PENGARUH MODEL PEER TEACHING TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET.

(1)

PENGARUH MODEL PEER TEACHING TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

MOCH MUMU SEPTIANA 0805371

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH MODEL PEER TEACHING TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET

Oleh

Moch Mumu Septiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Keseehatan

© Moch Mumu Septiana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Moch Mumu Septiana

NIM : 0805371

Judul Skripsi : Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket.

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Drs. Sucipto, M.Kes. NIP. 196106121987031002

Pembimbing II

Lukmanul Haqim Lubay, M.Pd NIP. 197508122009121004

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd. NIP. 196508171990011001


(4)

Moch Mumu Septiana, 2014

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEER TEACHING TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET

Moch Mumu Septiana* 2014

Latar belakang masalah proses pembelajaran yang diterapkan guru penjas di SMA Pasundan 8 Bandung yaitu banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran Bola Basket, kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran Bola basket dan banyaknya siswa yang merasa jenuh dengan bentuk model pembelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga dalam pelaksanaannya pembelajaran tidak tersusun dengan baik. Jadi, timbulah pertanyaan Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Peer Teaching terhadap waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran Bola Basket?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Peer Teaching terhadap waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran Bola Basket.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan desain yang digunakan yaitu pre-test post-test grup desain. Instrumen yang digunakan melalui sebelum dan sesudah observasi.

Hasil penelitian menunjukan X2 hitung < X2 tabel (12,00 < 9,488), maka Ho

diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaaan yang signifikan menggunakan peer teaching dengan tidak menggunakan peer teaching X berdasarkan waktu aktif belajar (tidak ada hubungan antara peer teaching X dengan waktu aktif belajar). Dari kesimpulan tersebut dapat di tekankan bahwa model pembelajaran peer

teaching dapat digunakan dalam pembelajaran permainan bola basket di SMA

Pasundan 8 Bandung.

Kata Kunci : Model Pembelajaran peer teaching, jam waktu aktif belajar


(5)

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR BAGAN... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Metode Penelitian ... ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Populasi dan Sample ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Konsep Model ... 12

B. Model ... 13

C. Konsep pembelajaran ... 14

D. Model-model pembelajaran ... 14

E. Ciri-ciri model pembelajaran ... 15

F. Model Pembelajaran Peer Teaching ... 16

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 26

A. Metode Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

C. Desain dan Langkah-Langkah Penelitian ... 27

D. Instrumen Penelitian ... 28

E. Pelaksanaan Pengumpalan Data ... 31


(6)

x

Moch Mumu Septiana, 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Uji Normalitas Data ... 35

C. Uji Homogenitas ... 36

D. Uji Hipotesis ... 36

E. Diskusi Penemuan ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41 LAMPIRAN - LAMPIRAN


(7)

x

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Format observasi ……….

2. Data Post - Test dan Pre Test ... 44

3. Uji Normalitas ... 49

4. Uji Homogenitas... 51

5. Uji Signifikansi... 55

6. Surat – Surat ... 56

7. Dokumentasi Penelitian ... 63


(8)

Moch Mumu Septiana, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses untuk membantu individu untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, Pendidikan jasmani merupakan upaya agar dapat mengaktualisasikan seluruh potensi manusia dalam aktivitasnya berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi berbentuk isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Selain itu pendidikan jasmani dapat juga diartikan pendidikan melalui aktifitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan dalam pendidikan jasmani. Menurut Rusli (2008:98) mengemukakan, bahwa “Pendidikan jasmani merupakan media untuk meraih tujuan pendidikan sekaligus juga untuk meraih tujuan yang bersifat internal ke dalam aktivitas fisik itu sendiri.”

Pendidikan jasmani penting dilakukan karena di antaranya dapat memenuhi kebutuhan anak akan gerak, mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya, menanamkan dasar keterampilan dan merupakan proses pendidikan secara keseluruhan baik fisik, mental maupun emosional. Oleh karena itu pendidikan jasmani sangat penting sekali diberikan pada siswa di sekolah.

Dalam proses pembelajaran penjas, guru diharapkan dapat mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan (olahraga), internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerja sama, disiplin, dan bertanggung jawab), dan pembiasaan pola hidup sehat. Proses pembelajaran penjas yang dilakukan ini berbeda dengan proses pembelajaran mata pelajaran lain yang didominasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat kajian teoretis. Kegiatan pembelajaran penjas lebih dominan pada aktivitas unsur fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multidimensi (aspek psikomotorik, kognitif, dan apektif). Untuk itu kompetensi didaktik dan metodik


(9)

2

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

mengajar merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru penjas. Meski demikian masih banyak guru penjas yang melaksanakan proses pembelajaran dengan cara tradisional dengan menitikberatkan materi dan tujuan pembelajaran yang bersifat kecabangan olahraga tanpa memperhatikan siapa yang menjadi peserta didiknya. Dalam buku Revitalisasi yang ditulis Adang (1998:102) memaparkan:

Tantangan berat bagi guru pendidikan jasmani pada waktu mengajar adalah bagaimana mengaktifkan semua siswa yang bervariasi tingkat kemampuannya tersebut mempelajari suatu keterampilan secara serempak dalam waktu yang bersamaan. Jawaban sementara atas tantangan tersebut adalah menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga aktivitas belajar yang berada di dalamnya mempunyai karakteristik:

1. Berorientasi pada keberhasilan 2. Memotivasi secara intrinsik

3. Sesuai dengan tingkat perkembangan.

Dari kutipan di atas jelas bahwa tantangan pembelajaran penjas itu sangat berat tetapi dengan menciptakan lingkungan belajar yang sedemikian rupa yang membuat siswa menarik dan mengandung tiga karakeristik tadi diharapkan pembelajaran penjas dapat memotivasi siswa serta dapat berperan aktif dalam pembelajaran tersebut. Begitu juga dalam pembelajaran permainan bola basket agar siswa lebih berpartisipasi dan tidak mengalami kejenuhan maka harus membuat pembelajaran lebih menarik, atas dasar itulah pembelajaran peer

teaching dilakukan dalam pembelajaran bola basket. Selain itu kegiatan belajar

yang dilakukan siswa sangat berpengaruh bagi kelangsungan proses pembelajaran baik yang melibatkan gerak dan motivasi yang timbul dalam dirinya sendiri ataupun dorongan dari luar.

Terkait dengan materi pembelajaran (bahan ajar), khususnya dalam bentuk permainan dan olahraga, banyak sekali jenis-jenis permainan yang harus diajarkan kepada siswa. Salah satunya adalah permainan bola basket yang termasuk ke dalam kelompok permainan bola besar, dan permainan bola basket merupakan salah satu materi pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang dipelajari di sekolah pada umumnya. Dalam buku basketball steps to succes yang ditulis oleh Wissel (1996:2) menjelaskan bahwa “Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan


(10)

Moch Mumu Septiana, 2014

5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa.”

Sudjana (2009:46), menjelaskan “Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai.”

K e c e n d e r u n g a n l a i n y a n g t e r j a d i d i SMA Pasundan 8 Bandung m a s i h t i d a k l e p a s d a r i b e b e r a p a p e n r s o a l a n , d i a n t a r a n y a m a s i h b a n y a k s i s w a y a n g k u r a n g a k t i f d a l a m m e n g i k u t i p e m b e l a j a r a n B o l a B a s k e t , k u r a n g n y a a n t u s i a s s i s w a d a l a m m e n g i k u t i p e m b e l a j a r a n B o l a b a s k e t d a n b a n y a k n y a s i s w a y a n g m e r a s a j e n u h d e n g a n b e n t u k m o d e l p e m b e l a j a r a n y a n g d i b e r i k a n o l e h g u r u .

A s u m s i p o s i t i f y a n g d a p a t d i t a w a r k a n u n t u k m e n g h a d a p i p e r s o a l a n t e r s e b u t a n t a r a l a i n m e l a l u i u p a y a d e n g a n m o d e l p e m b e l a j a r a n peer teaching.

Yunyun (2011:147) memaparkan:

Definisi peer: kawan sebaya, teaching: pembelajaran. Peer teaching adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan dengan menyertakan teman sebaya sebagai siswanya. Model ini sangat cocok digunakan untuk kelas yang memiliki siswa dalam jumlah banyak. Aktivitas ini memberikan simulasi pada setiap kelompok untuk melatih setiap sub bab lebih baik.

Melalui pembelajaran model peer teaching diharapkan anak tidak merasa jenuh dan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran permainan bola basket

d i SMA Pasundan 8 Bandung, karena model ini sangat cocok dalam kelas yang memiliki siswa dalam jumlah banyak.

Yunyun (2011:148) memaparkan langkah-langkah pembelajaran dalam model peer teaching :


(11)

4

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

Pada akhir pembelajaran siswa diberikan tugas latihan yang berhubungan dengan materi yang telah di bahas sebelumnya, tujuan dari tugas latihan tersebut untuk memfasilitasi pembelajaran, karena siswa yang dapat mengerjakan tugas latihan tersebut dan merasa percaya diri untuk menerangkan kepada temannya akan dijadikan volunteers teacher. Guru kemudian mengadakan prepatory meeting dengan tujuan untuk menyusun tim pengajar

(teaching teams) yang terdiri dari siswa yang bersedia untuk menjadi

volunteers teachers kemudian mendiskusikan semua pertanyaan yang timbul dari latihan yang telah mereka kerjakan sebelumnya. Setelah semua pertanyaan didiskusikan, siswa dari teaching teams masing-masing membentuk suatu kelompok dari diluar teaching teams untuk dijadikan “peer”, siswa dari teaching teams bertindak sebagai instruktur kepada anggotanya untuk menerangkan latihan yang telah diberikan sebelumnya (peer-teaching). Partisipasi student-student ataupun teacher-student merupakan kegiatan yang bersifat optimal dan tidak berhubungan dengan nilai siswa, penilaian disini berasal dari individual assignment ataupun dari hasil ujian, esensi dari aktivitas ini adalah untuk mencari tempat dan waktu yang tepat baik untuk prepatory

meeting ataupun peer teaching, namun kuncinya adalah jika siswa yang

dijadikan volunteers teacher telah menyelesaikan latihan yang diberikan, maka

prepatory meeting tersebut dilakukan dengan efektif tanpa membuang waktu.

Bukan hanya karena adanya jumlah anggota kelompok yang sedikit, adanya kesamaan usia dan gaya di antara teman sebaya membuat para anggota kelompok nyaman untuk bertanya mengenai materi yang ada sehingga memudahkan pembelajaran, sedangkan untuk siswa yang berperan sebagai guru adanya model ini akan semakin meningkatkan pemahaman siswa tersebut akan materi yang ada, selain itu dengan adanya kompetisi antar kelompok mendorong siswa yang berperan sebagai pengajar akan meningkatkan kualitas kelompoknya, dari penjelasan tersebut terlihat kelebihan metode pembelajaran peer teaching agar siswa aktif dalam pembelajaran bola basket.

Keaktifan siswa tergantung dari bagaimana guru mendesain proses model pembelajaran dengan semenarik mungkin agar siswa lebih antusias dan lebih aktif lagi dalam mengikuti proses belajar mengajar. Guru harus mampu dan mengatur waktu aktif belajar siswa sedemikian rupa sehingga, waktu yang telah ditentukan tepat mengenai kepada siswa dalam hal keaktifannya.

Menurut Tite, dkk (2013:86) mengungkapkan bahwa:

Cara ini digunakan antara lain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: berapa lama siswa menghabiskan waktu untuk mendengarkan penjelasan


(12)

Moch Mumu Septiana, 2014

dari gurunya,melakukan aktivitas belajar, atau menunggu giliran. Sehingga untuk menciptaan suatu kegiatan belajar mengajar yang baik, potensi seorang guru dalam mengelola waktu dan memilih aktivitas pembelajaran sangatlah penting. Sehingga, meskipun jumlah waktu dalam kegiatan belajar mengajar terbatas namun siswa mendapatkan tugas geraknya dengan cukup dan tujuan pembelajaranpun tercapai dengan optimal.

Belajar aktif (active learning) adalah membuat peserta beraktivitas, bergerak, dan melakukan sesuatu dengan aktif.salah satu indikator pentingnyabelajar aktif adalah situasi kelas yang ramai, bergemuruh sementara guru menjadi lebih santai.Pembelajaran aktif (active learning) adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan anak berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar anak maupun anak dengan pendidik dalam proses pembelajaran tersebut.

Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak, sehingga semua anak dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Efektivitas pengajaran berkaitan langsung dengan karakteristik interaksi antara guru dengan siswa. Hal itu berkaitan dengan kualitas intruksi, sikap, kemampuan, ketekunan, dan kesempatan melaksanakan tugas ajar. Kualitas intruksi atau pengajaran adalah sejauh mana pengajaran itu dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa. Kemampuan siswa adalah kemampuan potensial masing-masing siswa pada setiap tugas belajar yang terungkap dari setiap prilaku belajar siswa. Semua ini mengarah efektivitas jumlah waktu aktif belajar (JWAB). Menjelaskan Suherman (2009:114), jumlah waktu aktif belajar (JWAB) adalah total waktu aktif dari setiap kegiatan pembelajaran yang menjadi fokusnya adalah kegiatan pembelajaran.

Indikator-indikator yang di jelaskan Suherman (2009:115), yang menjadi bahan observasi dalam menentukan efektivitas jumlah waktu aktif belajar (JWAB) adalah:

Waktu Aktif (A) yaitu mayoritas siswa (lebih dari 50%) melakukan aktivitas tugas gerak sebagaimana intruksi guru yang sesuai dengan tujauan pada saat itu. Waktu Instruksi (I) yaitu tindakan guru penjas pada saat memberikan intruksi,


(13)

6

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

baik intruksi informasi maupun intruksi demonstrasi, mendemonstrasikan gerakan, bertanya kepada siswa. Atau waktu yang dihabiskan oleh siwa (lebih dari 50%) mendengarkan dan melihat intruksi dan demonstrasi dari guru. Waktu pengelolaan manajemen (M) adalah serangkaian tindakan yang berkaitan dengan pengelolan kelas seperti menyiapakan alat olahraga, presensi, dan penentuan formasi. Atau waktu yang dihabiskan oleh siswa (lebih dari 50%) untuk urusan-urusan pengelolaan misalnya ganti pakainan,mengambil peralatan, peringatan, teguran. Waktul lain-lain (L) atau waktu tunggu (W) adalah aktivitas yang dilakukan siswa (lebih dari 50%) yang tidak termasuk tiga kategori diatas, misalnya menunggu giliran,mengobrol, dan sebagainya.

Efektivitas pembelajaran Penjas tidak seluruhnya berarti menilai kompetensi secara total yang dimiliki oleh guru penjas, melainkan lebih kepada proses memotret (pendeskripsian) pristiwa atau kejadian pembelajaran sebagai wujud interaksi antara guru dan siswa. Untuk mencapai hal itu diperlukan alat ukur (instrument) sebagai cara mengobservasi yang dapat mencerminkan setiap indikator yang ada dalam efektivitas jumlah waktu aktif belajar (JWAB). Metode yang digunakan adalah metode observasi yang sistematis.

Menurut Adang Suherman (1998:23) Salah satu bentuk instrument yang digunakan dalam melaksanakan metode observasi yang sistematis adalah duration recording.

Duration recording ini digunakan untuk memotret keterampilan guru

penjas dalam mengajar, terutama yang berhubungan dengan penggunaan waktu pelajaran penjas melalui observasi langsung terhadap prilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran Penjas beserta waktu yang dihabiskannya.

Jadi, pada dasarnya duration recording adalah salah satu instrument yang digunakan dalam sebuah penelitian. Yang memiliki fungsi untuk mencari gejala-gejala yang ada, aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran seorang guru pendidikan jasmani harus bisa menciptakan suasana belajar yang menarik pada saat pembelajaran penjas dilakukan, hal ini bertujuan untuk merangsang siswa aktif belajar dan aktif beraktivitas.

Belajar aktif memang merupakan suatu proses untuk membangun aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan beraktivitas. Jika pembelajaran tidak


(14)

Moch Mumu Septiana, 2014

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan pribadi yang mandiri dan kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.

Partisipasi aktif siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari, dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa setiap guru pendidikan jasmani harus bisa meningkatkan partisipasi aktif belajar siswa, sehingga siswa dapat merasakan secara langsung proses aktivitas belajar pendidikan jasmani yang diberikan pada saat proses pembelajaran. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional, dan fisik. Pandangan mendasar yang perlu menjadi kerangka berfikir setiap guru pendidikan jasmani adalah bahwa pada prinsipnya siswa adalah makhluk yang aktif. Individu merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu segala sesuatu hal yang baru.

Daya keaktifan yang dimiliki siswa akan berkembang ke arah yang positif lingkungan belajar memberikan ruang yang baik untuk meningkatkan keaktifan tersebut. Keadaan ini menyebabkan setiap guru perlu menggali potensi-potensi keberagaman siswa melalui keaktifan yang mereka aktualisasikan dan selanjutnya mengarahkan aktivitas mereka ke arah tujuan yang lebih positif atau tujuan pembelajaran. Hal ini pula yang mendasari pemikiran bahwa kegiatan pembelajaran harus dapat memberikan dan mendorong seluas-luasnya partisipasi aktif belajar siswa. Ketidak tepatan pemilihan pendekatan pembelajaran sangat memungkinkan partisipasi aktif belajar siswa menjadi menurun, bahkan bisa menghilangkan keaktifannya. Contoh penerapan prinsip partisipasi aktif, kemampuan guru pendidikan jasmani dalam kegiatan pembelajaran yaitu, guru pendidikan jasmani harus merancang atau mendesain pesan pembelajaran dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

Ciri-Ciri Partisipasi Aktif Belajar Siswa menurut (Saputra, 2007 : 21), adalah :


(15)

8

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

 Kehadiran : Melaksanakan kegiatan pembelajaran Ikut serta dalam pembelajaran

 Aktivitas : Kesungguhan Aktif

Mengikuti contoh

Melaksanakan bentuk kegiatan Semangat, keriangan

Bermotivasi

 Disiplin : Mematuhi peraturan Hadir tepat waktu Berpakaian olahraga.

Adapun menurut Bambang (2008:43) menyatakan bahwa penerapan prinsip partisipasi aktif dalam rancangan bahan ajar dan aktifitas dari guru di dalam proses pembelajaran adalah dengan cara:

Memberikan kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas dalam proses belajarnya. Memberikan kesempatan memberikan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan eksperimen. Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Menggunakan multi metode dan multi media di dalam pembelajaran

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru menugaskan siswa dengan kegiatan yang beragam, misalnya mengikuti olahraga permainan, mengikuti sebuah kompetisi dan siswa dituntut untuk kreatif.

Peran peer teaching terhadap waktu aktif belajar siswa cukup penting, berikut salah satu peran penting peer teaching terhadap waktu aktif belajar siswa menurut Tite, dkk. (2013:200), adalah:

Meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran, meningkatkan interaksi sosial siswa dalam pembelajaran, mendorong siswa ke arah berpikir tingkat tinggi, mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok, meningkatkan rasa tanggungjawab untuk belajar sendiri, membangun semangat bekerjasama dalam melatih keterampilan berkomunikasi, meningkatkan hasil belajar.


(16)

Moch Mumu Septiana, 2014

Dari penjelasan di atas jelas bahwa model pembelajaran peer teaching baik untuk yang pempunyai siswa yang banyak karena memberikan simulasi terhadap siswanya sehingga berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

Seperti telah disebutkan bahwa peer teaching merupakan variasi dari intruksi langsung, menempatkan pengajar sebagai orang yang berkuasa dalam membuat muatan pelajaran, mengatur kelas, memberikan tugas, perintah dalam setiap mata pelajaran. Pada model Peer Teaching, guru harus dapat menahan dan membatasi kesemuanya, kecuali satu yaitu mengatur interaksi yang mungkin terjadi baik selama maupun setelah proses percobaan pengajaran tersebut. Tanggung jawab yang lebih besar kemudian dibebankan kepada siswa yang kemudian disebut dengan tutor yang telah dilatih sebelumnya untuk mengawasi dan menganalisa siswa lainnya.

Pembelajaran bola basket memerlukan tingkat kemampuan yang tinggi , dalam prosesnya pembelajaran permainan bola basket disekolah hanya menekankan pada materi ajar yang monoton, sehingga waktu proses pembelajaran akan habis dengan materi yang di ajarkan tersebut sedangkan proses pembelajaran yang di tekankan siswa lebih aktif dalam pembelajaran permainan bola basket .

Berkaitan dengan hal di atas, penulis tertarik untuk mencoba menerapkan model pembelajaran peer teaching pada pembelajaran bola basket agar siswa aktif pada saat pembelajaran tersebut dan akan dicoba dicarikan solusinya melalui model pembelajaran peer teaching. Adapun judul yang dipilih dalam penelitian ini

adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Pada Pembelajaran Bola Basket (Sample dan populasi di SMA PASUNDAN 8 Bandung)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

Apakah model pembelajaran Peer Teaching memberikan pengaruh terhadap waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran Bola Basket?


(17)

10

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran Peer Teaching terhadap waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran Bola Basket.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati. Mengenai metode eksperimen ini dalam buku metode penelitian pendidikan yang di tulis Sugiyono (2011:107) menjelaskan, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode peneletian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.”

Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah model pembelajaran Peer Teaching dan variabel terikat adalah waktu aktif belajar.

E. Manfaat Penelitian

Secara teoritis sebagai sumbangan pemikiran yang dapat memperkaya khasanah karya ilmiah yang berkaitan dengan mata pelajaran pendidikan jasmani. Secara praktis dapat dijadikan bahan masukan berupa literatur dan pengembangan Ilmu metodologi pembelajaran khususnya jurusan Pendidikan Olahraga, program studi jasmani kesehatan dan rekreasi dalam rangka persiapan guru–guru pendidikan jasmani di sekolah.

F. Populasi dan Sampel

Mengenai populasi oleh Sudjana (2005:6) dijelaskan sebagai berikut:


(18)

Moch Mumu Septiana, 2014

pengukuran kuantitatif atau kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai

sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.” Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA PASUNDAN 8 BANDUNG sebanyak 15 orang.

Dalam suatu penelitian, populasi bisa merupakan kumpulan individu atau objek dengan sifat-sifat umumnya. Sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel penelitian. Arikunto (2010:109) mengatakan bahwa, “Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi maka penelitian tersebut disebut penelitian

sampel.” Sedangkan tentang jumlah sampel penelitian , penulis berpedoman kepada Arikunto (2010:112) sebagai berikut: “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.” Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka untuk jumlah sampel penelitian ini ditetapkan oleh penulis sebesar 100% atau sebanyak 40 orang, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi kurang dari 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan melalui sampling seadanya. Sudjana (2005:167)

menjelaskan, “Pengambilan sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data

atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan kerepresentatifannya, dapat digolongkan kedalam sampling seadanya.”


(19)

26

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dalam sebuah penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan mengumpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian yang dilakukan. Dalam suatu penelitian terdapat beberapa metode yang biasa dipergunakan diantaranya eksperimen.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati.

Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah pengaruh olahraga tradisional untuk mengetahui perbedaannya terhadap variabel terikat yaitu waktu aktif belajar.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Mengenai populasi oleh Sudjana (2005:6) dijelaskan sebagai berikut:

“Populasi adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun

pengukuran kuantitatif atau kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.” Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA PASUNDAN 8 BANDUNG sebanyak 15 orang.

2. Sampel

Dalam suatu penelitian, populasi bisa merupakan kumpulan individu atau objek dengan sifat-sifat umumnya. Sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel penelitian. Arikunto (2006:109) mengatakan bahwa, “Jika kita hanya akan


(20)

Moch Mumu Septiana, 2014

sampel.” Sedangkan tentang jumlah sampel penelitian , penulis berpedoman kepada Arikunto (2006:112) sebagai berikut: “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.” Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka untuk jumlah sampel penelitian ini ditetapkan oleh penulis sebesar 100% atau sebanyak 40 orang, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi kurang dari 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan melalui sampling seadanya. Sudjana (2002:167)

menjelaskan, “Pengambilan sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data

atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan kerepresentatifannya, dapat digolongkan kedalam sampling seadanya.”

C. Desain Penelitian

Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian, diperlukan desain yang dijadikan pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan, sehingga tujuan atau hasil yang diinginkan akan sesuai dengan harapan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penulis dalam penelitian ini, menggunakan desain eksperimen One-Shot Case Study.

Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti berikut :

X = tretment yang diberikan (variabel independen)

O = Observasi ( variabel dependen)

One-Shot Case Study termasuk ke dalam salah satu bentuk pre-experimental design, dikatakan pre-pre-experimental design, karena desain ini belum

merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Mengapa? Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata


(21)

28

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

D. Instrumen Penelitian

1. Tes Jam Waktu Aktif Belajar Siswa (JWAB)

Untuk mengetahui waktu aktif belajar siswa melalui pengembangan permainan bola basket, maka peneliti langsung melaksanakan observasi untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data adalah dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan menggunakan:

a. Observasi

Format observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk kepada duration recording. Dengan format duration recording mengungkapkan indikator yang menjadi bagian dari jumlah waktu aktif belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Format Observasi Duration Recording

1) Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) melakukan aktifitas yang bersifat manajerial misalnya pergantian bentuk latihan, menyimpan dan mengambil bola, mendengarkan aturan-aturan dalam mengikuti pelajaran, mendengarkan peringatan, ganti pakaian, kehadiran.

2) Aktivitas belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) melakukan aktifitas belajar secara aktif.

3) Instruksi dan Demonstrasi (I) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan (melihat demonstrasi, mendengarkan instruksi penampilan).

4) Lain-lain (L) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) tetapi tidak termasuk dalam ketiga kategori di atas (misalnya: tunggu giliran, sebagian besar siswa diam atau ngobrol tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk memberikan instruksi).

Sekolah : Kelas : Waktu :

Hari/Tgl : Pengajar : Pengamat :

No Manajemen

(M) Instruksi da Demonstrasi (I) Aktif Belajar (A) Lain-lain (L)


(22)

Moch Mumu Septiana, 2014

2 3 4 5

Menurut Suherman, (2009: 30) menjelaskan empat kategori perilaku siswa pada proses pembelajaran pendidikan jasmani diambil indikator yang memuat penilaian:

1) Pada kategori managemen. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung yaitu, siswa memakai pakaian olahraga, siswa mengambil dan menyimpan kembali peralatan, dann siswa memperhatikan peringatan dari guru, mendengarkan aturan-aturan dalam mengikuti pelajaran, dan kehadiran.

2) Pada kategori intruksi. Seluruh siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan (melihat demonstrasi, mendengarkan instruksi penampilan).

3) Pada kategori aktivitas belajar. Seluruh siswa melakukan aktivitas belajar secara aktif.

4) Pada kategori lain-lain. Aktivitas yang dilakukan siswa menunggu giliran, siswa diam atau ngobrol, tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, dan menunggu guru untuk memberikan instruksi.

b. wawancara

Wawancara yaitu peneliti dibantu observer melakukan wawancara kepada siswa yang diteliti untuk memperoleh keseluruhan informasi yang diperlukan untuk mencari solusi atas permasalahan penelitian yang diajukan.

c. Catatan lapangan

Catatan lapangan yaitu catatan otentik hasil observasi, yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian-kejadian pada saat penelitian berlangsung yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi. Hal yang dicatat adalah tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan interaksi peserta dengan peserta didik. Catatan lapangan dapat dikembangkan berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut :


(23)

30

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

Tabel 3.7 Catatan Lapangan

No Aspek Tanggapan

1. 2. 3. 4. 5.

Kondisi siswa Kondisi guru Ketersediaan media Kondisi lingkungan Kondisi pelaksanaan

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bukti dari segala kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian berlangsung. Kegiatan yang didokumentasikan berupa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti maupun kegiatan yang dilakukan oleh siswa serta kegiatan lain yang dianggap mendukung dalam proses penelitian. Semua kegiatan tersebut direkam melalui kamera digital.

2. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Mengumpulkan data merupakan kegiatan penting dalam suatu penelitian. Dengan adanya itulah dilakukan penelitian dengan menganalisisnya untuk kemudian dibahas dan disimpulkan dengan referensi yang dimiliki, sedangkan yang dimaksud data itu sendiri adalah hasil pencatatan penelitian baik berupa fakta maupun angka (Suharsimi Arikunto, 2006:99). Dalam hal ini perlu diingat bahwa kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat pengukurannya. Kalau alat pengambilan datanya cukup variabel dan valid, maka datanya juga akan valid. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode observasi untuk variable JWAB (jam waktu aktif belajar ) dan tes untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani.

3. Analisis Data

Setelah seluruh data hasil penelitian atau pengumpulan data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisis data. Untuk mengolah data tersebut maka diperlukan beberapa rumus statistik seperti yang terdapat


(24)

Moch Mumu Septiana, 2014

diajukan sehingga dapat tercapai tujuan penelitian yang diharapkan oleh penulis. Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Sudjana (2005:21) sebagai berikut:

Ʃ(X-X)2 S =

n – 1

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari

n = Jumlah sampel

 (X-X)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

2. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2009:53) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn

dengan menggunakan rumus: Xi – X

Z1 =

S

(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn Zi. Jika proporsi ini

dinyatakan S(Zi), maka:

Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi

S (Zi) =


(25)

32

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

3. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekwensi ekspetasi. Rumus banyak kelas ( k ) :

k = 1 + 3,3 log n

p = r = rentang data terbesar dikurangi data terkecil

4. Menghitung nilai (chi kuadrat) Rumusnya.

Ʃ

5. Menentukan derajat kebebasan (db) Rumusnya :


(26)

Moch Mumu Septiana, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis, dalam penelitian ini penulis mendapatkan kesimpulan bahwa model peer teaching memberikan pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran bola basket di SMA Pasundan 8 Bandung, adapun hasil dari penelitian ekperimen dan observasi, Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan rumusan masalah diatas model pembelajaran yang diterapkan di SMA PASUNDAN 8 Bandung, dijelaskan sebagai berikut :

Terdapat pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran peer teaching : Kriteria pengujian

Ho ditolak apabila nilai X2 hitung > X2 tabel. Ho diterima apabila nilai X2

hitung < X2 tabel.

Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel.

Nilai X2 hitung < X2 tabel (12,00 < 9,488), maka Ho diterima. Karena X2

hitung < X2 tabel (12,00 < 9,488), maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaaan yang signifikan menggunakan peer teaching dengan tidak menggunakan peer teaching X berdasarkan waktu aktif belajar (tidak ada hubungan antara peer teaching X dengan waktu aktif belajar).

B. Saran

Ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran hal ini dilandasi dari hasil temuan penulis dilapangan, adapun saran tersebut adalah sebagai berikut :

Dari hasil kesimpulan penulis sarankan kepada setiap guru Pendidikan Jasmani dimanapun supaya lebih meningkatkan pembelajaran model peer

teaching dalam aktivitas pembelajaran penjas karena pada dasarnya pembelajaran

model peer teaching itu merupakan kebutuhan bagi siswa agar siswa dapat lebih semangat dan proses pembelajaran akan berjalan secara optimal.


(27)

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta. PT RINEKA CIPTA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Bambang. (2008). Perkembangan dan Bimbingan Peserta Dididk. Cimahi: PJKR

STKIP Pasundan.

Ibrahim, Rusli. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Juliantine, dkk. (2013). Modul Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Juliantine, Tite (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung:FPOK UPI

Lutan, Rusli. dkk (2008). Sejarah Dan Filsafat Olahraga. Bandung. Warli Haryana Studio BW Design.

Metzler, Michael. W. (2000). Instructional Models For Physical Education. United States of America: A Person Education Company.

Nazir. (2011). Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia indonesia.

Nurhasan (2000). Tes dan Pengukuran Keolahragaan, Bandung: FPOK UPI Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Saputra, Yudha et.al, (2007) Filsafat Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Subroto, Toto. dkk (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. FPOK

Bandung.

Sucipto, dkk (2010). Permainan Bola Basket. Bandung. FPOK Bandung Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.


(28)

Moch Mumu Septiana, 2014

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. CV. ALFABETA

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Adang (1998). Revitalisasi. Bandung. IKIP Bandung Press

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Wissel. (1996). Bola Basket. Jakarta. Rajagrafindo Persada


(1)

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

Tabel 3.7 Catatan Lapangan

No Aspek Tanggapan

1. 2. 3. 4. 5.

Kondisi siswa Kondisi guru Ketersediaan media Kondisi lingkungan Kondisi pelaksanaan

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bukti dari segala kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian berlangsung. Kegiatan yang didokumentasikan berupa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti maupun kegiatan yang dilakukan oleh siswa serta kegiatan lain yang dianggap mendukung dalam proses penelitian. Semua kegiatan tersebut direkam melalui kamera digital.

2. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Mengumpulkan data merupakan kegiatan penting dalam suatu penelitian. Dengan adanya itulah dilakukan penelitian dengan menganalisisnya untuk kemudian dibahas dan disimpulkan dengan referensi yang dimiliki, sedangkan yang dimaksud data itu sendiri adalah hasil pencatatan penelitian baik berupa fakta maupun angka (Suharsimi Arikunto, 2006:99). Dalam hal ini perlu diingat bahwa kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat pengukurannya. Kalau alat pengambilan datanya cukup variabel dan valid, maka datanya juga akan valid. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode observasi untuk variable JWAB (jam waktu aktif belajar ) dan tes untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani.

3. Analisis Data

Setelah seluruh data hasil penelitian atau pengumpulan data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisis data. Untuk mengolah data tersebut maka diperlukan beberapa rumus statistik seperti yang terdapat


(2)

31

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam buku teori statistika dari Sudjana untuk menjawab masalah penelitian yang diajukan sehingga dapat tercapai tujuan penelitian yang diharapkan oleh penulis.

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Sudjana (2005:21) sebagai berikut:

Ʃ(X-X)2 S =

n – 1

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari

n = Jumlah sampel

 (X-X)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

2. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2009:53) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn

dengan menggunakan rumus: Xi – X

Z1 =

S

(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn Zi. Jika proporsi ini

dinyatakan S(Zi), maka:

Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi

S (Zi) =


(3)

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

3. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekwensi ekspetasi. Rumus banyak kelas ( k ) :

k = 1 + 3,3 log n

p = r = rentang data terbesar dikurangi data terkecil

4. Menghitung nilai (chi kuadrat) Rumusnya.

Ʃ

5. Menentukan derajat kebebasan (db) Rumusnya :


(4)

37

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis, dalam penelitian ini penulis mendapatkan kesimpulan bahwa model peer teaching memberikan pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran bola basket di SMA Pasundan 8 Bandung, adapun hasil dari penelitian ekperimen dan observasi, Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan rumusan masalah diatas model pembelajaran yang diterapkan di SMA PASUNDAN 8 Bandung, dijelaskan sebagai berikut :

Terdapat pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran peer teaching :

Kriteria pengujian

Ho ditolak apabila nilai X2 hitung > X2 tabel. Ho diterima apabila nilai X2

hitung < X2 tabel.

Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel.

Nilai X2 hitung < X2 tabel (12,00 < 9,488), maka Ho diterima. Karena X2

hitung < X2 tabel (12,00 < 9,488), maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaaan yang signifikan menggunakan peer teaching dengan tidak menggunakan peer teaching X berdasarkan waktu aktif belajar (tidak ada hubungan antara peer teaching X dengan waktu aktif belajar).

B. Saran

Ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran hal ini dilandasi dari hasil temuan penulis dilapangan, adapun saran tersebut adalah sebagai berikut :

Dari hasil kesimpulan penulis sarankan kepada setiap guru Pendidikan Jasmani dimanapun supaya lebih meningkatkan pembelajaran model peer

teaching dalam aktivitas pembelajaran penjas karena pada dasarnya pembelajaran

model peer teaching itu merupakan kebutuhan bagi siswa agar siswa dapat lebih semangat dan proses pembelajaran akan berjalan secara optimal.


(5)

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta. PT RINEKA CIPTA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Bambang. (2008). Perkembangan dan Bimbingan Peserta Dididk. Cimahi: PJKR

STKIP Pasundan.

Ibrahim, Rusli. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Juliantine, dkk. (2013). Modul Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Juliantine, Tite (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung:FPOK UPI

Lutan, Rusli. dkk (2008). Sejarah Dan Filsafat Olahraga. Bandung. Warli Haryana Studio BW Design.

Metzler, Michael. W. (2000). Instructional Models For Physical Education. United States of America: A Person Education Company.

Nazir. (2011). Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia indonesia.

Nurhasan (2000). Tes dan Pengukuran Keolahragaan, Bandung: FPOK UPI Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Saputra, Yudha et.al, (2007) Filsafat Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Subroto, Toto. dkk (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. FPOK

Bandung.

Sucipto, dkk (2010). Permainan Bola Basket. Bandung. FPOK Bandung Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.


(6)

41

Moch Mumu Septiana, 2014

Pengaruh Model Peer Teaching Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bola Basket

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. CV. ALFABETA

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Adang (1998). Revitalisasi. Bandung. IKIP Bandung Press

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Wissel. (1996). Bola Basket. Jakarta. Rajagrafindo Persada