Efek Antibakteri Buah Mahkota Dewa (Phaleria papuana) Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro.

ABSTRAK

EFEK ANTIBAKTERI BUAH MAHKOTA DEW A (Phaleria papuana)
TERHADAP BEBERAPA BAKTERI SECARA IN VITRO
Dina Yuliantie, 2004. Pembimbing I : Philips Onggowidjaya, S.Si., M.Si.
Pembimbing II : Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes.
Mahkota Dewa (Phaleria papuana) adalah tanaman obat yang telah banyak
digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, tetapi
data ilmiah tentang efektivitasnya sebagai antibakteri masih kurang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri buah Mahkota Dewa terhadap
Bacillus subtilis, Eschericia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella typhii.
Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental laboratorik dengan
menggunakan metode MIC (Minimal Inhibitory Concentration) dan MBC
(Minimal Bactericidal Concentration).
Mahkota Dewa kering (tersedia di
pasaran) dibuat infusa, dalam beberapa konsentrasi. Kuman dalam medium
cair dipaparkan terhadap infusa Mahkota Dewa dalam berbagai konsentrasi dan
diinkubasi pada suhu 37°C selama semalam. Untuk metode MIC, hasil yang
diukur adalah selisih transmitan sebelum dan sesudah diinkubasi. Untuk metode
MBC, hasil yang dinilai adalah ada tidaknya pertumbuhan koloni bakteri pada
agar medium yang ditanami kuman yang telah terpapar dengan infusa Mahkota

Dewa. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kadar minimal Mahkota Dewa
untuk menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis adalah 10%. Kadar bunuh
minimal untuk Salmonella typhii dan Eschericia coli, berturut-turut adalah 7,5%
dan 80%. Staphylococcus aureus tidak peka terhadap infusa Mahkota Dewa
sampai konsentrasi 100%. Untuk penelitian berikutnya dapat dipergunakan
buah segar, daun, biji, dan bagian-bagian lain buah Mahkota Dewa.
Kata kunci: Mahkota Dewa, efek antibakteri.

IV

ABSTRACT
ANTIBACTERIAL
EFFECT OF MAHKOTA DEWA (Phaleria Papuana)
INFUSION TO SOME BACTERIES IN VITRO

Dina Yuliantie, 2004. 1st Tutor: Philips Onggowidjaja, S.Si., M.Si.,
2nd Tutor: Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes.

Mahkota Dewa fruit (phaleria papuana) is herbal medicine which is frequently
used as traditional medicine to cure many diseases, but the information about its

antibacterial effect is still not complete. This research was peiformed to know the
antibacterial effect of Mahkota Dewa fruit againts Bacillus subtilis, Eschericia
coli, Staphylococcus
aureus, and Salmonella
typhii. This experiment
was
experimental
lab oratoric, using MIC (Minimal Inhibitory Concentration)
and
MBC (Minimal Bacterisidal Concentration) methods. Some dried Mahkota Dewa
(available in the market) was made infusion in some concentrations.
Bacteria in
liquid medium were exposed to Mahkota Dewa infusion in some concentrations,
then incubated at 37"C for a night. The result of MIC method was the difference
between transmitan values before and qfter incubation. In MBC method, results
were interpreted by the presence of colonies on medium agar. The result showed
Mahkota Dewa infusion inhibited Bacillus subtilis growth in 10% concentration.
Minimal
bactericidal
concentration

for Salmonella
typhii was 7,5% and
Eschericia coli was 80%.
While Staphylococcus
aureus was not sensitive to
Mahkota Dewa fruit infusion until 100% concentration.
Fresh fruit, leave, and
seed can be testedfor their antibacterial property infuture research.
Keywords:

Mahkota Dewa, antibacterial

effect.

v

DAFT AR ISI

ABSTRAK...


iv

ABSTRAC'T...

v

Kata Pengantar

vi

Daftar Isi

viii

Daftar Tabel

xi

...


Daftar Gatnbar

xii

Daftar Bagan

xiii

Daftar Lampiran

xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

...1

1.2 Identi fikasi Masalah

I


1.3 Maksud dan Tujuan

1

1.4 Manfaat Penelitian

2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis.

2

1.6 Metode Penelitian.

2

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

2


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mahkota Dewa

3

2.1.1

Nama Lain

3

2.1.2

Sejarah

3

2.1.3


Taksonomi

4

2.1.4

Habitat

4

2.1.5

Morfologi

4

2.1.6

Kandungan Kimia .


8

2.1.6.1

Flavonoid

2.1.6.2

Senyawa Fenol

9

10
Vlll

2.1.7

2.1.6.3

Saponin


10

2.1.6.4

Resin

12

2.1.6.5

Terpenoid

12

Pemanfaatan Mahkota Dewa sebagai Obat

13

2.1.7.1


Kandungan Racun Mahkota Dewa

13

2.1.7.2

Pengobatan dengan Mahkota Dewa

14

2.2 Mikroba yang Digunakan
2.2.1

2.2.2

2.2.3

2.2.4

14

Staphylococcus aureus

14

2.2.1.1

Struktur dan Morfologi

15

2.2.1.2

Pertumbuhan dan Metabolisme

15

2.2.1.3

Daya Tahan Kuman

15

2.2.1.4

Struktur Antigen

16

2.2.1.5

Metabolit Kuman

16

2.2.1.6

Patologi

17

Bacillus subtilis

17

2.2.2.1

Struktur dan Morfologi

17

2.2.2.2

Metabolisme dan Pertumbuhan

18

Salmonella typhii

18

2.2.3.1

Morfologi

19

2.2.3.2

Metabolisme dan Pertumbuhan

19

2.2.3.3

Daya Tahan Kuman

20

2.2.3.4

Struktur Antigen

20

2.2.3.5

Faktor-faktor Patogenitas

20

2.2.3.6

Patologi..

21

Eschericia coli

21

2.2.4.1

Struktur dan Metabolisme

21

2.2.4.2

Faktor-faktor Patogenitas

22

2.2.4.3

Patologi

23

2.3 Tes Resistensi Antimikroba In Vitro

23

2.3.1

Tes Difusi Cakram (Disk Diffusion Test)

25

2.3.2

Tes Pengenceran Kaldu (Broth Dilution Test)

25

IX

2.3.3

Tes Pengenceran Agar (Agar Dilution Test)

2.4 Antimikroba

25
27

BAB III BAHAN, ALA T, DAN CARA KERJA
3.1 Alat-alat

28

3.1.1

Alat-alat pada Studi Pendahuluan

28

3.1.2

Alat-alat pada Penelitian

29

3.2 Bahan-bahan

3.3

30

3.2.1

Bahan-bahan pada Studi Pendahuluan

30

3.2.2

Bahan-bahan pada Penelitian

32

Cara Kerja .
3.3.1

...32

Persiapan Kerja

33

3.3 .1.1 Persiapan Alat -alat

33

3.3 .1.2 Persiapan Bahan-bahan

34

3.3.2

Studi Pendahuluan

35

3.3.3

Penelitian

38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

4.2

Hasil

39

4.1.1

Hasil Studi Pendahuluan

39

4.1.2

Hasil Penelitian

42

Pembahasan

46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan

48

5.2

Saran

48

Daftar Pustaka

50

Lampiran

.. 52
66

Riwayat Hidup

x

DAFTAR

TABEL

Tabel 4.1 PertumbuhanKuman secara Makroskopik

40

Tabel4.2 PertumbuhanKoloni Bakteri pada Berbagai Konsentrasi Infusa
Mahkota Dewa

41

Tabel4.3 Nilai Transmisi Cahaya yang Diteruskan LarutanBacillus subtilis
dalam Berbagai Konsentrasi Infusa Mahkota Dewa

.42

Tabel4.4 PertumbuhanKoloni Salmonella typhii pada Berbagai Konsentrasi
Infusa Mahkota Dewa .

43

Tabel4.5 PertumbuhanKoloni Eschericia coli pada Berbagai Konsentrasi Infusa
Mahkota Dewa

44

Tabel4.6 PertumbuhanKoloni Staphylococcus aureus pada Berbagai
Konsentrasi Infusa Mahkota Dewa

Xl

45

DAFTAR

GAMBAR

Gambar 2.1

Daun Mahkota Dewa

5

Gambar 2.2

Bunga Mahkota Dewa

Gambar 2.3

Buah Mahkota Dewa

6

Gambar 2.4

Biji Mahkota Dewa

7

Gambar 2.5

Batang Mahkota Dewa

8

Gambar 2.6

StrukturUmum Flavonoid

9

Gambar 2.7

Saponin secara Mikroskopik

11

Gambar 2.8

Staphylococcus aureus

15

Gambar 2.9

Bacillus subtilis pada Pewarnaan Gram

18

Gambar 2.10

Salmonellatyphii

Gambar 2.11

Eschericia coli

21

Gambar 2.12

StandarMcFarland..

24

Gambar 2.13

Tes Kirby-Bauer

...

...

...

xu

6

19

25

DAFTAR

BAGAN

Bagan 3.1 Langkah KeIja Umum

33

Xlll

DAFT AR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Tabel-tabel Hasil Pengukuran Panjang Gelombang Bakteri

52

LAMPIRAN 2 Foto-foto Hasil Penelitian

60

LAMPIRAN 3 Hasil Tes Resistensi Bakteri-bakteriyang Dipakai

64

XIV

52
LAMPIRAN

I

Tabel-tabel Hasil Pengukuran Panjang Gelombang Bakteri

Tabel L.l Hasil Pengukuran Panjang Gelombang Bacillus subtilis
A. (nm)

T(%)

400
410
420
430
440
450
460
470
480
490
500
510
520
530
540
550
560
570
580
590
600
610
620
630
640

82
72
71
65
59
51
44
37
28
21
16
10
9
9
12
18
26
35
42
53
65
71
84
88
90

}

A~ ~525nm

Data pada Tabel L.l dibuat dalam grafik dengan hasil sebagai berikut
(Grafik L.l):

53

Grafik L.l

Grafik Pengulruran Panjang Gelombang Bacillus subtilis.

100

90

80

70

60

~'-'
50

-I
r=
40

30

20

10

o

~~~~~$#~~~#~~~~$~~~~#~~~
Paojang Gelombang

Cahaya (om)
-----

54

Tabel L.2 Hasil Pengukuran Panjang Gelombang Salmonella typhii

A (nm)

T(%)

400
410
420
430
440
450
460
470
480
490
500
510
520
530
~540

85
81
76
70
65
60
54
48
42
37
32
28
26
23
30
35
40
49
53
63
74
82
87
90
93

550
560
570
580
590
600
610
620
630
640

A = 530 nm

Data dalam Tabel L.2 dibuat dalam grafik dengan hasil sebagai berikut
(Grafik L.2) :

55

Grafik L.2

Grafik Pengulruran Panjang Gelombang Salmonella typhii.

100

90

80

70

60

~-

=

~.1::
6 50
..,

=
~...

Eo-<

40

30

20

10

o
Panjang Gelombang Cahaya(nm)
j

I
I
!
II
I

56

Tabel L.3 Hasil Pengukuran Panjang Gelombang Eschericia coli

A. (om)

T (% T)

400
410
420
430
440
450
460
470
480
490
500
510
520
530
540
550
560
570
580
590
600
610
620
630
640
650

85
81
76
73
67
63
59
56
53
51
48
46
46
48
49
53
57
63
66
75
81
82
87
91
94
96

}

Ax=515nm

Data dalam Tabel L.3 dibuat dalam grafik dengan hasil sebagai berikut
(Grafik L.3) :

57

Grafik L.3

Grafik Pengukuran Panjang Gelombang Eschericia

100

90

80

70

~ 60
..==
.5
'"
=
f

50

Eo-

40

30

20

10

o

~~~~~~~~~~#~#####~#~#~#~~
Paujaug Gelornbaug Cahaya (urn)
~--

coli.

58
Tabel LA Grafik Hasil Pengukuran
aureus

A. (om)

T (% T)

400
410
420
430
440
450
460
470
480
490
500
510
520
530
540
550
560
570
580
590
600
610
620
630
640
650

89
85
82
78
73
69
65
61
56
52
47
45
43
43
46
50
55
59
64
72
80
86
90
93
95
96

Panjang Gelombang Staphylococcus

Data dalam Tabel LA dibuat dalam grafik dengan hasil sebagai berikut
(Grafik LA) :

59

Grafik

TL4 Grafik

Penp'nknran

P:mi:mp' Gplomh:mu

.\:.fnnh"lnrnfY'11