Penerapan Kaidah Bahasa Indonesia Dalam

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi penting untuk mempersatukan suatu
bangsa, melalui bahasa seseorang dapat dapat mengungkapkan diri baik
secara lisan maupun tertulis. Seorang warga negara yang mahir berbahasa
kebangsaannya sendiri dapat menjadi warga negara yang mampu memenuhi
kewajibannya dimana pun mereka berada dan dengan siapa pun mereka
bergaul di wilayah negaranya .
Seseorang yang memiliki pandangan positif akan penggunaan suatu
bahasa khususnya bahasa Indonesia akan menerima kelebihan maupun
kekurangan bahasa tersebut. Ia akan merasa bangga menggunakan bahasa
tersebut karena dengan bahasa seseorang diketahui dari mana ia berasal.
Perasaan bangga terhadap bahasa kebangsaan sendiri akan mendorong
seseorang akan membina, mengembangkan dan sekaligus menggunakannya
dengan baik. Selain perasaan bangga karena menggunakan bahasa
kebangsaan sendiri, orang tersebut juga dapat dikatakan setia terhadap
bangsanya.
Selain perasaan bangga dan setia terhadap bahasa khususnya bahasa
Indonesia, pandangan positif terhadap bahasa juga dapat menimbulkan
kesadaran pemakai untuk memperhatikan norma atau kaidah yang terdapat

dalam bahasa Indonesia dan akhirnya pemakai termotivasi untuk berbahasa
Indonesia secara cermat sesuai dengan aturan bahasa itu sendiri. Namun, pada
kenyataannya dalam masyarakat Indonesia, bahasa Indonesia telah dicampur
aduk dengan bahasa ibu ( bahasa daerah ) dan bahasa istilah ( bahasa alay ).
Oleh karena itu, demi membangun motivasi pemakai atau masyarakat dalam
berbahasa Indonesia secara cermat, pandangan positif terhadap bahasa
Indonesia perlu dipupuk, dibina dan dikembangkan. Hal tersebut dapat
dilakukan melalui pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia secara tepat dan
cermat.
1

B. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia ?

2.

Bagaimana pembentukan kalimat yang baik dalam bahasa Indonesia ?


3.

Bagaimana cara pemilihan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia ?

4.

Bagaimana tata penulisan kalimat efektif ?

5.

Bagaimana penulisan paragraf yang baik ?

6.

Bagaimana teknik pengembangan paragraf ?

C. Tujuan Penulisan
1.

Mengetahui aturan ejaan bahasa Indonesia


2.

Mengetahui tata pembentukan kalimat dalam bahasa Indonesia

3.

Mengetahui tata cara pemilihan kata yang benar dalam bahasa Indonesia

4.

Mengetahui penulisan kalimat efektif

5.

Mengetahui cara penulisan paragraf yang baik

6.

Mengetahui teknik pengembangan paragraf


D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini, mahasiswa mampu mengetahui
kaidah atau aturan dalam penulisan bahasa Indonesia, utamanya yang
berkenaan dengan ejaan, penbentukan kalimat, pemilihan kata, penulisan
kalimat efektif, penulisan paragraf, dan teknik pengembangan paragraf.

2

BAB II
ISI
A. Tata Tulis (Ejaan)
Ejaan ialah keseluruhan peraturan tentang bagaimana menggunakan
tanda baca, memenggal kata, penulisan huruf dan bagaimana menggabungkan
kata menjadi suatu kalimat. Ejaan merupakan hal utama yang perlu
diperhatikan dalam tulis menulis. Mengapa demikian, alasannya karena
dengan ejaan yang baik, suatu pesan atau informasi yang disampaikan melalui
tulisan dapat dimengerti oleh pembaca.
Ejaan


bahasa Indonesia telah diberlakukan sejak tahun 1972

berdasarkan Kepres No. 57 Tahun 1972.

Terdapat tiga hal yang perlu

diperhatikan dalam penulisan kalimat demi kalimat suatu bahasa utamanya
bahasa Indonesia, 3 hal itu meliputi penulisan huruf, penulisan kata, dan
penggunaan tanda baca.
1. Penulisan Huruf
Sebelum membahas tentang macam – macam penulisan huruf dan
tata cara penulisan huruf, terlebih dahulu perlu kita kaji arti dari huruf itu
sendiri. Menurut KBBI Offline, huruf merupakan tanda aksara dalam tata
tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.
Didalam abjad itu sendiri terdapat 2 jenis huruf, yaitu huruf vocal (a, i, u,
e, dan o) dan huruf konsonan ( semua huruf yang terdapat dalam abjad
kecuali huruf vocal ). Adapun untuk penulisan huruf terdiri atas 2 macam,
yaitu penulisan huruf kapital dan penulisan huruf miring.
a.


Penulisan Huruf Kapital
Sejak SD kita telah diajar mengenai huruf kapital, guru biasanya
mengedentikkan huruf kapital dengan huruf besar, mungkin karena
huruf capital ukurannya lebih besar dari huruf biasanya ( noncapital).
Namun, ketika kita kaji lebih dalam tetang makna huruf capital dan
huruf besar, jelas keduanya berbeda. Huruf capital merupakan huruf
yang ukurannya lebih besar dari huruf noncapital dan digunakan untuk

3

penulisan kata tertentu seperti nama tempat, orang dan lain- lain.
Sedangkan, huruf besar merupakan huruf yang ukurannya memang
besar tidak memandang apakah itu huruf seperti a atau A.
Penggunaan huruf capital ada 2 macam, yaitu capital keseluruhan
dan capital pada bagian depan kata saja. Capital keseluruhan artinya
semua huruf dalam suatu kata capital dan capital keseluruhan biasa
digunakan untuk menuliskan 1) judul utama; 2) judul – judul bab; 3)
judul kata pengantar; 4) judul daftar isi; dan 5) judul daftar pustaka 6)
nama singkatan baik itu nama orang, organisasi dan badan – badan
pengurus. Sementara itu, capital pada bagian depan kata biasa

digunakan untuk menuliskan 1) ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan, agama, dan kitab suci; 2) nama gelar kehormatan,
keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang; 3) unsur nama
pangkat dan jabatan yang mengikuti nama orang dan nama tempat; 4)
nama bangsa, suku bangsa, dan geografi; 5) nama tahun, hari, bulan,
dan hari – hari bersejarah; 6) kata kekerabatan yang digunakan
sebagai sapaan.
b.

Penulisan Huruf Miring
Penulisan huruf, kata, atau kalimat dengan cetak miring berguna
sebagai pembeda dari huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah
karangan. Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu
pada informasi penekanan kata, kutipan dari bahasa asing, istilah
latin, judul buku, dan nama penerbitan (koran, majalah). Contohnya :

-

Huruf miring dalam menuliskan nama buku, majalah, dan koran :
Koran Sindo, Fajar, Buku Indonesia Mengajar.


- Huruf miring dalam menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing :
nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia Mangostana dan untuk
ungkapan asing trias politica.
-

Huruf miring untuk penekanan suatu kata: menipu, ditipu, pembual
dan lain sebagainya.

4

2.

Penulisan Kata
Penulisan kata dibedakan atas kata tunggal atau kata dasar, kata
turunan, kata berulang, dan gabungan kata. Kata tunggal sepertinya
mudah dan tidak perlu dipermasalahkan karena kata tunggal ditulis
secara tunggal atau terpisah dari kata lain dalam suatu kalimat. Yang
perlu dibahas ialah kata turunan, kata berulang, dan gabungan kata.
a. Kata Turunan

Kata turunan merupakan kata dasar yang ditambahkan
imbuhan

baik

diawal

maupun

diakhir

menggarisbawahi, menyebarluaskan,

kata.

Contohnya

bertepuk tangan, dan

garisbawahi.

b. Kata Berulang
Kata

berulang

merupakan

kata

yang

diulang

untuk

memperjelas makna dari kata itu sendiri. Contohnya anak – anak,
biri – biri, lauk – pauk, dibesar – besarkan, dal lain sebagainya.
c. Gabungan Kata
Gabungan kata merupakan gabungan dari beberapa kata dasar
untuk menghasilkan makna lain. Contohnya orang tua, mata

pelajaran, kaca mata, duta besar dan lain sebagainya.
3.

Penggunaan Tanda Baca
Tanda baca merupakan hal yang sangat penting dalam menulis,
dengan tanda baca yang baik sebuah tulisan dapat dimengerti oleh
pembacanya. Apabila suatu kalimat dengan tanda baca yang kurang
tepat

maka

makna

dari

kalimat

itu

dapat

menimbulkan

kesalahpahaman antara sang penulis/ orang yang berbicara dan
pembaca/ pendengar. Contohnya saja, ada pak guru?, dengan ada pak
guru. Sangat jelas, kalimat pertama adalah pertanyaan dan yang kedua
ialah pernyataan. Semua tanda baca sifatnya penting, ada beberapa
tanda baca yang sering digunakan dalam tulis menulis setiap hari,
yakni :

5

a. Tanda Titik (. )
Tanda titik biasanya digunakan untuk :
-

Mengakhiri kalimat.

-

Memisahkan angka jam, menit, dan detik.

-

Memisahkan angka nominal uang, dan title .

-

Sebagai pemisah dalam penulisan daftar pustaka.

b. Tanda Koma ( , )
Tanda koma digunakan dalam kalimat guna untuk :
-

Memisahkan unsur– unsur dalam suatu perincian.

-

Memisahkan kalimat setara yang ditandai dengan kata
penghubung tetapi, melainkan, dan sedangkan.

-

Memisahkan anak kalimat dari induk apabila anak kalimat
mendahului induk kalimat.

-

Menandai penghubung antarkalimat.

-

Memisahkan bagian – bagian alamat yang ditulis ke samping.

-

Mengapit keterangan tambahan, dan memisahkan kata seru.

c. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya merupakan tanda yang diletakkan pada akhir
kalimat yang menandakan bahwa kalimat didepan tanda tanya itu
merupakan kalimat tanya.
d. Tanda Seru (!)
Tanda seru merupakan tanda yang diletakkan pada akhir
kalimat

yang

seru,

dan

perintah

yang

menggambarkan

kesungguhan .
B. Tata Pembentukan Kata
Penulisan bentuk – bentuk kata yang benar dalam bahasa Indonesia perlu
dipahami karena dalam penulisan karya ilmiah kata – kata yang digunakan
untuk menyusun kalimat menjadi sebuah karya haruslah benar atau baku.
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan
pengimbuhan, pengulangan, penggabungan imbuhan dan pengulangan serta
penggabungan kata dasar. Tata pembentukan kata sepertinya tidak sulit

6

1. Imbuhan
Imbuhan merupakan tambahan huruf pada suatu kata dasar untuk
membentuk kata baru dengan makna yang berbeda dari kata dasar
sebelumnya. Imbuhan biasanya diletakkan pada awal kata (awalan) seperti
ber-; mem-; meng-; peng-; se-; ter-; di-, akhir kata (akhiran) seperti –an; wan; -i; -is; isme; -nya; dan kan, awal dan akhir kata seperti ber - kan, ber an, per – an, pe – an, per - i, me - kan, memper - kan, memper –kan,
memper –i . Penggunaan imbuhan yang kurang tepat, bahkan atau sudah
sering menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi, baik itu lisan
maupu tulisan. Contonya saja kata “kontrak” yang dibentuk dari imbuhan an dan –kan menjadi kontrak-an dan kontrak-kan, jelas sekali bahwa kedua
kata tersebut berbeda. Dengan demikian, imbuhan yang berbeda baik itu
hanya beda sedikat yang pasti juga makna berbeda.
C. Tata Pilihan Kata
Pilihan kata merupakan hal tidak boleh diabaikan dalam penulisan karya
ilmiah karena pilihan kata yang digunakan akan menentukan kejelasan
informasi yang disampaikan. Pilihan kata yang kurang tepat dalam karya
ilmiah dapat menyebabkan terganggunya kejelasan informasi, tidak
efektifnya bahasa yang digunakan, dan dapat menimbulkan kesalapahaman
informasi yang disampaikan. Untuk menghindari hal – hal diatas, penulis
khususnya penulis karya ilmiah perlu memahami criteria pemilihan kata
bahasa Indonesia seperti ketepatan, kecermatan, dan keserasian.
1. Ketepatan
Ketepatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan
memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat dan dapat
diterima pembaca. Oleh karena itu, penulis dituntut untuk memahami
perbedaan makna konotasi dan denotasi, perbedaan makna kata-kata
bersinonim, penggunaan kata atau ungkapan eufemisme, serta penggunaan
kata konkret dan abstrak.
2. Kecermatan

7

Kecermatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan
memilih kata yang sungguh diperlukan untuk mengungkapkan gagasan
tertentu. Agar dapat memilih kata secara cermat, penulis dituntut untuk
mampu memahami ekonomi bahasa dan menghindari penggunaan katakata yang dapat menyebabkan kemubaziran, serta kata- kata yang
berlebihan atau kata- kata yang berbunga – bunga. Contohnya para siswa –
siswa, semua karyawan – karyawan.
3. Keserasian
Keserasian dalam pemilihan kata pada penulisan karya ilmiah sangat
diperlukan supaya kalimatnya padu dan akhirnya makna atau informasi
dari karya ilmiah tersebut dapat dimengerti pembaca.
D. Tata Penulisan Kalimat Efektif
Dalam (Alwi, 1998) menyatakan bahwa kalimat merupakan satuan
bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran
yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud tulisan,
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda
tanya (?), atau tanda seru (!) dan dalam (Santoso, 1990) menyatakan bahwa
kalimat merupakan gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu
menimbulkan makna yang sempurna. Dengan demikian, kalimat ialah
gugusan kata yang berstruktur dalam bentuk lisan atau tulisan dengan makna
yang utuh. Makna yang utuh artinya suatu makna yang dapat diterima oleh
orang lain sesuai dengan maksud yang dimiliki pembuat kalimat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/ penulisnya dengan baik sehingga pendengar/ pembaca akan
menangkap gagasan di balik kalimat tersebut dengan tepat. Karena tujuan
seseorang menulis adalah mengkomunikasikan gagasan yang dimilikinya,
kalimat efektif merupakan sarana yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam kegiatan menulis, populer maupun ilmiah, laporan maupun artikel,
kalimat yang digunakan berupa kalimat efektif. Suatu kalimat dapat dikatakan
efektif khususnya kalimat pada karya ilmiah apabila unsure – unsure kalimat

8

lengkap, informasi yang disampaikan jelas, bentuk dan makna sejajar, pilihan
kata kalimat cermat, dan pola kalimat harus variatif.
1.

Kelengkapan Unsur Kalimat
Kalimat yang efektif

harus tersusun sesuai dengan kaidah yang

berlaku. Dari segi kaidah tata bahasa, kalimat efektif harus memiliki
subjek dan predikat. Untuk memenuhi kriteria kalimat efektif, hendaklah
subjek tidak didahului kata depan, dan predikat kalimatnya jelas.
a. Subjek Tidak Didahului Kata Depan
Jika suatu kalimat tidak memiliki subjek maka dapat dikatakan
kalimat itu tidak efektif. Kalimat yang tidak bersubjek umumnya terjadi
karena penggunaan kata depan pada awal kalimat. Sebagai contoh,
perhatikan kalimat berikut.
-

Dari hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa fisika membuktikan
bahwa gaya tarik planet yang jauh dari matahari relative kecil.
Supaya kalimat ini memiliki subjek, seharusnya kata depan dari
dihilangkan.
Kata depan lain yang tidak seharusnya mendahului subjek, adalah

dalam, untuk, dengan, bagi, tentang, di, pada, mengenai, kepada dan
lain sebagainya.
b. Predikat Kalimat Jelas
Seperti pentingnya dengan subjek, suatu kalimat yang tidak
memiliki predikat, tidak dapat dikatakan sebagai kalimat efektif.
Contoh predikat pada kalimat berikut.
-

Buah – buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk, mangga,
pisang, dan lain – lain. Supaya predikat kalimat tersebut jelas maka
kata seperti diganti dengan kata adalah.

c. Bagian Kalimat Tidak Dipenggal
Bagian kalimat dipenggal maksudnya kalimat yang bisa saja
disatukan namun telah dipisahkan dari kalimat sebelumnya. Sebagai
contoh, perhatikan kalimat berikut.

9

-

Penulisan karya ilmiah harus tersusun secara rapid an mudah
dipahami. Sehingga tidak memerlukan banyak waktu untuk
mempelajari dan memahami isinya. Sebenarnya 2 kalimat tersebut
dapat disatukan dengan menghilangkan tanda titik sebelum kata
sehingga.

2. Kejelasan Informasi
Kejelasan informasi itu dapat dicapai jika didalam sebuah kalimat
tidak terkandung (1) ketaksaan, (2) salah nalar, dan (3) kerancuan. Berikut
ini ditampilkan contoh kalimat rancu.
-

Menurut ketua panitia mengatakan bahwa penandatanganan surat tugas
dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing.

Seharusnya
-

Menurut ketua panitia, penandatanganan surat tugas dilakukan oleh
kepala sekolah masing-masing.

-

Ketua

panitia mengatakan

bahwa penandatanganan

surat

tugas

dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing.
3.

Kesejajaran
Kalimat yang efektif juga harus mengandung kesejajaran antara
gagasan yang diungkapkan dan bentuk bahasa seebagai sarana
pengungkapnya. Jika dilihat dari segi bentuknya, kesejajaran itu dapat
menyebabkan keserasian. Sementara itu, jika dilihat dari segi makna atau
gagasan yang diungkapkan, kesejajaran itu dapat menyebabkan informasi
yang diungkapkan menjadi lebih sistematis sehingga mudah dipahami.
Seperti yang secara implisit terungkap pada keterangan tersebut,
kesejajaran itu dapat dibedakan atas kesejajaran bentuk, kesejajaran
makna, dan kesejajaran bentuk berikut maknanya.

4.

Kehematan
Kehematan maksudnya menghilangkan bagian-bagian tertentu yang
tidak diperlukan atau yang mubazir. Hal itu antara lain, berupa penghilang
subjek ganda, bentuk yang bersinonim, dan bentuk jamak ganda.
Contohnya sebagai berikut.

10

-

Sebelum surat ini dikirimkan, surat itu harus ditandatangani lebih
dahulu.

seharusnya
Sebelum dikirimkan, surat ini harus ditandatangani terlenih dahulu.
-

Bank Sumito adalah merupakan saslah satu bank terbesar di Jepang.

seharusnya
Bank Sumito adalah salah satu bank terbesar di Jepang.
-

Semua data-data yang diperoleh harus dikaji secara cermat.

seharusnya
Semua data yang diperoleh harus dikali secara cermat.
5. Variatif
Variatif berasal dari kata variasi yang artinya bentuk atau gaya
pengungkapan kalimat. Variasi dapat dicapai dengan menggunakan
beberapa bentuk, seperti bentuk inversi, bentuk pasif persona, variasi aktifpasif, dan variasi panjang pendek. Sebagai contoh variasi, perhatikan
kalimat berikut.
-

Biaya dua miliar rupiah diperlukan untuk melunasi utang perusahaan.

Variasinya
Diperlukan biaya dua miliar rupiah untuk melunasi utang perusahaan.
-

Saya akan melaporkan temuan itu kepada ketua tim.

Variasinya
Akan saya laporkan temuan itu kepada ketua tim.
Temuan itu akan saya laporkan kepada ketua tim.
-

Pada bab berikut kami akan uraikan data dan informasi yang diperoleh
dilapangan.
Seharusnya
Pada bab berikut akan kami uraikan data dan informasi yang diperoleh
dilapangan.

-

Minggu depan kami akan mengadakan rapat pimpinan tim. Dalam
rapat itu akan kami bahas berbagai kendala yang dihadapi dilapangan.

11

Seharusnya
Minggu depan akan diadakan rapat pimpinan tim. Dalam rapat itu kami
akan membahas berbagai kendala yang dihadapi dilapangan.
Perlu diketahui bahwa dalam proses penyusunan kalimat,pemakai
bahasa tidak hanya dituntutuntuk mampu menguasai kaidah tata bahasa,
tetapi dituntut pula untuk mampu memilih dan menggunakan kata-kata
secara tepat, cermat, dan serasi.
E. Tata Penulisan Paragraf yang Baik
Dalam (Keraf, 1997) dalam

(Asihanti, Retno, 2008) dikatakan

bahwa paragraf merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian
dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf
merupakan perluasan pikiran dari kalimat. Pembagian paragraf berdasarkan
fungsinya dalam satu karangan akan mempermudah pembaca memahami
struktur karangan. Dalam penulisan bahan ajar, paragraf dapat dikategorikan
sebagai paragraf yang baik jika memenuhi beberapa kriteria. Kelima kriteria
yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1.

Adanya Satu Kesatuan Gagasan
Sebagai satu kesatuan gagasan, sebuah paragraf yang baik
hendaknya hanya mengandung satu gagasan utama, yang diikuti beberapa
gagasan pengembang atau penjelas. Oleh karena itu, rangkaian kalimat
yang terjalin dalam sebuah sebuah paragraf hanya mempersoalkan satu
masalah atau satu gagasan utama. Dengan demikian, jika dalam satu
paragraf terdapat dua gagasan utama atau lebih, tiap-tiap gagasan itu
seharusnya diungkapkan dalam paragraf yang berbeda. Sebaliknya, jika
ada dua buah paragraf hanya mengandung satu gagasan utama, kedua
paragraf itu sebaiknya digabungkan menjadi satu.

2.

Adanya Kepaduan Hubungan Antar Kalimat
Sebuah paragraf harus memperlihatkan kepaduan hubungan antar
kalimat yang terjalin didalamnya untuk mendukung satu kesatuan gagasan.
Kepaduan itu dapat dicapai jika jalinan kalimat-kalimatnya terangkai
secara rapi dan sistematis, misalnya dengan menggunakan beberapa sarana

12

perangkai kalimat dalam paragraf, antara lain: (a) pengulangan (kata
kunci), (b) penggantian, (c) penghubung antar kalimat, dan (d) keparalelan
struktur.
3.

Adanya Ketuntasan Informasi
Sebuah paragraf yang baik juga harus dapat mengungkapkan
gagasan atau informasi secara tuntas. Artinya, paragraf itu harus dapat
menyajikan informasi secara lengkap sehingga pembaca tidak dibuat
bertanya-tanya tentang kelanjutan informasi yang disampaikan.

4.

Adanya Konsistensi Sudut Pandang
Sudut pandang atau cara penulis menempatkan diri didalam
tulisannya harus konsisten, termasuk dalam perlibatan pembaca. Kalau ia
mewakili

dirinya

dengan

menggunakan

kata penulis,

pemeriksa, atau peneliti, kata itu hendaknya tetap digunakan secara
konsisten sampai dengan akhir tulisannya. Sebaliknya, kalau penulis
menggunakan kata-dengan maksud melibatkan pembaca dalam tulisannyakata itu pun sebaiknya digunakan secara konsisten sampai pada akhir
tulisannya. Begitu pula, untuk menjaga keobjektifan-kalau penulis tidak
ingin menampilkan dirinya dalam tulisan-bentuk pasif dapat digunakan
secara konsisten sampai dengan selesai.
5.

Adanya Keruntutan Penyajian
Informasi di dalam paragraf hendaknya disajikan secara runtut dan
pola urutan yang mudah diikuti pembaca. Ada beberapa model urutan
penyajian infomasi dalam paragraf, dan tiap model mempunyai
kelebihanya masing-masing. Model yang dimaksud antara lain adalah
model urutan waktu, urutan tempat, urutan umum-khusus atau khususumum, urutan pertanyaan dan jawaban, serta urutan sebab-akibat.

F. Teknik Pengembangan Paragraf
Cara atau teknik yang digunakan dalam pengembangan paragraf itu
umumnya bergantung pada keluasan pandangan atau pengalaman penulis dam
juga materi yang ditulis itu sendiri. Adapun cara yang dapat membantu kita

13

dalam pengembangan paragraf, adalah: 1) klasifikasi, 2) definisi, 3) analogi,
4) pemberian contoh, dan 5) penyajian kata.

1.

Pengembangan dengan Klasifikasi
Pengembangan dengan klasifikasi yang dimaksud dalam hal ini
adalah pengembangan paragraf dengan cara mengklasifikasi atau
mengelompokkan masalah yang dikemukakan. Dengan klasifikasi itu
diharapkan para pembaca dapat lebih mudah memahami informasi yang
disajikan

2.

Pengembangan dengan Definisi
Pengembangan dengan definisi adalah suatu model pengembangan
paragraf yang dilakukan dengan cara memberikan definisi atau pengertian
terhadap masalah yang sedang dibahas.

3.

Pengembangan dengan Analogi
Analogi

adalah

suatu

bentuk

perbandingan

dengan

cara

menyamakan dua hal yang berbeda. Sejalan dengan itu, pengembangan
dengan analogi merupakan model pengembangan paragraf yang dilakukan
dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda untuk memperjelas
gagasan yang akan diungkapkan. Dalam pergaulan sehari-hari, misalnya,
orang yang berusia lanjut sering dikatakan sudah (berusia) senja. Dalam
hal ini, perbandingan antara usia lanjut dan (waktu) senja merupakan
sebuah analogi.
Sehubungan

dengan

pengembangan

paragraf,

cara

analogi

lazimnya digunakana untuk memperjelas gagasan yang belum begitu
dikenal oleh masyarakat melalui gagasan atau perbandingan dengan hal
yang sudah sangat dikenal.
4.

Pengembangan dengan Contoh
Pengembangan

dengan

contoh

merupakan

suatu

teknik

pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara memberikan
beberapa

contoh

sebagai

penjelas

gagasan

yang

dikemukakan.

14

Pengembangan paragraf dengan menyertakan contoh lebih tepat digunakan
dalam menjelaskan masalah yang sifatnya abstrak atau masalah lain yang
sifatnya sangat umum.
5.

Pengembangan dengan Fakta
Pengembangan

dengan

fakta

merupakan

suatu

teknik

pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara menyertakan
sejumlah fakta atau bukti-bukti untuk memperkuat pendapat yang
dikemukakan.
Selain dengan 5 cara-cara yang disebutkan diatas, paragraf dapat
pula dikembangkan dengan beberapa cara memberikan ilustrasi, analisis,
sebab-akibat, alasan, dan cara lain sesuai dengan pengalaman penulis.

15

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kaidah bahasa Indonesia yang diterapkan pada penulisan karya ilmiah,
meliputi tata tulis, tata pembentukan kata, tata pilihan kata, tata penulisan
kalimat efektif, serta tata penulisan dan pengembangan paragraf yang baik.
Ejaan yang tepat dan benar dalam karya ilmiah, dilihat dari penulisan
huruf, penulisan kata dan penggunaan tanda baca. Adapun pembentukan kata
yang tepat dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan pengimbuhan,
pengulangan, penggabungan imbuhan dan pengulangan serta penggabungan
kata dasar, sedangkan pemilihan kata yang tepat dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan ketepatan, kecermatan, dan keserasian dari kata yang
membentuk kalimat.
Suatu kalimat dapat disebut efektif jika memenuhi 5 kriteria, yaitu unsurunsurnya lengkap, informasinya jelas, bentuk dan maknanya sejajar, pilihan
katanya cemat, polanya variatif.
Dalam penulisan bahan ajar, paragraf dapat dikategorikan sebagai
paragraf yang baik jika memenuhi beberapa kriteria. Kelima kriteria yang
dimaksud adalah adanya satu kesatuan gagasan, adanya kepaduan hubungan
antar kalimat, adanya ketuntasan informasi, adanya konsistensi sudut
pandang, adanya keruntutan penyajian, sedangkan cara atau teknik yang
digunakan dalam pengembangan paragraf itu umumnya bergantung pada
keluasan pandangan atau pengalaman penulis dan juga materi yang ditulis itu
sendiri. Meskipun demikian , dapat disebutkan cara yang dapat digunakan
untuk mengembangkan paragraf. Cara-cara yang dimaksud adalah klasifikasi,
definisi, analogi, pemberian contoh, dan penyajian kata.

16

B. Saran
Kita selaku putra – putri bangsa Indonesia seharusnya menjunjung tinggi
bahasa kebangsaan kita sendiri, karena bahasa Indonesia merupakan salah satu
identitas diri kita

dan yang memudahkan kita untuk berinteraksi atau

komunikasi dengan warga Negara Indonesia,

tapi bukan berarti kita

melupakan bahasa daerah kita sendiri, bahasa alay-lah yang perlu kita kurangi
dalam komunikasi sehari – hari.

17

DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/
JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196711031993032NOVI_RESMINI/KAIDAH-KAIDAH_TATA_TULIS.pdf
http://lp4.itb.ac.id/wp-content/uploads/MATERI-TAYANGAN-TTKI-A.pdf (tata
tulis) , diakses tanggal 10 maret 2015
Ramli, dkk. 2013. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia.
Makassar: Badan Penerbit Unm
http:// Retno_Asihanti.blogspot.com/Analisis_Penggunaan_TataBhs.pdf, diakses
tanggal 10 maret 2015
http://triezdamila.blogspot.com/p/tata-kalimat.html, diakses tanggal 10 maret
2015
https://wendisaja.wordpress.com/2014/02/18/kaidah-dasar-bahasa-indonesia/,
diakses pada tanggal 8 maret 2015

18