PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG.
Kery Mel ianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI
PT KERTAS PADALARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Manajemen Bisnis
Oleh
Kery Melianingrum 1002261
(2)
Kery Mel ianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(3)
Kery Mel ianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Drs. H. Eded Tarmedi M.A NIP. 195801051980021002
Mengetahui,
Dekan Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002
Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19690404 199903 1 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
Kery Melianingrum NIM. 1002261
(4)
Kery Mel ianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Oleh
Kery Melianingrum
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Kery Melianingrum 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(5)
Kery Mel ianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(6)
Kery Mel ianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ...1
1.2 Identifikasi Masalah ... 11
1.3 Rumusan Masalah ... 12
1.4 TujuanPenelitian ... 13
1.5 Kegunaan Penelitian ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 15
2.1 Kajian Pustaka ... 15
2.1.1 Konsep Kemampuan (ability)... 19
2.1.1.1 Definisi Kemampuan (ability) ... 19
2.1.1.2 Dimensi Kemampuan (ability) ... 21
2.1.2 Konsep Motivasi Kerja ... 26
2.1.2.1 Definisi Motivasi Kerja ... 26
2.1.2.2 Tujuan Motivasi Kerja ... 30
2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja... 31
2.1.2.4 Sumber Motivasi Kerja ... 34
2.1.2.5 Teori Motivasi Kerja... 35
2.1.3 Konsep Kinerja ………40
2.1.3.1 Definisi Kinerja ... 40
(7)
Kery Mel ianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 50
2.1.3.4 Penilaian Kinerja ... 53
2.1.4 Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja ... 55
2.1.5 Orisinalitas Penelitian ... 60
2.2 Kerangka Pemikiran... 63
2.3 Hipotesis ... 69
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 70
3.1 Objek Penelitian ... 70
3.2 Metode Penelitian ... 71
3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan... 71
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 73
3.2.3 Jenis dan Sumber Data... 78
3.2.4 Populasi dan Sampel... 80
3.2.4.1 Populasi ... 80
3.2.4.2 Sampel... 80
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 81
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 83
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 83
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas... 88
3.2.7 Teknik Analisis Data ... 90
3.2.7.1 Analisis Deskriptif ... 93
3.2.7.2 Analisis Regresi Linear Ganda dan Analisis Korelasi ... 94
3.2.7.3. Uji Asumsi Klasik ... 97
3.2.7.4 Pengujian Hipotesis ... 99
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 102
4.1 Profil Perusahaan dan Karakteristik Responden ... 102
4.1.1 Profil Perusahaan ... 102
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 102
4.1.1.2 Visi dan Misi PT Kertas Padalarang... 104
4.1.2 Karakteristik Responden ... 104
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 105
(8)
Kery Mel ianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 106
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Bekerja ... 107
4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 108
4.2 Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... ……….108
4.2.1 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Pengetahuan ... 108
4.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Keterampilan ... 110
4.2.3 Rekapitulasi Dimensi Kemampuan Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... 111
4.2.4 Gambaran Kemampuan Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang... ... 113
4.3 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... 114
4.3.1Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Fisiologis ... 114
4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Rasa Aman... 115
4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Rasa Sosial/memiliki ... 116
4.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Hargadiri... 117
4.3.5 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Aktualisasi diri Berfikir... 118
4.3.6 Rekapitulasi Dimensi Motivasi Kerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... 120
4.3.7 Gambaran Motivasi Kerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... 122
4.4 Tanggapan Supervisor Terhadap Kinerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang... 123
4.4.1 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Quantity of Work ... 124
4.4.2 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Quality of Work... 125
4.4.3 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Job Knowladge ... 127
4.4.4 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Creativeness ... 128
(9)
Kery Mel ianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4.4.6 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Dependability ... 130
4.4.7 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Initiative ... 131
4.4.8 Tanggapan Supervisor Mengenai Dimensi Personal Qualities... 132
4.4.9 Rekapitulasi Dimensi Kinerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang ... 134
4.4.10 Gambaran Kinerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.... 136
4.5 Pengujian Hipotesis Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan ... 137
4.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 137
4.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 141
4.5.2.1 Analisis Koefisien Korelasi ... 141
4.5.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 142
4.5.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 144
4.5.4 Uji Hipotesis... 145
4.6 Implikasi Hasil Penelitian ... 148
4.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis ... 148
4.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Empiris ... 151
4.7 Implikasi Penelitian terhadap Pendidikan Manajemen Bisnis ... 152
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 156
5.1 Kesimpulan ... 156
5.2 Rekomendasi ... 157
DAFTAR PUSTAKA ... 160 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(10)
Kery M elianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan produksi industri manufaktur Indonesia pada akhir 2013 naik sebesar 6,83%, kenaikan tersebut cenderung fluktuatif setiap tahunnya. Kinerja industri terutama industri pulp dan kertas tumbuh rata-rata sebesar 3,74% per tahun. Kondisi kinerja produksi kertas dipengaruhi oleh harga bahan baku impor yang naik, kenaikan harga BBM, kenaikan tarif dasar listrik industri, lemahnya akses terhadap permodalan dan pemasaran, serta permasalahan kebijakan pemerintah untuk kenaikan sistem upah minimum kerja (UMK) yang memacu turunnya kinerja pada industri pulp dan kertas. Berdasarkan laporan perkembangan program kerja kementerian perindustrian pertumbuhan produksi industri pulp dan kertas tahun 2010-2013 adalah sebagai berikut:
Sumber: Perkembangan Program Kerja Kementerian Perindustrian
GAMBAR 1.1
PERTUMBUHAN INDUSTRI PULP & KERTAS TAHUN 2010-2013 0.00%
1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00%
(11)
Berdasarkan Gambar 1.1 pertumbuhan industri pulp dan kertas fluktuatif belum ada kenaikan yang signifikan terhadap industri ini, namun industri pulp dan kertas mempunyai peranan penting sebagai produk unggulan dalam menunjang
(12)
perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan oleh produk pulp dan kertas yang harganya banyak ditentukan dalam nilai dolar, komponen impor yang digunakan dalam proses produksi nilainya tidak lebih dari 30%, produk pulp dan kertas cenderung banyak yang ditujukan untuk pasar ekspor, dengan demikian industri ini dapat diandalkan dalam membantu penambahan devisa negara. Industri pulp dan kertas dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Salah satu upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia yang andal, profesional dan berkompeten, meningkatkan kemampuan manajemen dan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi yang cukup besar adalah Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat memiliki berbagai potensi, baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Jumlah tenaga kerja industri pulp dan kertas di Jawa Barat 2.615.341 jiwa.
Sumber:http://jabar.bps.go.id/
GAMBAR 1.2
TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI JAWA BARAT TAHUN 2013 1%
12%
42%
3% 6% 21% 3% 6%
6%
Pertambangan dan Penggalian Pertanian
Industri Pengolahan
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Pengangkutan dan Komunikasi
Perdagangan Hotel dan Restoran Bangunan
Listrik, Gas dan Air Jasa-jasa
(13)
Berdasarkan data tenaga kerja sektor industri Jawa Barat tahun 2013, yang berkontribusi besar adalah industri pengolahan yang didalamnya termasuk industri pulp dan kertas memiliki cakupan 42%. Sumber daya manusia yang memiliki potensi sangat diperlukan dalam perindustrian termasuk industri pulp dan kertas. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (PT IKPP) adalah salah satu perusahaan penyedia kertas terbesar di Indonesia yang sedang mengalami pertumbuhan laba bersih dan menunjukan membaiknya kinerja perseroan dengan pertumbuhan sebesar 6,56%, kenaikan pendapatan serta laba selisih kurs. Perusahaan memang terus membidik pasar internasional.
Pertumbuhan tersebut berbeda dengan perusahaan berskala menengah, seperti industri pulp dan kertas di Jawa Barat yang sedang mengalami penurunan kinerja seperti PT Papyrus Sakti 6,3%, PT Sinar Megah Industri dan PT Kertas Padalarang 5,8%. PT Kertas Padalarang merupakan industri pulp dan kertas di Bandung Jawa Barat yang sedang mengalami permasalahan pada kinerja karyawan. Menurut hasil wawancara dengan manajer Biro SDM & Umum, masalah kinerja karyawan untuk beberapa tahun terakhir belum teratasi secara maksimal, khususnya pada Biro Produksi, ini disebabkan oleh masih adanya karyawan yang belum sepenuhnya menguasai teknik kerja dengan baik terutama bagi karyawan baru, loyalitas karyawan masih rendah, ketidakhadiran tinggi, serta ada beberapa fenomena sikap karyawan yang masih belum baik. Faktanya terlihat dari data penilaian kinerja Biro Produksi periode 2011-2013 sebagai berikut:
(14)
TABEL 1.1
DATA PENILAIAN KINERJA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
PERIODE 2011-2013
Nilai Konduite
Yudisium Kinerja
TAHUN
2011 2012 2013
Jumlah Karyawan
% Jumlah
Karyawan
% Jumlah
Karyawan %
85 s/d 89 Baik Sekali 5 8,3 3 5 1 1,7
70 s/d 84 Baik 43 71,7 40 66,7 31 51,7
55 s/d 69 Cukup 10 16,7 14 23,3 23 38,3
40 s/d 54 Kurang 2 3,3 3 5 5 8,3
25 s/d 39 Buruk - - - -
10 s/d 24 Buruk SekaliSekali
- - - -
Jumlah Karyawan 60 100 60 100 60 100
Sumber: PT Kertas Padalarang 2013
Tabel 1.1 menunjukan bahwa kinerja karyawan pada Biro Produksi mengalami penurunan yudisium kinerja. Pada tahun 2011-2013 jumlah karyawan yang memperoleh yudisium kinerja baik sekali mengalami penurunan dari 5 pada tahun 2011 menjadi 1 karyawan di tahun 2013, kemudian karyawan yang memperoleh yudisium kinerja baik juga mengalami penurunan dari 43 karyawan tahun 2011 menjadi 31 pada tahun 2013, sedangkan jumlah karyawan yang memperoleh yudisium kinerja cukup, dan kurang, mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 karyawan yang mendapat yudisium cukup berjumlah 10 meningkat menjadi 23 pada tahun 2013. Jumlah karyawan yang memperoleh yudisium kinerja kurang juga mengalami peningkatan dari 2 pada tahun 2011 menjadi 5 karyawan pada tahun 2013. Target yang ditetapkan perusahaan adalah semua karyawan Biro Produksi mendapatkan yudisium kinerja baik. Karena saat ini perusahaan membutuhkan karyawan dengan kinerja yang sangat maksimal guna mencapai tujuan perusahaan.
(15)
Indikasi lain yang menunjukkan kinerja Biro Produksi PT Kertas Padalarang belum berfungsi dengan baik yaitu dapat dilihat dari jumlah produksi kertas yang tidak dapat mencapai target produksi. Dalam beberapa tahun terakhir kinerja karyawan Biro Produksi yang menurun dapat menyebabkan turunnya produktivitas kerja PT Kertas Padalarang. Hal tersebut dapat dibuktikan dari data produktivitas pada tahun 2011-2013 sebagai berikut:
TABEL 1.2
DATA PRODUKTIVITAS
PT KERTAS PADALARANG TAHUN 2011-2013
Tahun RKAP Realisasi
2011 4.850.000 Ton 4.223.178 Ton 2012 4.850.000 Ton 4.150.111 Ton 2013 4.850.000 Ton 3.810.356 Ton Sumber: PT Kertas Padalarang
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) adalah 4.850.000 Ton per tahun. Pada tahun 2011 realisasi hanya dapat mencapai 4.223.178 Ton, tahun 2012 hanya dapat mencapai 4.150.111 Ton, dan pada tahun 2013 realisasi hanya dapat mencapai 3.810.356 Ton, Secara umum dapat dikatakan bahwa realisasi produksi PT Kertas Padalarang dari tahun ke tahun tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan.
Bagi perusahaan kecil, menengah maupun yang berskala besar serta dilengkapi peralatan canggih tidak dapat terhindar dari adanya cacat atau defect pada produknya termasuk PT Kertas Padalarang. Berikut data yang menunjukan peningkatan jumlah produk cacat tahun 2011-2013:
(16)
TABEL 1.3
JUMLAH PRODUK CACAT
PT KERTAS PADALARANG TAHUN 2011-2013 Tahun Jumlah Produk Cacat
(Ton)
2011 231.200
2012 286.860
2013 330.965
Sumber: PT Kertas Padalarang 2013
Tabel 1.3 menunjukan jumlah produk pulp dan kertas dalam kategori cacat mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2011-2013 jumlah produk kertas yang cacat mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jumlah produk cacat tahun 2011 adalah 231.200 Ton, meningkat menjadi 286.860 Ton pada 2012, meningkat menjadi 330.965 Ton pada tahun 2013. Meningkatnya jumlah produk kertas cacat akan menyebabkan kerugian yang dialami oleh perusahaan dan menunjukkan bahwa belum optimalnya kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, ditemukan adanya fakta lain yang mendukung pernyataan belum optimalnya kinerja karyawan Biro Produksi di PT Kertas Padalarang. Fakta lain yang ada adalah cukup tingginya tingkat absensi karyawan Biro Produksi di PT Kertas Padalarang. Hal ini terlihat pada Tabel 1.4 sebagai berikut:
TABEL 1.4
REKAPITULASI KEHADIRAN DAN KETIDAK HADIRAN KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG TAHUN 2011-2013
Tahun Kehadiran
Ketidakhadiran (%) I
%
S %
C %
TK %
2011 96,00% 1,10% 1,5% 1,40% -
2012 92,30% 1,60% 2,10% 2,15% 1,85%
2013 90,45% 2,15% 2,70% 2,40% 2,30%
(17)
Keterangan:
Certifikat : C Tidak ada keterangan : TK
Idzin : I Sakit : S
Dalam Tabel 1.4 terlihat bahwa tingkat kehadiran karyawan masih belum dapat mencapai batas toleransi kehadiran yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 98%. Hal ini terjadi karena masih ada karyawan yang tidak masuk kerja dikarenakan sakit, izin, cuti, dan tidak masuk tanpa keterangan (alpa). Tingginya absensi karyawan biro produksi tersebut dapat mengganggu proses produksi dan secara langsung dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Menurut Veithzal Rivai (2009:548) menyatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Belum optimalnya kinerja karyawan Biro Produksi dapat dilihat dari hasil yudisium kinerja karyawan yang menurun, hasil produksi belum mencapai target, ditambah dengan jumlah produksi dalam kategori cacat meningkat setiap tahunnya. Serta tingginya tingkat absensi karyawan yang selalu meningkat setiap tahun. Apabila kondisi seperti ini terus menerus dibiarkan, maka akan berdampak pada semakin rendahnya kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang rendah akan mengakibatkan perusahaan tidak memiliki keunggulan sehingga kalah bersaing dan akan berdampak pada keberlangsungannya.
Pencapaian kinerja karyawan di suatu perusahaan memiliki indikator-indikator khusus yang mengidentifikasi kinerja dari karyawannya menurut
(18)
Faustino Cardoso Gomes (2003:142) indikator kinerja adalah sebagai berikut,
Quantity of work (kuantitas kerja), Quality of work (kualitas kerja), Job knowledge (pengetahuan pekerjaan), Creativeness (kreativitas), Cooperation
(kerja sama), Dependability (keteguhan), Initiative (inisiatif), Personal qualities (kualitas pribadi).
Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara, (2005:13). Yang menyatakan bahwa:
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu yakni kemampuan (ability), dan motivasi kerja (motivation) individu tersebut. Kemampuan individual tergantung dari tingkat pengetahuan (knowledge) yang dimiliki, latar belakang pendidikan, dan keterampilan (skill) yang dikuasai. Sedangkan motivasi kerja individual tergantung sikap (attitude) sebagai motivasi dasar dan lingkungan yang mempengaruhi motivasi tersebut.
Teori di atas menyatakan bahwa, pendidikan karyawan sangat mempengaruhi kemampuan kerja yang akan berdampak pada kinerja karyawan, sehingga sebuah perusahaan harus mempertimbangkan latar belakang pendidikan karyawan saat melaksanakan penerimaan karyawan baru. Berikut data yang menunjukan profil pendidikan karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
TABEL 1.5
TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase
S1 - -
D3 - -
D1 - -
SLTA Kejuruan 20 33,3
SLTA Umum 22 36,7
SLTP 10 16,7
SD 8 13,3
Jumlah 60 100
(19)
Berdasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan terakhir karyawan masih didominasi dengan lulusan SD, SLTP, dan SLTA Umum. Sedangkan produk utama yang dihasilkan PT Kertas Padalarang adalah kertas sekuriti, yang harus dikerjakan dengan penuh ketelitian, dan kejelian untuk mendapatkan hasil yang telah ditargetkan perusahaan. Fakta dilapangan menunjukan bahwa data jenjang pendidikan terakhir yang dimiliki perusahaan ini hanya memiliki 20 orang yang merupakan lulusan jurusan teknik mesin dari total karyawan Biro Produksi 60 orang sebagai operator.
Kemampuan kerja sangat dipengaruhi oleh pendidikan, apabila karyawan memiliki jenjang pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang pekerjaanya, maka hal tersebut akan berpengaruh pada kinerjanya. Upaya yang dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan karyawan yaitu dengan memberikan pelatihan pengetahuan dan keterampilan yang diadakan setiap 1 tahun sekali dalam bentuk seminar.
Selain kemampuan, motivasi kerja juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Menurut Steers (1984) dalam Edy Sutrisno (2012:151), umumnya orang percaya bahwa prestasi kerja individu merupakan fungsi gabungan dari tiga faktor, yaitu: (1) kemampuan dan minat bekerja seseorang, (2) kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peranan seorang pekerja, (3) tingkat motivasi kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja salah satunya adalah motivasi kerja. Motivasi kerja dinilai sangat penting karena motivasi kerja adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
(20)
Selain meningkatkan kemampuan, upaya meningkatkan kinerja yang dilakukan perusahaan dengan memberikan motivasi kerja dalam bentuk insentif dan penghargaan. Bentuk insentif yang diberikan perusahaan yaitu tunjangan pendidikan, tunjangan hari raya, dan penghargaan piagam kesetiaan. Pentingnya motivasi kerja tinggi yang dimiliki oleh karyawan merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat sebagai upaya meningkatkan kinerja perusahaan.
Sebagian karyawan merasa bahwa bentuk motivasi kerja yang diberikan perusahaan belum optimal dan belum dapat memenuhi kebutuhannya. Rendahnya motivasi kerja karyawan akan berdampak buruk bagi perusahaan, misalnya kegiatan operasional perusahaan menjadi tidak efektif dan efisien. Salah satu ciri belum maksimalnya motivasi kerja karyawan biro produksi yaitu kurangnya dukungan dari atasan, hubungan antar manusia, dan pengakuan. Hal tersebut menyebabkan karyawan merasa jenuh dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan pada akhirnya akan berdampak pada proses produksi yang terhambat dan dapat merugikan perusahaan. Permasalahan tersebut mengindikasikan bahwa adanya permasalahan mengenai kinerja karyawan.
Didukung jurnal penelitian Muogbo U.S (2013:72) Motivasi adalah salah satu kebijakan manajer untuk meningkatkan kinerja dalam organisasi, karena seorang karyawan yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi pula atas pekerjaannya. Hal yang sama diungkapkan oleh Gibson et al (2012:127) tingkat motivasi kerja tinggi merupakan kontributor yang signifikan terhadap kinerja yang luar biasa.
(21)
Kemampuan dan Motivasi kerja adalah salah satu cara untuk meningkatkan kinerja karyawan, sesuai dengan jurnal penelitian Dauda Abdulsalam dan Abubakar Mawoli (2012:142) mendefinisikan bahwa kinerja dipengaruhi oleh motivasi kerja sebagai semangat dan ketekunan saat orang melakukan tugas, sementara kemampuan mengacu pada tugas kompetensi. Didukung jurnal penelitian Liv Susanne Bugge dan Gerd Wıkan (2013:35) yang berpendapat bahwa kemampuan dan motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam judul: “PENGARUH
KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG”
1.2 Identifikasi Masalah
Industri pulp dan kertas di Bandung Jawa Barat yaitu PT Kertas Padalarang mengalami masalah yaitu belum optimalnya kinerja karyawan Biro Produksi harus segera ditindak lanjuti. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah kemampuan dan motivasi kerja. Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Individu yang tingkat kemampuannya tinggi cenderung akan menyelesaikan tugas pekerjaan dengan baik, cepat dan tepat, sedangkan motivasi merupakan proses dimana upaya seseorang diberi energy, dan diarahkan secara berkelanjutan menuju sebuah pencapaian tujuan.
(22)
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut:
Fenomena yang terjadi di PT Kertas Padalarang yaitu rendahnya kinerja karyawan Biro Produksi, yudisium kinerja menurun, hasil produksi belum mencapai target, jumlah produksi cacat meningkat setiap tahunnya dan tingginya tingkat absensi karyawan. Masalah tersebut tentunya harus segera diatasi, upaya untuk meningkatkan kinerja adalah meningkatkan kemampuan dan memberikan motivasi kerja yang tinggi. Dengan adanya kemampuan dan motivasi kerja yang tinggi maka kinerja karyawan Biro Produksi akan meningkat.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kemampuan karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
2. Bagaimana gambaran motivasi kerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
3. Bagaimana gambaran kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
4. Bagaimana pengaruh kemampaun terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang
5. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang
6. Bagaimana pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
(23)
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai:
1. Untuk memperoleh temuan kemampuan karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
2. Untuk memperoleh temuan motivasi kerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
3. Untuk memperoleh temuan kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
4. Untuk memperoleh temuan pengaruh kemampuan terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
5. Untuk memperoleh temuan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
6. Untuk memperoleh temuan pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
1.5 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna dan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya:
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas aspek teoritis mengenai kinerja yang dapat dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi kerja. 2. Kegunaan Praktis
(24)
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta solusi kepada PT Kertas Padalarang terkait dengan kemampuan dan motivasi kerja demi tercapainya kinerja karyawan Biro Produksi yang optimal.
(25)
Kery M elianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:13), obejek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu).
Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan Biro Produksi pada PT Kertas Padalarang. Yang menjadi variabel bebas atau independent variabel dalam penelitian ini yaitu kemampuan yang terdiri dari dua dimensi yaitu (knowladge) pengetahuan dan (skill) keterampilan. Serta motivasi kerja yang terdiri dari kebutuhan aktualisasi diri, kebutuahan akan harga diri, kebutuhan rasa sosial/memiliki, kebutuhan rasa aman, kebutuhan fisiologis. Kemudian yang menjadi variabel terikat atau dependent variabel adalah kinerja karyawan yang terdiri dari delapan dimensi yaitu, quantity of work (kuantitas kerja), quality of
work (kualitas kerja), job knowledge (pengetahuan pekerjaan), creativeness
(kreativitas), cooperation (kerja sama), dependability (kesadaran diri), initiative (inisiatif), personal qualities (kualitas pribadi). Adapun objek penelitian ini adalah karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
Berdasarkan objek penelitian yaitu karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang, maka akan dianalisis mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
(26)
Penelitian yang dilakukan adalah crosss sectional method karena penelitian dilakukan kurang dari satu tahun, Husein Umar (2008:45) pendekatan
cross sectional method, yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek
dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan
Menurut Sugiyono (2012:2) “Metode penelitiaan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Travens dalam Husein Umar (2008:21) menjelaskan bahwa “Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel lain”.
Metode deskriptif menurut Sugiyono (2013:29) adalah “Statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
(27)
Berdasarkan tingkat kejelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:8), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data lapangan.” Penelitian deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian verifikatif bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
Berdasarkan jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory. Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sugiyono (2012:11):
Metode survey yaitu metodologi penelitian yang digunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.
(28)
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010:31) adalah, “sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tenteng hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.
Operasionalisasi variabel adalah bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel. Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi vaiabel Asep Hermawan (2005:118).
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka dilakukan penjabaran sejumlah variabel dan sub variabel lengkap dengan konsep, dimensi, indikator, ukuran dan skalanya, dimana terdapat tiga variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: a) kemampuan, b) motivasi kerja, dan c) kinerja karyawan. Kedudukan variabel kemampuan dan motivasi kerja sebagai variabel bebas serta kinerja karyawan sebagai variabel terikat. Definisi operasional dan operasionalisasi ketiga variabel tersebut disajikan pada Tabel 3.1 berikut:
Dalam penelitian in terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan ) dan motivasi kerja ).
(29)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.
Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Konsep Dimensi Indikator Ukuran Skala No
Item Variabel
Independent (X1) Kemampuan
Abilityis an
individual’s current
capacity to perform the various task s in a job. Kemampuan
(ability) adalah
kapasitas seorang
individu untuk
melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Individu
yang tingkat
kemampuannya
tinggi cenderung
akan menyelesaikan
tugas pekerjaan
dengan baik, cepat dan tepat. Robbins
and Judge
(2013:52).
Pengetahuan Pendidikan Tingkat
pendidikan dan
pengetahuan
sesuai dengan
bidang pekerjaan
Ordinal 1
Tingkat pendidikan
terakhir sesuai
dengan bidang
pekerjaan
Ordinal 2
Pengalaman Tingkat
kemampuan melakuakan pekerjaan karena sudah berpengalaman Ordinal 3 Pelatihan Pelatihan meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan Ordinal 4 Pelatihan memeberikan kesempatan untuk mengembangkan
bakat mengenai
pekerjaan Ordinal 5 Pelatihan meningkatkan keterampilan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan Ordinal 6
Keterampilan Kecakapan Tingkat
kemampuan menyelesaikan tugas tepat waktu
(30)
Variabel Independent (X2) Motivasi Kerja
Motivation refers to the process by
which a person’s
efforts are energized, directed, and sustained toward attaining a goal. Motivasi
mengacu pada
proses dimana
upaya seseorang
diberi energi,
diarahkan, dan
berkelanjutan menuju pencapaian tujuan. Robbins and Coulter (2012:430)
Tingkat kemampuan
bekerja cepat
dalam menyelesaikan tugas rutin Ordinal 8 Tingkat kemampuan melaksanakan pekerjaan secara mudah dan cermat
Ordinal 9
Kebutuhan Fisiologis
Memperoleh
upah yang
sesuai dengan pekerjaan
Tingkat
kesesuaian upah
yang diberikan
dengan pekerjaan
Ordinal 10
Upah yang
diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan
Tingkat gaji yang
diterima cukup
untuk memenuhi kebutuhan
Ordinal 11
Kondisi
kerja yang
baik
Tingkat kenyamanan karyawan
terhadap kondisi lingkungan kerja
Ordinal 12
Kebutuhan Rasa Aman Keamanan dalam melaksanaka n pekerjaan Tingkat keamanan
karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan
Ordinal 13
Adanya jaminan kesehatan
Tingkat adanya
jaminan
kesehatan yang
diberikan perusahaan kepada karyawan
Ordinal 14
Adanya jaminan hari tua
Tingkat adanya
jaminan hari tua
yang diberikan
perusahaan kepada karyawan
Ordinal 15
Kebutuhan Sosial/Rasa Memiliki
Komunikasi
yang baik
dengan rekan kerja
Tingkat karyawan berkomunikasi baik dengan rekan kerja
Ordinal 16
Mampu berinteraksi dengan rekan kerja Tingkat kemampuan karyawan berinteraksi
dengan rekan
kerja
(31)
Saling menghormat
i antar
sesama rekan kerja
Tingkat adanya
saling menghormati
antar sesama
rekan kerja
Ordinal 18
Tingginya perasaan
bagian dari
kelompok
Tingkat tingginya perasaan
karyawan yang
merupakan bagian dari kelompok
Ordinal 19
Kebutuhan Harga Diri Mampu bekerja mandiri Tingkat kemampuan karyawan bekerja mandiri
Ordinal 20
Adanya pemberian penghargaan atas prestasi
Tingkat karyawan
selalu diberi
penghargaan atas
prestasi yang
diraihnya
Ordinal 21
Adanya pemberian insentif atas prestasi
Tingkat karyawan
selalu diberi
insentif atas
prestasi yang
diraihnya
Ordinal 22
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Keinginan untuk selalu berkreatifitas
Tingkat tingginya keinginan
karyawan untuk
selalu berkreatifitas
Ordinal 23
Keinginan mencapai keunggulan dalam bekerja
Tingkat keinginan
karyawan dalam
mencapai
keunggulan dalam bekerja
Ordinal 24
Kemampuan menggunaka n potensi diri
Tingkat kemampuan
karyawan dalam
menggunakan potensi diri
Ordinal 25
Siap menerima tanggung jawab yang lebih tinggi
Tingkat karyawan
siap menerima
tanggung jawab
pekerjaan yang
lebih tinggi
Ordinal 26
Variabel dependent (Y) Kinerja
Kinerja atau
prestasi kerja
merupakan perilaku
nyata yang
ditampilkan setiap
orang sebagai
prestasi kerja yang
dihasilkan oleh
karyawan sesuai
dengan perannya
Quantiity of Work
Hasil kerja
sesuai dengan target yang telah ditentukan
Tingkat kemampuan karyawan
mencapai target
produksi
Ordinal 27
Tingkat kemampuan karyawan menyelesaikan
(32)
dalam perusahaan.
Kinerja karyawan
merupakan suatu
hal yang sangat
penting dalam
upaya perusahaan
untuk mencapai
tujuannya.
Veithzal Rivai
(2009:548)
Quality of work
pekerjaan tepat
waktu
Hasil kerja
sesuai spek perusahaan Tingkat kemampuan karyawan mengutamakan kualitas kerja Ordinal 29 Tingkat kemampuan karyawan menghasilkan
produk sesuai
spek perusahaan
Ordinal 30
Job k nowledge Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan Tingkat kemampuan karyawan memahami pekerjaan dengan baik Ordinal 31 Tingkat kemampuan karyawan mengetahui
dengan jelas
tugas-tugasnya dengan baik Ordinal 32 Tingkat kemampuan karyawanmemaha
mi standar
operasional prosedur perusahaan Ordinal 33 Creativeness Coorperation Depandibility Kesediaan untuk menyampaik an ide dalam mengatasi permasalaha n Tingkat kemampuan karyawan menyampaikan ide/ gagasan pada saat
menyelesaikan
persoalan yang
ada di perusahaan
Ordinal 34
Kesediaan untuk bekerja sama dengan
orang lain
(sesama anggota organisisasi). Tingkat kemampuan karyawan
bekerjasama pada lingkungan kerja Ordinal 35 Tingkat kemampuan karyawan bekerjasama dalam tim kerja
Ordinal 36
Kesadaran
dan dapat
dipercaya
tingkat kemampuan
karyawan hadir
(33)
dalam hal ke-hadiran tepat waktu Initiative Kesadaran untuk menyelesaik an pekrjaan dengan baik dan bertanggung jawab Tingkat kemampuan karyawan menyelesaikan pekerjaan dengan baik
Ordinal 38
Tingkat kemampuan
karyawan untuk
mempertanggung jawabkan tugas/pekerjaan Ordinal 39 Personal qualities Kepemimpin
an dan
integritas pribadi
Tingkat kemampuan karyawan
memimpin diri
sendiri untuk
menjadi lebih
baik
Ordinal 40
Tingkat kemampuan karyawan
memimpin tim
kerja/ bawahan
Ordinal 41
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh Suharsimi Arikunto (2010:129). Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian baik diperoleh secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek penelitian, menurut Malhotra (2007:120) mengungkapkan definisi-definisi tersebut, antara lain:
a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran yang dianggap
(34)
dapat mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mahal. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
Untuk lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis Data Sumber Data Katagori Data
Pertumbuhan Industri Pulp & Kertas Tahun 2010-2013
Laporan Perkembangan
Program Kerja
Kementerian Perindustrian
Sekunder
Tenaga Kerja Sektor Industri Jawa Barat Tahun 2013
http://jabar.bps.go.id/ Sekunder
Data Penilaian Kinerja Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang Periode 2011-2013
Biro Produksi PT Kertas Padalarang
Primer
Data Produktivitas PT Kertas Padalarang Tahun 2011-2013
Biro HRD & Umum, PT Kertas Padalarang
Primer Jumlah Produk Cacat PT Kertas
Padalarang Tahun 2011-2013
Biro Produksi, PT Kertas Padalarang
Primer Rekapitulasi Kehadiran Dan
Ketidakhadiran Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang Tahun 2011-2013
Biro HRD & Umum PT Kertas Padalarang
Primer
Tingkat Pendidikan Terakhir Karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang
Biro HRD & Umum, PT Kertas Padalarang
Primer
(35)
3.2.4 Populasi dan Sampel 3.2.4.1 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:115), populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan”. Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.
Suharsimi Arikunto (2010:62) mengemukakan pendapatnya Berdasarkan pengertian populasi, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini yakni karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang yang berjumlah 60.
3.2.4.2 Sampel
Mendapatkan data merupakan sesuatu yang paling utama dalam proses penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu objek penelitian yang telah ditentukan populasi dari objek yang akan diteliti. Langkah selanjutnya ialah mencari sampel yang bertujuan memudahkan dalam meneliti objek penelitian. Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau mewakili, maka diupayakan setiap objek dalam populasi mempunyai peluang untuk menjadi sampel. Menurut Sugiyono (2009:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Salah satu syarat
(36)
dalam penarikan sampel bahwa sampel itu harus bersifat representative, artinya sampel yang digunakan harus mewakili populasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh atau sampel total, yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi yang digunakan sebagai sampel, dikarenakan jumlah karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang kurang dari 100 orang yaitu 60 orang. Namun jumlah populasi tersebut tidak termasuk manajer, dan supervisor Biro Produksi. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat dari Tabel 3.3 mengenai laporan seluruh jumlah karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
TABEL 3.3
DATA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG
No Bagian Jumlah
1 Manajer 1 Orang
2 Supervisor 2 Orang
3 Operator 60 Orang
Jumlah 63 Orang
Sumber: Biro Produksi PT Kertas Padalarang
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan data yang terkumpul untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
(37)
1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari kemampuan, motivasi kerja dan kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang.
2. Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung dengan pihak PT Kertas Padalarang. Dalam hal ini Sugiyono (2012:194) membedakan wawancara menjadi dua macam yaitu:
a. Wawancara terstruktur, digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dengan pengumpul datanya.
3. Angket/Kuesioner
Sugiyono (2012:199) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini peneliti memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden yaitu karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden, serta mengenai program kemampuan dan motivasi kerja yang dilakukan PT Kertas Padalarang dalam upaya peningkatan kinerja karyawan. Adapun langkah-langkah penyusunan kuisioner adalah sebagai berikut:
(38)
b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat alat tulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.
c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala ordinal.
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Di dalam penelitian, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian dan tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer SPSS (Statistical Product for Service
Solution) 21.0 for Windows. 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan atau keahlian suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2010:168).
(39)
Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal. Rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrumen adalah rumus Korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
∑ ∑
√
Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
∑ = Jumlah skor dalam distribusi X
∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikasi sebagai berikut:
1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung≥rtabel).
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika lebih kecil daripada rtabel (rhitung < rtabel).
Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrumen kemampuan dan motivasi kerja sebagai (Suharsimi Arikunto,2010:170)
(40)
variabel X, kinerja karyawan sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan untuk variabel X1 adalah 9 item, jumlah pertanyaan variabel X2 adalah 17 item,
sedangkan untuk item pertanyaan variabel Y berjumlah 15 pertanyaan.
Berdasarkan kuesioner yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikasi 5% dan derajat bebas (dk) n-2 (30-2=28), maka diperoleh nilai rtabel
sebasar, 0.317. Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kemampuan (X1), motivasi kerja (X2) dan kinerja karyawan (Y) berdasarkan hasil perhitungan
validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21 for
windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid
karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0.317.
Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:
TABEL 3.4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEMAMPUAN
No Pernyataan Keterangan
(Knowladge) Pengetahuan
1 Pendidikan dan pengetahuan saya sesuai dengan
bidang pekerjaan 0,839 0.317
Valid 2 Pendidikan terakhir saya sesuai dengan bidang
pekerjaan 0,807 0.317
Valid 3 Saya mampu melakuakan pekerjaan karena
sudah berpengalaman 0,566 0.317
Valid 4 Pelatihan meningkatkan kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan 0,661 0.317
Valid 5 Pelatihan memeberikan kesempatan untuk
mengembangkan bakat mengenai pekerjaan 0,860 0.317
Valid 6 Pelatihan meningkatkan keterampilan untuk
meningkatkan kualitas pekerjaan 0,860 0.317
Valid (Skill) Keterampilan
7 Saya selalu mampu menyelesaikan tugas tepat
waktu 0,832 0.317
Valid 8 Saya mampu bekerja cepat dalam menyelesaikan
tugas rutin 0,886 0.317
Valid 9 Saya mampu melaksanakan pekerjaan secara
mudah dan cermat 0,817 0.317
Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)
(41)
Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen variabel kemampuan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat dalam dimensi (skill) keterampilan dengan item pertanyaan, saya mampu bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas rutin yang bernilai 0,886 dan nilai terendah terdapat pada dimensi (knowladge) pengetahuan dengan item pertanyaan, Saya mampu melakuakan pekerjaan karena sudah berpengalaman, yang bernilai 0,566, sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi. Berikut ini Tabel 3.5 mengenai hasil uji validitas variabel motivasi kerja yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel X2.
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS MOTIVASI KERJA
No Pernyataan Keterangan
Kebutuhan Fisiologis
1 Saya memperoleh upah yang sesuai dengan
pekerjaan 0,530 0.317
Valid 2 Gaji yang diterima cukup untuk memenuhi
kebutuhan saya 0,413 0.317
Valid 3 Saya nyaman terhadap kondisi lingkungan kerja 0,617 0.317 Valid Kebutuhan Rasa Aman
4 Saya merasa aman dalam melaksanakan
pekerjaan 0,517 0.317
Valid 5 Saya mendapat jaminan kesehatan 0,708 0.317 Valid 6 Saya mendapat jaminan hari tua 0,779 0.317 Valid Kebutuhan Rasa Sosial/Memiliki
7 Saya memiliki komunikasi yang baik dengan
rekan kerja 0,770 0.317
Valid 8 Saya mampu berinteraksi dengan rekan kerja 0,633 0.317 Valid 9 Adanya saling menghormati antar sesama rekan
kerja 0,534 0.317
Valid 10 Saya merasa merupakan bagian dari kelompok 0,733 0.317 Valid Kebutuhan Harga Diri
11 Saya mampu bekerja mandiri 0,724 0.317 Valid
12 Saya diberi penghargaan atas prestasi yang
diraih 0,702 0.317
Valid 13 Saya diberi insentif atas prestasi yang diraih 0,814 0.317 Valid Kebutuhan Aktualisasi Diri
14 Saya berkeinginan untuk selalu berkreatifitas 0,634 0.317 Valid 15 Saya selalu berusaha untuk mencapai
keunggulan dalam bekerja 0,647 0.317
(42)
No Pernyataan Keterangan 16 Saya mampu menggunakan potensi diri 0,593 0.317 Valid 17 Siap menerima tanggung jawab yang lebih
tinggi 0,648 0.317
Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)
Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen variabel motivasi kerja dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat dalam dimensi kebutuhan harga diri dengan item pertanyaan, saya diberi insentif atas prestasi yang diraih 0,814 dan nilai terendah terdapat pada dimensi kebutuhan fisiologis dengan item pertanyaan, gaji yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan saya, yang bernilai 0,413, sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi. Berikut ini Tabel 3.6 mengenai hasil uji validitas variabel kinerja yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y.
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KINERJA KARYAWAN
No Pernyataan Keterangan
Quantity of Work
1 Karyawan mampu mencapai target produksi 0,661 0.317 Valid 2 Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu 0,775 0.317 Valid
Quality of Work
3 Karyawan mampu mengutamakan kualitas kerja 0,735 0.317 Valid 4 Karyawan mampu menghasilkan produk sesuai
spek perusahaan 0,795 0.317 Valid
Job Knowladge
5 Karyawan memahami pekerjaan dengan baik 0,640 0.317 Valid 6 Karyawan mengetahui dengan jelas
tugas-tugasnya dengan baik 0,857 0.317 Valid
7 Karyawan memahami standar operasional
prosedur perusahaan 0,847 0.317 Valid
Creativeness
8 Karyawan mampu menyampaikan ide/ gagasan pada saat menyelesaikan persoalan yang ada di perusahaan
0,783 0.317 Valid Coorperation
9 Karyawan mampu bekerjasama pada lingkungan
(43)
No Pernyataan Keterangan 10 Karyawan mampu kerjasama dalam tim kerja 0,795
0.317 Valid Depandibility
11 Karyawan mampu hadir tepat waktu 0,779 0.317 Valid Initiative
12 Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan
dengan baik 0,775 0.317 Valid
13 Karyawan mampu untuk mempertanggung
jawabkan tugas/pekerjaan 0,789 0.317 Valid
Personal qualities
14 Karyawan mampu memimpin diri sendiri untuk
menjadi lebih baik 0,386 0.317 Valid
15 Karyawan mampu memimpin tim kerja/
bawahan 0,694 0.317 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows) Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel kinerja karyawan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat dalam dimensi job knowladge dengan pertanyaan, karyawan mengetahui dengan jelas tugas-tugasnya dengan baik, yang bernilai 0,857 dan nilai terendah masih terdapat pada dimensi personal qualities dengan item pertanyaan, karyawan mampu memimpin diri sendiri untuk menjadi lebih baik, yang bernilai 0,386 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi.
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2012:175) “Reliabitas adalah digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan
(44)
data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pemgumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan tertentu Suharsimi Arikunto (2010:247).
Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
2 2 1 1 11 t bs
s
r
k k(Husein Umar, 2008:170)
Keterangan:
= Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal 2
t
s
= Deviasi standar total 2
s
b = Jumlah deviasi standar butirSedangkan rumus variansnya adalah:
n n X X 2 2 2 ) (
(Suharsimi Arikunto, 2010:184)
11
(45)
Keterangan: n = Jumlah sampel
= Nilai varians
X = Nilai skor yang dipilih
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung ≥ rtabel dengan tingkat kesalahan
5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung < rtabel dengan tingkat kesalahan
5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for Windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dari rtabel yang bernilai 0.317.
TABEL 3.7
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No Variabel rhitung rtabe l Keterangan
1 Kemampuan 0,926 0.317 Reliabel
2 Motivasi Kerja 0,923 0.317 Reliabel
3 Kinerja Karyawan 0,952 0.317 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)
3.2.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.
(46)
Teknik analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Sugiyono (2012:428) menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang diteliti. Yaitu mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Biro Produksi PT Kertas Padalarang. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menyusun Data
Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan identitas responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Tabulasi Data
a.Memberi skor pada setiap item b.Menjumlahkan skor pada setiap item
c.Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian
Dalam penelitian ini, setiap pendapat responden atas pernyataan diberi nilai dengan skala likert. Pernyataan yang diajukan dalam angket terdiri dari 5 alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden.
(47)
3. Pengujian
Tahapan ini dilakukan untuk menguji hipotesis, adapun metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Penelitian ini menggunakan skala ordinal, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval) (Al Rasyid, 1994:131). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perhatikan setiap butir
b. Untuk setiap butir tersebut tentukan berapa orang yang menjawab skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi
d. Tentukan proporsi kumulatif
e. Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif
f. Tentukan nilai identitas untuk setiap nilai z yang diperoleh g. Tentukan skala (skala value) dengan menggunakan rumus:
h. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:
(48)
3.2.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya Sugiyono (2010:144).
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:
1. Analisis deskriptif tentang kemampuan yang terdiri (knowladge) pengetahuan (skill) keterampilan.
2. Analisis deskriptif tentang motivasi yang terdiri kebutuhan aktualisasi diri, kebutuahan akan harga diri, kebutuhan rasa sosial/memiliki, kebutuhan rasa aman, kebutuhan fisiologis.
3. Analisis deskriptif tentang kinerja karyawan yang terdiri dari, quantity of
work, quality of work, job knowladge, creativeness, coorperation, depandibility, initiative, personal qualities.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi. Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan pada Tabel 3.8 sebagai berikut:
TABEL 3.8
KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN
No Kriteria Penafsiran Keterangan
1 0% Tidak Seorangpun
2 1% - 25% Sebagian Kecil
(49)
No Kriteria Penafsiran Keterangan
4 50% Setengahnya
5 51% - 75% Sebagian Besar 6 76% - 99% Hampir Seluruhnya
7 100% Seluruhnya
Sumber: Moch. Ali (1985:184)
3.2.7.2 Analisis Regresi Linear Ganda dan Analisis Korelasi
Teknik analisis data secara verifikatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear ganda, karena mengamati pengaruh lebih dari satu variabel bebas (independent variable) terhadap satu variabel terikat (dependent variable), minimal ada dua buah variabel bebas (independent
variable). Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi
linear berganda. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah menggunakan
variable independent yang diketahui, untuk meramalkan variable dependent.
Dengan tujuan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel X1 yaitu
kemampuan dan X2 yaitu motivasi kerja terhadap variabel Y yaitu kinerja
karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Analisis Regresi Linear Ganda
Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear ganda. Menurut Asep Hermawan (2005:220) bahwa:
Regresi linear ganda merupakan suatu model statistik yang sesuai jika masalah penelitian mencakup satu variabel terikat (dependent) yang berskala pengukuran mertik (interval atau rasio), yang diduga dapat diprediksi oleh variabel-variabel independent yang berskala pengukuran mertik (interval atau rasio).
Menurut Sugiyono (2012:277), Regresi Linear Berganda digunakan oleh peneliti apabila penelitian bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik
(1)
Kery M elianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT KERTAS PADALARANG
(Studi pada Karyawan Biro Produksi)
No Responden:
PETUNJUK PENGISIAN
1. Angket ini terdiri dari empat bagian yaitu: identitas responden, kemampuan, motivasi kerja, dan kinerja karyawan.
2. Setiap butir pertanyaan serta alternative jawaban dibaca teliti dan mohon dijawab tanpa ada yang terlewatkan.
3. Untuk bagian II, III dan IV silahkan diberi tanda checklist (√) pada kotak jawaban.
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
2. Usia :. . . .Tahun 3. Pendidikan Terakhir :
SD SMP SMA/SMK
Diploma
S1 di . . . bidang . . . . S2 di . . . . . . bidang .. . . S3 di . . . bidang . . .
4. Lama bekerja di perusahaanini : . . . Tahun 5. Jabatan saat ini sebagai :
Di bagian . . .
Bekerja di bagian tersebut sudah :
1. < 2 Tahun 3. 6-10 Tahun 5. > 15 Tahun
(2)
Kery M elianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
II. TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI TINGKAT
KEMAMPUAN PADA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT
KERTAS PADALARANG
Berilah tanda checklist (√) atau (*) pada jawaban yang sesuai dengan yang Anda rasakan.
Contoh memilih jawaban:
No
1. Intellectual abilities (Kemampuan intelektual) Number aptitude (Kecerdasan angka)
1 Tingkat kemampuan karyawan dalam melakukan pekerjaan dapat berhitung dengan cepat
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
2 Tingkat kemampuan karyawan dalam melakukan pekerjaan dapat berhitung tepat dan akurat
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
Paham cakupan bidang pekerjaan
3 Tingkat kemampuan karyawan memahami bidang pekerjaan yang ditekuni
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 4 Tingkat kemampuan karyawan mengerjakan
tugas dengan baik
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 5 Tingkat kemampuan karyawanmenggunakan
alat-alat dalam melaksanakan pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 6 Tingkat kemampuan karyawan memahami
aturan dalam melaksanakan tugas
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 7 Tingkat kemampuan karyawan mampu
melaksanakan tugas dengan efektif
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
Pengetahuan
8 Tingkat kemampuan karyawan memahami pekerjaan dengan baik
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 9 Tingkat kemampuan karyawan memamami
jelas tugas-tugasnya dengan baik
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 10 Tingkat kemampuan karyawan menerapkan
pengetahuan yang dipelajarai dengan baik
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 11 Tingkat pendidikan dan pengetahuan
karyawan sesuai dengan bidang pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 12 Tingkat pendidikan akhir karyawan sesuai Sangat 7 6 5 4 3 2 1 Sangat
Sangat Sering
7 6 5 4 3 2 1 Tidak Pernah √
(3)
Kery M elianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dengan pekerjaan Tinggi Rendah
13 Tingkat perkembangan kemampuan setelah mengikuti pelatihan di bidangnya
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
Mampu mengatasi hambatan pekerjaan
14 Tingkat kemampuan karyawan mengatasi hambatan dalam pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 15 Tingkat kemampuan karyawan melaksanakan
pekerjaan yang menantang
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
Kreativitas dalam menciptakan inovasi
16 Tingkat kemampuan karyawan untuk berkreativitas dalam menciptakan ide baru
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 17 Tingkat kemampuan dalam menyampaikan
ide/ gagasan untuk menyelesaikan permasalahan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
18 Tingkat kemampuan bertindak cepat dalam menyelesaikan permasalahan dengan baik
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 19 Tingkat kemampuan karyawan dalam mencari
alternative pemecahan masalah secara cerdas dan cermat
Memory (daya ingat)
20 Tingkat kemampuan karyawan dalam mengingat tugas pekerjaan yang dibebankan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
2. Physical abilities (Kemampuan fisik)
Tingginya semangat kerja karyawan dalam bekerja
21 Tingkat kemampuan karyawan untuk tetap bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 22 Tingkat kemampuan karyawan untuk menjaga
stamina agar tidak mudah lelah dalam bekerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah Trunk strength (kekuatan tubuh)
23 Tingkat kemampuan karyawan untuk menggunakan kekuatan tubuh dalam melakuakan pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
24 Tingkat kemampuan karyawan bekerja secara tepat dan baik dalam menyelesaikan tugas rutin
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
25 Tingkat kemampuan melaksanakan pekerjaan secara mudah dan cermat
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
(4)
Kery M elianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 26 Tingkat keluwesan karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 27 Tingkat kecakapan karyawan menyelesaikan
tugas tepat waktu
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
III. TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI MOTIVASI KERJA
PADA KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT. KERTAS
PADALARANG
Berilah tanda checklist (√) atau (*) pada jawaban yang sesuai dengan yang Anda rasakan.
No Need of Achievement (Kebutuhan akan prestasi)
28 Tingkat dorongan untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 29 Tingkat dorongan untuk selalu berorientasi pada
hasil kerja yang baik
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 30 Tingkat dorongan untuk menerima tanggung jawab
yang lebih tinggi terhadap pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 31 Tingkat dorongan untuk menetapkan tujuan
dari pekerjaan yang lebih tinggi
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 32 Tingkat dorongan untuk mencapai keunggulan
dalam bekerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 33 Tingkat dorongan untuk mencapai keunggulan
dalam bekerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 34 Tingkat dorongan untuk memberikan umpan
balik yang cepat dalam bekerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
Need of power (kebutuhan akan kekuasaan) 35 Tingkat dorongan untuk mempin rekan
kerjanya
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 36 Tingkat dorongan untuk mencapai posisi
jabatan yang lebih tinggi
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 37 Tingkat dorongan untuk mendapatkan
penilaian istimewa dari atasan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 38 Tingkat keinginan untuk dihormati dan
dihargai ol;eh rekan kerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 39 Tingkat dorongan untuk mengarahkan rekan Sangat 7 6 5 4 3 2 1 Sangat
(5)
Kery M elianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu kerja dan bawahan untuk mencapai tujuan
perusahaan
Tinggi Rendah
Need of affiliation (kebutuhan akan berafiliasi) 40 Tingkat dorongan untuk berkomunikasi dengan
rekan kerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 41 Tingkat dorongan untuk bekerjasama dengan
rekan kerja maupun bawahan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 42 Tingkat dorongan untuk menjalin hubungan
baik dengan rekan kerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 43 Tingkat dorongan untuk berinteraksi secara
aktif dalam lingkungan kerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
IV. TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI KINERJA PADA
KARYAWAN BIRO PRODUKSI PT KERTAS PADALARANG Berilah tanda checklist (√) atau (*) pada jawaban yang sesuai dengan yang Anda rasakan.
No Quality of Work (Kualitas pekerjaan)
44 Tingkat karyawan dalam mengutamakan kualitas kerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 45 Tingkat kesesuaian hasil kerja karyawan
dengan standar yang telah ditentukan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 46 Tingkat karyawan dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan aturan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 47 Tingkat karyawan untuk selalu teliti dalam
melaksanakan pekerjaannya
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah Quantity of Work (Kuantitas pekerjaan yang dilakukan)
48 Tingkat kesesuaian hasil kerja karyawan dengan target yang telah ditentukan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 49 Tingkat ketepatan waktu karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah Timelines (Ketepatan Waktu)
50 Tingkat karyawan mampu bekerja sesuai dengan standar waktu kerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 51 Tingkat karyawan mampu tepat waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 52 Tingkat karyawan mampu mengelola waktu
dalam menyelesaikan pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
(6)
Kery M elianingrum, 2014
PENGARUH KEMAMPUAN D AN MOTIVASI KERJA TERHAD AP KINERJA KARYAWAN BIRO PROD UKSI PT KERTAS PAD ALARANG
Universitas PendidikanIndonesaia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 53 Tingkat karyawan mampu untuk bekerja
lembur
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 54 Tingkat Karyawan mampu menanggung resiko
dari hasil pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah Cost Effectiveness (Efektifitas Biaya)
55 Tingkat karyawan mampu melaksanakan pekerjaan secara optimal
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 56 Tingkat karyawan mampu menggunakan
fasilitas perusahaan dalam bekerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 57 Tingkat karyawan mampu menyesuaikan
bahan yang dibutuhkan dalam bekerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah Need For Supervision (Kebutuhan akan Pengawasan)
58 Tingkat karyawan mampu bekerja secara mandiri
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 59 Tingkat karyawan mampu mencari informasi
untuk menyelesaikan pekerjaanya
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 60 Tingkat karyawan mampu menyelesaikan
persoalan pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 61 Tingkat karyawan mampu mengambil inisiatif
dalam bekerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah Interpersonal Impact (Hubungan Antar Individu)
62 Tingkat kekompakan karyawan dalam bekerjasama dengan rekan kerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 63 Tingkat karyawan mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan kerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 64 Tingkat kekompakan karyawan dalam
bekerjasama dengan rekan kerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah 65 Tingkat karyawandan rekan kerja selalu
berdiskusi dalam menyelesaikan masalah pekerjaan
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah
66 Tingkat Karyawan mampu memberikan saran-saran positif untuk lingkungan kerja
Sangat Tinggi
7 6 5 4 3 2 1 Sangat Rendah