Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara dengan Metode Bercerita di KB Virgo Maria 2 Bawen T1 272012012 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di KB Virgo Maria 2 Bawen pada
pembelajaran semester I tahun ajaran 2016/2017. Subjek yang diteliti adalah
seluruh anak didik kelompok bermain KB Virgo Maria 2 Bawen yang
berjumlah 10 anak. Dengan rincian 7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.
Jumlah pengajar di KB Virgo Maria 2 Bawen adalah 3 guru untuk kelas KB
dan 6 guru untuk TK dan 1 kepala sekolah.

1.2 Deskripsi Kondisi Per Siklus
1.2.1

Deskripsi prasiklus (Kondisi Awal)
Pada kondisi awal kemampuan anak berbicara masih sangat
rendah hal ini bisa dilihat ketika pembelajaran berlangsung, ketika
guru mengajar dan menjelaskan suasana kelas akan sangat sepi
dikarenakan ketika tanya jawab berlangsung anak-anak cenderung
diam dan hanya memperhatikan gurunya saja tanpa ada timbal
balik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
guru. Dengan adanya hal ini bisa dipastikan bahwa kemampuan

anak untuk berkomunikasi dan berbicara masih belum maksimal.
Tabel 4.1
Data Awal Kemampuan Berbicara Anak
Nilai

Indikator

1

2

3

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1

8

80%


2

20%

-

-

2

7

70%

3

30%

-


-

3

6

60%

3

30%

1

10%

Keterangan :

25


Indikator
1. Anak dapat mengucapkan apa yang dia ketahui tentang pembelajaran.
2. Anak dapat bercakap-cakap dengan teman sekelas.
3. Anak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana.
Nilai
1= Anak mampu mengucapkan kurang dari 3 kalimat.
2= Anak mampu mengucapkan 3 sampai 5 kalimat.
3= Anak mampu mengucapkan lebih dari 5 kalimat.
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa dari 10 anak yang
pada indikator pertama mendapatkan nilai 1 ada 8 anak dengan persentase
80%, lalu ada 2 anak yang mendapatkan nilai 2 dengan persentase 20%
dan tidak ada satupun anak yang mendapatkan nilai 3 pada indikator
pertama. Kemudian pada indikator ke-2 diperoleh hasil ada 7 anak yang
mendapatkan nilai 1 dengan persentase 70%, dan ada 3 anak yang
mendapatkan nilai 2 dengan persentase 30% dan tidak ada satupun anak
yang mendapatkan nilai 3 pada indikator ke-2. Sedangkan pada indikator
ke 3 diperoleh data ada 6 anak yang mendapatkan nilai 1 dengan
persentase 60%, sedangkan 3 anak mendapatkan nilai 2 dengan persentase
30%, dan ada 1 anak yang mendapatkan nilai 3 dengan persentase 10%
Kondisi tersebut dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut


26

Gambar 4.1
Diagram Persentase Prasiklus
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

indikator 1
indikator 2
indikator 3


Nilai 1

Nilai 2

Nilai 3

Keterangan
Indikator
1. Anak dapat mengucapkan apa yang dia ketahui tentang
pembelajaran.

2. Anak dapat bercakap-cakap dengan teman sekelas.
3. Anak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana.
Nilai
1

= Anak mampu mengucapkan kurang dari 3 kalimat.

2


= Anak mampu mengucapkan 3 sampai 5 kalimat.

3

= Anak mampu mengucapkan lebih dari 5 kalimat.
Dari gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa tingkat

kemampuan berbicara anak masih sangat rendah data yang
diperoleh ini akan digunakan penulis untuk merencanakan
pembelajaran guna untuk meningkatkan kemampuan berbicara
anak di KB Virgo Maria 2 Bawen.

27

1.2.2

Deskripsi Siklus 1
Dalam siklus 1 uraian penelitian tindakan kelas yang
dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :


1.2.2.1 Deskripsi Tindakan Pertama Pada Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum melakukan tindakan pertama pada siklus 1
penulis merencanakan idikator yang tepat sesuai usia anakanak di dalam kelas yang digunakan untuk acuan
perkembangan anak. Menulis mengambil indikator dari
Permendikbud 146 tahun 2014 kurikulum 2013. Indikator
tersebut menjadi acuan bagi penulis untuk mengukur
kemampuan anak dalam berbicara. Setelah mendapatkan
indikator yang digunakan sebagai acuan lalu penulis
merancang RKH (terlampir) untuk siklus 1 tindakan
pertama. Dalam RKH kali ini penulis penulis lebih
menekanan anak pada kegiatan percakapan dan tanya
jawab, hal ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan
kemampuan anak untuk berbicara. Dalam pembelajaran
kali ini penulis menggunakan media wayang orang untuk
menjelaskan materi pembelajaran dan juga digunakan untuk
anak agar dapat bercakap-cakap dengan teman lain
menggunakan wayang tersebut. Selain itu penulis juga
menggunakan daftar cek yang sudah berisi indikatorindikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan
berbicara anak selama proses pembelajaran berlangsung


b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada
hari Selasa 9 Agustus 2016 pada pukul 07.30 sampai
dengan pukul 09.30. pada tahap pelaksanaan kali ini penulis

28

akan melakukan kegiatan seperti yang sudah penulis
rancangkan sebelumnya.

Kegiatan Sebelum Masuk Kelas (20 menit)
Anak diajak untuk berbaris dan berdoa sebelum
mereka bermain di halaman sekolah, karena di sekolah ini
anak akan diberikan waktu untuk bermain di halaman
sekolah sebelum mereka masuk ke dalam kelas. Hal ini
ditujukan untuk menghindari anak masih ingin bermain di
luar ketika sudah masuk dalam kelas dan melakukan
pembelajaran. Selain itu anak juga diajak untuk melakukan
lomba seperti lomba memindahkan bola dari 1 keranjang ke

keranjang lain.

Kegiatan Pembukaan (15 menit)
Kegiatan ini sudah dilakukan di dalam kelas, dalam
kegiatan ini guru akan menanyakan kabar anak dan
memeriksa kehadiran anak, seperti menyuruh anak untuk
melihat kanan dan kiri untuk melihat teman yang tidak
masuk, selain itu guru juga akan menanyakan hari tanggal
pada hari itu. Setelah menanyakan hal-hal tersebut maka
guru akan mulai masuk dalam tema dan menyebutkan
sentra pada hari tersebut. Guru mulai menjelaskan tema
pada hari itu adalah tentang diri sendiri dengan sub tema
identitas ku, materi yang disampaikan yaitu tentang nama
lengkap, nama panggilan, jenis kelamin dan alamat rumah.
Guru menjelaskan materi tersebut dengan menggunakan
media wayang.

29

Kegiatan Inti (60 menit)

Pada

kegiatan

inti

anak

diajak

untuk

memperkenalkan diri sendiri seperti menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, jenis kelamin dan alamat
rumahnya. Pada pembelajaran kali ini masih sedikit anak
yang berani berbicara untuk memperkenalkan dirinya. Dari
sini terlihat bahwa kemampuan anak masih cukup rendah
untuk dapat berbicara dan berkomunikasi dengan guru
maupun teman. Setelah kegiatan memperkenalkan diri
anak diajak untuk melakukan tanya jawab mengenai tema
pembelajaran pada hari itu, hal ini dimaksudkan untuk
memancing anak untuk berbicara menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru. Setelah itu anak diminta untuk
membuat hasil karya yaitu berupa kartu identitas diri anak
diminta untuk menempelkan nama mereka masing-masing
pada kertas yang sudah disediakan, setelah itu guru
memasukan

kartu

identitas

diri

pada

plastik

dan

memberikan tali agar bisa dipakai anak-anak.

Istirahat (20 menit)
Anak diminta untuk mencuci tangan lalu berdoa
bersama di dalam kelas dan memakan bekal masingmasing.

Kegiatan Penutup (5 menit)
Pada kegitan penutup ini guru memberikan evaluasi
pada anak, dengan metode tanya jawab mengenai apa yang
mereka pelajari hari ini. Setelah itu guru memberikan
pesan-pesan dan doa sebelum anak-anak diantar ke gerbang
untuk pulang.

30

c. Observasi
Pada tahapan observasi penulis melihat bahwa ada
perbaikan atau peningkatan tingkat kemampuan berbicara
anak, hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh pada
tindakan pertama siklus 1.

4.2
Tabel Hasil Tindakan Pertama Pada Siklus 1
Nilai
Indikator

1

2

3

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1

4

40%

4

40%

2

20%

2

3

30%

6

60%

1

10%

3

2

20%

5

50%

3

30%

Keterangan :
Indikator
1. Anak dapat mengungkapkan atau mengucapkan apa yang dia
ketahui tentang diri sendiri.
2. Anak

dapat

bercakap-cakap

dengan

teman

sekelas

menggunakan wayang.
3. Anak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana.
Nilai
1

= Anak mampu mengucapkan kurang dari 3 kalimat

2

= Anak mampu mengucapkan 3 sampai 5 kalimat

3

= Anak mampu mengucapkan lebih dari 5 kalimat
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa dari 10

anak yang pada indikator pertama mendapatkan nilai 1 ada 4 anak
dengan persentase 40%, lalu ada 4 anak yang mendapatkan nilai 2
dengan persentase 40% dan ada 2 anak yang mendapatkan nilai 3
31

pada indikator pertama denan persentase 30%. Kemudian pada
indikator ke-2 diperoleh hasil ada 3 anak yang mendapatkan nilai 1
dengan persentase 30%, dan ada 6 anak yang mendapatkan nilai 2
dengan persentase 60% dan ada 1 anak yang mendapatkan nilai 3
pada indikator kedua dengan persentase 10%. Sedangkan pada
indikator ke 3 diperoleh data ada 2 anak yang mendapatkan nilai 1
dengan persentase 20%, sedangkan 5 anak mendapatkan nilai 2
dengan persentase 50%, dan ada 3 anak yang mendapatkan nilai 3
dengan persentase 30% Kondisi tersebut dapat digambarkan pada
diagram sebagai berikut :
Diagram 4.2
Diagram Hasil Tindakan Pertama pada Siklus 1
70%
60%
50%
Indikator 1

40%

Indikator 2
30%
Indikator 3
20%
10%
0%
Nilai 1

Nilai 2

Nilai 3

Keterangan
Indikator
1. Anak dapat mengungkapkan atau mengucapkan apa yang
dia ketahui tentang diri sendiri.
2. Anak

dapat

bercakap-cakap

dengan

teman

sekelas

menggunakan wayang.
3. Anak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana.

32

Nilai
1= Anak mampu mengucapkan kurang dari 3 kalimat.
2= Anak mampu mengucapkan 3 sampai 5 kalimat.
3= Anak mampu mengucapkan lebih dari 5 kalimat.
Dari gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa tingkat
kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan dari data
sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa dengan metode

bercerita menggunakan wayang anak lebih tertarik untuk
berkomunikasi dan mengungkapkan apa yang dia ketahui dan
tentang apa yang ingin dia ketahui data yang diperoleh ini akan
digunakan penulis untuk merencanakan tindakan ke-2 dalam
siklus 1 untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak di KB
Virgo Maria 2 Bawen.
d. Refleksi
Setelah melakukan proses perbaikan kemampuan
berbicara anak dapat dilihat bahwa dengan metode bercerita
menggunakan wayang dapat meningkatkan kemampuan
berbicara dan berkomunikasi anak. Selain itu dengan
menggunakan metode wayang dapat menjadikan anak lebih
tertarik untuk memperhatikan pembelajaran sehingga ketika
guru melakukan tanya jawab anak dapat menjawab sesuai
dengan pertanyaan. Hasil ini akan digunakan penulis
sebagai acuan untuk menyusun pembelajaran yang akan
dilakukan selanjutnya.

1.2.2.2 Deskripsi Tindakan Kedua pada Siklus 1
Dalam siklus 1 uraian penelitian tindakan kelas yang ke-2
dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

33

a. Perencanaan Tindakan
Sebelum melakukan tindakan kedua pada siklus 1 penulis
merencanakan idikator yang tepat sesuai usia anak-anak di
dalam kelas yang digunakan untuk acuan perkembangan anak.
Menulis mengambil indikator dari Permendikbud 146 tahun
2014 kurikulum 2013. Indikator tersebut menjadi acuan bagi
penulis untuk mengukur kemampuan anak dalam berbicara.
Setelah mendapatkan indikator yang digunakan sebagai acuan
lalu penulis merancang RKH (terlampir) untuk siklus 1
tindakan kedua. Dalam RKH ini penulis penulis lebih
menekanan anak pada kegiatan percakapan dan tanya jawab,
hal ini dimaksudkan agar

dapat meningkatkan kemampuan

anak untuk berbicara. Dalam pembelajaran kali ini penulis
menggunakan media cerita bergambar untuk menjelaskan
materi pembelajaran dan juga digunakan untuk tanya jawab
antara guru dan anak. Selain itu penulis juga menggunakan
daftar cek yang sudah berisi indikator-indikator yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara anak selama
proses pembelajaran berlangsung.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan kedua pada siklus 1 dilakukan pada hari kamis
11 Agustus 2016 pada pukul 07.30 sampai dengan pukul 09.30.
pada tahap pelaksanaan kali ini penulis akan melakukan
kegiatan seperti yang sudah penulis rancangkan sebelumnya.
Kegiatan Sebelum Masuk Kelas (20 menit)
Anak diajak untuk berbaris dan berdoa sebelum mereka
bermain di halaman sekolah, karena di sekolah ini anak akan
diberikan waktu untuk bermain di halaman sekolah sebelum
mereka masuk ke dalam kelas. Hal ini ditujukan untuk

34

menghindari anak masih ingin bermain di luar ketika sudah
masuk dalam kelas dan melakukan pembelajaran. Selain itu
anak juga diajak untuk melakukan lomba kali ini lombanya
berbeda dengan sebelumnya lomba hari ini adalah melempar
dan menangkap bola, anak membentuk lingkaran dan guru ada
di tengah untuk melempar bola kepada anak dan menangkap
bola yang dilempar untuk anak.
Kegiatan Pembukaan (15 menit)
Kegiatan ini sudah dilakukan di dalam kelas, dalam
kegiatan ini guru akan menanyakan kabar anak dan memeriksa
daftar kehadiran anak, seperti menyuruh anak untuk melihat
kanan dan kiri untuk melihat teman yang tidak masuk, selain
itu guru juga akan menanyakan hari tanggal pada hari itu.
Setelah menanyakan hal-hal tersebut maka guru akan mulai
masuk dalam tema dan menyebutkan sentra pada hari tersebut,
sentra hari ini adalah sentra Pasir. Guru mulai menjelaskan
tema pada hari itu adalah tentang diri sendiri dengan sub tema
kebersihan diri, guru menjelaskan melalui media bercerita
menggunakan cerita bergambar yang dibuat oleh guru sendiri.
Kegiatan Inti (60 menit)
Pada kegiatan inti anak diajak untuk maju satu per satu
dan mengulangi cerita yang baru saja mereka dengarkan, hal ini
akan mendorong anak untuk berbicara menceritakan kembali apa
yang dia ketahui dan apa yang dia tangkap dari cerita tersebut.
Setelah anak maju dan menceritakan kembali isi cerita yang
mereka dengarkan guru akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
pancingan untuk memulai tanya jawab dan untuk melihat
keaktifan anak dalam berbicara di dalam kelas. setelah sesi tanya
jawab anak diminta untuk mewarnai sabun di majalah. Setelah
semua anak selesai mewarnai gambar sabun anak-anak diajak
35

untuk keluar ke sentra pasir dimana anak diminta untuk membuat
kamar mandi dan bak mandi karena tema pada hari ini adalah
kebersihan diri.
Istirahat (20 menit)
Anak diminta untuk mencuci tangan lalu berdoa bersama
di dalam kelas dan memakan bekal mereka masing-masing.
Kegiatan Penutup (5 menit)
Pada kegitan penutup ini guru memberikan evaluasi pada
anak, dengan metode tanya jawab mengenai apa yang telah
pelajari hari ini. Setelah itu guru memberikan pesan-pesan dan
doa sebelum anak-anak diantar ke gerbang untuk pulang.
c. Tahapan Observasi
Pada tahapan observasi ini penulis melihat peningkatan
yang cukup bagus karena pada setiap indikator anak yang
mendapatkan nilaia 1 sudah berkurang, peningkatan tersebut
dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.3
Tabel Hasil Tindakan Kedua Pada Siklus 1
Nilai
Indikator

1

2

3

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1

2

20%

5

50%

3

30%

2

2

20%

4

40%

4

40%

3

1

10%

5

50%

4

40%

Keterangan
Indikator

36

1. Anak dapat menceritakan kembali isi cerita yang dia
dengarkan
2. Anak dapat bercakap-cakap dengan teman sekelas
ketika berada di sentra pasir
3. Anak

dapat

menjawab

pertanyaan-pertanyaan

sederhana
Nilai
1= Anak mampu mengucapkan kurang dari 3 kalimat
2= Anak mampu mengucapkan 3 sampai 5 kalimat
3= Anak mampu mengucapkan lebih dari 5 kalimat
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa dari 10
anak yang pada indikator pertama mendapatkan nilai 1 ada 2 anak
dengan persentase 20%, lalu ada 5 anak yang mendapatkan nilai 2
dengan persentase 50% dan ada 3 anak yang mendapatkan nilai 3
pada indikator pertama dengan persentase 30%. Kemudian pada
indikator ke-2 diperoleh hasil ada 2 anak yang mendapatkan nilai 1
dengan persentase 20%, dan ada 4 anak yang mendapatkan nilai 2
dengan persentase 40% dan ada 4 anak yang mendapatkan nilai 3
pada indikator kedua dengan persentase 40%. Sedangkan pada
indikator ke 3 diperoleh data ada 1 anak yang mendapatkan nilai 1
dengan persentase 10%, sedangkan 5 anak mendapatkan nilai 2
dengan persentase 50%, dan ada 4 anak yang mendapatkan nilai 3
dengan persentase 40% Kondisi tersebut dapat digambarkan pada
diagram sebagai berikut :

37

Diagram 4.3
Diagram hasil Tindakan Kedua pada Siklus 1
60%
50%
40%
Indikator 1
30%

Indikator 2

20%

Indikator 3

10%
0%
Nilai 1

Nilai 2

Nilai 3

Keterangan
Indikator
1. Anak dapat menceritakan kembali isi cerita yang dia
dengarkan
2. Anak dapat bercakap-cakap dengan teman sekelas
ketika berada di sentra pasir
3. Anak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana
Nilai
1= Anak mampu mengucapkan kurang dari 3 kalimat
2= Anak mampu mengucapkan 3 sampai 5 kalimat
3= Anak mampu mengucapkan lebih dari 5 kalimat
Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa
tingkat kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan
yang lebih baik dari data sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa dengan metode bercerita menggunakan cerita bergambar
anak lebih bisa menangkap informasi yang kita berikan

38

sehingga anak mempunyai gambaran tentang apa yang dia
ketahui dan apa yang ingin dia sampaikan. Anak juga terlihat
antusias ketika diminta untuk menceritakan kembali cerita yang
sudah mereka di dengar.
d. Refleksi
Setelah melakukan proses perbaikan pada siklus 1 dapat
diketahui bahwa jumlah anak yang kemampuan berbicaranya
mencapai nilai 3 pada setiap indikator sudah mulai meningkat
namun belum optimal. Selain itu ternyata pembelajaran
menggunakan cerita bergambar membuat anak lebih antusias
untuk mengikuti pembelajaran, hal ini dapat dilihat ketika anak
bisa menceritakan kembali cerita yang baru saja mereka
dengarkan. Hasil dari tindakan ke-2 pada siklus pertama ini
akan menjadi bahan untuk merancang pembuatan RKH pada
pembelajaran selanjutnya.

1.2.3

Deskripsi Siklus 2
4.2.3.1 Deskripsi Tindakan Pertama pada Siklus 2
Dalam siklus 2 uraian penelitian tindakan kelas yang
pertama dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan
Sebelum melakukan tindakan pertama pada siklus ke2
penulis merencanakan idikator yang tepat sesuai usia anakanak

di

dalam

kelas

yang

digunakan

untuk

acuan

perkembangan anak. Menulis mengambil indikator dari
Permendikbud 146 tahun 2014 kurikulum 2013. Indikator
tersebut menjadi acuan bagi penulis untuk mengukur
kemampuan anak dalam berbicara. Setelah mendapatkan
indikator

yang

digunakan

39

sebagai

acuan

lalu

penulis

merancang RKH (terlampir) untuk siklus 1 tindakan kedua.
Dalam RKH ini penulis penulis lebih menekanan anak pada
kegiatan percakapan dan tanya jawab, hal ini dimaksudkan agar
dapat meningkatkan kemampuan anak untuk berbicara. Dalam
pembelajaran kali ini penulis menggunakan media cerita
bergambar untuk menjelaskan materi pembelajaran dan juga
digunakan untuk tanya jawab antara guru dan anak. Selain itu
penulis juga menggunakan daftar cek yang sudah berisi
indikator-indikator

yang

digunakan

untuk

mengukur

kemampuan berbicara anak selama proses pembelajaran
berlangsung

b.

Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama tindakan pertama pada siklus 2
dilakukan pada hari kamis 15 Agustus 2016 pada pukul 07.30
sampai dengan pukul 09.30. pada tahap pelaksanaan kali ini
penulis akan melakukan kegiatan seperti yang sudah penulis
rancangkan sebelumnya.
Kegiatan Sebelum Masuk Kelas (20 menit)
Anak diajak untuk berbaris dan berdoa sebelum mereka
bermain di halaman sekolah, karena di sekolah ini anak akan
diberikan waktu untuk bermain di halaman sekolah sebelum
mereka masuk ke dalam kelas. Hal ini ditujukan untuk
menghindari anak masih ingin bermain di luar ketika sudah
masuk dalam kelas dan melakukan pembelajaran. Selain itu
anak juga diajak untuk melakukan permainan meniti kursi,
yaitu guru menyediakan kursi dan disusun menjadi sebuah
jembatan lalu anak diminta untuk meniti kursi tersebut tanpa
berpegangan dan tanpa bantuan dari guru.

40

Kegiatan Pembukaan (15 menit)
Kegiatan ini sudah dilakukan di dalam kelas, dalam
kegiatan ini guru akan menanyakan kabar anak dan memeriksa
dafrtar kehadiran anak, seperti menyuruh anak untuk melihat
kanan dan kiri untuk melihat teman yang tidak masuk, selain itu
guru juga akan menanyakan hari tanggal pada hari itu. Setelah
menanyakan hal-hal tersebut maka guru akan mulai masuk dalam
tema dan menyebutkan sentra pada hari tersebut, sentra hari ini
adalah sentra Pasir. Guru mulai menjelaskan tema pada hari itu
adalah tentang kesukaan dengan sub tema buah kesukaan. Guru
lalu memberikan sebuah cerita tentang anak yang sedang
berbelanja di pasar dan memilih buah kesukaannya.
Kegiatan Inti (60 menit)
Pada kegiatan inti anak diajak untuk maju satu per satu,
anak diminta untuk mengambil 1 gambar yang berisikan buah
kesukaan mereka dan anak diminta untuk menjelaskan mengapa
menyukai buah tersebut. Setelah itu anak diajak untuk bertanya
jawab mengenai ciri-ciri buah seperti warna buah, bentuk buah
dan rasa dari buah-buahan yang ada di gambar. Setelah sesi tanya
jawab anak diminta untuk mewarnai gambar buah apel dengan
menggunakan jari, setelah semua selesai mewarnai anak-anak
diminta untuk bermain sebentar di sentra seni.
Istirahat (20 menit)
Anak diminta untuk mencuci tangan lalu berdoa bersama
di dalam kelas dan memakan bekal mereka masing-masing.
Kegiatan Penutup (5 menit)
Pada kegitan penutup ini guru memberikan evaluasi pada
anak, dengan metode tanya jawab mengenai apa yang di pelajari

41

hari ini. Setelah itu guru memberikan pesan-pesan dan doa
sebelum anak-anak diantar ke gerbang untuk pulang.
c. Tahapan Observasi
Pada tahapan observasi ini peningkatan kemampuan berbicara
anak menggunakan metode cerita bergambar sudah meningkat,
hal itu dapat dilihat dari tabel di bawah ini

Tabel 4.4
Tabel Hasil Tindakan Pertama Siklus 2
Nilai
Indikator

1

2

3

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1

-

-

5

50%

5

50%

2

-

-

4

40%

6

60%

3

-

-

2

20%

8

80%

Keterangan
Indikator
1. Anak dapat mengungkapkan atau mengucapkan apa yang dia
ketahui tentang buah kesukaannya.
2. Anak

dapat

bercakap-cakap

dengan

teman

sekelas

menggunakan gambar buah kesukaannya.
3. Anak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana.
Nilai
1= Anak mampu mengucapkan kurang dari 3 kalimat.
2= Anak mampu mengucapkan 3 sampai 5 kalimat.
3= Anak mampu mengucapkan lebih dari 5 kalimat.
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa dari 10
anak yang pada indikator pertama tidak ada satupun anak yang
mendapatkan nilai 1, lalu ada 5 anak yang mendapatkan nilai 2
42

dengan persentase 50% dan ada 5 anak yang mendapatkan nilai 3
pada indikator pertama dengan persentase 50%. Kemudian pada
indikator ke-2 diperoleh hasil tidak ada satupun anak yang
mendapatkan nilai 1, lalu ada 4 anak yang mendapatkan nilai 2
dengan persentase 40% dan 6 anak yang mendapatkan nilai 3 pada
indikator ke dua dengan persentase 60%. Sedangkan pada indikator
ke 3 diperoleh tidak ada satupun anak yang mendapatkan nilai 1,
sedangkan ada 2 anak mendapatkan nilai 2 dengan persentase 20%,
dan ada 8 anak yang mendapatkan nilai 3 dengan persentase 80%
Kondisi tersebut dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut :
Diagram 4.4
Diagram Hasil Tindakan Pertama pada Siklus 2
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3

Nilai 1

Nilai 2

Nilai 3

Keterangan
Indikator
1. Anak dapat menceritakan tentang buah kesukaannya.
2. Anak dapat bercakap-cakap dengan teman sekelas
tentang buah kesukaanya dengan menggunakan gambar
buah.
3. Anak

dapat

sederhana.

43

menjawab

pertanyaan-pertanyaan

Nilai
1= Anak mampu mengucapkan kurang dari 3 kalimat
2= Anak mampu mengucapkan 3 sampai 5 kalimat
3= Anak mampu mengucapkan lebih dari 5 kalimat
Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa
tingkat kemampuan berbicara anak sudah mulai berkembang
secara optimal hal ini dapat dilihat dari persentase nilai 3 pada
setiap indikator yang mengalami peningkatan yang cukup
derastis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak lebih
menyukai pembelajaran yang menggunakan metode bercerita.
d. Refleksi
Setelah melakukan proses perbaikan pada siklus 2 ini
dapat disimpulkan bahwa perkembangan berbicara anak sudah
mulai terlihat dari keaktifan anak dalam bercerita mengenai
buah kesukaan nya dan juga terlihat ketika anak aktif
menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana yang diberikan
oleh gurunya.

1.2.3.2 Deskripsi Tindakan Kedua pada Siklus 2

Dalam siklus 2 tindakan kedua uraian penelitian
tindakan kelas yang pertama dilakukan oleh penulis adalah
sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan\
Sebelum melakukan tindakan kedua pada siklus ke2
penulis merencanakan idikator yang tepat sesuai usia anakanak di dalam kelas

44

yang digunakan untuk acuan

perkembangan anak. Menulis mengambil indikator dari
Permendikbud 146 tahun 2014 kurikulum 2013. Indikator
tersebut menjadi acuan bagi penulis untuk mengukur
kemampuan anak dalam berbicara. Setelah mendapatkan
indikator yang digunakan sebagai acuan lalu penulis
merancang RKH (terlampir) untuk siklus 1 tindakan kedua.
Dalam RKH ini penulis penulis lebih menekanan anak pada
kegiatan percakapan dan tanya jawab, hal ini dimaksudkan
agar dapat meningkatkan kemampuan anak untuk berbicara.
Dalam pembelajaran kali ini penulis menggunakan media
cerita bergambar untuk menjelaskan materi pembelajaran dan
juga digunakan untuk tanya jawab antara guru dan anak.
Selain itu penulis juga menggunakan daftar cek yang sudah
berisi indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur
kemampuan berbicara anak selama proses pembelajaran
berlangsung.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama tindakan pertama pada siklus 2
dilakukan pada hari Sabtu 20 Agustus 2016 pada pukul 07.30
sampai dengan pukul 09.30. pada tahap pelaksanaan kali ini
penulis akan melakukan kegiatan seperti yang sudah penulis
rancangkan sebelumnya.
Kegiatan Sebelum Masuk Kelas (20 menit)
Anak diajak untuk berbaris dan berdoa sebelum
mereka bermain di halaman sekolah, karena di sekolah ini
anak akan diberikan waktu untuk bermain di halaman sekolah
sebelum mereka masuk ke dalam kelas. Hal ini ditujukan
untuk menghindari anak masih ingin bermain di luar ketika
sudah masuk dalam kelas dan melakukan pembelajaran.

45

Selain itu anak juga diajak untuk melakukan permainan
berlari memindahkan bola dari keranjang 1 ke keranjang lain
nya.
Kegiatan Pembukaan (15 menit)
Kegiatan ini sudah dilakukan di dalam kelas, dalam
kegiatan ini guru akan menanyakan kabar anak memeriksa
daftar kegadiran anak, seperti menyuruh anak untuk melihat
kanan dan kiri untuk melihat teman yang tidak masuk, selain
itu guru juga akan menanyakan hari tanggal pada hari itu.
Setelah menanyakan hal-hal tersebut maka guru akan mulai
masuk dalam tema dan menyebutkan sentra pada hari
tersebut, sentra hari ini adalah sentra Pasir. Guru mulai
menjelaskan tema pada hari itu adalah tentang kesukaan
dengan sub tema makanan kesukaan. Guru lalu memberikan
sebuah cerita tentang makanan kesukaan.

Kegiatan Inti (60 menit)
Pada kegiatan inti anak diajak untuk maju satu per
satu, anak diminta untuk mengambil 1 gambar yang berisikan
makanan kesukaan mereka dan anak diminta untuk
menjelaskan mengapa menyukai makanan tersebut. Setelah
itu anak diminta untuk mewarnai gambar roti dengan
menggunakan krayon, setelah semua selesai mewarnai anakanak diminta untuk bermain sebentar di sentra seni.

Istirahat (20 menit)
Anak diminta untuk mencuci tangan lalu berdoa
bersama di dalam kelas dan memakan bekal mereka masingmasing.

46

Kegiatan Penutup (5 menit)
Pada kegitan penutup ini guru memberikan evaluasi
pada anak, dengan metode tanya jawab mengenai apa yang
mereka pelajari hari ini. Setelah itu guru memberikan pesanpesan dan doa sebelum anak-anak diantar ke gerbang untuk
pulang.
c. Tahapan Observasi
Pada tahapan observasi ini peningkatan kemampuan
berbicara anak menggunakan metode cerita bergambar
sudah meningkat, hal itu dapat dilihat dari tabel dibawah ini
Tabel 4.5
Tabel Hasil Tindakan Kedua pada Siklus 2
Nilai
Indikator

1

2

3

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1

-

-

1

10%

9

90%

2

-

-

2

20%

8

90%

3

-

-

1

10%

9

80%

Keterangan
Indikator
1. Anak dapat mengungkapkan atau mengucapkan apa yang
dia ketahui tentang makanan kesukaannya.
2. Anak

dapat

bercakap-cakap

dengan

teman

sekelas

menggunakan gambar makanan kesukaannya.
3. Anak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana.
Nilai
1= Anak mampu mengucapkan kurang dari 3 kalimat.
2= Anak mampu mengucapkan 3 sampai 5 kalimat.

47

3= Anak mampu mengucapkan lebih dari 5 kalimat.
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa dari
10 anak yang pada indikator pertama tidak ada satupun anak
yang mendapatkan nilai 1, lalu masih ada 1 anak yang
mendapatkan nilai 2 dengan persentase 10% dan ada 9 anak
yang mendapatkan nilai 3 pada indikator pertama dengan
persentase 90%. Kemudian pada indikator ke-2 diperoleh hasil
tidak ada satupun anak yang mendapatkan nilai 1, lalu ada
masih ada 2 anak yang mendapatkan nilai 2 dengan persentase
20% dan 8 anak yang mendapatkan nilai 3 pada indikator ke
dua dengan persentase 80%. Sedangkan pada indikator ke 3
diperoleh tidak ada satupun anak yang mendapatkan nilai 1,
sedangkan ada 1 anak mendapatkan nilai 2 dengan persentase
10%, dan ada 9 anak yang mendapatkan nilai 3 dengan
persentase 90% Kondisi tersebut dapat digambarkan pada
diagram sebagai berikut :
Diagram 4.5
Diagram Hasil Tindakan Kedua pada Siklus 2
100%
80%
60%

Indikator 1
Indikator 2

40%

Indikator 3
20%
0%
Nilai 1

Nilai 2

Keterangan
Indikator

48

Nilai 3

1. Anak dapat mengungkapkan atau mengucapkan apa
yang dia ketahui tentang makanan kesukaannya
2. Anak dapat bercakap-cakap dengan teman sekelas
menggunakan gambar makanan kesukaannya
3. Anak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana
Nilai
1= Anak mampu mengucapkan kurang dari 3 kalimat
2= Anak mampu mengucapkan 3 sampai 5 kalimat
3= Anak mampu mengucapkan lebih dari 5 kalimat

d. Refleksi
Setelah dilakukan perbaikan pada siklus 2 ini,
perkembangan kemampuan berbicara anak sudah dapat
dikatakan meningkat secara optimal karena jumlah anak
yang kemampuan berbicaranya meningkat sudah mencapai
80%, dengan begitu tercapailah indikator keberhasilan yang
telah ditetapkan oleh penulis. Selain itu ternyata metode
bercerita ini sangat mendukung dalam meningkatkaan
kemampuan berbicara anak. Karena dengan bercerita anak
dapat mengungkapkan apa yang dia pikirkan.

1.3 Perbandingan Data Hasil Penelitian
Penulis akan membahas tentang perbandingan data hasil penelitian
yang dilakukan melalui beberapa siklus. Perbandingan data yang diambil oleh
penulis adalah data yang diperoleh melalui ceklis pada saat prasiklus, data
pada saat tindakan kerdua pada siklus 1 dan data tindakan kedua pada siklus
2. Perbandingan data tersebut akan diuraikan melalui tabel berikut ini :

49

Tabel 4.6
Tabel Perbandingan Data Per Siklus
Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Nilai

Nilai

Nilai

Indikator
1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

80% 20%

-

20% 50% 30%

-

10% 90%

2

70% 30%

-

20% 40% 40%

-

20% 80%

3

60% 30% 10% 10% 50% 40%

-

10% 90%

Penjelasan Indikator 1
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa ada peningkatan
yang baik pada nilai 3 di setiap indikator. Pada penilaian Pra Siklus di
indikator pertama masih ada 8 anak yang mendapatkan nilai 1 dengan
persentase 80%, sedangkan pada siklus 1 masih terdapat 2 anak dengan
persentase 20% yang mendapatkan nilai 1 selanjutnya pada siklus 2 di
indikator pertama tidak ada satupun anak yang mendapatkan nilai 1.
Pada indikator pertama yang mendapatkan nilai 2 saat Pra Siklus
ada 2 anak dengan persentase 20%, sedangakan pada kegiatan siklus 1 ada
5 anak yang mendapatkan nilai 2 dengan persentase 50%, pada siklus 2
ada 1 anak dengan persentase 10% yang mendapatkan nilai 2 pada
indikator pertama ini.
Selanjutnya pada nilai 3 di indikator pertama, pada saat kegiatan
pra siklus tidak ada satupun anak yang mendapatkan nilai 3, sedangkan
pada siklus 1 ada 3 anak yang mendapatkan nilai 3 dengan persentase
30%. Lalu pada indikator pertama dengan nilai 3 di siklus 2 terdapat 9
anak dengan persentase 90%.
Dari keterangan tersebut dapat kita simpulkan bahwa ada
peningkatan kemampuan berbicara anak di KB Virgo Maria 2 melalui
metode bercerita. Hal ini dapat dilihat pada indikator pertama yang
50

mendapatkan nilai 3 sudah meningkat dari hasil sebelumnya tidak ada 1
anak pun yang mendapatkan nilai 3 saat prasiklus lalu diberikan perbaikan
dengan metode bercerita terdapat peningkatan pada siklus 1 yaitu sebesar
30% dan pada siklus 2 sebesar 90%. Berdasarkan data tersebut dapat
dikatakan bahwa metode bercerita pada indikator pertama telah berhasil
membuat anak di dalam mencapai standar penilaian yang telah ditentukan.
Penjelasan Indikator 2
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa ada peningkatan
yang baik pada nilai indikator 2. Pada penilaian Pra Siklus di indikator
kedua masih ada 7 anak yang mendapatkan nilai 1 dengan persentase 70%,
sedangkan pada siklus 1 masih terdapat 2 anak dengan persentase 20%
yang mendapatkan nilai 1 selanjutnya pada siklus 2 di indikator kedua ada
2 anak dengan persentase 20% yang mendapatakan nilai 2 pada indikator
kedua.
Pada indikator kedua yang mendapatkan nilai 2 saat Pra Siklus ada
3 anak dengan persentase 30%, sedangakan pada kegiatan siklus 1 ada 4
anak yang mendapatkan nilai 2 dengan persentase 40%, pada siklus 2 ada
2 anak dengan persentase 20% yang mendapatkan nilai 2 pada indikator
kedua ini.
Selanjutnya pada nilai 3 di indikator kedua, pada saat kegiatan pra
siklus tidak ada satupun anak yang mendapatkan nilai 3, sedangkan pada
siklus 1 ada 4 anak yang mendapatkan nilai 3 dengan persentase 40%.
Lalu pada indikator pertama dengan nilai 3 di siklus 2 terdapat 8 anak
dengan persentase 80%.
Dari keterangan tersebut dapat kita simpulkan bahwa pada
indikator kedua ini jumlah anak yang mendapatkan nilai 3 pada setiap
siklus sudah meningkat. Hal ini membuktikan bahwa metode bercerita
dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak di KB Virgo Maria 2.
Dapat

dilihat pada indikator kedua yang mendapatkan nilai 3 sudah

meningkat dari hasil sebelumnya tidak ada 1 anak pun yang mendapatkan
51

nilai 3 saat prasiklus lalu diberikan perbaikan dengan metode bercerita
terdapat peningkatan pada siklus 1 yaitu sebesar 40% dan pada siklus 2
sebesar 80%. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa metode
bercerita pada indikator kedua telah berhasil membuat anak di dalam
mencapai standar penilaian yang telah ditentukan.
Penjelasan Indikator 3
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa ada peningkatan
yang baik pada nilai 3 di indikator ke 3. Penilaian Pra Siklus di indikator
ketiga masih ada 6 anak yang mendapatkan nilai 1 dengan persentase
60%, sedangkan dalam siklus 1 masih terdapat 1 anak yang mendapatkan
nilai 1 dengan persentase 10% selanjutnya pada siklus 2 di indikator
pertama tidak ada satupun anak yang mendapatkan nilai 1.
Pada indikator ketiga yang mendapatkan nilai 2 saat Pra Siklus ada
3 anak dengan persentase 30%, sedangakan pada kegiatan siklus 1 ada 5
anak yang mendapatkan nilai 2 dengan persentase 50%, pada siklus 2 ada
1 anak dengan persentase 10% yang mendapatkan nilai 2 pada indikator
pertama ini.
Selanjutnya pada nilai 3 di indikator ketiga, saat kegiatan pra siklus
tidak ada satupun anak yang mendapatkan nilai 3, sedangkan pada siklus 1
ada 4 anak yang mendapatkan nilai 3 dengan persentase 40%. Lalu dalam
indikator ketiga dengan nilai 3 di siklus 2 terdapat 9 anak dengan
persentase 90%.
Dari keterangan tersebut dapat kita simpulkan bahwa ada
peningkatan kemampuan berbicara anak di KB Virgo Maria 2 melalui
metode bercerita. Hal ini dapat dilihat pada indikator ketiga yang
mendapatkan nilai 3 sudah meningkat dari hasil sebelumnya tidak ada 1
anak pun yang mendapatkan nilai 3 saat prasiklus lalu diberikan perbaikan
dengan metode bercerita terdapat peningkatan pada siklus 1 yaitu sebesar
40% dan pada siklus 2 sebesar 90%. Berdasarkan data tersebut dapat

52

dikatakan bahwa metode bercerita pada indikator ketiga telah berhasil
membuat anak di dalam mencapai standar penilaian yang telah ditentukan.

1.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Penggunaan metode bercerita dengan langkah-langkah yang tepat dapat
meningkatkan kemampuan berbicara anak karena dengan menggunakan
metode bercerita dapat membuat materi pembelajaran dikemas dengan
menarik. Sehingga membuat anak tidak mudah bosan saat belajar di dalam
kelas. Seperti yang diketahui daya konsentrasi anak berkisar 3 menit jika
penyampaian materi dikemas dengan cerita yang menarik maka anak akan
merasa lebih tertarik sehingga anak dapat memahami betul apa yang hendak
disampaikan melalui materi tersebut.
Selain itu dengan metode bercerita merupakan salah satu bentuk dari
kegiatan berbicara, seorang guru memberikan atau menyajikan cerita dengan
teknik bercerita, kemudian guru meminta siswanya menceritakan kembali isi
cerita yang telah di dengarkan. Kemampuan berbicara anak dapat
berkembang ketika anak mulai mendengarkan cerita dan kemudian
menuturkan nya kembali atau menceritakan kembali, hal ini bertujuan untuk
melatih ketrampilan anak dalam becakap-cakap untuk menyampaikan ide
dalam bentuk lisan, baik dengan teman sekelasnya maupun dengan gurunya.
Dengan kata lain bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan
tentang perbuatan atau suatu kejadian secara lisan dalam upaya untuk
mengembangkan potensi kemampuan berbicara anak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Daroah
(2013) bahwa dengan menggunakan metode bercerita hasil perkembangan
berbicara anak meningkat dan dalam penelitian ini jumlah anak yang
perkembangan berbicaranya meningkat adalah sebesar 90% sehingga dapat
dikatakan bahwa hasil penelitian ini melebihi terget yang ditentukan penulis,
karena penulis sebelumnya hanya menargetkan jumlah anak yang
perkembangan berbicaranya meningkat 75%.

Dengan peningkatan yang

terjadi dapat membuat anak lebih mudah untuk diajak berbicara dan

53

berkomunikasi. Hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa dengan
menggunakan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbicara
anak di KB Virgo Maria 2 Bawen.

54

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara dengan Metode Bercerita di KB Virgo Maria 2 Bawen T1 272012012 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara dengan Metode Bercerita di KB Virgo Maria 2 Bawen T1 272012012 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara dengan Metode Bercerita di KB Virgo Maria 2 Bawen T1 272012012 BAB V

0 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara dengan Metode Bercerita di KB Virgo Maria 2 Bawen

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara dengan Metode Bercerita di KB Virgo Maria 2 Bawen

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Meronce di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen Tahun Ajaran 2014/2015 T1 272010015 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Meronce di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen Tahun Ajaran 2014/2015 T1 272010015 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Meronce di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen Tahun Ajaran 2014/2015 T1 272010015 BAB IV

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Meronce di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen Tahun Ajaran 2014/2015 T1 272010015 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Modul Trigonometri di SMA Virgo Fidelis Bawen T1 202008008 BAB IV

0 0 26