Penilaian REBA dan Nordic Body Map pada

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelaksanaan
menuntut

pendidikan

mahasiswa

agar

perguruan
dapat

tinggi


saat

menyesuaikan

ini

diri

telah

dengan

perkembangan dan kemajuan teknologi serta perindustrian yang
ada. Oleh sebab itu, diharapkan agar mahasiswa mempunyai
keterampilan

dan

kemampuan


aplikatif

terhadap

dunia

nyata

khususnya yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang ditekuni.
Program Pendidikan S-1 memberikan kemampuan teoritis yang
mencukupi kepada mahasiswa, namun kurang dalam pelaksanaan
aplikatif dan praktek khususnya di lapangan sehingga timbul
kesenjangan antara teori yang didapatkan saat perkuliahan dengan
kondisi yang sebenarnya yang ada di lapangan. Oleh karena itu,
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata - Praktek (KKN-P) sebagai suatu studi yang dilakukan pada
perusahaan


guna

mengetahui

pengimplementasian

ilmu

yang

dimiliki sehingga mahasiswa mengetahui gambaran nyata aplikatif
ilmu tersebut dalam dunia kerja.
Untuk memenuhi harapan tersebut, maka penulis melaksanakan
kegiatan KKN-P di Koperasi Unit Desa (KUD) “DAU” yang belokasi di
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. KUD DAU ini mempunyai
banyak

unit

usaha,


yaitu

Unit

Usaha

Industri,

Unit

Usaha

Pemasaran, Unit Usaha Perkreditan, Unit Jasa Industri Unit Usaha
Otonom, dan Unit Pelayanan Simpan Pinjam.
Dengan segala fasilitas yang diberikan oleh KUD DAU, adanya
praktek kerja ini diharapkan dapat menjadi media bagi mahasiswa
dalam menerapkan segala ilmu yang telah didapatkan di bangku
perkuliahan kepada sistem industri yang nyata. Selain itu, dengan
adanya kerjasama ini, mahasiswa dapat dengan menambah wawasan

tentang industri diluar dari teori yang telah didapat selama ini.

1

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1.2. Lingkup Observasi
Dalam kerja praktek dilakukan pengamatan secara singkat
mengenai

postur

kerja

para

pekerja


di

KUD

Dau

Malang.

Pengambilan data tersebut dilakukan pada Unit Usaha Industri, pada
sub

bidang

proses

produksi

Formula


Makanan

Ternak

DAU

(FORMADA) dan dilakukan secara langsung.
1.3. Manfaat KKNP
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan kegiatan
Kuliah Kerja Nyata – Praktek dapat dirasakan oleh tiga pihak yang
terkait, yaitu mahasiswa, perusahaan, dan pihak lain.
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan KKN-P bagi
mahasiswa antara lain :
a. Mahasiswa

dapat

menambah


pengetahuan

serta

wawasan

mengenai dunia produksi khususnya produksi Formula Makanan
Ternak DAU (FORMADA) di KUD DAU Kabupaten Malang.
b. Mahasiswa bisa berlatih untuk menyesuaikan diri dan bekerja
secara mandiri maupun kelompok di kondisi lapangan pekerjaan
sebenarnya, serta memiliki sikap profesional yang dibutuhkan di
dunia industri.
c. Mahasiswa mampu membandingkan dan memahami relevansi
antara teori yang didapatkan di bangku perkuliahan dengan
kenyataan yang sebenarnya di dunia kerja.
d. Memberikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan dan
pengetahuan baru melalui kegiatan kerjasama dengan para pakar
industri yang telah berpengalaman di lapangan.
1.3.2 Manfaat Bagi Perusahaan
Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan KKN-P bagi

perusahaan antara lain :

2

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

a. KUD DAU Kabupaten Malang akan memperoleh masukan yang
berkaitan dengan penerapan bidang ilmu yang diberikan saat
perkuliahan

sebagai

bahan

pertimbangan

kemajuan


dan

perkembangan perusahaan.
b. Menjalin hubungan kerja sama dalam bidang penelitian dengan
institusi badan pendididikan.

3

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1.3.3 Manfaat Bagi Pihak Lain
Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan KKN-P bagi pihak
lain antara lain :
a. Sebagai

sumber


referensi

apabila

ingin

mengangkat

tema

pengamatan yang bersangkutan atau hampir sama dengan tema
pada laporan KKN-P ini.
b. Sebagai

sumber

informasi

dan

ilmu

pengetahuan

yang

mengandung banyak manfaat.

4

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
Koperasi Unit Desa (KUD) “DAU” terletak di Dusun Sengkaling,
Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Luas wilayah
kerja KUD “DAU” yaitu seluas 5.725.502 M 2, meliputi 10 desa dan
dengan letak geografs ketinggian 450 – 1100 M dari permukaan
laut, dengan suhu 18 º – 30 ºC.
KUD DAU Malang didirikan dengan tiga tujuan, yaitu membantu
masyarakat sekitar guna mengembangkan usaha ternak. Tujuan
kedua untuk membantu msayarakat sekitar dalam pengelolaan hasil
ternak. Tujuan ketiga sekaligus tujuan utama KUD DAU adalah
meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.
Daerah pemasaran susu pada Koperasi Unit Desa “DAU”
meliputi daerah Jawa Timur dan Bali. Selain itu untuk memperluas
usahanya Koperasi Unit desa “DAU” menjalin kerjasama dengan
beberapa perusahaan, seperti : PT. PAL Surabaya, PT. Aneka Jasa
Gresik, PT. Bharata Surabaya, PT. Sampurna Lamongan, serta
beberapa perusahaan di daerah Bojonegoro, dan Jombang.
2.2 Sejarah Perusahaan
Berdasarkan Inpres nomor 4 tahun 1973 dan SK Bupati Daerah
Tingkat II Kabupaten Malang No. 2075/k/1973 tanggal 20 Oktober
1973 didirikan BUUD (Badan Usaha Unit Desa) DAU yang masih
berpusat pada pembinaan pertanian dan sarana pertanian berupa
pupuk.
Berdasarkan persetujuan INPRES No 2/78, BUUD berubah
menjadi KUD DAU (Koperasi Unit Desa). Pada tanggal 3 september
1979 KUD DAU pertama kalinya mengadakan rapat anggota yang
menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut: Penunjukan 5
orang pengurus, yaitu:
1. W.A Gani

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2. Suharyono
3. Joni Subagio
4. Ramidjan
5. Sutrisno Adiwijaya
Pemberian nama “KUD DAU (Dadio Ayeming Urip)” pada
tanggal 29 januari 1980. Dalam KUD DAU sendiri, Unit usaha terbaik
terdapat pada unit Sapi Perah dengan hasil produksi mencapai 8500
liter per hari.
Selama

perjalanan

pengelolaannya,

KUD

DAU

telah

memperoleh banyak prestasi antara lain:
1. Tahun 1982 sebagai KUD Percontohan
2. Tahun 1990 sebagai KUD Mandiri
3. Tahun 1991 sebagai KUD se-Kabupaten Malang
4.

Tahun 1992 sebagai KUD terbaik Kedua tingkat provinsi

jawa timur
5. Tahun 1995 sebagai KUD terbaik tingkat Nasional
6. Tahun 1996 sebagai KUD Teladan
7. Tahun 1997 sebagai KUD mandiri teladan nasional
8. Tahun 2002 sebagai KUD berprestasi Nasional
9.

Tahun 2005 sebagai KUD dengan SOP terbaik Versi

PT.Nestle
10. Tahun 2006 sebagai KUD Berprestasi Peringkat I JATIM
Saat ini KUD DAU mempunyai anggota sebanyak 15.660 orang
yang terbagi menjadi dua, yaitu anggota aktif sebanyak 850 orang
dan anggota pasif sebanyak 14.810 orang. Anggota pasif anggota
adalah

anggota

yang

masih

terdaftar

tetapi

tidak

pernah

berhubungan langsung dengan koperasi dan masih memiliki hak di
koperasi seperti SHU (sisa hasil usaha). Dalam KUD DAU sendiri
saat ini terdapat 94 orang pekerja yang dibagi menjadi dua yaitu
pekerja tetap sejumlah 45 orang dan pekerja harian 44 orang.
2.3Badan Usaha dan Bidang Usaha

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kekuasaan tertinggi pada badan usaha koperasi adalah rapat
anggota. Rapat anggota dilaksanakan satu tahun sekali dengan
jumlah minimal kehadiran anggota 50% + 1. Rapat anggota ini
membahas tentang realisasi rencana usaha. Untuk merencanakan
anggran belanja, dibuat pula RAB (Rencana Anggaran Belanja) yang
dilaksanakan setiap satu bulan sekali.
KUD DAU memiliki beberapa unit usaha yang menjadi sumber
ekonomi bagi anggotanya, diantaranya:
a. Unit Usaha Sapi Perah
-

Menjalankan operasional pengumpulan hasil susu sapi perah

-

Supplai susu hanya untuk unit pengolahan susu

b. Unit Usaha “FORMADA”
-

Memproduksi makanan untuk sapi perah

-

Hasil produksi dijual untuk pihak luar namun diprioritaskan
untuk KUD sendiri

c. Unit Usaha Pertokoan
-

Berupa minimarket yang menyediakan sembako dan keperluan
lain bagi masyarakat sekitar

d. Unit Usaha Pengolahan Susu
-

Supplier bagi perusahaan pengolahan susu

-

Produksi susu pasteurisasi untuk memenuhi pesanan pihak
luar dan KUD sendiri

e. Unit Usaha Simpan Pinjam
f.

Menyediakan jasa keuangan bagi anggota dan karyawan

Unit Usaha TRI (Tebu Rakyat Intensifkasi)
-

Kerjasama penanaman tebu dengan pabrik gula Krebet yang
disponsori oleh BRI

g. Unit Usaha CU (Cooling Unit)
-

Memasarkan air susu dari unit usaha sapi perah

-

Mengatur jumlah susu yang harus dikeluarkan

h. Unit Usaha Rumah Potong Hewan

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

-

Panyembelihan sapi untuk kebutuhan masyarakat

2.4Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Dalam menjalankan aktivitasnya, KUD DAU membentuk struktur
organisasi untuk memudahkan sistem manajerial KUD. Sifat dari
organisasi ini kekuasaan dan tanggung jawab berjalan dari puncak
sampai bawah menurut garis

oordina.

Kekuasaan tertinggi pada badan usaha koperasi adalah rapat
anggota. Rapat anggota dilaksanakan satu tahun sekali dengan
jumlah minimal kehadiran anggota 50% + 1. Rapat anggota ini
membahas tentang realisasi rencana usaha. Untuk merencanakan
anggaran belanja, dibuat pula RAB (Rencana Anggaran Belanja) yang
dilaksanakan setiap satu bulan sekali.
2.4.1 Struktur Organisasi KUD DAU
Berikut ini adalah gambaran struktur organisasi dari KUD DAU
Kabupaten Malang.
RAPAT ANGGOTA

PENGURUS

PENGURUS
KETUA
SEKRETARIS
BENDAHARA

KETUA
ANGGOTA

: Drh. Hermaniadi
: Srisunaryati S.E
: Karyono

: Mukadar
: Sugiono

MANAGER
Ir. Wardianang R.S
STAFF MANAGER
KASIR

KREDIT

IIN

AKUTANSI

PERSONALIA

HARI K.

SEGENG S.

UNIT USAHA

UNIT USAHA

UNIT USAHA

UNIT USAHA

UNIT USAHA

UNIT USAHA

UNIT USAHA

UNIT USAHA

Sapi Perah

Pemotongan
sapi

Pertokoan

Pengolahan
Susu

Simpan
Pinjam

TRI

C.U

RPH

Gambar 2.1 Struktur Organisasi KUD DAU

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Berikut ini adalah gambaran tugas tiap jabatan dan unit usaha di
KUD DAU:
1. Rapat anggota
Merupakan pemegang kekuasaan dalam suatu koperasi. Dalam
KUD DAU ini rapat anggota dilakukan sekali dalam satu tahun.
Rapat

anggota

membahas

realisasi

usaha

dan

rencana

pelaksanaan usaha berikutnya.
2. Pengurus
Susunan pengurus berisi tiga jabatan yaitu ketua pengurus,
sekretaris dan bendahara. Ketua pengurus bertugas untuk
mengkoordinasi

anggotanya.

Sekretaris

bertugas

untuk

mengurusi administrasi umum KUD DAU. Bendahara sebagai
pemegang

keuangan

KUD

DAU

secara

umum.

Pengurus

bertanggung jawab kepada pengawas.
3. Pengawas
Berfungsi

mengontrol

jalannya usaha dengan kesesuaian

dengan rancangan anggaran belanja yang telah dibuat.
4. Manager
Menjalankan tugas spesifk dari pengurus.
5. Staf Manager
Membantu

manager

dalam

menjalankan

tugasnya.

Staf

manager terdiri dari kasir, kredit, akuntansi dan personalia. Kasir
bertugas untuk menerima dan koordinir keuangan bagi unit
usaha. Akuntansi bertugas untuk membuat rekapitulasi data dari
unit

usaha

untuk

dibawa

pada

rapat

anggota.

Personalia

berkaitan dengan ketenagakerjaan, termasuk asuransi dan upah
tenaga kerja.
6. Unit Usaha
Bertugas untuk menjalankan operasional usaha berdasarkan
bidang usahanya. Realisasi usaha harus disesuaikan dengan
rancangan yang telah dibuat.
2.4.2 Struktur Organisasi Unit Pengolahan Pakan Ternak

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Berikut adalah struktur organisasi dari unit pengolahan pakan
ternak pada KUD DAU, Kabupaten Malang.
KEPALA UNIT

ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN

KABAG DISTRIBUSI
& PEMASARAN

KABAG PRODUKSI

Gambar 2.2 Struktur organisasi Unit Pengolahan Makanan Ternak

Berikut

ini

merupakan

gambaran

tugas

tiap

jabatan

unit

pengolahan makanan ternak:
1. Kepala Unit
Mengatur jalannya unit usaha pengolahan makanan ternak.
Keputusan tertinggi ada pada kepala unit usaha ini.
2. Administrasi Umum dan Keuangan
Menjalankan proses administrasi dan keuangan pada unit usaha
pengolahan makanan ternak saja, termasuk menentukan jumlah
gaji yang diterima pekerja.
3. Kepala Bagian Produksi
Bertanggung

jawab

atas

jalannya

proses

produksi.

Dalam

menjalankan tugasnya, kepala bagian dibantu oleh staf produksi
yang menjalankan proses produksi.
4. Kepala Bagian Distribusi dan Pemasaran
Tanggung jawab dimulai dari makanan ternak telah diproduksi
dan mulai didistribusikan. Kepala bagian ini dibantu oleh kepala
gudang fnishing produk dan koordinator driver.
2.5Ketenagakerjaan
Tenaga kerja adalah orang yang mampu melaksanakan pekerjaan
baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga
kerja merupakan faktor produksi yang memegang peranan penting
dalam peningkatan produktivitas.
Jumlah tenaga kerja di KUD DAU Malang secara keseluruhan
berjumlah 94 orang dengan jumlah tenaga kerja untuk divisi
pengolahan pengolahan makanan ternak berjumlah 9 orang.
Tabel
N
o
1
2
3
4
5

2.1 Rincian Tenaga Kerja Divisi Makanan Ternak DAU
Jabatan
Kepala Divisi FORMADA
Staf Administrasi
Kepala Bagian Produksi
Karyawan Produksi
Karyawan Pendistribusian

Jumlah
1
2
1
3
2

orang
orang
orang
orang
orang

2.5.1 Pengaturan Jam Kerja
Karyawan KUD DAU bekerja 6 hari kerja dalam satu minggu
yaitu hari Senin sampai Sabtu dengan jam kerja adalah 6 jam.
dimulai pukul 08.00 WIB sampai 14.00 WIB Proses produksi berjalan
selama 3 periode dalam 1 bulan, yaitu pada tanggal 3, 12, dan 23.
2.5.2 Sistem Pengupahan
Koperasi Unit Desa “DAU” menggunakan sistem pengupahan
sebagai berikut:
1. Upah bulanan
Diberikan kepada karyawan tetap yang besarnya disesuaikan
dengan jabatan dan masa kerja. Upah bulanan ini diperuntukkan
bagi semua pekerja tetap di KUD DAU, Malang.
2. Upah harian
Diberikan kepada karyawan harian berdasarkan hari masuk kerja
dalam satu minggu yang besarnya disesuaikan dengan UMR,
masa kerja dan jabatan. Upah harian ini diperuntukkan bagi
pekerja harian seperti sopir.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3. Upah lembur
Diberikan kepada karyawan tetap yang bekerja diluar jam kerja
dan dihitung berdasarkan jam lembur.
2.5.3 Kesejahteraan Tenaga Kerja
Selain upah, kesejahteraan tenaga kerja di KUD DAU, Malang
juga diberikan dalam bentuk lain:
1. Jaminan Kesehatan
Jaminan

ini

diberikan

berupa

asuransi

jiwa

dan

jaminan

kesehatan dari Jamsostek dan Bringin Life. Jaminan ini diambil
berasal dari 40% gaji pegawai dan 60% sisanya dari dana
koperasi. Jaminan kesehatan ini diperuntukkan bagi semua
karyawan di KUD DAU, Malang.
2. Bonus
Bonus ini diberikan apabila pegawai dapat melebihi target
produksi yang telah ditentukan sebelumnya. Dapat pula berupa
bonus ketika produk yang dikirim ke suatu instansi ternya dapat
melebihi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Tunjangan
Tunjangan yang diberikan berupa bahan makanan seperti beras
dan gula.
2.6Proses Produksi
Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus-menerus
yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk
menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi
sampai distribusi kepada konsumen (V. Gaspersz, 2004).
Proses produksi terdiri dari dua kata, yaitu proses dan produksi
yang memiliki makna berbeda. Proses adalah cara, metode dan
teknik tentang bagaimana sumber-sumber (manusia, mesin material
dan uang) yang akan diubah untuk memperoleh suatu hasil.
Sedangkan produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa. Jadi pengertian dari proses

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

produksi adalah suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan
atau menambah kegunaan suatu barang maupun jasa dengan
mengunakan sumber-sumber (manusia, mesin, material dan uang)
yang ada.
Proses produksi Formula Makanan Ternak DAU (FORMADA) di
KUD DAU:
1. Formulasi
Formulasi adalah proses untuk menentukan kadar atau komposisi
dari bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan Formula
Makanan Ternak DAU (FORMADA).
2. Persiapan Bahan dan Peralatan
Dalam proses persiapan dilakukan penimbangan bahan-bahan
yang akan diproses berdasarkan formulasi yang dilakukan diawal.
Lalu

dalam

mempersiapkan

peralatan

yang

akan

digunakan

dilakukan pemeriksaan dengan cara menghidupkan dan menjalankan
mesin

terlebih

dahulu

sebelum

proses

produksi

benar-benar

dilakukan.
3. Pencampuran Bahan Baku
Dimulai dengan membuka karung-karung bahan baku yang telah
ditetapkan, kemudian bahan baku dimasukan ke mesin pencampur
oleh 1 karyawan. Mesin pencampur bahan baku dengan kapasitas
mesin 1200 kg yang dioperasikan oleh 1 orang karyawan. dengan
kapasitas tersebut dihasilkan 24 karung Formula Makanan Ternak
DAU. Untuk 1 kali proses produksi dalam sehari menghasilkan 70-75
karung
4. Pengemasan
Proses pengemasan menggunakan alat yang sederhana yaitu alat
jahit

karung

semi

otomatis

yang dioperasikan

oleh

1

orang

karyawan.
5. Penyimpanan
Setalah dikemas FORMADA yang siap jual disimpan untuk
beberapa saat menunggu proses distribusian. Tempat penyimpanan

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

berada

dalam

1

ruangan

dengan

proses

produksi.

Semua

perpindahan material dilakukan oleh manusia secara manual.
6. Pendistribusian
Proses pendistribusian ke pelanggan menggunakan bantuan 1
buah Truck dengan jumlah pegawai 2 orang dengan rincian 1
pengemudi, 1 karyawan penurunan karung. Proses pendistribusian
ini ditujukan ke pelanggan tetap. Pelanggan tetap merupakan
anggota dari Koperasi Unit Desa DAU yaitu peternak sapi perah.

2.7.1 Flowchart Proses Produksi Makanan Ternak DAU
Berikut adalah fowchart proses produksi dari makanan ternak
yang berada di KUD DAU, Malang.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Mulai

Persiapan
Alat dan
Mesin

Bahan Baku
FORMADA

Proses
Pencampuran
Konsentrat

Proses
Pengemasan

Proses
Penyimpanan

Proses
Pendistribusian

Selesai

Gambar 2.3 Flowchart Proses Produksi FORMADA

2.7Bahan Baku
Dalam proses produksi formula makanan ternak DAU dipilih
dengan komposisi kandungan vitamin dan serat yang dibutuhkan
oleh sapi. Setiap hari sapi diperah susunya dengan jumlah 3-4 liter

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

setiap

harinya

untuk

1

ekor

sapi

dengan

demikian

sapi

membutuhkan makanan yang tepat dan nyaman di pencernaan sapi
guna

menunjang

kondisi

kesehatan

sapi

agar

setiap

hari

menghasilkan susu dalam jumlah optimal.
2.7.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku merupakan salah satu aspek yang sangat penting
karena keberadaannya sangat berpengaruh, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Dalam proses pembuatan makanan ternak bahan
baku utama, yaitu polar, mineral, bekatul, kopra, dan campuran.
Komposisi dari keseluruhan bahan baku untuk 1 kali proses
pencampuran adalah polar 200 kg, bekatul 400kg, bekatul kasar
200kg, kopra 200kg, campuran 100kg dan mineral 100kg total untuk
satu kali proses pencampuran 1200kg, 1 hari dilakukan 2 kali proses
produksi.
2.7.2 Bahan Pengemasan
Selain bahan baku utama diatas terdapat juga bahan baku
tambahan yang menunjang proses produksi susu pasteurisasi. Bahan
baku tambahan diperlukan untuk dapat memberikan variasi terhadap
pilihan produk yang dihasilkan oleh KUD “DAU”. Bahan baku
tambahan tersebut adalah :
2.8 Mesin dan peralatan
1. Mixer Machine
Mixer merupakan mesin pencampur komposisi bahan baku yang
telah ditetapkan, kapasitas dari mixer yang dimiliki KUD DAU adalah
1500 kg namun untuk pengoprasiannya menggunakan kapasitas
1200

kg

dikarenakan

performansinya menurun.

mesin

yang

sudsh

berumur

sehingga

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 2.4 Mixer

2. Alat Timbangan
Alat yang digunakan sebagai acuan utama dalam menentukan
berat konsentrat dimana berat yang sudah ditetepkan adalah
50kg/karung.

Gambar 2.5 timbangan

3. Bag Closing Machine / alat penjahit karung
Alat penjahit karung merupakan alat yang digunakan untuk
menjahit bagian atas karung sebagai penutup. Alat ini tergolong
semi otomatis dikarenakan pengoperasianya masih memerlukan
bantuan pekerja. Dengan spesifkasi alat Tipe : NP-7A Listrik : 90
watt, Dimensi : 36x25x30 cm.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 2.6 Bag Closing Machine

4. Scooper / Sekop Pasir
Scooper

merupakan

alat

bantu

yang

digunakan

untuk

membersihkan bahan baku yang berserakan dilantai kemudian
dimasukan kembali ke mixer machine apabila saat proses produksi
terdapat bahan baku yang tumpah.

Gambar 2.7 scooper

5. Pembersih Meterial
Scooper

merupakan

alat

bantu

yang

digunakan

untuk

membersihkan bahan baku yang berserakan dilantai kemudian
dimasukan kembali ke mixer machine apabila saat proses produksi
terdapat bahan baku yang tumpah. Untuk kapasitasnya lebih sedikit
dari scooper.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 2.8 Pembersih Material

6. Pengait Karung
Alat ini berfungsi untuk membantu memindahkan karung dari
tempat ke tempat lain, total ada 2 buah pengait karung.

Gambar 2.9 Pengait Karung

7. Volt Stabilizier
Volt

Stabilizier

merupakan

alat

yang

digunakan

sebagai

penambah daya mixer. secara automatic menjaga tingkat tegangan
voltage dari PLN secara tetap. Dengan Menggunakan DC SERVO
MOTOR berkualitas tinggi yang dapat menstabilkan listrik PLN yang
naik turun, sehingga krusakan terjadi akibat listrik yang tidak stabil
Kapasitas dari Volt Stabilizier yang digunakan adalah 3000VA.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 2.10 Volt Stabilizier

8. Pemadam Api
Alat

Pemadam

Api

adalah

alat

yang

digunakan

untuk

memadamkan api dengan mengeluarkan kabut air yang mengandung
unsur kimia.

Gambar 2.11 Plate Pemadam Api

9. Truck
Truck

merupakan

alat

transportasi

yang

digunakan

untuk

mendistribusikan Formula Makanan Ternak DAU “FORMADA”.
Daerah

operasinya

meliputi

daerah

sekitar

KUD

DAU

yang

merupakan wilayah anggota-anggota KUD. Daya angkut mencapai 8
Ton jumlah total armada yang dimiliki adalah 2 buah truck.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 2.12 Truck

2.9Sistem Pemasaran
Kegiatan

pemasaran

merupakan

salah

satu

kegiatan

yang

terpenting dalam setiap perusahaan. Karena pemasaran adalah
kegiatan memasarkan sebuah produk yang akhirnya bertujuan
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Kegiatan pemasaran
tidak dilakukan begitu saja tanpa suatu sistem dan perencanaan
yang baik.
2.9.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
2.9.1.1

Produk

Salah satu produk dari KUD ”DAU” adalah Formula Makanan
Ternak DAU (FORMADA), yang merupakan produk terpercaya untuk
konsentrat tambahan untuk sapi perah dimana makanan utama sapi
perah sendiri adalah rumput. Komposisi dari FORMADA merupakan
campuran dari berbagai kandungan yang dibutuhkan sapi perah
diantaranya adalah polar, bekatul, kopra dan mineral. Dengan
adanya

FORMADA

untuk

makanan

pelengkap

menjadikan

produktivitas susu sapi perah menjadi meningkat dan stabil sehingga
membantu memperlancar proses pengolahan susu yang disetorkan
peternak ke KUD “DAU”.
2.9.1.2

Price

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Penetapan harga oleh KUD “DAU” dipengaruhi oleh faktor harga
bahan baku dari supplier dan harga bahan bakar minyak, namun ada
perbedaan

harga

yang

telah

ditetepkan

perusahaan

terhadap

anggota KUD dan non anggota seperti tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2 Daftar harga makanan ternak KUD DAU
N Konsumen
Harga
o
1
Anggota
KUD Rp.
“DAU”
125.000/karung
2
Non Anggota KUD Rp.
“DAU”
130.000/karung

2.9.1.3

Place

Saluran

distribusi

merupakan

sarana

dalam

proses

pendistribusian produk kepada konsumen yang lebih menekankan
pada jaringan yang ada. Dalam hal ini meliputi wilayah-wilayah
dimana terdapat peternak sapi perah anggota koperasi. Untuk
penjualan non anggota perusahaan menetapkan kebijakan untuk
memasarkan FORMADA di dalam lingkup perusahaan.
2.9.1.4

Promosi

Promosi yang dilakukan leh KUD “DAU” dilakukan dengan cara :
1. Pengiklanan
Kegiatan

pengiklanan

melalui

website

yaitu

kuddaum4lang.jimdo.com
2. Publisitas
Kegiatan publisitas dilakukan melalui brosur.
3. Promosi penjualan
Kegiatan

promosi

penjualan

dilakukan

dengan

mengikuti

pameran-pameran yang sering diadakan di beberapa tempat.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB III
PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA - PRAKTEK
3.1Waktu Dan Tempat KKN-P
Pelaksanaan kegiatan KKN-P ini dilaksanakan pada:
Nama Perusahaan : Koperasi Unit Desa (KUD) DAU, Malang
Alamat

:

Dusun

Sengkaling,

Kecamatan Dau,

Desa

Mulyoagung,

Kabupaten Malang

Unit Usaha

: Unit Usaha Industri

Unit

: Pengolahan Makanan Ternak

Waktu

: 10 Maret 2014 – 10 April 2014

3.2Jurnal Kegiatan KKN-P
Selama pelaksanaan kegiatan KKN-P, peneliti telah melakukan beberapa kegiatan
yang mendukung proses penyusunan dan penyelesaian KKN-P. Berikut rincian jurnal
kegiatan yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan kegiatan KKN-P.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan KKN-P
Jadwal
Kegiatan
Bentuk
Kegiatan
Pengenalan
secara umum
kondisi tempat
KKN-P
Penempatan
mahasiswa di
bidang
tertentu
Pelaksanaan
KKN-P
Proses
bimbingan dan

Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1
0

1
1

1
2

1
3

1
4

1
5

1
6

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

penyusunan
laporan

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3.3Metode Penelitian
Metode Pengumpulan data selama penyusunan laporan KKN-P
yang digunakan sebagai berikut:
1.

Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan
studi literatur di perpustakaan serta dengan membaca sumbersumber

data

informasi

lainnya

yang

berhubungan

dengan

pembahasan serta studi literatur yang sesuai di internet.
Sehingga dengan penelitian kepustakaan ini, permasalahan yang
dibahas dapat diselesaikan dengan teori yang ada.
2.

Metode Penelitian lapangan (Field Research)
Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana peneliti
secara langsung terjun pada proyek penelitian, sedangkan cara
lain yang dipakai dalam Field Research ini adalah:
a. Interview,

yaitu

suatu

metode

yang

digunakan

dalam

mendapatkan data dengan jalan mengajukan pertanyaan
secara langsung pada saat perusahaan mengadakan suatu
kegiatan. Disini

penulis

memperoleh data dengan cara

melakukan Tanya-jawab secara langsung kepada kepala unit
dan pekerja di unit pengolahan susu, sehingga penulis
mendapatkan data dalam bentuk penjelasan yang akurat dari
topik atau permasalahan yang dibahas dalam laporan ini.
b. Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data
dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan
yang sebenarnya dalam perusahaan. Disini penulis melakukan
pengamtaan secara langsung, yaitu dengan melihat proses
pembuatan susu pasteurisasi dan mencacat waktu produksi.
Pada saat pengamatan penulis juga melakukan pencatatan
dari data-data penting yang diperoleh.
c. Dokumentasi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan

dokumen-

dokumen

berhubungan dengan penelitian ini.

perusahaan

yang

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3.4Sumber Data
Untuk menunjang kelengkapan pembahasan dalam penulisan
laporan Kerja Praktik ini, penulis memperoleh data yang bersumber
dari :
1.

Data primer
Data primer adalah merupakan data yang diperoleh secara
langsung dari perusahaan berupa hasil pengamatan setempat
dan perolehan dokumen perusahaan serta wawancara langsung
pada

pimpinan

perusahaan

maupun

pada

karyawan

yang

bersangkutan.
2.

Data sekunder
Data sekunder adalah merupakan data yang tidak langsung yang
diperoleh dari dokumen-dokumen. Dalam hal ini bersumber dari
penelitian yang meliputi buku-buku bacaan yang berkaitan
dengan judul penelitian dan data-data yang terkumpul.

3.5Diagram Alir KKN-P
Berikut ini merupakan gambar diagram alir kegiatan Kuliah Kerja
Nyata – Praktek (KKNP).

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Mulai

Pengenalan lingkungan
perusahaan keseluruhan
Penempatan mahasiswa
di Bidang tertentu

Pengambilan data

Penyusunan laporan

Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir KKNP

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB IV
PENILAIAN POSTUR TUBUH PEKERJA DENGAN
REBA & NORDIC BODY MAP PADA UNIT PRODUKSI
MAKANAN TERNAK DI KUD DAU, KABUPATEN
MALANG
4.1 Situasi Masalah
Produktivitas menunjukkan besarnya kemampuan proses yang
dimiliki perusahaan dalam merubah input menjadi output. Beberapa
hal yang menjadi input tersebut diantaranya ialah raw material,
sumber energi, informasi dan resources yang berupa manusia atau
mesin, sedangkan output dapat berupa produk atau jasa. Sebagai
salah satu yang terlibat dalam proses, manusia memegang peranan
sangat penting, dimana ketika seorang pekerja melakukan kerja
secara berlebihan serta terjadi human error atau bahkan kecelakaan
kerja akan dapat menurunkan produktivitas.
Di dalam proses produksi, produktivitas ditopang oleh tiga pilar
yaitu Kuantitas (Quantity), Kualitas (Quality) dan Keselamatan
(Safety), dimana ketika salah satu tidak tercapai maka produktivitas
juga tidak akan tercapai. Keselamatan pekerja ini harus diperhatikan
karena menyangkut manusia sebagai pemegang peranan penting
dalam proses produksi.
Koperasi

Unit

Desa

(KUD)

Dau,

Kabupaten

Malang

memproduksi makanan ternak sebagai salah satu produk yang
mereka produksi. Kegiatan produksi dilakukan 1 kali dalam 10 hari
yaitu pada tanggal 3, 10, 23 dengan target produksi rata-rata 80
karung makanan ternak untuk sekali produksi. Tingginya intensitas
kerja pekerja menunjukkan durasi kerja yang tinggi pula. Hal ini
menyebabkan durasi pekerja terpapar bahaya di tempat kerja juga
semakin tinggi. Selain itu, tempat kerja pada unit produksi makanan
ternak tidak ergonomis, dimana hal ini dapat dilihat dari keluhan
pekerja adanya nyeri di bagian tubuh tertentu, postur kerja yang
buruk dan lingkungan kerja yang tidak teratur. Oleh karena itu,
diperlukan suatu evaluasi yang berkaitan dengan resiko ergonomi

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

agar

dapat

memperbaiki

kondisi

pada

menghambat

produktivitas

di

produksi

tersebut.

unit

tempat

kerja

makanan

yang
ternak

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

4.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diambil pada studi kasus di KUD Dau,
Kabupaten Malang ini adalah sebagai berikut:
1.

Apa saja risiko bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
yang dapat terjadi pada unit produksi makanan ternak di KUD
Dau, Kabupaten Malang?

2.

Apa

saja

tindakan

pengendalian

risiko

Keselamatan

dan

Kesehatan Kerja (K3) yang dapat dilakukan pada kegiatan
proses produksi makanan ternak di KUD Dau, Kabupaten
Malang?
4.3 Tujuan Penelitian
Tujuan

dari studi kasus di KUD Dau, Kabupaten Malang ini

adalah sebagai berikut:
1.

Melakukan

penilaian

ergonomi

(ergonomic

assesment)

menggunakan metode REBA & Nordic Body Map terhadap risiko
keluhan otot skeletal dan risiko bahaya pada unit produksi
makanan ternak di KUD Dau, Kabupaten Malang.
2.

Memberi solusi perbaikan berdasarkan hasil penilaian ergonomi
(ergonomic assesment).

4.4 Batasan Masalah
Batasan yang digunakan dalam studi kasus di KUD Dau,
Kabupaten Malang ini adalah sebagai berikut:
1.

Data yang diolah hanya terbatas pada kegiatan proses produksi
makanan ternak.

2.

Dalam penelitian ini, penyusun tidak mempertimbangkan biaya
mengenai solusi perbaikan yang diberikan.

4.5 Asumsi
Asumsi yang digunakan pada studi kasus ini adalah sebagai
berikut:
1.

Kegiatan produksi makanan ternak diasumsikan berjalan secara
normal

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

4.6 Tinjauan Pustaka
4.6.1 Pengertian Ergonomi
Menurut Wignjosoebroto (2000), ergonomi atau ergonomics
(dalam bahasa inggris) berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergo yang
berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian
Ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari
manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Fokus perhatian
dari Ergonomi ialah aspek-aspek manusia dalam perencanaan “manmade objects” dan lingkungan kerja. Berangkat dari kenyataan
bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka
pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan dengan
keadaan

lingkungan

keras/hardware

sistem

(mesin,

kerjanya

peralatan

yang

kerja,

berupa

dll.)

dan

perangkat
perangkat

lunak/software (metode kerja, sistem dan prosedur, dll.). Sutalaksana
(1979) mengelompokkan bidang kajian ergonomi menjadi berikut:
1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi
manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan
bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang
dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat
bekerja.
2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan
dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan
dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai
dengan pemakainya.
3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan
dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan,
misalnya

keterlibatan

sebagainya.

otot

manusia

dalam

bekerja

dan

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya
dengan masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan,
penciuman, perasa dan sebagainya.
5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan
dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya,
misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.

4.6.2 Metode Analisis Postur Kerja
4.6.2.1

REBA (Rapid Entire Body Assesment)
REBA atau Rapid Entire Body Assessment dikembangkan

oleh Dr. Sue Hignett dan Dr. Lynn Mc Atamney yang
merupakan

ergonom

(University

of

dari

universitas

Nottingham’s

Institute

di
of

Nottingham
Occuptaional

Ergonomic). Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah
metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat
digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur
leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang
pekerja .Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling,
beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktiftas
pekerja.

Penilaian

membutuhkan
melakukan

dengan

waktu

scoring

mengindikasikan

yang
general

perlu

menggunakan
lama
pada

adanya

untuk
daftar

REBA

tidak

melengkapi

dan

aktivitas

yang

pengurangan

resiko

yang

diakibatkan postur kerja pekerja (Mc Atamney, 2000).
Metode ergonomi tersebut mengevaluasi postur, kekuatan,
aktivitas dan faktor coupling yang menimbulkan cedera akibat
aktivitas yang berulang–ulang. Penilaian postur kerja dengan
metode ini dengan cara pemberian skor resiko antara satu
sampai lima belas, yang mana skor yang tertinggi menandakan
level yang mengakibatkan resiko yang besar (bahaya) untuk

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

dilakukan dalam bekerja. Hal ini berarti bahwa skor terendah
akan menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari ergonomic
hazard. REBA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja
yang beresiko dan melakukan perbaikan sesegera mungkin.
REBA dikembangkan tanpa membutuhkan piranti khusus.
Ini memudahkan peneliti untuk dapat dilatih dalam melakukan
pemeriksaan dan pengukuran tanpa biaya peralatan tambahan.
Pemeriksaan REBA dapat dilakukan di tempat yang terbatas
tanpa menggangu pekerja. Pengembangan REBA dilakukan
dalam empat tahap. Tahap pertama adalah pengambilan data
postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto,
tahap kedua adalah penentuan sudut–sudut dari bagian tubuh
pekerja, tahap ketiga adalah penentuan berat benda yang
diangkat,

penentuan

coupling,

dan

penentuan

aktivitas

pekerja. Dan yang terakhir, tahap keempat adalah perhitungan
nilai

REBA

untuk

postur

yang

bersangkutan.

Dengan

didapatnya nilai REBA tersebut dapat diketahui level resiko
dan kebutuhan akan tindakan yang perlu dilakukan untuk
perbaikan kerja.
Penilaian postur dan pergerakan kerja menggunakan metode REBA
melalui tahapan–tahapan sebagai berikut (Hignett dan McAtamney,
2000) :
1. Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dari
leher, punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki
secara terperinci dilakukan dengan merekam atau memotret
postur tubuh pekerja. Hal ini dilakukan supaya peneliti
mendapatkan data postur tubuh secara detail (valid), sehingga
dari hasil rekaman dan hasil foto bisa didapatkan data akurat
untuk tahap perhitungan serta analisis selanjutnya.
2. Penentuan sudut–sudut dari bagian tubuh pekerja. Setelah
didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari pekerja
dilakukan perhitungan besar sudut dari masing – masing

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

segmen tubuh yang meliputi punggung (batang tubuh), leher,
lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan kaki. Pada
metode REBA segmen – segmen tubuh tersebut dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu grup A dan B. Grup A meliputi punggung
(batang tubuh), leher dan kaki. Sementara grup B meliputi
lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan. Dari data
sudut segmen tubuh pada masing–masing grup dapat diketahui
skornya, kemudian dengan skor tersebut digunakan untuk
melihat tabel A untuk grup A dan tabel B untuk grup B agar
diperoleh skor untuk masing–masing tabel. Pada gambar 4.2
ditunjukkan worksheet pengambilan data REBA.

Gambar 4.1 Lembar Kerja Penilaian REBA

4.6.2.2

Nordic Body Map
Nordic Body Map digunakan untuk mengetahui keluahan

musculosceletal disorder (MSDs) yang dirasakan pekerja.
Keluhan MSDs tersebut akan diketahui dengan menggunakan
kuisioner yang berupa beberapajenis keluhan MSDs pada peta
tubuh manusia. Melalui kuisioner ini dapat diketahui bagian
otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai
dari Tidak Sakit (A), Agak Sakit (B), Sakit (C) dan Sangat Sakit
(D).

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 4.2 Kusioner Nordic Body Map

4.7Analisa Data

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

4.7.1 Diagram alir Analisa dan Pembahasan
Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Merekam Proses kerja

Pengolahan Gambar Proses
Kerja & Penyebaran
Kuisioner

Data REBA & Nordic Body Map

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

Gambar 4.3 Flowchart Analisa dan Pembahasan REBA

4.7.2 Penilaian terhadap Postur Kerja
4.7.2.1

Penilaian Postur Kerja Menggunakan Metode REBA

Penilaian terhadap postur kerja dilakukan dengan menggunakan
metode

REBA

(Rapid

Entire

Body

Assesment).

Metode

ini

mengevaluasi postur, kekuatan, aktivitas dan faktor coupling yang
dapat menimbulkan cidera akibat aktivitas yang berulang-ulang.
Penggunaan metode REBA pada studi kasus ini terjadi dalam dua
tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pertama adalah pengambilan data postur kerja dengan
menggunakan dokumentasi foto pekerja saat akan melakukan 3
aktivitas produksi. Aktivitas ini dilakukan berulang-ulang oleh
pekerja setiap kali produksi.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(a)

(b)

Gambar 4.4 Foto postur kerja pekerja

(c)

2. Tahap kedua adalah penentuan sudut-sudut dari bagian tubuh
pekerja pada foto yang telah diambil serta penentuan berat
benda yang diangkat, penentuan coupling dan penentuan
risiko aktivitas pekerja.
3. Berikut ini merupakan penilaian postur tubuh pada pekerja
yang meliputi ketiga aktivitas dalam proses produksi.
a. Step 1, Posisi Leher
Berikut klasifkasi skor untuk posisi leher yang akan
disesuaikan dengan postur tubuh pekerja.
Tabel 4.1 Klasifkasi Posisi Leher
Posisi Leher
Skor
Perubahan Skor
0˚ - 20˚ flexion
1
+1 Jika memutar /
> 20˚ flexion atau
miring kesamping
2
extension
Tabel 4.2 Pemberian Skor Posisi Leher
Step 1
Aktivitas
Aktivitas (b) Aktivitas (c)
(a)
Sudut
Posisi
0˚ - 20˚
0˚ - 20˚ (+1) 0˚ - 20˚
Leher
1
2
1
Skor

Posisi leher pekerja pada aktivitas (a) dan aktivitas (c)
sama, yaitu 1. Sedangkan skor untuk aktivitas (b) adalah 2.
b. Step 2, Posisi Punggung

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Setelah

mengetahui

sudut

yang

dibentuk

dari

posisi

punggung pekerja, maka selanjutya adalah memberi skor
dengan klasifkasi sebagai berikut.

Tabel 4.3 Klasifkasi Posisi Punggung

Posisi Punggung

Skor

Tegak/alamiah
0˚ - 20˚ flexion
0˚ - 20˚ extension
20˚ - 60˚ flexion
> 20˚ extension
> 60˚ flexion

1
2

Perubahan
Skor
+1 Jika memutar
/ miring
kesamping

3
4

Tabel 4.4 Pemberian Skor Posisi Punggung
Step 2
Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas (c)
(a)
(b)
0˚ - 20˚
Sudut
Posisi 20˚ - 60˚
20˚ - 60˚
Punggung
Skor

3

2

3

Karena posisi punggung pekerja pada aktivitas (a) dan
aktivitas (c) sama yaitu berada pada range 20˚ - 60˚, maka skor
untuk aktivitas (a) dan (c) adalah 3. Sedangkan untuk aktivitas
(b) yang berada pada range 0˚ - 20˚, maka skor untuk aktivitas
(b) adalah 2.
c. Step 3, Posisi Kaki
Pergerakan kaki saat beraktivitas dibedakan menjadi dua
yaitu kaki yang tertopang sehingga bobot tersebar merata
pada kedua kaki dan kaki yang tidak tertopang atau bobot
beban yang tersebar tidak merata . Pemberian skor untuk
pergerakan kaki dengan membandingkan foto postur pekerja
(a, b, c) dengan klasifkasi pergerakan kaki.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 4.5 Klasifkasi pergerakan kaki

Tabel 4.5 Pemberian Skor Posisi Kaki
Step 3
Aktivitas
Aktivitas
Sudut Posisi Kaki
Skor

(a)
1 (+1)
2

(b)

2 (+1)
3

Aktivitas (c)
1 (+1)
2

Dapat dilihat bahwa posisi pergerakan kaki aktivitas (a)
dan (c) pekerja tertopang dan kedua kaki berada pada range
sudut 30˚ - 60˚ sehingga skor untuk kedua aktivitas ini adalah
2. Sedangkan aktivitas (b) adalah 3.
d. Step 4, Pengisian Tabel A
Berikut merupakan klasifkasi Tabel A yang nantinya akan
diisi oleh skor dari ketiga aktivitas di atas.

Gambar 4.6 Tabel A REBA

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel A berisi skor yang diperoleh dari posisi leher,
punggung dan kaki sehingga didapatkan skor untuk tabel A
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6 Pemberian Skor Tabel A
Aktivitas
Aktivitas

Step 4

(a)
(1, 3, 2)
4

Tabel A
Skor

(b)

(2, 2, 3)
5

Aktivitas (c)

(1, 3, 2)
4

e. Step 5, Beban yang Diangkat
Foto postur tubuh pekerja pada ketiga gambar tersebut
adalah saat proses pemindahan makanan ternak (50kg) ke
pallet.

Tabel 4.7 Klasifkasi Skor Beban

Beban
0

1

2

10 kg

+1
Penambahan beban
secara tiba-tiba atau
secara cepat.

Karena beban yang diangkat pada ketiga aktivitas berada
pada >10 kg dan tidak terdapat penambahan beban secara
tiba-tiba atau secara cepat, maka ketiga aktivitas pada Step ini
skornya adalah 2.
f. Step 6, Penambahan Skor Step 4 dan Step 5
Skor yang diperoleh pada Step 4 atau pada Tabel A akan
ditambahkan dengan skor pada Step 5 untuk beban yang
diangkat.
Step 6
Step 4 + Step 5
Skor

Tabel 4.8 Pemberian Skor Step 6
Aktivitas
Aktivitas
(a)
4+2
6

(b)

5+2
7

Aktivitas (c)
4+2
6

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

g. Step 7, Posisi Lengan Atas
Pemberian skor untuk posisi lengan atas adalah dengan
membandingkan foto postur pekerja (a, b, c) dengan gambar
range pergerakan lengan atas.

Gambar 4.7 Range pergerakan lengan atas

Klasifkasi skor posisi lengan atas sesuai dengan ketentuan
berikut:
Tabel 4.9 Klasifkasi Skor Posisi Lengan Atas

Posisi Lengan
Atas
20° extension
sampai 20° flexion
>20° extension
20°-45° flexion
45°-90° flexion

>90° flexion

Skor

Perubahan Skor

1

+1 Jika posisi lengan:

2
2
3

4

-

Abducted
- Rotated
-

+1 Jika bahu
ditinggikan
+1 jika besandar,
bobot lengan ditopang
atau sesuai gravitasi

Tabel 4.10 Pemberian Skor Lengan Atas
Step 7
Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas (c)
(a)
(b)

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Sudut Lengan

20°-45°

Atas
Skor

2

45°-90°

20°-45°

(+1)
4

2

Dapat dilihat posisi lengan atas pekerja pada aktivitas (a)
dan (c) berada pada range 20°-45° terhadap pusat tubuh, maka
skor untuk kedua aktivitas ini adalah 2. Sedangkan untuk
aktivitas (b) berada pada range 45°-90° dan terlihat bahwa
bahu sedikit ditinggikan untuk menahan beban karung pakan
ternak, sehingga skor ditambahkan 1. Sehingga skor untuk
aktivitas (b) adalah 4.
h. Step 8, Posisi Lengan Bawah
Pemberian skor untuk posisi lengan atas adalah dengan
membandingkan foto postur pekerja (a, b, c) dengan gambar
range pergerakan lengan bawah.

Gambar 4.8 Range pergerakan lengan bawah

Klasifkasi skor posisi lengan bawah sesuai dengan ketentuan
berikut:
Tabel 4.11 Klasifkasi Skor Posisi Lengan Bawah

Posisi Lengan Bawah
60°-100° flexion
100°
flexion

Skor
1
2

Tabel 4.12 Pemberian Skor Posisi Lengan Bawah
Step 8
Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas (c)
(a)
(b)

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Sudut Lengan

60° - 100°

60° - 100°

60° - 100°

Bawah
Skor

1

1

1

Dapat dilihat bahwa posisi lengan bawah pekerja pada ketiga
aktivitas berada pada range sudut 60° - 100°. Sehingga skor
untuk posisi lengan bawah pekerja adalah 1.
i. Step 9. Posisi Pergelangan Tangan
Pemberian skor untuk posisi pergelangan tangan adalah
dengan

membandingkan

foto

postur

pergelangan

tangan

pekerja (a, b, c) dengan gambar range pergerakan pergelangan
tangan di bawah.

Gambar 4.9 Range pergerakan pergelangan tangan

Klasifkasi skor posisi pergelangan tangan sesuai dengan
ketentuan berikut:
Tabel 4.13 Klasifkasi Skor Posisi Pergelangan Tangan

Posisi Pergelangan
Tangan

Skor

0°-15° flexion/extension

1

15° flexion/ extension

2

Perubahan Skor
+1 Jika
pergelangan tangan
menyimpang/
berputar

Tabel 4.14 Pemberian Skor Posisi Pergelangan Tangan
Step 9
Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas (a)
(b)
(c)
15°
flexion 0°-15°
0°-15°
Sudut Pergelangan
Tangan
Skor

(+1)
3

1

1

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Skor untuk posisi pergelangan tangan aktivitas (b) dan (c)
berada pada range 0°-15°, maka skor untuk kedua aktivitas ini
adalah 1. Sedangkan skor untuk aktivitas (a) adalah 3.
j. Step 10, Pengisian Tabel B
Berikut merupakan klasifkasi Tabel A yang nantinya akan
diisi oleh skor dari ketiga aktivitas di atas.

Gambar 4.10 Tabel B REBA

Tabel B berisi skor yang diperoleh dari posisi lengan atas,
lengan bawah dan pergelangan tangan sehingga didapatkan
skor sebagai berikut.
Step 10
Tabel B
Skor

Tabel 4.15 Pemberian Skor Tabel B
Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas (c)
(a)
(b)
(2, 1, 3)
(2, 1, 1)
(4, 1, 2)
3
1
5

k. Step 11, Penilaian Coupling
Berikut ini merupakan syarat-syarat coupling pada tabel
REBA. Nilai untuk pekerja saat membawa/ mengambil benda
adalah Unacceptable.

Tabel 4.16 Penilaian Coupling

0 – Good

1 – Fair

2 - Poor

3 - Unacceptable

Pegangan pas

Pegangan tangan

Pegangan

Dipaksakan

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

dan tepat
ditengah,
genggaman
kuat

bisa diterima tapi
tidak
ideal/coupling
lebih sesuai
digunakan oleh
bagian lain dari
tubuh

tangan tidak
bisa diterima
walaupun
memungkinkan

genggaman yang
tidak aman, tanpa
pegangan coupling
tidak sesuai
digunakan oleh
bagian lain dari
tubuh

Karena material yang dibawa oleh operator pada ketiga
aktivitas ini sama maka nilai coupling pada ketiga aktivitas
sama yaitu 3.
l. Step 12, Pengisian Tabel C
Berikut merupakan klasifkasi Tabel C yang nantinya akan
diisi oleh hasil skor Tabel A dan Tabel B di atas.

Gambar 4.11 Tabel C REBA

Pengisian tabel C diperoleh dari skor pada Tabel A dan
(Tabel B + Penilaian Coupling), sehingga diperoleh skor untuk
Tabel C adalah sebagai berikut.
Step 12
Tabel C
Skor

Tabel 4.17 Pemberian Skor Tabel C
Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas (c)
(a)
(b)
(4, 6)
(4, 4)
(5, 8)
6
8
4

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK
KUD DAU KABUPATEN MALANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI-UNIVERSITAS BRAWIJAYA

m.Step 13, Activity Scor

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24