PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Eksperimen pada mata pelajaran produktif akuntansi kompetensi dasar pencatatan mutasi piutang siswa kelas XI Akuntansi di SMK Pasundan 1 Bandung tahun ajaran 2012/

(1)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Eksperimen Pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi Kompetensi Dasar Pencatatan Mutasi Piutang Siswa Kelas XI Akuntansi di SMK Pasundan 1

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

LINA WINARSIH NIM 0803021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Lina Winarsih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Eksperimen Pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi Kompetensi Dasar Pencatatan Mutasi Piutang Siswa Kelas XI Akuntansi di SMK Pasundan 1

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Lina Winarsih

Pembimbing I : Drs. H. Umar Faruk, M.Si Pembimbing II : Imas Purnamasari, S.Pd, MM

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membuktikan adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diterapkan suatu model pembelajaran. Model pembelajaran yang akan diterapkan pada kelas eksperimen adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sementara untuk kelas pembanding akan diterapkan model pembalajaran non kooperatif tipe

jigsaw. Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena yang terjadi berupa

rendahnya hasil belajar siswa yang dilatar belakangi redahnya pengaplikasian model-model pembelajaran oleh guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 133 siswa, dan sebanyak 90 siswa diambil sebagai sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan salah satu teknik non random sampling yaitu purposive

sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes dalam

bentuk uraian yang kemudian diolah dengan melakukan pengujian instrumen penelitian. Uji instrumen dilakukan untuk memperoleh butir soal penelitian yang baik, kemudian dilakukan uji homogenitas, uji normalitas, dan uji t guna mendapatkan nilai pasti atas perbedaan yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dengan kelas pembanding yang menerapkan model pembelajaran non

kooperatif tipe jigsaw. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw bisa dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran produktif akuntansi.


(3)

Lina Winarsih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFFECT OF APPLICATION TYPE’S OF JIGSAW COOPERATIVE LEARNING MODEL ON STUDENT LEARNING

(Experiments In Earning Subject Accounting Basic Competence Movement Records Receivable Accounting Class XI student at SMK Pasundan 1 Bandung in

Academic Year 2012/2013)

Lina Winarsih

Supervisor I : Drs. H. Umar Faruk, M.Si Supervisor II : Imas Purnamasari, S.Pd, MM

ABSTRACT

The porpose of this research is to verified the existence of the differences in learning outcomes between the experimental class and the control class after application of a model of learning. The model of learning that will be applied in the experimental class is the type of jigsaw’s cooperative learning model as a comparison for the class will be applied to jigsaw’s non-cooperative learning model. The research based on a phenomenon that occurs in class such as low student learning outcomes caoused by the lowness of the application in models of learning by teachers. The method used in this study is experimental methode. The populations in this research were 133 students, and 90 students were sampled. This research used purposive sampling as a techniques of non-random sampling. Data collection was done by giving the test in descriptions model which processed by the testing research instruments. Testing the iinstruments done for getting a good question. After that, homogeneity test, normality test, and t were done in order to get the exact value for the differences that occur in the experimental and comparison class. The results of this research showed significant differences between the experimental class that implements the type of jigsaw’s cooperative learning model with classes that implement jigsaw’s non-cooperative learning model. All in all, it can be concluded that the type of jigsaw’s cooperative learning model effectively applied in learning activities. So the type of jigsaw’s cooperative learning model can be able one of for teacher in explain subject, especially subject accounting basic.


(4)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penyususn dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Siswa” (Eksperimen Pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi Kompetensi Dasar Pencatatn Mutasi Piutang Siswa Kelas XI Akuntansi di SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

Semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada pemimpin alam Nabi Besar Muhammad SAW, kepada kerabatnya, sahabat-sahabatnya, dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Atas diselesaikannya penyusunan skripsi ini peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skipsi ini masih belum sempurna, baik dalam penulisan, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun, guna perbaikan skripsi ini.

Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, November 2012


(5)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 12

1.4.2 Manfaat Praktis ... 12

1.4.2.1Bagi Sekolah ... 12

1.4.2.2Bagi Pihak Lain ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

2.1 Belajar dan Mengajar ... 13

2.1.1 Belajar ... 13

2.1.2 Mengajar ... 15

2.2 Teori Kontruktivisme ... 16

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 18

2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 18

2.3.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 21

2.4 Hasil Belajar ... 22

2.5 Pokok Bahasan Pencatatan Mutasi Piutang ... 24

2.6 Hasil Penelitian Terdahulu ... 29


(6)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.8 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Desain Penelitian ... 39

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 40

3.3 Populasi dan Sampel ... 42

3.3.1 Populasi Penelitian ... 42

3.3.2 Sampel Penelitian ... 42

3.4 Instrumen Penelitian ... 43

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.5.1 Tahap Persiapan ... 45

3.5.2 Tahap Pelaksanaan ... 54

3.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Gambaran Obyek Penelitian ... 60

4.1.1 Sejarah Singkat SMK Pasundan 1 Bandung ... 60

4.1.2 Fungsi, Tujuan Pendidikan, Visi dan Misi SMK ... Pasundan 1 Bandung ... 61

4.1.2.1 Fungsi Pendidikan Nasional... 61

4.1.2.2 Tujuan Pendidikan SMK ... 62

4.1.2.3 Visi dan Misi SMK Pasundan 1 Bandung ... 64

4.1.3 Data SMK Pasundan 1 Bandung ... 65

4.1.3.1 Data Sekolah ... 65

4.1.3.2 Nama Kepemilikan Yayasan ... 67

4.1.4 Struktur Organisasi SMK Pasundan 1 Bandung ... 68

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 69

4.2.1 Hasil Pengolahan Data ... 69

4.2.1.1 Deskripsi Data Awal Siswa ... 70

4.2.1.2 Hasil Posttest Siswa ... 71

4.2.2 Uji Homogenitas Data ... 76

4.2.3 Uji Normalitas Data ... 78 4.2.3.1 Perhitungan Uji Normalitas Post Test Kelas ...


(7)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Eksperimen... 78

4.2.3.2 Perhitungan Uji Normalitas Post Test Kelas ... kontrol ... 80

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 83

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siswa Standar Kompetensi Pengelolaan Kartu Piutang Kompetensi Dasar Identifikasi Dokumen Transaksi Piutang Kelas XI Akuntansi SMK

Pasundan 1 bandung ... 6

Tabel 3.1 : Operasionalisasi Variabel ... 41

Tabel 3.2 : Hasil Uji Validitas Soal ... 47

Tabel 3.3 : Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 48

Tabel 3.4 : Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 49

Tabel 3.5 : Hasil Uji Taraf kesukaran Butir Soal ... 49

Tabel 3.6 : Klasifikasi Daya Pembeda ... 50

Tabel 3.7 : Tabel Penolong ... 57

Tabel 4.1 : Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Pra Penelitian dan ... Hasil Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 74

Tabel 4.2 : Tabel Penolong Hasil Post Test Kelas Eksperimen ... 79

Tabel 4.3 : Tabel Distribusi Frekuensi Post Test ... 79

Tabel 4.4 : Tabel Penolong Hasil Post Test Kelas Kontrol... 81

Tabel 4.5 : Tabel Distribusi Frekuensi Post Test ... 82

Tabel 4.6 : Hasil Perhitungan Uni Normalitas ... 83


(9)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Skematik Kerangka Berfikir ... 37

Gambar 3.1 : Desain Penelitian – Intact Group Comparison ... 39

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi SMK Pasundan 1 Bandung ... 68

Gambar 4.2 : Grafik Nilai Ulangan Harian Siswa ... 70

Gambar 4.3 : Grafirk Hasil Post Test Siswa ... 72

Gambar 4.4 : Grafik Hasil Post Test Siswa... 73

Gambar 4.5 : Grafik Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 75


(10)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini sangat bergantung pada warganya yang memiliki kemampuan dalam pemecahan atas setiap permasalahan yang dihadapi, terutama pada masa kini yang menuntut semua pihak untuk mampu berfikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif serta kritis atas setiap permasalahan. Kemampuan tersebut tentunya diperoleh dengan adanya usaha dari setiap warga untuk memajukan diri sehingga mampu membawa kemajuan pada Negaranya.

Pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting. Dengan pendidikan, kualitas atas setiap warga dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik dan lebih kompeten dibidangnya. Negara selaku penjamin pendidikan atas warganya dituntut untuk mampu menyelenggarakan pendidikan yang layak dan merata untuk setiap warga Negara. Hal tersebut berkaitan dengan tujuan Negara yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, bahwa :

“...Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indoesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa...”

Sesuai dengan tujuan Negara yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 tersebut, melalui pendidikan diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang penuh dengan kemampuan berkualitas tinggi yang dapat membawa kehidupan


(11)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbangsa dan bernegara secara bermartabat dan mampu untuk bersaing secara sehat menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin. Dengan pendidikan diharapkan generasi muda mampu memiliki kekuatan keimanan yang dapat membawa ke kehidupan penuh dengan keharmonisan, perdamaian, dan saling menghargai satu sama lain sehingga menciptakan pola hubungan kehidupan yang selaras.

Penyelenggaraan pendidikan sendiri tidak terbatas oleh pendidikan formal yang erat kaitannya dengan keberadaan sekolah-sekolah formal, pendidikan informal pun sangat berperan penting dalam menunjang pencetakan generasi muda yang berbakat dan memiliki potensi yang kuat. Dalam hal ini, pemerintah selaku penyelenggara pendidikan harus benar-benar mampu untuk menjangkau seluruh kalangan agar generasi muda yang terbentur dengan kondisi ekonomi dan sosial masih tetap mendapatkan haknya sebagai warga negara yaitu mendapatkan pendidikan yang bermutu.

Berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, dewasa ini banyak ditemukan berbagai macam permasalahan mulai dari tingkat yang terendah sampai pada tingkat yang paling tinggi. Hal tersebut tercermin dari tidak konsistennya pemerintah dalam menetapkan kebijakan pendidikan yang memberikan pula dampak pada timbulnya permasalahan dalam diri siswa. Tidak hanya itu saja, banyak sekolah yang belum mampu memaksimalkan segala kemampuan yang dimiliki mulai dari ketersediaan sarana prasarana penunjang penyelenggaraan pendidikan, sampai kepada tenaga pengajar yang jumlahnya tidak sedikit. Sehingga tidak jarang akan berpengaruh pada pencapaian hasil


(12)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar siswa yang terkadang tidak memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Banyak pula siswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar karena tidak sesuainya model dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru yang berujung pada rendahnya tingkat motivasi belajar siswa dalam belajar dan rendahnya pula pencapaian hasil belajar siswa.

Tidak bisa dipungkiri, banyak kalangan yang menilai keberhasilan proses belajar mengajar terlihat pada hasil belajar yang dicapai, walau pada kenyataannya tidak hanya sebatas itu saja. Penilaiaan hasil belajar tidak bisa sebatas penilaian secara tes tertulis, proses dalam kegiatan belajar mengajar juga patut dipertimbangkan karena terkadang ada banyak siswa yang memiliki kemampuan lain yang tidak bisa dituangkan dalam sebuah tes tertulis dan kemampuan itu terlihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Menilai prosesnya juga akan sangat membantu guru dalam menentukan apakah siswa tersebut sudah memahami dan menguasai materi ajar yang telah disampaikan atau belum.

Untuk menilai sejauh mana tingkat pemahaman siswa atas materi ajar yang telah diberikan bukan semata pemahamannya yang justru akan diukur, hal tersebut sulit dilakukan karena tidak adanya kepastian bahwa seorang siswa telah memahami suatu materi ajar. Penilaian pemahaman dapat dilakukan melalui gejala yang tampak dalam diri siswa dengan cara memberikan tes baik berupa tes tertulis maupun tes lisan yang berkaitan dengan materi ajar yang telah diberikan sebelumnya.


(13)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ukuran keberhasilan suatu penyelenggaraan pendidikan dilihat dari tinggi rendahnya hasil belajar siswa yang digambarkan ke dalam data kuantitatif. Tetapi pada kenyataanya tidak selamanya penyelenggaraan pendidikan mengalami keberhasilan seperti yang diharapkan. Terkadang masih saja terdapat permasalahan berupa rendahnya hasil belajar seperti yang terjadi di SMK Pasundan 1 Bandung.

Permasalahan akan muncul jika masih terdapat siswa yang belum mencapai standar nilai KKM, yaitu mempengaruhi proses belajar mengajar yaitu terhambatnya penyampaian materi ajar atau kompetensi dasar lain yang harus segera dipelajari oleh para siswa. Selain itu, seperti yang telah berkembang dikalangan masyarakat bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang diharapkan mampu mencetak generasi muda yang siap terjun ke dunia usaha dan dunia industri setelah lulus sesuai dengan keahlian masing-masing selama belajar di sekolah.

Lulusan SMK Pasundan 1 Bandung sendiri disetiap tahunnya rata-rata sebanyak 70% langsung bekerja, 20% melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan sisanya sebanyak 10% berwirausaha dan lain-lain. Namun hal yang terjadi justru menimbulkan kekhawatiran akan kualitas dari lulusan SMK mengingat masih rendahnya pemahaman atas materi ajar.

Masih adanya siswa yang mendapatkan hasil belajar dibawah nilai KKM secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi sekolah yang telah mendapatkan akreditasi dengan nilai A. Bidang keahlian Akuntansi di SMK Pasundan 1 Bandung sendiri telah mencapai nilai 96,08 dengan peringkat A.


(14)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akreditasi tersebut tentunya didapat setelah menjalani berbagai macam pengujian termasuk terhadap kualitas peserta didik di sekolah tersebut.

Dalam bidang akademik maupun non akademik, SMK Pasundan 1 Bandung memiliki beberapa prestasi diantaranya yaitu juara 1 dalam lomba keterampilan baris berbaris tingkat kota bandung, juara 2 kostum terbaik dalam lomba baris berbaris tingkat kota bandung, juara 1 lomba festival seni tari klasik (tari kandangan) tingkat Jawa Barat, juara 1 lomba kompetensi siswa bela negara tingkat provinsi Jawa Barat, dan juara 1 lomba kepemimpinan dan bela Negara tingkat nasional.

Maka dari itu, jika hasil belajar yang rendah ini dibiarkan memunculkan sebuah kekhawatiran pihak sekolah akan kualitas dari peserta didiknya yang berdampak pada turunnya akreditasi sekolah dan hilangnya kepercayaan pihak luar terhadap pihak sekolah dalam mencetak generasi muda yang berkualitas tinggi. Pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan dituntut untuk bisa memecahkan permasalahan yang timbul sebagai langkah dalam mencegah terjadinya kemungkinan terburuk.

Berdasarkan hasil pra penelitian, banyak dari siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar terutama pada pembahasan materi standar kompetensi pengelolaan kartu piutang kompetensi dasar identifikasi dokumen transaksi piutang. Hal ini terlihat dari data rekapitulasi nilai ulangan harian berikut :


(15)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1

Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siswa

Standar Kompetensi Pengelolaan Kartu Piutang Kompetensi Dasar Identifikasi Dokumen Transaksi Piutang

Kelas XI Akuntansi SMK Pasundan 1 Bandung

No. Kelas Jumlah

Siswa

Nilai Diatas KKM Nilai Dibawah KKM Jumlah

Siswa Presentase

Jumlah

Siswa Presentase

1. XI Akuntansi 1 45 24 53,3% 21 46,7%

2. XI Akuntansi 2 45 22 48,9% 23 51,1%

3. XI Akuntansi 3 45 17 37,8% 28 62,2%

Jumlah 135 63 46,7% 72 53,3%

Sumber : SMK Pasundan 1 Bandung

Dari tabel 1.1, menunjukkan siswa yang sudah memenuhi KKM sebanyak 63 orang atau 46,7%, dan 72 orang atau 53,3% belum memenuhi KKM. Untuk mata pelajaran akuntansi nilai KKM di SMK Pasundan 1 Bandung adalah 70 sesuai dengan tuntutan kurikulum yang telah ditetapkan. Maka dari itu, untuk menghindari permasalahan yang sama yaitu berupa rendahnya hasil belajar siswa pada kompetensi dasar selanjutnya yaitu kompetensi dasar pencatatan mutasi piutang, harus dilakukan suatu upaya dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat mencapai atau bahkan melebihi nilai batas terendah KKM.

Masih adanya siswa yang mendapatkan hasil belajar dibawah KKM ini bisa jadi disebabkan oleh kurang tepatnya penerapan model dan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru sebagai kunci dari suatu proses belajar mengajar. Pada saat pra penelitian, peneliti telah melakukan wawancara kepada siswa dan sebagaian dari mereka mengaku bahwa cara mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi ajar terkesan monoton sehingga situasi belajar menjadi tidak menarik untuk siswa. Selain itu, siswa menganggap nilai


(16)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

batas terendah yang ditetapkan oleh pihak sekolah terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan pemberian materi ajar yang tidak memadai. Oleh karena itu, untuk membantu para siswa agar mencapai hasil belajar di atas nilai batas terendah, diperlukan kreatifitas dan inovasi yang tinggi dari guru sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi siswa sekaligus sebagai salah satu solusi atas permasalahan yang dihadapi sekolah.

Suryosubroto (2009: 16) mengungkapkan bahwa “proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam PBM sebagian besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru.” Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Lebih lanjut Suryosubroto (2009: 21) menjelaskan bahwa kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Kemampuan merencanakan pengajaran, meliputi : a. Menguasai GBPP;

b. Menyusun analisis materi pelajaran (AMP); c. Menyusun program cawu;

d. Menyusun rencana pengajaran, dengan memperhatikan : 1) Karakteristik dan kemampuan awal siswa;

2) Perumusan tujuan pengajaran; 3) Pemilihan bahan dan urutan bahan; 4) Pemilihan metode mengajar; 5) Pemilihan sarana/ alat pendidikan; 6) Pemilihan strategi evaluasi.

2. Kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar, meliputi: a. Membuka pelajaran;

b. Melaksanakan inti proses mengajar, terdiri : 1) Menyampaikan materi pelajaran,

2) Menggunakan metode mengajar; 3) Menggunakan media/ alat pelajaran; 4) Mengajukan pertanyaan;


(17)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Memberikan penguatan; 6) Interaksi belajar mengajar. c. Menutup pelajaran.

3. Kemampuan mengevaluasi/ penilaian pengajaran, meliputi : a. Melaksanakan tes;

b. Mengolah hasil penilaian; c. Melaporkan hasil penilaian;

d. Melaksanakan program remedial/ perbaikan pengajaran.

Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang diantaranya adalah menerapkan model dan metode pembelajaran sangatlah penting guna mendukung siswa dalam mencapai tujuan dari proses belajar mengajar yaitu mendapatkan hasil belajar yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Baharuddin dan Wahyuni (2007: 19-28) bahwa “hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor internal (faktor fisiologis dan faktor psikologis) dan faktor eksternal (faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.” Penggunaan model dan metode pembelajaran tersebut masuk ke dalam faktor nonsosial yaitu faktor instrumental.

Jika dikaitkan dengan makna dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu merupakan sekolah yang menerapkan sistem pendidikan vokasional yaitu sistem yang terkonsentrasi pada sistem pembelajaran keahlian, hal ini bisa dilihat dari adanya bidang keahlian yang dapat dipilih oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran yang kemudian akan dijalani oleh siswa tersebut. Di SMK Pasundan 1 Bandung sendiri terdapat beberapa bidang keahlian diantaranya adalah adminstrasi perkantoran, akuntansi, dan pemasaran.


(18)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adanya beberapa bidang keahlian tersebut, siswa dapat secara terkontrol perkembangan keahliannya yang akan berdampak pada tingginya kecakapan hidup yang dimiliki oleh para siswa. Pendidikan vokasional atau pendidikan keterampilan merupakan pendidikan yang berorientasi pada pembekalan kecakapan hidup dengan menggabungkan antara teori dan praktek dengan tujuan mempersiapkan lulusan yang dapat berkompetensi di dunia usaha dan dunia industri. WHO (dalam Ratna Nurseha, 2012) mendefinisikan bahwa :

„...kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan hidup mencakup lima jenis, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan berpikir, (3) kecakapan sosial, (4) kecakapan akademik, dan (5) kecakapan kejuruan...‟

Dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada kegiatan pembelajaran akuntansi yang merupakan salah satu dari pendidikan vokasional, guru dituntut untuk mampu menerapkan berbagai model dan metode dalam pembelajaran sebagai tindakan nyata agar proses belajar mengajar tidak monoton lagi.

Pembelajaran akuntansi sendiri tidak bisa hanya sebatas penyampaian teori saja melainkan harus diimbangi dengan adanya praktek atas teori-teori yang telah disampaikan. Dengan kata lain pembelajaran akuntansi menuntut adanya pelatihan terhadap kasus-kasus transaksi yang terjadi di dunia usaha dan dunia industri secara nyata. Oleh karena itu pembelajaran akuntansi akan lebih bermakna jika adanya keseimbangan antara teori dengan praktek.

Maka dari itu, peneliti mencoba untuk menerapkan salah satu model pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih maksimal yaitu


(19)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang diharapkan akan mampu mendukung sistem pendidikan vokasional yang didalamnya mengandung pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sehingga penerapan model pembelajaran ini diharapkan akan menjadi instrumen pendukung dalam pencapaian nilai-nilai dan cakupan pendidikan vokasional.

Sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, tahap pertama guru terlebih dahulu menggunakan metode ceramah dan mendemonstrasikan keterampilan yang dimiliki terkait bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa sebagai pengantar pembelajaran agar berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Kemudian pada tahap selanjutnya barulah guru menerapkan model pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw yang diteruskan dengan memberikan pelatihan.

Pemilihan penerapan model pembelajaan kooperatif tipe jigsaw karena peneliti menganggap bahwa dengan model pembelajaran ini, hasil belajar siswa tidak hanya berupa nilai-nilai akademis saja, tetapi juga nilai-nilai moral dan budi pekerti berupa tanggung jawab, rasa saling menghargai, saling membutuhkan, saling memberi, dan saling menghormati keberadaan orang lain disekitarnya. Artinya siswa akan lebih memiliki keterampilan bukan hanya dibidang akademik saja namun memberikan pula keterampilan kepada siswa dalam bidang sosial yang sejalan dengan nilai-nilai pendidikan vokasional.


(20)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan permasalahan dan landasan yang telah diungkapkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Siswa (Eksperimen Pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi Kompetensi Dasar Pencatatan Mutasi Piutang Siswa Kelas XI Akuntansi di SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi di SMK Pasundan 1 Bandung, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar siswa kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran non kooperatif tipe jigsaw pada kompetensi dasar pencatatan mutasi piutang.”

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI Akuntansi di SMK Pasundan 1 Bandung.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan


(21)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil belajar siswa kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran non kooperatif tipe jigsaw pada kompetensi dasar pencatatan mutasi piutang.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah akan diperoleh sebuah pemahaman mengenai model pembelajaran kooperatif sehingga akan memberikan gambaran secara jelas mengenai manfaat dan kelebihan dari model tersebut dan dapat diaplikasikan pada dunia pendidikan secara nyata. Diharapkan pula akan membawa pengaruh kepada proses belajar mengajar yang mengarahkan siswanya untuk secara aktif terlibat dalam proses belajar mengajar dan mampu berfikir secara kreatif dan inovatif.

1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1Bagi Sekolah

Diharapkan setelah diadakannya penelitian ini, pihak sekolah lebih kreatif dan variatif dala menerapkan model pembelajaran yang dapat menstimulus para siswanya agar menjadi siswa aktif dalam setiap proses belajar mengajar sehingga dapat berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.


(22)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diharapkan akan bisa menjadi referensi pada penelitian selanjutnya yang akan dilakukan oleh kalangan manapun.


(23)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan peta jalan bagi peneliti yang menuntun dan menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain penelitian yang benar, seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.

“Desain penelitian atau disebut juga dengan rancangan penelitian mengungkapkan baik struktur masalah penelitian maupun rencana penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh petunjuk empiris mengenai relasi (hubungan)

dalam maslah tersebut.” (Setyosari, 2012: 168) Dalam penelitian eksperimental,

desain penelitian disebut desain eksperimental. Desain eksperimental dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal.

Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen, desain dengan kelompok pembanding tanpa pre-test. Penggunaan desain ini hanya melakukan posttest baik terhadap kelompok eksperimen maupun terhadap kelompok kontrol (Setyosari, 2012: 177) yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Desain Penelitian – Intact Group Comparison

X O1

O2


(24)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

X = penerapan metode pembelajaan kooperatif tipe Jigsaw (treatment) O1 = hasil belajar pada kelas eksperimen setelah diberi treatment

O2 = hasil belajar pada kelas kontrol

Berdasarkan desain di atas, penelitian eksperimen ini melibatkan dua kelompok siswa, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sama-sama diberikan post-test, tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw.

Setyosari (2012), menyebutkan bahwa Langkah-langkah yang dilakukan dalam desain ini adalah:

a. Memilih S untuk kelompok eksperimen dan kelompok pembanding secara random

b. Melaksanakan eksperimen terhadap kelompok eksperimen

c. Mengadakan test baik terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding

d. Mencari perbedaan rata-rata antara skor O1 dan skor O2, dengan

metode statistika untuk melihat apakah perbedaan tersebut signifikan atau tidak.

1.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Arikunto (2006 : 117) “Variabel adalah besaran yang mempunyai


(25)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjabarkan variabel-variabel penelitian agar pengukuran yang dilakukan menjadi lebih mudah sehingga dapat dijadikan patokan dalam pengumpulan data.

Dalam penelitian ini melibatkan satu variabel yang dibentuk kedalam dua variabel kelompok yaitu variabel hasil belajar kelompok eksperimen dan variabel hasil belajar kelompok kontrol. Variabel hasil belajar kelompok eksperimen merupakan hasil belajar pada kelompok yang diberi perlakuan (treatment) pada objek penelitian, sedangkan variabel hasil belajar kelompok pembanding merupakan hasil belajar kelompok yang tidak diberi perlakuan atau tidak diberi

treatment pada objek penelitiannya. Kemudian diperbandingkan dampaknya

antara kondisi objek sesudah proses pembelajaran pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan atau treatment, dengan kondisi objek sesudah proses pembelajaran pada kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Berikut merupakan operasionalisasi variabel penelitian :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala

Hasil belajar siswa pada kelas ekperimen yang

menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Nilai rata-rata posttest

setelah treatment Interval

Hasil belajar siswa pada


(26)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3 Populasi dan Sampel

1.3.1 Populasi Penelitian

Zuriah (2006: 116) menyebutkan bahwa “Populasi adalah keseluruhan

data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang

ditentukan.” Populasi memiliki parameter, yakni besaran terukur yang

menunjukkan ciri dari populasi tersebut. Pengertian lain menyebutkan bahwa

“Polulasi atau universe adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang,

benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.” (Arifin, 2011: 215).

Dari pengertian tersebut dapat disimpulakan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang terdaftar sebagai siswa kelas XI Akuntansi di SMK Pasundan 1 Bandung yang tersebar ke dalam tiga kelas yaitu kelas XI Akuntansi 1, XI Akuntansi 2, dan XI Akuntansi 3.

1.3.2 Sampel Penelitian

Dalam Zuriah (2006: 116), “Sampel sering didefinisikan sebagai bagian dari populasi, contoh (master) yang diambil dengan menggunakan cara-cara

tertentu.” Oleh karena itu sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan karena

dua hal berikut :

1. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumalah populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.

2. Peneliti bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenilitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.


(27)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu Arifin (2011: 215) mengungkapkan bahwa, “Sampel adalah

sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population)” Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan salah satu teknik

non random sampling, yaitu purposive sampling dengan didasari atas ciri-ciri

tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan populasi yang diketahui sebelumnya.

Penggunaan teknik pengambilan sampling jenis ini adalah atas rekomendasi guru bersangkutan, atas pertimbangan mengenai kesiapan dalam melakukan eksperimen penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kesamaan karakteristik siswa serta kondisi lingkungan kelas. Maka dari itu, sampel dalam penelitian ini adalah siswa di kelas XI Akuntansi 3 sebagai kelas eksperimen dan XI Akuntansi 1 sebagai kelas pembanding di SMK Pasundan 1 Bandung, karena kedua kelas tersebut dianggap lebih memiliki kesamaan karakteristik yang tinggi.

1.4 Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan komponen utama dalam suatu penelitian. Instrumen atau alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data haruslah dibuat dengan sebaik-baiknya data yang diperoleh merupakan data yang dapat dipercaya.

Arifin (2011: 226) menyebutkan bahwa “instrumen penelitian dapat


(28)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedangkan nontes memiliki sifat menghimpun.” Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes. Lebih lanjut Aifin (2011: 226) menyebutkan bahwa

“tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai

pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.” Sedangkan menurut Arikunto ( 2007: 53) “tes merupakan alat ataiu prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.”

Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes jenis uraian. Pemilihan jenis tes ini dilakukan untuk mengungkap kemampuan siswa dalam pemecahan masalah secara jelas terutama dalam mata pelajaran akuntansi. Tes ini diberikan pada saat post-test setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Arikunto (2007: 57) menyebutkan bahwa, sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki :

1. Validitas. 2. Reliabilitas. 3. Objektivitas. 4. Praktabilitas. 5. Ekonomis.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui tes yang digunakan termasuk ke dalam kriteria baik atau tidak dengan cara melakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya pembeda.


(29)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.5 Teknik Pengumpulan Data

1.5.1 Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan dalam penelitian adalah : 1. Studi perpustakaan, bertujuan untuk memperoleh landasan teori yang relevan

dengan fenomena yang diungkap.

2. Studi kurikulum, hal ini dilakukan untuk mengetahui tuntutan kurikulum yang harus dikuasai dan dicapai oleh siswa, kedalaman dan keluasan materi, dan alokasi waktu yang disediakan pada sekolah bersangkutan.

3. Studi pendahuluan, yang dilakukan untuk memperoleh data mengenai kondisi lapangan yang terdiri dari keadaan dan lokasi penelitian, perizinan, kondisi siswa, dan alat-alat pendukung dalam proses pembelajaran.

4. Memilih dan menyusun jenis instrumen penelitian berupa tes tertulis dalam bentuk uraian dilengkapi dengan kunci jawaban sesuai dengan materi ajar (terlampir).

5. Melakukan uji coba instrumen

Sebelum instrumen diberikan pada objek penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen, pengujian ini dilakukan di kelas XI Akuntansi 2. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang valid dan reliabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif sehingga peneliti harus mengadakan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya pembeda.

Soal post-test terdiri dari 6 butir, butir 1 dan 2 masing-masing memiliki skor 10, butir 3 samapai 6 masing-masing memiliki skor 20. Pembobotan nilai


(30)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut sudah termasuk penilaian keterampilan dalam kelas. Total skor untuk uji instrumen kompetensi dasar pencatatan mutasi piutang adalah 100. Untuk soal berbentuk uraian perhitungan secara manual dirasa sangat rumit, maka dalam pengujian instrumen ini untuk memudahkan dalam mengukur tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda, peneliti menggunakan alat bantu berupa software anates versi 4.0, perangkat lunak ini dikembangkan oleh Karnato dan Yudi Wibisono.

a. Validitas Tes

Tahap pertama dalam perhitungan uji instrumen dengan menggunakan

software anates versi 4.0 adalah menghitung validitas tes. Scarvia B.

Anderson (dalam Arikunto, 2002: 65) “A test is vilid if it measure what it

purpose to measure.” Dengan kata lain validitas dapat diartikan sebagai ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Pengertian lain menyebutkan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. (Sudjana, 2009: 12)

Dalam perhitungan dengan menggunakan software anates versi 4.0, setelah rhitung diketahuikemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan taraf nyata

() = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95% dengan df = n - 2.

Kriteria : 1. Jika rhitung > rtabel, maka item tersebut dinyatakan signifikan


(31)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini disajikan hasil perhitungan validitas test dengan menggunakan bantuan software anates versi 4.0 :

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Soal

Jumlah Subjek = 41 Jumlah Soal = 6

No. Item

Nilai T (Thitung)

Nilai Korelasi (rhitung)

Nilai Tabel

(rtabel) Keterangan

1 1,94 0,288 0,349 Tidak Valid

2 2,50 0,484 0,349 Valid

3 10,00 0,613 0,349 Valid

4 2,39 0,634 0,349 Valid

5 1,94 0,601 0,349 Valid

6 2,39 0,845 0,349 Sangat Valid

(Sumber : Hasil Perhitungan Anates, Disesuaikan)

Setelah dilakukan uji coba instrumen, dari 6 butir soal yang diujikan menunjukkan 1 butir soal bernilai tidak valid sementara 5 butir soal lainnya bernilai valid. Dalam hal ini, butir soal yang bernilai tidak valid tidak akan digunakan dalam penelitian dan dihilangkan dari komposisi instumen penelitian. Sementara 5 butir soal lainnya layak dijadikan instrumen penelitian yang akan diberikan kepada siswa pada saan setelah melakukan

treatment yaitu pada saat post-test, karena memiliki nilai rhitung > rtabel yang

berarti nilai valid (untuk df = 41-2 dan α = 0,05).

b. Reliabilitas Tes

Langkah kedua dalam perhitungan uji instrumen menggunakan software


(32)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengemukakan bahwa, “Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaan.” Selain itu, Sudjana (2009: 16) menyebutkan bahwa “Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam

menilai apa yang dinilainya.” Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberkan hasil yang tetap. Kriteria pengujian dengan menggunakan software anates versi 4.0 adalah :.

1. Jika rhitung >rtabel maka data dinyatakan reliabel.

2. Jika rhitung <rtabel maka data dinyatakan tidak reliabel.

Berikut merupakan hasil perhitungan reliabilitas yang diperoleh menggunakan bantuan software anates versi 4.0 :

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Soal

Rata-rata = 27,80 Reliabilitas Tes = 0,64

Simpangan Baku = 23,51 Korelasi XY = 0,47

(Sumber : Hasil Perhitungan Anates, Disesuaikan)

c. Taraf Kesukaran

Langkah ketiga dalam perhitungan uji instrumen menggunakan software

anates versi 4.0 adalah menghitung taraf kesukaran. Uji tingkat kesukaran

suatu soal bertujuan mengetahui tingkat kesulitan soal yang digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran. Arikunto (2007: 207) menyebutkan bahwa


(33)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Tingkat Kesukaran Kriteria

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 Sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 Sedang

Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 Mudah

(Sumber: Arikunto, 2007: 210)

Namun karena dalam perhitungan taraf kesukaran menggunakan software

anates versi 4.0, maka secara otomatis kriteria pengujian taraf kesukaran

menggunakan ketentuan yang dipakai oleh software tersebut.

Berikut ini merupakan hasil perhitungan menggunakan bantuan software

anates versi 4.0 :

Tabel 3.5

Hasil Uji Taraf Kesukaran Butir Soal

Jumlah Subjek = 41 Butir soal = 6

No. Butir Tingkat Kesukaran (%) Tafsiran

1 86,36 Sangat Mudah

2 31,82 Sedang

3 45,45 Sedang

4 18,18 Sukar

5 13,64 Sangat Sukar

6 18,18 Sukar

(Sumber : Hasil Perhitungan Anates, Disesuaikan)

d. Daya Pembeda

Langkah terakhir dalam perhitungan uji instrumen menggunakan software

anates versi 4.0 adalah menghitung daya pembeda. Dalam Sudjana (2009: 140) menyebutkan bahwa, “Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa


(34)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.” Dari perhitungan Anates diperoleh daftar siswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok asor.

Tes dikatakan tidak memiliki daya pembeda apabila tes tersebut jika diberikan kepada siswa berprestasi tinggi dan hasilnya rendah, tetapi apabila diberikan kepada siswa berprestasi rendah dan hasilnya lebih tinggi. Atau bila diberikan kepada kedua kategori siswa tersebut, hasilnya sama saja. Dengan kata lain tes yang tidak memiliki daya pembeda tidak akan menghasilkan gambaran hasil yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya. Lebih lanjut Arikunto menjelaskan bahwa angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Butir-butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7.

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Kriteria

D : 0,00 – 0,20 Jelek

D : 0,20 – 0,40 Cukup

D : 0,40 – 0,70 Baik

D : 0,70 – 1,00 Baik Sekali

D : Negatif Semuanya Tidak Baik

(Sumber : Arikunto, 2007: 218)

Seperti halnya pada perhitungan taraf kesukaran yang secara otomatis menggunakan kriteria pengujian yang diterapkan oleh software anates versi 4.0, maka dalam perhitungan daya pembeda inipun secara otomatis menggunakan kriteria pengujian yang diterapkan oleh software tersebut


(35)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menghasilkan kelompok unggul dan kelompok ashor sebagai kriteria daya pembeda soal.

Perhitungan yang dilakukan dengan mengguakan software anates versi 4.0 didapat siswa yang masuk ke dalam kelompok atas dan kelompok asor. (daftar terlampir)

Dari perhitungan tersebut, dapat terlihat bahwa soal yang diberikan mampu untuk membedakan siswa yang berada pada kelompok atas dan siswa yang berada pada kelompok asor. Dengan kata lain soal yang mampu dijawab benar oleh kelompok asor akan secara pasti akan mampu dijawab oleh kelompok atas. Sementara untuk soal yang tidak bisa dijawab benar oleh kelompok atas maka tidak mampu untuk dijawab oleh kelompok asor. Artinya soal tersebut mampu mengidentifikasi dan membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Maka jika dilihat dari daya pembeda soal tersebut layak untuk dijadkan instrumen penelitian.

Dari keseluruhan pengujian instrumen yang telah dilakukan, hanya terdapat satu butir soal yang tidak layak untuk dijadikan instrumen penelitian yaitu butir soal nomor 1, sementara untuk butir soal nomor 2 sampai dengan 6 layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Hal ini berdasarkan hasil uji validitas soal yang menunjukkan kriteria taraf signifikansi soal. Untuk butir soal yang tidak signifikan dibuang atau tidak digunakan dalam instrumen penelitian. Sehingga jumlah butir soal yang menjadi instrumen penelitian akhir berjumlah 5 soal yaitu butir soal nomor 2, 3, 4, 5, dan 6.


(36)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pengujian instrumen ini, terlihat bahwa butir soal nomor 1 merupakan butir soal yang dianggap paling mudah. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang dapat menjawab butir soal tersebut, yaitu 35 siswa dari 41 siswa dan hanya 6 siswa yang tidak dapat menjawab butir soal tersebut. Sedangkan untuk butir soal nomor 2, sebanyak 11 siswa dapat menjawab dan 30 siswa lainnya tidak dapat menjawab. Untuk butir soal nomor 3, diketahui 17 siswa yang dapat menjawab dan sisanya 24 siswa tidak dapat menjawab soal tersebut. Selanjutnya butir soal nomor 4, sebanyak 6 siswa dapat menjawab dan sisanya sebanyak 35 siswa tidak dapat menjawab butir soal nomor 4. Sedangkan untuk butir soal nomor 5 dan butir soal nomor 6, masing-masing tercatat sebanyak 7 siswa dapat menjawab dan 34 siswa tidak dapat menjawab serta 4 orang dapat menjawab dan sisanya 37 siswa tidak dapat menjawab butir soal tersebut.

Dari uraian tersebut dapat terlihat bahwa butir soal nomor 5 dan 6 merupakan butir soal yang paling dianggap sukar oleh siswa sehingga tidak sedikit dari mereka yang tidak dapat menjawab. Hal ini juga diperkuat dengan hasil perhitungan taraf kesukaran soal yang diperoleh dengan menggunakan

software anates versi 4.0.

Berikut ini merupakan langlah-langkah dalam menjalankan software anates

versi 4.0 :

a) Aktifkan program anates untuk uraian, klik start, klik program, klik


(37)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Setelah program anates terbuka, pada tab file klik “Buat File Baru”. Maka akan terbuka kotak dialog yang meminta user memasukan data jumlah subjek dan jumlah butir soal, isikan sesuai data yang ada

c) Setelah memasukan data akan terbuka halaman yaitu halaman edit data mentah, isikan data yang diminta yaitu nama subjek atau siswa, skor ideal dari tiap butir soal, dan skor yang diperoleh siswa untuk setiap butir soal yang ada.

d) Simpan file

e) Kemudian kembali ke menu utama, klik penyekoran data f) Kembali ke menu utama

g) Pilih hasil pengolahan yang diinginkan yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran. Maka secara instant hasil pengolahan akan muncul dalam bentuk notepad dengan extention.txt.

6. Perbaikan instrumen.

7. Penataan perangkat instrumen akhir.

8. Menyiapkan dan menyusun model pembelajaran dengan terlebih dahulu mempelajari, mengkaji, dan merancang model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik standar kompetensi mengelola kartu piutang. Dalam hal ini dipilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

9. Menyusun skenario pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. (RPP terlampir).


(38)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.5.2 Tahap Pelaksanaan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah : Pertemuan

Ke Kegiatan

Alokasi Waktu 1 1) Guru menyamapaikan tujuan pembelajaran terkait

materi ajar yaitu “Pencatatan Mutasi Piutang”.

2) Guru menyampaikan teknik pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw.

3) Sekilas guru terlebih dahulu menyampaikan materi ajar dengan menggunakan metode ceramah kemudian

mendemonstrasikan keterampilan dalam

memecahkan kasus-kasus transaksi terkait materi ajar.

4) Penyusunan kelompok kecil yang beranggotakan empat atau lima siswa dan bersifat heterogen. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan kemampuan akademis dengan memperhatikan keseimbangan komposisi kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan akademis tinggi, sedang, dan rendah sehingga kemudian antara anggota kelompok saling ketergantungan positif.

5 menit

5 menit

15 menit


(39)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Materi yang telah disampaikan diberikan kepada kelompok dalam bentuk teks yaitu berupa handout

25 menit

Pertemuan

Ke Kegiatan

Alokasi Waktu materi ajar dan setiap anggota kelompok bertanggung

jawab untuk mempelajari materi sesuai dengan bagiannya.

6) Satu dari anggota kelompok kecil berkumpul ke dalam sebuah kelompok pakar untuk mempelajari materi ajar dan mendiskusikannya.

7) Setelah berdiskusi di dalam kelompok pakar, masing-masing anggota kelompok pakar kembali ke kelompok kecil untuk mengajarkan anggota lainnya mengenai materi ajar yang telah dibahas dalam kelompok pakar.

8) Secara berkelompok siswa diberikan pelatihan berupa soal-soal transaksi terkait materi ajar untuk menilai hasil belajar dan mendiskusikan sekaligus mengoreksi bila terjadi kesalahan jawaban.

9) Siswa dievaluasi secara individu dengan memberikan

post-test.

10)Menilai soal yang telah dikerjakan oleh siswa dengan cara menggabungkan nilai yang didapat secara

berkelompok dengan nilai individual kemudian

20 menit

30 menit

15 menit

45 menit


(40)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dirata-ratakan.

11)Individu atau kelompok yang memperoleh skor 5 menit Pertemuan

Ke

Kegiatan Alokasi

Waktu tertinggi diberikan penghargaan.

(Sumber : Thobroni & Mustofa, 2011: 294)

1.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Analisis data dalam penelitian merupakan kegiatan yang sangat penting dan memerlukan ketelitian serta kekritisan dari peneliti. Setelah melakukan uji instrument dengan melakukan uji validitas, uji realibitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda, kemudian tahap selanjutnya adalah melakukan analisis data yang terdiri dari :

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data sampel dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua data sampel (kelas eksperimen dan kelas kontrol) homogen atau tidak yaitu dengan menggunakan rumus Uji-F :

F = �

Selanjutnya Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dengan α = 0,01 dan dk =

n-1. Jika Fhitung < Ftabel, maka varians kedua data sampel dapat dinyatakan

homogen. Sebaliknya jika Fhitung ≥ Ftabel, maka varians kedua data sampel

dinyatakan tidak homogen.


(41)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Pengujian diadakan dengan maksud untuk melihat normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Dalam menguji normalitas data sampel yang diperoleh dapat menggunakan uji Chi-Kuadrat. Berikut ini langkah-langkah untuk menguji normalitas distribusi data dengan Uji Chi Kuadrat : a. Menentukan nilai terbesar dan nilai terkecil

b. Menentukan renatang (R) R = data terbesar – data terkecil

c. Menentukan banyaknya kelas interval (BK) BK = 1 + 3,3 log n (rumus strogess)

d. Menentukan panjang kelas i = R/BK

e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong

Tabel 3.7 Tabel Penolong

No. Kelas Interval f Nilai Tengah

(Xi) Xi

2

f.Xi f.Xi2 1. ...,...,...

2.

Jumlah

f. Menghitung rata-rata atau mean dengan rumus :

g. Menentukan simpangan baku (S) :

S =

h. Membuat daftar frekuensi diharapkan dengan cara :

- Menentukan batas kelas yaitu skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

- Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :


(42)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan angka-angka batas kelas

- Mencari luas dari tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya

- Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap kelas interval dengan jumlah responded (n)

- Menghitung chi kuadrat hitung dengan rumus :

�2 = − 2

� −1

i. Menentukan kriteria pengujian, jika χ2h ≤ χ2t (distribusi normal)

j. Menentukan chi kuadrat tabel, χ2t dengan dk = (k-1)

k. Membandingkan chi kuadrat hitung dengan tabel (χ2h dengan χ2t) untuk α =

0,05 dan derajat kebebasan (db) = k-1 Kaidah keputusan :

jika (χ 2hitung ) ≥ (χ 2

tabel ) maka distribusi data tidak normal jika (χ 2hitung ) ≤ (χ 2

tabel) maka distribusi data normal

l. Membuat kesimpulan

(Sumber: Sudjana, 2004 : 173) 3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas, maka dapat dihitung kebenaran hipotesis dari penelitian ini dengan menggunakan uji-t sebagai berikut :

t = X1− X2 s 1

n 1 + 1 n 2

Dimana :

s = n1− 1 σ12+ n2− 1 σ22 (n1+ n2)− 2

Dengan : t = uji t

X1 = nilai rata-rata kelas eksperimen

X2 = nilai rata-rata kelas kontrol s = standar deviasi gabungan

n1 = banyaknya data kelas eksperimen

n2 = banyaknya data kelas kontrol σ1 = Standar deviasi kelas eksperimen

σ2 = Standar deviasi kelas kontrol

Selanjutnya, nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel pada α=0,05 dan dk (n-2)

dengan kriteria sebagai berikut :

 Jika t hitung ≤ t tabel, maka hipotesis Ho diterima, Ha ditolak  Jika t hitung ≥ t tabel, maka hipotesis Ho ditolak, Ha diterima.


(43)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sumber: Arifin, 2011: 287)

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :

 Ho : µ1 = µ2 = tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar siswa kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran non kooperatif tipe jigsaw.

 H : µ1 ≠ µ2 ≠ terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar siswa kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran non kooperatif tipe jigsaw.


(44)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pegujian hipotesis yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya dan mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar siswa kelas pembanding yang menerapkan model pembelajaran non kooperatif tipe jigsaw pada kompetensi dasar pencatatan mutasi piutang.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif diterapkan untuk materi dalam pembelajaran produktif akuntansi khususnya pada kompetensi dasar pencatatan mutasi piutang. Sedangkan untuk materi lainya harus memperhatikan karakteristik dari materi yang akan disampaikan tersebut.

1.2 SARAN

Berdasakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, peneliti bermaksud mengemukakan beberapa saran berikut ini berkaitan dengan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan pengaruh positif terhadap proses pembelajaran berupa peningkatan hasil belajar siswa. Maka


(45)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari itu, sebaiknya model pembelajaran ini dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran produktif akuntansi.

2. Ada baiknya jika pihak sekolah memberikan dukungan kepada guru sehingga guru dapat berinovasi dalam penggunaan model pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Dukungan tersebut bisa dalam bentuk pelatihan model pembelajaran kepada para guru agar hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak dan diharapkan dengan adanya pelatihan tersebut guru dapat menggali lebih dalam mengenai model-model pembelajaran lainnya yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.


(46)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Baharuddin dan Wahyuni, E.N. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-Ruzz Media.

Dimyati, & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Efferin, S., et al. (2008). Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Gulo, W. (2002). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo.

Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Makmun, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2009). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Ngalim, M.P. (1984). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Pribadi, B.A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: UPI.

Setyosari, P. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Group.

Silberman, M. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Solihatin, E., dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


(47)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Somantri, H. (2011). Akuntansi SMK Seri B. Bandung: Armico.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

--- (2004). Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung : Tarsito. Sugiyono. (2010). Model Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E., et al. (2001). Common Text Book Strategi Pembelajaran

Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

--- (2010). Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Thobroni, M., dan Mustofa, A. (2011). Belajar dan Pembelajaran

Pengembangan Wawancara dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Winataputra, U.S., et al. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Zuriah, N. (2006). Metodoligi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sumber Skripsi :

Fatimah, S. (2012). Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Materi

Pelajaran Sumber Daya Alam dan Teknologi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Puncakwangi Kabupaten Cianjur. Skripsi. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Indonesia.

Fitriani, I. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik

Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Materi Peristiwa Alam Di Kelas V SDN 6 Cibogo Lembang.

Skripsi. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.


(48)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supriyantoko, I. (2012). Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Model Pembelajaran konvensional Pada Program Diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi di SMK Negeri 12 Bandung. Skripsi. Bandung:

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet :

Agustiawan, D. (2011). Pengujian Hipotesis. [Online]. Tersedia:

dennyagustiawan.files.wordpress.com/2012/.../pengujian-hipotesis.penelitian [30 Januari 2012]

Ineke, W.W. (2011). Hipotesis dan Pengujiannya.[Online]. Tersedia: http://ilearning.com/index.php?option=com_content&view=article&ad=22

7:tugas-paper-hipotesis-ineke-wijayanti-widodo-0951184-ak-n&catid=39:hipotesis&Itemid=70 [30 Januari 2012]

Mahkamah Konstitusi. (2003). UU Sisdiknas. [Online]. Tersedia: www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf [14 Januari 2012]

Nurseha, R. (2012). Pendidikan Vokasional. [Online]. Tersedia:

http://www.sukabumikota.go.id/artikel/pendidikan_vokasional.pdf [12 Juli 2012]

Sarwono, J. (2011). Teori yang Melandasi Pemahaman SPSS. [Online]. Tersedia: http://www.jonathansarwono.info/teori_spss/teori_spss.htm [30 Januari 2012]


(1)

59

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sumber: Arifin, 2011: 287)

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :

 Ho : µ1 = µ2 = tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar siswa kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran non kooperatif tipe jigsaw.

 H : µ1 ≠ µ2 ≠ terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar siswa kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran non kooperatif tipe jigsaw.


(2)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pegujian hipotesis yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya dan mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar siswa kelas pembanding yang menerapkan model pembelajaran non kooperatif tipe jigsaw pada kompetensi dasar pencatatan mutasi piutang.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif diterapkan untuk materi dalam pembelajaran produktif akuntansi khususnya pada kompetensi dasar pencatatan mutasi piutang. Sedangkan untuk materi lainya harus memperhatikan karakteristik dari materi yang akan disampaikan tersebut.

1.2 SARAN

Berdasakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, peneliti bermaksud mengemukakan beberapa saran berikut ini berkaitan dengan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan pengaruh positif terhadap proses pembelajaran berupa peningkatan hasil belajar siswa. Maka


(3)

92

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari itu, sebaiknya model pembelajaran ini dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran produktif akuntansi.

2. Ada baiknya jika pihak sekolah memberikan dukungan kepada guru sehingga guru dapat berinovasi dalam penggunaan model pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Dukungan tersebut bisa dalam bentuk pelatihan model pembelajaran kepada para guru agar hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak dan diharapkan dengan adanya pelatihan tersebut guru dapat menggali lebih dalam mengenai model-model pembelajaran lainnya yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.


(4)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Baharuddin dan Wahyuni, E.N. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-Ruzz Media.

Dimyati, & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Efferin, S., et al. (2008). Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Gulo, W. (2002). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo.

Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Makmun, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2009). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Ngalim, M.P. (1984). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Pribadi, B.A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: UPI.

Setyosari, P. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Group.

Silberman, M. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Solihatin, E., dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


(5)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Somantri, H. (2011). Akuntansi SMK Seri B. Bandung: Armico.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

--- (2004). Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung : Tarsito. Sugiyono. (2010). Model Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E., et al. (2001). Common Text Book Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

--- (2010). Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Thobroni, M., dan Mustofa, A. (2011). Belajar dan Pembelajaran

Pengembangan Wawancara dan Praktik Pembelajaran dalam

Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Winataputra, U.S., et al. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Zuriah, N. (2006). Metodoligi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sumber Skripsi :

Fatimah, S. (2012). Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Materi Pelajaran Sumber Daya Alam dan Teknologi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Puncakwangi Kabupaten Cianjur. Skripsi. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia.

Fitriani, I. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik

Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

IPA Materi Peristiwa Alam Di Kelas V SDN 6 Cibogo Lembang.

Skripsi. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Lina Warnasih, 2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supriyantoko, I. (2012). Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Model Pembelajaran konvensional Pada Program Diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi di SMK Negeri 12 Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet :

Agustiawan, D. (2011). Pengujian Hipotesis. [Online]. Tersedia:

dennyagustiawan.files.wordpress.com/2012/.../pengujian-hipotesis.penelitian [30 Januari 2012]

Ineke, W.W. (2011). Hipotesis dan Pengujiannya.[Online]. Tersedia: http://ilearning.com/index.php?option=com_content&view=article&ad=22

7:tugas-paper-hipotesis-ineke-wijayanti-widodo-0951184-ak-n&catid=39:hipotesis&Itemid=70 [30 Januari 2012]

Mahkamah Konstitusi. (2003). UU Sisdiknas. [Online]. Tersedia: www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf [14 Januari 2012]

Nurseha, R. (2012). Pendidikan Vokasional. [Online]. Tersedia:

http://www.sukabumikota.go.id/artikel/pendidikan_vokasional.pdf [12 Juli 2012]

Sarwono, J. (2011). Teori yang Melandasi Pemahaman SPSS. [Online]. Tersedia: http://www.jonathansarwono.info/teori_spss/teori_spss.htm [30 Januari 2012]