Periode Bayi Psikologi Perkembangan manusia

Periode Bayi
Sub bab : Pengertian dan Karakteristik Periode Bayi, dan
Perkembangan Fisik serta Kognis Bayi

Resume
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Perkembangan

Disusun Oleh :
Kelompok 7 ( Kelas B )
Citra Yulanda
Reza Fajrini
Yossi Eldian Tanpli

1305119
1305121
1300632

Program Studi Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang

TA 2013/2014
1

A. Pengertian Periode Bayi
Bayi bukanlah makhluk hidup tanpa kemampuan. Bayi memiliki beberapa
refleks dasar, antara lain menangis, menendang, dan batuk. Bayi banyak tidur, dan
terkadang bayi tersenyum, meski senyum pertama bayi tidak benar-benar jelas
artinya. Bayi makan dan bayi bertumbuh. Bayi merangkak kemudian bayi berjalan,
perjalanan ribuan mil yang berawal dari satu langkah. Terkadang bayi menyesuaikan
diri dan terkadang orang lain menyesuaikan diri terhadap mereka.
Perkembangan diri bayi merupakaan penciptaan secara kontinu atas bentukbentuk yang lebih kompleks. Keberadaan bayi yang tidak berdaya memerlukan kasih
sayang dari orang lain. Bayi berusaha mewujudkan keinginannya dengan menjadi
apapun yang ia inginkan.

B. Karakteristik Periode Bayi
Hurlock menggolongkan karakteristik periode bayi antara lain sebagai berikut :
1. Masa Dasar yang Sesungguhnya
Masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada
saat ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi yang terbentuk.
2. Masa Dimana Pertumbuhan dan Perubahan Berjalan Pesat

Bayi berkembang pesat, baik secara fisik maupun secara psikologis.
Pertumbuhan dan perubahan intelek berjalan sejajar dengan pertumbuhan dan
perubahan fisik. Tidak ada perubahan yang lebih menonjol selain dalam
kemampuan bayi untuk mengenali dan bereaksi kepada orang-orang dan objekobjek dalam lingkungan.

3. Masa Berkurangnya Ketergantungan
Berkurangnya ketergantungan pada orang lain merupakan efek dari pesatnya
perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi duduk, berdiri,
1

berjalan dan menggerakkan benda-benda. Kemandirian juga meningkat dengan
berkembangnya

kemampuan bayi

untuk mengkomunikasikan

kebutuhan-

kebutuhannya kepada yang lain. Gerakan-gerakan bayi yang acak dan menyeluruh

kembali menjadi gerakan yang terkoordinir sehingga memungkinkan bayi
melakukan sendiri hal-hal yang sebelumnya harus dilakukan orang lain.

4. Masa Meningkatnya Individualitas
Individualitas tampak dalam penampilan dan pola-pola perilaku dan
memungkinkan bayi mengembangkan hal-hal yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
5. Permulaan Sosialisasi
Egosentrisme, yaitu diri bayi yang muda belia, cepat berubah menjadi
keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial. Bayi mengembangkan
ikatan emosi yang kuat dengan ibunya jauh sebelum periode masa bayi berakhir.
Dari pemuasan perilaku akrab inilah berkembang hubungan dengan orang lain
yang hangat dan kekal.

6. Permulaan Berkembangnya Penggologan Peran-Seks
Hampir dari saat dilahirkan anak laki-laki diperlakukan sebagai anak laki-laki
dan anak perempuan diperlakukan sebagai anak perempuan. Tekanan pada anak
perempuan untuk bersikap sesuai dengan jenis kelaminnya sejak masa bayi tidak
terlampau kuat seperti tekanan pada anak laki-laki, meskipun penggolongan
peran-seks merupakan bagian dari awal pendidikan anak perempuan. Secara tidak

langsung anak perempuan peran-seksnya sudah ditetapkan pada masa bayi dengan
memperbolehkan

mereka

menangis

dan

menunjukkan

tanda-tanda

lain

“kelemahan wanita” yang tidak diperkenankan pada bayi laki-laki.

2

C. Pertumbuhan dan Perkembangan fisik Di Masa Bayi


1. Pola Pertumbuhan
Di masa prakelahiran dan awal masa bayi, ukuran kepala lebih besar
dibandingkan

keselurugan

tubuhnya.

Santrok

(

2012)

membagi

pola

perkembangan menjadi dua, yaitu:

 Pola sefalokaudal Pola sefalokaudal adalah urutanpertumbuhan yang
selalu dimulai dari bagian paling atas, yaitu kepala, kemudian pertumbuhan
fisik dan diferensiasi karakteristiknya berlangsung secara bertahap dari atas
ke bawah. Pola yang sama terjadi pada kepala itu sendiri, karena bagian atas
kepala ( mata dan otak) tumbuh lebih cepat dibandingkan bagian bawah
kepala, contohnya rahang.
Pola perkembangan motorik juga mengikuti pola sefalokaudal, seperti
mengenal benda-benda sebelum dapat mengendalikan batang tubuh atau
menggunakan tangan sebelum dapat merangkak dan berjalan.


Pola Proksimodistal Pola proksimodistal yaitu pertumbuhan yang
dimulai dari bagian tengah lalu bergerak menuju bagian ujung.
Contoh: bayi dapat mengendalikan otot batang tubuh dan lengannya sebelum
mengendalikan tangan dan jarinya atau mereka harus menggunakan
keseluruhan tangannya sebelum dapat mengendalikan jari.

2. Tinggi dan Berat Badan



Bayi lahir purna waktu memiliki panjang 18-22 inci dan berat 5,5 hingga 10



pon
Beberapa hari pertama, sebagian besar bayi kehilangan 5-7% berat tubuh
sebelum mereka belajar menyesuaikan diri dengan kegiatan makan



( menghisap, menelan, dan mencerna)
Selama sebulan pertama, mereka mengalami pertambahan berat kira-kira 5-6



ons per minggu.
Pada ulang tahun pertama, berat badan menjadi tiga kali lipat berat badan




kelahiran, dan panjang dua kali lipat panjang kelahiran.
Selama dua tahun kehidupan, pertumbuhan menurun. Berat bayi mencapai



26-32 pon, naik ¼ hingga ½ pon per bulan ( mencapai 1/5 berat dewasa )
Saat dua tahun, tinggi rata-rata bayi 32-35 inci

3. Otak
3



Pada ulang tahun kedua, berat otak bayi lebih 25% dari berat otak ketika



dewsa. Akan tetapi kematangan area otak tidak terjadi bersamaan.
Selama satu tahun pertama kehidupan, perkembangan neuron terjadi melalui
dua cara:

1) Mielinasi, proses menyelubungi akson dengan sel-sel lemak, yang
dimulai dari sebelum lahir hingga remaja.
2) Koneksi antar neuron meningkat, menciptakan jalur sel baru, koneksi
dendrit bertambah, koneksi sinapsi antara akson dan dendrit bertambah



banyak
Korteks serebral memiliki dua hemisfer, yaitu hemisfer kiri dan kanan
dimana terdapat lateralisasi yang merujuk pada spesialisasi dari salah satu
fungsi hemisfer. Disetiap hemisfer terdapat lobus yang memiliki fungsi
utama yakni:
1) Lobus frontal : terlibat dengan gerakan disengaja, berpikir, personalitas,
dan niat
2) Lobus okspital : terlibat dengan fungsi penglihatan
3) Lobus temporal : dengan pendengaran, pemrosesan bahasa, dan memori
4) Lobus parietal : dengan menentukan lokasi pasial, atensi, dan kendali




motorik.
Setelah kelahiran, aliran penglihatan, bunyi, penciuman, sentuhan, dan
kontak mata membantu pembentukan koneksi neural otak, bersama stimulasi
pihak pengasuh dan lain-lain.

4. Tidur
Biasanya bayi yang baru lahir membutuhkan waktu tidur kira-kira 10-21 jam.
Pada sekitar 6 bulan pola tidur mereka biasanya mulai menyerupai pola tidur
orang dewasa, yaitu tidur paling lama di malam hari dan bangun paling lama di
siang hari. Akan tetapi ada masalah yang timbul ketika bayi terjaga di saat malam.
Salah satu faktor penyebabnya adalah keterlebitan orang tua yang berlebihan dari
orang tua terhadap interaksi yang berkaitan tidur siang bayi. Kemudian faktor
intrinsik seperti menangis dan gelisah diwaktu siang serta faktor ekstrinsik seperti
kesedihan karena berpisah dengan orang tua.
Tidur REM
Masa bayi adalah masa yang paling banyak menggunakan waktu tidur dalam
bentik REM. Yaitu keadaan tidur dengan mata bergerak-gerak dengan cepat di
bawah kelopak mata yang tertutup. Saat bangun, mereka yang tidur REM akan
mengingat bahwa mereka telah bermimpi, sedangkan non-REM tidak. Akan
4


tetapi, kita dapat mengetahui secara pasti apakah bayi lebih banyak bermimpi dari
pada kita karena mereka tidak bisa mengungkapkannya.
Berbagi Tempat Tidur
Menurut beberapa ahli anak, berbagi tempat tidur dapat memberikan
keuntungan dan kekurangan :
 Keuntungan : mendorong pemberian asi, mempercepat respon apabila bayi
menangis, memungkinkan ibu untuk mendeteksi potensi-potensi bahaya
karena bayi berhenti bernafas.
 Kekurangan : mengakibatkan SIDS ( Sudden infant death Syndrome) yang
dapat menjadi masalah apabila ibu berguling dan menimpa bayi.
Penyebab SIDS :
 Posisi tidur
 bayi dengan berat badan rendah, 5-10 kali lebih besar kemungkinan meninggal
karena SIDS
 Bayi yang saudara kandungnya meninggal karena SIDS
 Bayi yang mengalami sleep apnea ( berhenti bernafas beberapa saat ).
 Sosioekonomi rendah, menghirup asap rokok, tidur dengan kipas angin, dan
menderita abnormal fungsi batang otak.
 Tidur di alas yang empuk

5. Gizi
Bayi perlu mengkonsumsi gizi sebesar 50 kalori per harinya untuk setiap pon
berat tubuhnya. Kini semakin banyak ahli yang berpendapat bahwa pemberian asi
lebih baik dibandingkan sesu botol, meski karakter koresional dari sejumlah studi
perlu dipertimbangkan.
Hasil pemberian ASI terhadap anak :
 Bayi-bayi yang diberi ASI mengalami lebih sedikit infeksi gastrointestin
 ASI menurunkan resiko alergi pada anak
 Pemberian ASI selama tiga bulan berperan sebagai perlindungan terhadap
nafas berbunyi pada bayi, mengurangi kemungkinan infeksi telinga bagian
tengah ( otitis media ), peradangan kulit kronis ( dramatitis aropik ), resiko
obesitas, diabetes tipe 1 dimasa kanak-kanak dan tipe 2 saat dewasa, serta
SIDS
Hasil terhadap ibu : menurunkan resiko kanker payudara, kanker indung telur,
dan diabetes tipe 2.
Sedangkan kekurangan gizi pada bayi akan mengakibatkan dua kondisi
berbahaya, yaitu:

5

1) Marasmus, disebabkan oleh kekurangan protein dan kalori secara parah yang
mengakibatkan pengkerutan jaringan penting pada bayi selama satu tahun
pertama kehidupan.
2) Kwashiorkor, disebabkan oleh kekurangan protein secara parah yang biasanya
terjadi pada usia 1 hingga 3 tahun.

D. Perkembangan Motorik
1. Pandangan Sistem Dinamik
Menurut teori sistem dinamik ( dynamic sysetem theory ), bayi membangun
berbagai keterampilan motorik untuk membentuk presepsi dan bertindak, teori ini
menganggap presepsi dan tindakan sebagai sebuah pasangan.
Ketika bayi termotivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat membentuk
sebuah prilakumotorik baru hasil dari perjumpaan berbagai faktor : perkembangan
sistem saraf, karakteristik fisik tubuh dan kemungkinan pergerakannya, sasaran
yang hendak diraih, dan dukungan lingkungan
Contoh : bayi hanya dapat belajar berjalan jika sistem sarafnya sudah cukup
matang untuk mengendalikan otot-otot kaki, ketika kaki mereka sudah cukup
berkembang untuk menopang tubuh mereka, dan ketika memiliki keinginan untuk
bergerak.
Dengan demikian, perkembangan motorik bukanlah proses pasif yang
rangkaian perkembangan keterampilannya dari waktu ke waktu didikte oleh gen.
Melainkan bayi secara aktif turut terlibt dalam mengembangkan keterampilannya
yang juga dipengaruhi lingkungan, bawaan, dan pengasuh.
2. Refleks
Refleks merupakan reaksi stimuli yang mengatur gerakan-gerakan bayi yang
bersifat otomatis dan berada di luar kendalinya.
a) Refleks mencri ( Rooting reflex ) yaitu reaksi bayi baru lahir yang muncul
ketika pipinya diusap/dibelai atau pinggir bibirnya disentuh. Sebagai respon,
bayi memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya
yang jelas untuk menukan objek yang dapat dihisap
b) Refleks menghisap ( sucking reflex ) yaitu reaksi bayi baru lahir yang secara
otomatis menghisap benda yang ditempatkan di mulutnya. Refleks ini
memudahkan bayi memperoleh makanan sebelum ia dapat mengasosiasikan
puting ibu dengan makanan dan juga berfungsi sebagai mekanisme
penenangan diri/ regulasi diri.
c) Refleks Moro, yaitu respon bayi baru lahir yang muncul akibat suara atau
gerakan yang mengejutkan. Ketika dikagetkan, ia akan melengkungkan
6

punggungnya, melemparkan kepalanya ke belakang, serta merentangan lengan
dan kakinya. Kemudian, ia mengatupkan lengan dan kakinya dengan cepat ke
tubuh.
d) Refleks menggenggam ( grasping reflex ) refleks bayi yang baru lahir yang
terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangannya. Bayi berespon dengan
cara menggenggam kuat.
3. Keterampilan Motorik Kasar
Keterampilan motorik kasar ( gross motor skill ) merupakan keterampilan
yang melibatkan aktivitas otot besar, seperti pergerakan lengan dan berjalan.
Keterampilan utama yang dikembangkan adalah :
a) Perkembangan postur
Postur merupakan suatu proses dinamis yang berkaitan dengan informasi
sensoris dari kulit, persendian, dan otot mengenai posisi kita dalam suatu
ruangan ; dari organ vestibular di telinga bagian dalam yang meregulasi
keseimbangan; serta dari penglihatan dan pendengaran
b) Belajar berjalan
Ketrampilan penting dalam belajar berjalan adalah menjaga keseimbangan
pada sebuah kaki dengan cukup lama agar dapat melangkah maju dan
memindahkan berat badan tanpa terjatuh, juga belajar mengenai jenis tempat
atau permukaan yang aman baginya untuk merangkak atau berjalan.
Tingkat perkembangan motorik
Bulan
1-2 bulan
4 bulan
5 bulan
6 bulan
8 bulan
10 bulan
13 bulan
14-15 bulan

Perkembangan
Tengkurap
Tengkurap, mengangkat dada, mengangkat kepala
Berguling
Menopang sebagian berat dengan kaki
Duduk tanpa penopang dan bangkit secara mandiri
Berjalan menggunakan kursi/penopang
Berdiri sendiri dengan mudah
Berjalan sendiri dengan mudah

4. Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus melibatkan gerakan-gerakan yang halus.
Permulaan dari kempuan meraih dan menggenggam merupakan tanda dari sebuah
prestasi yang penting dan kemampuan ini akan menjadi lebih halus di dua tahun
pertama kehidupan.

7

E. Perkembangan Sensoris dan Presepsi
1. Sensasi dan Presepsi
Sensasi, terjadi ketika informasi berinteraksi dengan reseptor sensoris; mata,
telinga, lidah, hidung, dan kulit.
Contoh: sensasi penglihatan terjadi ketika lampu mengadakan kontak dengan mata
Presepsi merupakan interpretasi mengenai apa yang diindrakan.
Contoh : gelombang udara yang berkontak dengan telinga mungkin
diinterpretasikan sebagai bunyi.
2. Pandangan Ekologis
Menurut pandangan ekologis (

ecological view ) Gibson, kita secara

langsung menangkap informasi yang terdapat di dunia sekitar kita. Presepsi
dirancang untuk tindakan, memberikan informasi seperti kapan kita harus
membungkuk, dan memiringkan tubuh ketika melalui ruang sempit.
Dalam pandangan Gibson, semua benda memiliki affordances,

yakni

kesempatan tertentu dalam berinteraksi dengan benda tertentu sesuai dengan
kemampuan kita menjalankan aktivitas. Kesempatan affordances memberikan
peluang bagi sesorang untuk berinteraksi yang cocok dengan kapasitas kita dalam
menamampilakn aktivitas fungsional
Contoh : ketika bayi sudah dapat brjalan dihadapkan tempat tidur air yang
lembutmereka tertarik dan melakukan eksplorasi, kemudian memilih untuk
merangkak alih-alih berjalan diatasnya
3. Presepsi Visual
a) Ketajaman visual dan wajah manusia
Bayi yang baru lahir, masih mengembangkan saraf, otat, dan lensa
matanya. Akibatnya ia tidak dapat melihat benda-benda kecil yang jauh. Ia
mampu melihat benda pada jarak 20 kaki sedangkan dewasa 240 kaki. Ratarata kemampuannya meningkat pada usia 6 bulan menjadi 20-40 kaki.
Bayi emnunjukkan ketertarikan terhadap wajah manusia segera setelah ia lahir.
Pada usia 3 bulan, bayi mencocokkan wajah dengan suara, membedakan lakilaki dan perempuan, etnis sendiri dan etnis lain.
b) Penglihatan warna
Pada usia 8 minggu atau bahakan 4 minggu, bayi dapat membedakan
beberapa warna. Pada usia 4 bulan mereka telah memiliki preferensi warna
yang terkadang mencerminkan preferensi orang dewasa, memilih warna-warna
penuh, misalnya biru cerah alih-alih biru pucat.
c) Ketetapan presepsi yakni, ketika rangsangan sensoris mengalami perubahan
namun presepsi terhadap dunia fisik tetap konstan.
8



Ketetapan ukuran ( size constancy ), kemampuan mengenali kembali
bahwa sebuah objek tetap sama meskipun gambaran retinal mengenai
objek tersebut berubah. Bayi yang berusia 3 bulan belum mempunya
kemampuan ini. Kemampuan ini berkembang terus menerus sampai



mereka mencapai usia 10 hingga 11 tahun
Ketetapan bentuk ( shape constancy ), kemampuan mengenali kembali
bahwa bentuk obyek tetap sama meskipun orientasinya terhadap kita
berubah. Bayi yang berusia 3 bulan tidak memiliki ketetapan bentuk
terhadap benda yang bentuknya tidak beraturan, seperti bidang yang
dimiringkan.

d) Presepsi mengenai objek yang ditutupi
 2 bulan pertama, bayi tidak mempresepsikan objek yang ditutupi sebagai


objek lengkap, ia hanya mempresepsikan yang terlihat
Sejak 2 bulan, bayi mengembangkan kemampuan bahwa objek yang



tertutupi merupakan objek lengkap
3-5 bulan, bayi mengembangkan kemampuan tracking terhadap objek



yang ditutupi
5-9 bulan, bayi mengeksplorasi kemampuan tracking terhadap benda
bergerak yang menghilang bertahap ke belakang layar penutup
pandangan, menghilang seketika, atau mengerut secara drastis.

e) Presepsi kedalaman
 2-4 bulan, bayi memperlihatkan perbedaan laju detak jantung antara
ketika mereka ditempatkan tepat di atas jurang dan di sisi yang bukan
jurang. Hal ini mungkin disebabkan oleh respon secara berbeda terhadap
karakteristik visualjurang dan bukan jurang, tanpa mengetahui yang nyata


mengenai kedalaman.
6-12 bulan, telah mengetahui atau memahami kedalaman.

4. Indra-Indra Lain
a) Pendengaran
 Kekerasan suara. Segera setelah lahir bayi tidak dapat mendengar suara
lembut dengan ketajaman pendengaran seperti orang dewsa. Stimulus
harus cukup kera untuk didengar bayi.
Contoh : orang dewasa dapat mendengar bisikan dari jarak 4-5 kaki, tetap


pada jarak ini bayi hanya bisa mendengar percakapan normal
Tinggi nada. Dibandingkan orang dewasa bayi juga kurang sensitif
terhadap tinggi nada yang merupakan presepsi mengenai frekuensi dari
9

suara. Ketika berusia 2 tahun, memperlihatkan cukup kemajuan untuk


membedakan suara dengan ketinggian berbeda.
Penentuan lokasi. Bayi yang baru lahir sudah mampu menentukan
perkiraan lokasi arah datangnya suara. Pada usia 6 bulan mereka lebih
unggul dalam hal ini.

b) Sentuhan rasa sakit
Bayi yang baru lahir dapat merasakan sakit. Contohnya : bayi yang baru
lahir menangis secara kuat saat dikhitan, tetapi ereka juga memperlihatkan
ketahanan yang luar biasa. Dalam beberapa menitb setelah operasi mereka
dapat langsung menyusu dan berinteraksi normal
c) Penciuman
Bayi yang baru lahir dapat membedakan bau. Hal ini dapat dilihat dari
ekspresi wajah mereka.
Contohnya : bayi berusia 6 hari memperlihatkan kesukaannya yang jelas
terhadap bau kain pelapis payudara bekas pakai ibunya dibandingkan yang
bersih
d) Pengecapan
Sensitivitas terhadap rasa dapat muncul sebelum keahiran. Saat berusia
24 bulan, bayi mulai lebih menyukai rasa asin yang cenderung tidak mereka
sukai saat baru lahir.
5. Presepsi Menyeluruh
Presepsi menyeluruh merupakan kemampuan mengintegrasikan informasi
dari dua atau lebih modalitas sensoris, misalnya dari penglihatan dan pendengaran
Contoh : bayi yang baru lahir mengarahkan mata dan kepalanya ke arah bunyi
manusia atau suara gemerincing ketika bunyi tersebtu diperdengarkan setelah
beberapa detik.
6. Bawaan, Pengasuh, dan Perkembangan Presepsi
 Nativist ( pendukung aspek bawaan ) Gibson
Menurut pandangan ini presepsi bersifat langsung dan berevolusi menurut
waktu dalam rangka memungkinkan pendeteksian ketetapan ukuran dan
bentuk, dunia tiga dimensi, presepsi menyeluruh, sejak dini di masa bayi.


Empiricist ( pendukung aspek pengasuhan ) Piaget
Perkembangan presepsi di masa bayi harus seurutan dengan rangkaian
tahapan kognisi bayi untuk akhirnya bayi dapat membentu tugas presepsi
yang lebih kompleks. Maka kemampuan mempresepsikan ketetapan ukuran
10

dan bentuk, dunia tiga dimensi, presepsi menyeluruh dan seterusnya
berkembang belakangan.
7. Kerja Sama Presepsi - Motorik
Perkembangan presepsi motorik tidak berlangsung sendiri-sendiri namun
merupakan suatu kerja sama. Individu membentuk presepsi agar dapat bergerak
dan bergerak agar dapat membentuk presepsi/

F. Perkembangan Kognitif di Masa Bayi
1. Teori Piaget
a) Proses-proses kognitif
Skema
Skema merupakan berbagai tindakan atau representasi mental yang
mengorganisasikan pengetahuan. Menurut tori piaget, skema terdiri atas
skema prilaku ( aktivitas fisik) yang merupakan ciri perkembangan di masa
bayi dan skema mental ( aktivitas kognitif ) berkembang di masa kanak-kanak.
Contoh : menghisap, melihat, menggenggam
Asimilasi dan Akomodasi
Asimilasi terjadi ketika anak-anak menggunakan skema-skema yang telah
dimilikinya untuk menangani informasi atau pengalaman baru. Misalnya, bayi
yang baru lahir secara refleks menghisap segala sesuatu yang mengenai
bibirnya.
Sedangkan akomodasi terjadi ketika anak-anak menyesuaikan skema-skema
agar sesuai untuk mengolah informasi atau pengalaman baru. Misalnya,
setelah memperoleh pengalaman selama beberapa bulan, mereka membangun
pemahaman, bahwa jari dan payudara ibu dapat dihisap dan selimut, baju, dan
benda lainnya tidak.
Organisasi
Organisasi merupakan pengelompokan prilaku dan pemikiran yang terpisah
satu sama lain ke dalam sistem tingkatan yang lebih tinggi.
Contoh: seorang bayi hanya mempunyai gagasan yang samar terhadap
penggunaan palu dan paku, setelah belajar menggunakannya ia akan
mengaitkan berbagai cara penggunaan dan mengorganisasikannya.
Ekuilibrasi
Ekuilibrasi merupakan istilah yang digunakan piaget untuk merujuk pada
mekanisme peralihan anak-anak dari satu tahap berpikir ke tahap selanjutnya
b) Tahap Perkembangan Sensorimotor

11

Sub tahap
Refleks sederhana

Usia
Lahir – 1

Deskripsi
Koordinasi dan tindakan melalui

Contoh
Refleks mencari, menghisap,

bulan

prilaku refleks

menggenggam; secara refleks bayi
yang baru lahir menghisap ketika

Kebiasaan awal dan

1-4 bulan

reaksi sirkuler

Reaksi Sirkuler

4-8 bulan

skunder

Koordinasi sensasi dan dua jenis

bibirnya disentuh
Bayi melakukan akomodasi

skema : kebiasaan dan reaksi sirkuler

tindakannya dengan menghisap

primer

jempol dengan cara yang berbeda

Bayi lebih berorientasi terhadap

dari menghisap puting
Bayi mendengkut agar orang tetap

objek, melampaui preokupasi

ada di dekatnya, ketika orang itu

terhadap diri sendiri; tindakan

menjauh, ia mendekut lagi.

Koordinasi reaksi

8-12

diulang-ulang karena menyenangkan
Koordinasi penglihatan dan sentuhan

Bayi memanipulasi sebuah tongkat

sirkuler sekunder

bulan

( mata dan tangan), koor dinasi

untuk mengambil mainan yang

Reaksi serkuler

12-18

skema dan kesengajaan
Minat bayi semakin tergugah

menarik
Sebuah kotak mungkin dijatuhkan,

tersier, kesenangan

bulan

terhadap karakter objek; mereka

diputar, ditabrakkan, dan

bereksperimen dengan perilaku baru

digelindingkan

18-24

Bayi mengembangkan kemampuan

Bayi yang belum pernah

bulan

menggunakan simbol primitif dan

menunjukkan tempertantum sebelum

membentuk representasi mental yang

melihat kawannya menunjukkan

tetap

prilaku ini; bayi menyimpan memori

erhadap hal baru,
dan keingintahuan
Internalisasi skema

kemudian menampilkan kembali.

c) Evaluasi tehadap tahap sosiomotorik
Kesalahan A bukan B, merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan
kekeliruan bayi. Contoh : saat bayi berumur 8-12 bulan, sebuah mainan
disembunyikan dua kali, di lokasi A bayi mencari di lokasi A. Namun ketika
mainan disembunyikan di lokasi B mereka terus menncarinya di lokasi A.
Perkembangan presepsi dan harapan, bayi berusia 3 – 4 bulan, meskipun
bayi belum mampu berbicara mengenai manipulasi atau mengamati dengan
resolusi tinggi terhadap objek tertentu, mereka mengharapkan objek itu
permanen dan padat ( sidstansial ), akan tetapi mereka belum mengharapkan
objek tersebut menaati hukum grafitasi dan tetap ada dari pandangan mereka
meskipun tersembunyi ( permanen )
Isu bawaan – pengasuh, terkait perkembangan kognitif bayi yang terus
diperdebatkan. Para kritisi berargumen bahwa Spelke belum cukup memberi
perhatian pada pengalaman-pengalaman dini yang dialami bayi.

12

2. Pembelajaran, Mengingat, dan Konseptualisasi
a) Pengkondisian
Pengkondisian operant Skinner bahwa konsekuaensi terhadap prilaku akan
menghasilkan perubahan probabilitas kemunculan perilaku tersebut.
Contoh : bayi akan menghisap dot lebih cepat apabila perilaku menghisap
tersebut diikuti tayangan visual, musik, atau suara manusia.
b) Atensi
Atensi merupakan usaha memfokuskan sumber-sumber daya mental untuk
menseleksi informasi, akan meningkatkan pemrosesan kognitif terhada
berbagai tugas.
 Habituasi, yakni menurunnya responsivitas terhadap sebuah stimulus
setelah disajikan berulang kali.
Contoh : perilaku menghisap, menghisap akan berhenti apabila bayi


memperhatikan objek baru
Dishabituasi, yakni meningkatnya responsivitas setelah stimulus diubah.
Dishabituasi menentukan apakah bayi dapat melihat, mendengar mencium,



merasa, dan menyentuh.
Atensi bersama, yaitu lebih dari satu individu berfokus pada obejek atau
peristiwa yang sama. Atensi bersama mengisyaratkan kemampuan tracking
terhadap orang lain ( misalnya mengikuti arah pandang orang lain),
mengarahkan atensi orang lain, dan interaksi resiprokal.

c) Memori
Memori merupakan

karekteristik

inti

dari

perkembangan

kognitif,

mangandung semua peritiwa yang diingat oleh individu seiring berjalannya
waktu.
 Memori Implisit, memori yang tidak disertai ingatan sadar, memori
mengenai keterampilan dan prosedur rutin yang dilaksanakan secara


otomatis.
Memori eksplisit, merujuk pada fakta dan pengalaman yang diketahui
secara sadar dan mampu dinyatakan oleh individu.
Bayi 6 bulan
Mampu

Bayi 6-12 bulan
Memungkinkan

20 bulan
Mampu mengingat

mengingat

adanya memori

informasi 12 bulan

informasi selama

eksplisit

sebelumnya

24 jam
d) Meniru
13

Kemampuan meniru memiliki dasar biologis karena bayi dapat menirukan
ekspresi wajah pada beberapa hari pertama setelah lahir. Akan tetapi, bayi
tidak begitu saja meniru semua yang dilihatnya dan seringkali menunjukkan
kesalahan kreatif. Meltzof ( 2007) berargumen, sejak saat lahir terdapat
interaksi antara pembelajaran melalui observasi dan tindakan. Juga terdapat
peniruan tertunda, yaitu peniruan yang terjadi setelah jeda waktu berjam-jam
atau berhari-hari. Peniruan tertunda dapat terjadi saat berusia 9-14 bulan.
e) Pembentukan konsep dan kategorisasi
Kategori merupakan pengelompokan objek, peristiwa, dan karakteristik
berdasarkan sifat umum. Sedangkan konsep merupakan gagasan mengenai
hal-hal yang disajikan oleh kategori atau kumpulan segala sesuatu yang
dianggap sebagai anggota kategori.

Usia

Deskripsi

3 bulan
7-9 bulan
9-11 bulan

Mengelompokkan objek yang mirip
Mengenali perseptual kategori
Dapat mengklasifikasi burung sebagai hewan, dan pesawat

18-24 bulan

sebagai kendaraan
Mempunyai minat yang kuat

3. Perbedaan Individual dan Pengukuran
a) Ukuran perkembangan bayi
 Developmental Question

(

DQ

)

:

skor

keseluruhan

yang

mengkombinasikan subskor-subskor dalam bidang motorik, bahasa,



adaptif, dan personal sosial dalam pengukuran bayi gesell.
Kategori tes Gesell : motorik, bahasa, adaptif, dan personal sosial
Bayley Scales of Infant development : skala yang dikembangkan oleh
Bayley, mengukur prilaku bayi dan perkembangan selanjutnya.
Kategori Baylay III : kognitif, bahasa, motorik, adaptif, sosioemosi.

b) Memprediksi Intelegensi
Memprediksi intelegensi bisa melalui tes IQ melalui habituasi dan dishabituasi

4. Perkembangan Bahasa
a) Mendefinisikan bahasa
Bahasa merupakan suatu bentuk komunikasi, baik yang diucapkan, ditulis,
atau diisyaratkan, yang berdasarkan pada sebuah sistem simbol.
Semua bahasa manusia memiliki karakteristik umum yang mencakup
generativitas yang tidak terbatas maupun yang terorganisasi. Generatif tak
14

terhigga ( infinite generativity ) kemampuan menghasilkan kalimat bermakna
dalam jumlah yang tak terbatas.

b) Sistem-sistem aturan bahasa
 Fenologi, adalah studi mengenai sistem bunyi bahasa, mengenai bunyibunyi yang biasa digunakan dan kombinasinya. Fonem adalah satuan
bunyi dasar dalam bahasa, merupakan satuan bunyi terkecil dari bunyi



bahasa yang mempengaruhi makna.
Contoh : pot dan spot
Morfologi merujuk pada pembentukan kata. Morfem adalah unit makna
terkecil, kata/ sebagian dari kata yang tidak dapat diurai lagimenjadi



bagian yang lebih kecil dan bermakna. Contoh : tolong
Sintaksis mencakup bagaimana kata-kata dikombinasikan membentuk



ungkapan dan kalimat masuk akal. Contoh: Ana memukul Ani.
Semantik merujuk pada makna kata atau kaliamat. Contoh, perempuan
dan wanita memiliki gambaran yang sama, namun secara semantik kedua



kata berbeda pada usia.
Pragmatik penggunaan kata sesuai konteks berbeda. Contoh :
penggunaan bahasa sesuai situasi misalnya formal, non formal, dengan
sebaya atau lebih tua.

c) Bagaimana bahasa berkembang
Aspek-aspek yang termasuk tonggak bersejarah dalam perkembangan bahasa
bayi adalah :
 Lahir menangis
 1 - 2 bulan mendekut
 6 bulan  berceloteh
 7- 11 bulan :melakukan transisi dari bahasa universal menjadi bahasa –





pendengar spesifik
8 – 12 bulan  menggunakan bahasa tubuh, pemahaman kata-kata
13 bulan kata pertama yang diucapkan
18 bulan vocabulary spurt
18 – 24 bulan  perluasan pemahaman kata-kata yang berlangsung cepat
dan ungkapan dua kata

d) Pengaruh faktor biologis dan lingkungan
 Faktor biologis
15

Terdapat dua daerah yang terlibat dalam kata-kata, yaitu daerah Broca,
yaitu daerah di lobus frontal kiri yang terlibat dalam pemrosesan kata-kata
dan daerah Wernicke, yaitu daerah hemisfer kiri yang terlibat dalam
pemahaman kata-kata. Kerusakan di salah satu daerah ini akan
mengakibatkan aphasia, yaitu kehilangan atau kerusakan dalam
kemampuan berbahasa. Apabila kerusakan terjadi di daerah Broca, maka
akan mengakibatkan kesulitan menghsilkan kata-kata secara tepat,
sedangkan bila kerusakan terjadi di daerah Wernicke, maka
mengakibat

memiliki

pemahaman

yang

buruk

dan

sering

akan
kali

menghasilkan pembicaraan yang lancar tapi tidak dipahami.
Chomsky ( 1957 ) mengatakan, anak-anak terlahir ke dunia dengan alat
penguasaan bahasa ( language acquisition decice – LAD ), yaitu suatu
perlengkapan biologis yang memungkinkan anak untuk mendeteksi ciri
dan ketentuan bahasa yang mencakup fenologi, sintaksis, dan semantik.


Pengaruh

lingkungan

terlihat

dari

adanya

perbedaan

dalam

perkembangan bahasa anak akibat perbedaan lingkungan bahasa rumah
antar anak satu dan lainnya. Orang tua sebaiknya berbicara sevara
ekstensif dengan bayi, khususnya mengenai hal-hal yang menarik
perhatian sang bayi.
e) Pandangan ahli interaksi
Banyak peniliti meyakini bahwa anak-anak di seluruh dunia terlahir
dengan kapasitas sosial dan bahasa sehingga pembelajaran bahasa tidak hanya
mungkin tapi juga pasti bagi semua anak-anak. Seberapa besar aspek bahasa
ditentukan secara biologis, dan seberapa besar ditentukan oleh interaksi
dengan orang lain, adalah topik debat antara ahli bahasa dan psikolog. Akan
tetapi semua pihak setuju kapasitas biologis dan pengalaman relevan samasama diperlukan.

16

SUMBER

Hurlock, E. 1990. Developmental Psychology, A life – Span Approach. Jakarta : Erlangga
Santrock, John W. 2012. Life – Span Development : Perkembangan Masa – Hidup.
Jakarta : Erlangga.