RANCANGAN AKTUALISASI Pilar Kehidupan Berban (1)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor

5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan pelaksanaan cita-cita bangsa dan
mewujudkan tujuan Negara, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki
integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, serta
mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat pemersatu bangsa dan kesatuan Negara
Republik Indonesia yang berdasakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat
yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi profesional
adalah Diklat Prajabatan. Penyelenggaraan Diklat Prajabatan bertujuan untuk membentuk
PNS yang professional, yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar

profesi PNS, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat.
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan merupakan pembekalan komprehensif agar CPNS
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas
sebagai Aparatur Sipil Negara, sesuai dengan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun
2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan CPNS
Golongan II, yang menggunakan pola baru, peserta diklat mengikuti proses pembelajaran
yang mencakup nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi).

1

B. Tujuan

Yang menjadi tujuan dalam diklat prajabatan ini adalah:
1. Peserta mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan
setiap pekerjaan/ kegiatan yang dilakukan, dan berkontribusi dalam memperkuat
visi dan misi organisasi.
2. Peserta mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan masyarakat, serta sebagai peserta diklat prajabatan yang dapat

mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA di instansi kerja masing-masing

C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang nilai-nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi), serta dapat menaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan seharihari di satuan kerja masing-masing.
2. Bagi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Membantu kegiatan pembelajaran kepada Calon Pegawai Negeri Sipil

guna

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat menambah bahan
kepustakaan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta untuk meningkatkan mutu
program pendidikan Calon Pegawai Negeri Sipil angkatan selanjutnya.
3. Bagi Rumah Sakit
2

Kegunaan bagi rumah sakit adalah dapat memberikan bahan masukan dan usulan
untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi

nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti korupsi).

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS
A. Sejarah Rumah Sakit
Kebutuhan layanan kanker yang terpadu di Indonesia sudah lama dirasakan oleh para
pakar penyakit kanker termasuk para staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Cita-cita untuk mendirikan suatu rumah sakit kanker yang mampu
memberikan layanan yang bersifat holistik dan terpadu telah lama dipendam.
Kesempatan tersebut terbuka pada tahun 1988 ketika ketua Yayasan Dharmais
Bp. H.M. Soeharto meminta DR.Dr.A.Harryanto Reksodiputro untuk memikirkan
model rumah sakit kanker yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Dr
A.Harryanto Reksodiputro segera menghubungi para pakar di FKUI dan memita
nasehat Departemen Kesehatan serta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Kemudian terbentuklah tim pembuatan usulan pendirian rumah sakit
kanker pada bulan Oktober 1988. Usulan tersebut dapat diselesaikan pada bulan
Desember 1988 dan diserahkan kepada ketua Yayasan Dharmais pada 8 Januari 1999.

3


B. Visi dan misi Rumah Sakit
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Nasional Kanker yang
Komprehensif dan Terkemuka di tingkat Asia Pasifik tahun 2019
b. Misi
1. Memberikan pelayanan kanker rujukan nasional tertinggi secara komprehensif
dan terpadu berbasis Good Clinical Governance, Patient Safety, dan Patient
Care Center.
2. Menyelenggarakan pendidikan di bidang kanker yang profesional, bermutu,
dan berkesinambungan berbasis Academic Health System.
3. Menyelenggarakan penelitian di bidang kanker berbasis bukti dan nilai yang
dapat diterapkan dalam pelayanan.
4. Menyelenggarakan registrasi kanker di tingkat rumah sakit yang akuntabel.
5. Mengembangkan sistem jejaring dengan institusi dalam dan luar negeri di
bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian dalam penanggulangan kanker di
masyarakat.
6. Menciptakan iklim kerja yang kondusif, ketersediaan SDM yang kompeten dan
berbudaya kinerja tinggi serta sarfas dan IT sesuai best practice.


4

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nilai-nilai Dalam ANEKA

1. Akuntabilitas
a. Pengertian akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut meliputi:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi;
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
5

3) Memperlakukan


warga

negara

secara

sama

dan

adil

dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
b. Aspek-aspek Akuntabilitas
Aspek-aspek akuntabilitas antara lain:

1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
Hubungan

yang

dimaksud

adalah

hubungan

dua

pihak

antara

individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi
kewenangan bertanggung jawab memberikan arahan yang memadai,
bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan

fungsinya. Di sisi lain, individu, kelompok, maupun institusi bertanggung
jawab untuk memenuhi semua kewajibannya.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat
pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam hal ini,
setiap individu, kelompok, maupun institusi dituntut untuk bertanggung
jawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak
dan berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang
maksimal.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
Laporan

kinerja

adalah

perwujudan

dari


akuntabilitas.

Dengan

memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap
tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh individu, kelompok, maupun
institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang
telah dilakukan. Dalam dunia birokrasi, bentuk akuntabilitas setiap
individu berwujud suatu laporan yang didasarkan pada kontrak kerja,
sedangkan untuk institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah).
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)

6

Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung
jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi
tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.

5) Akuntabilitas

memperbaiki

kinerja

(Accountability

improves

performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan
akuntabilitas

yang

bersifat

proaktif


(proactive

accountability),

akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal,
penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja.
c. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggung jawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda. Adanya
norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi kebiasaan
(how things are done around here) dapat mempengaruhi perilaku anggota
organisasi atau bahkan mempengaruhi aturan formal yang berlaku.
d. Tingkatan dalam Akuntabilitas
Tingkatan dalam akuntabilitas digambarkan dalam bagan berikut ini:

Bagan 1. Tingkat Akuntabilitas
7

Keterangan:
1) Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral, dan etika.
Pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang
memiliki akuntabilitas personal antara lain “Apa yang dapat saya lakukan
untuk memperbaiki situasi dan membuat perbedaan?”.
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan. Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk
memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan sumber daya serta
menghilangkan hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur negara
bertanggung jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya. Pertanyaan
penting yang digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas individu
seorang PNS adalah apakah individu mampu untuk mengatakan “Ini
adalah tindakan yang telah saya lakukan, dan ini adalah apa yang akan
saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik”.
3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok.
Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada adalah “Kami”.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian
kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai
kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang
penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders
lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder

8

Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan
dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik
terhadap kinerjanya.
Jadi, akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif
dan bermartabat.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air, mengedepankan
kepentingan Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya terutama bagi seorang
ASN. Nilai Nasionalisme sesuai dengan butir-butir dalam Pancasila, ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai perekat dan pemersatu
bangsa.ASN sebagai pelaksana kebijakan public
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik. Thomas R.
Dye dalam bukunya berjudul Understanding Public Policy yang diterbitkan pada
tahun 1981 menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Definisi ini mencakup pengertian
yang sangat luas. Segala hal yang merupakan tindakan pemerintah maupun diamnya
pemerintah terhadap sesuatu disebut sebagai kebijakan publik.

1) Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, yaitu:
a) Setiap

pegawai

ASN

harus

memiliki

nilai-nilai

kepublikan,

berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa menempatkan
kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya,
mengedepankan kepentingan nasional ketimbang kepentingan sektoral
dan golongan.
b) Senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminatif dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan
berintegritas dalam memberikan pelayanan.

9

Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka,
tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud memperdayakan
masyarakat dan menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih
baik.
2) Prinsip penting sebagai pelaksana kebijakan publik
ASN juga harus memperhatikan prinsip penting sebagai

pelaksana

kebijakan publik, antara lain:
a) ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam

mengimplementasikan

kebijakan

publik.

Sebagaimana

dikemukakan sebelumnya, tanpa ada implementasi maka suatu
kebijakan publik hanya menjadi angan-angan belaka, sehingga karena
itu harus dioperasionalisasikan.
b) ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik. Setiap pegawai ASN harus menyadari sebagai
aparatur profesional yang kompeten, berorientasi pelayanan publik, dan
loyal kepada negara dan aturan perundang-undangan.
c) ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya, yaitu
yang

memiliki

potensi

dan

kemampuan

yang

memancarkan

kewibawaan dan kejujuran sebagai wujud keutuhan prinsip moral dan
etika bangsa dalam kehidupan bernegara.

a. ASN sebagai Pelayan Publik
ASN yang melayani publik Menurut Sianipar (1998) dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Pelayanan Masyarakat pelayanan didefinisikan sebagai
cara melayani, membantu, menyiapkan, dan mengurus, menyelesaikan
keperluan, kebutuhan seseorang atau sekolompok orang, artinya objek yang
dilayani dapat meliputi individu, pribadi-pribadi, dan kelompok-kelompok
organisasi.
b. Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa
Aparatur Sipil Negara sebagai Pemersatu Bangsa Dalam UU No 5 tahun 2014
pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika diangkat menjadi PNS.
10

Dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa
menjunjung tinggi martabat PNS serta senantiasa mengutamakan kepentingan
Negara dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
c. ASN Berintegritas Tinggi
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, integritas adalah
“Mutu, sifat, keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh, sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran. Integritas nasional dipahami sebagai wujud keutuhan prinsip moral
dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara”.
Tuntutan bahwa ASN harus berintegritas tinggi adalah bagian dari kode etik
dan kode perilaku yang telah diatur di dalam pasal 5 UU ASN. Berdasarkan
pasal 5 UU ASN ada dua belas kode etik dan kode perilaku ASN itu, yaitu:
1) Melaksanakan

tugasnya

dengan

jujur,

bertanggung

jawab,

dan

berintegritas tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
11

12) Melaksanakan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan

mengenai

disiplin pegawai Aparatur Sipil Negara.
3. Etika Publik
a. Definisi Etika Publik
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai “the dicipline
dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation”. Oleh
karena itu konsep etika sering digunakan sinonim dengan moral. Ricocur (1990)
mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang
lain di dalam institusi yang adil.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah:
Refleksi tentang standar/norma yang menentukan

baik/buruk, benar/salah

perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik
menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral
dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan,
dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik
(Haryatmoko,

2001).

Jadi,

Etika

Publik

merupakan

refleksi

tentang

standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.

Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
b. Kode etik Aparatur Sipil Negara

12

Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku Aparatur
Sipil Negara yakni sebagai berikut:
1) Melaksanakan

tugasnya

dengan

jujur,

bertanggung

jawab,

dan

berintegritas tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
c. Nilai-nilai Dasar Etika Publik
13

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam UndangUndang ASN, yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

d. Dimensi Etika Publik
Pada prinsipnya, ada 3 (tiga) dimensi etika publik:
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip
moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik.
Moral dalam etika publik menuntut lebih dari kompetensi teknis karena
harus mampu mengidentifikasi masalah-masalah dan konsep etika yang
khas dalam pelayanan publik.
14

2) Dimensi Modalitas
Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa. Pemerintahan
korup menyebabkan kemiskinan, sumber diskriminasi, rentan konflik dan
penyalahgunaan kekuasaan. Korupsi disebabkan lemahnya integritas
pejabat publik, kurangnya partisipasi dan lemahnya pengawasan.
Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus disertai
perbaikan sistem akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas
etika publik, yaitu bagaimana bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai
standar etika? Cara bagaimana etika bisa berfungsi atau bekerja? Struktur
seperti apa yang mampu mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika?
Infrastruktur semacam apa yang dibutuhkan agar etika publik berfungsi?
Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas,
transparansi dan netralitas.
e. Sumber-sumber Kode Etik bagi Aparatur Sipil Negara
Rumusan kode etik bagi ASN yang berlaku di sebuah negara cukup
beragam dari segi substansi maupun redaksinya. Biasanya rumusan kode etik
itu mengikuti kaidah moral yang sifatnya universal dan sekaligus
menyesuaikan dengan konteks lingkungan dari sistem administrasi publik di
sebuah negara. Oleh sebab itu, disamping mengetahui rujukan dari peraturan
mengenai kode etik di Indonesia, para calon PNS sebaiknya juga memahami
prinsip-prinsip universal yang berlaku dalam mekanisme pelayanan publik.

Prinsip universal yang dimaksud di sini adalah kaidah yang berlaku bukan
hanya di negara maju yang sistem administrasinya sudah mapan, tetapi juga
bisa dipertimbangkan untuk diberlakukan di negara-negara berkembang
karena pada dasarnya semangat pelayanan publik merupakan muara dari
sumber-sumber kode etik universal tersebut.
Untuk konteks Indonesia, sumber-sumber kode etik universal perlu terus
dicermati dan dijadikan sebagai rujukan agar sistem administrasi publik di
Indonesia terus meningkat dari segi kadar profesionalisme maupun
integritasnya.
15

Berikut ini adalah sebagian dari sumber-sumber kode etik yang telah
berkembang dalam sistem administrasi publik sejak kemerdekaan, yaitu:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan
Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang
2) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji
Pegawai Negeri Sipil
3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang

Peraturan

Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004

tentang

Pembinaan

Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
6) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN).
4. Komitmen Mutu
a.

Definisi Komitmen Mutu
Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada definisi mutu
yang dapat diterima secara universal, namun mereka telah merumuskan
pengertian mutu sebagai berikut: “Quality is a dynamic state associated with
products, services, people, processes, and environments that meets or
exceeds expectation.” Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis,
mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen atau pengguna.
Berdasarkan

pendapat

di

atas

dapat

disimpulkan

bahwa

mutu

mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur pencapaian hasil kerja. Mutu juga dapat
dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis
lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors).
b.

Aspek Komitmen Mutu

16

Ada 3 (tiga) aspek yang terdapat dalam komitmen mutu, yaitu efektifitas, efisien, dan
inovasi.
1)

Efektifitas

Richard L. Daft (Tita Maria Kanita 2010: 8) mendefinisikan efektivitas sebagai
berikut:
Efektifitas organisasi berarti sejauh mana organisasi

dapat mencapai tujuan yang

ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas
organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.
Merujuk dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik utama yang
dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektifitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja,
sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
2) Efisien
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8) mendefinisikan efisiensi sebagai:
Jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang
dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung
sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi diukur dari ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat
diketahui ada atau tidak adanya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Perubahan bisa
dipicu antara lain oleh pergeseran selera pasar, peningkatan harapan dan daya beli
17

masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan kesejahteraan, perkembangan
ekonomi, pengaruh globalisasi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagaimana pendapat Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2011: 56) bahwa,
‘Inovasi barang dan jasa adalah cara utama di mana suatu organisasi beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan.’
Munculnya ide/gagasan baru, kreativitas, dan inovasi dilator belakangi oleh semangat
belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam proses pembelajaran secara
berkelanjutan.
Demikian juga di lingkungan lembaga pemerintahan, aparatur dapat mengembangkan
daya imajinasi dan kreativitasnya, untuk melahirkan terobosan-terobosan baru dalam
meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan, sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
5. Anti Korupsi
a. Definisi korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan.
Dalam UU No.31 Tahun 1999, pengertian korupsi, yaitu:
Setiap orang yang dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan
perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau perekonomian
negara. Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian korupsi merupakan suatu tindakan yang sangat
tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan Negara, seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan lain sebagainya untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan
kerugian keuangan pada negara.
b. Langkah preventif mencegah korupsi
Adapun langkah-langkah untu mencegah terjadinya tindakan korupsi, yaitu:
1) Pilihkan pemimpin yang amanah.
2) Optimalkan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara).
18

3) Gerakan nasional transparansi.
Hal ini sebenarnya sama dengan konsep yang diajukan oleh Anis
Baswedan. Rektor Universitas Paramadina, sekaligus sebagai calon
konvensi Partai Demokrat, mengatakan bahwa masyarakat sekarang ini
hampir semuanya memiliki HP. Dengan transparansi nasional, maka
semua warga masyarakat dengan bebas untuk dapat melakukan
pengawasan

dengan

menggunakan

HP-nya,

dan

dengan

HP-nya

masyarakat dapat melaporkan kepada petugas pengawasan, petugas
hukum, termasuk KPK.
4) Pengumuman anggaran secara terbuka.
Untuk mendukung gerakan transparansi nasional, setiap awal tahun
anggaran, semua satuan kerja atau pengguna anggaran berkewajiban untuk
mengumumkan kepada masyarakat tentang program kegiatannya di media
massa, atau dipampang di papan pengumuman di depan kantor.
Kalau di satuan pendidikan sekolah, dalam rangka Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) kepala sekolah diminta untuk memajang RAPBS (Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) di papan pengumuman
sekolah, mengapa tidak di institusi yang lebih tinggi, seperti kementerian
dan institusi lain pengguna anggaran.

BAB IV
METODE AKTUALISASI DIRI

A. Rancangan dan Prosedur Aktualisasi
Aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) adalah salah satu upaya untuk menginternalisasi
nilai-nilai

dasar

profesi

PNS

pada
19

Calon

Pegawai

Negeri

Sipil.

Dalam

mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA ini, terdapat 8 (delapan) rancangan
kegiatan yang telah penulis usulkan. Seluruh kegiatan tersebut telah dikaitkan dengan
lima nilai dasar profesi PNS.
Langkah awal pembuatan rancangan aktualisasi di lakukan dengan cara identifikasi
dan internalisasi nilai – nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu
dan Anti korupsi (ANEKA) melalui serangkaian pengalaman belajar yaitu dengan cara
membaca materi, presentasi, studi kasus, membuat resume dan melakukan kegiatan yang
mengandung unsure pembelajaran tentang subtansi ANEKA, berdiskusi, menonton film
pendek, menyaksikan Role model untuk membentuk dan menginternalisasi nilai-nilai
ANEKA.
Nilai nilai dasar yang saya dapatkan adalah :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai – nilai publik. Nilai – nilai dasar yang terkandung dalam
akuntabilitas diantaranya adalah Tanggung jawab, Kepemimpinan, Kepatuhan,
Ketekunan, Teliti, Iklas, Jujur, Semangat, Tidak membeda-bedakan, Tekun

dan

Cermat.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untuk mengaktualisasikan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan
public, bangsa dan Negara. Nilai nilai dasar yang terkadung dalam Nasionalisme
adalah Beriman, Menghormati, Tidak memaksakan, Tidak membedakan, Tidak
semena-mena, Memberi bantuan , Menghargai, Membina persatuan dan kesatuan,
Menerima hasil keputusan demi kepentingan bersama, Kebenaran, Sederhana. Hemat
dan hati – hati
3. Etika Publik
Etika public merupakan reflek standar/norma nilai yang terkandung di dalamnya
antara lain Sopan, Satun, Jujur, Menjaga kerahasiaan , Tanggap, Bekerja sama, Tekun
dan Rajin
4. Komitmen mutu

20

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan public dengan berorentasi pada
kualitas publik nilai yang terkandung di ldalamnya antara lain Efektivitas, Efisiensi,
Kreatif , Empati , Peduli, Kerapihan, Cepat, Tepat, Tanggap dan Ramah
5. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan tindakan atau gerakan yang di lakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma, nilai dasar yang terdapat di
dalamnya adalah Jujur, Peduli, Tepat, Kerja keras, tidak berlebihan dan Berani serta
Tanggung jawab

Setelah identifikasi dan internalisasi nilai-nilai dasar ANEKA, kemudian di rumuskan
kegiatan yang akan di lakukan sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) atau Tugas
tambahan dari atasan yang di lakukan sehari – hari sehingga di hasilkan produk
pembelajaran yang menunjukan hasil internalisasi nilai-nilai dasar ANEKA sebagai
bekal dalam mengaktualisasi nilai-nilai tersebut
Penjelasan lebih lanjut mengenai implikasi lima nilai dasar ANEKA atas kegiatan
yang diusulkan dapat dilihat pada lampiran matriks ikhtisar aktualisasi nilai-nilai dasar
profesi PNS yang mana dari ikhtisar tersebut kita dapat menemukan nilai-nilai aneka
yang dapat diterapkan dalam kegiatan kerja kita sehari-hari dan dapat di rancang dalam
bentuk rencana kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS.

B. Waktu dan Tempat Aktualisasi
Dalam pelaksanaan aktualisasi ini penulis mengambil tempat di ruang Tulip
Rumah Sakit Kanker Dharmais Adapun waktu dan lama aktualisasi ini yaitu dari
tanggal 08 September 2015 sampai dengan 29 September 2015 yang berjumlah 15
hari

C. Teknik Pelaksanaan Aktualisasi
Teknik yang dilakukan dalam penyusunan laporan aktualisasi ini adalah sebagai
berikut:

21

1. Sebelum melakukan aktualisasi nilai-nilai ANEKA penulis terlebih dahulu
mendapatkan pembelajaran nilai-nilai ANEKA yang di sebut internalisasi
nilai-nilai dasar ANEKA.
2. Setelah mendapat pembelajaran yang cukup lalu penulis mencari nilai-nilai
dasar dari masing-masing point ANEKA.
3. Lalu penulis membuat Ikhtisar Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS yang
ada kaitannya dengan penerapan nilai-nilai ANEKA.
4. Setelah ikhtisar berhasil dibuat lalu penulis membuat Rencana Kegiatan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS yang ada kaitannya dengan penerapan nilainilai ANEKA.
5. Penulis mempresentasikan rencana kegiatan kepada couch, mentor dan
penguji dimana saat itu baik couch, mentor maupun penguji mengoreksi hasil
dari rencana tersebut dan penulis memperbaiki kesalahan atau hasil koreksi.
6. Setelah

selesai

perbaikan

koreksi

rencana

kegiatan

lalu

penulis

mengaktualisasikan apa yang sudah penulis rencanakan pada tempat
magang/satker penulis.
7. Kegiatan-kegiatan tersebut dituangkan dalam laporan pencapaian kegiatan
aktualisasi diri yang mana pada setiap kegiatan penulis selalu dibubuhi paraf
mentor sebagai bukti kegiatan itu benar-benar dilaksanakan.
8. Setelah kegiatan aktualisasi selesai dilakukan penulis merekap laporan
pencapaian kegiatan tersebut ke dalam form laporan hasil kegiatan aktualisasi
diri.
9. Lalu penulis menuangkan semua data-data tersebut kedalam laporan
aktualisasi diri.
10. Setelah laporan aktualisasi ini selesai penulis dituntut untuk mempresentasikan
semua laporan tersebut di depan couch, mentor dan juga penguji pada evaluasi
laporan aktualisasi.

22

BAB V
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR KEPROFESIAN
ASN
Perencanaan merupakan fungsi yang pertama dan bahkan yang utama dalam setiap
aktivitas-aktivitas. Perencanaan adalah dasar, landasan, atau titik tolak dalam melaksanakan
tindakan-tindakan administrative . Perencanaan secara formal didefinisikan sebagai suatu
proses penetapan tujuan yang akan dicapai dan memutuskan strategi dan taktik untuk
mencapainya
Dalam kaitannya dengan kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi ASN, perencanaan
dilakukan untuk mengidentifikasi kegiatan yang mungkin dilakukan peserta ketika masa off
campus. Perencanaan juga dilakukan dalam rangka mengidentifikasi tahapan kegiatan, output
kegiatan, serta nilai-nilai dasar yang mungkin diaktualisasikan oleh peserta dalam tiap tahan
kegiatan.
Dalam menyusun perencanaan kegiata, terdapat tiga hal yang menjadi pertimbangan,
antara lain :
a. Kegiatan aktualisasi harus mencakup kegiatan yang menjadi tugas pokok
b. Kegiatan aktualisasi boleh memasukkan kegiatan yang menjadi tugas tambahan
berupa perintah atasan atau pimpinan
c. Kegiatan aktualisasi harus mecakup jenis kegiatan kreativitas
Atas dasar ketiga hal diatas, saya merencanakan untuk melaksanakan Sembilan
kegiatan selama off campus. Kegiatan tersebut tertuang pada tabel di bawah ini :

23

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR AKUNTABILITAS,ETIKA PUBLIK , KOMITMEN MUTU DAN ANTI KORUPSI
(ANEKA)
DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN II ANGKATAN IV BBPK JAKARTA
MARIA FRANSISCA
Unit kerja : RS KANKER DHARMAIS
N
o

1

Kegiatan
Menerima Pasien
Baru dari admission

Tahapan Kegiatan

Hasil
Kegiatan/Output

Menyiapkan
kelengkapan
administrasi

Form sudah tersedia

Mempersiapkan
tempat tidur pasien

Tempat tidur sudah
siap

Melaksanakan serah
terima pasien baru dari
admission ke perawat .

Status atau dokumen
pasien diterima
lengkap

Nilai-Nilai Dasar
Nilai Akuntabilitas
 Mempersiapkan
form-form
dilakukan dengan cermat dan teliti

Nilai Akuntabilitas
 Mempersiapkan tempat tidur untuk
pasien baru yang menjadi tanggung
jawab perawat
Nilai Akuntabilitas
 Melakukan serah terima dengan
penuh rasa tanggung jawab
Nilai Nasionalisme
 tidak membedakan pasien
Nilai Etika Publik
 Menerima dokumen dari petugas
admission dengan sopan dan
dengan tata krama baik
24

Kontribusi Output
terhadap Visi dan Misi
Organisasi
Melaksanakan
kegiatan
penerimaan pasien baru
dengan menerapkan nilainilai dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika public,
komitmen mutu dan anti
korupsi
berkontribusi
dengan visi misi RS Kanker
Dharmais
dalam
memberikan
pelayanan
kanker rujukan nasional
tertinggi
secara
komprehensif

Penguatan NilaiNilai Organisasi

Melaksanakan
penerimaaan
pasi
baru yang memenu
prinsip akuntabilit
nasionalisme,
eti
public,
komitm
mutu dan anti korup
terhadap nilai-nilai R
Kanker
Dharm
yaitu nilai ProCareC
(Profesional,Care,
Continous
Improvement,
Synergy)

Nilai Komitmen mutu
 Melakukan serah terima dengan
petugas admission dengan tidak
bertele-tele (jelas dan singkat)
Mempersilahkan
pasien untuk
menempati tempat
tidurnya

2

Melakukan
pengkajian
keperawatan kepada
pasien dan keluarga

Pasien sudah
menempati tempat
tidur

Nilai Akuntabilitas

Mempersilahkan pasien untuk
menempati
tempat
tidurnya
merupakan tanggung jawab saya
sebagai perawat
Nilai Etika public
 Mempersilahkan
pasien untuk
menempati tidurnya dengan sikap
ramah

Mempersiapkan form Form
pengkajian Nilai Akuntablitas
pengkajian pasien
sudah tersedia
 Mempersiapkan form-form untuk
mengkaji pasien dengan lengkap
dan teliti
Nilai Anti korupsi
 Tidak mengurangi form-form yang
digunakan untuk mengkaji pasien
Mengkaji dan
mengumpulkan data
subyektif

Melaksanakan pengkajian
keperawatan kepada pasien
dengan menerapkan nilainilai dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika public,
komitmen mutu dan anti
korupsi
berkontribusi
dengan visi misi RS Kanker
Data subjektif telah Nilai Akuntabilitas
Dharmais
dalam
didapatkan
dari  Mengumpulkan
data
dengan memberikan
pelayanan
pasien dan keluarga
lengkap, teliti, dan akurat
guna kanker rujukan nasional
membantu
mengatasi
masalah tertinggi
secara
pasien
komprehensif
Nilai Nasionalisme
 Bersikap empati kepada pasien
Nilai Etika Publik
 Bersikap dan berperilaku sopan dan
ramah dalam mengkaji pasien
Nilai Akuntabilitas
25

Melaksanakan
pengkajian
keperawatan kepada
pasien yang
memenuhi prinsip
akuntabilitas,
nasionalisme, etika
public, komitmen
mutu dan anti korup
terhadap nilai-nilai R
Kanker Dharmais
yaitu nilai ProCareC
(Profesional,Care,
Continous
Improvement,
Synergy)

Mengumpulkan data
objektif yg didapat
dari pemeriksaan
fisik,hasil
laboratorium,dan foto
penunjang bila ada

Data objektif telah
didapatkan
dari
pemeriksaan
fisik,
hasil lab, dan foto
penunjang yang ada
dipasien

Melakukan analisa
keperawatan

Masalah keperawatan
pasien ditemukan

Merumuskan masalah Prioritas masalah
keperawatan
keperawatan
ditemukan

3

Mengobservasi
tanda tanda vital

mempersiapan alat
pemeriksaan berupa
tensimeter,
thermometer, dan jam
tangan

Semua alat yang
dibutuhkan sudah
tersedia

 Mengumpulkan
data
objektif
dengan rasa tanggung jawab
Nilai Komitmen mutu
 Mengumpulkan
data
objektif
dengan teliti dan cermat
Nilai Etika public
 Melakukan
pemeriksaan
fisik
dengan sopan dan meminta izin
Nilai anti korupsi
 Dengan tidak melewati tahapantahapan pemeriksaan fisik (Head to
toe ) pada pasien
Nilai Akuntabilitas
 Melakukan analisa keperawatan
dengan sikap teliti dan cermat
Nilai Anti Korupsi
 Tidak mengurangi masalah
keperawatan yang ditemukan pada
pasien
Nilai Akuntabilitas
 Menentukan prioritas masalah
keperawatan pasien dengan teliti
Nilai Akuntabilitas
 mempersiapkan alat pemeriksaan
dengan secara lengkap dan teliti

26

Mengobservasi tanda tanda
vital dengan menerapkan
nilai-nilai dasar
akuntabilitas, nasionalisme,
etika public, komitmen

Mengobservasi tan
tanda
vital
ya
memenuhi
prins
akuntabilitas,
nasionalisme,
eti

Mempersiapkan
pasien untuk
dilakukan
pemeriksaan

mutu dan anti korupsi
 Mempersiapkan
pasien
untuk berkontribusi dengan visi
dilakukan
pemeriksaan
TTV misi RS Kanker Dharmais
dengan kepedulian, ramah, serta dalam memberikan
pelayanan kanker rujukan
sopan santun
nasional tertinggi secara
komprehensif

Nilai etika public

Pasien sudah siap

Memberikan
penjelasan kontrak
waktu

Pasien sudah paham

Melakukan
pemeriksaan TTV
(TD, Nadi, RR, Suhu)

Data hasil
pemeriksaan

Mendokumentasikan
data ke catatan
keperawatan

Data hasil
pemeriksaan TTV
telah di
dokumentasikan di

Nilai akuntabilitas
 Memberikan penjelasan kontrak
kerja dengan penuh tanggung
jawab.
Nilai etika public
 Menjelaskan ke pasien dengan
ramah dan sopan
Nilai akuntabilitas
 Melakukan
pemeriksaan
TTV
dengan penuh tanggung jawab
Nilai Nasionalisme
 Bersikap tidak membeda-bedakan
pasien
Nilai etika public.
 Melakukan pemeriksaan dengan
sopan santun
Nilai Komitmen Mutu
 Melakukan
pemeriksaan
TTV
dengan kehati-hatian
Nilai Anti korupsi
 Tidak mengurangi setiap hasil data
pemeriksaan TTV pasien
Nilai Akuntabilitas
 Mendokumentasikan
data
ke
catatan keperawatan dengan teliti
dan tanggung jawab seorang
27

public,
komitm
mutu dan anti korup
terhadap nilai-nilai R
Kanker
Dharm
yaitu nilai ProCareC
(Profesional,Care,
Continous
Improvement,
Synergy)

catatan keperawatan

4

Melakukan
pemberian obat oral
dengan prinsip 6
Benar

perawat
Nilai Anti korupsi
 Dalam mendokumentasikan hasil
pemeriksaan TTV pasien harus
jujur sesuai dengan data yang
didapatkan
saat
melakukan
pemeriksaan
Melakukan
Obat
yang
akan Nilai akuntabilitas
pengecekkan
obat diberikan
sesuai  Melakukan
pengecekkan
obat
sesuai dengan kardeks dengan kardeks
sesuai dengan kardeks pengobatan
pengobatan pasien
pasien merupakan tanggung jawab

Melakukan double cek
dengan
petugas
farmasi atau petugas
lainnya meliputi nama
pasien, nama obat,
dosis
obat,
cara
pemberian serta waktu
pemberiannya

Melakukan pemberian obat
oral dengan prinsip 6 Benar
menerapkan nilai-nilai
dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika public,
komitmen mutu dan anti
Nilai akuntabilitas
Double cek sudah  Melakukan double cek dengan korupsi berkontribusi
dilakukan
antara
petugas
farmasi
merupakan dengan visi misi RS Kanker
Dharmais dalam
farmasi dan perawat
tanggung jawab perawat
memberikan pelayanan
Nilai komitmen mutu
 Melakukan double cek dengan kanker rujukan nasional
tertinggi secara
cermat dan teliti
komprehensif
Nilai anti korupsi
 Tidak mengurangi dosis obat yang
akan diberikan kepada pasien
merupakan wujud
Nilai Etika Publik
 Melakukan double cek dengan
petugas farmasi dengan sikap yang
ramah dan sopan

28

Melakukan pemberia
obat oral dengan
prinsip 6 Benar yan
memenuhi prinsip
akuntabilitas,
nasionalisme, etika
public, komitmen
mutu dan anti korup
terhadap nilai-nilai R
Kanker Dharmais
yaitu nilai ProCareC
(Profesional,Care,
Continous
Improvement,
Synergy)

Melakukan
identifikasi pasien
sebelum memberikan
obat oral dengan
menanyakan nama
pasien untuk
menyesuaikan
identitas pasien
dengan gelang tangan
(prinsip 6 Benar)

Identifikasi pasien
sesuai dengan
identitas pasien yang
akan diberikan obat

Melakukan penjelasan
tindakan yang akan
dilakukan kepada
pasien dan keluarga

Pasien dan keluarga
memahami dan
mengerti dilakukan
nya pemberian obat
oral oleh perawat

Nilai komitmen mutu
 Melakukan identifikasi
pasien
dengan teliti dan sesuai SOP RS
Nilai Etika Publik
 Meminta izin kepada pasien dengan
sikap yang sopan untuk dilakukan
identifikasi

Memberikan
terapi therapy sudah
obat oral ke pasien diberikan sesuai dosis
dengan
prinsip
6 dan kebutuhan pasien
Benar

29

Nilai akuntabilitas
 Melakukan penjelasan tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien
dan keluarga dengan rasa penuh
tanggung jawab
 Memberikan penjelasan dengan
sejelas-jelas nya
Nilai etika public
 Memberikan penjelasan ke pasien
dengan sikap sopan dan ramah
Nilai akuntabilitas.
 Memberikan terapi obat oral ke
pasien dengan prinsip 6 Benar
dengan penuh tanggung jawab
Nilai komitmen mutu
 Memberikan obat sesuai dengan
SOP RS
Nilai anti korupsi
 tidak mengurangi prinsip 6 benar
dalam memberikan terapi

5

Menulis laporan
keperawatan dengan
mencatat tindakan
keperawatan apa
yang telah di
kerjakan dan catatan
program kerja untuk
shift berikutnya

menyiapkan form

Form tersedia

menulis pekerjaan
yang sudah dikerjakan

form telah terisi

Nilai komitmen mutu
 menyiapkan form dengan teliti

Menulis laporan
keperawatan dengan
mencatat tindakan
keperawatan apa yang telah
di kerjakan dan catatan
program kerja untuk shift
berikutnya menerapkan
Nilai akuntabilitas
 menulis pekerjaan yang sudah nilai-nilai dasar
akuntabilitas, nasionalisme,
dikerjakan dengan tanggung jawab
etika public, komitmen
Nilai komitmen mutu
mutu dan anti korupsi
 menulis dengan singkat dan jelas
berkontribusi dengan visi
misi RS Kanker Dharmais
dalam memberikan
Nilai akuntabilitas
 membuat catatan untuk program pelayanan kanker rujukan
kerja dengan cermat dan tanggung nasional tertinggi secara
komprehensif
jawab
Nilai Anti Korupsi
 Tidak mengurangi program kerja
selanjutnya

membuat
catatan program selanjutnya
untuk program kerja tercatat
selanjutnya

Menulis
evaluasi CPPT terisi
keperawatan per shift
di CPPT

Nilai akuntabilitas
 Menulis CPPT pasien merupakan
tanggung jawab perawat
Nilai Etika public
 Menulis CPPT dengan rapi dan
jelas agar mudah dibaca oleh
perawat yang bekerja pada shift
selanjutnya
Nilai Anti korupsi
 Menulis CPPT dengan jujur sesuai
dengan kondisi pasien
30

Menulis laporan
keperawatan dengan
mencatat tindakan
keperawatan apa yan
telah di kerjakan dan
catatan program kerj
untuk shift berikutny
yang memenuhi
prinsip akuntabilitas
nasionalisme, etika
public, komitmen
mutu dan anti korup
terhadap nilai-nilai R
Kanker Dharmais
yaitu nilai ProCareC
(Profesional,Care,
Continous, synergi )

6

Mempersiapkan
pasien yang akan
dilakukan tindakan
operasi

Mempersiapkan formform berupa
 Inform consent
 Side marking
 Ass.anestesi
 Consul
 Lembar EKG
 Pemeriksaan Lab
 Jadwal kamar
operasi
 SLO

Form sudah tersedia

Melakukan
pemeriksaan EKG

Hasil EKG

Menjelaskan kepada
pasien tentang formform yang harus diisi
serta menjelaskan
kepada pasien dan
keluarga yang harus
dipersiapkan untuk
operasi

 Form terisi
 Pasien dan
keluarga paham
tentang pesiapan
operasi

Nilai akuntabilitas
 Menyiapkan form-form merupakan
tanggung jawab saya sebagai
perawat

Nilai akuntabilitas
 Melakukan pemeriksaan EKG
merupakan tanggung jawab perawat
Nilai Etika publik
 Meminta izin kepada pasien
dengan sikap ramah dan sopan
untuk dilakukan pemeriksaan EKG
Nilai Komitmen Mutu
 Melakukan pemeriksaan EKG
sesuai dengan SOP RS
Nilai akuntabilitas
 Menjelaskan kepada pasien tentang
form yang harus diisi serta
persiapan apa msaja yang harus di
persiapkan pasien dan keluarga
merupakan tanggung jawab perawat
Nilai komitmen mutu
 Menjelaskan kepada pasien dengan
jelas dan tidak bertele-tele
Nilai Etika Publik
 Memjelaskan kepada pasien dan
keluarga dengan sikap sopan dan
ramah
31

Mempersiapkan pasien
yang akan dilakukan
tindakan operasi
menerapkan nilai-nilai
dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika public,
komitmen mutu dan anti
korupsi berkontribusi
dengan visi misi RS Kanker
Dharmais dalam
memberikan pelayanan
kanker rujukan nasional
tertinggi secara
komprehensif

Mempersiapkan
pasien yang akan
dilakukan tindakan
operasi yang
memenuhi prinsip
akuntabilitas,
nasionalisme, etika
public, komitmen
mutu dan anti korup
terhadap nilai-nilai R
Kanker Dharmais
yaitu nilai ProCareC
(Profesional,Care,
Continous, sinergi )

23.
7 Melakukan evaluasi
7

pasien yang akan
dilakukan operasi

Menelpon DPJP

Informasi
 Tindakan
selanjutkan yang
akan dilakukan
ke pasien
 Rencana operasi

Menjadwalkan operasi
pasien

Rencana operasi
terjadwal

Mempersiapkan
pasien untuk puasa,
klisma, dan cukur

Tindakan dilakukan

Mengantar pasien ke
kamar operasi

Pasien diantarkan ke
kamar operasi

Nilai Akuntabilitas
 Menelpon
DPJP
merupakan
tanggung jawab perawat
Nilai Komitmen mutu
 Menelpon DPJP yang bertujuan
memberikan informasi tentang
pasien harus dengan jelas dan
singkat
Nilai etika public
 Berbicara dengan bahasa yang
sopan
Nilai Komitmen mutu
 Menjadwalkan rencana operasi
pasien dengan jelas

Nilai Akuntabilitas
 Mempersiapkan pasien untuk puasa,
cukur, dan klisma merupakan
tanggung jawab
Nilai Komitmen mutu
 Melakukan persiapan pasien sesuai
SOP
Nilai Etika public
 Mempersiapkan pasien dengan
meminta izin dengan sopan santun
Nilai akuntabilitas
 Mengantar pasien ke kamar operasi
dengan penuh tanggung jawab
Nilai Etika public
 Mengantar pasien dengansikap
sopan
32

Melakukan evaluasi pasien
yang akan dilakukan
operasi menerapkan nilainilai dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika public,
komitmen mutu dan anti
korupsi berkontribusi
dengan visi misi RS Kanker
Dharmais dalam
memberikan pelayanan
kanker rujukan nasional
tertinggi secara
komprehensif

Melakukan evaluasi
pasien yang akan
dilakukan operasi
yang memenuhi
prinsip akuntabilitas
nasionalisme, etika
public, komitmen
mutu dan anti korup
terhadap nilai-nilai R
Kanker Dharmais
yaitu nilai ProCareC
(Profesional,Care,
Continous, sinergi )

8

Memulangkan
26. pasien

Melakukan serah
terima dengan perawat
kamar operasi

Status dan dokumen
pas