PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK KESADARAN MAHASISWA SEBAGAI WARGA GLOBAL : Studi Kasus Kelas Internasional di Universitas Pasundan Bandung.

(1)

PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK KESADARAN MAHASISWA SEBAGAI

WARGA GLOBAL

(Studi Kasus Kelas Internasional di Universitas Pasundan Bandung)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

REDI YAMANTO NIM: 1201149

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DALAM MEMBENTUK KESADARAN MAHASISWA

SEBAGAI

WARGA GLOBAL

(Studi Kasus Kelas Internasional di Universitas Pasundan

Bandung)

Oleh Redi Yamanto

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Redi Yamanto 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

REDI YAMANTO NIM 1201149

PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK KESADARAN MAHASISWA SEBAGAI WARGA GLOBAL

(Studi Kasus Kelas Internasional di Universitas Pasundan Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

PROF. DR. H. DASIM BUDIMANSYAH, M.SI NIP.19620316 198803 1 003

Pembimbing II

DR. PRAYOGA BESTARI, S.PD.,M.SI NIP. 19750414 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia

PROF. DR. H. SAPRIYA, M.ED NIP. 19630820 198803 1 001


(4)

PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK KESADARAN MAHASISWA SEBAGAI WARGA NEGARA GLOBAL

(Studi Kasus Kelas Internasional di Universitas Pasundan Bandung)

Telah Dilaksanakan Ujian Sidang Tahap 2 Pada Tanggal : 22 Agustus 2014

Tempat : Gedung SPS UPI

Pembimbing I :

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si NIP.19620316 198803 1 003

Pembimbing II :

Dr. Prayoga Bestari, S.Pd., M.Si NIP. 19750414 200501 1 001

Penguji :

Prof. Dr. H. Suwarma Al Muchtar, S.H., M.Pd NIP. 19530211 198703 1 002

:

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001


(5)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH DAN BEBAS PLAGIARISME ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1. Identifikasi ... Error! Bookmark not defined. 2. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1. Secara teoritis... Error! Bookmark not defined. 2. Secara praktis ... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Tinjauan Peranan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) . Error! Bookmark not

defined.

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)Error! Bookmark not defined. 3. Pendidikan Untuk Warga Global ... Error! Bookmark not defined. B. Tinjauan Globalisasi ... Error! Bookmark not defined. 1. Sejarah Globalisasi di Indonesia ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengertian Globalisasi ... Error! Bookmark not defined.

3. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Era GlobalisasiError! Bookmark not defined. C. Kesadaran Sebagai Warga global ... Error! Bookmark not defined.

1. Warga global ... Error! Bookmark not defined.

2. Kesadaran Sebagai Warga global dalam Konteks PancasilaError! Bookmark not defined. BAB III ... Error! Bookmark not defined.

METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Metode dan desain penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Lokasi penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Subjek penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Penjelasan Istilah ... Error! Bookmark not defined. 1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... Error! Bookmark not defined. 2. Kesadaran Warga global ... Error! Bookmark not defined. D. Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.


(6)

a) Observasi (Pengamatan) ... Error! Bookmark not defined. b) Wawancara ... Error! Bookmark not defined. c) Studi Dokumentasi... Error! Bookmark not defined. d) Studi Literatur ... Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

A. Gambaran Umum ... Error! Bookmark not defined. 1) Gambaran Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2) Sejarah Fakultas Teknik Informatika BandungError! Bookmark not defined. 3) Visi Fakultas Teknik Universitas Pasundan BandungError! Bookmark not defined. 4) Misi Fakultas Teknik Universitas Pasundan BandungError! Bookmark not defined. B. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Proses Perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Wawasan Mahasiswa ... Error! Bookmark not defined. 2. Pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

dalam memberikan wawasan sebagai warga negara.Error! Bookmark not defined. 3. Bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan Memberikan Wawasan Terhadap

Mahasiswa sebagai Warga global. ... Error! Bookmark not defined.

4. Kesadaran Mahasiswa Universitas Pasundan Sebagai Warga global.Error! Bookmark not def C. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1) Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di lingkungan Universitas Pasundan Bandung dalam memberikan pemahaman kepada mahasiswa sebagai warga global. ... Error! Bookmark not defined.

2) Kemampuan yang diperlukan untuk menjadi bagian dari warga global.Error! Bookmark not d 3) Pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi bagian dari warga globalError! Bookmark not d 4) Kesadaran mahasiswa Universitas Pasundan Bandung sebagai warga

global ... Error! Bookmark not defined. BAB V ... Error! Bookmark not defined. SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan Umum ... Error! Bookmark not defined. B. Kesimpulan Khusus ... Error! Bookmark not defined. C. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. Lampiran-Lampiran ... 103


(7)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Tesis ini menyajikan hasil penelitian tentang proses perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran sebagai warga global di lingkungan Universitas Pasundan Bandung Fakultas Teknik Informatika. Masalah pokok pada penelitian ini adalah bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum dapat mengembangkan kesadaran sebagai warga global. Serta bagaimana perbedaan pandangan antara mahasiswa di lingkungan Fakultas Teknik Informatika terutama antara kelas internasional dan kelas reguler? Teori yang digunakan untuk membahas penelitian ini adalah teori global village dari McLuhan. Pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: Apakah civic education dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa dalam konteks warga global?

Civic skill seperti apa yang diperlukan untuk menjadi bagian dari global citizens? Civic knowledge seperti apa yang diperlukan untuk menjadi bagian dari global citizenship? Sejauh mana kesadaran mahasiswa sebagai warga global? Untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan data tentang proses perkuliahan di kelas internasional dan kelas reguler Fakultas Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung, serta keseharian mahasiswa di lingkungan Universitas Pasundan Badung. Data-data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengamatan secara langsung kegiatan perkuliahan, wawancara terhadap mahasiswa dan dosen secara mendalam, kemudian analisis data berupa Satuan Acara Perkuliahan, absensi mahasiswa, materi berupa buku dan Hand Out. Data dianalisis dengan menggunakan analisis dari R.K. Yin. Hasil Penelitian adalah sebagai berikut: 1) Pendidikan Kewarganegaraan dapat

memberikan pemahaman terhadap mahasiswa sebagai warga global berupa kesadaran akan posisinya sebagai bagian dari warga global. Mahasiswa memahami kondisi mereka sebagai bagian dari masyarakat global dengan menangkap isu-isu global sebagai bagian dari pengembangan wawasannya. 2) Keahlian yang diperlukan sebagai warga global adalah berupa wawasan dan sikap yang perlu dikembangkan oleh mahasiswa. Keahlian sebagai warga global sangat dipengaruhi oleh luasnya wawasan dan sikap mahasiswa dalam menghadapi berbagai permasalahan. Sebagai warga global penguasaan bahasa

universal merupakan keahlian yang penting untuk dikuasai. 3) Wawasan yang

diperlukan oleh mahasiswa sebagai warga global adalah berupa pemahaman akan adanya nilai-nilai yang berbeda dari setiap individu di dunia ini. Kesadaran akan kondisi dunia yang global dan kemampuan dalam mengakses berbagai sumber informasi. 4) Kesadaran sebagai warga global diperlukan oleh mahasiswa untuk membuka wawasannya akan kondisi dunia saat ini dimana mereka masih terfokus dalam bingkai negaranya. Kesadaran sebagai warga global sangat dipengaruhi oleh luasnya wawasan mahasiswa. Kesadaran sebagai warga global perlu didukung oleh mata kuliah lainnya di luar Pendidikan Kewarganegaraan. Dari hasil temuan penelitian direkomendasikan agar Pendidikan sebagai mata kuliah umum agar nilai-nilai yang diperoleh mendapat dukungan dari mata kuliah lainnya.


(8)

Kata Kunci: Civic Education, Global Citizenship, Civic Skill, Civic Knowledge ABSTRACT

This thesis is present the result of lecture Civics Education for developed awareness as a global citizen at University Pasundan Bandung Faculty Informatics Engineering. The main focus in this study is how Civic Education as general course can developed awareness as a global citizen. And to study about the difference point of view between international class and regular class at Faculty Informatics Engineering? The grand theory that used for this research is global village by McLuhan. These research questions were: is civic education give knowledge for student as a global citizen? What kind of civic skill is needed to become part of global citizen? What kind of civic skill needed to became global citizen? What kind of civic knowledge needed to became global citizen? How is student awareness for global citizen? How far is the awareness of student as a global citizen? In order to answer these questions researcher using data the proses of lecture at international class and regular class Faculty Informatics and Engineering University Pasundan Bandung, also the daily of the student at University Pasundan Bandung. Those data’s is collect by using method observation the process of lecture, interview to student and lecturer, and then analyst data for Unit Lecture Event, student attendant, book and hand out. This data is analyst using R.K. Yin. The results of these studies are: 1) Civic Education can give knowledge to student as a global citizen to have awareness as a part of the world. Student understanding their condition as part of the global society with capture the condition about global issues as part of student awareness. 2) Skill that needed as a global citizen is knowledge and attitude that needed for developed by student. Skill as a global citizen is influence by their breadth of knowledge and student attitude when facing different problem. As a global citizen a universal language is the basic skill that need to master. 3) Knowledge that needed by student as a global citizen are the understanding that there is a different values in each individual in these world. The awareness about condition of the world that become global and skill to access any source of information. 4) Awareness as global citizen needed by student to opened their knowledge about condition of the world right now where their still focus in their nation. Awareness as global citizen is influence by their breadth of student knowledge. Awareness as a global citizen needs support for other major beside civic education. From the

result of this researching recommended that Civics Education as a major course

that the values that obtain can have support from other major.


(9)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Manusia dalam perjalanan kehidupannya dimuka bumi ini tidak lepas dari adanya interaksi dengan manusia lainnya, hal ini disebabkan karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam interaksinya dengan manusia lainnya kerap kali terjadi konflik yang bahkan mengakibatkan pertikaian. Konflik itu sendiri merupakan suatu pertentangan antara dua individu atau lebih, konflik juga bisa terjadi antara kelompok atau golongan, atau bahkan lebih luas lagi konflik terjadi antara negara dan bahkan melibatkan banyak negara di dalamnya. Manusia telah mengenal konflik dari pertama kali mereka melakukan interaksi dengan manusia lainnya, dan dari pengalaman tersebut manusia belajar cara menghadapi konflik. Hal tersebut dapat dianalisis dari pernyataan Bartos dan Werh (2002, hlm.1) berikut:

... They are passed down from parent to child, from generation to generation. They are transmitted from one life experience to the next. That knowledge is created within generations, as humans learn better how to interact with minimal cost. We do this pretty much unconsciously. Handling conflict is simply one of the life skills we learn and practice. Some of us do it better than others.

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa cara menghadapi konflik dipelajari secara turun-temurun dari orang tua diwariskan terhadap anaknya, secara terus menerus dari generasi ke genarasi selanjutnya. Pengalaman tersebut diwariskan berasal dari pengalaman hidupnya kepada generasi penerusnya. Pengetahuan itu tercipta dalam setiap generasi, sebagaimana manusia belajar untuk berinteraksi dengan meminimalisir dampaknya terhadap dirinya Kebanyakan manusia melakukannya secara tidak sadar. Menghadapi konflik merupakan suatu keahlian yang perlu dipelajari dan dilatih, dan banyak di antaranya melakukannya dengan sangat baik.


(10)

Perang dunia ke I dan ke II merupakan contoh terjadinya konflik yang meluas hingga melibatkan beberapa negara di dalamnya, Perang Dunia I (PDI) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918 dan Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat PD II) adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945. Konflik besar lainnya yang terjadi antara negara sampai saat ini adalah konflik antara Israel dan Palestina yang tampaknya tidak akan ada akhirnya, konflik yang tidak bisa dianggap sederhana di mana Israel dan Palestina mempunyai pandangan yang berseberangan sehingga sangat sulit untuk bisa disatukan. Perbedaan agama, ideologi, ras, negara, dll.

Berdasarkan kajian dari UNESCO's Constitution Declares 16 November 1945 dalam http://www.peace.ca/unesco.htm dimana dalam konstitusi tersebut menyatakan:

That since wars begin in the minds of men, it is in the minds of men that

the defences of peace must be constructed; That ignorance of each other’s

ways and lives has been a common cause, throughout the history of mankind, of that suspicion and mistrust between the peoples of the world through which their differences have all too often broken into war;

Konflik ini melibatkan banyak negara di dalamnya, namun yang menjadi pemicu dari terjadinya konflik adalah mereka yang berada di balik negara masing-masing, adanya ketidak pedulian diantara negara tentang bagaimana suatu negara menjalankan cara hidupnya, kecurigaan antar negara dan ketidak percayaan antara masyarakat di dunia ini telah mengakibatkan terjadinya peperangan dan konflik.

Pemicu dari terjadinya konflik itu sendiri adalah karena adanya pemisah di antara manusia yang disebut dengan perbedaan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya teknologi maka manusia mulai menyadari akan keberadaan manusia lainnya di berbagai belahan dunia ini. Keadaan ini mengakibatkan terbentuknya hubungan antara masyarakat dunia yang disebut dengan era globalisasi. Manusia telah memasuki babak baru dalam kehidupan sosialnya yang tidak hanya melibatkan masyarakat dalam satu negara namun melibatkan masyarakat dari berbagai belahan dunia.


(11)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Maka kesadaran sebagai warga global diakui oleh negara Indonesia sendiri dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45) di mana dalam alinea pertama: "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Dari isi pembukaan UUD 45 ini dapat dimaknai bahwa Indonesia mengakui adanya kebebasan bagi seluruh bangsa di dunia ini dan mengakui adanya persamaan yaitu hak untuk merdeka. Dengan demikian maka Indonesia menghargai segala hak bangsa dan negara di berbagai dunia dan ikut serta dalam memperjuangkan hak tersebut.

Negara Indonesia tidak hanya peduli akan nasib bangsa sendiri akan tetapi melihat keluar negaranya dan memiliki kepedulian yang besar akan nasib bangsa lainnya, maka dari itu negara Indonesia telah menganut kesadaran sebagai bagian dari negara global yang terhubung dengan negara lainnya.

Kesadaran warga global ini diperlukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang khususnya di Indonesia untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kondisi global saat ini, dunia ini sudah terkoneksi satu sama lainnya dan tidak ada cara lain selain untuk belajar hidup dalam kondisi global, di mana semua informasi dan kemudahan dalam mengakses informasi kenegara lain semakin mudah. Persiapan kompetensi dalam membentuk warga global merupakan sesuatu yang mendesak untuk dilakukan, mengingat saat ini posisi negara satu sama lainnya saling ketergantungan untuk dapat mempertahankan kelangsungan negaranya, tanpa adanya kemampuan dalam memahami dan kemampuan untuk berpikir secara global maka akan mengakibatkan timbulnya pergesekan dan bisa mengakibatkan terjadinya konflik.

Lalu karakter global itu sendiri tercermin dari Pancasila yaitu sila ke 2 kemanusiaan yang adil dan beradab di mana dalam sila tersebut terlihat jelas bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya persamaan dalam hak-hak kemanusiaan dan ditambah dengan pengukuhan dari sila ke 1 yaitu ketuhanan yang maha esa, di mana jika dilihat dari sudut pandang keagamaan maka seluruh


(12)

umat manusia di muka bumi ini adalah sama dan tidak ada perbedaan. Didukung dengan sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa di mana di hadapan Tuhan manusia adalah sama, dan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mengakui adanya nilai Ketuhanan menyadari bahwa manusia memiliki nilai yang sama di hadapan Tuhannya.

Bangsa Indonesia mengalami penjajahan selama hampir dua abad oleh Belanda, dan hal ini menimbulkan adanya kesadaran dalam hati bangsa Indonesia tentang menghargai hak dan kebebasan bangsa-bangsa yang ada di dunia, dan melihat bahwa manusia harus dapat menentukan kebebasannya dalam menjalankan hidup sehingga tidak ada manusia lainnya yang berhak untuk menindas, merendahkan dan bahkan menjajah manusia lainnya dan memanfaatkannya untuk kepentingan golongan manusia lainnya, dan bangsa Indonesia menyadarinya melalui perjalanannya ketika merasakan penderitaan dari penjajahan yang perih. Banyak hak yang dirampas sebagai umat manusia pada masa itu dan itu dilakukan oleh sesama ras manusia.

Jadi bangsa Indonesia mempunyai pandangan bahwa sebagai sesama manusia yang hidup di planet bumi ini maka selayaknya ada rasa saling mengasihi dan menyayangi yang diterapkan dalam sikap saling menghargai sesama manusia lainnya, yaitu pemahaman akan kemanusiaan yang adil dan beradab, perlakuan adil dan memperlakukan manusia lainnya secara beradab. Maka penjajahan dan perampasan terhadap hak manusia lainnya bukanlah sesuatu yang beradab dan bangsa Indonesia dalam posisinya sebagai bagian dari warga negara dunia akan memperjuangkan hak segala bangsa dari ketidak adilan dan ketidak beradaban.

Untuk dapat menjadi bagian dari negara global maka sebelumnya masyarakat Indonesia harus mempersiapkan diri dalam bentuk pendidikan. Pendidikan yang tentunya mengajarkan kepada masyarakat Indonesia akan posisinya dan akan falsafah bangsa Indonesia yang menghargai setiap kehidupan manusia di planet bumi ini. Maka untuk dapat memiliki pandangan tersebut masyarakat Indonesia harus menjadi masyarakat yang seutuhnya yaitu masyarakat


(13)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yang sadar akan budaya dan akar leluhurnya sadar akan eksistensinya baik dalam skala kecil di dalam keluarga, lingkungan tempat tinggal, masyarakat dan sebagai bagian dari warga negara Indonesia.

Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran wajib untuk kurikulum pendidikan tinggi dan tujuan dari pendidikan yaitu pembentukan kepribadian manusia dengan didasarkan pada dua komponen yaitu nilai dan kebajikan. Dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masyarakat Indonesia di ajak untuk mengenal negaranya, tanah airnya yang menjadikannya sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Pengenalan ini nantinya bertujuan untuk mengajarkan kepada masyarakat Indonesia akan nilai-nilai yang dianut oleh segenap bangsa Indonesia sehingga nantinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia ini dapat menjalankan nilai-nilai yang menjadi landasan bangsa Indonesia.

Maka setelah menyadari akan posisinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia maka barulah diperkenalkan akan nilai-nilai universal yang ada di dunia ini, karena sebagian lagi diri dari tiap individu manusia itu terhubung dengan dunia itu, di mana manusia merupakan species yang sama menghirup udara di dunia ini dan meninggali planet yang sama yaitu planet bumi. Oleh karena itu perlu diajarkan kesadaran bahwa sebagai manusia yang mendiami planet bumi ini kita semua adalah sama.

Dengan kemampuan untuk memahami bahwa dunia ini terhubung satu sama lainnya baik dari segi ekonomi, politik, sosial, secara kerohanian, dan dari segi lingkungan. Maka perlu kemampuan dalam membentuk kesadaran tersebut dalam pola pikir mahasiswa Seperti yang di ungkapkan Betts (2003, hlm. 2) mengatakan bahwa warga global adalah mereka yang memahami :

That the world is interconnected

How the world works economically, politically, socially, spiritually, environmentally;

That a global ethic is essential to developing and sustaining equity and justice;


(14)

That humanity is one.

Kesadaran Warga global adalah bertujuan untuk membangun mahasiswa dalam memberikan kesadaran akan bagaimana tindakan mereka dalam posisinya sebagai warga global, serta memberikan kemampuan dalam memahami suatu isu global dan juga memberikan pengetahuan terhadap isu global tersebut Oxfam Education: What is Global Citizenship (https://www. Oxfam .org.uk/ education/ global-citizenship/what-is-global-citizenship):

Global citizenship aims to empower pupils to lead their own action. Along with the knowledge and values that they have gained from learning about global issues, pupils need to be equipped with the necessary skills to give them the ability and confidence to be pro-active in making a positive difference in the world.

Pendidikan untuk warga global adalah suatu metode dalam menolong generasi muda dalam mengembangkan sikap aktif sebagai warga global, dan memberikan kepada mereka kesempatan dalam mengatasi isu global dengan cara berpikir secara kritis, serta memiliki tanggung jawab dalam tindakannya sebagai bagian dari warga global Oxfam Education: What is Global Citizenship

(https://www.oxfam.org.uk/education/global-citizenship/what-is-global-citizenship):

Education for global citizenship is a methodology to help young people to develop as active global citizens. Oxfam suggests a Learn-Think-Act approach to help structure global citizenship activities, and give young people the opportunity to learn about issues, think critically about how to solve them, and act as responsible global citizens.

Lalu sejauh mana pemahaman akan warga global itu di dalam diri mahasiswa, apakah mahasiswa di Indonesia sudah memiliki kesadaran akan warga global, maka untuk mengetahui sejauh mana level pemahaman akan kesadaran sebagi warga global dapat dilihat dari pemahaman akan warga negara menurut Gerzon (2010, hlm. 24) mengatakan bahwa warga negara terbagi menjadi 5 “Citizenship 1.0 -5.0” yaitu:

Citizen 1.0–Worldview based on one’s self (egocentric),

Citizen 2.0–Worldview based on one’s group (ideocentric), Citizen 3.0–Worldview based on one’s nation (sociocentric),


(15)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Citizen 5.0Worldview based on the whole earth (geocentric),

Pada Citizen 1.0 masyarakat dalam kategori ini hanya peduli terhadap dirinya sendiri dan memandang dunia berdasarkan kepentingan pribadi, Citizen 2.0 masyarakat dalam kategori ini memandang dunia berdasarkan pada kepentingan kelompoknya dan dirinya, Citizen 3.0 memandang loyalitas diri dan kelompok dengan kepentingan bangsa mereka, Citizen 4.0 memiliki loyalitas untuk beberapa budaya, dan Citizen 4.0 harus mengintegrasikan semua hal di atas ke dalam loyalitas mereka terhadap bumi dan makhluk hidup.

Dunia yang terkait satu dengan lainnya ini tentu saja bukan hanya membawa dampak terhadap terjadinya asimilasi budaya, di mana budaya yang masuk melalui arus informasi yang begitu deras dapat menyebabkan terjadinya krisis terhadap jati diri bangsa. Terutama remaja yang menerima akses terbanyak dari berbagai media yang masuk ke negara ini dan jika kurangnya pengawasan dan pemahaman melalui pendidikan maka akan berakibat terjadinya krisis jati diri di kalangan remaja tersebut, berdasarkan laporan berita dari merdeka.com: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 71,19 juta orang. Sebesar 28 % dari penduduk Indonesia merupakan pengguna internet dan dapat dibayangkan besarnya informasi yang masuk dari salah satu media global tersebut.

Wujud global yang dimaksudkan di sini adalah suatu pertemuan baik dari segi budaya, ilmu pengetahuan, agama, ekonomi, akses wisata mancanegara, media komunikasi, media elektronik termasuk internet di dalamnya, dan etika budaya. Begitu banyak aspek yang dipengaruhi dari komunikasi yang terjalin antara bangsa ini, sehingga dapat mempengaruhi suatu individu dikarenakan tidak diperlukan perantara dalam memasuki dunia global saat ini.

Maka jika pendidikan dalam menanamkan paham kebangsaan dilaksanakan, dapat berakibat negatif terhadap generasi saat ini, generasi yang mengalami era digital dengan berbagai fasilitas teknologi yang mendukung untuk terjadinya penetrasi dalam segala bentuk kehidupan dan golongan masyarakat di


(16)

Indonesia. Dampak negatif yang dapat terjadi akibat dari adanya arus global itu sendiri adalah Mashita, (Pengaruh Globalisasi Terhadap Remaja, 2012 dalam http://muda.kompasiana.com/2012/02/19/pengaruh-globalisasi-terhadap-remaja- 436599.html):

1. Gaya hidup kebarat-baratan

2. Tidak semua budaya barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat pada orang tua, kehidupan bebas remaja dan lain-lain. Hampir 50% dari remaja dunia terutama kaum perempuan, sudah kehilangan mahkota paling berharga miliknya. Dan 80% sudah berani mencoba dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkotika). Itulah yang sangat kita sayangkan dari remaja kini, yang seharusnya mereka menjadi peran penerus pahlawan bangsa.

3. Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan musyawarah mufakat, dan gotong royong.

4. Semakin sedikit generasi muda yang melestarikan musik, tarian, dan budaya tradisional kita.

5. Remaja mengikuti cara berpakaian yang cenderung tidak memperlihatkan kesopanan.

Dalam dunia saat ini perlu adanya upaya pendidikan yang dapat mendorong masalah-masalah yang mendunia, dunia yang sudah memasuki era global memerlukan bentuk pendidikan yang dapat memberikan gambaran terhadap peserta didik dalam melihat dunia ini. Karakter yang diperlukan siswa dalam menghadapi era global memerlukan suatu karakter yang kuat untuk dapat mempertahankan eksistensinya dalam dunia global.

Pengaruh budaya luar jika tidak disikapi dengan wawasan dan pemahaman yang benar akan menjadikan adanya kesalahan dalam penafsiran yang dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam persepsi, dengan kemampuan baik dalam bidang literasi dan pemahaman maka hal ini akan meminimalisir adanya

miss Perception. Seperti halnya tidak semua budaya luar itu cocok untuk kondisi

masyarakat Indonesia maka perlunya keluasan wawasan dalam menyikapi ini semua.

Peserta didik perlu untuk mengetahui posisinya dalam sudut pandang dunia ini, maka dari itu perlu adanya pembentukan kesadaran dan wawasan


(17)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

terhadap siswa dalam posisi mereka sebagai bagian dari warga negara global. Seperti halnya menjadi warga negara yang baik untuk suatu negara maka sebagai bagian dari warga global mahasiswa harus dapat memiliki keluasan pandangan dan mampu berpikir secara global, dalam era global ini standar dalam kehidupan masyarakat menjadi meningkat di mana saat ini hampir seluruh dunia ini memiliki suatu standar yang diakui secara bersama oleh masyarakat dunia baik dalam bidang pelayanan ataupun berupa barang. Tanpa adanya kemampuan untuk menyadari adanya nilai-nilai global tersebut masyarakat tidak dapat menjadi masyarakat yang kompetitif di era global dan menjadi masyarakat yang tidak siap dengan era global.

Era Global yang terjadi saat ini merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dan merambah setiap aspek kehidupan manusia secara individu, oleh karena itu negara Indonesia harus memiliki generasi muda yang siap menghadapi era global. Penelitian ini akan meneliti tentang bagaimana kesadaran generasi muda kita saat ini untuk dapat menghadapi tantangan dari globalisasi. Penelitian ini akan mengambil tempat di Universitas Pasundan Bandung khususnya untuk kelas Internasional, dengan adanya kelas internasional yang merupakan mahasiswa asing peneliti akan meneliti sikap dari mahasiswa asing dan mahasiswa lokal terhadap pemahaman mereka akan adanya warga global.

Dengan interaksi yang terjadi diantara mahasiswa asing dan lokal, penelitian ini akan menggambarkan bagaimana interaksi itu terjadi dan aspek apa yang diperlukan untuk dapat menjaga interaksi antara satu sama lainnya. Dengan adanya mahasiswa asing di lingkungan Universitas Pasundan Bandung adalah berupa wujud dari adanya suatu interaksi antara instansi di Indonesia yaitu Universitas Pasundan Bandung dengan negara lainnya. Maka sebagai mahasiswa yang berada dalam lingkungan yang mendukung untuk mengembangkan kemampuan sebagai warga global peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana wawasan mahasiswa di lingkungan Universitas Pasundan Bandung dengan adanya


(18)

berbagai mahasiswa asing yang ada di lingkungannya dan bagaimana mahasiswa asing dalam melakukan interaksinya di luar negaranya.

Maka berdasarkan dari pemikiran-pemikiran tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana kesadaran mahasiswa akan posisinya sebagai bagian dari warga global dan kompetensi apa yang diperlukan dalam membentuk karakteristik mahasiswa untuk menjadikan mereka memiliki kesadaran sebagai warga global.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi

Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah disajikan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “apakah terjadi peranan oleh Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam memberikan kesadaran terhadap mahasiswa sebagai bagian dari warga global”. Kesadaran dalam wawasan Kewarganegaraan sebagai bagian bangsa Indonesia, yang nantinya berperan dalam warga dunia.

Maka sebelum masuk ke dalam kesadaran global yang perlu untuk di bina adalah kesadaran akan posisinya sebagai warga negara Indonesia seperti yang diungkapkan Soekarno dalam Latif (2012 hlm.125) “internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak dapat hidup dalam taman sarinya internasionalisme”.

Namun yang terjadi saat ini adalah interaksi global yang terjadi tanpa adanya paham akan nasionalisme yang tentu dapat membunuh jati dirinya sebagai warga global, karena warga global adalah sesuatu yang berangkat dari kesadarannya terlebih dahulu akan nasionalisme kemudian berkembang menjadi kesadaran terhadap masyarakat global. Karena dibalik dengan kesadaran yang diungkapkan oleh masyarakat global bahwa kita ini adalah merupakan sesama manusia yang menempati planet bumi ini, namun dibalik manusia itu ada jati


(19)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dirinya yang membedakan antara tiap individu manusia, jati diri inilah yang menjadi karakter untuk memahami manusia antara satu dengan yang lainnya.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka masalah diidentifikasikan sebagai berikut:

1) Apakah civic education dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa dalam konteks warga global?

2) Civic skill seperti apa yang diperlukan untuk menjadi bagian dari global citizenship?

3) Civic knowledge seperti apa yang diperlukan untuk menjadi bagian dari global citizenship?

4) Sejauh mana kesadaran mahasiswa sebagai warga global?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dari pendidikan PKn dalam memberikan kemampuan terhadap mahasiswa dalam membentuk kesadaran sebagai warga global. Secara lebih rinci tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Peran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam membangun kesadaran warga global mahasiswa.

2. Menemukan faktor pendukung dalam meningkatkan kesadaran warga global. 3. Pengembangan sikap mahasiswa dalam membentuk karakter warga global.

D. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian ini telah dicapai, diharapkan dapat menghasilkan manfaat sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Secara teoritis studi ini diharapkan dapat menganalisis, mengidentifikasi, mendeskripsikan serta sumbangan pemikiran terhadap Pendidikan


(20)

Kewarganegaraan (PKn) dalam meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan mahasiswa (Civic Knowledge) untuk membentuk kesadaran warga global.

2. Secara praktis

Dari temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi beberapa pihak sebagaimana diuraikan berikut:

a. Para akademisi atau komunitas akademik, khususnya dalam bidang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai bahan kontribusi ke arah pemahaman Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam membentuk kesadaran sebagai warga global.

b. Bagi institusi universitas, penelitian ini berguna sebagai feedback sekaligus sebagai parameter untuk mengetahui seberapa jauh Pendidikan Kewarganegaraan memberikan peranan dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa sebagai warga global.

c. Para guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memberikan pemahaman akan tingkatan level kesadaran dari mahasiswanya dalam konteks kesadaran warga global.

d. Bagi para mahasiswa dapat membantu dalam memahami peranannya sebagai warga global melalui kajian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).


(21)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan desain penelitian

Penelitian tentang peranan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai warga global (studi kasus kelas internasional Universitas Pasundan Bandung) menggunakan metode pendekatan kualitatif. Creswell (2007, hlm 245) menyatakan bahwa:

Qualitative research is “interpretive” research, in which you make a

personal assessment as to a description that fits the situation or themes that capture the major categories of information. The interpretation that you make a transcript, for example, differs from the interpretation that someone else makes. This does not mean that your interpretation is better or more accurate; it simply means that you bring your own perspective to your interpretation.

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif ini peneliti akan memperoleh data melalui observasi langsung dan terlibat dalam penelitian secara langsung, sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, yang berhubungan dengan fenomena sosial. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian interpretif, yang di dalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para partisipan Locke et at.,2007 dalam Creswell (2010, hlm. 264).

Peneliti menggunakan metode penelitian berupa studi kasus di mana studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang: menyelidiki fenomena didalam kehidupan konteks nyata, bilamana: batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas; dan di mana; multi sumber bukti dimanfaatkan Robert K. Yin (1996, hlm. 1).

Penelitian menggunakan desain studi kasus untuk dapat melihat bagaimana hubungan antara perkembangan teknologi dengan kondisi mahasiswa dalam menyerap sumber informasi tersebut, dan bagaimana pemikiran dari mahasiswa tersebut dalam menghadapi fenomena tersebut sehingga pada akhirnya menghadirkan secara nyata konsekuensi dari keterbukaan dunia ini yaitu


(22)

masuknya mahasiswa asing ke dalam lingkungan hidup mereka, dengan menggunakan desain studi kasus peneliti berusaha untuk menggambarkan fenomena tersebut ke dalam sebuah situasi sehingga dapat diterapkan dalam kondisi dan situasi yang sama di tempat yang berbeda.

Studi kasus merupakan satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Dan merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok penelitian berkenaan dengan how atau why Robert K. Yin (1996, hlm. 1). Seperti halnya penelitian yang dilakuan oleh peneliti ini berupaya untuk meneliti bagaimana kesadaran mahasiswa di Universitas Pasundan Bandung terhadap posisi mereka sebagai bagian dari masyarakat global. Dengan menggunakan metode studi kasus maka peneliti akan mengeksplorasi bagaimana kesadaran mahasiswa tersebut.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Pasundan Bandung, dengan adanya kelas internasional di Universitas Pasundan Bandung yang akan menjadikan referensi dari penelitian ini tidak hanya terhadap mahasiswa Indonesia, akan tetapi juga melibatkan mahasiswa asing sehingga dapat mengetahui tingkatan persepsi akan kesadaran warga global.

Dengan adanya mahasiswa asing yang berada di Universitas Pasundan Bandung maka dalam interaksi baik antar mahasiswa dan dosen terjadi suatu proses kesadaran dalam posisi mereka masing-masing, dan hal tersebut membutuhkan kemampuan dari masing-masing individu untuk dapat menerima individu lainnya. Peneliti mencoba untuk menggambarkan bagaimana lingkungan tersebut berinteraksi satu dengan yang lainnya, dan sebagai universitas yang merupakan lingkungan akademis maka mahasiswa dapat lebih memiliki wawasan yang luas terhadap lingkungannya tentunya dibarengi dengan kemampuan analis yang kritis dan terbuka.


(23)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah Universitas Pasundan Bandung data yang dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer merupakan informasi dalam bentuk lisan yang langsung diperoleh penulis dari sumber aslinya di lapangan, sedangkan data sekunder yang penulis gunakan adalah data tertulis yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dari data sekunder dan data primer

Penelitian ini memerlukan sumber data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah dari mana data yang diperoleh. Sumber data merupakan situasi yang wajar atau natural setting yang dapat memberikan data dan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menentukan sumber data yang terdiri dari orang dan benda. Orang sebagai informan sedangkan benda sebagai merupakan sumber data dalam bentuk dokumen seperti artikel, jurnal dan hasil penelitian yang mendukung tercapainya tujuan penelitian.

Adapun sumber informan tersebut adalah ketua jurusan, dosen, dan mahasiswa Universitas Pasundan Bandung. Data sekunder adalah data yang digunakan berupa data tertulis yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Data sekunder tersebut yakni berupa artikel, jurnal maupun hasil-hasil penelitian.

Tabel 3.1

Daftar Sumber Informan

No Informan Jumlah

1 Kaprodi Jurusan Tehnik Informatika Universitas Pasundan Bandung

1 (Orang)

2 Dosen Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan 2 (Orang) 3 Mahasiswa Universitas Pasundan Bandung Jurusan tehnik 15 (Orang)


(24)

Informatika

Sumber diolah oleh penulis 2014

C. Penjelasan Istilah

1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Tujuan dari Pendidik Kewarganegaraan diajarkan dikampus dapat analisis dari pernyataan berikut ini qualifications and curriculum authority. (1998, hlm. 40).

the purpose of citizenship education in schools and colleges is to make secure and to increase the knowledge, skills and values relevant to the nature of participative democracy; also to enhance the awareness of rights and duties, and the sense of responsibilities needed for the development of pupils into active citizens.

Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dan kampus adalah untuk mengamankan dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan nilai alami yang relevan terhadap demokrasi; dan juga untuk meningkatkan kepedulian dan hak dan kewajiban, dan rasa tanggung jawab akan kebutuhan perkembangan mahasiswa sebagai warga negara yang aktif.

2. Kesadaran Warga global

Betts (2003, hlm. 2) mengatakan bahwa kemampuan yang dibutuhkan oleh warga global adalah:

The process of consultation; Team problem-solving; Service to others; The ability to challenge injustice and inequality; Mediation and negotiation; The ability to innovate; The ability to think and plan with complex systems as the backdrop;The ability to see an issue from several perspectives

Artinya bahwa untuk menjadikan sebagai warga global harus memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah, kemampuan untuk menghadapi ketidakadilan dan juga kemampuan dalam menganalisis permasalahan dari berbagai perspektif, dengan demikian kemampuan tersebut akan menjadikan sebagai warga negara yang mempunyai kompetensi dalam menghadapi permasalahan isu global.


(25)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data

1. Teknik Analisis Data

Dalam pengumpulan data untuk penelitian menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi kasus yaitu dengan cara: “dokumentasi, rekaman, arsip, wawancara, observasi langsung, observasi pemeran serta dan perangkat

fisik”. (Yin 1996, hlm 103). a) Observasi (Pengamatan)

Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti, dan pertimbangan-pertimbangan logis. Dalam praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan menggunakan instrumen-instrumen pengukuran tertentu yang diisi oleh para partisipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian.

b) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu sumber informasi sangat penting, wawancara bisa mengambil beberapa bentuk seperti yang di ungkapkan oleh Yin (1996, hlm. 108-112):

1) Wawancara studi kasus bersifat open-ended, dimana peneliti dapat bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa disamping opini mereka mengenai peristiwa yang ada.

2) Wawancara yang terfokus, dimana korespoden diwawancarai dalam waktu yang pendek. Tujuannya untuk dapat menetapkan fakta pokok dan tidak meluas

3) Wawancara menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terstruktur, sejalan degan survei.

c) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dilakuan adalah bertujuan untuk menelusuri dan menemukan informasi tentang nilai-nilai pemahaman mahasiswa di Universitas Pasundan Bandung dalam kesadaran mereka sebagai bagian dari masyarakat global, serta menemukan berbagai kendala-kendala yang bersifat dokumen dari proses kegiatan perkuliahan di lingkungan Universitas Pasundan Bandung.


(26)

Seluruh kegiatan berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang memuat tentang implementasi dari nilai kesadaran sebagai warga global di lingkungan Universitas Pasundan Bandung. Pendataan dilakukan secara selektif berdasarkan permasalahan yang diangkat oleh penelitian dan bertujuan untuk memberikan sumber referensi dalam penelitian yang dilakuan oleh peneliti. Peneliti akan mengambil data yang diperlukan dan memilih mana data yang akan digunakan dan yang tidak digunakan berdasarkan dari tujuan penelitian yang akan dilakukan

d) Studi Literatur

Studi literatur yaitu teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengkaji buku-buku, majalah, internet yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh bahan-bahan atau sumber informasi masalah yang diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tambahan yang erat dan dapat menunjang masalah yang dikaji atau diteliti. Literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literatur yang berkaitan erat dengan sikap kesadaran warga global mahasiswa yang dibentuk melalui PKn.

Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Pasundan Bandung, dengan adanya kelas internasional di Universitas Pasundan Bandung yang akan menjadikan referensi dari penelitian ini tidak hanya terhadap mahasiswa Indonesia, akan tetapi juga melibatkan mahasiswa asing sehingga dapat mengetahui tingkatan persepsi akan kesadaran warga global

2. Analisis Data

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang proses penelitian berlangsung. Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberi makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu penyusunan, mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.


(27)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Menurut Yin (1996, hlm. 133) “ Analis bukti (data) terdiri atas pengujian, pengkategorian, pentabulasian, ataupun pengombinasian kembali bukti-bukti

untuk menunjuk proporsi awal suatu penelitian” maka untuk pengolahan data

dalam penelitian studi kasus ini peneliti akan menganalisis data dengan membaginya dan mengkombinasikan dengan data-data yang sejenis.

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian, menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mendetail. Data yang diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung oleh hasil observasi, dokumentasi dan studi literatur. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti dapatkan, yaitu dari hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur maka peneliti melakukan prosedur pengolahan dan analisis data dari hasil pengumpulan data. Dimana proses analisis data ini dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, dokumentasi dan studi literatur.

Dalam teknik pengambilan data peneliti akan menggunakan metode triangulasi data dimana menurut Moleong (2007, hlm. 330) “Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lainnya. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data itu.” Dengan metode triangulasi data tersebut maka data yang diperoleh oleh

peneliti selama proses penelitian memiliki data pembanding sehingga dapat menjadi pembanding untuk data yang lainnya.

Dalam pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti akan mewawancara dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, kemudian mahasiswa yang menjadi objek penelitian dan tenaga ahli yang akan mendukung dari teori dan memberikan pemahaman dari sudut pandang yang berbeda dengan peneliti sehingga akan memberikan keobjektifan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah merupakan gambaran dari tehnik pengolahan data yang akan dilakukan oleh peneliti, dengan menggunakan metode wawancara, observasi secara langsung dan juga menggunakan studi literatur.


(28)

(29)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari pembahasan hasil penelitian pada BAB IV peneliti dapat merumuskan kesimpulan dan rekomendasi untuk berbagai pihak.

A. Kesimpulan Umum

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata kuliah yang dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kondisi dan karakteristik bangsa serta negaranya. Disisi lain pendidikan Kewarganegaraan memberikan kecerdasan kepada peserta didiknya agar mampu menjadi warga negara yang baik dan menjadi bagian dari masyarakat. Melalui pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya diperlukan kecerdasan akan tetapi kemampuan untuk dapat menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Sebagai pendidikan yang memberikan rasa cinta terhadap tanah airnya pendidikan Kewarganegaraan harus memberikan bukan hanya wawasan akan tetapi juga rasionalitas dalam menganalisis segala bentuk kebijakan dari pemerintahannya.

Pendidikan Kewarganegaraan bukan hanya memberikan pemahaman sebagai warga negara dalam suatu masyarakat. Tetapi juga memberikan pemahaman akan peranan sebagai warga negara. Kemudian lebih luasnya lagi pendidikan Kewarganegaraan memberikan wawasan sebagai warga global. Universitas Pasundan Bandung dalam membentuk mahasiswanya mengusung nilai-nilai Sunda dan Islam. Hal tersebut sejalan dengan misinya untuk mengusung nilai kesundaan dan Islam yang merupakan nilai yang berasal dari akar budaya paguyuban Pasundan. Nilai tersebut bukan nilai yang diadopsi dari nilai-nilai universal. Kemudian nilai tersebut dikembangkan oleh Universitas Pasundan Bandung agar dapat diterima secara global.

Sebagai bagian dari warga global mahasiswa Universitas Pasundan Bandung memiliki pemahaman bahwa mereka merupakan bagian dari komunitas global. Pendidikan Kewarganegaraan memberikan wawasan kepada mahasiswa untuk memiliki kemampuan sebagai warga global. Wawasan yang diberikan


(30)

kepada mahasiswa adalah berupa pemahaman kondisi dunia yang mengglobal. Pendidikan Kewarganegaraan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai adanya nilai dan kehidupan yang berbeda dan sebagai individu maka mahasiswa harus dapat menghormati jalan hidup yang telah mereka pilih.

Kesadaran sebagai warga global berarti bahwa mahasiswa harus dapat memiliki pola pikir yang kritis dalam menghadapi berbagai isu global. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan mahasiswa diberikan wawasan untuk memiliki pemahaman tentang cara hidup berbagai manusia di dunia ini. Setelah mahasiswa memahami adanya berbagai cara hidup di dunia ini maka mereka mengembangkan nilai-nilai agar mampu untuk hidup secara bersama dengan berbagai cara hidup yang berbeda dengannya. Tanpa adanya kemampuan untuk bisa hidup secara bersama dan kemampuan untuk menerima perbedaan maka akan mengakibatkan terjadinya konflik yang memicu terjadinya peperangan.

Sebagai warga global mahasiswa memahami kondisi bahwa dunia ini terhubung dalam berbagai bidang. Dengan keadaan tersebut sebagai mahasiswa mereka dituntut untuk dapat memiliki kesadaran bahwa dengan terhubungnya dunia ini mereka dihadapkan kepada berbagai arus informasi yang masuk dari berbagai media. Maka dengan kondisi tersebut tidak ada cara lain bagi mahasiswa kecuali untuk dapat beradaptasi dengan dunia saat ini. Untuk dapat beradaptasi dengan dunia seperti ini maka diperlukan bukan hanya wawasan tetapi kemampuan dan pengetahuan sehingga mahasiswa siap menghadapinya.

Dengan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan mahasiswa tidak hanya di bina untuk menjadi warga negara yang baik tetapi juga warga global. Tuntutan zaman yang semakin maju dan kondisi dunia yang terhubung satu dengan yang lainnya menyebabkan mahasiswa bukan hanya harus siap di tingkat lokal akan tetapi juga menghadapi persaingan di tingkat global. Mahasiswa kelas internasional Universitas Pasundan Bandung secara langsung telah melakukan interaksi sebagai bagian dari warga global. Mereka telah masuk ke dalam negara baru yang memiliki cara hidup yang berbeda dengannya baik dari segi budaya dan juga nilai yang dianutnya.


(31)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Interaksi yang dilakukan oleh mahasiswa asing di kelas internasional adalah merupakan bukti bahwa mereka harus dapat menerima perbedaan budaya dan nilai yang selama ini mereka anut di negaranya agar dapat masuk ke dalam negara dan lingkungan yang baru. Faktor penting untuk bisa masuk ke dalam budaya baru adalah kemampuan dalam menggunakan bahasa. Karena bahasa adalah merupakan cara komunikasi terbaik untuk dapat masuk ke lingkungan yang baru. Hal tersebut terlihat ketika mahasiswa kelas internasional masih terjebak untuk menggunakan bahasa ibu mereka yang menyebabkan mereka menjadi komunitas eksklusif di lingkungan Universitas Pasundan Bandung. Faktor bahasa tersebut membuat mahasiswa yang berada di lingkungan mereka menarik diri untuk bergaul dengan mahasiswa kelas internasional.

Maka faktor bahasa menjadi sangat krusial ketika harus menghadapi lingkungan yang baru. Sehingga bahasa yang berbeda menjadikan mahasiswa kelas Internasional terpisah secara eksklusif dengan mahasiswa lainnya. Dalam hal ini mahasiswa kelas internasional belum memiliki cukup kesadaran sebagai warga global. Karena ketika mereka berada di lingkungan Universitas Pasundan Bandung mereka masih terbelenggu oleh adat istiadat dan budaya mereka. Secara pemahaman mahasiswa kelas intenasional memiliki wawasan sebagai warga global akan tetapi secara sikap dan prilaku tidak mencerminkan sebagai mahasiswa yang memiliki kesadaran sebagai warga global.

B. Kesimpulan Khusus

Secara khusus, hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Pendidikan Kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman terhadap mahasiswa sebagai warga global berupa kesadaran akan posisinya sebagai bagian dari warga global. Mahasiswa memahami kondisi mereka sebagai bagian dari masyarakat global dengan menangkap isu-isu global sebagai bagian dari pengembangan wawasannya.

2) Keahlian yang diperlukan sebagai warga global adalah berupa wawasan dan sikap yang perlu dikembangkan oleh mahasiswa. Keahlian sebagai


(32)

warga global sangat dipengaruhi oleh luasnya wawasan dan sikap mahasiswa dalam menghadapi berbagai permasalahan. Sebagai warga global penguasaan bahasa universal merupakan keahlian yang penting untuk dikuasai.

3) Wawasan yang diperlukan oleh mahasiswa sebagai warga global adalah berupa pemahaman akan adanya nilai-nilai yang berbeda dari setiap individu di dunia ini. Kesadaran akan kondisi dunia yang global dan kemampuan dalam mengakses berbagai sumber informasi.

4) Kesadaran sebagai warga global diperlukan oleh mahasiswa untuk membuka wawasannya akan kondisi dunia saat ini dimana mereka masih terfokus dalam bingkai negaranya. Kesadaran sebagai warga global sangat dipengaruhi oleh luasnya wawasan mahasiswa. Kesadaran sebagai warga global perlu didukung oleh mata kuliah lainnya diluar Pendidikan Kewarganegaraan.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakuan oleh peneliti, dapat peneliti rumuskan beberapa rekomendasi untuk:

1. Saran Untuk Universitas Pasundan Bandung.

a. Sebagai mata kuliah umum diharapkan Universitas Pasundan Bandung memiliki kontrol terhadap hasil dari Pendidikan Kewarganegaraan. b. Untuk menerapkan nilai-nilai yang ingin dicapai oleh Universitas

Pasundan Bandung. Maka diharapkan nilai tersebut dapat dimasukan kedalam kurikulum perkuliahan.

c. Mata kuliah yang memberikan nilai-nilai dalam membentuk karakter mahasiswa seperti Pendidikan Kewarganegaraan agar mendapat perhatian sehingga dapat menghasilkan nilai yang ingin dicapai.

2. Saran Terhadap Mahasiswa.

a. Untuk mengembangkan wawasan sebagai warga global. Mahasiswa diharapkan tidak hanya terfokus kepada isu dan permasalahan yang terjadi terhadap negaranya saja.


(33)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Sebagai warga global maka mahasiswa harus memiliki kemampuan bahasa universal yang baik.

c. Untuk mahasiswa kelas internasional agar lebih mengembangkan kemampuan bahasa Indonesianya agar dapat bergaul di lingkungan Universitas Pasundan Bandung.

3. Saran Terhadap Penelitian Selanjutnya.

a. Agar penelitian selanjutnya dapat mengkaji secara lebih mendalam lagi dari penelitian saat ini.

b. Terhadap penelitian lanjutan diharapkan dapat memberikan bentuk metode pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sebagai warga global.

4. Saran Kepada Pendidikan Kewarganegaraan.

a. Agar Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum dapat memberikan materi yang memiliki daya tarik.

Agar Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum bukan saja

memberikan wawasan sebagai warga negara yang baik. Akan tetapi juga wawasan sebagai warga global.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A (2012) Pokoknya Rakayasa Literasi. Bandung: Kiblat Buku Utama bekerjasama dengan Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Azra, Azyumardi. 2006. Pancasila dan Identitas Nasional Indonesia; Perspektif

Multikulturalisme. Dalam Restorasi Pancasila; Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas. Bogor: Brigthen Press.

Bartos, Otomar and Wehr, Paul. (2002) Using Conflict Theory. United Kingdom: Cambridge University Press.

Betts. B (2003) The Challenge of Global Citizenship in our Schools. Tersedia di: http://www.theptc.org/storage/images/GlobalCitizenship.pdf. Diakses 6 Desember 2013.

Branson, Margaret Stimmann. (1998) The Role of Civic Education A Forthcoming

Education Policy Task Force Position Paper From The Communitarian Network. Tersedia di: http://www.civiced.org/papers/articles_role.html.

Budimansyah, D dan Suryadi. K (2008) PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Budimansyah, D. (2010) Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Creswell. J (2010) Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gerzon, M. (2010) Global Citizens. London: Rider.

Green F. Global Citizenship (2012) What Are We Talking About and Why Does It

Matter?. Tersedia di: http://www.nafsa.org/_/File/_/ti_global_citizen.pdf.

Diakses 6 Desember 2013.

Joseph Stiglitz. (2007) Making Globalization Work, Penguin Books, London. Jumlah pengguna internet Indonesia capai 71,19 juta pada 2013. Diakses pada


(35)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

http://www.merdeka.com/teknologi/jumlah-pengguna-internet-Indonesia-capai-7119-juta-pada-2013.html.

Kalidjernih, F. (2011) Puspa Ragam Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Widya Aksara Press.

Karlberg, M. (2008) Discourse, Identity, and Global Citizenship. A Journal of

Social Justice, 20:3, hlm. 310-320. Tersedia di: http://cultureofpeace.ernestojunsantos.com/uploads/6/4/8/7/6487837/disco urseidentitygc_karlberg.pdf. Diakses 5 Desember 2013.

Latif, Y. Negara Paripurna Historisasi, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Leslie, A. (2009) Sustainable communities: the role of global citizenship education. POLIS Journal, Vol. 2, hlm 1-40.

McLuhan, M. Understanding Media: The extensions of man. London and New York. Tersedia di: http://beforebefore.net/80f/s11/media/mcluhan.pdf. Diakses 4 Desember 2013.

Moleong, L. J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

NCDO: Carabain C, Keulemans S, Gent M, Spitz G (2012). Global Citizenship

From Public Support To Active Partisipation. Tersedia di:

http://movement.deeep.org/wp-content/uploads/2013/10/NCDO-global-citizenship.pdf. Diakses 6 Desember 2013.

Oxfam. Oxfam Education. Tersedia di:

http://www.oxfam.org.uk/education/global-citizenship/what-is-global-citizenship. Diakses 6 December 2013.

Pengaruh Globalisasi terhadap Remaja. (2012). Diakses di :http://muda.kompasiana.com/2012/02/19/pengaruh-globalisasi-terhadap-remaja-436599.html. Diakses 06 Januari 2014.

Pengertian Globalisasi dan dampaknya. Tersedia di:

http://www.anneahira.com/pengertian-globalisasi.htm. Diakses Diakses pada 06 Januari 2014.


(36)

Qualifications and Curriculum Authority. (1998). Education for Citizenship and

the Teaching of Democracy in Schools: Final Report of the Advisory Group for Citizenship. (Chair: Bernard Crick). London: QCA.

Somantri, M. (2001) Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

UNESCO. UNESCO's Constitution Declares. Tersedia di: http://www.peace.ca/unesco.htm/. Diakses 6 Desember 2013.

Wahab, A dan Sapriya. (2011) Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan , Bandung: Alfabet.

Winataputra, S dan Budimansyah (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam

Perspektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran).

Bandung: Widya Aksara Press.

Yin, R.K. (2006) Studi Kasus: Desain & Metode, Penerjemah: M. Djauzi Mudzakir: Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2013.


(1)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Interaksi yang dilakukan oleh mahasiswa asing di kelas internasional adalah merupakan bukti bahwa mereka harus dapat menerima perbedaan budaya dan nilai yang selama ini mereka anut di negaranya agar dapat masuk ke dalam negara dan lingkungan yang baru. Faktor penting untuk bisa masuk ke dalam budaya baru adalah kemampuan dalam menggunakan bahasa. Karena bahasa adalah merupakan cara komunikasi terbaik untuk dapat masuk ke lingkungan yang baru. Hal tersebut terlihat ketika mahasiswa kelas internasional masih terjebak untuk menggunakan bahasa ibu mereka yang menyebabkan mereka menjadi komunitas eksklusif di lingkungan Universitas Pasundan Bandung. Faktor bahasa tersebut membuat mahasiswa yang berada di lingkungan mereka menarik diri untuk bergaul dengan mahasiswa kelas internasional.

Maka faktor bahasa menjadi sangat krusial ketika harus menghadapi lingkungan yang baru. Sehingga bahasa yang berbeda menjadikan mahasiswa kelas Internasional terpisah secara eksklusif dengan mahasiswa lainnya. Dalam hal ini mahasiswa kelas internasional belum memiliki cukup kesadaran sebagai warga global. Karena ketika mereka berada di lingkungan Universitas Pasundan Bandung mereka masih terbelenggu oleh adat istiadat dan budaya mereka. Secara pemahaman mahasiswa kelas intenasional memiliki wawasan sebagai warga global akan tetapi secara sikap dan prilaku tidak mencerminkan sebagai mahasiswa yang memiliki kesadaran sebagai warga global.

B. Kesimpulan Khusus

Secara khusus, hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Pendidikan Kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman terhadap mahasiswa sebagai warga global berupa kesadaran akan posisinya sebagai bagian dari warga global. Mahasiswa memahami kondisi mereka sebagai bagian dari masyarakat global dengan menangkap isu-isu global sebagai bagian dari pengembangan wawasannya.

2) Keahlian yang diperlukan sebagai warga global adalah berupa wawasan dan sikap yang perlu dikembangkan oleh mahasiswa. Keahlian sebagai


(2)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

warga global sangat dipengaruhi oleh luasnya wawasan dan sikap mahasiswa dalam menghadapi berbagai permasalahan. Sebagai warga global penguasaan bahasa universal merupakan keahlian yang penting untuk dikuasai.

3) Wawasan yang diperlukan oleh mahasiswa sebagai warga global adalah berupa pemahaman akan adanya nilai-nilai yang berbeda dari setiap individu di dunia ini. Kesadaran akan kondisi dunia yang global dan kemampuan dalam mengakses berbagai sumber informasi.

4) Kesadaran sebagai warga global diperlukan oleh mahasiswa untuk membuka wawasannya akan kondisi dunia saat ini dimana mereka masih terfokus dalam bingkai negaranya. Kesadaran sebagai warga global sangat dipengaruhi oleh luasnya wawasan mahasiswa. Kesadaran sebagai warga global perlu didukung oleh mata kuliah lainnya diluar Pendidikan Kewarganegaraan.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakuan oleh peneliti, dapat peneliti rumuskan beberapa rekomendasi untuk:

1. Saran Untuk Universitas Pasundan Bandung.

a. Sebagai mata kuliah umum diharapkan Universitas Pasundan Bandung memiliki kontrol terhadap hasil dari Pendidikan Kewarganegaraan. b. Untuk menerapkan nilai-nilai yang ingin dicapai oleh Universitas

Pasundan Bandung. Maka diharapkan nilai tersebut dapat dimasukan kedalam kurikulum perkuliahan.

c. Mata kuliah yang memberikan nilai-nilai dalam membentuk karakter mahasiswa seperti Pendidikan Kewarganegaraan agar mendapat perhatian sehingga dapat menghasilkan nilai yang ingin dicapai.

2. Saran Terhadap Mahasiswa.

a. Untuk mengembangkan wawasan sebagai warga global. Mahasiswa diharapkan tidak hanya terfokus kepada isu dan permasalahan yang terjadi terhadap negaranya saja.


(3)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Sebagai warga global maka mahasiswa harus memiliki kemampuan bahasa universal yang baik.

c. Untuk mahasiswa kelas internasional agar lebih mengembangkan kemampuan bahasa Indonesianya agar dapat bergaul di lingkungan Universitas Pasundan Bandung.

3. Saran Terhadap Penelitian Selanjutnya.

a. Agar penelitian selanjutnya dapat mengkaji secara lebih mendalam lagi dari penelitian saat ini.

b. Terhadap penelitian lanjutan diharapkan dapat memberikan bentuk metode pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sebagai warga global.

4. Saran Kepada Pendidikan Kewarganegaraan.

a. Agar Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum dapat memberikan materi yang memiliki daya tarik.

Agar Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum bukan saja

memberikan wawasan sebagai warga negara yang baik. Akan tetapi juga wawasan sebagai warga global.


(4)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A (2012) Pokoknya Rakayasa Literasi. Bandung: Kiblat Buku Utama bekerjasama dengan Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Azra, Azyumardi. 2006. Pancasila dan Identitas Nasional Indonesia; Perspektif Multikulturalisme. Dalam Restorasi Pancasila; Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas. Bogor: Brigthen Press.

Bartos, Otomar and Wehr, Paul. (2002) Using Conflict Theory. United Kingdom: Cambridge University Press.

Betts. B (2003) The Challenge of Global Citizenship in our Schools. Tersedia di: http://www.theptc.org/storage/images/GlobalCitizenship.pdf. Diakses 6 Desember 2013.

Branson, Margaret Stimmann. (1998) The Role of Civic Education A Forthcoming Education Policy Task Force Position Paper From The Communitarian Network. Tersedia di: http://www.civiced.org/papers/articles_role.html. Budimansyah, D dan Suryadi. K (2008) PKn dan Masyarakat Multikultural.

Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Budimansyah, D. (2010) Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Creswell. J (2010) Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gerzon, M. (2010) Global Citizens. London: Rider.

Green F. Global Citizenship (2012) What Are We Talking About and Why Does It Matter?. Tersedia di: http://www.nafsa.org/_/File/_/ti_global_citizen.pdf. Diakses 6 Desember 2013.

Joseph Stiglitz. (2007) Making Globalization Work, Penguin Books, London. Jumlah pengguna internet Indonesia capai 71,19 juta pada 2013. Diakses pada


(5)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

http://www.merdeka.com/teknologi/jumlah-pengguna-internet-Indonesia-capai-7119-juta-pada-2013.html.

Kalidjernih, F. (2011) Puspa Ragam Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Widya Aksara Press.

Karlberg, M. (2008) Discourse, Identity, and Global Citizenship. A Journal of

Social Justice, 20:3, hlm. 310-320. Tersedia di:

http://cultureofpeace.ernestojunsantos.com/uploads/6/4/8/7/6487837/disco urseidentitygc_karlberg.pdf. Diakses 5 Desember 2013.

Latif, Y. Negara Paripurna Historisasi, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Leslie, A. (2009) Sustainable communities: the role of global citizenship education. POLIS Journal, Vol. 2, hlm 1-40.

McLuhan, M. Understanding Media: The extensions of man. London and New York. Tersedia di: http://beforebefore.net/80f/s11/media/mcluhan.pdf. Diakses 4 Desember 2013.

Moleong, L. J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

NCDO: Carabain C, Keulemans S, Gent M, Spitz G (2012). Global Citizenship From Public Support To Active Partisipation. Tersedia di:

http://movement.deeep.org/wp-content/uploads/2013/10/NCDO-global-citizenship.pdf. Diakses 6 Desember 2013.

Oxfam. Oxfam Education. Tersedia di:

http://www.oxfam.org.uk/education/global-citizenship/what-is-global-citizenship. Diakses 6 December 2013.

Pengaruh Globalisasi terhadap Remaja. (2012). Diakses di

:http://muda.kompasiana.com/2012/02/19/pengaruh-globalisasi-terhadap-remaja-436599.html. Diakses 06 Januari 2014.

Pengertian Globalisasi dan dampaknya. Tersedia di:

http://www.anneahira.com/pengertian-globalisasi.htm. Diakses Diakses pada 06 Januari 2014.


(6)

Redi Yamanto, 2014

Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk kesadaran mahasiswa sebagai Warga global

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Qualifications and Curriculum Authority. (1998). Education for Citizenship and the Teaching of Democracy in Schools: Final Report of the Advisory Group for Citizenship. (Chair: Bernard Crick). London: QCA.

Somantri, M. (2001) Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

UNESCO. UNESCO's Constitution Declares. Tersedia di:

http://www.peace.ca/unesco.htm/. Diakses 6 Desember 2013.

Wahab, A dan Sapriya. (2011) Teori dan Landasan Pendidikan

Kewarganegaraan , Bandung: Alfabet.

Winataputra, S dan Budimansyah (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran). Bandung: Widya Aksara Press.

Yin, R.K. (2006) Studi Kasus: Desain & Metode, Penerjemah: M. Djauzi Mudzakir: Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2013.