KEL 9 03 SISTEM FILSAFAT HAKIKAT HAKIKAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
“HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA”

Disusun Oleh
Anin Nipastiany

(L1C015009)

Moh. Riki Subagja (L1C015015)
Alifa Fudholi (L1C016009)
R.Aditya Kusbandono
Uut Nur Hanifah

(L1C016058)

(L1C016069)

Istilah Filsafat
 Istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani, dimana kata ini bersifat
majemuk, berasal dari kata “Philos” yang berarti “sahabat” dan kata
“sophia” yang berarti “ pengetahuan yang bijaksana (wished) dalam

bahasa Belanda, atau wisdom kata Inggris, dan hikmat menurut kata Arab.
Maka philosophia menurut arti katanya berarti cinta pada pengetahuan
yang bijaksana, oleh karena itu mengusahakannya (Gazalba,1977).
 Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat
sistematis, fundamental dan menyeluruh. Maka sila-sila Pancasila
merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh, hierarkhis dan sistematis.
Dalam pengertian inilah maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem
filsafat. Konsekuensinya kelima sila bukan terpisah-pisah dan memiliki
makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi serta makna yang utuh.

Dasar Filosofis Hakikat Sila-Sila dalam Pancasila
 Dasar pemikiran filosofi yang terkandung dalam setiap sila, dijelaskan
sebagai berikut. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik
Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan
kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Pemikiran
filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa negara adalah
merupakan
suatu

persekutuan
hidup
manusia
atau
organisasi
kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hukum (legal society).
 Selain itu secara kausalitas bahwa nilai-nilai Pancasila adalah bersifat objektif
dan subjektif.

Dalam Kaelan,2013 menyebutkan bahwa nilai-nilai Pancasila bersifat objektif
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenernya hakikat maknanya yang terdalam
menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak, karena merupakan suatu
nilai.
2.
Inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia
dan kemungkinan juga pada bangsa lain baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan,
keanekaragaman maupun dalam kehidupan keagamaan.
3.

Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum memenuhi
syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental negara sehingga merupakan suatu sumber
hukum positif di Indonesia. Oleh karena itu dalam hierarki suatu tertib hukum Indonesia
berkedudukan sebagai tertib hukum yang tertinggi. Maka secara objektif tidak dapat diubah
secara hukum sehingga terletak pada kelangsungan hidup negara. Sebagai konsekuensinya
jika kalau nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu diubah
maka sama halnya dengan pembubaran negara Proklamasi 1945, hal ini sebgaimana
terkandung dalam ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966.

 Sebaliknya nilai-nilai subjektif Pancasila dapat diartikan bahwa
keberadaan nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terletak
pada bangsa Indonesia sendiri, Pengertian itu dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa
Indonesia sebagai kuasa materialis. Nilai-nilai tersebut sebagai hasil
pemikiran, penilaian kritis, serta hasil refleksi filosofis bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa
Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa, yang diyakini sebagai
sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara.

3. Nilai-nilai Pancasila didalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai kerohanian
yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis estetis dan
nilai religius, yang manifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa
Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa (Darmodihardjo,1996 dalam Kaelan 2014).

Inti Hakikat Sila-Sila dalam Pancasila
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai
keempat sila lainnya. Dalam sila KetuhananYang Maha Esa terkandung nilai
bahwa negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan
manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu segala hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan
moral negara, moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan
negara, hukum dan pearaturan perundang- undangan negara, kebebasan
dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai- nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa.

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
 Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab secara sistematis didasari dan
dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai

ketiga sila berikutnya. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis
antropologis bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rokhani (jiwa)
dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk
pribadi terdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Masa Esa. Dalam sila
kemanusiaan terkandung nilai- nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Kemanusiaan
yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral
dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia
dalam hubungan dengan norma- norma dan kebudayaan pada umumnya.

3. Persatuan Indonesia
 Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa nergara adalah
sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai makhluk
individu dan sosial. Negara adalah beranreka ragam tetapi tetapi tetap satu,
mengingat diri dalam suatu persatuan yang dikiaskan dalam suatu Bhineka
Tunggal Ika. Perbedaan bukan diruangkan menjadi konfli dan permusuhan
melainkan diarahkan pada suatu sintesis yang saling menguntungkan, yaitu
persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.

4. kerakyatan

yang
dipimpin
permusyawaratan perwakilan

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

 Menjiwai 4 sila lainnya dan nilai Filosofis yang terkandung didalamnya
adalah bahwa Hakikat Negara adalah sebagai penjelmaaan sifat kodrat
manusia sebagai mahluk individu dan makluk sosial, sehingga sila
kerakyatan terkandung nilai Demokrasi yang secara mutlak harus
dilaksanakan dalam hidup Negara adalah : (1)Adanya kebebasan yang harus
disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat bangsa maupun
secara moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa.(2)Menjamin dan menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia.(3)Menjamin dan memperkokoh

persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.(4)Mengikuti atas perbedaan
individu, suku, agama karena perbedaan adalah bawaan kodrat manusia.
(5)Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu.
(6)Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang
beradab.(7)Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan
yang beradab.(8)Mewujudkan keadilan untuk tujuan bersama.

5.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

 Dalam sila kelima ini terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan Negara
sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka dalam sila kelima tersebut
mengandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama
(kehidupan social). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat
keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan
masyarakat,bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan
tuhannya.


TERIMAKASIH