TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”BKKBN” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Di Surabaya Tentang isi pesan Iklan Layanan Masyarakat ”BKKBN Versi Dua Anak Lebih Baik” Di Televisi).

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJ A TENTANG
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”BKKBN” di TELEVISI
(Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Di Surabaya Tentang isi pesan
Iklan Layanan Masyarakat ”BKKBN Versi Dua Anak Lebih Baik” Di Televisi)
SKRIPSI

Disusun Oleh :
BAYU PRASETIO J .
NPM : 0843010172

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJ A TENTANG

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”BKKBN” di TELEVISI
(Studi Deskr iptif Tingkat Pengetahuan Remaja di Surabaya Tentang Iklan
Layanan Masyarakat ”BKKBN versi Dua Anak Lebih Baik” Di Televisi)
Disusun Oleh:

BAYU PRASETIO J .
NPM : 0843010172

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,

Pembimbing Utama

Drs. Kusnarto, Msi
NIP. 195808011984021001
Mengetahui
DEKAN

Dr a. Suparwati, MSi
NIP. 1955 0718198302 2001


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJ A TENTANG
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”BKKBN” di TELEVISI
(Studi Deskr iptif Tingkat Pengetahuan Remaja di Surabaya Tentang Iklan Layanan
Masyar akat ”BKKBN versi Dua Anak Lebih Baik” Di Televisi)
Oleh :
Bayu Pr asetio J
0843010172
Telah Diper tahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Pr ogram Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 14 Desember 2012
Menyetujui
Pembimbing Utama

Tim Penguji

1. Ketua

Dr s. Kusnarto, Msi
NIP. 195808011984021001

J uwito, S.Sos, Msi
NPT. 367049500361
2. Sekr etaris

Drs. Kusnar to, Msi
NIP. 195808011984021001
3. Anggota

Zainal Abidin Achmad, M.Si, M.Ed
NPT. 3730 5990 1701
Mengetahui
Dekan

Dra. Supar wati, MSi
NIP. 1955 0718198302 2001

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan kemurahan, kebaikan dan karunianya-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana program studi Ilmu Komunikasi, pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan bisa
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada
kesempatan ini, perkenankan penulis untuk menyampikan ucapan terimakasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran
penyusunan skripsi ini.
Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih
kepada :
1.


Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur,

4.

Drs. Kusnarto, MSi., dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

iv


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.

Semua dosen dan staf dosen Universitas Pembangunan Nasioanal ”Veteran”
Jawa Timur.

6.

Orang tuaku tercinta yang sering menasehati agar segera menyelesaikan
kuliah dan telah memberikan bantuan baik materiil maupun moril, serta do’a.

7.

Yang spesial untuk tunanganku Silfia Andriani yang selalu menemani aku
dalam keadaan susah, sedih, dan senang bersama-sama memberikan support
untuk menyelesaikan skripsiku.

8.


Semua orang yang telah banyak membantu dan memberikan saran dan kritik
kepada penulis namun tidak tersebutkan, penulis ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya..
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari
penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa
yang akan datang.

Surabaya, Oktober 2012

Penulis

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUl ......………………………………………………....….. i
HALAMAN PERSETUJUAN DAN
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................……... ii
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI .................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
ABSTRAKSI .................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 10
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 10
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 12
2.1. Landasan Teori .................................................................... 12
2.1.1. Periklanan ................................................................. 12
2.1.2. Jenis Iklan ................................................................. 13

2.1.3. Unsur-Unsur Iklan ..................................................... 15
2.1.4. Televisi Sebagai Media Periklanan ............................ 17
2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Televisi Sebagai Media
Periklanan ................................................................. 18
2.1.6. Iklan Layanan Masyarakat ......................................... 20

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

2.1.7. Pesan Iklan ................................................................ 21
2.1.8. Tingkat Pengetahuan ................................................. 22
2.1.9. Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat .......................... 23
2.1.10. Isi Pesan Iklan Layanan Masyrakat ”BKKBN” Di
Televisi ..................................................................... 23
2.1.11. Program Iklan Layanan Masyarakat BKKBN ............ 24
2.1.12. Teori S-O-R .............................................................. 27
2.2. Kerangka berpikir ................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 33

3.1. Pendekatan Penelitian ........................................................... 33
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................... 34
3.2.1. Definisi Operasional .................................................. 34
3.2.2. Pengukuran Variabel ................................................. 36
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ................... 38
3.3.1. Populasi .................................................................... 38
3.3.2. Sampel ...................................................................... 38
3.3.3. Teknik Penarikan Sampel .......................................... 40
3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 41
3.5. Teknik Analisis Data ............................................................. 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 44
4.1. Gambaran Umum Obyek Pembahasan ................................... 44
4.1.1. Gambaran Umum BKKBN ........................................ 44

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.2. Gambaran Umum Surabaya ....................................... 46
4.2. Penyajian Data dan Analisa .................................................... 47
4.2.1. Identitas Responden .................................................. 44

4.2.2. Deskripsi Subyek ...................................................... 50
4.2.3. Tingkat Pengetahuan Pemirsa Terhadap Isi Pesan
Iklan Layanan Masyarakat “BKKBN” di Televisi. ..... 54
4.2.4. Tingkat
Kategori

Pengetahuan
Tingkat

Responden

Pengetahuan

Berdasarkan

Iklan

Layanan

Masyrakat “BKKBN” Di Televisi ............................. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 66
5.1. Kesimpulan ............................................................................ 66
5.2. Saran ..................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
Bayu Pr asetio J amlean, 0843010172, Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang
Iklan Layanan Masyrakat ”BKKBN” Di Televisi (Studi Deskriptif Tingkat
Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyrakat ”BKKBN
ver si Dua Anak Lebih Baik” Di Televisi)

Berdasarkan tujuannya, iklan terbagi atas iklan komersial dan iklan layanan
masyarakat. Semakin bertambahnya jumlah pertumbuhan penduduk saat ini menjadi
kekhawatiran akan terjadinya ledakan penduduk pada tahun 2015. Adanya hal
tersebut mendorong pemerintah Indonesia untuk membuat kebijakan penting dengan
sosialisasi program BKKBN. Sebab, penduduk yang besar tanpa disertai dengan
kualitas yang memadai, justru menjadi beban pembangunan dan menyulitkan
pemerintah dalam meningkatkan ekonomi dan pembangunan nasioanal. Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah tingkat
pengetahuan remaja Surabaya tentang iklan layanan masyarakat “BKKBN versi Dua
Anak Lebih Baik” di Televisi.
Landasan teori dalam penelitian ini menggunakan teori S-O-R. Menurut teori
ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan
reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi
pada pihak penerima sebagai akibat dari proses komunikasi. Dalam penelitian ini
iklan “BKKBN versi Dua Anak Lebih Baik” dapat mempengaruhi tingkat kognisi
remaja tentang dua anak lebih baik. Dan Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah metode probability sampling dengan teknik sample random.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan table frekuensi.
Dari hasil pengujian didapatkan hasil tingkat pengetahuan para responden
terhadap isi pesan iklan layanan masyarakat tentang “BKKBN versi Dua Anak Lebih
Baik” termasuk dalam kategori tinggi. Banyaknya responden yang berada pada
kategori tinggi hal ini menunjukan tingginya pengetahuan yang dimiliki responden
terhadap isi pesan iklan layanan masyarakat “BKKBN versi dua anak lebih baik,

Keyword : Tingkat Pengetahuan, BKKBN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
BayuPrasetioJ amlean, 0843010172, Knowledge Exhcange Teens On Public Ser vice
“BKKBN” In Television (Descr iptive Study of Adolescent Knowledge Level Sur abaya
On Public Service " BKKBN ver sion of Two Childr en is Better " On Television)

Based objectives, consisting of commercial advertising and public service
announcements. The increasing population growth is currently the fears of a population
explosion in 2015. The existence of these prompted the Indonesian government to make
important program BKKBN socialization. Because, a large population is not accompanied by
adequate quality, it becomes a burden and complicate the development of government in
improving the economy and national development. The destination of this research was to
determine how the level of public knowledge about public service in Surabaya BKKBN
versions of two children is better on television.
The theoretical basis of this research using S-O-R theory. According to this theory
the effects are specific reactions to specific stimuli, so one can expect and predict
compatibility between the message and the reaction of the communicant. In addition, this
theory explains the effect that occurs on the receiving end as a result of the communication
process. In this research, advertising "BKKBN Versions of Two Children Is Better" can
affect the level of cognition of adolescents on Two Children Is Better. And the sampling
technique in this study is a method of probability sampling with random sample technique is
a technique based on random sampling. The method of data analysis in this study using a
frequency table.
Results obtained from the test results of the respondents' level of knowledge of the
content of public service advertising messages BKKBN versions of two children better is
high. The number of respondents who are in the high category of things here showed high
knowledge respondents BKKBN program,

Keyword: Knowledge Exchange, BKKBN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Iklan adalah proses penyampaian pesan atau informasi kepada sebagian
atau seluruh khalayak dengan menggunakan media. Menurut Wibowo (2003:5)
iklan di definisikan sebagai kegiatan berpromosi melalui media massa.
Iklan dianggap sebagai teknik penyampaian pesan yang efektif dalam
menjual dan menawarkan suatu produk. Oleh karenanya dalam aktivitas
perpindahan informasi tentang produk yang di iklankan pada khalayak tentunya
harus mengandung daya tarik.
Salah satu media untuk menyampaikan pesan iklan adalah televisi.
Televisi memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan media lain dalam upaya
membantu proses keberhasilan penyebaran iklan. Iklan yang disiarkan dalam
televisi akan menjadi pusat perhatian audien pada saat iklan itu ditayangkan.
Iklan televisi juga mampu mempengaruhi emosi masyarakat. Dengan di dukung
karakteristiknya yang audio dan visual. Televisi mampu membangkitkan selera
pemirsa terutama atas rangsangan visual, sehingga menjadikannya sebagai
medium yang intim dan personal (Morison, 2007:187).
Saat ini seringkali kita lihat iklan-iklan layanan masyarakat yang isi
pesannya

ditujukan

kepada

masyarakat

sebagai

salah

satu

usaha

memasyarakatkan gagasan-gagasan sosial, yang isi pesannya berasal dari

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

golongan atau instansi tertentu (pemerintah maupun kelompok). Misalnya iklan
E-KTP, keluarga Berencana atau BKKBN, iklan tentang pajak ataupun iklan
anti narkoba dan sebagainya.
Salah satu iklan layanan masyarakat yang akhir-akhir ini sering di
tayangkan oleh stasiun televisi adalah iklan layanan masyarakat mengenai KB
atau BKKBN versi dua anak lebih baik.
Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (dahulu Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) di singkat BKKBN, adalah Lembaga
Pemerintah Non Departement Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Kepala
BKKBN Saat ini adalah Dr. Sugiri Syarief, MPA.
BKKBN pernah sukses dengan selogan dua anak cukup, laki-laki
perempuan sama saja. Namun, untuk menghormati Hak Asasi manusia, kini
BKKBN memiliki slogan dua anak lebih baik

(ht tp:/ / id. Wikipedia.org/ w iki/

Badan kependudukan berencana nasional).

Kepala BKKBN, dr.Sugiri Syarief, MPA mengatakan saat ini, tingkat
fertilitas di Indonesia (TFR) adalah 2,6 anak per wanita dan telah menurun
sebanyak 50 persen dibandingkan dengan kondisi tahun 1970 yaitu 5,6 anak per
wanita. Namun demikian tingkat TFR pada tiap provinsi tidak merata, berkisar
dari 1,9 di Yogjakarta sampai 4,1 di Nusa Tenggara Timur.
Disisi lain kebutuhan pasangan usia subur (PUS) untuk ikut KB, sebesar
70,6 persen. Tetapi masih ada kebutuhan PUS untuk KB belum dapat dipenuhi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

atau biasa disebut unmeet need sebesar 9,1 persen, yang terdiri dari kebutuhan
untuk spacing sebesar 4,3 persen dan untuk limiting sebesar 4,7 persen. Upaya
pemenuhan kebutuhan ini (unmeet need) merupakan tantangan mendasar dalam
pelaksanaan program KB.
Pada tataran globalpun unmeet need tersebut dijadikan sebagai salah
satu indikator keberhasilan program. Hambatan yang paling utama adalah
masalah kemiskinan. Kemiskinan selalu berhubungan dengan masalah
pemerataan, akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Masalah yang timbul dalam kesehatan keluarga, terutama kesehatan ibu dan
anak

lebih

besar

pada

daerah-daerah

yang

miskin

atau

tertinggal

(http://www.indosiar.com/ragam/kontrasepsi-dan-fenomena-keluargabahagia73644.html).
Permasalahan lain yang perlu di selesaikan oleh Badan Kependudukan
dan keluarga Berencana (BKKBN), terkait dengan pengendalian kuantitas anak
dan kependudukan.
Salah satu masalah tersebut adalah membenahi semboyan yang beredar
dalam masyarakat, yang berbunyi “banyak anak, banyak rezeki”.
Sudibyo ingin semboyan ‘norma keluarga kecil bahagia sejahtera’
kembali jaya seperti pada 1980-1990 an. Melalui semboyan itu, lanjutnya,
masyarakat akan merasa malu mengatakan anaknya lebih dari dua.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Tetapi masalah tidak hanya terletak pada masing-masing keluarga.
Persoalan lain seperti kurang sinkronnya kebijakan antara pemerintah pusat dan
daerah juga bisa membuat program keluarga berencana (KB) tersendat.
KB dapat dijadikan sebagai upaya memotong rantai kemiskinan dalam
lingkup keluarga. Perencanaan jumlah anak yang benar, memungkinkan suatu
keluarga akan meningkatkan kualitas anggota keluarganya.
“Anak yang berkualitas akan menjadi sumber daya unggul, dan akan
mampu bersaing di era globalisasi”. Untuk itu, pengendalian kuantitas
penduduk melalui pengaturan jumlah anak, adalah demi kesejahteraan rakyat.
Semua ini sebaiknya diawali dari unit terkecil dalam masyarakat, yaitu
keluarga.
“Kata kunci utama dalam meningkatkan kesejahteraan, adalah
keluarga”.
Sudibyo memaparkan jika suatu keluarga mampu mengatur jumlah
anaknya dengan baik, maka upaya penyediaan pelayanan dasar semakin
memungkinkan di realisasikan. Misalnya pelayanan kesehatan, pendidikan,
perubahan, pangan, dan lainnya
(www.bisnis.com/articles/masalah-kependudukan-bkkbn-memandang-masihkompleks).
Kesadaran akan pentingnya kontrasepsi di Indonesia saat ini, masih
perlu ditingkatkan guna mencegah terjadinya ledakan penduduk di Indonesia
pada tahun 2015. Saat ini, ledakan penduduk merupakan salah satu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

permasalahan global yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang
global warming, keterpurukan ekonomi, masalah pangan serta menurunnya
tingkat kesehatan penduduk.
Kekhawatiran akan terjadinya ledakan penduduk pada tahun 2015,
mendorong pemerintah Indonesia membuat beberapa kebijakan penting. Sebab,
penduduk yang besar tanpa disertai dengan kualitas yang memadai, justru
menjadi beban pembangunan dan menyulitkan pemerintah dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional
(http://www.indosiar.com/ragam/kontrasepsi-dan-fenomena-keluargabahagia_73644.html).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Provinsi Jatim menyatakan mulai Januari hingga Juni 2012 mampu menjaring
peserta KB baru sekitar 61,73% atau sebanyak 666.327 orang. Mampu
menjaring peserta KB baru 61,73% ini, maka program sosialisasi BKKBN Jatim
berjalan dengan baik mengingat sasaran Kontrak Kinerja Provinsi (KKP)
berjumlah 1.079.451 orang di tahun ini.
“Baru bulan Juni saja, kita sudah mendapatkan 666.327 peserta KB baru
atau 61,73 persen dari sasaran KKP. Itu tandanya kita berhasil melaksanakan
program ini,” ujar Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Jatim, Djuwartini,
saat Sosialisasi Program Kependudukan dan Keluarga Berencana di kantornya
Surabaya, Rabu (8/8).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Pencapaian jumlah peserta KB hingga Juni ini lebih besar dibanding
bulan yang sama tahun 2011, yakni 642.682 orang atau 53,85 persen. Sementara
sasaran KKP tahun 2011 sebanyak 1.193.464 orang. “Peserta KB baru ini beda
orang. Pesertanya dari pernikahan baru.
Berdasarkan data yang dihimpun Pemkot Jatim. setiap hari, penduduk
Surabaya bertambah 203 jiwa. Pemkot Surabaya harus mewaspadai laju
pertumbuhan penduduk. Data semester pertama 2011 menunjukan laju yang
sangat cepat. Jika itu tidak diantisipasi, akan muncul banyak problem
kependudukan pada masa mendatang. Dalam enam bulan pertama tahun ini,
penduduk Surabaya bertambah 36.577 jiwa. Artinya, per bulan pertambahan
Kota Pahlawan mencapai 6.096 jiwa.
Jika di rata-rata, per hari jumlahnya mencapai 203 jiwa. Jumlah itu
meningkat cukup drastis jika dibandingkan dengan periode yang sama pada
semester pertama 2010. Saat itu pertambahan penduduk selama enam bulan
mencapai 26.832 jiwa. Tingginya pertambahan penduduk selama semester
pertama 2011 tidak lepas dari banyaknya penduduk luar Surabaya yang masuk
ke kota Pahlawan. Angka pindah masuk di Surabaya hingga enam bulan ini
mencapai 9.438 jiwa. Sedangkan pindah keluar tercatat 3.032 jiwa.
Untuk jumlah kelahiran, yang terdata 34.113 jiwa. Sebaliknya, jumlah
kematian berada di angka 3.032 jiwa. ”Banyaknya alasan orang tertarik untuk
menjadi warga Surabaya. Kerena pindah kerja, maupun alasan lain,” kata
Kadispendukcapil Kartika Indrayana. Terpisah, pakar statistika ITS Kresnayana

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Yahya menyatakan, banyaknya penduduk luar kota yang masuk ke Surabaya
salah satunya disebabkan oleh semakin bagusnya fasilitas di kota Pahlawan.
Baik fasilitas pendidikan maupun ruang lapangan kerja. Ada pula kemungkinan
lain. Misalnya, keinginan individu memperoleh strata sosial yang lebih tinggi
dengan hidup di kota besar. Sedangkan banyaknya kelahiran, antara lain,
disebabkan oleh banyaknya jumlah penduduk yang berusia produktif 15-35
tahun. Sejauh yang dia ketahui, sekitar 60 persen penduduk Surabaya berusia itu
(http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/kependudukan/471-setiap-haripenduduk-surabaya-tambah-203-jiwa).
Berdasarkan data perbandingan pertumbuhan jumlah penduduk kota
Surabaya Tahun 2011-2012:

Sumber: Dispendukcapil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Sumber:http://dispendukcapil.surabaya.go.id/ tgl 28 Agustus 2012 pk.18.30

Data di atas di peroleh dari pemantauan situs dinas kependudukan dan
catatan sipil kota Surabaya dalam statistik penduduknya.
Jadi Penelitian ini menggunakan media televisi untuk mempermudah
menyampaikan isi pesan dari iklan tersebut. Kelebihan dari media televisi paket
acaranya yang mampu membuka wawasan berpikir pemirsa untuk menerima
dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan masyarakat (kuswandi,
1996:94). Disamping itu iklan yang disampaikan oleh Maudy Koesnaedi,
Bambang Pamungkas, dan Donny Alamsyah sangat familiar bagi pemirsa
televisi yang menyaksikannya. Sehingga pesan bisa sampai kepada mereka yang
ingin hidup bahagia dan sejahtera sebagaimana slogan yang disampaikan oleh
BKKBN.
Tingkat pengetahuan khalayak terhadap iklan yang di tayangkan
merupakan aspek yang menentukan keberhasilan isi dari sebuah pesan. Tingkat
adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya derajat, kelas, taraf,
pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pengetahuan disini adalah variabel

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

pengetahuan yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari
efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif terjadi bila
ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami oleh khalayak (Rakhmad,
2004:219)
Pengetahuan yang terkandung dari iklan layanan masyarakat BKKBN
versi dua anak lebih baik terdiri dari kalimat-kalimat atau kata-kata dari iklan
tersebut, gambaran figure atau pemerannya, penonjolan pesan-pesannya, serta
manfaat yang dapat digunakan sehingga terjadilah suatu perubahan sikap
kognitif (menjadi lebih tahu) tentang unsur iklan layanan masyarakat BKKBN
serta berbagai hal-hal yang masih terkait dalam iklan tersebut. Adapun isi pesan
yang disampaikan iklan layanan masyarakat BKKBN versi dua anak lebih baik
adalah “jumlah penduduk yang tidak terkendali berdampak pada ketersediaan
pangan, mau dikasih makan apa anak-anak kita kelak?”. “Sulitnya mencari
pekerjaan, bayangkan mau dimana lagi kita tinggal?”. “Ah Padat banget,
bagaimana nanti ya?”. yang bisa kita lakukan adalah menjaga pertumbuhan
penduduk dengan ber-KB. Dua anak lebih baik.
Dipilihnya kota Surabaya dalam penelitian ini dikarenakan kota
Surabaya pertumbuhan penduduknya semakin meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan data dari total jumlah penduduk kota Surabaya pada tahun 2011
mencapai 3.024.321 warga sedangkan pada tahun 2012 per-Agustus mencapai
3.093.290 warga (http://dispendukcapil.surabaya.go.id). Sedangkan objek dalam
penelitian ini ditujukan untuk remaja akhir usia 18-21 tahun (Luella Cole. Awal,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2007). Tujuannya agar remaja yang akan menikah mengetahui pentingnya
membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga
yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya seperti halnya slogan yang di
sampaikan oleh BKKBN yaitu bahagia dan sejahtera
(www.scribd.com/doc/53932971/3/TUJUAN-UMUM-KB-TUJUAN-UMUMKB).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dasar uraian pada latar belakang masalah dalam
penelitian ini yaitu “Bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja Surabaya
tentang isi pesan iklan layanan masyarakat “BKKBN versi dua anak lebih baik”
di Televisi?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah
tingkat pengetahuan remaja Surabaya tentang isi pesan iklan layanan
masyarakat BKKBN versi dua anak lebih baik di televisi.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis dan praktis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah wacana dan memberikan informasi serta sumbangan
pemiikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi sebagai bahan
masukan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan masukan pada pihak Badan kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional untuk meningkatkan pelaksanakan dan
menginformasikan mengenai program BKKBN. Serta manfaat lain
adalah himbauan bagi masyarakat untuk mengikuti program KB.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori
2.1.1. Periklanan
Iklan adalah suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat
penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan
layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk
informasi yang persuasif. Sedangkan Masyarakat Periklanan Indonesia
mengartikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa
yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau
seluruh masyarakat (Wright, 1978). Menurut Kotler (2002:658), periklanan
didefinisikan sebagai bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara
nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
Dalam suatu definisi iklan mengandung enam elemen. Pertama, bentuk
komunikasi yang di bayar. Kedua, proses identifikasi sponsor. Ketiga,
membujuk dan mempengaruhi konsumen. Keempat, iklan membutuhkan media
massa menjadikan iklan dikategorikan sebagai media massal. Sehingga iklan
bukan pribadi (non personal). Dan elemen yang keenam adalah audiens
(Sutisna, 2002:275).
Tiga macam tujuan dalam periklanan yaitu iklan informat if
yang sifatnya memberitahukan mengenai manfaat dan kegunaan.

12

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Kedua, iklan persuasif yang sifatnya meyakinkan atau membujuk
dengan berusaha membangun posisi yang paling baik. Periklanan yang
bersifat membujuk berperan penting bagi perusahaan dengan tingkat
persaingan yang t inggi dan biasanya dituangkan dalam pesan-pesan
iklan perbandingan. Dan yang ketiga adalah iklan pengingat yang
sifatnya mengingatkan (Kotler, 2003:591).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa periklanan adalah
bentuk penyajian pesan yang dilakukan komunikator secara non
personal melalui media untuk ditujukan kepada komunikan dengan
cara membayar.
2.1.2. J en is I kla n
Menurut teoritik Bitter (1986), iklan dibagi menjadi dua jenis
yaitu iklan standard dan iklan layanan masyarakat (Widyatama,
2007:65-66).
1. Iklan standar
Iklan standar atau biasa disebut iklan komersil adalah iklan yang ditata secara
khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk
konsumen melalui media periklanan. Tujuan iklan standar adalah untuk
mendapatkan keuntungan-keuntungan ekonomi. Pada umumnya iklan standar
ditangani oleh perusahaan periklanan secara professional. Pesan-pesan dalam
iklan standar disusun secara baik dalam kata-kata, kalimat, pemilihan gambar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

dan warna, media yang tepat agar mampu menjangkau jenis khalayak sasaran
tertentu, sampai dengan menyebarkannya pada waktu yang sesuai, seluruhnya
ditangani oleh orang-orang yang professional.
2. Iklan layanan masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non-profit. Iklan ini
berupaya mencari keuntungan yang bersifat sosial, bukan keuntungan
komersial secara langsung. Tujuan dari iklan ini adalah membentuk citra baik
di tengah masyarakat. Biasanya pesan iklan layanan masyarakat berupa
ajakan, himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan
suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku yang tidak
baik supaya lebih baik. Disebut dengan bersifat non profit dalam hal ini juga
jangan diartikan sebagai tidak mencari keuntungan apapun. Sebab iklan
layanan masyarakat juga berupaya mencari keuntungan sosial bukan
keuntungan komersial. Keuntungan yang diharapkan dari iklan layanan
masyarakat adalah berusaha mendapatkan atau membentuk citra baik
ditengah masyarakat. Jadi esensi yang membedakan iklan standard dan iklan
layanan masyarakat terletak pada tujuan keuntungan yang ingin diraih atau
diharapkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan dalam penelitian,
jenis iklan yang diamati dalam penelitian ini yaitu iklan layanan masyarakat
tentang BKKBN versi dua anak lebih baik termasuk dalam iklan layanan
masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.1.3. Unsur-unsur Iklan
Setiap iklan memiliki beberapa unsur-unsur iklan, unsur-unsur
dalam iklan adalah sebagai berikut (Effendy, 1993:178) :
a. Talent
Salah satu unsur terpenting dalam iklan di televisi adalah model iklan
yang berperan dalam menyampaikan pesan terhadap produk. Talent
dalam penelitian ini adalah Aktris Maudy Koesnaedi, Atlet Sepak Bola
Bambang Pamungkas, dan Aktor Donny Alamsyah.
b. Props
Merupakan alat peraga dengan tujuan untuk menjelaskan gambar yang
digunakan oleh talent atau model dalam menyampaikan pesan dari suatu
produk. Props dalam penelitian ini adalah bentuk dari semakin padatnya
jumlah penduduk dalam iklan layanan BKKBN versi dua anak lebih baik.
c. Setting
Lokasi atau tempat pada saat pengambilan gambar sedang berlangsung
yang dilengkapi dengan lampu (lightening) serta didukung dengan model
sebagai penyempurnaan dalam pembuatan iklan. Setting dalam penelitian
ini adalah di sebuah pasar, perkampungan, dan jalan dimana banyak
orang-orang yang beraktifitas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

d. Audio
Cara yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan secara cepat adalah
dengan menggunakan unsur musik atau audio dengan tujuan agar menarik
perhatian pemirsanya seperti adanya dialog yang diperankan oleh model.
Unsur audio dalam penelitian ini adalah dimana adanya suara selebriti
dan atlet sepak bola yang menerangkan tentang anjuran untuk mempunyai
dua anak lebih baik dalam suatu keluarga sehingga bisa mengurangi
ledakan penduduk dan pernyataan itu membuat layanan masyarakat
BKKBN versi dua anak lebih baik menarik dan jelas.
e. Visual
Gambar-gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam,
tampak pada televisi tidak berasal dari bahan yang mempunyai wujud
sehingga dapat diperhatikan sebuah obyek dalam berbagai jarak dan
berbagai sudut pengambilan gambar. Unsur visual dalam iklan layanan
masyarakat BKKBN versi dua anak lebih baik adalah adanya kepadatan
penduduk di sebuah lokasi dimana semua orang melakukan aktifitas
sehingga membuat iklan layanan masyarakat BKKBN versi dua anak
lebih baik lebih jelas isi pesan iklan tersebut.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu iklan akan
berhasil apabila memenuhi unsur-unsur yang menjadi komponen iklan. Iklaniklan yang dimaksud adalah video, suara, model, peraga, latar, pencahayaan,
grafik dan kecepatan. Semua komponen iklan tersebut harus lengkap agar bisa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

memperoleh hasil yang optimal, karena dengan kurangnya salah satu komponen
akan membuat iklan tersebut menjadi tidak menarik.
2.1.4. Televisi Sebagai Media Periklanan
Televisi merupakan alat

yang

efektif bagi perusahaan dalam

mengiklankan produknya sehingga mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
media lainnya. Televisi dapat menyajikan media atau gambar yang bergerak dan
dapat dinikmati dengan lebih baik serta jangkaunyang lebih luas dan juga dapat
memotivasi lebih baik kepada para calon pembeli untuk melakukan pembelian
barang dan produk tersebut. Televisi sebagai salah satu media informasi,
merupakan media yang dapat digunakan oleh organisasi manapun perusahaan
untuk menyampaikan suatu berita kepada masyarakat (Sumartono, 2002:4).
Kelebihan dari iklan televisi yaitu benar-benar melibatkan penontonnya
disamping penglihatan, suara, warna, dan gerak. Iklan televisi sangat efektif saat
mendemonstrasikan suatu produk. Pesan iklan memiliki efek yang sangat cepat
(Antrim, 1987, p.29).
Periklanan adalah suatu cara untuk menciptakan kesadaran pilihan.
Masyarakat tidak membeli barang secara langsung kepada para pabrikan,
melainkan melalui agen yang disebut distributor. Distributor inilah yang
menjual produk ke masyarakat dengan menggunakan para penjual. Dan para
penjual memerlukan informasi yang aktual yang perlu disampaikan pada
khalayak berkenaan dengan produknya. Informasi tersebut disampaikan melalui

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

sejumlah media, diantaranya surat kabar, majalah, radio, televisi maupun mediamedia lain. Ketika pasar industri menerima informasi tersebut, mereka
merespon untuk memilih dan membeli produk. Akhirnya kegiatan yang di
dalamnya melibatkan perputaran uang yang sangat besar (Widyatama, 2007:
143-148).
Tercapainya tujuan periklanan yang targantung pada media periklanan
yang digunakan. Karena pada media periklanan yang digunakan pada dunia
periklanan berbeda dalam hal jangkauannya pada konsumen, maka ada
beberapa media periklanan yang digunakan kepada konsumen yang hendak
dicapai. Televisi dalam menyiarkan pesannya bersifat audio visual, dapat dilihat
dan didengar, dan juga mendatangi langsung rumah-rumah penduduk (Effendy,
2002, p20).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Televisi dapat
dikatakan sebagai media yang ampuh dan media yang mampu menghadirkan
sebuah realitas visual yang begitu natural, sehingga iklan-iklan yang
disampaikan lewat televisi, seakan-akan menjadi sebuah realita yang
memperesentasikan sebuah citra akan “dinamika masyarakat”.
2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Televisi Sebagai Media Periklanan
Televisi sebagai media periklanan memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan. Beberapa kelebihan televisi sebagai berikut (Frank Jefkins,
1990:122):

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

1. Kesan realistik. Karena sifatnya yang visual dan merupakan
kombinasi warna-warni, suara dan gerakan, maka iklan televisi
tampak lebih hidup dan nyata.
2. Masyarakat lebih tanggap. Karena iklan televisi disiarkan dari rumah
kerumah dengan suasana yang lebih santai dan rekreatif, maka
masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian dibandingkan
dengan poster yang dipasang di tengah jalan.
3. Repitisi atau pengulangan. Iklan televisi bisa ditayangkan berulangulang

disesuaikan dengan

segmen pasar

dari produk

yang

bersangkutan, jadi tujuan awal beriklan bisa dicapai.
4. Adanya pemilihan area siaran (zioning) dan jaringan kerja
(networking)

yang

mengefektifkan

penjangkauan

masyarakat.

Pengiklan bisa menggunakan satu atau beberapa stasiun televisi dan
bekerjasama untuk mengiklankan produknya, sehingga iklan dapat
ditanyangkan serentak oleh stasiun televisi yang bersangkutan.
5. Ideal bagi pedagang eceran. Iklan televisi dapat menjangkau kalangan
dari pedagang besar sampai pedagang eceran sebaik ia menjangkau
konsumen, karena sebagian besar dari mereka suka menonton televisi.
6. Terkait erat dengan media lain. Tayangan televisi mungkin saja
terlupakan dengan cepat, tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan
memadukan menggunakan media lain seperti koran, majalah atau
tabloid yang mengulas masalah-masalah televisi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa televisi
merupakan media yang paling baik untuk menyampaikan informasi,

sebab

dilakukan melalui dua elemen yaitu audio dan visual yang membuat masuknya
informasi lebih sempurna. Dengan ini diharapkan, iklan tersebut dapat
menciptakan stimulus yang lebih baik. Dan suatu iklan akan berhasil jika
memenuhi unsur-unsur video, suara, model, peraga, latar, pencahayaan, grafik
dan kecepatan. Dengan adanya kekurangan dari salah satu komponen tersebut
menjadikan iklan tersebut tidak menarik.
2.1.6. Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat menurut Astrid S. Susanto merupakan
pengumuman tentang berbagai pelayanan masyarakat, tidak disebarluaskan
melalui pembelian ruang dan waktu dan setiap kegiatan pelayanan masyarakat
dilaksanakan oleh suatu kegiatan non profit atau tidak mencari keuntungan
(Susanto, 1976: 203).
Adapun tujuan iklan layanan masyarakat menurut (Bovee dan Arens)
adalah untuk merangsang penelitian atas suatu informasi, merubah kebiasaan
aktivitas, mengurangi pemborosan sumber daya alam, mengkomunikasikan
kebijakan pemerintah, memperbaiki sikap masyarakat, menginformasikan jalan
keluar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Maka dari itu, untuk bisa mencapai tujuan yang diinginkan iklan layanan
masyarakat harus merancang komunikasi yang efektif agar pesan bisa diterima
oleh komunikan. Komunikasi efektif menurut (Ton Kertapati,1981:20) pertamatama harus menarik perhatian komunikan, dan untuk bisa menarik perhatiannya
tidaklah tergantung kepada bentuknya semata-mata akan tetapi juga isi
pesannya.
2.1.7. Pesan iklan
Pesan iklan merupakan ide atau berita yang dikomunikasikan atau yang
disampaikan oleh audience melalui media iklan (Bovee, 1996:141). Strategi
merancang pesan membutuhkan strategi kreatif dengan melewati tahap
pembentukan, evaluasi, seleksi dan pelaksanaan pesan. Iklan harus dapat
disampaikan secara kreatif, bahkan kreatifitas lebih penting dari pada jumlah
uang yang dikeluarkan (M. suyanto, 2005:68).
Adapun yang harus diperhatikan dalam penyusunan pesan iklan (Bovee,
1996:141):
1. Isi pesan. Komunikator harus memperhitungkan apa yang harus

disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan
yang diinginkan. Dalam menentukan isi pesan yang baik, perlu
adanya daya tarik yang unik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2. Struktur pesan. Keefektifan suatu pesan tergantung pada struktur dan

isinya. Struktur iklan yang baik adalah dapat memberi pernyataan dan
membiarkan pembaca dan pemirsa menarik kesimpulan sendiri.
3. Format

pesan. Format pesan yang dibuat komunikator harus

menyolok. Bila disiarkan melalui televisi maka semua elemen tersebut
ditambah dengan bahasa tubuh (isyarat nonverbal) yang direncanakan.
4. Sumber pesan. Dampak pesan yang dirasakan oleh khalayak juga

dipengaruhi oleh penerimaan khalayak terhadap pengirim pesan.
Pesan-pesan yang berasal dari sumber terpercaya. Lebih persuasif
sifatnya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pesan iklan ditampilkan bertujuan untuk menimbulkan daya tarik rasional,
sehingga mendapat perhatian dari pemirsanya.
2.1.8. Tingkat Pengetahuan
Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya
derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pengetahuan disini
adalah variabel pengetahuan yaitu konsep yang merupakan salah satu akibat
dari perubahan yang terjadi dari efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan
ke dalam efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami atau dipersepsi oleh khalayak (Rakhmat, 2004:219). Pengertian lain
menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan adalah suatu konsep yang merupakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

salah satu akibat dari perubahan yang terjadi, yang diklasifikasikan ke dalam
efek kognitif. Dari efek kognitif itulah terjadi bila ada perubahan pada apa yang
ia ketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak serta juga terkait dengan
pentrasmian pengetahuan (Rakhmat, 2001:67).

Sedangkan

pengetahuan adalah

keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki
manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan kehidupannya.
Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan dan pemahaman manusia tentang
segala sesuatu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(http://sutondoscript.blogspot.com).
Tingkat pengetahuan di definisikan dengan mengacu pada apakah
seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia
dapat secara jelas menindaklanjuti informasi yang telah diketahui (Eriyanto,
2000:238).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
2.1.9. Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat
Definisi pesan menurut Laswell adalah seperangkat lambang bermakna
yang disampaikan oleh komunikator (Effendy, 2001:18).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Pesan

yang

disampaikan

dalam

proses

komunikasi

harus

mempertahankan faktor-faktor yang menunjang keberhasilan pesan itu sendiri,
diantaranya faktor isi pesan, teknik pengelolaan pesan dan teknik penyampaian
pesan.
Menurut dewan periklanan di Amerika Serikat yang mensponsori iklan
layanan masyarakat ada beberapa kriteria isi pesan yang digunakan untuk
menentukan sebuah iklan tersebut adalah iklan layanan masyarakat:
(http://repository.amikom.ac.id).
1. Tidak komersil
2. Tidak bersifat keagamaan
3. Tidak bersifat politis
4. Berwawasan nasional
5. Diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat
6. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima
7. Dapat diiklankan
8. Mempunyai dampak

dan kepentingan

tinggi

sehingga patut

memperoleh dukungan media lokal maupun nasional
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa iklan layanan
masyarakat bersifat untuk memberikan informasi atau membidik.
2.1.10. Program Iklan Layanan Masyarakat BKKBN
BKKBN dimulai pada tahun 1957, yaitu suatu organisasi swasta,
perkumpulan keluarga berencana nasional (PKBI). Kemudian pada tahun 1968,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

setelah mendapat dukungan dari pemerintah didirikanlah lembaga keluarga
berencana nasional. Pada tahapan REPELITA I pada tahun 1970 pemerintah
membentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang disingkat
dengan BKKBN. BKKBN adalah lembaga pemerintah non-departemen yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada presiden
(http://thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2007-3-00147-IF-Bab%203.pdf).
Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (dahulu Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) di singkat BKKBN, adalah Lembaga
Pemerintah Non Departement Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Kepala
BKKBN Saat ini adalah Dr. Sugiri Syarief, MPA.
Tugas BKKBN adalah melaksanakan tugas pemerintahan dibidang
keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Berikut beberapa fungsi BKKBN sebagai berikut:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera.
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN.
3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah,
swasta, LSOM dan masyarakat dibidang Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum
dibidang

perencanaan

umum,

ketatausahaan,

organisasi

dan

tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian,
perlengkapan dan rumah tangga.
Adapun kewenangan BKKBN diantaranya:
1. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya.
2. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro.
3. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan
angka kematian ibu, bayi dan anak.
4. Penetapan sistem informasi dibidangnya.
5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku, yaitu :
a. Perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu dibidang Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera
b. Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga
(http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Kependudukan_dan_Keluarga
Berencana_Nasional).
Kunci dari sebuah organisasi adalah Visi. Visi harus disertai dengan
tindakan yang mengubahnya menjadi kenyataan. Sedangkan Visi, harus jelas
dan mampu menjadi dorongan serta inspirasi bagi setiap aparatur BKKBN.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Adapun Visi BKKBN adalah: “PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG TAHUN
2015” (http://www.bkkbn.go.id/ViewProfil.aspx).
Misi BKKBN menjadi fokus pada sasaran strategi yang mampu
membangkitkan komitmen dari segenap komponen BKKBN. Misi BKKBN
adalah: “MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN
KEPENDUDUKAN DAN MEWUJUDKAN KELUARGA KECIL BAHAGIA
SEJAHTERA” (http://www.bkkbn.go.id/ViewProfil.aspx).
2.1.11. Teori S-O-R
Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response yang
berasal dari kajian psikologi dan kemudian menjadi salah satu teori komunikasi,
sebab obyek material dari psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia
yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, peri

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT BKKBN VERSI 2 ANAK LEBIH BAIK DI TELEVISI ( Analisis Semiotika Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN versi “2 Anak Lebih Baik” di Televisi ).

0 0 117

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Isi pesan Iklan BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu).

0 0 87

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT VERSI SME TOWER (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di Televisi).

1 3 82

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi).

0 4 91

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT BKKBN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi).

0 0 93

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT BKKBN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi ) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyar

0 0 27

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi)

0 0 23

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT VERSI SME TOWER (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di Televisi) SKRIPSI

0 0 23

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Isi pesan Iklan BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu)

0 1 25

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”BKKBN” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Di Surabaya Tentang isi pesan Iklan Layanan Masyarakat ”BKKBN Versi Dua Anak Lebih Baik” Di Televisi)

0 0 21