Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Meronce di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen Tahun Ajaran 2014/2015 T1 272010015 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

l.1 Latar Belakang
Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada
anak karena pada masa itu kemampuan otak anak untuk menyerap informasi
sangat tinggi. Usia tersebut merupakan waktu yang ideal bagi anak untuk
mengembangkan berbagai macam keterampilan, membentuk kebiasaan-kebiasaan
yang akan berpengaruh pada masa kehidupan selanjutnya, dan memperoleh
konsep-konsep dasar untuk memahami diri dan lingkungan sekitar.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan yang optimal apabila
mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap tahap-tahap perkembangan, anak
membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan
motoriknya. Dalam kemampuan motorik anak berbeda-beda seperti dalam hal
kemampuan motorik halus anak. Perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan
anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua) dan sekolah
mempunyai pengaruh yang besar dalam kecerdasan motorik anak. Lingkungan
dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada
masa-masa pertama kehidupannya.

Dalam aspek motorik terbagi menjadi 2, yaitu motorik halus dan motorik

kasar. Hurlock (1978) menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan
sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak

1

sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan
halus. Motorik halus yang berhubungan dengan otot tangan dan saraf tangan. Ada
pula hal-hal yang merangsang perkembangan motorik halus pada anak, misalnya
meremas kertas, menyobek, menekan, melipat kertas. Dan sedangkan motorik
kasar yang berhubungan dengan otot kaki dan saraf kaki ataupun keseluruhan
fisik

anak

misalnya,

berjinjit,

berjalan,


menendang,

berlari,

berayun,

bergelantungan, berdiri, menarik, mendorong, merangkak, merayap, memanjat,
melompat.
Motorik halus merujuk pada perkembangan gerakan otot-otot kecil pada
tangannya untuk saling berkoordinasi guna memungkinkan terjadinya fungsifungsi seperti memegang benda-benda kecil, menulis, atau memegang sendok
untuk makan. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam aktivitas mereka di
sekolah nanti, dan dalam life skills secara umum. Bila motorik halusnya lemah,
anak akan kesulitan makan sendiri. Jadi motorik halus sangat dibutuhkan untuk
menulis.
Dalam penelitian ini peneliti menemukan satu permasalahan tentang
motorik halus anak di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen yaitu dalam hal
memegang pensil belum benar atau kurang terampil memegang pensil sehingga
dampaknya bagi anak dalam hasil karya seperti menulis,mewarnai,menggambar
tidak rapi,hal tersebut disebabkan oleh kemampuan motorik halus mereka masih
rendah.


2

Terdapat dua dimensi dalam perkembangan atau kemampuan motorik
halus anak yang di uraikan oleh Gesell (1971),yaitu: Kemampuan memegang dan
memanifulasi benda-benda dan Kemampuan dalam koordinasi mata dan tangan.
Meronce salah satu kegiatan

yang sering digunakan anak dalam

pembelajran di kelas, selain menyenangkan meronce juga berguna untuk
mengembangkan ketrampilan motorik halus anak. Kegiatan meronce termasuk
kegiatan yang menarik bagi anak, karena kegiatan tersebut berkaitan dengan
menyusun atau memasukkan roncean sesuka anak. Menurut Hajar Pamadhi dan
Evan Sukardi (2010), meronce adalah penyusunan berbagai bahan pada sehelai
benang. Bahan yang digunakan untuk meronce terdiri dari berbagai bentuk kertas,
manik -manik,merjan,sedotan dll.
Kegiatan meronce tersebut dapat melatih anak dalam mengembangkan
motorik halus, konsentrasi dan mengembangkan kreativitas.
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sendi (2012) yang

menemukan bahwa penerapan teknik meronce dalam meningkatkan mtorik halus
anak kelompok B PAUD AL Ikhlas kelurahan kandang limun kota Bengkulu
dapat memecahkan permasalahan pengembangan motorik halus anak. Subjek
penelitian dengan jumlah murid 16 orang yang terdiri dari 7 orang perempuan dan
9 orang laki-laki. Pengumpulan data dengan cara tehnik statistik deskriptif pada
presentase keberhasilan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pembelajaran
siklus pertama jumlah yang bisa meronce 6 orang (37,50%) yang kurang bisa
meronce 6 orang (25,00%) sedangkan pada siklus kedua 12 orang(75%) sudah
bisa meronce dengan baik dan yang kurang 3 orang (18,75%) dan yang belum

3

bisa sama sekali 1 orang (6,25%). Dari hasil penelitian pembelajaran pada siklus
pertama kemampuan seluruh anak dalam meronce sebesar 70,83% dari 16 orang
anak dan anak yang belum bisa meronce sebanyak 29,17% dari 16 orang anak
pada siklus kedua kemampuan anak dalam meronce sebesar 89,58% dari 16 orang
dan presentase rata-rata anak yang belum bisa meronce 10,42 dari 16 anak.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengkaji dan
melakukan penelitian dengan judul upaya meningkatkan keterampilan motorik
halus anak melalui kegiatan meronce di Kelompok Bermain Virgo Maria 2

Bawen.

l.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitin ini adalah: Apakah meronce dapat
meningkatkan keterampilan motorik halus pada siswa siswi Di Kelompok
Bermain Virgo Maria 2 Bawen?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan: Untuk mengetahui taraf signifikan dalam
meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan meronce.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
l.4.1 Manfaat teoritis

4

Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan baru dan menambah
pengetahuan yang sudah ada bagi pembaca, sehingga dapat memicu munculnya
penelitian selanjutnya yang dapat memperluas pengetahuan tentang motorik

halus melalui kegiatan meronce.
l.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah serta guru
pembimbing dalam rangka meningkatkan motorik halus melalui meronce.

1.5 Sistematika Penelitian
BAB I, Pendahuluan : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penelitian.
BAB II, Landasan Teori : Landasan Teori Motorik Halus, Meronce.
BAB III, Metode Penelitian : Metode Penelitian, Jenis Penelitian, Populasi
dan Sampel, Variabel Penelitian, Metode Eksperimen, Teknik Pengumpulan
Data,Validitas dan Reliabilitas serta Teknik Analisis Data.
BAB IV, Hasil penelitian dan pembahasan : Analisa Penelitian dan
Pembahasan Berisikan: Subjek Penelitian, Pelaksanaan Eksperimen, Analisis Data
dan Pembahasan.
BAB V, Penutup : Penutup berisikan Kesimpulan dan Saran Penelitian.

5