Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Meronce di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen Tahun Ajaran 2014/2015 T1 272010015 BAB II

BAB I1
LANDASAN TEORI

2.1 KETERAMPILAN MOTORIK HALUS
2.1.1 Pengertian Motorik Halus
Sumantri (2005), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian
penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering
membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang
mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.
Laura E. Berk ( 2010) kemampuan gerak yang baik juga mengalami
lonjakan pertumbuhan di masa anak-anak prasekolah. Seiring membaiknya
penguasaan tangan dan jemari, anak kecil mampu menggabungkan teka-teki,
membuat bangunan balok kecil, memotong dan mencocokkan, dan membuat
untaian manik-manik.
Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005), menyatakan
bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan
otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menyusun balok dan
memesukkan kelereng.
Bambang Sujiono (2008) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan
yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otototot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan
pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu

6

membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan
tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak
dapat berkreasi, seprti menggunting kertas, menggambar, mewarnai, serta
menganyam.
Dapat disimpulkan bahwa gerakan motorik halus adalah gerakan hanya
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan
tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang
cermat.

2.1.2 Keterampilan Motorik Halus
Morisson (2012), menyatakan bahwa motorik halus atau gerak ringan seperti
menggambar, mewarnai, melukis, memotong, dan menempel. Aktivitas tersebut
sering dilakukan pada anak masa prasekolah di dalam kegiatannya.Dalam standar
kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di TK adalah
membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang
meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

Memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus anak, meningkatkan
kemampuan

mengelola,mengontrol

gerakan

tubuh

dan

koordinasi,

serta

meningkatkan keterampilan tubuh dengan cara hidup sehat sehingga dapat
menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.
7

Menggunakan motorik halus adalah dengan cara menggerakkan otot-otot

halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak, yang bisa
mencakup beberapa fungsi yaitu melalui keterampilan motirik halus anak dapat
menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang dan anak dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolahnya.
Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian
tubuh

tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan

menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.
Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.gerakan
motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat
menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu, dan sebagainya. Perkembangan
motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat
dilakukan anak. Misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar
menggerakkan seluruh atau sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam
mempelajari motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata.
Anak juga belajar menggerakkan pergelangan tangan agar lentur dan anak belajar
berkreasi dan berimajinasi. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat
anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas menganyam kertas, tapi tidak

semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang
sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan
keterampilan fisik serta kemantangan mental. Kegunaan motorik halus :

8

1. Menegmbangkan

kemandirian,

contohnya

memekai

baju

sendiri,

mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, dll.
2. Sosialisasi, contohnya ketika anak menggambar bersama teman-temannya.

3. Pengembangkan konsep diri, contohnya anak telah mandiri dalam
melakukan aktivitas tertentu.
4. Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga terhadap
kemandirian yang dilakukannya.
5. Berguna bagi keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya memegang
pensil atau pulpen.

2.1.3 Kategori Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini
Benyamin

Bloom

(1956)

menyatakan

bahwa

rentang


penguasan

psikomotorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai pada gerakan yang
lancar atau luwes.Bloom mengklasifikasikan domain psikomotorik ke dalam lima
kategori, mulai dari tingkat rendah sampai tingkat yang paling tinggi. Kelima
kategori tersebut adalah sebagai berikut:
2.1.3.1 Imitation (Peniruan)
Imatation adalah keterampilan untuk menentukan suatu gerakan yang telah
dilatih sebelumnya.

9

2.1.3.2 Manipulation (Penggunaan konsep)
Manipulation adalah kemampuan untuk menggunakan konsep dalam
melakukan kegiatan. Kemampuan ini juga sering disebut sebagai kemampuan
manipulasi.
2.1.3.3 Presition (Ketelitian)
Presition

adalah


kemampuan

yang

berkaitan

dengan

gerak

yang

mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu.
2.1.3.4 Articulation (Perangkaian)
Articulation adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerakan secara
koordinasi antarorgan tubuh, saraf, dan mata secara cermat.
2.1.3.5 Naturalization (Kewajaran/Kealamiahan)
Naturalization adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara wajar atau
luwes.


2.1.4 Karakteristik Pengembangan Motorik Halus
Santrock (2009), menyatakan bahwa keterampilan motorik kasar
melibatkan aktivitas otot yang besar,keterampilan motorik halus melibatkan
gerakan – gerakan yang diselaraskan.Memegang mainan, menggunakan sendok,
mengancingkan baju, atau meraih sesuatu yang memerlukan ketangkasan jari
menunjukkan keterampilan motorik halus.anak usia 3 tahun menunjukkan
kemampuan yang lebih matang untuk mencari dan menangani sesuatu

10

dibandingkan ketika mereka masih bayi.Pada usia 4 tahun koordinasi motorik
halus anak – anak telah meningkat lebih cepat.
Keterampilan motorik halus yang paling utama adalah kemampuan
memegang pensil dengan tepat yang diperlukan untuk melukis kelak. Pada
awalnya anak memegang pensil dengan menggunakan seluruh jari tangan untuk
menggengam dan digunakan hanya untuk mencoret-coret. Cara ini dilakukan
oleh anak usia 2-3 tahun. Setelah itu cara memegang pensil sudah berkembang
lebih baik lagi, tidak menggunakan seluruh jari melainkan hanya dengan jari
jempol dan, jari telunjuk dan jari tengah.

Pada saat ini anak tidak lagi menggunakan lengan dan bahu untuk ikut
melakukan gerakan menulis atau menggambar, melainkan lebih banyak
tertumpu pada gerakan jari. Morison (2012) Karakteristik keterampilan motrik
anak dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pada saat anak berusia 3 tahun, kemampuan gerakan halus pada anak
belum terlalu berbeda dari kemampuan gerak halus pada masa bayi.
Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan
menggunakan jempol dan jari telunjuknya, tetapi gerakan itu sendiri masih
sangat kaku.
2. Pada saat anak menginjak usia 4 tahun, korsinasi motorik halus anak
sudah mengalami kemajuan dan geraknya sudah lebih baik dan cepat
dibandingankan pada usia sebelumnya. Sehingga gerakan tersebut
terlihat cenderung ingin sempura.
11

3. Di usia 5 tahun, anak mengalami peningkatan terhadap koordinasi
motoriknya sehingga lebih sempurna. Tangan, lengan, dan tubuh
bergerak di bawah koordinasi mata.
4. Pada usia 6 tahun yaitu pada masa usia akhir kanak-kanak, anak telah
belajar bagaimana cara menggunkan pensil dengan benar, sehingga

mereka menggunakan jari-jemarinya dan pergelangan tangan untuk
menggerkakan ujung pensil

2.1.5 Sujiono dkk, (2009), Pengembangan motorik halus anak usia dini
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip:
1. Berorientasi pada kebutuhan anak.
2. Belajar sambil bermain.
3. Kreatif dan inovatif.
4. Lingkungan kondusif.
5. Tema.
6. Mengembangkan keterampilan hidup.
7. Menggunakan kegiatan terpadu.
8. Kegiatan berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak.
Selain itu juga, agar perkembangan motorik halus anak optimal, anak harus :
1. Memiliki kesiapan mental dan fisik untuk melakukan kegiatan motorik
halus.
2. Di beri kesempatan untuk belajar.
12

3. Di beri bimbingan dan model yang baik untuk di tiru.

4. Didampingi saat bermain, sehingga dapat diberikan contoh menggunakan
motorik halusnya.
5. Diberi dukungan bila mengalami kesulitan.
6. Menciptakan

suasan

yang

menyenangkan

dalam

bermain

yang

menstimulasi perkembangan motorik halusnya.
7. Tidak terlalu banyak menuntut diluar batas kemampuan anak.
2.2 Meronce
2.2.1 Pengertian Meronce
Meronce merupakan pekerjaan yang mencerminkan wujud penghargaan
terhadap keindahan benda-benda alam Hajar Pamadhi dan Sukardi (2010) meronce
adalah teknik membuat benda pakai/hias dari bahan manik-manik, biji-bijian, atau
bahan

lain

yang

dapat

dilubangi

dengan

alat

tusuk

sehingga

dapat

dipakai.Kegiatan meronce adalah salah satu materi yang bisa diberikan pada anak
usia dini. Kegiatan memasukkan manik-manik ke dalam benang ini merupakan
latihan agar anak dapat berkonsentrasi serta melatih koordinasi antara mata dan
tangan,Bahan untuk membuat meronce dibagi menjadi 2 yaitu :

2.2.2 Jenis Bahan Meronce
2.2.2.1 Bahan Alam
Ada bermacam-macam bahan dari alam yang dapat dibuat menjadi hiasan
dengan

teknik

meronce,

contohnya
13

kulit

kerang

dan

biji-

bijian,batang,buah,cabang serta bebatuan (biji sawo, biji srikaya, biji jarak, biji
kapuk randu)
2.2.2.2 Bahan Buatan
Bahan buatan biasanya adalah bahan hasil olahan yang diproduksi dari
pabrik dan mudah didapat di toko yang menyediakan benda kerajinan
seperitmote-mote atau manik-manik,sedotan, yang terbuat dari plastik, kaca dan
logam. Bahan-bahan ini umumnya lebih awet daripada bahan alami dari bijibijian.

2.2.3 Aspek Meronce
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010) beberapa aspek meronce yaitu :
2.2.3.1 Permainan
Merangkai maupun meronce dapat berfungsi untuk alat bermain
anak,benda-

benda yang akan dirangkai tidak ditujukan untuk kebutuhan

tertentumelainkan untuk latihan memperoleh kepuasan rasa dan memahami
keindahan.
2.2.3.2

Kreasi dan komposisi

Meronce sengaja hanya digunakan untuk bermain imajinasi saja,sehingga
tujuan permainan ini untuk melatih imajinasi atau bayangan anak tentang
konstruksi bangun.

14

2.2.3.3

Keindahan

Aspek keindahan dari meronce terletak pada cara menyusun benda-benda
sebagai komponen rangkaian dapat menarik perhati
2.2.3.4 Kerajinan dan ketekunan
Menuntut ketelitian yaitu usaha memberikan pelatihan menyusun,menata
dalam bentuk rangkaian yang sesuai dengan rancangan dan tidak mudah rusak
susunanya.
2.2.4 Meronce Bagi Anak Usia Dini
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010) kaitan meronce bagi anak usia dini
yaitu :
1.

Keterampilan menata dapat diterapkan untuk menata peralatan
sekolah agar mudah dikenali isi buku serta tugasnya,menata tempat
tidur agar anak menyenangi kerapian dan ketertiban,menata barang
mainanya sendiri agar tetap rajin,disipin serta mandiri

2.

Bagi kejiwaan anak yaitu akan tumbuh percaya diri, kerajinan,
ketelitian, ketepatan, kesesuaian, keindahan.

3.

Kerajinan menata dapat digunakan untuk membantu keluarga dalam
menyelesaikan tugas rumah tangga dan akhirnya mempunyai rasa
tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarga.

2.2.5 Penelitian Relevan
Sendi (2012) yang menemukan bahwa penerapan teknik meronce
dalam meningkatkan mtorik halus anak kelompok B PAUD AL Ikhlas
15

kelurahan kandang limun kota Bengkulu dapat memecahkan permasalahan
pengembangan motorik halus anak. Subjek penelitian dengan jumlah murid 16
orang yang terdiri dari 7 orang perempuan dan 9 orang laki-laki. Pengumpulan
data dengan cara tehnik statistik deskriptif pada presentase keberhasilan.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus pertama jumlah yang
bisa meronce 6 orang (37,50%) yang kurang bisa meronce 6 orang (25,00%)
sedangkan pada siklus kedua 12 orang(75%) sudah bisa meronce dengan baik
dan yang kurang 3 orang (18,75%) dan yang belum bisa sama sekali 1 orang
(6,25%). Dari hasil penelitian pembelajaran pada siklus pertama kemampuan
seluruh anak dalam meronce sebesar 70,83% dari 16 orang anak dan anak yang
belum bisa meronce sebanyak 29,17% dari 16 orang anak pada siklus kedua
kemampuan anak dalam meronce sebesar 89,58% dari 16 orang dan presentase
rata-rata anak yang belum bisa meronce 10,42 dari 16 anak.
2.2.6 Kerangka Berpikir
Meronce merupakan kegiatan sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar
anak – anak. Salah satu manfaat meronce adalah untuk koordinasi antara mata
dan tangan yang merupakan dari bagian motorik halus.
Berdasarkan urian diatas , maka kerangka berpikir dari penelitian ini adalah
seperti pada bagan dibawah ini :

16

Meronce

Keterampilan Motorik Halus

Koordinasi Mata dan Tangan

Kegiatan Meronce

Mengosongkan dan Mengisi, Merangkai
terus-menerus, Merangkai Berdasarkan
Warna, Merangkai Berdasarkan Bentuk, Pola

2.2.7 Hipotesis
Ada peningkatan yang signifikan upaya meningkatakan motorik halus anak melalui
kegiatan meronce Di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen Tahun Ajaran
2014/2015.

17