLB Purnama Asih) terdapat anak tunagrahita ringan yang duduk di tingkat sekolah dasar kelas IV sudah memahami operasi penjumlahan, namun ia belum memahami operasi pengurangan.

Upaya yang dapat dilakukan diantaranya menggunakan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media balok. Eliyawati,dkk (2005 : 69) mengemukakan bahwa George Cuisenaire menciptakan balok cuisenaire untuk mengembangkan kemampuan berhitung anak. Pengenalan bilangan dan untuk peningkatan keterampilan anak dalam bernalar.

Mengadaptasi dari balok cuisenaire, media papan congkak hitung ini dirancang untuk memudahkan anak tunagrahita untuk memahami operasi hitung pengurangan 1 sampai 10. Media papan congkak hitung merupakan salah satu media yang dapat dipakai dalam belajar berhitung. Media papan congkak hitung dapat membantu anak tunagrahita dalam memahami konsep pengurangan. Media papan congkak hitung merupakan media alat bantu pengajaran dengan cara menyimpan balok – balok ke papan lalu mengambilnya kembali balok – balok tersebut dari papan yang sudah di sediakan sesuai dengan perintah soal. Dalam penggunaan media ini diharapkan dapat membantu anak tunagrahita ringan mempermudah dalam


(6)

menerima pembelajaran khususnya dalam operasi hitung pengurangan sehingga prestasi belajar dalam bidang studi matematika anak tunagrahita ringan dapat meningkat.

Dari uraian – uraian latar belakang masalah di atas tersebut mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Penggunaan Media Papan Congkak Hitung Untuk Meningkatkan Kemampuan Anak Tunagrahita Ringan Dalam Operasi Hitung Pengurangan”

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Anak tunagrahita pada umumnya mengalami kesulitan dalam mempelajari hal-hal yang abstrak dan mengalami berbagai masalah yang berkaitan dengan belajar termasuk belajar berhitung.

2. Minat anak tunagrahita terhadap pembelajaran matematika rendah.

3. Pembelajaran berhitung bagi anak tunagrahita langsung dibawa kepada persoalan yang abstrak.

4. Kurangnya media untuk pembelajaran matematika yang membantu anak tunagrahita dalam memahami konsep matematika.

5.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada kemampuan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10, serta penggunaan media papan


(7)

congkak hitung yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kemampuan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10 pada anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas maka permasalah dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :

“ Apakah pembelajaran dengan menggunakan media papan congkak hitung dapat meningkatkan prestasi belajar anak tunagrahita ringan dalam operasi hitung pengurangan 1 sampai 10?”

Dari rumusan masalah diatas, penulis ajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada peningkatan prestasi belajar anak tunagrahita ringan dalam melakukan operasi pengurangan 1 sampai 10 dengan menggunakan media papan congkak hitung?

2. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar anak tunagrahita ringan dalam melakukan operasi pengurangan 1 sampai 10 dengan menggunakan media papan congkak hitung?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian


(8)

Tujuan umum penelitian ini ialah untuk megetahui apakah media papan congkak hitung dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pengurangan pada anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih

b. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khususnya ialah:

1) Untuk mengetahui ada tidaknya peningatan prestasi belajar anak tunagrahita ringan dalam melakukan operasi pengurangan 1 sampai 10 dengan menggunakan media papan congkak hitung.

2) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar anak tunagrahita ringan dalam melakukan operasi pengurangan 1 sampai 10 dengan menggunakan media papan congkak hitung.

2. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, kegunaan yang diharapkan adalah:

a. Kegunaan Teoritis: Dapat memberikan sumbangan mengenai salah satu tehnik pembelajaran matematika dalam hal pengurangan pada anak tunagrahita ringan yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Kegunaan Praktis: sebagai bahan referensi bagi guru untuk meningkatkan kemampuan anak tunagrahita dalam berhitung terutama dalam melakukan operasi hitung pengurangan dengan menggunakan media papan congkak hitung.


(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep

Media papan congkak hitung merupakan sebuah Alat Permainan Edukatif (APE) atau media pembelajaran matematika. Eliyawati,dkk (2005 : 69) mengemukakan bahwa “George Cuisenaire menciptakan balok cuisenaire untuk mengembangkan kemampuan berhitung anak. Pengenalan bilangan dan untuk peningkatan keterampilan anak dalam bernalar”. Media papan congkak hitung ini merupakan alat permaianan atau media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan balok dan papan. Media papan congkak hitung ini terdiri dari 50 buah balok dan papan yang sudah dilubangi.

Media papan congkak hitung ini dirancang untuk memudahkan anak tunagrahita untuk memahami operasi hitung pengurangan 1 sampai 10.

2. Definisi Oprasional

“Penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain” (Sugiyono, 2009:60)


(10)

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, dan yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media papan congkak hitung, sebagai media pembelajaran anak tunagrahita untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10.

Secara umum media merupakan kata yang bermakna jamak, yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Media papan congkak hitung adalah sebuah media pembelajaran yang digunakan untuk memberikan pemahaman kepada anak tunagrahita. Dimana cara pengoprasiannya adalah dengan menyimpan atau memasukan balok – balok ke papan lalu mengambil nya kembali balok – balok tersebut dari papan sesuai perintah soal.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat (variabel dependen), yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.


(11)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan operasi hitung pengurangan anak tunagrahita ringan. Khususnya dalam pengurangan dengan hasil akhir tidak lebih dari 10 sebagai prasyarat untuk pencapaian keterampilan berhitung pada tahap yang lebih tinggi lagi. Kriteria kemampuan dalam penelitian ini dapat diukur dari ketepatan anak dalam melakukan operasi pengurangan.

Adapun satuan ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan persentase, yang menunjukkan jumlah terjadinya suatu perilaku atau peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut kemudian dikalikan 100%.

B. Metode Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (single subjet research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu subjek dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perlakuan yang diberikan secara berulang – ulang dalam waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media papan congkak hitung terhadap kemampuan operasi hitung pengurangan sampai 10 pada anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih.

Dalam penelitian dengan metode subjek tunggal, desain yang digunakan adalah desain A- B- A. A-B-A design memiliki tiga tahap yaitu


(12)

menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas.” (Sunanto, 2006: 44). Secara visual desain A-B-A dapat digambarkan pada grafik di bawah ini:

Grafik 3.1

Desain A-B-A

A1 = Baseline-1 (A1) adalah kondisi awal kemampuan subjek dalam memahami operasi hitung pengurangan 1 sampai 10 sebelum diberi perlakuan atau intervensi. Pengukuran pada fase baseline-1 akan dilakukan sampai data cenderung stabil dengan waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan.

B = Intervensi. Intervensi adalah kondisi kemampuan subjek dalam memahami operasi hitung pengurangan 1 sampai 10 selama diberi perlakuan. Perlakuan diberikan sampai data menjadi stabil, yaitu dengan menggunakan media papan congkak hitung.

0 20 40 60 80 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

P

E

RS

E

N

T

A

S

E

(

%

)

SESI


(13)

A2 = Baseline 2. Yaitu pengulangan kondisi baseline 1 sebagai evaluasi sejauh mana intervensi yang dilakukan memberi pengaruh kepada subjek. Pengukuran pada fase baseline 2 dilakukan sampai data cenderung stabil.

C. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitiannya adalah sebagai beikut: a. Baseline 1 (A-1)

Pada fase baseline 1, peneliti memberikan tes dengan cara memberikan soal yang berisikan tentang materi pengurangan sampai 10. Pengukuran pada fase baseline-1 dilakukan sebanyak tiga sesi, dimana setiap sesi dilakukan satu hari dengan periode waktu selama 30 menit. Pengukuran pada fase ini melalui tes tertulis dan tes lisan dengan bentuk soal isian singkat sebanyak 20 soal. Pada fase ini, subjek tidak diberikan materi terlebih dahulu, tetapi langsung diberikan tes. Hal ini dilakukan agar subjek menjawab sesuai dengan kemampuannya. Setelah semua soal dikerjakan oleh subjek, skor jawaban benar yang diperoleh subjek dibagi jumlah seluruh soal kemudian dikalikan 100%.

b. Intervensi (B)

Intervensi adalah kondisi kemampuan subjek dalam memahami operasi hitung pengurangan sampai 10 selama diberi perlakuan. Perlakuan diberikan semenjak data pada baseline cenderung stabil dan sampai data menjadi stabil, yaitu dengan menggunakan media papan congkak hitung yang dilakukan sebanyak delapan sesi. Intervensi dilakukan selama 60


(14)

menit setiap sesi, dimana 30 menit pertama subjek mendapatkan pengajaran berulang-ulang mengenai materi pengurangan sampai 10 dan pada 30 menit terakhir dilakukan evaluasi dengan bahan yang sama pada saat intervensi tersebut. Setiap sesi dilakukan satu kali dalam sehari. Evaluasi dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis dan tes lisan kepada subjek. Setelah semua soal dikerjakan oleh subjek, skor jawaban benar yang diperoleh subjek dibagi jumlah seluruh soal kemudian dikalikan 100%.

c. Baseline 2 (A-2)

Peneliti melakukan tes kembali seperti pada Baseline 1 (A-1) dengan menggunakan format tes dan prosedur pelaksanaan yang sama pula. Pengukuran pada fase Baseline 2 (A-2) dilakukan sebanyak empat sesi.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seorang siswa tunagrahita ringan kelas IV SDLB SLB C Purnama Asih, yang belum memahami operasi hitung pengurangan.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa test soal yang dapat mengukur kemampuan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10 pada anak tunagrahita. Sebelum membuat instrumen terlebih dahulu


(15)

menyusun kisi-kisi instrumen. Dari kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan pada pembuatan instrumen berupa soal-soal. Adapun kisi-kisi instrumen pada kemampuan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10 untuk anak tunagrahita ringan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

KISI KISI INSTRUMEN PENELITIAN Kemampuan Operasi Hitung Pengurangan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : II/ II SDLB C

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

No Soal Aspek yang Dinilai Jenis Tes Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 Melakukan pengurangan sampai 10 Melakukan pengurangan sampai 10 dengan menggunaka n balok

1-10 Kemampuan

operasi hitung pengurangan dengan balok dan bilangan sampai 10 Isian Singkat Melakukan pengurangan bilangan sampai 10 11-20


(16)

Tabel 3.2

FORMAT INSTRUMEN PENELITIAN

Materi No Soal Sesi

1 2 3

Melakukan pengurangan sampai 10 dengan menggunakan balok

Dengarkanlah !!!

1. Ada 3 balok, diambil 1 balok. Berapa sisa balok?

2. Ada 5 balok, diambil 2 balok. Berapa sisa balok?

3. Ada 4 balok, diambil 3 balok. Berapa sisa balok?

4. Ada 2 balok, diambil 1 balok. Berapa sisa balok?

5. Ada 1 balok, diambil 1 balok. Berapa sisa balok?

6. Ada 7 balok, diambil 4 balok. Berapa sisa balok?

7. Ada 5 balok, diambil 1 balok. Berapa sisa balok?

8. Ada 6 balok, diambil 1 balok. Berapa sisa balok?

9. Ada 8 balok, diambil 6 balok. Berapa sisa balok?

10. Ada 10 balok, diambil 7 balok. Berapa sisa balok?

Melakukan pengurangan bilangan sampai 10

Hitunglah !!!

11. 8 – 2 = 12. 7 – 5 =


(17)

13. 9 – 8 = 14. 10 – 7 = 15. 1 – 1 = 16. 10 - 9 = 17. 5 - 2 = 18. 2 – 1 = 19. 4 – 2 = 20. 6 – 3 =

1) Uji coba Instrumen

Instrumen yang valid berarti “instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono, 2006:173). Oleh karena itu, uji coba instrumen dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan reabilitas instrumen penelitian. Reliabilitas menunjukkan sejauhmana pengukuran data dapat diukur secara ajeg (Sunanto, et al.2006:24). Untuk itu, dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan kan diperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannya.

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengukur suatu tingkat validitas tes dalam pengajaran operasi hitung penguragan ini digunakan validitas isi

(content validity) dengan teknik penilaian ahli (judgement). Maka dari itu


(18)

Validitas isi dengan teknik penilaian ahli digunakan untuk menentukan apakah instrument/tes tersebut sesuai antara tujuan pembelajaran yang ditetapkan dengan butir soal yang dibuat Proses validasinya dengan membandingkan isi tes dengan tabel spesifikasi kemudian dilakukan penilaian oleh para ahli/guru mata pelajaran.

Skor hasil validitas diolah dengan menggunakan rumus :

� = �

�× %

Keterangan:

= Jumlah cocok � = jumlah ahli penilai P = Presentase

Hasil Expert Judgement oleh beberapa ahli, sebagai berikut : 1) Drs. Hidayat, Dipl. S.Ed : Valid

2) Neni Sariningsih S.Pd : Valid 3) Syarifah Sar’an S.Pd : Valid

Adapun hasil perhitungan dari validitas dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas data sangat menentukan kualitas penelitian. Salah satu syarat agar hasil penelitian dapat dipercaya yaitu data penelitian tersebut harus reliabel. Untuk menguji reliabilitas di gunakan metode belah dua


(19)

(spilt half method) ganjil-genap dengan cara menghitung korelasi product

moment, yang selanjutnya dilakukan perhitungan dengan teknik Spearmen

Brown.

Adapun rumus korelasi product moment seperti di bawah ini :

= � − (� )(� )

� 2 ( )2 2 ( )2

Keterangan :

= koefisien korelasi n = jumlah siswa

X = jumlah skor butir soal ganjil untuk setiap siswa uji coba Y = jumlah skor butir soal genap tiap siswa uju coba

� = jumlah hasil perkalian XY Klasifikasi Reliabilitas :

Kurang dari 0,20 = tidak ada kolelasi 0,20 – 0,40 = korelasi rendah 0,40 – 0,70 = korelasi sedang 0,70 – 0,90 = korelasi tinggi 0,90 – 1,00 = korelasi tinggi sekali 1,00 – ke atas = korelasi sempurna

Dari hasil uji coba intrumen yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :

= � − � �

� 2 ( )2 2 2


(20)

= 1355−1296

1310−1296 (1584−1296)

= 59

14 (288)

= 59

63.4 = 0.9

Nilai rb ini baru menunjukan reliabilitas setengah tes. Maka untuk menghitung hasil tes secara keseluruhan menggunakan rumus Spearmen

Brown.

r = 2

1+

= 2 (0,9)

1+0.9 = 1,8

1,9 = 0,94 (kolerasi tinggi sekali)

Suatu perangkat tes dapat dikatakan reliabel jika telah mencapai sekurang-kurangnya 0,50. Maka dengan itu instrumen penelitian ini sudah dapat dikatakan reliabel karena telah melebihi 0,5 yaitu 0,94.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah tes. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan anak dalam melakukan operasi hitung pengurangan baik dengan menggunakan balok maupun dengan menggunakan bilangan sampai 10. Peneliti menggunakan tes dari tahap baseline 1 (A-1), intervensi (B), dan baseline 2 (A-2) dengan durasi waktu pada fase baseline 1 (A-1) dan baseline 2 (A-2) adalah 30 menit, sedangkan untuk intervensi durasi waktunya ialah sekitar 60 menit setiap sesi pada setiap harinya. Untuk intervensi pada 30 menit pertama subjek mendapatkan pengajaran berulang-ulang mengenai materi


(21)

pengurangan sampai 10 melalui media papan congkak hitung dan pada 30 menit terakhir dilakukan evaluasi dengan bahan yang sama pada saat intervensi tersebut. Hal ini dilakukan agar memperoleh data yang akurat mengenai kemampuan anak dalam memahami operasi hitung pengurangan sampai 10.

Skoring dilakukan dimana setiap jawaban yang benar akan diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0. Data yang telah diperoleh dicatat pada cacatan data yang telah disiapkan, setelah semua data terkumpul kemudian masing-masing komponen dijumlahkan dan untuk menghitung persentase kemampuan anak dalam melakukan operasi hitung pengurangan sampai 10 dapat dihitung dengan cara:

�� ℎ� �

�� ℎ 100 %

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah

Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2011).

Penyajian data penelitian ini melalui tabel dan grafik garis. Dalam membuat grafik terdapat komponen-komponen dasar yang harus dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh Sunanto (2005: 36-37), yaitu ;

1) Absis, adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan variabel bebas (mislanya sesi, hari, tanggal)


(22)

2) Ordinat, adalah sumbu Y merupakan sumbu vertical yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi)

3) Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dan sumbu Y sebagai titik awal satuan variabel bebas dan terikat.

4) Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan Y yang menunjukkan ukuran (mislanya : 0%, 25%, 50%, 75%).

5) Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen mislanya baseline atau intervensi.

6) Garis perubahan kondisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnya.

7) Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari keseluruhan data hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan media papan congkak hitung terhadap kemampuan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10, serta analisis data yang telah dikemukakan, diperoleh kesimpulan bahwa secara umum media papan congkak hitung dapat meningkatkan prestasi belajar anak tunagrahita ringan dalam melakukan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10.

Hal ini dapat dilihat dari kemampuan awal anak dalam melakukan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10 pada anak tunagrahita ringan yang sama sekali belum memahami operasi hitung pengurangan. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan penelitian menunjukan pada fase

baseline 1 (A-1) anak memperoleh mean 0%. Pada tahap fase intervensi

(B) data mean yang diperoleh anak 76,25%. Sedangkan pada tahap fase

baseline 2 (A-2) data mean yang diperoleh anak 47,5 %. Jika dilihat dari

data mean pada tahap fase basline 2 (A-2) anak menunjukan peningkatan dibandingkan data mean pada fase baseline 1 (A-1).

Maka dari itu hasil peningkatan prestasi belajar anak tunagrahita dalam melakukan operasi hitung pengurangan adalah sebesar 47,5 dimana


(24)

dari 20 soal yang diberikan anak haya mampu menjawab soal sebayak 10 soal.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1) Bagi Guru

Untuk menjadikan salah satu media papan congkak hitung dalam meningkatkan prestasi belajar anak tunagrahita ringan dalam melakukan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10.

2) Bagi peneliti selanjutnya

Agar dapat mengembangkan media balok lainnya sebagai alat permainan edukatif guna meningkatkan kemampuan operasi hitung dan dapat menggunakan desain penelitian yang berbeda seperti desain A-B-A-B dengan jumlah sesi dan waktu yang lebih panjang ataupun dengan metode penelitian yang berbeda, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan penemuan-penemuan baru yang dapat melengkapi kekurangan-kekurangan penelitian yang penulis lakukan.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Tunagrahita. Jakarta : Depdikbud

Alimin, Z (2005). Hambatan Belajar dan Hambatan Perkembangan Pada Anak

Tunagrahita [online]. Tersedia : http://z.alimin.blogspot.com [11 Juli 2012] Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Bineka Cipta

Arsyad, A. (1997). Media Pengajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Dabell, J. (2009). Aktifitas Permainan dan Ide Praktis Belajar Matematika. Jakarta : PT. Erlangga

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Eliyawati C,dkk. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Dirjen Perguruan Tinggi

Hamzah, B. (2007). Model Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara Hurlock, E. Perkembangan Anak. Jakarta : PT. Erlangga

Hurlock, E. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Erlangga

Irene, P. (2007). Matematika Untuk SDLB C. Bandung : Bintang Putera Perdana

Nurwindia, A. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Pemanfaatan Media Balok Cuisenaire. Bandung PGPAUD FIP UPI : Tidak di Terbitkan

Oktafiani, M. (2009). Pengaruh Penggunaan Media Permainan Dot Cards

terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Tunagrahita Ringan.

Skripsi pada PLB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003: Tentang Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.

Rivai, A. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Rochyadi, E. dan Alimin, Z. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta : DEPDIKNA. Dirjen Dikti. Proyek Peningkatan Tenaga Akademis.

Ruseffendi, E. (1989). Pengajaran Matematika Modern. Bandung : Tarsito Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta


(26)

Suherman, E. (1992). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud

Sukayati. (2003). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Makalah Pada Pelatihan Supervisi Pengajaran Untuk Sekolah Dasar 19 Juni- Juli 2003 di Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPG) Matematika. Yogyakarta

Somantri. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Pefika Adiatma

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R dan D. Bandung : PT. Alfabeta

Sunanto, J. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung : UPI Press


(1)

pengurangan sampai 10 melalui media papan congkak hitung dan pada 30 menit terakhir dilakukan evaluasi dengan bahan yang sama pada saat intervensi tersebut. Hal ini dilakukan agar memperoleh data yang akurat mengenai kemampuan anak dalam memahami operasi hitung pengurangan sampai 10.

Skoring dilakukan dimana setiap jawaban yang benar akan diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0. Data yang telah diperoleh dicatat pada cacatan data yang telah disiapkan, setelah semua data terkumpul kemudian masing-masing komponen dijumlahkan dan untuk menghitung persentase kemampuan anak dalam melakukan operasi hitung pengurangan sampai 10 dapat dihitung dengan cara:

�� ℎ� �

�� ℎ 100 %

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah

Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2011).

Penyajian data penelitian ini melalui tabel dan grafik garis. Dalam membuat grafik terdapat komponen-komponen dasar yang harus dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh Sunanto (2005: 36-37), yaitu ;

1) Absis, adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan variabel bebas (mislanya sesi, hari, tanggal)


(2)

2) Ordinat, adalah sumbu Y merupakan sumbu vertical yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi)

3) Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dan sumbu Y sebagai titik awal satuan variabel bebas dan terikat.

4) Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan Y yang menunjukkan ukuran (mislanya : 0%, 25%, 50%, 75%).

5) Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen mislanya baseline atau intervensi.

6) Garis perubahan kondisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnya.

7) Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari keseluruhan data hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan media papan congkak hitung terhadap kemampuan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10, serta analisis data yang telah dikemukakan, diperoleh kesimpulan bahwa secara umum media papan congkak hitung dapat meningkatkan prestasi belajar anak tunagrahita ringan dalam melakukan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10.

Hal ini dapat dilihat dari kemampuan awal anak dalam melakukan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10 pada anak tunagrahita ringan yang sama sekali belum memahami operasi hitung pengurangan. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan penelitian menunjukan pada fase baseline 1 (A-1) anak memperoleh mean 0%. Pada tahap fase intervensi (B) data mean yang diperoleh anak 76,25%. Sedangkan pada tahap fase baseline 2 (A-2) data mean yang diperoleh anak 47,5 %. Jika dilihat dari data mean pada tahap fase basline 2 (A-2) anak menunjukan peningkatan dibandingkan data mean pada fase baseline 1 (A-1).

Maka dari itu hasil peningkatan prestasi belajar anak tunagrahita dalam melakukan operasi hitung pengurangan adalah sebesar 47,5 dimana


(4)

dari 20 soal yang diberikan anak haya mampu menjawab soal sebayak 10 soal.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1) Bagi Guru

Untuk menjadikan salah satu media papan congkak hitung dalam meningkatkan prestasi belajar anak tunagrahita ringan dalam melakukan operasi hitung pengurangan 1 sampai 10.

2) Bagi peneliti selanjutnya

Agar dapat mengembangkan media balok lainnya sebagai alat permainan edukatif guna meningkatkan kemampuan operasi hitung dan dapat menggunakan desain penelitian yang berbeda seperti desain A-B-A-B dengan jumlah sesi dan waktu yang lebih panjang ataupun dengan metode penelitian yang berbeda, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan penemuan-penemuan baru yang dapat melengkapi kekurangan-kekurangan penelitian yang penulis lakukan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Tunagrahita. Jakarta : Depdikbud

Alimin, Z (2005). Hambatan Belajar dan Hambatan Perkembangan Pada Anak

Tunagrahita [online]. Tersedia : http://z.alimin.blogspot.com [11 Juli 2012]

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Bineka Cipta

Arsyad, A. (1997). Media Pengajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Dabell, J. (2009). Aktifitas Permainan dan Ide Praktis Belajar Matematika. Jakarta : PT. Erlangga

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Eliyawati C,dkk. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Dirjen Perguruan Tinggi

Hamzah, B. (2007). Model Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara Hurlock, E. Perkembangan Anak. Jakarta : PT. Erlangga

Hurlock, E. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Erlangga

Irene, P. (2007). Matematika Untuk SDLB C. Bandung : Bintang Putera Perdana

Nurwindia, A. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Taman

Kanak-Kanak Melalui Pemanfaatan Media Balok Cuisenaire. Bandung PGPAUD FIP UPI : Tidak di Terbitkan

Oktafiani, M. (2009). Pengaruh Penggunaan Media Permainan Dot Cards terhadap Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi pada PLB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003: Tentang Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.

Rivai, A. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Rochyadi, E. dan Alimin, Z. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual

Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta : DEPDIKNA. Dirjen Dikti. Proyek Peningkatan

Tenaga Akademis.

Ruseffendi, E. (1989). Pengajaran Matematika Modern. Bandung : Tarsito Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta


(6)

Suherman, E. (1992). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud

Sukayati. (2003). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Makalah Pada Pelatihan Supervisi Pengajaran Untuk Sekolah Dasar 19 Juni- Juli 2003 di Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPG) Matematika. Yogyakarta

Somantri. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Pefika Adiatma

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R dan D. Bandung : PT. Alfabeta

Sunanto, J. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung : UPI Press


Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN VOKASIONAL MENGGANTI OLI MOTOR PADA SISWA SMALB TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB PURNAMA ASIH (Single Subject Research Pada Siswa SMALB di SLB Purnama Asih).

1 3 40

PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN: Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor.

1 1 35

PENGARUH MEDIA ULAR TANGGA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN SISWA TUNAGRAHITA RINGAN : Single Subject Research Kelas II SDLB dalam Peningkatan Kemampuan Penjumlahan Sampai 10 di SLB C YPLB Majalengka.

0 1 38

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN 1-5 PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN : Single Subject Research (SSR) Terhadap Siswa Kelas dua di SLB Bandung Raya.

0 1 35

PENGGUNAAN METODE FONIK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN: Single Subject Research Pada Siswa Kelas III SDLB di SLB Purnama Asih Bandung.

10 36 36

MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA POWERPOINT.

0 1 44

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 2 SDLB AT-TAQWA DI CISURUPAN KABUPATEN GARUT.

0 0 36

PENGGUNAAN PERMAINAN HARTA KARUN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRASYARAT MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C SUMBERSARI BANDUNG:Studi Eksperimen Single Subject Research Terhadap Siswa Tunagrahita Ringan Kelas 2.

1 3 29

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF CERDAS BELAJAR BACA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN : Studi Eksperimen Dengan Desain Single Subject Research Terhadap Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB C Cinta Asih.

1 1 35

PENGGUNAAN NOMOGRAM DALAM OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH PADA SISWA SDLB C (TUNAGRAHITA) SKRIPSI

0 0 227