TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT BKKBN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi).

(1)

Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi ) SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

LAILY EMILDA 0543010283

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


(2)

LAYANAN MASYARAKAT BKKBN DI TELEVISI Disusun oleh :

LAILY EMILDA 0543010283

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,

Pembimbing Skripsi

Ir. H. Didiek Tranggono, Msi NIP 195812251990011001

Mengetahui DEKAN

Dra. Ec, Hj. Suparwati, M.Si NIP.195507181983022001


(3)

Oleh :

LAILY EMILDA NPM. 0543010283

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 2 Desember 2010

PEMBIMBING UTAMA TIM PENGUJI

1.Ketua

Ir. H. Didiek Tranggono, Msi Ir. H. Didiek Tranggono, Msi

NIP. 195812251990011001 NIP. 195812251199001001

2. Sekertaris

Dra. Diana Amelia, Msi NIP. 196309071991032001 3. Anggota

Dra. Herlina Suksmawati. Msi

NIP. 19641225 199309 2001

Mengetahui DEKAN

Dra. Ec, Hj. Suparwati, M.Si NIP.195507181983022001


(4)

Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sang Pemberi nafas hidup pada seluruh mahluk. Hanya kepadaNya-lah rasa syukur dipanjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi. Sejujurnya penulis akui bahwa pendapat memang sulit adanya, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri, karena itu kebanggaan penulis bukan hanya sampai di sini, tetapi penulis bangga telah berusaha untuk menundukkan diri sendiri.

Dalam penulisan ini penulis banyak mendapat pengarahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada:

1. Ayah dan Mama tercinta di rumah dan seluruh keluarga besarku.

2. Ibu Dra. Hj. Suparwati. M. Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

4. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, S.Sos., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi.

5. Bapak Ir. H. Didiek Tranggono, MSi. Sebagai dosen pembimbing, Trima kasih banyak Pak atas waktunya selama ini


(5)

Serta tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada : 1. Nhole, Sitha, Nitha, Indah, Vita, Risha, Babe dan terima kasih buat

sahabat-sahabat terbaik yang telah membantu dan memberi semangat guna kelancaran proses praktek maupun penulisan skripsi ini.

2. Pitty yang selalu mendampingi dan memberi semangat kepada penulis

3. Teman-teman angkatan 2005 dan 2006 yang memberikan masukan kepada penulis selama bimbingan skripsi maupun saat kuliah.

4. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis. Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam penyusunan ini. Maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Terima Kasih.

Sungguh penulis menyadari bahwa ini belum sempurna dan penuh keterbatasan. Dengan harapan bahwa ini Insya Allah berguna bagi rekan-rekan di Program Studi Ilmu Komunikasi, maka saran serta kritik yang membangun sangatlah dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Surabaya, November 2010


(6)

(7)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ...………. iii

DAFTAR ISI ...……… v

DAFTAR TABEL... ... x

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAKSI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah………. 10

1.3 Tujuan Penelitian………. 10

1.4 Manfaat Penelitian ………. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Periklanan Sebagai Bentuk Komunikasi Massa……… 12

2.1.1 Televisi Sebagai Media Beriklan………... 13

2.1.2 Penonton Televisi Sebagai Khalayak Media Massa………. 15


(8)

2.4 Unsur- Unsur Iklan Layanan Masyarakat di Televisi ………. 18

2.5Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat “Generasi Berencana”….. ………. 21

2.6 Teori S-O-R ……… 23

2.7 Kerangkah Berpikir ……… 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi operasional dan Pengukuran variabel...………. 30

3.1.1 Iklan Layanan Masyarakat …………..………. 31

3.1.2 Unsur dan Pesan Iklan Layanan Masyarakat “BKKBN” Versi “Generasi Berencana di Televisi……… 31

3.1.3 Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN versi “Generasi Berencana” di Televisi……….. 35

3.1.4 Pengukuran Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN versi ”Generasi Berencana” di Televisi………... 36

3.2 Populasi Sampel dan Teknik Penarikan Sampel……….…. 38

3.2.1 Populasi Penelitian ……….... 39

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ……….. 39

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………. 41


(9)

di televisi……….. 43

4.2 Penyajian dan Analisis Data ……… 46

4.2.1 Identitas Responden ………. 46

4.2.1.1 Usia Responden ………. 46

4.2.1.2 Pendidikan Terakhir Responden ……… 47

4.2.1.3 Jenis Kelamin Responden ………. 48

4.2.2 Penggunaan Media Massa ……… 48

4.2.2.1 Frekuensi Remaja Surabaya Menonton Iklan BKKBN ‘generasi Berencana” di Televisi ………. 48

4.2.2.2Stasiun Televisi yang digunakan Responden Dalam Menyaksikan Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana………..……… 50

4.3 Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi ..……….. 51

4.3.1 Pengetahuan Responden terhadap program baru BKKBN Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana”………. 51 4.3.2 Pengetahuan Responden terhadap Artis Yang Sekaligus


(10)

4.3.3Pengetahuan Responden terhadap tempat (setting) yang digunakan

Dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana”

di televisi………. 54 4.3.4 Pengetahuan Responden tentang slogan iklan BKKBN yang

diperankan Shinta dan Jojo adalah“GenRe”……… 56 4.3.5 Pengetahuan Responden terhadap iklan BKKBN “Generasi Berencana”

di televisi mengilustrasikan pernikahan

tanpa perencanaan………. 57 4.3.6 Pengetahuan Reseponden tentang Pernikahan

Membutuhkan Perencanaan………. 59 4.3.7 Pengetahuan Responden terhadap Tujuan Iklan BKKBN

“Generasi Berencana”………...…. 61 4.3.8 Pengetahuan Responden bahwa sita dan jojo menyampaikan pesan

iklan BKKBN “Generasi Berencana” Dengan Menyanyikan Lagu

yang Bernada KeongRacun…….………... 62 4.3.9 Pengetahuan Responden terhadap Ajakan “Saatnya yang muda

yang berencana”……… 64 4. 4 Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan

Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”


(11)

DAFTAR PUSTAKA ………... 72


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Usia Responden ……… 46 Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir Responden ……….. 47 Tabel 4.3 Jenis Kelamin ……… 48 Tabel 4.4 Frekuensi Menonton Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi

Dalam Satu Minggu ……… 49 TAbel 4.5 Stasiun Televisi apa Responden Sering Menyaksikan Iklan

BKKBN “Generasi Berencana” ………. 50 Tabel 4.6 Pengetahuan Responden terhadap Program Baru BKKBN “Saatnya

yang Muda Yang Berencana” di Televisi……… 52 Tabel 4.7 Pengetahuan Responden terhadap Artis yang Menyampaikan Pesan

Iklan dalam Iklan BKKBN “Generasi Berencana”……… 53 Tabel 4.8 Pengetauan Responden terhadap Tempat (Setting) yang digunakan

dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi…..………. 55 Tabel 4.9 Pengetahuan Responden tentang Slogan Iklan BKKBN yang Diperankan

Shinta Dan Jojo adalah GenRe “Generasi Berencana”……… 56 Tabel 4.10 Pengetahuan Responden terhadap Iklan BKKBN “Generasi Berencana”


(13)

Berencana”... 61 Tabel 4.13 Pengetahuan Responden bahwa sita dan jojo menyampaikan pesan iklan

BKKBN “Generasi Berencana” Dengan Menyanyikan Lagu yang Bernada Keong Racun……….. 63 Tabel 4.14 Pengetahuan Responden terhadap Ajakan “Saatnya yang muda yang

berencana”………. 64

Tabel 4.15  Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi………. 67


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.5 Bagan Teori S-O-R ……… ……….… 25 Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Remaja

Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat


(15)

Halaman Lampiran 1 : Kuisoner ……… 74 Lampiran 2 : Tabulasi Tingkat Pengetahuan ……….. 78


(16)

LAILY EMILDA, TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT BKKBN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi)

Iklan BKKBN “Generasi Berencana” yang ditayangkan hampir diseluruh stasiun televisi swasta merupakan salah satu iklan layanan masyarakat. Iklan tersebut menyampaikan program baru dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional tentang Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana”. Melalui iklan ini BKKBN mengharapkan remaja dapat melakukan perencanaan dalam sebuah pernikahan demi terciptanya keluarga yang berkualitas dan sejatera. Kemudian bagaimanakah iklan tersebut dapat memberikan pegetahuan pada remaja bahwa pernikahan membutuhkan perencanaaan.

Landasan teori yang dipakai yaitu Teori S-O-R. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari proses komunikasi. Dalam penelitian ini iklan BKKBN “Generasi Berencana” dapat mempengaruhi tingkat kognisi remaja tentang Generasi Berencana.

Metode penelitian ini menggunakan sample random sampling atau sampling sederhana, setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Peneliti memilih dan memberikan nomor pada seluruh populasi, lalu mengundinya (merandom/mengacak) sampai mendapatkan jumlah sample yang dibutuhkan. Syarat teknik sampling random sederhana ini adalah tersedianya kerangkah sampling atau daftar sampling,. Kemudian hasil dari kuisioner tersebut diolah menjadi data untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan remaja terhadap iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi.

Setelah melalui pengolahan data dari hasil kuisioner yang dibagikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan BKKBN ”Generasi Berencana” di televisi terdapat pada kategori tinggi. Dimana responden mengerti dan memahami pesan iklan “Generasi Berencana” di televisi yang merupakan salah satu program dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN tentang pentingnya perencanaan dalam sebuah pernikahan.


(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Masyarakat dalam kehidupannya membutuhkan informasi untuk memenuhi segala kebutuhan yang semakin beragam. Informasi selalu berkembang seiring dengan perubahan jaman. Dapat dikatakan masyarakat tidak hanya butuh melainkan masyarakat sangat dituntut untuk mengetahui informasi–informasi yang selalu berkembang. Dalam penyampaian informasi tidak lepas dari proses komunikasi dimana dalam proses komunikasi selalu membutuhkan sarana atau media dalam menyampaikan informasinya, baik melalui media massa atau melalui media komunikasi interpersonal. Agar informasi dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, media yang digunakan harus tepat pula.

Komunikasi dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan media massa. Media massa tersebut adalah pers, radio, televisi, film, dan lain – lain. Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan bahkan termasuk media massa elektronik, radio, siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media massa cetak yakni, surat kabar, majalah, tabloid, dan buletin kantor berita. (Effendy, 1993 : 145)


(18)

 

Seiring dengan perkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam memperoleh informasi tidak hanya komunikasi secara langsung (tatap muka), tetapi juga dapat melalui media massa untuk membantu komunikator berhubungan dengan khalayaknya. Media massa dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak, waktu, bahkan pelapisan sosial dalam suatu masyarakat. Media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan respon dan kepercayaan masyarakat. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokok media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan respon seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal yang dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

Kehadiran media massa merupakan gejala awal yang menandai kehidupan masyarakat modern sekarang ini. Hal ini dapat dilihat melalui meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap berbagai bentuk media massa dan bermunculan media baru yang menawarkan banyak pilihan pada khalayaknya, yang pada akhirnya akan menimbulkan ketergantungan masyarakat pada media elektronik tersebut.

Media televisi sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk mengetahui perubahan serta peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain mulai dari film, berita, hingga kemajuan teknologi yang tengah berlangsung. Dibandingkan dengan media massa yang lain televisilah yang paling efektif dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan selain mengeluarkan suara, televisi juga menampilkan gambar, sehingga informasi yang disampaikan akan lebih mudah dimengerti. Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh


(19)

terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Televisi disini menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang sudah terlanjur mengetahui dan merasakannya, baik pengaruh yang positif ataupun pengaruh yang negatif. (Effendy, 1996:122)

Selain itu televisi juga memiliki kelebihan dan kekuatan tersendiri. Kelebihan dari media televisi adalah paket acaranya yang mampu membuka wawasan berpikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan masyarakat. (Kuswandi, 1996 : 94) Sedangkan kekuatan dari media televisi adalah menguasai jarak dan ruang, dapat menjangkau massa dalam jumlah besar, nilai aktualitas yang cepat, daya rangsang pemirsanya yang cukup tinggi, serta menyampaikan informasi dengan lebih singkat, jelas, dan sistematis. Mengingat kemampuan televisi dalam menguasai jarak secara geografis dan sosiografis. (Kuswandi, 1996), maka televisi dapat memberikan pengaruh yang lebih besar pada khalayak dibanding dengan radio dan surat kabar.

Diantara media massa yang ada, televisi adalah media elektronik yang paling banyak menerima sorotan, terutama dalam isi siaran. Dalam banyak hal televisi memilki kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. Pertama, kecepatan pertumbuhan televisi yang sangat cepat di semua negara industri, bahkan dengan jumlah yang berbeda, perluasan itu juga melanda negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Kedua, televisi mampu menyebarkan informasi dengan format audio visual dan kinematografik (pandang dengar dan gambar


(20)

 

kepala sendiri kejadian sebenarnya yang ditayangkan di televisi , padahal peristiwanya terjadi dan disiarkan dari jarak jauh. (Muis, 2001: 56).

Berdasarkan uraian diatas, mengenai fungsi dan kelebihan televisi, maka tidak heran jika salah satu dampak dari acara televisi yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan oleh televisi yang kemudian melahirkan pengetahuan bagi pemirsanya. (Kuswandi, 1996)

Pada perkembangan sekarang ini, media massa dengan kemajuan teknologinya yang semakin maju seringkali mengubah perilaku audience-nya yang

bersumber dari nilai, norma, ide, dan symbol-simbol dari masyarakat. Media massa lebih mementingkan aspek komersial dan daya jual yang akan laku keras di pasar. Karena aspek komersial yang digunakan media massa maka persaingan media semakin ketat. Namun demi menjalankan fungsinya sebagai control social, media juga menyajikan iklan layanan masyarakat yang sifatnya tidak komersial.

Iklan ditelevisi telah menciptakan karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan dan memiliki cara menyampaikan isi pesan itu sendiri. Semuanya itu menambah nilai yang positif dan menimbulkan pengaruh terhadap khalayaknya yang menonton ataupun melihat tayangan iklan tersebut di televisi. Kelebihan-kelebihan televisi sebagai media iklan ini berlaku dimana saja dan berlaku secara umum. Berkesan realistic, sifatnya yang visual dan


(21)

disuguhkan di televisi Nampak begitu hidup dan nyata. Dengan kelebihan ini, para pengiklan dapat menunjukkan isi pesan tersebut secara detail.

Sasaran iklan adalah masyarakat, maka tujuan periklanan mempengaruhi kognisi khalayak (Jefkins, 1997:17). Efek kognitif dari adanya pesan iklan adalah perubahan pengetahuan. Pengetahuan sendiri merupakan proses di dalam menerima stimuli dari lingkungan dan mengubahnya ke dalam kesadaran psikologis sehingga dengan adanya iklan yang ditayangkan di televisi, khalayaknya yang belum mengetahui menjadi mengerti, paham dan jelas mengenai informasi yang disampaikan oleh pengiklan.

Iklan layanan masyarakat umumnya dibuat oleh lembaga-lembaga khusus pemerintah yang bergerak dibidang jasa untuk melakukan himbauan-himbauan yang positif kepada masyarakat agar mengerti tentang isi pesan iklan tersebut dan dapat menarik perhatian masyarakat sehingga dapat menimbulkan respon yang positif pula bagi masyarakatnya. Melalui penampilan beberapa model iklan, kata-kata yang mudah diingat, gambar serta ilustrasi yang dibuat sedemikian rupa agar menarik perhatian khalayaknya.

Salah satu iklan layanan masyarakat adalah iklan yang di keluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional “BKKBN”, dengan program baru yaitu “Generasi Berencana”. Tujuannya untuk mengharapkan remaja yang dibekali dengan pengetahuan Keluarga Berencana (KB) dapat membentuk keluarga yang berkualitas, mereka harus mengatur kapan akan menikah, kapan akan mempunyai anak dan juga mengatur jarak kelahiran. Sasaran utama dari program Generasi


(22)

 

Berencana dengan slogan “GenRe” ini adalah remaja, dikarenakan meningkatnya

pernikahan pertama perempuan menjadi 21 tahun, menurunkan kehamilan yang tidak di inginkan atau menurunkan kehamilan pada usia ibu dibawah 21 tahun dan untuk menurunkan resiko angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

(http://www.bkkbn.go.id/webs/DetailRubrik.php?MyID=641).

Di dalam iklan layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional “BKKBN” dalam program “Generasi Berencana” berisikan tentang himbauan kepada masyarakat umum, khususnya remaja bahwa pernikahan

membutuhkan perencanaan dan mengharapkan remaja dapat melakukan perencanaan dalam sebuah pernikahan demi terciptanya keluarga yang berkualitas dan sejahtera. Tujuan dari iklan tersebut adalah apabila pembangunan kependudukan dan program KB tidak segera mendapatkan perhatian dari para pengambil kebijakan, maka pertambahan penduduk sebesar 3,5 juta pertahun akan menjadi beban bangsa Indonesia pada masa mendatang. Pemerintah Indonesia dalam menangani masalah pembangunan kependudukan dan program KB bakal makin berat karena pada akhir tahun ini jumlah penduduk bisa membengkak hingga mencapai 240 juta jiwa. (http://www.bataviase.co.id/node/360500)

Pada dasarnya tidak ada larangannya untuk menikah pada usia muda, akan tetapi perlu dipahami bahwa menikah membutuhkan perencanaan yang matang. Banyak hal yang harus dijadikan bahan pertimbangan sebelum seseorang memutuskan untuk menikah. Dalam sebuah pernikahan seorang individu harus dapat


(23)

mengesampingkan ego demi pasangannya. Mereka harus saling mengisi satu sama lain dan meminimalisir perbedaan dalam hal apapun guna menghindari konflik.

Hal tersebut bertolak belakang dengan sifat remaja secara umum, yaitu sebagian besar remaja mempunyai kecenderungan ingin menang sendiri walaupun salah mereka tak peduli. Biasanya remaja berfikirnya sekali saja dan tidak menghiraukan akibatnya. Dalam kondisi seperti ini peran orang tua di harapkan menjadi backup untuk menghindarkan anak mereka dari hubungan yang tidak wajar.

Karena tidak dapat di pungkiri hampir semua pernikahan yang terjadi di kalangan remaja adalah akibat hubungan fisik yang melewati batas, istilah di masyarakat kita

maried by accident (MBA). Mereka hidup bersama dalam sebuah pernikahan

dilandasi oleh keterpaksaan.

Selain itu factor ekonomi menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam keharmonisan rumah tangga. Maka dari itulah dibutuhkan perencanaan yang matang untuk membentuk sebuah keluarga sejahtera. Tidak sedikit pula terjadinya konflik pasangan suami istri yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan materi yang kemudian berujung pada perceraian. Yang terjadi di masyarakat kita kebutuhan ekonomi pasangan suami istri muda kebanyakan ditunjang oleh keberadaan orang tua mereka.

Dalam iklan layanan masyarakat oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN “Generasi Berencana” di televisi menggambarkan tentang ketidaksiapan remaja dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. Di iklan tersebut Shinta berperan sebagai ibu rumah tangga yang menikah muda. Shinta


(24)

 

mengurus pekerjaan rumah tanggannya, termasuk mengurus kedua ananknya. Tampak sosok laki-laki dengan raut wajah yang kumal dan kusut membawa pakaian kotor, keluar dari kamar. Keduanya (Shinta dan laki-laki) tampak stress dalam menjalani kehidupan rumah tangga mereka.

Kemudian Jojo yang berperan sebagai temannya dalam iklan tersebut berkunjung ke rumahnya. Iklan ini dikemas dengan ilustrasi yang di tampilkan di televisi. Keduanya (Shinta dan Jojo) menyampaikan pesan dalam iklan dengan gaya Lipsing mereka. “sorry 3x jek ogah ah kawin muda, sorry 3x bang nikah perlu rencana”. Dan pada unsur pacing nya mereka menyampaikan “Saatnya yang muda

yang berencana”.

Sebuah keberhasilan iklan sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur iklan yang ditonjolkan. Misalnya property, lighting, talent, pacing, slogan dan beberapa unsur iklan lainnya. Dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”, unsur yang ditonjolkan adalah talent., yaitu Shinta dan Jojo yang dapat dikategorikan

artis dunia maya. Dua gadis cantik dari Jawa Barat yang terkenal karena boomingnya video lipsing tersebut diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi

masyarakat terkait isi pesan iklan.

Terkenalnya Shinta dan Jojo melalui video Lipsing Keong Racun merupakan

fenomena yang cukup menarik. Sebenarnya mereka hanya dua mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Bandung yang kemudian iseng meng upload video Lipsing

mereka ke dalam jaringan social, facebook. Tapi wajah cantik dan perilaku centil


(25)

banyak penggemar dari para pengguna facebook, yang sebagian besar remaja.

Walaupun kemunculan mereka sebagai public figure, tapi saat ini mereka eksis sebagai artis nasional.

Dari uraian di atas, maka peneliti melihat adanya fenomena yang menarik untuk dibahas, dimana media massa bisa menjadi sumber informasi yang bisa menambah pengetahuan bagi penontonnya, yakni masyarakat khususnya remaja. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”, yang waktu penayangannya berdurasi ± 28 detik ditelevisi, dengan melihat bagaimana iklan tersebut dikemas dan disajikan kepada khalayak umum.

Pada penelitian ini sampel yang akan diteliti adalah remaja berusia 17 – 21

tahun, dan menggunakan teori S-O-R yang dapat menjelaskan bagaimana terpaan acara televisi dapat menyababkan respon kognitif bagi pemirsanya. Alasan dipilihnya remaja berusia 17 -21 tahun Pertama, sasaran utama dari iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” adalah remaja. Kedua, karena remaja berumur 17 – 21 tahun memiliki kematangan kognitif, kematangan emosional dan sosial. (Sarwono,2004:14). Kemudian lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kota Surabaya.

Sasaran dari iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” adalah remaja dan Surabaya merupakan ibu kota Jawa Timur dengan jumlah remaja terbanyak. Hal ini terbukti dengan banyaknya lembaga pendidikan tingkat pertama


(26)

 

(SMP), tingkat menengah atas (SMA), atau perguruan tinggi baik negri maupun swasta yang tersebar di Surabaya dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur.

1.2Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian ini, yaitu:

Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “ Generasi Berencana” di Televisi.?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi.


(27)

1.4Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis.

Sebagai bahan tambahan pemikiran untuk ilmu komunikasi terutama topik bahasan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap berbagai hal yang disajikan oleh media massa, khususnya dalam bentuk iklan layanan masyarakat di televisi.

2. Kegunaan Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini bisa menambah pengetahuan masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya bahwa media televisi merupakan bentuk media yang perlu perhatian, pengertian dan pemikiran yang luas didalam penyajiannya, terutama dalam menyampaikan informasi mengenai program pemerintah terkait bahayanya nikah muda.


(28)

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Periklanan Sebagai Bentuk Komunikasi Massa

Menurut Harold D. Lasswell, unsur – unsur Komunikasi massa terdiri dari sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (reciever) dan efek

(effect ). Sumber di sini tidak lain adalah pengiklan itu sendiri atau komunikator /

orang – orang kreatif di biro iklan. Unsur pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber pengiklan tadi. Menurut Charles Wright (1977) unsur pesan ini memiliki sifat terbuka untuk umum (publicly), singkat dan simultan (rapid), segera

dan sekali pakai (transient). Unsur saluran menyangkut media yang dipakai untuk

menyebarkan pesan – pesan tadi seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, internet. Unsur penerima adalah khalayak sasaran (mass audience) dari pesan komunikasi

massa yang disampaikan lewat media tadi. Sifat – sifat dari khalayak sasaran ini antara lain : luas dan banyak (large), beragam (heterogen), antara sasaran dengan

komunikator tidak saling kenal (anonim). Untuk itu, dalam strategi pemilihan media

iklan dan strategi kreatif periklanan dikenal tahapan identifikasi dan segmentasi khalayak sasaran untuk membuat pesan dan media yang dipilih menjadi focus dan spesifik.


(29)

Unsur efek adalah perubahan – perubahan yang terjadi pada khalayak sasaran setelah menerima pesan tadi. David Berlo mengidentifikasi efek perubahan tadi dalam tiga kecenderungan : Perubahan, Pengetahuan, Perubahan, Sikap dan Perubahan Perilaku. Untuk itu, dalam strategi periklanan harus ada upaya – upaya :

a. Merubah atau member pengetahuan bagi khalayak, dengan cara menginformasikan keuntungan atau manfaat.

b. Merubah sikap khalayak, sehingga sasaran menjadi tertarik dan menyukai. c. Merubah perilaku, sehingga khalayak sasaran memutuskan untuk membeli

produk yang diiklankan.

Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan harus mampu membujuk, mengarahkan khalayak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi yang telah dirancang. Singkatnya, periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan. ( Jefkins, 1997: 15 )

2.1.1 Televisi Sebagai Media Beriklan

Pada dasarnya media televisi bersifat transistory atau hanya sekilas dan penyampaian pesannya dibatasi oleh durasi (jam, menit, detik). Pesan dari televisi tidak dapat diulang kecuali bila direkam. Televisi merupakan media yang paling


(30)

 

mempunyai unsur audio dan visual. Sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya tarik iklan dibandingkan media lain. Televisi juga diyakini berorientasi mengingatkan khalayak sasaran terhadap pesan yang disampaikan ( Kasali,1992 : 172 )

Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan terlihat pada kepercayaan iklan yang kuat terhadapnya serta selalu menggunakannya secara tetap. Penyebabnya antara lain karena kekuatan yang dimiliki televisi yaitu :

a. Efesiensi biaya yang merupakan keunggulannya mampu menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Televisi tidak hanya menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lain tetapi juga khalayak yang tidak terjangkau sekalipun. Jangkauan misal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap orang.

b. Memberikan dampak atau pengaruh yang kuat. Dalam hal ini televisi mempunyai kemampuan kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Karena sebagian besar masyarakat meluangkan waktu di depan televisi.

c. Televisi mempunyai kemampuan menimbulkan tekanan pada dua indera sekaligus, penglihatan dan pendengaran ( Kasali, 1992:121-122 )

Posisi dan peran media televisi dalam operasionalisasinya di masyarakat salah satunya adalah mengadakan korelasi antara informasi yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi. ( Kuswandi, 1996: 24 )


(31)

2.1.2 Penonton Televisi Sebagai Khalayak Media Massa

Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat (Mc Quail, 1994:201). Penonton televisi adalah massa dan memiliki perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta memiliki kerangkah acuan dan lapangan pengalaman yang berbeda.

Berdasarkan pengelompokan tersebut, maka sejumlah acara diperuntukan untuk kelompok tertentu sebagai sasaran target group, disamping khalayak

keseluruhan sebagai sasarannya atau khalayak sasaran target audience. Contoh acara

untuk khalayak sasaran adalah warta berita, sandiwara, film seri, music dan lain-lain. Sedangkan untuk kelompok sasaran adalah acara untuk anak-anak, remaja, mahasiswa, ABRI, pemeluk agama Islam dan lain-lain (Effendy, 1993:20)

Televisi sebagai media yang dapat dilihat visible dan dapat didengar audible

yang membedakan dengan media elektronik lain seperti radio, televisi mempunyai sifat-sifat langsung, simultan, intim dan nyata (Mulyana, 1997:169). Keunggulan inilah yang menyebabkan televisi mempunyai kapasitas lebih sebagai media komunikasi massa yang berfungsi untuk memberikan hiburan, pendidikan dan


(32)

 

2.2 Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat atau disebut PSA Public Service Advertisin) adalah

sebuah gagasan atau pesan yang bersifat sosial dalam rangka mengedukasi masyarakat secara lua. Iklan atau advertising menurut Kleppner berarti mengoperkan

pikiran dan gagasan kepada orang lain. Dari pengertian ini dapat kita terima sebenarnya iklan tidak ada bedanya dengan pengertian komunikasi satu arah. Kegiatan periklanan mengandung unsur penyewaan ruang dan waktu dari suatu media massa karena ruang dan waktu memang dipergunakan oleh pengiklan untuk menyebarkan informasi. Penyebaran informasi melalui media itulah membawa sifat iklan yang non personal atau tidak bertatap mukka secara langsung. ( Liliweri, 1992: 18 ).

Iklan dan jenis media massa lain merangkum aspek-aspek realitas sosial yang dalam pengertian Marchan disebut sebagai dilema-dilema sosial. Tetapi ia tidak merepresentasikan aspek-aspek tersebut secara tidak jujur. Ia menjadi cermin yang mendistorsi bentuk-bentuk obyek yang direfleksikannya tetapi juga menampilkan citra-citra dalam visinya. Iklan tidak berbohong tetapi juga tidak menyatakan yang sebenarnya (Noviani, 2002:54).

Iklan layanan masyarakat, menurut Kamus Istilah Periklanan Indonesia adalah jenis periklanan yang dilakukan oleh pemerintah, suatu organisasi komersial atau pun non komersial untuk mencapai tujuan sosio-ekonomis terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Iklan bukan semata-mata pesan bisnis yang menyangkut usaha mencari keuntungan secara sepihak. Iklan juga mempunyai pesan yang sangat


(33)

penting bagi berbagai kegiatan nonbisnis. Di negara-negara maju, iklan telah dirasakan manfaatnya dalam menggerakkan solidaritas masyarakat manakala menghadapi suatu masalah sosial. Dalam iklan tersebut disajikan pesan-pesan sosial yang dimaksud untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus dihadapi., yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum. Iklan seperti itu menurut kasali ( 1992:201 ) disebut Iklan layanan Masyarakat (ILM). (http://desaingrafisindo.wordpress.com)

2.3 Tingkat Pengetahuan

Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dimana arti pengetahuan itu sendiri adalah segala apa yang diketahui atau akan diketahui yang berkenan suatu hal, dalam hal ini yang berhubungan kegiatan penyuluhan. Definisi pengetahuan mengacu apakah seseorang cukup intens untuk mengetahui informasi dari suatu masalah tergantung kepada pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai masalah tersebut bagaimana orang tersebut menanggapi dan memecahkan masalah tersebut secara jelas. (Eriyanto, 2000:239).

Tingkat pada tingkat pengetahuan di sini adalah variable. Pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu atribut dari perubahan yang terjadi dari efek komunikasi massa yang diklasifikasikan kedalam efek kognitif terjadi bila ada


(34)

 

berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan atau informasi. (Rakhmat,2004:219). Efek kognitif dengan pikiran atau penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang terjadinya tidak mengerti dan yang hanya bingung menjadi jelas.

Pengertian lain menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan adalah suatu konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif. Dari efek kognitif itulah terjadi bila ada perubahan pada apa yang ia ketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak serta juga terkait dengan pentrasmian pengetahuan (Rakhmat, 2001:67)

2.4 Unsur-unsur Iklan Layanan Masyarakat Di Televisi

Unsur-unsur iklan di televisi merupakan komponen-komponen yang terdiri dari unsur visual dan audio untuk mewujudkan gagasan kreatif sehingga mampu menciptakan daya tarik bagi pemirsanya. ( Morrison, 2007:282 ) terdiri dari :

1. Talent

Adalah seseorang atau banyak orang yang menjadi penyampai pesan iklan, yang menyampaikan berbagai macam hal yang bertujuan meningkatkan awareness dan menumbuhkan kepercayaan melalui pesan

yang disampaikan. Salah satu unsur terpenting dalam iklan di televisi adalah Talent atau Figur iklan yang berperan dalam menyampaikan pesan.


(35)

2. Props

Merupakan alat peraga dengan tujuan menjelaskan gambar yang digunakan oleh talent atau model dalam menyampaikan pesan dari suatu produk.

3. Setting

Lokasi atau tempat pada saat pengambilan gambar sedang berlangsung yang dilengkapi dengan lampu (lighting) serta didukung dengan model

sebagai penyempurna dalam pembuatan iklan.

4. Audio

Komponen audio dari suatu iklan terdiri dari suara, music dan sound effect. Pada iklan televisi, suara digunakan dalam berbagai cara yang berbeda. Suara dapat didengar melalui suatu presentasi langsung oleh seorang penyaji (Presenter) atau dalam bentuk percakapan diantara

sejumlah orang yang muncul pada iklan yang bersangkutan. Suatu cara yang umum dilakukan untuk menampilkan elemen suara pada iklan televisi adalah melalui pengisian suara (dubbing atau voice over) yaitu

narasi yang mengiringi gambar tanpa memperlihatkan siapa yang membacakan narasi tersebut. music juga menjadi bagian penting suatu iklan televisi karena musik dapat menjadi alat untuk menarik perhatian, menyampaikan pesan penjualan dan membantu membangun citra produk.


(36)

 

5. Video

Mengandung rangkaian adegan yang berupa gerakan, kata-kata yang menceritakan produk perusahaan. Berperan penting untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang seluk beluk produk perusahaan.

6. Slogan

Slogan adalah rangkaian kalimat pendek yang dipakai untuk mengasosiakan sebuah brand di benak konsumen. Proses pembuatan slogan sendiri tidak boleh sembarangan. Sebuah slogan harus dibuat dengan singkat dan mudah di ingat.

7. Lighting

Pencahayaan dalam iklan haruslah tepat untuk membuat iklan

dapat menarik untuk dilihat. Selain itu penggunaan kombinasi harus baik untuk menarik konsumen akan iklan tersebut.

8. Jinggle. Musik atau lagu – lagu singkat yang terdapat dalam iklan.

9. Pacing. Setiap konsumen memiliki daya tangkap yang berbeda, karena

itu, pengiklan harus merancang iklannya sedemikian rupa agar iklan itu mudah dimengerti dan ditangkap dengan baik oleh konsumen. Pacing

adalah bagian keseluruhan pengakhiran pesan atau dengan kata lain hasil eksekusi iklan.


(37)

2.5 Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat “Generasi Berencana”

Secara periodik umumnya iklan terdiri atas dua jenis yaitu : iklan layanan masyarakat dan iklan standart (Liliweri, 1992:36)

“Iklan layanan masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non profit, jadi iklan ini tidak mencari keuntungan akibat dari pemasangannya kepada khalayak.Sedangkan iklan standart adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media.”

Iklan layanan masyarakat memiliki definisi menurut Liliweri (1992:32) disebutkan jenis iklan yang bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan akibat pemasangan. Iklan layanan masyarakat terhadap program baru dari BKKBN adalah Generasi Berencana. Bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada remaja, terhadap perencanaan dalam sebuah pernikahan demi terciptanya keluarga yang berkualitas dan sejahtera.

Iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencan” yang disiarkan di televisi memberikan informasi kepada masyarakat, meliputi isi pesan iklan yakni:

a. Menjelaskan, bahwa remaja yang dibekali dengan pengetahuan keluarga berencana (KB) dapat membentuk keluarga yang berkualitas. Remaja diharapkan dapat mengatur tentang pernikahan yang akan mereka lakukan


(38)

 

yaitu sebuah pernikahan yang benar-benar siap baik secara jasmani maupun rohani.

b. Memberikan informasi yang lebih jelas dengan memberikan gambaran dan contoh nyata bahwa pernikahan memerlukan perencanaan. Mengatur perencanaan mempunyai momongan, dan juga mengatur jarak kelahiran anak berikutnya yaitu 5 tahun setelah kelahiran anak sebelumnya.

c. Memberikan contoh pada remaja mengenai pernikahan pada usia muda apabila tidak ada perencanaaan, dimana didalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi mengambarkan dampak dari menikah apabila tidak adanya perencanaan.

Dengan demikian iklan layanan masyarakat bisa muncul sewaktu-waktu tanpa melihat adanya masyarakat (khalayak) tertentu yang harus menyaksikan iklan layanan masyarakat tersebut. Dengan munculnya iklan layanan masyarakat di televisi saat ini, menurut Kuswandi (1996:124) terdapat tiga hal pokok yang dapat kita lihat, yakni dapat menggugah kesadaran pemirsa untuk berbuat sesuatu, isi pesannya bersifat umum. Dari pengertian diatas, maka iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” yang disampaikan oleh pemerintah ini dapat menggugah kesadaran masyarakat yang telah melihat iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” dengan slogan “GenRe” Hal ini dilakukan untuk menghimbau masyarakat luas khususnya remaja, bahwa pernikahan memerlukan perencanaan yang matang. Semua itu untuk menyiapkan keluarga sejahtera untuk para remaja kedepannya.


(39)

2.6 Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons)

Teori S-O-R ini semula berasal dari kajian psikologi, namun kemudian menjadi teori komunikasi karena obyek materialnya sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Unsur-unsur yang terdapat dalam teori ini adalah stimulus (pesan), organisme (komunikan),

respon (efek). (Effendy, 2003: 254)

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organisme-Respons. Stimulus sendiri berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pesan berupa, tanda, lambing, dan gambar kepada komunikan. Organisme berarti diri komunikan sebagai penerima tanda, lambang, maupun gambar. Kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya Respon diartikan efek sebagai akhir dalam proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah menimbulkan perubahan konatof, afekti dan kognitif pada diri komunikan.

Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengarahkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi (McQuail, 2004: 234). Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu. (Sendjaja, 1999: 71)


(40)

 

Unsur-unsur dalam model ini adalah:

a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada

komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan lambang.

b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan disaat menerima

pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima, sebagai informasi, dan komunikan akan memperlihatkan informasi yang disampaikan komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

c. Efek (Respon), merupakan dampak dari komunikasi. Efek dari komunikasi

adalah perubahan pengetahuan, yaitu sikap efektif, kognitif dan konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan. (Effendy, 2003: 354)


(41)

Teori ini dapat dijelaskan melalui gambar 2.5 sebagai berikut :

Organism:  Perhatian  Pengertian  Penerimaan

Stimulus

Response

Gambar 2.5. Bagan teori S-O-R

Gambar diatas menunjukkan bahwa stimulus adalah suatu pesan yang disampaikan kepada komunikan, yang tidak tahu menjadi tahu. Apabila komunikan menerima pesan tersebut, maka ia akan memperhatikan pesan tersebut menjadi bahan informasi. Proses selanjutnya komunikan mengerti pesan tersebut. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya, yaitu perubahan pengetahuan. (Effendy, 2003: 256)

Demikian pula dengan pesan yang disampaikan melalui unsur-unsur iklan layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN “Generasi Berencana” yang ditayangkan di televisi. Setelah menerima stimulus atau pesan yang berupa iklan tersebut maka dengan perhatian, pengertian, penerimaan dari berlangsungnya proses komunikasi, komunikan memberikan efek yang terakhir dari pesan yang disampaikan. Kemampuan komunikan dalam memahami pesan yang disampaikan melalui unsur-unsur iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi


(42)

 

Berencana” yang ditayangkan di televisi akan dapat membawa perubahan pengetahuan kepada diri komunikan.

Misalnya saja, ketika individu melihat sebuah menara tinggi, maka ia akan berpikir dan mencoba memberi makna. Proses berpikir tersebut menunjukkan kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa. Pada tahapan ini individu akan membuka memorinya, sesuai dengan pengalamannya terhadap obyek, lalu ia memberi makna pada menara tersebut dengan nama Eiffel Tower. Pada tahap ini, ia sadar terhadap obyek yang dihadapinya tersebut. Dan pada tahap akhir, ia menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan pengetahuan (Gilmer, 1970: 329). Dalam penelitian ini, peneliti hanya melihat perubahan efek kognitifnya saja. Hal ini dikarenakan media massa lebih besar memberikan pengaruh pada kondisii khalayak. (McQuail, 2004: 81)

Di dalam penelitian ini yang dikaji adalah perubahan efek kognitifnya saja. Karena media massa lebih besar membawa pengaruh pada efek kognitif (McQuail, 1992:281). Efek kognitif yang terjadi berkaitan dengan pentransmisian pengetahuan, kepercayaan, ketrampilan maupun informasi. Yaitu kemampuan komunikan untuk mengetahui pesan yang diterima dari komunikator tentang iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi.


(43)

2.7 Kerangkah Berpikir

Televisi merupakan salah satu media elektronik yang dapat menyampaikan informasi kepada khalayak atau masyarakat secara luas. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan visual, sehingga mampu memenuhi segala macam tujuan komunikasi, yakni memiliki jangkauan dan dapat menghadirkan obyek yang amat kecil atau besar, selain itu dapat menyebarkan informasi secara serentak dengan cepat, dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu sehingga televisi disukai oleh para pengiklan termasuk iklan layanan masyarakat.

Iklan layanan masyarakat yang berupa, informasi dan berita seputar bimbingan atau ajakan dari pemerintah atau lemabaga lain seperti non departemen yang ditujukan kepada masyarakat khususnya remaja yang dibuat sedemikian rupa agar memiliki daya tarik tertentu dalam menarik perhatian khalayaknya.

Tahapan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap iklan BKKBN “Generasi Berencana” setelah mendapatkan stimulus dari komunikator adalah melalui tahapan perhatian, pengertian dan penerimaan. Untuk kemudian direspon sebagai hasil dari proses komunikasi. Respon itulah yang nantinya menimbulkan efek kognitif, sehingga dari stimulus atau pesan dalam hal ini terpaan iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi yang terus menerus disampaikan oleh komunikator membuat komunikan atau masyarakat khususnya remaja menjadi lebih


(44)

 

mengerti dan mengetahui tujuan dari tayangan iklan layanan masyarakat tersebut yang tercermin dalam isi pesan iklan.

Efek kognitif yang muncul dari penyebaran informasi melalui media massa ada, apabila terdapat perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsikan remaja Surabaya. Pengetahuan yang terkandung dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” adalah memberitahukan kepada masyarakat khususnya remaja bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan. Dalam hal ini peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyrakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Tingkat pengetahuan yang ingin dilihat peneliti adalah mengacu kepada apakah seseorang cukup intens

mengetahui informasi dari suatu masalah tertentu, sehingga ia dapat secara jelas mengalami perubahan pengetahuan terhadap masalah tersebut (Eriyanto, 1999: 239).

Dengan menggunakan media televisi sebagai media kampanye iklan maka media televisi mempunyai banyaknya kelebihan dibandingkan dengan media lain seperti mampu menjangkau khalayak luas dan tersebar serta sifatnya yang audio visual.

Komunikan mengenal pesan berupa informasi yang disampaikan setelah mendapatkan stimulus dari komunikator melalui tahapan penerimaan, perhatian, dan pengertian. Respon itulah nantinya menimbulkan efek kognitif atau membawa perubahan pengetahuan dari adanya pesan yang disampaikan dalam unsur-unsur iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”. Sehingga dari stimulus atau pesan dalam hal ini terpaan iklan yang terus-menerus disampaikan oleh komunikator


(45)

membuat komunikan menjadi lebih mengerti dan mengetahui. Artinya dalam hal ini efek kognitif berkaitan dengan penyampaian pesan atau informasi, ketrampilan maupun kepercayaan terhadap media televisi. Maka disini peneliti mencoba melihat tingkat pengetahuan efek kognitif remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat

BKKBN “Generasi Berencana” di televisi.

 Iklan layanan masyarakat BKKBN dengan program “Generasi Berencana” di Televisi.  Talent  Setting  Audio  Slogan  Pacing  Pesan Iklan

Tingkat pengetahuan tentang iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi: a. Tinggi b. Sedang c. Rendah Remaja Surabaya - Perhatian - Pengertian - Penerimaan 

Gambar 2. 6

Bagan Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi

Remaja Surabaya yang melihat tayangan iklan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional “BKKBN” dengan program “Generasi Berencana”, akan memperhatikan, mencoba mengerti dan dapat menerima iklan tersebut, yang pada akhirnya muncul respon. Hal ini membuktikan bahwa tayangan iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”, dapat menciptakan tingkat pengetahuan


(46)

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan indikator-indikator dari variabel-variabel penelitian. Pada penelitian tingkat pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi, menggunakan metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan atau mendekriptifkan dengan tujuan melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik populasi secara factual dan cermat (Rakhmat, 1999:22). Indikator tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah stimulus yang berupa unsur-unsur maupun pesan iklan, seperti Talent, setting, slogan, pacing, video, audio, yang dikemas

dalam visualisasi iklan.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi.


(47)

3.1.1 Iklan Layanan Masyarakat

Dalam penelitian ini secara definisi iklan layanan masyarakat, adalah jenis periklanan yang dilakukan oleh suatu organisasi nonkomersial yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional “BKKBN” untuk mencapai tujuan dalam memahami dan mengetahui pesan iklan layanan masyarakat tentang ajakan kepada remaja terhadap program Generasi Berencana dengan ”saatnya yang muda, yang berencana”.

Iklan layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN dengan program “Generasi Berencana” di televisi tersebut menceritakan dampak dari pernikahan muda apabila tidak ada perencanaan.

3.1.2 Unsur dan pesan iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di

Televisi, Terdiri dari : 1. Talent

Adalah seorang atau banyak orang yang menjadi penyampai pesan iklan, yang menyampaikan berbagai macam hal yang bertujuan meningkatkan

awareness dan menumbuhkan kepercayaan melalui pesan yang disampaikan.

Talent dalam iklan ini adalah Shinta dan jojo, yang dapat dikatagorikan artis dunia maya yang mendadak terkenal karena boomingnya video lipsing mereka


(48)

di Facebook maupun Youtobe. Dua gadis cantik asal Jawa Barat tersebut, diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi masyarakat terkait isi pesan iklan.

2. Props

Merupakan alat peraga dengan tujuan menjelaskan gambar yang digunakan oleh talent atau model dalam menyampaikan pesan dari suatu produk. Property yang digunakan dalam iklan ini adalah sapu, yang terletak di dalam dapur (kursi dan meja makan, mainan anak laki-laki, bahan-bahan untuk memasak dan peralatan dapur), setumpuk baju yang di bawa, Roll rambut yang di pakai, televisi, kursi dan vas hiasan dinding.

3. Setting

Yaitu lokasi atau tempat yang dipergunakan dalam pembuatan iklan layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Dalam hal ini lokasi atau tempat yang ditujukan dalam visualisasi, seting dalam iklan ini adalah seorang ibu rumah tangga yang berada di halaman dan dapur sedang di ganggu oleh kedua anaknya.

4. Audio

Dalam iklan ini music yang disajikan bernada dangdut, dalam lagu keong racun yang sempat di populairkan oleh sinta dan jojo dan suara-suara


(49)

nyanyian yang dibawakan sinta dan jojo “sorry 3x jek ogah ah kawin muda, sorry 3x bang nikah perlu rencana”.

5. Video

Mengandung rangkaian adegan yang berupa gerakan, kata-kata yang menceritakan produk perusahaan. Dengan iklan ini BKKBN ingin memberitahukan kepada masyarakat khususnya remaja, bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan yang matang. Apabila tidak terjadi perencanaan akan berakibat seperti yang ada di iklan yaitu tidak siapnya remaja dalam menghadapi pernikahan dan mengakibatkan stress.

6. Slogan

Slogan iklan layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN “Generasi Berencana” di televisi, yaitu “GENRE”

7. Lighting

Pengambilan gambar dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” yaitu di siang hari, sehingga tidak terlalu membutuhkan pencahayaan yang

berlebihan.

8. Jingle

Jingle yang ada dalam iklan layanan masyarakat BKKBN ‘Generasi Berencana”, bernada keong racun. Dimana kedua talent sinta dan jojo bersama-sama menyayikan lagu keong racun dengan lirik yang berbeda.


(50)

9. Pacing

Setiap konsumen mempunyai daya tangkap yang berbeda, periklanan harus merancang iklannya sedemikian rupa agar iklan itu mudah dimengerti. Dalam iklan layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN versi “Generasi Berencana” adalah “ Saatnya yang mudah, yang berencana”.

10. Pesan iklan

Keduanya (Shinta dan Jojo) menyampaikan pesan iklan dengan gaya Lipsing mereka. “sorry 3x jek ogah ah kawin muda, sorry 3x bang nikah perlu

rencana”.

Maksud dari isi pesan iklan layanan masyarakat BKKBN versi “Generasi Berencana” ini adalah pemerintah ingin memberikan bekal kepada para remaja untuk merencanakan kehidupannya. Dimana remaja diharapkan dapat merencanakan kapan akan melakukan pernikahan, merenacanakan

mempunyai anak dan juga mengatur jarak kelahiran anak berikutnya. Dengan semua perencanaan itu pemerintah berharap dapat menyiapkan keluarga sejahtera untuk para remaja ke depannya.


(51)

3.1.3Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” diTelevisi.

Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja Surabaya yang berusia 17 - 21 tahun, terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Untuk dapat lebih mudah mengukurnya, maka dapat dioperasionalkan sebagai berikut:

Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya yang berumur 17 – 21 tahun, karena sasaran utama dari iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” adalah remaja. Para remaja diharapkan bisa mengatur kapan akan menikah, kapan akan punya anak dan juga mengatur jarak kelahiran, yang diantaranya meliputi iklan tersebut. Untuk mengetahui efek dari terpaan media dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”. Peneliti ingin mengetahui respon remaja pada bidang kognitifnya tentang stimuli berupa unsur dan isi pesan iklan layanan masyarakat tersebut.

Kelompok masyarakat yang diteliti merupakan masyarakat remaja yang berdomisili di wilayah Surabaya, berusia 17 - 21 tahun dan pernah menonton iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Dengan melihat total skor jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan pada lembar kuesioner.


(52)

3.1.4 Pengukuran Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi.

Indikator tingkat pengetahuan masyarakat dinyatakan oleh total skor dari sebuah jawaban responden secara verbal dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Pengukuran tingkat pengetahuan remaja di kota Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”, menggunakan kuisioner yang terdiri dari 2 alternatif pilihan yang dapat dipilih oleh responden, yaitu :

1. Tahu diberi skor 2

2. Tidak Tahu diberi skor 1

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi, maka penelitian ini disediakan 9 item pertanyaan tentang unsur-unsur iklan maupun pesan iklan dalam iklan layanan masyarakat tersebut. Jawaban atas pertanyaan tersebut menentukan tingkat pengetahuan yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden yang menjadi batasan untuk lebar interval tingkat rendah, sedang, dan tinggi dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:


(53)

Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh lebar interval untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden. Daftar pertanyaan tentang tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi, terdiri dari 9 item pertanyaan sehingga :

Skor terendah = 9 x 1 = 9 Skor tertinggi = 9 x 2 = 18 Skor interval = 18 – 9 = 9 = 3

3

Batasan skor untuk tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi adalah rendah, sedang, dan tinggi, yaitu sebagai berikut :

 Jawaban skor 9 – 12 termasuk rendah  Jawaban skor 13 – 15 termasuk sedang  Jawaban skor 16 – 18 termasuk tinggi

Keterangan :

Rendah : Remaja tidak memahami unsur iklan dan isi pesan yang di sampaikan dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” yaitu “Saatnya yang mudah, yang berencana” di televisi.


(54)

Sedang : Remaja tidak terlalu memahami unsur iklan dan isi pesan dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” yaitu “Saatnya yang mudah, yang berencana” di televisi. Melainkan mereka mengetahui program “Generasi Berencana” melalui media lain, misalnya internet atau penyuluhan dari lembaga yang terkait.

Tinggi : Remaja mengetahui dan memahami unsur iklan dan isi pesan yang di sampaikan dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” yaitu “Saatnya yang mudah, yang berencana” yang di tayangkan di televisi.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel.

Sebelum proses pengumpulan data dilakukan maka harus ditentukan apakah data akan dikumpulkan dari populasi secara keseluruhan atau hanya dari sebagian sampelnya. Bila data dikumpulkan dari populasi maka data dikumpulkan dari seluruh elemen atau individu populasi. Sebaliknya bila data dikumpulkan dari sample maka pengumpulan data tidak dilakukan atas seluruh elemen atau individu tetapi atas sebagian saja yang menjadi sampel. Dalam hal pengumpulan dilakukan atas sampel, maka sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan terlebih dahulu dilakukan penarikan sampel (sampling).


(55)

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang bertempat tinggal di kota Surabaya, berusia 17 – 21 tahun dan pernah menonton iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi minimal 7 kali penayangan dalam satu minggu, yang waktu penayangannya ± 28 detik. Jumlah remaja di kota Surabaya tercatat 53.064 jiwa (sumber, BPS: 2009).

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel.

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi. Menurut Soenarto (1987:2), sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi. Kesamaan sampel dengan populasi induknya menyebabkan sampel merupakan representasi populasi bukan semata-mata sebagian dari populasi, tetapi haruslah representative. Supaya sampel representative, maka sampel diambil sebagian dari populasi dengan cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling random sederhana (simple random sampling). Di sini setiap anggota

populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sample. Peneliti memilih dan memberikan nomor pada seluruh populasi, lalu mengundinya


(56)

(merandom/mengacak) sampai mendapatkan jumlah sample yang dibutuhkan. Syarat teknik sampling random sederhana ini adalah tersedianya kerangkah sampling atau

daftar sampling, yakni remaja Surabaya dengan jumlah 53.064 orang. (Krisyantono

2006:150)

Kota Surabaya dipilih menjadi lokasi penelitian karena Sasaran dari iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” adalah remaja dan Surabaya merupakan ibu kota Jawa Timur dengan jumlah remaja terbanyak. Hal ini terbukti dengan banyaknya lembaga pendidikan tingkat pertama (SMP), tingkat menengah atas (SMA), atau perguruan tinggi baik negri maupun swasta yang tersebar di Surabaya dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur.

Alasan peneliti mengambil obyek penelitian yakni responden yang berumur 17 - 21 tahun pertama, karena sasaran utama dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” adalah remaja yang diberi pengetahuan dalam merencanakan dan mengatur kehidupannya menjadi keluarga sejahtera. Kedua, karena remaja berumur 17 – 21 tahun memiliki kematangan kognitif, kematangan emosional dan sosial (Sarwono,2004:14).

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling random sederhana (simple random sampling), untuk menentukan

proposional sampel, maka digunakan perhitungan dengan menggunakan rumus Yamane (Rakhmat, 2004: 82), yaitu:


(57)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Presisi 10 % derajat ketelitian (0,1)

Jadi jumlah remaja Surabaya sebagai berikut :

n = 53.064

53.064 (0,1)2 + 1

n = 53.064

531,64

n = 99,81 = 100 orang 3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data primer diperoleh secara langsung dengan cara mengumpulkan data dari para responden dengan menyebar kuesioner. Data tersebut berupa jawaban yang diambil dari data kuesioner. Dalam penyebaran kuesioner kepada responden didampingi oleh peneliti. Agar menghindari salah persepsi dan jawaban yang ada adalah valid.


(58)

3.4 Metode Analisis Data

Setelah data diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden, peneliti akan menganalisa data tersebut melalui suatu pengolahan data yang terdiri dari tahap pengeditan data secara keseluruhan, mengkode data tersebut dan menganalisis secara kuantitatif untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi yang penayangannya antara pukul 06.00 sampai pukul 22.30 wib.

Data yang diperoleh akan dilakukan analisa secara kuantitatif dengan

menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Presentasi Responden

F = Frekuensi Responden

N = Jumlah Responden

Dengan menggunakan rumusan tersebut maka akan diperoleh yang diinginkan oleh peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan diatas selanjutnya akan disajikan dalam tabel, kemudian dideskripsikan dan juga diinterpretasikan berdasarkan tabel frekuensi.


(59)

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Tentang Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi

Iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi “Generasi Berencana” yang dikeluarkan BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dan di tayangkan diseluruh setasiun televisi swasta, dengan durasi ± 28 detik pada setiap penayangannya. Iklan ini dikeluarkan sebagai bentuk kepedulian BKKBN terhadap masyarakat umum, khususnya remaja berkaitan dengan pernikahan yang membutuhkan perencanaan. Dengan adanya iklan tersebut maka diharapkan masyarakat dapat mempertimbangkan perencanaan sebelum menjalankan kehidupan berumah tangga.

Dalam iklan layanan masyarakat oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional “BKKBN” dengan program “Generasi Berencana” di televisi menggambarkan tentang ketidaksiapan remaja dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. Di iklan tersebut Shinta berperan sebagai ibu rumah tangga yang menikah muda. Shinta mengurus pekerjaan rumah tanggannya, termasuk mengurus kedua ananknya. Tampak sosok laki-laki (suami) dengan raut wajah yang kumal dan kusut membawa pakaian kotor, keluar dari kamar. Keduanya (Shinta dan laki-laki) tampak stress dalam menjalani kehidupan rumah tangga mereka.


(60)

 

Kemudian Jojo yang berperan sebagai temannya dalam iklan tersebut berkunjung ke rumahnya. Iklan ini dikemas dengan ilustrasi yang di tampilkan di televisi. Keduanya (Shinta dan Jojo) menyampaikan pesan dalam iklan dengan gaya Lipsing mereka. “sorry 3x jek ogah ah kawin muda, sorry 3x bang nikah

perlu rencana”. Dan pada bagian akhirnya mereka menyampaikan secara bersamaan ajakan “Saatnya yang muda yang berencana”.

Mengamati ilustrasi dalam iklan tersebut maka dapat disimpulkan betapa penting perencanaan dalam pernikahan. Pernikahan yang terencana dengan baik maka akan menghasilkan sebuah keluarga yang berkualitas dan sejahtera. Sebaliknya pernikahan yang kurang atau bahkan tanpa perencanaan sangat memungkinkan menciptakan keluarga yang amburadul dan jauh dari sejahtera. Terlebih lagi ketika pernikahan itu dilakukan pada masa remaja yang secara mental dapat dikategorikan labil.

Pada dasarnya tidak ada larangannya untuk menikah pada usia muda, akan tetapi perlu dipahami bahwa menikah membutuhkan perencanaan yang matang. Banyak hal yang harus dijadikan bahan pertimbangan sebelum seseorang memutuskan untuk menikah. Dalam sebuah pernikahan seorang individu harus dapat mengesampingkan ego demi pasangannya, apalagi ketika mereka sudah mempunyai anak. Mereka harus saling mengisi satu sama lain dan meminimalisir perbedaan dalam hal apapun guna menghindari konflik. Sedangkan sifat remaja pada umumnya kecenderungannya ingin menang sendiri dan tidak ingin disalahkan. Hal tersebut wajar saja karena seharusnya masa remaja masa dimana


(61)

mereka bersenang – senang tanpa harus disibukkan dengan hal lain yang dapat membebani mereka.

Melalui program baru BKKBN yaitu “Generasi Berencana” yang diiklankan di televisi. Tujuannya untuk mengharapkan remaja yang dibekali dengan pengetahuan Keluarga Berencana (KB) dapat membentuk keluarga yang berkualitas, mereka harus mengatur kapan akan menikah, kapan akan mempunyai anak dan juga mengatur jarak kelahiran. Sasaran utama dari program Generasi Berencana dengan slogan “GenRe” ini adalah remaja, dikarenakan meningkatnya

pernikahan pertama perempuan menjadi 21 tahun, menurunkan kehamilan yang tidak di inginkan atau menurunkan kehamilan pada usia ibu dibawah 21 tahun dan untuk menurunkan resiko angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

Dalam sebuah periklanan unsur iklan memiliki peranan penting dalam menyampaikan pesan iklan, tak terkecuali pada iklan BKKN “Generasi Berencana” di televisi. Unsur – unsur tersebut meliputi slogan, video, audio,

setting, talent, pacing dan unsur lainnya. Setiap unsur iklan setidaknya dapat

mewakili isi pesan yang akan disampaikan sehingga dapat memudahkan pemirsanya perhatian, penerimaan dan akhirnya mereka akan mengerti dan memahami tentang apa yang ingin disampaikan dalam sebuah iklan.

Kemudian bagaimanakah iklan Generasi Berencana di televisi yang di keluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional dapat memberikan informasi kepada remaja. Dengan kata lain iklan tersebut dapat menambah tingkat


(62)

 

kognisi remaja bahwa sebuah pernikahan membutuhkan perencanan demi terciptanya keluarga sejahtera.

4.2 Penyajian dan Analisis Data 4.2.1 Identitas Responden

Data yang ada pada bagian ini adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi usia, tingkat pendidikan terakhir dan jenis kelamin responden. Data ini diperlukan untuk dapat menjelaskan secara umum responden. Selengkapnya tertera pada tabel-tabel berikut ini.

4.2.1.1 Usia Responden

Dari hasil kuesioner yang dapat diketahui bahwasannya dari 100 responden yang menonton iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi mempunyai jenjang usia 17 sampai dengan 21 tahun. Selengkapnya terdapat pada table berikut ini :

Tabel 4.1 Usia Responden

(n = 100)

No. USIA RESPONDEN F Prosentase

1. 17 – 18 tahun 17 17%

2. 19 – 21 tahum 83 83%

Jumlah 100 100%

Sumber : kuesioner I.1

Dari hasil tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden yang diperoleh oleh peneliti berjumlah 100 responden dengan usia berbeda. Antara lain pada tabel No


(63)

1 menjelaskan responden yang berusia 17 - 18 tahun yaitu sebanyak 17 orang atau 17% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan responden yang berusia 19 – 21 tahun sebanyak 83 orang atau 83% dari total keseluruhan responden. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berusia antara 19 sampai dengan 21 tahun dan kebanyakan sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

4.2.1.2 Pendidikan Terakhir Responden

Pada tabel 4.2 dibawah ini menjelaskan tentang identitas responden mengenai pendidikan terakhir yang disandang oleh responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Pendidikan Terakhir Responden (n=100)

No. Pendidikan F Prosentase

1. SMP 17 17%

2. SMA / Sederajat 83 83%

JUMLAH 100 100%

Sumber : kuesioner I.2

Dari hasil tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden, yaitu 83% memiliki pendidikan terakhir SMA atau sederajat, 17% responden lainnya berpendidikan terakhir SMP. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden dalam penelitian ini tingkat pendidikan terakhirnya adalah SMA atau sederajat dan saat ini mereka sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Surabaya.


(64)

 

4.2.1.3 Jenis Kelamin Responden

Pada tabel 4. 3 berikut ini akan dijelaskan tentang jenis kelamin responden yang dijadikan obyek dalam penelitian ini :

Tabel 4.3 Jenis Kelamin

(n=100)

No. Jenis Kelamin F Prosentase

1. Laki – laki 9 9%

2. Perempuan 91 91%

JUMLAH 100 100%

Sumber : kuesioner I.3

Tabel 4.3 di ketahui bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 91% responden dan yang berjenis kelamin laki – laki sejumlah 9% responden. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan. Karena kebanyakan responden berjenis kelamin perempuan lebih sering melihat acara televisi dan lebih peduli dengan apa yang sudah dilihat, dibandingkan dengan laki-laki yang kebanyakan menghabiskan waktunya dengan memainkan game dan mendengarkan musik

4.2.2 Penggunaan Media Televisi

4.2.2.1 Frekuensi Remaja Surabaya Menonton Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi

Frekuensi remaja dalam menonton iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi terbagi menjadi empat kategori untuk memudahkan responden dalam


(65)

menjawab pertanyaan tentang berapa kali dalam seminggu mereka menyaksikan iklan BKKBN GenRe tersebut, yaitu 7 kali, 8 kali, 9 kali dan lebih dari 10 kali.. Dari tabel ini dapat diketahui frekuensi responden dalam menonton iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi dalam seminggu :

Tabel 4.4

Frekuensi Menonton Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi Dalam Satu Minggu

(n=100)

NO FREKUENSI MENONTON F Ptosentase

1 7 kali O O%

2 8 kali 6 6%

3 9 kali 19 19%

4 10 kali 75 75%

JUMLAH 100 100%

Sumber : kuesioner I.4

Penjelasan yang diperoleh dari tabel 4.5 diatas adalah kebanyakan responden dalam meyaksikan atau menonton iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi yang 7 kali dalam seminggu sebanyak 0% responden, 8 kali sebanyak 6% responden, 9 kali sebanyak 19% responden dan yang menonton 10 kali 75% responden. Hal ini sangat membantu dalam penelitian ini karena semakin sering responden menonton iklan tersebut maka akan berpengaruh terhadap tingkat perhatian, penerimaan dan pengertian mereka, khususnya mengenai pengetahuan responden terhadap iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Terpaan yang berulang-ulang nantinya akan menimbulkan ingatan yang kuat terhadap isi pesan iklan yang didukung oleh unsur iklan tersebut,


(66)

 

sehingga responden nantinya akan lebih memahami daftar pertanyaan yang diajukan peneliti pada lembar kuesioner.

4.2.2.2 Stasiun Televisi yang digunakan Responden Dalam Menyaksikan Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”

Iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” ditayangkan hampir diseluruh stasiun televisi swasta. Tentunya karena iklan ini merupakan iklan layanan masyarakat maka disesuaikan dengan waktu prime time pada setiap jam tayang distasiun televisi. Kemudian di stasiun televisi mana responden sering menjumpai atau menyaksikan iklan Generasi Berencana tersebut. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Stasiun televisi yang digunakan responden dalam menyaksikan iklan BKKBN “Generasi Berencana”

(n=100)

NO FREKUENSI MENONTON F Ptosentase

1 RCTI 15 15%

2 ANTV 45 45%

3 SCTV 20 20%

4 Stasiun TV lainnya

(Tran TV, Trans7, TV one )

20 20%

JUMLAH 100 100%

Sumber : kuesioner I.5

Tabel diatas menunjukkan di stasiun televisi apa biasanya responden menjumpai atau menyaksikan iklan BKKBN “Generasi Berencana”. Sebagian besar responden yaitu 45% menyaksikan di ANTV, 20% responden menyaksikan di SCTV, 20% responden menyaksikan di Stasiun TV lainnya seperti TRANSTV,


(67)

TRANS7, TVone dan 15% responden menyaksikan di RCTI. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini paling sering menjumpai iklan yang diperankan Shinta dan Jojo tersebut pada stasiun TV ANTV dari pada stasiun TV lainnya.

4.3 Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi

Untuk dapat mengetahui bagaimana pengetahuan remaja Surabaya tentang iklan BKKBN “Saatnya yang muda yang berencana” di Televisi. Maka peneliti membuat 9 pertanyaan yang diajukan pada 100 responden. Pertanyaan tersebut mengacu pada isi pesan dalam iklan BKKBN “Saatnya yang muda yang berencana” di Televisi. Responden diharuskan menjawab pertanyaan dengan opsi dua pilihan yaitu “mengetahui” diberikan skor 2 dan “tidak mengetahui” diberikan skor 1. Dalam hal ini yaitu bagaimana iklan BKKBN “Saatnya yang muda yang berencana” di Televisi dapat memberikan pengetahuan (kognisi) kepada remaja Surabaya bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan. Berikut ini akan disajikan tabel – tabel mengenai bagaimana pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan BKKBN “Saatnya yang muda yang berencana” di Televisi.


(68)

 

4.3.1. Pengetahuan Responden terhadap program baru BKKBN Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana”

BKKBN sebagai lembaga non departemen mencanangkan program baru Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana”. Program tersebut bertujuan untuk mengurangi tingkat pernikahan dibawah 21 tahun dan meminimalis kehamilan dibawah 21 tahun. Sosialisasi program ini salah satunya dilakukan memalui iklan ditelevisi. Maka bagaimana pengetahuan pemirsa Surabaya tentang program baru tersebut melalui iklan Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana” di televisi. Selengkapnya sebagai berikut :

Tabel 4.6

Pengetahuan Responden terhadap program baru BKKBN “Saatnya yang muda yang berencana” di Televisi

(n=100) 

No Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tahu 100 100%

2. Tidak Tahu 0 0%

Jumlah 100 100% Sumber : Data Kuesioner I.6

Tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden dalam penelitian ini menjawab mengetahui terkait program baru BKKBN Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana”. Terbukti dengan semua responden yang menjawab mengetahui, yaitu 100% responden dan 0% responden memberikan jawaban tidak mengetahui mengenai pertanyaan bahwa mereka mengetahui program baru BKKBN Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana” melalui iklan di televisi. Kenyataan ini menggambarkan bahwa keseluruhan


(69)

responden yang dalam penelitian ini adalah remaja mengetahui program BKKBN yang terbaru, yaitu generasi berencana dengan meyaksikan iklan BKKBN di televisi. Selain daya tangkap responden yang cukup tinggi dalam menerima pesan iklan, tetapi factor tokoh yang di perankan oleh Shinta dan Jojo sedikit banyak mempengaruhi tingkat perhatian responden.

4.3.2 Pengetahuan Responden terhadap Artis Yang Sekaligus Berperan Menyampaikan Pesan Dalam Iklan Layanan Masyarakat BKKBN ”Generasi Berencana” di Televisi.

Berikut ini disajikan pengetahuan responden mengenai artis yang berperan menyampaikan pesan dalam iklan BKKBN ”Generasi Berencana”. Pemilihan

talent dalam sebuah iklan tentunya dapat mempengaruhi perhatian pemirsa

terhadap pesan iklan yang disampaikan. Bagaimana pengetahuan responden terhadap artis yang berperan menyampaikan pesan iklan dalam iklan BKKBN ”Generasi Berencana”, tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7

Pengetahuan Responden terhadap artis yang menyampaikan pesan iklan dalam iklan BKKBN ”Generasi Berencana”

(n=100)

No Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tahu 100 100%

2. Tidak Tahu 0 0%

Jumlah 100 100%


(70)

 

Tabel diatas menunjukkan semua responden dalam penelitian ini mengetahui, yaitu sebanyak 100% responden dan yang menyatakan tidak mengetahui 0% responden bahwa mereka mengetahui artis yang menyampaikan pesan iklan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Kenyataan ini menggambarkan bahwa seluruh responden dalam penelitian ini mengenal sosok artis yang berperan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” yaitu Shinta dan Jojo. Shinta dan Jojo mendadak terkenal karena video lipsing yang mereka upload

di internet dan kemudian banyak menyita perhatian public di negeri ini. Terlebih lagi bagi para remaja sebagai pengguna jaringan social facebook di internet pastinya wajah cantik dan gaya centil Shinta dan Jojo sudah tidak asing bagi mereka. Hal ini sedikit banyak akan memberikan pengaruh tersendiri bagi perhatian remaja dalam menonton iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi.

4.3.3 Pengetahuan Responden terhadap tempat (setting) yang digunakan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi

Salah satu unsure iklan yang mempengaruhi pesan iklan mudah dipahami oleh pemirsanya adalah setting, yaitu pemilihan tempat dalam sebuah iklan.

tempat yang digunakan harus menggambarkan isi pesan iklan yang akan disampaikan. Dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” yang ditayangkan di televise tempat yang digunakan adalah rumah, lebih tepatnya keadaan dalam sebuah rumah yang dihuni oleh sebuah keluarga. Kemudian bagaimana pengetahuan responden mengenai tempat yang digunakan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televise, disajikan pada tabel berikut.


(1)

LAMPIRAN 1

KUESIONER

SILAHKAN MENGISI PERTANYAAN DENGAN MELINGKARI JAWABAN YANG SESUAI MENURUT ANDA

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pendidikan terakhir :

B. PENGGUNAAN MEDIA MASSA

1. Apakah anda pernah menyaksikan iklan layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN “Generasi Berencana” televisi?

a. Ya b. Tidak

(Jika Ya, lanjutkan ke pertanyaan berikutnya, Jika Tidak, anda tidak perlu melanjutkan ke pertanyaa selanjutnya. Terima kasih atas partisipasinya)

2. Berapa kali anda menyaksikan iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi dalam satu minggu?

a. 7 kali b. 8 kali c. 9 kali d. 10 kali

3. Pada stasiun televisi mana yang paling sering anda jumpai iklan layanan masyarakat BKKBN “ Generasi Berencana” ?

a. RCTI c. SCTV


(2)

4. Menurut anda apa yang menarik dari iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi?

a. Dapat menambah pengetahuan tentang dampak dari menikah muda apabila tidak ada perencanaan yang matang.

b. Slogannya mudah diingat.

c. Artis yang menjadi pemeran iklan d. iklan mudah dipahami.

e. Lainnya………

C. TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT BKKBN VERSI “GENERASI BERENCANA” DI TELEVISI.

1. Apakah anda mengetahui program baru dari BKKBN, “Generasi Berencana” “saatnya yang mudah, yang berencana” ?

a. Tahu b. Tidak Tahu

Jelaskan :……….

2. Apakah anda mengetahui sosok (artis) yang berperan sekaligus menyampaikan pesan iklan dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi?

a. Tahu b. Tidak Tahu


(3)

3. Apakah anda mengetahui bahwa tempat (setting) yang digunakan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” adalah di dalam rumah?

a.Tahu b. Tidak Tahu

Jelaskan :……….

4. Apakah anda mengetahui Slogan dari iklan BKKBN “Generasi Berencana” adalah “GENRE” ?

a. Tahu b. Tidak Tahu Jelaskan……….

5. Apakah anda mengetahui bahwa iklan BKKBN “Generasi Berencana”, menggambarkan tentang pernikahan tanpa perencanaan?

a. Tahu b. Tidak Tahu

Jelaskan………

6. Setelah menyaksikan iklan BKKBN “Generasi Berencana”, apakah anda mengetahui bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan?

a. Tahu b. Tidak Tahu


(4)

7. Apakah anda mengetahui tujuan iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi adalah untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang sejahtera?

a. Tahu b. Tidak Tahu

Jelaskan :………

8. Apakah anda mengetahui dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana”, Sinta dan jojo menyampaikan pesan iklan dengan cara menyanyikan lagu yang bernada seperti lagu Keong Racun?

a. Tahu b. Tidak Tahu

Jelaskan :………

9. Apakah anda mengetahui, ajakan mengenai “Saatnya yang mudah, yang berencana” yang ada dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana”?

a. Tahu b. Tidak Tahu

Jelaskan :………..


(5)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Badan Pusat Statistik,2009. Surabaya Dalam Angka, surabaya Effendy,Onong Uchana 1993, Ilmu. Teori dan Filsafat Komunikasi,

PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

______, 2003, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Cetakan Ke-3,Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Eriyanto,2000, Metodologi Polling, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Jefkins,Frank, 1997, Periklanan, Jakarta, Erlangga.

Kasali, Renald, 1992, Manajemen Periklanan, Jakarta, Anem Kosong Anem. Kuswandi, Wawan, 1996, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Liliweri, Allo, 1992, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan,

Bandung Citra Aditya Bakti.

McQuail, Dennis, 1994, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

_______,2004. Understanding The Media : The Extention Of Man, New York : New American Liberty.

Mulyana, Deddy, 1997, Bercinta Dengan Televisi, Ilusi, Impresi, Sebuah Kotak Ajaib, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Noviani, Ratna, 2002 “Jalan Tengah Memahami Iklan”, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Rachmat, 2001, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

_______, 2004, Psikologi Komunikasi, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sandjaja, Sasa Djuarsa, 1999, Pengantar Komunikasi, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Universitas Terbuka.


(6)

  73

Non Buku :

http://www.desaingratisindo.wordpress.com diakses (sabtu, 16-10-2010, 17:47) http://www.bkkbn.go.id/webs/DetailRubrik.php?MyID=641 diakses (Sabtu,16-10-2010, 23.10)

http://www.bataviase.co.id/node/360500 diakses (minggu, 17-10-2010, 12.20)


Dokumen yang terkait

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT BNN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja SURABAYA Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BNN Versi Keluarga Bahagia Tanpa Narkoba Di Televisi).

0 1 94

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”BKKBN” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Di Surabaya Tentang isi pesan Iklan Layanan Masyarakat ”BKKBN Versi Dua Anak Lebih Baik” Di Televisi).

1 5 78

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Isi pesan Iklan BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu).

0 0 87

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”TRAFFICKING” (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat di Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat ”Trafficking” di Televisi).

0 2 84

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi).

0 1 79

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT BKKBN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi ) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyar

0 0 27

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG - TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYRAKAT ”E-KTP” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyrakat ”E-KTP” Di Televisi)

0 0 20

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi)

0 0 21

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Isi pesan Iklan BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu)

0 1 25

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”BKKBN” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Di Surabaya Tentang isi pesan Iklan Layanan Masyarakat ”BKKBN Versi Dua Anak Lebih Baik” Di Televisi)

0 0 21