PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MODEl PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV : Penelitian Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam Di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Gunung Putri Kecam

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

( Penelitian Tindakan Kelas Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas IV SD Negeri 2 Gunung Putri kota Bogor kecamatan Gunung Putri )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pedagogik

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh SETIYOWATI

NIM. 1007511

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PEDAGOGIK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Bhakti Winaya Kelas II Semester I Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Regol Kota Bandung)

Oleh SETIYOWATI

NIM. 1007511

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© SETIYOWATI 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam Di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri

Kota Bogor ) Oleh : SETIYOWATI

1007511

Penelitian di latarbelakangi permasalahan yakni belum adanya penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat. Penggunaan media yang kurang variatif, dalam proses belajar mengajar dewan guru belum menggunakan media pembelajaran yang memotivasi semangat belajar siswa, belum adanya penggunaan yang optimal dari fasilitas dan sarana sekolah yang sudah ada. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran bagian-bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri kurang di kuasai. Banyak siswa yang kurang antusias dalam belajar, akibatnya hasil pembelajaran sangat rendah. Kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya pada materi bagian-bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri belum memuaskan. Hasil perolehan nilai rata-rata 63,18 yang mencapai KKM 39,3 % sementara KKM yang harus di capai adalah 70. Kondisi nyata tersebut perlu di adakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture. Berdasarkan permasalahan pokoknya adalah : Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA pada materi bagian – bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri di SD Negeri 2 Gunung Putri dengan penerapan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture ? Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi bagian – bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri di SD Negeri 2 Gunung Putri dengan penerapan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture? Bagaimana hasil belajar siswa SD Negeri 2 dengan penerapan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture dalam pembelajaran IPA pada materi bagian – bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri ? Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi bagian – bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri melalui penerapan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode PenelitianTindakan Kelas (Classroom Action Rresearch ) dengan model yang di kembangkan oleh Kemmis dan Mc. Targart melalui empat langkah tahapan : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Alur penelitian di lakukan dua siklus. Pada penelitian yang telah terapkan dan amati terjadi suatu peningkatan. Hasil penelitian menunjukan, penerapan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture pada pembelajaran IPA materi bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri dapat meningkat. Proses dan hasil belajar aktivitas siswa dan hasil belajarpun meningkat. Rata-rata evaluasi siswa sudah melebihi KKM atau terlampaui pada mata pelajaran IPA. Hal ini terbukti dari hasil evaluasi pada tiap siklus. Adapun hasil siklus I dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 67 , yang mencapai KKM 62,8%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 80.9 mencapai peningkatan ketuntasan 84,8 %. Jadi penerapan pendekatan inkuiri perlu di jadikan suatu aternatif dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.


(5)

ABSTRACT

APPLICATION OF INQUIRY APPROACHING BY USING PICTURE AND PICTURE MODEL IN SCIENCE TO INCREASE THE FOURTH

YEAR OF STUDENTS’ RESULT

(Science’s Classroom Action Research In The Fourth Year Of State Elementary School Gunung Putri 02 District Of Gunung Putri Bogor)

By : SETIYOWATI

1007511

Reseaching that is formed background problem is no use of approaching of less learning exactly. The use of media which is not verities, in teaching learning process of the teachers has not used learning media which motivates the spirit learning of students, there is not facility school optimally. The result of students learning in learning part of plant and its function for itself is less mastered, many students are less anthusiasm in learning, and the result of learning is low, the learning activity and the result students learning in science especially in parts of plant and its function for itself are not satisfied. The average mark is 63,18 which has Minimum Class Criteria 39,30% while Minimum Class Criteria which must be had is 70. Real condition must be done remedial leaning by applying inquiry approaching by picture and picture model. Best on the main problem is how to plan in learning science in parts of plant and its function for itself in state elementary school gunung putri 02 by applying inquiry approach by using picture and picture model ?. How to practice of learning science in parts of plant and its function for it self in state elementary school Gunung Putri 02 by applying inquiry approach by using picture and picture model ?. How is the result of students of state elementary school Gunung Putri 02 by applying inquiry approach by using picture and picture model in learning science in parts of plant and its function for itself ?. The perpose of this research is to describe planning, practicing and the result of students learning in science in parts of plant and its function for it self by applying inquiry approach by using picture and picture model. Research method which is used in this research is classroom action research method by model which is improved by Kemmis and Mc. Targart with four steps : Planning, Action, Observation and Reflection. This research is done by circles. In researching which has been applied and observed so that it happens increasing. The result of this research shows that applying inquiry approach by using picture and picture model in learning science in parts of plant and uts function for itself can increase. Process and the student’s result of students activity increase. The average of student’s evaluation has been more Minimum Class Criteria in science. It is improved by evaluation result in each circle. The first circle result has average 67; Minimum Class Criteria 62.8% and the second the circle result has average 80.9 increasing 84,8%. So, in applying inquiry approach must be alternative in trying of increasing process and the student’s result.


(6)

(7)

DAFTAR ISI

Abstrak...i

Kata Pengantar... ii

Ucapan Terima Kasih...iii

Daftar Isi...v

Daftar Tabel...vii

Daftar Gambar...viii

Daftar Grafik...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian...7

D. Manfaat Penelitian...7

E. Definisi Operasional...8

F. Hipotesis Tindakan...13

BAB II KAJIAN TEORI A. Pendekatan Inkuiri Dengan Model Picture and Picture...14

B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IP A) ...25

C.Hasil Belajar... ... 45

D.Penerapan Pendekatan Inkuiri Dengan Model Picture And Picture...49

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitan...54

B. Model Penelitian...55

C. Prosedur Penelitian...58

D. Teknis Analisis Dan Pengolahan Data...63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Kondisi Sekolah...67

B. Hasil PenelitianTindakan Kelas ...75


(8)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan...96 B. Rekomendasi... 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN : A. Instrumen Penelitian B. Hasil Penelitian C. Surat-Surat

D. Foto Aktivitas Guru Dan siswa


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) SDN 2 Gunungputri yang di dalamnya terdapat program pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, guru di tuntut untuk mengembangkan serta mengemas pembelajaran yang ada dengan prinsip-prinsip pelaksanakan kurikulum yang sudah di tentukan dalam kurikulum.

yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan, serta menegakan lima pilar belajar yaitu :

1. Belajar untuk Prinsip pelaksanaan kurikulum Siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Belajar untuk memahami dan menghayati

3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif 4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan

5.Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Pemanfaatan sarana dan prasarana atau media pembelajaran yang ada dalam proses pembelajaran oleh guru masih kurang maksimal. Kebanyakan guru masih menggunakan metode atau pendekatan pembelajaran yang monoton, sehingga siswa menjadi bosan dan tidak nyaman dalam menerima pembelajaran. Hal ini bukan karena keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, walau tidak di pungkiri masih banyak sekolah- sekolah yang belum memiliki sarana-prasarana atau media pembelajaran yang efektif, tetapi lebih -


(10)

dari itu kemampuan guru dalam menggunakan media atau sarana-prasarana yang masih terbatas.

Dalam mata pelajaran IPA SD di kelas IV salah satu materi pokok bahasan adalah Tubuh Tumbuhan Dan Fungsinya Bagi Tumbuhan Itu Sendiri ( Akar, batang, daun, bunga, dan buah ). Materi tersebut adalah salah satu materi bahasan pokok dalam pelajaran IPA Kelas IV sehingga perlu di bahas lebih mendalam sehingga siswa dapat memahami materi tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran selama ini pembelajaran IPA di SDN 2 Gunung Putri Bogor, masih terdapat kekurangan, diantaranya :

a. Dalam proses pembelajaran guru jarang menggunakan alat peraga atau media pembelajaran IPA meskipun di sekolah tersedia fasilitas yang mencukupi untuk menunjang kegiatan pembelajaran termasuk alat – alat multi media.

b. Kurikulum pendidikan sekolah (SD) menekankan pada bagaimana memfalitasi belajar siswa untuk berfikir kreatif agar memiliki kompetensi untuk bekerja sama, memahami potensi diri, meningkatkan kinerja dan berkomunikasi secara efektif dalam setiap pemecahan masalah.Sedangkan di SD tempat saya melaksanakan tugas dan melakukan penelitian pembelajaran hanya berorientasi pada tes atau ujian. Pengalaman belajar yang di peroleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar ;

c. Proses pembelajaran terutama IPA (sains) masih belum sesuai denagan harapan, masih banyak guru yang melaksanakan pembelajaran hanya menekankan aspek kognitif tanpa memperhatikan aspek yang lainnya sehingga kemampuan siswa dalam memahami IPA (sains) menjadi rendah dan pemahaman materi yang di miliki siswa tidak bertahan lama;

d. Pada saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran perhatian para siswa terhadap materi yang di sampaikan guru sangat kurang, para


(11)

3

siswa banyak yang kurang antusias (tidak bergairah ), aspek-aspek “ keterbukaan “, “ kreativitas “, dalam ” rasa ingin tahu “ dari para siswa terhadap materi pelajaran yang di sampaikan guru masih kurang;

e. Penguasaan guru akan materi pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran yang berorientasi penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi “ mengingat “ jangka pendek, tetapi gagal memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dan itu di temukan di lokasi penulis melakukan penelitian bahwa pada umumnya materi pelajaran di sajikan melalui teks book oriented dengan keterlibatan siswa yang sangat kurang, tidak menarik siswa dan membosankan serta tidak terlihat upaya guru untuk melakukan kegiatan yang dapat mengoptimalkan seluruh potensi siswa;

f. Pendekatan yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran kebanyakan metode ceramah.

Untuk itu, guru sebagai pendidik berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan karena guru terlibat langsung dalam proses belajar mengajar dan kemampuan profesional seorang guru sangat di butuhkan, termasuk juga kemampuan dalam menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan aktivitas proses dan hasil belajar siswa sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam memahami pembelajaran dan dengan pembelajaran itu pula siswa akan senang dan termotivasi untuk belajar serta tidak mudah jenuh atau bosan.

Lemahnya guru dalam memanfaatkan dan menciptakan sarana dan prasarana atau media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar untuk memperkuat pemahaman di Sekolah Dasar Negeri2 Gunung Putri juga menjadi catatan tersendiri bagi peneliti. Sehingga konsep-konsep yang ada pada kurikulum kurang terserap dengan baik dan ketuntasan masih perlu ditingkatkan. Sarana belajar atau media merupakan salah satu faktor penunjang


(12)

keberhasilan dalam proses belajar yang di rancang oleh guru. Kebanyakan guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional, sehingga siswa menjadi bosan dan kurang nyaman dalam menerima pelajaran.

Keberhasilan siswa dalam belajar di tentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan media dalam proses belajar mengajar harus tepat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep IPA. Hasil belajar yang baik dapat di peroleh jika siswa mengalami sendiri proses belajar. Agar siswa aktif dalam proses pembelajaran dan mampu memecahkan sendiri masalah yang di hadapi maka guru hendaknya harus memilik srategi dan memahami teknik penyampaian materi atau penggunaan media yang tepat.

Berdasarkan observasi awal peneliti dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Gunung Putri, Gunung Putri Bogor dapat menunjukan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA pada bab Bagian- Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya Bagi Tumbuhan Itu Sendiri masih rendah, data tersebut dapat di lihat pada table di bawah ini.

Tabel 1.1

Rekap Hasil Tes Formatif Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPA Yang memperoleh nilai Jumlah Siswa

70-90 15

55-69 12

35-50 6

Jumlah 33

Sedangkan KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal ) yang telah di tetapkan 70. Hal ini menunjukan bahwa hanya 45% atau 15 siswa yang berhasil mencapai KKM , dan 54 % atau 18 siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini merupakan suatu masalah yang peneliti anggap sangat mendesak untuk sementara di atasi.


(13)

5

Kemudian peneliti melakukan analisis untuk mengetahui penyebab rendahnya hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA. Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, materi pembelajaran IPA di sampaikan secara teoritis dengan menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran yang membantu pemahaman siswa. Selain itu, materi yang di ajarkan hanya bersumber dari apa yang tertulis di buku paket IPA. Faktor tersebut menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran karena siswa hanya mendengarkan penjelasan yang di sampaikan oleh guru kemudian mencatat dan menghafalkannya. Siswa tidak mengetahui makna dari materi yang mereka pelajari dan tidak mengetahui penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tidak bisa menarik kesimpulan dari materi pembelajaran yang di berikan oleh guru. Motivasi belajar siswa pun rendah, siswa enggan bertanya jika tidak mengerti dan siswa pun ragu-ragu menjawab saat di beri pertanyaan oleh guru seputar materi pembelajaran, sehingga saat di adakan evaluasi terakhir pembelajaran masih banyak siswa yang belum mencapai Kreteria ketuntasan Minimal ( KKM ).

Untuk mengatasi persoalan di atas, perlu adanya usaha sadar yang di lakukan oleh guru, dan untuk itu pula penulis bermaksud melakukan perbaikan pembelajaran, dengan menerapkan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture. Harapan penulis melalui penerapan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture, siswa mengalami perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu peneliti berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan melakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas).

Penerapan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture dalam proses pembelajaran akan sangat membantu sekali bila di terapkan dengan sungguh-sungguh. Pendekatan ini membantu siswa dalam mengkonstruksi atau membangun pengetahuannya melalui pengamatan, karena pendekatan ini dapat merangsang siswa untuk mengembangkan pengetahuan tentang sains, keterampilan proses sains melalui eksplorasi dan diskusi dalam kelompok maupaun diskusi kelas.


(14)

Permasalahan- permasalahan lain yang di temukan di SD Negeri 2 Gunung Putri adalah:

1. Dengan media yang kurang variatif mempengaruhi hasil belajar siswa menurun

2. Dalam proses belajar mengajar dewan guru masih sangat jarang menggunakan media yang dapat memotivasi semangat belajar siswa 3. Belum adanya penggunaan yang optimal dari fasilitas dan sarana sekolah

yang sudah ada.

4. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bagian Tubuh Tumbuhan Dan Fungsinya Bagi Tumbuhan Itu Sendiri kurang di kuasai.

5. Hasil Ujian semester tahun lalu mata pelajaran IPA lebih rendah daripada pelajaran yang lain.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka penulis mengangkat judul skripsi penelitian ini dengan judul penelitian : “ Penerapan pendekatan inkuiri dengan model Picture and Picture. Dalam Pembelajaran IPA Tentang Pokok Bahasan Bagian Tubuh Tumbuhan Dan Fungsinya Bagi Tumbuhan Itu Sendiri Di Kelas IV SD Negeri 2 Gunung Putri , Bogor “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang pemikiran penelitian ini, maka penelitian memandang perlu merumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran pada materi Bagian Tubuh Tumbuhan Dan Fungsinya Bagi Tumbuhan Itu Sendiri di SD Negeri 2 Gunung Putri Bogor dengan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi Bagian Tubuh Tumbuhan Dan Fungsinya Bagi Tumbuhan Itu Sendiri dengan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture?


(15)

7

3. Bagaimana hasil belajar siswa SD Negeri 2 Gunung Putri Bogor dengan pendekatan inkuiri dengan model pembelajaran picture and picture? C. Tujuan penelitian

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas a. Tujuan Umum

Pelaksanaan penelitian secara umum bertujuan memperbaiki proses pembelajaran yang telah di laksanakan untuk meningkatkan pembelajaran yang kualitas, agar hasil belajar meningkat.

b.Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui perencanaan penerapan pendekatan inkuiri dengan model Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Gunung Putri.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan pendekatan inkuiri dengan model Picture and Picture dapat meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Gunung Putri .

c. Untuk Mengetahui tingkat keberhasilan penerapan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Gunung Putri.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi : 1. SDN 2 Gunung Putri, Gunung Putri, Bogor

Dengan hasil penelitian ini di harapkan SD Negeri 2 Gunung Putri Bogor dapat lebih mengoptimalkan penerapan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa

Di harapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang Bagian Tubuh Tumbuhan dan Fungsinya Bagi Tumbuhan itu


(16)

Sendiri dengan menggunakan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture.

3. Bagi guru

Di harapkan sebagai bahan masukan guru dan dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya sehingga guru dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam, mengelola proses pembelajaran IPA, khususnya mengenai pembelajaran konsep hubungan antara mahluk hidup dan lingkungannya dengan menggunakan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture.

4. Bagi peneliti

Di harapkan sebagai sarana untuk mengaplikasikan segala pemikiran dan gagasan yang di miliki peneliti yang di dapat dalam berguru ilmu selama di bangku perkuliahan tentang pendekatan inkuiri dengan model picture and picture dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas khususnya dan pendidikan pada umumnya di sekolah dasar yang peneliti teliti.

E. Definsi Operasional

Adapun pendekatan yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pendekatan Inkuiri

Pendekatan inkuiri merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Pendekatan inkuiri lebih menekankan siswa menggunakan keterampilan intelektual dalam memperoleh pengalaman baru atau informasi baru melalui investigasi yang sifatnya mandiri. Artinya siswa di ajak melakukan penyelidikan, eksperimen, dan kegiatan-kegiatan lain untuk mencari jawaban pertanyaan – pertanyaannya.

b. Model picture and picture

Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi


(17)

9

urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.

c. Hasil Belajar

Belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam mencapai perkembangan individu dam mempermudah pencapaian tujuan instutisional suatu lembaga pendidikan. Hal ini berarti berhasil tidak atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang di alami siswa termasuk di lingkungan formal terkecil seperti ruang kelas di sekolah. Belajar juga merupakan suatu proses yang komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup.

c. Pembelajaran IPA di SD

Bagian Tubuh Tumbuhan dan fungsinya Bagi Tumbuhan itu Sendiri

Pada umumnya, tumbuhan terdiri atas : 1) akar, 2) batang, dan 3) daun, 4) bunga, dan 5)buah. Dari berbagai jenis tumbuhan terdapat beberapa perbedaan, baik akar, batang, daun, bunga maupun buah. a. Akar

Akar tumbuhan biasanya terdapat di dalam tanah dengan arah tumbuhnya ke dalam tanah atau menuju air. Bentuk ujung akar pada umumnya meruncing sehingga dapat memudahkan menembus tanah.

Kegunaan akar bagi tumbuhan, di antaranya untuk : 1. Menyerap air dan zat-zat makanan dari dalam tanah; 2. Menegakkan batang tumbuhan

3. Menyimpan persedian makanan.

Berdasarkan bentuknya, akar di bedakan menjadi dua, yaitu akar tunggang dan akar serabut. Bagian- bagian akar terdiri dari


(18)

atas tudung akar, bulu-bulu akar, pangkal akar, ujung akar, batang akar, cabang akar, dan serabut akar ( untuk cabang-cabang akar yang berbentuk serabut ). Tudung akar berfungsi sebagai pelindung ujung akar. Karena itu, pada tudung akar selalu berlendir agar mudah menembus tanah. Bulu- bulu akar berguna sebagai penghisap air dan sari-sari makanan dari tanah.

Ada bermacam –macam akar serabut, antara lain : akar serabut agak kecil-kecil berbentuk benang, terdapat pada padi ; akar serabut kaku, keras, dan besar seperti tambang, terdapat pada kelapa; akar serabut besar- besar dan mempunyai cabang-cabang terdapat pada pandan.

Jenis –jenis akar lainnya , yaitu akar gantung, akar penggerek, akar lekat, akar napas,akar tunjang, akar tinggal ( Rhizoma ) , akar sulur,dan akar papan.

b. Batang

Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang letaknya di atas tanah. Batang merupakan tempat tumbuh ranting, daun, bunga, dan buah.

Batang tumbuhan berguna sebagai: 1. Tempat melekatnya daun;

2. Tempat lalu lintas pengangkutan air dan zat makanan (unsur hara) dari akar ke daun;

3. Tempat menyimpan cadangan makanan; 4. Menyokong dan menguatkan tumbuhan;

5. Alat perkembangbiakan , seperti cangkok dan stek.

Batang tumbuhan semakin lama semakin tinggi, panjang dan besar. Pada masing-masing ujung batang dan cabang terdapat titik tumbuh ujung.

Batang tumbuhan di bedakan menjadi dua, yaitu batang tidak berkayu dan batang berkayu.


(19)

11

1. Batang tidak berkayu

Ciri- ciri batang tidak berkayu adalah tidak memiliki kayu dan bersifat lunak, mudah di lipat, dan berwarna agak kehijau-hijauan atau kuning.contoh batang tidak berkayu, yaitu alang-alang, pisang,dan padi.

2. Batang berkayu

Ciri batang tumbuhan kayu berwarna coklat. Sifatnya keras dan tidak mudah di lipat atau tidak mudah patah. Contoh tumbuhan yang batangnya berkayu, yaitu belimbing, mangga, dan nangka.

c. Daun

Daun berfungsi sebagai tempat mengolah atau membuat makanan dengan bantuan cahaya matahari ( fotosintesis ). Daun pada umumnya berwarna hijau karena mempunyai butir-butir yang di sebut klorofil.

Berdasarkan jenisnya, daun terdiri atas daun lengkap dan daun tidak lengkap. Daun lengkap terdiri atas pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun. Contoh daun pisang atau daun bambu. Sedangkan daun tidak lengkap, yaitu daun yang salah satu bagian daunnya tidak ada.

Contoh daun tidak lengkap sebagai berikut:

1. Daun mangga dan daun nangka, hanya terdiri dari tangkai dan helai daun.

2. Padi dan jagung, hanya terdiri dari pelepah dan helai daun. Daun yang tidak mempunyai tangkai di sebut juga daun berupih

3. Tempuyung hanya terdiri dari helai daun.

Dilihat dari susunan daun tulangnya, daun dapat dibedakan menjadi empat golongan.

1. Daun bertulang menyirip karena mirip sirip ikan, misalnya daun mangga, nangka, dan daun jambu.


(20)

2. Daun bertulang menjari karena tulang daun itu seperti jari, misalnya daun singkong dan daun pepaya.

3. Daun bertulang melengkung karena tulang-tulangnya melengkung, misalnya daun genjer dan daun sirih.

4. Daun tulang sejajar atau bertulang lurus misalnya pada daun jagung, padi, dan ilalang.

Tumbuhan yang mempunyai daun bertulang menyirip dan menjari terdapat pada tumbuhan berbiji belah. Sedangkan pada tumbuhan yang mempunyai daun tulang melengkung biasanya terdapat pada tumbuhan berbiji satu ( tunggal ).

Pada tumbuhan yang lain, ada juga dalam satu tangkai hanya terdapat satu helai daun, seperti daun rambutan, nangka, dan jambu batu. Daun yang hanya satu helai pada satu tangkai di sebut daun tunggal. Selain itu, kita sering melihat pada satu tangkai daun memiliki beberapa cabang tangkai terdapat helaian-helaian daun di sebut daun majemuk. Contoh daun majemuk, yaitu petai cina,putri malu, dan lain – lain.

d. Bunga

Bunga merupakan salah satu bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan karena pada bunga terdapat alat kelamin tumbuhan, yaitu benang sari (alat kelamin jantan ) dan putik ( alat kelamin betina ).

Apabila serbuk sari menempel pada putik maka terjadilah penyerbukan. Dari proses ini akan menghasilkan buah. Biji dari buah itu nantinya dapat di tanam untuk memperbanyak keturunan. Bunga terdiri atas beberapa bagian, yaitu:

1.Tangkai bunga

Tangkai bunga adalah bagian yang menghubungkan antara bunga dan ranting.


(21)

13

Pada ujung tangkai bunga terdapat kelopak bunga. Pada saat bunga masih kuncup, kelopak bunga menutup mahkota bunga. 3.Mahkota bunga

Mahkota bunga adalah bagian yang terindah dari bunga. Mahkota bunga setiap tumbuhan berbeda-beda bentuk dan warnanya.

4. Benang sari

Benang sari adalah alat kelamin jantan pada bunga. Benang sari terdiri dari tangkai sari dan kepala sari.

5. Putik.

Putik adalah alat kelamin betina pada bunga. F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian melalui penerapan pendekatan inquiri dengan model Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA, khususnya aspek konsep dan keterampilan proses.


(22)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( classroom action Reserch ) yang di kembangkan oleh Mc. Taggar dan Kemmis mendifinisikan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) sebagai berikut:

1. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk proyek penyelidikan yang di lakukan melalui refleksi diri.

2. Penelitian tindakan di lakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa atau kepala sekolah. Kemudian, penelitian tindakan di lakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan. 3. Tujuan tindakan adalah memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari

praktek-praktek pemahaman terhadap praktek tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktek tersebut di laksanakan.

Penelitian tindakan kelas ( PTK ) merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang di laksanakan oleh praktisi pendidikan ( khususnya guru, dosen, atau instruktur ) dalam proses pembelajaran di kelas. Mc Niff ( sebagaimana di kutip Suyanto: 1997 ) mengemukakan bahwa PTK adalah bentuk penelitian reflektif yang di lakukan oleh guru yang hasilnya dapat di manfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan ke ahlian mengajar, dan sebagainya. Senada dengan pendapat diatas, Raka Joni, dkk (1998) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang di lakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan – tindakan yang di lakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebutdi lakukan.


(23)

55

Secara lebih konkrit dapat di kemukakan bahwa tujuan PTK adalah memecahkan permasalahan pembelajaran yang di munculkan di dalam kelas. Setelah berhasil mengidentifikasi masalah, guru merancang dan kemudian memberikan perlakuan atau tindakan tertentu, mengamati, mengevaluasi, dan menganalisis hasilnya guna menentukan apakah tindakan yang di berikan tersebut berhasil memperbaiki kondisi kelas yang di ajarnya atau tidak. Dari informasi tersebut guru dapat menentukan langkah-langkah yang perlu di tempuh terhadap kelas yang di ajarnya.

B. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK) yang di kemukakan oleh Kemmis dan Taggart merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1

Menurut Kemmis dan Mc. Taggar ( dalam Rafi’uddin,1996) penelitian tindakan dapat di pandang sebagai suatu siklus spiral dan penyusunan, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi ), dan refleksi. Tahapan / siklus penelitian dapat di lihat pada uraian berikut:


(24)

1. Tahap perencanaan

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dari dua siklus. Tiap siklus di laksanakan dengan satu tindakan sesuai dengan perbaikan yang ingin di capai selama pembelajaran. Pada tahap perencanaan di persiapkan adalah : a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP KTSP- 2007 ) b) Menyiapkan media pembelajaran yang di perlukan

c) Menyusun instrumen penilaian

d) Menyiapkan sumber belajar yang relavan 2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada setiap tindakan adalah dengan intervensi terhadap pelaksanaan kegiatan yang menjadi tugas guru sehari-hari. Pada tahap ini merupakan pelaksanaan tindakan dan persiapan yang telah di rencanakan sebelumnya. Selanjutnya dalam meningkatkan dan melihat keberhasilan dalam setiap siklus, maka yang harus di lakukan adalah: a) Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran (

RPP-KTSP 2007 )

b) Peneliti melaksanakan penilaian dalam bentuk tes formatif 3. Observasi

Pada tahap ini secara operasional adalah untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil dan proses pelaksanaan tindakan ataupun dampak dan pelaksanaan tindakan tersebut. Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui apakah tindakan yang di lakukan sudah mengarah pada terjadinya perubahan sudah mengarah pada terjadinya perubahan ke arah positif dalam kegiatan pembelajaran.

a) Tim kolaborasi melaksanakan observasi tentang aspek yang di rencanakan


(25)

57

4. Analisis Refleksi

Data yang di peroleh lalu di analisis untuk kemudian selanjutnya di refleksikan sebagai alat evaluasiuntuk memperbaiki siklus berikutnya. Dan juga untuk menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian. Pada tahap refleksi, peneliti bersama obsever mendiskusikan hasil tindakan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Hasilnya kemudian direfleksikan, dan bila perlu merivisi kegiatan sebelumnya. Temuan yang di peroleh kemudian di jadikan acuan bagi perumusan rencana pembelajaran untuk di laksanakan pada kegiatan selanjutnya.

Alur penelitian yang di lakukan pada penelitian tindakan kelas di sesuaikan dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart ( Kasbolah, 1988:113). Dalam pelaksanakan penelitian di buat 2 siklus untuk mempermudah langkah penelitian. Di mulai dari tahap analisis kurikulum, melakukan studi pustaka observasi awal, menemukan masalah dan mengidentifikasikannya, merencanakan langkah awal tindakan dan menyusun rencana tindakan, melakukan tindakan sesuai dengan rencana tindakan ke 1, kemudian merefleksikan kembali. Setelah selesai satu siklus yang di akhiri dengan refleksi maka diperbaiki pada siklus berikutnya. Alur penelitian tindakan kelas dapat di lihat pada gambar bagan berikut :


(26)

Gambar 3.2

Tahap-tahap dalam PTK

Model Kemmis dan Mc. Taggar ( sumber: webdenie.wordpress.com ) . C. Prosedur Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunung Putri yang berlokasi di jalan Raya Gunung Putri kecamatan Gunung Putri kabupaten Bogor.

Adapun pemilihan lokasi penelitian adalah dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1) Sekolah tersebut merupakan tempat peneliti bertugas, sehingga hal ini dapat diharapkan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan.


(27)

59

2) Masih ditemui sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh praktisi di sekolah tersebut dalam pelaksanaan program sekolah, khususnya dalam pembelajaran IPA. Hal tersebut menggugah minat peneliti dan praktisi untuk mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan siswa daalm pembelajaran IPA.

3) Peneliti lebih memahami latar belakang dan karakter siswa sehingga

memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi siswa yang selama ini dianggap mengalami kesulitan, serta memudahkan peneliti untuk mementau, merevisi dan mencari data-data yang diperlukan selama penelitian.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungputri, dengan jumlah siswa 33 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014.

Prosedur penelitian tindakan kelas di rencanakan 2 siklus, apabila belum berhasil akan di lanjutkan siklus berikutnya.

1. Tahap Perencanaan

a. Mempersiapkan pokok bahasan yang akan di gunakan dalam penelitian . kegiatan ini dilakukan dengan menelaah KTSP 2007


(28)

mata pelajaran IPA kelas IV sekolah dasar, standar kompetensi, hasil belajar, indikator, pendekatan, media/alat peraga, dan sumber belajar yang akan di lakukan dalam penelitian.

b. Merumuskan model pembelajaran yang akan di gunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV ( empat ) sekolah dasar dalam pembelajaran IPA. Untuk memecahkan masalah tersebut peneliti merumuskan model pembelajaran dengan melalui pendekatan inquiri untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi Bagian Tubuh Tumbuhan dan Fungsinya Bagi Tumbuhan itu Sendiri.

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang mengacu pada pendekatan inkuiri dengan model Picture and Picture.

d.Membuat lembar observasi untuk mengawasi aktifitas guru dan peserta didik selama proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture.

e.Menyusun instrumen penelitian yang akan di gunakan selama proses pembelajaran dan penelitian berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan Siklus 1

a. Setelah mendapat gambaran keadaan kelas, perhatian dan aktifitas peserta didik,motivasi belajar, maka di lakukan tindakan kelas pertama, yaitu mendesain kegiatan belajar untuk satu kompetensi dasar.

b. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang di bantu teman sejawat untuk memantau / mengobservasi pelaksanaan pembelajaran. Sasaran pemantauan adalah peserta didik, kegiatan guru, dan efektifitas penerapan pendekatan inquiri dengan model picture and picture.


(29)

61

c. Melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan hambatan dari pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture.

d. Melakukan perbaikan desain pembelajaran, berdasarkan evaluasi hasil pemantauan.

e. Peneliti bersama teman sejawat menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil pembelajaran siklus I, yang di lanjutkan pada siklus II.

Siklus II

a. Setelah memperoleh gambaran pada desain pembelajaran kegiatan pertama ( siklus I ) peneliti mendesain kembali kegiatan pembelajaran dengan menambahkan atau memfokuskan aspek-aspek yang belum optimal pada tindakan ( siklus I )

b. Melakukan pemantauan ( observasi ) terhadap pelaksanaan pembelajaran yang sedang di lakukan. Sasaran pemantauan adalah kegiatan siswa dalam merespon pelajaran, sikap guru dalam mengelola pembelajaran dan efektifitas pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture. c. Melakukan evaluasi hasil kegiatan yang sudah di lakukan, untuk

mengetahui efektifitas keberhasilan dari penerapan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture dalam pembelajaran yang sudah di laksanakan.

d. Melakukan perbaikan desain pembelajaran, berdasarkan hasil pengamatan.

e. Peneliti bersama teman sejawat menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil kegiatan pembelajaran siklus II ini menjadi bahan acuan kesimpulan dari penelitian yang sudah di lakukan. Merumuskan aspek yang di refleksi untuk di rencanakan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.


(30)

3. Instrumen Penelitian

Instrumen ini di kembangkan untuk pelaksanaan penerapan pembelajaran konsep Bagian Tubuh Tumbuhan dan Fungsinya bagi tumbuhan Itu Sendiri dengan menerapkan pendekatan inkuiri dengan model Picture and picture

a. Tes

Instrumen ini di gunakan untuk mengukur prestasi kognitif siswa dalam pembelajaran IPA. Tes di berikan kepada siswa pada stiap siklus. Adapun soal tes yang di berikan berupa post tes

b. Non Tes

Dalam mendapatkan perbaikan , rencana tindakan dalam setiap kegiatan di gunakan lembar observasi, pedoman wawancara, dan catatan lapangan.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi ini akan di isi oleh observer pada setiap akhir pertemuan. Melalui lembar observasi ini di harapkan dapat memberikan informasi secara rinci mengenai proses selama pembelajaran yang telah di laksanakan. Lembar observasi di gunakan untuk mengamati aktifitas siswa dan guru.

2. Pedoman Wawancara

Lembar wawancara yang di maksudkan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap proses pembelajaran yang di lakukan. Lembar wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan respon siswa terhadap penggunaan metode pemecahan maslah dalam pembelajaran.


(31)

63

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini berisi tentang catatan observer mengenai hambatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran berlangsung.

D. Teknis Analisis dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengolahan Data hasil Observasi a. Reduksi Data

menyeleksi data dengan cara memilah dan memilih data yang di perlukan dan membuang data yang tidak di perlukan.

b. Klasifikasi Data

klasifikasi data yang di peroleh dari siklus I dan siklus II dengan mengacu pada RPP. Tujuannya untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa yang di harapkan terjadi atau yang tidak di harapkan terjadi juga untuk mengetahui hasil belajar siswa yang di peroleh. Dan untuk mempermudah data-data tersebut kemudian di klasifikasikan sesuai dengan jenis datanya, misalnya tentang saran dan prasarana, aktivitas siswa, data tentang aktifitas guru dan data tentang hasil belajar.

c. Display Data

Mendiskripsikan data yang sudah di peroleh baik dalam bentuk narasi, uraian atau dalam bentuk grafik.

d. Interprestasi Data

Menafsirkan data-data yang sudah di peroleh baik data dalam bentuk tabel atau dalam bentuk grafik.


(32)

e. Refleksi

Meninjau kembali perencanaan dan pelaksanaan yang telah di lakukan dengan cara melihat kekuatan yang sudah di peroleh atau kelemahan apa yang masih harus di tingkatkan. Kemudian kekuatan dan kelemahan tersebut di analisis, mencari penyebab kekurangan- kekurangan yang terjadi dan bagaiman cara mengatasi kekurangan atau masalah tersebut, yang kemudian di tingkatkan pada tindakan berikutnya.

2. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes a. Scoring

1. Penskoran terhadap jawaban yang di berikan siswa. tiap – tiap butir soal yang di jawab oleh siswa di beri skor sesuai dengan lengkap tidaknya, jawaban yang di berikan, dengan rumus : Nilai = Jumlah jawaban yang benar x 100 %

Jumlah seluruh soal

2. Penilaian terhadap jawaban siswa. setelah penskoran tiap butir jawaban, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang di peroleh oleh masing-masing siswa.

3. pengelompokan nilai tes dengan rentang nilai tertentu. Setelah penskoran, kemudian skor hasil tes di kelompokan dengan rentang nilai tertentu untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian ranah kognitif siswa.

b. Menghitung rata-rata

1. Rata-rata hitung hasil belajar ( post tes ), dapat di hitung dengan menggunakan rumus :


(33)

65

X = ∑xi N

Keterangan :

X = nilai rata-rata

∑ i = jumlah semua nilai

N = banyaknya data

2. Penentuan nilai rata-rata tes dari seluruh siswa yang mengikuti tes. Tahap ini di lakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal, yaitu jika >85% siswa memperoleh skor >70% dari skor total.

Ketuntasan Belajar = ∑ Swa x100%

∑ Swa tot

Keterangan:

Ketuntasan Belajar = ketuntasan belajar secara klasikal ∑ Swa = Siswa a g e peroleh ti gkat pe guasaa >70% ∑ Swa tot = Jumlah Siswa

3. Analisis Data Hasil tes 1. Scoring

Kreteria penilaian pada post tes siklus I dan Siklus II adalah berupa uraian yang berjumlah 5 soal, dimana setiap soal mempunyai bobot skor 20 apabila siswa dapat menjawab dengan benar sehingga skor maksimum yang dapat di peroleh adalah 100.

2. Nilai Rata-rata

Hasil akhir post tes ( nilai Rata-rata ) di kelompokan menjadi beberapa katagori sebagai berikut :


(34)

Tabel 3.1

Katagori dan Nilai Rata-rata Siswa

No Rentang Nilai Prosentase Katagori

1.

9 90% Sangat Baik

2.

7-8,9 70%-89% Baik

3.

5-6,9 50%-69% Cukup

4.

3-4,9 30-49% kurang

5.

2,9 29% Kurang sekali

Sedangkan untuk presentase KKM dapat di kelompokan menurut katagori sebagai berikut :

Tabel 3.2

Katagori Perolehan Persentase KKM Siswa

No. Persentase Katagori

1.

70%-100% Berhasil ( Tuntas )

2.

0%-69% Belum Berhasil ( Blm Tuntas)


(35)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Dari uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa tentang bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri di kelas IV SDN 2 Gunung Putri kecamatan Gunung Putri Bogor melalui penerapan pendekatan inquiri dengan model picture and picture, maka dapat di tarik kesimpulan :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan di awali dengan kegiatan merancang kegiatan pembelajaran menerapkan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture, mencakup merangkum materi bagian tubuh tumbuhan dan fungsi nya bagi tumbuhan itu sendiri dalam kegiatan kelompok. Selanjutnya peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) untuk di pergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus I dan II. RPP yang di dalamnya mencakup komponen-komponen seperti identitas mata pelajaran, waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang berisi ( pendahuluan, kegiatan inti, penutup ), materi, sumber, serta evaluasi.

b. Pelaksanaan

dalam pelaksanaan proses pembelajaran menerapkan pendekatan inquiri dengan model picture and picture yang pertama di lakukan guru adalah menyiapkan dan menata peralatan atau media yang akan di gunakan dalam pembelajaran, siswa di tugaskan untuk mencatat hal-hal yang di anggap penting dari pelaksanaan kegiatan, guru menyampaikan materi bagian- bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri yang di sajikan dalam bentuk gambar-gambar di papan tulis, siswa mengamati,


(36)

mengidentifikasi gambar-gambar tumbuhan yang berbeda-beda jenis, bentuk, dan fungsinya.

Proses pembelajaran setelah menerapkan pendekatan inquiri dengan model picture and picture terasa lebih kondusif. Partispasi siswa dalam kegiatan pembelajaranpun meningkat, siswa lebih bersemangat dalam belajar. Selain itu, pembelajaran terus bermakna ketika guru tidak sekedar memberikan konsep kepada siswa, tetapi juga kebermaknaannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini di lakukan dengan memberikan pengalaman secara langsung untuk membuat suatu kegiatan yang berhubungan dengan konsep IPA.

c. Hasil

Setelah menerapkan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu siklus I perolehan hasil belajar siswa mencapai KKM 66,6% ( belum tuntas ) dengan nilai rata-rata 67 atau katagori cukup, kemudian pada siklus II hasil belajar siswa yang mencapai KKM 84,8% dengan nilai rata-rata 80,9 atau masuk katagori baik.

B. REKOMENDASI 1. Bagi Guru

a. Guru di harapkan menerapkan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture dalam kegiatan pembelajaran IPA sehingga siswa tidak hanya memperoleh konsep materi tetapi juga bermakna dalam kehidupan sehari-hari.

b. Guru di harapkan dapat mempererat hubungan baik dengan siswa, maupun siswa dengan siswa.

c. Guru harus mempersiapkan kegiatan pembelajaran IPA dengan baik, seperti metode pendekatan dalam kelas, media belajar, memotivasi siswa dengan persiapan-persiapan lainnya.


(37)

98

d. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran.

e. Guru diharapkan dapat menggunakan alat peraga/media belajar yang ada di sekolah dan yang ada di sekitar siswa untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

f. Guru dapat lebih mengeksplor media-media pembelajaran lainnya, sehingga kegiatan pembelajaran tidak terasa membosankan.

2. Bagi siswa

Dalam pembelajaran siswa sebaiknya lebih aktif dan mandiri, tidak perlu takut, ragu dan malu dalam mengemukakan pendapat ataupun ide-ide yang di milikinya.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah di harapkan dapat memberikan pelatihan atau pengarahan kepada guru untuk lebih mengeksplor media-media pembelajaran lainya, sehingga kegiatan pembelajaran tidak terasa membosankan. b. Sekolah di harapkan menunjang alat peraga/ media pembelajaran yang

dapat di gunakan dalam kegiatan pembelajaran . 4. Bagi Penelitian

Penilitian ini hanya membatasi diri , peneliti hanya mengungkapkan, bahwa menggunakan pendekatan inquiri mempunyai korelasi dengan motivasi belajar yang tinggi, IPK , dan belajar individual .

Penelitian ini juga untuk di jadikan sebagai bahan penelitian ulang


(38)

Abdurrahman, Mulyono.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Arikunto, dkk. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Suherman .A, dkk, 2008, Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, Bandung : UPI PRESS

Dimyati dan mujiono; Belajar dan Pembelajaran

E. Kuraesin,2004, Ilmu Pengetahuan Alam, Bandung : PT. Sarana Panca Karya Nusa

Dr. Widodo, Dra. SriWuryatuti, M.P.d., Dra. Margareta,M.P,d ( cetakan kesatu 2010 ), Pendidikan IPA di Sekolah Dasar; UPI PRESS

Dr. H.Cece Rakhmat, M.P.d, Nandang Budiman, S.P.d. M.Si, Dra. Nenden Ineu Herawati, M.P.d, ( cetakan pertama 2006 )Psikologi Pendidikan, Bandung ;UPI PRESS

Mulyanto.blogdetik.com/index.php./2009/05/11/Format Sistematika–laporan-PTK Dr. H.Y.Suyitno,M.P.d, Format Penulisan Proposal,Power point

Rukmana. A, Suryana. A, ( cetakan pertama 2006 ), Pengelolaan kelas; Bandung; UPI PRESS

Leo Sutrisno, Hery Kresnady, dan Kartono, Pengembangan Pembelajaran IPA SD , DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008

Dra. Margaretha, Sri. Y, M.P.d. Drs. Hendri, M.P.d. Drs. Atep Sujana, M.P.d. ( cetakan pertama, 2006 ), konsep dasar IPA ; Bandung : UPI PRESS

Drs. H.Udin Syaefuddin Sa’ud, M.Ed., Ph.D, Drs. Ade Rukmana, Dra. Novi Resmini, M.Pd.,

Pembelajaran Terpadu ; Bandung; UPI PRESS

Langkah-langkah PTK menurut Kemmis dan Taggart. (On line). Tersedia di webdenie.wordpress.com

Google; http// ras-eko.blogspot.com; model pembelajaran Picture and Picture Suryati ,S.P.d


(39)

(1)

66

Tabel 3.1

Katagori dan Nilai Rata-rata Siswa No Rentang Nilai Prosentase Katagori

1.

9 90% Sangat Baik

2.

7-8,9 70%-89% Baik

3.

5-6,9 50%-69% Cukup

4.

3-4,9 30-49% kurang

5.

2,9 29% Kurang sekali

Sedangkan untuk presentase KKM dapat di kelompokan menurut katagori sebagai berikut :

Tabel 3.2

Katagori Perolehan Persentase KKM Siswa

No. Persentase Katagori

1.

70%-100% Berhasil ( Tuntas )

2.

0%-69% Belum Berhasil ( Blm Tuntas)


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Dari uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa tentang bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri di kelas IV SDN 2 Gunung Putri kecamatan Gunung Putri Bogor melalui penerapan pendekatan inquiri dengan model picture and picture, maka dapat di tarik kesimpulan :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan di awali dengan kegiatan merancang kegiatan pembelajaran menerapkan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture, mencakup merangkum materi bagian tubuh tumbuhan dan fungsi nya bagi tumbuhan itu sendiri dalam kegiatan kelompok. Selanjutnya peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) untuk di pergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus I dan II. RPP yang di dalamnya mencakup komponen-komponen seperti identitas mata pelajaran, waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang berisi ( pendahuluan, kegiatan inti, penutup ), materi, sumber, serta evaluasi.

b. Pelaksanaan

dalam pelaksanaan proses pembelajaran menerapkan pendekatan inquiri dengan model picture and picture yang pertama di lakukan guru adalah menyiapkan dan menata peralatan atau media yang akan di gunakan dalam pembelajaran, siswa di tugaskan untuk mencatat hal-hal yang di anggap penting dari pelaksanaan kegiatan, guru menyampaikan materi bagian- bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri yang di sajikan dalam bentuk gambar-gambar di papan tulis, siswa mengamati,


(3)

97

mengidentifikasi gambar-gambar tumbuhan yang berbeda-beda jenis, bentuk, dan fungsinya.

Proses pembelajaran setelah menerapkan pendekatan inquiri dengan model picture and picture terasa lebih kondusif. Partispasi siswa dalam kegiatan pembelajaranpun meningkat, siswa lebih bersemangat dalam belajar. Selain itu, pembelajaran terus bermakna ketika guru tidak sekedar memberikan konsep kepada siswa, tetapi juga kebermaknaannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini di lakukan dengan memberikan pengalaman secara langsung untuk membuat suatu kegiatan yang berhubungan dengan konsep IPA.

c. Hasil

Setelah menerapkan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu siklus I perolehan hasil belajar siswa mencapai KKM 66,6% ( belum tuntas ) dengan nilai rata-rata 67 atau katagori cukup, kemudian pada siklus II hasil belajar siswa yang mencapai KKM 84,8% dengan nilai rata-rata 80,9 atau masuk katagori baik.

B. REKOMENDASI 1. Bagi Guru

a. Guru di harapkan menerapkan pendekatan inkuiri dengan model picture and picture dalam kegiatan pembelajaran IPA sehingga siswa tidak hanya memperoleh konsep materi tetapi juga bermakna dalam kehidupan sehari-hari.

b. Guru di harapkan dapat mempererat hubungan baik dengan siswa, maupun siswa dengan siswa.

c. Guru harus mempersiapkan kegiatan pembelajaran IPA dengan baik, seperti metode pendekatan dalam kelas, media belajar, memotivasi siswa dengan persiapan-persiapan lainnya.


(4)

98

d. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran.

e. Guru diharapkan dapat menggunakan alat peraga/media belajar yang ada di sekolah dan yang ada di sekitar siswa untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

f. Guru dapat lebih mengeksplor media-media pembelajaran lainnya, sehingga kegiatan pembelajaran tidak terasa membosankan.

2. Bagi siswa

Dalam pembelajaran siswa sebaiknya lebih aktif dan mandiri, tidak perlu takut, ragu dan malu dalam mengemukakan pendapat ataupun ide-ide yang di milikinya.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah di harapkan dapat memberikan pelatihan atau pengarahan kepada guru untuk lebih mengeksplor media-media pembelajaran lainya, sehingga kegiatan pembelajaran tidak terasa membosankan. b. Sekolah di harapkan menunjang alat peraga/ media pembelajaran yang

dapat di gunakan dalam kegiatan pembelajaran . 4. Bagi Penelitian

Penilitian ini hanya membatasi diri , peneliti hanya mengungkapkan, bahwa menggunakan pendekatan inquiri mempunyai korelasi dengan motivasi belajar yang tinggi, IPK , dan belajar individual .

Penelitian ini juga untuk di jadikan sebagai bahan penelitian ulang


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Arikunto, dkk. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Suherman .A, dkk, 2008, Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, Bandung : UPI PRESS

Dimyati dan mujiono; Belajar dan Pembelajaran

E. Kuraesin,2004, Ilmu Pengetahuan Alam, Bandung : PT. Sarana Panca Karya Nusa

Dr. Widodo, Dra. SriWuryatuti, M.P.d., Dra. Margareta,M.P,d ( cetakan kesatu 2010 ), Pendidikan IPA di Sekolah Dasar; UPI PRESS

Dr. H.Cece Rakhmat, M.P.d, Nandang Budiman, S.P.d. M.Si, Dra. Nenden Ineu Herawati, M.P.d, ( cetakan pertama 2006 )Psikologi Pendidikan, Bandung ;UPI PRESS

Mulyanto.blogdetik.com/index.php./2009/05/11/Format Sistematika–laporan-PTK Dr. H.Y.Suyitno,M.P.d, Format Penulisan Proposal,Power point

Rukmana. A, Suryana. A, ( cetakan pertama 2006 ), Pengelolaan kelas; Bandung; UPI PRESS

Leo Sutrisno, Hery Kresnady, dan Kartono, Pengembangan Pembelajaran IPA SD , DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008

Dra. Margaretha, Sri. Y, M.P.d. Drs. Hendri, M.P.d. Drs. Atep Sujana, M.P.d. ( cetakan pertama, 2006 ), konsep dasar IPA ; Bandung : UPI PRESS

Drs. H.Udin Syaefuddin Sa’ud, M.Ed., Ph.D, Drs. Ade Rukmana, Dra. Novi Resmini, M.Pd.,

Pembelajaran Terpadu ; Bandung; UPI PRESS

Langkah-langkah PTK menurut Kemmis dan Taggart. (On line). Tersedia di webdenie.wordpress.com

Google; http// ras-eko.blogspot.com; model pembelajaran Picture and Picture Suryati ,S.P.d


(6)

Dokumen yang terkait

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

2 5 113

Penggunaan model pembelajaran kooperatif picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: PTK di MI Miftahul Huda Muhamadiyah Kota Depok.

6 86 107

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS IV SD Meningkatkan Motivasi Belajar IPA dengan Menggunakan Strategi Picture And Picture pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Mayungan Klaten Tahun Ajaran 2012/2

0 1 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II Sdn Ketapang 01 Kecama

0 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II Sdn Ketapang 01 Kecama

0 3 14

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 0 28

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 4 52

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN Penerapan Metode Picture And Picture Untuk Meningkatkan Minat Belajar Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Sidomulyo Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 15

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN Penerapan Metode Picture And Picture Untuk Meningkatkan Minat Belajar Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Sidomulyo Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 16

PENERAPAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VA MI ROUDLOTUL BANAT SIDOARJO.

0 0 135