PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL PENALARAN MORAL PESERTA DIDIK : studi deskriprif terhadap program bimbingan pribadi di SMP negeri 2 Lembang tahun ajaran 2014/2015.

(1)

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN

PROFIL

PENALARAN MORAL PESERTA DIDIK

(Studi Deskriprif terhadap Program Bimbingan Pribadi di SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh Norlizawati

1106463

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS PENDIDIKAN INDONESIA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015


(2)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik (Studi Deskriprif Terhadap Program Bimbingan Pribadi Di SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dala masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari phak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, November 2015 Yang membuat pernyataan,


(3)

LEMBAR HAK CIPTA

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL PENALARAN MORAL PESERTA DIDIK

(Studi Deskriprif terhadap Program Bimbingan Pribadi di SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh Norlizawati

1106463

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Norlizawati

Universitas Pendidikan Indonesia November 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak bleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(4)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v ABSTRAK

Norlizawati. (2015). Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik (Studi Deskriptif Tentang Program Bimbingan Pribadi di Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena perilaku tidak bermoral di kalangan peserta didik SMP. Peserta didik SMP yang masuk pada kategori remaja seharusnya sudah sudah bisa bersikap dengan menggunakan penalaran moral pada tahap otonom. Penalaran moral menjadi salah satu prediktor tindakan moral dan kemungkinan masalah dalam penalaran moral menyebabkan tingkah laku moral. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil penalaran moral peserta didik serta merumuskan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik yang layak untuk diterapkan. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 334 peserta didik. Jenis instrumen yang digunakan adalah angket dengan cerita dilema moral. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP berada pada tahapan penalaran moral otonom; (2) rumusan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik meliputi: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, visi dan misi program, sasaran program, komponen program, pengembangan rencana pelaksanaan layanan, serta evaluasi kegiatan layanan bimbingan dan konseling.


(5)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Norlizawati. (2015). Personal Guidance Program Based on student Moral Reasoning Profile (Descriptive Study On Personal Guidance program in Class VIII SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015).

The background to the research is the phenomenon of immoral behavior among junior high school

students. There is a gap between adolescent junior high school students’should have been able to be

using at the stage of autonomous moral reasoning. Moral reasoning to be one predictor of moral action and possible problems in moral reasoning led to moral conduct. The research aims to find the

profile of students’ moral reasoning and to formulate personal guidance program in accordance with the profile of students’ moral reasoning obtained. It adopted descriptive method with quantitative

approach. The participants of this research consisted of 334 eighth grade students of SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015. The instrument used was questionnaire.with the story of moral dilemma. Research results show that: (1) The profile of junior high school students’ moral reasoning was at the category of of autonomous moral reasoning; 2) The formulation of personal guidance

program is based on the profile of students’ moral reasoning, including: rationale, needs description,

aims, vision and missions of the program, objectives of the program, components of the program, the development plan of implementation services, as well as the evaluation of guidance and counseling services.


(6)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta kesehatan lahir batin sehingga dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik (Studi Deskriptif Tentang Program Bimbingan Pribadi di Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)”. Penulisan skripsi ini merupakan laporan penelitian tertulis untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk karya ilmiah yaitu skripsi yang tersusun menjadi lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang mengungkapkan latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian dan kerangka penelitian. Bab II adalah kajian teori yang berisi sajian konsep yang relevan dengan masalah yang hendak diungkap. Bab III adalah metode penelitian yang berisi desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, analisis data, serta prosedur penelitian. Bab IV berisi hasil temuan dan pembahasan. Bab V berisi simpulan dan rekomendasi.

Penulis sadar penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapakan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca guna perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat berguna atau bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Bandung, September 2015


(7)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyadari skripsi ini merupakan karya bersama, karena menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang bisa penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, Penulis menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan banyak terimakasih atas semua bantuan dan dukungan dari berbagai pihak selama pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini. Dan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis persembahkan kepada:

1. Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan pencerahan ketika penulis menghadapi kesulitan. Terimakasih juga penulis ucapkan atas perhatian dan dukungan sehingga skripsi ini dapat selesai. Semoga Allah SWT. membalas seluruh kebaikan Bapak dan senantiasa melimpahkan kesehatan dan keberkahan kepada Bapak beserta keluarga.

2. Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd., selaku mantan ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan untuk kepemimpinan dan kebijaksanaannya.

3. Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd., selaku dekan FIP yang memberikan suri tauladan dalam kepemimpinan, sikap dan kepribadian yang senantiasa ditunjukan.

4. Dr. Hj. Nani M Sugandhi, M.Pd., Dr. Sudaryat Nurdin Akhmad, M.Pd., selaku penimbang instrumen penelitian yang telah memberikan masukan dalam pengembangan instrumen.

5. Dr. Sudaryat Nurdin Akhmad, M.Pd., Dra. S.A. Lily Nurillah, M.Pd., dan Enden Nurhasanah, S. Pd., selaku penimbang program bimbingan dan konseling yang telah memberikan masukan yang membangun. 6. Drs. Sudaryat Nurdin Akhmad, M.Pd., selaku pembimbing akademik

yang telah memberikan bimbingan dan membantu kelancaran bagi penulis selama masa perkuliahan maupun saat penulisan skripsi.

7. Seluruh staff Dosen Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan ilmu ketika


(8)

iii

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkuliahan. Serta senantiasa memberikan motivasi dan pengalaman berharga kepada penulis ketika masa perkuliahan hingga saat ini.

8. Bapak Edwin dan Ibu Fiji selaku staff Tata Usaha Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang senantiasa memberikan kemudahan dalam mengurus keperluan administrasi selama masa kuliah dan dan dalam proses penulisan skripsi.

9. Kepala Sekolah, Staff Guru, Staff Tata Usaha, serta peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 atas bantuan dan dedikasinya untuk bersedia terlibat dalam pengumpulan data penelitian.

10. Teristimewa dan penghargaan tertinggi penulis persembahkan untuk Ayahanda tersayang Umat Bako dan Ibunda tercinta Aliyah, yang senantiasa mencurahkan doa, kasih sayang, serta motivasi dalam setiap langkah yang ditempuh oleh penulis. Saudara-saudara penulis tersayang Tijah, Alisli, Safarudin, Ismail, Jamaliah, Zulkarya, Arisantana, Agusmarwana, Jumardi Susanto, Suhendra, Nurul Hidayu, Budi Kurniawan, Atika Fitri Yani dan Rizki Ananda Putra penulis ucapkan terimakasih atas segala dukungan, kebahagiaan, dan juga inspirasi yang selalu diberikan. Penulis menyadari bahwa tidak ada kata-kata yang mampu mengungkapkan betapa besar pengorbanan dan keikhlasan yang telah kalian berikan kepada Penulis. Semoga Allah SWT. senantiasa melindungi dan melimpahkan kebahagiaan dunia dan akhirat kepada kalian.

11. Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau yang telah memberi kesempatan penulis untuk mengencam bangk perkuliahan dalam bentuk dana dan moril.

12. Guru-guru di SD Negeri 005 Lubuk Puding, SMP Negeri 1 Buru dan SMA Negeri 1 Buru yang senantiasa memberikan dukungan, doa, kasih sayang dalam perjalanan kuliah penulis.

13. Sahabat tersayang Winda Nalurita, Dian Purwanti, Ayunda Tresnasih, Yunita Herdiana, Dewy Suryanti, Sindy Artilita, Khairatun Nisa, Novianita, Badrul Hisam, Hardiansyah Imaduddin, Junaidi, dan


(9)

iv

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rubiana. Terima kasih telah menjadi tempat berbagi, terima kasih atas seluruh kenangan, pengorbanan, motivasi, kebahagiaan, susah senang yang telah kita jalani bersama, serta kasih sayang yang telah diberikan. Semoga persahabatan kita akan tetap terjalin hingga akhir nanti dan semoga Allah SWT. selalu melindungi kalian dan membalas seluruh kebaikan kalian semua.

14. Teman-teman seperjuangan seluruh mahasiswa PPB angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas seluruh kenangan, kebaikan, pelajaran dan canda tawa selama ini.

15. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas segala bantuannya.

Seluruh pencapaian penulis, tidak akan ada artinya tanpa dukungan, bimbingan dan doa dari seluruh pihak yang telah membantu penulis. Semoga Allah SWT. membalas seluruh kebaikan dan senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kalian semua. Mohon maaf apabila selama ini penulis telah banyak melakukan kesalahan, semoga doa cukup mewakilkan ungkapan terimakasih.

Bandung, September 2015 Penulis,

Norlizawati NIM. 1106463


(10)

v ABSTRAK

Norlizawati. (2015). Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik (Studi Deskriptif Tentang Program Bimbingan Pribadi di Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena perilaku tidak bermoral di kalangan peserta didik SMP. Peserta didik SMP yang masuk pada kategori remaja seharusnya sudah sudah bisa bersikap dengan menggunakan penalaran moral pada tahap otonom. Penalaran moral menjadi salah satu prediktor tindakan moral dan kemungkinan masalah dalam penalaran moral menyebabkan tingkah laku moral. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil penalaran moral peserta didik serta merumuskan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik yang layak untuk diterapkan. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 334 peserta didik. Jenis instrumen yang digunakan adalah angket dengan cerita dilema moral. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP berada pada tahapan penalaran moral otonom; (2) rumusan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik meliputi: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, visi dan misi program, sasaran program, komponen program, pengembangan rencana pelaksanaan layanan, serta evaluasi kegiatan layanan bimbingan dan konseling.


(11)

vi

ABSTRACT

Norlizawati. (2015). Personal Guidance Program Based on student Moral Reasoning Profile (Descriptive Study On Personal Guidance program in Class VIII SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015).

The background to the research is the phenomenon of immoral behavior among junior high school students. There is a gap between adolescent junior high school

students’should have been able to be using at the stage of autonomous moral reasoning.

Moral reasoning to be one predictor of moral action and possible problems in moral

reasoning led to moral conduct. The research aims to find the profile of students’ moral

reasoning and to formulate personal guidance program in accordance with the profile of

students’ moral reasoning obtained. It adopted descriptive method with quantitative

approach. The participants of this research consisted of 334 eighth grade students of SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015. The instrument used was questionnaire.with the story of moral dilemma. Research results show that: (1) The

profile of junior high school students’ moral reasoning was at the category of of

autonomous moral reasoning; 2) The formulation of personal guidance program is based

on the profile of students’ moral reasoning, including: rationale, needs description, aims,

vision and missions of the program, objectives of the program, components of the program, the development plan of implementation services, as well as the evaluation of guidance and counseling services.


(12)

vii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 5

D. Kerangka Penelitian ... 6

BAB II PENALARAN MORAL DAN BIMBINGAN PRIBADI ... 7

A. Penalaran Moral ... 7

1. Konsep Penalaran Moral ... 7

2. Tahapan Penalaran Moral ... 10

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penalaran dan Perubahan Moral Peserta Didik ... 16

B. Bimbingan Pribadi ... 21

1. Pengertian Bimbingan Pribadi ... 21

2. Aspek-Aspek Bimbingan Pribadi ... 21


(13)

viii

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Pribadi ... 23

5. Ruang Lingkup Bimbingan Pribadi ... 24

6. Materi Layanan Bimbingan Pribadi ... 25

7. Program Bimbingan Pribadi ... 27

8. Peranan Layanan Bimbingan Pribadi dalam Pengembangan Penalaran Moral Peserta Didik ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Partisipan Penelitian ... 31

1. Tempat Penelitian ... 31

2. Partisipan Penelitian... 31

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 31

1. Pendekatan Penelitian ... 31

2. Metode Penelitian ... 31

C. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data ... 32

1. Jenis Instrumen ... 32

2. Definisi Operasional Penalaran Moral ... 32

3. Pengembangan Kisi-Kisi ... 33

4. Pedoman Skoring dan Pedoman ... 36

5. Uji Coba Instrumen ... 37

D. Analisis Data ... 41

E. Prosedur Penelitian ... 43

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 45

A. Profil Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 45

B. Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 48


(14)

ix

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Deskripsi Kebutuhan ... 50

3. Tujuan Program ... 51

4. Visi dan Misi Program ... 52

5. Sasaran Layanan ... 52

6. Komponen Program ... 53

7. Pengembangan Tema ... 55

8. Evaluasi ... 58

BAB V PENUTUP ... 62

A. Simpulan ... 62

B. Rekomendasi ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(15)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dua Tahap Perkembangan Moral Piaget ... 13

Tabel 2.2 Perbandingan Tingkat Penalaran Moral Piaget ... 13

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik (Sebelum Uji Coba) ... 34

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik (Setelah Uji Coba) ... 35

Tabel 3.3 Kunci Jawabam ... 36

Tabel 3.4 Hasil Validitas Tahapan Penalaran Moral ... 39

Tabel 3.5 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen ... 40

Tabel 3.6 Reliability Statistics ... 40

Tabel 3.7 Tahapan Moral dengan Uji Statistik NonParametris ... 42

Tabel 3.8 Tahapan Penalara Moral dalam Persentase ... 42

Tabel 4.1. Gambaran Umum Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015... 45

Tabel 4.2. Gambaran Tahapan Penalaran Moral ... 50

Tabel 4.3. Pengembangan Tema Program Bimbingan Pribadi berdasarkan Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 56

Tabel 4.4. Format Evaluasi Program Bimbingan Pribadi berdasarkan Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 60


(16)

xi

DAFTAR GRAFIK


(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1

1. Surat Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi 2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas

3. Surat Izin Penelitian dari Departemen 4. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah 5. Lembar Pengesahan

6. Surat Rekomendasi Pembimbing 7. Kartu Bimbingan

LAMPIRAN 2

1. Validitas dan Realibilitas 2. Hasil Judgement Instrumen 3. Instrumen Sebelum Judgement

4. Instrumen Setelah Judgement

5. Instrumen Sebelum Uji Coba 6. Instrumen Setelah Uji Coba 7. Pengolahan Data

LAMPIRAN 3

1. Hasil Judgement Program

2. RPLBK

LAMPIRAN 4


(18)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bagsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain dengan pernyataan itu Ki Hajar

Dewantara menyatakan bahwa: ”pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk

memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek),

dan tubuh anak”.

Dalam penelitian Nur Azizah mengenai strategi pembelajaran moral sangat diperlukan karena banyaknya perilaku moral dikalangan peserta didik seperti membolos, mencontek ketika ujian atau ulangan harian, berkelahi antar teman. Fakta menunjukkan bahwa terdapat kasus penyimpangan perilaku moral peserta didik di sekolah dengan segala variasinya seperti membolos sebanyak 10%, mencontek sebanyak 40%, berkelahi sebanyak 5% (data pada MTsN Gondowulung, 2003/2004). Hal ini menunjukkan indikasi tentang tidak adanya peningkatan yang signifikan dari perkembangan perilaku moral peserta didik dengan pendidikan di sekolah. (Nur Azizah, 2005, hlm.2)

Salah satu fenomena yang melanda remaja tampak pada fenomena 6-20 % peserta didik tingkat SMA dan mahasiswa di Jakarta pernah melakukan hubungan seks pra nikah. Selain itu hasil penelitian lain, menunjukan bahwa sebanyak 50% dari pengunjung klinik aborsi berusia 15-20 tahun, dan 44,5 % dari pengunjung klinik aborsi berusia antara 15-20 tahun itu adalah hamil di luar nikah (Boyke, 1999). Fenomena perilaku seks pra nikah ini tidak hanya terjadi di Jakarta. Sebuah penelitian terhadap 37 remaja berusia 16-20 tahun di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada tahun 1998, menunjukkan bahwa sekitar


(19)

2

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

80% telah melakukan perilaku seksual necking; 70% pernah melakukan petting; dan 65% pernah melakukan premarital intercourse (Nurhayati, 1998).

Jika perilaku remaja tidak sesuai dengan harapan sosial mka akan terjadi kesenjangan dan konflik. Misalnya saja, pemberitaan di televisi menyuguhkan tayangan tentang pemerkosaan yang korban dan pelakunya adalah peserta didik di sekolah, pencurian, pemerkosaan, geng motor yang berakhir dengan perkelahian dengan senjata tajam, belum lagi kasus video porno yang ternyata 90 % pelaku dan pembuatnya adalah peserta didik usia remaja (Musfiroh, 2008).

Laporan Komisi Perlindungan Anak atau Komnas Anak dari survei yang dilakukan pada tahun 2007 di 12 kota besar di Indonesia tentang perilaku seksual remaja sungguh sangat mengerikan. Hasilnya adalah dari 4500 remaja yang disurvei, 97 % mengaku pernah menonton film porno. Sebanyak 93,7 % remaja SMP dan SMA mengaku pernah berciuman serta happy petting (bercumbu berat) dan oral seks. Yang lebih menyeramkan lagi adalah 62,7 % remaja SMP mengaku tidak perawan lagi, bahkan 21,2 % remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi. (Dok.SCTV 24 Juli 2008).

Sementara itu, berdasarkan penelitian Departemen Kesehatan RI (Pikiran Rakyat; 21 Desember 2008) terhadap pada peserta didik di 18 provinsi, terdapat satu dari enam peserta didik mengalami tindakan kekerasan di sekolah dengan cara melukai, memberikan ancaman, menciptakan terror, dan menunjukkan sikap permusuhan sehingga menimbulkan dampak seperti stress (76%), hilang konsentrasi (71%), gangguan tidur (71%), paranoid (60%), sakit kepala (55%), dan obsesi (52%). Sedikitnya 25% anak yang diganggu memilih menghabisi nyawanya sendiri dengan jalan bunuh diri. Tindakan kekerasan juga berdampak pada para pelaku yaitu mereka merasa menjadi jagoan sehingga senang berkelahi (54%), berbohong (87%), serta tidak memperdulikan peraturan sekolah (33%).

Hasil penelitian Asri Budiningsih di Yogyakarta (2009) dengan menggunakan metode moral dilemma mampu meningkatkan penalaran moral, dan keimanan mahasiswa, sehingga tidak ada lagi penalaran moral responden yang berada pada tahap II, 24,3% meningkat dari tahap II ke tahap III, 32,43% meningkat dari tahap III ke tahap IV dan 2,7% meningkat dari tahap IV ke tahap


(20)

3

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

V, 48,65% meningkat dari tahap III ke tahap IV, dan 5,4% meningkat dari tahap IV ke tahap V.

Penelitian menunjukkan bahwa penalaran moral menjadi salah satu prediktor tindakan moral dan kemungkinan masalah dalam penalaran moral menyebabkan tingkah laku moral (Kohlberg, 1976 hlm.32 dalam Delfia). Sejalan dengan hal itu, Kohlberg menunjukkan meskipun banyak faktor yang dapat menimbulkan banyak faktor yang dapat menimbulkan kenakalan remaja (delinquency), tetapi tingkatan penalaran moral yang tinggi sekurang-kurangnya berfungsi sebagai penghambat tingkah laku delinquent (Duska dan Whelan, 1975 hlm.111).

Menurut Piaget, penalaran moral dilandasi oleh kematangan dari segi kognitif dan sosial yang terjadi saat seseorang terlibat dalam hubungan antar terjadinya manusia atau interaksi sosial (Duska dan Whelan, 1975 hlm. 31). Perkembangan kognisi merupakan dasar terjadinya peningkatan tahap penalaran moral, tetapi tidak mempengaruhi perkembangan penalaran moral secara langsung. Untuk dapat mencapai tahap penalaran moral yang tertinggi, perkembangan kognitif seseorang telah mencapai taraf formal operasional, ketika ia telah mampu untuk berfikir hipotetik dan abstrak. Berfikir secara operasional formal mulai berkembang pada saat seseorang mencapai usia remaja, dengan demikian maka perkembangan menuju perkembangan moral yang matang telah berlangsung pula. Dengan kemampuan ini, remaja diharapkan mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan untuk membentuk sistem nilai moral dan falsafah hidup. Dapat dikatakan bahwa penanggulangan terhadap masalah-masalah moral remaja merupakan salah satu penentu masa depan mereka dan bangsanya (Mulyono, 1984).

Hasil penelitian dilakukan Delfia (2010) menunjukkan bahwa pada umumnya penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP berada pada tahap penalaran semi otonom yang mencapai 72,4%. Selanjutnya peserta didik yang berada pada tahap penalaran otonom mencapai 18,39%, sedangkan peserta didik yang berada pada tahap penalaran moral heteronom mencapai 9,19%.

Sekolah merupakan salah satu lingkungan yang memainkan peran dan berpotensi besar untuk membantu remaja mencapai perkembangan moralnya. Hal


(21)

4

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini selaras ini dengan pendapat Harvighurst (Yusuf, 2006, hlm. 55) yang mengungkapkan bahwa sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting dalam membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan.

Yusuf (2006, hlm. 54) mengemukakan beberapa alasan sekolah berperan penting bagi perkembangan kepribadian remaja, yaitu : (1) sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini, seiring dengan perkembangan konsep dirinya; (2) anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar sekolah.

Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu komponen integral dari pelaksanaan pendidikan di sekolah seyogyanya mampu memberikan layanan bantuan yang bersifat psikoedukatif, yang tidak diperoleh remaja dalam kegiatan belajar mengajar di ruang kelas. Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan sebagai media untuk membantu remaja dalam mengembangkan penalaran moral, sehingga remaja memiliki perilaku yang penuh dengan nilai moral dapat bertindak berdasarkan pertimbangan dan tanggung jawab subjektif.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing adalah melaksanakan layanan bimbingan. Bimbingan yang dilaksanakan merupakan bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami individu.

B. Rumusan Masalah

Latar belakang permasalahan di atas menunjukkan adanya fenomena perilaku

unmoral peserta didik pada usia SMP, SMA atau SMK. Perilaku unmoral muncul disebabkan karena mereka kurang mampu menyaring perilaku-perilaku yang masuk dalam di kehidupan mereka, karena hal itu disebabkan penalaran moral yang rendah. Penalaran moral merupakan prediktor dari tindakan moral dan tingkat penalaran moral yang tinggi sekurang-kurangnya berfungsi sebagai penghambat tingkah delinquent (Duska dan Whelan, 1982 hlm.111). Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku peserta didik yang menyimpang norma masyarakat, seperti tawuran, seks bebas, penggunaan dan


(22)

5

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengedaran narkoba, pelanggaran tata tertib sekolah, menyontek dan berbohong diakibatkan oleh penalaran moral yang rendah.

Berdasarkan uraian masalah tersebut diperoleh sebuah pertanyaan umum sebagai arahan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP yang layak untuk diterapkan menurut pertimbangan pakar dan praktisi bimbingan dan konseling?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian bertujuan adalah untuk menghasilkan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 yang layak untuk diterapkan menurut pertimbangan pakar dan praktisi bimbingan dan konseling.

Tujuan khusus penelitian yaitu memperoleh gambaran empirk tentang : a. Mendeskripsikan penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP. b. Menghasilkan program bimbingan pribadi berdasarkan profil

penalaran moral peserta didik kelas VIII yang layak untuk diterapkan menurut pertimbangan pakar dan praktisi bimbingan dan konseling. 2. Manfaat Peneitian

a. Teoretis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kajian ilmu terkait program bimbingan pribadi dan penalaran moral peserta didik.

b. Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para praktisi pendidikan khususnya guru Bimbingan dan Konseling dalam mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan perilaku yang melanggar moralitas.


(23)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

6

D. Kerangka Penelitian

Grafik 1.1 Kerangka Alur Penelitian

1.Judgement pakar 2.Uji keterbacaan 3.Uji Validitas dan

realibilitas Studi Lapangan

Rumusan Instrumen Identifikasi Masalah

Pendahuluan

Judgement Rancangan Program Bimbingan Pribadi berdasarkan Profil

Penalaran Moral Peserta Didik oleh Pakar

Rancangan Program Bimbingan Pribadi

berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta

Didik

Profil Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII

SMP Studi Pustaka

Instrumen Terstandar

Penyebaran Instrumen

Program Bimbingan Pribadi berdasarkan Profil

Penalaran Moral Peserta Didik yang Layak


(24)

7

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(25)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Partisipan Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lembang beralamat Jalan Maribaya No.129 Desa Langensari Kota Bandung Barat.

2. Partisipan

Partisipan dalam penelitian adalah peserta didik yang secara administratif terdaftar dan aktif dalam pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang sebanyak 334 peserta didik dari 9 kelas. Hasil survei dengan menggunakan Inventori Tugas Perkembangan (ITP) yang dilakukan terhadap kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang menunjukkan adanya peserta didik yang tahapan rendahnya dalam penalaran moralnya. Sehingga peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap penalaran moral peserta didik.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis secara sistematis dengan menggunakan angka-angk dan pengolahan statistik (Syaodih, 2008, hlm.53). Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis data mengenai tahap penalaran moral peserta didik berdasarkan perhitungan-perhitungan secara statistik yang diperoleh melalui penyebaran instrumen penalaran moral.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang ditujukan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang terjadi pada masa sekarang dan aktual tanpa menghiraukan kejadian pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan cara mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian (Arikunto,


(26)

32

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2006, hlm.136). Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan penalaran moral peserta didik SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 sebagai landasan penyusunan program bimbingan pribadi.

C. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data

Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah instrumen penalaran moral peserta didik sebagai alat pengumpul data. Pengemabngan instrumen diawali dengan merumuskan definisi operasional, merumuskan kisi-kisi instrumen, menyusun butir-butir instrumen kemudian diuji kelayakannya baik dari segi validitas konstruk (validitas dan reliabilitas) dan validitas kontennya (kterbacaan instrumen).

Berikut deskripsi langkah pengembangan instrumen penalaran moral. 1. Jenis Instrumen

Jenis instrumen penalaran moral yang digunakan ini merupakan adaptasi dari instrumen penalaran moral Jean Piaget untuk kepentingan penelitian. Namun dalam pengembangannya, peneliti menyesuaikan cerita dilema moral dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang peneliti teliti. Dalam instrumen penalaran moral Piaget menyajikan cerita yang berisi tentang dilema-dilema moral. Cerita-cerita dilema moral yang disajikan berupa aspek kepatuhan, kejujuran dan keadilan. Dalam aspek tersebut Piaget menyajikan cerita-cerita tentang kecerobohan atau kesembronoan, mencuri, berbohong, hukuman dan keadilan. Cerita-cerita yang disajikan untuk anak yang berusia 4-14 tahun. Selain bentuk dari instrumen penalaran moral ini menyerupai dengan cerita dilema Kohlberg, dan setiap pilihan jawaban merupakan gambaran tahapan penalaran moral.

2. Definisi Operasional Penalaran Moral

Piaget (Duska dan Whelan, 1982 hlm.31) menyatakan bahwa penalaran moral adalah kemampuan seseorang seseorang dalam mengambil peranan orang lain dan dalam melihat tindakan dari perspektif


(27)

33

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain yang berbeda dengan perspektifnya sendiri berdasarkan pertimbangan dan tanggung jawab subjektif.

Penalaran moral peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik kelas VIII dalam mempertimbangkan alasan dan keputusan untuk bertindak saat dihadapkan isu-isu moral yang berkaitan dengan pencurian, tindakan keliru, berbohong, hukuman, bermain serta keadilan dan otoritas yang terkandung dalam cerita dilema moral.

Tahap penalaran moral dalam penelitian ini mengacu pada tahapan penalaran moral Piaget. Tahap pertama yaitu tahap moralitas heteronom, tahap kedua merupakan masa peralihan dari moralitas heteronom kepada moralitas otonom yang disebut semiotonom. Dan tahap ketiga yaitu tahap moralitas otonom.

3. Pengembangan Kisi-Kisi

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang berupa cerita dilema moral. Cerita dilema moral tersebut berisi sejumlah cerita berhubungan dengan persoalam mencuri, kesembronoan, berbohong, hukuman, keadilan dan otoritas. Setiap item cerita diserta dengan tiga pilihan respon yang harus dipilih oleh peserta didik sesuai dengan pertimbangannya. Tiga pilihan respon tersebut mengacu kepada karakteristik tahap penalaran moral Piaget yaitu tahap penalaran moral heteronom, semiotonom dan otonom yang tersebar dalam pilihan jawaban a, b dan c.

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian telah melalui tahap uji coba terhadap populasi di luar sampel penelitian, sehingga dapat diketahui kelayakan serta validitas instrumen yang dipergunakan untuk penelitian. Lebih rinci kisi-kisi instrumen penelitian tentang penalaran moral sebleum dan setelah dilakukan uji coba dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 sebagai berikut.


(28)

34

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik (Sebelum Uji Coba)

No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah

Cerita

1 Kepatuhan

a.Heteronom :

Peraturan dianggap baik oleh individu karena berasal dari orang dewasa dan tidak dapat diubah

b.Semi Otonom :

Peraturan dianggap penting karena berfungsi untuk mengatur suatu aktivitas c.Otonom :

Peraturan dianggap sebagai keputusan bebas dan harus dhormati karena sudah disepakati

Dalam mengukur

kepatuhan disajikan 6 cerita dilema moral , di antaranya 3 berhubungan

dengan tindakan

sembrono yang terdapat ada nomor 1, 3, 6 dan 3 tentang cerita dilema moral yang berhubungan dengan tindakan mencuri yang terdapat pada nomor 2, 4, 9.

7

2 Kejujuran

a.Heteronom :

Individu tidak membesar-besarkan sesuatu yang bukan fakta

b. Semi Otonom :

Individu dapat menjaga kepercayaan orang lain c. Otonom :

Individu sengaja

mengatakan sesuatu yang benar

Dalam mengukur

kejujuran disajikan 3 cerita dilema moral yaitu tentang cerita yang

berhubungan dengan

tindakan berbohong yang terdapat pada nomor 7, 8, 10

4

3 Keadilan a. Heteronom :

Individu melakukan

Dalam mengukur


(29)

35

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah

Cerita tindakan atas permintaan

dan perintah orang dewasa b. Semi Otonom :

Individu melakukan

tindakan atas dasar kesamaan hak

c. Otonom :

Individu melakukan

tindakan atas dasar

kesamaan hak dan

kewajiban

cerita dilema moral, di antaranya 4 berhubungan dengan hukuman yang terdapat pada nomor 5, 14, 15, 16 dan 3 tentang

berhubungan dengan

keadilan dan otoritas yang terdapat pada nomor 11, 12, 13

Jumlah 16

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik (Setelah Uji Coba)

No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah

Cerita

1 Kepatuhan

d.Heteronom :

Peraturan dianggap baik oleh individu karena berasal dari orang dewasa dan tidak dapat diubah

e.Semi Otonom :

Peraturan dianggap penting karena berfungsi untuk mengatur suatu aktivitas f. Otonom :

Peraturan dianggap sebagai

Dalam mengukur

kepatuhan disajikan 6 cerita dilema moral , di antaranya 3 berhubungan

dengan tindakan

sembrono yang terdapat ada nomor 1, 3, 6 dan 3 tentang cerita dilema moral yang berhubungan dengan tindakan mencuri yang terdapat pada


(30)

36

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah

Cerita keputusan bebas dan harus

dhormati karena sudah disepakati

nomor 2, 4, 9.

2 Kejujuran

d. Heteronom :

Individu tidak membesar-besarkan sesuatu yang bukan fakta

e. Semi Otonom :

Individu dapat menjaga kepercayaan orang lain f.Otonom :

Individu sengaja

mengatakan sesuatu yang benar

Dalam mengukur

kejujuran disajikan 3 cerita dilema moral yaitu tentang cerita yang

berhubungan dengan

tindakan berbohong yang terdapat pada nomor 7, 8, 10

4

3 Keadilan

d. Heteronom :

Individu melakukan

tindakan atas permintaan dan perintah orang dewasa e. Semi Otonom :

Individu melakukan

tindakan atas dasar

kesamaan hak f. Otonom :

Individu melakukan

tindakan atas dasar

kesamaan hak dan

kewajiban

Dalam mengukur

keadilan disajikan 7 cerita dilema moral, di antaranya 4 berhubungan dengan hukuman yang terdapat pada nomor 5, 14, 15, 16 dan 3 tentang

berhubungan dengan

keadilan dan otoritas yang terdapat pada nomor 11, 12, 13

7


(31)

37

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pedoman Skoring dan Penafsiran

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP berupa angket. Angket digunakan atas dasar jumlah responden besar, dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia (Sugiyono, 2012 hlm. 172). Angket yang disajikan dalam bentuk cerita dilema moral. Cerita dilema moral tersebut berhubungan dengan mencuri, kesembronoan, berbohong, hukuman, keadilan dan otoritas. Setiap item cerita disertai tiga pilihan respon yang dipilih oleh peserta didik sesuai dengan pertimbangannya. Tiga pilihan respon tersebut mengacu kepada karakteristik tahapan penalaran moral Piaget yaitu tahapan penalaran moral heteronom, semi otonom dan otonom yang terdapat dalam pilihan jawaban a, b, dan c.

Tabel 3.3 Kunci Jawaban Nomor

Soal Cerita

Alternatif Jawaban

A B C

1 Heteronom Semiotonom Otonom

2 Semiotonom Otonom Heteronom

3 Otonom Semiotonom Heteronom

4 Heteronom Semiotonom Otonom

5 Otonom Heteronom Semiotonom

6 Otonom Semiotonom Heteronom

7 Semiotonom Otonom Heteronom

8 Heteronom Semiotonom Otonom

9 Otonom Semiotonom Heteronom

10 Heteronom Otonom Semiotonom

11 Heteronom Semiotonom Otonom

12 Heteronom Semiotonom Otonom

13 Heteronom Otonom Semiotonom

14 Semiotonom Heteronom Otonom

15 Semiotonom Heteronom Otonom

16 Otonom Semiotonom Heteronom

Adapun teknik penyekoran dalam instrumen ini menggunakan skala rating scale. Dengan interval jawaban skor adalah 1-9. Setiap responden memberikan skor pada semua jawaban dan memberikan skor paling tinggi untuk jawaban yang dianggap paling tepat menurut responden. Selanjutnya


(32)

38

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawaban dikelompokkan sesuai dengan tahapan untuk setiap responden dan data diolah dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 20. Dan disini akan terlihat profil penalaran moral responden secara keseluruhan. 5. Uji Coba Instrumen

a. Uji Rasional Instrumen

Uji rasional atau yang lebih dikenal dengan penimbangan (judgement) alat pengumpul data dilakukan untuk melihat kesesuaian antara konstruk instrumen dengan landasan teoretis, definisi operasional dan ketepatan bahasa untuk subjek yang akan memberikan respon.

Penimbangan (judgement) dalam penelitian ini dilakukan oleh para pakar bimbingan dan konseling di lingkungan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yaitu Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M.Pd., Drs. Sudaryat Nurdin Ahmad dan praktisi bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Lembang. Penimbangan dilakukan untuk menilai memadai atau tidaknya pernyataan yang digunakan dalam instrumen dengan melihat segi konstruk, konten dan redaksi. Pernyataan atau cerita yang berkualifikasi memadai (M) dapat langsung digunakan sebagai cerita dilema dalam instrumen penelitian sementara yang berkualifikasi tidak memadai (TM) perluu direvisi dan diperbaiki.

Adapun hasil dari penimbangan instrumen oleh pakar dan praktisi yaitu dari 18 cerita dilema menjadi 16 cerita dilema yang layak digunakan. Penimbangan tersebut dari segi konstruk, konten dan redaksi. Kemudian penimbang juga memberikan masukan-masukan dari segi bahas di setiap cerita dan pilihan jawaban yaitu gar bahada tersebut disesuaikan dengan karakter peserta didik dan lebih disederhanakan sehingga peserta didik bisa memahaminya.

b. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengukur keterbacaan instrumen agar dapat dipahami oleh subjek penelitian. Uji keterbacaan dilakukan kepada peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Lembang sebanyak 10 orang. Setelah dilakukan uji keterbacaan, ada beberapa kata dan kalimat dalam instrumen penelitian yang perlu diperbaiki sesuai


(33)

39

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan kebutuhan sehinggga dapat dimengerti peserta didik. Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui kata-kata atau kalimat dalam cerita atau pilihan jawaban dapat disederhanakan tanpa mengubah dari isi cerita atau pilihan jawaban tersebut.

c. Uji Validitas

Uji validitas instrumen dilakukan utnuk menunjukkan tingkat kesahihan instrumen yang akan digunakan dalam penggumpulan data penelitian. Suatu instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan tepat sehingga instrurmen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang sebenarnya harus diukur (Arikunto, 2002, hlm. 145).

Pengujian validitas instrumen yang dilakukan dalam penelitian adalah setiap tahapan moral yang terdapat dalam angket yang mengungkap penalaran moral. Uji validitas dilakukan kepada peserta didik SMP Negeri 2 Lembang kelas VII sebanyak 125 peserta didik.

Adapun uji validitas instrumen penalaran moral peserta didik menggunakan software IBM SPSS Statistics 20. Hasil uji validitas setiap item tahapan moralnya adalah valid semuanya. Dan gambaran hasil validitasnya sebagai berikut.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Tahapan Penalaran Moral No

Item Correlation Coefficient Heteronom Semiotonom Otonom Item 1

Correlation Coefficient ,244**

Valid

,497**

Valid ,504**

Valid

Sig. (1-tailed) ,003 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 2

Correlation Coefficient ,327**

Valid ,305

**

Valid ,546

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 3

Correlation Coefficient ,470**

Valid ,435

**

Valid ,504

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 4

Correlation Coefficient ,501**

Valid ,391

**

Valid ,412

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 5

Correlation Coefficient ,503**

Valid ,466

**

Valid ,408

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000


(34)

40

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No

Item Correlation Coefficient Heteronom Semiotonom Otonom Item 6

Correlation Coefficient ,516**

Valid ,552

**

Valid ,549

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 7

Correlation Coefficient ,588**

Valid ,532

**

Valid ,627

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 8

Correlation Coefficient ,569**

Valid ,526

**

Valid ,411

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 9

Correlation Coefficient ,476**

Valid ,430

**

Valid ,231

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,005

N 125 125 125

Item 10

Correlation Coefficient ,404**

Valid ,436

**

Valid ,647

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 11

Correlation Coefficient ,552**

Valid ,317

**

Valid ,524

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 12

Correlation Coefficient ,242**

Valid ,382

**

Valid ,672

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,003 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 13

Correlation Coefficient ,323**

Valid ,514

**

Valid ,523

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 14

Correlation Coefficient ,498**

Valid ,382

**

Valid ,496

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 15

Correlation Coefficient ,469**

Valid ,394

**

Valid ,510**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

Item 16

Correlation Coefficient ,558**

Valid ,515

**

Valid ,544

**

Valid

Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000

N 125 125 125

d. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) yang dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Arikunto, 2002 hlm.154)

Untuk mengetahui tingkat realibitas digunakan klasifikasi atau kriteria sebagai berikut :


(35)

41

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

Kriteria Kategori

0,91 – 1,00 Derajat Keandalan sangat tinggi 0,71 – 0,90 Derajat Keandalan Tinggi 0,41 – 0,70 Derajat Keandalan Sedang 0,21 – 0,40 Derajat Keandalan Rendah

< 0,20 Derajat Keandalan Sangat Rendah

(Rakhmat dan Solehuddin 2006, hlm.74)

Uji realibilitas instrumen ini menggunakan software IBM SPSS

Statistics 20 dan diperoleh nilai realibilitas sebagai berikut.

Tabel 3.6

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,868 48

Berdasarkan hasil dari software IBM SPSS Statistics 20 uji coba instrumen penalaran moral diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.86, hal tersebut menunjukkan bahwa derajat keterandalan instrumen yang digunakan tinggi artinya instrumen ini mampu menghasilkan skor-skor pada setiap item dengan konsisten serta layak untuk digunakan dalam penelitian sebagai alat pengumpul data.

D. Analisis Data

Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul adalah mengolah dan menganalisa data sebagai bahan acuan dalam penyusunan program bimbingan pribadi. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen tersebut kemudian diolah dengan menentukan tingkat penalaran moral peserta didik, baik yang berada pada tahap heteronom, semiotonom dan otonom. Adapun untuk menentukan kedudukan subjek tersebut menggunakan software IBM SPSS


(36)

42

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data hasil dari instrumen yang disebarkan kemudian diolah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Untuk jenis skala yang digunakan adalah rating scale, dikarenakan hasil skor peserta didik diurutkan berdasarkan tingkatan. Hal ini diperkuat oleh Jainuri (http://bolehsaja.net/skala-bertingkat-rating-scale/#.VfWdLa2LK2c) rating scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berisi tentang sikap/tingkah laku, gejala atau fenomena sosial yang ingin diselidiki yang dicatat secara bertingkat. Jenis rating scale yang digunakan adalah numerical rating scale yaitu pernyataan yang berkualitas dari sesuatu yang akan diukur menggunakan angka sebagai petunjuk skor.

Karena data tidak berdistribusi normal maka analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik nonparametris. Analisis statistik nonparametris yang aman dewasa ini tidak membuat asumsi mengenai data yang berdistribusi secara normal dapat digunakan untuk semua jenis data dengan tingkat keberhasilan yang sama dengan statisik parametrik dan cocok untuk generalisasi data kepada populasi (Morissan, 2012, hlm. 307). Dari pengolahan data menggunakan software IBM SPSS Statistics 20, didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 3.7

Tahapan Penalaran Moral dengan Uji Statistik Nonparametris Tahapan Moral N Mean

Rank

Heteronom 334 202,10

Semiotonom 334 521,82

Otonom 334 780,59

Total 1002

Jika hasil tersebut dipersentasekan adalah sebagai berikut : Tabel 3.8

Tahapan Penalaran Moral dalam Persentase Tahapan Moral Persentase (%)

Heteronom 13,43 %

Semiotonom 34,68 %


(37)

43

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap kategori atau tahap mengandung pengertian sebagai berikut :

Tahap Heteronom :Pada tahap ini, peserta didik cenderung menerima begitu saja segala aturan yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap kompeten. Keadilan dan peraturan dipaham sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah.

Tahap Semiotonom :Tahap ini merupakan tahap transisi dari tahap penalaran moral heteronom menuju otonom, dan karakteristik yang ditujukan peserta didik pada tahap ini adalah karakteristik yang dimiliki kedua tahap tersebut. Pada tahap ini peserta didik memahami bahwa aturan yang berasal dari luar dirinya dapat diubah menurut aturan-aturan yang dibuat olehnya, tetapi ia belum dapat melepaskan diri dari pengaruh luar karena ia harus memelihara aturan itu dan harus memperlihatkan rasa hormat kepada otoritas, sehingga terdapat perbedaan antara intensi dengan pelaksanaan aturan itu.

Tahap Otonom : Pada tahap ini peserta didik sudah memiliki pemikiran akan perlunya memodifikasi aturan-aturan untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang baik. Peserta didik menyadari bahwa peraturan dan hukum dibuat oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan intensi pelaku selain memikirkan konsekuensinya

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Langkah awal adalah menyusun proposal penelitian, selanjutnya seminar proposal penelitian dan penentuan dosen pembimbing.


(38)

44

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Selanjutnya penyusunan BAB I dan BAB II yang terdiri dari identifikasi masalah, studi lapangan dan studi pustaka.

3. Merumuskan rancangan instrumen penelitian

4. Menjudgement instrumen penelitian kepada pakar bimbingan dan konseling

5. Uji keterbacaan instrumen kepada peserta didik yang bukan bagian dalam penelitian

6. Uji validitas dan uji relaibilitas instrumen sebelum disebar kepada peserta didik yang bukan bagian dalam penelitian

7. Setelah itu, instrumen disebar, selanjutnya pengolahan data untuk mendapatkan profil penalaran moral peserta didik sebagai acuan untuk membuat rancangan program untuk selanjutnya disusun dalam BAB III 8. Membuat rancangan program bimbingan pribadi berdasarkan profil


(39)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62 BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tentang bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri Lembang tahun ajaran 2014/2015 dapat disimpulkan bahwa

1. Profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang yaitu peserta didik yang berada pada tahap penalaran moral otonom yaitu peserta didik sudah memiliki pemikiran akan perlunya memodifikasi aturan-aturan untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang baik. Peserta didik menyadari bahwa peraturan dan hukum dibuat oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan intensi pelaku selain memikirkan konsekuensinya.

2. Program bimbingan yang dirancang berdasarkan profil penalaran moral peserta didik yang layak dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015. Progrm bimbingan pribadi yang disusun bertujuan untuk mengembangkan aspek dalam penalaran moral seperti aspek kepatuhan, kejujuran serta keadilan. Program yang disusun dikembangkan diarahkan kepada peserta didik yang berada pada tahap penalaran moral otonom. Struktur program yang dikembangkan terdiri atas rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, visi dan misi program, sasaran layanan, komponen program pengembangan tema, Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK), serta evaluasi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa rekomendasi yang diberikan kepada pihak sebagai berikut :

1. Kepala sekolah

Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan di sekolah diharapakn bisa menfasilitasi peserta didik dalam pencapaian perkembangan moralnya. Oleh karena itu program bimbingan yang dirancang diharapkan bisa relevan untuk


(40)

63

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diaplikasikan sebagai upaya membantu peserta didik dalam meningkatkan penalaran moral. Karena penalaran moral merupakan prediktor dari tindakan, dan tingkat penalaran moral yang tinggi sekurang-kurangnya berfungi sebagai penghambat tingkah laku delinquent.

2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor

Guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Lembng diharapkan mampu mengaplikasikan program bimbingan pribadi yang telah dirancang sebagai upaya membantu peserta didik dalam mengembangkan penalaran moralnya.

3. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Hasil penelitian ini dapat memperkaya keilmuan baik dibidang penalaran moral maupun mengembangkan program bimbingan pribadi.

4. Peneliti Selanjutnya

a. Program yang dirumuskan pada penelitian ini bersifat hipotetik yang artinya program yang dirancang tidak dilaksanakan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengekplorasikan lebih lanjut dengan mengujicobaka program yang dirancang.

b. Populasi dalam penelitian ini hanya satu tingkatan kelas yaitu VIII, peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan menggunakan populasi yang lebih banyak.


(41)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Pengukuran perkembangan moral peserta didik. [Online]. Diakses dari http://biosatudeumm.blogspot.com/2012/12/pengukuran-perkembangan-moral-peserta.html [21 September 2014]

Anonim. (2013). pengertian moral menurut para ahli. [Online]. Diakses dari

http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html [21 September 2014]

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian:suatu pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Asfahania. (2012). Makalah dilema dan konflik moral. [Online]. Diakses dari

http://asfahanialshafy.blogdetik.com/tag/strategi-pembelajaran-berkarakter/ [21 September 2014]

Azizah, N.(2005). “Perilaku moral dan regiliusitas peserta didik berlatarbelakang

pendidikan umum dan agama”. Jurnal Psikologi . 33., ( 2,1-16)., _..

Basri, S. (2014). Makalah bimbingan pribadi. [Online]. Diakses dari

http://synaralwadudu.blogspot.com/2014/01/makalah-bimbingan-pribadi.html [21 September 2014]

Basyar, A. (2013). Pengaruh globalisasi terhadap moral. [Online]. Diakses dari http://jurnalilmiahtp.blogspot.com/2013/11/pengaruh-globalisasi-terhadap-moral.html [21 September 2014]

Budiningsih, A. (2004). Pembelajaran moral. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Budiningsih, A.(2009). Model Pembelajaran Dilema Moral dan Kontemplasi

dengan Strategi Kooperatif”. Jurnal Penelitian dan Evaluasi

Pendidikan.12.,(1).

Delfia, R. (2010). Profil penalaran moral siswa. Skripsi PPB FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Duska & Whelan. (1982). (a.b Dwija Atmaka) Perkembangan moral : perkenalan dengan piaget dan kohlberg. Yogyakarta : Kanisius.

Farhan, A. (2012). Karakteristik perkembangan moral. [Online]. Diakses dari

http://www.abyfarhan.com/2012/01/karakteristik-perkembangan-moral.html#ixzz3Gr4nmz3v [21 September 2014]

Haricahyono, C. (1995). Dimensi-dimensi pendidikan moral. Semarang : IKIP Semarang Press.


(42)

65

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidayat, K. (2013). “pengaruh harga diri dan penalaran moral terhadap perilaku

seksual remaja berpacaran di SMK Negeri Samarinda”. eJournal

Psikologi.1. (1, 80-87)

Hurlock. (1980). (a.b Istiwidayanti dkk) Psikologi perkembangan edisi ke lima. Jakarta : Erlangga.

Jainuri, M. (2014). Skala bertingkat-rating scale. [Online]. Diakses dari : http://bolehsaja.net/skala-bertingkat-rating-scale/#.VfWdLa2LK2c [21 September 2014]

Komariah, K.(2011). “Modal pendidikan nilai moral bagi para remaja menurut

perspektif islam”. Jurnal Pendidikan Agama Islam . 9., ( 1)., _.. [Online].

Diakses dari

http://jurnal.upi.edu/file/04_MODEL_PENDIDIKAN_NILAI_MORAL-KOKOM.pdf [21 September 2014]

Kurtines & Gerwitz. (1984). (a.b M.I. Soelaeman). Moralitas, perilaku, moral dan perkembangan moral. Jakarta : UI-Press.

Lisnawati. (2013). Perkembangan moral menurut kohlberg. [[Online]. Diakses dari : http://lisnawati19.blogspot.com/2013/09/perkembangan-moral-menurut-kohlberg.html [21 September 2014]

Minnameier, G. (2011). “Lawrence Kohlberg : an introduction”. Journal of

Moral Education.40.(4,539-541).,_.,

Morissan. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta : Prenadamedia Group. Nurihsan dan Yusuf. (2005). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Nursafitri, R dan Denok S.(2013). “Penerapan bimbingan kelompok dengan

teknik sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan hubungan

interpesonal”. Jurnal BK Unesa . 3., ( 1)., _.. [Online]. Diakses dari

http://ejournal.unesa.ac.id/jurnal/jurnal-bk-unesa/artikel/3371/penerapan-

bimbingan-kelompok-dengan-teknik-sosiodrama-untuk-membantu-meningkatkan-kemampuan-hubungan-interpersonal-siswa [21 September 2014]

Ormrod, J. (2008). Psikologi pendidikan_membantu siswa tumbuh dan berkembang (edisi ke enam). Jakarta : Erlangga.

Prayitno. (1997).Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanti, L.Y.(2013). Hubungan antara tingkat penalaran moral pada remaja

dengan perilaku seks pranikah di kost “ad”. Jurnal BK Unesa.1., ( 2)., _..

[Online]. Diakses dari

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/1870/baca-artikel [21 September 2014]


(43)

66

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rohmah, M A. (2014). Efektifitas pembelajaran melalui pengembangan metode sosiodrama dalam meningkatkan prestasi belajar pkn siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Parang. Jurnal Unesa. 2.,(2).,_.. [Online]. Diakses dari

http://www.scribd.com/doc/224210036/EFEKTIVITAS-

PEMBELAJARAN-MELALUI-PENGEMBANGAN-METODE- SOSIODRAMA-DALAM-MENINGKATKAN-PRESTASI-BELAJAR-PKn-SISWA-KELAS-VIII-SMPN-2-PARANG [21 September 2014] Santrock, J.W.(1995). Life span development-perkembangan sepanjang hidup.

edisi ke lima (jilid 1). Jakarta : Erlangga.

Sarbaini.(2012). Model pembelajaran berbasis kognitif moral dari teori ke aplikasi. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.

Syakura.(2009). Psychological strength siswa, kunci permasalahan remaja di era

global. [Online]. Diakses dari

http://keysyakura1.blogspot.com/2009/05/psychological-strength-peserta didik-kunci.html [21 September 2014]

Sugiono. (2012). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Syaodih, N. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Winkel. WS.(2007). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan edisi revisi. Jakarta : Media Abadi.

Yusuf, S.(2014). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

44

2. Selanjutnya penyusunan BAB I dan BAB II yang terdiri dari identifikasi masalah, studi lapangan dan studi pustaka.

3. Merumuskan rancangan instrumen penelitian

4. Menjudgement instrumen penelitian kepada pakar bimbingan dan

konseling

5. Uji keterbacaan instrumen kepada peserta didik yang bukan bagian dalam penelitian

6. Uji validitas dan uji relaibilitas instrumen sebelum disebar kepada peserta didik yang bukan bagian dalam penelitian

7. Setelah itu, instrumen disebar, selanjutnya pengolahan data untuk mendapatkan profil penalaran moral peserta didik sebagai acuan untuk membuat rancangan program untuk selanjutnya disusun dalam BAB III 8. Membuat rancangan program bimbingan pribadi berdasarkan profil


(2)

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tentang bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri Lembang tahun ajaran 2014/2015 dapat disimpulkan bahwa

1. Profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang yaitu peserta didik yang berada pada tahap penalaran moral otonom yaitu peserta didik sudah memiliki pemikiran akan perlunya memodifikasi aturan-aturan untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang baik. Peserta didik menyadari bahwa peraturan dan hukum dibuat oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan intensi pelaku selain memikirkan konsekuensinya.

2. Program bimbingan yang dirancang berdasarkan profil penalaran moral peserta didik yang layak dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015. Progrm bimbingan pribadi yang disusun bertujuan untuk mengembangkan aspek dalam penalaran moral seperti aspek kepatuhan, kejujuran serta keadilan. Program yang disusun dikembangkan diarahkan kepada peserta didik yang berada pada tahap penalaran moral otonom. Struktur program yang dikembangkan terdiri atas rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, visi dan misi program, sasaran layanan, komponen program pengembangan tema, Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK), serta evaluasi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa rekomendasi yang diberikan kepada pihak sebagai berikut :

1. Kepala sekolah

Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan di sekolah diharapakn bisa menfasilitasi peserta didik dalam pencapaian perkembangan moralnya. Oleh karena itu program bimbingan yang dirancang diharapkan bisa relevan untuk


(3)

63

diaplikasikan sebagai upaya membantu peserta didik dalam meningkatkan penalaran moral. Karena penalaran moral merupakan prediktor dari tindakan, dan tingkat penalaran moral yang tinggi sekurang-kurangnya berfungi sebagai penghambat tingkah laku delinquent.

2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor

Guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Lembng diharapkan mampu mengaplikasikan program bimbingan pribadi yang telah dirancang sebagai upaya membantu peserta didik dalam mengembangkan penalaran moralnya.

3. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Hasil penelitian ini dapat memperkaya keilmuan baik dibidang penalaran moral maupun mengembangkan program bimbingan pribadi.

4. Peneliti Selanjutnya

a. Program yang dirumuskan pada penelitian ini bersifat hipotetik yang artinya program yang dirancang tidak dilaksanakan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengekplorasikan lebih lanjut dengan mengujicobaka program yang dirancang.

b. Populasi dalam penelitian ini hanya satu tingkatan kelas yaitu VIII, peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan menggunakan populasi yang lebih banyak.


(4)

Anonim. (2012). Pengukuran perkembangan moral peserta didik. [Online]. Diakses dari http://biosatudeumm.blogspot.com/2012/12/pengukuran-perkembangan-moral-peserta.html [21 September 2014]

Anonim. (2013). pengertian moral menurut para ahli. [Online]. Diakses dari

http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html [21 September 2014]

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian:suatu pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Asfahania. (2012). Makalah dilema dan konflik moral. [Online]. Diakses dari

http://asfahanialshafy.blogdetik.com/tag/strategi-pembelajaran-berkarakter/ [21 September 2014]

Azizah, N.(2005). “Perilaku moral dan regiliusitas peserta didik berlatarbelakang pendidikan umum dan agama”. Jurnal Psikologi . 33., ( 2,1-16)., _.. Basri, S. (2014). Makalah bimbingan pribadi. [Online]. Diakses dari

http://synaralwadudu.blogspot.com/2014/01/makalah-bimbingan-pribadi.html [21 September 2014]

Basyar, A. (2013). Pengaruh globalisasi terhadap moral. [Online]. Diakses dari http://jurnalilmiahtp.blogspot.com/2013/11/pengaruh-globalisasi-terhadap-moral.html [21 September 2014]

Budiningsih, A. (2004). Pembelajaran moral. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Budiningsih, A.(2009). Model Pembelajaran Dilema Moral dan Kontemplasi

dengan Strategi Kooperatif”. Jurnal Penelitian dan Evaluasi

Pendidikan.12.,(1).

Delfia, R. (2010). Profil penalaran moral siswa. Skripsi PPB FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Duska & Whelan. (1982). (a.b Dwija Atmaka) Perkembangan moral :

perkenalan dengan piaget dan kohlberg. Yogyakarta : Kanisius.

Farhan, A. (2012). Karakteristik perkembangan moral. [Online]. Diakses dari

http://www.abyfarhan.com/2012/01/karakteristik-perkembangan-moral.html#ixzz3Gr4nmz3v [21 September 2014]

Haricahyono, C. (1995). Dimensi-dimensi pendidikan moral. Semarang : IKIP Semarang Press.


(5)

65

Hidayat, K. (2013). “pengaruh harga diri dan penalaran moral terhadap perilaku

seksual remaja berpacaran di SMK Negeri Samarinda”. eJournal

Psikologi.1. (1, 80-87)

Hurlock. (1980). (a.b Istiwidayanti dkk) Psikologi perkembangan edisi ke lima. Jakarta : Erlangga.

Jainuri, M. (2014). Skala bertingkat-rating scale. [Online]. Diakses dari : http://bolehsaja.net/skala-bertingkat-rating-scale/#.VfWdLa2LK2c [21 September 2014]

Komariah, K.(2011). “Modal pendidikan nilai moral bagi para remaja menurut perspektif islam”. Jurnal Pendidikan Agama Islam . 9., ( 1)., _.. [Online].

Diakses dari

http://jurnal.upi.edu/file/04_MODEL_PENDIDIKAN_NILAI_MORAL-KOKOM.pdf [21 September 2014]

Kurtines & Gerwitz. (1984). (a.b M.I. Soelaeman). Moralitas, perilaku, moral

dan perkembangan moral. Jakarta : UI-Press.

Lisnawati. (2013). Perkembangan moral menurut kohlberg. [[Online]. Diakses dari : http://lisnawati19.blogspot.com/2013/09/perkembangan-moral-menurut-kohlberg.html [21 September 2014]

Minnameier, G. (2011). “Lawrence Kohlberg : an introduction”. Journal of

Moral Education.40.(4,539-541).,_.,

Morissan. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta : Prenadamedia Group. Nurihsan dan Yusuf. (2005). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Nursafitri, R dan Denok S.(2013). “Penerapan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan hubungan interpesonal”. Jurnal BK Unesa . 3., ( 1)., _.. [Online]. Diakses dari http://ejournal.unesa.ac.id/jurnal/jurnal-bk-unesa/artikel/3371/penerapan-

bimbingan-kelompok-dengan-teknik-sosiodrama-untuk-membantu-meningkatkan-kemampuan-hubungan-interpersonal-siswa [21 September 2014]

Ormrod, J. (2008). Psikologi pendidikan_membantu siswa tumbuh dan

berkembang (edisi ke enam). Jakarta : Erlangga.

Prayitno. (1997).Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanti, L.Y.(2013). Hubungan antara tingkat penalaran moral pada remaja

dengan perilaku seks pranikah di kost “ad”. Jurnal BK Unesa.1., ( 2)., _..

[Online]. Diakses dari

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/1870/baca-artikel [21 September 2014]


(6)

Rohmah, M A. (2014). Efektifitas pembelajaran melalui pengembangan metode sosiodrama dalam meningkatkan prestasi belajar pkn siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Parang. Jurnal Unesa. 2.,(2).,_.. [Online]. Diakses dari

http://www.scribd.com/doc/224210036/EFEKTIVITAS-

PEMBELAJARAN-MELALUI-PENGEMBANGAN-METODE- SOSIODRAMA-DALAM-MENINGKATKAN-PRESTASI-BELAJAR-PKn-SISWA-KELAS-VIII-SMPN-2-PARANG [21 September 2014] Santrock, J.W.(1995). Life span development-perkembangan sepanjang hidup.

edisi ke lima (jilid 1). Jakarta : Erlangga.

Sarbaini.(2012). Model pembelajaran berbasis kognitif moral dari teori ke

aplikasi. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.

Syakura.(2009). Psychological strength siswa, kunci permasalahan remaja di era

global. [Online]. Diakses dari

http://keysyakura1.blogspot.com/2009/05/psychological-strength-peserta didik-kunci.html [21 September 2014]

Sugiono. (2012). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Syaodih, N. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Winkel. WS.(2007). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan edisi revisi. Jakarta : Media Abadi.

Yusuf, S.(2014). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.