Implementasi program bimbingan pribadi dan social di SMK Pustek Serpong

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

LUCI OKTAVIANI

NIM: 1110018200024

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

i

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada 10 informan, yaitu kepala sekolah, koordinator guru bimbingan dan konseling, 3 guru bimbingan dan konseling, 5 siswa.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan dengan cukup efektif hanya saja dalam pelaksanaannya bimbingan pribadi dan sosial tidak terjadwal, bimbingan diberikan kepada siswa apabila ada pelajaran yang kosong. Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial sarana dan prasarana yang digunakan kurang memadai untuk menunjang implementasi program dan ada beberapa yang belum lengkap seperti teknik menggunakan sosiodrama dan psikodrama. Dalam penelitian ini implementasi program bimbingan pribadi dan sosial ini terdapat tiga unsur yaitu : perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Untuk itu disarankan membuat jadwal bimbingan pribadi dan sosial, melengkapi sarana dan prasarana sekolah, teknik yang digunakan dalam bimbingan sesuai dengan perkembangan siswa. Hendaknya meningkatkan implementasi bimbingan pribadi dan sosial untuk mencapai tujuan bimbingan yang efektif.


(8)

ii

Management Study Program, Faculty of Tarbiya Science and Teaching Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

This study aims to find out the implementation of private and social mentoring program in SMK (Vocational High School) PUSTEK Serpong. The method in this study is descriptive analysis with qualitative approach. The used of data collecting techniques in this study are observation, interview, and study documentation. Interview is implemented to 10 informants, they are: the headmaster, the coordinator of mentoring teacher and counseling, 3 mentoring teacher and counseling, 5 students.

This study indicates that private and social mentoring program has work quiet effective just in the implementation of private and social mentoring program is not scheduled, mentoring is given to student if there was an empty class. The implementation of private and social mentoring program, the facilities and infrastructure is insufficient to support program implementation and there are some that is incomplete like technique using socio-drama and psycho-drama. In this study the implementation of private and social mentoring consist of three elements, they are: planning, implementation, and evaluation.

For it, it is suggested to create private and social mentoring schedule, complete the school facilities and infrastructures, appropriate techniques in mentoring based on students development. It should improve the private and social mentoring to reach effective mentoring aims.


(9)

iii

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL DI SMK PUSTEK SERPONG ini dapat penulis selesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan, namun dengan bantuan berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Sofyan Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd., dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu dan kritik yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

4. Seluruh dosen jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan. 6. Drs. H. Mathodah S, M. Si., Kepala SMK PUSTEK SERPONG yang telah


(10)

iv baik.

8. Mama dan Papa (Nafrita dan Safrial), terima kasih banyak atas segala dukungan baik mora maupun materil, doa, nasehat, kesabaran, kasih sayang serta pengorbanan yang tak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Adik- adikku (Revi novianti dan Deri Saputra), terima kasih untuk dukungan moral dan materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2010 yang telah mendukung, terutama MP A , dan penulis ucapakan terima kasih, untuk Dewi Arianti dan Monica Bramel Ari Azizah (Best Friend), Qnel Hidayatullah, Andin semoga persahabatan kita akan terus terjalin.

Penulis tak lupa dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis hanya dapat mendoakan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini dan semoga menjadi amal shaleh yang akan dibalas oleh Allah SWT. Karya tulis ini sangat sederhana ini tentunya masih belum sempurna oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan. Dan penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah SWT juga segala sesuatunya penulis kembalikan.

Jakarta, Juni 2015


(11)

v

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Pembatasan Masalah... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Implementasi Program Bimbingan ... 9

1. Pengertian Bimbingan... 9

2. Penyusunan Program ... 12

3. Persyaratan Program Bimbingan dan Konseling ... 14

4. Evaluasi Bimbingan dan Konseling ... 15

B. Program Bimbingan Pribadi dan Sosial ... 16

1. Bimbingan Pribadi... 16

a. Pengertian Bimbingan Pribadi... 16

b. Tujuan Bimbingan Pribadi ... 18

c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi ... 19

d. Jenis Masalah Bimbingan Pribadi ... 21

e. Teknik Bimbingan Pribadi ... 24

2. Bimbingan Sosial ... 28

a. Pengertian Bimbingan Sosial ... 28

b. Tujuan Bimbingan Sosial ... 29


(12)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 42

B. Metode Penelitian ... 43

C. Sumber Data ... 43

D. Teknik Pengumpulan Data... 43

E. Instrumen Pengumpulan Data... 45

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48

1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong ... 48

2. Visi dan Misi SMK PUSTEK Serpong ... 49

3. Keadaan Guru dan Siswa SMK PUSTEK Serpong... 51

4. Sarana dan Prasarana di SMK PUSTEK Serpong ... 52

5. Struktur Organisasi SMK PUSTEK Serpong ... 54

6. Guru BK di SMK PUSTEK Serpong ... 55

B. Deskripsi Data ... 56

1. Perencanaan Bimbingan Pribadi dan Sosial ... 56

2. Implementasi Layanan Bimbingan Pribadi dan Sosial ... 61

3. Evaluasi Bimbingan Pribadi dan Sosial... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA


(13)

vii

2. Tabel 3.1 Waktu Penelitian ...47 3. Tabel 3.2 Kisi- Kisi Wawancara ...50 4. Tabel 4.1 Data Siswa SMK PUSTEK Serpong ...57 5. Tabel 4.2 Data Sarana Prasarana Bimbingan dan Konseling

di SMK PUSTEK Serpong...59 6. Tabel 4.3 Data Guru BK SMK PUSTEK Serpong ...61


(14)

x

Lampiran 2 Hasil wawancara Kepala Sekolah SMK PUSTEK Serpong Lampiran 3 Hasil wawancara Siswa SMK PUSTEK Serpong

Lampiran 4 Silabus RPP Bimbingan Pribadi Lampiran 5 Silabus RPP Bimbingan sosial Lampiran 6 Silabus Bimbingan dan Konseling Lampiran 7 Program Kerja Bulanan

Lampiran 8 Program Kerja Tahunan Lampiran 9 Laporan Kunjungan Rumah

Lampiran 10 Kartu Izin Konseling & Bimbingan Kelompok Lampiran 11 Form Datar Kasus BP

Lampiran 12 Form Laporan Bulanan Bimbingan dan Konseling Lampiran 13 Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

Lampiran 14 Penilaian Keberhasilan Bimbingan dan Konseling Lampiran 15 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian

Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 18 Lembar Uji Referensi


(15)

1

Perkembangan zaman modern di era globalisasi menuntut sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan yang luas dan menguasai teknologi yang semakin canggih dari masa ke masa. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk semua manusia, karena dengan pendidikan seseorang dapat mengangkat harkat dan martabat serta tidak dipandang sebelah mata dan juga untuk memajukan kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.1

Mengingat pentingnya pendidikan bagi manusia maka pendidikan harus di prioritaskan sebaik-baiknya dan sebagai yang utama, maka di dalamnya terdapat komponen yaitu tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional, karena pada dasarnya guru memiliki peran penting dalam kemajuan pendidikan. Pendidikan formal merupakan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, akan tetapi dalam pelaksanaanya banyak masalah - masalah yang timbul dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang mengalami masalah yang dapat menggangu konsentrasi belajarnya. Dalam suatu lembaga pendidikan formal untuk memulai pelaksanaan pendidikan dibutuhkan tenaga kependidikan karena salah satu penopang

1

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003,Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h.2


(16)

keberhasilan suatu pendidikan tidak lepas dari seorang tenaga pendidik yang profesional.

Sekolah merupakan pusat pendidikan bagi anak-anak setelah keluarga. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian yang terpadu tidak dapat terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan dan mencakup seluruh kegiatan dan fungsi bimbingan dan konseling. Berkaitan dengan hal tersebut layanan bimbingan konseling maka hendaknya memungkinkan peserta didik untuk mengenal dan memahami dirinya sendiri, mengenal lingkungan dengan baik, mampu mengambil keputusan, dan mengarahkan dan mewujudkan dengan efektif dan sesuai dengan orientasi masa depan, oleh karena itu keberadaan bimbingan konseling sangat dibutuhkan dalam bidang lembaga pendidikan.

Layanan bimbingan dan konseling disekolah merupakan kegiatan yang terprogram dan berkelanjutan. Hal ini mengandung makna bahwa layanan bimbingan bukan kegiatan tanpa rencana dan seadanya, baik menyangkut waktu layanan, isi kegiatan, saran dan parsarana, dan personilnya, akan tetapi merupakan kegiatan yang direncanakan secara khusus dengan pertimbangan kebutuhan dan tuntutan yang ada dis ekolah agar tepat sasaran.

Berdasarkan SK Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 Tahun 1993 pasal 5 ayat 3 menyatakan bahwa guru bimbingan dan konseling harus membimbing 150 orang siswa.2 Jadi dalam suatu sekolah wajib memiliki guru bimbingan dan konseling lebih dari satu orang karena satu orang guru bimbingan dan konseling harus membimbing 150 siswa. Maka dari itu guru bimbingan dan konseling harus memiliki kompetensi untuk membimbing dan menangani masalah yang dihadapi siswa. Permasalahan yang terjadi dalam dunia bimbingan dan konseling sekarang

2

Aip Badrujaman,Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Indeks, 2011) h. 31


(17)

tidak jauh berbeda dengan masalah yang terjadi pada masa yang lalu. Program yang telah berjalan cenderung kurang diminati dan tidak di pedulikan oleh peserta murid.

Dalam program bimbingan dan konseling terdapat bidang layanan bimbingan diantaranya yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Dalam pembahasan ini berfokus pada bimbingan pribadi dan sosial. Aspek pribadi dan sosial berkenaan dengan pemahaman dan pengembangan karakteristik, potensi, dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya, baik intelektual, sosial, fisik motorik maupun efektif emosional. Dalam proses belajar mengajar siswa mengadapi berbagai situasi-situasi yang bersangkutan dengan kehidupan pribadi dan sosialnya.

Tujuan umum bimbingan dan konseling membantu perkembangan kepribadian dan sosial seoptimal mungkin, dalam memberikan bantuan, koselor harus memperhatikan bakat - bakat , potensi, latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial dan ekonomi, serta tututan perkembangan zaman. Dalam Bidang bimbingan dan konseling bidang pribadi dan sosial merupakan hal yang penting untuk membantu menghadapi dan mengatasi masalah siswa.

Program bimbingan dan konseling yang baik biasanya mengikuti suatu pola perencanaan tertentu, dan dapat melihat kondisi-kondisi yang dihadapi, serta sanggup menghadapi perubahan-perubahan. Program disusun bersama oleh personil bimbingan dan konseling dengan memperhatikan kebutuhan siswa, mendukung kebutuhan pendidik untuk memfasilitasi pelayanan perkembangan siswa secara optimal dalam pembelajaran dan mendukung pencapaian tujuan, visi dan misi sekolah.

Akan tetapi dalam keberhasilan implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah ini tidak hanya bergantung kepada kemampuan konselor / guru pembimbing saja, melainkan juga tergantung kepada kerja sama yang baik dari semua stake holder terkait di sekolah seperti, kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, staf sekolah. Dari pihak-pihak


(18)

tersebut diharapkan dukungan dan kerja samanya untuk keberhasilan implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah demi kelancaran proses belajar dan mengajar sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

Layanan bimbingan pribadi dan sosial merupakan salah satu layanan bimbingan yang diselenggarakan guna layanan tepat sasaran dan kebutuhan. Melalui layanan bimbingan pribadi dan sosial diharapkan siswa mampu mengenali dirinya seutuhnya, selain itu layanan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan penyesuaian dirinya dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan itu hendaknya sekolah mempunya program.

Ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah seperti, keterbatasan jumlah guru BK yang sangat minim tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada di sekolah, guru BK yang bukan berlatar belakang bidang bimbingan dan konseling, belum optimalnya guru bimbingan dan konseling dalam implementasi program bimbingan pribadi dan sosial, kurangnya minta siswa dalam pelayanan bimbingan, permasalah penurunan minat belajar, masalah pergaulan, penyesuaian diri, pacaran, minuman keras, tawuran, obat terlarang, sulit beradaptasi, konflik dengan guru, teman, dan lingkungan, pelanggaran tata tertib, kurangnya tindakan preventif himbauan untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi individu maupun kelompok.

Permasalahan yang dihadapi dalam bidang bimbingan dan konseling pribadi dan sosial lainnya meliputi kurang memiliki nilai ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kurangnya pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, dan masyarakat, kurang memiliki toleransi, selalu ingin menyendiri, cepat bosan, agresif, kehilangan kepercayaan diri, kesulitan mencari teman, merasa terasingi dengan pekerjaan kelompok, siswa kurang memahami potensi yang ada pada dirinya, rendahnya kepedulian guru terhadap masalah yang dihadapi


(19)

siswa, serta kurangnya kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam menjalankan program bimbingan pribadi dan sosial, namun hingga saat ini layanan bimbingan pribadi dan sosial belum berjalan dengan efektif diseluruh sekolah. Sehingga implementasi program bimbingan pribadi dan sosial belum berjalan dengan efektif. Tetapi tidak semua sekolah seperti itu masih ada sekolah yang melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan pedoman bimbingan dan konseling.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis memilih tempat penelitian yaitu di SMK PUSTEK karena terdapat program bimbingan pribadi dan sosial. Sebagai lembaga pendidikan formal pada umumnya implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong menghadapi berbagai macam permasalahan, berikut adalah persentase yaitu: penyesuaian diri 10%, pelanggaran tata tertib 30%, pacaran 15%, kehadiran/ absensi1 10%, pergaulan 20% , konflik dengan guru dan teman 15%.

Teknik bimbingan yang dilaksanakan terhadap seorang individu yang mempunyai masalah program bimbingan pribadi, misalnya: bertatap muka/

(face to face) dalam penyelesaian masalah, pemanggilan individu dan sebagainya, sedangkan bimbingan kelompok adalah teknik bimbingan yang dilaksanakan terhadap beberapa individu dalam memecahkan masalah, misalnya: bimbingan kelompok, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama, program home room, pengajaran remedial,konsultasi, nasihat dll.

Dari latar belakang inilah maka penulis tertarik untuk meneliti “Implementasi program bimbingan pribadi-sosial di SMK PUSTEK Serpong”.


(20)

B. Identifikasi Masalah

Bersadarkan penjelasan latar belakang, ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Program bimbingan dan konseling belum terlaksana secara efektif

2. Belum optimalnya upaya guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan program bimbingan pribadi dan sosial

3. Kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan pribadi-sosial.

4. Belum maksimalnya implementasi program bimbingan pribadi dan sosial. 5. Belum optimalnya evaluasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah penelitian pada “Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang dapat penulia rumuskan yaitu : “Bagaimana implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana Implementasi Program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong.


(21)

F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis

a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian manajemen pendidikan tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial.

b. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan bahan rujukan penelitian yang akan datang, terutama dalam pengembangan program bimbingan pribadi dan sosial

c. Memperkaya kajian tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial

d. Memperkaya konsep manajemen bimbingan dan konseling terutama tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial

2. Secara praktis

a. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi lembaga pendidikan dalam hal yang berkenaan dengan implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah, sekaligus hasilnya dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan keberhasilan yang seimbang di masa yang akan datang. b. Hasil penelitian ini akan menjadi masukan bagi kepala sekolah dalam

implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah. 3. Secara akademis

a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan suatu karya peneliti baru yang dapat mendukung dalam pengembangan manajemen bimbingan dan konseling terutama implementasi program bimbingan pribadi dan sosial.

b. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan yang berarti dalam memahami secara lebih komprehensif dengan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh secara teori di lapangan. Selain itu, dapat memberikan keterampilan dalam menganalisis berbagai permasalahan


(22)

bimbingan dan konseling, khususnya terkait dengan impelementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah.

c. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai acuan terhadap pengembangan penelitian pada kajian yang sama.


(23)

9

A. Implementasi Program Bimbingan 1. Pengertian Bimbingan

Secara garis besar bimbingan adalah kegiatan untuk membantu para peserta didik menggali potensi yang ada dalam dirinya, membantu individu agar mengetahui, memahami, dan mengenal pribadinya. Untuk memperoleh gambaran yang jelas maka akan diuraikan beberapa definisi tentang bimbingan.

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” yang berasal dari kata kerja“to guide” yang mempunyai arti, menunjukan, membimbing, menuntun, atau membantu.1 Bimbingan secara etimologis makna merupakan proses membimbing, menuntut, dan membantu individu.

Sedangkan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Tohirin:

“Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.2

1

Hallen,Bimbingan dan Konseling(Jakarta,Ciputat Pers,2002), Cet I h. 23

2

Tohirin,Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Jakarta : Raja Grafindo Persada 2007) h.20


(24)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Implementasi Program Bimbingan 1. Pengertian Bimbingan

Secara garis besar bimbingan adalah kegiatan untuk membantu para peserta didik menggali potensi yang ada dalam dirinya, membantu individu agar mengetahui, memahami, dan mengenal pribadinya. Untuk memperoleh gambaran yang jelas maka akan diuraikan beberapa definisi tentang bimbingan.

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

“guidance” yang berasal dari kata kerja“to guide” yang mempunyai arti, menunjukan ,membimbing, menuntun, atau membantu.1Bimbingan secara etimologis makna merupakan proses membimbing, menuntut, dan membantu individu.

Sedangkan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Tohirin:

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.2

1

Hallen,Bimbingan dan Konseling(Jakarta,Ciputat Pers,2002), Cet I h. 23

2

Tohirin,Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Jakarta : Raja Grafindo Persada 2007) h.20


(25)

Pengertian menurut Tohirin menekankan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan pembimbing kepada individu agar mencapai kemandirian melalui interaksi sosial pemberian nasihat kepada individu dan tetap berdasarkan ketentuan yang berlaku yaitu norma dalam masyarakat.

Rahman Natawidjaja seperti di kutip di Winkel menyatakan bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambung, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.3

Berdasarkan pengertian yang diungkapkan dengan Rahman Natawidjaya dapat disimpulkan bimbingan merupakan proses memberikan bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar individu dapat memahami dirinya sendiri agar dapat bertindak sesuai dengan tuntutan keadaan keluarga dan ketentuan masyarakat.

Penjelasan Rahman yang mengutip Winkel selaras dengan yang dikemukakan oleh Anas Salahudin yang mendefinisikan :

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun

3

W.S Winkel,Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Yogyakarta: Widiasarana Indonesia,1999), h. 67


(26)

rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.4

Dapat disimpulkan dari pernyataan bimbingan menurut Anas Salahudin pengertian bimbingan merupakan proses pemberian bantuan seorang ahli kepada individu untuk memahami diri, lingkungan, memilih dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri sesuai dngan norma yang berlaku dimasyarakat.

Berdasarkan definisi yang diungkapan Anas Salahudin Menurut Robert Tolbert dalam buku Fenti Hikmawati yang mendefinisikan “Bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari”.5

Dapat disimpulkan bimbingan merupakan program dan kegiatan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan untuk membantu individu menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan aspek dalam kehidupan sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses menunjukan, membimbing, menuntun, atau pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar dapat memahami diri, mengarahkan diri, bertindak wajar sesuai dengan norma yang berlaku di keluarga dan masyarakat. Bimbingan bantuan yang diberikan kepada konselor dilakukan tidak secara kebetulan tetapi secara terorganisir. Bimbingan di lakukan secara individual maupun secara kelompok. Bimbingan yang dilakukan untuk

4

Anas Salahudin,Bimbingan dan Konseling(Bandung: CV Pustaka Setia, 2010, h. 15

5


(27)

membantu individu menyelesaikan masalah secara mandiri, dengan melakukan interaksi sosial yang baik, pemberian nasihat serta gagasan yang bermanfaat dalam norma yang berlaku di masyarakat. Masih banyak definisi dari pendapat lain namun pada dasarnya bimbingan adalah pemberian bantuan kepada individu untuk mengembangkan potensi diri, memahami diri, memberikan bantuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi individu melalui para ahli yaitu pembimbing untuk mencapai pengembangan diri secara optimal dan dilakukan secara berkesinambungan.

2. Penyusunan Program

Penyusunan program hendaknya memperhatikan beberapa pertimbangan, diantaranya:6

a. Susunlah program bimbingan yang relevan dengan kebutuhan bimbingan disekolah, akan dapat berfungsi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

b. Mempertimbangkan sifat-sifat khas sekolah, yaitu: jenis sekolah, sifat dan tujuan sekolah, guru-guru, murid-murid dengan persoalan yang ingin dicapai.

c. Hendaknya diadakan inventarisasi sebagai fasilitas yang ada, termasuk didalamnya petugas yang telah ada sebagai pelaksanan program bimbingan, ruangan yang telah tersedia dan dapat dipergunakan untuk memperlancar jalannya layanan bimbingan di sekolah.

d. Hendaknya ditentukan program kerja yang terinci dan sistematis dalam program bimbingan di sekolah berdasarkan masalah-masalah yang secara mendesak harus ditangani.

6


(28)

e. Hendaknya ditentukan program kerja personalia, pembagian tugas dan tanggung jawab yang merata dengan pertimbangan berbagai faktor, yaitu kemampuan minat, kesempatan, dan bakat yang dimiliki oleh staf sekolah yang ada.

f. Menentukan organisasi, termasuk didalamnya ialah cara kerja sama dalam mewujudkan program bimbingan, cara berfugsinya tim atau personalia, serta hirarkinya.

g. Hendaknya diadakan evaluasi program bimbingan yang gunannya mengecek seberapa jauh rencana dan pengaturan kerja itu telah dapat dilaksanakan, dan seberapa jauh pula program kerja yang telah direalisasikan.

h. Isi atau kegiatan yang diprogramkan, tidak hanya menyangkut bahan yang hendak disajikan tetapi juga metode penyajian maupun kegiatan penunjangnya.

Menurut H.M Surya program bimbingan yang baik yaitu program bimbingan yang bila dilaksanakan akan efisien dan efektif. Hal diatas memiliki ciri-ciri antara lain:

a. Program bimbingan itu disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata para siswa di sekolah yang bersangkutan.

b. Kegiatan bimbingan diatur skala prioritas yang juga ditentukan berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas.

c. Program bimbingan memiliki tujuan yang ideal tetapi realistis dalam pelaksanaanya.

d. Menyediakan fasilitas yang memadai.

e. Memberikan pelayanan kepada siswa sekolah.7

7


(29)

3. Persyaratan Program Bimbingan dan Konseling

Dalam merencanakan suatu program bimbingan dan konseling ada beberapa persyaratan pokok yang harus diperhatikan:

a. Personil

Untuk tahap permulaan pelaksanaan program bimbingan diperlukan dua macam tenaga, yaitu tenaga profesional yang meliputi konselor senior, konselor muda, dan guru konselor. Yang kedua yaitu tenaga yang bukan profesional yaitu tenaga bidang administrasi. Untuk tenaga konselor hendaknya dari sarjana bimbingan konseling atau sarjana psikologi dengan praktek bimbingan dan konseling. Untuk tenaga muda setidaknya dari jenjang D3.

b. Fasilitas fisik

Ruang untuk konseling. ruang kerja konselor, ruang pertemuan, ruang bimbingan kelompok, ruang penyimpanan data, alat perlengkapan meja, kursi, papan tulis dan lain-lain.

c. Fasilitas teknis

Alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data seperti tes, angket, daftar dan cek, skala penilaian dan lain sebagainya.

d. Anggaraan biaya

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan program bimbingan di sekolah perlu dana yang memadai, baik untuk personil. Pengadaan dan pengembangan alat, dan lain sebagainya.8

8


(30)

4. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

Kriteria yang dilakukan untuk menilai keberhasilan implementasi program pelayanan bimbingan pribadi dan sosial adalah ketercapaian kompetensi serta keterpenuhan kebutuhan peserta didik. Dalam kegiatan pelayanan bimbingan pribadi dan sosial penilaian diperlukan adanya

feedback atau umpan balik terhadap kefektifan pelayanan bimbingan pribadi dan sosial. Adapun aspek yang dievaluasi dan langkah- langkah dalam mengevaluasi program9:

a. Aspek Yang Dievaluasi

1) Kesesuaian program dengan pelaksanaan 2) Hambatan yang dijumpai

3) Dampak pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar 4) Respon masyarakat sekolah terhadap pelayanan

5) Perubahan dan kemajuan peserta didik dari pencapaian tujuan pelayanan bimbingan.

b. Langkah-langkah evaluasi

1) Merumuskan masalah atau instrumentasi, maka konselor perlu mempersiapkan yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi pada dasarnya terkait dengan dua aspek yaitu, tingkat terlaksananya program/ pelayanan dan tingkat ketercapaian tujuan.

2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpulan data, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program. 3) Mengumpulkan dan menganalisa data, yaitu menelaah tentang

program apa saja yang telah terlaksana dan belum terlaksana

9Ibid.


(31)

4) Melakukan tindakan lanjut (follow up), meliputi dua kegiatan yaitu memperbaiki hal hal yang dipandang lemah dan mengembangkan program yang dianggap dapat meningkatkan kualitas program.

B. Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK 1. Bimbingan Pribadi

a. Pengertian Bimbingan pribadi

Di dalam kamus bimbingan dan konseling dalam buku Thantawy “Bimbingan pribadi merupakan bidang pelayanan bimbingan konseling yang membantu individu atau peserta didik/siswa/mahasiswa dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani.”10

Jadi menurut Thantawy bimbingan pribadi merupakan layanan untuk membantu seorang individu untuk menemukan jati diri dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Hibana Bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.”11

Maka dari pengertian dapat disimpulkan bimbingan pribadi Hibana tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan Thantawy, 10

Thantawy,Kamus Bimbingan dan Konseling,(Jakarta: PT Pamantor,1997), h. 16

11


(32)

bimbingan pribadi merupakan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa.

Sedangkan Menurut Fenti Hikmawati bimbingan pribadi adalah layanan pengembangan kemampuan mengatasi masalah-masalah pribadi dan kepribadian berkenaan dengan aspek-aspek intelektual, afektif, dan psikomotorik.12

Maka pengertian yang dapat disimpulkan dari pendapat Fenti Hikmawati bimbingan pribadi merupakan layanan pengembangan kemampuan untuk mengatasi masalah pribadi pada diri siswa mengenai aspek - aspek yang dimiliki oleh seseorang yaitu tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Jadi kesimpulan dari berbagai pendapat pengertian dapat disimpulkan bimbingan pribadi adalah bimbingan yang diberikan kepada individu/peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bimbingan pribadi dilakukan oleh konselor kepada individu untuk membantu menemukan, mengembangkan jati diri, mampu mengatasi masalah kepribadian, dan mampu mengoptimalkan berbagai potensi yang dimiliki siswa dan berkenaan dengan apek yang dimiliki siswa yaitu meliputi: aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Bimbingan pribadi berperan aktif untuk membimbing dan menyelesaikan masalah pribadi yang dialami oleh siswa. Maka dari itu layanan bidang bimbingan pribadi sangat penting dalam proses perkembangan dalam diri siswa agara siswa mampu

12


(33)

memahami diri dan memiliki keyakinan dalam beragama dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Tujuan Bimbingan Pribadi

Menurut Depdikbud dalam buku Tohirin merumuskan tujuan bimbingan pribadi bertujuan agar individu mampu mengatasi sendiri, mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri yang menyangkut keadaan batinnya sendiri.13

Jadi kesimpulan Depdikbud bimbingan pribadi bertujuan agar individu mampu mengatasi dan mengambil sikap untuk memecahkan masalah sendiri yang menyangkut ke dalam batinnya agar dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

Dalam buku Ny. Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih. D.Gunarsa:

Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu anak mengatasi masalah pribadi, sebagai akibat kurang kemampuannya anak didik untuk mengadakan penyesuaian diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik, pribadi, sosial, seks, dan lain-lainnya.14

Dapat disimpulkan Menurut Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih. D.Gunarsa Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu peserta didik untuk mengatasi masalah pribadi yang dihadapi karena kurangnya pemahaman dan kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan diri terhadap masalah pribadi yang sedang dialami.

Dalam buku Koestoer Partowisastro berpendapat bahwa tujuan dari bimbingan penyesuaian kepribadian mengandung hal berikut:

13

Tohirin, op.cit,h.125

14

Ny.Y.Singgih D.Gunarsa,Psikologi Untuk Membimbing,(Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2000), h.37


(34)

1) Membantu murid untuk menyadari bahwa adalah normal untuk selalu tidak tenang.

2) Membantu murid yang memungkinkan dia dapat mengatasi tahap-tahap perkembangan fisik.

3) Membantu murid untuk masuk ke dalam aktivitas mental dengan perhatian dan kekuatan yang diperbaharui apabila ia mencapai kedewasaan.

4) Membantu murid menjadi murid yang baik dengan hubungan sosial dan dalam mentaati kewajiban-kewajibannya.

5) Membantu murid untuk dapat tahan kritik.

6) Membantu murid untuk menerima persahabatan yang diberikan kepadanya.

7) Membantu murid untuk bergerak secara bertingkat dari ketergantungan kepada orang lain, kebebasan dalam pendapat dan perbuatan.

8) Membantu murid untuk dapat bekerja sekeras-kerasnya. 9) Membantu murid untuk dapat mengontrol emosi.

10) Membantu murid untuk dapat berpartisipasi pada kehidupan sosial dengan ikut dalam klub-klub maupun aktivitas-aktivitas sekolah.

11) Membantu murid mengerti mengenai relasi anak-anak laki-laki, perempuan.15

Jadi tujuan bimbingan pribadi untuk membantu individu dalam mengatasi masalah pribadi karena kurangnya penyesuaian diri dengan aspek perkembangan. Bimbingan ini membantu siswa agar menjadi pribadi yang dapat menyelesaikan masalah sendiri tanpa bergantung dengan orang lain dan menjadikan pribadi yang baik.

c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi

Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi, yaitu pertama layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan: fisik, motorik, bicara, emosi, sosial, penyesuaian sosial, bermain, kreativitas,

15

Koestoer Partowisastro,Bimbingan & Penyuluhan di Sekolah-Sekolah Jilid I,(Jakarta : Erlangga, 1985), h. 36-37.


(35)

pengertian, moral, seks, dan perkembangan kepribadian. Sedangkan informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat mencakup informasi tentang: ciri-ciri masyarakat maju, makna ilmu pengetahuan, dan pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia.

Kedua, pengumpulan data. Data yang di kumpulkan

berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi dapat, mencakup: identitas lengkap individu seperti nama lengkap, nama panggilan,

jenis kelamin, tempat tinggal, agama, alamat, bahasa daerah, anak ke, orang tua dan lain-lain, kejasmanian dan kesehatan, riwayat pendidikan, prestasi, bakat, minat,dan lain-lain.

Ketiga, orientasi. Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi mencakup: suasana lembaga, dan objek pengembangan pribadi seperti lembaga bakat, pusat kebugaran dan latihan pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dan lain sebagainya .16

Dapat ditarik kesimpulan menurut Tohirin bentuk macam bimbingan pribadi menjadi tiga bagian yaitu: layanan informasi, pengumpulan data, dan orientasi.

Dalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk bimbingan ada dua yaitu :

1) Bentuk bimbingan individual

Bentuk bimbingan individual menunjukan pada usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi masalah khusus/unik

16


(36)

yang dihadapinya. Jenis bimbingan pribadi dan bimbingan sosial kerap kali dilaksanakan dalam bentuk bimbingan individual karena kebanyakan masalah bimbingan pribadi sosial bersifat rahasia dan penaganannya melalui pertemuan konseling individual.

2) Bentuk bimbingan kelompok

Bentuk bimbingan kelompok menunjukan pada usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu sekelompok siswa (biasanya) yang menghadapi masalah-masalah yang relatif sama agar mereka dapat mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah-masalah mereka, atau mengadakan penyesuaian yang baik terhadap masalah-masalah kelompok yang mereka alami bersama.17

Dapat disimpulkan dari Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani ada dua macam bentuk bimbingan pribadi yaitu bimbingan individual yaitu usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi masalah khusus/unik yang dihadapinya. Sedangkan bimbingan kelompok usaha yang sistematis dan terencana membantu sekelompok siswa menghadapi masalah yang relatif sama dan juga memecahkan masalah secara bersama-sama.

d. Jenis Masalah Bimbingan Pribadi

Dalam buku Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati bentuk bimbingan pribadi :

17

Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani,Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1991), h.113-114


(37)

1) Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan

pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.

3) Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.

4) Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulanganya.

5) Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.

6) Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.

7) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupu maupun jasmaniah.18

Didalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk masalah pribadi :

Berlebihan dalam mengasingkan diri, keterampilan bergaul, sementara dirinya sangat ingin bergaul seperti teman lain; kecanduan minum-minuman keras, merasa tak sanggup untuk melepaskan diri, sementara dirinya ingin sekali terbebas, khawatir yang sangat tidak akan lulus, sementara dirinya tak bergairah belajar; dan lain-lain jenisnya.19

Dapat disimpulkan dari dalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk masalah pribadi adalah seorang mengasingkan diri, keterampilan bergaul bergaul, kecanduan minuman keras, tidak bisa melepaskan diri, ingin bebas, ketakutan tidak lulus, malas belajar, dll.

18

Dewa ketut Sukardi dan Desak P.E,Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:Rineka Cipta ,2008), h.12

19


(38)

Menurut Amin Budiamin dan Setiawati dalam buku bimbingan konseling direktorat jendral pendidikan islam permasalahan yang dihadapi dalam bimbingan pribadi yakni:

1) Ketakwaan kepada Allah SWT , mencakup:

a) Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup;

b) Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup; c) Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia

diawasi oleh Tuhan;

d) Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat;

e) Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur. 2) Perolehan sistem nilai, meliputi:

a) Masih memiliki kebiasaan berbohong; b) Masih memiliki kebiasaan mencontek;

c) Kurang disiplin (khususnya memelihara kebersihan) 3) Kemandirian emosional, meliputi:

a) Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku kekanak-kanakan;

b) Belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara ikhlas.

c) Masih kurang mampu menghadapi situasi frustasi (stress) secara positif.

4) Pengembangan keterampilan intelektual, meliputi :

a) Masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang;

b) Masih suka melakukan sesuatu tanpa tanpa mempertimbangkan baik-buruknya dan untung ruginya. 5) Menerima diri dan mengembangkan secara efektif, meliputi:


(39)

a) Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri; b) Merasa rendah diri, apabila bergaul dengan orang lain

yang mempunyai kelebihan (seperti teman yang lebih cantik/ cakep).20

Jadi simpulan pendapat dari Amin Budiamin dan Setiawati masalah bimbingan pribadi adalah mencakup ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, perolehan sistem nilai, kemandirian emosional, keterampilan bergaul, pengembangan keterampilan intelektual, keinginan bergaul seperti teman lain, kecaanduan minum-minuman keras, merasa tak sanggup untuk melepaskan diri, sementara dirinya ingin sekali terbebas, khawatir yang sangat tidak akan lulus, sementara dirinya tak bergairah belajar, pengembangan keterampilan intelektual dan menerima diri dan mengembangkan secara efektif.

e. Teknik Bimbingan Pribadi

Dalam Buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani berpendapat bahwa teknik dalam menangani masalah pribadi adalah role playing, khususnya psikodrama salah satu jenis bermain peran.21

Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa metode dan teknik dalam bimbingin pribadi adalah dengan metode role playing dan psikodrama salah satunya bermain peran, dengan memerankan suatu peranan prilaku tertentu memberi bantuan kepada masalah psikis yang dialami oleh anak.

20

Amin Budiamin, Setiawati,Bimbingan Konseling,(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2009),h.83-84

21


(40)

Dalam buku I Djumjur & Moh Surya, teknik bimbingan pribadi adalah bimbingan individual (individual counceling). Pada umumnya ada tiga teknik yang terkenal dalam konseling individual yaitu :22

1) Non directive. Metode ini menekankan pada kemampuan manusia untuk menentukan tujuan hidupnya sendiri dan mampu mengembangkan dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya ciri-ciri hubungannon-direktif:

a) Hubungan non direktif ini menempatkan klien pada kedudukan sentral, klienlah yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah

b) konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien bisa berkembang sendiri.23

2) Directive counseling method. Metode ini menekankan konselor lebih banyak berperan atau mengambil inisiatif, sehingga klien tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor. Ciri-ciridirective counseling,yaitu:

a) Konselor memegang sebagian besar tanggung jawab mengenai keputusan dan pemilihan untuk memecahkan masalah konseling

b) Proses konseling dengan cara pendekatan yang sifatnya langsung dan memimpin

c) Konselor mengumpulkan informasi mengenai masalah konseling.24

22

I Djumhur & Moh Surya,Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV Ilmu;2003), h. 110

23

Dewa Ketut Sukardi,Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah(Jakarta: Rineka Cipta; 2008), h 60-61


(41)

3) Elective counseling method ini maksudnya menggabungkan kedua teknik diatas dengan mengambil intisari dari penggunaan keduanya.25

Metode ini digunakan oleh pembimbing dengan face to face relationship antara pembimbing dengan yang dibimbing mengenai masalah yang dihadapi oleh klien sifatnya pribadi, Pembimbing hendaknya bersikap simpati dan empati terhadap masalah yang dihadapi klien. Adapun tekniknya meliputi:

1) Percakapan pribadi yakni pembimbing melakukan dialog langsung secara tatp muka dengan pihak yang dibimbing 2) Kunjungan rumah (home visit), yakni pembimbing

mengadakan dialog dengan kliennya, tetapi dilakukan di rumah klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien dan lingkungannya.26

Bimbingan yang diberikan kepada individu dalam tingkat Menegah Atas sebagian dapat disalurkan melalui bimbingan kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1) Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh siswa remaja dan mahasiswa, antar lain tentang konflik batin yang ditimbul dan tentang cara-cara bergaul yang baik. Termasuk disini apa yang disebut sex education, yang tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi pula corak pergaulan antara jenis kelamin.

24

Yusuf Gunawan dan Catherine Dewi Liman Subroto,Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa,(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 1992), cet -1 h.119.

25

I Djumhur dan Moh Surya ,op.cit ,h.104.

26


(42)

2) Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, yang semakin berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain apa ciri-ciri kehidupan modern, dan apa makna ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia.

3) Pengaturan dikusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siswa dan mahasiswa, misalnya menghadapi orang tua yang taraf pendidikannya lebih rendah daripada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat merasa lega, bila dia menyadari bahwa teman-temanya mengalami kesulitan yang sama; dia lalu tidak akan memandang dirinya lagi orang yang abnormal. Diskusi kelompok ini dapat mendorong siswa dan mahasiswa untuk menghadapi ahli bimbingan, guna membicarakan suatu masalah secara pribadi dalam wawancara konseling.

4) Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa, misalnya sifat-sifat yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga, dan keadaan kesehatan.27

Dari kutipan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik bimbingan pribadi dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni:

non directive, directive counseling method , elective counseling method. Teknik yang digunakan dalam bimbingan pribadi yakni tatap muka (face to face) jadi bertatapan langsung antara guru BK dan siswa mengenai masalh pribad, lalu dengan teknik home visit yaitu mengunjungi rumah siswa yang bermasalah, guru BK memberikan informasi mengenai fase tahapan perkembangan yang dialami remaja, berdiskusi dengan siswa tentang masalah

27

W.S Winkel,Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,(Jakarta: Grasindo,1991),h.128.


(43)

apa yang sedang dihadapi, dan mengumpulkan tentang sifat, kepribadian, latar belakang keluarga, kesehatan, dll.

2. Bimbingan Sosial

a. Pengertian Bimbingan Sosial

Dalam kamus bimbingan dan konseling dalam buku Thantawy Bimbingan sosial adalah Bidang pelayanan bimbingan konseling yang membantu individu atau peserta didik /siswa/mahasiswa dalam mengenal lingkungan dan mengembangkan diri dalam lingkungan hubungan sosial yang dilandasi dengan budi.28

Dapat disimpulkan dalam kamus bimbingan dan konseling Bimbingan sosial adalah bidang pelayanan untuk membantu individu mengenal lingkungan dan mengembangkan diri dan berinteraksi sosial dilandasi dengan budi pekerti dalam suatu lingkungan.

Senada dengan dengan kamus bimbingan dan konseling dalam buku Thantawy menurut Hibana mendefinisikan bahwa:

Bimbingan sosial adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk mengenal lingkungannya sehingga mampu bersosialisasi dengan baik dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.29

Dapat disimpulkan dari pernyataan Hibana Bimbingan sosial adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa

28

Thantawy, op.cit., h.17.

29


(44)

mengenal lingkungan sehingga mampu bersosialisasi dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Menurut Fenti Hikmawati mendefinisikan bahwa Bimbingan sosial adalah layanan pengembangan kemampuan dan mengatasi masalah sosial, dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat dalam bekerja sama dan berinteraksi dengan orang dewasa ataupun dengan peserta didik yang lebih muda.30

Dapat disimpulkan dari pernyataan Fenti Hikmawati bimbingan sosial merupakan layanan untuk mengembangkan kemampuan mengatasi masalah sosial dalam keluarga, sekolah dan masyarakat bekerja sama dan berinteraksi baik dengan yang lebih tua maupun lebih muda.

Jadi Bimbingan sosial adalah Bimbingan yang diberikan kepada individu/peserta didik untuk mengembangkan dan mengenal lingkungan dengan cara bersosialisasi dengan baik kepada keluarga, sekolah dan masyarakat. Bimbingan sosial yang dilakukan konselor kepada individu untuk mengatasi masalah sosial yang dihadapi agar sesuai dengan norma atau ketentuan yang berlaku dalam masyarakat.

b. Tujuan Bimbingan Sosial

Dalam buku Ny. Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih. D.Gunarsa:

Bimbingan sosial bertujuan untuk membantu anak dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupan sosialnya,

30


(45)

sehingga ia mampu mengadakan hubungan-hubungan sosial dengan baik.31

Thohirin dalam bukunya bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah merumuskan tujuan bimbingan sosial untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu dapat menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya.32

Dalam buku Koestoer Partowisastro bimbingan sosial bertujuan untuk:

1) Membantu murid mengerti tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan.

2) Membantu murid mengerti aturan sosial.

3) Membantu murid ikut serta dalam aktivitas-aktivitas di luar kelas.

4) Membantu murid dalam penyesuaiannya dengan orang lain.33

Jadi kesimpulannya tujuan bimbingan sosial untuk membantu individu dalam mengatasi masalah sosial dan mampu berinteraksi dengan orang lain dan bersosialisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku didalam masyarakat.

c. Bentuk Bimbingan sosial

Menurut Tohirin bentuk bimbingan sosial sebagai berikut : ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan sosial yang bisa

31

Ny.Y.Singgih,op.cit.,h. 36

32

Tohirin,op.cit., h. 128

33


(46)

diberikan kepada para siswa disekolah atau madrasah. Bentuk-bentuk layanan tersebut: pertama, layanan informasi yang mencakup: informasi tentang keadaaan masyarakat dewasa ini; yang pengetahuan, pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia dan lain-lain dan informasi tentang cara-cara bergaul.

Informasi tentang cara-cara berkomunikasi penting diberikan kepada setiap individu. Sebagai makhluk sosial, individu perlu berhubungan dengan orang. Dengan perkataan lain, individu memerlukan orang lain dalam kehidupannya. Untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik, individu dituntut untuk mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungannya.

Kedua,orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial adalah: suasana, lembaga dan objek-objek pengembangan sosial seperti berbagai suasana hubungan sosial antar individu dalam keluarga , organisasi atau lembaga tertentu, dalam acara sosial tertentu.34

Dalam buku Hallen bentuk bimbingan sosial sebagai berikut :

1) Pengembangan dan pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif. 2) Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan

berhubungan sosial, baik di rumah, disekolah maupun di masyarkat dengan menjungjung tinggi tata krama, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku.Pengembangan dan pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya,

34


(47)

baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah maupun masyarakat pada umumnya.

3) Pengenalan, pemahaman, dan pemantapan tentang peraturan, kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan serta upaya dan kesadaran untuk melaksanakannya secara dinamis dan bertanggung jawab.

4) Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta argumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif.

5) Orientasi tentang hidup berkeluarga.35

Jadi bentuk bimbingan pribadi dan sosial ada dua yaitu bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Bimbingan individual adalah usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi masalah khusus/unik yang dihadapinya. Bentuk bimbingan ini bersifat rahasia dan di berikan dalam bentuk individu. Sedangkan bimbingan kelompok adalah usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu sekelompok siswa (biasanya) yang menghadapi masalah-masalah yang relatif sama agar mereka dapat mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah-masalah mereka, atau megadakan penyesuaian yang baik terhadap masalah-masalah kelompok yang mereka alami bersama.

d. Jenis Masalah Bimbingan Sosial

Dalam buku Dewa Ketut Sukardi rincian bentuk bimbingan sosial :

35


(48)

1) Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.

2) Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, keratif dan produktif.

3) Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas dengan menjungjung tinggi tata krama, sopan santun, serat nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.

4) Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.

5) Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaanya secara dinamis dan bertanggung jawab. 6) Orientasi tentang hidup berkeluarga.36

Menurut Amin Budiaamin dan Setiawati dalam buku Bimbingan Konseling Direktorat Jendral Pendidikan Islam permasalahan yang dihadapi dalam bimbingan sosial yakni:

1) Berprilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi: a) Kurang menyenangi kritikan orang lain;

b) Kurang memahami tata krama (etika) pergaulan;

c) Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di sekolah maupun dimasyarakat.

36


(49)

2) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya , meliputi ;

a) Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis;

b) Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik 3) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi:

a) Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan;

b) Sikap yang kurang positif terhadap hidup berkeluarga.37

Jadi masalah bimbingan sosial adalah Pemantapan kemampuan berkomunikasi, Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, keratif dan produktif, Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial.

e. Teknik Bimbingan Sosial

Dalam Buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani teknik role playing (baik jenis sosiodrama maupun psikodrama), dan diskusi kelompok. Banyak masalah sosial yang lebih efektif dan efisien jika ditangani melalui bentuk bimbingan kelompok38

Dapat disimpulkan Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani teknik bimbingan sosial adalah bimbingan kelompok karena bimbingan ini menggunakan role playing (baik jenis sosiodrama maupun psikodrama), dan diskusi kelompok. Pemecahan masalah sosial diusahakan dalam memainkan suatu peranannya langsung menghayati situasi masalah yang dihadapinya, setelah pementasan, diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan persoalannya dan

37

Amin Budiamin, Setiawati,op.cit.,h.84

38


(50)

juga pemecahan masalah psikis yang dialami oleh anak dapat diberikan melalui psikodrama.

Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Cara ini dilakukan untuk menyampaikan informasi yang tepat kepada siswa tentang masalah pendidikan, pemahaman pribadi, serta penyesuaian diri. Pemberian informasi tersebut bertujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahanan diri sendiri (peserta didik) serta pemahaman terhadap orang lain.

Menurut Gadza (1989) yang dikutip oleh Tatiek Romlah mengemukanan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok pada umumnya dilakukan dikelas dengan jumlah siswa antar 20 sampai 35 orang.39

Dalam bimbingan kelompok ini terdapat beberapa jenis metode bimbingan kelompok yang bisa diterapkan dalam pelayanan bimbingan kelompok yaitu:

1) Program home room 2) Karyawisata

3) Diskusi kelompok 4) Kegiatan kelompok 5) Organisasi siswa 6) Sosiodrama 7) Psikodrama

8) Pengajaran remedial.40

39

Slameto,op.cit ,h. 139-140

40


(51)

Dalam buku Asep Suryana dan Suryadi Teknik yang digunakan dalam bimbingan sosial untuk membantu perkembangan murid yaitu:

1) Konseling Individual

Konseling individual adalah merupakan batuan yang sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap dan prilaku murid. Konseling dilaksanakan melalui wawancara langsung dengan murid. Konseling ditunjukan kepada murid yang normal, bukan yang mengalami kesulitan jiwa, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial.

2) Konsultasi

Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh konselor. Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seorang profesial.

3) Nasihat

Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh guru pemberi nasihat hendaknya memperhatikan sebagai berikut :

a. Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh murid

b. Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi


(52)

c. Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilih oleh murid, disertai kemungkinan keberhasilan dan kegagalan.

d. Penentuan keputusan diserahkan kepada murid, alternatif mana yang akan diambil.

e. Hendaknya murid mau dan mampu mempertanggung jawabkan keputusan yang diambilnya.

4) Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap murid yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok yang dimaksud untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri murid. Isi bimbingan terdiri atas penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.

5) Konseling Kelompok

Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada murid dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.

6) Pengajaran Remedial

Pengajaran Remedial dapat didefinisikan sebagai upaya untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan murid atau kelompok murid tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan , dengan melalui suatu proses interaksi yang terencana,


(53)

terorganisasi, terkontrol dengan lebih memeperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok murid yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya.

7) Mengajar bernuansa bimbingan

Murid yang berhasil dalam belajar apabila guru menerapkan prinsip-prinsip dan memberikan bimbingan waktu mengajar. Lebih jelas bimbingan pada waktu mengajar yang dapat dilakukan oleh guru menjelaskan tujuan dan manfaat materi pelajaran, cara belajar, karakteristik mata pelajaran yang dihadapi individu, penyelesaian tugas, merencanakan masadepan,memberikan, fasilitas belajar, memberikan kesempatan untuk berprestasi, dan lain-lain.41

Jadi kesimpulannya metode dan teknik dalam bimbingan pribadi dan bimbingan sosial adalah Bimbingan kelompok adalah proses pemberian batuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan di dalamnya terdapat, program home room, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa ,sosiodrama, psikodrama, pengajaran remedial.

41

Asep Suryana dan Suryadi.Modul Bimbingan dan Konseling. (Jakarta:Direktur Jendral Pendidikan Islam,2009) h.116-121.


(54)

C. Penelitian Relevan

Adapun penelitian yang relevan yang memiliki kesamaan subjek penelitian yaitu bagian tata usaha yang diteliti oleh penulis, diantaranya:

1. Jazim Fauzi, skripsi yang berjudul “ Layanan bimbingan Pribadi-Sosial pada siswa kelas II MTSN Giriloyo Imogiri Bantul”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, penemuan layanan bimbingan pribadi dan sosial terdiri dari tiga pelayanan yaitu: layanan bimbingan secara klasikal, secara kelompok, secara perseorangan. Serta menerapkan berberapa metode yakni: metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan keteladanan. Pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di sekolah ini cukup efektif tetapi belum terlaksana secara optimal..

2. Syahrul Alwan Sarwo Edi, skripsi yang berjudul “ Implementasi bimbingan sosial-pribadi dalam lembaga pendidikan islam”.

Penelitian ini bertujuan untuk membina pribadi siswa agar mereka dapat berhasil dalam proses pendidikan yang ditempuhnya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Dari hasil penelitian ini bentuk kegiatannya adalah pelayanan konseling perorangan, penanganan masalah dengan menggunakan sistem skor dan pola bimbingan di madrasah yaitu kegiatan bimbingan yang saling berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan .

3. Ismail Al Fatoni, skripsi yang berjudul “Evaluasi pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di SMK Kristen 2 Klaten”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hambatan dalam layanan bimbingan pribadi dan sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model


(55)

kesenjangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan (kombinasi) karena mempunyai komponen kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil penelitian ini pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di sekolah ini dilakukan secara klasikal dan diluar kelas dengan media papan tulis dan mading dan evaluasi bimbingan pribadi dan sosial.


(56)

MASALAH Belum maksimalnya Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong.

SOLUSI

1. Hendaknya membuat jadwal bimbingan pribadi dan sosial bimbingan tidak hanya diberikan pada saat jam pelajaran kosong.

2. Hendaknya guru bimbingan dan konseling mengoptimalkan program bimbingan pribadi dan sosial.

3. Hendaknya membangun minat siswa untuk melakukan

bimbingan tidak hanya pada saat terjadi masalah tetapi adanya tindakan preventif. 4. Seharusnya mengoptimalkan

implementasi program

bimbingan pribadi dan sosial. 5. Hendaknya mengoptimalkan

evaluasi program bimbingan pribadi dan sosial.

HASIL/ HARAPAN Tercapainya

implemetasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK

PUSTEK Serpong yang efektif.

IDENTIFIKASI MASALAH 1. Program bimbingan

dan konseling yang belum terlaksana secara efektif. 2. Belum optimalnya

upaya guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanan program bimbingan pribadi dan sosial

3. Kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan Bimbingan pribadi-sosial. 4. Belum optimalnya

implementasi program bimbingan pribadi dan sosial.

5. Belum optimalnya evaluasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK


(57)

Penelitian ini dilakukan di SMK PUSTEK Serpong yang belokasi di jalan Raya Serpong No.17 Kelurahan Pondok Jagung (Samping WTC Matahari) Kecamatan Serpong kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan September s/d Mei 2015.

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

NO Nama

Kegiatan Bulan Pelaksanaan Penelitian Ket

2014 2015

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

1 Permohonan

Izin Penelitian & Observasi

2 Wawancara ke

sekolah

3 Pengumpulan

data

4 Pengolahan

dan analisis data


(58)

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ditujukan untuk menggmbarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasaa manusia.1 Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengkaji kejadian yang alamiah/ menggambarkan suatu kondisi apa adanya yakni terkait implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong.

C. Sumber Data

Sumber data penelitian ini terdiri dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, dari kepala sekolahsumber data primer berasal dari, kepala sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, 3 guru bimbingan dan konseling dan 5 siswa.

2. Sumber data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data sekunder merupakan pendukung dari data primer. Data sekunder di dapat dari dokumen yang berkaitan dengan program bimbingan pribadi dan sosial.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian observasi sebagai alat

Nana Syaodih Sukmadinata ,Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.72.


(59)

pengumpulan data dapat dilakukan secara optimal. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengenai permasalahan implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong.

2. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Bentuk wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan, tertulis/ pedoman wawancara. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara, perekam suara, dan alat tulis. Teknik ini digunakan untuk mewawancarai kepala sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling dan siswa mengenai Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Instrumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan dari metode wawancara dalam penelitian kualitatif.3 Studi dokumen dimaksudkan untuk mengumpulkan dengan mempelajari dan mencatat bagian resmi yang terdapat di lokasi penelitian. Data yang dikumpulkan yaitu, data silabus RPP bimbingan pribadi, silabus RPP bimbingan sosial, laporan kunjungan rumah, rincian materi pokok bidang bimbingan pribadi dan sosial, program kerja tahunan.

Joko Subagyo,Metode Penelitian Dalam Teori dan Ptraktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) Cet. 4. h. 63

3

Sugiyono,Metodologi Penelitian Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif R & D,( Bandung : Alfabeta, 2009) h. 329


(60)

E. Instrumen Pengumpulan Data 1. Instrumen wawancara

Sebelum melakukan wawancara ,maka perlu dibuat pedoman. Adapun pedoman tersebut dibuat dalam bentuk kisi-kisi instrumen penelitian sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara

Variabel Dimensi Indikator No. Item

Program bimbingan

1. Perencanaan A. Penyusunan program bimbingan pribadi dan sosial.

B. Persyaratan program bimbingan

C. Penetapan jenis layanan yang digunakan

1,2

2,3

4

2. Implementasi A. Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial B. Implementasi

pencapaian tujuan layanan

C. Implementasi jenis layanan yang digunakan

5,6,7,8,9,10, 11,12

13


(61)

3. Evaluasi A. Hambatan yang terjadi segi internal dan eksternal B. Cara mengatasi

hambatan.

15

16

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data a. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.

Perpanjangan keikutsertaan dilakukan guna memastikan konteks untuk dipahami dan dihayati. Perpanjangan keikutsertaan dilakukan dengan terjun kelokasi dalam waktu yang cukup panjang hal ini juga dilakukan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.4

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri padahal-hal tersebut secara

4

Lexy J Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2011), Cet.29. h.327.


(62)

rinci, maka ketekunan penagamatan menyediakan kedalaman mengenai persoalan yang menjadi pembahasan.5

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya yaitu pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987:331). Dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987: 329), terdapat dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

5


(63)

8 A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong

Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) mutlak diperlukan, dalam rangka peningkatan pemberdayaan seluruh potensi wilayah yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan. Dengan demikian upaya penataan dan pengembangan program pendidikan perlu diperhatikan dengan seksama agar tetap relevan dengan kebutuhan pembangunan daerah dan pusat.

Sekolah Menengah Kejuruan Pengembangan Sain dan Teknologi (SMK PUSTEK) Serpong Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah berpotensi untuk mencetak SDM yang berkualitas dengan kompetensi yang di handal. Untuk itu penataan dan pengembangan SMK PUSTEK diarahkan pada program-program yang dapat meningkatkan pemberdayaan potensi wilayah serta memacu pertumbuhan ekonomi wilayah.

Sekolah Menengah Kejuruan Pengembangan Sains dan Teknologi (SMK PUSTEK) Serpong merupakan SMK Swasta yang berlokasi di Jalan Raya Serpong No.17 Kelurahan Pondok Jagung ( Samping WTC Matahari ) Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten dengan luas tanah 4500M2.Didirikan pada tahun 1999 dan pendiri SMK tersebut didirikan oleh banyak pihak diantaranya H. Totong, Drs. H. Mathodah S. M. Si, Ir. H. Harmen Latief M. M. Pd, Drs. Ade Ma’mun R, M. M. Pd, Bambang Supiyanto, S. Sos, Saiful Andhi, ST dkk.


(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong

Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) mutlak diperlukan, dalam rangka peningkatan pemberdayaan seluruh potensi wilayah yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan. Dengan demikian upaya penataan dan pengembangan program pendidikan perlu diperhatikan dengan seksama agar tetap relevan dengan kebutuhan pembangunan daerah dan pusat.

Sekolah Menengah Kejuruan pengembangan sain dan teknologi (SMK PUSTEK) Serpong Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah berpotensi untuk mencetak SDM yang berkualitas dengan kompetensi yang di handal. Untuk itu penataan dan pengembangan SMK PUSTEK diarahkan pada program-program yang dapat meningkatkan pemberdayaan potensi wilayah serta memacu pertumbuhan ekonomi wilayah.

Sekolah Menengah Kejuruan Pengembangan Sains dan Teknologi (SMK PUSTEK) Serpong merupakan SMK Swasta yang berlokasi di Jalan Raya Serpong No.17 Kelurahan Pondok Jagung ( Samping WTC Matahari ) Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten dengan luas tanah 4500M2.Didirikan pada tahun 1999 dan pendiri SMK tersebut didirikan oleh banyak pihak diantaranya H. Totong, Drs. H. Mathodah S. M. Si, Ir. H. Harmen Latief M. M. Pd, Drs. Ade Ma’mun R, M. M. Pd, Bambang Supiyanto, S. Sos, Saiful Andhi, ST dkk.


(65)

Kepala sekolah pertama kali dijabat oleh Drs. Sudirman yang bertugas dari tahun 1999 sampai tahun 2002 kemudian digantikan jabatannya oleh Drs. H. Mathoda S, M. Si dari tahun 2003 sampai saat ini. Awal jumlah siswa yang masuk berjumlah 110 siswa yang terdiri dari 2 (dua) kelas bidang teknik permesinan dan 1 (satu) kelas bidang otomotif, dengan jumlah tenaga pendidik yang mengajar kurang dari 20 guru. Pada tahun ke-4 karena banyaknya animo masyarakat yang berminat untuk menyekolahkan anaknya ke SMK semakin bertambah maka dibuka jurusan baru yaitu administrasi perkantoran dan administrasi.

Saat ini terdapat 7 (tujuh) program studi diantaranya Teknik Permesinan, Teknik Kendaraan Ringan/ Otomotif, Teknik Komputer Jaringan, Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Multimedia dan Teknik Sepeda Motor. Dengan jumlah siswa berjumlah 1961 siswa dan 85 tenaga pendidik yang mengajar.

2. Visi dan Misi SMK PUSTEK Serpong a. Visi

“Terwujudnya SMK PUSTEK Serpong sebagai lembaga diklat kejuruan yang berorientasi pada dasar kerja, dengan Standar Nasional menuju Standar Internasional.”

b. Misi

1) Mengembangkan sistem pendidikan yang fleksibel.

2) Mengembangkan sistem pada SMK PUSTEK Serpong berwawasan mutu dan keunggulan sesuai dengan tuntutan pasar kerja.

3) Memberikan pelayanan prima dalam pemberdayaan sekolah dan masyarakat.

4) Mengembangkan iklim belajar yang berwawasan global berakar pada norma agama dan nilai budaya bangsa Indonesia.


(66)

Misi merupakan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan bersama-sama. Oleh karena itu, pihak sekolah harus mampu melaksanakan misi tersebut dalam bentuk kegiatan nyata sehingga ada manfaat yang didapat dalam kegiatan tersebut.

c. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

Mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang berpotensi untuk mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas dengan kompetensi yang handal.

2. Sasaran

Tujuan yang akan dicapai untuk mencapai SMK berstandar nasional adalah sebagai berikut:

a) Pada tahun pertama jumlah siswa-siswi yang lulus terserap pada DU/ DI yang telah relevan minimal 40%.

b) Pada tahun pertama jumlah peserta ujian yang memperoleh nilai matematika 5.0 lebih dari 30%.

c) Pada tahun pertama jumlah peserta ujuan nasional memperoleh skor TOEIC 405 atau 7.01 lebih dari 20%.

d) Pada tahun pertma uji coba penyelenggaraan uji satu mata diklat dengan pengantar bahasa inggris.

e) Pada tahun kedua menjadi minimal juara pada PKS tingkat provinsi untuk program keahlian yang diunggulkan.

d. Motto

1. Kokoh dalam IMTAQ sinergi dengan IPTEK 2. 3S (Senyum, Salam dan Sapa).


(67)

3. Keadaan Guru dan Siswa SMK PUSTEK Serpong a. Keadaan Guru

Guru-guru yang berada di SMK PUSTEK Serpong berjumlah 85 orang guru yang terdiri dari 9 guru PNS dan 76 guru honorer. Guru-guru di SMK PUSTEK ini lulusan dari perGuru-guruan tinggi negeri maupun swasta yang mengajar sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

b. Keadaan Siswa (Peserta didik)

Data terakhir jumlah siswa SMK PUSTEK Serpong tahun pelajaran 2014- 2015 seluruhnya berjumlah 1961 siswa. Peserta didik di kelas X ada sebanyak 19 rombongan belajar. Peserta didik di kelas XI seluruhnya ada sebanyak 18 rombongan belajar, peserta didik di kelas XII seluruhnya ada sebanyak 16 rombongan belajar.

Tabel 4.1

Data Siswa SMK PUSTEK Serpong Tahun Ajaran 2014/ 2015

Jurusan Jumlah rombel Jumlah siswa Jumlah keseluruhan Ket X

Teknik Permesinan 3 121

746 Teknik Kendaraan Ringan 2 84 Teknik Komputer Jaringan 4 166 Administrasi Perkantoran 3 99

Multimedia 4 159

Akuntansi 2 88

Teknik Sepeda Motor 1 29

XI

Teknik Permesinan 3 95

645 Teknik Kendaraan Ringan 3 101 Teknik Komputer Jaringan 4 158 Administrasi Perkantoran 2 88


(68)

Akuntansi 2 63

XII

Teknik Permesinan 3 119

570 Teknik Kendaraan

Ringan

2 82

Teknik Komputer Jaringan

4 144

Administrasi Perkantoran

2 77

Multimedia 3 97

Akuntansi 2 51

4. Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling di SMK PUSTEK Serpong

a. Ruang Bimbingan dan Konseling

Ruang bimbingan dan konseling (BK) merupakan salah satu sarana yang penting mempengaruhi kualitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Secara geografis ruang BK terletak di lantai 2 bersebelahakan dengan ruang perpustakaan, sedangkan ditinjau dari keadaan ruang BK dan segi luas ruangan sudah cukup memenuhi standar ideal. Di dalam ruangan terdapat 1buah meja panjang dengan 12 sekat, 1 set meja untuk tamu, 1 ruangan untuk proses konseling, sebuah meja komputer, printer, dan beberapa inventaris ruang lainnya serta fasilitas bimbingan dan konseling.

b. Administrasi Bimbingan dan Konseling 1) Administrasi BK perkelas

Administrasi BK perkelas dilaksanakan unntuk mengetahui kondisi keberadaan siswa siswa yang terdiri dari buku pemantauan kehadiran siswa, grafik ketidak hadiran siswa.

2) Pola 17 dalam pelayanan

Pola ini merupakan layanan yang akan diberikan kepada siswa. Pola yang diditerapkan yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penyaluran dan penempatan, layanan pembelajaran, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan


(69)

kelompok, layanan konsultasi, layanan mediasi, aplikasi instrumentasi, himpunan data, konfrensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus.

3) Data pekerjaan orang tua

Data ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan kondisi keluarga siswa sebagai pelengkap untuk konseling.

4) Buku administrasi bimbingan dan konseling

Buku administrasi BK di sekolah ini terdiri dari bimbingan pribadi, bimbingan sosial, belajar, keluarga, home visit, silabus/RPP, program tahunan, progam bulanan, kartu konseling dan bimbingan kelompok.

Tabel 4.2

Data Ruangan Sarana Prasarana BK di SMK PUSTEK Serpong

Tahun 2015

Bangun Ruang Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

Rusak

Total Jumlah Ruang khusus bimbingan

dan konseling

1 1

Komputer PC 1 1 1

Printer 1 1

Telepon 1 1

Loker 1 1

Lemari arsip 1 1

Lemari penyimpanan data siswa

1 1

Lemari penyimpan dokumen

1 1

AC 2 1

Dispenser 1 1


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

BIOGRAFI PENULIS

Luci Oktaviani, lahir di Pati, 24 Oktober 1992. Penulis memulai Pendidikan di SDN 5 Serpong pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan ke SMPN 1 Serpong dan selesai pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya ke SMAN 7 Tangerang Selatan dan lulus tepat waktu pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis berhasil lulus di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Manajemen Pendidikan.

Melalui skripsi yang berjudul “Implementasi Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK PUSTEK Serpong”di bawah bimbingan Dr.Salman Tumanggor, M.Pd alhamdulillah penulis mendapat gelar S.Pd.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk adik-adik kelas yang ingin mengambil penelitian tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial.