Persepsi Anak Usia Sekolah terhadap Kesehatan Diri dan Upaya PHBS di Kabupaten Boyolali Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Anak Usia Sekolah terhadap Kesehatan Diri dan Upaya PHBS di Kabupaten Boyolali

Persepsi Anak Usia Sekolah terhadap Kesehatan Diri dan Upaya
PHBS di Kabupaten Boyolali

Tugas Akhir

Disusun Oleh :
Septiana Dian Anggraheni
462013046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017

Persepsi Anak Usia Sekolah terhadap Kesehatan Diri dan Upaya
PHBS di Kabupaten Boyolali

Tugas Akhir
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana keperawatan


Disusun Oleh :
Septiana Dian Anggraheni
462013046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017

i

i

ii

iv

DAFTAR ISI


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ........................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
Pendahuluan ......................................................................................................... 1
Latar belakang ........................................................................................... 1
Tujuan ......................................................................................................... 2
Metode.................................................................................................................. 3
Jenis penelitian............................................................................................ 3
Partisipan .................................................................................................... 3
Teknik Pengambilan Data........................................................................... 3
Analisa Data................................................................................................ 3
Hasil dan Pembahasan.......................................................................................... 4
Penutup................................................................................................................. 10
Kesimpulan ................................................................................................. 10

Saran ........................................................................................................... 11
Ucapan Terima Kasih ........................................................................................... 11
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 12

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Ijin Penelitian KESBANGPOL ........................ 14
Lampiran 2. Surat Ijin di Lokasi Penelitian ......................................................... 15
Lampiran 3. Pedoman Wawancara ....................................................................... 16
Lampiran 4. Informed Consent ............................................................................. 18
Lampiran 5. Letter of Acceptance (LoA).............................................................. 41

vi

DAFTAR TABEL

Lampiran 6. Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian........................................42
Lampiran 7.Tabel2. Kecenderungan kejadian penyakit yang kerap diderita

oleh responden di beberapa SD di Kabupaten Boyolali.............43

vii

Persepsi Anak Usia Sekolah terhadap Kesehatan Diri dan Upaya PHBS di
Kabupaten Boyolali
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho1*, Septiana Dian Anggraheni2
1

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Kristen Satya Wacana
2
Program Studi Imlu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Kristen Satya Wacana
*Kristiawan.nugroho@staff.uksw.edu

Abstrak
Latar belakang: Sebanyak 75% kejadian penyakit anak usia sekolah yang masih terjadi secara
berulang sepanjang waktu karena anak belum menyadari pentingnya menjaga pola hidup sehat bagi
dirinya sendiri. Kebiasaan perilaku yang buruk pada anak akan memberikan dampak terhadap upaya

menjaga pola hidup sehat. Tujuan : Mengetahui persepsi anak terhadap kesehatan diri dan upaya
perilaku hidup sehat sehingga dapat mencegah penyakit yang berulang pada umumnya yang diderita
oleh anak usia sekolah, dan menjadi pendorong untuk melakukan gaya hidup sehat yang didalamnya
meliputi persepsi anak terhadap penyakit, perilaku, serta pengetahuan terhadap kesehatan. Metode:
Penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder. Responden berjumlah
23 siswa kelas IV dan V SD di Kabupaten Boyolali yang dipilih secara purposive sampling sesuai
kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Masih seringnya kejadian penyakit pada responden seperti
gangguan sistem pencernaan (76%), pernafasan(65%), perkemihan (3%) dan persyarafan (6%).
Kebiasaan perilaku yang masih dilakukan responden yaitu jajan sembarang, namun sebagian besar
responden masih melakukan beberapa aktivitas gerak fisik yang dilakukan disekolah dan dirumah
khususnya berolahraga. Kesimpulan: Sebanyak 75% responden mampu mengidentifikasikan
beberapa penyakit yang pernah dialami dan sebanyak 85% dapat menjelaskan penyebab penyakit yang
diderita. Sebanyak 80% responden mampu menjelaskan pengertian kesehatan dan upaya menjaga
kesehatan sesuai pengetahuan yang dimiliki, dan sebanyak 75% responden dapat menyebutkan kriteria
makanan sehat, menjelaskan perilaku hidup bersih yang harus dilakukan, dan menerapkan pola
istirahat yang cukup.
Kata Kunci: Kesehatan diri, PHBS, anak usia sekolah, persepsi.

The erception of children of school age to the health of their lives and efforts to
clean and health living behavior in Boyolali District

Abstract
Background: As much 75% incidents of school-age illness (6-14 years) that occur repeatedly over
time because the child has not realized the importance of maintaining a healthy lifestyle for himself.
Bad behavior habits in children will have an impact on efforts to maintain a healthy lifestyle. The
aim: To know the perception of children about their health and healthy life behavior, to prevent the
incidence of recurrent illness that is often suffered by school-aged children, and become the impetus
to make healthy lifestyles include children's perception of disease, behavior, and knowledge on health.
Methods: Qualitative research with primary data and secondary data collection techniques.
Respondents 23 students of grade IV and V elementary school in Boyolali Regency who were chosen
by purposive sampling according to inclusion and exclusion criteria. Results: Types of diseases that
are often suffered by the respondents are the digestive system (76%), respiratory (56%), urinary (3%),
and nervous system (6%). Habitual things that are still done by respondents are buying unclean and
unhealthy foods. Most of the respondents are still doing some physical movement activities done at
school and at home by doing sports. Conclusions: The respondents (75%) are able to identify some of
the diseases that have been experienced and respondents (85%) cause of the disease he suffered. The
respondents (80%) are also able to explain the understanding of health and efforts to maintain health
according to the knowledge they have, and 75% respondents be able to mention the criteria of healthy
food, explain the behavior of clean living to be done, and apply the pattern of adequate rest.
Keyword: healthy, clean and health living behaviour, school aged-children, perception.


viii

PENDAHULUAN
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
kesehatan. Jaminan kesehatan tersebut di Indonesia tertuang dalam UUD NKRI
1945 pasal 28H ayat 1 1 . Undang-Undang No.36 tahun 2009 juga menetapkan
bahwa kesehatan merupakan keadaan seseorang sehat baik secara fisik, mental,
spiritual dan sosial yang memungkinkan untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis 2 . Kesehatan sangat dibutuhkan bagi setiap manusia, dalam hal ini
adalah untuk anak usia sekolah. Anak usia sekolah merupakan usia yang rawan
terhadap berbagai penyakit yang berhubungan dengan pencernaan seperti diare
dan cacingan 3 . Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun
2010, beberapa penyakit yang kerap diderita anak usia sekolah yakni influenza,
diare, tipes, DBD, campak, dan karies gigi 4 .
Sebanyak 60% kejadian penyakit pada anak usia sekolah yang terjadi secara
berulang disebabkan karena anak belum menyadari pentingnya kesehatan dengan
menerapkan pola hidup sehat bagi diri sendiri. Masalah kesehatan yang dihadapi
anak usia sekolah sangat bervariasi, misalnya berhubungan dengan kebersihan
individu dan lingkungan yang dimulai dari perilaku dasar seperti ketidaktepatan

menggosok gigi, mencuci tangan tanpa menggunakan sabun, memilih makanan
yang tidak sehat dan bergizi, serta kurangnya menjaga kebersihan diri 5,17].
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, secara
nasional kualitas kesehatan dan perilaku yang tidak sehat pada anak masih
dikatakan rendah[6].
Permasalahan kesehatan anak di Indonesia, khususnya masalah gigi dan
mulut berdasarkan survey World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,
diperoleh data bahwa di seluruh dunia sekitar 60 – 90% anak sekolah mengalami
karies gigi[8]. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali pada
tahun 2016, data penyakit campak pada tahun 2014 – 2015 mengalami pasang
surut. Pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 11 kasus, pada tahun 2015 diperoleh
33 kasus, dan hingga bulan Mei 2016 telah dilaporkan sebanyak 5 kasus dengan
jumlah total 49 kasus yang tersebar di 9 puskesmas yaitu Selo, Ampel II, Boyolali I,
Boyolali III, Teras, Sawit II, Ngemplak, Nogosari, dan Kemusuk. Jumlah kasus anak
yang mengalami gangguan pencernaan seperti diare yang berhubungan dengan
perilaku masih tergolong tinggi yaitu sebanyak 1.500 kasus[9].
Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 2008,
adanya risiko penyakit menular pada anak usia sekolah dipengaruhi oleh kurangnya

1


2
konsumsi sayur dan buah (93,6%)[6]. Buah dan sayur merupakan sumber makanan
yang kaya akan vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan,
perkembangan, pertumbuhan serta mampu meningkatkan daya tahan tubuh,
sehingga dapat mencegah dan mengobati penyakit[7]. Menurut penelitian yang
dilakukan Ruwaidah pada tahun 2009, kurangnya konsumsi buah dan sayur dapat
mengakibatkan berbagai dampak seperti menurunnya imunitas tubuh misalnya flu
yang sering diderita anak, sembelit akibat gangguan pencernaan, gusi berdarah,
sariawan, dan gangguan mata[7].
Maraknya penyakit yang kerap dialami anak memerlukan adanya upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya pada populasi anakanak[18]. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa seorang anak yang bersikap positif
terhadap kesehatan akan memberikan dampak langsung pada perilakunya untuk
menjaga pola hidup sehat[6], hal ini didukung oleh penelitian Krianto pada tahun
2009 mengemukakan bahwa anak usia sekolah merupakan periode yang sangat
menentukan kualitas manusia pada masa dewasa . Anak usia sekolah (6 – 14)
tahun merupakan kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
proses pertumbuhan dan perkembangan. Untuk mencapai proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sempurna diperlukan pengetahuan yang meliputi wawasan
kesehatan dan aspek psikologi seperti kecerdasan, persepsi serta emosi[16,19].

Pengetahuan merupakan faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi perilaku
anak untuk menanamkan kebiasaan yang baik, sehingga diperlukan pengetahuan
dasar terhadap kesehatan supaya anak mampu menerapkan perilaku hidup sehat
bagi dirinya.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian yang terkait dengan persepsi anak usia
sekolah dasar terhadap kesehatan diri dan upaya perilaku hidup sehat dan bersih di
Kabupaten Boyolali dan berdasarkan studi literatur belum banyak dilakukan,
sehingga berdasarkan paparan di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji
bagaimana persepsi anak usia sekolah dasar terhadap kesehatan diri dan upaya
perilaku hidup bersih dan sehat yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian
penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan
anak terkait kesehatan guna pencegahan penyakit berulang yang umumnya diderita
oleh anak usia sekolah agar dapat menjadi pendorong untuk melakukan gaya hidup
sehat.

BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2017 di beberapa SD yang ada di
Kabupaten Boyolali yang terdiri dari SDN 2 Dragan, SDN 4 Jemowo, SDN Gondang
slamet 2, SDN Sidomulyo 3, SDN Kebon Bimo, dan SDN Krikil. Responden berasal
dari siswa kelas IV dan V SD berjumlah 23 orang yang dipilih secara purposive

sampling dengan kriteria inklusi antara lain anak usia sekolah yang berusia 6 – 12
tahun, siswa/siswi kelas IV dan V, masih bersekolah, dan bersedia menjadi
responden. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah siswa/siswi kelas I,II,III,VI, tidak
sekolah, tidak bersedia menjadi responden (terpaksa), dan tidak masuk sekolah
saat dilakukan penelitian. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan teknik pengambilan data primer dengan menggunakan kuesioner dan semi
wawancara serta data sekunder meliputi jumlah siswa, lokasi, serta sarana dan
prasarana yang berasal dari pihak sekolah.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah persepsi anak usia
sekolah terhadap kesehatan. Persepsi anak terhadap kesehatan dinyatakan
sebagai pendapat anak mengenai kesehatan yang di dalamnya berisi pandangan
anak mengenai identifikasi dari suatu penyakit, perilaku (kebiasaan, istirahat, dan
aktivitas

fisik/olahraga),

penanganan

saat

sakit

dan

setelah

sakit,

serta

pengetahuan terhadap kesehatan.
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa pedoman wawancara,
alat tulis, dan perekam untuk mendokumentasikan hasil wawancara. Prinsip analisis
data di lapangan mengikuti model Miles dan Huberman (1984) yakni saling
berhubungan dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktifitas dalam
analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan (Sugiono, 2016)[10].

3

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden berdasarkan hasil pengisian kuisioner dalam
penelitian ini meliputi karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, dan kelas (Tabel
1)
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian
Karakteristik

Frekuensi
(Orang)

Persentase
(%)

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia (tahun)
9
10
11
12

11
12

47,8
52,2

1
12
7
3

4,35
52,2
30,4
13,05

Kelas
IV SD
V SD

13
10

56,5
43,5

Berdasarkan Tabel 1, karakteristik responden dari jenis kelamin menunjukkan
jumlah responden dari beberapa SD di Kabupaten Boyolali mayoritas siswi
perempuan sebanyak 12 (52,2%). Usia responden menunjukkan bahwa mayoritas
berumur 10 tahun sebanyak 12 siswa (52,2%), Menurut karakteristik kelas,
responden yang duduk dibangku kelas IV SD sebanyak 13 siswa (56,5%) lebih
banyak daripada kelas V SD. Peneliti memilih usia sekolah 9 – 12 tahun khususnya
yang duduk di kelas IV dan VI karena pada tahap ini anak mampu berpikir rasional
dan melakukan aktivitas logis tertentu, walaupun masih terbatas pada objek dan
situasi yang konkrit.
Kecenderungan penyakit yang kerap diderita oleh para responden dari
beberapa SD di Kabupaten Boyolali tercantum di dalam Tabel 2.
Tabel 2. Kecenderungan kejadian penyakit yang kerap diderita oleh responden di
beberapa SD di Kabupaten Boyolali
Karakteristik
Pencernaan
Diare
Maag
Sakit gigi
Tipes
Radang Tenggorok
Pernapafasan
Flu
Batuk

Frekuensi (Orang)
18
3
18
3
1
14
12

4

5
Perkemihan
ISK
Persyarafan
Pusing
Kejang
Lainnya
Flu mata

1
3
1
1

Catatan : 1 responden dapat mengalami > 1 jenis penyakit
Berdasarkan Tabel 2, kecenderungan kejadian penyakit yang sering dialami
responden yaitu gangguan pencernaan, pernafasan, perkemihan, dan persyarafan.
Kejadian penyakit yang kerap dialami responden yaitu pertama gangguan
pencernaan seperti penyakit diare (18 siswa), dan sakit gigi (18 siswa). Kedua
gangguan pernafasan misalnya flu (14 siswa). Secara keseluruhan 1 responden
bisa mengalami lebih dari 1 jenis penyakit.
Para responden umumnya membeli jajanan di kantin sekolah. Jenis jajanan
yang kerap dikonsumsi dikelompokkan ke dalam makanan utama, gorengan, dan
minuman. Jajanan makanan utama yang kerap dibeli adalah nasi goreng, nasi soto,
dan roti. Jenis makanan gorengan yang digemari yakni tempura, cilok, dan siomay.
Selain makanan gorengan responden mengkonsumsi air mineral setiap harinya,
namun masih kerap juga membeli dan mengkonsumsi jenis minuman kotak, kaleng,
dan botol seperti minuman bersoda, susu, dan teh.
Sebanyak 80% responden gemar mengkonsumsi sayur dan buah. Semua
responden mengkonsumsi sayur dan buah setidaknya sehari sekali, baik pagi, siang
maupun malam. Jenis sayuran yang dikonsumsi berupa bayam, kangkung, kacang
panjang, wortel, kentang, kol, sawi, dan brokoli. Jenis buah yang kerap dikonsumsi
antara lain pisang, semangka, melon, apel, buah naga, anggur, pepaya, jeruk,
salak, mangga, jambu, manggis, dan pir.
Berdasarkan jenis olahraga yang dilakukan oleh para responden di
sekolahnya masing-masing di Kabupaten Boyolali meliputi permainan bola besar
seperti sepak bola, voli, dan basket, sedangkan untuk permainan bola kecil seperti
kasti dan bulu tangkis. Jenis olahraga yang masuk dalam kategori atletik meliputi
lari dan olahraga senam.
Pengertian Kesehatan
Pemahaman responden terkait pengertian mengenai kesehatan sangat
beragam. Para responden menyatakan bahwa

kesehatan merupakan keadaan

seseorang yang tidak mengalami gangguan dalam tubuh seperti tidak lemas, tidak
pucat, semangat, tidak panas, aktif bergerak, dan melakukan aktivitas tanpa
terganggu. Pengetahuan dan pemahaman terhadap kesehatan sangat dibutuhkan

6
bagi setiap orang, bukan hanya orang-orang dibidang kesehatan saja, melainkan
orang umum agar sadar akan pola hidup sehat[13].
Ciri-ciri anak sehat dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek fisik, psikis, dan
sosial. Aspek fisik dapat dilihat dari kenampakan seperti tidak lemas, gesit, tampak
aktif, dan mata bersih. Aspek psikis misalnya bertambahnya pikiran yang cerdas,
gembira, tidak murung, dan memiliki perkembangan jiwa yang wajar. Aspek sosial
dapat dilihat dari kemampuan anak yang mampu menyesuaikan diri dengan teman
di lingkungannya.
Kecenderungan Kejadian Penyakit
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh yang menyebabkan
ketidaknyamanan bagi seseorang yang mengalaminya. Kecenderungan kejadian
penyakit tertinggi yang sering dialami anak usia sekolah di beberapa SD Kabupaten
Boyolali yaitu gangguan sistem pencernaan seperti diare dan sakit gigi. Penyakit
diare yang masih sering dialami responden disebabkan karena pola makan yang
tidak sehat seperti jajan makanan sembarangan dan makan makanan yang tidak
higienis. Penyakit gigi dan mulut yang masih dialami responden terjadi akibat masih
banyaknya anak yang kurang menyadari akan pentingnya kebersihan dan
perawatan gigi dan mulut. Gigi dan mulut serta lidah merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan karena makanan dipotong-potong dan dihancurkan oleh gigi,
kemudian dilumatkan oleh enzim yang ada di mulut[11]. Apabila kebersihan mulut
tidak

dibersihkan,

maka

mulut

dapat

menjadi

pintu

gerbang

masuknya

mikroorganisme yang dapat menjadi penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian, masih ditemukan responden yang memiliki
masalah kesehatan gigi dan mulut yang disebabkan karena kebiasaan anak yang
gemar mengkonsumsi makanan manis, kurangnya perawatan gigi seperti
menggosok gigi secara rutin minimal 2 kali sehari dan kebiasaan tidak menggosok
gigi ketika akan tidur berisiko mengalami kerusakan gigi 11 . Perasaan malas kerap
menjadi penghalang responden untuk tidak melakukan gosok gigi. Hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh kurangnya kepedulian orang tua terhadap kesehatan
anaknya. Orang tua dapat menjadi contoh yang baik bagi anak untuk melakukan
kebiasaan menggosok gigi yang baik minimal sebanyak 2 kali sehari.
Jenis penyakit lain yang kerap dialami oleh responden yaitu gangguan sistem
pernafasan seperti flu. Kejadian penyakit tersebut dapat dipengaruhi oleh daya
tahan tubuh yang buruk akibat infeksi dari orang terdekat di dalam rumah yang
tanpa disadari dapat berpotensi sebagai sumber utama penularan saat daya tahan
tubuh anak menurun[12].

7
Penyebab terjadinya penyakit pada responden dapat dikelompokkan menjadi 2
faktor yaitu faktor internal yang timbul dari diri sendiri dan faktor eksternal yang
dipengaruhi oleh lingkungan. Dari faktor internal meliputi seringnya menahan
kencing, tidak rajin gosok gigi, makan tidak teratur, dan faktor eksternal meliputi
makan makanan yang tidak higenis, jajan makanan sembarangan, mengkonsumsi
makanan yang manis, konsumsi es, dan gemar bermain air hujan. Penyebab
terjadinya suatu penyakit dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu agen,
pejamu, dan lingkungan. Agen penyakit adalah suatu elemen tertentu yang dapat
menimbulkan suatu penyakit seperti virus, debu, bakteri, dan lain sebagainya.
Pejamu merupakan faktor yang terdapat pada manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya suatu penyakit yang meliputi jenis kelamin, umur, genetik, gaya hidup,
dan kekebalan tubuh. Faktor lingkungan meliputi air, udara, cuaca, pekerjaan, dan
lain sebagainya 12 .

Pola Istirahat
Durasi istirahat malam para responden secara keseluruhan rata-rata
mencapai 8 jam. Kisaran tidur malam pukul 21.00 - 05.00. Menurut Sumintarsih
(2008), tidur yang tepat sesuai dengan kelompok usia sekolah 9 – 12 tahun ialah 8
– 9 jam tidur malam 13 . Manfaat tidur sesuai dengan durasi yang disarankan adalah
kurang lebih 8 jam. Menurut para responden tidur dengan waktu yang cukup
bermanfaat untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan tidak mudah terserang
penyakit. Istirahat yang cukup sangat berpengaruh terhadap kesehatan, apabila
waktu istirahat kurang maka tubuh terasa lemas dan mudah terserang penyakit.
Tidur merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan istirahat yang baik 13 .
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Kebersihan diri merupakan suatu upaya untuk menjaga kesehatan tubuh
karena kebersihan diri merupakan awal dari kesehatan fisik 13,17 . Kebersihan diri
yang dilakukan oleh secara rutin oleh para responden meliputi mandi, gosok gigi,
dan cuci tangan. Responden menganggap mandi menjadi bagian yang penting
untuk menjaga tubuh agar tetap bersih dan terhindar dari kuman penyebab
penyakit. Mandi adalah kegiatan membersihkan tubuh menggunakan air dan sabun.
Menurut Irianto pada tahun 2004 menyatakan bahwa manfaat mandi adalah supaya
badan terhindar dari aroma yang tidak sedap dan sebaiknya dilakukan minimal 2
kali dalam sehari[13] dan menurut Soetatmo pada tahun 1979 manfaat mandi yakni
untuk membersihkan dan menghilangkan kotoran di badan terutama pada kulit,

8
melancarkan peredaran darah, melemaskan otot, dan memperoleh kebugaran
tubuh[13].
Para responden mengaku melakukan kebiasaan gosok gigi sebanyak 2 kali
dalam sehari. Responden mengatakan bahwa gosok gigi hal penting dilakukan
untuk menghilangkan kotoran pada gigi, nafas tidak berbau, dan terhindar dari
kuman. Terkait dengan kebiasaan cuci tangan, sebagian besar responden telah
melakukan cuci tangan menggunakan air dan sabun, namun tidak menerapkan 6
langkah cuci tangan yang disosialisasikan dari pihak sekolah. Beberapa siswa
mengaku belum memahami dengan baik cara mencuci tangan yang baik dan benar
karena konsep yang tertanam dalam pikiran responden adalah mencuci tangan
cukup dengan air dan sabun saja, lalu tangan menjadi bersih.
Kebiasaan Konsumsi Makanan Sehat
a. Sarapan
Berdasarkan hasil wawancara, mayoritas responden mengatakan melakukan
sarapan pagi 3-4 kali dalam seminggu karena malas makan dan memilih jajan di
sekolah. Kebutuhan sarapan pagi bagi anak harus memenuhi sebanyak 20 – 25%
kebutuhan kalori sehari. Melewatkan sarapan pagi menyebabkan tubuh kekurangan
glukosa, sehingga tubuh kurang bertenaga karena tidak ada suplai energi yang
diolah, membuat tubuh merombak cadangan tenaga yang ada di jaringan lemak.
Oleh karena itu, diperlukan sarapan sebelum melakukan aktivitas[12].
Sarapan yang sehat untuk anak sebaiknya mengikuti pola gizi seimbang yakni
terdiri dari sumber karbohidrat (60 – 68%), protein (12 – 15%), lemak (15 – 25%),
dan vitamin/mineral. Porsi sarapan sebaiknya tidak terlalu banyak karena akan
mengganggu sistem pencernaan dan aktivitas anak. Sarapan tidak harus nasi,
dapat diganti sereal, roti, kentang, dan mie, dilengkapi susu dan buah

13

.

b. Karakteristik Makanan Sehat
Makanan yang sehat mengandung kecukupan karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, dan mineral, serta tidak mengandung bahan aditif seperti bahan pengawet.
Menurut Irianto pada tahun 2007 menjelaskan bahwa makanan yang sehat dan
seimbang meliputi cukup kualitas, sehat, makanan segar alami, frekuensi makan
sebaiknya 5 kali dalam sehari, cukup minum air putih, dan teratur dalam
penyajian 13 . Cukup kualitas menjelaskan makanan tidak hanya sekedar membuat
perut menjadi kenyang, namun perlu memperhatikan kandungan zat gizi dalam
makanan. Makanan dan minuman yang sehat/higienis harus bersih dan bebas dari
mikroorganisme dan penyakit.

9
Salah satu upaya untuk membunuh mikroorganisme dalam makanan yaitu dengan
mencuci bersih dan dimasak sebelum dikonsumsi. Konsumsi makanan yang dibawa
dari rumah lebih terjamin kebersihannya daripada membeli di luar rumah karena
dapat dipastikan telah melalui proses pencucian dan pengolahan. Makanan yang
segar dan alami, misalnya sayuran dan buah-buahan lebih sehat dibandingkan
makanan siap saji yang diawetkan.
Berdasarkan hasil wawancara mayoritas responden makan sebanyak 2 kali
dalam sehari yakni sesudah pulang sekolah dan sore hari. Kondisi tersebut berbeda
dengan frekuensi makan yang dijelaskan oleh Irianto pada tahun 2007
mengemukakan bahwa frekuensi makan yang baik sebanyak 5 kali dalam sehari
yang terdiri dari 3 kali makan utama (pagi, siang, dan malam) dan 2 kali makan
penyelang misalnya cemilan[13]. Air putih (air mineral) merupakan cairan yang
sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan. Anak-anak membutuhkan
banyak cairan untuk menjaga kesehatan tubuhnya seiring dengan pertumbuhan
berat badan dan usia. Rata-rata air yang dikonsumsi responden sekitar 1,25 - 2,5
L/hari. Rumus menghitung kebutuhan cairan yakni 50cc/ kg berat badan.
Karakteristik makanan sehat lainnya yaitu teratur dalam penyajian, artinya
pemberian jangka waktu makan dilakukan secara teratur misalnya jam 07.00 pagi,
jam 13.00, dan jam 19.00 serta tidak membiasakan “seingatnya atau sesempatnya”
karena dapat memicu gangguan pencernaan seperti sembelit, buang air besar tidak
lancar hingga maag[13].
Kebiasaan Melakukan Aktivitas Fisik
Sebanyak 80% responden melakukan kegiatan berolahraga di sekolah seperti
sepak bola, kasti, senam, voli, bulu tangkis, dan basket. Selain aktivitas olahraga
yang dilakukan di sekolah, 75% responden melakukan aktivitas fisik di rumah
seperti lari dan bersepeda.
Anak usia sekolah dianjurkan melakukan aktivitas fisik dengan intensitas
sedang minimal 60 menit per hari 14 . Aktivitas fisik yang dilakukan dapat berupa
aktivitas di lingkungan luar rumah atau aktivitas bermain ataupun rekreasi yang bisa
diterapkan dalam bentuk permainan tradisional yang biasanya dilakukan anak
seperti petak umpet, lompat tali, benteng, ular naga, engklek, congklak, dan bekel.
Aktivitas fisik dan olahraga memberikan pengaruh yang besar pada status gizi
anak 14 . Aktivitas olahraga memiliki pengaruh 23,7% dalam membantu menurunkan
berat badan dan mencapai status gizi yang baik. Apabila aktivitas fisik dilakukan di
sekolah, perlu perhatian dari pihak sekolah terhadap ketersediaan lapangan bagi
anak sekolah untuk melakukan aktivitas olahraga. Berdasarkan hasil observasi,
secara keseluruhan sekolah dasar para responden belum menyediakan tempat

10
khusus berupa lapangan untuk berolahraga, sehingga tidak mampu memberikan
peluang anak untuk melakukan olahraga yang maksimal.
Hasil penelitian terkait pengetahuan anak terhadap pentingnya berolahraga
tergolongn

cukup

dengan

jawaban

para

responden

terhadap

pentingnya

berolaharaga seperti menjaga tubuh tetap sehat, supaya tidak mudah sakit, dan
tubuh tidak mudah mengalami cidera. Hardinge (2001) menyatakan manfaat
berolahraga yaitu dapat mengatur kekuatan otot, membantu melenturkan
ketegangan, membuat tidur lebih nyenyak, membantu gangguan sembelit, serta
meningkatkan daya tahan

tubuh untuk melakukan aktivitas

11

. Perlu diketahui

bahwa asupan makanan dan olahraga sangat berpengaruh terhadap status
kesehatan seseorang, khususnya anak usia sekolah yang masih dalam masa
pertumbuhan. Asupan makan yang cukup dapat berguna bagi tubuh dalam
melaksanakan aktivitas berolahraga maupun aktivitas sehari-hari. Aktivitas
berolahraga mampu merangsang perkembangan yang optimal. Gerak motorik kasar
pada usia pertumbuhan memiliki banyak manfaat, diantaranya menjadikan tubuh
lebih lentur, otot dan tulang semakin kuat, serta menjaga kebugaran. Penting
diperhatikan pula bahwa pola makanan yang bergizi dan seimbang bagi anak yang
melakukan aktivitas secara aktif dapat menguras energi dan zat gizi yang besar[14].
Upaya dalam Menjaga Kesehatan Diri Sendiri
Terkait upaya menjaga kesehatan diri, beberapa cara yang dilakukan oleh
responden agar dirinya tetap sehat yakni dengan mencuci tangan sebelum makan,
makan makanan yang bergizi, berolahraga secara teratur, menjaga kebersihan diri,
istirahat yang cukup, dan menjaga kebersihan lingkungan. Sehat tidak bisa didapat
secara otomatis, harus ada langkah-langkah nyata untuk mencapainya, salah
satunya yaitu dengan menerapkan perilaku hidup sehat.

Menurut Becker yang

dikutip oleh Kholid pada tahun 2012, perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku
yang berhubungan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesehatanya 13,19 . Upaya-upaya tersebut diyakini oleh para
responden dapat menjauhkan dirinya dari serangan berbagai penyakit.
KESIMPULAN
Sebanyak 75% responden dapat mengidentifikasikan beberapa penyakit yang
pernah dialami dan 80% responden dapat menjelaskan penyebab penyakit yang
diderita. Penyakit yang sering diderita responden yaitu gangguan pencernaan dan
gangguan pernafasan. Sebanyak 80% responden juga mampu menjelaskan
pengertian kesehatan dan upaya menjaga kesehatan dengan baik sesuai
pengetahuan yang dimiliki responden serta sebanyak 85% responden dapat

11
menyebutkan kriteria makan makanan yang sehat, menjelaskan PHBS yang harus
dilakukan, berusaha melakukan aktifitas fisik secara rutin, dan menerapkan pola
istirahat yang cukup.
SARAN
Peneliti menyarankan kepada tenaga kesehatan, pihak sekolah, bahkan
akademisi untuk bersama-sama berupaya melakukan penyuluhan dan pendidikan
kesehatan mengenai pentingnya sarapan, mencuci tangan, dan pemilihan jajan
yang baik. Terkhusus bagi pihak sekolah, kiranya dapat menyediakan tempat
khusus berupa lapangan bagi anak untuk melakukan olahraga atau aktivitas fisik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak terkait yang telah bersedia
membantu, membimbing, memberi doa dan semangat selama proses pengerjaan
tugas akhir ini.

KEPUSTAKAAN
1.

Bagus, S., Andry., Redaksi Kawan Pustaka. UUD 45 & perubahannya:
susunan Kabinet RI lengkap (1945-2009). 2008. Jakarta: Kawan pustaka.

2.

Ryadi., ALS. Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2016. Yogyakarta: Andi.

3.

Mia, K., Laksmono, W., & Anung, S., Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa Sekolah Dasar Negeri
Sambiroto 01 Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2016. 4 (5);
339-346.

4.

Anonim. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Boyolali Profil Sanitasi Kabupaten
Boyolali. Pokja Boyolali. 2015.

5.

Ro’in, A., Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Pola Hidup Sehat Siswa Kelas
V Dan Vidi SD Negeri Janten, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo.
Jurnal PGSD Penjaskes. 2017. 6(2); 1-8.

6.

Aan, N., Netty, S., Sofyan, & Yeti., Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Jajanan Sehat Pada
Murid Sekolah Dasar. Jurnal Keperawatan. 2014. 2 (3); 108-117.

7.

Andika, M., Siti, M., Konsumsi Buah Dan Sayur Anak Usia Sekolah Dasar Di
Bogor. Jurnal Gizi Pangan. 2015. 10 (1); 71-76

8.

Rizki, S., Mulyadi, & Yolanda, B., Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan
dan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Kejadian Karies Gigi pada Siswa
Kelas III SDN 1 & 2 Sonuo. Jurnal Keperawatan. 2016. 4 (1); 1-8.

9.

Ardiyanto., Septian, B., Kirwono, B., & Kusumawati, Y. Analisis Faktor Risiko
dengan

Kejadian

Campak

di

kabupaten Boyolali.

Jurnal

Kesehatan

Masyarakat. 2016. 1-9.
10.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. 2016. Bandung:
Alfabeta.

11.

Arianto, A., Studi Tentang Kesehatan Pribadi Siswa Sekolah Dasar Negeri 03
Binuang Kampung Dalam Kota Padang. Universitas Negeri Padang. Jurnal
Pendidikan Olahraga. 2015. 1(1).1-14.

12.

Wahyudin, R., Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. 2008.
Jakarta: EGC.

13.

Banun., ST. Hubungan antara pengetahuan PHBS dengan Pola Hidup Sehat
Siswa di SD Tamanan. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 2016. 14 (4);
1371-1386.

14.

Idrus, J., Mury, K., Muniroh., Rachmanida, N. Perilaku Kebiasaan Olahraga
Anak Sekolah Dasar di SDN Gu 12 Pagi. Jurnal Abdimas. 2014. 1(1): 105109.
12

13
15.

Christina, H., Stefan, S., Karin, A., Elderly People’s Perceptios of How They
Want To Be Cored For : On Interview Study With Healthy Elderly Couples In
Nothern Sweden. Sandinavian Jurnal of Caring Sciences. 2009. 23 (2); 353360

16.

Mwambete, K., Joseph, R., Knowledge and Perception of Mother and
Caregivers on Childhood Diarrchea and Its Management in Temate Munipality
Tanzania. Tanzania Journal of Health Research. 2010. 12 (1); 1-9

17.

Vivas, A., Galaye, B., Aboset, N., Kumie, A., Berhane, Y., Williams, A.,
Knowledge, Attitudes, And Practices (KAP) of Hygiene Among Scholl Children
In Angolela, Ethiopia. Jurnal Prevention Medical Hygiene. 2010. 51 (2); 73-79.

18.

Zwisler, G., Simpson, E., Moodley, M., Treatment of Diarrhea in Young
Children: Results From Surveys on the Perception and Use of Oral
Rehydration Solution, Antibiotics, and Other Therapies In India And Kenya.
Journal Global Health. 2013. 3(1); 1-14.

19.

Crightoon, E J., Brown, C., Baxter, J., Lemyre, L., Masuda, J.R., Ursitti, F.,
Perception and Experiences of Environmental Health Risks Among New
Mothers : A Qualitatitve Study In Ontario, Canada. Journal Health, Risk &
Society. 2013. 15(4); 295-312.

Lampiran 1

Surat Ijin Penelitian

14

Lampiran 2

Surat Ijin Penelitian di Lokasi

15

Lampiran 3

Pedoman Wawancara
Indentifikasi sakit
1) Apakah adek pernah mengalami sakit?
2) Sakitnya apa dek?
3) Saat adek sakit biasanya yang dirasakan seperti apa?
4) Coba jelaskan yang dirasakan apa saat adek sakit?
5) Penyebab adek sakit apa?
6) Biasanya adek kalau sakit munculnya saat kapan?
7) Biasanya efek dari sakitnya itu apa buat adek?
Perilaku
a. Istirahat
1) Tidur siang itu penting atau tidak buat adek?
2) Coba jelaskan penting atau tidaknya tidur siang buat adek?
3) Kalau tidur malam adek kira-kira pukul berapa?
b. Kebiasaan
1) Adek mandi berapa kali sehari?
2) Menurut adek mandi itu penting atau tidak?
3) Coba jelaskan penting atau tidaknya mandi buat adek?
4) Sesering apa adek mencuci tangan?
5) Menurut adek, apa pentingnya mencuci tangan?
6) Bagaimana cara mencuci tangan yang benar dek?
7) Berapa kali adek menggosok gigi?
8) Menurut adek menggosok gigi itu penting atau tidak?
9) Coba jelaskan penting atau tidaknya menggosok gigi buat adek?
10) Apakah adek pernah mengalami sakit gigi?
11) Apakah adek sering sarapan sebelum berangkat sekolah?
12) Menurut adek penting atau tidak, Coba jelaskan penting atau tidaknya
sarapan pagi buat adek?
13) Biasanya kalau adek makan dengan sayur atau tidak?
14) Menurut adek sayuran penting atau tidak?
15) Menurut adek, makan makanan yang sehat seperti apa?
16) Biasanya jajanan apa yang adek konsumsi saat disekolah?
17) Alasan adek memilih jajanan itu apa?
16

c. Olahraga
1) Apakah adek pernah melakukan olahraga?
2) Biasanya adek olahraga apa yang dilakukan?
3) Kapan adek melakukan olahraga?
4) Menurut adek, manfaatnya apa dari olahraga?
Penanganan saat sakit
1) Biasanya saat adek sakit apa yang dilakukan?
2) Tindakan apa yang biasanya diberikan dari orang tua untuk adek saat
sakit?
3) Menurut adek, bagaimana cara pengobatanya?
Pasca sakit
1) Biasanya setelah sakit dan sembuh apakah perilaku adek ada perubahan?
2) Coba jelaskan perubahan apa yang adek lakukan?
Pengetahuan Kesehatan
1) Biasanya adek dapat informasi tentang kesehatan dari mana saja (internet,
penkes, orang tua, guru)
2) Bagaimana cara adek memahami informasi yang sudah didapat?
3) Apakah adek melakukannya atau tidak?
4) Coba jelaskan alasannya adek melakukan atau tidak melakukan informasi
kesehatan yang didapat?
5) Menurut adek, kesehatan itu apa?
6) Menurut adek, apakah penting kesehatan itu?
7) Menurut adek, bagaimana cara menjaga supaya tubuh tetap sehat dan
terhindar dari penyakit?

17

Lampiran 4

Inform consent

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Lampiran 5

Letter of Acceptance (LoA)

41

Lampiran 6
Tabel 1. Karakteristik Responden penelitian

Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian
Frekuensi
(Orang)

Persentase
(%)

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan

11
12

47,8
52,2

Usia (tahun)
9
10
11
12

1
12
7
3

4,35
52,2
30,4
13,05

Kelas
IV SD
V SD

13
10

56,5
43,5

Karakteristik

42

Lampiran 7
Tabel 2. Kecenderungan kejadian penyakit yang kerap diderita oleh responden di beberapa
SD di Kabupaten Boyolali
Karakteristik
Pencernaan
Diare
Maag
Sakit gigi
Tipes
Radang Tenggorok

Frekuensi (Orang)
18
3
18
3
1

Pernapafasan
Flu
Batuk

14
12

Perkemihan
ISK

1

Persyarafan
Pusing
Kejang

3
1

Lainnya
Flu mata

1

43

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24