TINGKAT KERENTANAN BENCANA BANJIR SUNGAI CITARUM DI KECAMATAN BATUJAYA KABUPATEN KARAWANG.
SUNGAI CITARUM DI KECAMATAN BATUJAYA
KABUPATEN KARAWANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Geografi
Oleh : Tri Widodo
(1001687)
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Oleh : Tri Widodo
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Tri Widodo 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
TINGKAT KERENTANAN BENCANA BANJIR SUNGAI CITARUM DI KECAMATAN BATUJAYA KABUPATEN KARAWANG
Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing : Pembimbing I
Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd NIP. 19620512 198703 1 002
Pembimbing II
Ir. Yakub Malik, M.Pd NIP. 19590101 198901 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001
(4)
Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP . 19700814 199402 1 001
Sekretaris : Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP . 19620304 198704 2 001
Penguji : 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, MT NIP . 19640603 198903 1 001 2. Dr. Mamat Ruhimat, M.Pd
NIP. 19610501 198901 1 002 3. Drs. H. Dadang Sungkawa, M.Pd
(5)
Kerentanan Bencana Banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan, atau ada klaim dari pihak lain tehadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2013
Yang Membuat Pernyataan
Tri Widodo NIM. 1001687
(6)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii ABSTRAK
TINGKAT KERENTANAN BENCANA BANJIR SUNGAI CITARUM DI KECAMATAN BATUJAYA KABUPATEN KARAWANG
Tri Widodo 1001687
Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang berdasarkan lokasi geografis berada di wilayah hilir Sungai Citarum, merupakan kawasan dengan tingkat ancaman tinggi terhadap bencana banjir khususnya yang disebabkan oleh luapan Sungai Citarum, sehingga bencana banjir sering terjadi di wilayah tersebut pada setiap tahunnya. Dampak dari bencana banjir dipastikan dapat menimbulkan kerugian fisik dan non
fisik di wilayah Kecamatan Batujaya. Masalahnya adalah berapa jumlah besarnya dampak yang akan dihasilkan dari bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. Tujuan penelitian ini untuk menentukan indeks kerugian, indeks penduduk terpapar, dan menghasilkan peta tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif dengan pendekatan keruangan. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yang terdiri dari Indeks Penduduk Terpapar dan Indeks Kerugian Bencana Banjir Sungai Citarum Kecamatan Batujaya. Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu populasi penduduk dan pupulasi wilayah Kecamatan Batujaya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel jenuh. Data yang digunakan merupakan data sekunder dan data primer (dari hasil observasi) dengan menggunakan teknik analisis data berupa analisis indeks. Hasil dari penelitian ini Kecamatan Batujaya merupakan wilayah yang memiliki indeks kerugian tinggi 0,4 – 0,6 terhadap tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum yaitu apabila terjadi banjir maka lebih dari 67 % nilai aset yang dimiliki wilayah tersebut akan mengalami kerugian. Kelas indeks penduduk terpapar dari sepuluh desa, sembilan desa masuk kedalam kelas tinggi dan satu masuk kedalam kelas sedang. Peta kerentanan bencana banjir Sungai Citarum yang masuk kelas tinggi merupakan kawasan pemukiman pada wilayah administratif yang memiliki nilai indeks kelas penduduk terpapar tinggi dan berada di wilayah dengan ketinggian kurang dari dua meter diatas permukaan laut. Rekomendasi dari hasil penelitian ini yaitu Kecamatan Batujaya berdasarkan tingkat kerentanan termasuk kedalam kelas tinggi, sehingga harus meningkatkan kapasitas terhadap potensi bencana banjir berupa respon penduduk terhadap Bencana Banjir Sungai Citarum.
(7)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
ABSTRACT
LEVEL VULNERABILITY FLOOD CITARUM RIVER IN SUB-DISTRICT BATUJAYA DISTRICT KARAWANG
Tri Widodo 1001687
Sub-district Batujaya district Karawang by location geographical being in the region hilir Citarum River, is the area with the threat level high against flood particularly caused by the Citarum River, flood so often in the region in every year.Impact of flood ascertained could result in losses physical and non-physical in the sub-district Batujaya. The problem is how many immensity impact that would yield of flood Citarum River in sub-district Batujaya. This research purposes to determine index loss, index inhabitant of exposed, and produces maps level vulnerability flood Citarum River in sub-district Batujaya. Methods used in this research is a method of descriptive with the approach of space. This research using a single variable consisting of the population exposed and the Citarum River flood losses Batujaya sub-district. Population in this research are divided into two population and pupulasi sub-districts Batujaya. Samples used in this research is samples saturates. The data used data is secondary and primary (data from the observation) by using index of engineering analysis of data analysis. The result of this research is an area having Batujaya sub-district index loss high 0,4 – 0,6 susceptibility to levels flood that when the Citarum River flood and more than 67 % of the value of assets held the region will suffer losses. Index class population exposed than ten village nine viilage in high-class and one belonging to the class being. Vulnerability map flood Citarum River in a high grade is settlements on administrative regions that have value and high population exposed to the class being in the region with a height of less than two meters above sea level. Recommendations from the research is based on Batujaya sub-district vulnerability level, including inside a high grade so must increase capacity s potential response to the flood of the Citarum River flood.
(8)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN……… i
ABSTRAK………. ii
KATA PENGANTAR……….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH……… iv
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR TABEL………. viii
DAFTAR GAMBAR……… xii
DAFTAR LAMPIRAN ………... xiii
BAB I PENDAHULUAN………. 1
A.Latar Belakang Penelitian………. 1
B.Identifikasi Masalah Penelitian………. 5
C.Rumusan Masalah Penelitian………... 5
D.Tujuan Penelitian………. 6
E. Manfaat Penelitian………... 6
F. Struktur Organisasi Skripsi………... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN……… 9
A.Kajian Pustaka……….. 9
1. Bencana Banjir……….… 9
a. Definisi Bencana Banjir……….. 9
b. Faktor Penyebab Banjir……….. 10
c. Ciri- Ciri Khas Daerah Rawan Banjir………. 11
d. Jenis-Jenis Banjir……… 11
e. Bahaya Skunder Banjir………... 12
2. Kerentanan Bencana Banjir………. 12
a. Definisi Kerentanan Bencana Banjir……….. 12
(9)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Kriteria Indikator Kerentanan Bencana Banjir………... 15
3. Karakteristik Banjir di Wikayah Sungai Sungai Citarum…..…. 45
4. Bencana Banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang dalam Kajian Geografi………... 49
B.Kerangka Pemikiran………. 53
BAB III METODE PENELITIAN………. 54
A.Lokasi Penelitian……….. 54
B.Metode Penelitian………. 56
C.Populasi dan Sampel………... 56
D.Definisi Operasional………. 62
E. Instrumen Penelitian……….. 64
F. Prosedur Penelitian……….... 64
G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data……….. 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 80
A.Hasil Penelitian……… 80
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian……….. 80
a. Letak dan Luas……… 80
b. Iklim……… 81
c. Geologi………... 86
d. Morfologi……… 88
e. Hidrologi………. 91
f. Penggunaan Lahan……….. 93
g. Ancaman Bencana Banjir………... 95
h. Analisis Debit Banjir Sungai Citarum……….…... 97
2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian……… 104
a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk………... 104
b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan……. 104
c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian.. 108
3. Hasil Pengujian Validitas Data Sekunder……… 110 4. Karakteristik Parameter Kerentanan Bencana Banjir Sungai
(10)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Citarum di Kecamatan Batujaya………..……… 113
a. Kepadatan Penduduk……….. 113
b. Rasio Jenis Kelamin………... 114
c. Rasio Kemiskinan………... 115
d. Rasio Orang Cacat……….. 116
e. Rasio Kelompok Umur………... 117
f. Lahan Produktif……….. 119
g. PDRB……….. 121
h. Rumah………... 122
i. Fasilitas Umum………... 131
j. Fasilitas Kritis………... 136
k. Hutan Lindung……… 137
l. Hutan Alam………. 138
m.Hutan Bakau atau Mangrove………....………….. 139
n. Semak Belukar……… 141
o. Rawa………... 142
B.Pembahasan………..……….….………..……… 143
1. Indeks Kerugian………... 143
2. Indeks Penduduk Terpapar……….. 154
3. Peta Tingkat Kerentanan………. 165
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN……….………...… 169
A.Kesimpulan………..……. 169
B.Saran………. 170
DAFTAR PUSTAKA………... 171
LAMPIRAN –LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
(11)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1.1 Jumlah Kejadian Bencana yang Pernah Terjadi di Indonesia
Sejak Tahun 1815 –2013...………..……… 1
1.2 Jumlah Kejadian Bencana Banjir Seluruh Provnisi di Indonesia Sejak Tahun 1815 –2013………. 2
1.3 Jumlah Kejadian Bencana Banjir pada Seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Sejak Tahun 1815 – 2013……… 3
3.1 Lokasi Penelitian………... 54
3.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan Batujaya……….. 57
3.3 Variabel Penelitian……… 62
3.4 Komponen Indeks Penduduk Terpapar………. 63
3.5 Komponen Indeks Kerugian………. 63
3.6 Jumlah Rumah di Kecamatan Batujaya……… 65
3.7 Jumlah Plot Obeservasi Kondisi Rumah di Kecamatan Batujaya…… 67
3.8 Jumlah Fasilitas Umum Sarana Pendidikan di Kecamatan Batujaya... 70
3.9 Jumlah Fasilitas Umum Sarana Peribadatan di Kecamatan Batujaya.. 70
3.10 Jumlah Fasilitas Umum Sarana Kesehatan di Kecamatan Batujaya…. 71
3.11 Jumlah Fasilitas Umum Sarana Perkantoran di Kecamatan Batujaya.. 71
3.12 Jumlah Sampel Observasi Fasilitas Umum………... 72
3.13 Kelas Indeks Parameter Kerentanan Sosial Budaya………. 75
3.14 Kelas Indeks Pembobotan Parameter Kerentanan Sosial Budaya…… 75
3.15 Kelas Indeks Parameter Kerentanan Ekonomi………. 76
3.16 Kelas Indeks Pembobotan Parameter Kerentanan Ekonomi………… 76
3.17 Kelas Indeks Parameter Kerentanan Fisik……….... 76
(12)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.19 Kelas Indeks Parameter Kerentanan Lingkungan………. 77
3.20 Kelas Indeks Pembobotan Parameter Kerentanan Lingkungan……… 77
3.21 Indeks Kerugian……… 78
3.22 Indeks Penduduk Terpapar………... 78
3.33 Indeks Tingkat Kerentanan Bencana……… 79
4.1 Luas Desa di Kecamatan Batujaya………... 80
4.2 Nilai Q dan Tipe Iklim Schmid –Ferguson……….. 82
4.3 Data curah hujan daerah penelitian tahun 2001 –2012……… 83
4.4 Jumlah Bulan basah dan bulan kering di Daerah Penelitian…………. 84
4.5 Informasi Luas Satuan Geologi di Lokasi Penelitian………... 86
4.6 Jumlah Rumah Tangga Menurut Sumber Utama Air Minum yang Digunakan………. 91
4.7 Jumlah Rumah Tangga Menurut Sumber Utama Air Minum yang digunakan (lanjutan)………. 92
4.8 Penggunaan Lahan di Kecamatan Batujaya……….. 93
4.9 Kondisi Umum Demografi Kecamatan Batujaya………. 104
4.10 Kondisi Pendidikan Penduduk Perempuan di Kecamatan Batujaya Usia 15 Tahun Ke atas……….. 105
4.11 Kondisi Pendidikan Penduduk Laki-Laki di Kecamatan Batujaya Usia 15 Tahun Ke atas……….. 106
4.12 Kondisi Penduduk yang sedang sekolah pada usia 7 –17 tahun…….. 106
4.13 Kondisi Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas yang Tidak dapat Baca Tulis dan Berbahasa Indonesia………. 107
4.14 Bidang Pekerjaan Penduduk di Kecamatan Batujaya………... 108
4.15 Status Usaha yang dilakukan Penduduk di Kecamatan Batujaya……. 109
4.16 Hasil Validitas Rasio Jenis Kelamin………. 110
4.17 Hasil Validitas Rasio Kemiskinan………..…….. 110
4.18 Hasil Validitas Rasio Orang Cacat………... 111
4.19 Hasil Validitas Rasio Kelompok Umur……… 111 4.20 Hasil Validitas Produksi Luas Lahan Produktif Sektor Tanaman
(13)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bahan Makanan……… 112
4.21 Hasil Validitas Produksi Luas Lahan Produktif Sektor Perikanan…... 112
4.22 Tingkat Kepadatan Penduduk Kecamatan Batujaya………. 113
4.23 Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Batujaya………... 114
4.24 Kelas Indeks Rasio Kemiskinan Kecamatan Batujaya………. 115
4.25 Jumlah Penderita Cacat di Kecamatan Batujaya……….. 116
4.26 Jumlah Penderita Cacat di Kecamatan Batujaya (Lanjutan)…………. 116
4.27 Jumlah Penderita Cacat dan Kelas Indeks Rasio Orang Cacat Kecamatan Batujaya………. 117
4.28 Jumlah Penduduk Usia Rentan Kecamatan Batujaya………... 118
4.29 Kelas Indeks Rasio Kelompok Umur Usia Rentan Kecamatan Batujaya………. 118
4.30 Luas Lahan Produktif Sawah Kecamatan Batujaya…………...……... 120
4.31 Luas Lahan Produktif Tambak Kecamatan Batujaya…………..……. 120
4.32 Kelas Indeks Lahan Produktif Kecamatan Batujaya……… 121
4.33 Kelas Indeks PDRB Kecamatan Batujaya……… 122
4.34 Harga Biaya Pembuatan Bangunan Berdasarkan Klasifikasi Kondisi Fisik per Meter Persegi (m2)………. 123
4.35 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Batujaya……….. 124
4.36 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Baturaden……… 125
4.37 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Karyabakti……….. 125
4.38 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Karyamakmur………. 126
4.39 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Karyamulya……… 126
4.40 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Kutaampel………... 127
4.41 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Segaran………... 128
4.42 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Segarjaya……… 128
4.43 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Telukambulu………... 129
4.44 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Telukbango………. 129
4.45 Kelas Indeks Kualitas Rumah di Kecamatan Batujaya………. 130
(14)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.47 Kondisi Fasilitas Umum Sarana Peribadatan……… 133
4.48 Kondisi Fasilitas Umum Sarana Kesehatan……….. 134
4.49 Kondisi Fasilitas Umum Sarana Perkantoran………... 134
4.50 Taksiran Harga Rata-rata Pembangunan Fasilitas Umum……… 135
4.51 Kelas Indeks Kualitas Fasilitas Umum di Kecamatan Batujaya……... 136
4.52 Kelas Indeks Fasilitas Kritis di Kecamatan Batujaya………... 137
4.53 Kelas Indeks Hutan Lindung di Kecamatan Batujaya……….. 138
4.54 Kelas Indeks Hutan Alam di Kecamatan Batujaya………... 139
4.55 Luas Kelas Indeks Hutan Bakau atau Mangrove di Kecamatan Batujaya………. 140
4.56 Luas dan Kelas Indeks Semak Belukar di Kecamatan Batujaya…….. 141
4.57 Luas dan Kelas Indeks Rawa di Kecamatan Batujaya……….. 142
4.58 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Batujaya……… 144
4.59 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Baturaden……….. 145
4.60 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Karyabakti………...…….. 146
4.61 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Karyamakmur………... 147
4.62 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Karyamulya………... 148
4.63 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Kutaampel………. 149
4.64 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Segaran……….. 150
4.65 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Segarjaya………... 151
4.66 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Telukambulu………. 152
4.67 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Telukbango………... 153
4.68 Hasil Analisis Indeks Kerugian Kecamatan Batujaya……….. 154
4.69 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Batujaya……… 155
4.70 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Baturaden…………. 156
4.71 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Karyabakti………… 157
4.72 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Karyamakmur……... 158
4.73 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Karyamulya……….. 159
4.74 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Kutaampel………… 160
(15)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.76 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Segarjaya………….. 162
4.77 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Telukambulu………. 163
4.78 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Telukbango………... 164
4.79 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Kecamatan Batujaya…….. 165
4.80 Nilai Skor Parameter Peta Tingkat Kerentanan……… 166
DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran………... 53
3.1 Peta Lokasi Penelitian………... 55
3.2 Peta Pembagian Lokasi Plot Observasi………. 69
4.1 Grafik Curah Hujan Daerah Penelitian………. 83
4.2 Peta Geologi Kecamatan Batujaya……… 87
4.3 Peta Bentuk Morfologi Aliran Sungai Kecamatan Batujaya………… 89
4.4 Peta Topografi Kecamatan Batujaya……… 90
4.5 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Batujaya……….. 94
4.6 Peta Ancaman Bencana Banjir……….. 96
4.7 Peta Banjir Aktual Kecamatan Batujaya tanggal 19 januari 2013…… 99
4.8 Peta Banjir Aktual Kecamatan Batujaya tanggal 20 januari 2013…… 100
4.9 Peta Banjir Aktual Kecamatan Batujaya tanggal 21 januari 2013…… 101
4.10 Peta Banjir Aktual Kecamatan Batujaya tanggal 22 januari 2013…… 102
4.11 Peta Banjir Aktual Kecamatan Batujaya tanggal 23 januari 2013…… 103
4.12 Peta Tingkat Kerentanan Bencana Banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya………. 167
(16)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Dokumentasi Penelitian 2 Lembar Observasi
3 Tabulasi Hasil Observasi Uji Validitas Data Skunder 4 Surat Izin Penelitian
(17)
1 Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Bencana banjir berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana di Indonesia sejak tahun 1815–2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berada pada urutan tertinggi dari seluruh jenis bencana yang terdapat di Indonesia. Data bencana banjir tersebut meliputi banjir yang disebabkan oleh peran manusia baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Untuk lebih jelas mengenai perbandingan jumlah kejadian bencana yang pernah terjadi di Indonesia sejak tahun 1815 – 2013 dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
Jumlah Kejadian Bencana yang Pernah Terjadi di Indonesia Sejak Tahun 1815 – 2013
No Jenis Bencana Jumlah Kejadian
1 Banjir 5.394
2 Puting Beliung 2.902
3 Tanah Longsor 2.287
4 Kekeringan 1.697
5 Banjir Dan Tanah Longsor 453
6 Gempa Bumi 445
7 Gelombang Pasang / Abrasi 259
8 Kecelakaan Transportasi 231
9 Kebakaran Hutan Dan Lahan 196
10 Letusan Gunung Api 144
11 KLB 119
12 Konflik / Kerusuhan Sosial 108
13 Gempa Bumi Dan Tsunami 47
14 Kecelakaan Industri 30
15 Aksi Teror / Sabotase 28
16 Hama Tanaman 18
17 Tsunami 13
(18)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (BNPB), 2014
Berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana banjir pada setiap provinsi di seluruh Indonesia sejak tahun 1815 – 2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Provinsi Jawa Barat berada pada urutan ke tiga dari 34 provinsi di Indonesia. Untuk lebih jelas mengenai rincian data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2
Jumlah Kejadian Bencana Banjir Seluruh Provnisi di Indonesia Sejak Tahun 1815 – 2013
No Provinsi Jumlah
1. Jawa Tengah 793
2. Jawa Timur 702
3. Jawa Barat 560
4. Sumatera Utara 284
5. Sulawesi Selatan 262 6. Pemerintah Aceh 256 7. Kalimantan Selatan 210 8. Kalimantan Timur 178
9. Sumatera Barat 176
10. Sulawesi Tenggara 173 11. Sumatera Selatan 167
12. Jambi 151
13. Nusa Tenggara Timur 150
14. Dki Jakarta 146
15. Lampung 145
16. Banten 132
17. Sulawesi Tengah 120
No Provinsi Jumlah
18. Riau 107
19. Nusa Tenggara Barat 105 20. Kalimantan Barat 97 21. Kalimantan Tengah 86
22. Gorontalo 81
23. Di Yogyakarta 48
24. Bali 47
25. Sulawesi Utara 40
26. Sulawesi Barat 37
27. Bengkulu 35
28. Papua 28
29. Maluku 25
30. Maluku Utara 16
31. Bangka-Belitung 16
32. Kepulauan Riau 14
33. Papua Barat 6
34. Kalimantan Utara 1 Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (BNPB), 2014
Berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana banjir pada setiap kabupaten/kota di seluruh Provinsi Jawa Barat sejak tahun 1815 – 2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kabupaten Karawang berada pada urutan ke tiga dari seluruh kabupaten/kota di
(19)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Provinsi Jawa Barat. Untuk lebih jelas mengenai rincian data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3.
Tabel 1.3
Jumlah Kejadian Bencana Banjir pada Seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Sejak Tahun 1815 – 2013
No kabupaten/kota Jumlah Kejadian
1. Bandung 134
2. Ciamis 39
3. Karawang 34
4. Cianjur 31
5. Bekasi 30
6. Cirebon 30
7. Subang 29
8. Indramayu 29
9. Sumedang 27
10. Bogor 25
11. Garut 22
12. Majalengka 20
13. Sukabumi 20
No kabupaten/kota Jumlah Kejadian
14. Kuningan 16
15. Tasikmalaya 13
16. Kota Depok 11
17. Kota Banjar 9
18. Purwakarta 8
19. Kota Bekasi 7
20. Kota Bandung 6
21. Kota Bogor 4
22. Bandung Barat 4
23. Kota Sukabumi 3
24. Kota Tasikmalaya 2
25. Kota Cirebon 2
26. Kota Cimahi 1
Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (BNPB), 2014
Masalah banjir hingga saat ini belum dapat diselesaikan secara tuntas, bahkan masalah tersebut justru diindikasikan semakin meningkat, baik dari sisi intensitas, frekuensi maupun sebarannya. Akibatnya dampak yang ditimbulkan juga semakin meningkat, faktor curah hujan yang tinggi merupakan salah satu indikator utama penyebab banjir. Berdasarkan Peraturan Kepala BNPB Nomor 8
tahun 2011 tentang Standarisasi Data Kebencanaan “banjir adalah Peristiwa atau
keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang
meningkat.”
Salah satu wilayah di Indonesia yang sering di landa banjir adalah daerah Jawa Barat terutama bagian utara karena memiliki kondisi geomorfologi dataran rendah yang relatif luas dengan dilalui oleh banyak sungai yang bermuara di Laut
(20)
Jawa. Berdasarkan data Indeks Rawan Bencana Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada tahun 2011, Kabupaten Karawang berada pada urutan ke-8 (delapan) rangking nasional kabupaten/kota rawan bencana banjir. Salah satu kecamatan di Kabupaten karawang yang memiliki tingkat kelas indeks ancaman bencana banjir tinggi adalah Kecamatan Batujaya, berdasarkan laporan harian pusdalaops BNPB, Kecamatan Batujaya dalam empat tahun terakhir sudah mengalami dua kejadian bencana banjir Sungai Citarum, yaitu pada tahun 2010 dan tahun 2013.
Penanggulangan Bencana Banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang yang dilakukan selama ini belum didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis dan terencana, sehingga seringkali terjadi kesalahan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir di Kecamatan Batujaya membutuhkan data dasar yang kuat dalam pelaksanaannya yaitu berupa kajian risiko bencana. Kajian risiko bencana dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:
Pendekatan ini digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara ancaman, kerentanan dan kapasitas yang membangun perspektif tingkat risiko bencana suatu kawasan. Berdasarkan pendekatan tersebut, terlihat bahwa tingkat risiko bencana amat bergantung pada :
1. Tingkat ancaman kawasan;
2. Tngkat kerentanan kawasan yang terancam; 3. Tingkat kapasitas kawasan yang terancam.
Pada penelitian ini, penulis mencoba memberikan kontribusi dalam penyusunan kajian tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum Kecamatan Batujaya Kabupeten Karawang yang akan digunakan sebagai pedoman umum pengkajian risiko bencana banjir, dengan mengetahui kemungkinan besarnya dampak yang akan dihasilkan dari bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya.
(21)
B.Identifikasi Masalah Penelitian
Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang secara geografis berada di wilayah hilir Sungai Citarum, merupakan kawasan dengan tingkat ancaman tinggi terhadap bencana banjir khususnya yang disebabkan oleh luapan Sungai Citarum, sehingga bencana banjir sering terjadi di wilayah tersebut pada setiap tahunnya. Sementara pasti akan ada dampak fisik dan non fisik yang dihasilkan dari bencana banjir di wilayah Kecamatan Batujaya. Dampak fisik tersebut berupa kerugian ekonomi, fisik dan lingkungan. Kerugian ekonomi yaitu berupa berkurangnya nilai produktifitas dari sebuah lahan dan berkurangnya kontribusi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Kerugian fisik yaitu berupa rusaknya rumah, fasilitas umum dan fasilitas kritis. Kerugian lingkungan yaitu berupa kerusakan ekologi. Dampak non fisik tersebut berupa keselamatan jiwa manusia. Akibat dari dampak fisik dan non fisik tersebut pasti akan berpengaruh terhadap penduduk di wilayah Kecamatan Batujaya.
Masalahnya adalah berapa jumlah besarnya dampak yang akan dihasilkan dari bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya.
Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini untuk mengantisipasi terjadi penyimpangan terhadap fokus kajian.
C.Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana indeks kerugian bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya ?
2. Bagaimana indeks penduduk terpapar bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya ?
(22)
3. Bagaimana peta tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya ?
D.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian yang dilakukan ini dimaksudkan untuk :
1. Menentukan indeks kerugian bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya.
2. Menentukan indeks penduduk terpapar bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya.
3. Menghasilkan peta tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya.
E.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam ilmu geografi, khususnya dalam bidang mitigasi bencana. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara khusus adalah, sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pengembangan kajian tingkat kerentanan bencana banjir khususnya untuk penggunaan pedoman umum pengkajian risiko bencana banjir yang bersumber dari Peraturan Kepala BNPB No 2 Tahun 2012 dalam penanggulangan bencana banjir.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, mengembangkan wawasan dan kemampuan dalam melakukan penelitian dan menyusun karya tulis, khususnya dalam bidang kajian geografi. b. Bagi peneliti lain, sebagai sumber referensi untuk kepentingan penelitian yang
(23)
c. Bagi masyarakat, memberikan wawasan mengenai kerentanan bencana banjir Sungai Citarum, sehingga masyarakat memiliki langkah antisipatif dalam menghadapi bencana banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi
d. Bagi pemerintah, memberikan sumber rujukan untuk menentukan kebijakan, khususnya dalam hal penyusunan rencana penanggulangan bencana banjir Sungai Citarum sehingga apabila bencana terjadi dapat meminimalisir korban dan kerugian harta benda.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab, sebagai berikut ini :
1. Bab I Pendahuluan
Bab I skripsi ini membahas uraian tentang; latar belakang penelitian, penelitian ini berdasarkan data-data, fakta-fakta suber referensi dan permasalahan yang terjadi yaitu mengenai kerentanan bencana banjir. Identifikasi masalah penelitian, dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sehingga peneliti dapat menentukan batasan masalah dengan fokus kajian jumlah besarnya dampak yang akan dihasilkan dari bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya.
Rumusan masalah, dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah mengenai indeks kerugian bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya, indeks penduduk terpapar bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya, peta kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. Tujuan penelitian, menjelaskan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan poin-point dalam rumusan masalah. Manfaat penelitian, dalam penelitian ini terdiri dari manfaat untuk pihak penulis, pemerintah dan peneliti lain. Struktur organisasi skripsi, berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab.
2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangkan Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian Bab II dalam penelitian ini berisi uraian tentang:
(24)
Kajian Pustaka, membahas mengenai teori-teori yang relevan yang memperkuat dalam penelitian ini, yang berisi konsep-konsep sebagai berikut: bencana, banjir, kerentanan bencana banjir, karakteristik banjir di wilayah Sungai Citarum, bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang dalam kajian bencana geografi.
Kerangka Pemikiran, menjelaskan tentang rancangan proses berupa tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan dalam bentuk bagan mulai dari identifikasi masalah hingga hasil yang ingin dicapai dalam penelitian.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab III dalam penelitian tindakan ini memaparkan seting penelitian, aspek yang dikaji, metode penelitian, penejelasan istilah, rencana tindakan, instrument penelitian, pengujian instrumen, pengumpulan data, analisis data, dan indikator keberhasilan.
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Pada bab IV, memaparkan dan menguraikan mengenai kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Membahas penjelasan secara singkat mengenai hasil dari penellitian dan rekomendasi untuk penelitian berikutnya.
6. Daftar Pustaka
Berisi mengenai semua sumber tertulis yang relevan dalam penelitian ini, berupa buku, jurnal, artikel, dan sumber-sumber lain.
7. Lampiran-Lampiran
Berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, setiap lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya dan diberi judul untuk memudahkan pembaca.
(25)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian berada di wilayah administratif Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang. Adapun batas wilayah administratif Kecamatan Batujaya yaitu:
1. Sebelah Timur : Kecamatan Tirtajaya 2. Sebelah Selatan : Kabupeten Bekasi 3. Sebelah Barat : Kecamatan Pakisjaya 4. Sebelah Utara : Laut Jawa
Kecamatan Batujaya berjarak ± 30 Km dari pusat administarif Kabupaten Karawang. Kecamatan Batujaya berdasarkan letak astronomis berada pada
koordinat 107°08 35 BT –107°15 13 BT dan 5°59 17 LS –6°6 33 LS. Secara
lokasi relatif Kecamatan Batujaya berada pada wilayah hilir Daerah AliranSungai Citarum. Lokasi penelitian ini mencakup 10 desa yang terdapat di Kecamatan Batujaya. Informasi nama-nama desa dan letak astronomis lokasi penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.1. Kemudian informasi spasial mengenai lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1
Tabel 3.1 Lokasi Penelitian
No Desa Letak Astronomis
Bujur Timur Lintang Selatan 1 Batujaya 107°09 40 – 107°10 59 06°00 36 – 06°04 53 2 Baturaden 107°10 27 – 107°11 45 06°00 59 – 06°04 36 3 Karyabakti 107°11 26 – 107°13 02 06°00 10 – 06°04 28 4 Karyamakmur 107°12 59 – 107°14 24 06°04 09 – 06°06 16 5 Karyamulya 107°12 16 – 107°13 31 06°04 06 – 06°05 53 6 Kutaampel 107°13 53 – 107°15 13 06°03 37 – 06°06 33 7 Segaran 107°08 35 – 107°10 29 06°02 11 – 06°04 14 8 Segarjaya 107°09 27 – 107°12 20 05°59 17 – 06°02 51 9 Telukambulu 107°10 55 – 107°12 52 06°02 49 – 06°05 22
(26)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10 Telukbango 107°11 24 – 107°13 03 06°03 37 – 06°06 06 Sumber: Peta Rupabumi lembar Pakis, lembar Batujaya, lembar Cibuaya
(27)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
(28)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B.Metode Penelitian
Nawawi (dalam Tika, 2005 : 2) mengemukakan bahwa metode penelitian
adalah “ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali
kebenaran pengetahuan”, sedangkan Hadi (dalam Tika, 2005 : 2) juga
mengemukakan megenai definisi metode penelitian yaitu “pelajaran yang
memperbincangkan metode-metode ilmiah untuk suatu penelitian”.
Tika (2005 : 2) mengemukakan bahwa metode penelitian geografi adalah
“pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji
kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang menyangkut permukaan bumi
dan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Suryana (2010 : 20) Metode deskriptif (mendeskripsikan) yaitu
Metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterpretasikannya, metode deskriptif dalam pelaksanaanya dilakukan melalui: teknik survey, studi kasus, studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku dan analisis dokumenter.
C.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2011 : 61) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Kemudian definisi lain mengenai popolasi juga
dikemukakan oleh Tika (2005 : 24) Populasi adalah “himpunan individu atau
objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas”. Sedangkan menurut
Sumaatmadja (1998:112) populasi adalah “semua kasus, individu dan gejala yang ada di daerah penelitian”. Jadi, berdasarkan pengertian populasi dari beberapa para ahli tersebut penulis mengambil asumusi bahwa populasi adalah seluruh komponen yang berhak untuk dijadikan sebagai objek penelitian.
(29)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah administratif Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang yang terdiri dari 10 desa, informasi mengenai jumlah populasi pada masing-masing desa dapat dilihat dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan Batujaya
No Desa Luas Desa Jumlah
Penduduk
Penduduk
Laki-Laki Perempuan
1. Batujaya 716,1 Ha 12.529 6.257 6.272
2. Baturaden 704,1 Ha 4.035 2.017 2.018
3. Karyabakti 1.350 Ha 6.784 3.389 3.395
4. Karyamakmur 543,6 Ha 5.459 2.700 2.759
5. Karyamulya 384,5 Ha 9.472 4.734 4.738
6. Kutaampel 548,8 Ha 8.112 4.049 4.063
7. Segaran 623,6 Ha 6.946 3.402 3.544
8. Segarjaya 1.366 Ha 6.250 3.625 2.625
9. Telukambulu 670,6 Ha 4.248 2.123 2.125
10. Telukbango 552,3 Ha 7.255 3.598 3.657
Jumlah 7.459,6 Ha 71.090 35.894 35.196 Sumber: Peta Rupabumi lembar Pakis, lembar Batujaya, lembar Cibuaya dan Kecamatan Batujaya Dalam Angka, 2013
Berdasarkan data jumlah populasi yang terdapat dalam tabel 3.2 diperoleh kesimpulan bahwa desa dengan wilayah administartif terluas merupakan Desa Segarjaya dengan luas wilayah 1.366 Ha dan desa dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Desa Batujaya dengan jumlah penduduk 12.529 jiwa.
2. Sampel
Sugiyono (2011 : 62) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Tika (2005 : 24) juga
mendefinisikan tentang sampel yaitu “sebagian dari objek atau individu-individu
yang mewakili suatu populasi”. Kemudian menurut Sumaatmadja (1998:112)
sampel adalah “bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi
yang bersangkutan”. Jadi, berdasarkan pengertian sampel dari beberapa para ahli
(30)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang harus di teliti. Adapun terkait sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Sampel Penduduk
Sampel Penduduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk di Kecamatan Batujaya.
b. Sampel Wilayah
Sampel wilayah yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa jenis penggunaan lahan di Kecamatan Batujaya, meliputi penggunaan lahan yang berhubungan dengan variabel penelitian diantaranya yaitu:
1) Penggunaan lahan produktif meliputi sawah, perkebunan, lahan pertanian dan tambak.
2) Penggunaan lahan Permukiman 3) Penggunaan lahan Fasilitas Umum 4) Penggunaan lahan Fasilitas Kritis 5) Penggunaan lahan Hutan Lindung 6) Penggunaan lahan Hutan Alam
7) Penggunaan lahan Hutan Bakau/Mangrove 8) Penggunaan lahan Semak Belukar
9) Penggunaan lahan Rawa
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Sugiyono (2011 : 68) mengemukakan bahwa sampel jenuh adalah “teknik penentuan sampel
bila semua populasi digunakan sebagai sampel”. Sampel jenuh sering digunakan
bila jumlah pupulasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau openelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar menggunakan data skunder yang diperoleh dari beberapa instansi, kemudian untuk memastikan apakah data tersebut sesuai dengan keadaan sebenarnya dilapangan maka
(31)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperlukan sebuah uji validitas data. Jenis data skunder yang diuji validitasnya yaitu meliputi :
a. Rasio Jenis Kelamin b. Rasio Kemiskinan c. Rasio Orang Cacat d. Rasio Kelompok Umur
e. Hasil Produksi Luas Lahan Produktif f. Keberadaan Hutan Lindung
g. Keberadaan Hutan Alam
h. Keberadaan Hutan Bakau atau Mangrove i. Keberadaan Semak Belukar
j. Keberadaan Rawa
Perhitungan jumlah sampel yang digunakan untuk pengujian validitas data dalam penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:
Penentuan jumlah sampel dalam pengukuran rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio orang cacat, rasio kelompok umur dan hasil produksi luas lahan produktif menggunkan rumus Slovin. Populasi yang digunakan dalam menentukan ukuran sampel pada metode slovin adalah jumlah keluarga yaitu sebanyak 25.386 untuk polpulasi pengukuran sampel rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio orang cacat dan rasio kelompok umur. Kemudian untuk pupulasi pengukuran sampel hasil produksi luas lahan produktif adalah jumlah petani yaitu sebanyak 15.217 untuk sektor tanaman bahan makanan dan 250 untuk sektor perikanan.
Slovin (dalam Ghifar, 2011 : 75) mengemukakan bahwa rumus jumlah pengambilan sampel adalah:
Keterangan :
(32)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N : ukuran populasi
e : tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir
Jumlah sampel dalam pengukuran rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio orang cacat dan rasio kelompok umur adalah sebagai berikut :
Jumlah populasi parameter tersebut berjumlah 25.386 dengan tingkat kesalahan sebesar 10 % maka dengan rumus diatas diperoleh sampel sebesar :
keluarga
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan metode slovin dalam pengukuran validitas data skunder untuk parameter rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio orang cacat dan rasio kelompok umur. Maka jumlah keluarga yang dijadikan sampel di masing-masing desa adalah sebagai berikut :
1. Batujaya
2. Baturaden
3. Karyabakti
4. Karyamakmur
5. Karyamulya
6. Kutaampel
7. Segaran
8. Segarjaya
9. Telukambulu
10. Telukbango
(33)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah sampel petani dalam pengukuran validitas hasil produksi luas lahan produktif untuk sektor tanaman bahan makanan di masing-masing desa adalah sebagai berikut :
Jumlah populasi parameter tersebut berjumlah 15.217 petani dengan tingkat kesalahan sebesar 15 % maka dengan menggunakan rumus slovin diperoleh sampel sebesar :
1. Batujaya
2. Baturaden
3. Karyabakti
4. Karyamakmur
5. Karyamulya
6. Kutaampel
7. Segaran
8. Segarjaya
9. Telukambulu
10. Telukbango
Jumlah sampel petani dalam pengukuran validitas hasil produksi luas lahan produktif untuk sektor perikanan di masing-masing desa adalah sebagai berikut :
(34)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah populasi parameter tersebut berjumlah 250 petani tambak yang tersebar di Desa Baturaden, Desa Karyabakti dan Desa Segarjaya dengan tingkat kesalahan sebesar 20 % maka dengan menggunakan rumus slovin diperoleh sampel sebesar :
1. Baturaden
2. Karyabakti
3. Segarjaya
Kemudian untuk pengujian validitas data paramter kerentanan lingkungan yang meliputi luas Hutan Lindung, luas Hutan Alam, luas Hutan Bakau atau Mangrove, luas Semak Belukar dan luas Rawa. Pengujian validitas data yang digunakan adalah dengan observasi lapangan berupa pengamatan secara visual.
Untuk data kepadatan penduduk dan PDRB dirasa sudah cukup sesuai sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas data. Kemudian untuk data kerentanan fisik yaitu meliputi biaya pembangunan rumah, biaya pembangunan fasilitas umum, dan biaya pembangunan fasilitas kritis diperoleh melalui hasil observasi lapangan. Penjelasan mengenai bentuk observasi lapangan untuk data kerentanan fisik dapat dilihat pada sub bab teknik pengumpulan dan analisis data. Variabel penelitian yang telah ditetapkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Variabel Penelitian
No Variabel Tunggal Indikator
1. Indeks Penduduk Terpapar Bencana Banjir Sungai Citarum Kecamatan Batujaya
a. Kepadatan Penduduk Kecamatan Batujaya.
b. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kecamatan Batujaya. c. Rasio Kemiskinan Penduduk Kecamatan Batujaya. d. Rasio Orang Cacat Penduduk Kecamatan Batujaya. e. Rasio Kelompok Umur Penduduk Kecamatan
(35)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Batujaya.
2. Indeks Kerugian Bencana Banjir Sungai Citarum Kecamatan Batujaya
a. Luas Lahan Produktif Kecamatan Batujaya. b. Kontribusi PDRB per sektor Kecamatan Batujaya. c. Kepadatan Rumah Kecamatan Batujaya.
d. Ketersediaan Bangunan/Fasilitas Umum dan Ketersediaan Fasilitas Kritis Kecamatan Batujaya. e. Luas Hutan Lindung, Hutan Alam, Hutan
Bakau/Mangrove, Semak Belukar dan Rawa Kecamatan Batujaya.
Sumber: Hasil Analisis, 2014 D.Definisi Operasional
Pengertian definisi operasional dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendididkan Indoneisa tahun 2013 adalah “rumusan untuk setiap variabel yang harus melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian”. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, yaitu sebagai berikut :
1. Indeks Penduduk Terpapar Bencana Banjir
Penentuan indeks penduduk terpapar dihitung dari indikator kepadatan penduduk dan indikator kelompok rentan pada suatu daerah bila terkena bencana, kemudian dioperasionalkan kedalam tiga kelas, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penjelasan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Komponen Indeks Penduduk Terpapar
Komponen/ Indikator
Kelas Indeks dan Skor
Rendah Sedang Tinggi
0,33 0,67 1
1 Kepadatan Penduduk < 500 jiwa/km2
500 – 1.000 jiwa/km2
> 1.000 jiwa/km2 2 Rasio Jenis Kelamin < 20 % 20 – 40% > 40% 3 Rasio Kemiskinan < 20 % 20 – 40% > 40% 4 Rasio Orang Cacat < 20 % 20 – 40% > 40% 5 Rasio Kelompok Umur < 20 % 20 – 40% > 40%
(36)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Indeks Kerugian Bencana Banjir
Penentuan indeks kerugian dihitung dari indikator komponen ekonomi, fisik dan lingkungan pada suatu daerah bila terkena bencana, kemudian dioperasionalkan kedalam tiga kelas, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penjelasan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Komponen Indeks Kerugian
Komponen/ Indikator
Kelas Indeks dan Skor
Rendah Sedang Tinggi
0,33 0,67 1
1 Luas Lahan Produktif < Rp 50 Juta Rp 50 Juta – 200 Juta > Rp 200 Juta 2 PDRB < Rp 100 Juta Rp 100 Juta – 300 Juta > Rp 300 Juta 1 Rumah < Rp 400 Juta Rp 400 Juta – 800 Juta > Rp 800 Juta 2 Fasilitas Umum < Rp 500 Juta Rp 500 Juta – 1 Milyar > Rp 1 Milyar 3 Fasilitas Kritis < Rp 500 Juta Rp 500 Juta – 1 Milyar > Rp 1 Milyar 1 Hutan Lindung < 20 ha 20 – 50 ha > 50 ha 2 Hutan Alam < 25 ha 25 – 75 ha > 75 ha 3 Hutan Bakau/Mangrove < 10 ha 10 – 30 ha > 30 ha 4 Semak Belukar < 20 ha 10 – 30 ha > 30 ha
5 Rawa < 5 ha 5 – 20 ha > 20 ha
Sumber: BNPB, 2012
E.Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar observasi, yang terbagi menjadi dua kategori diantaranya yaitu :
1. Lembar observasi yang digunakan untuk mengukur tingkat kerentenan Bencana BanjirSungai Citarum di Kecamatan Batujaya.
Penggunaan lembar obsevasi tersebut meliputi untuk indikator kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio orang cacat, rasio kelompok umur, lahan produktif, PDRB, kepadatan rumah, fasilitas umum, fasilitas kritis, luas hutan lindung, luas hutan alam, luas hutan bakau/mangrove, luas semak belukar, dan luas rawa.
2. Lembar observasi untuk mengukur validitas data skunder yang akan digunakan.
(37)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan lembar obsevasi tersebut untuk uji validitas data skunder untuk indikator rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio orang cacat, rasio kelompok umur, dan luas lahan produktif.
Bentuk masing-masing instrumen yang digunakan dalam pengukuran parameter tingkat kerentanan dapat dilihat pada lampiran 2.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tingkat kerentanan bencana banjirSungai Citarum di Kecamatan Batujaya meliputi beberapa tahapan diantaranya:
1. Memilih Masalah 2. Studi Pendahuluan 3. Identifikasi masalah
4. Memilih Pendekatan (Metode) 5. Menentukan Variabel
6. Menentukan Sumber data (Sampel) 7. Menentukan dan Menyusun Instrumen 8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
10. Menarik Kesimpulan 11. Menyusun Laporan
G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu variabel penelitian yang telah ditetapakan sebagai indikator analisis tingkat kerentanan Bencana BanjirSungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang. Data tersebut diperoleh melalui:
a. Observasi
Observasi dilakukan yaitu untuk mengetahui beberapa komponen yang menjadi indikator dalam penelitian ini, diantaranya adalah indikator:
(38)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik observasi yang dilakukan dalam menentukan nilai harga biaya pembangunan Rumah di Kecamatan Batujaya yaitu dengan pengukuran biaya pembangunan sebuah rumah. Metode observasi yang dilakukan dalam pengukuran biaya pembangunan sebuah rumah yaitu menggunakan sampel acak sistematis. Cara penggunaan metode sampel acak sistematis menurut Tika (2005 : 2) adalah
“membagi peta wilayah penelitian menjadi beberapa kotak, pada kotak yang sempurna atau mendekati sempurna dalam wilayah penelitian diambil satu sampel, dengan memberi nomor plot observasi, sedangkan kotak-kotak yang tidak sempurna tidak diambil sebagai lokasi observasi”.
Berdasarkan data tingkat perkembangan desa dan kelurahan tahun 2013 diperoleh informasi bahwa jumlah rumah di Kecamatan Batujaya yaitu 20.059 buah. Rincian jumlah rumah untuk setiap desa dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Jumlah Rumah di Kecamatan Batujaya
No Desa Jumlah Rumah
1. Batujaya 2.925
2. Baturaden 1.230
3. Karyabakti 1.874
4. Karyamakmur 1.636
5. Karyamulya 2.234
6. Kutaampel 2.740
7. Segaran 2.363
8. Segarjaya 1.879
9. Telukambulu 1.283
10. Telukbango 1.895
Jumlah 20.059
Sumber : Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan, 2013
Wilayah di Kecamatan Batujaya dengan jumlah rumah terbanyak, berdasarkan informasi yang tersajikan dalam tabel 3.6 terdapat pada wilayah administratif Desa Batujaya.
Berdasarkan teknik observasi dengan menggunakan metode sampel acak sistematis maka dari jumlah populasi rumah tersebut harus di ambil beberapa sampel. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin.
(39)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Slovin (dalam Ghifar, 2011 : 75) mengemukakan bahwa rumus jumlah pengambilan sampel adalah:
Keterangan :
n : ukuran sampel N : ukuran populasi
e : tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir
Dari jumlah populasi tersebut dan tingkat kesalahan sebesar 10 % maka dengan rumus diatas diperoleh sampel sebesar :
rumah
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan metode slovin maka diperoleh hasil sebagai berikut dan jumlah sampel ini merupakan jumlah plot observasi di masing-masing desa. Informasi spasial mengenai lokasi plot tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2
1. Batujaya 2. Baturaden 3. Karyabakti 4. Karyamakmur 5. Karyamulya 6. Kutaampel 7. Segaran 8. Segarjaya
(40)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9. Telukambulu 10. Telukbango
Tabel 3.7
Jumlah Plot Obeservasi Kondisi Rumah di Kecamatan Batujaya
No Desa Jumlah Plot
1 Batujaya 15
2 Baturaden 6
3 Karyabakti 9
4 Karyamakmur 8
5 Karyamulya 11
6 Kutaampel 14
7 Segaran 12
8 Segarjaya 9
9 Telukambulu 6
10 Telukbango 10
Jumlah 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Langkah-langkah teknik pengumpulan data dalam menentukan nilai harga biaya pembangunan rumah di Kecamatan Batujaya yaitu sebagai berikut :
(1) Menentukan parameter tipe jenis rumah
(2) Menentukan nilai harga pembangunan rumah (Rp) untuk setiap meter persegi (m2) terhadap masing-masing tipe jenis rumah.
(3) Menentukan jumlah rumah diwilayah tersebut, yang diperoleh dari data sekunder.
(4) Menentukan jumlah sampel rumah yang akan diobservasi.
(5) Membagi area terbangun diwilayah tersebut berdasarkan jumlah sampel. (6) Melakukan observasi terhadap rumah disetiap wilayah hasil pembagian area
terbangun, meliputi pengkuran luas rumah dan menentukan tipe jenis rumah tersebut.
(7) Menghitung taksiran biaya pembangunan rumah (Rp) hasil obsevasi yang berdasarkan pada satuan harga masing-masing tipe jenis rumah.
(41)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(8) Menjumlahkan taksiran biaya pembangunan rumah (Rp) hasil obsevasi dengan jumlah sampel rumah yang dijadikan sebagai objek observasi.
(9) Menghitung nilai rata-rata biaya pembangunan rumah (Rp) hasil obsevasi diwilayah tersebut.
(10)Mengalikan nilai biaya rata-rata pembangunan rumah (Rp) hasil obsevasi dengan jumlah populasi rumah diwilayah tersebut.
Rumus untuk mengukur indikator kepadatan rumah dalam kerentanan fisik atau harga biaya pembangunan rumah di daerah penelitian adalah sebagai berikut:
μ = ( m
2
× Rp1 ) × n
N Keterangan:
μ = Kepadatan Rumah (Rp) m2 = Luas rumah
Rp1 = Biaya harga pembangunan rumah (Rp) untuk setiap meter persegi (m2)
terhadap masing-masing tipe jenis rumah. n = Jumlah sampel rumah
(42)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(43)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Peta Pembagian Lokasi Plot Observasi
(44)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Data Ketersediaan Bangunan/Fasilitas Umum di Kecamatan Batujaya.
Teknik observasi yang dilakukan dalam menentukan nilai harga biaya pembangunan fasilitas umum di Kecamatan Batujaya yaitu dengan pengukuran biaya pembangunan sebuah fasilitas. Berdasarkan data Kecamatan Batujaya Dalam Angka tahun 2013 diperoleh informasi bahwa jumlah fasilitas umum di Kecamatan Batujaya yaitu 379 buah. Rincian jumlah fasilitas umum pada masing-masing desa dapat dilihat pada tabel 3.8, tabel 3.9. tabel 3.10 dan tabel 3.11.
Tabel 3.8
Jumlah Fasilitas Umum Sarana Pendidikan di Kecamatan Batujaya
No Desa TK Sekolah Pondok
Pesantren SD MI SMP MTS SMA/MA/SMK
1 Batujaya 2 8 2 1 1 2 5
2 Baturaden 2 3 - 2 - - 1
3 Karyabakti 2 7 2 2 - - 1
4 Karyamakmur - 5 - - - - 2
5 Karyamulya 3 8 2 - 1 - 1
6 Kutaampel 2 6 1 - - 1 -
7 Segaran - 8 5 1 1 - -
8 Segarjaya - 5 2 3 - - -
9 Telukambulu 2 7 4 - 2 1 3
10 Telukbango 1 6 3 2 1 1 3
Jumlah 14 63 21 11 6 5 16
Sumber: Kecamatan Batujaya Dalam Angka, 2013
Berdasarkan informasi jumlah fasilitas umum sarana pendidikan yang terdapat dalam tabel 3.8. Kecamatan Batujaya memiliki 14 bangunan TK, 63 bangunan SD, 21 bangunan MI, 11 bangunan SMP, 6 bangunan MTS, 5 bangunan SMA/MA/SMK dan 16 bangunan Pondok Pesantren.
Tabel 3.9
Jumlah Fasilitas Umum Sarana Peribadatan di Kecamatan Batujaya
No Desa Masjid Mushola Gereja Vihara Pura
1 Batujaya 3 21 - - -
2 Baturaden 2 9 - - -
3 Karyabakti 7 7 - - -
4 Karyamakmur 4 13 - - -
5 Karyamulya 3 17 - - -
6 Kutaampel 5 22 - - -
7 Segaran 5 16 - - -
8 Segarjaya 5 6 - - -
9 Telukambulu 5 11 - - -
(45)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah 43 140 - - -
Sumber: Kecamatan Batujaya Dalam Angka, 2013
Berdasarkan informasi jumlah fasilitas umum sarana peribadatan yang terdapat dalam tabel 3.9. Kecamatan Batujaya memiliki 45 bangunan masjid dan 140 bangunan mushola.
Tabel 3.10
Jumlah Fasilitas Umum Sarana Kesehatan di Kecamatan Batujaya
No Desa Poliklinik Puskesmas Puskesmas
Pembantu Posyandu
1 Batujaya 2 1 - 5
2 Baturaden - - - 4
3 Karyabakti - - - 4
4 Karyamakmur - - - 4
5 Karyamulya - - - 5
6 Kutaampel - - - 6
7 Segaran - - 1 4
8 Segarjaya - - - 4
9 Telukambulu - - 1 1
10 Telukbango - - - 4
Jumlah 2 1 2 41
Sumber: Kecamatan Batujaya Dalam Angka, 2013
Berdasarkan informasi jumlah fasilitas umum sarana kesehatan yang terdapat dalam tabel 3.10. Kecamatan Batujaya memiliki 2 bangunan polilklinik, 1 bangunan puskusmas, 2 bangunan puskesmas pembantu dan 41 posyandu.
Tabel 3.11
Jumlah Fasilitas Umum Sarana Perkantoran di Kecamatan Batujaya
No Desa Kantor Kelurahan Kantor Kecamatan Kantor POLSEK Kantor KORAMIL Kantor UPTD Kantor KUA
1 Batujaya 1 1 1 1 1 -
2 Baturaden 1 - - - - -
3 Karyabakti 1 - - - - -
4 Karyamakmur 1 - - - - -
5 Karyamulya 1 - - - - -
6 Kutaampel 1 - - - - -
7 Segaran 1 - - - - -
8 Segarjaya 1 - - - - -
9 Telukambulu 1 - - - - -
10 Telukbango 1 - - - - 1
Jumlah 10 1 1 1 1 1
Sumber: Kecamatan Batujaya Dalam Angka, 2013
Berdasarkan informasi jumlah fasilitas umum sarana perkantoran yang terdapat dalam tabel 3.11. Kecamatan Batujaya memiliki 10 bangunan kator
(46)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelurahan, 1 bangunan kantor kecamatan, 1 bangunan kantor polsek, 1 bangunan kantor koramil, 1 bangunan kantor UPTD, dan 1 bangunan kantor KUA.
Berdasarkan data jumlah fasilitas umum yang tidak proporsional antara satu fasilitas dengan fasilitas yang lain, sehingga metode observasi yang dilakukan dalam pengukuran biaya pembangunan sebuah fasilitas yaitu menggunakan teknik sampling disproportionate stratified random sampling. Sugiyono (2011:64) mengemukakan bahwa disproportionate stratified random sampling merupakatan
“teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional”.
Berdasarkan teknik observasi dengan menggunakan metode
disproportionate stratified random sampling maka dari jumlah populasi fasilitas umum tersebut harus di ambil beberapa sampel. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunkan rumus Slovin, dari jumlah populasi tersebut dan tingkat kesalahan sebesar 10 % maka untuk menentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus slovin diperoleh sampel sebesar :
fasilitas umum Berdasarkan teknik sampling dengan menggunakan metode
disproportionate stratified random sampling maka jumlah sampel dalam observasi yang dilakukan untuk menentukan nilai harga biaya pembangunan fasilitas umum pada masing-masing jenis fasilitas umum yang terdapat di Kecamatan Batujaya adalah sebagai berikut, yang dapat dilihat pada tabel 3.12.
Tabel 3.12
Jumlah Sampel Observasi Fasilitas Umum
No Jenis Fasilitas Umum Jumlah
Sampel No Jenis Fasilitas Umum
Jumlah Sampel
1. TK 3 11 Puskesmas 2
2 SD 16 12 Puskesmas Pembantu 2
3 SMP 5 13 Posyandu 10
4 MI 2 14 Kantor Desa 2
5 MTS 1 15 Kantor Kecamatan 1
(47)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 Pondok Pesantren 4 17 Koramil 1
8 Masjid 11 18 Kantor UPTD 1
9 Mushola 34 19 Kantor KUA 1
10 Poli Klinik 2 Jumlah 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2014
3) Data Ketersediaan Bangunan/Fasilitas Kritis di Kecamatan Batujaya.
Teknik observasi yang dilakukan dalam menentukan nilai harga biaya pembangunan fasilitas kritis di Kecamatan Batujaya yaitu dengan pengukuran biaya pembangunan sebuah fasilitas.
b. Pengumpulan data skunder
Pengumpulan data skunder yang akan dilakukan dalam penenlitian ini yaitu dengan mengumpulkan data skunder dari buku, karya ilmiah (hasil penelitian), dokumen, serta publikasi yang diterbitkan oleh instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Bappeda Kabupaten Karawang dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karawang, Badan Informasi Geospasial BNPB, dan instansi tingkat kelurahan di Kecamatan Batujaya.
Pengumpulan data skunder dilakukan yaitu untuk mengetahui beberapa komponen yang menjadi indikator dalam penelitian ini, diantaranya adalah indikator :
1) Data kepadatan penduduk Kecamatan Batujaya. 2) Data jenis kelamin penduduk Kecamatan Batujaya. 3) Data kemiskinan penduduk Kecamatan Batujaya. 4) Data orang cacat penduduk Kecamatan Batujaya. 5) Data kelompok umur penduduk Kecamatan Batujaya. 6) Kontribusi PDRB per sektor Kecamatan Batujaya.
7) Data nilai harga produktifitas pada lahan produktif Kecamatan Batujaya
8) Data Luas Hutan Lindung, Hutan Alam, Hutan Bakau/Mangrove, Semak Belukar dan Rawa Kecamatan Batujaya.
(48)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Teknik Analisis Data
Analisi data yang akan digunakan untuk pengujian validitas data skunder
yaitu menggunakan Chi Kuadrat (χ2
). Kemudian analisi data yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah dengan cara analisis kuantitatif dan analisis indeks. Berikut ini akan dibahas satu-persatu dari tiga analisis data tersebut.
a. Analisis Chi Kuadrat (χ2)
Sugiyono (2011 : 107) mengemukakan bahwa “Chi Kuadrat (χ2) satu sampel adalah teknik statisktik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila
dalam populasi datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar”. Rumus Chi Kuadrat (χ2
) adalah sebagai berikut :
Dimana:
χ2
: Chi Kuadrat
fo : Frekuensi yang diobservasi
fi : Frekuensi yang diharapkan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah data skunder yang diperoleh dari berbagai instansi, dengan penjelasan sebagai berikut:
Ho : Data skunder dan hasil observasi sama Ha : Data skunder dan hasil observasi berbeda
Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka Chi kuadrat hitung perlu dibandingkan dengan Chi kuadrat tabel dengan derajat kebebasan (dk) dan taraf kesalahan tertentu. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Chi kuadrat hitung lebih kecil dari tabel, maka Ho diterima,
dan pabila lebih besar atau sama dengan ( ≥ ) harga tabel maka Ho ditolak.
Derajat kebebasan (dk) dalam penelitian ini adalah 1 (satu) dan taraf kesalahan yang ditetepkan adalah 5 (lima) % maka Chi kuadrat tabel adalah
(49)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3,841. Apabila Chi kuadrat hitung (χ2 ) lebih kecil dari Chi kuadrat tabel ( 3,841 ) maka Ho (data skunder) diterima dan bisa digunakan. Kemudian apabila Chi
kuadrat hitung (χ2 ) lebih besar dari Chi kuadrat tabel ( 3,841 ) maka Ho (data
skunder) ditolak dan tidak bisa digunakan.
b. Analisis Kuantitatif
Widyoko (dalam Ghifar, 2011 : 84) mengemukakan bawa analisis
kuantitatif adalah “pengamatan yang yang melibatkan pengukuran tingkatan suatu
ciri tertentu, ciri yang dimaksud adalah mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan presentase, rata-rata dan perhitungan statistik”. Berdasarkan pengertian tersebut anilisis kuantitatif dalam penelitian ini berupa pengukuran untuk menentukan skor terhadap masing-masing wilayah pada beberapa parameter yang telah ditetapkan menjadi indokator penelitian.
c. Analisis Indeks
Analisis indeks yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu skor yang diperoleh dari hasil analisis secara kuantitatif di masukan kedalam salah satu dari tiga kelas indeks yaitu kelas indeks rendah, kelas indeks sedang dan kelas indeks tinggi. Penjelasan Analisis indeks dalam penelitian ini dapat ilihat pada tabel 3.13 sampai pada tabel 3,20.
Tabel 3.13
Kelas Indeks Parameter Kerentanan Sosial Budaya
Parameter Kerentanan Sosial Budaya
Kelas Indeks dan Skor
Bobot
Rendah Sedang Tinggi
0,33 0,67 1
Kepadatan Penduduk < 500 jiwa/km2
500 – 1.000 jiwa/km2
> 1.000
jiwa/km2 60 % Rasio Jenis Kelamin < 20 % 20 – 40% > 40% 10 % Rasio Kemiskinan < 20 % 20 – 40% > 40% 10 % Rasio Orang Cacat < 20 % 20 – 40% > 40% 10 % Rasio Kelompok Umur < 20 % 20 – 40% > 40% 10 %
(50)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai bobot tertinggi indeks parameter kerentanan sosial budaya berdasarkan informasi yang terdapat pada tabel 3.13 adalah parameter kepadatan penduduk dengan persentase 60 % dari nilai bobot kerentanan sosial budaya.
Tabel 3.14
Kelas Indeks Pembobotan Parameter Kerentanan Sosial Budaya
Parameter Kerentanan Sosial Budaya
Kelas Indeks dan Skor
Bobot Rendah Sedang Tinggi
0,33 0,67 1
Kepadatan Penduduk 0,200 0,400 0,600
40 %
Rasio Jenis Kelamin 0,033 0,066 0,100
Rasio Kemiskinan 0,033 0,066 0,100
Rasio Orang Cacat 0,033 0,066 0,100
Rasio Kelompok Umur 0,033 0,066 0,100
Sumber: BNPB, 2012
Nilai bobot parameter kerentanan sosial budaya berdasarkan informasi yang terdapat pada tabel 3.14 yaitu memiliki persentase 60 % dari nilai bobot kerentanan bencana banjir.
Tabel 3.15
Kelas Indeks Parameter Kerentanan Ekonomi
Parameter Kerentanan Ekonomi
Kelas Indeks dan Skor
Bobot
Rendah Sedang Tinggi
0,33 0,67 1
Luas Lahan Produktif < Rp 50 Juta Rp 50 Juta – 200 Juta
> Rp 200
Juta 60 % Kontribusi PDRB per sektor < Rp 100
Juta
Rp 100 Juta – 300 Juta
> Rp 300
Juta 40 % Sumber: BNPB, 2012
Nilai bobot tertinggi indeks parameter kerentanan ekonomi berdasarkan informasi yang terdapat pada tabel 3.15 adalah parameter luas lahan produktif
dengan persentase 60 % dari nilai bobot kerentanan ekonomi. Tabel 3.16
Kelas Indeks Pembobotan Parameter Kerentanan Ekonomi
Parameter Kerentanan Ekonomi
Kelas Indeks dan Skor
Bobot Rendah Sedang Tinggi
0,33 0,67 1
Luas Lahan Produktif 0,200 0,400 0,600
25 % Kontribusi PDRB per sektor 0,133 0,266 0,400
(1)
83
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai indeks hasil penjumlahan skor masing-masing parameter kerentanan dengan nilai bobot dari setiap kerentanan yang terdapat pada tabel 3.14, tabel 3.16, tabel 3.18 dan tabel 3.20 akan menghasilkan kelas indeks tingkat kerentanan dari dampak bencana banjir.
(2)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
169
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal dalam penelitian ini diantaranya yaitu :
1. Kecamatan Batujaya merupakan wilayah yang memiliki indeks kerugian tinggi
terhadap tingkat kerentanan Bencana Banjir Sungai Citarum ditandai dengan
besarnya nilai indeks yaitu antara 0,4 – 0,6 pada seluruh desa di wilayah
Kecamatan Batujaya. Maksud dari Kecamatan Batujaya merupakan wilayah yang memiliki indeks kerugian tinggi terhadap tingkat kerentanan Bencana Banjir Sungai Citarum yaitu apabila terjadi banjir di Kecamatan Batujaya maka lebih dari 67 % nilai aset yang dimiliki Kecamatan Batujaya akan mengalami kerusakan.
2. Indeks penduduk terpapar di Kecamatan Batujaya pada seluruh desa apabila
terjadi Bencana Banjir Sungai Citarum Sembilan diantaranya masuk kedalam kelas tinggi yaitu Desa Batujaya, Desa Baturaden, Desa Karyabakti, Desa Karyamakmur, Desa Karyamulya, Desa Kutaampel, Desa Segaran, Desa Telukambulu, Desa Telukbango dan satu desa masuk kedalam kelas sedang yaitu Desa Segarjaya. Sembilan desa di Kecamatan Batujaya masuk kedalam kelas tinggi indeks penduduk terpapar memberikan pernyataan bahwa lebih dari 67 % jumlah penduduk di desa tersebut akan menjadi korban apabila terjadi banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. Kemudian satu desa di Kecamatan Batujaya masuk kedalam kelas sedang indeks penduduk terpapar
memberikan pernyataan bahwa 33 – 67 % jumlah penduduk di desa tersebut
akan menjadi korban apabila terjadi banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya
3. Peta tingkat kerentanan Bencana Banjir Sungai Citarum di Kecamatan
(3)
170
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi merupakan kawasan pemukiman pada wilayah administratif yang memiliki nilai indeks kelas penduduk terpapar tinggi dan berada di wilayah dengan ketinggian kurang dari dua meter diatas permukaan laut. Peta tingkat kerentanan Bencana Banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya dapat dilihat pada halaman 160.
B.Saran
Adapun beberapa rekomendasi yang dapat penulis sampaikan pada bab ini setelah melakukakan penelitian tingkat kerentanan Bencana Banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya yaitu meliputi:
1. Kecamatan Batujaya berdasarkan tingkat kerentanan termasuk kedalam kelas
tinggi, sehingga harus meningkatakan kapasitas terhadap ancaman Bencana Banjir Sungai Citarum agar dapat mengurangi risiko bencana.
2. Daerah penelitian yaitu Kecamatan Batujaya merupakan wilayah dataran
banjir, dan hal ini sudah diketahui oleh penduduk di daerah tersebut berdasarkan hasil penelitian pada indeks penduduk terpapar sembilan desa diantaranya masuk kedalam kelas tinggi dan satu desa masuk kedalam kelas sedang, hal ini akan membahayakan keselamatan penduduk apabila terjadi bencana Banjir Sungai Citarum. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya yaitu diadakan kajian mengenai respon penduduk di Kecamatan Batujaya terhadap Bencana Banjir Sungai Citarum.
3. Bagi instansi terkait yang berhubungan dengan kajian kebencanaan diharapkan
dapat memberikan pendidikan kebencanaan kepada penduduk di daerah Kecamatan Batujaya, sehingga apabila terjadi Bencana Banjir Sungai Citarum penduduk di wilayah tersebut lebih siap lagi dalam menghadapi bencana.
4. Terhadap bidang pendidikan, kajian hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran pendidikan mitigasi bencana, tujuannya agar sumber daya manusia yang akan datang mampu untuk lebih siap lagi dalam menghadapi bencana, khususnya mengenai bencana banjir.
(4)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
171
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2008). Memahami Bencana. Jakarta : Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Karawang. (2010). Buku Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Karawang. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Karawang. Tidak diterbitkan. Badan Standaraisasi Nasional SNI No. 7642 tahun 2010 tentang Klasifikasi
Penutup Lahan
BAPPENAS. (2012). Atlas Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Wilayah
Sungai Ci Tarum. Jakarta : BAPPENAS
BNPB. (2011). Atlas Kebencanaan Indonesia 2011. Jakarta : BNPB
BNPB. (2011). Indeks Rawan Bencana Indonesia. Jakarta : BNPB
BNPB. (2010). Laporan Pusdalops. Jakarta : BNPB
BNPB. (2013). Laporan Pusdalops. Jakarta : BNPB
BPS Kabupaten Karawang. (2011). Potensi Desa Tahun 2011
BPS Kabupaten Karawang. (2012). PDRB Kabupaten Karawang Menurut
Lapangan Usaha
BPS Kabupaten Karawang. (2013). Kecamatan Batujaya Dalam Angka
BPS. (tanpa tahun). [online]. Tersedia di :
http://www.bps.go.id/menutab.php?tabel=1&kat=1&id_subyek=23. [Diakses 1 Mei 2014].
Ghifar, Y.F (2011) Analisis Risiko Banjir Kecamatan Panyingkiran Kabupaten
Majalengka. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Geografi UPI. Tidak diterbitkan.
Pemerintah Kabupaten Karawang. (2013). Potensi Desa dan Kelurahan.
Pemerintah Kabupaten Karawang. (2013). Tingkat Perkembangan Desa dan
(5)
172
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana
Peraturan Kepala BNPB No. 8 Tahun 2011 tentang Standarisasi Data Kebencanaan
Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa
Peraturan Pemerintah RI No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Peraturan Pemerintah RI No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
Rahayu. Dkk. (2009). Banjir dan Upaya Penanggulangannya. Bandung : Pusat
Mitigasi Bencana (PMB-ITB)
Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suharyono & Amien. (1994). Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sumaatmaja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan. Bandung : Alumni
Suryana. (2010). Metodologi Penelitian. Bandung: UPI PRESS
Tika. P. M (2005) Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara
Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraaan Lanjut Usia. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Undang-Undang RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat. Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(6)
Tri Widodo, 2014
Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Universitas Pendididkan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.