UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG GOLEK.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA

WAYANG GOLEK

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B2 Di

TKN Pembina Jatisari)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidik Anak Usia Dini

Oleh:

ENENG RENI SAFA’AH

1010261

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI DEPARTEME N PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA

WAYANG GOLEK

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B2 Di

TKN Pembina Jatisari)

Oleh

ENENG RENI SAFA’AH

1010261

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

©Eneng Reni Safa’ah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difatokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ENENG RENI SAFA’AH 1010261

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA

WAYANG GOLEK

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B2 Di

TKN Pembina Jatisari)

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

RITA MARIYANA, M.Pd NIP. 197803082001122001

Pembimbing II

LELI KURNIAWATI, S.Pd, M.Mus NIP.132252248

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. OCIH SETIASIH, M.Pd NIP. 196007071986012001


(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ENENG RENI SAFA’AH

1010261

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA

WAYANG GOLEK

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B2 Di

TKN Pembina Jatisari)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I Penguji II

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd Asep Deni Gustiana, M.Pd NIP. 196007071986012001 NIP. 198409182012121001

Penguji III

Heni Djohaeni, S.Pd, M.Si NIP. 197007241998022001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. OCIH SETIASIH, M.Pd NIP. 196007071986012001


(5)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA

WAYANG GOLEK

Oleh : Eneng Reni Safa’ah 1010261

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya minat anak terhadap penggunaan bahasa sunda. Peneliti beranggapan bahwa anak belum memahami kosakata bahasa sunda yang disebabkan oleh penggunaan bahasa sunda yang mulai jarang digunakan baik dalam keseharian dirumah maupun dalam pembelajaran disekolah. Terdapat rumusan masalah dalam penelitian ini : (1) Bagaimana kemampuan kosakata bahasa sunda yang dimiliki anak sebelum diberikan kegiatan bercerita dengan media wayang golek ? (2) Bagaimana implementasi kegiatan bercerita dengan media wayang golek untuk meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak ? (3) Bagaimana kemampuan kosakata bahasa sunda anak setelah diberikan metode bercerita dengan media wayang golek ?. Oleh karena itu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK dengan tujuan meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda melalui penerapan metode bercerita dengan menggunakan media wayang golek. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B2 TK Negeri Pembina Jatisari sebanyak 14 anak. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, dokumentasi dan catatan lapangan. Kemampuan anak dalam kosakata bahasa sunda mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan dalam setiap siklusnya. Anak dapat menyebutkan kosakata bahasa sunda tentang panca indra dan kata kerja, yang belum berkembang (BB) pada siklus I sebanyak 12,38% pada siklus II menjadi 0%, anak berkembang cukup baik (BCB) dari 44,76 % menjadi 2,85%, anak bekembang sesuai harapan (BSH) dari 40,95% menjadi 53,81% dan anak yang berkembang sangat baik (BSB) dari 1,91% menjadi 43,33%. Rekomendasi bagi guru dan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan kosakata bahasa sunda dengan media wayang golek dengan metode bercerita yang lebih menarik serta tokoh yang berbeda.


(6)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kata kunci : Bahasa, kosakata bahasa sunda, bercerita, wayang golek.

EFFORTS TO INCREASE CAPACITY SUNDANESE CHILD LANGUAGE VOCABULARY THROUGH STORYTELLING METHODS

WITH MEDIA PUPPET SHOW

(Classroom Action Research To Student B2 Club In TK Negeri Pembina Jatisari)

Eneng Reni Safaah1, Rita Mariyana2, Leli Kurniawati3 (Responsible Person) Early Chilhood Education Teachers Study Program

Faculty of Science Education Indonesia Universitas of Education

Abstract

This research is motivated low interest of the child to use Sundanese language. Researchers believe that children do not understand the vocabulary sundanese caused by the use of Sundanese are rarely used both in everyday life at home and in school learning. There is a formulation of the problem in this study: (1) How Sundanese language vocabulary skills of the children before being given to the media storytelling puppet show? (2) How is the implementation of activities with the media puppet storytelling to enhance the child's vocabulary skills Sundanese language? (3) How Sundanese language vocabulary skills after the child is given to the media storytelling puppet show?. Therefore, it is done through PTK improved learning with the goal of improving vocabulary skills through the application of Sundanese language storytelling methods using media puppet show. The method used in this research is a class act in two cycles of planning, action, observation, and reflection. That is the subject of this research is the son of Trustees of State group B2 TK Negeri Pembina Jatisari as many as 14 children. data collection techniques in this research through observation, documentation and field notes. The ability of children in Sundanese language vocabulary has increased after the given action in each cycle. Children can mention about the Sundanese language vocabulary and verb senses, undeveloped (BB) in the first cycle as much as 12.38% in the second cycle to 0%, the child is developing quite well (BCB) from 44.76% to 2.85 %, as expected children developing States (BSH) from 40.95% to 53.81% and the children were growing very well (BSB) from 1.91% to 43.33%. Recommendations for teachers and researchers can further develop Sundanese language vocabulary with media puppet show with storytelling more interesting and different characters.


(7)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keywords: language, vocabulary Sundanese language, storytelling, puppet show.

1

Penulis

2

Penenggung jawab 1

3

Penanggung jawab 2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunnia-Nya kepada penulis. Sholawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada panutan dan tauladan kita yakni Nabi Muhammad SAW. Dimana penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Upaya Meningkatkan Kemampuan Kosakata Bahasa Sunda Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Media Wayang Golek. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti maupun para pembacanya. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini. Adanya motivasi, dukungan dan bimbingan melalui berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai waktu yang telah ditentukan.

Semoga persembahan ini dapat memberikan kontribusi di dunia pendidikan serta memberikan manfaat bagi pembacanya.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, Agustus 2014 Penulis


(8)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Eneng Reni Safa’ah

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahrobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunnia-Nya kepada penulis. Sholawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada panutan dan tauladan kita yakni Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih yang begitu besar penulis sampaikan kepada suami tercinta Tetep Komarudin, Ibunda Ika Datikari dan Ayahanda Wowon yang tiada hentinya selalu memberikan dukungan moril maupun maupun materil, memanjatkan doa untuk kelancaran dan keberhasilan penulis, serta senantiasa mencurahkan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah turut memberikan bantuan, pengarahan, dan dukungan selama menyusun skripsi ini, yaitu kepada :

1. Ibu Dr. Ocih Setiasih, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang telah memberikan motivasi pada penulis sehingga proses studi dapat terlaksana dengan baik.

2. Ibu Rita Mariyana, M.Pd selaku Dosen Pembingbing I sekaligus selaku Dosen Pembingbing Akademik yang selalu memberikan dukungan, bimbingan,dan pengarahan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

3. Ibu Leli Kurniawati, S.Pd, M.Mus selaku Dosen Pembingbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan, petunjuk, dan perhatian kepada penulis selama penulisan skripsi ini.


(9)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Seluruh Staf pengajar, Dosen Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Indonesia

5. Bu Susi yang telah membantu penulis dalam mengurus administrasi.

6. Pengurus Dual Modes Karawang, Bapak Nana Suryana, S.Pd dan Bu Yayah Sopiah, S.Pd yang telah membantu administrasi perkuliahan penulis.

7. Anak-anak ku tercinta M. Faisal Al Hafizh dan Naila Robiatul Adawiyah

yang telah mendukung dan mendo’akan bunda.

8. Kakak dan Adik-adik ku tercinta dan keluarga besar penulis yang tidak disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat teman seperjuangan Peni, Titi, Wiwi, Uun, Prapti, Nani, Imas, Lilis, Hj. Rodiah, Ea, Euis, Yati dan Tuti yang senantiasa saling memberikan motivasi dan sebagai tempat bertukar pikiran selama menyelesaikan skripsi ini. Semoga apa yang telah kita jalani selama ini dapat menjadi berkah.

10.Kepala Sekolah dan seluruh Staf TK Negeri Pembina Jatisari

11.Dan kepada pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah begitu banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.

Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda dan melimpahkan berkah kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Bandung, Agustus 2014


(10)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek


(11)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Bahasa ... 7

1. Pengertian Bahasa ... 7

2. Fungsi Bahasa Bagi Anak ... 9

B. Konsep Kosakata Bahasa Sunda ... 10


(12)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Konsep Perkembangan Kosakata Sunda ... 10

3. Kosakata Untuk Anak Usia Dini ... 13

C. Konsep Metode Bercerita ... 13

1. Pengertian Metode Bercerita ... 13

2. Jenis-Jenis Metode Bercerita ... 14

3. Strategi Bercerita ... 18

D. Konsep Media Wayang Golek ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 22

B. Metode dan Desain Penelitian... 22

C. Prosedur Penelitian ... 24

D. Penjelasan Istilah ... 26

E. Teknik dan Instrumen Penelitian ... 27

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

1. Gambaran Umum TK Negeri Pembina Jatisari ... 35

2. Kurikulum di TK Negeri Pembina Jatisari ... 36

3. Keadaan Guru dan Siswa TK Negeri Pembina Jatisari ... 38

4. Sarana Prasarana ... 40

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 41 1. Kondisi Objektif Kemampuan Kosakata Bahasa Sunda


(13)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Implementasi Kegiatan Bercerita Dengan MediaWayang

Golek Untuk Meningkatkan Kemampuan Kosakata Bahasa

Sunda Anak ... 47

3. Peningkatan Kemampuan Kosakata Bahasa Sunda Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Menggunakan Media Wayang Golek ... 63

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

1. Kondisi Objektif Kemampuan Memahami Kosakata Bahasa Sunda Sebelum Melalui Metode Bercerita Dengan Menggunakan Media Wayang Golek ... 63

2. Implementasi Penggunaan Media Wayang Golek Dalam Meningkatkan Kemampuan Kosakata Bahasa Sunda Anak Pada Ank Kelompok B2 TK Negeri Pembina Jatisari ... 64

3. Peningkatan Kemampuan Kosakata Bahasa Sunda Anak Setelah Menggunakan Media Wayang Golek ...,... 67

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 69

A. Simpulan ... 69

B. Rekomendasi ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN ... 73

LAMPIRAN SURAT IZIN PENELITIAN ... LAMPIRAN BIMBINGAN SKRIPSI ... 106 108 RIWAYAT HIDUP ... 112


(14)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 23

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 28

Tabel 3.3 Lembar Pedoman Observasi Kosakata Anak ... ... 31

Tabel 3.4 Lembar Catatan Lapangan ... 33

Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Dalam Kegiatan Meronce ... 34

Tabel 4.1 Tema-tema Dalam Pembelajaran di TK Negeri Pembina Jatisari . 37 Tabel 4.2 Daftar Nama Guru dan Karyawan TK Negeri Pembina Jatisari .... 39

Tabel 4.3 Jumlah Siswa TK Negeri Pembina Jatisari ... 40

Tabel 4.4 Jumlah Sarana TK Negeri Pembina Jatisari ... 40

Tabel 4.5 Data Anak Kelompok B2 TK Negeri Pembina Jatisari Tahun Ajaran 2013/2014 ... 43

Tabel 4.6 Hasil Observasi Awal (Pra Siklus) ... 44

Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus I ... 50


(15)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Refleksi Setiap Siklus ... 66

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Observasi Awal Kemampuan Memahami Kosakata Bahasa

Sunda ... 44 Grafik 4.2 Perkembangan Anak Pra Siklus ... 47 Grafik 4.3 Observasi Siklus I Kemampuan Memahami Kosakata Bahasa

Sunda ... 51 Grafik 4.4 Perkembangan Anak Siklus I ... 54 Grafik 4.5 Observasi Siklus II Kemampuan Memahami Kosakata Bahasa

Sunda ... 58 Grafik 4.6 Perkembangan Anak Siklus II ... 61 Grafik 4.7 Perkembangan Kemampuan Memahami Kosakata Bahasa


(16)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RKH (Rencana Kegiatan Harian) ... 73

Lampiran 2 Format Lembar Observasi ... 78

Lampiran 3 Observasi Guru dan Catatan Lapangan ... 87

Lampiran 4 Hasil Penelitian ... 98

Lampiran 5 Dokumentasi ... 102 Lampiran 6 Surat Izin Penelitian ... Lampiran 7 Lembar Bimbingan Skripsi ... Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup...

106 108 112


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan PAUD hendaklah memenuhi standar PERMEN 58 tahun 2009. yang di dalamnya mencakup 5 bidang pengembangan yaitu perkembangan Agama, kognitif, motorik, bahasa, dan sosial emosional.

Pada anak usia dini, anak mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam setiap perkembangannya dan salah satunya adalah perkembanhan bahasa. Bahasa adalah alat yang digunakan oleh seorang individu dengan individu lain untuk saling berkomunikasi saling bertukar pikiran dan menyampaikan pesan (Mustopa, 2008) mengungkapkan bahasa adalah bentuk komunikasi dimana fikiran dan perasaan seseorang dapat disimbolkan agar dapat menyampaikan sebuah arti kepada orang lain. Pada hakikatnya bahasa tercipta sesuai dengan lingkungan dimana individu itu terlahir, yang kita kenal sebagai bahasa ibu. Yang mana bahasa itu sendiri sangat berpengaruh terhadap perkembangan Anak Usia Dini, seperti yang diungkapkan oleh Suhartono (2005) menyatakan bahwa dengan bantuan bahasa anak tumbuh dari orgasme biologis menjadi pribadi dalam kelompok.

Kemampuan berbahasa anak tidak terlepas dari pengetahuan kosakata yang dimilikinya. Mendefinisikan kosakata sebagai komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa (Kridalaksana , 1993:127). Dapat disimpulkan bahwa kualitas dan kuantitas kosakata yang dimiliki akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan keterampilan anak dalam berbahasa, sehingga dapat lebih mudah dalam menerima dan menyampaikan pesan yang ingin diungkapkan.

Mardiningsih (2004; 15) menyatakan bahwa bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan kemauan yang murni manusiawi, yang tidak intuitif dengan pertolongan system lambang-lambang yang diciptakan dengan sengaja. Dalam lingkup perkembangan bahasa , bahasa dibagi menjadi 3 bagian yaitu menerima bahasa, mengungkapkan bahasa dan keaksaraan. Dan


(18)

2

dalam lingkup perkembangan menerima bahasa terdapat kemampuan bahasa secara reseptif dan ekspresif.

Pada pendidikan PAUD, proses pembelajaran bahasa haruslah mendapat perhatian khusus dari pendidik karena bahasa adalah ujung tombak komunikasi yang akan anak gunakan sepanjang hidupnya. Pembelajaran bahasa ini tidak terfokus kepada seorang pendidik yang harus terus memberikan pembelajaran secara klasikal , namun pembelajaran bahasa juga hendaklah dikemas secara menarik dan menggunakan alat peraga yang edukatif sehingga menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak.

Bahasa Sunda adalah bahasa asli yang digunakan di daerah jawa barat. Masyarakat pada saat ini khususnya di daerah jawa barat sudah mulai meninggalkan Bahasa Sunda, dan mereka lebih sering menggunakan bahasa indonesia, bahkan mereka lebih bangga menggunakan bahasa asing. Padahal Bahasa Sunda adalah bahasa ibu yaitu bahasa yang dekat dengan anak-anak dan akrab di telinga anak.

Bahasa Sunda merupakan bahasa yang diciptakan dan digunakan oleh orang Sunda dalam berbagai keperluan komunikasi kehidupan mereka. Tidak diketahui kapan bahasa ini lahir, tetapi dari bukti tertulis yang merupakan keterangan tertua, berbentuk prasasti berasal dari abad ke-14.

Dewasa ini masyarakat luas lebih banyak menggunakan bahasa indonesia, malah mereka lebih bangga menggunakan bahasa asing karena dinilai lebih maju dan lebih keren. Bahasa Sunda pada saat ini dinilai sebagai bahasa yang kuno. Bahasa Sunda seolah-olah mulai terkikis oleh arus globalisasi dan masyarakat cenderung malu untuk menggunakan Bahasa Sunda. Padahal Bahasa Sunda merupakan salah satu ciri kebudayaan jawa barat yang seharusnya dapat kita lestarikan dan siapapun yang tinggal di daerah jawa barat harus bisa berBahasa Sunda. Jangan sampai generasi-generasi penerus malah tidak mengenal kebudayaannya sendiri. Namun pada kenyataanya Bahasa Sunda sudah sangat jarang digunakan di kalangan masyarakat.

Didaerah tempat tinggal saya khususnya di TK Negeri Pembina Jatisari tempat saya mengajar, Bahasa Sunda sudah jarang digunakan karena siswanya


(19)

3

banyak dari pendatang dari semua daerah karena sekolah kami berada di daerah perumahan yang penghuninya datang dari semua daerah dan berbagai suku. Namun di sekolah ada hari khusus yang harus menggunakan Bahasa Sunda yaitu hari rabu. Namun kenyataannya hari rabu juga jarang digunakan Bahasa Sunda karena anak- anak bingung dan tidak mengerti dengan bahasa yang ibu guru ungkapkan dan tidak jarang ibu gurunya sendiri pun suka bingung dan jarang menggunakan Bahasa Sundanya sendiri karena keberanekaragaman Bahasa Sundanya sendiri.

Dalam mengenalkan Bahasa Sunda kepada anak, hendaklah disampaikan secara menarik, menyenangkan dan sederhana agar anak merasa senang dan mau menggunakan Bahasa Sunda itu sendiri. Banyak cara yang bisa dilakukan kepada anak dalam menyampaikan Bahasa Sunda salah satunya dengan menggunakan alat peraga/ media. Dan media yang akan saya pakai dalam penelitian ini adalah media wayang golek, dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kosakata anak dalam berBahasa Sunda.

Wayang Golek adalah suatu seni tradisional sunda. Wayang golek adalah boneka yang terbuat dari kayu. pertunjukan wayang golek sangat populer di wilayah Tanah Pasundan, daerah penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering pula dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek.

Dalam pertunjukan wayang golek, lakon yang biasa dipertunjukan adalah lakon carangan. Hanya kadang-kadang saja dipertunjukan lakon galur. Hal ini seakan menjadi ukuran kepandaian para dalang menciptakan lakon carangan yang bagus dan menarik. Salah satu fungsi wayang dalam masyarakat adalah ngaruat (ruwat), yaitu membersihkan dari kecelakaan (marabahaya).

Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat, yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material. Hal demikian dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di masyarakat misalnya ketika ada perayaan, baik


(20)

4

hajatan (pesta kenduri) dalam rangka khitanan, pernikahan dan lain-lain adakalanya diriingi dengan pertunjukan wayang golek.

Media wayang golek adalah media yang mencerminkan kebudayaan sunda dan salah satu dari kebudayaan sunda yang seharusnya kita jaga dan kita lestarikan . Selain itu media wayang golek adalah media yang cukup murah dibandingkan dengan boneka-boneka modern pada saat ini. Dan media wayang golek merupakan media yang ramah lingkungan karena terbuat dari kayu yang pastinya aman digunakan untuk anak-anak.

Mudah-mudahan dengan penggunaan media wayang golek ini dapat meningkatkan kemampuan kosakata Bahasa Sunda anak dan dapat menumbuhkan kecintaan anak terhadap budaya sunda.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan kosakata Bahasa Sunda anak sebelum diberikan kegiatan bercerita dengan media wayang golek ?

2. Bagaimana implementasi kegiatan bercerita dengan media wayang golek untuk meningkatkan kemampuan kosakata Bahasa Sunda anak ?

3. Bagaimana kemampuan kosakata Bahasa Sunda anak setelah kegiatan bercerita dengan media wayang golek ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak dengan menggunakan media wayang golek melalui penelitian tindakan kelas.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui kemampuan kosakata Bahasa Sunda anak sebelum diberikan kegiatan bercerita dengan wayang golek


(21)

5

b. Mengetahui kemampuan kosakata Bahasa Sunda anak setelah diberikan kegiatan bercerita dengan wayang golek

c. Mengetahui peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak setelah diberikan metode bercerita dengan wayang golek.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1. Untuk anak

a. Membantu perkembangan bahasanya dalam hal kemampuan Bahasa Sunda anak

b. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikana pikiran dan bahasanya melalui media wayang golek

c. Anak mampu menyebutkan dan menjawab pertanyaan seputar cerita yang diberikan oleh guru

2. Untuk sekolah dan guru

Meningkatkan peran sekolah dan guru dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak dalam hal kemampuan Bahasa Sunda anak dengan cara yang menyenangkan melalui kegiatan bercerita menggunakan wayang golek.

3. Untuk orang tua

a. Membantu orang tua agar lebih memahami perkembangan bahasa anak terutama Bahasa Sunda

b. Dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan bahasa daerahnya terutama Bahasa Sunda

4. Untuk peneliti

a. Mendapatkan pengetahuan mengenai ada tidaknya pengaruh kegiatan bercrita dengan media wayang golek terhadap perkembangan Bahasa Sunda anak.

b. Mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana cara melakukan penelitian tindakan kelas.


(22)

6

E. Struktur Organisasi Penelitian

Penulis menguraikan struktur penulisan secara lebih teratur sebagaimana hal tersebut dapat memudahkan penulis dalam penulisan penelitian. Adapun struktur penulisan pada penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada BAB I, penulis membahas mengenai latar belakang Upaya Meningkatkan Kemampuan Kosakata Bahasa Sunda Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Media Wayang Golek, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat atau signifikasi penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada BAB II, penulis membahas mengenai konsep bahasa, konsep kosakata Bahasa Sunda, konsep metode bercerita dan konsep media wayang golek.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada BAB III ini, penulis menguraikan mengenai subjek dan lokasi penelitian, metode dan desain penelitian, prosedur penelitian, penjelasan istilah dan teknik instrumen penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada BAB IV ini berisi tentang pengelolahan atau analisi serta pembahasan atau hasil temuan dalam penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V merupakan BAB terakhir yang berisi kesimpulan dan rekomendasi bagi guru, pihak sekolah dan peneliti selanjutnya


(23)

22

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK NEGERI PEMBINA JATISARI yang bertempat di Perum Bumi Cikampek Baru Desa Balonggandu Kec. Jatisari Kab. Karawang. TK NEGERI PEMBINA JATISARI adalah salah satu PAUD formal yang berada di Kabupaten Karawang di bawah naungan Dinas Pendidikan.

Adapun Penelitian ini akan difokuskan pada peserta didik kelompok B2 yang berjumlah 14 siswa (5 siswa laki-laki dan 9 siwa perempuan usia 5 tahun)

B. Metode dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas adalah proses investigasi terkendali untuk merumuskan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Proses pemecahan masalah tersebut dilakukan secara bersiklus, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran dikelas tertentu (Arikunto: 2008:3).

Model siklus yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Arikunto (2008:3) yang terdiri dari:

1. Perencanaan (planning) 2. Tindakan (acting)

3. Pengamatan (observing) 4. Refleksi (reflecting)

Sejalan dengan itu, Arikunto juga mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas terdiri atas empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, empat


(24)

23

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan utama yang ada pada siklus yaitu (1) perencanaan , (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut

Bagan 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis Tagart

?

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi Siklus II

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan


(25)

24

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam Arikunto (2006:16)

a. Perencanaan (Planning)

Kegiatan dimulai dengan cara mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan anak dalam menguasai kosakata bahasa sunda dan menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Bahan yang disiapkan yaitu RKH (Rencana Kegiatan Harian) dan wayang golek.

b. Tindakan (Acting)

Perencanaan yang telah dibuat sebelumnya, dilaksanakan pada tahap tindakan ini. Menurut Arikunto (2009: 18) Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melihat kemampuan guru dalam menguasasi kegiatan pembelajaran melalui metode bercerita dengan menggunakan media wayang golek, aktivitas anak juga diperhatikan

c. Observasi (Observing) d. Refleksi (Reflecting)

C. Prosedur Penelitian

Pada prosedur penelitian tindakan kelas terbagi ke dalam dua tahap yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru B2 yang bertindak sebagai guru mitra dalam penelitian ini dan melakukan wawancara pertama tentang pembelajaran bahasa sunda di kelas serta permasalahan / kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung.


(26)

25

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian peneliti mensosialisasikan penerapan media wayang golek untuk membantu memecahkan masalah atau kesulitan yang dihadapi guru di kelas. Guru mitra dan peneliti sepakat untuk menerapkan pembelajaran penguasaan bahasa sunda dengan menggunakan media wayang golek dengan langkah RKM dan RKH yang sudah dipersiapkan oleh peneliti, setelah sepakat antara peneliti dan mitra merencanakan kelas yang akan dijadikan objek penelitian yaitu kelompok B2 dengan jumlah murid 14 orang, membicarakan penempatan jadwal serta membicarakan rencana pembelajaran pada siklus.

Pembelajaran pada siklus direncanakan akan dilakukan dua siklus dengan menggunakan dua wayang golek yaitu si cepot dan semar.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi kepada murid dan wawancara dengan guru tentang pembelajaran yang selama ini dilakukan serta tentang penerapan penguasaan kosakata bahasa sunda dengan menggunakan media wayang golek untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa sunda anak. Kemudian kegiatan utama dari penelitian ini adalah menerapkan media wayang golek sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa sunda di kelas dengan menggunakan dua siklus.

Tahapan–tahapan siklus yang akan dilaksanakan dalam peningkatan penguasaan kosakata bahasa sunda anak dengan menggunakan media wayang golek terbagi dalam empat tahapan tindakan yaitu tahap perencanaan

(planning), tahap pelaksanaan (acting), tahapan pengamatan (observing), serta tahap analisis dan refleksi (reflecting).

a. Kegiatan awal

1) Pengkondisian anak

2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan diperlukan untuk kegiatan bercerita


(27)

26

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Memperkenalkan media yang akan digunakan dalam bercerita b. Kegiatan inti

1) Guru melaksanakan kegiatan bercerita untuk meningkatkan kosakata bahasa sunda anak

2) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya tentang cerita yang di sampaikan

3) Guru mengarahkan anak untuk mengulang kosakata bahasa sunda yang di ucapkan oleh guru

4) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru ketika bercerita

c. Kegiatan penutup

1) Mengadakan tanya jawab seputar kegiatan yang telah dilaksanakan. 2) Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan atau

menceritakan kembali kegiatan yang sudah dilakukan.

D. Penjelasan Istilah

Bahasa sunda memiliki tingkatan bahasa yang disebut undak usuk basa, mulai dari basa kasar ‘bahasa kasar’, basa loma ‘bahasa biasa’ dan basa lemes

‘bahasa halus’. Menurut Ensiklopedi Sunda( 2000 ) bahasa kasar adalah bahasa yang dipergunakan oleh rakyar banyak sehari-hari yang memakai kata-kata yang tergolong kasar. Bahasa loma adalah bahasa yang biasa dipakai dalam pergaulan akrab. Bahasa halus yaitu kata-kata yang dipergunakan kepada orang yang lebih tua, lebih tinggi tingkat kedudukannya, atau orang yang baru dikenal dan untuk membicarakan orang yang dihormati. Pada penelitian ini dilakukan dua tingkatan bahasa yaitu bahasa halus dan bahasa loma dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak.

Kosakata yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan kosakata anggota tubuh dan kata kerja. Anggota tubuh misalya mata (soca), hidung (pangambung), tangan (panangan), kaki (sampean), kepala (mastaka).


(28)

27

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kerja bahasa misalnya makan (emam), berdiri (ngadeg), mandi (ibak), minum (nginum), tidur (kulem), main (ulin),duduk (diuk).

Wayang yang digunakan dalam penelitian ini adalah tokoh panakawan . menurut ensiklopedi sunda(2000) panakawan adalah pengiring raja, putera raja atau tokoh utama dalam cerita, panakawan berfungsi sebagai penghubung antara kaum menak dan rakyat jelata. Tokoh panakawan yang cukup terkenal adalah panakawan pihak pandawa yaitu Semar dan ketiga anaknya yaitu Cepot, Dewala dan Gareng. Wayang yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tokoh Semar dan Cepot (antara ayah dengan anak) dengan tujuan untuk memudahkan penggunaan basa loma dalam percakapan sehari-hari.

E. Teknik dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya :

a. Observasi, obsevasi dilakukan untuk melihat dan mengamati aktifitas anak dalam kegiatan pembelajaran dan juga untuk mengamati kemampuan siswa.

b. Catatan lapangan, catatan lapangan dilakukan untuk mencatat hasil temuan / kejadian penting selama pelaksanaan pembelajaran bahasa sunda. Dalam kegiatan ini hasil penemuan penulis dan guru didiskusikan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Adapun yang dicatat dan didiskusikan dalam catatan lapangan adalah terkait persepsi guru, aktivitas dan sikap anak-anak dalam kegiatan pembelajaran kosakata bahasa sunda dengan menggunakan media wayang golek.

c. Dokumentasi, pengumpulan data melalui dokumentasi tertulis yang dikeluarkan oleh lembaga / pihak sekolah, sebagai sumber informasi atau sumber data serta berupa foto-foto saat subjek dalam kegiatan pembelajaran bahasa sunda dimana foto-foto tersebut dijadikan sebagai data pelengkap.


(29)

28

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen penelitian ini diperoleh dari hasil penjabaran dan pengembangan dari teori tahap penguasaan tahap kosakata yang dikemukakan oleh Tarigan, 1994 serta kurikulum PAUD Permen 58 Tahun 2009.

Adapun materi pembelajaran yang digunakan Tagiran, 1994. Penulis membatasi topik penguasaan kosakata ini hanya pada dua unsur yaitu kosakata bagian tubuh dan kosakata kerja. Sebagaimana dua unsur tersebut adalah unsur yang sesuai dengan materi pembelajaran di sekolah.


(30)

29

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG GOLEK

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator

Teknik Pengumpulan

Data

Sumber

Data Ket.

A. Penguasaan kosakata bahasa

sunda anak

taman

kanak-kanak

1.Penguasaan reseptif (kemampuan

menyimak dan

membaca

a.Menyimak perkataan orang lain (bahasa

ibu atau bahasa

lainya)

1.Mendengarkan perkataan

guru dalam bahasa sunda 2.Memahami perkataan guru

dalam bahasa sunda

Observasi Guru

b. Penguasaan produktif (kemampuan mengungkap bahasa)

a.Menyebutkan kata-kata yang dikenal b.Mengulang kalimat

sederhana

1.Menyebutkan nama bagian tubuh dalam bahasa sunda

 Mata-soca  Hidung-pangambung  Telinga-cepil  Kepala-mastaka  Tangan-panangan  Kaki-sampean  Pundak-taktak


(31)

30

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Lutut-tuur

 Perut-patuangan

 Mulut-lambe

2.Menyebutkan kata kerja dalam bahasa sunda

Makan-emam

Mandi-ibak

Minum-nginum

Tidur-kulem

Duduk-diuk

Berjalan-lempang

Berlari-lumpat

Bicara-nyarios

Berdiri-ngadeg

3. -Menyebutkan kembali kata-kata yang didengar dari guru dengan benar. -Anak dapat mengulang

kosa kata Bahasa Sunda yang diucapkan guru

4. -Menjawab pertanyaan

sederhana dari guru

-Anak dapat menjawab

pertanyaan dari guru


(32)

31

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunda kata kerja dan

anggota tubuh.

A.Media wayang

golek

B. Persiapan 1) Perumusan tujuan

pembelajaran 2) Perencanaan materi 3) Pemilihan

media/sumber belajar

4) Penentuan evaluasi

5) Kurikulum

pembelajaran yang digunakan

6) Perencanaan

Rancangan Kegiatan

Mingguan (RKM)

7) Perencanaan

Rancangan

Kegiatan Harian (RKH)

Observasi Guru

C. Penilaian 1) Anak menjawab

pertanyaan guru

yang diperankan

oleh wayang golek


(33)

32

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Setiap jawaban anak

memiliki nilai 1 poin


(34)

33

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Lembar Pedoman Observasi Kosakata Anak

LEMBAR PEDOMAN OBSERVASI KEMAMPUAN KOSAKATA ANAK SIKLUS I

Nama Anak : Hari, tanggal :

No Item Pernyataan Perkembangan

BSB BSH BCB BB 1 Anak dapat menyebutkan kata “Soca/ Panon”

2 Anak dapat menyebutkan kata “Pangambung/ Irung”

3 Anak dapat menyebutkan kata “Cepil/ Ceuli” 4 Anak dapat menyebutkan kata “Panangan/

Leungeun”

5 Anak dapat menyebutkan kata “Sampean/ Suku”

6 Anak dapat menyebutkan kata “Tuur” 7 Anak dapat menyebutkan kata “Patuangan/

Beuteung”

8 Anak dapat menyebutkan kata “Lambey/ Biwir”

9 Anak dapat menyebutkan kata “Emam/ Dahar”

10 Anak dapat menyebutkan kata “Ibak/ Mandi” 11 Anak dapat menyebutkan kata “ Eueut/

Nginum”

12 Anak dapat menyebutkan kata”Ameng/ Ulin” 13 Anak dapat menyebutkan kata “Calik/ Diuk” 14 Anak dapat menyebutkan kata “Lumpat” 15 Anak dapat menyebutkan kata ”Ngadeg/


(35)

34

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penjelasan :

BSB = Berkembang Sangat Baik (poin 4) BSH = Berkembang Sesuai Harapan (poin 3) BCB = Berkembang Cukup Baik (poin 2) BB = Belum Berkembang (poin 1)

Kriteria penilaian :

BSB = Anak dapat menyebutkan dan memahami kosakata dengan benar dan jelas BSH = Anak dapat menyebutkan kosakata dengan jelas dan benar

BCB = Anak dapat menyebutkan kosakata dengan dibantu ibu guru


(36)

35

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Lembar Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN Nama yang diobservasi :

Usia : :

Hari/ tanggal :

Observer :

... ... ... ... ... ... ... ... ...

Karawang, Mengetahui’

Kepala TK Negeri Pembina Jatisari Observer


(37)

36

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Tini Rohaetin, S.Pd) (Eneng Reni Safa’ah)

Adapun prosedur penghitungan pada penelitian ini adalah setiap poin yang didapat setiap anak dijumlahkan secara keseluruhan kemudian dibagi jumlah indikator yang ada dengan begitu didapatkan nilai rata-rata setiap kategori yang anak capai.

Tabel 3.5

Lembar Observasi Guru dalam Menggunakan Media Wayang Golek

LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG GOLEK

Hari/ Tanggal :

Nama Guru :

Nama TK :

No Uraian Ya Tidak Keterangan

1 Guru mempersiapkan RKH yang berisi: a. Tujuan pembelajaran

b. Materi pembelajaran c. Teknik pembelajaran d. Media pembelajaran e. Evaluasi pembelajaran

1.Catatan penilaian anak 2.Buku penilaian anak 2 Kegiatan awal

a. Melakukan apersepsi b. Menyiapkan Materi 3 Kegiatan inti

a. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan

b. Menjelaskan media wayang golekyang digunakan

c. Memberi kesempatan kepada anak untuk bercakap-cakap

d. Mengulang materi pembelajaran 4 Kegiatan akhir


(38)

37

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kegiatan yang telah dilakukan

b. Memberi kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapatnya selama mengikuti pembelajaran

Karawang

Guru Kelompok B2


(39)

69

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Sebagaimana hasil dari penelitian yang peneliti peroleh dari berbagai data temuan di TK Negeri Pembina Jatisari, keseluruhan data tersebut dijadikan dasar simpulan dari penelitian ini. Akhirnya peneliti dapat mengambil simpulan penelitian sebagai berikut :

1. Kondisi awal di TK Negeri Pembina Jatisari pada penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak sebelum sebelum diberikan kegiatan bercerita dengan media wayang golek pada kelompok B2 belum optimal. Hal ini dapat disebabkan berbagai macam faktor diantaranya pelaksanaan pembelajaran yang belum maksimal, belum menggunakan media, pada saat pembelajaran anak hanya mengulang-ulang perkataan dari guru sehingga anak tidak dapat terkondisikan dalam setiap pembelajaran serta jarang digunakannya Bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari

2. Implementasi kegiatan bercerita dengan menggunaan media wayang golek sebagai penunjang untuk meningkatkan pengasaan kosakata Bahasa Sunda anak dinilai cukup epektif. Hal ini terbukti dari antusias anak untuk belajar kosakata Bahasa Sunda melalui media wayang golek dengan tokoh cepot dan semar.

3. Setelah menggunakan kegiatan bercerita dengan media wayang golek kemampuan anak dalam penggunaan kosakata Bahasa Sunda di kelompok B2 TK Negeri Pembina Jatisari setelah digunakan media wayang golek menunjukan peningkatan dari sebelum diberi tindakan (pra-siklu). Pada siklus 1 dan siklus II kemampuan kosakata Bahasa Sunda anak berkembang secara optimal. Pada siklus I kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) 9%, pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 42%, pada kategori Berkembang Cukup Baik (BCB) 49%dan pada kategori Belum Berkembang (BB) 0 %. Sedangkan pada siklus II kemampuan anak mengalami


(40)

70

peningkatan pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) 56,33%, pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 43 %, pada kategori Berkembang Cukup Baik (BCB) 0, 67% dan pada kategori Belum Berkembang (BB) 0%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan dari hasil penelitian mengenai peningkatan kosakata Bahasa Sunda anak melalui metode bercerita dengan media wayang golek terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang –pihak yang terkait antara lain :

1. Bagi Guru

a. Dapat memberikan alternative pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan guru dalam proses pembelajaran penguasaan kosakata Bahasa Sunda yang lebih menarik.

b. Dengan metode bercerita dengan media wayang golek, guru sebagai pendidik diharapkan mampu memberikan materi pembelajaran yamg lebih variatif.

c. Penggunaan wayang golek bisa menjadi salah satu strategi pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Sunda .

2. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan dapat menyediakan atau mempasilitasi pembelajaran dengan penyediaan media pembelajaran yang lebih lengkap.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang akan datang, diharapkan dapat mengembangkan media wayang golek ini dengan metode pembelajaran dan metode bercerita yang lebih menarik dan variatif yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta dapat melengkapi kekurangan yang terdapat pada penelitian ini.


(41)

71

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Aisah,Iis. (2011). Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Melalui Media BerceritaDengan menggunakan Media Gambar. Bandung: UPI

Arikunto, S. Suharjono. Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Bagus. (2012,Januari. Contoh Proposal PTK PAUD.

http://smkbagus.blogspot.com/2012/01/contoh-proposalptk-paudpengembangan.html dilihat tanggal 03 Juni 2014

Dinas Pendidikan (2006). StandarKompetensi Mata Pelajaran Bahasa Sunda Untuk Anak Taman Kanak-kanak. Bandung: DinasPendidikan Jawa Barat Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta Haryono (2010), Motivasi Belajar Anak

http://belajar-psikologi.blogspot.com/2010/07/pengertian-motivasi-belajar.html dilihat tanggal 05 Juni 2014

Juniarti, Indah,N.R (2013). Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak TK Dengan Menggunakan Media Poto. Skrpsi pada FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Koentjaraningrat. (1987). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Kurnia, Ganjar (2003). Wayang Golek. http://id.wikpedia.org/wiki/sunda dilihat tanggal 03 Juni 2014

Rasmita, Dana (1997). Pangrumat Basa Panunjang Pangajaran Bahasa Sunda. Bandung: Dananjaya

Riwayati,Rike.(2012,Desember). Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. http://rike- rikeriwayanti.blogspot.com/2012/12/perkembangan-bahasa-untuk-anak-usia-dini.html dilihat tanggal 03 Juni 2014

Sagala, Syaiful. 2007, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung Alfabeta Sedyawati, Edi. (2006). Budaya Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada Septriani, Nadia (1990). Bercerita Anak Usia Dini.

http://nadiaseptriani90.blogspot.com/2013/01/friendrich-wilhelm-froebel.html dilihat tanggal 03 Juni 2014


(42)

72

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sudarma, Djaja. Wahid, A. (1987). Gramatika Sunda.Bandung: Paramaartha Suryani, Elis, N.S. (2013) Maher Bahasa Sunda. Bandung: Alqaprint

Pateda, Mansoer. (2011). Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa

Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI


(1)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Tini Rohaetin, S.Pd) (Eneng Reni Safa’ah)

Adapun prosedur penghitungan pada penelitian ini adalah setiap poin yang didapat setiap anak dijumlahkan secara keseluruhan kemudian dibagi jumlah indikator yang ada dengan begitu didapatkan nilai rata-rata setiap kategori yang anak capai.

Tabel 3.5

Lembar Observasi Guru dalam Menggunakan Media Wayang Golek

LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG GOLEK

Hari/ Tanggal :

Nama Guru :

Nama TK :

No Uraian Ya Tidak Keterangan

1 Guru mempersiapkan RKH yang berisi: a. Tujuan pembelajaran

b. Materi pembelajaran c. Teknik pembelajaran d. Media pembelajaran e. Evaluasi pembelajaran

1.Catatan penilaian anak 2.Buku penilaian anak 2 Kegiatan awal

a. Melakukan apersepsi b. Menyiapkan Materi 3 Kegiatan inti

a. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan

b. Menjelaskan media wayang golekyang digunakan

c. Memberi kesempatan kepada anak untuk bercakap-cakap

d. Mengulang materi pembelajaran 4 Kegiatan akhir


(2)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kegiatan yang telah dilakukan

b. Memberi kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapatnya selama mengikuti pembelajaran

Karawang

Guru Kelompok B2


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Sebagaimana hasil dari penelitian yang peneliti peroleh dari berbagai data temuan di TK Negeri Pembina Jatisari, keseluruhan data tersebut dijadikan dasar simpulan dari penelitian ini. Akhirnya peneliti dapat mengambil simpulan penelitian sebagai berikut :

1. Kondisi awal di TK Negeri Pembina Jatisari pada penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak sebelum sebelum diberikan kegiatan bercerita dengan media wayang golek pada kelompok B2 belum optimal. Hal ini dapat disebabkan berbagai macam faktor diantaranya pelaksanaan pembelajaran yang belum maksimal, belum menggunakan media, pada saat pembelajaran anak hanya mengulang-ulang perkataan dari guru sehingga anak tidak dapat terkondisikan dalam setiap pembelajaran serta jarang digunakannya Bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari

2. Implementasi kegiatan bercerita dengan menggunaan media wayang golek sebagai penunjang untuk meningkatkan pengasaan kosakata Bahasa Sunda anak dinilai cukup epektif. Hal ini terbukti dari antusias anak untuk belajar kosakata Bahasa Sunda melalui media wayang golek dengan tokoh cepot dan semar.

3. Setelah menggunakan kegiatan bercerita dengan media wayang golek kemampuan anak dalam penggunaan kosakata Bahasa Sunda di kelompok B2 TK Negeri Pembina Jatisari setelah digunakan media wayang golek menunjukan peningkatan dari sebelum diberi tindakan (pra-siklu). Pada siklus 1 dan siklus II kemampuan kosakata Bahasa Sunda anak berkembang secara optimal. Pada siklus I kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) 9%, pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 42%, pada kategori Berkembang Cukup Baik (BCB) 49%dan pada kategori Belum Berkembang (BB) 0 %. Sedangkan pada siklus II kemampuan anak mengalami


(4)

peningkatan pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) 56,33%, pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 43 %, pada kategori Berkembang Cukup Baik (BCB) 0, 67% dan pada kategori Belum Berkembang (BB) 0%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan dari hasil penelitian mengenai peningkatan kosakata Bahasa Sunda anak melalui metode bercerita dengan media wayang golek terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang –pihak yang terkait antara lain :

1. Bagi Guru

a. Dapat memberikan alternative pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan guru dalam proses pembelajaran penguasaan kosakata Bahasa Sunda yang lebih menarik.

b. Dengan metode bercerita dengan media wayang golek, guru sebagai pendidik diharapkan mampu memberikan materi pembelajaran yamg lebih variatif.

c. Penggunaan wayang golek bisa menjadi salah satu strategi pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Sunda .

2. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan dapat menyediakan atau mempasilitasi pembelajaran dengan penyediaan media pembelajaran yang lebih lengkap.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang akan datang, diharapkan dapat mengembangkan media wayang golek ini dengan metode pembelajaran dan metode bercerita yang lebih menarik dan variatif yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta dapat melengkapi kekurangan yang terdapat pada penelitian ini.


(5)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aisah,Iis. (2011). Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Melalui Media BerceritaDengan menggunakan Media Gambar. Bandung: UPI

Arikunto, S. Suharjono. Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Bagus. (2012,Januari. Contoh Proposal PTK PAUD.

http://smkbagus.blogspot.com/2012/01/contoh-proposalptk-paudpengembangan.html dilihat tanggal 03 Juni 2014

Dinas Pendidikan (2006). StandarKompetensi Mata Pelajaran Bahasa Sunda Untuk Anak Taman Kanak-kanak. Bandung: DinasPendidikan Jawa Barat Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta Haryono (2010), Motivasi Belajar Anak

http://belajar-psikologi.blogspot.com/2010/07/pengertian-motivasi-belajar.html dilihat tanggal 05 Juni 2014

Juniarti, Indah,N.R (2013). Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak TK Dengan Menggunakan Media Poto. Skrpsi pada FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Koentjaraningrat. (1987). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Kurnia, Ganjar (2003). Wayang Golek. http://id.wikpedia.org/wiki/sunda dilihat tanggal 03 Juni 2014

Rasmita, Dana (1997). Pangrumat Basa Panunjang Pangajaran Bahasa Sunda. Bandung: Dananjaya

Riwayati,Rike.(2012,Desember). Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. http://rike- rikeriwayanti.blogspot.com/2012/12/perkembangan-bahasa-untuk-anak-usia-dini.html dilihat tanggal 03 Juni 2014

Sagala, Syaiful. 2007, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung Alfabeta Sedyawati, Edi. (2006). Budaya Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada Septriani, Nadia (1990). Bercerita Anak Usia Dini.

http://nadiaseptriani90.blogspot.com/2013/01/friendrich-wilhelm-froebel.html dilihat tanggal 03 Juni 2014


(6)

Eneng Reni Safa’ah, 2014

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa sunda anak melalui metode bercerita dengan media Wayang Golek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sudarma, Djaja. Wahid, A. (1987). Gramatika Sunda.Bandung: Paramaartha Suryani, Elis, N.S. (2013) Maher Bahasa Sunda. Bandung: Alqaprint

Pateda, Mansoer. (2011). Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa

Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI


Dokumen yang terkait

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG Upaya Mengembangkan Kemampuan Bahasa Lisan Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi I Towangsan Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 17

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG Upaya Mengembangkan Kemampuan Bahasa Lisan Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi I Towangsan Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI ANAK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG BONEKA Upaya Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Media Wayang Boneka Di Kelompok A TK Dharma Wanita, Krendowa

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI ANAK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG BONEKA Upaya Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Media Wayang Boneka Di Kelompok A TK Dharma Wanita, Krendowa

0 2 12

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUIMETODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR YANG DIBUAT Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Lisan Melalui Metode Bercerita Dengan Media Gambar Yang Dibuat Anak Sendiri Pada Anak Kelompok B Di BA ‘Aisyiyah 3 Basin

0 2 18

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BARANG BEKAS Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Media Barang Bekas Pada TK 03 Kaliwuluh Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

0 1 12

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA WAYANG.

0 6 51

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR.

0 5 45

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA PADA TK PERTIWI PULUHAN I Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita.

0 1 14

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita.

0 1 5