PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWDALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD.

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA

Oleh Cut Sri Ratna Sari

1107174

Penelitian ini dilatarbelakangi hasil belajar siswa di kelas V pada mata pelajaran IPS yang rata-rata masih dibawah KKM yaitu kurang dari 70. Metode yang di gunakan guru masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah, dimana pembelajaran masih berpusat kepada guru. Penelitian ini di tujukan pada penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPS materi Peristiwa-Peristiwa sekitar Proklamasi dan Tokoh-Tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi. Berdasarkan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui perencanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (2) mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (3) mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Metode yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah kemmis & Mc.Taggart dengan dua siklus. Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas V disalah satu SDN di Kecamatan Sukasari Kota Bandung yang berjumlah 40 orang . Hasil penelitian dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPS materi Peristiwa-Peristiwa Penting sekitar Proklamasi Kemerdekaan RI dan Tokoh-Tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Siklus I rata-rata nilai siswa 49,18 atau sebanyak 16,21% , pada siklus II nilai rata-rata siswa 73,75 atau 72,22 % siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 70. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPS materi Peristiwa-Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi dan Tokoh-Tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran dikelas. Semoga penelitian ini bermamfaat bagi peneliti lain dan dapat menjadi bahan rujukan jika melakukan penelitian dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.


(2)

ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA By

Cut Sri Ratna Sari 1107174

This research is motivated learning outcomes of students in the fifth grade in social studies that the average is still below the KKM is less than 70. The method in use teachers still use the conventional method of the lectures, where learning is teacher-centered. This study aimed at the implementation of Jigsaw Cooperative Learning Model in learning the material IPS Events around Proclamation and Figures Important Events Proclamation. Based on these problems, then the purpose of this study are: (1) determine the learning plan IPS by using Jigsaw Cooperative Learning Model (2) investigate the implementation of IPS learning using Jigsaw Cooperative Learning Model (3) knowing improving student learning outcomes by using a Learning Model Jigsaw cooperative mode. The method used in the classroom action research (PTK) is Kemmis & Mc.Taggart with two cycles. The subject of research in this PTK is a fifth grade students at one primary school in the District Sukasari Bandung, which numbered 40 people. The results using Jigsaw Cooperative Learning Model in social studies learning materials Significant Events around Proclamation of Independence and Figures Important in the event of Proclamation of Independence showed an increase learning outcomes. I cycle average student scores 49.18 or as much as 16.21%, the second cycle students' average score 73.75, or 72.22% of students who reach the KKM is 70. The conclusion of this study is the application of Cooperative Learning Model Jigsaw in social studies learning materials Significant Events Around Proclamation and Figures Important events Proclamation of Independence can improve student learning outcomes. Recommendations in this study is Jigsaw Cooperative Learning Model can be an alternative to learning in class. Hopefully this study bermamfaat for other researchers and could be a reference material when conducting research using Jigsaw Cooperative Learning Model.


(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan IPS merupakan satu mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global sehingga mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat lain.

(Susanto hlm 145) menyatakan tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap segala perbaikan segala ketimpangan yang terjadi di masyarakat, dan terampil menghadapi atau mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Pendidikan IPS di SD harus memeperhatikan kebutuhan anak yang berada pada usia sekitar 6-12 tahun, karena pada usia ini anak masih belajar secara kongkrit. Anak pada usia SD belajar apa yang mereka lihat dan rasakan.

Piaget (Susanto hlm 152) menyatakan usia SD sekitar 6-7 tahun

sampai 11-12 tahun berada dalam kemampuan

intelektual/kognitifnya pada tingkatan konkret operasional.Mereka menganggap dunia dalam keseluruha yang utuh , dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan ialah masa sekarang (konkret) dan bukan masa yang depan (abstrak), padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan, arah mata angin, lingkungan, ritual agama, akulturasi, nilai , peranan, dan lainnya adalah konsep abstrak dalam program studi IPS yang harus di ajarkan kepada siswa sekolah dasar tersebut.

Di Indonesia, IPS menjadi salah satu mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) karena IPS merupakan bentuk sederhana dari ilmu-ilmu sosial yang ada sedangkan di sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan perguruan tinggi, ilmu sosial di pelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya jurusan atau fakultas yang fokus mempelajari hal tersebut.


(4)

2

Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB hingga SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan gerenalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai.

Kegiatan belajar disekolah menurut Gagne (Tim Pengembang MKDP hlm 124), adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Sebagaimana yang telah di jelaskan diatas, pada kegiatan pembelajaran proses dan hasil belajar merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pendidikan. Begitu juga dengan mata pelajaran IPS, karena proses pembelajaran yang baik pada mata pelajaran IPS maka akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula. Banyak proses pembelajaran tidak berkualitas, maksudnya pada proses pembelajaran tidak ada kegiatan yang membuat siswa aktif pada proses pembelajaran tersebut. Siswa hanya diminta untuk mendengar dan mencatat apa yang sudah ada di buku sehingga kegiatan tersebut membuat siswa pasif. Proses pembelajaran baik yang apabila guru dapat membuat siswa lebih aktif di kelas dalam kegiatan pembelajaran.

Ketidak aktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

UNESCO (Tim Pengembang MKDP hlm 140) mengemukakan ada empat pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu: lerning by know, leraning to be, learning to life tigether, learning by do.

Bloom (Tim Pengembang MKDP hlm140) menyebutkan ranah hasil belajar yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk aspek kognitif Bloom menyebutkan tingkatan ranah kognitif yaitu: 1) Analisis ; 2) Pemahaman ; 3) Pengertian ; 4) Aplikasi ; 5) Analisis ; 6) Sintesis dan 7) Evaluasi.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan satu kesatuan baik pengetahuan siswa maupun proses dalam kegiatan belajar tersebut. Hasil belajar yang diharapkan dalam


(5)

3

pembelajaran lebih bersifat kognitif karena kebanyakan isi materi pembelajaran lebih mengutamakan kognitif sehingga efektif dan psikomotornya dapat di terapkan dalam kegitan pembelajaran. Seperti kegiatan berdiskusi kelompok. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran harus lebih mengaktifkan siswa dalam mengikuti pembelajaran agar semua siswa ikut berpartisipasi.

Jika biasanya siswa yang aktif di dalam kelas adalah juara kelas atau siswa yang berkemampuan tinggi maka siswa yang lainnya hanya menjadi pendengar saja. Salah satu ketidak aktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah rasa takut salah yang berlebihan untuk bertanya dan memberikan pendapatnya. Selain kurang aktif dalam pembelajaran , pada kegiatan diskusi kelompok siswa juga masih sangat pasif. Jika di lihat dengan teliti oleh guru maka akan terlihat , bagaimana kondisi jika siswa belajar berkelompok, hanya beberapa siswa yang aktif yang lainnya sibuk dengan kegiatan sendiri.

Hasil kegiatan observasi yang penulis lakukan menunjukkan memang kebanyakan siswa yang aktif dalam memberikan pertanyaan dan pendapat adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi sementara yang lain hanya menjadi pendengar. Selain itu ketika dilakukannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif atau pembelajaran berkelompok kebanyakan siswa memilih teman yang berkemampuan sama atau secara jenis kelamin. Mereka tidak ingin bergabung sehingga susah membentuk kelompok heterogen.

Selain itu dari hasil evaluasi berbentuk tes yang penulis lakukan memang ada beberapa anak yang memiliki nilai di bawah rata-rata. Data tersebut juga di perkuat dengan nilai siswa pada semester 1 yang di berikan oleh guru kelas yakni 23 anak memiliki nilai di bawah KKM dari keseluruhan siswa di kelas yakni 40 orang.

Berdasarkan alasan di atas, penulis termotivasi untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) di kelaK V pada mata pelajaran IPS


(6)

4

Model pembelajaran Kooperatif Jigsaw merupakan model

pembelajaran yang dilakukan dengan cara kelompok heterogen. Dalam

pembelajaran jigsaw siswa tidak hanya belajar berkelompok saja tetapi

siswa belajar dalam kelompok ahli dan kelompok asal. Model pembelajaran ini dapat membuat siswa lebih bertanggung jawab dengan tugasnya serta siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran ini proses dan hasil belajar siswa meningkat menjadi lebih baik , karena model

pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawini membuat siswa lebih intensif

dalam berkomunikasi dengan teman kelompoknya, sehingga dalam kegiatan pembelajaran ada interaksi antar siswa maupun guru dan dalam kegiatan ini siswa yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dikelas V SD ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan

model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawdikelas V SD ?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajar IPS

dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsawdikelas V SD ?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai perencanaan

kegiatan pembelajaran IPS siswa kelas V dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

2. Untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai pelaksanaan

pembelajaran IPS kelas V dengan menggunakan model pembelajaran


(7)

5

3. Untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai peningkatan

hasil belajar IPS siswa kelas V dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

D.Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi guru dan sekolah sebagai berikut :

1. Bagi guru

Penelitian ini dapat di manfaatkan sebagai salah satu solusi untuk mengajar IPS di sekolah sehingga dalam kegiatan pembelajaran lebih bervariasi dan tidak monoton pada metode mendengar dan mencatat sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Bagi sekolah

Pembahasan dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu solusi untuk mengajarkan IPS di sekolah dasar agar lebih menarik serta dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPS.


(8)

22

BAB III

METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas.

(Kunandar hlm 41) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di implementasikan dengan baik dan benar.

Dalam penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran di lakukan di kelas, melalui tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, di observasi dan dievaluasi. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

Hopkins (Komalasari, K hlm 217) menyatakan Penelitian Tindakan Kelas sebagai penelitian yang mengkobinasikan prosedur penelitian dengan tindakan suntantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah prosedur perbaikan dan perubahan. Dalam PTK ada empat kegiatan yang di lakukan setiap siklus. Kegiatan-keitan tersebut adalah perencanaan (planning), tindakan (act), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

B. Model PTK yang di Kembangkan

Model penelitian tindakan kelas yang di gunakan dalam penelitian ini adalah model yang di kembangkan Kemmis dan Mc.Teggart. Menurut Kemmis dan Mc.Taggart dalam (Arikunto, dkk hlm 16) Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan yaitu ,(perencanaan), (pelaksanaan), (observasi/pengamatan), dan (refleksi).


(9)

23

Gambar Bagan 3.1 Model PTK Kemmis dan Mc. Taggart. (Endang Mulyatiningsih hlm 70)

Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan model PTK Kemmis & Mc Taggart yang disesuaikan dengan langka-langka pembelajaran

dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, dari perencanaan,

pelaksanaan pengamatan dan refleksi.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SDNdi Jln. Geger Arum No. 11

Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V SDN di Kecamatan Sukasari tahun ajaran 2014/1015. Subjek

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi Perencanaan

Siklus I


(10)

24

penelitian ini berjumlah 40 orang yang terdiri dari 20 orang siswa perempuan dan 20 orang siswa laki-laki.

E. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan selama 4 bulan terhitung dari bulan maret-mei. Jadwal penelitian tindakan kelas ini di gambarkan sebagai berikut.

3.1 Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan

Tahun 2015

Jan Feb Maret April Mei Juni 1. Penulisan Proposal

2.

Menyusun instrument

3.

Melakukan Penelitian 4. Mengolah Data

5.

Menyusun Laporan kegiatan 6. Pelaporan Hasil

F. Instrumen Penelitian

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini merupakan salah satu instrumen yang di gunakan peneliti. RPP dirancang sedemikian baik agar dalam pelaksanaan nya dapat berjalan dengan lancar.


(11)

25

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi acuan pada pelaksanaan siklus I dan II.

2. Tes tertulis

Tes yang di lakukan dalam penelitian ini, di gunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yaitu kemampuan kognitif siswa. tes di berikan pada setiap akhir siklus untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw.

3. Lembar Kerja Siswa

LKS diberikan kepada siswa sebagai tuntunan dalam pembelajara IPS dan bagian dari serangkaian kegiatan yang mengcu pada Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw.

4. Lembar Observasi Aktivitas guru dan siswa

Lembar observasi merupakan instrumen yang di gunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran. Sasaran pengamatan pada observasi ini adalah aktivitas guru dan siswa pada kegiatan pembelajaran dengan penerapa Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas mengacu pada model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tagart. Penelitian tindakan kelas dirancang dan dilaksanakan untuk 2 siklus. Siklus pertama dirancang untuk dilaksanakan 1 kali pertemuan (2x35 menit) dan siklus kedua dirancang untuk dilaksanakan 1 kali pertemuan (2x35 menit). Tahapan setiap pelaksanaan siklus meliputi perencanaan (planing), pelaksanaan (act), pengamatan (observing), dan reflektif (reflecting).


(12)

26

1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

1) Mengajukan permohona izin penelitian kepada kepala sekolah di

SDN Kecamatan Sukasari Kota Bandung

2) Menetapkan kelas dan bidang studi yang akan di kaji

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS dengan

menerapkan Model pembelajarn Kooperatif Tipe Jigsaw

4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

5) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes siklus I.

6) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada guru dan teman sejawat sebagai observer untuk diisi.

2) Melaksanakan pembelajaran IPS dengan langkah-langkah

pembelajaran yang di sesuaikan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai hasil

belajar siswa pembelajaran IPS dengan menerapkan

ModelKooperatif Tipe Jigsaw.

4) Melihat dan mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

5) Diskusi dengan observer untuk merefleksikan hasil pengamatan pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.


(13)

27

d. Tahap Refleksi

Peneliti melakukan analisis terhadap semua data yang dikumpulkan dari penelitian tindakan pada siklus I. Setelah hasil belajar siswa dan pengamatan observer telah dikaji, selanjutnya pada siklus II, peneliti mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada tahap refleksi pada siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan pembelajaran pada siklus II dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

2. Rekomendasi

Tahapan penelitian pada siklus II sama dengan tahapan pada siklus I didalamnya terdapat perencanaan,pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada siklus II dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawsemua tahapan akan sama hanya saja materi yang diajarkan akan berbeda dari siklus I.

H. Pengolahan dan Analisis Data

Pengambilan data dalam penelitian ini di lakukan dengan beberapa cara yakni dengan memberikan tes dan lembar observasi. Data yang di peroleh kemudian di kategorikan ke dalam dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif meliputi hasil observasi, sedangkan data kuantitatif di peroleh dari hasil tes siswa. Teknis analisis dalam perhitungan data tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pengolahan Data Hasil Belajar

Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan pendekatan koperatif tipe jigsaw. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:


(14)

28

� = �

( Aqib dalam Fauziah, 2013 : hlm 30)

Keterangan : � :Nilai rata-rata kelas

�:Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa � : Jumlah siswa

2. Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

��= � ≥70

� × 100%

Keterangan : � ≥ 70 :Jumlah nilai seluruh siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 70

n :Banyak siswa

100% : Bilangan tetap KB : Ketuntasan belajar


(1)

Gambar Bagan 3.1 Model PTK Kemmis dan Mc. Taggart. (Endang Mulyatiningsih hlm 70)

Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan model PTK Kemmis & Mc Taggart yang disesuaikan dengan langka-langka pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan dan refleksi.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SDNdi Jln. Geger Arum No. 11 Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V SDN di Kecamatan Sukasari tahun ajaran 2014/1015. Subjek

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi Perencanaan

Siklus I


(2)

penelitian ini berjumlah 40 orang yang terdiri dari 20 orang siswa perempuan dan 20 orang siswa laki-laki.

E. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan selama 4 bulan terhitung dari bulan maret-mei. Jadwal penelitian tindakan kelas ini di gambarkan sebagai berikut.

3.1 Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan

Tahun 2015

Jan Feb Maret April Mei Juni

1. Penulisan Proposal

2.

Menyusun instrument

3.

Melakukan Penelitian

4. Mengolah Data

5.

Menyusun Laporan kegiatan 6. Pelaporan Hasil

F. Instrumen Penelitian

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(3)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi acuan pada pelaksanaan siklus I dan II.

2. Tes tertulis

Tes yang di lakukan dalam penelitian ini, di gunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yaitu kemampuan kognitif siswa. tes di berikan pada setiap akhir siklus untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

3. Lembar Kerja Siswa

LKS diberikan kepada siswa sebagai tuntunan dalam pembelajara IPS dan bagian dari serangkaian kegiatan yang mengcu pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

4. Lembar Observasi Aktivitas guru dan siswa

Lembar observasi merupakan instrumen yang di gunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran. Sasaran pengamatan pada observasi ini adalah aktivitas guru dan siswa pada kegiatan pembelajaran dengan penerapa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas mengacu pada model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tagart. Penelitian tindakan kelas dirancang dan dilaksanakan untuk 2 siklus. Siklus pertama dirancang untuk dilaksanakan 1 kali pertemuan (2x35 menit) dan siklus kedua dirancang untuk dilaksanakan 1 kali pertemuan (2x35 menit). Tahapan setiap pelaksanaan siklus meliputi perencanaan (planing), pelaksanaan (act), pengamatan (observing), dan reflektif (reflecting).


(4)

1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

1) Mengajukan permohona izin penelitian kepada kepala sekolah di SDN Kecamatan Sukasari Kota Bandung

2) Menetapkan kelas dan bidang studi yang akan di kaji

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS dengan

menerapkan Model pembelajarn Kooperatif Tipe Jigsaw

4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

5) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes siklus I. 6) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa

dan guru dalam pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada guru dan teman sejawat sebagai observer untuk diisi.

2) Melaksanakan pembelajaran IPS dengan langkah-langkah

pembelajaran yang di sesuaikan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai hasil

belajar siswa pembelajaran IPS dengan menerapkan

ModelKooperatif Tipe Jigsaw.

4) Melihat dan mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

5) Diskusi dengan observer untuk merefleksikan hasil pengamatan pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan


(5)

d. Tahap Refleksi

Peneliti melakukan analisis terhadap semua data yang dikumpulkan dari penelitian tindakan pada siklus I. Setelah hasil belajar siswa dan pengamatan observer telah dikaji, selanjutnya pada siklus II, peneliti mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada tahap refleksi pada siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan pembelajaran pada siklus II dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

2. Rekomendasi

Tahapan penelitian pada siklus II sama dengan tahapan pada siklus I didalamnya terdapat perencanaan,pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada siklus II dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawsemua tahapan akan sama hanya saja materi yang diajarkan akan berbeda dari siklus I.

H. Pengolahan dan Analisis Data

Pengambilan data dalam penelitian ini di lakukan dengan beberapa cara yakni dengan memberikan tes dan lembar observasi. Data yang di peroleh kemudian di kategorikan ke dalam dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif meliputi hasil observasi, sedangkan data kuantitatif di peroleh dari hasil tes siswa. Teknis analisis dalam perhitungan data tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pengolahan Data Hasil Belajar

Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan pendekatan koperatif tipe jigsaw. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:


(6)

� = � �

( Aqib dalam Fauziah, 2013 : hlm 30)

Keterangan : � :Nilai rata-rata kelas

�:Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa � : Jumlah siswa

2. Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

��= � ≥70

� × 100%

Keterangan : � ≥ 70 :Jumlah nilai seluruh siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 70

n :Banyak siswa

100% : Bilangan tetap KB : Ketuntasan belajar