PENYESUAIAN DIRI LANSIA YANG KEHILANGAN PASANGAN : Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis.

(1)

Nomor Skripsi: 379/SKRIPSI/PSI-FIP/UPI.10.2013

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

PENYESUAIAN DIRI LANSIA YANG KEHILANGAN PASANGAN

(Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga

ditinjau dari Kebutuhan Psikologis) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Disusun oleh:

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana (0900658)

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENYESUAIAN DIRI LANSIA YANG

KEHILANGAN PASANGAN

(Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal

Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Oleh

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi

© Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)


(4)

Nomor Skripsi: 379/SKRIPSI/PSI-FIP/UPI.10.2013

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)


(5)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)


(6)

Nomor Skripsi: 379/SKRIPSI/PSI-FIP/UPI.10.2013

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)


(7)

Nomor Skripsi: 379/SKRIPSI/PSI-FIP/UPI.10.2013

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)


(8)

Nomor Skripsi: 379/SKRIPSI/PSI-FIP/UPI.10.2013

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)


(9)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)


(10)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Karena banyak hal yang harus disyukuri

Karena banyak hal yang mestinya tak ditinggal lari Karena banyak hal yang terjadi karena ekspektasi dini Karena banyak hal hingga waktu pun serasa berlalu pergi Karena banyak hal yang terjadi beriringan dengan khayalan tinggi

Karena banyak hal terjadi begitu kau lari

Karena banyak hal kau simpan di sudut hati hingga sampai kini kau rasai dan akhirnya serasa terjadi lagi

Karena banyak hal sepatutnya kau syukuri dengan cara yang lain Karena dari sini kau harus mendapatkan sebanyaknya visi yang kau

yakini akan terjadi

Karena dirimu sekarang hanya dirimu yang harus berjuang Sampai akhirnya kau menemui bingkai kata ‘man saara ala darbi

washola’

SIAPA YANG BERJALAN DI JALANNYA AKAN SAMPAI Dan tak ada kata lain selain kau ucapkan senantiasa..

SUBHAANALLAH WAL HAMDULILLAAH WALAA ILAAHA ILLALLAHU WALLAHU AKBAR WA LAA HAULA WALAA QUWATA ILLAA BILLAH…


(11)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur adalah milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penyesuaian Diri Lansia yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal

Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir sarjana pada Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia .

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan tegur, kritik, dan saran yang membangun agar penulis dapat menghasilkan karya yang jauh lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Bandung, 2 Oktober 2013


(12)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yang terhormat Dra. Herlina, M.Pd., Psikolog selaku ketua jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Yang Terhormat Helli Ihsan, M.Si., selaku sekretaris Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Yang terhormat Dr. Hj. Titin Kartini, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar membimbing dan memberi masukan juga motivasi selama proses bimbingan berlangsung.

4. Yang terhormat Dr. Tina Hayati Dahlan, S.Psi, M.Pd., Psikolog, selaku dosen pembimbing II yang banyak memberi masukan dan telah memberikan banyak kepercayaan selama proses bimbingan berlangsung.

5. Yang terhormat Dra. Hj. Rahayu Ginintasasi, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama proses perkuliahan. 6. Seluruh jajaran dosen dan karyawan Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan UPI

yang telah berbagi ilmu dan informasi selama masa perkuliahan.

7. Subjek penelitian yang telah membantu dan meluangkan waktunya dan kepercayaanya kepada penulis.

8. Keluarga ceria penulis, Ibu Ida, Bapak Jujun, Teh Syifa, Teh Shofa, Teh Silma, Ummi dan Aba yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dengan caranya yang unik. 9. Keluarga besar KH. Yusuf Basyari dan Aba Rosyid yang tidak lelah mengingatkan

dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaiakan masa perkuliahan dan melanjutkan studi.

10.Keluarga besar P2T (Pusat Psikologi Terapan) dan Laboratorium Jurusan Psikologi yang selalu memberikan keceriaan yang berharga kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi berlangsung.


(13)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

11.Sahabat-sahabat terbaik FAZEH, Afie, Eky, Tami, Yara, Risma, Sindhi, Ncop, Olah, Neng Rini, Neng Dila yang mengurai cerita untuk memacu penulis terus berjuang sampai titik kelulusan.

12.Rekan-rekan Yayasan Percikan Iman yang memberikan motivasi tersendiri bagi penulis dan rekan-rekan 2009 AUM, khususnya Dilla, Aryan, Samba, Uni, yang selalu saling memotivasi dalam memperjuangkan tugas yang tidak sedikit menguras energi ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaiakan tugas akhir ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan menjadi amal jariyah bagi penulis.


(14)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana (0900658). Penyesuaian Diri Lansia yang

Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI,

Bandung (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyesuaian diri yang dilakukan lansia perempuan ditinjau dari pemenuhan kebutuhan-kebutuhan psikologis dalam menghadapi faktor situasional yang terjadi yaitu kematian pasangan hidup lansia di tengah tugas perkembangan yang harus dilalui untuk mencapai integritas. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang lansia perempuan yang berusia 60 tahun ke atas ketika ditinggal oleh pasangan yang dipilih secara purposive. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus dan hasil penelitian ini diperoleh melalui teknik wawancara mendalam (in-depth interview) dan observasi tidak terstruktur. Hasil dari penelitian ini adalah ketiga subjek menunjukkan penyesuaian diri yang tergolong baik sebagai hasil dari terpenuhinya kebutuhan psikologis dan tercapainya integritas diri. Meskipun demikian ketiga subjek menunjukkan bentuk penyesuaian diri yang berbeda sesuai dengan beberapa faktor yang melatarbelakangi seperti faktor perkembangan dan kematangan, faktor psikologis, dan kondisi lingkungan.


(15)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

ABSTRACT

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana (0900658). A Self-Adjustment of Late-Adulthood

Lost Their Spouse (Case Studies on a Self-Adjustment of Late Adulthood Live with Their Family based on Psychological Needs). Department of Psychology FIP UPI,

Bandung (2013).

The study aims to describe a self-adjustment of late adulthood widows Based on psychological needs, along with their developmental tasks to achieve integrity, they have to deal with situation specifically in facing of their husband’s death. The participants are three 60 years old-widows, chosen by purposive sampling. The study used a qualitative approach with a case study. The data was obtained through

in-depth interview and non-structural observation. The study result shows that the three

participants are well-adjusted as results from their fulfilled psychological needs and integrity. Nevertheless, among them show different adjustment in accordance with several underlying factors, such as the development, maturation, psychological determinants, and environmental conditions.


(16)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Lanjut Usia ... 8

1. Definisi Lansia ... 8

2. Tugas Perkembangan Lansia ... 10

3. Teori Sosial Penuaan ... 12

B. Penyesuaian Diri (Self Adjustment)... 18

1. Definisi Penyesuaian Diri ... 18

2. Penyesuaian Diri yang Baik ... 19


(17)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

4. Kebutuhan Psikologis dan Penyesuaian Emosioanl ... 23

5. Kebutuhan Psikologis dan Penyesuaian Sosial ... 23

6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri ... 25

C. Minat pada Usia Lanjut ... 26

1. Minat dalam Diri Sendiri ... 26

2. Minat terhadap Uang ... 27

3. Minat untuk Rekreasi ... 27

4. Minat Sosial ... 28

5. Minat Keagamaan ... 28

D. Emosi dan Akibat ... 29

E. Hasil Penelitian Terdahulu tentang Penyesuaian Diri Lansia dan Hubungannya dengan Penyesuaian Diri Lansia yang Kehilangan Pasangan .... 29

F. Kerangka Pemikiran ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Desain Penelitian ... 33

B. Instrumen Penelitian ... 34

C. Teknik Pengumpulan Data ... 38

D. Teknik Analisis Data ... 39

E. Keabsahan Data ... 40

F. Lokasi Subjek Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Data Profil Subjek Penelitian ... 44

1. Subjek Pertama ... 44

2. Subjek Kedua ... 46

3. Subjek Ketiga ... 48

B. Display Data ... 50

C. Hasil Penelitian ... 51


(18)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Akibat yang Dirasakan dan Dialami Lansia

setelah Kehilangan Pasangan ... 55

3. Kebutuhan-kebutuhan Psikologis (Psychological Needs) ... 60

4. Bentuk Penyesuaian Diri ... 76

D. Pembahasan ... 82

1. Perasaan dan Pendapat Lansia mengenai Kehilangan Pasangan ... 83

2. Akibat yang Dirasakan dan Dialami Lansia setelah Kehilangan Pasangan ... 84

3. Kebutuhan-kebutuhan Psikologis (Psychological Needs) ... 85

4. Bentuk Penyesuaian Diri ... 90

E. Rangkuman Penyesuaian Diri Lansia yang Kehilangan Pasangan ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Rekomendasi ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104


(19)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

DAFTAR BAGAN

Bagan


(20)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Kisi-kisi pedoman wawancara ... 34 4.1 Rangkuman Penyesuaian Diri Lansia


(21)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kartu Bimbingan Skripsi ………... 107

Lampiran 2 Surat Keputusan Pembimbing ………... 108

Lampiran 3 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian ………... 109

Lampiran 4 Surat Kesediaan Subjek ………... 110

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Member Check ………... 111

Lampiran 6 Pedoman Wawancara ……….. 112

Lampiran 7 Display Data ……… 113

Lampiran 8 Reduksi data dan Coding ………....114


(22)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menjadi tua itu pasti dan menjadi dewasa itu pilihan. Kalimat tersebut mengingatkan individu bahwa menjadi tua adalah sebuah kepastian dalam rentang hidup seseorang. Salah satu artikel pada majalah Gemari bulan Oktober 2011 menuliskan bahwa Menteri Sosial RI Dr. Salim Segaf Al Jufri menyatakan bahwa penduduk lansia saat ini ada 10 persen mendekati 23 juta lansia, sedangkan jumlah lansia terlantar diperkirakan sekitar 1,9 juta.

Sebuah artikel online pada situs psychologmania.com menuliskan penggolongan usia lanjut menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yaitu dimulai dari usia 60 tahun ke atas. Dalam Undang-undang nomor 12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) juga menyebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia di atas 60 tahun.

Periode lanjut usia yaitu suatu periode dimana seseorang telah „beranjak jauh‟

dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Bila seseorang yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya yang terdahulu, ia sering melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh penyesalan, dan cenderung ingin hidup pada masa sekarang, mencoba mengabaikan masa depan sedapat mungkin (Hurlock, 1980: 380).

Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Penyebab kemunduran fisik ini merupakan suatu perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Dalam aspek psikologis, motivasi memainkan peranan penting dalam kemunduran. Efek-efek tersebut menentukan, sampai sejauh tertentu, apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk (Hurlock, 1980: 380).


(23)

2

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Motivasi merupakan salah satu faktor penentu penyesuaian diri karena motif-motif dan kebutuhan manusia memiliki banyak hubungan dengan proses penyesuaian diri. Kebutuhan manusia adalah hal yang penting untuk memahami penyesuaian diri dan kesehatan mental, karena kebutuhan adalah tuntutan internal yang harus dipenuhi untuk mencapai penyesuaian diri. Kebutuhan adalah kecenderungan dinamis yang berorientasi objek, kualitas, atau pengalaman yang diperlukan untuk fisik, psikologis, dan kesejahteraan organisme (Schneiders, 1964: 183).

Selain tututan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh lanisa, salah satu tema yang utama pada lansia adalah kehilangan dan sedih karena kematian orang lain, baik kehilangan sanak saudara ataupun pasangan. Dalam konteks kehilangan pasangan, kehilangan dapat disebabkan oleh kematian atau perceraian, walaupun umumnya lebih banyak disebabkan oleh kejadian kematian (Hurlock, 1980: 425). Penyesuaian diri terhadap kematian pasangan atau terhadap perceraian sangat sulit bagi pria maupun wanita pada usia lanjut, karena pada masa ini semua penyesuaian semakin sulit dilakukan (Hurlock, 1980: 385), termasuk integritas ego yang sering sukar dipertahankan ketika orang telah kehilangan aspek yang akrab dengan dirinya (Alwisol, 2009: 104), yaitu salah satunya ketika seseorang kehilangan pasangan. Maka penyesuaian diri yang baik sangatlah berperan untuk mempertahankan integritas ego pada lansia yang kehilangan pasangan.

Mempertahankan integritas ego berkaitan dengan krisis psikososial yang dihadapi oleh lansia. Erikson menyebutkan bahwa pada setiap tahap perkembangan manusia akan muncul konflik sosial yang khas. Dalam teori Erikson, usia lansia berada dalam rentang tahap perkembangan mature age. Pada tahap mature age, krisis psikososial yang muncul adalah integrity vs despair (integritas vs keputusasaan)


(24)

3

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda dan orang-orang, produk-produk dan ide-ide, dan setelah menyesuaikan diri dengan keberhasilan-keberhasilan dan kegagalan-kegagalan dalam hidup. Lewat prestasi-prestasi semacam itu individu-individu dapat menikmati keuntungan-keuntungan dari ketujuh tahap kehidupan yang pertama. Meskipun orang yang telah mencapai suatu keadaan integritas menyadari berbagai gaya hidup orang lain, namun dengan bangga ia memelihara gaya hidupnya sendiri dan mempertahankannya dari berbagai potensi ancaman (Hall&Lindzey, 1993: 154).

Lawan integritas adalah keputusasaan menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, belum lagi kefanaan hidup di hadapan kematian. Ini dapat memperburuk perasaan bahwa kehidupan ini tak berarti, bahwa ajal sudah dekat – ketakutan akan- dan bahkan keinginan untuk- mati. Sekarang waktunya sudah terlalu singkat untuk berbalik dan mencoba gaya hidup yang lain (Hall&Lindzey, 1993: 155).

Dari hasil pertemuan antara integritas dan keputusasaan akan timbul nilai yang berkembang yaitu kebijaksanaan. Kebijaksanaan yang sederhana menjaga dan memberikan integritas pada pengalaman-pengalaman yang terkumpul dari tahun-tahun yang silam (Hall&Lindzey, 1993: 155).

Selain penyesuaian diri yang dilakukan dalam menghadapi konflik sosial, penyesuaian terhadap lingkungan dimana lansia tinggal juga merupakan hal yang penting, apakah bersama keluarga atau di panti sosial. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial RI, Drs. Samsudi, MM, dalam artikel

online di detik.com Mei 2013, menyatakan bahwa :

“Banyaknya lansia yang dititipkan oleh anaknya di tempat selain rumah sering membuat lansia kesepian. Kondisi ini lama-lama juga bisa merusak kesehatannya. Dulu para lansia masih bisa tinggal serumah dengan anak dan cucunya. Ini karena rumah pada waktu itu rata-rata masih berukuran besar, cukup untuk menampung keluarga besar. Selain itu, aktivitas pada saat itu belum sebanyak sekarang.”


(25)

4

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Peran keluarga memang sangatlah penting bagi lansia, baik bagi aspek fisik maupun psikologisnya karena pada zaman sekarang peran dan fungsi usia lanjut dalam keluarga mulai bergeser. Hal tersebut salah satunya disebabkan karena sudah mandirinya anak-anak, sudah memiliki keluarga, dan memiliki pekerjaan sendiri sehingga suasana rumah menjadi sepi karena masing-masing angoota rumah memiliki aktivitas lain di luar rumah.

Bagaimanapun juga, semua masalah tersebut nampaknya lebih sulit disesuaikan pada usia lanjut daripada apabila masalah-masalah tersebut terjadi pada masa sebelumnya. Maka berdasarkan pada uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai penyesuaian diri pada lansia yang kehilangan pasangan (khususnya yang disebabkan karena kematian) ditinjau dari kebutuhan psikologis yang dimiliki, dengan judul penelitian “Penyesuaian Diri Lansia yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus terhadap Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)”.

B. Fokus Penelitian

Penyesuaian diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitas respon lansia yang kehilangan pasangan berdasarkan seberapa baik atau seberapa buruk aktivitas mental ataupun perilaku yang sesuai dengan kebutuhan psikologis yang dimiliki oleh lansia yang diteliti.

Kebutuhan psikologis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebutuhan akan afeksi/kasih sayang dan kepemilikan (affection and belonging), keamanan dan status (security and status), perhatian (attention), kebebasan (independence), prestasi (achievement), dan pengalaman (experience) yang dapat memengaruhi penyesuaian diri yang dilakukan.

Lansia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lansia perempuan yang berada dalam rentang usia dari 60 tahun ke atas yang tinggal bersama keluarga dan


(26)

5

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ditinggal meninggal oleh pasangan ketika sudah masuk rentang usia 60 tahun ke atas.

C. Indentifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perasaan dan pendapat lansia yang tinggal bersama keluarga terhadap kehilangan pasangan yang dialaminya?

2. Apa akibat yang dirasakan dan dialami setelah lansia kehilangan pasangannya?

3. Bagaimana pengaruh kebutuhan psikologis terhadap penyesuaian diri lansia yang kehilangan pasangan?

4. Bagaimana bentuk penyesuaian diri lansia yang tinggal bersama keluarga terhadap kehilangan pasangan yang dialaminya?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. mengetahui perasaan dan pendapat lansia yang tinggal bersama keluarga

terhadap kehilangan pasangan yang dialaminya,

2. mengetahui akibat yang dirasakan dan dialami lansia setelah kehilangan pasangannya,

3. mengetahui pengaruh kebutuhan psikologis terhadap penyesuaian diri lansia yang kehilangan pasangan,

4. mengetahui bentuk penyesuaian diri lansia yang tinggal bersama keluarga terhadap kehilangan pasangan yang dialaminya.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian memiliki manfaat, baik secara praktis maupun secara teoritis, yang diurakan sebagai berikut.


(27)

6

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini dapat menjadi sumbangan karya ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan, baik bagi para mahasiswa psikologi khususnya dan para pembaca pada umumnya.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sabagai referensi bagi penelitian serupa di kemudian hari.

c. Dapat memperkaya pengetahuan tentang perkembangan psikososial lansia. 2. Manfaat praktis

a. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para mahasiswa psikologi agar termotivasi dalam mempelajari, memahami, dan memperhatikan masalah psikologis pada lansia.

b. Beranjak dari penelitian ini, maka dapat dikembangkan pendekatan alternatif dalam meningkatkan kualitas hidup lansia.

c. Penelitian ini diharapkan dapat membantu terbentuknya social support yang efektif bagi lansia, khususnya lansia yang tinggal bersama keluarga. F. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian B. Fokus Penelitian

C. Identifikasi dan Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Struktur Organisasi Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lanjut Usia (Lansia) B. Penyesuaian (Adjustment) C. Minat pada Usia Lanjut D. Emosi dan Akibat

E. Hasil Penelitian Terdahulu F. Kerangka Pemikiran


(28)

7

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian B. Instrumen Penelitian C. Teknik Pengumpulan Data D. Teknik Analisis Data E. Keabsahan Data

F. Lokasi dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Profil Subjek Penelitian

B. Display Data C. Hasil Penelitian D. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

B. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(29)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan model srudi kasus.

Sintesis Moleong (2012: 6) mengenai penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sedangkan studi kasus merupakan model yang memfokuskan pada kasus tertentu. Creswell (1998, dalam Herdiansyah, 2012: 76) menyatakan bahwa studi kasus

(case study) adalah suatu model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu

“sistem yang terbatas” (bounded system) pada satu kasus atau beberapa kasus

secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan konteks.

Studi kasus adalah suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama kurun waktu tertentu. Secara lebih dalam, studi kasus merupakan suatu model yang bersifat komprehensif, intens, terperinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer/berbatas waktu (Herdiansyah, 2012: 76).


(30)

34

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Herdiansyah menuliskan (2012: 76) bahwa salah satu ciri khas dari studi kasus adalah adanya “sistem yang berbatas” (bounded system). Hal yang dimaksud

dengan sistem yang berbatas adalah adanya batasan dalam hal waktu dan tempat serta batasan dalam hal kasus yang diangkat (dapat berupa program, kejadian, aktivitas, atau subjek penelitian)

B. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya (Sugiyono, 2010: 305). Dalam penelitian ini, peneliti hanya berjumlah satu orang. Untuk membantu proses pengambilan data, maka peneliti menggunakan bantuan pedoman wawancara, alat perekam suara, dan alat dokumentasi.

Berikut ini kisi-kisi pedoman wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara untuk Menjaring Data Mengenai Perasaan dan Tanggapan Lansia

Aspek Butir pertanyaan

Perasaan dan pendapat lansia mengenai kehilangan pasangan

1. Bagaimana perasaan dan pendapat Anda setelah ditinggal pasangan?


(31)

35

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

2. Bagaimana perbedaan yang dirasakan setelah dan sebelum ditinggal pasangan? Adakah hal-hal yang berubah?

Pedoman Wawancara untuk Menjaring Data Mengenai Akibat yang dirasakan Lansia

Aspek Butir pertanyaan

Akibat yang dirasakan dan dialami Lansia setelah kehilangan pasangan

1. Bagaimana tanggapan lingkungan (baik keluarga maupun teman) terhadap keadaan Anda dan bagaimana Anda menghadapinya? 2. Sepeninggal pasangan Anda, apa yang membuat

Anda merasa kehilangan terhadap pasangan Anda, bagaimana Anda mengatasinya?

3. Bagaimana cara Anda menyesuaikan diri terhadap lingkungan setelah pasangan Anda meninggal? Apakah terdapat kesulitan yang berarti?

4. Apa saja kegiatan atau perilaku yang berubah semenjak ditinggal pasangan? Dan bagaimana perasaan dan pendapat Anda menghadapi hal tersebut?

5. Kebutuhan apa saja (bagi diri sendiri, secara psikologis) yang menurut Anda sangat Anda butuhkan semenjak ditinggal oleh pasangan? Bagaimana cara anda memenuhinya?

Pedoman Wawancara untuk Menjaring Data Mengenai Kebutuhan-kebutuhan Psikologis (Psychological Needs)

Aspek Butir pertanyaan

Afeksi dan kepemilikan

affection and belonging)

1. Sesudah pasangan Anda meninggal apakah Anda tetap merasakan atau menerima kasih sayang yang Anda harapkan?


(32)

36

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana Anda mencurahkan kasih sayang setelah meninggalnya pasangan Anda?

3. Bagaimana anda membangun kedekatan dengan orang lain? Apakah ada perbedaan sebelum dan setelah ditinggal pasangan?

Keamanan dan status

(security and status)

1. Apakah Anda menghadapi kesulitan-kesulitan (baik yang muncul dari diri sendiri maupun dari lingkungan) setelah meninggalnya pasangan Anda? Bagaimana Anda mengatasinya?

2. Apa yang membuat Anda merasa sangat dihargai, khususnya setelah pasangan Anda meninggal?

Perhatian (attention) 1. Apakah Anda pernah sangat ingin diperhatikan oleh orang lain? Atau apakah Anda merasa sangat ingin memberi perhatian terhadap orang lain?

2. Apakah alasan Anda dan bagaimana Anda melakukannya?

Kebebasan (independence) 1. Apakah Anda memiliki banyak pilihan yang harus dihadapi?

2. Bagaimana Anda mengambil keputusan setelah pasangan Anda meninggal?

3. Apa yang sangat Anda harapkan (baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan) setelah pasangan Anda meninggal?

4. Setiap orang memiliki makna hidup, apakah ada perbedaan antara tujuan hidup sebelum dan setelah ditinggal pasangan?


(33)

37

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Pertimbangan apa yang biasanya anda gunakan untuk mengambil keputusan tersebut?

Prestasi (achievement) 1. Apakah anda memiliki suatu pencapaian yang ingin diraih setelah pasangan anda meninggal? 2. Apakah alasan Anda dan bagaimana anda

meraihnya?

Pengalaman (experience) 1. Apakah Anda memiliki kebutuhan akan banyaknya kegiatan? Mengapa?

2. Apakah anda menginginkan suatu perubahan dalam hidup Anda setelah kematian pasangan? 3. Jika ya, bisa dijelaskan lebih lanjut?

Jika tidak, bolehkah mengetahui alasannya? Pedoman Wawancara untuk Menjaring Data Mengenai Bentuk Penyesuaian Diri

Aspek Butir pertanyaan

Teori pemisahan

(disengagement theory) dan optimasi selektif dengan Kompensasi

1. Bagaimana cara anda berbaur dengan masyaakat setelah Anda ditinggal pasangan? Bagaimana Anda memandang persoalan masyarakat di sekitar Anda?

2. Bagaimana Anda mengisis kegiatan sehari-hari Anda?

Teori aktivitas (activity

theory) dan Peran Produktivitas

1. Apa saja aktivitas yang anda jalani setelah meninggalnya pasangan Anda? Apa alasan Anda memilih aktivitas tersebut?

2. Bagaimana cara Anda menjalaninya?

3. Apakah Anda merasa puas tehadap aktivitas yang Anda jalani?

4. Apakah Anda merasa aktivitasb tersebut produktif?


(34)

38

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Teori rekonstruksi

gangguan sosial (social

breakdown-reconstruction theory)

1. Bagaimana anda memandang diri sendiri dan lingkungan Anda?

2. Bagaimana persepsi Anda sebagai lansia yang kehilangan pasangan terhadap keadaan Anda? Teori kontinuitas 1. Apakah sekarang Anda masih melakukan

kegiatan sebelum pasangan meninggal?

2. Jika iya, Apa alasan anda melakukan hal tersebut?

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47, dalam Moleong, 2012: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai penyesuaian diri lansia yang kehilangan pasangan, ditinjau dari kebutuhan-kebutuhan psikologis (psychological needs), yaitu kebutuhan akan afeksi dan rasa memiliki (affection and belonging), rasa aman dan status (security and status), perhatian (attention), bebas (independence), prestasi (achievement), dan pengalaman (experience).

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010: 2008). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui observasi tidak terstruktur dan wawancara mendalam (in-depth interview) dan tidak terstruktur.

Observasi tidak terstruktur yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi (Sugiyono: 2010, 313). Sedangkan wawancara mendalam (in-depth interview) dan tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman


(35)

39

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono: 2010, 320).

Data yang sudah didapatkan selanjutnya akan dianalisis berdasarkan teori penyesuaian diri maupun teori lainnya yang sekiranya berhubungan.

D. Teknik Analisis Data

Bogdan menyatakan (dalam Sugiyono, 2010: 334) bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Miles dan Huberman (1984, dalam Sugiyono, 2010: 337) menyatakan bahwa aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.

Data reduction berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2010: 338). Reduksi data juga merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi (Sugiyono, 2010: 339).

Data display dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984, dalam Sugiyono, 2010: 341) menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.


(36)

40

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Verification merupakan langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut

Miles dan Huberman. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak (Sugiyono, 2010: 345).

E. Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data (truthworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) (Moleong, 2012: 324).

Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data, peneliti hanya menggunakan uji kredibilitas, sedangkan uji keteralihan (transferability), uji kebergantungan (dependability), dan uji kepastian (confirmability) tidak digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini dua teknik uji kredibiltas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu triangulasi teknik dan member check.

1. Teknik Triangulasi

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2010: 373). Triangulasi teknik dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara kemudian dicek melalui observasi dan dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda (Sugiyono, 2010: 374).


(37)

41

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Selain itu teknik triangulsi lain yang digunakan adalah triangulasi sumber, teknik triangulasi yang dilakukan dengn cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2010: 373). Dalam penelitian ini triangulasi sumber dilakukan pada ketiga anak dari subjek penelitian.

2. Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaanya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informasi.

F. Lokasi Subjek Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan sampel. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tetertentu (Sugiyono, 2010: 300). Pertimbangan ini didasarkan pada kepentingan subjek dalam memberkan data yang peneliti harapakan dan memudahkan peneliti menjelajah objek atau situasi sosial yang diteliti.

Pemilihan sampel penelitian bukan saja diterapkan pada manusia sebagai responden, melainkan juga pada latar (setting), kejadian, dan proses (Alwasilah, 2009: 145).Berikut ini karakteristik sampel pada penelitian yang dilakukan:


(38)

42

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Manusia : tiga orang lansia lansia perempuan yang berada dalam rentang usia 60 tahun ke atas yang tinggal bersama keluarga dan ditinggal meninggal oleh pasangan ketika sudah masuk rentang usia 60 tahun ke atas.

2. Latar (setting) : penelitian dilakukan di rumah tempat tinggal lansia atau tempat yang disepakati bersama dengan rentang waktu penelitian dari bulan Juli sampai September.

3. Kejadian dan proses : lansia yang kehilangan pasangan karena kematian dan tinggal bersama keluarga, kemudian melakukan penyesuain diri yang ditinjau dari kebutuhan-kebutuhan psikologis (psychological needs).


(39)

100

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penyesuaian diri lansia yang kehilangan pasangan, secara umum subjek menunjukkan penyesuaian diri lansia yang termasuk dalam kategori baik sebagai hasil terpenuhinya kebutuhan psikologis dan tercapainya integritas diri. Berikut ini kesimpulan dan rekomendasi yang diperoleh.

1. Perasaan dan pendapat lansia mengenai kehilangan pasangan

Subjek U merasakan kesedihan apabila mengingat dosa yang dilakukan kepada suami dan mengingat kebiasan-kebiasan suami yang biasa dilakukan dan berpendapat bahwa sekarang lebih bebas dalam melakukan kegiatan dibandingkan ketika Ibu U sedang mengurus almarhum suaminya ketika sakit.

Ibu Un merasakan kesedihan apabila mengingat kebiasaan dan perilaku almarhum suami semasa hidupnya dan berpendapat bahwa ketika ada suami masih ada yang bertanggung jawab dan melindungi dirinya, tetapi setelah suaminya meninggal Ibu Un merasa memiliki tanggung jawab sendiri.

Ibu R merasakan kesedihan apabila mengingat kebaikan suami terhadap dirinya dan dosa yang subjek lakukan terhadap suami dan berpendapat bahwa dirinya akan lebih berani untuk mengadukan sesuatu kepada suaminya dibandingkan kepada anak-anaknya, sehingga setelah suami meninggal dirinya merasa memiliki tanggung jawab sendiri.

2. Akibat yang dirasakan dan dialami lansia setelah kehilangan pasangan Ibu U dijadikan orang yang dituakan di lingkungannya, orientasi perilaku menjadi lebih fokus terhadap diri sendiri, dan dalam hal keuangan, Ibu U tidak merasakan


(40)

101

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kekurangan apapun karena adanya uang pensiun suami dan bantuan dari anak-anaknya.

Ibu Un menyatakan bahwa orientasi perilakunya lebih fokus terhadap diri sendiri dan dirinya seringkali merasakan kesepian jika masuk waktu malam karena biasana ada yang menemani. Sedangkan tanggapan lingkungan terhadap kondisi dirinya, ada yang mengkhawatirkan dirinya tidak mendapatkan perhatian lagi karena suami telah meninggal, ada juga yang membesarkan hatinya bahwa ibu Un tidak sendiri tetapi masih memiliki anak-anak.

Ibu R menjadi orang yang dituakan di lingkungannya, tanggapan lingkungan terhadap dirinya baik sehingga tidak mengalami kesulitan dalam berbaur dengan masyarakat. Sedangkan dalam beraktivitas, Ibu R merasa lebih bebas beraktivitas ketika ada suami, karena sekarang dirinya harus merawat cucu-cucunya sehingga jika meninggalkan terlalu lama akan merasa khawatir terhadap cucu-cucunya tersebut.

3. Kebutuhan-kebutuhan psikologis

Kebutuhan-kebutuhan psikologis yang meliputi (1) kebutuhan akan afeksi dan kepemilikan (affection and belonging); (2) kebutuhan akan keamanan dan status

(security and status); (3) kebutuhan akan perhatian (attention); (4) kebutuhan

akan kebebasan (independence); (5) kebutuhan akan prestasi (achievement), dan; (5) kebutuhan akan pengalaman (experience) relatif terpenuhi pada ketiga subjek, meskipun pada kebutuhan akan prestasi ketiga subjek menyatakan hal yang masih belum tercapai, hal tersebut tidak membuat mereka terhambat secara kepribadian. 4. Bentuk penyesuaian diri

Bentuk penyesuaian diri pada ketiga subjek ditunjukkan dengan perilaku yang relatif berbeda-beda sesuai dengan pemenuhan kebutuhan psikologis dan sebagai akibat dari tanggapan subjek masing-masing mengenai kondisi dirinya yang telah masuk usia lansia dan juga telah ditinggal pasangan. Selain itu pencapaian


(41)

102

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

integritas diri pada masing-masing subjek mengantarkan mereka pada penyesuaian diri yang baik.

Penyesuaian yang dilakukan ketiga subjek pun tidak lepas dari faktor-faktor yang memengaruhi. Tiga faktor yang paling menonjol adalah faktor perkembangan dan kematangan (development and maturation) yang meliputi perkembangan dan kematangan intelektual, sosial, moral, dan emosional, faktor psikologis (psychological determinants) dan kondisi lingkungan (environmental conditions). B. Rekomendasi

Berikut ini merupakan rekomendasi bagi pihak-pihak tertentu berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap tiga orang lansia yang kehilangan pasangan.

1. Bagi lansia yang kehilangan pasangan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai penyesuaian diri lansia yang kehilangan pasangan supaya para lansia yang menghadapi situasi yang sama dapat lebih memahami kondisinya secara fisik maupun psikologis sehingga dapat mengatasi permasalahan yang mungkin terjadi pada fase kehidupannya. 2. Bagi keluarga lansia yang kehilangan pasangan

Penelitian ini diharapakn dapat mendorong pihak-pihak terdekat lansia yang kehilangan pasangan hidupnya untuk memberikan dukungan dan perhatian sebagai bentuk social support kepada mereka agar penyesuaian diri yang dilakukan dapat dilakukan dengan baik terkait dengan keadaan mereka yang telah berbeda secara fisik maupun psikologis.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran penyesuaian diri lansia yang pasangan hidupnya telah meninggal, khususnya lansia yang tinggal bersama keluarga. Selain itu, para peneliti selanjutnya dapat mengkaji penyesuaian diri


(42)

103

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pada lansia dengan karakteristik yang berbeda, misalnya lansia berbeda gender, lansia yang belum menikah, lansia yang tinggal di panti sosial, lansia dengan latar belakang ekonomi, pendidikan, ataupun pekerjaan yang berbeda-beda sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih bervariasi dalam memahami penyesuaian diri lansia.


(43)

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah A. Chaedar. (2009). Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian. Malang UMM Press.

Chaplin, J. P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Alih bahasa oleh Dr. Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers.

Cavanagh, Michael E dan Levitov, Justin E. (1982). The Counseling Experience:

A Theoritical and Practical Approach (Second Edition). Illionis:

Waveland Press Inc.

Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. (1993). Psikologi Kepribadian 1

Teori-Teori Psikodinamik Klinis. Alih bahasa oleh Drs. Yustinus MSc, OFM.

Yogyakarta: Kanisius.

Herdiansyah, Haris. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hurlock, B.E. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Alih bahasa oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo.

Jakarta: Erlangga.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Novianti, Herlin. (2010). Penyesuain Diri Lansia di Panti Werdha berdasarkan

Pengambilan Keputusan untuk Tinggal di Panti Werdha (Studi Kasus terhadap Empat Lansia yang Atas Keinginan Sendiri dan Bukan Atas Keinginan Sendiri Tinggal Di Panti Werdha Budi Pertiwi Bandung).


(44)

105

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Papalia, D. E, Olds, S. W., Feldman, R. D. (2008). Human Development:

Psikologi Perkembangan (Edisi Kesembilan). Alih bahasa oleh A.K.

Anwar. Jakarta: Kencana.

Papalia, D. E, Olds, S. W., Feldman, R. D. (2009). Human Development:

Psikologi Perkembangan (Edisi Kesepuluh). Alih bahasa oleh Brian

Marwensdy. Jakarta: Kencana.

Psychologymania. (2012). Pengertian Lansia (Lanjut Usia) [Online]. Tersedia: http://www.psychologymania.com. [4 Desember 2012]

RW. (2011, Oktober). Ideal, Lansia Tinggal bersama Keluarganya. Gemari, edisi 129. Tersedia: www.gemari.or.id [1 Juli 2013]

Santrock, J. W., (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (Edisi Kelima). Alih Bahasa oleh Achmad Chusairi dan Juda Damanik. Jakarta: Erlangga.

Schneiders, Alexander A. (1964). Personal Adjusment and Mental Health. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wade, Carole dan Tavris, Carol. (2007). Psikologi (Edisi Kesembilan). Jakarta: Erlangga.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penyesuaian diri lansia yang kehilangan pasangan, secara umum subjek menunjukkan penyesuaian diri lansia yang termasuk dalam kategori baik sebagai hasil terpenuhinya kebutuhan psikologis dan tercapainya integritas diri. Berikut ini kesimpulan dan rekomendasi yang diperoleh.

1. Perasaan dan pendapat lansia mengenai kehilangan pasangan

Subjek U merasakan kesedihan apabila mengingat dosa yang dilakukan kepada suami dan mengingat kebiasan-kebiasan suami yang biasa dilakukan dan berpendapat bahwa sekarang lebih bebas dalam melakukan kegiatan dibandingkan ketika Ibu U sedang mengurus almarhum suaminya ketika sakit.

Ibu Un merasakan kesedihan apabila mengingat kebiasaan dan perilaku almarhum suami semasa hidupnya dan berpendapat bahwa ketika ada suami masih ada yang bertanggung jawab dan melindungi dirinya, tetapi setelah suaminya meninggal Ibu Un merasa memiliki tanggung jawab sendiri.

Ibu R merasakan kesedihan apabila mengingat kebaikan suami terhadap dirinya dan dosa yang subjek lakukan terhadap suami dan berpendapat bahwa dirinya akan lebih berani untuk mengadukan sesuatu kepada suaminya dibandingkan kepada anak-anaknya, sehingga setelah suami meninggal dirinya merasa memiliki tanggung jawab sendiri.

2. Akibat yang dirasakan dan dialami lansia setelah kehilangan pasangan


(2)

101

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kekurangan apapun karena adanya uang pensiun suami dan bantuan dari anak-anaknya.

Ibu Un menyatakan bahwa orientasi perilakunya lebih fokus terhadap diri sendiri dan dirinya seringkali merasakan kesepian jika masuk waktu malam karena biasana ada yang menemani. Sedangkan tanggapan lingkungan terhadap kondisi dirinya, ada yang mengkhawatirkan dirinya tidak mendapatkan perhatian lagi karena suami telah meninggal, ada juga yang membesarkan hatinya bahwa ibu Un tidak sendiri tetapi masih memiliki anak-anak.

Ibu R menjadi orang yang dituakan di lingkungannya, tanggapan lingkungan terhadap dirinya baik sehingga tidak mengalami kesulitan dalam berbaur dengan masyarakat. Sedangkan dalam beraktivitas, Ibu R merasa lebih bebas beraktivitas ketika ada suami, karena sekarang dirinya harus merawat cucu-cucunya sehingga jika meninggalkan terlalu lama akan merasa khawatir terhadap cucu-cucunya tersebut.

3. Kebutuhan-kebutuhan psikologis

Kebutuhan-kebutuhan psikologis yang meliputi (1) kebutuhan akan afeksi dan kepemilikan (affection and belonging); (2) kebutuhan akan keamanan dan status

(security and status); (3) kebutuhan akan perhatian (attention); (4) kebutuhan

akan kebebasan (independence); (5) kebutuhan akan prestasi (achievement), dan; (5) kebutuhan akan pengalaman (experience) relatif terpenuhi pada ketiga subjek, meskipun pada kebutuhan akan prestasi ketiga subjek menyatakan hal yang masih belum tercapai, hal tersebut tidak membuat mereka terhambat secara kepribadian.

4. Bentuk penyesuaian diri

Bentuk penyesuaian diri pada ketiga subjek ditunjukkan dengan perilaku yang relatif berbeda-beda sesuai dengan pemenuhan kebutuhan psikologis dan sebagai akibat dari tanggapan subjek masing-masing mengenai kondisi dirinya yang telah masuk usia lansia dan juga telah ditinggal pasangan. Selain itu pencapaian


(3)

102

integritas diri pada masing-masing subjek mengantarkan mereka pada penyesuaian diri yang baik.

Penyesuaian yang dilakukan ketiga subjek pun tidak lepas dari faktor-faktor yang memengaruhi. Tiga faktor yang paling menonjol adalah faktor perkembangan dan kematangan (development and maturation) yang meliputi perkembangan dan kematangan intelektual, sosial, moral, dan emosional, faktor psikologis (psychological determinants) dan kondisi lingkungan (environmental conditions).

B. Rekomendasi

Berikut ini merupakan rekomendasi bagi pihak-pihak tertentu berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap tiga orang lansia yang kehilangan pasangan.

1. Bagi lansia yang kehilangan pasangan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai penyesuaian diri lansia yang kehilangan pasangan supaya para lansia yang menghadapi situasi yang sama dapat lebih memahami kondisinya secara fisik maupun psikologis sehingga dapat mengatasi permasalahan yang mungkin terjadi pada fase kehidupannya.

2. Bagi keluarga lansia yang kehilangan pasangan

Penelitian ini diharapakn dapat mendorong pihak-pihak terdekat lansia yang kehilangan pasangan hidupnya untuk memberikan dukungan dan perhatian sebagai bentuk social support kepada mereka agar penyesuaian diri yang dilakukan dapat dilakukan dengan baik terkait dengan keadaan mereka yang telah berbeda secara fisik maupun psikologis.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran penyesuaian diri lansia yang pasangan hidupnya telah meninggal, khususnya lansia yang tinggal bersama


(4)

103

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pada lansia dengan karakteristik yang berbeda, misalnya lansia berbeda gender, lansia yang belum menikah, lansia yang tinggal di panti sosial, lansia dengan latar belakang ekonomi, pendidikan, ataupun pekerjaan yang berbeda-beda sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih bervariasi dalam memahami penyesuaian diri lansia.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah A. Chaedar. (2009). Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian. Malang UMM Press.

Chaplin, J. P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Alih bahasa oleh Dr. Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers.

Cavanagh, Michael E dan Levitov, Justin E. (1982). The Counseling Experience:

A Theoritical and Practical Approach (Second Edition). Illionis:

Waveland Press Inc.

Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. (1993). Psikologi Kepribadian 1

Teori-Teori Psikodinamik Klinis. Alih bahasa oleh Drs. Yustinus MSc, OFM.

Yogyakarta: Kanisius.

Herdiansyah, Haris. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hurlock, B.E. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Alih bahasa oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo.

Jakarta: Erlangga.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Novianti, Herlin. (2010). Penyesuain Diri Lansia di Panti Werdha berdasarkan

Pengambilan Keputusan untuk Tinggal di Panti Werdha (Studi Kasus terhadap Empat Lansia yang Atas Keinginan Sendiri dan Bukan Atas Keinginan Sendiri Tinggal Di Panti Werdha Budi Pertiwi Bandung).


(6)

105

Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

Penyesuaian Diri Lansia Yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus Penyesuaian Diri Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Papalia, D. E, Olds, S. W., Feldman, R. D. (2008). Human Development:

Psikologi Perkembangan (Edisi Kesembilan). Alih bahasa oleh A.K.

Anwar. Jakarta: Kencana.

Papalia, D. E, Olds, S. W., Feldman, R. D. (2009). Human Development:

Psikologi Perkembangan (Edisi Kesepuluh). Alih bahasa oleh Brian

Marwensdy. Jakarta: Kencana.

Psychologymania. (2012). Pengertian Lansia (Lanjut Usia) [Online]. Tersedia: http://www.psychologymania.com. [4 Desember 2012]

RW. (2011, Oktober). Ideal, Lansia Tinggal bersama Keluarganya. Gemari, edisi 129. Tersedia: www.gemari.or.id [1 Juli 2013]

Santrock, J. W., (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (Edisi Kelima). Alih Bahasa oleh Achmad Chusairi dan Juda Damanik. Jakarta: Erlangga.

Schneiders, Alexander A. (1964). Personal Adjusment and Mental Health. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wade, Carole dan Tavris, Carol. (2007). Psikologi (Edisi Kesembilan). Jakarta: Erlangga.