PROSES PRODUKSI DALAM PROGRAM “JIKA AKU MENJADI” DI PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA (TRANS TV)

(1)

commit to user

i

PROSES PRODUKSI DALAM PROGRAM

“JIKA AKU MENJADI”

DI PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

(TRANS TV)

Oleh :

NAMA : RINTA RIYANDHANI NIM : D1408003

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv

“Allah tidak pernah mengabaikan umatnya yang mempunyai niat dan

usaha untuk mencapai sesuatu. Maka teruslah berusaha.” (Penulis)

“Jalani hidup dengan ikhlas, sabar, dan semangat.” (Penulis)

“Tanamkan cita-citamu 5 (lima) cm didepan keningmu, supaya kamu bisa selalu melihat apa yang harus kamu raih.” (Donny Dhirgantoro)


(5)

commit to user

v Tugas Ahkir ini penulis persembahkan kepada :

1. Allah SWT dan Nabi Besar Muhammad SAW yang senantiasa menyertai penulis hingga sekarang.

2. Orang tua tercinta, Papah Supriyono dan Mamah Jenny Dharma. Papah yang dalam keadaan kurang sehat, namun tetap memberi saya semangat. Mamah yang tidak bosan-bosannya memberi wejangan demi kebaikan saya. This is for you mom and dad.

3. Kakakku tersayang, Hermatin + Dani Nurgaswara, Herlina + Dwi Supriyanto yang telah memberi dukungan dan semangat.

4. Ponakan-ponakan tersayang, yang selalu berisik. Shira Kane Avicena, Cleanta Jane Karin, Bimma Putra Tungga Winasis.

5. Keluarga kedua ku di Modern Kost Solo, Ami, Qonita, Lidya, Sinta, Tiara, Ona, Annu, Cime, Dita, Mba Lina terimakasih sudah menjadi keluarga baru saya di daerah rantau.

6. Sahabat-sahabatku, DEXIL (Alm. Anan, Said, Iprit, Mbe, Nyem), Odah, STMJ (Tengu, Luwak, Cacing) terimakasih untuk semangatnya.

7. Teman-teman seperjuangan D3 Broadcasting 2008 semoga kisah indah yang pernah kita goreskan, menjadi harta paling berharaga dalam hidup kita.

8. Mas terbaik, Danar Kridharta yang telah memberi warna dalam hidupku, terimakasih untuk supportnya.


(6)

commit to user

vi

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat dan karuniaNya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan laporan Kuliah Kerja Media (KKM) dengan judul. “PROSES PRODUKSI DALAM PROGRAM “JIKA AKU MENJADI” DI PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA (TRANS TV)” yang digunakan sebagai tugas akhir.

Laporan ini dibuat berdasarkan pelaksanaan magang yang telah dilakukan pada tanggal 10 Februari sampai 10 April 2011 di TRANS TV Jakarta. Penulis merasa sangat beruntung mendapatkan kesempatan yang sangat berharga ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran proses pelaksanaan kegiatan ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih secara khusus kepada :

1. Prof. Drs. H. Pawito, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Drs. Aryanto Budhi S, M. Si. selaku dosen pembimbing Tugas Ahkir. 3. Sri Hastjarjo, S. Sos, Ph. D. selaku dosen penguji yang telah memberikan

kemudahan dalam melaksanakan KKM ini.

4. Papah dan Mamah, kakakku tersayang serta ponakanku tercinta yang tidak pernah lelah memberi dukungan dan doa.

5. Mas Anton selaku HRD TRANS TV, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan Kuliah Kerja Media di TRANS TV. 6. Mas Jangkung dan Mas Osa selaku Produser program JIKA AKU


(7)

commit to user

vii

selaku Assistant Produksi program JIKA AKU MENJADI.

8. Mba Nunuy, Mba Meydi, Mba Kiki selaku Production Assistant program JIKA AKU MENJADI.

9. Seluruh crew JIKA AKU MENJADI atas kepercayaannya dan telah menerima saya dengan penuh kekeluargaan.

10.Staff News Magazine dan News Bulletin, Security (Pak Kuat dan Pak Andreas), OB yang telah memberi banyak semangat, cerita seru, pengalaman dan kebaikan kepada penulis dalam memperoleh informasi mengenai TRANS TV.

11.Teman-teman Broadcast 2008 terima kasih atas kebersamaan kalian selama 3 tahun menempuh studi Broadcasting, ini adalah kisah yang indah. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam pembuatan Tugas Ahkir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Ahkir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati. Semoga Tugas Ahkir ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Penulis


(8)

commit to user

viii

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO... ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan……….. ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Definisi Komunikasi ... 6

B. Pengertian News dan News Magazine ... 7

C. Pengertian Proses Produksi... ... 9

D. Tahapan Proses Produksi Acara News Magazine ... 15

BAB III. DESKRIPSI INSTANSI ... 19

A. Sejarah Singkat TRANS TV ... 19

B. Visi dan Misi TRANS TV... 21

C. Logo TRANS TV ... 22

D. Manajemen TRANS TV. ... 22

E. Target Audience... ... 23

F. Program Content ... 24

G. Distributor Program ... 24


(9)

commit to user

ix

J. Sumber Daya Manusia ... 26

K. Fasilitas ... 27

L. Penghargaan ... 29

BAB IV. LAPORAN KEGIATAN ... 30

A. Kegiatan Magang ... 30

B. Focus Of Interest... 38

BAB V. PENUTUP ... 42

A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46


(10)

commit to user

x 1. SURAT TUGAS

2. SURAT KETERANGAN DITERIMA PRAKTEK KERJA LAPANGAN 3. PENILAIAN KULIAH KERJA MEDIA INSTANSI MITRA

4. LAPORAN PERIODIK

5. TABEL DATA TEKNIS & FREKUENSI STASIUN TRANSMISI TRANS TV

6. PENGHARGAAN YANG DIPEROLEH TRANS TV 7. NASKAH DUBBING

8. SURAT TUGAS MELAKUKAN LIPUTAN

9. FORM ANTAR JEMPUT BANDARA

10.RUNNING TEXT

11.FORM CASTING TALENT


(11)

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu, dan perkembangan media yang semakin pesat memaksakan media industri hiburan khususnya media televisi berlomba-lomba untuk menyajikan program-program acara menarik yang dibutuhkan, serta di sukai oleh masyarakat.

Dengan adanya media televisi dimana mampu memenuhi kebutuhan akan informasi, pengetahuan ataupun hiburan, sangat berdampak bagi khalayak umum. Hal tersebut mampu membuat orang secara langsung mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam waktu singkat, disinilah peran televisi yang sedemikian penting dan dibutuhkan oleh khalayak luas. Di dalam perkembangannya, televisi sendiri juga tidak lepas dari peranan individu-individu yang berpotensi, memiliki soft skill maupun hard skill, terampil dan berbakat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi, pengetahuan dan hiburan.

Media Televisi pada hakekatnya merupakan sistem komunikasi yang menggunakan satu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara tepat, berurutan, dan diiringi unsur audio.


(12)

commit to user

Televisi tumbuh dan berkembang menjadi salah satu bentuk media massa audio visual dengan ciri dan sifatnya yang berbeda dengan media yang telah ada sebelumnya, yaitu media massa cetak dan media massa elektronika. Ini disebabkan Televisi didukung oleh audio dan video. Karena sifatnya yang hanya dapat dilihat sepintas, ini juga sangat mempengaruhi cara-cara penyampaian pesan yaitu selain harus menarik perhatian juga harus mudah dimengerti oleh pemirsanya.

Untuk menunjang setiap produksi acara yang diproduksi, televisi membutuhkan orang-orang yang ahli pada bidangnya, berkualitas dan kreatif, serta dukungan peralatan yang memadai. Hal ini bertujuan mewujudkan ide, topik atau gagasan menjadi sebuah informasi maupun hiburan audio visual yang diterima oleh pemirsa sebagai hal yang sinkron, menarik dan komunikatif.

PT. Televisi Tranformasi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan

sebutan TRANS TV, adalah salah satu stasiun televisi swasta yang sudah tidak asing lagi dimata masyarakat. Kehadiran stasiun televisi dengan format entertainment atau hiburan ini mampu bersaing dengan stasiun televisi lainnya. Oleh karena kesempatan yang diberikan TRANS TV untuk melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) kepada penulis, maka penulis berkeinginan untuk berbagi ilmu dan pengalaman mengenai seluruh aktifitas yang telah dilaksanakan selama KKM.


(13)

commit to user

Jika Aku Menjadi adalah program majalah berita yang menyuguhkan

informasi langsung seputar kehidupan kalangan kelas bawah seperti pemulung, nelayan, penangkap kalong, buruh pemetik jamur, program ini juga mengandalkan fakta dan ada sebagian yang melalui proses re-enacment . Jika Aku Menjadi juga termasuk dalam program reality show namun di Trans Tv Jika Aku Menjadi di genrekan sebagai program news magazine. Di Indonesia acara ini dikenal sebagai program majalah berita yang mirip dengan program feature. Tayangan ini menampilkan si pembawa acara atau talent berakifitas mengikuti kegiatan bersama nara sumber yang serba berkekurangan. Program Jika Aku Menjadi ini termasuk program berjenis human interest menurut Asep Syamsul M. Romli (2005, h. 24), human interest (langsung tersentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan, kebencian, atau simpati dan sebagainya). Program ini diproduksi khusus untuk mengaduk-aduk perasaan, suasana hati, dan menguras air mata masyarakat.

Di setiap episode program Jika Aku Menjadi, kita disuguhkan sebuah gambaran susahnya kehidupan. Dimana bisa kita saksikan seorang host atau talent yang tinggal bersama nara sumber harus mengikuti segala kegiatan yang dilakukan oleh nara sumber tersebut. Talent yang hidupnya selalu berkecukupan, akhirnya mengetahui kehidupan nara sumber yang seringnya untuk mendapatkan upah atau bayaran demi sesuap nasi saja harus bekerja di pagi buta sampai sore hari, sedangkan hasil yang didapat tidaklah seberapa.


(14)

commit to user

Acara yang tayang setiap hari Senin-Jumat pada pukul 18.15-19.00 dan hari Sabtu-Minggu pada pukul 17.30-18.15. Walaupun program Jika Aku Menjadi dalam produksinya dikerjakan dalam waktu singkat yakni 4 hari 5 malam, namun tayangan ini bisa dikatakan memuaskan, karena pada penayangannya yang menginjak tahun kelima, program ini terbukti masih mendapat tempat di hati pemirsanya dan rating yang baik pula.

Dan kenyataan seperti ini yang dapat mengajarkan dan member inspirasi bagi para pemirsa. Hal tersebutlah yang penulis temui saat melakukan KKM di TRANS TV, atas dasar itulah penulis mengambil judul

Proses Produksi Dalam Program Jika Aku Menjadi di PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA (TRANS TV)” yang notabene program acara tersebut termasuk dalam program Divisi News Magazine TRANS TV. Sekaligus penulis mencari tahu bagaimana jalannya proses produksi acara tersebut selama melakukan KKM yang dilaksanakan pada 10 Februari – 10 April 2011 di TRANS TV.

B. Tujuan Kuliah Kerja Media

Tujuan penulisan laporan ini adalah salah satu syarat untuk menempuh

pendidikan Ahli Madya (D3) di Universitas Sebelas Maret Surakarta, serta untuk mengetahui bagaimana proses produksi dan penyiaran berita televisi pada program. Dan juga tujuan penelitian ini adalah untuk memperkaya


(15)

commit to user

wawasan penulis terhadap dunia kerja yang dirasakan kurang lebih dua (2) bulan di PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV).

Adapun beberapa tujuan penulis dalam melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di TRANS TV TV adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari, mengikuti dan mengenal lebih dekat proses kerja nyata dan profesional di bidang penyiaran televisi khususnya di TRANS TV.

2. Menambah wawasan ilmu penyiaran yang belum diperoleh di masa perkuliahan.

3. Untuk mengetahui secara langsung bagaimana proses produksi acara “Jika Aku Menjadi” di TRANS TV.

4. Melatih diri dalam bersosialisasi dengan rekan kerja. 5. Memperoleh pengalaman dalam menghadapi dunia kerja.


(16)

commit to user 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang bergantung satu sama lain, serta saling berkaitan dengan orang lain dilingkungannya. Satu satunya alat untuk dapat

berhubungan adalah “komunikasi”.

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, “Communicare atau Communis” yang berarti sama ataau menjadikan milik bersama. Jikalau kita berkomunikasi dengan orang lain berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut itu menjadi miliknya.

Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan ataupun meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok, dari hal tersebut

komunikasi terdiri dari beberapa jenis, “Komunikasi Verbal” dan “ Komunikasi

Nonverbal”. Komunikasi Verbal adalah komunikasi dimana dalam penyampaian

pesannya menggunakan kata kata atau vocabulary (perbendaharaan kata) sedangkan Komunikasi Nonverbal adalah komunikasi yang dalam penyampaian pesannya tidak


(17)

commit to user

menggunakan kata-kata, dalam hal ini lebih ditekankan pada penggunaan ekspresi wajah, kontak mata, dan sentuhan. Namun pada hakekatnya kedua jenis komunikasi tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni penyampain pesan kepada orang lain agar orang tersebut mengerti serta memberi respon terhadap pesan yang disampaikan tersebut.

B. Pengertian News dan News Magazine

1. Pengertian Berita atau News

Berita itu lebih mudah untuk kita ketahui daripada di definisikan. Namun, definisi dari berita diperlukan disini untuk keperluan pekerjaan mencari, menghimpun, dan membuat berita. Sebelum itu lebih dulu pakar yang memberikan batasan tentang berita. Sehingga banyak sekali definisi berita yang telah dibuat oleh para ahli, diantaranya adalah :

a) Menurut Earl English and Clarence Hach

“Asal ada fakta, interest, dan khalayak sudah cukup ada berita.” ( Wahyudi, 1992 :27)

b) Menurut Mitchel V. Charnley

News is the timely report of facts or opinion of either interst or importance or both to a considerable of people.” ( Wahyudi, 1992 : 126)

c) Menurut Paul de Maesseneer

Berita adalah potongan-potongan informasi penting dari suatu kejadian yang menimbulkan efek bagi pemirsa dan membuat mereka tertarik. ( Wahyudi, 1992 :128)


(18)

commit to user

Dari deskripsi news menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa berita adalah informasi/fakta bersifat penting, mendesak, menyangkut suatu kejadian yang melibatkan orang-orang atau suatu peristiwa penting dan menimbulkan audien tertarik untuk mengikutinya. Berita adalah sumber informasi utama bagi masyarakat.

2. Pengertian News Magazine

Berita berkala (News Magazine) yaitu berita yang penyampaiannya tidak terikat waktu atau timeless dan penyajiannya kepada khalayak tidak perlu secepat mungkin. Contoh news magazine antara lain :

a) News Topical Reporting adalah uraian berita dalam lingkup satu tema dan merupakan pendalaman dari tema tersebut dengan menambah segi-segi perkembangan berita (trend news).

b) News Reel adalah gabungan uraian berita yang secara tematis mempunyai kepekaan jurnalistik dalam ruang lingkup yang sejenis atau homogen, tidak terikat pada kehangatan beritanya.

c) News Compilatery adalah gabungan uraian berita yang secara tematis mempunyai jurnalistik dan tidak perlu sejenis (materinya dapat terdiri dari berbagai jenis, misalnya sosial, politik, kebudayaan, dan hankam).

d) News Spot Interview adalah wawancara dengan orang-orang penting atau terkenal atau yang berprestasi untuk disiarkan pada acara berita, meskipun menyiarkannya tidak terikat oleh waktu.


(19)

commit to user

e) News Analysis adalah uraian berita yang disusun atas dasar factual dan balance analysis tanpa dibumbui pendapat sendiri baik langsung maupun tidak langsung oleh analysis beritanya.

f) Human Interest adalah penyajian secara ringan tentang manusia atau hewan yang dapat merangsang daya emosional seseorang yang sifatnya alamiah terhadap suatu peristiwa atau sebuah gagasan dalam hubungannya dengan kegiatan sehari-hari. ( Wahyudi, 1986 : 36)

News Magazine dapat berupa sebuah kisah mengenai kehidupan, profil seseorang yang dikenal masyarakat atau event yang sedang terjadi dalam masyarakat. Berita yang disajikan bersifat ringan dan mempunyai sfat menarik bagi audiennya. Serta tidak menuntut untuk segera ditayangkan.

C. Pengertian Proses Produksi

Karier di bidang broadcasting pada umumnya hanya melingkupi tiga aspek pekerjaan yaitu bidang manajemen/administrasi, teknik, dan siaran. Ketiga aspek tersebut tidak berdiri sendiri tetapi merupakan satu kesatuan utuh dan bulat untuk secara bersama mencapai tujuan penyiaran. Berkait dengan hal ini, maka untuk mencapai tujuan penyiaran tersebut membutuhkan tenaga-tenaga ahli yang mampu mengelola manajemen dan administrasi, penyelenggaraan siaran dan mengelola bidang teknih studio transmisi.


(20)

commit to user

Proses penyelenggaraan siaran televisi merupakan proses yang panjang dan rumit, tetapi sebaiknya harus berjalan diatas pola pikir dan tindakan praktis, dinamis, cepat, serta berkualitas. Penyelenggara siaran merupakan kerja kolektif. Pengelola siaran, teknik, dan administrasi harus mampu bekerja secara efektif dan efisien untuk menghasilkan output siaran yang berkualitas. Siaran yang disajikan kepada khalayak tidak boleh monoton dan statis, karena akan menimbulkan kebosanan. Akibatnya pemirsa akan meninggalkan siaran yang disajikan dan pindah ke saluran/stasiun lain.

Menurut Morissan, M.A. suatu program acara hiburan dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan banyak peralatan, dana, tenaga, dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu sendiri terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

1. Pra Produksi

Tahap pra produksi atau perencanaan adalah semua kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreatifitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan diatas kertas yang nantinya akan di produksi dilapangan. Apa yang dibuat di atas kertas itulah yang akan dibuatkan audio visualnya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.


(21)

commit to user

Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio. Proses ini disebut juga dengan taping. Dan perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali.

3. Pasca Produksi

Tahap pasca produksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan gambit sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pasca produksi antara lain penyuntingan (editing), member ilustrasi, music, efek, voice over, dan lain-lain. ( Morissan, M.A. 2008).

Tiga unsur proses produksi diatas sangat diperlukan untuk membuat sebuah program menjadi lebih matang dan layak untuk disaksikan oleh pemirsa. Dan apabila dalam proses pra produksi terdapat persiapan yang kurang matang maka akan sangat berpengaruh pada keseluruhan produksi.

Sedangkan menurut Fred Wibowo merencanakan produksi program TV, akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, seperti materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksanaan produksi dan tahapan pelaksanaan produksi :

1. Materi Produksi

Materi produksi dapat berupa kejadian, pengalaman, hasil karya, dan lain-lain yang memungkinkan untuk diolah menjadi produksi yang bermutu suatu kejadian yang istimewa biasanya merupakan materi produksi yang baik untuk program

documenter atau sinetron. Kemudian dilakukan riset yang mendalam. Tema atau konsep program kemudian diuraikan dalam langkah pelaksanaan perwujudan


(22)

commit to user

gagasan menjadi program atau yang biasa disebut treatment. Dari treatment diciptakan naskah (script) atau langsung dilaksanakan produksi program.

2. Sarana Produksi

Sarana produksi yang menjadi sarana penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Didalam sarana produksi biasa dikenal tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagi alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit perekam peralatan suara, unit peralatan perekam pencahayaan. Didalam perencanaan, daftar peralatan (equipment list) sangat perlu dibuat untuk mengetahui jumlah dan macam peralatan yang dipakai, sebab jumlah dan macam peralatan yang dipakai ini akan berpengaruh pada penentuan jumlah kerabat kerja (crew) dan perencanaan anggaran produksi (prodiction budget).

3. Biaya Produksi

Financial Oriented dimana perencanaan biaya produksi didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Kalau keunganan terbatas maka kemungkinan keuangan harus dibatasi pula, misalnya : tidak menggunakan pengisi acara yang terlalu mahal, lokasi shooting yang tidak terlalu jauh, atau konsumsi yang tidak terlalu mewah.

Quality Oriented dimana perencanaan biaya produksi didasari oleh tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Produksi dengan budget semacam ini biasanya merupakan jenis “production prestige”. Produksi yang diharapkan


(23)

commit to user

mendatangan keuntungan besar, baik dari segi financial atau nama baik bagi perusaan yang dapat menghasilkan produk berkualitas. Dan untuk menghasilkan kuaitas yang paling baik ini tentunya membutuhkan crew yang berkualitas baik pula, sehingga akan membuat biaya produksi turut meningkat seturut kebutuhan yang ada.

4. Organisasi Pelaksanaan Produksi

Suatu produksi program TV melibatkan banyak orang misalnya artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat dimana shoting dilakukan, dan pejabat terkait dengan perijinan. Organisasi pelaksanaan disusun dengan rapi dengan memperhatikan kualifikasi kemampuan.

5. Tahap Pelaksanaan Produksi

Karena disebuah produksi program TV melibatkan banyak peralatan dan orang, maka hal itu berati membutuhkan biaya yang besar, organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Tahap produksi terdiri dari tiga bagian, dalam istilah pertelevisian yang lazim disebut Standart Operation Procedur (SOP). Terdiri dari :

a. Pra Produksi (ide, gagasan dan persiapan)

Ini sebuah program acara berawal dari sebuah ide tau gagasan bisa berasal dari seserang atau kelompok, yang diteruskan dengan proses tukar pikiran (brainstorming). Kemudian tahap perencanaan, dimana tahap ini meliputi penetapan


(24)

commit to user

jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi.

b. Produksi

Produksi pada prinsipnya adalah menvisulisasikan shooting script agar dapat dinikmati pemirsa, dimana sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis (engineering), seperti sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shooting yang diambil dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shot (shot list) dari setiap adegan. Sering terjadi satu kalimat dalam scenario (naskah scenario atau film cerita) dipecah menjadi empat shooting atau lebih.

c. Pasca Produksi (penyelesaian dan penayangan)

Setelah tahap produksi dilakukan, maka selanjutnya dilakukan tahap pasca Produksi sebagai tahap finishing dari Proses Produksi yang meliputi banyak hal, seperti offline editing, yaitu merangkai alur konsep tersebut menjadi sesuatu yang tersusun rapi, namun masih kasar, baru kemudian dilanjutkan ke online editing sebagai proses penghalusan hasil produksi dengan memberikan efek gambar agar lebih bernuansa bagus, lalu dilakukan pengolahan audio agar suara terdengar lebih halus dan tajam, lalu pemberian narasi apabila diperlukan, serta proses mixing dengan


(25)

commit to user

audio effect agar lebih nyata, pemberian ilustrasi music, dan pemberian tulisan (titling) bila program itu perlu informasi tulisan atau terjemahan.

Selain mempersiapkan tiga unsur yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah program acara, yakni pra produksi, produksi, dan pasca produksi, sebaiknya kita juga memperhatikan hal lain yang masih bersangkutan dengan proses produksi. Seperti materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksana produksi dan tahap pelaksanaan produksi. Kelima tambahan tersebut sangat membantu proses produksi supaya hasil yang dihasilkan maksimal dan pemirsa yang menyaksikan juga merasa puas karena hasil yang diterima sangat optimal.

D. Tahapan Proses Produksi Acara News Magazine

Program acara televisi sebelum ditayangkan akan melalui beberapa tahapan-tahapan. Dari Proses Produksi inilah akan dihasilkan sesuatu yang menarik dan layak untuk ditayangkan di televisi. Proses produksi ini bisa dijelaskan satu persatunya sebagai berikut :


(26)

commit to user PREVIEW

Bagan Proses Produksi

PRA PRODUCTION

PRODUCTION

POST PRODUCTION

*FILE NAME : CODE – EP# - JUDUL – KETERANGAN

CONTOH : BR – EP 2 – UNGARAN – CAM 1 OPENING ROUGHT CUT

*EDITING *FX # GRAPHIC *SOUND FX

*THEATRE PREVIEW /

SOUND PICTURE *BETACAM

Dalam proses produksi acara News Magazine melalui tahap yang seperti berikut : 1. PRA PRODUKSI

Dimulai dari ditetapkannya sebuah ide, kemudian melakukan sebuah riset fisik maupun riset materi. Riset fisik dilakukan dengan cara datang langsung ke lokasi untuk melihat dan menentukan setting tempat dan riset materi dengan mencari data dari media cetak dan internet, hal ini dilakukan sebagai referensi pendukung yang bertujuan untuk mengecek apakah sudah ada reality yang sama yang tayang di televisi. Setelah itu bari dapat menentukan judul, membuat budgeting yang meliputi biaya talent, penyewaan hotel, dan lain-lain. Kemudian dilanjutkan dengan

PLANNING SYUTING LOADING STATION CAPTURE EDIT MASTERING


(27)

commit to user

mempersiapkan alat, seperti kamera disiapkan sesuai dengan jumlah kru yang ada. Setelah semuanya siap barulah dilakukan pemilihan talent yang tepat.

2. SHOOTING

Dan shooting dilaksanakan sesuai dengan rundown yang sudah jadi.

3. CAPTURE

Setelah shooting selesai dilakukan selanjutnya materi shotingan yang tadinya di rekam ke mini dv di transfer ke computer dan nantinya file yang berada di computer berubah menjadi AVI.

4. EDIT

Dan kemudian dilanjutkan dengan proses editing dimana file yang sudah di capture tadi dimasukkan ke dalam program editing. Dan file yang sudah di capture di edit tanpa backsound dan voice over setelah semuanya selesai baru voice over dan backsound dimasukkan.

5. PREVIEW

Setelah proses edit selesai preview dilakukan oleh supervisi editing dan produser untuk mengetahui apakah sudah layak untuk ditayangkan di televisi.

6. MASTERING

Dan terakhir di mastering dengan menggunakan bethacam dan file move (data DVD). (Sumber : Produser Jika Aku Menjadi TRANS TV)


(28)

commit to user 18

BAB III

DESKRIPSI INSTANSI

A. Sejarah Singkat TRANS TV

TRANS TV memperoleh ijin siaran nasional pada Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus uji kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, kemudian resmi siaran pada 15 Desember 2001. Usahanya di bawah kepemilikan TRANS CORP yang dimiliki PARA GROUP.

TRANS TV mulai mengudara secara teknis selama beberapa jam per hari di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi pada 22 Oktober 2001. Kemudian pada 25 Oktober 2001 mulai menyiarkan program bertajuk Trans Tune-In serta siaran langsung upacara peresmian Bandung Supermall, sekaligus memperluas jangkauan siaran TRANS TV hingga wilayah Bandung dan sekitarnya.

Program Trans Tune-In dikemas dengan gaya radio, yaitu dua pembawa acara menyuguhkan rangkaian video klip musik serta membawakan kuis interaktif guna memikat calon penonton dan memperkenalkan TRANS TV pada masyarakat. Selain itu, divisi News juga menyajikan program Jelajah yang berisikan paket-paket feature. Kemudian pada akhir pekan para pecandu bola dapat menikmati siaran langsung kompetisi sepak bola Spanyol La Liga.

Seiring waktu berlalu, menara-menara pemancar di Yogyakarta yang mencakup kota Solo, Semarang, Surabaya, dan Medan secara berurutan mulai


(29)

commit to user

berfungsi sehingga makin memperluas jangkauan siaran TRANS TV di wilayah-wilayah utama Indonesia.

Berkat perencanaan yang baik, TRANS TV dapat memperoleh alokasi frekuensi UHF yang rendah dibandingkan stasiun-stasiun televisi lain. Kanal frekuensi yang rendah tersebut memudahkan pemirsa mencari gelombang siaran TRANS TV.

Pada 1 Desember 2001 Trans Tune-In berganti menjadi Transvaganza seiring dengan bertambahnya jam siaran TRANS TV. Dalam tahapan ini TRANS TV mulai menayangkan film-film asing serta program non drama berupa kuis berjudul Tebak Harga. Kuis ini merupakan adaptasi program kuis The Price is Right yang kondang sejak tahun 1970an dan telah ditayangkan di 22 negara.

Transvaganza ditayangkan dari 1-14 Desember 2001 dan berisikan sampel program-program TRANS TV yang kemudian dapat diikuti pemirsa setiap minggunya mulai 18 Desember 2001 hingga 28 Februari 2002.

Penambahan jam tayang secara bertahap tersebut akan memuncak pada 1 Maret 2002 saat TRANS TV mulai siaran penuh, yaitu 18 jam sehari pada hari Senin hingga Jumat dan 22 jam sehari pada hari Sabtu dan Minggu. Sehubungan dengan bertambahnya jam tayang, maka bertambah pula program acara TRANS TV, di antaranya ialah Euro, Digoda, KD, Sinema Gemilang, Diva Dangdut, Dunia Lain.


(30)

commit to user

Sampai saat ini TRANS TV tetap konsisten memproduksi secara inhouse maupun menayangkan program-program dengan citra “Trendsetter, Lifestyle, dan HBOnya Indonesia” seperti Extravaganza, Ceriwis, Termehek-mehek, ataupun Bioskop TRANS TV yang menjadikan TRANS TV memiliki ciri khas tersendiri serta membedakannya dari stasiun-stasiun televisi lainnya.

B. Visi dan Misi TRANS TV

1. Visi

Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun Asia Tenggara, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

2. Misi

Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.


(31)

commit to user C. Logo TRANS TV

Berbentuk “Berlian” yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya

merefleksikan kehidupan serta adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai symbol pantulan kehidupan dan budaya masyarakat Indonesia. Tipe huruf yang digunakan ialah serif, mencerminkan karakter abadi dan klasik, namun akrab serta mudah dikenali.

D. Manajemen TRANS TV

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Chairul Tanjung

Komisaris : Ishadi SK

Dewan Direksi

Direktur Utama : Wishnutama


(32)

commit to user

Direktur Finance & Human Capital : Warnedy Kepala Divisi Technical & Facilities Services : Azuan Syahril

Kepala Divisi Programming : Achmad Ferizqo Irwan

Kepala Divisi News : Gatot Triyanto

Kepala Divisi Finance : Hannibal K. Pertama

Kepala Divisi Coorporate Services : Latief Harnoko

E. Target Audince

Berdasarkan SES (Social Economic Status), TRANS TV membidik segmen pemirsa kelas menengah atas atau dalam istilah pemasaran dikenal sebagai kelompok ABC. Kelompok A adalah target audience yang memiliki pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 3.000.001,- ke atas per bulannya, kelompok B adalah target audience dengan pengeluaran Rp 1.500.001,- s/d Rp 2.000.000,- per

bulannya, sedangkan kelompok C memiliki pengeluaran sebesar Rp 700.001,- s/d Rp 1.500.001,- per bulan.

F. Program Content

Pada dasarnya program TRANS TV menganut konsep general entertainment sehingga pemirsanya bisa menikmati berbagai tayangan hiburan drama maupun non drama serta tayangan berita.

1. Tahun I : 60 % program asing, 40 % program lokal. (50 % dari komposisi program lokal merupakan produksi TRANS TV) 2. Tahun II : 45 % program asing, 55 % program lokal. 3. Tahun III : 30 % program asing, 70 % program lokal. 4. Tahun IV : lebih dari 75 % merupakan program lokal.

Kemudian di tahun VI, yaitu 2007, sampai dengan saat ini TRANS TV telah menayangkan 80% program sendiri (inhouse production) dan 20% program beli (lokal maupun asing).


(33)

commit to user G. Distributor Program

Asing : Sony Pictures, Warner Brothers, Universal, FOX, Dreamworks, dll. Lokal : Multivision, Starvision, MD Entertainment, GMM Films, Teguh Bakti Multivisitama, dll.

H. Investasi

TRANS TV dibangun dengan modal investasi sebesar Rp 600 milyar. Dana sebesar itu berasal dari PARA GRUP sejumlah Rp 300 milyat dan Rp 300 milyar sisanya berupa dana pinjaman komersial dari Bank Mandiri.

I. Teknologi

Sejak awal, pembangunan TRANS TV dirancang untuk bisa beroperasi menggunakan teknologi digital penuh, mulai dari tahap pra produksi hingga tahap pasca produksi dan siaran on air. Tetapi karena system penyiaran di Indonesia masih menggunakan sistem analog, maka output yang bersifat digital akan diubah menjadi analog. Walaupun demikian, pemirsa TRANS TV akan menikmati tayangan audio visual yang lebih jernih dan tajam. Kelak jika sistem penyiaran di Indonesia sudah beralih ke sistem digital, TRANS TV hanya perlu memodifikasi pemancar-pemancranya saja.

Selain output yang lebih baik, teknologi digital juga menjadikan proses kerja dapat berjalan lebih efisien dan efektif. Peran kaset (video tape) nyaris hilang, karena semua materi produksi mengalir dari satu server ke server komputer


(34)

commit to user

lainnya melalui jaringan kabel optik yang terpasang di seluruh gedung. Seluruh studio juga terintegrasi satu sama lain sehingga memungkinkan siaran yang simultan. (Tabel yang berisikan tentang data teknis dan frekeuensi stasiun transmisi TRANS TV ada dalam lampiran).

J. Sumber Daya Manusia

Teknologi secanggih apapun tidak akan nada artinya tanpa dukungan sumber daya manusia yang memadai dan berkualitas. Oleh karena itu, TRANS TV aktif menjalankan roadshow ke kampus-kampus terkemuka di berbagai kota di Indonesia guna merekrut bakat-bakat terbaik.

Sejak awal berdiri, pihak manajemen TRANS TV memang berencana merekrut sebagian besar karyawannya dari tenaga-tenaga yang baru lulus. Alasannya karena pihak manajemen yakin bahwa tenaga-tenaga muda ini akan memudahkan perusahaan membangun budaya kerja yang baru yaitu budaya kerja yang dinamis, serta akan menjadi sumber kreatifitas yang penuh gairah.

Setelah lulus seleksi awal, para kandidat akan mengikuti Broadcast Development Program atau biasa disebut BDP, yaitu pelatihan teori broadcast di kelas selama tiga bulan dan pelatihan secara praktik selama tiga bulan selanjutnya. Kurikulum pelatihan dirancang oleh para staf TRANS TV dengan penekanan pada isu kerjasama team work dan pemahaman menyeluruh antar bagian. Pelatihan broadcast dalam skala yang begitu besar merupakan yang pertama kalinya dilakukan dalam sejarah pertelevisian Indonesia.


(35)

commit to user

TRANS TV juga merekrut tenaga-tenaga berpengalaman dari semua stasiun televisi swasta yang ada, namun jumlahnya tidak sebesar tenaga dengan latar belakang fresh graduated. Semua ini dilakukan guna mewujudkan visi TRANS TV untuk menjadi televisi terbaik dengan menyajikan program-program berkualitas dan turut serta meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

K. Fasilitas

Gedung TRANS TV dibangun dengan arsitektur neo klasik, terletak di atas tanah seluas 2 hektar, berlokasi di Jalan Kapten Piere Tendean Kav. 12-14A, Jakarta 12790, dan merupakan gedung pertama di Indonesia yang dirancang khusus bagi stasiun televisi. Gedung Sembilan lantai ini ditanam kabel-kabel serat optik, sepanjang 1300 meter guna mendukung system siaran digital yang digunakan TRANS TV.

Tiga studio yang digunakan untuk memproduksi program-program inhouse drama maupun non drama terletak di lantai pertama. Studio tersebut adalah Studio 1 seluas 900 m2 dengan kursi penonton permanen sejumlah 365 buah, Studio 2 dengan luas 600 m2 dan Studio 3 seluas 400 m2.

Di lantai 2 berlokasi Master Control Room ( MCR) atau ruang kontrol utama sebagai jantung operasi penyiaran TRANS TV yang dibangun dengan teknologi digital penuh. Melalui teknologi tersebut maka MCR mampu beroperasi nyaris tanpa pita (tapeless operation). Selain MCR, pada lantai ini juga berlokasi ruang kontrol Studio 1, ruang control Studio 2, ruang edit, tape cassette library, ruang logistic, dan ruang penyimpanan wardrobe.


(36)

commit to user

Lantai tiga merupakan markas besar divisi News TRANS TV serta bertempatnya satu studio berteknologi Virtual Set yang menggunakan green screen untuk menunjang siaran pemberitaan, yaitu Studio 5. Lantai bernuansa biru ini dirancang agar dapat beroperasi selama 24 jam sehari tujuh hari sepekan, sehingga dilengkapi dengan kamar-kamar tidur maupun kamar mandi yang terpisah bagi pria dan wanita.

Di atas lantai tiga, yakni lantai 3A, terdapat ruang perpustakaan bagi karyawan, ruang prefunction yang biasa digunakan sebagai ruang pertemuan maupun seminar, kemudian ruang preview yang selain berfungsi sebagai bioskop mini juga biasa digunakan untuk ruang pertemuan. Tidak hanya itu, di lantai ini pula tempat beroperasinya departemen manajemen sumber daya manusia (Human Capital) dan departemen General Services.

Lantai lima dan enam digunakan oleh divisi Finance TRANS TV, divisi News TRANS7, dan juga divisi Produksi TRANS7. Sedangkan divisi Produksi TRANS TV memanfaatkan lantai tujuh dan delapan.

Ruangan dengan rancangan unik dan melengkung terletak di lantai Sembilan, lantai teratas gedung TRANS TV, didominasi oleh kaca agar menyajikan pemandangan yang lapang bagi penghuni ruangan. Para penghuninya yaitu Komisaris, Direktur Keuangan & SDM, Internal Audit, Sekretariat, dan Corporate Secretary.

Saat ini karyawan TRANS TV dan TRANS7 dari departemen Sales/Marketing, Promotion On Air, Marketing Public Relations, Traffic, serta divisi programming


(37)

commit to user

berkantor di lantai 20 Menara Bank Mega, sebagai bagian kelompok bisnis PARA Grup yang dimiliki oleh Bapak Chairul Tanjung.

L. Penghargaan

Sejak awal berdiri, telah banyak penghargaan yang didapatkan TRANS TV dari berbagai media dan institusi (Tabel data penghargaan ada dalam lampiran).


(38)

commit to user 28 BAB IV

LAPORAN KEGIATAN

A. Kegiatan Magang

Penulis menjalani Kuliah Kerja Media selama 2 (dua) bulan terhitung dari 10 Februari sampai 10 April 2011 di TRANS TV yang beralamat di Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14a Jakarta Selatan.

Aktivitas selama pelaksanaan masa magang adalah hari Senin sampai Jumat, dengan jam kerja Senin-Jumat pukul 10.00-19.00. Dikarenakan tempat dan suasana Kuliah Kerja Media penulis ini merupakan perusahaan televisi swasta nasional di Indonesia maka penulis diharuskan menggunakan kemeja putih bebas sopan, bawahan celana panjang hitam untuk hari Senin sampai Kamis, sedangkan hari Jumat menggunakan kemeja yang tidak ditentukan warnanya dan celana hitam.

Dalam pelaksanaan KKM, penulis mempergunakan kesempatan untuk mencari dan menggali sedalam mungkin tentang apa saja yang harus dikerjakan karena dengan demikian akan dapat memberikan manfaat bagi penulis, baik berupa pengalaman, pengetahuan dan skill yang dapat mengoptimalkan potensi penulis.

1. Bidang Pelaksanaan

Selama melaksanakan KKM, penulis ditempatkan di Divisi News Magazine TRANS TV yaitu terletak pada gedung TRANS Corp lantai 3 di Kawasan Tendean.


(39)

commit to user

Pada dasarnya, Divisi News Magazine adalah salah satu divisi yang ada di TRANS TV di samping Divisi News dan Divisi Produksi. Divisi News Magazine berperan sebagai divisi yang memproduksi berita-berita ringan adalah kumpulan program-program berita yang bersifat ringan dan menghibur, menambah pengetahuan dan empati orang akan keadaan di sekelilingnya serta dinamikanya atau yang disebut sebagai feature. Penyajian informasi yang dikemas dalam suatu acara yang bergaya santai dan dapat mudah dimengerti oleh audien.

Divisi News Magazine secara perusahaan berada langsung di bawah pimpinan Direktur Utama yang bertanggungjawab pada divisi-divisi yang lain. Kepala Divisi News Magazine sendiri memiliki kewenangan untuk menjadi koordinator utama dalam proses produksi Divisi News Magazine dan laporan pertanggungjawab (report) langsung kepada Direktur Utama Perusahaan. Divisi ini dalam struktur kerja terbagi menjadi program-program yang didalamnya terdapat sebuah team/unit kerja masing-masing. Setiap unit kerja dipimpin oleh seorang Produser. Adapun unit kerja secara utuh terdiri atas Produser, Asisten Produser, Reporter, Kameramen, Editor dan Asisten Produksi. Adapun tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

a) Produser

Bertugas sebagai coordinator utama dalam pelaksanaan proses produksi dari pra produksi sampai pasca produksi. Bertanggung


(40)

commit to user

jawab atas ide cerita, eksekusi pada saat liputan dan kelayakan sebuah tayangan hingga akhirnya siap disiarkan kepada audien. b) Asisten Produser

Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengawasan proses produksi dan menjadi pendamping bagi produser dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Asisten Produser memiliki wewenang untuk mengambil alih tugas dari Produser apabila berhalangan.

c) Reporter

Merupakan petugas lapangan yang melaksanakan eksekusi ide cerita ke lapangan. Berperan penting dalam proses liputan sebagai seorang sutradara. Mengarahkan dan menyusun cerita dari gambar-gambar yang telah diambil oleh cameramen menjadi sebuah cerita utuh.

d) Kameramen

Bertugas sebagai mata audien di lapangan. Memiliki keahlian untuk dapat menyajikan shot-shot yang layak tayang dan dapat dinikmati oleh mata audien. Selain itu cameramen mendampingi editor dalam editing.


(41)

commit to user

Memiliki tugas merangkai shot-shot menjadi sebuah scene dan sequence hingga terbentuk sebuah cerita yang berkesinambungan satu sama lain.

2. Kegiatan yang Telah Dilakukan

Dalam melaksanakan proses KKM penulis telah melaksanakan berbagai macam kegiatan. Dari berbagai macam kegiatan yang bersifat rutin hingga insidentil. Adapun kegiatan yang dilakukan penulis selama mengikuti proses KKM selama delapan minggu adalah :

a) Menyeleksi audien umum yang telah mengirimkan email pendaftaran sebagai peserta Jika Aku Menjadi ke alamat jikaakumenjadi@transtv.co.id

dimana penulis diharuskan menerima atau menolak pendaftaran peserta dengan standart kriteria talent utama program Jika Aku Menjadi. Adapun kriteria tersebut adalah :

1) Perempuan usia 19-25 tahun / mempunyai wajah yang demikian 2) Mahasiswi/karyawati

3) Camera face

4) Memiliki empati sosial tinggi 5) Komunikatif

6) Bersedia mengikuti seluruh ketentuan dalam proses liputan program Jika Aku Menjadi

b) Menghubungi peserta terpilih untuk mengikuti proses casting. Casting adalah tahapan yang harus dilalui oleh peserta untuk mengetahui secara


(42)

commit to user

langsung kondisi fisik peserta, bagaimana kepribadian, kemampuan bicara, empati yang dimiliki. Proses casting dalam program Jika Aku Menjadi dibagi menjadi 2 tahapan yaitu :

1) Tahap 1

Casting tahap 1 adalah casting bersama dengan asisten produser, reporter, cameramen atau asisten produksi. Pada tahapan ini crew memutuskan lolos atau tidaknya peserta dengan mempertimbangkan kriteria yang ada. Umumnya pada casting tahap 1 ini peserta yang lolos memenuhi kriteria.

2) Tahap 2

Casting tahap 2 merupakan casting lanjutan dari casting tahap 1. Eksekutif Produser berwenang dalam tahap ini karena peserta yang lolos seleksi tahap 1 berhadapan langsung dengan Eksekutif Produser. Eksekutif Produser dalam tahap ini melihat catatan rekomendasi dari crew yang bertugas dalam casting tahap 1 untuk menentukan secara final peserta menjadi talent utama.

c) Membantu kelancaran proses casting yang diadakan sacara rutin dari hari Senin-Jumat pukul 13.00-17.00 WIB di lantai 3 Gedung TRANS TV. Umumnya peserta terpilih yang sudah dihubungi via telephone datang pada hari yang telah menjadi kesepakatan untuk casting. Peserta datang dengan membawa CV dan foto ukuran 4R. Pada saat peserta datang


(43)

commit to user

penulis memberikan formulir data talent yang harus diisi terlebih dahulu oleh peserta untuk keperluan casting. Setiap harinya jumlah peserta casting tahap 1 ada 10-15 orang sedangkan untuk tahap 2 ada 4-6 orang. d) Memberikan rekomendasi kepada reporter untuk kebutuhan talent yang

akan dibawa liputan. Kemudian talent yang sudah disetujui oleh reporter, dihubungi untuk datang dan bertemu dengan crew yang akan pergi liputan. Hal ini dilakukan untuk keperluan briefing talent sebagai persiapan liputan.

e) Membantu Asisten Produksi dalam penyewaan alat/booking good request untuk crew yang akan berangkat liputan.

f) Membantu keperluan reporter untuk membuat surat perjalanan dinas / surat tugas.

g) Membantu reporter untuk membuat surat sewa mobil liputan.

h) Membantu Asisten Produksi untuk menjalankan surat tugas dan sewa mobil.

i) Membantu Asisten Produksi untuk keperluan antaran dan jemputan bandara bagi crew yang akan pergi liputan di daerah luar Jawa Barat. Dan membuat antaran atau jemputan bagi crew yang membutuhkan mobil dinas.

j) Penulis dipercaya dan diberikan kesempatan untuk membuat Running Text / teks berjalan oleh Asisten Produksi.


(44)

commit to user

k) Membantu Asisten Produksi dalam sewa both edit (ruang edit) untuk program Jika Aku Menjadi.

l) Membantu Editor untuk booking aransemen music program Jika Aku Menjadi.

m) Mencatat rating dan share mingguan.

n) Mendata master kaset dan master shot yang telah tayang.

o) Membuat surat ijin liputan yang ditujukan untuk pemerintahan di daerah Indramayu yang berisi permohonan pemberian ijin liputan.

p) Hunting talent di kampus Atma Jaya, Moestopo (Beragama), Plaza

Semanggi, Mall Ambassador, ITC Kuningan.

q) Prepare logistic (alat) untuk liputan di daerah Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat selama dua kali.

r) Liputan di daerah Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat episode Pencari Mata Lembu (tanggal liputan 2-6 Maret 2011) dan liputan di daerah yang sama episode Pencari Umang (tanggal 6-10 April 2011).

s) Menjadi pengisi suara narasi episode “Pengamen Kuda Lumping dan

Berokan” dan episode “Pencari Kima Parigi”

t) Mengikuti tanda tangan kontrak talent yang akan liputan di Lombok dan Jogja, terdiri dari data diri, asuransi, perjanjian kontrak.

u) Ke bagian Library untuk minta kaset kosong.

v) Ikut editing di both I (ada 3 both Jika Aku Menjadi, both AC, I, Q). w) Menyerahkan kaset liputan untuk di capture di both editing.


(45)

commit to user

x) Verbatim kaset liputan “Pembuat Tikar Pandan, Bogor, Jawa Barat” sebelum diserahkan ke editing.

y) Mengurusi cancel alat, karena kemunduran jadwal liputan.

z) Ikut pichting (reporter mengajukan daftar calon nara sumber yang akan diliput) kepada Produser, Eksekutif Produser, Kepala Departemen, Kepala Divisi.

3. Hambatan / Kendala

a) Kesulitan yang saya hadapi dalam minggu pertama adalah saya masih bingung kalau harus ke bagian master control, inventory, aransemen music, editing, dsb yang notabene berbeda lantai, karena saya pelupa. b) Kesulitan yang lain adalah saya sering lupa dengan nama orang yang

harus saya temui.

c) Sewaktu menjadi dubber agak grogi.

d) Saat aransemen musik, saya kurang tau lagu apa yang akan disisipkan pada adegan tersebut.

e) Saat mengikuti liputan merasakan sulitnya mendirect talent, karena talent yang ikut liputan kurang komunikatif sehingga tim liputan tidak bisa menggali apa yang dirasakan oleh narasumber dan talent (talent terlalu diam dan jaga image)

f) Dalam pembuatan surat peminjaman alat, saya melakukan kesalahan dalam penulisan antara Tim 1 dengan Tim 2.

g) Masih agak ribet saat verbatim.

h) Kesulitan yang lain juga saya rasakan saat cancel alat, ternyata ribet dan harus melalui prosedur yang panjang, sama halnya saat akan membooking alat.


(46)

commit to user B. Focus of Interest

Dalam melaksanakan kegiatan KKM, penulis diberikan kesempatan untuk dapat bergabung dalam salah satu program unggulan di Divisi News Magazine TRANS TV yaitu program Jika Aku Menjadi. Jika Aku Menjadi adalah salah satu program TRANS TV, yang menayangkan informasi tentang lika-liku kehidupan orang dengan pekerjaan/profesi tertentu dari kalangan masyarakat kelas bawah, namun segmentasi pemirsa adalah tetap kelas A+B. Program ini selain dikemas secara menarik juga diharapkan bisa membangkitkan semangat toleransi dan solidaritas sosial dari masyarakat kelas atas terhadap mereka yang di kalangan bawah. Jika Aku Menjadi tayang perdana pada tanggal 27 November 2007 dengan durasi 45 menit sekali tayang (termasuk commercial break). Ditayangkan setiap hari Senin-Jumat pukul 18.15-19.00 dan hari Sabtu-Minggu pukul 17.30-18.15.

1. Format Program Acara

a. Format : Feature

b. Title : JIKA AKU MENJADI

c. Target Audience : Female & male, Semua umur

d. Presenter : Talent yang terpilih melalui proses casting

2. Technical Data

a. Duration : 45 menit + commercial break


(47)

commit to user

c. On Air : Senin-Jumat pukul 18.15-19.00 dan Sabtu-Minggu

17.30-18.15

d. Setting : Outdoor

e. Camera : 2 camera

3. Rincian Segmen

a. Segmen 1 berisi tentang perkenalan talent dan pekerjaan utama nara sumber.

b. Segman 2 berisi tentang pekerjaan lain nara sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup.

c. Segmen 3 adalah talent mengajak jalan-jalan narasumber, dalam proses produksi diberi istilah pengalihan.

d. Segmen 4 merupakan puncak dari semuanya yakni, narasumber diberi hadiah-hadiah yang memang dibutuhkan untuk menopang hidup, seperti sembako, barang pecah belah, almari, televisi, dll.

4. Urutan Proses Produksi dalam Program Acara Jika Aku Menjadi

TRANS TV

Selama dua bulan menjalani magang di TRANS TV dalam program acara Jika Aku Menjadi, penulis bisa mengetahui urutan proses produksi program acara ini. Dalam sebuah produksi ada tiga tahapan yang harus dilaksanakan. Yakni Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi. Berikut adalah urutannya :


(48)

commit to user 1. Pra Produksi

a. Sebelum melakukan sebuah liputan diharuskan ada ide atau gagasan dari seorang reporter yang nantinya dimintai persetujuan oleh Produser (proses pitching). Setelah disetujui maka tim yang akan ditugasi membuat sebuah surat tugas, sewa mobil, antaran ke bandara (kalau liputan berada di luar Jawa Barat). Dalam satu tim membutuhkan satu reporter, dua cameramen, satu UPM (bagian keuangan).

b. Asisten produksi membuat surat peminjaman alat untuk liputan. Meminta kaset yang diperlukan untuk liputan.

c. Asisten produksi, reporter, kameramen melakukan casting bagi talent yang ingin mengikuti acara Jika Aku Menjadi, yang harus melalui dua tahapan. Yakni casting pertama dengan asisten produksi, reporter, kameramen, selanjutnya casting tahap kedua dengan executive produser. Setelah talent dinyatakan lolos casting maka ada pengisian surat kontrak yang dilakukan oleh talent berisi data diri, kesanggupan melakukan liputan dan asuransi.

2. Produksi

a. Tim liputan mengantarkan talent kerumah narasumber, sedangkan tim liputan tidur di tempat terpisah, tidak dirumah narasumber, sehingga talent benar-benar harus tinggal bersama keluarga narasumber.


(49)

commit to user

b. Selama produksi, yang menjadi sutradara adalah reporter. Reporter mendirect talent untuk menggali data tentang narasumber, supaya unsur dramatik dapat didapat oleh para audien yang menonton.

c. Kameramen sebisa mungkin mengambil shot-shot yang tidak bisa ditangkap mata orang awam, pengambilan shot yang menarik juga terbukti mendukung sebuah hasil akhir yang memuaskan. Selain itu seorang kameramen mencatat time code supaya (shot list) supaya mempermudah reporter dalam verbatim kaset dan mempermudah editor dalam mengedit.

3. Pasca Produksi

a. Editing yang dilakukan oleh editor. Terdapat tiga both untuk program acara Jika Aku Menjadi. Selama editing editor mengikuti shot list yang disertakan oleh kameramen. Dan hasil akhir editing di mixing oleh produser atau executive produser.

b. Hasil editing yang sudah selesai, dicopy pada kaset DVD sebanyak dua buah, menyerahkan pada bagian LSF satu buah, dan yang satunya diberikan pada bagian MOA.


(50)

commit to user 40 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diskripsi yang telah dilakukan penulis didepan, untuk mengetahui kegiatan proses produksi acara News Magazine Jika Aku Menjadi di TRANS TV, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Dalam memproduksi acara Jika Aku Menjadi, ada tiga tahapan yang harus dilalui, yakni pra produksi, produksi dan pasca produksi.

2. Sebelum melakukan sebuah liputan diharuskan ada ide atau gagasan dari seorang reporter yang nantinya dimintai persetujuan oleh Produser (proses pitching). Setelah disetujui maka tim yang akan ditugasi membuat sebuah surat tugas, sewa mobil, antaran ke bandara (kalau liputan berada di luar Jawa Barat). Dan dalam satu tim membutuhkan satu reporter, dua kameramen, satu UPM (bagian keuangan).

3. Asisten produksi membuat surat peminjaman alat untuk liputan dan meminta kaset yang diperlukan untuk liputan.

4. Asisten produksi, reporter, kameramen melakukan casting bagi talent yang ingin mengikuti acara Jika Aku Menjadi, yang harus melalui dua tahapan. Casting pertama dengan asisten produksi, reporter, kameramen, selanjutnya casting kedua dengan executive produser. Setelah talent


(51)

commit to user

dinyatakan lolos casting maka ada pengisian surat kontrak yang dilakukan talent, berisi data diri, kesanggupan melakukan liputan dan asuransi. 5. Sedangkan dalam produksi, tim liputan mengantarkan talent kerumah

narasumber, sedangkan tim liputan tidur di tempat terpisah, tidak dirumah narasumber, sehingga talent benar-benar harus tinggal bersama keluarga narasumber.

6. Selama produksi yang berperan sebagai sutradara adalah reporter, reporter mendirect talent untuk menggali data tentang narasumber, dan kameramen mengambil shot-shot yang tidak bisa ditangkap mata orang awam, pengambilan shot yang menarik terbukti mendukung hasil akhir yang memuaskan. Selain itu kameramen juga mencatat time code supaya mempermudah reporter dalam verbatim kaset dan mempermudah editor dalam mengedit.

7. Editing dilakukan oleh editor dengan mengikuti shot list yang disertakan oleh kameramen, hasil editing di mixing oleh produser atau executive produser. Dan hasilnya dicopy pada kaset DVD sebanyak dua buah, menyerahkan pada bagian LSF satu buah, dan yang satunya diberikan pada bagian MOA.


(52)

commit to user B. Saran

1. Saran untuk Instansi

a. Agar lebih menarik minat pemirsa, sebaiknya Jika Aku Menjadi menyuguhkan ide yang lebih fresh. Sehingga pemirsa dirumah tidak bosan dengan tayangan Jika Aku Menjadi yang terkadang ceritanya hampir sama atau template dari episode-episode sebelumnya.

b. Untuk menyuguhkan informasi yang human interest, hendaknya pra produksinya ditentukan secara lebih matang. Misalnya : dengan menentukan secara lebih jelas materi cerita tiap episodenya.

c. Perlu adanya peningkatan dalam management kerja sehingga waktu yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal. Antar crew harus ada komunikasi sehingga dalam produksi tidak ada miscommunication. d. Tetap menjaga tayangan program maupun look on air agar TRANS TV

tetap dekat dengan pemirsanya seperti logo “Milik Kita Bersama”.

2. Saran untuk Universitas

a. Lebih banyak kerjasama pelatihan teknis pengoperasian alat, seperti pelatihan kameramen foto maupun video, produser, sutradara, setting lokasi, pencahayaan, editor, dll. Dengan praktisi berpengalaman untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan output mahasiswa.


(53)

commit to user

b. Memperbanyak dan menambah fasilitas simulasi produksi audio video sebagai sarana pembelajaran dan praktek di lapangan. Sehingga dapat mendukung tercapainya proses belajar mengajar yang lebih baik.

c. Untuk bagian laboratoriun D3, sebaiknya memberi kemudahan kepada mahasiswa D3 dalam hal peminjaman alat, selain itu alat-alat yang ada juga ditambah karena alat-alat yang ada dirasa kurang sehingga membuat mahasiswa harus mengantri dalam hal peminjaman alat.


(54)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Ciptono, Setyobudi. 2006. Teknologi Broadcasting Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu Morisson, M.A. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup

Wahyudi, JB. 1986. Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung: Alumni. . 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama


(55)

commit to user


(1)

commit to user 40

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diskripsi yang telah dilakukan penulis didepan, untuk mengetahui kegiatan proses produksi acara News Magazine Jika Aku Menjadi di TRANS TV, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Dalam memproduksi acara Jika Aku Menjadi, ada tiga tahapan yang harus dilalui, yakni pra produksi, produksi dan pasca produksi.

2. Sebelum melakukan sebuah liputan diharuskan ada ide atau gagasan dari seorang reporter yang nantinya dimintai persetujuan oleh Produser (proses pitching). Setelah disetujui maka tim yang akan ditugasi membuat sebuah surat tugas, sewa mobil, antaran ke bandara (kalau liputan berada di luar Jawa Barat). Dan dalam satu tim membutuhkan satu reporter, dua kameramen, satu UPM (bagian keuangan).

3. Asisten produksi membuat surat peminjaman alat untuk liputan dan meminta kaset yang diperlukan untuk liputan.

4. Asisten produksi, reporter, kameramen melakukan casting bagi talent yang ingin mengikuti acara Jika Aku Menjadi, yang harus melalui dua tahapan. Casting pertama dengan asisten produksi, reporter, kameramen, selanjutnya casting kedua dengan executive produser. Setelah talent


(2)

commit to user

dinyatakan lolos casting maka ada pengisian surat kontrak yang dilakukan talent, berisi data diri, kesanggupan melakukan liputan dan asuransi. 5. Sedangkan dalam produksi, tim liputan mengantarkan talent kerumah

narasumber, sedangkan tim liputan tidur di tempat terpisah, tidak dirumah narasumber, sehingga talent benar-benar harus tinggal bersama keluarga narasumber.

6. Selama produksi yang berperan sebagai sutradara adalah reporter, reporter mendirect talent untuk menggali data tentang narasumber, dan kameramen mengambil shot-shot yang tidak bisa ditangkap mata orang awam, pengambilan shot yang menarik terbukti mendukung hasil akhir yang memuaskan. Selain itu kameramen juga mencatat time code supaya mempermudah reporter dalam verbatim kaset dan mempermudah editor dalam mengedit.

7. Editing dilakukan oleh editor dengan mengikuti shot list yang disertakan oleh kameramen, hasil editing di mixing oleh produser atau executive produser. Dan hasilnya dicopy pada kaset DVD sebanyak dua buah, menyerahkan pada bagian LSF satu buah, dan yang satunya diberikan pada bagian MOA.


(3)

commit to user

B. Saran

1. Saran untuk Instansi

a. Agar lebih menarik minat pemirsa, sebaiknya Jika Aku Menjadi menyuguhkan ide yang lebih fresh. Sehingga pemirsa dirumah tidak bosan dengan tayangan Jika Aku Menjadi yang terkadang ceritanya hampir sama atau template dari episode-episode sebelumnya.

b. Untuk menyuguhkan informasi yang human interest, hendaknya pra produksinya ditentukan secara lebih matang. Misalnya : dengan menentukan secara lebih jelas materi cerita tiap episodenya.

c. Perlu adanya peningkatan dalam management kerja sehingga waktu yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal. Antar crew harus ada komunikasi sehingga dalam produksi tidak ada miscommunication. d. Tetap menjaga tayangan program maupun look on air agar TRANS TV

tetap dekat dengan pemirsanya seperti logo “Milik Kita Bersama”.

2. Saran untuk Universitas

a. Lebih banyak kerjasama pelatihan teknis pengoperasian alat, seperti pelatihan kameramen foto maupun video, produser, sutradara, setting lokasi, pencahayaan, editor, dll. Dengan praktisi berpengalaman untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan output mahasiswa.


(4)

commit to user

b. Memperbanyak dan menambah fasilitas simulasi produksi audio video sebagai sarana pembelajaran dan praktek di lapangan. Sehingga dapat mendukung tercapainya proses belajar mengajar yang lebih baik.

c. Untuk bagian laboratoriun D3, sebaiknya memberi kemudahan kepada mahasiswa D3 dalam hal peminjaman alat, selain itu alat-alat yang ada juga ditambah karena alat-alat yang ada dirasa kurang sehingga membuat mahasiswa harus mengantri dalam hal peminjaman alat.


(5)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Ciptono, Setyobudi. 2006. Teknologi Broadcasting Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu Morisson, M.A. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup

Wahyudi, JB. 1986. Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung: Alumni. . 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama


(6)

commit to user