Jurnalisme Online Sebagai Media Massa Ki

Jurnalisme Online Sebagai Media Massa Kini

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dekade terakhir ini telah membawa
perubahan besar dalam industri komunikasi yang memungkinkan terjadinya konvergensi
media dengan menggabungkan media massa konvensional dengan teknologi komunikasi. Hal
ini dapat terlihat pada media cetak besar yang ada di Indonesia memanfaatkan teknologi
komunikasi dengan membuat portal berita online. Konvergensi media ini pula melahirkan
jurnalisme baru yaitu jurnalisme online. Disamping media komunikasi yang telah terlebih
dahulu akrab dan diterima khalayak seperti media cetak dan media elektronik, media online
kini telah menjadi salah satu media komunikasi yang mulai mendapat banyak perhatian dari
masyarakat. Keberadaanya juga mulai menjadi favorit bagi seluruh lapisan masyarakat.
Media online (online media) juga berarti media massa yang tersaji secara online di situs web
(website) internet. Media online adalah media massa “generasi ketiga” setelah media cetak
(printed media) –koran, tabloid, majalah, buku– dan media elektronik (electronic media) –
radio, televisi, dan film/video. Media Online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik
online –disebut juga cyber journalisme– didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa
yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet”. Secara teknis atau ”fisik”, media
online


adalah

media

berbasis

telekomunikasi

dan

multimedia

(komputer

dan

internet).Termasuk kategori media online adalah portal, website, radio online, TV online
(streaming), dan email.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Media (Jurnalisme) Online?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Media (Jurnalisme) Online?
3. Apa saja Jenis Jurnalisme Online?
4. Apa Prinsip Dasar Media (Jurnalisme) Online?
5. Apa saja Keunggulan dan Kekurangan Media (Jurnalisme) Online?

6. Bagaimana Perbedaan Teknis Media Cetak dan Media Online?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Media(Jurnalisme) Online.
2. Mengetahui Sejarah Perkembangan Media (Jurnalisme) Online.
3. Mengetahui Jenis Jurnalisme Online.
4. Mengetahui Prinsip Dasar Media (Jurnalisme) Online.
5. Mengetahui Keunggulan dan Kekurangan Media (Jurnalisme) Online.
6. Mengetahui Perbedaan Teknis Media Cetak dan Media Online.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MEDIA (JURNALISME) ONLINE
Jurnalisme adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit, menerbitkan berita melalui

koran dan majalah atau memancarkan berita melalui radio, televisi dan internet. Jurnalisme
merupakan bagian dari komunikasi massa secara luas. Kendati pengertian jurnalisme kini
mencakup medium yang sangat luas (termasuk juga radio, televisi, internet bahkan bioskop),
medium dasar dari jurnalisme adalah suratkabar. Wartawan pada umumnya mengadopsi
metode dan prinsip jurnalisme tradisional pada koran dan majalah.
Online adalah istilah bahasa dalam internet yang artinya sebuah informasi yang dapat
diakses dimana saja selama ada jaringan internet. Oleh sebab itu jurnalisme online adalah
perubahan baru dalam ilmu jurnalistik. Media online menyajikan informasi cepat dan mudah
diakses dimana saja.
Jurnalisme online adalah proses penyampaian informasi atau pesan yang menggunakan
internet sebagai medianya sehingga mempermudah jurnalis dalam melakukan tugasnya.
Selama ini sadar atau tidak kita hanya memahami online dalam artian ditampilkan di sebuah
situs web. Padahal 'online' mencakup berbagai tempat perkara (venue): web, email, bulletin
board system (BBS), IRC, dan lainnya. Tapi tentu bukan tanpa alasan bahwa kebanyakan
jurnalisme online saat ini diselenggarakan di web.

Media online disebut juga Digital Media adalah media yang tersaji secara online di internet.
Pengertian media online dibagi menjadi dua pengertian yaitu secara umum dan khusus.
1. Pengertian Media Online secara Umum yaitu segala jenis atau format media yang hanya
bisa diakses melalui internet yang berisikan teks, foto, video dan suara. Dalam pengertian

umum ini, media online juga bisa dimaknai sebagai sarana komunikasi secara online. Dengan
pengertian media online secara umum ini,maka email, mailing list (milis), website, blog,
whatsapp, dan media sosial (sosial media) masuk dalam kategori ini.
2. Pengertian Media Online secara Khusus yaitu terkait dengan pengertian media dalam
konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam
bidang keilmuan. Komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan
periodesitas. Media Online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis
telekomunikasi dan multimedia. Didalamnya terdapat portal, website (situs web), radioonline, tv-online, pers online, mail online dll. Dengan karakteristik masing-masing sesuai
dengan fasilitas yang memungkinkan user memanfaatkannya. Salah satu desain media online
yang paling umum diaplikasikan dalam praktik jurnalistik modern dewasa ini adalah berupa
situs berita. Situs berita atau portal informasi sesuai dengan namanya merupakan pintu
gerbang informasi yang memungkinkan pengakses informasi memperoleh aneka fitur fasilitas
teknologi online dan berita didalamnya. Contennya merupakan perpaduan layanan interaktif
yang terkait informasi secara langsung, misalnya tanggapan langsung, pencarian artikel,
forum diskusi dll.
Dari beberapa pengertian tentang Jurnalistik Online dapat disimpulkan bahwa :
1. Jurnalistik Online adalah tipe jurnalistik yang dipraktikkan melalui media internet.
2. Pengumpulan fakta, cerita, dan laporan yang diproduksi dan didistibusikan melalui
internet.
3. Jurnalistik Online adalah proses pengumpulan, penulisan, penyuntingan, dan

penyebarluasan berita secara online di internet.
Jurnalistik Online (Online Journalism) adalah pelaporan fakta yang diproduksi dan
disebarkan melalui internet. "Online journalism is defined as the reporting of facts when
produced and distributed via the Internet"

Dulu, jurnalistik "hanya" berlaku di suratkabar (koran), majalah, radio, televisi, dan film
--lima media komunikasi massa yang dikenal dengan sebutan "The Big Five of Mass Media"
(Lima Besar Media Massa). Kini, jurnalistik juga berlaku di internet atau media online
sehingga melahirkan "ilmu baru" bernama jurnalistik online (online journalism ).
Jurnalistik Online bahkan sudah “beranak” dengan melahirkan “cabang” berupa:
1. “Jurnalisme blog” (Blog journalism)
2. “Jurnalistik mobil” (Mobile journalism)
3. “Jurnalisme twitter” (Twitter journalism)
4. Jurnalistik Online juga menumbuhkembangkan konsep “Jurnalisme Warga” (Citizen
Journalism) yang diperkokoh dengan perkembangan media sosial (social media)
seperti Facebook, Twitter, dan Youtube.
Jurnalistik Online bahkan cepat berkembang dengan memunculkan "jurnalistik baru" yang
masih dalam lingkup jurnalistik online: mobile journalism (jurnalistik mobil), yaitu aktivitas
jurnalistik melalui mobile device --mobile phone, smarphone, tablet computer, dsb.
Mobile Journalism

Kian mempercepat proses penulisan dan penyebarluasan berita di media online. Wartawan
bisa melaporkan peristiwa (menulis berita) kapan dan di mana saja, bahkan saat sebuah
peristiwa sedang berlangsung.
Jurnalistik Online juga memperkuat atau menumbuhkembangkan jurnalisme warga (citizen
journalism) dengan memanfaatkan blog atau media sosial (social media). Kini, setiap orang
bisa menjadi wartawan, dalam pengertian meliput peristiwa dan melaporkannya melalui
internet.
Perbedaan Jurnalistik Online dan Jurnalistik Tradisional/Konvensional
Dalam hal teknik reportase -wawancara, riset data, observasi, tidak ada perbedaan antara
jurnalistik online dan jurnalistik konvensional (cetak dan elektronik).

Pembeda utamanya adalah format dan gaya penulisan (online writing style) menyangkut
aspek keterbacaan (readability ) dan keterpindaian (scannability) mengingat berita online
dikonsumsi pembaca memalui "layar" (screen ) komputer.
Format dan gaya penulisan karya jurnalistik online pun berbeda dengan jurnalistik
konvensional, disesuaikan dengan cara pembaca media online.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA (JURNALISME) ONLINE
Sejarah Perkembangan Media (jurnalisme) Online
Perkembangan media online awalnya dikembangkan di Barat ketika surat kabar The Wall
Street Journal menawarkan layanan pada CompuServe dan informasi keuangan, bahwa ada

ruang di mana pembayaran bisa dilakukan melalui internet. Beberapa surat kabar penting di
Amerika Utara pada tahun 1990-an, mulai menggunakan sistem internet sebagai bagian
juranilsme di World Wide Web. Tahun 1993 Universitas Florida meluncurkan sebuah situs
web pertamanya di jurnalisme, kemudian tahun 1995 sudah ada 150 surat kabar yang
diterbitkan di WWW, maka dari itu editor dan publisher menjadi fenomena masalah baru.
Editor James R. Gaines mengakui bahwa keputusan untuk online berarti bahwa editor,
penulis, dan koresponden telah mengakrabkan diri lagi dengan jurnalistik baru. Begitupun
majalah Time didedikasikan untuk edisi khusus dunia maya pada saat itu.
Beberapa surat kabar di Amerika Serikat dianggap menjadi pelopor web jurnalisme dengan
kemunculannya media baru ini dan mulai meninggalkan Servocom atau CompuServe. Surat
kabar tersebut misalnya seperti “Chicago Tribune” yang didistribusikan oleh Amerika OnLine
( AOL ) sejak Mei 1992, kemudian pada tahun 1993 “San José Mercury Pusat”, “Nando.net”
( versi online harian lokal masyarakat Koran Nando Kali ) memutuskan untuk online, “The
Boston Globe” dan “The Electronic Telegraph” versi online dari The Telegraph. Begitupun
menurut M. Smartt pada tahun 1998 BBC News digambarkan sebagai surat kabar yang
dinamis dan juga media siaran ketiga serta merupakan situs terkemuka di Inggris. Dalam
periode tersebut, disusul juga dengan munculnya surat kabar online di berbagai negara.
Sejarah Perkembangan Media (jurnalisme)Online Di Indonesia

Sejarah munculnya media online di Indonesia ini, tentunya tidak terlepas dari pengaruh

dinamika sosial dan politik di negeri ini. Internet merupakan salah satu tekhnologi di jagat
baru yang menawarkan berbagai kemudahan untuk berkomunikasi dan penyebaran informasi.
Kemunculan internet sendiri di Indonesia sekitar tahun 90-an yang awalnya hanya ide
sekolompok orang untuk memiliki jaringan komputer. Koneksi internet pertama kali yang
muncul di Indonesia di gagas oleh Joseph Lukuhay dengan mengembangkannya di kampus.
UI adalah salah satu kampaus yang dipeloporinya dengan munculnya internet di kampus
dengan nama UINet dan terus dikembangkan hingga menyebar ke ranah publik.
Peran media baru ini juga tidak terlepas dari proses demokratisasi di Indonesia. Runtuhnya
rezim soeharto ini dapat berakhir berkat kemunculan internet ini. Internet mempu menjadi
alat komunikasi di kalangan mahasiswa dengan laman-laman yang diciptakan saat itu,
sehingga memunculkan pergerakan reformasi. Ruang publik (public sphere) dalam konsep
Habermas, tentunya sudah mengalami pergeseran, yang tadinya berada di ruang fisik seperti
warung kopi, salon dan sebagainya, kini bermigrasi ke dunia maya (virtual). Hal ini
tenntunya bisa menjadi kabar kembira bagi sebagian masyarakat karena dapat mengakses
berbagai informasi, namun di satu sisi juga dapat menjadi ajang untuk kontestasi kekuasaan
dengan saling membuka privasi-privasi seseorang.
Perkembangan media di Indonesia ini pertama kali yang muncul di internet oleh Republika
Online (www.republika.co.id) pada agustus 1994. Kemudia disusul oleh awak media Tempo
Group karena majalahnya yang dibredel pada masa Orde Baru, maka dari itu muncul
tempointeraktif.com (sekarang tempo.com), dan kemudian disusul dengan media-media

lainnya seperti Waspada Online dan Kompas Online. Namun sang pelopor media online yang
menjadi pakem media online di Indonesia adalah Detik.com (www.detik.com) yang
mengawali pada tahun 1998 oleh Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman dan Didi
Nugraha. Tujuannya agar berita yang ditulis ini cepat sampai pada pembaca tanpa menunggu
cetak dan keputusan editor terlebih dahulu, dan ini merupakan bentuk adanya partisipasi
publik (citizen journalism).
C. JENIS JURNALISME ONLINE
1. Mainstream News sites
Bentuk media berita online yang paling tersebar luas adalah situs mainstream news. Situs ini
menawarkan pilihan editorial content, baik yang disediakan oleh media induk yang terhubung

(linked) dengannya atau memang sengaja diproduksi untuk versi Web. Tingkat komunikasi
partisipatorisnya adalah cenderung tertutup atau minimal. Contoh: situs CNN, BBC,
MSNBC, serta berbagai suratkabar online. Situs berita semacam ini pada dasarnya tak punya
perbedaan mendasar dengan jurnalisme yang diterapkan di media cetak atau siaran, dalam hal
penyampaian berita, nilai-nilai berita, dan hubungan dengan audiences. Di Indonesia, yang
sepadan dengan ini adalah detik.com, Astaga.com, atau Kompas Cyber Media.
2. Index & Category sites
Jenis jurnalisme ini sering dikaitkan dengan mesin pencari (search engines) tertentu (seperti
Altavista atau Yahoo), perusahaan riset pemasaran (seperti Moreover) atau agensi

(Newsindex), dan kadangkadang bahkan individu yang melakukan usaha (Paperboy). Di sini,
jurnalis online menawarkan links yang mendalam ke situs-situs berita yang ada di manapun
di World Wide Web. Links tersebut kadang-kadang dikategorisasi dan bahkan diberi catatan
oleh tim editorial. Situs-situs semacam ini umumnya tidak menawarkan banyak editorial
content yang diproduksi sendiri, namun terkadang menawarkan ruang untuk chatting atau
bertukar berita, tips dan links untuk publik umum.
3. Meta & Comment sites
Ini adalah situs tentang media berita dan isu-isu media secara umum. Kadang-kadang
dimaksudkan sebagai pengawas media (misalnya: Mediachannel, Freedomforum, Poynter’s
Medianews). Kadangkadang juga dimaksudkan sebagai situs kategori dan indeks yang
diperluas (seperti: European Journalism Center Medianews, Europemedia). Editorial contentnya sering diproduksi oleh berbagai jurnalis dan pada dasarnya mendiskusikan content lain,
yang ditemukan di manapun di Internet. Content semacam itu didiskusikan dalam kerangka
proses produksi media. ”Jurnalisme tentang jurnalisme” atau meta-journalism semacam ini
cukup menjamur.
4. Share & Discussion sites
Ini merupakan situs-situs yang mengeksploitasi tuntutan publik bagi konektivitas, dengan
menyediakan sebuah platform untuk mendiskusikan content yang ada di manapun di Internet.
Dan kesuksesan Internet pada dasarnya memang disebabkan karena publik ingin berkoneksi
atau berhubungan dengan orang lain, dalam tingkatan global yang tanpa batas. Situs semacam
ini bisa dibilang memanfaatkan potensi Internet, sebagai sarana untuk bertukar ide, cerita,

dan sebagainya. Kadang-kadang dipilih suatu tema spesifik, seperti: aktivitas anti-globalisasi
berskala dunia (situs Independent Media Centers, atau umumnya dikenal sebagai Indymedia),
atau berita-berita tentang komputer (situs Slashdot).

D. PRINSIP DASAR JURNALISME ONLINE
Prinsip Dasar Jurnalisme Online Menurut Paul Bradshaw, prinsip dari jurnalisme online
meliputi lima hal yang disingkat sebagai B-A-S-I-C, yaitu Brevity, Adaptability, Scannability,
Interactivity, dan Commnity and Conversations.
1. Brevity Prinsip
Pertama ini mengandung arti keringkasan, simple, praktis. Bradshaw mengungkapkan salah
satu alasan yang dikemukakannya, brevity sebagai penanda perbedaan internet, media cetak,
radio, dan televisi sehingga berpengaruh terhadap bagaimana perilaku orang dalam
memperlakukan masing masing media ini. Sikap ringkas dan praktis pada media
konvensional ketika diadaptasikan pada media online akan sangat berbeda satu dengan yang
lain. Bentuk dari sifat ringkas jurnalisme online ini terbagi dalam dua hal. Pertama, brevity
dalam media cetak. Kedua, brevity dalam media penyiaran, baik yang berkaitan dengan
audio, maupun video. Dalam media cetak, semua konsep informasi disampaikan dalam uraian
paragraf. Audiens memegang koran, kemudian membaca uraian-uraian paragraf, membolakbalik tiap halaman dengan leluasa. Sementara ketika media cetak ini diadaptasi ke dalam
media berbasis internet, kepraktisan menjadi kebutuhan. Jika orang akan dengan leluasa
membolak-balik halaman koran dengan leluasa, maka jika membaca melalui internet, orang
harus jeli dengan tombol navigasi. Untuk mengakses berita dalam media online hanya butuh
untuk meng-klik informasi yang dibutuhkan.
2. Adaptability
Persoalan adaptasi ini tidak hanya berkaitan dengan keberadaan teknologi yang memaksa
para pelaku media untuk semakin berbenah dan melek media. Selain itu juga, berkenaan
dengan konten media yang semakin hidup, dapat ditampilkan dalam bentuk yang beragam.
Era ini merupakan era konvergensi yang menuntut jurnalis untuk lebih skillfull dan cerdas.
Tuntutan pada kemampuan skill sang jurnalis, ia juga harus cerdas dalam memilih dan
memilah. Penghimpunan berita dilakukan secara bertahap dalam pemberitaan yang dilakukan
pada media online. Mana fakta yang didapatkan oleh jurnalis, fakta itu akan naik ke media
dan diakses oleh pembaca. Namun dalam satu keadaan, jurnalis dihadapkan pada banyak
fakta yang datang bersamaan, dan harus segera disampaikan kepada khalayak. Jika pada
media konvensional, sudut pandang berita yang dipilih oleh jurnalis ditentukan oleh

kebijakan redaksi. Sementara pada media online, fakta yang telah diunggah dapat diperbarui
atau diverifikasi secara berkelanjutan tanpa terbatas waktu. Kelengkapan berita dalam
jurnalisme konvensional ditemukan dalam badan berita, sementara dalam media online
kelengkapan ini akan didapatkan secara bertahap.
3. Scannability
Bradshaw mengungkapkan, “Users of news website are generally task-oriented”. Hal ini
dipertimbangkan karena tiap pengunjung website berita,ketika akan masuk dalam situs
mereka akan melakukan pencarian terhadap topik-topikyang sifatnya spesifik. Jika mereka
tidak menemukan apa yang mereka cari,maka mereka akan dengan segera berpindah ke
website lain untuk memenuhi pencariannya. Sama halnya pada televisi, jika audiens tidak
menemukan apa yang mereka inginkan dari channel A, maka mereka akan dengan segera
beralih pada channel lainnya.
4. Interactivity
Dalam uraiannya tentang jurnalisme online, Bradshaw mendefinisikan interaktivitas sebagai,
“..it is about giving the user control”. Salah satu contoh interaktivitas yang terjadi dalam
praktek jurnalisme online adalah melalui komentar-komentar yang disampaikan oleh
pembaca melalui bagian komentar yang biasanya ada dalam pemberitaan-pemberitaan online.
Bagi para jurnalis, interaktivitas dalam media online ini menjadi tantangan sekaligus peluang
bagi perkembangan di masa depan. Kontrol ini bukan hanya bermakna memberikan peluang
kepada pembaca untuk terlibat dengan topik-topik yang sedang menjadi perbincangan, seperti
dengan memberikan peluang bagi mereka untuk terlibat diskusi dan berpikir dengan
memberikan komentar. Bentuk kontrol ini bisa jadi memberikan ruangshare, membuat konten
lebih mudah untuk diunduh dan disebarluaskan secara bertanggungjawab. Dapat juga dengan
memberikan peluang kepada pembaca untuk menaruh konten pemberitaan di laman-laman
social network,membiarkan pembaca untuk melibatkan diri dengan email atau RSS. Dalam
kondisi ini, interaktivitas tak hanya terjadi antara pemilik situs atau pembuat situs dengan
usernya, namun juga antara user yang satu dengan user yang lain. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa dalam media online interaktivitas melibatkan banyak elemen dan terjadi
dalam tiga arah, yaitu antara jurnalis dengan user, user dengan jurnalis, dan antara user yang
satu dengan user lainnya.

5. Community and Conversation
Jurnalisme yang baik adalah jurnalisme yang mampu memberikan pelayanan bagi
masyarakatnya, menjalankan fungsi komersialnya, dan mendukung apa yang dibutukan oleh
masyarakatnya. Apalagi antara jurnalisme dan masyarakat sendiri terjalin hubungan saling
membutuhkan karena terikat akan keberadaan informasi yang berada di sekitar mereka.
Dalam konteks jurnalisme online, mereka tidak hanya menjadi konsumen berita, tetapi juga
merupakan kontributor, moderator, editor, bahkan penggerak organisasi berita itu sendiri.
Menjadi tantangan tersendiri bagi jurnalis untuk dapat masuk dan menembus komunitas yang
menyebar ini. Sedangkan conversation dalam jurnalisme online memungkinkan terjadinya
interaktivitas, audiens tak lagi berkeinginan menjadi audiens saja, namun juga dapat menjadi
seseorang yang berpengaruh atas topik-topik yang dibahas.
E. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN JURNALISME ONLINE
Keunggulan Jurnalisme Online
1. Audience Control
Kendali pembaca. Jurnalistik online memungkinkan pembaca (user/visitor) leluasa dalam
memilih berita yang diinginkan. Mereka bisa pindah dengan cepat dari satu berita ke berita
lain atau dari satu portal berita ke website lain.
2. Nonlienarity
Jurnalistik online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri
sehingga pembaca tidak harus membaca secara berurutan. Pembaca bisa memulai dengan
berita terbaru, bahkan bisa mulai dengan berita yang diposting satu-dua tahun lalu.
3. Storage and retrieval
Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan, terarsipkan, atau terdokumentasikan dan
diakses kembali dengan mudah oleh pembaca.
4. Unlimited Space
Ruang tanpa batas. Jurnalistik online relatif tanpa ada batasan jumlah berita atau informasi
yang akan dipublikasikan, juga relatif tanpa batasan jumlah huruf dan kata/kalimat. Berbeda

dengan media cetak yang dibatasi kolom/halaman atau radio/televisi yang dibatasi durasi
(waktu).
5. Immediacy
Kesegeraan, kecepatan. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan
secara cepat dan langsung kepada pembaca. Internet adalah medium tercepat untuk
menyebarkan informasi.
6. Multimedia Capability
Kemampuan multimedia. Jurnalisme online memungkinkan berita disampaikan tidak hanya
dalam format teks, tapi juga bisa dilengkapi audio dan video.
7.Interactivity
Interaktivitas. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca
dalam setiap berita, dengan adanya kolom komentar dan/atau fasilitas media sosial yang
memungkinan pembaca menyebarkan/membagi (share) berita di akun media sosial.
Kekurangan Jurnalisme Online
a). Jurnalisme online merupakan “mainan” masyarakat supra rasional. Masyarakaat yang
tidak tergolong supra rasional tidak akan betah dengan mengakses jurnalisme online. Kalau
mereka tidak mengakses jurnalisme online maka mereka akan dilanda oleh kecemasan
informasi (information anxiety).
b). Tidak memiliki kredibilitas. Ini karena logis sebab, orang yang tidak memiliki ketrampilan
yang memadai pun bisa bercerita lewat jurnalisme online. Orang yang tidak mengenal selukbeluk jurnalisme bisa menyampaikan idenya pada orang-orang di berbagai belahan bumi
melalui internet. Yang kedua tingkat kebenaran jurnalisme online masih diragukan. Berita
televisi dan berita surat kabar yang notabene dihasilkan oleh orang-orang yang memiliki
keterampilan jurnalistik memadai dianggap masih mengandung kesalahan.
c). Berita – berita yang disampaikan melalui jurnalisme online tidak seakurat seperti berita
yang disampaikan jurnalisme konvensional.

F. PERBEDAAN TEKNIS MEDIA CETAK DAN MEDIA ONLINE

UNSUR

MEDIA

MEDIA ONLINE

Pembatasa

CETAK
Biasanya

Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena

n

panjang panjang naskah halaman web bisa menampung naskah yang

naskah

telah

dibatasi, sepanjang apapun. Namun demi alasan kecepatan

misalnya 5 – 7 akses, keindahan desain dan alasan-alasan teknis
halaman kuarto lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang
Prosedur

diketik 2 spasi.
Naskah

naskah

biasanya

terlalu panjang.
Sama saja.Namun ada sejumlah media yang

harus memperbolehkan wartawan di lapangan yang

diACC

oleh telah

dipercaya

untuk

meng-upload

sendiri

redaksi sebelum tulisan-tulisan mereka.
Editing

dimuat.
Kalau

sudah Walaupun sudah online, masih bisa diedit dengan

naik

cetak leluasa.Tapi biasanya, editing hanya mencakup

(atausudah
film-kan

di- masalah-masalah teknis, seperti merevisi salah
pada ketik, dan seterusnya.

proses
percetakan), tak
Tugas

bisa diedit lagi.
Tiap
edisi, Desainer dan programmer cukup bekerja sekali

desainer

desainer

atau

layouter

layouter

tetap

atau saja,

yakni

di

awal

harus web.Selanjutnya, tugas
bekerja masalah-masalah

pembuatan

mereka hanya

maintenance

atau

situs
pada
ketika

untuk

perusahaan memutuskan untuk mengubah desain

menyelesaikan

dan sebagainya. Setiap kali redaksi meng-upload

desain

pada naskah, naskah itu akan langsung “masuk” ke

edisi tersebut.

desain secara otomatis

Jadwal

(harian,

Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus, kecuali

terbit

mingguan,

untuk jenis-jenis tulisan/rubrik tertentu.

Berkala

bulanan,dua
mingguan,

Distribusi

Walau

sudah Begitu di upload, setiap berita dapat langsung

selesia dicetak, dibaca oleh semua orang di seluruh dunia yang
media

tersebut memiliki akses internet.

belum

bisa

langsung dibaca
oleh

khalayak

ramai

sebelum

melalui

proses

distribusi.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Media online tidak dikategorikan ke dalam media massa cetak maupun elektronik, tetapi
disebut sebagia media massa baru atau modern. Media online dapat menjadikan informasi
dengan cepat disertai kemudahan untuk mengaksesnya. Media online dapat diakses dimana
dan kapan saja, sejauh didukung oleh fasilitas teknologi internet. Inilah yang menyebabkan
jurnalistik online menjadi berbeda dengan jurnalistik di media massa lain yang sudah dikenal
sebelumnya ( cetak, radio, televise), bukan semata mata karena mengambil venue yang
berbeda, melainkan karena jurnalistik ini berlangsungkan diatas sebuah media baru yang
mempunyai karakteristik yang berbeda. Tidak hanya dari segi format, tapi juga isi,
mekanisme hingga proses hubungan antara penyelenggra jurnalistik online dan pengguna
atau pembacanya. Sifat multimedia pada jurnalistik online menjadikannya sebagai jurnalistik
masa depan: wartawan tidak hanya menyusun teks berita dan menampilkan foto, tapi juga
melengkapinya dengan suara dan gambar (audio-video). Dengan jurnalistik online pula, kini
tidak ada lagi istilah “berita tidak dapat dipublikasikan” alias hanya menjadi arsip tulisan di
komputernya, karena jika media tempatnya bekerja menolak memuat beritanya, ia dapat
memuatnya di blog atau situs jejaring sosial. Selain itu, kini publik tidak lagi semata
tergantung pada media-media konvensional untuk mengikutin perkembangan dunia. Berbagai

data menunjukkan, pengguna internet dari waktu ke waktu terus tumbuh. Publik kian
menjadikan media online sebagai rujukan utama ketika mereka membutuhkan informasi apa
pun. “Budaya Internet” kian kuat di kalangan masyarakat berkat kehadiran situs-situs “mesin
pencari” (search engine) seperti Google, Yahoo, Bing, dan Ask. Dengan hanya mengetikkan
kata kunci di situs mesin pencari itu, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet
yang mudah atas bermacam-macam informasi.
SARAN
Sebagai generasi penerus bangsa kita harus pintar dalam memilah berita-berita atau informasi
dari media online. Dimana situs-situs yang kita kunjungi berguna untuk menambah
pengetahuan dan wawasan kita. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan makalah
ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Asep Syamsul M. Romli. 2012.Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online.
Bandung.Nuansa Cendikia.
2. James C. Foust. 2005. Online Journalism. Principles and Practices of News for The
Web. Holcomb Hathaway Publisher.
3. Suryawati, Indah, Jurnalistik Suatu Pengantar, Jakarta: Ghalia Indonesia,2011.
4. Margianto, Heru & Syaefullah, Asep. Media Online: Antara Prmbaca, Laba, dan Etika
Problematika Praktik Jurnalisme Online di Indonesia,pdf AJI Indonesia.