ANALISIS PEMANFAATAN SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLiMS) DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA SALATIGA

ANALISIS PEMANFAATAN SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT

  

SYSTEM (SLiMS) DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN

ARSIP DAERAH KOTA SALATIGA

  

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

  

Oleh:

JEFRI EKO CAHYONO

NIM. A2D009009

PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

  

2013

  

PERNYATAAN

  Dengan ini saya, nama : Jefri Eko Cahyono NIM : A2D0009009 jurusan : S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Selain itu, tidak terdapat karya serupa yang pernah diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan ataupun pada Program Studi lainnya kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar pustaka. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip berdasarkan tata cara penulisan karya ilmiah yang lazim.

  Semarang, 30 Agustus 2013 Yang menyatakan, Jefri Eko Cahyono NIM A2D009009

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas (Anonim) Skripsi ini saya persembahkan untuk

kedua orang tuaku, adik, dan sahabat-sahabat yang senantiasa menyayangiku,

  Undip almamaterku, serta untuk seluruh pejuang literasi Indonesia

HALAMAN PERSETUJUAN

  Analisis Pemanfaatan Senayan Library Management System Skripsi dengan judul “ (SLiMS) di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga ” telah diperiksa dan disetujui pembimbing serta diperkenankan untuk diajukan ke sidang skripsi.

  Hari : Jumat Tanggal : 30 Agustus 2013

  Semarang, 30 Agustus 2013 Dosen Pembimbing Heriyanto, S.Sos, MIM NIP 197704082010121001

  

HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Jefri Eko Cahyono Nomor Induk Mahasiswa : A2D009009 Fakultas/Jurusan : Ilmu Budaya/ Ilmu Perpustakaan Judul Skripsi : Analisis Pemanfaatan Senayan Library

  Management System (SLiMS) di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga Telah dinyatakan lulus dalam sidang skripsi pada tanggal 11 September 2013.

  Tim Penguji

  

1. Dra. Sri Ati, M.Si. ( )

  

2. Bahrul Ulumi, S.Ag, M.Hum. ( )

  

3. Heriyanto, S.Sos., M.IM. ( )

  

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat waktu. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan pada program studi S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang.

  Penulis menyadari bahwa hanya dengan bimbingan serta bantuan dari beberapa pihak, penulis dapat menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

  1. Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D, selaku Rektor Universitas Diponegoro Semarang.

  2. Dr. Agus Maladi Irianto, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang, yang telah memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas dalam studi maupun penyusunan skripsi.

  3. Dra. Sri Ati, M.Si, selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan dan dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

  4. Dra. Ngesti Lestari, M.Si. selaku dosen wali yang telah banyak memberikan arahan dan masukan selama masa studi.

  5. Heriyanto, S.Sos, M.IM., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

  6. Bahrul Ulumi, S.Ag, M.Hum. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi perbaikan skripsi ini.

  7. Seluruh dosen S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Univeritas Diponegoro Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

  8. Staf-staf administrasi Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah banyak membantu penulis selama ini.

  9. Agus Parmadi PT, SE, M.Si., selaku Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  10. Bapak/Ibu staf dan karyawan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

  11. Bapak dan Ibu tersayang yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

  12. Teman-teman seperjuangan S1 Ilmu Perpustakaan angkatan 2009, terima kasih atas persahabatan kerjasamanya selama ini.

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga selesainya skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Semarang, 30 Agustus 2013 Penulis Jefri Eko Cahyono

  

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

PRAKATA ........................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................ xi

ABSTRAK ......................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

  (SLiMS) ............................. 18

  3.4. Informan ........................................................................................... 35

  3.3. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 34

  3.2. Objek dan Subjek Penelitian ............................................................ 34

  3.1. Desain dan Jenis Penelitian .............................................................. 33

  BAB III METODE PENELITIAN

  2.5. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28

  2.4.2 Persepsi kemudahan (Perceived Ease of Use) ....................... 26

  2.4.1 Persepsi Kebermanfaatan (Perceived Usefulness) ................. 24

  2.4. Technology Acceptance Model (TAM) ............................................ 22

  Senayan Library Management System

  1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

  2.2. Aplikasi Teknologi Informasi di Perpustakaan ............................... 11 2.3.

  2.1. Teknologi Informasi .......................................................................... 9

  BAB II TINJAUAN LITERATUR

  1.7. Batasan Istilah .................................................................................... 8

  1.6. Kerangka Pikir ................................................................................... 7

  1.5. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 6

  1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

  1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

  1.2. Rumusan dan Batasan Masalah ......................................................... 5

  

DAFTAR ISI

  BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA SALATIGA

  4.1. Sejarah Singkat ................................................................................ 40

  4.2. Visi dan Misi .................................................................................... 42

  4.3. Struktur Organisasi .......................................................................... 43

  4.4. Koleksi Perpustakaan ....................................................................... 44

  4.5. Kegiatan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga . 44

  4.6. Pemanfaatan Teknologi Informasi di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Salatiga ................................................. 55

  4.7. Pemanfaatan SLiMS di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga .................................................................................... 57

  4.8. Pengembangan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga ............................................................................................ 60

  BAB V HASIL PENELITIAN

  5.1. Identitas Informan ............................................................................ 63

  5.2. Kebermanfaatan SLiMS di Perpustakaan ........................................ 64

  5.2.1. Mempercepat Pekerjaan di Perpustakaan ............................... 65

  5.2.2. Meningkatkan Performa Pekerjaan ........................................ 67

  5.2.3. Peningkatan Produktifitas Kerja ............................................. 69

  5.2.4. Adanya Efektifitas Kerja ........................................................ 71

  5.2.5. Mempermudah Pekerjaan ....................................................... 72

  5.2.6. SLiMS Secara Umum Bermanfaat untuk Perpustakaan ......... 74

  5.3. Kemudahan dalam Pemanfaatan SLiMS di Perpustakaan ............... 76

  5.3.1. SLiMS Mudah untuk Dipelajari ............................................. 76

  5.3.2. Kemudahan Pengontrolan (Controllable) .............................. 78

  5.3.3. SLiMS Jelas dan Mudah Dipahami ........................................ 81

  5.3.4. Fleksibel dalam Penggunaan dan Pemodifikasian ................. 82

  5.3.5. Dapat dikuasai dengan Cepat ................................................. 86

  5.3.6. SLiMS Secara Umum Mudah Digunakan .............................. 88

  5.4. Kendala dalam Pemanfaatan SLiMS ............................................... 90

  5.5. Ringkasan Pembahasan .................................................................... 91

  BAB VI PENUTUP

  6.1. Simpulan .......................................................................................... 94

  6.2. Saran ................................................................................................ 96

  DAFTAR PUSTAKA

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran A : Lembar Konsultasi Skripsi ........................................................ 101 Lampiran B : Pedoman Wawancara ................................................................ 103 Lampiran C : Reduksi Data ............................................................................. 105 Lampiran D : Dokumentasi Penelitian ............................................................. 128 Lampiran E : Surat Pengantar Penelitian ......................................................... 133

  

DAFTAR ISTILAH

Barcode : Kode Batang; suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin.

  Sebenarnya, kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear.

  Barcode reader : Alat pembaca barcode.

Copy cataloging : Penyalinan data bibliografi (katalog) dari pangkalan data lain.

Interface : Tatap muka; tampilan.

  Logika boolean : Dalam kontek penelusuran database, logika boolean mengarah pada hubungan logis antar kata kunci dalam penelusuran data elektronik. Di dalam SLiMS digunakan untuk memperluas atau mempersempit hasil penelusuran dengan fungsi “and”, “or”, atau “not”. OPAC : Online Public Access Catalog; katalog elektronik dalam jaringan internet.

  

Open source : Istilah yang digunakan untuk perangkat lunak yang

  membuka/membebaskan kode sumbernya (source code) untuk diketahui oleh orang lain dan memungkinkan orang mengetahui cara kerja software tersebut dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada software tersebut. Otomasi : Penerapan mesin swatindak atau swakendali dalam suatu proses.

  P2P : Peer to peer; sistem komputerisasi client-server dimana suatu

  server , sehingga memungkinkan komunikasi dan pertukaran resource antara dua computer secara langsung (real time).

  Pemustaka : Pengunjung dan/atau pengguna layanan perpustakaan.

  

Plugin : Semacam fungsi atau fitur tambahan yang digabungkan ke

  sebuah sistem untuk menambah kemampuan dan kinerja dari sistem itu.

  SLiMS : Senayan Library Management System; sebuah perangkat lunak manajemen perpustakaan dengan kode sumber terbuka buatan Indonesia. TAM : Technology Acceptance Model; teori yang biasa digunakan untuk memprediksi penerimaan sebuah teknologi baru.

  Z39.50 : Protokol pertukaran data standar berbasis client-server yang memungkinkan komputer untuk mencari dan

  client mendapatkan informasi ke server data secara interaktif.

  

ABSTRAK

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemanfaatan Senayan Library

  

Management System (SLiMS) di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota

  Salatiga berdasarkan aspek kemanfaatan dan kemudahan dalam teori Technology Acceptance Model (TAM).

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Informan dipilih berdasarkan kriteria yang telah peneliti tentukan sebelumnya sejumlah 9 orang yang terdiri dari 6 orang pengelola perpustakaan dan 3 pemustaka. Kriteria informan untuk pengelola perpustakaan adalah mereka yang berhubungan langsung dengan SLiMS dalam kegiatan sehari-hari, sedangkan informan pemustaka adalah pemustaka yang menggunakan OPAC minimal 3 kali dalam satu bulan dan sedang melakukan penelusuran dengan OPAC saat peneliti melakukan observasi.

  Analisis data yang diperoleh selama penelitian menunjukan hasil bahwa pemanfaatan Senayan Library Management System (SLiMS) di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga telah memenuhi dua aspek utama dalam teori Technology Acceptance Model (TAM). SLiMS dinilai bermanfaat untuk membantu pekerjaan di perpustakaan termasuk untuk membantu pemustaka dalam proses penelusuran informasi. Dari penelitian ini diketahui pula bahwa pemanfaatan SLiMS belum maksimal dan masih dapat ditingkatkan dengan mengaktifkan visitor counter dan penggunaan fitur copy cataloging yang akan menambah manfaat dari SLiMS. SLiMS juga perangkat lunak yang mudah, baik dalam hal instalasi dan modifikasi serta mudah dalam hal pemakaian akan tetapi masih perlu adanya usaha untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk memanfaatkan SLiMS.

  

Kata Kunci: Senayan Library Management System, SLiMS, Technology

Acceptance Model, TAM, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi berdampak besar terhadap perubahan pola pikir masyarakat. Pekerjaan yang dulu sebagian besar bergantung ke otot kini lebih di dominasi penggunaan otak. Segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan akurat.

  Pekerjaan yang membutuhkan waktu lama dan tenaga yang besar dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan bantuan teknologi informasi.

  Pemanfaatan teknologi informasi di segala sektor kehidupan tanpa sadar telah membawa dunia memasuki era globalisasi lebih cepat dari yang dibayangkan semula.

  Menurut Sulistyo-Basuki, teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi (1991:87). Informasi disini meliputi empat kategori, yaitu informasi numerik, informasi audio, informasi teks, dan informasi citra atau gambar. Teknologi informasi terus berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Perkembangan teknologi informasi saat ini berupa perkembangan infrastruktur teknologi informasi, seperti hardware, software , teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi komunikasi.

  Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian hebatnya ini

telah membawa dampak besar terhadap bidang ekonomi, kesehatan,

pendidikan, pemerintahan, termasuk perpustakaan. Saat ini hampir semua

perpustakaan sudah menggunakan komputer dalam kegiatan keseharianya.

  

Penggunaannyapun beragam, ada yang digunakan sebagai media promosi

semisal melalui website, blog, jejaring social, dan lain-lain. Bentuk lain dari

pemanfaatan teknoloi informasi di perpustakaan adalah untuk pemesanan

dan pengadaan, pengolahan, klasifikasi menggunanan e-DDC, penyimpanan

data bibliografis, dan lain-lain. Tak hanya itu, pemanfaatan teknologi

informasi di perpustakaan juga mencakup bidang keanggotaan, layanan,

penelusuran dengan online public access catalog (OPAC), dan lain-lain.

  Semua kegiatan rutin kerumahtanggaan perpustakaan tersebut

ditujukan untuk mengontrol koleksi suatu perpustakaan, mulai dari kegiatan

pengadaan, pengatalogan sampai kepada kegiatan sirkulasi (Rasiman:2008).

Gambaran umum rutinitas kerumahtanggaan perpustakaan mencakup

sejumlah pekerjaan sebagai berikut:

  

(a) Pengadaan (acquisitions) yaitu mencakup seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan bahan pustaka, baik yang dilakukan melalui pembelian, pertukaran, maupun berupa hadiah. Kegiatan pengecekan bibliografi yang dilakukan sebelum pemesanan dan penerimaan bahan pustaka termasuk di dalamnya. Kegiatan lain yang juga termasuk ke dalamnya, adalah mencakup pemrosesan dan pengadaan tersebut.

(b) Pengatalogan (cataloguing) yaitu seluruh kegiatan yang dilakukan untuk

mempersiapkan cantuman (record) bibliografi, dengan tujuan untuk menghasilkan katalog yang digunakan sebagai sarana temu kembali koleksi perpustakaan. Katalog tersebut dapat berbentuk kartu ataupun dalam bentuk online (OPAC).

(c) Pengawasan sirkulasi (circulation control) yaitu seluruh kegiatan yang

berhubungan dengan transaksi peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Kegiatan ini mencakup pencatatan peminjaman dan pengembalian koleksi yang biasanya untuk penggunaan di luar perpustakaan. Dengan kata lain, kegiatan ini berhubungan dengan pengontrolan peredaran koleksi perpustakaan.

  

(d) Pengawasan Serial (serials control) yaitu seluruh kegiatan yang

berhubungan dengan pembuatan pesanan, penerimaan dokumen, akses terhadap koleksi serial, pengajuan tuntutan (claim), peminjaman dan penjilidan terbitan berkala atau serial.

  

(e) Katalog online (online public access catalog) atau OPAC yaitu penyediaan fasilitas temu kembali koleksi perpustakaan melalui terminal komputer untuk digunakan oleh pengguna perpustakaan.

(f) Statistik yaitu pencatatan kuantitas pekerjaaan yang mencakup jumlah perolehan bahan pustaka, jumlah pengolahan bahan pustaka, jumlah anggota perpustakaan, jumlah pengunjung, jumlah peminjam, jumlah pengembalian dan sebagainya. Sistem kerumahtanggaan perpustakaan mengumpulkan dan mengolah data ini untuk keperluan informasi manajemen dan pelaporan.

  Menurut pemanfaatanya, penerapan teknologi informasi di

perpustakaan dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan. Hal ini

melahirkan berbagai istilah yang terkadang masih rancu. Ada istilah

perpustakaan terkomputerisasi, perpustakaan terotomasi, perpustakaan

digital, dan perpustakaan virtual. Penelian ini selanjutnya akan membatasi

pada pemanfaatan teknologi informasi untuk otomasi perpustakaan sesuai

pemanfaatan SLiMS yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kota Salatiga.

  Otomasi perpustakaan adalah pemanfaatan mesin, komputer, dan peralatan elektronik lainnya untuk memperlancar tugas-tugas perpustakaan (Lasa HS: 1998). Dengan bantuan teknologi informasi maka beberapa

  

pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Selain itu proses

pengolahan data koleksi menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur

kembali. Dengan demikian para pustakawan dapat menggunakan waktu

lebihnya untuk mengurusi pengembangan perpustakaan karena beberapa

pekerjaan yang bersifat berulang (repetable) sudah diambil alih oleh

komputer. Otomasi Perpustakaan bukanlah hal yang baru lagi dikalangan

pegiat dunia perpustakaan. Konsep dan implementasinya sudah dilakukan

sejak lama, namun di Indonesia baru populer baru-baru ini setelah ditambah adanya Senayan Library Management System yang melahirkan komunitas di berbagai daerah.

  Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga memakai SLiMS sejak 2010 dan p ada Maret 2013 melakukan upgrade perangkat lunak otomasinya ke Senayan Library Management System (SLiMS) versi Meranti. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan kebutuhan perangkat lunak yang memadai dan selalu terkini. Upgrade ke SLiMS Meranti ini memberikan beberapa menu baru dalam SLiMS misalnya menu untuk mencetak katalog buku dan tampilan yang baru mengadopsi konsep metro.

  Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana Pemanfaatan Senayan Library Automation System (SLiMS) yang baru di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga yang dalam hal ini berdasarkan teori Technology Acceptance Model (TAM).

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

  Berdasarkan pembahasan yang telah penulis ungkapkan diatas, permasalahan yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah Analisis Pemanfaatan Senayan Library Management System (SLiMS) di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga.

  1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan

  Senayan Library Management System (SLiMS) sebagai sarana otomasi di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga berdasarkan aspek kemanfaatan dan kemudahan dalam teori Technology Acceptance Model (TAM).

  1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai bahan pendalaman mengenai penerapan Teknologi Informasi di perpustakaan, khususnya Senayan Library Management System (SLiMS) bagi penulis maupun untuk pembaca.

  2. Sebagai masukan dalam pengembangan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga maupun perpustakaan lainya.

  3. Sebagai bahan masukan dalam pengembangan Senayan Library AutomationSystem (SLiMS) selanjutnya.

  

4. Sebagai masukan dalam penelitian sejenis di masa yang akan datang.

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini penulis laksanakan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga, Jalan Adi Sucipto No. 7 Salatiga selama 3 bulan mulai Juli 2013.

1.6 Kerangka Pikir

  Berdasarakan latar belakang yang penulis uraikan sebelumnya, maka

penulis dapat menguraikan kerangka pemikiran yang merupakan landasan dan

arah dalam penelitian ini sebagai berikut:

  Work More Quickly Job Performance Increase Productivity

  Peningkatan

  Effectiveness

  Kebutuhan Teknologi

  Makes Job Easier Upgrade Sistem Useful Usefulness

  TAM SLiMS

  Ease of Use

  Pemanfaatan

  Ease to Learn

  SLiMS di Perpustakaan

  Controllable Clear & Understanable Flexible Easy to Become Skillful

  Easy to Use

1.7 Batasan Istilah

  1. Senayan Library Management System (selanjutnya disebut SLiMS) adalah sebuah perangkat lunak untuk perpustakaan dengan kode sumber terbuka (open source) yang dikembangkan oleh pustakawan. SLiMS dibangun menggunakan teknologi open source juga seperti PHP dan MySQL. Pengembangan SLiMS dibiayai Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan website resminya beralamat http://slims.web.id. Saat penulisan skripsi ini, pengembangan SLiMS sudah mencapai versi 5 yang dikenal dengan nama SLiMS Meranti (http://slims.web.id).

  (TAM) adalah teori yang dikembangkan

2. Technology Acceptance Model

  oleh Davis pada tahun 1985. Teori TAM ini merupakan adaptasi dari model TRA (Theory of Reasoned Action) yang diperkenalkan Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975. TAM memilik i dua variabel kunci, yaitu perceived usefulness (kebermanfaatan) dan perceived ease of use

  (kemudahan) yang telah teruji untuk memprediksi sikap penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi (Davis, 1989).

BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1 Teknologi Informasi

  Istilah teknologi informasi merupakan gabungan dari dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi. Teknologi dapat didefinisikan sebagai penerapan keilmuan yang mempelajari dan mengembangkan kemampuan dari suatu rekayasa dengan langkah dan teknik tertentu dalam suatu bidang.

  Sulistyo-Basuki (1991:87) dalam bukunya mengatakan bahwa teknologi ini bersinonim dengan ilmu terapan. Menurut Holland dalam Sulistyo-Basuki, informasi didefinisikan sebagai arti yang diungkapkan oleh manusia yang merupakan hasil dari representasi suatu fakta. Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa informasi merupakan suatu data yang diperoleh dari fakta, diproses, disimpan dan dikomunikasikan.

  Jadi pengertian teknologi informasi itu adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut lebih cepat, dengan area penyebaran lebih luas dan dapat disimpan lebih lama. Dalam Dictionary of Information and Library Management disebutkan bahwa teknologi informasi adalah penggunaan teknologi dari komputasi, elektronik dan telekomunikasi untuk memproses dan mendistribusikan informasi dalam format digital maupun bentuk lainya. Sulistyo-Basuki (1991:87) mendefinisikan teknologi

  

informasi sebagai teknologi yang digunakan untuk menyimpan,

menghasilkan, mengolah serta menyebarkan informasi yang dapat berupa

informasi numerik, audio, teks, maupun citra.

  Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada penggunaan

teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan

untuk memproses dan menyimpan informasi, tetapi juga mencakup

teknologi komunikasi untuk mengirim/menyebarkan informasi. Teknologi

informasi adalah perpaduan dari teknologi komputasi (komputer) dengan

jalur komunikasi kecepatan tinggi yang mentransmisikan data, suara, dan

video.

  Dari uraian di atas, nampak bahwa teknologi informasi tidak hanya

terbatas pada teknologi komputer, tetapi mencakup teknologi

telekomunikasi. Dengan kata lain bahwa teknologi informasi merupakan

perpaduan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

  

Teknologi komputer merupakan teknologi yang berhubungan dengan

perangkat komputer seperti printer , pembaca sidik jari, CD-ROM, barcode

reader , disk, dan lain-lain. Teknologi komunikasi atau telekomunikasi

merupakan teknologi komunikasi jarak jauh. Contoh teknologi

telekomunikasi yang kita gunakan sehari-hari adalah telepon, televisi, radio,

handphone, dan internet di dalamnya.

  Pada uraian sebelumnya dikatakan bahwa teknologi informasi

merupakan perpaduan antara teknologi komputer dan teknologi telah dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah komputer baik dalam lingkup lokal, lingkup satu kota, maupun di seluruh dunia. Sehingga komputer dapat berkomunikasi satu sama lain melalui jaringan internet dengan mudah.

2.2 Aplikasi Teknologi Informasi di Perpustakaan

  Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat memberikan dampak besar terhadap hampir semua bidang kehidupan tak terkecuali perpustakaan. Perpustakaan berlomba-lomba menerapkan teknologi informasi untuk memberikan pelayanan lebih baik kepada pemustakanya bahkan Wahyu Suprianto (2008:14) dalam bukunya menyebutkan bahwa kemajuan perpustakaan banyak diukur dari sejauh mana penggunaan teknologi informasi di perpustakaan. Sulistyo-Basuki (1991:91) menyebutkan setidaknya ada tujuh alasan yang melatarbelakangi pengaplikasian teknologi informasi di perpustakaan, yaitu:

  1. Mengatur informasi 'ing-griya' (in house information) serta membuat informasi tersebut dapat ditemukembalikan dengan mudah. Maksudnya teknologi informasi digunakan untuk mengelola informasi yang dimiliki perpustakaan sehingga informasi yang dimiliki dapat ditemukembalikan dengan mudah. Informasi dapat berupa informasi bibliografi koleksi yang dimiliki perpustakaan, informasi keanggotaan, informasi terbitan perpustakaan dan lain sebagainya. ketahui, saat ini banyak pangkalan data yang menyediakan informasi berupa buku elektronik, jurnal, dan artikel secara online. Ada yang diterbitkan secara lengkap, ada juga yang diterbitkan abstraknya saja. Selain itu dengan pengaplikasian teknologi informasi perpustakaan juga dapat mengakses pangkalan data bibliografi perpustakaan lain.

  

3. Bertambahnya beban kerja perpustakaan. Dengan adanya ledakan

informasi seperti sekarang ini beban kerja perpustakaan semakin meningkat dengan peningkatan jumlah informasi yang harus ditangani. Selain itu beban kerja perpustakaan juga dapat meningkat dengan semakin tingginya akses informasi di perpustakaan atau karena perpustakaan membuka layanan baru.

  

4. Perlunya efisiensi yang lebih besar dan perlunya menghemat waktu dan

tenaga. Perekaman informasi secara elektronik lebih mudah dan apabila sudah direkam jauh lebih mudah untuk ditelusur dibandingkan dengan dokumen cetak meskipun sudah diindeks. Perekaman informasi baru menjadi lebih mudah dengan kemampuan copy cataloging yang banyak diterapkan pada perangkat lunak perpustakaan melalui protokol Z39.50 atau melalui P2P.

  

5. Perpustakaan mendapatkan fungsi baru dengan penerapan teknologi

informasi juga dapat membuka jasa atau layanan baru, misal membuka

layanan jurnal online, penelusuran secara elektronik dan sebagainya.

6. Membentuk jaringan kerjasama perpustakaan. Tidak ada perpustakaan

  karena itu diperlukan adanya kerjasama dengan perpustakaan lain yang dapat dilakukan dengan bantuan teknologi informasi. Kerjasama yang dibentuk dapat berupa kerjasama penyediaan akses informasi, kerjasama pengolahan, kerjasama pengembangan sistem dan sebagainya.

  

7. Ada juga alasan penerapan teknologi informasi di perpustakaan lain yang

bagi sebagian orang kurang rasional, misal karena dana tersedia, masuk dalam bagian proyek, untuk alasan prestise, atau untuk membangun citra positif perpustakaan.

  Banyak alasan yang mendasari penerapan teknologi informasi di

perpustakaan. Secara garis besar, pemanfaatan teknologi informasi di

perpustakaan ada dua seperti yang diutarakan oleh Supriyanto (2008:33).

1. Teknologi informasi digunakan sebagai sistem informasi manajemen perpustakaan.

  Banyak bidang yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi manajemen ini, misalnya pengadaan, pengolahan, layanan, keanggotaan, statistik, dan lain sebagainya. Fungsi ini pada akhirnya dikenal dengan konsep otomasi perpustakaan. Dalam Kamus Kepustakawanan Indonesia tulisan Lasa HS, Otomasi perpustakaan diartikan sebagai proses atau hasil penciptaan mesin swatindak atau swakendali tanpa campur tangan manusia dalam proses tersebut (2009:223). Otomasi ini dapat diterapkan di berbagai pekerjaan rutin di perpustakaan sehingga pekerjaan tersebut hanya membutuhkan sedikit

  Otomasi perpustakaan terdiri dari berbagai komponen. Untuk

membangun otomasi perpustakaan setidaknya dibutuhkan tiga komponen

berikut (Lasa HS, 2009:224).

  a. Pangkalan Data Setiap perpustakaan pasti tidak akan terlepas dari proses pengelolaan koleksi. Tujuan dari proses ini untuk memperoleh data dari semua koleksi yang dimiliki dan kemudian mengorganisirnya dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmu perpustakaan. Pada sistem manual, proses ini dilakukan dengan menggunakan bantuan media kertas atau buku. Pencatatan pada kertas atau buku merupakan pekerjaan yang sangat mudah namun tidak efektif. Penelusuran data yang ada akan sulit apabila data jumlahnya sangat besar meskipun sudah dilakukan pengindeksan. Dengan menggunakan bantuan teknologi informasi, proses temu kembali informasi dapat dipermudah dengan memasukkan kata kunci pada perangkat lunak pengolah data yang digunakan.

  Perangkat lunak ini akan membantu untuk mengelola pangkalan data perpustakaan, dengan demikian proses pengindeksan dapat dilakukan secara otomatis dan proses penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan akurat karena perangkat lunak ini akan menampilkan semua data sesuai kriteria yang kita tentukan.

  b. User/Pengguna Sebuah sistem otomasi tidak terlepas dari pengguna sebagai penerima automasi perpustakaan saat ini, pengguna administrator dibedakan tingkatananya berdasarkan wewenang dan tanggung jawabnya yang bisa berbeda antara sistem satu dengan sistem lainya. Demi kelancaran otomasi pengguna perlu diberikan pelatihan khusus dalam penggunaan perangkat otomasi, termasuk pemustaka yang nantinya menggunakan sistem untuk proses temu kembali informasi.

  c. Perangkat Otomasi Perangkat automasi yang dimaksud disini adalah perangkat atau alat yang digunakan untuk membantu kelancaran proses automasi. Perangkat ini terdiri dari tiga bagian, yaitu perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan. Tanpa adanya tiga perangkat ini secara memadai maka proses otomasi tidak akan dapat berjalan dengan baik. 1). Perangkat Keras (Hardware) Yang dimaksud perangkat keras disini adalah komputer dan alat bantunya seperti printer, barcode reader, scanner, dan sebagainya. Kebutuhan akan perangkat keras ini sangat bergantung pada skala perpustakaan. Semakin besar perpustakaan akan membutuhkan perangkat semakin komplek dengan spesifikasi yang yang semakin tinggi pula. Spesifikasi minimal perangkat keras komputer ini juga tergantung dari perangkat lunak yang digunakan. 2). Perangkat Lunak Automasi (Software) Tanpa perangkat lunak, komputer tidak akan dapat digunakan.

  

menyiapkan sebuah perangkat lunak sebagai alat bantu. Perangkat

lunak ini mutlak diperlukan keberadaannya karena digunakan

sebagai alat bantu pengolahan seluruh kegiatan perpustakaan.

Untuk mendapatkan perangkat lunak ada berbagai cara yang dapat

dilakukan oleh perpustakaan (Sulistyo-Basuki, 1991:98).

  

a). Membangun perangkat lunak sendiri. Hal ini bisa dilakukan

apabila perpustakaan mempunyai sumber daya manusia yang memadai. Selain itu bisa juga membangun perangkat lunak dengan bantuan pengembang perangkat lunak. Cara ini membutuhkan dana relatif besar, namun keuntunganya perangkat lunak dapat disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan.

  

b). Mengembangkan sistem melalui kerjasama perpustakaan. Cara

ini dapat dilakukan dengan cara beberapa perpustakaan mengembangkan sistem secara bersama-sama kemudian

hasilnya diterapkan di perpustakaan pelaku kerjasama tersebut.

  

c). Menggunakan sistem yang dikembangkan oleh perpustakaan

nasional. Beberapa perpustakaan mengembangkan peranngkat lunak perpustakaan yang hasilnya juga dapat digunakan oleh perpustakaan-perpustakaan lain dibawah naungan perpustakaan nasional tersebut.

d). Membeli perangkat lunak komersial dari pihak ketiga. Untuk

  besar. Namun, semua proses aplikasi dilakukan oleh vendor segingga perpustakaan tinggal menerima hasil yang sudah jadi.

  Pada umumnya pembelian perangkat lunak ini disertai fasilitas

training dan support selama beberapa periode waktu tertentu.

  

e). Menggunakan perangkat lunak yang dikembangkan organisasi

nonprofit yang pada umumnya tersedia dengan kode sumber terbuka (open source). Aplikasi dengan kode sumber terbuka banyak tersedia di internet dan umumnya dapat diperoleh secara gratis, misalnya CDS/ISIS, WinISIS, KOHA, OtomigenX, Senayan Library Management System (SLiMS), dan sebagainya.

  Selain gratis, perangkat lunat tersebut juga relatif mudah untuk

dimodifikasi lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan masing-

masing perpustakaan.

  Dalam menentukan perangkat lunak kita dituntut untuk

teliti. Berbagai hal harus diperhatikan dalam menentukan perangkat

lunak terkait operasional dan legalitas. Dalam memilih perangkat

lunak hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan

perpustakaan, mempertimbangkan adanya dukungan teknis,

pelatihan, dokumentasi yang relevan serta pemeliharaan,

menggunakan perangkat yang disertai ijin atau lisensi pemakaian

dan yang terakhir adalah menentukan staf yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi perangkat lunak tersebut. d. Jaringan (Network) Dengan otomasi setiap bagian kerja di perpustakaan harus terintegrasi, untuk itu dibutuhkan jaringan komputer. Untuk perpustakaan yang berada di satu lokasi dapat menggunakan jaringan lokal (LAN), sedangkan untuk perpustakaan yang terpisah oleh jarak dapat menggunakan jaringan metropolitan area network (MAN) atau wide area network (WAN).

  2. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan sebagai sarana mendapatkan, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi dalam bentuk digital. Bentuk penerapan inilah yang kita kenal dengan istilah perpustakaan digital.

2.3 Senayan Library Management System (SLiMS)

  Senayan Library Management System yang lebih dikenal dengan nama Senayan atau SLiMS adalah sebuah sofware untuk manajemen perpustakaan yang bersifat gratis dan kode sumber terbuka (free and open source sofware atau FOSS). Lisensi SLiMS adalah General Public Lisence (GPL) versi 3 yang menjamin kebebasan untuk mendapatkan, menggunakan, mempelajari, mengubah dan mendistribusikan ke pihak lain dengan syarat tidak menghilangkan keterangan kepengarangan dan merubah dengan lisensi lainya.

  SLiMS dibangun menggunakan teknologi FOSS seperti PHP dan

  

Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan mulai rilis

ke publik 29 November 2007. SLiMS dibangun di atas platform GNU/Linux,

meskipun demikian SLiMS bisa berjalan hampir di semua sistem operasi

komputer, termasuk Windows dan Unix. Untuk memudahkan interaktifitas

pengguna, aplikasi ini juga memakai teknologi AJAX (Asynchronous

JavaScript and XML) untuk tampilannya di peramban. Beberapa software

bersumber terbuka lain juga dipasang di Senayan untuk memperkaya

fiturnya, seperti genbarcode dan genbarcode untuk pembuatan barcode,

PhpThumb untuk menampilkan gambar, dan TinyMCE untuk penyuntingan

teks berbasis web.

  Selain terus memperkaya fitur-fitur SLiMS, tim pengembang juga

membuat paket program untuk memudahkan pemasangan. Paket yang

disebut Portable Senayan (psenayan) ini berisi program Senayan, Apache

(program untuk server), PHP, dan MySQL. Pengguna tinggal mengopi,

mengekstrak, dan langsung menggunakannya pada komputer atau server

masing-masing. Selain pengembang dari Indonesia, SLiMS juga mendapat

bantuan dari Tobias Zeumer, programer dari Jerman yang mengganti

program multibahasa SLiMS dengan PHP Gettext, standar program

multibahasa di lingkungan peranti lunak sistem terbuka. Selain itu Tobias

juga menambahkan fitur bahasa Jerman pada SLiMS.

  SLiMS dikembangkan oleh orang yang mempunyai pendidikan

formal perpustakaan sehingga pengembang berani menjamin SLiMS sesuai

  

katalog dirancang berdasarkan ISBD yang juga sesuai dengan aturan

pengatalogan Anglo-American Cataloging Rules umum dipakai di seluruh

dunia.