PERAN AGENT OF CHANGE PADA KOMUNITAS MASYARAKAT SADAR LINGKUNGAN (MY DARLING) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Studi pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan di RW 11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Bandung.

(1)

PERAN AGENT OF CHANGE PADA KOMUNITAS MASYARAKAT SADAR LINGKUNGAN (MY DARLING) DALAM MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(Studi pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan di RW 11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Sarjana Departemen Pendidikan Luar Sekolah

Disusun oleh: Pertiwi Muslim

1000844

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2015


(2)

PERAN

AGENT OF CHANGE

PADA KOMUNITAS

MASYARAKAT SADAR LINGKUNGAN (MY DARLING) DALAM

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(Studi pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan di RW 11

Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Bandung)

Oleh Pertiwi Muslim

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Pertiwi Muslim

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

(4)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pertiwi Muslim, Peran Agent Of Change Pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan (My Darling) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (studi Pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan Di RW 11 Kelurahan Cibangkong Batununggal Bandung). Departemen Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI Tahun 2015.

Penelitian ini membahas mengenai peran yang dilakukan agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengkaji peran agent of change pada komunitas My Darling, (2) mengetahui kegiatan anggota komunitas My Darling dalam pemanfaatan baran bekas di RW 11, (3) mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pemanfaatan barang bekas dan (4) mendeskripsikan tingkat kesejahteraan masyarakat anggota komunitas My Darling.

Teori yang mendasari pada penelitian ini diantaranya: konsep peran agent of change, konsep pemberdayaan dalam pendidikan nonformal, konsep kesejahteraan sosial dan konsep perencanaan program.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan triangulasi. Subjek penelitian berjumlah 3 orang yaitu pengelola komunitas My Darling serta informan berjumlah 2 orang yaitu aanggota komunitas My Darling.

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: 1) peran agent of change pada komunitas My Darling mempunyai peran fungsional yaitu sebagai penggerak dalam masyarakat untuk melakukan perubahan, pemberi pemecahan masalah dan penghubung masyarakat. 2) kegiatan anggota komunitas dalam pemanfaatan barang bekas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. 2) faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan pemanfaatan barang bekas. yaitu dukungan yang diberikan oleh kepala daerah tersebut dan keunggulan hasil karya yang dihasilkan oleh anggota, serta faktor penghambat yaitu ketersedian alat yang sedikit dan banyaknya kegiatan pemanfaatan barang bekas yang dilakukan oleh komunitas lain. 4) tingkat kesejahteraan masyarakat anggota komunitas My Darling adanya peningkatan pendapatan yang terjadi dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak, serta dampak positif bagi lingkungan dengan pedulinya masyarakat Cibangkong terhadap kelestarian lingkungan.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah agen perubahan di komunitas My Darling ini mempunyai peran sentral di lingkungan RW 11, yaitu sebagai penggerak, pemberi pemecahan masalah, dan penghubung. Kegiatan anggota komunitas dalam pemanfaatan barang bekas terdiri dari menentukan kebutuhan masyarakat, merumuskan tujuan, menentukan prioritas kegiatan, penentuan waktu pelaksanaan, tahapan pelaksanaan kegiatan, partisipasi masyarakat yang antusias dan peran agent of change pada kegiatan tersebut. Adanya evaluasi dan tindak lanjut, evaluasi yang digunakan adalah evaluasi kegiatan. Adanya faktor pendukung dan penghambat yang terbagi menjadi faktor internal dan eksternal. Terdapat peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh anggota setelah mengikuti kegiatan di komunitas My Darling yang memberikan dampak positif bagi diri dan lingkunga sekitarnya.

Kata Kunci : Agen Perubahan (agent of Change), Komunitas, Pemberdayaan, Pemanfaatan Barang Bekas.), Komunitas, Pemberdayaan, Pemanfaatan Barang Bekas.


(5)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat


(6)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The Role Of Agent Of Change On Environmentalist Society (My Darling) In Improving Villagers’ Prosperity (Study On Environmentalist Society In RW 11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Bandung). Departement Of Nonformal Education. Faculty Of Education, Indonesia University Of Education. 2015.

This research studies about the roles which are done by the agents of change on

environmentalist society or so called My darling in improving people’s prosperity. This study

aims (1) to examine the role of agent of change in my darling community (2) to discover the activity of the members of My darling community in recycling items (3) to discover the supporting factors and obstacles in recycling activity (4) to describe the prosperity level of the members of My darling community.

The research is based on several theories such as: role concept of agent of change, empowerment concept in non-formal education, social prosperity concept and program planning concept.

This research uses descriptive method by using qualitative approach. the data were collected by doing observation, interview, documentary study and triangulation. There are three people who have been used as the subject for this research, they are: My darling community organizer and two informants who were taken from the members of My darling community.

Based on the data analysis and discussion of the results obtained as follows: 1) the role of agent of change in the community My Darling has a functional role, namely as a driving force in society to make changes, the giver of problem-solving and community liaison. 2) community members in activities utilization of used goods consist of planning, implementation, evaluation and follow-up. 3) The supporting and restricting factors in the implementation of the activities of the utilization of used goods. the support provided by the head of the area and the primacy of the work produced by members, as well as the factors restricting the availability of the tools are few and many thrift utilization activities carried out by other communities. 4) the prosperity levels of community welfare community member My Darling an increase in income that occurs can be seen from the correct fulfillment of daily necessities, children's education, as well as a positive impact for the environment.

The conclusions from the results of this research are the agents of change in the community My Darling has a central role in the RW 11, namely as the driving force, the giver of problem solving, and liaison. Community members in activities utilization of used goods consist of determining community needs, formulating objectives, determine priorities, timing of implementation, phase of activity, the enthusiastic public participation and the role of agent of change on such activities. An evaluation and follow-up, evaluation is the evaluation of activities. The presence of the inhibitor and the supporting factors are divided into internal and external factors. There is a growing revenue generated by members of the community activities after following My Darling who gives a positive impact for themselves and the surrounding environment


(7)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah ... 1

Identifikasi Masalah ... 7

Rumusan Masalah Penelitian ... 7

Tujuan penelitian ... 8

Manfaat Penelitian... 8

Struktur Organisasi Pemulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Peran Agent of Change... 11

1.Pengertian Peran ... 11

2.Konsep Agent of Change ... 11

3.Peran Agen Perubahan (Agent of Change) ... 16

B. Pemberdayaan dalam Pendidikan Nonformal ... 19

1.Pengertian Pemberdayaan ... 19

2.Strategi Pemberdayaan ... 24

3.Pendidikan Nonformal dalam Pemberdayaan Masyarakat ... 24

C. Konsep Kesejahteraan Sosial ... 28

1.Pengertian Kesejahteraan Sosial ... 28

2.Pendekatan Pembangunan Kesejahteraan Sosial ... 34


(8)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

1.Lokasi Penelitian ... 39

2.Subjek Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 40

C. Metode Penelitian... 41

D. Definisi Operasional ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 44

G. Tehnik Pengumpulan Data ... 44

H. Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 48

1. Lokasi dan Kondisi Penelitian di RW 11 Keluarahan Cibangkong 48 2. Keadaan Penduduk ... 49

B. Sejarah Terbentuknya Komunitas My Darling... 49

1. Identitas Komunitas My Darling ... 53

C. Identitas Subjek dan Informan Penelitian ... 53

1. Profil Subjek Penelitian P1 ... 54

2. Profil Subjek Penelitian P2 ... 55

3. Profil Subjek Penelitian P3 ... 55

4. Profil Informan Peneltian M1 ... 55

5. Profil Informan Penelitian M2 ... 56

D. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56

1. Gambaran Peran Agent Of Change Pada Komunitas My Darling 57 a. Peran Manifes ... 57

b. Peran Laten ... 59

c. Peran Fungsional ... 61

2. Gambaran Kegiatan Anggota Komunitas My Darlin Dalam Pemanfaatan Barang Bekas ... 65

a. Tahap Perencanaan ... 65

b. Tahap Pelaksanaan ... 68

c. Evaluasi dan Tindak Lanjut ... 74 3. Gambaran Faktor Pendukung Dan Penghambar Dalam Kegiatan


(9)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemanfaatan Barang Bekas ... 79

a. Faktor Pendukung ... 79

b. Faktor Penghambat ... 80

4. Gambaran Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Anggota Komunitas My Darling ... 81

a. Peningkatan Standar Hidup ... 81

b. Peningkatan Keberdayaan ... 82

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

1. Peran Agent Of Change Pada Komunitas My Darling ... 85

2. Kegiatan Anggota Komunitas My Darling Dalam Pemanfaatan Barang Bekas Di RW 11 ... 92

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Kegiatan Pemanfaatan Barang Bekas Di Komunitas My Darling... 96

4. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Anggota Komunitas My Darling ... 97

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 105


(10)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Hal


(11)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Hal


(12)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Hal


(13)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Hal Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 110 Pedoman Wawancara Pengelola ... 113 Pedoman Wawancara Anggota ... 119 Lampiran 1

Catatan Hasil Wawancara Mengenai Peran Agent Of Change

Pada Komunitas My Darling (Wawancara Terhadap Pengelola) ... 123 Lampiran 2

Catatan Hasil Wawancara Kegiatan Anggota Komunitas My Darling Dalam Pemanfaatan Barang Bekas (Wawancara Terhadap Pengelola dan Anggota) ... 137 Lampiran 3

Catatan Hasil Wawancara Mengenai Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pelaksaan Kegiatan Pemanfaatan Barang Bekas (wawancara Terhadap Pengelola Dan Anggota) ... 154 Lampiran 4


(14)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anggota Komunitas My Darling


(15)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan sebagai suatu kegiatan nyata dan berencana, menjadi menonjol sejak selesainya perang dunia II. Inayatullah (dalam Nasution, hlmn 28) mengungkapkan bahwa pembangunan adalah perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungannta dan terhadapa tujuan politiknya, dan yang memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri. Sedangkan hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat indonesia seluruhnya. Hal ini memiliki arti bahwa pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional.

Pelaksanaan pembangunan mancakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah, dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan bangsa lain yang lebih maju. Oleh karena itu, sesungguhnya pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara benar, adil, dan merata,


(16)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaran negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila.


(17)

3

Pembangunan (development) secara umum identik dengan proses perubahan yang direncanakan, atau perbaikan kondisi menuju ke arah yang lebih baik. Pembangunan adalah sebuah upaya mencapai kemajuan bagi umat manusia. Secara umum pembangunan seringkali dikaitkan dengan pencapaian dan peningkatan kesejahteraan secara ekonomis. Pembangunan merupakan perubahan dalam pemenuhan kebutuhan dalam peningkatan kualitas hidup. Kata kunci dari konsep pembangunan adalah perubahan, pertumbuhan, pemenuhan kebutuhan, peningkatan martabat dan harga diri.

Hal ini menunjukan bahwa pembangunan bukan saja pada pertumbuhan ekonomi semata namun yang lebih penting adalah perbaikan kualitas kehidupan diri, sosial, dan lingkungan meningkat lebih baik. Seringkali bahwa pembangunan yang diterpaan oleh pemerintah adalah pembanguna secara fisik seperti membangun sarana dan prasarana lainnya. Pembangunan tersebut kurang bisa meningkatkan kualitas manusia sebagai konsekuensi pembangunan non fisik terabaikan. Kualitas SDM menjadi lemah, kurang mandiri dan sulit bersaing. Akibatnya mutu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan utama pembangunan sulit untuk bisa tercapai. Oleh karena itu, pada tahun 2000 kepala negara dari seluruh dunia atas studi dan kesimpulan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat untuk mengarahkan dan mengukur pembangunan berbasis manusia dan masyarakat itu sendiri dalam suatu paket yang disebut sebagai

Millenium Development Goals (MDGs). Terdapat delapan kesepakatan dalam

MDGs yang akan ditindak lanjuti di negara-negara yang mengikutinya. Dalam MDGs yang menjadi titik sentral pembangunan adalah manusia, atau pembangunan yang berpusat pada peningkatan kualitas kehidupan manusia. Pembangunan yang berpusat kepada manusia juga harus berbasis pada kebutuhan dan potensi masyarakat.

Pembangunan aspek kehidupan bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat indonesia bisa terwujud dengan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. Konsep pendidikan nonformal dalam kerangka pembangunan masyarakat dapat dilihat dari dua sisi peran, pertama masyarakat sebagai sumberdaya pembelajaran, dan kedua masyarakat sebagai sasaran pembelajaran (Kamil, 2009 hlm 48). Pemberdayaan masyarakat juga dapat dipahami dengan dua cara pandang. Pertama, pemberdayaan dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri


(18)

4

masyarakat. Posisi masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan dalam posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak) yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari tanggung jawab negara. Pemberian layanan publik (kesehatan, pendidikan, perumahan, transportasi dan seterusnya) kepada masyarakat tentu merupakan tugas (kewajiban) negara secara given. Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan kapasitas mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan dan sumber daya nya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri, dan ikut menentukan proses politik di ranah negara. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan pemerintahan.

Dalam setiap masyarakat tentu perlu adanya tokoh masyarakat atau agen perubah sosial sehingga mampu membuat masyarakat menjadi maju dan berkembang. Menurut Chamber dalam Anwas (2014, hlm 55) bahwa individu yang diberdayakan adalah orang miskin yang seringkali tidak memiliki daya untuk berjuang karena sudah dilumpuhkan. Oleh karena itu dalam pemberdayaan dibutuhkan peran orang luar. Orang luar ini disebut juga Agent of change yang memiliki tugas untuk memberdayakan adalah kalangan petugas pembangunan baik formal maupun nonformal.

Dengan kata lain, tokoh masyarakat dapat juga dikatakan sebagai agen perubahan sosial yang telah memiliki pengalaman dan memiliki kepercayaan oleh setiap anggota masyarakat. Tugas pelaku pemberdayaan adalah mendorong, menciptakan individu serta masyarakat untuk mampu melakukan perubahan perilaku menuju ke arah kemandirian (berdaya) seperti yang dpaparkan oleh Anwas, 2014 hlm 55). Perubahan perilaku ini baik dari aspek pengetahuan, sikap, mapun keterampilan yang bergunan utnuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraannya. Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan


(19)

5

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1, ayat (8)). Inti pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat, sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah dapat membuat masyarakat menjadi mandiri terutama dari kemiskinan dan ketidakberdayaan. Kemiskinan dapat dilihat dari indikator pemenuhan kebutuhan dasar yang belum mencukupi. Kebutuhan dasar itu, mencakup pangan, pakaian, papan, kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Teori pemberdayaan menempatkan partisipasi di dalam konteks akar rumput (grass root) untuk memahami aset aset yang dimiliki guna mencapai keinginan, bagaimana mereka sejauh ini menangani permasalahannya, aktivitas serta sumber daya lain apa yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan mereka, dan bagaimana keinginan mereka saat ini mampu meningkatkan kemampuannya dalam menciptakan masa depan.

Lokasi penelitian ini dilakukan di RW 11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal. Lokasi ini berada di tempat pemukiman padat penduduk di tengah kota Bandung, yang terdapat banyak sampah yang menumpuk dengan mengeluarkan bau tidak sedap dan tidak layak untuk di pandang. Lokasi tersebut sangat memprihatinkan, dengan kondisi lingkungan fisik yang kurang sedap dipandang mata. Selain pemukiman yang padat penduduknya, ditambah banyaknya bangunan yang kurang layak huni, terdapat banyaknya sampah yang menjadi fokus utama berkurangnya keindahan pemukiman ini. Sampah berserakan dimana saja, hampir disetiap lahan kosong sampah plastik terlihat berserakan, bahkan gang kecil pun tidak luput didominasi sampah plastik yang bertebaran menutupi permukaan jalan, dan juga sungai yang melintas di kawasan Cibangkong memiliki warna yang sudah tercemar yaitu hitam pekat, air yang hanya sedikit mengalir, disumbat oleh sampah-sampah keluarga yang banyak terdapat di bahu sungai maupun di dalam sungainya. Hal ini sangat memprihatinkan apabila kita melihat disebelah utara dari kawasan Cibangkong dapat dilihat gedung mewah, tinggi dan besar berada. Kawasan Cibangkong


(20)

6

bersebalahan dengan kawasan hiburan dan dapat disebut salah satu mega mall yang ada di kota Bandung yaitu kawasan terpadu Trans Studio.

Melihat kondisi lingkungan fisik tersebut, muncul kepedulian seorang istri dari petugas sampah tersebut yang memikirkan nasib lingkungannnya, dengan diadakannya komunitas My Darling dapat banyak membantu warga dalam mengurangi sampah yang menumpuk dan menambah penghasilan warga setempat. Tempat untuk pengolahan sampah berlokasi di tengah rumah warga setempat. Namun warga tidak merasa risau dengan adanya tempat untuk pemilihan sampah organik maupun anorganik.

Melihat fakta dan merasakan langsung dampak pencemaran lingkungan terhadap keberlangsungan hidup masyarakat daerah Cibangkong kota Bandung, lahirlah komunitas My Darling yang memiliki kepanjangan masyarakat sadar lingkungan yang memiliki tujuan sesuai dengan namanya. Komunitas ini dipelopori dan digerakan oleh seorang ibu muda istri dari seorang suami yang bekerja sebagai pemungut sampah di daerah tersebut. Mantan pengamen jalanan ini menjadi penggerak warga daerah sekitarnya dalam menyadarkan tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta dampak yang akan terasa dan terjadi apabila masalah sampah tidak diperhatikan bersama-sama oleh masyarakat Cibangkong. Komunitas yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup mulanya adalah berbentuk bank sampah bagi masyarakat Cibangkong. Upaya yang dilakukan oleh komunitas My Darling pun berkaitan dengan upaya menyadarkan masyarakat akan kebersihan lingkungan yaitu dengan cara pemanfaatan sampah secara langsung. Pemanfaatan sampah secara langsung ini dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga yang sebelumnya telah diberikan pelatihan oleh pengurus komunitas My Darling tersebut dalam pemanfaatan sampah. Kegiatan pemanfaatan yang dilakukan oleh ibu-ibu ini memiliki harga jual sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.

Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas My Darling ini adalah konsep yang sudah di gagas oleh banyak orang. Konsep tersebut itu adalah 3R, yaitu Reuse (Menggunakan Kembali), Reduce (Mengurangi), dan Recycle (Mendaur Ulang).


(21)

7

Masyarakat RW 11 pun berinisiatif untuk memisahkan sampah organik dan non-organik. Sampah organik dijadikan pupuk sedangkan yang non-organik dijadikan berbagai kerajinan tangan seperti tas, bros, dompet, yang mempunyai nilai jual. Selain bernilai ekonomis, pemilahan sampah ini juga bisa mengurangi bau busuk yang ditimbulkan oleh sampah tersebut.

Masyarakat sekitar rumah Ibu Dewi kini mulai menyadari bahwa sampah bisa didaur ulang dan dikelola dengan baik. Perlahan, masyarakat mulai ikut terlibat dalam pengurusan bank sampah. Dulu sampah menggunung dan menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan Cibangkong ini. Kini, tumpukan sampah berkurang drastis dengan adanya pemilahan dan pemilihan sampah sesuai dengan jenisnya. Dan saat ini kegiatan pembuatan kerajinan dari sampah ini tidak hanya terfokus di RT 07 saja tapi hampir di setiap RT di RW 11 mempunyai kelompok nya masing-masing dalam pembuatan kerajinan tersebut. Semua kegiatan My Darling dalam melakukan dan mengembangkan kegiatan ekonomi kreatif dalam membangun perekonomian warga sekitarnya sesuai dengan konsep ekonomi kratif yang dipaparkan oleh para ahli, baik nasional maupun internasional.

Komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) ini mempunyai peran yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup masyarakat di RW 11 Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal. Beberapa pengaruh yang dirasakan oleh masyarakat di daerah tersebut adalah dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan para ibu rumah tangga di RW 11 agar bisa kreatif dan mempunyai keahlian apalagi disaat-saat sekarang persaingan semakin ketat dan kebutuhan ekonomi semakin meningkat selain itu juga dapat berperan aktif dalam melestarikan lingkungan khususnya mengurangi sampah plastik yang kita tahu sendiri susah sekali penanganannya.

Oleh karena itu peneliti mengangkat tema pemberdayaan masyarakat yang bergerak dalam bidang lingkungan sebagai salah satu strategi pemberdayaan dan pembangunan masyarakat, yang berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang peneliti angkat dalam bentuk peran dan partisipasi masyarakat sehingga terjadinya pertumbuhan dan perkembangan


(22)

8

melalui komunitas My Darling. Berdasarkan paparan diatas, penulis melakukan penelitian dengan judul “Peran Agent Of Change Pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan (MY Darling) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan Di Rw

11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Bandung).”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam sebuah penelitian perlu adanya identifikasi yang dimaksudkan agar permasalahan (fakta-fakta) dilapangan bisa diuraikan. Berdasarkan hal tersebut maka masalah yang telah di identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. 2. Di RW 11 sudah ada tempat pembuangan sampah tetapi luas lahan tempat

pembuangan sampah tersebut tidak sesuai dengan volume sampah yang dibuang sehingga daya tampung TPS tersebut tidak mencukupi akibatnya sampah berserakan di pinggir jalan.

3. Sampah yang dibuang bukan hanya berasal dari warga Cibangkong RW 11 saja, melainkan berdatangan dari masyarakat di luar kelurahan Cibangkong sendiri sehingga volume sampah setiap hari nya semakin bertambah banyak. 4. Terdapatnya aktifitas masyarakat di RW 11 Kelurahan Cibangkong yang

peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya yang dimotori oleh sekelompok orang sebagai change agent dalam komunitas My Darling.

5. Selain adanya komunitas ini, terdapat juga sekolah ibu yang memberikan berbagai pengetahuan dan pelatihan terhadap ibu-ibu di sekitar lingkungan RW 11.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana peran yang dilakukan oleh agent of change pada komunitas My Darling dalam meningkatan kesejateran masyarakat?


(23)

9

Untuk menjabarkan rumusan masalah diatas maka disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana peran agent of change pada komunitas My Darling yang berada di masyarakat Cibangkong?

2. Bagaimana kegiatan anggota komunitas My Darling dalam pemanfaatan barang bekas di RW 11 Kelurahan Cibangkong?

3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam kegiatan pemanfaatan barang bekas yang dilakukan oleh komunitas ini?

4. Bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat anggota komunitas My Darling di RW 11 Kelurahan Cibangkong?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran yang dilakukan oleh agent of change pada komunitas My Darling dalam meningkatan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan pertanyaan penelitian diatas, tujuan khusus dari penelitian ini bertujuan :

1. Mengkaji peran agent of change pada komunitas My Darling yang berada di masyarakat Cibangkong.

2. Mengetahui kegiatan anggota komunitas My Darling dalam pemanfaatan barang bekas di RW 11 Kelurahan Cibangkong.

3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pemanfaatan barang bekas yang dilakukan oleh komunitas My Darling.

4. Mendeskripsikan tingkat kesejateraan masyarakat anggota komunitas My Darling di RW 11 Kelurahan Cibangkong.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berkaitan dengan peran komunitas My Darling dalam pemanfaatan barang bekas untuk peningkatan kesejateraan masyarakat. Maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :


(24)

10

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang memperngaruhi mengenai pemanfaatan barang bekas, pengelolaan pendapatan dalam kelompok dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua aspek akademisi sebagai bahan evaluasi juga sebagai motivasi dalam meningkatkan kualitasnya sebagai manusia yang akan berpengaruh terhadap pembangunan masyarakat.

F. Struktur Organisasi Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut ini adalah rencana peneliti membagi pokok-pokok pembahasan yang terdiri dari :

BAB I Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi penelitian.

BAB II Kajian Pustaka

Terdiri dari landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian, yaitu konsep peran agent of change yang terdiri dari pengertian peran, konsep agent of change, dan peran agen perubahan; konsep pemberdayaan dalam pendidikan nonformal yang terdiri dari pengertian pemberdayaan, strategi pemberdayaan dan pendidikan nonformal dalam pemberdayaan masyarakat; konsep kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari pengertian kesejahteraan sosial dan pendekatan pembangunan kesejahteraan


(25)

11

sosial: konsep perencanaan sosial.

BAB III Metode Penelitian

Terdiri atas lokasi dan subjek penelitian, variabel dan pengembangan Indikator, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, tehnik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, langkah-langkah pengolahan dan analisis data, tehnik pengolahan dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, sejarah terbentuknya komunitas My Darling, analisis identitas subjek dan informan penelitian, deskripsi hasil penelitiann, dan pembahasan mengenai hasil penelitian.

BAB V Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan saran mengenai hasil penelitian yang berjudul peran agent of change pada komunitas My Darling dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


(26)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis menyajikan mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, tehnik pengumpulan data, dan analisis data yang dijadikan sebagai dasar bahan pedoman dalam melakukan penelitian serta dalam pengolahannya.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di RW 11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal. Lokasi ini berada di tempat pemukiman padat penduduk di tengah kota Bandung, yang terdapat banyak sampah yang menumpuk dengan mengeluarkan bau tidak sedap dan tidak layak untuk di pandang. Sampah berserakan dimana saja, hampir disetiap lahan kosong sampah plastik terlihat berserakan, bahkan gang kecil pun tak luput didominasi sampah plastik yang beretebaran menutupi permukaan jalan, dan juga sungai yang melintas di kawasan Cibangkong memiliki warna yang sudah tercemar yaitu hitam pekat, air yang hanya sedikit mengalir, disumbat oleh sampah-sampah keluarga yang banyak terdapat di bahu sungai maupun di dalam sungainya. Hal ini sangat memprihatinkan apabila kita melihat disebelah utara dari kawasan Cibangkong dapat dilihat gedung mewah, tinggi dan besar berada. Kawasan Cibangkong tepat bersebalahan dengan kawasan hiburan dan dapat disebut salah satu mega mall yang ada di kota Bandung yaitu kawasan terpadu Trans Studio.

2. Subjek Penelitian

Agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam maka subjek penelitian yang diteliti dibatasi jumlahnya. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 299) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, yang dapat


(27)

40

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa lembaga pendidikan tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Berdasarkan pertimbahan tersebut maka subjek penelitian primer yang diteliti ini sebanyak lima orang anggota komunitas My Darling. Pemilihan subjek penelitian secara purposive tersebut dipilih dengan kriteria :Salah satu dari mereka adalah penggagas terdirinya komunitas My Darling itu sendiri dan merupakan key person dari komunitas tersebut.

1. Orang yang diberi amanat menjadi pengelola dalam komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) ini.

2. Orang yang diberi amanat menjadi tutor atau fasilitator dalam kegiatan di komunitas My Darling.

3. Orang yang tergolong masih dan sedang aktif serta terlibat dari kegiatan di komunitas My Darling.

Selain pemilihan kriteria yang secara purposive tersebut, pemilihan sumber data ini didasarkan kepada keunggulan yang dimiliki oleh responden dalam hal yang mempunyai pengaruh di masyarakat, dalam unsur perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam kelompok komunitas masyarakat sadar lingkungan ini.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini memiliki desain penelitian yang dapat dijelaskan ke dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelapran, yang akan dijelas sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam penelitian ini. Tahap ini juga dikatakan sebagai tahapan menemukan dan mengenali kondisi dan situasi tempat. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi awal untuk melihat kondisi dan situasi di RW 11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung.


(28)

41

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemilihan subjek penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian yang dilakukan untuk penuntasan mata kuliah sebelumnya. Setelah mengkaji lebih dalam mengenali permasalahan ini, peneliti melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi dan memulai menyusun proposal penelitian. Proposal penelitian ini disetujui oleh dosen pembimbing dan di revisi oleh peneliti. Setelah itu, peneliti melakukan proses perizinan dengan membuat surat perizinan di jurusan yaitu surat keputusan (SK) yang akan diserahkan kepada tingkat kelurahan. Kemudian setelah alur perizinan tersebut, selanjutnya dikirim ke pihak RW yang bersangkutan yaitu RW 11 dan dengan begitu dapat segera melakukan penelitian. Peneliti juga menyiapkan pedoman instrumen wawancara dan observasi yang sebelumnya telah dibimbing dengan dosen pembimbing untuk pengumpulan data yang dijadikan sample penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini merupakan tahapan penggalian informasi secara mendalam kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian. Dalam tahapan ini disebut juga sebagai tahapan klimaks dari penelitian karena peneliti memperoleh dan mengumpulkan data melalui pedoman wawancara yang telah dipersiapkan dan telah mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbing. Pedoman wawancara berisi mengenai hal-hal yang ingin ditanyakan dan diamati kepada narasumber sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah data diperoleh oleh peneliti maka selanjutnya peneliti melakukan analisis data, dengan mengdeskripsikan hasil fakta di lapangan dengan gambaran bahwa bagaimana peran Agent of change sehingga terbentuk komunitas My Darling dan melakukan kegiatannya yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

3. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan ini merupakan tahapan pengecekan daan pemeriksaan data yang telah diperoleh di lapangan. Pada tahapan ini dikatakan sebagai tehnik pengolahan data yang bersifat triangulasi. Dalam tahap ini, peneliti melakukan


(29)

42

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengolahan data yang sifatnya triangulasi, juga melakukan bimbingan dan melaporkan hasil temuannya di lapangan dengan dosen pembimbing. Hasil temuan di lapangan merupakan hasil observasi dan wawancara selama proses penelitian berlangsung.

C. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 6) mengemukakan bahwa metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan kualitiatif ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang objek yang diteliti secara utuh sebagaimana diungkapkan oleh Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 21) mendefinisikan sebagai berikut :

Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada alur dan individu tersebut secara holistik (utuh).

Dalam pelaksanaannya penelitian deskriptif ini tidak terbatas hanya pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. penelitian ini dapat diwujudkan juga sebagai usaha memecahkan masalah dengan membandingkan persamaan dan perbedaan gejala yang ditemukan, mengukur dimensi suatu gejala, menetapkan suatu standar, menetapkan hubungan antar gejala yang ditemukan dan lain-lain.

Tujuan penelitian deskriptif ialah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat dan hubungan antar fenomena yang diteliti. Dalam hal ini digunakannya penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana


(30)

43

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peran agent of change pada Komunitas My Darling dalam meningkatan kesejahteraan masyarakat.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam menafsirkan istilah-istilah dalam penulisan, maka diperlukannya definisi operasional yang berkenaan dengan judul dan fokus penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Peran Agen Perubahan (agent of change) merupakan seseorang individu atau kelompok yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi yang berencana. Individu atau kelompok tersebut yang mempelopori, menggerakkan, menyebarluaskan proses perubahan dan mengawasi bahwa proses perubahan tersebut tetep berjalan sesuai dengan aa yang diharapkan baik oleh individu tersebut maupun masyarakat sebagai subjek perubahan.

2. Menurut Priyono dan Pranaka dalam Roesmidi dan Riza (2008, hlm. 2) menyatakan bahwa proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan yaitu Pertama yang menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya, yang merupakan makna kecenderungan primer. Kedua (sekunder) menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.

Dari pengertian diatas jelas bahwa pemberdayaan adalah upaya untuk mengubah keadaan individu atau kelompok agar menjadi lebih berdaya, dan merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dalam pengertian yang dinamis dapat mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.


(31)

44

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kesejahteraan sosial dapat di definisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisir bagi peningkatan kesejahteraan sosial melalui menolong orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian waktu sosial,waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian terhadap individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas dan kesauan penduduk yang lebih luas. Pelayanan-pelayanan ini meliputi perawatan, penyembuhan, dan pencegahan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualittatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian. Peneliti kualitatif berperan sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan embuat kesimulan atas temuannya.

Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhan, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Jadi dalam penelitian ini, peneliti berperan secara langsung dalam interaksi dengan sumber informan dalam bentuk wawancara dan mengamati

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Penyusunan Kisi-Kisi

Penyusunan kisi-kisi Penelitian merupakan pedoman dalam pembuatan alat pengumpulan data seperti: pedoman wawancara, angket dan studi dokumentasi.


(32)

45

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kisi-kisi penelitian peran Agent of Change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terdiri atas beberapa kolom yaitu: aspek yang diteliti, indikator, sub-indikator, nomor item, instrumen dan sumber data.

2. Penyusunan Pedoman Wawancara

Pertanyaan-pertanyaan mengenai indikator-indikator dan sub indikator tersebut dirumuskan kedalam pedoman wawancara yang diuji cobakan kepada pengelola dan anggota aktif komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling).

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian diperlukan tehnik pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 308) memaparkan bahwa tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam memperoleh data, yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Nasution dalam Sugiyono (2013, hlm. 310) menyatakan bahwa, observasi merupakan dasara semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi sebagai tehnik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan tehnik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.


(33)

46

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

310) bahwa observasi diklasifikasikan menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar, dan observasi yang tak berstruktur. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi berpartisipasi (participant observation)yang berarti bahwa peneliti ikut serta dalam kegiatan yang diadakan oleh komunitas My Darling dalam pemanfaatan barang bekas agar peneliti dapat mengetahui secara mendalam tentang proses pemanfaatan barang bekas tersebut.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai tehnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara dilakukan dalam bentuk tanya jawab dan diskusi yang mengarah kepada fokus penelitian ini. Dalam wawancara subjek penelitian diminta memberikan informasi yang sesuai dengan apa yang dirasakan dan dialami, dipelajari yang mengarah kepada pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas My Darling ini.

Agar terfokus kepada permasalahan penelitian yang dihadapi, maka digunakan pedoman wawancara yang merupakan pokok-pokok pertanyaan yang diangkat dari fokus penelitian. Fokus dari wawancara yang dilakukan mengarah kepada: 1) peran agent of change pada komunitas My Darling, 2) kegiatan komunitas My Darling dalam pemanfaatan baran bekas, 3) faktor pendukung dan penghambat pada kegiatan yang dilakukan oleh komunitas, 4) tingkat kesejahteraan masyarakat anggota komunitas My Darling. Wawancara ini dilakukan kepada pengelola komunitas dan masyarakat anggota komunitas My Darling.

Tehnik wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak berstruktur. Wawancara tidak berstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian yang menginginkan sesuatu yang mendalam tentang objek yang diteliti. Pelaksanaan tanya jawab dalam penelitian mengalir seperti percakapan sehari-hari


(34)

47

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

namun tetap dalam fokus yang diteliti, responden pun tidak merasa dipaksa atau diarahkan karena jawaban yang diberikan bersifat bebas dan sesuai dengan keyakinannya sendiri.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan usaha penelahaan terhadap beberapa dokumen (tertulis) dari kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas My Darling. Studi dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian. Studi dokumentasi ini merupakan arsip dari kegiatan pemanfaatan barang bekas yang dilakukan oleh komunitas masyarakat sadar lingkungan.

4. Triangulasi

Menurut Sugiyono (dalam bukunya 2013, hlm. 330) mengemukakan dalam tehnik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tehni pengumplan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai tehnik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Dalam triangulasi, peneliti dapat menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Tujuan dari tiangulasi bukan mencari kebenaran tentang bebrapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara tidak terstruktur namun mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Dalam hal ini penggunaan tehnik pengumpulan data triangulasi diharapkan data yang diperoleh dapat konsisten dan pasti.

H. Analisis Data


(35)

48

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Menurut Nasution dalam Sugiyono (2013, hlm. 336) menyatakan bahwa “Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded”. Analisis data dalam penelitian ini lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti mernagkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya. (Sugiyono 2013, hlm. 338)

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja slanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. (Sugiyono 2013, hlm. 341)

3.Conclusion Drawing/ verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun jika didukung bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan yang dikemukakan merupakan jawaban smentara dari rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal oleh peneliti sebagai hasil dan olahan dari


(36)

49

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(37)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai analisis sebagai hasil dari penelitian ini yaitu peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pada bab ini peneliti mencoba membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian. Kesimpulan ini berdasarkan pengolahan data hasil wawancara dan observasi yang merupakan kristalisasi hasil penelitian yang berkaitan dengan bagaimana peran

agent of change pada komunitas My Darling, kegiatan anggota komunitas dalam

pemanfaatan barang bekas, faktor pendukung dan penghambat serta tingkat kesejahteraan masyarakat anggota komunitas My Darling.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang penulis ungkap di bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran Agent of Change Pada Komunitas My Darling

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan terbagi dalam beberapa fungsi yaitu sebagai yang menggerakan masyarakat untuk mau melakukan perubahan, sebagai pemberi pemecahan masalah, dan sebagai penghubung.

Peran agent of change sbagai penggerak masyarakat untuk melakukan perubahan. Sebagai bentuk penggerak untuk membantu perubahan, agen perubahan selalu mengajak masyarakat melalui musyawarah dan memberikan contoh langsung kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Agen perubahan tidak memaksa kepada masyarakat untuk ikut dalam


(38)

103

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan yang ada di komunitas masyarakat sadar lingkungan.

Peran agen perubahan sebagai pemberi pemecahan terjadi saat anggota komunitas berkumpul dan melakukan proses pembelajaran di sekolah ibu yang merupakan salah satu kegiatan yang diadakan oleh komunitas My Darling. Perannya sebagai pemberi pemecahan masalah juga terjadi saat proses evaluasi berlangsung. Agen perubahan berperan sebagai seorang pemecah masalah yang memberikan solusi dalam memecahkan masalah yang terjadi di dalam masyarakat. Agen perubahan tidak berperilaku sebagai pemimpin atau ketua dalam komunitas masyarakat sadar lingkungan ini, mereka berperan layaknya teman bagi anggota masyarakat. Peran agen perubahan sebagai penghubung terjadi saat proses pemasaran hasil kerajinan yang dihasilkan melalui proses pemanfaatan barang bekas. Penghubung tersebut berarti agen perubahan berusaha mencari mitra untuk memasarkan hasil dari pemanfaatan barang bekas yang dilakukan oleh anggota komunitas. Selain itu juga perannya sebagai penghubung yaitu mencari mitra yang berhubungan dengan lingkungan agar kelestarian dan perubahan yang sudah terjadi tidak hilang begitu saja.

2. Kegiatan Anggota Komunitas My Darling Dalam Pemanfaatan Barang Bekas

Salah satunya kegiatan yang paling sering dilakukan dan menjadi prioritas di komunitas My Darling adalah kegiatan pemanfaatan barang bekas menjadi hasil kerajinan yang mempunyai nilai jual. Kegiatan pemanfaatan barang bekas tersebut sebagai salah satu strategi dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang melibatkan masyarakat secara langsung. Sebuah proses dalam membangun dan memberdayakan masyarakat dapat dilakukan dengan melalui penetapan sebuah program yang telah dirancang melalui tahapan yang telah disepakati. Pembahasan mengenai kegiatan anggota komunitas My Darling dalam pemanfaatan barang bekas ini meliputi tiga aspek yaitu perencanaan, pelaksanaan


(39)

104

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan evaluasi, tindak lanjut.

Pada indikator perencanaan terbagi dalam beberapa sub indikator yaitu merancang dan menentukan analisis kebutuhan masyarakat, merumuskan tujuan dan menentukan sumber bahan yang akan digunakan pada kegiatan pemanfaatan barang bekas tersebut. Pada indikator pelaksanaan terdapat sub indikator antara lain adalah prosedur, waktu kegiatan, tahapan pelaksanaan kegiatan, partisipasi anggota dan peran yang dilakukan oleh agent of change.

Evaluasi yang dilaksanakan dalam kegiatan pemanfaatan barang bekas ini adalah evaluasi kegiatan. Pada evaluasi kegiatan terdapat beberapa hal yang dilihat oleh pengelola yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor anggota komunitas masyarakat sadar lingkungan. Pengelola juga melakukan monitoring dan evaluasi kepada anggota komunitas dengan cara melakukan komunikasi pada setiap kegiatan pemanfaatan barang bekas yang dilakukan secara continue, hal ini dilakukan sebagai bentuk kontroling terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Kegiatan Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Bekas

Pada faktor pendukung pelaksanaan kegiatan pemanfaatan barang bekas terbagi kedalam dua aspek yaitu kekuatan dan peluang. Kekuatan yang dimiliki adalah kekuatan internal yaitu, dukungan yang besar dari kepala daerah yaitu ketua Rukun Warga 11 dan Kelurahan Cibangkong yang memberikan kesempatan bagi pagen perubahan beserta teman-teman masyarakat untuk membentuk komunitas masyarakat sadar lingkungan ini. Sedangkan faktor pendukung eksternal yaitu dukungan masyarakat serta tokoh masyarakat di sekitar RW 11 kelurahan Cibangkong, bentuk partisipasi yang sukarela dari masyarakat baik tenaga, moril serta materil. Berdasarkan hasil yang telah ada, masyarakat pun mulai mengikuti dan berperan serta terutama dalam menjaga kelestarian lingkungan RW 11 Kelurahan Cibangkong.


(40)

105

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain terdapat faktor pendukung, terdapat pula peluang dalam kegiatan pemanfaatan barang bekas ini adalah memanfaatkan keunggulan yang dihasilkan oleh komunitas masyarakat sadar lingkungan dalam membuat kerajinan dengan memanfaatkan barang bekas atau sampah. Dengan berbagai inovasi yang diciptakan oleh anggota komunitas My Darling, berhasil membuat kerajinan yang berbeda dengan yang lainnya yaitu membuat tas dan dompet dari plastik bercorak sehingga kebutuhan pasar pun dapat dipenuhi sesuai dengan keinginan konsumen.

Sedangkan yang menjadi faktor penghambat terdapat dua aspek yaitu kelemahan dan ancaman. Faktor kelemahan yaitu kemampuan proses menjahit dan ketersediaan alat menjahit yang sedikit. Dalam penyatuan pola yang telah disusun agar menjadi sebuah kerajinan maka pola tersebut harus dijahit, dan proses penjahitan tersebut masih digunakan secara manual oleh tangan anggota masyakat dan kemampuan menjahit tidak seluruh mempunyai kemampuan tersebut. Ada hal yang menjadi ancaman adalah cukup banyak dikarenakan sudah banyaknya organisasi atau home industri yang memproduksi kerajinan dari pemanfaatan barang bekas atau sampah.

4. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Anggota Komunitas My Darling

Kegiatan pemanfaatan barang bekas yang mempunyai nilai jual ini memberi dampak terhadap kesejahteraan masyarakat anggota komunitas. Dapat dilihat dari peningkatan pendapatan yang terjadi terhadap anggota komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling ini yang membuat terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, kebutuhan pendidikan anak, bertambahnya modal untuk wirausaha. Peningkatan pendapatan yang terjadi terhadap anggota komunitas rata-rata bertambah 10 – 30% dari pendapatan awal sebeum mengikuti kegiatan di komunitas My Darling. Kebutuhan sehari-hari yang dapat terpenuhi oleh anggota diantaranya pemenuhan kebutuhan dapur untuk pemenuhan pangan selain itu juga pemenuhan sandang dan papan keluarga mereka. Pemenuhan kebutuhan


(41)

106

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan terdiri dari pemenuhan bukudan peralatan sekolah lainnya. Selain itu juga terdapat beberapa anggota yang menjadi mempunyai kebiasaan menabung, kebiasaan tersebut dapat digunakan sebagai modal untuk berwirausaha.

Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas My Darling juga memberikan dampak positif dalam perbaikan lingkungannya dengan menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan. Masyarakat menjadi peduli dalam menjaga dan melestarikan lingkungan dan melakukan kegiatan daur ulang sampah sehingga masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan mengenai peran agent of

change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling dalam

meingkatkan kesejahteraan masyarakat, maka berikut adalah terdapat beberapa saran untuk semua pihak yang diharapkan berguna, sebagai berikut :

1. Pengelola Komunitas

Bagi pihak pengelola komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling perlu adanya pemberian pembelajaran mengenai kewirausahaan pada setiap kegiatan yang dilaksanakan karena kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas sudah cukup baik untuk memberikan keterampilan kepada masyarakat dan dapat dijadikan bekal untuk kehidupan mereka selanjutnya. Perlu adanya jalinan mitra yang kuat karena jika hanya mengandalkan pameran atau bazzar yang diadakan maka dapat dipastikan hasil kerajinan yang dibuat oleh anggota masyarakat tidak dapat dilihat oleh masyarakat luas.

2. Anggota Komunitas

Bagi anggota komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling harus dapat mengembangkan lebih jauh akan pemasaran produk hasil pemanfaatan barang bekas ke ruang lingkup yang lebih luas, namun tetap dibimbing oleh pengelola komunitas. Selain itu juga, anggota komunitas harus termotivasi untuk


(42)

107

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki wirausaha yang lebih baik agar dapat memnuhi kebutuhan kesejahteraan anggota tersebut.

3. Masyarakat RW 11 Kelurahan Cibangkong

Bagi masyarakat RW 11 Kelurahan Cibangkong harus lebih termotivasi dengan adanya komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling ini agar dapat dengan semangat dan peduli menjaga kelestarian lingkungan tempat tinggalnya. Harusnya ada kegiatan gotong royong yang dilakukan secara rutin agar menjadi kebiasaan yang sudah melekat pada diri masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.


(43)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Dari Buku

Al-Qur'an dan Terjemahannya. (1989), Surabaya: Mahkota.

Anwar. (2007). Manajemen Pemberdayaan Perempuan. Bandung: Alfabeta. Anwas, Oos, M. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global. Bandung:

Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (20π02). Prosedur Penelitian Suatu Pendektana Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Basrowi. Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Djohani, Rianingsih. 2003. Partisipasi, Pemberdayaan, dan Demokratisasi

Komunitas. Reposisi Participatory Rural Appraisal (PRA) dalam Program

Pengembangan Masyarakat. Studio Driya Media untuk Konsorsium Pengembangan Masyarakat Nusa Tenggara (KPMNT). Bandung. Studio Driya Media.

Ife, Jim. (2008). Community Development: Creating Community

Alternatives-vision, Analysis and Practice. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hikmat, Harry. (2004). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Kamil, Mustofa. (2009). Pendidikan Nonformal : Pengembangan Melalui Pusat

Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Di Indonesia. (Sebuah Pembelajaran Dari Kominkan Jepang)., Bandung: Alfabeta.

Kartadinata, Sunaryo. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nasution, Zulkarimen. (2009). Komunikasi Pembangunan : Pengenalan Teori dan


(44)

108

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007. Pasal 1, ayat 8 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat.

Poerwadarminta. (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Prijono, Onny. Pranarka. (1996). Pemberdayaan Konsep, Kebijakan, dan

Implementasi. Jakarta: Centre For Strategic And International Studies.

Roesmidi. Dan Riza. (2008). Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang: Alqaprint. Jatinangor.

Romanyshyn & Romanyshyn. (1971). Santunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Sriwahyuni, Novi. (2012). Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan

Perempuan Untuk Peningkatan Kesejaheraan Keluarga. (Studi Kasus Pada Lulusan Program Pemberdayaan Melalui Pendidikan Kecakapan Hidup-Life Skill Membuat Keterampilan Daur Ulang Plastik yang Dilaksanakan oleh UPPKS Anggrek di Taman Sari Bawah RW 20 Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung).

Skripsi pada FIP/PLS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Sudjana, Djudju. (2001). Pendidikan Nonformal (Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas). Bandung: Falah

Production.

. (2004). Evaluasi Program Pendidikan (Untuk Pendidikan Nonformal

dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. (1997). Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial:

Spektrum Pemikiran. Bandung: Lembaga Studi Pembangunan STKS

(LSP-STKS)

________. (2014). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial).


(45)

109

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumodiningrat, G. (1999). Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Susantyo, Badrun. 2002, Aspek Strategis Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial “PEKSOS”.

Vol 1 No. 1, Mei 2001. Bandung: STKS

Sutoro, Eko. (2002) Pemberdayaan Masyarakat Desa, Materi Diklat

Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang diselenggarakan Badan Diklat

Provinsi Kaltim, Samarinda, Desember 2002.

Suud, Mohammad. (2006). 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Tim Community & Gender Development. (2009). Modul Gender and

Development Jayawijaya Watch Project. Jakarta: Tidak Diterbitkan.

Undang-Undang dasar 1945 Pasal 33 Tentang Sistem perekonomian dan Pasal 34 tentang kepedulian negara terhadap kelompok lemah (fakir miskin dan anak terlantar) serta sistem jaminan sosial.

Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1974 Mengenai Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial.

Sumber Dari Internet

Anonim. “Makna dan Hakekat Pembangunan.” Mei 2011. Terarsip dalam:

http://stiebanten.blogspot.com/2011/05/makna-hakikat-dan-tujuan-pembangunan.html (diakses pada tanggal 20 Agustus 2014)

Anonim, “Pemberdayaan Masyarakat.” Blogspot. Web. Terarsip dalam http://chikacimoet.blogspot.com/pemberdayaan-masyarakat.html (diakses pada tanggal 13 januari 2015)

Devi, Adi. “Konsep Peran Menurut Para Ahli.” Juni 2013. Terarsip dalam:

http://adidevi69.wordpress.com/2013/06/konsep-peran-menurut-paraahli.html (diakses pada tanggal 13 Januri 2015)

Sermatan, Elfiyanti. (2014), Agen Pembaharu. WordPress. Web. Terarsip dalam:

http://keindahanmatematika.wordpress.com/2014/01/27/agen-pembaharu/.

Diakses pada tanggal 15 Agustus 2014.

Solihin, Dadang. “Strategi Pemberdayaan Masyarakat.” Terarsip dalam:


(46)

http://www.slideshare.net/DadangSolihin/strategi-pemberdayaan-110

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat-dalam-pembangunan-ekonomi-lokal (diakses pada tanggal 20 Agustus 2014)

Terarsip dalam:

http://book.fisip.uns.ac.id/forum/topic/2 (diakses pada tanggal 13 januari 2015)

http://eprints.uny.ac.id/9762/3/bab%202%20-%20%2007108248206.pdf


(1)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan terdiri dari pemenuhan bukudan peralatan sekolah lainnya. Selain itu juga terdapat beberapa anggota yang menjadi mempunyai kebiasaan menabung, kebiasaan tersebut dapat digunakan sebagai modal untuk berwirausaha.

Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas My Darling juga memberikan dampak positif dalam perbaikan lingkungannya dengan menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan. Masyarakat menjadi peduli dalam menjaga dan melestarikan lingkungan dan melakukan kegiatan daur ulang sampah sehingga masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan mengenai peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling dalam meingkatkan kesejahteraan masyarakat, maka berikut adalah terdapat beberapa saran untuk semua pihak yang diharapkan berguna, sebagai berikut :

1. Pengelola Komunitas

Bagi pihak pengelola komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling perlu adanya pemberian pembelajaran mengenai kewirausahaan pada setiap kegiatan yang dilaksanakan karena kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas sudah cukup baik untuk memberikan keterampilan kepada masyarakat dan dapat dijadikan bekal untuk kehidupan mereka selanjutnya. Perlu adanya jalinan mitra yang kuat karena jika hanya mengandalkan pameran atau bazzar yang diadakan maka dapat dipastikan hasil kerajinan yang dibuat oleh anggota masyarakat tidak dapat dilihat oleh masyarakat luas.

2. Anggota Komunitas

Bagi anggota komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling harus dapat mengembangkan lebih jauh akan pemasaran produk hasil pemanfaatan barang bekas ke ruang lingkup yang lebih luas, namun tetap dibimbing oleh pengelola komunitas. Selain itu juga, anggota komunitas harus termotivasi untuk


(2)

107

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki wirausaha yang lebih baik agar dapat memnuhi kebutuhan kesejahteraan anggota tersebut.

3. Masyarakat RW 11 Kelurahan Cibangkong

Bagi masyarakat RW 11 Kelurahan Cibangkong harus lebih termotivasi dengan adanya komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling ini agar dapat dengan semangat dan peduli menjaga kelestarian lingkungan tempat tinggalnya. Harusnya ada kegiatan gotong royong yang dilakukan secara rutin agar menjadi kebiasaan yang sudah melekat pada diri masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.


(3)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Dari Buku

Al-Qur'an dan Terjemahannya. (1989), Surabaya: Mahkota.

Anwar. (2007). Manajemen Pemberdayaan Perempuan. Bandung: Alfabeta. Anwas, Oos, M. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global. Bandung:

Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (20π02). Prosedur Penelitian Suatu Pendektana Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Basrowi. Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Djohani, Rianingsih. 2003. Partisipasi, Pemberdayaan, dan Demokratisasi

Komunitas. Reposisi Participatory Rural Appraisal (PRA) dalam Program

Pengembangan Masyarakat. Studio Driya Media untuk Konsorsium Pengembangan Masyarakat Nusa Tenggara (KPMNT). Bandung. Studio Driya Media.

Ife, Jim. (2008). Community Development: Creating Community Alternatives-vision, Analysis and Practice. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hikmat, Harry. (2004). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Kamil, Mustofa. (2009). Pendidikan Nonformal : Pengembangan Melalui Pusat

Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Di Indonesia. (Sebuah Pembelajaran Dari Kominkan Jepang)., Bandung: Alfabeta.

Kartadinata, Sunaryo. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nasution, Zulkarimen. (2009). Komunikasi Pembangunan : Pengenalan Teori dan


(4)

108

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007. Pasal 1, ayat 8 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat.

Poerwadarminta. (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Prijono, Onny. Pranarka. (1996). Pemberdayaan Konsep, Kebijakan, dan

Implementasi. Jakarta: Centre For Strategic And International Studies.

Roesmidi. Dan Riza. (2008). Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang: Alqaprint. Jatinangor.

Romanyshyn & Romanyshyn. (1971). Santunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Sriwahyuni, Novi. (2012). Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan

Perempuan Untuk Peningkatan Kesejaheraan Keluarga. (Studi Kasus Pada Lulusan Program Pemberdayaan Melalui Pendidikan Kecakapan Hidup-Life Skill Membuat Keterampilan Daur Ulang Plastik yang Dilaksanakan oleh UPPKS Anggrek di Taman Sari Bawah RW 20 Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung).

Skripsi pada FIP/PLS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Sudjana, Djudju. (2001). Pendidikan Nonformal (Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas). Bandung: Falah

Production.

. (2004). Evaluasi Program Pendidikan (Untuk Pendidikan Nonformal

dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. (1997). Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial:

Spektrum Pemikiran. Bandung: Lembaga Studi Pembangunan STKS

(LSP-STKS)

________. (2014). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial).


(5)

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumodiningrat, G. (1999). Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Susantyo, Badrun. 2002, Aspek Strategis Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial “PEKSOS”.

Vol 1 No. 1, Mei 2001. Bandung: STKS

Sutoro, Eko. (2002) Pemberdayaan Masyarakat Desa, Materi Diklat

Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang diselenggarakan Badan Diklat Provinsi Kaltim, Samarinda, Desember 2002. Suud, Mohammad. (2006). 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi

Pustaka Publisher.

Tim Community & Gender Development. (2009). Modul Gender and

Development Jayawijaya Watch Project. Jakarta: Tidak Diterbitkan.

Undang-Undang dasar 1945 Pasal 33 Tentang Sistem perekonomian dan Pasal 34 tentang kepedulian negara terhadap kelompok lemah (fakir miskin dan anak terlantar) serta sistem jaminan sosial.

Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1974 Mengenai Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial.

Sumber Dari Internet

Anonim. “Makna dan Hakekat Pembangunan.” Mei 2011. Terarsip dalam:

http://stiebanten.blogspot.com/2011/05/makna-hakikat-dan-tujuan-pembangunan.html (diakses pada tanggal 20 Agustus 2014)

Anonim, “Pemberdayaan Masyarakat.” Blogspot. Web. Terarsip dalam

http://chikacimoet.blogspot.com/pemberdayaan-masyarakat.html (diakses pada tanggal 13 januari 2015)

Devi, Adi. “Konsep Peran Menurut Para Ahli.” Juni 2013. Terarsip dalam:

http://adidevi69.wordpress.com/2013/06/konsep-peran-menurut-paraahli.html (diakses pada tanggal 13 Januri 2015)

Sermatan, Elfiyanti. (2014), Agen Pembaharu. WordPress. Web. Terarsip dalam:

http://keindahanmatematika.wordpress.com/2014/01/27/agen-pembaharu/.

Diakses pada tanggal 15 Agustus 2014.

Solihin, Dadang. “Strategi Pemberdayaan Masyarakat.” Terarsip dalam:


(6)

http://www.slideshare.net/DadangSolihin/strategi-pemberdayaan-110

Pertiwi Muslim, 2015

Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat-dalam-pembangunan-ekonomi-lokal (diakses pada tanggal 20 Agustus 2014)

Terarsip dalam:

http://book.fisip.uns.ac.id/forum/topic/2 (diakses pada tanggal 13 januari 2015)

http://eprints.uny.ac.id/9762/3/bab%202%20-%20%2007108248206.pdf Diakses pada tanggal 15 Agustus 2014).