Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi).

(1)

tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN ”Veteran” Jawa Timur

Oleh:

FARIDA ULFA KAUTSAR NPM. 0643010259

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


(2)

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT

TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

DI TELEVISI

(STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN JASA

RAHARJA VERSI ”JAJA MIHARJA” DI TELEVISI)

Oleh :

FARIDA ULFA KAUTSAR NPM. 0643010259

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada 1 Desember 2010

Pembimbing Tim Penguji: 1. Ketua

Drs. Koesnarto, M.Si Juwito, S.Sos, M.Si

NIP. 19580801 198402 1 00 1 NPT. 3 6704 95 0036 1 2. Sekretaris

Drs. Koesnarto, M.Si NIP. 19580801 198402 1 00 1 3. Anggota

Zainal Abidin A. M.Si, M.Ed NPT. 3 7305 99 0170 1

Mengetahui, Dekan

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 19550718 198302 2 00 1


(3)

segala karunia serta rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Isi Pesan Iklan

Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, tidak akan berjalan lancar dan berwujud baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Kusnarto, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Syaifudin Zuhri M.Si, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur dan sebagai dosen wali penulis.


(4)

v

5. Bapak dan Ibu dosen program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur yang telah menyampaikan ilmu kepada penulis selama menjalani kuliah.

6. Ibu, ayah, saudara, dan keluarga besar, terima kasih karena kalian selalu memberi dukungan doa, moral, dan materiil, serta saran dan kritik yang membangun. 7. Para sahabatku The Basecamp (Eva, Dini, Evian, Ribeth, Veta, Rerey, Rosie,

Dhani, Farhan, dan Dianto), yang selalu menemani dan memberiku semangat. 8. Anita, Ririn, Woro, Linda, Made, Vigie, Reza, Indra, Carla, Winda, dan Atika,

terima kasih atas bantuan dan perjuangannya.

9. Sahabatku Rieka Iswardhani, Ana Setyowati, Muyassaroh, Kudeta Band (Ruslan, Bob, Rere, dan Ayub), terima kasih banyak untuk doa dan pengertian kalian. 10. Nurul Arifah dan Pandu Tresna Kusuma, terima kasih untuk nasehat terbaiknya. 11. Komunitas Evanescence Club Indonesia dan Anak Garaz Surabaya, terima kasih

untuk doa dan dukungannya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak kekurangan baik dari segi teknis maupun dalam segi penyusunannya. Untuk itu, penulis senantiasa bersedia dan terbuka dalam menerima saran dan kritik yang bersifat membangun.

Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk bagi kita semua. Amin.

Surabaya, November 2010


(5)

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

ABSTRAKSI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Secara Teoritis ... 7

1.4.2 Manfaat Secara Praktis... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Landasan Teori... 9

2.1.1. Media Televisi dan Dampaknya bagi Pemirsa... 9

2.1.2. Televisi sebagai Media Periklanan ... 11

2.1.3. Definisi Iklan... 14

2.1.4. Tujuan Periklanan ... 17 v


(6)

2.1.5. Masyarakat sebagai Khalayak... 18

2.1.6 Jenis-jenis Iklan... 20

2.1.7. Unsur –Unsur Iklan di Televisi ... 22

2.1.8. Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” .... 23

2.1.9. Tingkat Pengetahuan... 25

2.1.10. Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Responses) .. 27

2.2 Kerangka Berpikir... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 32

3.1.1 Definisi Operasional... 32

3.1.2 Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”... 32

3.1.3. Pengukuran Variabel... 34

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel... 36

3.2.1. Populasi ... 36

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 36

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 37

3.4. Teknik Analisis Data... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Gambaran Obyek Penelitian ... 40

4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya ... 40

4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan... 42

4.1.3. Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” ... 47 vi


(7)

vii

4.2.2.1. Penggunaan Media Massa... 54

4.2.2.2. Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi… 56 4.2.2.3. Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi… 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1. Kesimpulan ... 72

5.2. Saran... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Teori Stimulus – Organism – Responses... 28 Gambar 2 Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”... 31


(9)

Lampiran 2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan

Iklan Jasa Raharja Versi "Jaja Miharja" di Televisi... 80 Lampiran 3 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan

Iklan Jasa Raharja Versi "Jaja Miharja" di Televisi Berdasarkan

Pendidikan Responden ... 82 Lampiran 4 Capture video isi pesan iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” 84 Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian Skripsi... 85


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Identitas Responden Berdasarkan Usia... 50 Tabel 2 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ... 51 Tabel 3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 52 Tabel 4 Frekuensi Responden Melihat Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi... 54 Tabel 5 Durasi Melihat Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi. 55 Tabel 6 Pengetahuan Mengenai Jasa Raharja sebagai Perusahaan yang Bergerak di Bidang Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan Penumpang Umum .. 56 Tabel 7 Pengetahuan tentang Menghubungi Jasa Raharja Jika Terjadi

Kecelakaan Transportasi Darat ... 58 Tabel 8 Pengetahuan tentang Menghubungi Jasa Raharja Jika Terjadi

Kecelakaan Transportasi Laut... 59 Tabel 9 Pengetahuan tentang Menghubungi Jasa Raharja Jika Terjadi

Kecelakaan Transportasi Udara ... 61 Tabel 10 Pengetahuan tentang Jasa Raharja yang Melayani Pemberian

Informasi Santunan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ... 62 Tabel 11 Pengetahuan tentang Nomor SMS Jasa Raharja yang Dihubungi

untuk Layanan Informasi Santunan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan . 64 Tabel 12 Pengetahuan tentang Jasa Raharja yang Melayani Pemberian

Informasi Santunan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Melalui Media

Internet ... 66


(11)

x


(12)

Lampiran 4

Capture Video Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi.

Isi pesan iklan:

Jasa Raharja adalah perusahan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum. Masyarakat bisa menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi darat, laut, dan udara.

Isi pesan iklan:

Jasa Raharja menyediakan pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas, yaitu melalui media SMS Centre dan internet. Melalui media SMS Centre, yaitu dengan menghubungi nomor 0812 – 10 – 500 – 500. Sedangkan melalui media internet dapat mengunjungi alamat website www.jasaraharja.co.id


(13)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

2 2 1 1 1 2 2 2 1 12 S

3 2 1 1 1 2 2 1 1 11 S

4 1 2 1 1 1 1 1 1 9 R

5 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

6 2 2 1 1 2 2 2 2 14 T

7 2 1 1 1 2 2 1 1 11 S

8 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

9 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

10 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

11 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

12 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

13 2 2 2 2 1 1 2 2 14 T

14 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

15 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

16 2 1 1 2 2 2 2 2 14 T

17 2 2 1 1 2 2 2 2 14 T

18 2 2 1 1 2 2 1 1 12 S

19 2 1 1 1 2 2 1 1 11 S

20 2 1 1 1 1 1 1 1 9 R

21 2 2 1 1 1 1 2 2 12 S

22 2 2 1 1 2 1 1 1 11 S

23 2 1 1 1 1 1 1 1 9 R

24 2 2 2 1 1 1 1 1 11 S

25 1 2 2 1 2 2 1 1 12 S

26 1 2 2 1 1 1 2 2 12 S

27 2 2 1 1 1 1 1 1 10 R

28 2 2 1 2 1 1 2 1 12 S

29 1 2 2 1 2 1 2 2 13 S

30 2 2 2 2 2 1 1 1 13 S

31 1 1 2 2 2 2 1 1 12 S

32 2 2 1 1 1 1 1 1 10 R

33 2 2 2 2 2 2 1 1 14 T

34 2 2 2 2 2 2 1 2 15 T

35 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

36 2 2 2 2 1 1 1 1 12 S

37 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

38 2 1 1 1 1 1 2 2 11 S

39 2 2 1 1 1 1 1 1 10 R

40 2 1 1 1 2 2 1 1 11 S

41 2 2 2 1 2 2 1 1 13 S

42 2 2 2 2 1 1 1 1 12 S

43 2 1 1 1 1 1 1 1 9 R

44 2 2 2 2 1 2 2 2 15 T

45 2 1 1 1 2 2 1 1 11 S


(14)

47 2 2 2 2 1 1 1 1 12 S

48 2 2 2 2 1 1 1 1 12 S

49 1 1 1 1 2 2 1 1 10 R

50 2 1 1 1 1 1 2 2 11 S

51 1 1 1 1 1 1 1 1 8 R

52 2 2 2 2 2 2 1 1 14 T

53 1 2 1 1 1 1 2 1 10 R

54 2 2 2 1 1 1 1 1 11 S

55 2 2 1 1 2 1 1 1 11 S

56 2 2 1 1 1 1 1 1 10 R

57 2 2 2 2 1 1 1 1 12 S

58 2 1 1 1 1 1 1 1 9 R

59 2 2 1 1 2 1 2 1 12 S

60 2 2 1 1 2 1 2 1 12 S

61 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

62 2 2 2 2 2 1 2 1 14 T

63 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

64 2 2 1 1 2 1 2 1 12 S

65 2 2 2 2 2 2 1 1 14 T

66 2 2 1 1 2 1 2 1 12 S

67 2 2 2 2 2 2 2 2 16 T

68 2 2 2 2 2 1 2 1 14 T

69 2 2 1 1 2 2 2 2 14 T

70 2 2 2 2 2 1 2 1 14 T

71 2 1 1 1 1 1 1 1 9 R

72 2 2 2 2 2 2 1 1 14 T

73 2 2 1 1 1 1 1 1 10 R

74 2 2 2 2 2 2 1 1 14 T

75 2 2 2 2 2 1 2 2 15 T

76 2 2 1 1 2 1 2 1 12 S

77 2 2 1 1 1 1 1 1 10 R

78 2 2 1 1 2 1 2 1 12 S

79 2 2 2 2 2 1 2 1 14 T

80 2 2 1 1 2 1 2 2 13 S

81 2 2 1 1 2 2 2 2 14 T

82 2 2 2 2 2 1 2 2 15 T

83 2 2 1 1 2 1 2 1 12 S

84 2 2 2 2 1 1 1 1 12 S

85 2 2 2 2 2 1 2 1 14 T

86 2 2 1 1 2 1 2 1 12 S

87 2 2 1 1 2 2 1 1 12 S

88 2 2 1 1 2 1 2 1 12 S

89 2 2 2 2 2 1 2 1 14 T

90 2 2 1 1 2 1 2 1 12 S

91 2 2 2 2 2 1 2 1 14 T

92 2 2 1 1 2 2 2 2 14 T

93 2 2 2 2 2 1 2 1 14 T

94 2 2 1 1 2 1 2 1 12 S

95 2 2 2 2 2 1 2 2 15 T

96 2 2 2 2 2 1 2 2 15 T

97 2 2 1 1 2 1 1 1 11 S

98 2 2 2 2 2 1 2 1 14 T

99 2 2 1 1 2 1 2 2 13 S


(15)

ABSTRAKSI

Farida Ulfa Kautsar, Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi. Permasalahannya adalah pada saat ini jika terjadi kecelakaan lalu lintas dan transportasi, banyak masyarakat sebagai pengendara tidak tahu instansi mana yang harus dihubungi lebih dahulu.

Penelitian ini menggunakan teori S-O-R (Stimulus–Organism–Responses) dan metode yang digunakan adalah metode survey dengan analisis deskriptif. Penyebaran kuesioner pada 100 responden dilakukan dengan teknik penarikan sampel Sampling Accidental, yaitu penarikan sampling berdasarkan daerah yang sudah ditentukan untuk diteliti, dan memilih siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di daerah tersebut.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi adalah sedang. Ini berarti reponden sudah mengetahui, namun belum sepenuhnya memahami isi pesan iklan tersebut. Iklan televisi tersebut menampilkan secara sekilas sehingga ada beberapa pesan iklan yang terlewatkan oleh responden dan pada akhirnya responden belum menerima informasi secara lengkap.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi ”Jaja Miharja” di televisi dapat dikategorikan sedang. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum, Jasa Raharja perlu menambah informasi dengan konsep yang lebih bisa dimengerti masyarakat sebagai khalayak, mengingat khalayak yang menyaksikan iklan di televisi terdiri dari berbagai kalangan yang memiliki latar belakang pendidikan yang beragam dan tingkat pemahaman informasi yang berbeda-beda.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Masyarakat Surabaya, Iklan Televisi, Iklan Layanan Masyarakat Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja”


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu kebutuhan mendasar dari manusia adalah informasi.

Melalui informasi, orang dapat memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal. Informasi dapat diperoleh melalui berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Perkembangan dunia informasi saat ini tumbuh dengan pesat dan banyak menghasilkan inovasi baru yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin beragam, khususnya kebutuhan akan informasi. Seiring dengan berkembangnya jaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi yang beragam. Informasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk mencapai tujuan.

Dari berbagai informasi yang ada di dalam media massa, iklan merupakan hal yang paling tidak bisa dihindari. Media massa menampilkan iklan hampir di semua isinya, sehingga masyarakat terpaksa mengkonsumsinya. Iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasif tentang produk (barang, jasa, dan gagasan) oleh sponsor yang terientifikasi melalui berbagai macam media. (Widyatama, 2006:13)

Beberapa pandangan tentang pengertian iklan telah dituliskan, misalnya oleh Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan


(17)

merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non-komersial, maupun pribadi yang berkepentingan. (Widyatama, 2006:15)

Untuk menyampaikan pesan iklan dari komunikator (produsen) kepada komunikan (konsumen), diperlukan media (channel) tertentu yang berguna untuk menghubungkan keduanya. Pemilihan media ini sangat penting karena berkaitan dengan keberhasilan perusahaan periklanan dalam melakukan strategi promosi penjualan. Pemilihan media yang kurang tepat akan menyebabkan informasi yang dikandung pesan iklan tersebut menjadi tidak mengena pada target konsumen yang dituju. Dalam kegiatan periklanan, para produsen memerlukan media massa sebagai salah satu sarana menyampaikan pesan tentang produk yang mereka hasilkan pada audiens. (Sutisna, 2003:276)

Sekarang begitu banyak media yang lahir di masyarakat dengan berbagai bentuk dan jenisnya, sehingga iklan pun berkembang dengan pesat. Pengguna jasa media untuk periklanan lebih mudah memilih media mana yang digunakan atas pertimbangan segmen dan anggaran yang tersedia. Iklan pun berkembang tidak berdasarkan jenis media, tetapi juga berdasarkan jenis kebutuhan masyarakat terhadap media itu. Televisi lahir karena beberapa penemuan teknologi, seperti telepon, telegraf, fotografi, serta rekaman suara. Terlepas dari semua itu, pada kenyataannya media


(18)

3

televisi dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun penggunaannya. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi. Bagi banyak orang, televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1)

Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang menjadi pilihan para produsen untuk mengiklankan produk mereka, hal ini dikarenakan televisi dipandang lebih efektif menyampaikan pesan dan mempengaruhi masyarakat bila dibandingkan dengan media massa lainnya. (Effendy, 2003:177). Televisi juga memiliki keunggulan yaitu dapat menjangkau khalayak yang luas. Dalam hal ini, televisi dapat menjangkau masyarakat dalam berbagai lapisan, kelompok umur, sosial, gaya hidup, profesi, dan lain sebagainya. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi produsen untuk mengiklankan produk melalui media televisi. (Sutisna, 2003:287).

Sebuah iklan yang disampaikan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Pesan yang disampaikan sebuah iklan dapat berbentuk perpaduan antara pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Sedangkan bentuk non verbal tersebut mengandung arti, maka ia dapat disebut sebagai sebuah pesan komunikasi. (Widyatama, 2006:16). Berdasarkan tujuannya, iklan dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan komersil sering juga disebut iklan bisnis. Sebagaimana namanya, iklan komersial


(19)

atau iklan bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya peningkatan penjualan. Sedangkan iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi, atau mendidik khalayak dengan tujuan akhir bukan mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap, dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan citra baik di mata masyarakat.

PT Jasa Raharja mengeluarkan iklan televisi yang dibintangi komedian Jaja Raharja. Iklan yang berdurasi 60 detik tersebut rata-rata ditampilkan di stasiun televisi swasta sebanyak dua kali dalam sehari. Iklan tersebut menggambarkan selang beberapa saat setelah terjadi kecelakaan transportasi, sang bintang iklan Jaja Miharja dimintai tolong seorang perempuan untuk mengatasi kecelakaan yang terjadi. Lalu Jaja Miharja menghimbau masyarakat untuk menghubungi Jasa Raharja sebagai pelayan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum. Dalam iklan juga ditampilkan seorang petugas Jasa Raharja yang mengemukakan bahwa perusahaan yang bersangkutan juga melayanani pemberian informasi santunan kecelakaan lalu lintas jalan lewat media SMS dan internet.

Di Indonesia sendiri, kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh

nomor dua setelah penyakit TBC. Setiap tahun rata-rata 28.000 nyawa melayang di jalan raya. (www.poskota.co.id). Permasalahannya, pada saat


(20)

5

ini kalau terjadi kecelakaan banyak pengendara yang tidak tahu instansi mana yang harus dihubungi lebih dahulu. Direktur perusahaan asuransi negara PT Jasa Raharja Diding Anwar pernah mengatakan, pihaknya menghabiskan 500 miliar rupiah (50 juta dolar AS) setiap tahun pada kompensasi bagi korban kecelakaan di jalan dan keluarga mereka. (http://english.peopledaily.com.cn)

Dengan adanya kecelakaan lalu lintas, diperlukan pihak-pihak yang melayani penanganan kecelakaan lalu lintas dan menyelesaikan santunan korban, agar penanganan korban kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum semakin terpadu dan sinergis sehingga penyelesaian santunan Jasa Raharja akan semakin cepat dan masyarakat akan semakin puas. Jasa Raharja sendiri merupakan perusahaan jasa terkemuka di bidang asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat, dengan misi:

1. Bakti kepada masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.

2. Bakti kepada negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan Usaha Milik Negara.

3. Bakti kepada perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan Perusahaan.


(21)

4. Bakti kepada lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan. (www.jasaraharja.co.id)

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian, yaitu tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi Jaja Miharja di televisi. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat berusia 17 tahun sampai dengan 56 tahun. Pada usia 17 tahun, seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun ketrampilan dalam menganalisis sesuatu dan ditunjang dengan sikap pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004:66). Sedangkan pada usia 56 tahun, rata-rata orang sudah mengalami masa pensiun, sehingga sudah berkurang melakukan aktifitas berkendaraan.

Penelitian ini dilakukan di Surabaya karena berdasarkan data Ditlantas Polda Jatim di Surabaya, jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas meningkat di tahun 2010. (http://www.surabayapost.co.id/). Selain itu, PT Jasa Raharja mencatat tingkat kecelakaan kendaraan bermotor di Surabaya menempati urutan tertinggi di Jawa Timur karena meningkatnya kepadatan arus lalu lintas di wilayah ini setiap tahun. (http://www.antarajatim.com). Tahun ini, Polrestabes Surabaya mencatat jumlah kecelakaan di Surabaya adalah 755 kecelakaan lalu lintas. (Data Polrestabes Surabaya, 2010)


(22)

7

Maka peneliti tertarik melakukan suatu studi deskriptif dengan judul Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di Televisi.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

“Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi Jaja Miharja di televisi?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian Ilmu Komunikasi pada bidang komunikasi massa dan periklanan, khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”.


(23)

1.4.2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi masyarakat Surabaya untuk memahami iklan layanan masyarakat dan meningkatkan pemahaman tentang iklan layanan masyarakat dan lebih tanggap menghubungi pihak yang berwenang jika terjadi kecelakaan transportasi.


(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Media Televisi dan Dampaknya bagi Pemirsa

Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia keseluruhan, seperti berita cuaca, informasi finansial, dan sebagainya. Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui melelui media televisi. Pada akhirnya, televisi pun menjadikan pemirsa “hamba-hamba kecil” yang pola pikirnya siap diprogram oleh materi isi media tersebut. (Kuswandi, 2000:30)

Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih berdasarkan karakteristiknya, yaitu televisi publik, televisi komersial, dan televisi pendidikan. Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran media televisi. Masing-masing tipe media ini memberikan penekanan spesifik atas fungsi tertentu. Secara umum, setiap media audio-visual dituntut mampu memberikan hiburan, tetapi televisi publik memberikan penekanan pada penyebaran ide-ide dan realitas sosial, televisi komersial pada fungsi hiburan, dan televisi pendidikan pada materi faktual-idealistis (pendidikan dan pengajaran) (Siregar, 2001:15)


(25)

a. Daya Tarik Televisi

Televisi bisa dilihat sebagai media yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi khalayak. Televisi mempunyai daya tarik yang kuat dengan memiliki unsur audio-visual yang berupa kata-kata, musik, sound effect, dan juga berupa gambar. Gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada panonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman.

b. Isi Pesan Televisi

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan ditafsirkan secara beda menurut visi pemirsa. Sehingga dampak yang ditimbulkan berbeda- berbeda-beda pula. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton televisi.

Menurut Kuswandi (2000:98), acara televisi dapat menimbulkan dampak bagi pemirsanya. Salah satunya adalah dampak kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Dalam penelitian ini dampaknya adalah meningkatnya pengetahuan


(26)

11

pemirsa televisi yang menyaksikan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi.

2.1.2. Televisi sebagai Media Periklanan

McLuhan mengatakan bahwa kecenderungan yang pasti dari periklanan adalah selalu berusaha menampakkan produk sebagai salah satu bagian integral dari produk sosial dan kebutuhan sosial yang luas. (Bungin, 2001:122). Iklan bagaikan sebuah dunia magis yang dapat mengubah komoditas ke dalam situasi gemerlap yang memikat dan mempesona, sebuah sistem yang keluar dari imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata melalui media.

Djabar mengungkapkan hal yang sama mengenai pentingnya beriklan, bahwa beriklan merupakan upaya kreatif untuk memperkenalkan suatu produk melalui media, apapun medianya. Dengan beriklan, masyarakat akan mengenal suatu produk, dan keberhasilan dalam mempromosikan suatu produk akan menggulirkan suatu kegiatan ekonomi, mulai dari produsen kepada konsumen. (Sumartono, 2000:5). Sementara itu beriklan meruakan bentuk presentasi non personal yang mempromosikan gagasan, produk (barang atau jasa) yang dibiayai oleh pihak sonsor tertentu dengan menggunakan media tertentu. (Sulaksana, 2003:90).

Televisi merupakan media jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa. Televisi telah banyak memberikan


(27)

pengaruh-pengaruh dalam banyak kehidupan manusia. Televisi lahir karena perkembangan teknologi yang semakin maju. Sebagai media massa yang muncul belakangan dibanding media cetak, televisi baru berperan selama kurang lebih tiga puluh tahun. Televisi ini sendiri lahir setelah adanya beberapa penemuan teknologi, seperti telepon, telegraf, fotografi, serta rekaman suara. Terlepas dari semua itu, pada kenyataannya media televisi dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun penggunaannya. (Kuswandi, 2000:6).

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk bercakap-cakap dengan keluarga. Bagi banyak orang, televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1)

Sedangkan menurut Lowe, televisi merupakan media periklanan yang efektif, karena mempunyai kelebihan-kelebihan dalam beriklan, antara lain:

a. Lebih dapat menarik perhatian

b. Lebih mudah mempengaruhi khalayak

c. Dapat memilih waktu dalam menampilkan iklan

d. Dapat menempatkan iklan pada program siaran yang dikehendaki Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pemasang iklan. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai


(28)

13

unsur audio dan visual, sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya tarif iklan dibanding media lainnya. Televisi juga diyakini sangat berpotensi mengingatkan khalayak terhadap pesan yang disampaikan. Hal ini pula yang menyebabkan nilai belanja iklan di televisi semakin lama semakin meningkat. (Kasali, 2003:172).

Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan disebabkan oleh beberapa kekuatan yang dimiliki media televisi, sebagaimana dinyatakan oleh Kasali (2003:121) sebagai berikut:

1) Efisiensi Biaya

Banyak para pemasang iklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif menyampaikan pesan-pesan komersial atau non-komersial. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi tidak hanya menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai media lainnya, tetapi juga khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak.

2) Dampak yang Kuat

Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen atau penonton, dengan tekanan pada sekaligus dua indera, yaitu penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan humor.


(29)

3) Pengaruh yang Kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Sebagian besar masyarakat meluangkan waktunya di depan televisi, sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan. Sebagai calon pembeli, tentu lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali, sebab hal itu merupakan cerminan bonafiditas periklanan.

Dari beberapa pendapat tersebut tampak bahwa televisi merupakan media komunikasi iklan yang efektif dan efisien. Hal ini bisa dilihat dari beberapa faktor misalnya efesiensi biaya, dampak yang dihasilkan dari iklan sangat kuat dan juga pengaruh yang dihasilkan dari media televisi juga sangat kuat. Hal ini yang membuat para pengiklan berbondong-bondong menggunakan televisi sebagai sarana periklanan, dan juga perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat iklan melewati media televisi lebih menarik.

2.1.3. Definisi Iklan

Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian iklan diantaranya adalah (Widyatama, 2006:15):

1. Dunn dan Barban yang menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan


(30)

15

pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non komersial, maupun pribadi yang berkepentingan.

2. Wright menyatakan bahwa iklan merupakan sebentuk penyampaian pesan sebagaimana kegiatan komunikasi lainnya. Secara lengkap, ia menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.

Iklan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang ditujukan masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui suatu media. Iklan bertujuan menarik minat konsumen untuk membeli. (Kasali, 2003:173). Adapun tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi. Artinya, suatu komunikasi yang harus diayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau mengubah sikap khalayak dan mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. (Jefkins, 2000:17).

Beberapa tipe pesan iklan menurut Sutisna (2003:278) yang dapat menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari konsumen yang selanjutnya konsumen memproses pesan tersebut yaitu:


(31)

Tipe ini umumnya berhubungan dengan pengambilan keputusan high involvement yaitu penerima pesan dimotivasi untuk dapat memproses informasi.

2. Potongan kehidupan

Tipe ini menampilkan pesan iklan dalam bentuk kegiatan sehari-hari uang sering dialami banyak orang. Pengaruhnya tipe ini adalah agar terjadi proses peniruan perilaku dari khalayak.

3. Demonstrasi

Tipe ini menggunakan teknik yang hampir sama yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sering dihadapi konsumen yaitu dengan demonstrasi.

4. Iklan perbandingan

Tipe iklan ini berusahan membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain sejenis.

Tampak bahwa iklan adalah suatu aktivitas yang dilakukan pengiklan untuk mempengaruhi konsumen guna membeli suatu produk yang diiklankan. Iklan akan berhasil mempengaruhi atau membujuk konsumen apabila dikemas dengan sepersuasif mungkin sehingga konsumen bisa mengerti dan memahami isi pesan dari iklan itu sendiri dan pada akhirnya konsumen akan menentukan sikap.


(32)

17

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan adalah bentuk penyajian pesan yang dilakukan komunikator secara non personal melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.

2.1.4. Tujuan Periklanan

Tujuan–tujuan periklanan (advertising objective ) adalah tujuan– tujuan yang diupayakan untuk dicapai oleh periklanan. Penyusunan tujuan periklanan yang baik merupakan tugas paling sulit dari manajemen periklanan, namun tujuan–tujuan tersebut menjadi fondasi bagi seluruh keputusan periklanan yang ditetapkan. (Shimp, 2003:365)

Iklan didesain untuk mencapai beberapa tujuan :

1. Membuat pasar sasaran menyadari ( aware ) akan suatu merk baru 2. Memfasilitasi pemahaman konsumen tentang berbagai atribut ddan

manfaat merk yang diiklankan dibandingkan merek – merek pesaing 3. Meningkatkan sikap – sikap dan mempengaruhi niatan untuk

membeli

4. Menarik sasaran untuk mencoba produk


(33)

Menurut Sutisna (2003:90), tujuan periklanan ada tiga, yaitu : 1. Menginformasikan.

Dalam hal ini iklan cenderung menonjolkan aspek manfaat produk dan hal – hal penting lainnya mengenai produk. Pesan iklan ini biasanya untuk peluncuran produk.

2. Membujuk.

Periklanan bersifat membujuk, berperan penting bagi produk dengan tingkat persaingan tinggi, oleh karena itu pesan – pesan dalam iklan ini berusaha membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk lainnya yang sejenis.

3. Mengingatkan.

Iklan yang bersifat mengingatkan sangat penting terutama bagi produk – produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah.

2.1.5. Masyarakat sebagai Khalayak

Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton, dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang bersifat heterogen, menyebar, dan anonim, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak


(34)

19

konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat (McQuail, 2004:201)

Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi. Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya, mengerti, dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu: (Effendy, 2000:84)

1) Heterogen (aneka ragam), yaitu pemirsa televisi adalah massa, sejumlah orang sangat banyak, yang sifatnya heterogen berpencar-pencar di berbagai tempat. Selain itu pemirsa televisi dapat dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan taraf kehidupan, dan kebudayaan.

2) Pribadi, yakni dapat diterima dan dimengerti oleh pemirsa, maka isi pesan yang disampaikan melelui televisi bersifat pribadi dalam arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu.

3) Aktif, apabila pemirsa menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun televisi, mereka akan aktif melakukan interpretasi. 4) Selektif, yaitu pemirsa yang memilih program televisi yang


(35)

2.1.6. Jenis-jenis Iklan

Berdasarkan tujuannya, iklan dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan komersil sering juga disebut sering disebut juga iklan bisnis. Sebagaimana namanya, iklan komersial ataun iklan bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya peningkatan penjualan. Iklan komersial dapat dibagi menjadi 3 jenis iklan, yaitu:

1) Iklan konsumen, dimaksukan untuk mendapatkan keuntungan bisnis, dan ditujukan kepada konsumen akhir, yaitu pengguna terakhir suatu produk. Seseorang yang membeli produk tersebut akan digunakannya sendiri, maka ia disebut dengan konsumen pengguna akhir. Contohnya, ibu rumah tangga adalah pengguna akhir produk sabun cuci, minyak goreng, produk kecantikan, dan sebagainya. 2) Iklan bisnis, yaitu iklan yang disampaikan dengan maksud

mendapatkan keuntungan ekonomi dan sasaran pesan yang dituju adalah untuk seseorang atau lembaga yang akan mengolah dan atau menjual produk yang diiklankan tersebut kepada konsumen akhir. Contohnya, pabrik yang akan mengolah kembali produk yang dibelinya untuk dibentuk menjadi produk baru lainnya guna dijua ke pasar.

3) Iklan profesional, adalah iklan yang dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan bisnis dan khalayak sasaran iklan adalah segmentasi khusus yaitu para profesional. Kaum profesional adalah


(36)

21

kelompok orang yang memiliki pekerjaan spesifik, ia dibayar karena ketrampilan dan keahlian spesifiknya tersebut. (Widyatama, 2006:103)

Menurut Jefkins, iklan layanan masyarakat berisi mengenai penjelasan dan informasi terhadap segala sesuatu yang terjadi di masyarakat dimana iklan yang dijelaskan itu bermaksud mengundang respon langsung dari sebanyak mungkin masyarakat. (Jefkins, 2000:356). Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi, atau mendidik khalayak dengan tujuan akhir bukan mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap, dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan citra baik di mata masyarakat.

Secara normatif, bertambahnya pengetahuan, dimilikinya kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat tersebut sangat penting bagi kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri. Sebab, masyarakat akan terbangun dan digiring pada situasi ke arah keadaan yang baik. Selain mendatangkan kebaikan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, bertambahnya pengetahuan masyarakat dan munculnya kesadaran sikap serta perilaku sebagaimana inti pesan juga dapat menguntungkan pengiklan itu sendiri, selain mendapatkan citra baik di tengah masyarakat. (Widyatama, 2006:105)


(37)

2.1.7. Unsur-Unsur Iklan di Televisi

Berdasarkan Jean Merrie Boursicat, seorang kolektor film iklan menyebutkan bahwa iklan yang baik harus bisa menyampaikan pesan dan identitas produk yang kuat. Itu bisa dibangun lewat ide cerita, visualisasi gambar, atau jingle yang menarik. Sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat dicerna atau dimengerti serta dapat membentuk image pada pemirsa. Teknik visualisasi adalah salah satu bagian dari unsur iklan, yang merupakan teknik-teknik pekerjaan yang dipadukan sedemikian rupa dengan merekayasa gambar atau produk yang ingin ditampilkan secara audio visual menjadi sebuah karya seni yang dapat mempengaruhi khalayak. Sehingga gambar dapat menarik perhatian khalayak atau pemirsa.

Dalam proses pembuatan iklan di televisi, produsen iklan merancang unsur–unsur iklan sedemikian rupa agar pesan iklan dapat dipahami oleh khalayak. Unsur – unsur iklan ini antara lain (Effendy, 2000:178):

1) Video, adalah segala sesuatu yang ditampilkan di layar yang bisa dilihat

pada iklan di televisi merupakan stimulus yang merangsang perhatian khalayak atau dijadikan perhatian karena pada dasarnya manusia secara visual tertarik pada obyek yang bergerak.

2) Suara atau audio, pada dasarnya sama dengan di radio yaitu dengan memanfaatkan musik, lagu-lagu singkat (jingle), atau suara orang (voice). Misalnya, seorang model iklan menyampaikan pesan, langsung kepada khalayak melalui dialog yang terekam dalam kamera.


(38)

23

3) Model iklan atau talent, juga menjadi unsur penting dalam iklan. Sebagaimana banyak studi yang menunjukkan bahwa keefektifan komunikasi juga ditentukan ciri-ciri komunikator, seperti kredibilitas dan daya tarik.

4) Alat peraga atau props, adalah peralatan-peralatan lain yang digunakan untuk mendukung periklanan sebuah produk. Fungsi utama alat peraga ini harus merefleksikan karakter, kegunaan, dan keuntungan produk, seperti logo, kemasan, dan cara penggunaan suatu produk.

5) Latar atau suasana (setting), adalah tempat atau lokasi pengambilan gambar (shooting) ketika adegan tertentu dalam iklan itu berlangsung. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan tema iklan.

Gambar atau tampilan (visual), merupakan stimulus yang merangsang perhatian khalayak menerima kehadiran sebuah obyek, dan diharapkan khalayak akan lebih mudah menerima dan mempersepsikan makna yang disampaikan. Unsur gambar ini misalnya mengandalkan komposisi warna atau bahasa tubuh dari pemeran iklan.

2.1.8. Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja”

Iklan Jasa Raharja yang ditayangkan televisi adalah suatu bentuk komunikasi yang informatif dan persuasif yang ditujukan kepada khalayak, mengingat iklan Jasa Raharja dikeluarkan secara khusus untuk memberitahukan kepada masyarakat mengenai asuransi kecelakaan transportasi. Maka iklan yang ditayangkan harus mampu menciptakan


(39)

citra yang baik di kalangan pemirsa. Terdapatnya iklan tersebut yang ditujukan untuk pemirsa televisi, maka peneliti bermaksud mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya. Tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan tersebut adalah tentang pernyataan verbal sebuah iklan, verbal berarti melalui penggunaan kata-kata, baik tertulis maupun lisan. Maksudnya, pengungkapan pengetahuan tentang sebuah iklan melalui bentuk pesan yang menggunakan kata-kata baik itu secara tertulis maupun lisan.

Di dalam iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”, isi pesan yang termuat di dalamnya antara lain:

1. Pengetahuan masyarakat tentang Jasa Raharja

Jasa Raharja adalah perusahan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum.

2. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan darat.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi darat.

3. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan laut.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa


(40)

25

menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi laut.

4. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan udara.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi udara.

5. Media pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas yang diberikan Jasa Raharja

a. Melalui media SMS Centre, yaitu 0812 – 10 – 500 – 500 b. Melalui media internet, yaitu www.jasaraharja.co.id

2.1.9. Tingkat Pengetahuan

Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya derajat, kelas, taraf, pendidikan, dan pengetahuan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengatahuan itu sendiri berasal dari kata “tahu” yang berarti segala sesuatu yang diketahui mengenai sesuatu hal. (Cetakan ketiga edisi III, 2005)

John R. Enderson dalam Engel (1994:316) terdapat dua jenis pengetahuan dasar yaitu deklaratif dan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui, sementara pengetahuan


(41)

prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapta digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas subjektif.

Tingkat pengetahuan disini merupakan proses pemanggilan kembali ingatan individu tentang apa yang dilihatnya dalam iklan. Tingkat dalam tingkat pengetahuan disini adalah variabel, pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari kesadaran perubahan yang terjadi dari efek kognitif. Efek kognitif terjadi apabila terjadi perubahan dari apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak serta terkait dengan transmisi pengetahuan ( Rakhmat, 2001:219).

Pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan dalam efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui / dipahami atau dipersepsi oleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi. Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. (Effendy, 2003:318).

Definisi pengetahuan mengacu kepada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu masalah tergantung kepada pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai masalah tersebut bagaimana orang tersebut menanggapi dan memecahkan masalah tersebut secara jelas. (Eriyanto, 2000:239).


(42)

27

2.1.10.Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Responses)

Peneliti mengemukakan teori yang dianggap sesuai dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menunjang penelitian yaitu teori S-O-R. Menurut Effendy, 2000, teori ini menjelaskan tentang reaksi khusus yang merupakan efek dari adanya stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikannya. Adapun unsur-unsur dalam teori S-O-R adalah pesan (stimulus), komunikan (organism), dan efek (respons). Mengutip pendapat Hovlan, Janis dan Kelley (Effendy, 2000:254) menelaah sikap dari organism ada tiga variabel yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan. Suatu stimulus dalam situasi tertentu dapat berupa objek dalam lingkungan, suatu pola penginderaan atau pengalaman atau kombinasi dari ketiganya. Sifat khas stimulus adalah konsep yang komplek, yang berbeda dari satu situasi dengan situasi yang lain dan akan mempengaruhi pemahaman kita tentang fenomena yang dijelaskan.

Sedangkan organism menjadi perantara stimulus dan respon merupakan konsep kotak hitam yang hanya diamati dalam artian perilaku yang dihasilkan. Karena itu kita hanya mengamati perilaku eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal organism tersebut. Sedangkan R merupakan response tertentu terhadap peristiwa / stimulus. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus


(43)

khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada model berikut ini:

Stimulus Organism :

- Perhatian - Pengertian - Penerimaan

Responses

Gambar 1. Model Teori Stimulus – Organism – Responses

Unsur–unsur dalam model S–O– R tersebut adalah (Effendy, 2000:225): a. Pesan (stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator

kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan lambang.

b. Komunikan (organism), merupakan keadaan komunikan disaat menerima pesan. Pesan yang disampaikan komunikator diterima sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan oleh komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan sikap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan komunikator.

c. Efek (respons), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu sikap afektif (perasaan), kognatif (pengetahuan), konatif (tindakan atau perilaku). Efek


(44)

29

kognatif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan.

Berdasarkan gambar 2.1, stimulus atau pesan yang disampaiakan oleh komunikator kepada komunikan berupa isi pesan iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” yang dikeluarkan PT Jasa Raharja mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Apabila komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesedian diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari adanya proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek, dengan adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap obyek. Proses berpikir tersebut menunjuk pada kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa (Rakhmat, 2001:68)

2.2. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori S-O-R. Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” mengandung pesan tentang adanya jasa pelayanan asuransi Jasa Raharja.


(45)

Apabila pesan itu dimengerti, kemudian timbul efek pengaruh dari Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” terhadap rmasyarakat.

Tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi dalam penelitian ini adalah didasarkan atas asumsi bahwa semakin sering seorang pemirsa menerima pesan yang disampaikan media yaitu televisi, maka akan semakin tahu dan paham tentang informasi atau pesan yang ingin disampaikan lewat iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” tersebut, sehingga pada akhirnya akan diketahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat yang menjadi pemirsanya, dan dengan melihat iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi, tingkat pengetahuan masyarakat akan berubah menjadi tahu.


(46)

31

Berdasarkan terori-teori yang telah dikemukakan, maka kerangka berpikir yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja”

1. Pengetahuan masyarakat tentang Jasa Raharja

2. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan darat.

3. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan laut.

4. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan udara.

5. Media pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas yang diberikan Jasa Raharja Tingkat Pengetahuan - Tinggi - Sedang - Rendah Masyarakat Surabaya

Gambar 2. Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”


(47)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”. Untuk lebih mempermudah pengukurannya, maka definisi operasional dari tingkat pengetahuan khalayak adalah sebagai berikut: Tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya terhadap isi pesan iklan Jasa Raharja merupakan derajat atau tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya sebagai pemirsa televisi setelah melihat dan memperhatikan berbagai informasi dalam iklan, dalam wujud orientasi atau kecenderungan untuk lebih tanggap tentang perusahaan jasa yang bisa dihubungi jika terjadi kecelakaan lalu lintas jalan.

3.1.2. Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di Televisi

Adapun isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” yang merupakan indikator dari tingkat pengetahuan yang diamati dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:


(48)

33

1. Pengetahuan masyarakat tentang Jasa Raharja

Jasa Raharja adalah perusahan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum.

2. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan darat.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi darat.

3. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan laut.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi laut. 4. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi

kecelakaan udara.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi udara.

5. Media pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas yang diberikan Jasa Raharja


(49)

a. Melalui media SMS Centre, yaitu 0812 – 10 – 500 – 500 b. Melalui media internet, yaitu www.jasaraharja.co.id

3.1.3. Pengukuran Variabel

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”, peneliti menggunakan skala nominal yaitu membedakan antara responden yang menjawab tahu dan tidak tahu.

- Bagi yang menjawab tahu, peneliti akan memberikan skor 2 - Bagi yang menjawab tidak tahu, peneliti akan memberikan skor 1

Selanjutnya peneliti akan mengkategorikan jawaban responden berdasarkan kategori tinggi, sedang, rendah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Skor jawaban tertinggi – Skor jawaban terendah Interval =

Jenjang yang diinginkan

Berdasarkan uraian di atas, maka perhitungan kategori pada penelitian ini:

Skor tertinggi: x 2 = 8 x 2 = 16 Skor terendah: x 1 = 8 x 1 = 8


(50)

35

16 – 8

Interval = = 2.6 = 3

3

Jadi batasan skor yang dipakai dalam pengukuran variabel adalah rendah, sedang, dan tinggi, yaitu dijabarkan sebagai berikut:

a. Kategori penilaian rendah bila jumlah skor antara 8-10, yaitu menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”. Artinya, responden kurang mengetahui dan kurang memahami isi pesan iklan tersebut.

b. Kategori penilaian sedang bila jumlah skor antara 11-13, yaitu menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang sedang mengenai isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”. Artinya, responden sudah mengetahui namun sepenuhnya memahami isi pesan iklan tersebut.

c. Kategori penilaian tinggi bila jumlah skor antara 14-16, yaitu menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”.

Artinya, responden sudah mengetahui dan sudah memahami sepenuhnya isi pesan iklan tersebut.


(51)

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Surabaya yang berusia 17 tahun sampai dengan 56 tahun, dan yang pernah melihat iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”. Masyarakat Surabaya yang berusia 17 sampai dengan 56 tahun berjumlah 1.546.881 (BPS, 2009). Pada usia 17 tahun, seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun ketrampilan dalam menganalisis sesuatu dan ditunjang dengan sikap pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004:66). Sedangkan pada usia 56 tahun, rata-rata orang sudah mengalami masa pensiun, sehingga sudah berkurang melakukan aktifitas berkendaraan.

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Sampling Accidental/Incidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono, 2008:85). Untuk menentukan jumlah sampel akan ditemukan dengan menggunakan rumus Yamane sebagai berikut: (Nazir, 2003:61).


(52)

37

N n =

Nd2 + 1

Keterangan :

N : ukuran / besar populasi n : ukuran / besar sampel

d : presisi (derajat ketelitian 0.1)

1.546.881 n =

1.546.881 (0.1)2 + 1

1.546.881

n = = 99.99 = 100 orang 15.468,82

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden berdasarkan data primer dan data sekunder. Yang dimaksud data primer adalah data yang berupa jawaban dari kuisioner yang diberikan kepada para responden sedangkan data sekunder merupakan data yang


(53)

diperoleh dari buku-buku penunjang, data dari perusahaan yang bersangkutan, internet, dan literatur.

3.4. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan Jasa Raharja versi Jaja miharja di televisi, maka peneliti akan menggunakan tabel frekuensi untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner yang diisi responden.

Selanjutnya, data yang diperoleh dari hasil kuisioner akan diolah untuk dideskripsikan. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan terdiri dari mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus:

F

P = x 100 % N

Keterangan:

P : Persentase responden F : Frekuensi responden N : Jumlah responden


(54)

39

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya dilampirkan dalam tabel yang disebut tabulasi agar mudah diinterpretasikan.


(55)

4.1. Gambaran Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya

Surabaya adalah ibukota propinsi Jawa Timur, yang terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta Kabupaten Gresik di Barat. Luas wilayah kota Surabaya adalah 374,36 km2. Nama Surabaya diambil dari simbol ikan Sura dan Buaya. Simbol

itu sesungguhnya untuk menggambarkan peristiwa heroik yang terjadi di kawasan Ujung Galuh (nama daerah Surabaya di masa silam), yakni pertempuran antara tentara yang dipimpin Raden Widjaja dengan pasukan tentara Tar Tar pada tanggal 31 Mei 1293. Tanggal itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Surabaya.

Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya. Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan Eropa. Etnis Nusantara pun dapai dijumpai, seperti Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali, Sulawesi yang membaur dengan penduduk asli Surabaya membentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas kota Surabaya. Sebagian besar masyarakat Surabaya adalah orang Surabaya asli dan orang Madura. Ciri khas masyarakat asli Surabaya adalah mudah bergaul. Gaya bicaranya sangat terbuka.


(56)

41

Walaupun tampak seperti bertemperamen kasar, masyarakat Suarabaya sangat demokratis, toleran dan senang menolong orang lain.

Berdasarkan data yang tercatat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, sampai dengan Bulan Desember 2007. Jumlah penduduk Kota Surabaya yang terdaftar di Kartu keluarga hingga Desember 2007 adalah 2.861.928 jiwa atau sebanyak 755.914 Kepala keluarga. Komposisi penduduk Kota Surabaya pada Tahun 2007 berdasarkan jenis kelamin sebanyak 1.437.682 jiwa penduduk laki-laki (50,23 %) dan 1.424.246 (49,77 %) jiwa penduduk perempuan. Jika dilihat dari komposisi penduduk tersebut dapat dijelaskan bahwa terbanyak adalah pegawai swasta sejumlah 684.581 jiwa, selanjutnya adalah sebagai ibu rumah tangga sejumlah 527.343 jiwa dan sebagai pelajar sebanyak 448.551 jiwa. Komposisi penduduk kota Surabaya berdasarkan pendidikan pada tahun 2007 terbanyak adalah pada tingkat pendidikan SLTA (772.133 jiwa) kemudian SD (769.728 jiwa) serta tidak sekolah (616.240 jiwa).

Surabaya merupakan salah satu pintu gerbang perdagangan utama di wilayah Indonesia Timur. Dengan segala potensi, fasilitas, dan keunggulan geografisnya Surabaya memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Sektor primer, sekunder, dan tersier di kota ini sangat mendukung untuk semakin memperkokoh sebutan Surabaya sebagai kota perdagangan dan ekonomi. Kehidupan berkesenian Kota Surabaya tumbuh dengan baik. Kesenian tradisional dan modern saling


(57)

melengkapi membentuk keragaman kesenian Surabaya. Gending Jula-Juli Suroboyo, Tari Remo, Kentrung, Okol, Seni Ujung, Besutan, upacara Loro Pangkon, Tari Lenggang Suroboyo dan Tari Hadrah Jidor merupakan kesenian tradisional Surabaya. Sementara kesenian modern juga tumbuh pesat. Sejumlah sanggar tari berkonsentrasi mengembangkan perpaduan seni tradisional dan modern. Namun demikian banyak group tari mengembangkan kreasi modern, misalnya Marlupi Dance, Gito Maran. (www.surabaya.go.id)

4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan

Jasa Raharja merupakan perusahaan jasa terkemuka di bidang asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda oleh Pemerintah RI. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.3 tahun 1960, jo Pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan RI No.12631/BUM II tanggal 9 Februari 1960, terdapat 8 (delapan) perusahaan asuransi yang ditetapkan sebagai Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) dan sekaligus diadakan pengelompokan dan penggunaan nama perusahaan sebagai berikut :


(58)

43

1) Fa. Blom & Van Der Aa, Fa. Bekouw & Mijnssen, Fa. Sluyters & co, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu bernama PAKN Ika Bhakti.

2) NV. Assurantie Maatschappij Djakarta, NV. Assurantie Kantoor Langeveldt-Schroder, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama PAKN Ika Dharma.

3) NV. Assurantie Kantoor OWJ Schlencker, NV. Kantoor Asuransi "Kali Besar", setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama PAKN Ika Mulya.

4) PT. Maskapai Asuransi Arah Baru setelah dinasionalisasi diberi nama PAKN Ika Sakti.

Perkembangan organisasi perusahaan tidak terhenti sampai di situ saja, karena dengan adanya pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan RI No. 294293/BUM II tanggal 31 Desember 1960, keempat perusahaan tersebut di atas digabung dalam satu Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) "Ika Karya". Selanjutnya PAKN Ika Karya berubah nama menjadi Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) Eka Karya.

Berdasarkan PP No.8 tahun 1965 dengan melebur seluruh kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya, mulai 1 Januari 1965 dibentuk badan hukum baru dengan nama Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja dengan tugas khusus mengelola pelaksanaan Undang-Undang (UU) No. 33 dan Undang-Undang (UU) No.


(59)

34 tahun 1964. Penunjukan PNAK Jasa Raharja sebagai pengelola kedua Undang-Undang tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan RI No. BAPN 1-3-3 tanggal 30 Maret 1965.

Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya UU. No.9 tahun 1969 tentang Bentuk- Bentuk Badan Usaha Negara.

Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 dan melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang selalu diperpanjang pada setiap tahun dan terakhir No. 523/KMK/013/1989, selain mengelola pelaksanaan UU. No. 33 dan UU. No. 34 tahun 1964, Jasa Raharja diberi tugas baru menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Kemudian sebagai upaya pengemban rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya bagi mereka yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup UU No.33 dan UU No.34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang ditangani oleh Perum Jasa Raharja semakin bertambah luas, maka pada tahun 1980 berdasarkan pp No.39 tahun 1980 tanggal 6 November 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)


(60)

45

dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja, yang kemudian pendiriannya dikukuhkan dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.49 tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981, yang telah beberapa kali diubah dan ditambah terakhir dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.59 tanggal 19 Maret 1998 berikut perbaikannya dengan Akta No.63 tanggal 17 Juni 1998 dibuat dihadapan notaris yang sama.

Pada tahun 1994, sejalan dengan diterbitkan UU No.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial dilarang menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 Jasa Raharja melepaskan usaha non wajib dan surety bond dan kembali menjalankan program asuransi sosial yaitu mengelola pelaksanaan UU. No. 33 tahun 1964 dan UU. No. 34 tahun 1964.

Adapun visi dan misi Jasa Raharja adalah sebagai berikut:

Visi

Menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat.

Misi

Catur Bakti Ekakarsa Jasa Raharja:

1) Bakti kepada masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.


(61)

2) Bakti kepada negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan Usaha Milik Negara.

3) Bakti kepada perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan Perusahaan.

4) Bakti kepada lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

Jasa Raharja memiliki lingkup jaminan, yaitu UU No 33 Tahun 1964 Jo PP No 17 Tahun 1965:

1) Korban yang berhak atas santunan yaitu

Setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan

2) Jaminan Ganda

Kendaraan bermotor Umum (bis) berada dalam kapal ferry, apabila kapal ferry yang dimaksud mengalami kecelakaan, kepada penumpang bus yang menjadi korban diberikan jaminan ganda


(62)

47

3) Penumpang mobil plat hitam

Bagi penumpang mobil plat hitam yang mendapat izin resmi sebagai alat angkutan penumpang umum, seperti mobil pariwisata , mobil sewa dan lain-lain, terjamin oleh UU No 33 jo PP no 17/1965.

4) Korban Yang mayatnya tidak diketemukan

Penyelesaian santunan bagi korban yang mayatnya tidak diketemukan dan atau hilang didasarkan kepada Putusan Pengadilan Negeri.

Pembayaran Premi dalam program asuransi kecelakaan pada PT Jasa Raharja dikenal dengan 2 (dua) bentuk yaitu Iuran Wajib (IW) dan Sumbangan Wajib (SW). Secara teknis, setiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum membayarkan iuran wajib yang disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat transportasi tersebut. Sedangkan pembayaran Sumbangan Wajib dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK. (www.jasaraharja.co.id)

4.1.3. Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja”

Jasa Raharja mengeluarkan iklan layanan masyarakat di televisi yang dibintangi komedian Jaja Miharja. Iklan tersebut menggambarkan selang beberapa saat setelah terjadi kecelakaan transportasi, sang bintang iklan Jaja Miharja dimintai tolong seorang perempuan untuk mengatasi kecelakaan


(63)

yang terjadi. Lalu Jaja Miharja menghimbau masyarakat untuk menghubungi Jasa Raharja sebagai pelayan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum. Dalam iklan juga ditampilkan seorang petugas Jasa Raharja yang mengemukakan bahwa perusahaan yang bersangkutan juga melayanani pemberian informasi santunan kecelakaan lalu lintas jalan lewat media SMS dan internet.

4.2. Penyajian dan Analisis Data

Pada bagian ini akan disajikan dan diuraikan temuan-temuan data yang diperoleh dari lapangan, sampel yang diambil yaitu sebanyak 100 responden. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode

Sampling Accidental/Incidental, yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono, 2008:85). Daerah yang dipilih dalam penelitian ini adalah kota Surabaya. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat berusia 17 tahun ke atas dengan alasan pada usia tersebut seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun ketrampilan dalam menganalisis sesuatu dan ditunjang dengan sikap pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004:66). Penelitian ini dilakukan di Surabaya karena berdasarkan data Ditlantas Polda Jatim di Surabaya, jumlah korban


(64)

49

meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas meningkat di tahun 2010. (http://www.surabayapost.co.id). Selain itu, berdasarkan data Polrestabes Surabaya, tahun ini tercatat jumlah kecelakaan di Surabaya adalah sebanyak 755 kecelakaan lalu lintas.

Data atas pertanyaan-pertanyaan kuisioner yang kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi untuk selanjutnya diinterpretasikan untuk mengetahui jawaban dari perumusan masalah yang diajukan.

4.2.1. Identitas Responden

Peneliti akan memaparkan tentang identitas responden dari obyek penelitian yaitu masyarakat Surabaya yang berusia 17 tahun ke atas. Adapun data tentang karakteristik yang disajikan oleh peneliti antara lain berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Usia Responden

Dari hasil kuisioner yang ada dapat diketahui dari 100 orang responden yang menonton iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi mempunyai jenjang usia 17 tahun sampai dengan 54 tahun. Untuk mengetahui pembagiannya, dapat dilihat pada tabel berikut:


(65)

Tabel 1

Identitas Responden Berdasarkan Usia ( N=100 ) No. Usia ( Tahun ) Jumlah

Persentase ( % )

1. 2. 3.

17 - 30 31 – 43 44 – 56

64 21 15

64 21 15

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti)

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berusia antara 17 hingga 30 tahun dengan jumlah sebanyak 64 orang atau sebesar 64%, responden yang berusia 31 hingga 43 tahun dengan jumlah sebanyak 21 orang atau sebesar 21%, dan sisanya adalah responden yang berusia 44 hingga 56 tahun dengan jumlah sebanyak 15 orang atau sebesar 15%. Responden terbanyak yakni pada usia 17-30 tahun, hal ini dikarenakan usia tersebut sangat produktif dan sangat memungkinkan responden sering melakukan kegiatan di luar.

2) Pendidikan Responden

Responden dalam penelitian ini memiliki latar belakang tingkat pendidikan yang beraneka ragam, untuk mengetahuinya dapat dilihat pada tabel berikut:


(66)

51

Tabel 2

Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ( N=100 )

No. Pendidikan Jumlah

Persentase ( % ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. SD SMP SMA Diploma

Perguruan Tinggi S-1 Perguruan Tinggi S-2

1 6 56 2 33 2 1 6 56 2 33 2

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti)

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah responden yang telah menempuh atau lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 56 orang atau sebesar 56%, kemudian responden yang telah menempuh perguruan tinggi S-1 berjumlah 33 orang atau sebesar 33%. Responden yang telah menempuh pendidikan Diploma berjumlah 2 orang atau sebesar 2%, responden yang telah menempuh perguruan tinggi S-2 berjumlah 2 orang atau sebesar 2%, sedangkan responden yang telah menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 6 orang atau sebesar 6%.


(67)

Sisanya merupakan responden yang telah menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah sebanyak 1 orang atau sebesar 1%.

3) Pekerjaan Responden

Selain memiliki latar belakang tingkat pendidikan yang beraneka ragam, responden dalam penelitian ini juga memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda. Untuk mengetahui pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ( N=100 )

No. Pendidikan Jumlah

Persentase ( % ) 1. 2. 3. 4. 5. . Karyawan Swasta Wiraswasta

Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI / Polri

Tidak bekerja: a) Pelajar b) Mahasiswa

c) Ibu rumah tangga yang tidak bekerja 49 8 2 1 4 28 8 49 8 2 1 4 28 8

Jumlah 100 100


(68)

53

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah responden yang bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 49 orang atau sebesar 49%, kemudian responden yang merupakan mahasiswa berjumlah 28 orang atau sebesar 28%. Responden yang bekerja sebagai wiraswasta berjumlah 8 orang atau sebesar 8%, dan responden yang menjadi ibu rumah tangga juga berjumlah 8 orang atau sebesar 8%, sedangkan responden yang menjadi pelajar berjumlah 4 orang atau sebesar 4%. Sisanya merupakan responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jumlah sebanyak 2 orang atau sebesar 2%, serta responden yang merupakan TNI / Polri sebanyak 1 orang atau sebesar 1%.


(69)

4.2.2. Hasil Penyebaran Kuisioner 4.2.2.1. Penggunaan Media Massa

1) Frekuensi Responden Melihat Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi

Tabel 4

Frekuensi Responden Melihat Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi ( N=100 )

No. Jawaban Jumlah

Persentase ( % )

1. 2.

8 kali – 14 kali 1 kali – 7 kali

31 69

31 69

Jumlah 100 100

Sumber: Kuisioner Bagian II No. 2

Dari tabel 4 tersebut tampak bahwa dalam seminggu, frekuensi menonton paling banyak adalah dengan frekuensi 1 kali – 7 kali sebanyak 69 orang (69%), sedangkan yang menonton dengan frekuensi 8 kali – 14 kali dalam seminggu adalah sebanyak 31 orang (31%). Hal ini dikarenakan semakin jarangnya televisi menyiarkan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi.


(70)

55

2) Durasi Melihat Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi Tabel 5

Durasi Melihat Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi ( N=100 )

No. Jawaban Jumlah

Persentase ( % )

1. 2.

31 detik - 60 detik 1 detik - 30 detik

67 33

67 33

Jumlah 100 100

Sumber: Kuisioner Bagian II No. 3

Dari tabel 5 tersebut tampak bahwa durasi menonton dalam iklan paling banyak adalah dengan durasi 31 detik - 60 detik dengan jumlah responden sebanyak 67 orang (67%), sedangkan yang menonton dengan durasi 1 detik - 30 detik adalah sebanyak 33 orang (33%). Hal ini menunjukkan paling tidak sebagian besar responden menonton iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” sampai selesai.


(71)

4.2.2.2. Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi

1) Pengetahuan Mengenai Jasa Raharja sebagai Perusahaan yang Bergerak di Bidang Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan Penumpang Umum

Jasa Raharja adalah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum. Sesuai dengan misinya, kegiatan Jasa Raharja berusaha berpedoman untuk mengabdi pada masyarakat, negara, perusahaan, dan lingkungan. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat mengenai Jasa Raharja sebagai perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6

Pengetahuan Mengenai Jasa Raharja sebagai Perusahaan yang Bergerak di Bidang Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan

Penumpang Umum ( N=100 )

No. Jawaban Jumlah

Persentase ( % )

1. 2.

Tahu Tidak Tahu

92 8

92 8

Jumlah 100 100


(72)

57

Berdasarkan tabel 6, tampak responden mengetahui bahwa Jasa Raharja adalah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum. Hal ini dibuktikan dengan responden yang memilih jawaban tahu sebanyak 92 orang (92%) dan yang memilih jawaban tidak tahu sebanyak 8 orang (8%). Sebanyak 92 orang (92%) responden yang menjawab tahu menjelaskan, selain mereka mendapatkan informasi dari iklan televisi tersebut, Jasa Raharja telah memiliki nama dan dikenal sebagian masyarakat sebagai perusahaan jasa asuransi. Selain itu, mereka juga pernah mendapati iklan Jasa Raharja di sekitar jalan tol. Sebanyak 8 orang (8%) responden menyatakan tidak mengetahui bahwa Jasa Raharja adalah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum. Alasannya, mereka hanya sebatas mengetahui bahwa Jasa Raharja hanyalah perusahaan asuransi tanpa mengerti bidang spesifik yang ditangani perusahaan tersebut. Ada pula responden tersebut yang mengira Jasa Raharja adalah sebuah lembaga perusahaan yang berfungsi seperti Dinas Perhubungan.

2) Pengetahuan tentang Menghubungi Jasa Raharja Jika Terjadi Kecelakaan Transportasi Darat

Jasa Raharja sangat mengutamakan perlindungan dan pelayanannya kepada masyarakat. Maka Jasa Raharja merupakan lembaga yang bisa dihubunghi masyarakat jika terjadi kecelakaan transportasi, baik di darat, laut, maupun udara untuk memberikan


(1)

71

Miharja” di televisi adalah responden yang mempunyai total skor 8-10 dari seluruh jawaban kuisioner bagian III. Ini berarti reponden tidak mengetahui dan tidak memahami isi pesan iklan tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman responden tentang Jasa Raharja atau tidak mengerti dengan pesan-pesan yang ada dalam iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”. Beberapa responden belum mengetahui kalau Jasa Raharja melayani pertolongan untuk kecelakaan darat, laut, dan udara. Tingkat pendidikan yang rendah juga mempengaruhi tingkat pengetahuan responden dalam memahami iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di


(2)

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab 4, maka dapat disimpulkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi adalah sedang. Ini berarti masyarakat Surabaya sudah mengetahui, namun belum sepenuhnya memahami isi pesan iklan tersebut. Iklan televisi tersebut menampilkan secara sekilas sehingga ada beberapa pesan iklan yang terlewatkan oleh masyarakat dan pada akhirnya masyarakat belum menerima informasi secara lengkap.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, maka peneliti dapat mengajukan beberapa saran, antara lain: 1. Bagi pihak Jasa Raharja

Peneliti menyarankan untuk menambahkan beberapa infomasi yang lebih mendetil dengan konsep yang lebih bisa dimengerti masyarakat sebagai khalayak, mengingat khalayak yang menyaksikan iklan di televisi terdiri dari berbagai kalangan yang memiliki latar belakang pendidikan yang beragam dan tingkat pemahaman informasi yang berbeda-beda. Selain itu, informasi yang ditampilkan dalam iklan


(3)

73

televisi hendaknya tidak ditampilkan secara sekilas agar tidak ada lagi beberapa informasi yang terlewatkan oleh pandangan khalayak.

2. Bagi masyarakat

Hendaknya masyarakat lebih aktif mencari informasi untuk menambah pengetahuannya tentang perusahaan asuransi sosial seperti Jasa Raharja. Maka dari pengetahuan yang mereka dapatkan, nantinya bisa membuat masyarakat lebih tahu dan tanggap menghubungi perusahaan asuransi


(4)

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif (Aktualisasi Metodologis ke Arah Varian Kontemporer). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dario, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Ketiga Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka.

Effendy, Onong Uchjana. 2000. Televisi Siaran, Teori, dan Praktek. Bandung: CV Mandar Maju

____________________. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Eriyanto. 2000. Metodologi Polling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Jefkins, Frank. 2000. Periklanan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kasali, Rhenald. 2003. Manajemen Periklanan, Konsep, dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Kuswandi, Wawan. 2000. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi). Jakarta: PT Rhineka Cipta.

McQuail, Dennis, 2004. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Jakarta : Erlangga.

Morrisan. 2004. Periklanan, Komunikasi Pemasaran Terpadu, Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Ramdina Prakarsa.

Nazir, Mohammad 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Ghalia Indonesia


(5)

75

Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Siregar, Ashadi. 2001. Menyikapi Media Penyiaran, Membaca Televisi, Melihat Radio. Yogyakarta: Penerbit LP3Y.

Shimp, Terence. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sulaksana, Uyung. 2005. Integrated Marketing Communications. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: IKAPI.

Sumartono. 2001. Terperangkap dalam Iklan. Bandung: Alphabeta.

Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Widyatama, Rendra. 2006. Pengantar Periklanan. Yogyakarta: Kelompok Penerbit Pinus.

Non buku:

Badan Pusat Statistik Jawa Timur (2009) Surabaya dalam Angka. Data Polrestabes Surabaya (2010).

www.antarajatim.com/lihat/berita/36822/jasa-raharja-tingkat-kecelakaan-di-surabaya-tinggi

www.english.peopledaily.com.cn/90001/90777/90851/6528872.html www.jasaraharja.co.id


(6)

www.surabaya.go.id

www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=b90395f9877506ce8481ad3 0bf5975fb&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c


Dokumen yang terkait

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN JASA RAHARJA VERSI UNTUNG ADA JASA RAHARJA (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Surabaya Tentang isi pesan Iklan Layanan Masyrakat ” JASA RAHARJA Versi Untung Ada Jasa Raharja ” Di Te

1 1 79

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”BKKBN” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Di Surabaya Tentang isi pesan Iklan Layanan Masyarakat ”BKKBN Versi Dua Anak Lebih Baik” Di Televisi).

1 5 78

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT VERSI SME TOWER (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di Televisi).

1 3 82

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Ades Versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” di Televisi).

0 1 77

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PAUD DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD).

0 1 76

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “UMKM” (Studi Deskriptif Tingkat Penegtahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat ”UMKM” di Televisi).

0 0 82

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi)

0 0 23

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Ades Versi “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” di Televisi)

0 0 19

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT VERSI SME TOWER (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di Televisi) SKRIPSI

0 0 23

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN JASA RAHARJA VERSI UNTUNG ADA JASA RAHARJA (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Surabaya Tentang isi pesan Iklan Layanan Masyrakat ” JASA RAHARJA Versi Untung Ada Jasa Raharja ” Di Te

0 0 19