HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DIFA KREASI DI CIKARANG – BEKASI.
HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN
KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI
PT. DIFA KREASI DI CIKARANG
–
BEKASI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Manajemen Bisnis
Oleh
Harini Fajar Ningrum 1001311
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI
PT. DIFA KREASI DI CIKARANG – BEKASI
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Dr. B Lena Nuryanti, M.Pd. NIP. 19610709 198703 2 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002
Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19690404 199903 1 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
Harini Fajar Ningrum NIM. 1001311
(3)
HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI
PT. DIFA KREASI DI CIKARANG – BEKASI
Oleh
Harini Fajar Ningrum 1001311
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Harini Fajar Ningrum 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(4)
Harini Fajar Ningrum, 2015
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 10
1.3 Rumusan Masalah ... 11
1.4 Tujuan Penelitian ... 11
1.5 Kegunaan Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Konsep Komunikasi ... 18
2.1.1.1 Definisi Komunikasi ... 18
2.1.1.2 Fungsi Komunikasi ... 20
2.1.1.3 Model Proses Komunikasi ... 23
2.1.1.4 Hambatan Komunikasi ... 28
2.1.1.5 Pola Komunikasi ... 32
2.1.2 Konsep Motivasi ... 35
2.1.2.1 Definisi Motivasi ... 35
2.1.2.2 Tujuan Motivasi ... 38
2.1.2.3 Proses Motivasi ... 40
(5)
Harini Fajar Ningrum, 2015
2.1.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ... 45
2.1.1.6 Teori Motivasi ... 46
2.1.3 Konsep Kepuasan Kerja ... 53
2.1.3.1 Definisi Kepuasan Kerja... 53
2.1.3.2 Dimensi Kepuasan Kerja ... 56
2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 58
2.1.4 Hubungan Komunikasi dan Motivasi dengan Kepuasan Kerja ... 59
2.1.5 Orisinalitas Penelitian ... 60
2.2 Kerangka Pemikiran ... 62
2.3 Hipotesis ... 68
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 70
3.2 Metode Penelitian ... 71
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 71
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 72
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 83
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 84
3.2.4.1 Populasi ... 84
3.2.4.2 Sampel ... 85
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 86
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 88
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 88
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 96
3.2.7 Teknik Analisis Data ... 98
3.2.7.1 Analisis Deskriptif ... 99
3.2.7.2 Analisis Verifikatif ... 101
3.2.7.3 Pengujian Hipotesis ... 102
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Karakteristik Responden ... 104
(6)
Harini Fajar Ningrum, 2015
4.1.1 Profil Perusahaan ... 104
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 104
4.1.1.2 Visi dan Misi PT Difa Kreasi ... 105
4.1.2 Karakteristik Responden dan Karakteristik Responden ... 105
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 105
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 106
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 108
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 109
4.2 Tanggapan Responden Terhadap Komunikasi di Bagian Produksi PT Difa Kreasi... 111
4.2.1 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Pengirim Pesan ... 111
4.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Pesan ... 114
4.2.3 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Saluran ... 116
4.2.4 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Penerima Pesan ... 118
4.2.5 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Umpan Balik ... 120
4.2.6 Rekapitulasi Dimensi Komunikasi Menurut Karyawan Bagian Produksi PT Difa Kreasi ... 122
4.2.7 Gambaran Komunikasi Bagian Produksi PT Difa Kreasi ... 126
4.3 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi di Bagian Produksi PT Difa Kreasi... 126
4.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Fisiologis .. 127
4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Keamanan .. 129
4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Sosial ... 131
4.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Penghargaan ... 133
4.3.5 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Kebutuhan Aktualisasi Diri ... 135
4.3.6 Rekapitulasi Dimensi Motivasi Menurut Karyawan Bagian Produksi PT Difa Kreasi ... 138
(7)
Harini Fajar Ningrum, 2015
4.4 Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja di Bagian Produksi
PT Difa Kreasi ... 142
4.4.1 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Pekerjaan Itu Sendiri .... 143
4.4.2 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Bayaran ... 145
4.4.3 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Promosi ... 147
4.4.4 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Supervisi ... 149
4.4.5 Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Rekan Kerja ... 151
4.4.6 Rekapitulasi Dimensi Kepuasan Kerja Menurut Karyawan Bagian Produksi PT Difa Kreasi ... 153
4.4.7 Gambaran Kepuasan Kerja Bagian Produksi PT Difa Kreasi... 156
4.5 Pengujian Hipotesis Hubungan Komunikasi dan Motivasi dengan Kepuasan Kerja ... 157
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 169
4.6.1 Pembahasan Komunikasi ... 169
4.6.2 Pembahasan Motivasi ... 171
4.6.3 Pembahasan Kepuasan Kerja ... 172
4.6.4 Pembahasan Hubungan Komunikasi dan Motivasi dengan Kepuasan Kerja ... 173
4.7 Implikasi Hasil Penelitian... 174
4.7.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis ... 174
4.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 176
4.8 Implikasi Penelitian terhadap Pendidikan Manajemen Bisnis ... 177
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 182
5.2 Rekomendasi ... 184
(8)
Harini Fajar Ningrum, 2015
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Tabel Halaman
1.1 Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Difa
Kreasi Tahun 2014……… 5
1.2 Rekapitulasi Karyawan Keluar Bagian Produksi PT. Difa Kreasi Tahun 2011-2013……….. 6
1.3 Rekapitulasi Absensi Karyawan Bagian Produksi PT. Difa Kreasi Tahun 2011-2013……….. 8
1.4 Rekapitulasi Keterlambatan Karyawan Bagian Produksi PT. Difa Kreasi Tahun 2011-2013………... 9
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan………... 60
3.1 Operasionalisasi Variabel……….. 73
3.2 Jenis dan Sumber Data……….. 84
3.3 Interpretasi Keterkaitan………. 90
3.4 Hasil Pengujian Validitas Komunikasi……….. 91
3.5 Hasil Pengujian Validitas Motivasi………... 92
3.6 Hasil Pengujian Validitas Kepuasan Kerja……… 94
3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas……….. 97
3.8 Kriteria Bobot Nilai Alternatif……….. 99
3.9 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden……… 100
3.10 Interpretasi Nilai R (Guilford)……….…. 102
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………... 105
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….. 107
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir………. 108
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja………... 110
4.5 Tanggapan Karyawan Terhadap Pengirim Pesan……….. 111
4.6 Tanggapan Karyawan Terhadap Pesan………. 114
(9)
Harini Fajar Ningrum, 2015
4.8 Tanggapan Karyawan Terhadap Penerima Pesan………. 118
4.9 Tanggapan Karyawan Terhadap Umpan Balik………. 121
4.10 Rekapitulasi Indikator Komunikasi………... 123
4.11 Tanggapan Karyawan Terhadap Kebutuhan Fisiologis……… 127
4.12 Tanggapan Karyawan Terhadap Kebutuhan Keamanan…………... 129
4.13 Tanggapan Karyawan Terhadap Kebutuhan Sosial……….. 132
4.14 Tanggapan Karyawan Terhadap Kebutuhan Penghargaan………… 134
4.15 Tanggapan Karyawan Terhadap Kebutuhan Aktualisasi Diri……... 136
4.16 Rekapitulasi Indikator Motivasi………... 138
4.17 Tanggapan Karyawan Terhadap Pekerjaan Itu Sendiri………. 143
4.18 Tanggapan Karyawan Terhadap Bayaran………. 145
4.19 Tanggapan Karyawan Terhadap Promosi………. 147
4.20 Tanggapan Karyawan Terhadap Supervisi……… 149
4.21 Tanggapan Karyawan Terhadap Rekan Kerja………... 151
(10)
Harini Fajar Ningrum, 2015
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Gambar Halaman
1.1 Pertumbuhan Industri Manufaktur Indonesia………. 1
1.2 Presentase Penggunaan Kemasan di Indonesia Tahun 2013….. 3
2.1 Contributions To The Research And Application Of OB…….. 16
2.2 A Basics Organizational Behavior Model……….. 16
2.3 Function Of Communication………... 21
2.4 The Communication Process………... 24
2.5 The Communication Process………... 25
2.6 The Communication Process………... 25
2.7 The Communication Process………... 26
2.8 The Communication Process………... 27
2.9 The Interpersonal Communication Process………... 28
2.10 Barriers To Effective Communication……… 30
2.11 Proses Motivasi………... 40
2.12 Proses Motivasi………... 41
2.13 Core Phases Of The Motivational Process……… 42
2.14 The Motivational Process………... 43
2.15 Maslow’s Hierarchy Of Needs………... 47
2.16 Expectancy Theory………... 53
2.17 Kerangka Pemikiran………... 67
2.18 Paradigma Penelitian………... 68
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………... 106
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………... 108
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir…. 109 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja………… 110
4.5 Hasil Kontinum Komunikasi………... 125
4.6 Hasil Kontinum Motivasi………... 141
(11)
Harini Fajar Ningrum, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Untuk Karyawan
Lampiran 2 Koding Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4 Tabel Product Moment
Lampiran 5 Koding Data Penelitian
Lampiran 6 Rekapitulasi Pengurutan Skor
Lampiran 7 Data Rank Kembar
Lampiran 8 Rekapitulasi Tabel Rank
Lampiran 9 t tabel
(12)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan komunikasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan PT. Difa Kreasi. Adapun yang menjadi
objek penelitian sebagai variabel X atau variabel bebas (independent variabel)
adalah komunikasi (X1) dengan dimensinya yang mencakup 1. Pengirim Pesan
(Sender); 2. Pesan (Message); 3. Saluran (Medium); 4. Penerima Pesan (Receiver); dan 5. Umpan Balik (Feedback). Serta motivasi (X2) dengan dimensinya yang mencakup 1. Kebutuhan fisiologis, 2. Kebutuhan keamanan, 3. Kebutuhan sosial, 4. Kebutuhan penghargaan, dan 5. Kebutuhan aktualisasi diri.
Masalah penelitian yang merupakan variabel Y atau variabel terikat (dependent variabel) adalah kepuasan kerja dengan dimensinya yang mencakup 1. Pekerjaan itu sendiri, 2. Bayaran, 3. Promosi, 4. Supervisi, dan 5. Rekan Kerja. Alasan utama dipilihnya kepuasan kerja sebagai salah satu variabel penelitian karena kepuasan kerja dinilai sangat penting sebagai ukuran pencapaian tujuan perusahaan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja ialah antara lain melalui komunikasi dan motivasi terhadap karyawan.
Penelitian ini dilakukan di PT. Difa Krasi dengan unit analisis adalah karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi di Cikarang-Bekasi. Berdasarkan kurun waktu penelitian yang dilaksanakan pada kurun waktu kurang dari satu
tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method..
(13)
dengan mengumpulkan data satu persatu dalam satu waktu”. Sedangkan menurut Husein Umar (2008:45) mengemukakan bahwa, “Pendekatan cross sectional yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu
atau tidak berkesinambungan dalam jangka panjang”. Penelitian ini dilakukan
pada bulan September 2014 sampai Desember 2014.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Berdasarkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, maka pendekatan ilmu yang digunakan sebagai acuan dasar pengembangan teori dan pemecahan masalah adalah perilaku organisasi. Berdasarkan tingkat penjelasan
dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan
verifikatif. Menurut Sugiyono (2013:11) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara
satu dengan variabel yang lain”. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengatasi
fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.Penelitian
deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai hubungan komunikasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan pada bagian produksi PT. Difa Kreasi.
Menurut Sugiyono (2012:55) “penelitian verifikatif merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”.
(14)
komunikasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi.
Mengingat penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian
yang digunakan adalah explanantory survey yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antar variabel dengan cara pengujian hipotesis. Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sugiyono (2012:11):
Metode survey yaitu metodologi penelitian yang digunakan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Penelitian yang digunakan dalam metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung ke tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang diteliti.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Sugiyono (2014:64) mengemukakan “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan
menjabarkan variabel ke dalam konsep teori dari variabel dan sub variabel yang diteliti lengkap dengan dimensi, indikator, ukuran dan skalanya, dimana terdapat dua variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
(15)
2014:64). Komunikasi diindentifikasi sebagai variabel independen (X1)
dan motivasi sebagai variabel independen (X2).
2. Variabel Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi/menjadi akibat
karena adanya variabel independen. Kepuasan kerja diidentifikasi sebagai variabel dependen (Y).
Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 3.1 berikut ini:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item
Komuni-kasi (X1)
Communication is the transfer and understanding of meaning.
Komunikasi adalah transfer dan pemahaman makna. (Robbins and Coulter 2012:432) Pengirim Pesan (Sender)
Kemampuan karyawan untuk mengemukakan informasi dalam pekerjaan secara jelas Tingkat kemampuan karyawan untuk mengemukakan informasi dalam pekerjaan secara jelas
Ordinal 1
Kemampuan karyawan untuk memahami setiap informasi mengenai pekerjaan yang disampaikan oleh atasan Tingkat kemampuan karyawan untuk memahami setiap informasi mengenai pekerjaan yang disampaikan oleh atasan
Ordinal 2
Pemberian kesempatan kepada karyawan untuk mengemukakan pendapat mengenai pekerjaan Tingkat pemberian kepada karyawan untuk mengemukakan pendapat mengenai pekerjaan
(16)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item Pemberian kesempatan karyawan untuk ikutserta dalam pengambilan keputusan Tingkat pemberian kesempatan karyawan untuk ikutserta dalam pengambilan keputusan
Ordinal 4
Pemberian kesempatan bertanya dalam setiap rapat yang diadakan
Tingkat pemberian kesempatan bertanya dalam setiap rapat yang diadakan
Ordinal 5
Pesan (Message)
Kejelasan informasi yang didapat karyawan
Tingkat kejelasan informasi yang didapat karyawan
Ordinal 6
Kesesuaian informasi yang didapat karyawan dengan kebutuhan pekerjaan Tingkat kesesuaian informasi yang didapat karyawan dengan kebutuhan pekerjaan
Ordinal 7
Penggunaan bahasa dalam penyampaian informasi Tingkat penggunaan bahasa dalam penyampaian informasi
Ordinal 8
Kesalahan informasi yang didapat oleh karyawan Tingkat kesalahan informasi yang didapat oleh karyawan
Ordinal 9
Saluran (Medium) Kesesuaian media format laporan kerja yang digunakan dengan pekerjaan Tingkat kesesuaian media format laporan kerja yang digunakan dengan pekerjaan
Ordinal 10
Variasi media pengiriman informasi yang digunakan oleh perusahaan Tingkat variasi media pengiriman informasi yang digunakan oleh perusahaan
(17)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item Kerusakan media telepon yang digunakan oleh perusahaan Tingkat kerusakan media telepon yang digunakan oleh perusahaan
Ordinal 12
Keefektifan media rapat yang digunakan oleh perusahaan Tingkat keefektifan media rapat yang digunakan oleh perusahaan
Ordinal 13
Penerima Pesan (Receiver) Kemampuan karyawan untuk menerima informasi dengan baik Tingkat kemampuan karyawan untuk menerima informasi dengan baik
Ordinal 14
Kemampuan karyawan untuk mendengar informasi dengan baik Tingkat kemampuan karyawan untuk mendengar informasi dengan baik
Ordinal 15
Kemampuan karyawan untuk membaca informasi dengan baik Tingkat kemampuan karyawan untuk membaca informasi dengan baik
Ordinal 16
Kemudahan mendapat informasi dari kelompok kerja Tingkat kemudahan mendapat informasi dari kelompok kerja
Ordinal 17
Penerimaan informasi tentang peningkatan kemampuan kerja Tingkat penerimaan informasi tentang peningkatan kemampuan kerja
Ordinal 18
Kemampuan karyawan dalam menerima instruksi dari atasan Tingkat kemampuan karyawan dalam menerima instruksi dari atasan
(18)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item Umpan Balik (Feedback Kemampuan karyawan memberikan dukungan pada setiap kebijakan perusahaan Tingkat kemampuan karyawan memberikan dukungan pada setiap kebijakan perusahaan
Ordinal 20
Kemampuan karyawan menciptakan hasil kerja yang maksimal melalui komunikasi Tingkat kemampuan karyawan menciptakan hasil kerja yang maksimal melalui komunikasi
Ordinal 21
Kemampuan karyawan dalam mengerti informasi mengenai pekerjaan yang ditangani Tingkat kemampuan karyawan dalam mengerti informasi mengenai pekerjaan yang ditangani
Ordinal 22
Motivasi (X2)
Motivation as the processes that account for an individuals intensity. Direction, and persistence of effort toward attaining a goal.
Motivasi adalah sebagai proses yang menjelaskan intensitas.arah dan ketekunan usaha individu ke arah pencapaian tujuan. (Abraham Maslow dalam Robbins and Judge, 2013:202) Kebutuhan fisiologis Terpenuhinya kebutuhan karyawan melalui pemberian uang makan Tingkat terpenuhinya kebutuhan karyawan melalui pemberian uang makan
Ordinal 23
Terpenuhinya tunjangan yang diberikan perusahaan kepada karyawan Tingkat terpenuhinya tunjangan yang diberikan perusahaan kepada karyawan
Ordinal 24
Terpenuhinya pemberian seragam kerja yang sesuai dengan standar keselamatan Tingkat terpenuhinya pemberian seragam kerja yang sesuai dengan standar keselamatan
Ordinal 25
Terpenuhinya fasilitas kerja untuk karyawan Tingkat terpenuhinya fasilitas kerja
(19)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item
untuk karyawan
Pemberian upah yang cukup bagi kebutuhan hidup karyawan
Tingkat
pemberian upah yang cukup bagi kebutuhan hidup karyawan
Ordinal 27
Kebutuhan keamanan Terpenuhinya dukungan perlindungan karyawan dalam bekerja Tingkat terpenuhinya dukungan perlindungan karyawan dalam bekerja
Ordinal 28
Terjaminnya keselamatan kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaan Tingkat terjaminnya keselamatan kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaan
Ordinal 29
Kesesuaian jaminan kesehatan dan perlindungan sosial yang disediakan perusahaan bagi setiap karyawan Tingkat kesesuaian jaminan kesehatan dan perlindungan sosial yang disediakan perusahaan bagi setiap karyawan
Ordinal 30
Penyediaan peraturan yang jelas mengenai keamanan kerja karyawan Tingkat penyediaan peraturan yang jelas mengenai keamanan kerja karyawan
Ordinal 31
Penyelenggaraan program simulasi penanganan kecelakaan kerja Tingkat penyelenggaraan program simulasi penanganan kecelakaan kerja
Ordinal 32
Ketersediaan kemudahan proses dalam Tingkat ketersediaan kemudahan
(20)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item mengurus kecelakaan kerja proses dalam mengurus kecelakaan kerja Kebutuhan social Kemampuan karyawan untuk saling menghargai terhadap atasan, bawahan, maupun rekan kerja lainnya Tingkat kemampuan karyawan untuk saling menghargai terhadap atasan, bawahan, maupun rekan kerja lainnya
Ordinal 34
Kemampuan karyawan untuk saling bekerja sama dalam menciptakan kondisi lingkungan kerja yang kondusif Tingkat kemampuan karyawan untuk saling bekerja sama dalam menciptakan kondisi lingkungan kerja yang kondusif
Ordinal 35
Ketersediaan lingkungan sosial yang nyaman dalam perusahaan Tingkat ketersediaan lingkungan sosial yang nyaman dalam perusahaan
Ordinal 36
Penanganan konflik kerja yang terjadi antar sesama karyawan oleh perusahaan
Tingkat penanganan konflik kerja yang terjadi antar sesama karyawan oleh perusahaan
Ordinal 37
Kebutuhan penghargaan Terpenuhinya bimbingan dan perhatian dari perusahaan untuk karyawan Tingkat terpenuhinya bimbingan dan perhatian dari perusahaan untuk karyawan
Ordinal 38
Penerimaan karyawan terhadap jam kerja lembur yang dibebankan kepadanya Tingkat penerimaan karyawan terhadap jam kerja lembur yang dibebankan kepadanya
(21)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item Penerimaan usulan yang dikeluarkan oleh karyawan Tingkat penerimaan usulan yang dikeluarkan oleh karyawan
Ordinal 40
Pemberian rasa kepercayaan yang tinggi kepada karyawan dalam melaksanakan pekerjaan Tingkat pemberian rasa kepercayaan yang tinggi kepada karyawan dalam melaksanakan pekerjaan
Ordinal 41
Kebutuhan aktualisasi diri Terpenuhinya kesempatan karyawan untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan perusahaan Tingkat terpenuhinya kesempatan karyawan untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan perusahaan
Ordinal 42
Terpenuhinya kesempatan karyawan untuk terlibat dalam penentuan standar dan kebijakan perusahaan Tingkat terpenuhinya kesempatan karyawan untuk terlibat dalam penentuan standar dan kebijakan perusahaan
Ordinal 43
Terpenuhinya kesempatan belajar yang memadai dalam bekerja Tingkat terpenuhinya kesempatan belajar yang memadai dalam bekerja
Ordinal 44
Ketersediaan program pelatihan bagi karyawan Tingkat ketersediaan program pelatihan bagi karyawan
(22)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item Ketersediaan peluang untuk mempelajari keterampilan baru dalam perusahaan Tingkat ketersediaan peluang untuk mempelajari keterampilan baru dalam perusahaan
Ordinal 46
Kepuasan Kerja (Y)
Job satisfaction refers to an
employees general attitude toward his or her job.
Kepuasan kerja adalah mengacu pada sikap umum seseorang karyawan terhadap pekerjaannya. (Robbins and Judge, 2013:374) Pekerjaan itu sendiri Kemampuan karyawan menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu Tingkat kemampuan karyawan menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu
Ordinal 47
Kemampuan karyawan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya Tingkat kemampuan karyawan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya
Ordinal 48
Kesesuaian pekerjaan dengan keahlian karyawan Tingkat kesesuaian pekerjaan dengan keahlian karyawan
Ordinal 49
Perasaan karyawan terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya Tingkat perasaan karyawan terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya
Ordinal 50
Bayaran Kesesuaian
pembayaran gaji dengan peraturan pemerintah Tingkat kesesuaian pembayaran gaji dengan peraturan pemerintah
Ordinal 51
Kesesuaian pembayaran gaji dengan resiko pekerjaan Tingkat kesesuaian pembayaran gaji dengan resiko pekerjaan
(23)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item Ketepatan waktu dalam pembayaran gaji Tingkat ketepatan waktu dalam pembayaran gaji
Ordinal 53
Kesesuaian pembayaran gaji dengan jabatan karyawan Tingkat kesesuaian pembayaran gaji dengan jabatan karyawan
Ordinal 54
Kesesuaian pemberian upah lembur dengan pekerjaan Tingkat kesesuaian pemberian upah lembur dengan pekerjaan
Ordinal 55
Promosi Kemampuan
karyawan dalam berupaya untuk selalu maju dan berkembang
Tingkat kemampuan karyawan dalam berupaya untuk selalu maju dan berkembang
Ordinal 56
Kesesuaian promosi dengan penilaian kinerja karyawan Tingkat kesesuaian promosi dengan penilaian kinerja karyawan
Ordinal 57
Penyediaan informasi yang lengkap mengenai syarat untuk menempati jabatan tertentu Tingkat penyediaan informasi yang lengkap mengenai syarat untuk menempati jabatan tertentu
Ordinal 58
Ketersediaan peluang promosi untuk karyawan Tingkat ketersediaan peluang promosi untuk karyawan
Ordinal 59
Supervisi Manfaat penilaian
kinerja yang dilakukan perusahaan Tingkat manfaat penilaian kinerja yang dilakukan perusahaan
(24)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item Penggunaan sistem pengawasan kerja yang baik Tingkat penggunaan sistem pengawasan kerja yang baik
Ordinal 61
Pemberian solusi dalam mengatasi kesulitan kerja yang ditemui karyawan Tingkat pemberian solusi dalam mengatasi kesulitan kerja yang ditemui karyawan
Ordinal 62
Rekan kerja Kemampuan
karyawan dalam bersosialisasi dengan rekan kerja secara informal Tingkat kemampuan karyawan dalam bersosialisasi dengan rekan kerja secara informal
Ordinal 63
Kemampuan karyawan untuk saling berbagi dengan rekan kerja mengenai informasi dalam pekerjaan Tingkat kemampuan karyawan untuk saling berbagi dengan rekan kerja mengenai informasi dalam pekerjaan
Ordinal 64
Kemampuan karyawan untuk saling membantu dalam menyelesaikan masalah pekerjaan Tingkat kemampuan karyawan untuk saling membantu dalam menyelesaikan masalah pekerjaan
Ordinal 65
Kemampuan karyawan dalam menciptakan suasana kekeluargaan dengan rekan kerja dalam perusahaan Tingkat kemampuan karyawan dalam menciptakan suasana kekeluargaan dengan rekan kerja dalam perusahaan
(25)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item
Kemampuan karyawan menjalin kerjasama yang baik antar sesama rekan kerja
Tingkat kemampuan karyawan menjalin kerjasama yang baik antar sesama rekan kerja
Ordinal 67
Sumber : Hasil pengolahan dari berbagai sumber, 2014.
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data tentang karakteristik umum PT. Difa Kreasi beserta data masing-masing variabel atau sub variabel yang dikaji. Sedangkan sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2010:219). Dalam penelitian ini, sumber data penelitian terdiri dari:
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2014:187). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer yaitu wawancara terhadap pimpinan perusahaan, manajer produksi, manajer personalia serta data kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu pada karyawan bagian produksi di PT. Difa Kreasi.
2. Sumber data sekunder
Sumberdata sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
(26)
dokumen (Sugiyono, 2014:187). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder yaitu buku-buku terkait penelitian, artikel, situs di internet dan jurnal atau tulisan-tulisan ilmiah yang membantu memberikan informasi untuk bahan penelitian.
Lebih jelasnya mengenai jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menyajikannya dalam Tabel 3.2 berikut ini.
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis Data Sumber Data Katagori Data
Pertumbuhan industri manufaktur Indonesia tahun 2010-2014
Di olah berdasarkan sumber dari internet
Sekunder
Presentase penggunaan kemasan di Indonesia tahun 2013
Di olah berdasarkan sumber dari internet
Sekunder
Tingkat kepuasan kerja karyawan bagian
produksi PT. Difa Kreasi tahun 2014
Kuisioner Pra-penelitian Primer
Rekapitulasi karyawan keluar bagian produksi PT. Difa Kreasi tahun 2011-2013
Bagian Personalia PT. Difa Kreasi Primer
Rekapitulasi absensi bagian produksi PT. Difa Kreasi tahun 2011-2013
Bagian Personalia PT. Difa Kreasi Primer
Rekapitulasi
keterlambatan karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi tahun 2011-2013
Bagian Personalia PT. Difa Kreasi Primer
Sumber: Berdasarkan hasil pengolahan data, 2014.
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1Populasi
Menurut Sugiyono (2014:119), populasi adalah “Wilayah generalisasi
(27)
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Berdasarkan pengertian di atas, populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi berukuran N=80 orang.
3.2.4.2Sampel
Menurut Sugiyono (2014:120), yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Dalam penelitian ini ukuran sampel yang digunakan sama dengan ukuran populasi. Maka metode yang digunakan adalah sensus karena menggunakan seluruh populasi sebagai sampel atau dinamakan juga sampel jenuh. Sugiyono (2014:126) menyatakan bahwa:
Sampling jenuh adalah teknik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah sampel jenuh atau sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Selanjutnya, Suharsimi Arikunto (2009:62) mengemukakan pendapatnya “Sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil 10% sampai 15% atau 20% sampai 25%”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diungkapkan sebelumnya, dikarenakan jumlah karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi kurang dari 100 orang, maka sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi atau karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi adalah sejumlah 80 orang.
(28)
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berkaitan dengan bagaimana proses pengumpulan data yang diperlukan oleh peneliti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Untuk teknik komunikasi langsung peneliti menggunakan observasi dan wawancara, sedangkan untuk komunikasi tidak langsung peneliti menggunakan studi literatur. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:192), “Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan indra sehingga hanya dengan pengamatan mata”. Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi partisipatif dimana pengamat terlibat langsung pada kegiatan. Melalui kegiatan observasi penulis melakukan studi pengamatan untuk melihat, mengenal, dan mengidentifikasi masalah yang diteliti khususnya mengenai komunikasi dan motivasi serta kepuasan kerja karyawan bagian produksi di PT. Difa Kreasi.
2. Wawancara
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:191), “Wawancara merupakan teknik pengambilan data ketika peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden”. Dalam hal ini Sugiyono (2014:188) membedakan wawancara menjadi dua macam yaitu:
(29)
a. Wawancara terstruktur, digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dengan pengumpul datanya.
Dalam hal ini peneliti langsung melakukan wawancara dengan pimpinan, manajer dan karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi mengenai masalah kepuasan kerja dan variabel yang dikaji yaitu komunikasi dan motivasi karyawan di PT. Difa Kreasi.
3. Studi literatur
Dengan studi literatur peneliti mencari informasi serta data baik berupa teori-teori, konsep dan uraian dengan cara mempelajari buku-buku, jurnal, artikel, makalah, paper, internet dan majalah sebagai landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari komunikasi dan motivasi serta kepuasan kerja karyawan.
4. Angket/Kuisioner
Sugiyono (2014:193) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam kuisioner ini peneliti memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden yaitu karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Kuisioner berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden,
pengalaman responden, serta mengenai komunikasi dan motivasi yang dilakukan PT. Difa Kreasi dalam upaya pemenuhan kepuasan kerja
(30)
karyawan. Kuesioner yang disebar oleh peneliti secara langsung kepada karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi.
Langkah-langkah penyusunan kuesioner dilakukan sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi atau daftar pertanyaan
b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis
instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.
c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian
ini setiap pendapat responden diberi nilai dengan skala ordinal.
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Kebenaran suatu data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian
ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program
SPSS (Statistical Product for Service Solutions) 21.0 for window.
3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu
(31)
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuisioner yang disebarkan oleh
peneliti. Menurut Sugiono (2014:168) “Valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden. Secara statistik, terdapat beberapa cara untuk menguji validitas dan realibilitas instrumen penelitian. Rumus yang digunakan untuk tujuan ini adalah
rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:
(Sugiyono, 2013:248) Keterangan:
r =Koefisien korelasi
X =skor butir
Y =skor total butir
n = jumlah sampel (responden)
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf
singinifikansi sebagai berikut:
1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika
lebih besar .
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid
(32)
Perhitungan validitas item instrument dilakukan dengan bantuan program
SPSS (Statistical product for Service Solution) 21.0 for windows. Besarnya
koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan Tabel 3.3 dibawah ini:
TABEL 3.3
INTERPRESTASI KETERKAITAN
Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
Antara 0,700 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi
Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang
Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi
Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi
Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi
Sumber: Suharsimi Arikunto (2010:245)
Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrumen komunikasi dan motivasi sebagai variabel X,
kepuasan kerja sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan untuk variabel X1 adalah
22 item, jumlah pertanyaan variabel X2 adalah 24 item, sedangkan untuk item
pertanyaan variabel Y berjumlah 21 pertanyaan.
Berdasarkan kuesioner yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat
signifikasi 5% dan derajat bebas (dk) n-2 (30-2=28), maka diperoleh nilai rtabel
sebesar 0,374. Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel komunikasi
(X1), motivasi (X2) dan kepuasan kerja karyawan (Y) berdasarkan hasil
perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program
(33)
valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai
0,374. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:
TABEL 3.4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KOMUNIKASI
No Pernyataan Keterangan
KOMUNIKASI
Pengirim pesan (sender)
1
Saya dapat mengemukakan informasi dalam pekerjaan yang saya tangani kepada rekan kerja secara jelas
0,548 0,374 Valid
2 Saya mampu untuk memahami setiap informasi
mengenai pekerjaan yang disampaikan oleh atasan 0,746 0,374 Valid
3 Saya diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapat mengenai pekerjaan yang saya tangani 0,488 0,374 Valid
4 Saya diikutsertakan dalam pengambilan keputusan 0,580 0,374 Valid
5 Saya diberi kesempatan bertanya setiap ada rapat
(meeting) 0,553 0,374 Valid
Pesan (message)
6 Informasi yang saya dapatkan dalam pekerjaan
jelas 0,707 0,374 Valid
7 Informasi yang saya dapatkan dalam pekerjaan
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan 0,696 0,374 Valid
8 Bahasa yang digunakan dalam informasi mengenai
pekerjaan mudah dimengerti 0,566 0,374 Valid
9 Informasi mengenai pekerjaan yang saya terima
selalu benar 0,577 0,374 Valid
Saluran (medium)
10 Media format laporan kerja yang digunakan sesuai dengan pekerjaan yang saya tangani 0,716 0,374 Valid 11 Media pengiriman informasi yang digunakan dalam perusahaan cukup bervariasi 0,746 0,374 Valid
12 Telepon dalam perusahaan tidak mengalami kerusakan 0,582 0,374 Valid
13
Rapat yang diadakan perusahaan dapat
mengefektifkan pekerjaan 0,457 0,374 Valid
Penerima pesan (receiver)
14 Saya mampu menerima setiap informasi dengan
baik 0,630 0,374 Valid
15 Saya dapat memahami setiap informasi mengenai
pekerjaan yang saya dengar dengan baik 0,739 0,374 Valid
16 Saya dapat memahami setiap informasi mengenai
(34)
No Pernyataan Keterangan
17 Saya mendapat informasi dengan mudah dari
kelompok kerja saya dalam perusahaan 0,707 0,374 Valid
18 Saya menerima informasi tentang peningkatan
kemampuan kerja 0,546 0,374 Valid
19 Saya mendapat instruksi yang jelas mengenai pekerjaan 0,510 0,374 Valid
Umpan balik (feedback)
20 Saya memberikan dukungan pada setiap kebijakan
perusahaan 0,795 0,374 Valid
21 Proses komunikasi dalam perusahaan ini
menciptakan hasil yang maksimal 0,694 0,374 Valid
22 Saya mengerti informasi mengenai pekerjaan yang
saya tangani 0,734 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for windows)
Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen variabel komunikasi dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat dalam sub variabel umpan balik (feedback) dengan item pernyataan, Saya memberikan dukungan pada setiap kebijakan perusahaan, yang bernilai 0,795 dan nilai terendah terdapat pada sub
variabel saluran (medium) dengan item pernyataan, Rapat yang diadakan
perusahaan dapat mengefektifkan pekerjaan, yang bernilai 0,457 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi. Berikut ini Tabel 3.5 mengenai hasil uji validias variabel motivasi yang pada penelitian ini dijadikan sebagai varibel X2.
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS MOTIVASI
No Pernyataan Keterangan
MOTIVASI
Kebutuhan fisiologis
1 Uang makan yang diberikan memenuhi kebutuhan
karyawan 0,699 0,374 Valid
2 Tunjangan yang diberikan perusahaan membuat
saya termotivasi dalam bekerja 0,731 0,374 Valid
(35)
No Pernyataan Keterangan
4 Terpenuhinya fasilitas kerja yang cukup memadai
untuk karyawan 0,777 0,374 Valid
5 Upah yang saya terima dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari 0,691 0,374 Valid
Kebutuhan keamanan
6 Terpenuhinya dukungan perlindungan karyawan
dalam pelaksanaan pekerjaan 0,551 0,374 Valid
7 Terjaminnya keselamatan kerja karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan 0,652 0,374 Valid
8
Jaminan kesehatan dan perlindungan sosial yang disediakan perusahaan sudah sesuai dengan pekerjaan
0,492 0,374 Valid
9 Tersedianya peraturan yang jelas mengenai
kemanan karyawan dalam bekerja 0,759 0,374 Valid
10 Tersedianya program simulasi penanggulangan
kecelakaan kerja 0,697 0,374 Valid
11 Tersedianya kemudahan proses dalam mengurus kecelakaan kerja 0,698 0,374 Valid
Kebutuhan sosial
12 Saya memiliki rasa saling menghargai terhadap
atasan, bawahan, maupun rekan kerja lainnya 0,468 0,374 Valid
13 Saya mampu bekerja sama untuk menciptakan
kondisi lingkungan kerja yang kondusif 0,800 0,374 Valid
14 Tersedianya lingkungan sosial yang nyaman dalam
perusahaan 0,505 0,374 Valid
15 Konflik kerja yang terjadi antar sesama karyawan dapat ditangani oleh perusahaan 0,566 0,374 Valid
Kebutuhan penghargaan
16 Terpenuhinya bimbingan dari perusahaan kepada
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan 0,467 0,374 Valid
17
Ketika saya diperintahkan lembur oleh atasan untuk mencapai target, saya dengan senang hati menerima lembur tersebut
0,722 0,374 Valid
18 Usulan saya mengenai pekerjaan selalu diterima
oleh perusahaan 0,746 0,374 Valid
19
Terpenuhinya pemberian rasa kepercayaan yang tinggi kepada karyawan dalam melaksanakan pekerjaan
0,671 0,374 Valid
Kebutuhan aktualisasi diri
20
Terpenuhinya keinginan karyawan untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan perusahaan (diluar maupun dalam pekerjaan)
0,795 0,374 Valid
21
Pemberian kesempatan kepada karyawan untuk ikut terlibat dalam penentuan standar dan kebijakan perusahaan
(36)
No Pernyataan Keterangan
22 Perusahaan memberikan kesempatan belajar yang
memadai dalam bekerja 0,703 0,374 Valid
23 Tersedianya program pelatihan yang jelas bagi karyawan 0,668 0,374 Valid 24 Tersedianya peluang mempelajari keterampilan baru dalam perusahaan ini 0,742 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for windows)
Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen variabel motivasi dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat dalam sub variabel kebutuhan aktualisasi diri dengan item pernyataaan, Saya mampu bekerja sama untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang kondusif, yang bernilai 0,800 dan nilai terendah terdapat pada sub variabel kebutuhan penghargaan dengan item pernyataan, Terpenuhinya bimbingan dari perusahaan kepada karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, yang bernilai 0,467 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi. Berikut ini Tabel 3.6 mengenai hasil uji validitas variabel kepuasan kerja yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y.
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEPUASAN KERJA
No Pernyataan Keterangan
KEPUASAN KERJA Pekerjaan itu sendiri
1 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan secara tepat watu 0,655 0,374 Valid
2 Pekerjaan yang dipercayakan kepada saya, saya laksanakan dengan penuh tanggungjawab 0,777 0,374 Valid 3 Pekerjaan yang diberikan kepada saya sesuai
dengan keahlian saya 0,636 0,374 Valid
4 Pekerjaan yang dibebankan kepada saya saat ini terasa menyenangkan 0,772 0,374 Valid
Bayaran
5 Pembayaran gaji yang sesuai dengan peraturan
pemerintah 0,594 0,374 Valid
(37)
No Pernyataan Keterangan
pekerjaan
7 Pemberian gaji kepada karyawan tepat waktu 0,570 0,374 Valid
8 Pemberian gaji sesuai dengan jabatan 0,681 0,374 Valid
9 Tambahan upah lembur yang ditetapkan perusahaan sesuai dengan beban kerja 0,671 0,374 Valid
Promosi
10 Status saya sebagai karyawan mendorong saya
untuk selalu berkembang 0,702 0,374 Valid
11 Promosi jabatan dilakukan berdasarkan penilaian
kinerja karyawan 0,595 0,374 Valid
12
Perusahaan menyediakan informasi lengkap mengenai syarat untuk menempati suatu jabatan tertentu kepada setiap karyawan
0,681 0,374 Valid
13 Tersedianya peluang promosi jabatan di perusahaan
ini 0,537 0,374 Valid
Supervisi
14 Adanya penilaian kinerja yang dilakukan
perusahaan sangat bermanfaat 0,754 0,374 Valid
15 Sistem pengawasan kerja sudah berjalan dengan
baik 0,724 0,374 Valid
16 Saya mendapatkan solusi ketika mengalami
kesulitan kerja 0,812 0,374 Valid
Rekan Kerja
17 Saya dan rekan kerja saling bersosialisasi diluar
pekerjaan (informal) 0,566 0,374 Valid
18 Saya dan rekan kerja saling berbagi informasi
tentang pekerjaan 0,618 0,374 Valid
19 Saya dan rekan kerja saling membantu dalam
menyelesaikan masalah dalam pekerjaan 0,733 0,374 Valid
20 Saya merasakan suasana kekeluargaan dengan
rekan kerja saya dalam perusahaan 0,512 0,374 Valid
21 Terjalinnya kerjasama yang baik antar sesama
rekan kerja 0,671 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for windows)
Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel kepuasan kerja dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat dalam sub variabel supervisi dengan item pernyataan, Saya mendapatkan solusi ketika mengalami kesulitan kerja, yang bernilai 0,812 dan nilai terendah terdapat pada sub variabel rekan kerja dengan item pernyataan, Saya selalu merasakan suasana kekeluargaan dengan rekan kerja
(38)
saya dalam perusahaan 0,512 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi.
3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas
Reliabel berarti dapat dipercaya, hal ini berarti uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen yang digunakan dapat dipercaya. Apabila instrumennya sudah valid dan terpercaya, maka tentunya data yang dihasilkan bisa tepat, dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Selain itu, uji reliabilitas digunakan dalam mengetahui ketepatan nilai instrumen yang digunakan. Hal ini berarti instrumen penelitian bila diujikan pada kelompok yang sama secara berkali-kali walaupun pada waktu yang berbeda hasilnya akan sama.
Pengukuran yang memiliki realibilitas yang tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya. Menurut Sugiyono (2013:183), “Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:178) “Reliabilitas adalah menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu”.
Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
2 2
1 1
11
t b
s
s
r
k k
(39)
Keterangan: 11
r = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
2
t
s
= Deviasi standar total2
s
b = Jumlah deviasi standar butirSedangkan rumus variansnya adalah:
n n
X X
2 2
2
) (
(Suharsimi Arikunto, 2009:184)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
= Nilai varians
X = Nilai skor yang dipilih
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung > rtabel dengan tingkat kesalahan
5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung ≤ rtabel dengan tingkat kesalahan
5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 0,05% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28) maka
didapat nilai rtabel sebesar 0,374. Hasil pengujian reliabilitas instrumen yang
dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows diketahui bahwa
semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan
dengan nilai rtabel. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.7 berikut.
TABEL 3.7
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No Variabel Keterangan
(40)
No Variabel Keterangan
2 Motivasi 0,942 0,374 Reliabel
3 Kepuasan kerja 0,937 0,374 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)
3.2.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Sugiyono (2012:428) menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang diteliti. Yaitu mengenai hubungan komunikasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi. Adapun tahapan yang dilakukan penulis dalam kegiatan penelitian ini antara lain:
1. Menyusun data, kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan
identitas responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Tabulasi data, dengan langkah sebagai berikut:
a. Pemberian skor pada setiap item
b. Menjumlahkan skor pada setiap item
(41)
Dalam penelitian ini, setiap pendapat responden atas pernyataan diberi nilai dengan skala likert. Pernyataan yang diajukan dalam angket terdiri dari 5 alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden, berikut diperlihatkan pada Tabel 3.8.
TABEL 3.8
KRITERIA BOBOT NILAI ALTERNATIF Pilihan Jawaban Bobot
Pertanyaan
Sangat tinggi/ sangat baik/ sangat mampu/ sangat sesuai/
sangat setuju 5
Tinggi/ baik/ mampu/ sesuai/ setuju 4
Kurang tinggi/ kurang baik/ kurang mampu/ kurang
sesuai/ kurang setuju 3
Rendah/ buruk/ tidak mampu/ tidak sesuai/ tidak setuju 2
Sangat rendah/ sangat buruk/ sangat tidak mampu/
sangat tidak sesuai/ sangat tidak setuju 1
3. Pengujian, untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan
dalam penelitian kuantitatif ini adalah metode analisis verifikatif, maka
dilakukan analisis korelasi Rank Spearman.
3.2.7.1Rancangan Analisis Data Deskriptif
Menurut Sugiyono (2009:144) analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:
(42)
Variabel X1 terfokus pada penelitian terhadap komunikasi yang meliputi: 1.
Pengirim Pesan (Sender); 2. Pesan (Message); 3. Saluran (Medium); 4.
Penerima Pesan (Receiver); dan 5. Umpan Balik (Feedback).
2. Analisis Deskriptif Motivasi (X2)
Variabel X2 terfokus pada penelitian terhadap motivasi yang meliputi: 1.
Kebutuhan fisiologis, 2. Kebutuhan keamanan, 3. Kebutuhan sosial, 4. Kebutuhan penghargaan, dan 5. Kebutuhan aktualisasi diri.
3. Analisis Deskriptif Kepuasan Kerja (Y)
Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap komunikasi yang meliputi: 1. Pekerjaan itu sendiri, 2. Bayaran, 3. Promosi, 4. Supervisi, dan 5. Rekan kerja.
Analisis deskriptif yang menggunakan angket pada penelitian ini akan dibantu oleh program SPSS melalui distribusi frekuensi. Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran persentase yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan pada Tabel 3.9 sebagai berikut :
TABEL 3.9
KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN NO KRITERIA PENAFSIRAN KETERANGAN
1 0% Tidak Seorangpun
2 1% - 25% Sebagian Kecil
3 26% - 49% Hampir Setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51% - 75% Sebagian Besar
6 76% -99% Hampir Seluruhnya
7 100% Seluruhnya
(43)
3.2.7.2Rancangan Analisis Data Verifikatif
Teknik analisis data verifikatif yang digunakan untuk melihat hubungan
komunikasi (X1) dan motivasi (X2) dengan kepuasan kerja karyawan (Y) yaitu
menggunakan analisis korelasi. Penggunaan analisis korelasi bertujuan untuk:
1. Mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel;
2. Jika sudah terdapat hubungan, untuk melihat besar kecilnya hubungan
antar variabel;
3. Memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut signifikan
atau tidak.
Analisis korelasi yaitu teknik yang dipakai untuk menentukan sampai sejauh mana hubungan antar variabel. Untuk mengetahui korelasinya menggunakan rumus
koefisien korelasi Rank Spearman sebagai berikut:
(Ating S. dan Sambas Ali M., 2006:218) Dimana :
Keterangan :
rs = Koefisien korelasi Rank Spearman
∑x2 = Jumlah ranking yang sama pada variabel x
∑y2 = Jumlah ranking yang sama pada variabel y
∑d2 = Jumlah hasil pengurangan antara ranking yang terdapat pada variabel x
dan variabel y
N = Banyaknya data
(44)
Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara variabel X terhadap variabel Y, maka dibandingkan hasil koefisien korelasi rank spearman yang telah
diperoleh (rs) dengan batas-batas nilai r (korelasi) yang dapat dikategorikan
sebagai berikut:
TABEL 3.10
TABEL INTREPERTASI NILAI R (GUILFORD) Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2014:242)
3.2.7.3Pengujian Hipotesis
Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan harus menggunakan uji statistika yang tepat. Hipotesis penelitian akan diuji dengan mendeskripsikan hasil analisis korelasi. Adapun prosedur pengujian hipotesis ini adalah :
1. Rumuskan hipotesis ke dalam model statistik yaitu:
a. Hipotesis 1
Ho : ρ = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara komunikasi dengan
kepuasan kerja karyawan
Ha : ρ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara komunikasi dengan kepuasan
(45)
b. Hipotesis 2
Ho : ρ = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan
kepuasan kerja karyawan
Ha : ρ ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara motivasi dengan kepuasan
kerja karyawan
2. Pengujian dengan menggunakan uji statistik t (t-student) dengan rumus:
(Ating S. dan Sambas Ali M., 2006:218) Keterangan :
t = Nilai hitung uji
rs = Koefisien korelasi Spearman
N = Banyaknya responden
3. Menentukan titik krisis dan daerah kritis dengan derajat kebebasan n-2
4. Membandingkan nilai uji t terhadap nilai ttabel(1–α/2)(dk) dengan kriteria:
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
5. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara komunikasi dan motivasi dengan
kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi di Cikarang-Bekasi.
(46)
Harini Fajar Ningrum, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis regresi berganda yang dilakukan mengenai hubungan komunikasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. Difa Kreasi di Cikarang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran mengenai komunikasi pada bagian produksi PT. Difa Kreasi
dapat dilihat dari dimensi-dimensinya yang terdiri dari pengirim pesan, pesan, saluran, penerima pesan dan umpan balik berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan menilai penerapan komunikasi sudah baik. Komunikasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan. Komunikasi dapat menggerakan orang atau personil ke arah tujuan yang dicita-citakan perusahaan. Komunikasi berfungsi sebagai penyedia pengetahuan, pengendali, motivasi, dan sarana pengungkap emosi. Dimensi pesan merupakan dimensi yang memiliki penilaian paling tinggi dalam mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, sedangkan dimensi yang memiliki penilaian paling rendah dalam mempengaruhi kepuasan kerja adalah pengirim pesan.
2. Gambaran mengenai motivasi pada bagian produksi PT. Difa Kreasi dapat
dilihat dari dimensi-dimensinya yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan
(47)
Harini Fajar Ningrum, 2015
kebutuhan aktualisasi diri berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa karyawan menilai penerapan motivasi telah berjalan dengan baik. Motivasi merupakan faktor penentu keberhasilan perusahaan karena dapat meningkatkan semangat serta dorongan untuk karyawan, apabila karyawan sudah memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja maka akan menghasilkan hasil yang baik dan tujuan perusahaan akan tercapai secara efektif dan efisien. Dimensi kebutuhan sosial merupakan dimensi yang memiliki penilaian paling tinggi dalam mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, sedangkan dimensi yang memiliki penilaian paling rendah dalam mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah kebutuhan aktualisasi diri.
3. Gambaran mengenai kepuasan kerja karyawan pada pada bagian produksi
PT. Difa Kreasi yang diukur berdasarkan dimensi pekerjaan itu sendiri, bayaran, promosi, supervisi dan rekan kerja termasuk berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan sudah baik. Dimensi yang memiliki penilaian paling tinggi yaitu promosi dan dimensi yang memiliki penilaian paling terendah yaitu pekerjaan itu sendiri.
4. Komunikasi mempunyai hubungan/korelasi yang kuat dengan kepuasan
kerja karyawan sebesar 0,709.
5. Motivasi mempunyai hubungan/korelasi yang sedang dengan kepuasan
(48)
Harini Fajar Ningrum, 2015
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai pelaksanaan komunikasi dan motivasi yang dapat memenuhi kepuasan kerja karyawan, yaitu:
1. Komunikasi pada bagian produksi PT. Difa Kreasi dapat ditingkatkan pada
aspek pengirim pesan, dengan cara memberikan kesempatan yang lebih besar kepada karyawan untuk lebih banyak terlibat sehingga efektivitas komunikasi dapat tercapai. Karyawan menjadi lebih berpengalaman sebagai subjek komunikasi, pengalaman ini menjadi salah satu faktor penting dalam mengkomunikasikan pesan, karena karyawan akan mampu mengembangkan bahasa yang lebih efisien dan bersemangat untuk menjelaskan pesan/informasi yang diperlukan.
2. Motivasi pada bagian produksi PT. Difa Kreasi dapat ditingkatkan pada
aspek kebutuhan aktualisasi diri, dengan cara perusahaan lebih menghargai lagi keberadaan karyawan sebagai faktor utama penentu keberhasilan perusahaan. Perusahaan harus lebih memberikan ruang kebebasan bagi karyawan untuk lebih berkembang sesuai kemampuan dan minat karyawan itu sendiri, perusahaan bisa mangadakan pelatihan, seminar dan program lain sebagai wadah pengembangan diri karyawan.
3. Kepuasan kerja pada bagian produksi PT. Difa Kreasi dapat ditingkatkan
pada aspek pekerjaan itu sendiri, dengan cara perusahaan memberikan hal-hal baru dalam pekerjaan, sehingga pekerjaan tidak terlalu monoton bagi karyawan. Karyawan tentunya akan cenderung bosan melakukan
(49)
Harini Fajar Ningrum, 2015
pekerjaan yang menjemukan dan sifatnya berulang-ulang. Perusahaan bisa mencoba sesekali menggunakan sistem rotasi kerja yang akan menciptakan suasana baru bagi karyawan.
4. Upaya untuk memenuhi kepuasan kerja karyawan terbukti mampu
dilakukan dengan pembenahan pada komunikasi, maka penulis merekomendasikan agar perusahaan menyediakan tempat atau ruangan untuk berkomunikasi antar pegawai, dalam keadaan formal dan informal. Selain itu sebaiknya komunikasi dilakukan dengan cara terbuka dan disertai dengan nilai-nilai kejujuran, karena jika itu dapat dilakukan karyawan akan mengetahui mengenai kelebihan dan kekurangannya, karyawan dapat menyampaikan gagasan yang membangun untuk kemajuannya dan orang lain serta dapat memberikan masukan apa yang harus dilakukan.
5. Upaya untuk memenuhi kepuasan kerja karyawan terbukti mampu
dilakukan dengan pembenahan pada motivasi. Perusahaan harus bisa menciptakan suasana yang mendukung ke arah pembentukan situasi dan kondisi kerja yang nyaman, tentram dan saling menghargai. Pada karyawan yang berprestasi, perusahaan harus mampu memberikan penghargaan baik secara materi maupun non materi karena itu akan membangkitkan semangat kerja karyawan. Perusahaan juga harus mampu menangani konflik-konflik yang terjadi dalam perusahaan sehingga tercipta suasana kekeluargaan yang membuat para karyawan fokus dalam bekerja.
(50)
Harini Fajar Ningrum, 2015
Buku:
Amstrong, Michael. 2010. Armstrong’s handbook of Human Resorce
Management Practice 11th edition. United Kingdom: Kogan Page Limited. Ardana, Komang dan Nii Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2009.
Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Chr. Jimmy L. Gaol. 2014. A to Z Human Capital. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Colquitt, Jason A, Jeffery A.LePine, and Michael J.Wesson. 2011. Organizational
Behavior. New York: McGraw-Hill.
Creswell, John W, alih bahasa oleh Achmad fawaid. 2012. Research Design:
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danang, Sunyoto. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Buku
Seru
Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Depok: Raja Grafindo Persada.
Gibson, James L and John M. Ivancevich. 2012. Organizations: Behavior,
Structure, Processes. New York: McGraw-Hill.
Glinov, Mary Von and Steven McShane. 2010. Organizational Behavior. New
York: McGraw Hill.
Gomez-Mejia, Luis R and David B. Balkin and Robert L. Cardy. 2012. Managing
Human Resources. Prentice Hall: Pearson Education, Inc.
Gouzali Saydam. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 2. Jakarta:
Gunung Agung.
Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Jakarta: Suka
Buku.
Hasibuan, H. Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Hellriegel, Don and John W. Scolum. 2011. Organizational Behavior. South
Western: Cengage Learning.
Jones, Gareth R. and Jennifer M. George, 2012. Understanding and Managing
Organizational Behavior. Pearson Education, Inc, New Jersey.
Kinicki, Angelo and Robert Kreitner. 2010. Organizational Behavior. New York:
(51)
Harini Fajar Ningrum, 2015
Education, Inc.
Malthis, Robert L dan Jackson, John A. 2011. Manajemen Sumber DayaManusia.
Jakarta: Salemba Empat.
Mangkunegara, A.Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT. Refika Aditama.
_______. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Manullang & Marihot. 2008. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Presh.
Newstorm, John W. 2011. Organizational Behavior Human Behavior at Work.
New York: McGraw Hill.
Peace, R. Wayne dan Don. F. Faules. 2013. Komunikasi Organisasi: Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Djoko. 2011. Dasar-Dasar Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
Riduwan, 2012. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2012. Management 11th edition. New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2013. Organizational Behavior 15th
edition. Prentice Hall: Pearson Education, Inc.
Sangadji, Eta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan
Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Schermerhorn et.al. 2010. Organizational Behavior. United States of America:
John Wiley & Sons, Inc.
Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.
Siagan, Sondang. P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kakarta: Bumi
Aksara.
Siswanto, Bedjo. 2001. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
_______. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
(1)
Harini Fajar Ningrum, 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DIFA KREASI DI CIKARANG – BEKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai pelaksanaan komunikasi dan motivasi yang dapat memenuhi kepuasan kerja karyawan, yaitu:
1. Komunikasi pada bagian produksi PT. Difa Kreasi dapat ditingkatkan pada aspek pengirim pesan, dengan cara memberikan kesempatan yang lebih besar kepada karyawan untuk lebih banyak terlibat sehingga efektivitas komunikasi dapat tercapai. Karyawan menjadi lebih berpengalaman sebagai subjek komunikasi, pengalaman ini menjadi salah satu faktor penting dalam mengkomunikasikan pesan, karena karyawan akan mampu mengembangkan bahasa yang lebih efisien dan bersemangat untuk menjelaskan pesan/informasi yang diperlukan.
2. Motivasi pada bagian produksi PT. Difa Kreasi dapat ditingkatkan pada aspek kebutuhan aktualisasi diri, dengan cara perusahaan lebih menghargai lagi keberadaan karyawan sebagai faktor utama penentu keberhasilan perusahaan. Perusahaan harus lebih memberikan ruang kebebasan bagi karyawan untuk lebih berkembang sesuai kemampuan dan minat karyawan itu sendiri, perusahaan bisa mangadakan pelatihan, seminar dan program lain sebagai wadah pengembangan diri karyawan. 3. Kepuasan kerja pada bagian produksi PT. Difa Kreasi dapat ditingkatkan
pada aspek pekerjaan itu sendiri, dengan cara perusahaan memberikan hal-hal baru dalam pekerjaan, sehingga pekerjaan tidak terlalu monoton bagi karyawan. Karyawan tentunya akan cenderung bosan melakukan
(2)
Harini Fajar Ningrum, 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DIFA KREASI DI CIKARANG – BEKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pekerjaan yang menjemukan dan sifatnya berulang-ulang. Perusahaan bisa mencoba sesekali menggunakan sistem rotasi kerja yang akan menciptakan suasana baru bagi karyawan.
4. Upaya untuk memenuhi kepuasan kerja karyawan terbukti mampu dilakukan dengan pembenahan pada komunikasi, maka penulis merekomendasikan agar perusahaan menyediakan tempat atau ruangan untuk berkomunikasi antar pegawai, dalam keadaan formal dan informal. Selain itu sebaiknya komunikasi dilakukan dengan cara terbuka dan disertai dengan nilai-nilai kejujuran, karena jika itu dapat dilakukan karyawan akan mengetahui mengenai kelebihan dan kekurangannya, karyawan dapat menyampaikan gagasan yang membangun untuk kemajuannya dan orang lain serta dapat memberikan masukan apa yang harus dilakukan.
5. Upaya untuk memenuhi kepuasan kerja karyawan terbukti mampu dilakukan dengan pembenahan pada motivasi. Perusahaan harus bisa menciptakan suasana yang mendukung ke arah pembentukan situasi dan kondisi kerja yang nyaman, tentram dan saling menghargai. Pada karyawan yang berprestasi, perusahaan harus mampu memberikan penghargaan baik secara materi maupun non materi karena itu akan membangkitkan semangat kerja karyawan. Perusahaan juga harus mampu menangani konflik-konflik yang terjadi dalam perusahaan sehingga tercipta suasana kekeluargaan yang membuat para karyawan fokus dalam bekerja.
(3)
Harini Fajar Ningrum, 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DIFA KREASI DI CIKARANG – BEKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Amstrong, Michael. 2010. Armstrong’s handbook of Human Resorce Management Practice 11th edition. United Kingdom: Kogan Page Limited. Ardana, Komang dan Nii Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2009.
Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. Chr. Jimmy L. Gaol. 2014. A to Z Human Capital. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Colquitt, Jason A, Jeffery A.LePine, and Michael J.Wesson. 2011. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill.
Creswell, John W, alih bahasa oleh Achmad fawaid. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danang, Sunyoto. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Buku Seru
Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Depok: Raja Grafindo Persada. Gibson, James L and John M. Ivancevich. 2012. Organizations: Behavior,
Structure, Processes. New York: McGraw-Hill.
Glinov, Mary Von and Steven McShane. 2010. Organizational Behavior. New York: McGraw Hill.
Gomez-Mejia, Luis R and David B. Balkin and Robert L. Cardy. 2012. Managing Human Resources. Prentice Hall: Pearson Education, Inc.
Gouzali Saydam. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 2. Jakarta: Gunung Agung.
Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Jakarta: Suka Buku.
Hasibuan, H. Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hellriegel, Don and John W. Scolum. 2011. Organizational Behavior. South Western: Cengage Learning.
Jones, Gareth R. and Jennifer M. George, 2012. Understanding and Managing Organizational Behavior. Pearson Education, Inc, New Jersey.
Kinicki, Angelo and Robert Kreitner. 2010. Organizational Behavior. New York: McGraw Hill.
(4)
Harini Fajar Ningrum, 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DIFA KREASI DI CIKARANG – BEKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lai, Emily R. 2011. Motivation: A Literature Review. Prentice Hall: Pearson Education, Inc.
Malthis, Robert L dan Jackson, John A. 2011. Manajemen Sumber DayaManusia. Jakarta: Salemba Empat.
Mangkunegara, A.Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Refika Aditama.
_______. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Manullang & Marihot. 2008. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Presh.
Newstorm, John W. 2011. Organizational Behavior Human Behavior at Work. New York: McGraw Hill.
Peace, R. Wayne dan Don. F. Faules. 2013. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Djoko. 2011. Dasar-Dasar Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga Riduwan, 2012. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2012. Management 11th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2013. Organizational Behavior 15th edition. Prentice Hall: Pearson Education, Inc.
Sangadji, Eta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Schermerhorn et.al. 2010. Organizational Behavior. United States of America:
John Wiley & Sons, Inc.
Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.
Siagan, Sondang. P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kakarta: Bumi Aksara.
Siswanto, Bedjo. 2001. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
_______. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
(5)
Harini Fajar Ningrum, 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DIFA KREASI DI CIKARANG – BEKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
_______. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutrisno, Edy. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media. Suwatno dan Doni Juni Priansa. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik
dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Tampubolon, Manahan P. 2012. Perilaku Keorganisasian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Thoha, Miftah. 2012. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Umar, Husein. 2008. Metode Riset Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Usman, Husaini . 2010. Manajemen: Teori, Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo. 2013. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Jurnal :
Abugre, James Baba. 2011. Appraising the Impact of Organizational Communication on Worker Satisfaction in Organizational Workplace. Akses: oaji.net/articles/450-1391887054.pdf
Ayub, Nadia dan Shagufta Rafif. 2011. The Relationship Between Work
Motivation and Job Satisfaction. Akses:
http://www.iobm.edu.pk/pbr/pbr_1107/110708_workmotivation.pdf
Juwita, Kristin. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja Dan Komunikasi Organisasi terhadap Produktivitas Kerja melalui Kepuasan Kerja. Akses: http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=37048
Lunenburg, Fred C. 2010. Communication: The Process, Barriers, and Improving Effectiveness. Akses: http://www.nationalforum.com/
Mahmood, Azeem dan Asif Mahmood. 2010. Effect of Work Motivation on Job Satisfaction in Mobile Telecommunication Service Organizations of
Pakistan. Akses: http://www.ccsenet.org/journal/index.php
/ijbm/article/view/8085/6110
Parvin, Mosammod Mahamuda dan M M Nurul Kabir. 2011. Factors Affecting
Employee Job Satisfaction Of Pharmaceutical Sector. Akses:
ajbmr.com/articlepdf/AJBMR_19_23i1n9a13a.pdf
Rajhans, Kirti. 2012. Effective Organizational Communication: a Key to Employee Motivation and Performance. Interscience Management Review
(6)
Harini Fajar Ningrum, 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DIFA KREASI DI CIKARANG – BEKASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(IMR) ISSN: 2231-1513 Volume-2, Issue-2. Akses: http://.interscience.in/IMR_Vol2lss2/IMR_paper16.pdf
Tourani, Azadeh dan Sadegh Rash. 2012. Effect of Employee Communication and Participation on Employees Job Satisfaction: An Empirical Study on Airlines Companies in Iran. Akses: www.ipedr.com/.../010-ICETD2012-D00032.pdf
Zhu, Yanhan. 2012. A Review of Job Satisfaction. Akses: http://ccsenet.org/journal/index.php/ass/article/view/23561
Website :
http://www.indonesiafinancetoday.com/ Akses: 07.30 WIB:01 Februari 2014 http://www.kabarenergi.com/ Akses: 08.30 WIB:01 Februari 2014
http://respository.ipb.ac.id/, Akses: 08.00 WIB:29 Januari 2014 http://kemenperin.go.id/ Akses: 09.00 WIB:01 Februari 2014 http://www.kemenkeu.go.id/ Akses: 08.30 WIB:18 Februari 2014