BAB IV PEMAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Gambaran tentang Kota Palangka Raya - Reaktualisasi Konsep Saprah Amal sebagai sumber keuangan publik Islam” (Studi: Saprah Amal di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Te

BAB IV PEMAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Gambaran tentang Kota Palangka Raya

Kota Palangka Raya adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.

Secara geografis, Kota Palangka Raya terletak pada : 113 o 30’-114 0 7’ Bujur

Timur 1 o 30’-2 24’ Lintang Selatan. Wilayah administrasi Kota Palangka

Raya terdiri dari 5 (lima) wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sebangau, Jekan Raya, Bukit Batu, dan Rakumpit yang terdiri dari 30

Kelurahan dengan batas-batas sebagai berikut: 1  Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas.

 Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Mas.  Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau.  Sebelah Barat : Kabupaten Katingan.

Jumlah penduduk Palangkaraya tahun 2014 ada 252.105 orang, 51,15% laki-laki dan 48,85 % perempuan berdasarkan luas wilayah dibanding jumlah penduduk yang ada, pahandut adalah kecamatan terpadat

di Palangka Raya dimana ada 752 orang per Km 2 .

Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km 2 (267.851 Ha) dibagi ke dalam 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut,

Sebangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumput dengan luas masing-

1 Khadijah dan M. Tufiqurrahman, Palangka Raya dalam Angka 2015, t.tp: Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya, 2015, hlm. 3.

2 2 2 masing 117,25 Km 2 , 583,50 Km , 352,62 Km , 572 Km dan 1.053,14

2 Km 2 .

Tabel 4: Luas Wilayah Kota Palangka Raya, 2014.

No. Kecamatan

Luas

1. 2 Pahandut 117,25 Km 4,4

2. 2 Sebangau 583,50 Km 21,8

3. 2 Jekan Raya 352,62 Km 13,2

4. 2 Bukit Batu 572,00 Km 21,3

5. 2 Rakumpit 1053,14 Km 39,3

Palangka Raya 2 2678,51 Km 100.0

Tabel 5: Nama Kecamatan dan Kelurahan, Jumlah Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) Kota Palangka Raya, 2014.

Kecamatan

Kelurahan

Rukun Tetangga Rukun Warga

Pahandut

Pahandut

Penarung

2 Ibid.

Langkai

Tumbang Rungan

Tanjung Pinang

Pahandut Seberang

Jumlah Dikecamatan Pahandut

Sebangau

Kereng Bengkirai

Kameloh baru

Bereng Bengkel

Danau Tundai

Jumlah Dikecamatan Sebangau

Bukit Tunggal

Petuk Ketimpun

Jumlah di Kecamatan Jekan Raya

Bukit Batu

Marang

Tumbang Tahai

Sei Gohong

Kanarakan

Habaring Hurung

Jumlah di Kecamatan Bukit Batu

Rakumpit

Petuk Bukit

Pager

Panjehang

Gaung Baru

Petuk Berunai

Mungku Baru

Bukit Sua

Jumlah di Kecamatan Rakumpit

Total RT/RW di Kota

157 Palangkaraya

Sumber : Kantor Walikkota Palangka Raya, 2014.

Tabel 6: Luas Kawasan Hutan dan Penggunaan Lainnya di Wilayah Kota Palangka Raya.

Pembagian Kawasan Hutan Menurut Luas (Ha) Status

A. Kawasan Lindung

1. Daerah Sempadan Sungai (DSS) 2.403,39

2. Hutan Lindung

3. Suaka Alam

4. Taman Nasional Darat

5. Cagar Alam

B. Kawasan Budidaya

1. Area

Penggunaan

Lainnya 41.209,62

(APL)

2. Hutan

Produksi

dapat 90.722,15

Dikonveksi

3. Hutan Produksi (HP)

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangka Raya.

2. Gambaran Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya

a. Profil Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya

Lokasi penelitian yang diambil sebagai tempat penelitian berada di Kecamatan Jekanraya Kota Palangka Raya yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 119.178 yang terdiri dari 60.790 jiwa laki-laki dan 58.388 jiwa perempuan. Jumlah kepala keluarga (KK) di Kecamatan Jekan Raya saat ini mencapai sekitar 31.524 KK.

Kecamatan Jekan Raya merupakan salah satu bagian wilayah Kota Palangkaraya dengan memiliki luas lahan sebesar 352,62 km2 (13,16% dari luas Kota Palangka Raya) jekan raya merupakan kecamatan terluas kedua setelah kecamatan sebangau. Secara administrasi Kecamatan Jekan Raya dibatasi oleh :

a. Bagian Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Katingan.

b. Bagian Utara : Berbatasan dengan Bukit Rawi / Kabupaten Pulang Pisau.

c. Bagian Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Tumbang Rungan Kecamatan Pahandut.

d. Bagian Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Kereng Bengkirai Kecamatan Sebangau. Tabel 7: Luas Wilayah Kota Palangkaraya menurut Kelurahan.

NO Kelurahan

Luas Ha

1. 2 Kelurahan Menteng 31,00 Km

2. 2 Kelurahan Palangka 24,75 Km

3. 2 Kelurahan Bukit Tunggal 237,12 Km

4. 2 Kelurahan Katimpun 59,75 Km

Sumber : Profil dan Tiologi Kecamatan Jekanraya 2014.

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) :

a. Kelurahan/Desa Menteng (Kodepos : 73111).

b. Kelurahan/Desa Bukit Tunggal (Kodepos : 73112).

c. Kelurahan/Desa Palangka (Kodepos : 73112).

d. Kelurahan/Desa Petuk Katimpun (Kodepos : 73118).

b. Visi dan Misi Kecamatan Jekanraya Palangka Raya

1) Visi Terwujudnya Kecamatan Jekan Raya sebagai Pelopor Pelaksana Tata Kelola Pemerintah Masyarakat Terbaik dan Bertanggung Jawab.

“Terbaik Dalam Pelayanan dan Bimbingan Masyarakat Islam di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya.”

2) MISI

Untuk mencapai Visi yang telah ditentukan maka Kecamatan Jekan Raya memiliki beberapa misi sehingga menjadi satu kesatuan tekad yang harus terwujud tahun- pertahun secara bertahap sesuai dengan rencana strategis lima tahunan, untuk hal tersebut beberapa misi Pemerintahan Kecamatan Jekan Raya sebagai berikut :

a. Mewujudkan Sumber Daya Aparatur dan sumber Daya Masyarakat yang memiliki kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

b. Mewujudkan Kualitas Pelayanan Publik.

c. Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Pelayanan Umum dan Pelayanan Sosial.

d. Mewujudkan Kualitas dan Kuantitas Fasilitas Sarana dan Prasarana Perkantoran.

e. Mewujudkan Kerukunan dan Ketertiban hidup antar Kelompok dan agama dalam masyarakat.

c. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

a) Terwujudnya penyelenggaraan Pemerintahan yang baik bersih dan akuntabilitas.

b) Terwujudnya pembangunan masyarakat kelurahan secara b) Terwujudnya pembangunan masyarakat kelurahan secara

c) Terwujudnya pelayanan umum yang prima dan tersedianya

sarana/prasarana pemerintahan yang memadai.

d) Terselenggaranya

ekonomi produktif, kesejahteraan sosial, hukum adat dan perlindungan masyarakat.

pembinaan

e) Terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat

2. Sasaran

a) Melakukan pembinaan sistem manajemen pemerintahan yang baik.

b) Peningkatan aparatur pemerintah yang berkualitas, terampil dalam bidang tugasnya melalui pendidikan dan pelatihan.

c) Meningkatkan kepuasan terhadap pelayanan yang prima oleh aparat pemerintah.

d) Peningkatan fasilitas-fasilitas dan sarana pelayanan umum yang diperlukan masyarakat.

e) Melakukan urusan ketertiban dan keamanan masyarakat dalam.

f) Melakukan penataan, pemeliharaan sarana dan prasarana lingkungan.

d. Tugas Pokok dan Fungsi

1) Tugas Pokok Kantor Kecamatan Jekan Raya mempunyai tugas pokok

sebagai pelimpahan wewenang dari Walikota untuk menjalankan roda pemerintahan di wilayah Kecamatan Jekan Raya sebagai pelimpahan wewenang dari Walikota untuk menjalankan roda pemerintahan di wilayah Kecamatan Jekan Raya

2) Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya mempunyai fungsi :

a) Menyelenggarakan tugas pemerintahan umum, pembinaan pertanahan, pembinaan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat.

b) Membina ketentraman dan ketertiban wilayah, kesejahtraan sosial dan dan pelayanan umum.

c) Membina pembangunan masyarakat Kelurahan meliputi pembinaan perekonomian dan produksi, lingkungan hidup serta pemberdayaan perempuan.

d) Menyusun program, pembinaan administrasi ketatausahaan dan rumah tangga.

e) Menyelenggarakan

pemerintah yang dilimpahkan oleh Walikota.

kewenangan

3) Kebijakan Dalam rangka upaya mewujudkan Visi dan Misi, dirumuskan kebijakan dalam rangka mengatasi permasalahan yang terjadi sebagai berikut: 3) Kebijakan Dalam rangka upaya mewujudkan Visi dan Misi, dirumuskan kebijakan dalam rangka mengatasi permasalahan yang terjadi sebagai berikut:

b) Penyederhanaan sistem oprasional presedur dan

administrasi.

c) Peningkatan sarana dan prasarana atau fasilitas-fasilitas kerja untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan.

d) Pengebangan budaya kerja yang professional dan

bertanggung jawab.

4) Sasaran Peningkatan Kapasitas dan Pelayanan Administrasi Pemerintah Umum yang prima serta pembinaan Kegiatan Masyarakat diwilayah Kecamatan Jekan Raya.

3. Gambaran Lokasi Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Jln. Mendawai Induk Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Lokasi tersebut merupakan lokasi yang termasuk pemukiman padat penduduk, hal ini terlihat dari jarak antar rumah yang satu dengan yang lainnya sangat berdekatan. Penduduk di lokasi tersebut sebagian besar beragama Islam yang terdiri dari berbagai suku yaitu suku banjar, suku jawa dan suku dayak. Lokasi tersebut sebagian besar terdiri dari suku banjar. Mata pencarian penduduk setempat sebagian besar adalah pedagang dan buruh, hanya sebagian Lokasi penelitian bertempat di Jln. Mendawai Induk Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Lokasi tersebut merupakan lokasi yang termasuk pemukiman padat penduduk, hal ini terlihat dari jarak antar rumah yang satu dengan yang lainnya sangat berdekatan. Penduduk di lokasi tersebut sebagian besar beragama Islam yang terdiri dari berbagai suku yaitu suku banjar, suku jawa dan suku dayak. Lokasi tersebut sebagian besar terdiri dari suku banjar. Mata pencarian penduduk setempat sebagian besar adalah pedagang dan buruh, hanya sebagian

Palangka Raya, karena praktek saprah Amal pada belakangan ini hanya dilaksanakan di lokasi tersebut.

Jumlah Rukun Tetangga di kawasan Rukun Warga VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah tersebut berjumlah 05 RT dan jumlah penduduk RT 04 tersebut ± berjumlah 178

KK. 4

b. Struktur Organisasi Praktek Kegiatan Saprah Amal

Ketua Langgar Darul Iman

Muhammad Arsyad

Ketua Panitia Fahrujani

Sekretaris Bendahara Muliadi K.

Nursam

3 Berdasarkan Pengamatan Penulis di Lapangan, Pada Lokasi Jln. Mendawai Induk Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah.

4 Berdasarkan data dari Ketua RT 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya.

Struktur 1: struktur organisasi praktek kegiatan saprah Amal yang dibuat oleh penulis berdasarkan data yang didapatkan.

B. Tahapan Penggalian Data

Reaktualisasi konsep saprah Amal sebagai sumber keuangan publik Islam (studi: saprah Amal di Mendawai Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah).

Sebelum penulis memaparkan hasil penelitian ini, terlebih dahulu memaparkan tahapan penelitian yang dilaksanakan, yakni diawali dengan penyerahan surat permohonan izin riset penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangkaraya, kepada Kantor Badan Penelitian, Pengembangan, Inovasi, dan Teknologi Kota Palangka Raya, setelah diterbitkannya surat izin penelitian dari kantor tersebut, akan di teruskan surat rekomendasi tersebut kepada Camat Jekan Raya Kota Palangkaraya, setelah mendapatkan respon dari kantor camat penulis langsung melakukan penelitian kelapangan untuk melakukan penggalian data.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan 3 subjek penelitian. Subjek penelitian ini merupakan orang yang mengetahui secara menyeluruh mengenai praktek kegiatan saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI

Kecamatan Jekan Raya Kota Palangkaraya, karena itu penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yakni dengan memilih responden yang dapat di jadikan narasumber/informant/responden dalam penelitian ini untuk penggalian data di lapangan.

C. Pemaparan Data Penelitian

1. Praktek Kegiatan Saprah Amal di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah

Praktek adalah proses atau cara dalam melaksanakan suatu kegiatan agar sesuai dengan yang diharapkan, sedangkan kegiatan adalah suatu aktivitas atau usaha seseorang maupun sekelompok dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

a. Subjek I

Subjek I dalam penelitian ini adalah NR selaku panitia saprah Amal. NR berumur 37 Tahun yang dilahirkan di Kota Banjarmasin, 19 Mei 1979 alamat tinggal NR bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat NR berkedudukan sebagai bendahara Langgar Darul Iman Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya

Pada tanggal 07 April 2016 peneliti menemui seorang subjek NR selaku panitia dalam praktek kegiatan saprah Amal. Peneliti melakukan wawancara langsung dan dilaksanakan wawancara lanjutan pada tanggal

11 Mei 2016 agar mendapatkan data yang lebih akurat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada 11 Mei 2016 agar mendapatkan data yang lebih akurat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada

praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangkaraya yang dinyatakan oleh NR:

“Praktek saprah Amal dilaksanakan pada tanggal 27 februari 2015 selama satu bulan, dilaksanakan dua kali dalam satu minggu

dan jumlah pertemuan selama delapan kali kegiatan, dilaksanakan setelah ba’da solat Isya.” 5

Ungkapan NR telah menyatakan bahwa praktek kegiatan saprah Amal dilaksanakan sejak tanggal 27 Februari 2015, praktek tersebut dilaksanakan selama dua kali dalam satu minggu dan sebanyak delapan kali praktek dalam satu bulan. Praktek tersebut dilaksanakan setelah sholat Isya. Selanjutnya peneliti menanyakan, “Pada saat momen atau acara apa saja kegiatan saprah Amal tersebut dilaksanakan?”, NR menyatakan:

“Saprah Amal dilaksanakan pada saat momen tertentu dalam merenovasi Langgar Darul Iman terutama untuk pembangunan

tempat wudhu dan WC , dikarenakan tempat yang dulu telah hancur dan sekarang ingin direnovasi menjadi bangunan beton karena itu kami selaku panitia ingin mengadakan lelang Amal

sekaligus saprah Amal 6 .”

5 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

6 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

Sebagaimana yang telah dinyatakan NR, bahwa kegiatan saprah Amal dilaksanakan pada saat momen tertentu. Praktek saprah Amal seringkali dilaksanakan dalam upaya pembangunan sarana sosial, pada kegiatan ini saprah Amal dilaksanakan untuk membangun tempat wudhu dan WC, dikarenakan tempat yang dulu telah rusak dan ingin direnovasi kembali menjadi bangunan yang permanen.

Ketika praktek berlangsung selanjutnya peneliti menanyakan, “Siapa saja yang terlibat dalam praktek kegiatan saprah Amal?”, NR menyatakan:

“Praktek kegiatan saprah Amal melibatkan masyarakat sekitar dan kami membentuk panitia dibantu yang lainnya dari semua

jamaah Langgar Darul Iman.” 7

Pernyataan NR di atas diketahui bahwa pembentukan kepanitiaan dibentuk dari masyarakat sekitar serta dibantu oleh seluruh jamaah Langgar Darul Iman, setelah kepanitiaan dan jadwal terbentuk, kegiatan dapat dilaksanakan. berdasarkan pernyataan NR tersebut selanjutnya peneliti menanyakan, “Bagaimana praktek kegiatan saprah Amal pada saat berlangsung?”, NR menyatakan:

“Praktek tersebut dilaksanakan dengan lancar dan pembelinyapun tidak hanya masyarakat mendawai dari luar juga ada dikarenakan bersifat umum, tetapi masih dalam bentuk tradisional terdapat

penjual dan pembeli. 8 ”

7 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

8 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

Paparan dari NR telah menyatakan praktek kegiatan saprah Amal ini dilaksanakan dengan lancar, NR juga menyatakan bahwa pembeli pada kegiatannya tidak hanya bersal dari masyarakat mendawai melainkan masyarakat dari luar mendawai dikarenakan kegiatan saprah Amal ini bersifat umum namun prakteknya dilaksanakan secara tradisional terdapat penjual dan pembeli.

Peneliti bertanya kembali mengenai praktek kegiatan saprah Amal , “Apa yang membedakan praktek saprah Amal dengan warung biasanya?”, NR menyatakan:

“Perbedaan saprah Amal dengan warung biasanya sedangkan kalau saprah Amal waktu prakteknya ditentukan, terus kalau warung biasa waktu praktekya panjang, sedangkan untuk harga saprah Amal harga relatif ada kenaikan, terus kalau warung biasa itu biasanya harga standar dengan penjual yang lain, terus saprah Amalkan terbentuk ada panitia yang mengkordinirnya terus sedangkan warung biasakan tidak ada karena itu kepemilikan pribadi, saprah Amal juga berfungsi untuk kesejahteraan bersama

sedangkn warung biasa hanya 9 untuk mencukupi kebutuhan saja.” Praktek kegiatan saprah Amal sungguh berbeda dengan praktek

warung biasanya sebagaimana yang telah di nyatakan NR di atas adanya terdapat perbedaan antara keduanya yaitu dalam praktek saprah Amal waktu prakteknya ditentukan sedangkan warung biasa waktu prakteknya relatif panjang, selain itu juga terdapat pebedaan harga, untuk praktek kegiatan saprah Amal barang yang dijual belikan terdapat adanya kenaikan harga sedangkan warung biasa harga barang yang diperjual

9 Wawancara lanjutan dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 Mei 2016.

belikan relatif dengan penjual lainnya. Praktek saprah Amal juga terbentuk kepanitiaan yang akan mengkordinir saat praktek kegiatan saprah Amal berlangsung sedangkan warung biasa tidak terdapat kepanitiaan, selanjutnya praktek saprah Amal juga berfungsi untuk mencapai kesejahteraan bersama sedangkan warung biasa hanya untuk mencukupi kebutuhan.

Selanjutnya peneliti menanyakan, “Apakah ada terdapat keunikan dalam kegiatan saprah Amal ?”, NR selanjutnya menyatakan kembali:

“Untuk keunikannya, pembeli memiliki nilai ibadah dapat berAmal, selanjutnya juga terdapat telur penerang hati yang hanya ada di saprah Amal sedangkan di saprah biasa tidak ada, saling menjaga silaturahmi upaya mencapai kesejahteraan

bersama” 10

Pernyataan dari NR dapat kita pahami bahwa praktek kegiatan saprah Amal terdapat adanya keunikan yaitu untuk pembeli yang membeli makanan dalam kegiatan tersebut telah memiliki adanya nilai ibadah karena sebagian dari penjualannya disumbangkan untuk Amal, selain itu juga terdapat telur penerang hati yang tidak ada di jual di saprah biasa, serta dengan adanya kegiatan saprah Amal dapat menjaga silaturahmi antar sesama untuk mencapai kesejahteraan bersama.

10 Wawancara lanjutan dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 Mei 2016.

Selanjutnya peneliti menanyakan kembali kepada NR, “Bagaimana laporan pertanggungjawaban keuangan pada saat kegiatan

saprah Amal berlangsung ?”, NR menyatakan: “Laporan pertanggungjawaban keuangan dalam kegiatan jelas

dikarenakan saya sendiri yang membuat pelaporannya serta menjadi bendaharanya dan pembukuannya lengkap.” 11

Pernyataan NR dapat dipahami bahwa praktek saprah Amal dilaksanakan dengan pelaporan pertanggungjawaban yang telah terkodinir dengan jelas dikarenakan NR sendiri menjadi bendahara dalam kegiatan saprah Amal tersebut.

Melihat dari praktek kegiatan pada saat berlangsung dengan lancar dan hasil pelaporan pertanggungjawaban terkodinir jelas selanjutnya peneliti menanyakan, “Apakah ingin melaksanakan kembali kegiatan saprah Amal di waktu mendatang?”, selanjutnya NR menyatakan:

“Insyaallah mudah-mudahan akan melaksanakan kembali kegiatan saprah Amal diwaktu yang akan datang 12 .”

NR menyatakan bahwa ingin melaksanakan kembali kegiatan saprah Amal diwaktu mendatang.

b. Subjek II

Subjek II dalam penelitian ini adalah YN selaku pedagang saprah Amal. YN berumur 24 Tahun yang dilahirkan di Kota Palangka Raya, 09

11 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

12 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

Mei 1992 alamat tinggal YN bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat YN berkedudukan sebagai ibu RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya.

Pada tanggal 09 April 2016 selanjutnya peneliti menemui YN salah seorang pedagang dalam praktek kegiatan saprah Amal, peneliti melakukan wawancara langsung dan dilaksanakan wawancara lanjutan pada tanggal 15 Mei 2016 untuk mendapatkan data yang lebih akurat di rumah kediaman beliau beralamatkan Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW.

VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada pukul 12.21 WIB. Fokus tentang praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya dan mengajukan beberapa pertanyaan diawali dengan pertanyaan, “Pernahkah Ibu menjadi pedagang dikegiatan saprah Amal?”, YN menyatakan:

“Pernah ikut serta dan menjadi salah satu pedagang di kegiatan saprah Amal Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan

Jekan Raya.” 13

YN menyatakan bahwa pernah menjadi salah satu pedagang kegiatan saprah Amal pada saat kegiatan berlangsung, selanjutnya

peneliti menanyakan, “Bagaimana sistem pengumpulan modal dalam praktek kegiatan saprah Amal pada saat berlangsung?”, YN menyatakan:

“Sistem pengumpulan modalnya kami modalnya dari masyarakat dan kami gunakan kembali untuk membeli bahan kegiatan saprah

Amal untuk diperjualbelikan kembali k 14 epada masyarakat.”

13 Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April 2016.

14 Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April 2016.

Pernyataan YN telah mengatakan bahwa praktek kegiatan saprah Amal dilaksanakan berdasarkan modal yang terkumpul dari masyarakat dan akan digunakan kembali untuk membeli bahan yang akan diperjualbelikan dalam kegiatan saprah Amal. Selanjutnya

peneliti menanyakan kembali, “Barang apa saja yang diperjual belikan pada praktek kegiatan saprah Amal berlangsung?”, YN menyatakan:

“Barang yang diperjualbelikan di kegiatan saprah Amal bermacam-macam berupa bubur kacang, nasi rawon, nasi sop dan

sebagainya” 15

Pernyataan YN telah menjelaskan bahwa barang yang diperjualbelikan dalam kegiatan saprah Amal bervariasi berupa bubur kacang, nasi rawon, nasi sop dan sebagainya, tergantung dari pedagang saprah Amal jenis barang apasaja yang diperjualbelikan.

Selanjutnya peneliti menanyakan kembali kepada YN, “Bagaimana harga penjualan disaprah Amal, apakah ada kenaikan?”, YN

menyatakan: “Ada sedikit kenaikan, sebab kelebihan dari laba penjualan atau

hasil digunakan untuk Amal 16 ”.

Pernyataan YN dapat dijelaskan bahwa harga penjualan di praktek kegiatan saprah Amal ada sedikit kenaikan harga dibandingkan harga pada saprah biasanya sebab kelebihan dari laba atau hasil dari penjualan digunakan untuk Amal. Selanjutnya peneliti menanyakan,

15 Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April 2016.

16 Wawancara lanjutan dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 15 Mei 2016.

“Bagaimana daftar harga penjualan makanan saat praktek berlangsung?”, YN menyatakan kembali:

“Ada kenaikan saat praktek berlangsung, seperti nasi sop pada warung biasa kisaran harga Rp. 10.000,- di kegiatan saprah Amal berkisar Rp. 15.000,- , nasi rawon warung biasa kisaran Rp. 10.000,- di kegiatan saprah Amal berkisar Rp. 15.000,- , bubur kacang warung biasa kisaran Rp. 8.000,- di kegiatan saprah Amal berkisar Rp. 10.000,- , telur itik pada warung biasa kisaran Rp. 3.000,- di saprah Amal kisaran Rp. 5.000,- karena telur penerang hati, teh hangat atau teh es di warung biasa kisaran Rp. 2.000,- di saprah Amal kisaran Rp. 3.000,- , mie rebus pada warung biasa kisaran harga Rp. 4.000,- di saprah Amal Rp. 5.000,- , kopi manis warung biasa kisaran harga Rp. 3.000,- di saprah Amal berkisar

Rp. 5.000,- 17 .”

Pernyataan YN telah menjelaskan secara rinci bahwa adanya kenaikan harga penjualan saat praktek saprah Amal berlangsung dibandingkan warung biasa yaitu dapat di lihat dari perbedaan harga nasi sop pada warung biasa kisaran harga mencapai Rp. 10.000,- sedangkan pada saat praktek saprah Amal berlangsung harga berkisar menjadi Rp. 15.000,- , diiringi dengan harga nasi rawon pada warung biasa harga berkisar Rp. 10.000,- saat praktek kegiatan saprah Amal berlangsung harga berkisar Rp. 15.000,- , bubur kacang harga pada warung biasa berkisar hanya Rp. 8.000,- sedangkan pada saat praktek saprah Amal berlangsung harga berkisar menjadi Rp. Rp. 10.000,- selanjutnya harga telur itik pada warung biasa kisaran Rp. 3.000,- saat praktek saprah Amal berlangsung harga telur itik berkisar Rp. 5.000,- karena telur tersebut telah dibacakan doa penerang hati oleh tokoh Agama,

17 Wawancara lanjutan dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 15 Mei 2016.

selanjutnya teh hangat atau teh es pada warung biasa harga berkisar Rp. 2.000,- sedangkan saat praktek saprah Amal berlangsung harga berkisar Rp. 3.000,- , mie rebus pada warung biasa kisaran Rp. 4.000,- sedangkan saat praktek saprah Amal berlangsung harga berkisar Rp. 5.000,- selanjutnya kopi manis harga warung biasa berkisar Rp. 3.000,- pada saat praktek saprah Amal berlangsung harga berkisar menjadi Rp. 5.000,-.

Pada kegiatan jual beli tidak selalu barang yang diperjualbelikan habis dan laku seluruhnya, namun seringkali terdapat hari yang kurang

dikunjungi oleh pembeli. Peneliti menanyakan, “Bagaimana jika makanan yang dijualbelikan tidak habis dalam satu malam kegiatan

saprah Amal ?”, YN selanjutnya menyatakan: “Jika tidak habis akan kami bagikan kepada panitia pelaksana

untuk dimakan.” 18 Pernyataan YN telah menjelaskan bahwa makanan yang

diperjualbelikan jika tidak laku, maka untuk dihidangkan dan dibagikan kepada seluruh panitia pelaksana.

Selanjutnya peneliti menanyakan, “Bagaimana hasil penjualan pada saat praktek kegiatan saprah Amal berlangsung?” YN menyatakan:

“Hasil dari penjualan di kegiatan saprah Amal sangat bagus dan ramai.” 19

UngkapanYN telah meyatakan, bahwa praktek saprah Amal dilaksanakan dengan sangat bagus dan ramai.

18 Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April 2016.

19 Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 05 April 2016.

c. Subjek III

Subjek III dalam penelitian ini adalah RB selaku tokoh masyarakat. RB berumur 38 Tahun yang dilahirkan di Kota Banjarmasin,

17 Agustus 1977 alamat tinggal RB bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat RB berkedudukan sebagai masyarakat RT. 04 RW.

VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya.

Pada tanggal 11 April 2016 peneliti menemui RB salah seorang masyarakat di Lokasi penelitian tersebut, peneliti melakukan wawancara langsung dan dilaksanakan wawancara lanjutan pada tanggal 11 Mei 2016 untuk mendapatkan data yang lebih akurat di rumah kediaman beliau beralamatkan Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada pukul 13.12 WIB. Fokus tentang praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya dan mengajukan beberapa pertanyaan diawali dengan pertanyaan, “Apakah Bapak pernah menghadiri kegiatan praktek saprah Amal di Lokasi Bapak tinggal?”, RB menyatakan:

“Pernah menghadiri dan ikutserta dalam praktek tersebut.” 20

Ungkapan RB telah menyatakan bahwa beliau pernah menghadiri dan ikut serta dalam praktek kegiatan saprah Amal pada saat berlangsung. Selanjutnya peneliti menanyakan, “Makanan apa saja yang

20 Wawancara dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 April 2016.

bapak beli saat praktek kegiatan saprah Amal berlangsung?”, RB menyatakan:

“Saat praktek tersebut banyak yang saya beli yang pertama telur penerang hati, kue, ada juga nasi sop, ada juga bubur kacang.” 21

Ungkapan RB telah menyatakan saat praktek kegiatan saprah Amal berlangsung berbagai makanan yang telah dibelinya yaitu telur penerang hati, kue, nasi sop dan bubur kacang. Selanjutnya peneliti menanyakan “Bagaimana dengan harga penjualan di saprah Amal apakah ada kenaikan harga?”, RB menyatakan:

“Sudah jelas berbeda dikarenakan kegiatan ini untuk Amal jadi mahal sedikit dari saprah 22 biasanya.”

RB telah menyatakan bahwa praktek kegiatan saprah Amal adanya terdapat kenaikan harga dari saprah biasa sebab dengan adanya kenaikan harga tersebut maka laba dari penjualan akan digunakan untuk Amal.

Selanjutny a peneliti menanyakan kembali kepada RB, “Apakah Bapak setuju dengan adanya kenaikan harga saat penjualan makanan di saprah Amal ?”, RB menyatakan:

“Saya sangat setuju kalau kenaikan harga dari saprah biasa karena salah satu sumber untuk pencarian dana sosial selain itu

21 Wawancara lanjutan dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 Mei 2016.

22 Wawancara lanjutan dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 Mei 2016.

kelebihan harga dari saprah biasa digunakan untuk berAmal, jadi menurut saya tidak masalah. 23 “

RB menyatakan sangat setuju dengan adanya kenaikan harga, sebab dengan adanya kenaikan harga tersebut akan di gunakan untuk berAmal dan mempermudah dalam mencari dana sosial.

2. Aktualisasi Praktek Kegiatan Saprah Amal sebagai instrumen keuangan publik Islam di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah

Aktualisasi adalah mengaktualkan suatu kegiatan yang pernah dilaksanakan untuk mendapatkan suatu kesimpulan pada praktek kegiatan. Saprah Amal adalah sebuah tradisi yang sering kali dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Banjar untuk mengumpulkan dana, kegiatan tersebut merupakan suatu kebudayaan yang sering dilaksanakan dalam mengumpulkan dana pembangunan sarana sosial.

a. Subjek I

Subjek I dalam penelitian ini adalah NR selaku panitia saprah Amal. NR berumur 37 Tahun yang dilahirkan di Kota Banjarmasin, 19 Mei 1979 alamat tinggal NR bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat NR berkedudukan sebagai bendahara Langgar Darul Iman Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya

23 Wawancara lanjutan dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 Mei 2016.

Peneliti menemui seorang subjek NR kembali, selaku panitia dalam praktek kegiatan saprah Amal. Peneliti melakukan wawancara langsung pada tanggal 07 April 2016 di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada pukul 13.45 WIB. Fokus tentang aktualisasi praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya, dengan mengajukan beberapa pertanyaan, diawali dengan pertanyaan, “Bagaimana hasil setelah praktek kegiatan saprah Amal berlangsung?”, NR menyatakan:

“Setelah hasil dari kegiatan berlangsung sesuai dengan target awal, langsung kami melaksanakan pembangunan sambil berjalan, alhamdulillah sampai sekarang untuk pembangunan

tempat wudhu dan WC telah terlaksanakan. 24 ”

Hasil praktek kegiatan saprah Amal sesuai dengan target awal praktek sebagaimana pernyataan NR telah menjelaskan bahwa saat kegiatan berlangsung proses pembangunan sambil berjalan untuk pembangunan tempat wudhu dan WC. Selanjutnya peneliti menanyakan,

“Hasil dari praktek apakah ada berpengaruh terhadap pembangunan langgar?”, Selanjutnya NR menyatakan:

“Hasil dari praktek tersebut berpengaruh terhadap pembangunan Langgar sebab sudah terlihat jelas tidak buruk lagi tempat wudhu dan WC seperti dahulu yang terbuat dari kayu sekarang bangunan terbuat dari beton dan ada berpengaruhnya juga terhadap langgar berada di pinggir jalan dan lebih baik dari

sebelumnya. 25 ”

24 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

25 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

Pernyataan NR menjelaskan bahwa hasil praktek berpengaruh terhadap pembangunan Langgar, dimana sebelum praktek dilaksanakan pembangunan hanya terbuat dari kayu yang telah rusak, dengan adanya praktek kegiatan saprah Amal tersebut memperoleh hasil yang lebih bagus dibandingkan bangunan sebelumnya.

Melihat dari pernyataan NR di atas, selanjutnya peneliti menanyakan, “Apakah Praktek kegiatan saprah Amal hanya fokus untuk

pembangunan sarana peribadatan saja?”, selanjutnya NR menyatakan: “Karena praktek saprah Amal di tempat kami ini, di Langgar

Darul Iman Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya baru pertama kali kami mengadakan kegiatan ini dan mudah-mudahan sudah di lihat hasilnya dan insyaAllah tahun berikutnya kami melaksanakan kegiatannya lagi untuk

pembangunan mushola/langgar maupun sarana sosial lainnya 26 .”

Pernyataan NR telah menyatakan bahwa praktek kegiatan saprah Amal tidak hanya fokus untuk pembangunan sarana sosial peribatan melainkan untuk pembangunan sarana sosial lainnya, dalam praktek yang telah dilaksanakan di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya merupakan praktek kegiatan pertama kali melaksanakan kegiatan tersebut. Berdasarkan ungkapan yang telah dijelaskan NR selanjutnya peneliti menanyakan, “Mengapa tidak dilaksanakan untuk membangun sarana sosial lainnya?”, NR selanjutnya

menyatakan:

26 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

“Karena kemarin di mushola/langgar, tempat wudhu dan WC sering kebanjiran, jika banjir bangunannya pun dari kayu dan jabuk sudah maka dari itu kami adakan lelang Amal dan saprah Amal untuk membuat yang lebih baik lagi agar lebih tinggi dan

tidak kebanjiran.” 27 Pernyataan NR menjelaskan praktek saprah Amal baru dilaksanakan di

lokasi mereka sebab kemarin tempat wudhu dan WC sering kebanjiran, jika terjadi banjir maka sarananyapun telah rusak dan lapuk, karena itu kegiatan saprah Amal hanya terlaksanakan untuk pembangunan sarana ibadah.

b. Subjek II

Subjek II dalam penelitian ini adalah YN selaku pedagang saprah Amal. YN berumur 24 Tahun yang dilahirkan di Kota Palangka Raya, 09 Mei 1992 alamat tinggal YN bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat YN berkedudukan sebagai ibu RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya.

Selanjutnya peneliti menemui YN kembali, salah seorang pedagang dalam praktek kegiatan saprah Amal, peneliti melakukan wawancara langsung pada tanggal 09 April 2016 di rumah kediaman beliau beralamatkan Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada pukul 12.21 WIB. Fokus tentang aktualisasi praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya dan mengajukan beberapa pertanyaan diawali dengan pertanyaan,

27 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

“Bagaimana pembagian keuntungan dalam penjualan di kegiatan saprah Amal ?”, YN menyatakan

“Pembagian keuntungan dalam hasil penjualan di kegiatan saprah Amal akan kami sumbangkan untuk pembangunan tempat wudhu

dan WC.” 28

Pembagian keuntungan dari hasil penjualan pada kegiatan saprah Amal disumbangkan seutuhnya untuk pembangunan sarana sosial seperti pembangunan tempat wudhu dan WC. Selanjutnya peneliti menanyakan kembali, “Apabila ada praktek selanjutnya apakah Ibu bersedia?”, YN menyatakan:

“InsyaAllah bersedia” 29 Ungkapan YN telah menyatakan bahwa YN bersedia kembali

menjadi pedagang dalam praktek kegiatan saprah Amal jika dilaksanakan kembali.

c. Subjek III

Subjek III dalam penelitian ini adalah RB selaku tokoh masyarakat. RB berumur 38 Tahun yang dilahirkan di Kota Banjarmasin,

17 Agustus 1977 alamat tinggal RB bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat RB berkedudukan sebagai masyarakat RT. 04 RW.

VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya.

28 Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April 2016.

29 Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 April 2016.

Peneliti menemui RB kembali salah seorang masyarakat di Lokasi penelitian tersebut, peneliti melakukan wawancara langsung pada tanggal 11 April 2016 di rumah kediaman beliau beralamatkan Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada pukul 13.12 WIB. Fokus tentang aktualisasi praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya dan mengajukan beberapa pertanyaan diawali dengan pertanyaan, “Bagaimana pandangan Bapak mengenai praktek kegiatan saprah Amal tersebut?”, RB menyatakan:

“Pandangan saya mengenai praktek kegiatan saprah Amal sangat bagus karena kegiatan ini sangat membantu dalam pembangunan langgar di daerah yang saya tinggal harapan saya semoga saja saprah Amal di Jln. Mendawai Induk ini tidak hanya khusus untuk membangun sarana sosial peribadatan saja melainkan untuk pembangunan sarana lainnya seperti sarana pendidikan, yaitu

sekolah maupun pesantren tempat belajar mengaji” 30

RB telah menyatakan bahwa praktek kegiatan saprah Amal ini sangat bagus untuk dilaksanakan kembali karena dapat membantu dalam pembangunan sarana peribadatan daerah tempat tinggal mereka. RB mengharapkan praktek ini dapat dilaksanakan kembali dalam upaya pembangunan sarana lainnya.

Selanjutnya peneliti menanyakan kembali, “Bagaimana jika dilaksanakan kembali kegiatan saprah Amal tersebut apakh Bapak bersedi kembali membantu sumbangsih dana/modal sukarela untuk

kegiatan tersebut?”, RB menyatakan:

30 Wawancara dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 April 2016.

“InsyaAllah bersedia” 31

Ungkapan RB telah menyatakan bahwa jika dilaksanakan kembali kegiatan tersebut RB bersedia membantu kembali untuk praktek kegiatan saprah Amal diwaktu mendatang.

D. Analisis Data

1. Praktek Kegiatan Saprah Amal di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah

Praktek adalah proses atau cara dalam melaksanakan suatu kegiatan agar sesuai dengan yang diharapkan 32 , sedangkan kegiatan adalah suatu

aktivitas atau usaha seseorang maupun sekelompok dalam melaksanakan suatu pekerjaan. 33

Saprah Amal berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tempat berjual beli yang diadakan oleh perkumpulan masyarakat dan sebagainya dengan maksud mencari dana untuk keperluan tertentu yang

bersifat membangun untuk kesejahteraan bersama. 34 Sebagaimana dengan observasi awal peneliti bahwa AR mengatakan;

“Saprah Amal ini rancak dilakukan masyarakat Banjar dalam mambangun sabuah kemaslahatan barataan, dengan adanya saprah

Amal ini maka mampermudah kami selaku panitia pembangunan sarana umat Islam hagan sabarataan. Hasil dari saprah Amal ni satiap

31 Wawancara dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 April 2016.

32 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia........, hlm. 627. 33 Ibid., hlm. 362. 34 Ibid., hlm. 833.

kami lakukan banyak haja tuh mandapatakan duitnya hagan mambangun biasanya” 35

(Saprah Amal ini sering dilaksanakan masyarakat Banjar dalam membangun sebuah kesejahteraan semua, dengan saprah Amal ini, maka mempermudah panitia dalam membangun sebuah sarana umat Islam. Hasil dari saprah Amal ini setiap kami laksanakan banyak mendapatkan keuntungan untuk membangun).

Pernyataan AR dapat diketahui bahwa praktek saprah Amal sering dilaksanakan oleh masyarakat Banjar, praktek tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan keuntungan dalam membangun sebuah kesejahteraan bersama, dengan praktek ini mempermudah panitia dalam membangun sebuah sarana umat Islam.

Praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah telah dilaksanakan sebelumnya bermula pada tahun 1960, praktek saprah Amal ini dilaksanakan sebagai instrumen pengumpulan dana pembangunan Masjid Raya Nurul Islam yang beralamatkan di Jln. A. Yani Kota Palangka Raya. Praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya pada tahun 1960 tersebut, di hadiri oleh pelelang handal dari Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan dengan nama Rusmini Hanil dan Qoriah bernama Wahidah Arsyad. Pada tahun 1960 sering bermunculan istiah “malilil” ketika Rusmini Hanil melelangkan harga dengan maksud membawakan lagu penawaran atau lagu permintaan dari pembeli dengan

upaya meningkatkan harga lelang pada praktek saprah Amal berlangsung. 36 Praktek saprah Amal dilaksanakan kembali pada tahun 2015 yang berlokasi

35 Wawancara observasi awal dengan panitia saprah amal Langgar Darul Iman Mendawai Induk Kota Palangkaraya, hari jum’at 22 mei 2015 pukul 15.10 WIB. 36

Pemaparan dari Dra. Hj. Rahmaniar, M. SI selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangkaraya, pada tanggal 01 Oktober 2016.

di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Praktek saprah amal di lokasi tersebut telah mengikuti tahapan konsep manajemen praktek pada umumnya, dimana manajemen itu sendiri berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan

yang diinginkan. 37 Manajemen merupakan sebuah subjek yang sangat penting karena mempersoalkan penetapan serta pencapaian tujuan-tujuan dari

praktek. 38 Harold Koontz dan Cyril O’Donnel berpendapat bahwa manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain,

dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,

pengarahan, dan pengendalian. 39 Suatu praktek agar tercapai secara maksimal sudah tentu adanya

manajemen untuk mengatur langkah perjalanan kegiatan tersebut agar mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Sebagaimana dalam praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya, pada kegiatan tersebut agar terlaksana dengan baik, praktek kegiatan tersebut diawali dengan proses perencanaan, perencanaan (planning) adalah fungsi dasar atau fungsi fundamental manajemen, karena organizing, actuating, dan controlling harus

37 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta:Bumi Aksara, 2014, hlm. 1.

38 Brantas, Dasar-dasar Manajemen, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 13. 39 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah..........., hlm. 2-3.

terlebih dahulu direncanakan. 40 Sebagaimana praktek kegiatan saprah Amal ini sebelum praktek dimulai mereka melakukan rapat koordinasi secara

terbuka terlebih dahulu dari pihak yang bersangkutan untuk membicarakan perihal tujuan dilaksanakannya praktek kegiatan saprah Amal.

Beberapa definisi rencana (plan) diantaranya The New Webster Dictionary: Berpendapat bahwa rencana diartikan sebagai pernyataan dari segala

sesuatu yang dikehendaki, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apa pun macam dan bentuknya segala sesuatu yang dinyatakan itu, asal saja menggambarkan keinginan yang hendak dicapai maka dapat

diartikan sebagai rencana. 41

Selain itu Malayu S.P. Hasibuan juga berpendapat: Rencana adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. 42

Setelah melakukan perencanaan (planning) tahap selanjutnya yaitu tahap organisasi (organizing), organizing berasal dari kata organize yang berarti menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga hubungannya satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhanya. Organisasi diartikan menggambarkan pola-pola, skema, bagan, yang menunjukkan garis-garis perintah, kedudukan karyawan,

hubungan-hubungan yang ada. 43 Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata

hubungan kerja antara sekelompok orang pemenang posisi yang bekerja sama

40 Brantas, Dasar-dasar Manajemen........, hlm. 55. 41 Brantas, Dasar-dasar Manajemen........, hlm. 57. 42 Ibid., hlm. 57. 43 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah........, hlm. 118.

secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Aspek-aspek dari defenisi tersebut yaitu adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai, adanya sistem kerja sama yang terstruktur dari sekelompok orang, adanya pembagian kerja dan hubungan kerja antara sesama karyawan, adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan yang terintegrasi, adanya keterikatan formal dan tata tertib yang harus ditaati, dan adanya orang-orang dan alat-alat

organisasi. 44 Pada tahap ini yang dilakukan adalah penyusunan organisasi kepanitiaan untuk keberlangsungan kegiatan saprah Amal sebagaimana yang

telah di nyatakan NR:

“Praktek kegiatan saprah Amal melibatkan masyarakat sekitar dan kami membentuk panitia dibantu yang lainnya dari semua jamaah

Langgar Darul Iman.” 45

(Praktek kegiatan saprah Amal melibatkan masyarakat sekitar dan panitia dibentuk dari seluruh jamaah Langgar Darul Iman).

Pernyataan NR di atas bahwa organisasi atau pembentukan kepanitiaan praktek saprah Amal di Kota Palangkaraya dibentuk dari masyarakat sekitar serta dibantu oleh seluruh jamaah Langgar Darul Iman. Adapun tujuan dibentuknya kepanitiaan atau organisasi (organizing) adalah mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimilikinya dalam mencapai tujuannya, mencapai secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakannya bersama-sama, wadah memanfaatkn sumber daya dan teknologi bersama-sama, sebagai wadah mengembangkan potensi

44 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah........, hlm. 121- 122.

45 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 03 April 2016.

dan spesialis yang yang dimiliki seseorang, sebagai wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja, sebagai wadah mengelola lingkungan bersama- sama, sebagai wadah mencari keuntungan, kekuasaan, pengawasan, penghargaan bersama-sama, serta sebagai wadah memenuhi kebutuhan

manusia yang semakin banyak dan kompleks. 46 Setelah melakukan tahap perencanaan (planning), organisasi

(organizing) dalam praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya selanjutnya melakukan langkah praktek atau penggerakan (actuating). Praktek atau penggerakan (actuating) menurut George R. Terry, penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok atau organisasi agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bersemangat untuk mencapai sesuai

dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. 47 Praktek atau penggerakan (actuating) pada kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya,

sebagaimana di jelaskan NR: “Praktek saprah Amal dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2015

selama satu bulan, dilaksanakan dua kali dalam satu minggu dan jumlah pertemuan selama delapan kali kegiatan, dilaksanakan setelah

ba’da solat Isya.” 48

(Praktek kegiatan saprah Amal dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2016 selama satu bulan, praktek tersebut dilaksanakan dua kali dalam satu minggu dan delapan kali praktek dalam satu bulan, praktek tersebut dilaksanakan setelah sholat Isya).

Penjelasan NR bahwa praktek atau penggerakan (actuating) kegiatan saprah Amal dilaksanakan sejak tanggal 27 Februari 2015, praktek tersebut

46 Brantas, Dasar-dasar Manajemen........, hlm. 73-74. 47 Ibid., hlm. 95. 48 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada

tanggal 07 April 2016.

Dokumen yang terkait

The effect of “friend” strategy on writing skill in argumentative essay development at Fourth Semester students of English education study program at IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 24

B. Research Type and Design - The effect of “friend” strategy on writing skill in argumentative essay development at Fourth Semester students of English education study program at IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 14

A. The Data Presentation - The effect of “friend” strategy on writing skill in argumentative essay development at Fourth Semester students of English education study program at IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 27

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI PADA KELAS VII DI SMPN-2 KOTA PALANGKA RAYA SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi Syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

0 0 97

The Effectiveness of questioning strategy in Prewriting Technique Toward thesStudents’ ability in writing narrative text at Tenth Grades of SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 23

The Effectiveness of questioning strategy in Prewriting Technique Toward thesStudents’ ability in writing narrative text at Tenth Grades of SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

The Effectiveness of questioning strategy in Prewriting Technique Toward thesStudents’ ability in writing narrative text at Tenth Grades of SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 44

A. Research Design - The Effectiveness of questioning strategy in Prewriting Technique Toward thesStudents’ ability in writing narrative text at Tenth Grades of SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 17

Reaktualisasi Konsep Saprah Amal sebagai sumber keuangan publik Islam” (Studi: Saprah Amal di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah)” - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 32

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Studi Pustaka - Reaktualisasi Konsep Saprah Amal sebagai sumber keuangan publik Islam” (Studi: Saprah Amal di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah)” - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 38