SPP 10 Recent site activity teeffendi

Kedudukan Lembaga
Peradilan dalam Sistem
Peradilan Pidana Indonesia
Tolib Effendi

Kedudukan Peradilan Indonesia
Pengadilan adalah sebuah lembaga yang
menjalankan suatu proses peradilan. Di dalam
menjalankan proses peradilan tersebut,
pengadilan harus bebas dan tidak dipengaruhi oleh
campur tangan kekuasaan eksekutif dan legislatif.
Sifat independensi dari lembaga pengadilan ini
merupakan syarat yang indispensable bagi negara
hukum.

Kedudukan Peradilan Indonesia
Karena Indonesia merupakan negara yang berdasarkan
atas hukum, maka Indonesia juga menganut
kemerdekaan lembaga pengadilan. Kemerdekaan
lembaga pengadilan ini disebut dengan kekuasaan
kehakiman.

Lembaga yang diberikan kewenangan untuk
menjalankan kekuasaan kehakiman tersebut adalah
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, serta
oleh Mahkamah Konstitusi.

Sejarah Mahkamah Agung
Mahkamah Agung dahulu dikenal dengan Pengadilan
Hooggerechtshof, yang merupakan Pengadilan tertinggi dan
berkedudukan di Jakarta dengan daerah hukum meliputi
seluruh Indonesia.
Tugas dan kewenangan Hooggerechtshof adalah mengawasi
jalannya peradilan di seluruh Indonesia sehingga dapat
berjalan secara patut dan wajar; mengawasi tingkah laku
hakim serta pengadilan-pengadilan; memberikan teguran
kepada hakim serta pengadilan apabila diperlukan; berhak
meminta laporan, keterangan-keterangan dari semua
pengadilan baik sipil maupun militer, Pokrol Jendral dan lain

pejabat Penuntut Umum; serta sebagai tingkat pertama dan
terakhir mengadili perselisihan-perselisihan tentang
kekuasaan mengadili

Sejarah Kejaksaan Indonesia (lanjutan)
Istilah Adhyaksa berganti menjadi Jaxa pada era VOC,
kemudian dilanjutkan pada pemerintahan Hindia Belanda.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, jaksa berada di
bawah Residen atau Asisten Residen dan bukan di bawah
Prosecureur General, dan pejabat jaksa ini hanya dikenal di
Jawa.
Di Sulawesi Selatan dahulu tidak dikenal pejabat yang
bertugas sebagai jaksa dan polisi seperti sekarang ini.
Tugas-tugas demikian dilakukan oleh para Kepala Adat dan
orang yang merasa dirugikan.
(Lihat Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, 1987: 17)

Tugas Mahkamah Agung
Mahkamah Agung menjalankan tugasnya dengan
melakukan 5 fungsi yang sebenarnya sudah dimiliki

sejak Hooggerechtshof, sebagai berikut:
• Fungsi Paradilan;
• Fungsi Pengawasan;
• Fungsi Pengaturan;
• Fungsi Memberi Nasehat;
• Fungsi Administrasi.

Hubungan antara Pengadilan dengan
POLRI
• Memberikan surat perintah penggeledahan
(Pasal 33 ayat (1) KUHAP);
• Memberikan surat perintah penyitaan (Pasal
38 KUHAP);
• Memberikan perpanjangan penahanan (Pasal
29 KUHAP);
• Memberikan ijin pemeriksaan surat (Pasal 43
KUHAP).

Hubungan antara Pengadilan dengan
Kejaksaan

• Memberikan perpanjangan penahan (Pasal 25
ayat (2) KUHAP;
• Memeriksa perkara yang diajukan oleh Penuntut
Umum (Pasal 147 KUHAP);
• Memerintahkan untuk menghadirkan terdakwa
dan saksi ke persidangan (Pasal 152 ayat (2)
KUHAP).

Hubungan antara Pengadilan dengan
Advokat
Pencabutan pengurangan kebebasan yang
diberikan oleh Penyidik/ Penuntut Umum atas
pelanggaran Advokat dalam melakukan
pembicaraan dengan tersangka/ terdakwa (Pasal
74 KUHAP)

Hubungan antara Pengadilan dengan
LAPAS
Meminta kepada Kepala Lapas untuk menyampaikan
informasi secara berkala tentang perilaku narapidana

tertentu yang diawasi oleh Hakim Pengawas dan Pengamat
(Pasal 281 KUHAP)