Perbandingan Usia Kronologis, Usia Dental Berdasarkan Maturasi Manual, dan Usia Dental Berdasarkan Panoramik, dengan Usia Tulang Sebagai Golden Standard.

(1)

v ABSTRAK

PERBANDINGAN USIA KRONOLOGIS,USIA GIGI SECARA MANUAL, DAN USIA GIGI SECARA MANUAL DENGAN USIA TULANG SEBAGAI GOLDEN

STANDARD

Latar Belakang Usia merupakan hal yang penting dalam bidang ortodontik untuk

menentukan prognosis dan rencana perawatan khususnya pasien pada usia masa pertumbuhan. Usia dikelompokkan menjadi dua, yaitu usia kronologis dan usia biologis. Usia kronologis tidak cukup untuk mengukur tingkat perkembangan dan kematangan somatik pada pasien, sehingga usia biologis harus ditentukan. Penentuan usia biologis seringkali dilakukan dengan bantuan radiograf tangan yang dapat dianggap sebagai biological clock dan juga menggunakan pemeriksaan maturasi gigi baik secara manual maupun radiografi.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara usia kronologis, usia gigi secara manual, dan usia gigi secara panoramik dengan usia tulang sebagai golden standard.

Metode Penelitian Digunakan pada penelitian ini adalah komparatif analitik dengan

rancangan cross sectional menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil Penelitian Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara usia kronologis, usia gigi secara manual, dan usia gigi secara panoramik dengan usia tulang sebagai golden standard, tetapi menunjukan adanya korelasi dari sedang sampai kuat antara usia kronologis, usia gigi secara manual, usia gigi secara panoramik, dan usia tulang sebagai golden standard.

Kesimpulan Tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia kronologis, usia gigi secara manual, usia gigi secara panoramik, dan usia tulang (p>0,05).

Kata kunci: usia kronologis, usia gigi secara manual, usia gigi secara panoramik, usia tulang, radiologi pergelangan tangan


(2)

ABSTRACT

COMPARATIVE CHRONOLOGICAL AGE, MANUALLY DENTAL AGE, AND PANORAMIC DENTAL AGE WITH BONE AGE AS THE GOLDEN STANDARD

Background In orthodontics, age is important in determining the prognosis and treatment plan, especially patients at growth and developmental age. Age are be devided into two groups, the chronological age and biological age. Chronological age is not sufficient to measure the level of development and maturity of somatic patients, so that biological age must be determined. Determination of biological age is often done with handwrist radiographs can be considered as a biological clock and also use dental maturation examination either manually or radiographic.

The Objective To determine whether there is a difference between chronological age, manually dental age, and panoramic dental age with bone age as the golden standard. The Methods That used in this study was the comparative analytic with cross sectional study and use Wilcoxon test.

The Result Showed no significant difference between chronological age, manually dental age, and panoramic dental age and bone age as the golden standard, but showed a correlation of moderate to strong between chronological age, manually dental age, panoramic dental age and bone age as the golden standard.

Conclusion There was no significant difference between chronological age, manually dental age, panoramic dental age and bone age (p> 0.05).

Keywords: chronological age, manually dental age, panoramic dental age, bone age, handwrist radiograph.


(3)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Kerangka Pemikiran ... 5


(4)

1.7. Metode Penelitian... 8

1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usia ... 9

2.1.1. Maturasi Seksual ... 10

2.1.2. Maturasi Skeletal ... 13

2.1.2.1. Metode radiografi handwrist Greulich and Pyle ... 14

2.1.3. Maturasi Gigi-geligi ... 26

2.1.3.1. Tahap Inisiasi (Bud Stage) ... 26

2.1.3.2. Tahap Proliferasi (Cap Stage) ... 28

2.1.3.3. Bell Stage ... 29

2.1.3.4. Tahap Aposisi ... 30

2.1.3.5. Tahap Erupsi ... 30

2.2. Dental Radiologi ... 42

2.2.1. Radiografi Intraoral ... 43

2.2.2. Radiografi Ekstraoral ... 44

2.2.2.1. Radiografi Panoramik ... 44

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Subjek Penelitian ... 48

3.1.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 48


(5)

xii

3.1.3. Ukuran Sampel ... 49

3.2. Metode Penelitian... 50

3.2.1. Desain Penelitian ... 50

3.2.2. Variabel Penelitian ... 51

3.2.3. Definisi Operasional Variabel ... 51

3.2.4. Prosedur Kerja ... 54

3.2.4.1. Persiapan Subjek Penelitian ... 54

3.2.4.2. Cara Pemeriksaan Gigi Manual ... 54

3.2.4.3. Cara Pemeriksaan Radiografi Pergelangan Tangan ... 55

3.2.4.4. Cara Pemeriksaan Rontgen Panoramik ... 55

3.2.4.5. Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 55

3.2.5. Metode Analisi ... 56

3.2.5.1. Hipotesis Statistik... 56

3.2.5.2. Kriteria Uji ... 56

3.3. Aspek Etik Penelitian ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 59

4.1.1. Hasil Penelitian Usia Kronologis, Usia Gigi Manual, Usia Gigi Panoramik, dan Usia Tulang ... 59

4.1.2. Hasil Rata-rata Usia Kronologis, Usia Gigi Manual, Usia Gigi Panoramik, dan Usia Tulang ... 60


(6)

4.1.3. Hasil Uji Normalitas Data ... 61 4.1.4. Hasil Perbandingan Usia Kronologis, Usia Gigi Manual, Usia Gigi

Panoramik, dan Usia Tulang Berdasarkan Uji Wilcoxon ... 61 4.2. Pembahasan ... 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ... 68 5.2. Saran ... 68


(7)

xiv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Teks Halaman

Tabel 2.1. Erupsi Gigi Sulung ... 41

Tabel 2.2. Erupsi Gigi Permanen ... 42

Tabel 2.3. Usia Kronologis Erupsi Gigi Sulung ... 47

Tabel 2.4. Usia Kronologis Erupsi Gigi Permanen ... 47

Tabel 3.1. Usia Kronologis Maturasi Gigi Sulung ... 53

Tabel 3.2. Usia Kronologis Maturasi Gigi Permanen ... 53

Tabel 4.1. Hasil Penelitian Usia Kronologis, Usia Gigi Manual, Usia Gigi Panoramik, dan Usia Tulang ... 59

Tabel 4.2. Hasil Rata-Rata Usia Kronologis, Usia Gigi Manual, Usia Gigi Panoramik, dan Usia Tulang ... 60

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Data ... 61

Tabel 4.4. Hasil Uji Perbedaan Usia Kronologis, Usia Gigi Manual, Usia Gigi Panoramik, dan Usia Tulang Berdasarkan Uji Wilcoxon ... 61


(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Teks Halaman

Gambar 2.1. Perbandingan Usia dan Panjang Tulang Laki-laki dan Perempuan ... 11

Gambar 2.2. Deskripsi Tulang Karpal Setiap Individu ... 17

Gambar 2.3. Tulang Karpal Pada Tahap Infancy ... 18

Gambar 2.4. Tulang Karpal Pada Tahap Toddler ... 19

Gambar 2.5. Deskripsi Pertumbuhan dari Panjang Epifisis pada Prepubertas ... 20

Gambar 2.6. Tulang Karpal pada Masa Prepubertas... 21

Gambar 2.7. Deskriptif Pertumbuhan dari Panjang Epifisis pada Awal Pubertas ... 22

Gambar 2.8. Tulang Karpal pada Masa Awal Pubertas ... 22

Gambar 2.9. Deskriptif Penggabungan Epifisis ke Metafisis ... 23

Gambar 2.10. Tulang Karpal Masa Akhir Pubertas ... 24

Gambar 2.11. Penyatuan Epifisi dari Tulang Ulna dan Radial ... 24

Gambar 2.12. Tulang Karpal Setelah Pubertas ... 25

Gambar 2.13. Gambaran Radiograi Handwrist anak laki-laki dan perempuan ... 26

Gambar 2.14. Bud Stage... 27

Gambar 2.15. Cap Stage ... 28

Gambar 2.16. Bell Stage ... 29

Gambar 2.17. Tahap Aposisi ... 30


(9)

xvi

Gambar 2.19. Posisi Relatif Molar Primer ... 33

Gambar 2.20. Histologi dari erupsi prefungsional pada gigi ... 35

Gambar 2.21. Mix Dentition ... 36

Gambar 2.22. Tahap Erupsi Gigi ... 37

Gambar 2.23. Pertumbuhan Serat Periodontal ... 37

Gambar 2.24. Histologi Pembuluh Darah pada Erupsi ... 38

Gambar 2.25. Histologi Serat Periodontal Saat Oklusi ... 38

Gambar 2.26. Ilustrasi atrisi pada fungsi erupsi ... 39

Gambar 2.27. Histologi Epitel Oral ... 40

Gambar 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 48

Gambar 3.2 Atlas bone age Greulich and pyle ... 52


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Teks Halaman

Lampiran 1. Kode Etik ... 72

Lampiran 2. Informed Consent ... 73

Lampiran 3. Tabel Penelitian ... 74

Lampiran 4. Hasil Uji Statistik ... 75


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Pada bidang ortodontik, usia merupakan hal yang penting dalam menentukan prognosis dan rencana perawatan khususnya pasien dengan pertumbuhan mandibula dan maksila yang kurang atau berlebih sehingga membutuhkan modifikasi pertumbuhan, oleh karena itu perawatan harus dimulai sejak dini sebelum masa pubertal sehingga pertumbuhan dapat diarahkan sehingga perawatan ortodontik menjadi lebih optimal.. Usia dikelompokkan menjadi dua, yaitu usia kronologis dan usia biologis. Usia kronologis ditentukan berdasarkan penghitungan kalender, sehingga tidak dapat dicegah maupun dikurangi. Sedangkan usia biologis adalah usia yang dilihat dari jaringan tubuh seseorang dan tergantung pada faktor nutrisi dan lingkungan, sehingga usia biologis ini dapat dipengaruhi.1,2

Usia kronologis tidak cukup untuk mengukur tingkat perkembangan dan kematangan somatik pada pasien, sehingga usia biologis harus ditentukan. Usia biologis dapat ditentukan melalui radiografi tulang dan gigi, atau permulaan pubertas. Usia tulang merupakan parameter yang penting pada anak ketika meneliti gangguan yang terjadi saat pertumbuhan, dan merupakan dasar untuk menentukan prediksi yang baik.2

Penentuan usia biologis seringkali dilakukan dengan bantuan radiograf tangan yang dapat dianggap sebagai biological clock. Penelitian mengenai radiografi


(12)

2

tangan menunjukan adanya korelasi antara pertumbuhan tubuh dengan tulang wajah. Analisis radiograf tangan dapat membantu memberikan petunjuk mengenai status pertumbuhan seseorang, dengan demikian dapat membantu untuk menangani kasus-kasus ortodontik tertentu.3

Maturasi dental dapat dilihat melalui teknik radiografi panoramik maupun

pemeriksaan intraoral. Pada pemeriksaan radiografi panoramik dapat terlihat pertumbuhan tulang rahang dan juga dapat mendeteksi abnormalitas yang terdapat pada kepala dan leher, dan juga mengurangi kemungkinan kesalahan antara struktur normal dan penyakit.4

Indikator pertumbuhan gigi pada masa pubertas bukan merupakan prediktor yang meyakinkan pada pertumbuhan skeletal suatu individu. Karena terdapat variasi yang luas pada waktu dari pertumbuhan pubertas suatu individu.5 Usia kronologis juga tidak dapat digunakan sebagai evaluasi dari usia remaja karena pertumbuhan skeletal seseorang dapat mengalami keterlambatan atau lebih cepat pada berbagai tingkatan dari kelainan yang ada.5,6

Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa osifikasi pada kartilago dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan. Indikator-indikator pertumbuhan ini pada seseorang dengan pertumbuhan normal dan pada berbagai tingkat usia dengan mudah dapat diidentifikasi melalui berbagai tingkat osifikasi. Maturasi pertumbuhan yang terlambat atau cepat akan mempengaruhi stadium-stadium tersebut tetapi pada tingkat usia yang berbeda.6

Penelitian di Korea tahun 2014 menyatakan bahwa seluruh kelompok laki-laki, rata-rata estimasi usia tulang oleh Korean standard bone age chart (KS) sangat


(13)

3

dekat dengan rata-rata usia kronologis, tetapi pada wanita, rata-rata estimasi usia tulang dengan metode Tanner-Whitehouse 3 (TW3) lebih mendekati rata-rata usia kronologis. Usia tulang diukur menggunakan metode Greulich and Pyle (GP) cenderung lebih muda dari pada usia kronologis pada seluruh kelompok dan kelompok laki-laki. Pada tangan lainya usia tulang diukur dengan menggunakan metode TW3 cenderung lebih tua daripada usia kronologis pada seluruh kelompok dan masing-masing jenis kelamin.7

Oleh karena itu peneliti bermaksud meneliti tentang perbedaan usia kronologis, usia dental maturasi secara manual, dan usia dental maturasi secara panoramik, dengan usia tulang sebagai golden standard.

1.2Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas ditemukan masalah apakah terdapat perbedaan antara usia kronologis, usia dental maturasi secara manual dan dental maturasi secara panoramik dengan usia tulang sebagai golden standard dalam menentukan usia?

1.3 Maksud dan tujuan

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada usia kronologis, usia dental maturasi secara manual dan secara radiologi panoramik dengan usia tulang sebagai golden standard, sehingga dapat membantu perawatan ortodontik menjadi lebih sempurna.


(14)

4

1.4Manfaat karya tulis ilmiah

1. Aspek teoritis : Mengetahui tingkatan perbedaan usia kronologis dan usia biologis dengan menggunakan teknik pemeriksaan gigi secara konvensional dan radiologi panoramik dengan usia tulang sebagai golden standard

2. Aspek praktis :

a. Bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu penegakan hukum yang memerlukan pembuktian usia di Indonesia.

b. Dalam bidang Kedokteran Gigi, secara umum meningkatkan peran dokter gigi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam pelayanan Kedokteran Gigi Forensik dan Ortodontik.

c. Dalam bidang Radiologi Gigi Forensik, hasil penelitian dapat digunakan untuk menunjang proses identifikasi individu umumnya dan identifikasi usia pada khususnya.

d. Dalam bidang Ilmu Kedokteran Gigi Ortodontik, hasil penelitian dapat menunjang dokter gigi dalam hal diagnosis dan pembuatan rencana perawatan ortodonti sehingga lebih sempurna.


(15)

5

1.5Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan skeletal sangat penting dalam praktek kedokteran gigi, oleh karena itu dokter gigi harus mengetahui tingkat pertumbuhan pasien dan periode dari pertumbuhan pubertas karena mempengaruhi diagnosis dan prognosis serta mempengaruhi rencana perawatan lanjutan khususnya pada perawatan pada pasien dengan pertumbuhan mandibula dan maksila yang kurang atau berlebih seperti pada kasus pasien dengan maloklusi kelas III skeletal yang membutuhkan modifikasi pertumbuhan sehingga pertumbuhan dapat diarahkan.6

Modifikasi pertumbuhan adalah suatu perawatan yang mengoptimalkan potensi pertumbuhan seseorang, untuk mengarahkan pertumbuhan sehingga lebih harmonis. Proffit menggunakan istilah “re-direction of growth” yang diartikan sebagai mengubah arah pertumbuhan yang dianggap lebih tepat daripada menghambat ataupun merangsang pertumbuhan

Pemahaman pada pertumbuhan merupakan hal yang paling penting pada praktek ortodontik klinis. Usia biologis, usia skeletal, usia tulang, dan maturasi skeletal hampir sama dengan istilah yang digunakan untuk menjelaskan tingkat maturasi seseorang. Berkaitan dengan waktu individu yang bervariasi, durasi dan kecepatan pertumbuhan, serta penilaian usia skeletal penting dalam menentukan rencana perawatan ortodontik yang baik. Status maturasi dapat digunakan untuk mempertimbangkan diagnosis, tujuan perawatan, rancana perawatan, dan hasil akhir perawatan ortodontik.8

Pertumbuhan skeletal lebih kepada tingkat pertumbuhan dari osifikasi pada tulang.7 Tingkatan dari pertumbuhan skeletal diketahui dengan menggunakan


(16)

6

parameter termasuk percepatan puncak pertumbuhan pada tinggi tubuh, tanda pubertas (seperti perubahan suara pada laki-laki, menarki pada perempuan, pertumbuhan payudara, adanya rambut pubis, dan rambut pada ketiak), penilaian radiografi dari pertumbuhan tulang, umur kronologis, dan tingkat pertumbuhan gigi. Selama pertumbuhan, setiap tulang akan menunjukan perubahan yang dapat diobservasi secara radiografi.4,9

Penentuan umur skeletal dapat dilihat berdasarkan tanda–tanda status maturasi dalam sistem skeletal. Tanda–tanda maturasi skeletal dapat dilihat dari osifikasi pada tulang–tulang pergelangan tangan dengan menggunakan radiografi pergelangan tangan yang memberikan petunjuk mengenai status pertumbuhan seseorang.2

Terdapat beberapa macam analisa radiografi pergelangan tangan, diantaranya adalah teknik analisa Fishman, teknik analisa Bjork, Grave, and Brown, teknik analisa Julian singer, teknik analisa Peter Loh, teknik analisa Greulich and Pyle, dan teknik analisa Tanner Whitehouse.2,5,9

Penelitian sebelumnya di Taiwan tahun 2005 mengatakan bahwa dalam menentukan perkembangan fisik, maturasi skeletal merupakan indikator yang akurat. Seluruh hasil menunjukan bahwa terdapat keterlambatan usia tulang sebelum pubertas diikuti peningkatan saat pubertas, dan menyebabkan kemajuan pada akhir dari pubertas.10

Penelitian sebelumnya di Iran pada tahun 2007 mengenai akurasi radiografi panoramik sebagai indikator dari usia kronologis di Iran yang menggunakan tiga metode yaitu radiologi panoramik, apeks gigi sulung, dan radiologi hand-wrist


(17)

7

mengatakan bahwa estimasi usia dari gigi lebih baik daripada usia maturasi skeletal. Perkembangan dari gigi sulung dan gigi permanen dapat dipelajari mulai dari periode embrio sampai dewasa awal. Pada umumnya gigi diobservasi untuk menentukan usia kronologis, usia gigi menunjukan sedikit variasi dibandingkan dengan usia skeletal. Pada penelitian 197 radiografi panoramik dari gigi 94 anak laki-laki dan 103 anak perempuan, dipilih secara acak dari beberapa sekolah di Belgium dengan kelompok usia 6-13 tahun, ditemukan korelasi positif antara usia kronologis dan usia gigi.11

Dalam penelitian ini teknik analisa yang digunakan untuk mengetahui maturasi skeletal adalah teknik analisa Greulich and Pyle yang akan dibandingkan dengan dental maturasi. Teknik Greulich and Pyle merupakan teknik yang cepat dan banyak digunakan oleh klinisi dan radiologi dikarenakan sangat mudah dengan radiasi yang minimal serta memperlihatkan banyak tulang dalam 1 posisi pemotretan. Sedangkan Dental maturasi dapat dilihat melalui radiografi dan juga pemeriksaan intraoral.

1.6 Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan usia kronologis, usia dental berdasarkan maturasi manual,dan usia gigi secara panoramik dengan usia tulang menurut Greulich and Pyle sebagai golden standard.


(18)

8

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif analitik dengan rancangan cross sectional (studi silang). Objek penelitian adalah usia kronologis, foto radiografi pergelangan tangan, dental maturasi secara manual, dan foto radiografi panoramik pada anak saat masa tumbuh kembang.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Radiologi Hand and Wrist, pemeriksaan dental secara manual dan pemeriksaan dental panoramik dilakukan di Klinik Pramita pada bulan November-Desember 2015.


(19)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia kronologis, usia gigi secara manual, usia gigi secara panoramik, dan usia tulang (p>0,05).

5.2 Saran

1. Dilakukan penelitian mengenai perbandingan usia kronologis, usia gigi secara manual, usia gigi secara panoramik, dan usia tulang pada anak laki-laki dan perempuan.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

1. Maulida , LAR. Hubungan antara usia dengan prevalensi dugaan mati Mendadak: 9. 2010. Available from URL:

http://eprints.uns.ac.id/139/1/166920309201009341.pdf (diakses 12 desember 2014).

2. Mardiati, E. Hand-wrist radiograph analysis: 1-5. 2010. Available from URL:

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/hand-wrist_radiograph_analysis.pdf (diakses 26 januari 2014).

3. Rakosi, TJ and Graber, TM. Color Atlas of Dental Medicine: Orthodontic diagnosis. Thieme, inc. New York; 1993: 102- 107.

4. Pasler, FA. Color Atlas of Dental Medicine: Radiology. Thieme, inc. New York; 2004: 42.

5. Flores, C; Nebbe, B; Paul, W. Use of skeletal maturation based on hand-wrist radiographic analysis as a predictor of facial growth: A systematic review; 2004: 2-3. Available from URL:

http://www.klinikum.uni- muenster.de/fileadmin/ukminternet/daten/kliniken/kieferorthopaedie/PDF-Dokumente/Literatur_Diagnostik_SS/Flores_Mir_et_al_2004_Handroentgen_sys tematic_review.pdf (diakses 17 april 2014).

6. Andy, Hubungan maturasi gigi dengan usia kronologis pada pasien klinik ortodonti; 2011: 1-2. Available from URL:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27274/7/Cover.pdf (diakses 13 april 2015).

7. Kim, J-R; Lee, Y-S; Yu, J. Assessment of bone age in prepubertal healthy korean children: Comparison among the korean standard bone age chart, greulich-pyle, and tanner-whitehouse method; 2015: 201-205. Available from URL:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4296271/ (diakses 2 april 2015) 8. Bhalajhi, SI. Othodontics: The Art and Science. 3th ed. Arya (MEDI). New Delhi;

2003: 161.

9. Fishman, LS. Radiographic Evaluation of Skeletal Maturation: A clinical oriented method based on hand-wrist films. Colorado; 1981: 88-89.

10. Chiang KH; Chou AS; Yen PS; Ling CM; Lin CC; Lee CC; Chang PY, 2005. The Reability of Using Greulich-Pyle Method to Determine Children’s Bone Age in Taiwan: 418-419. Avaliabel from URL: http://app.tzuchi.com.tw/file/tcmj/94-6/1-4.pdf (diakses 2 april 2015)

11. Ardakani F; Bashardoust N; Sheikhha M, The Accuracy of Dental Panoramic Radiography as an Indicator of Chronological Age in Iranian Individuals; 2007: 30-34. Avaliabel from URL:


(21)

69

www.iofos.eu/journals/JFO%20Dec07/ardanki%20article.pdf (diakses pada 2 april 2015)

12. Spohrer F; Gail C. Community Nutrition. An Aspen. New York; 1996: 79

13. Proffit WR; Fields HW. Contemporary Orthodontics, 4th edSt Louis CV Mosby

Co; 2007: 30-31.

14. Chalasani, S; Kumar, J; Prasad, M; Kumar, BS; Kumar, TA. An evaluation of skeletal maturation by hand-wrist bone analysis and cervical vertebral analysis: A comparative study; 2013. 10.5005/jp-journals-10021-1201: 433. Available from URL:

http://www.jaypeejournals.com/eJournals/ShowText.aspx?ID=5338&Type=FRE E&TYP=TOP&IN=~/eJournals/images/JPLOGO.gif&IID=408&isPDF=YES (diakses 17 april 2014).

15. Siswanto I, Analisa Radiografi Vertebrata Servikalis Sebagai Diagnosa Pendukung Dalam Perawatan Ortodonti; 2008. Available from URL repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/8452 (diakses 2 april 2015)

16. Nasaar AS, The Relationship Between Cervival Vertebral Maturation And Dental Calcification; 2008. Available from URL:

eprints.usm.my/10399/1/THE_RELATIONSHIP_BETWEEN_CERVICAL. (diakses 2 april 2015)

17. Itjiningsih, W. H, Anatomi Gigi, 2nd ed. Penerbit buku kedokteran EGC;1995.

18. Lusted LB; Keats TE, Atlas of Roentgenographic measurement. Year Book Publisher; 1959: 87-92

19. Doria VA, Skeletal Bone Age Assessment; 2014: 211-215. Avaliable from URL www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article/PMC3955574/ (diakses pada 26 januari 2015) 20. Gilsanz V; Ratib O, Hand Bone Age, Springer.Los Angeles; 2005: 9-17

21. Sadler, T W, Langman’s Medical Embryology, 9th ed. Philadelphia; 2004:

395-397

22. McDonald RE; Avery DR; Dean JA, Dentistry for The Child and Adolescent. 8th

ed. Mosby; 2004: 52-53

23. Daniel J, Essential of Oral Histology and Embryology. Missouri: Mosby Elsevier; 2006: 98-100

24. Nelson JS; Ash MM, Wheeler’s Dental Anatomy Physiology, and Occlusion, 9th

ed. Saunders Elsevier; 2010: 23-31

25. White SC; Pharoah MJ, Oral Radiology Principles and Interpretation. 6th ed.


(22)

70

26. Wardhani Y, Perbedaan Usia Kronologis dan Usia Dental Dengan Menggunakan Metode Demirjian Berdasarkan Kajian Radiologi Menggunakan Radiologi Panoramik; 2015 Avaliabel from URL:

Repository.unhas.ac.id/bitstream/handle123456789/16438/YULIA%20WARDH ANI%20j11112137.docx?sequence=1 (diakses pada 2 mei 2015)

27. Situmorang E, Perkiraan Usia Berdasarkan Perkembangan dan Erupsi Gigi-Geligi Dengan Bantuan Foto Roentgen Dalam Bidang Odontologi Forensik; 2003. Avaliable from URL:

Repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/8228/1/980600020.pdf (diakses pada 6 januari 2016)


(1)

7

mengatakan bahwa estimasi usia dari gigi lebih baik daripada usia maturasi

skeletal. Perkembangan dari gigi sulung dan gigi permanen dapat dipelajari mulai

dari periode embrio sampai dewasa awal. Pada umumnya gigi diobservasi untuk

menentukan usia kronologis, usia gigi menunjukan sedikit variasi dibandingkan

dengan usia skeletal. Pada penelitian 197 radiografi panoramik dari gigi 94 anak

laki-laki dan 103 anak perempuan, dipilih secara acak dari beberapa sekolah di

Belgium dengan kelompok usia 6-13 tahun, ditemukan korelasi positif antara usia

kronologis dan usia gigi.

11

Dalam penelitian ini teknik analisa yang digunakan untuk mengetahui maturasi

skeletal adalah teknik analisa Greulich and Pyle yang akan dibandingkan dengan

dental maturasi. Teknik Greulich and Pyle merupakan teknik yang cepat dan

banyak digunakan oleh klinisi dan radiologi dikarenakan sangat mudah dengan

radiasi yang minimal serta memperlihatkan banyak tulang dalam 1 posisi

pemotretan. Sedangkan Dental maturasi dapat dilihat melalui radiografi dan juga

pemeriksaan intraoral.

1.6 Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan usia kronologis, usia dental berdasarkan maturasi

manual,dan usia gigi secara panoramik dengan usia tulang menurut Greulich and

Pyle sebagai golden standard.


(2)

8

Universitas Kristen Maranatha

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif

analitik dengan rancangan cross sectional (studi silang). Objek penelitian adalah

usia kronologis, foto radiografi pergelangan tangan, dental maturasi secara

manual, dan foto radiografi panoramik pada anak saat masa tumbuh kembang.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Radiologi Hand and Wrist, pemeriksaan dental secara manual dan pemeriksaan

dental panoramik dilakukan di Klinik Pramita pada bulan November-Desember

2015.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia kronologis, usia gigi secara

manual, usia gigi secara panoramik, dan usia tulang (p>0,05).

5.2 Saran

1.

Dilakukan penelitian mengenai perbandingan usia kronologis, usia gigi secara

manual, usia gigi secara panoramik, dan usia tulang pada anak laki-laki dan

perempuan.


(4)

68

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Maulida , LAR. Hubungan antara usia dengan prevalensi dugaan mati

Mendadak: 9. 2010. Available from URL:

http://eprints.uns.ac.id/139/1/166920309201009341.pdf (diakses 12 desember

2014).

2. Mardiati, E. Hand-wrist radiograph analysis: 1-5. 2010. Available from URL:

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/hand-wrist_radiograph_analysis.pdf (diakses 26 januari 2014).

3. Rakosi, TJ and Graber, TM. Color Atlas of Dental Medicine: Orthodontic

diagnosis. Thieme, inc. New York; 1993: 102- 107.

4. Pasler, FA. Color Atlas of Dental Medicine: Radiology. Thieme, inc. New York; 2004: 42.

5. Flores, C; Nebbe, B; Paul, W. Use of skeletal maturation based on hand-wrist

radiographic analysis as a predictor of facial growth: A systematic review; 2004:

2-3. Available from URL:

http://www.klinikum.uni- muenster.de/fileadmin/ukminternet/daten/kliniken/kieferorthopaedie/PDF-Dokumente/Literatur_Diagnostik_SS/Flores_Mir_et_al_2004_Handroentgen_sys tematic_review.pdf (diakses 17 april 2014).

6. Andy, Hubungan maturasi gigi dengan usia kronologis pada pasien klinik

ortodonti; 2011: 1-2. Available from URL:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27274/7/Cover.pdf (diakses 13 april 2015).

7. Kim, J-R; Lee, Y-S; Yu, J. Assessment of bone age in prepubertal healthy korean

children: Comparison among the korean standard bone age chart, greulich-pyle, and tanner-whitehouse method; 2015: 201-205. Available from URL:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4296271/ (diakses 2 april 2015) 8. Bhalajhi, SI. Othodontics: The Art and Science. 3th ed. Arya (MEDI). New Delhi;

2003: 161.

9. Fishman, LS. Radiographic Evaluation of Skeletal Maturation: A clinical

oriented method based on hand-wrist films. Colorado; 1981: 88-89.

10. Chiang KH; Chou AS; Yen PS; Ling CM; Lin CC; Lee CC; Chang PY, 2005.

The Reability of Using Greulich-Pyle Method to Determine Children’s Bone Age

in Taiwan: 418-419. Avaliabel from URL:

http://app.tzuchi.com.tw/file/tcmj/94-6/1-4.pdf (diakses 2 april 2015)

11. Ardakani F; Bashardoust N; Sheikhha M, The Accuracy of Dental Panoramic

Radiography as an Indicator of Chronological Age in Iranian Individuals; 2007:


(5)

69

www.iofos.eu/journals/JFO%20Dec07/ardanki%20article.pdf (diakses pada 2 april 2015)

12. Spohrer F; Gail C. Community Nutrition. An Aspen. New York; 1996: 79

13. Proffit WR; Fields HW. Contemporary Orthodontics, 4th edSt Louis CV Mosby Co; 2007: 30-31.

14. Chalasani, S; Kumar, J; Prasad, M; Kumar, BS; Kumar, TA. An evaluation of

skeletal maturation by hand-wrist bone analysis and cervical vertebral analysis: A comparative study; 2013. 10.5005/jp-journals-10021-1201: 433. Available

from URL:

http://www.jaypeejournals.com/eJournals/ShowText.aspx?ID=5338&Type=FRE E&TYP=TOP&IN=~/eJournals/images/JPLOGO.gif&IID=408&isPDF=YES (diakses 17 april 2014).

15. Siswanto I, Analisa Radiografi Vertebrata Servikalis Sebagai Diagnosa

Pendukung Dalam Perawatan Ortodonti; 2008. Available from URL

repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/8452 (diakses 2 april 2015)

16. Nasaar AS, The Relationship Between Cervival Vertebral Maturation And Dental

Calcification; 2008. Available from URL:

eprints.usm.my/10399/1/THE_RELATIONSHIP_BETWEEN_CERVICAL. (diakses 2 april 2015)

17. Itjiningsih, W. H, Anatomi Gigi, 2nd ed. Penerbit buku kedokteran EGC;1995. 18. Lusted LB; Keats TE, Atlas of Roentgenographic measurement. Year Book

Publisher; 1959: 87-92

19. Doria VA, Skeletal Bone Age Assessment; 2014: 211-215. Avaliable from URL www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article/PMC3955574/ (diakses pada 26 januari 2015) 20. Gilsanz V; Ratib O, Hand Bone Age, Springer.Los Angeles; 2005: 9-17

21. Sadler, T W, Langman’s Medical Embryology, 9th ed. Philadelphia; 2004: 395-397

22. McDonald RE; Avery DR; Dean JA, Dentistry for The Child and Adolescent. 8th ed. Mosby; 2004: 52-53

23. Daniel J, Essential of Oral Histology and Embryology. Missouri: Mosby Elsevier; 2006: 98-100

24. Nelson JS; Ash MM, Wheeler’s Dental Anatomy Physiology, and Occlusion, 9th ed. Saunders Elsevier; 2010: 23-31

25. White SC; Pharoah MJ, Oral Radiology Principles and Interpretation. 6th ed. Mosby Elsivier; 2009: 109-204


(6)

70

Universitas Kristen Maranatha 26. Wardhani Y, Perbedaan Usia Kronologis dan Usia Dental Dengan

Menggunakan Metode Demirjian Berdasarkan Kajian Radiologi Menggunakan Radiologi Panoramik; 2015 Avaliabel from URL:

Repository.unhas.ac.id/bitstream/handle123456789/16438/YULIA%20WARDH ANI%20j11112137.docx?sequence=1 (diakses pada 2 mei 2015)

27. Situmorang E, Perkiraan Usia Berdasarkan Perkembangan dan Erupsi

Gigi-Geligi Dengan Bantuan Foto Roentgen Dalam Bidang Odontologi Forensik;

2003. Avaliable from URL:

Repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/8228/1/980600020.pdf (diakses pada 6 januari 2016)