Prospek Kepemimpinan Nasional 3 tahun Pemerintahan SBY JK

  

PROSPEK KEPEMIMPINAN NASIONAL

EVALUASI PUBLIK TIGA TAHUN PRESIDEN

Jakarta, Oktober 2007

  

Survei Nasional November 2004-Oktober 2007

www.lsi.or.id

LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI)

IHTISAR TEMUAN: TERJADI KEBUNTUAN BAGI ALTERNATIF PEMIMPIN NASIONAL

  Dalam tiga tahun kepemimpinan SBY, tingkat kepuasan terhadap kinerja SBY • terus merosot, dari 80% pada akhir 2004 ke 54% pada Oktober 2007. Sumber ketidakpuasan ini adalah penilaian positif rakyat terhadap kinerja •

pemerintah terus menurun di hampir semua sektor yang dirasakan mendesak

oleh rakyat, terutama dari kelompok lapisan menengah ke bawah yang merupakan kelompok pemilih paling banyak. Lapisan sosial ini yang lebih banyak merasakan kesulitan dalam hidup mereka di bawah pemerintahan SBY. Namun demikian, rakyat lebih banyak yang kembali akan memilih SBY, • dibanding tokoh-tokoh lain yang sudah beredar, untuk menjadi presiden bila pemilihan diadakan sekarang. Ini masalah serius yang dapat menurunkan kualitas pemerintahan dan bahkan demokrasi kita pada umumnya. Sebab kualitas pemerintahan demokrasi banyak ditentukan oleh mekanisme reward and punishment terhadap pejabat publik seperti presiden ini. Bila mekanisme ini tidak jalan, maka demokrasi kita akan menjadi buruk, dan lama-lama tidak akan disukai rakyat.

IHTISAR TEMUAN: TERJADI KEBUNTUAN BAGI ALTERNATIF PEMIMPIN NASIONAL

  • Dua pemimpin partai besar, JK dan Megawati, kalau masing-masing harus berhadapan head to head dengan SBY, peluang SBY untuk

    menang lebih besar kecuali dalam dua tahun ke depan dua pemimpin

    ini mampu meyakinkan publik bahwa mereka lebih baik dari SBY. Sementara itu Sutiyoso masih harus kerja sangat-sangat keras, bahkan kalau hanya untuk bersaing dengan Megawati.
  • Ketika rakyat terpaksa harus memilih kembali SBY karena tidak ada alternatif yang kurang buruk, sementara kinerjanya dinilai buruk, maka bangsa ini sesunggunya menghadapi kebuntuan dalam upaya memperbaiki kepemimpinan nasonal secara demokratis.
  • • Harus ada terobosan atas kebuntuan ini, lewat sinergi berbagai elemen

    bangsa, terutama dari generasi yang lebih muda, apakah itu politisi,

    aktivis partai dan ormas, profesional, pengusaha, akademisi, dan lain-

    lain.

  PENDAHULUAN

  Rakyat telah memberi mandat secara demokratis kepada SBY-MJK untuk memimpin negeri • ini. Dalam masa berkuasa ini, rakyat juga berhak menilai, dan didengar aspirasinya. • Rakyat ikut menentukan bulat-lonjongnya negeri ini, dan karena itu mencermati pandangan • rakyat tentang kepemimpinan nasional dan kinerja pemerintah menjadi penting agar pelaksanaan kekuasaan tidak menyimpang jauh dari keinginan rakyat.

  • Bila terjadi penyimpangan besar, akan muncul kekecewaan dan ketidakpercayaan pada pemerintah, dan ini potensial bagi rakyat untuk mencari altenatif di luar mekanisme untuk memecahkan masalah, termasuk dengan kekerasan. Pada akhirnya ini akan memperlemah demokrasi itu sendiri. Survei opini publik yang dilakukan dengan cara dan metodologi yang benar merupakan salah • satu cara sistematis untuk menampilkan opini publik nasional ke permukaan sehingga terjadi komunikasi antara rakyat dan elite politik di Jakarta. Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survei ini secara periodik untuk tujuan di atas, • dengan fokus kali ini pada sentimen elektoral warga terhadap tokoh-tokoh nasional. Apakah sejumlah nama yang telah muncul untuk pemilu 2009 sudah terlihat bisa menjadi alternatif terhadap SBY atau tidak?

  METODOLOGI ● Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih

dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau

lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

● Jumlah sampel sebesar 1.300 responden, dengan toleransi kesalahan (margin

of error) sebesar +/- 2,8% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Penarikan

sample dilakukan dengan Metode Multistage Random Sampling. ● Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden ● Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar

20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden

terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

  Methodologi Survei

  Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional

  Prop.k

  Desa/kelurahan di tingkat

  Prop.1

  Propinsi dipilih secara random dengan jumlah

  

  proporsional

  Ds 1 … Ds m Ds 1 … Ds n RT1 RT2 RT3 …. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT

  dengan cara random Di masing-masing RT/Lingkungan

  KK1 KK2 dipilih secara random dua KK

  Di KK terpilih dipilih secara random

  Laki-laki Perempuan

  Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan

DEMOGRAFI KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS JENIS KELAMIN KELOMPOK PENDIDIKAN

  LAKI-LAKI

  50.2 50.0 <= SD

  58.4

  60.0 PEREMPUAN

  49.8

  50.0 SLTP

  17.9

  19.0 DESA-KOTA SLTA

  16.2

  18.0 DESA

  60.2

  59.0 Universitas

  6.5

  4.0 KOTA

  39.8

  41.0 AGAMA

  KELOMPOK USIA Islam

  87.1

  87.0 <= 19 tahun

  12.0

  15.1 Kristen

  9.7

  10.0 20 - 29 tahun

  25.8

  27.1 Hindu

  2.7

  2.0 30 - 39 tahun

  24.9

  22.4 Lainnya

  0.5

  1 40 - 49 tahun

  16.6

  15.8 ETNIS >= 50 tahun

  20.6

  19.6 Jawa

  41.4

  41.6 PENDAPATAN Sunda

  13.2

  15.4 < 400 ribu

  39.2

  42.0 Melayu

  5.7

  3.4 400 - 999 ribu

  39.1

  38.0 Madura

  2.9

  3.4 >= 1juta

  21.7

  20.0 Bugis

  2.4

  2.5 Betawi

  2.5

  2.5 Minang

  3.6

  2.7 Lainnya

  28.4

  28.5

DEMOGRAFI KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS

  0.8

  0.8

  0.6 SULSEL

  3.2

  3.5 DKI

  4.0

  3.5 SULTRA

  0.8

  0.9 JABAR

  14.5

  17.4 GORONTALO

  0.8

  0.4 JATENG

  12.9

  15.2 SULBAR

  0.5 DIY

  0.8

  4.0

  PROPINSI

  0.3 PROPINSI

  0.8

  0.9 IRJABAR

  0.8

  4.1 PUPUA

  0.4 BANTEN

  1.6

  0.8

  16.7 MALUKU UTARA

  13.7

  0.6 JATIM

  0.8

  1.6 MALUKU

  1.1 KEPRI

  NAD

  2.4

  1.9 JAMBI

  1.9 BALI

  2.4

  1.5 SUMUT

  4.8

  5.3 NTB

  2.4

  2.0 SUMBAR

  3.2

  2.1 NTT

  2.4

  2.0 RIAU

  2.4

  2.2 KALBAR

  2.4

  0.8

  0.8

  0.8 KALTIM

  1.0 BABEL

  1.6

  3.4 SULUT

  3.2

  1.4 LAMPUNG

  1.6

  0.8

  1.3 KALTENG

  1.5 BENGKULU

  2.4

  3.2 KALSEL

  3.2

  0.9 SUMSEL

  1.5

  0.5 SULTENG

TEMUAN SURVEI

  Orientasi pada kepemimpinan nasional (efikasi politik eksternal dan political engagement)

  • Seberapa penting warga menilai masalah pemilihan presiden bagi dirinya dan bagi rakyat pada umumnya?
  • • Seberapa banyak terlibat dengan pembicaraan dan berita-berita yang

    berkaitan dengan pemilihan presiden?

  Seberapa penting presiden bagi warga dan bangsa?

  • Seberapa penting presiden bagi kehidupan anda sehari-hari?
  • Seberapa penting presiden bagi kehidupan bangsa secara umum?
  • Pernah dengar pemilihan presiden tahun 2009?
  • Berapa sering membicarakan pemilihan presiden tahun 2009?

  Pernah mendengar dan sering atau cukup sering membicarakan tentang pemilihan presiden 2009 (%)

52 Sangat penting

  46

  44

  42 Cukup penting Kurang penting Tidak penting sama sekali Tidak tahu

  6

  3

  2

  2

  2

  1 Kehidupan saya sehari-hari Kehidupan rakyat Indonesia pada umumnya

  Pernah mendengar dan sering atau cukup sering membicarakan tentang pemilihan presiden 2009 (%) 100

  75

  65

59 Pernah/cukup sering

  50

41 Tidak pernah

  35

25 Mendengar Membicarakan

  Temuan Warga pada umumnya punya efikasi politik eksternal, yakni perasaan bahwa • kekuatan politik di luar dirinya, termasuk presiden, penting bagi dirinya dan bagi rakyat Indonesia. Pembicaraan tentang pencalonan presiden menjadi urgen dan mendapat • legimimasi populer. Walapun tidak mayoritas, tapi cukup banyak warga yang mengikuti pembicraan •

tentang pemilihan presiden 2009, dan cukup banyak pula yang terlibat dalam

pembicaraan tersebut. Ini indikasi bahwa cukup banyak warga yang tidak apatis meskipun pemilihan presiden masih cukup lama.

SIKAP ELEKTORAL

SIKAP ELEKTORAL

  • Bila pemilihan Presiden diadakan hari ini, …
  • Siapa yang dipilih? Pertanyaan terbuka
  • Siapa yang dipilih sebagai presiden dari nama-nama berikut? Pertnyaan semi terbuka dengan 20 daftar nama dan dengan mempersilhkan menyebut nama lain bila tidak ada dalam daftar nama.
  • Siapa yang dipilih sebagai presiden dari 7 nama berikut?
  • Siapa yang dipilih sebagai presiden dari dua nama berikut?

  Yang dipilih sebagai presiden: Top of mind (pertanyaan terbuka) (%) (Sep-Oktober 2007)

  Sutiyoso 0,5 JK

  2 Sultan 2,5 Wiranto

  3 Amin

  4 Mega

  19

  28 SBY Nama-nama lain

  6

  35 Belum tahu

  10

  20

  30

  40

  50

  Yang dipilih sebagai presiden: memilih dari 20 nama dan semi terbuka (%) (Sep-Oktober 2007)

  8,5 13,5

  33

  25

  5

  5

  5

  4

  1

  5

  10

  15

  20

  25

  30

  35 Belum tahu Nama-nama lain SBY Mega Amin Wiranto Sultan JK Sutiyoso

  Trend sikap elektoral pada SBY dan tokoh- tokoh nasional lain (%)

  75

  60

  50

  49

  48

  47

  53

  46 Tokoh lain

  45

  45

  42

  41

40 SBY

  33

  38

  30

  35

  32

15 Belum tahu

  14

  19

  19

  15

  12

  12

10 Okt' 06 Des'06 Feb' 07 Mar' 07 Mei 07 Juli 07 Okt 07 Tokoh-tokoh lain lebih dari 10 nama.

  Presiden Pilihan bila pemilihan diadakan hari ini di sejumlah daerah (%) 2,0 6,0 1,0 11,0 3,0 6,0 44,0 Maluku Utara

2,0 3,0 1,0 10,0 16,0 7,0 42,0 Sultra

1,0 2,0 0,1 1,5 1,0 28,0 4,0 40,0 Sulsel

1,0 2,0 3,5 1,0 1,0 27,0 34,5 Kalbar

2,0 3,0 0,3 5,5 2,0 1,0 18,0 53,0 Riau

2,0 4,0 0,5 3,0 2,0 1,0 23,0 34,0 Sumsel 0,5 1,0 0,5 3,0 5,0 1,0 50,0 24,0 Bali

  3,0 3,0 0,3 1,0 23,0 22,0 Jatim

3,0 6,5 1,0 3,0 8,0 2,0 23,0 26,0 Jateng

4,0 6,0 0,5 5,0 4,5 1,0 21,5 19,0 Jabar

6,5 9,0 3,0 5,0 1,0 15,0 24,0 DKI

  Hidayat Amin Sutiyoso Wiranto Sultan JK Mega SBY

  Yang dipilih sebagai presiden: memilih dari 7 nama (%) (Sep-Oktober 2007)

  50

  40 35,5

  28

  30

  20 11,5

  10 7 6,5

  5

  4

  1 SBY Mega Wiranto Amin Hidayat N JK Sutiyoso Belum tahu

  Yang dipilih sebagai presiden: SBY vs Mega (%) (Sep-Oktober 2007)

  100

  80

  55

  60

35,5

  40

  20 11,5 SBY Mega Belum tahu

  Trend sikap elektoral pada SBY dan Megawati (%)

  100

  80

  64

  63

  56

  60

  55 SBY

  40

  35,5

  27

24 Mega

  23

20 Belum tahu

  17 9,5

  14

12 Okt' 06 Des'06 Mei 07 Okt 07

  Yang dipilih sebagai presiden: SBY vs JK (%) (Sep-Oktober 2007)

  100

  75

  66

  50

  25

  19

  15 SBY JK Belum tahu

  Trend sikap elektoral pada SBY dan JK (%)

  66

  15

  70

  68

  

19

  19

  22

  10

  11

  20

  40

  60

  80 100 Okt' 06 Des'06 Okt' 07 SBY Belum tahu JK

  Temuan

  Sikap elektoral masyarakat menunjukan bahwa paling banyak warga yang memilih SBY • sebagai presiden bila pemilihan presiden dilakukan ketika survei ini dilakukan. Kalau harus bersaing dengan cukup banyak calon, kekuatan dukungan pada SBY kurang • lebih sama dengan yang ia peroleh dalam pemilu presiden putaran pertama 2004 (sekitar 34%). Urutan kedua diduduki Megawati (25%). • • Sementara kekuatan tokoh-tokoh lain masih sangat rendah. Masing-masing di bawah 10%.

  SBY masih unggul, tapi sentimen elektoral terhadapnya dalam setahun terakhir cenderung • menurun. Namun demikian, SBY masih terlalu kuat kalau ia harus head to head dengan Megawati atau • dengan JK. Ini menunjukan bahwa SBY tidak terlalu kuat, tapi publik belum melihat alternatif yang lebih • baik darinya untuk sementara ini.

  • Di mata pemilih, Megawati, JK, Wiranto, Amin, Sultan, dan Sutiyoso, untuk sementara, belum menjadi alternatif terhadap SBY.

MENGAPA SBY MASIH PALING MUNGKIN, TAPI MENGAPA KEMUNGKINAN ITU CENDERUNG MENURUN?

  Apakah karena persepsi negatif belum besar, tapi semakin besar? • Apakah karena inkompetensi pemilih? Pemilih yang umumnya berpendidikan rendah, kurang • mengikuti berita, dan berpendapatan rendah, tidak mampu menilai dan membedakan kekurangan dan kelebihan tokoh, dan SBY sebagai incumbnet diuntungkan oleh keadaan ini? Bila ini benar maka pemilih SBY akan lebih banyak dari warga yang berpendidikan rendah, berpendapatan rendah, dan yang kurang mengikuti berita.

  • Apakah karena tokoh-tokoh yang muncul lebih buruk dari SBY? SBY, still the lesser evil figure? Apakah karena tokoh-tokoh potensial untuk menjadi calon presiden belum tersosialisasi, • terutama dengan visi dan misinya? Apakah karena kinerjanya dinilai baik, tapi kemudian cenderung memburuk? •
  • Apakah karena keseimbangan/tidak bias wilayah desa-kota, jawa-Bali-luar jawa-Bali sehingga SBY mempunya peluang luas untuk dipilih?

PEMILIH SBY TIDAK KOMPETEN?

  • Jarang baca berita di koran
  • Jarang menonton berita di TV
  • Berpendidikan SLTA ke bawah
  • Berpendapatan di bawah kuantil tertinggi?

  Sikap elektoral menurut ekspos pada media massa (%) SBY Mega Amin Wiranto JK Sutiyoso Belum tahu Semua warga 35,5 28,0 6,5 7,0 5,0 1,0 17,0

  Biasa baca berita di koran 46,0 17,0 11,0 7,0 3,0 2,0 14,0 Nonton berita TV tiap hari 34,0 28,5 7,0 8,0 4,0 2,0 17,0

  Sikap elektoral pada warga berpendapatan dan berpendidikan tinggi (%) Belum SBY Mega Amin Wiranto JK Sutiyoso tahu Semua warga 35,5 28,0 6,5 7,0 5,0 1,0 17,0

  Pernah kuliah atau lebih tinggi 34,0 13,0 11,0 8,0 4,0 6,0 25,0 Pendapatan di atas 2 juta 41,0 18,0 8,0 6,0 3,0 3,5 21,5

  Temuan Warga yang punya sikap elektoral positif pada SBY dibanding pada tokoh lain, •

cenderung berasal dari kelompok yang lebih terpelajar, yang berpendapatan

lebih baik, dan yang biasa mengikuti berita-berita lewat koran dan TV. Pemilih SBY lebih banyak yang kompeten, dan karena itu pilihan terhadapnya, •

dibanding pada tokoh yang lain, bukan karena “ditipu.” Mereka cukup mampu

membuat pertimbangan dan melakukan perbandingan terhadap tokoh-tokoh

yang potensial bersaing dalam pemilu 2009.

  Sebaliknya, pemilih yang kurang kompeten lebih banyak yang tidak memilih SBY • ketimbang yang kompeten.

  Mengapa yang kompeten lebih cenderung memilih SBY ketimbang tokoh lain? •

TOKOH YANG KURANG BURUK DILIHAT DARI KUALITAS KEPRIBADIAN SEORANG PEMIMPIN?

  • Buruk atau kurang buruk dilihat dari penilaian atas kualitas kepribadiannya sebagai seorang pemimpin dibandingkan dengan tokoh yang lain:
  • kompetensi (pintar)
  • integitas (jujur/bisa dipercaya)
  • empati (perhatian pada rakyat/orang lain
  • ketegasan (decisiveness) (tegas dalam memimpin dan dalam mengabil keputusan).

  Kualitas kepemimpinan

  • Kompetensi: Pintar,
  • Integritas: Bisa dipercaya/jujur, bersih
  • Empati: Perhatian pada rakyat
  • Decisiveness: Mampu mengambil keputusan dengan tegas

  Penting atau tidak penting sifat-sifat kepemimpinan berikut untuk seorang presiden (%) Cukup Kurang Tidak Tidak Sangat penting penting penting penting tahu Pintar

  62,0 33,0 4,0 0,0 1,0 Bisa dipercaya/jujur 78,0 21,0 0,0 0,0 1,0 Perhatian pada orang lain 75,0 24,0 0,0 0,0 1,0 Tegas/mampu mengambil keputusan 69,0 30,0 1,0 0,0 0,0

  Yang paling penting dari empat kualitas kepemimpinan berikut: (%) Pintar

5 Tegas/mampu mengambil

  9 kepeutusan dengan tegas Perhatian pada rakyat

  24 Jujur/bisa dipercaya

  62

  Siapa yang paling bisa memenuhi kriteria kualitas personal bagi pemimpin nasional dari tokoh-tokoh berikut?

  • Tokoh nasional: SBY, JK, Megawati, Amin Rais, Wiranto, Sutiyoso, dan Sri Sultan.
  • Siapa yang lebih mampu mengatasi masalah paling mendesak?
  • Siapa yang lebih bisa dipercaya/jujur?
  • Siapa yang lebih perhatian?
  • Siapa yang lebih tegas?
  • Siapa yang lebih pintar?

  Tokoh yang dinilai lebih mampu dalam mengatasi masalah paling mendesak (%) 16,5

1 Tidak tahu Sama saja Nama lain SBY Megawati Amin JK Wiranto Sultan Sutiyoso

  4

  35

  22

  6 5,5

  5

  5

  Tokoh yang dinilai … (%) 16,0 14,0 3,0 1,0 3,0 3,5 4,0 15,0 14,0 26,0 Lebih pintar 12,0 10,0 2,0 3,0 2,5 11,0 3,0 7,0 15,0 34,0 Lebih tegas 12,0 11,0 1,5 1,0 5,0 3,0 4,0 5,0 23,0 35,0 Lebh perhatian pada rakyat

  15,0 13,5 2,0 0,5 6,0 3,0 4,0 8,0 18,0 30,5 Lebih bisa dipercaya

  Tidak tahu Sama saja

  Nama lain Sutiyoso Sultan Wiranto JK Amin Megawati SBY

  Persentase rata-rata dan rangking kualitas kepemimpinan sejumlah tokoh menurut penilaian rakyat yang punya hak pilih

  50

  40

  32

  30

  21

  20 8,5

  10

  5

  5

  4

  4

  4

  4

  4

  3

  2

  1

  1 SBY Mega Amin Wiranto JK Sultan Sutiyoso % Rangking

  Temuan:

  Empat karakteristik personal bagi seorang pemimpin, yakni pintar, jujur/bisa dipercaya, • perhatian ada rakyat, dan tegas, dinilai sangat atau cukup penting oleh warga. Tapi kalau dibuat urutan skala yang lebih penting dari keempat sifat itu, maka jujur/bisa • dipercaya adalah karakteristik pertama yang harus dimiliki seorang pemimpin. Urutan kedua adalah perhatian pada rakyat. Urutan ketiga tegas. Dan urutan terakhir pintar. Kesan “jujur” dan “perhatian pada rakyat” sebagaimana dipersepsikan oleh publik harus • dimiliki oleh setiap tokoh yang ingin punya kekuatan elektoral besar.

  • Dipimpin oleh orang yang jujur bagi rakyat lebih penting dari pada dipimpin orang pintar atau orang tegas. Di antara tokoh-tokoh yang dinilai warga, SBY di mata publik unggul untuk semua kualitas • kepribadian pemimpin tersebut. Urutan kedua Mega, dan ketiga Amin. • Sementara Wiranto, JK, dan Sultan sama-sama pada urutan keempat. • Sutiyoso pada urutan kelima atau terakhir. •
  • Jadi, kekuatan elektoral SBY cukup konsisten dengan penilaian warga atas kualitas kepribadiannya sebagai pemimpin.

KINERJA SBY DAN PEMERINTAH SECARA UMUM

  • Kepuasan terhadap kerja SBY sebagai Presiden • Evaluasi warga terhadap kondisi ekonomi nasional tahun ini dibanding tahun lalu.
  • Evalusi warga terhadap upaya pemerintah menanggulangi sejumlah masalah penting.

  Kepuasan publik atas kinerja Presiden dan Wakil Presiden

  80

  80

  75

  77

  71

  67

  67

  70

  69

  64

  65

  65

  63

  64

  65

  

58

  60

  63

  58

  56

  56 55,5

  62

  55

  61 54,5

  54

  59

  58

  55

  56

  54 49,7

  50

  53

  52

  51

  50

  49

  49

  45 46,9

40 Nov' 04 Jan' 05 Apr' 05 Jul' 05 Sept' Des' 05 Jan' 06 Mar' 06 Agu' Okt' 06 Nov' 06 Des'06 Feb' 07 Mar' 07 Mei' 07 Juli' 07 Okt' 07

  05

  06 SBY JK

RATA-RATA PER TAHUN KEPUASAN DENGAN KINERJA PRESIDEN (%)

  100

  90

  80

  80

  65

  70

  59

  60

  54

  50

40 Nov' 04 Okt' 05 Okt' 06 Okt' 07

  Kepuasan dan ketidakpuasan menurut sejumlah kelompok sosio-demografi (%) 100

  80

  72

  62

  60

  54

  51

  49

  46

  44

  38

  40

  28

  24

  20

8 Desa Kota Jawa-Bali Luar Jawa-Bali Puas Tidak puas Selisih

  Kepuasan dan ketidakpuasan menurut sejumlah kelompok sosio-demografi (%)

  14,0 43,0 57,0 Jarang baca koran 34,0 33,0 67,0 Membaca koran secara teratur 18,0 41,0 59,0 Kelompok berpendapatan menengah dan rendah 28,0 36,0 64,0 Kelompok berpendapatan teratas 18,0 41,0 59,0 Berpendidikan menengah dan bawah 22,0 39,0 61,0 Berpendidikan tinggi

  Selisih Tidak puas Puas

  Temuan: Meskipun masih di atas 50%, dalam 3 tahun terakhir, kepuasan publik atas •

kinerja SBY sebagai presiden cenderung menurun, dari 80% pada November

2004 ke 54% tahun 2007. Terjadi penurunan sekitar 26%. Dalam banyak kasus kepuasan atas kepala daerah, masyarakat Indonesia • umumnya cukup murah dalam memberikan nilai positif, dalam menyatakan puas terhadap kinerja pejabat publik meskipun kinerjanya untuk bidang-bidang yang urgen dinilai negatif, dan sikap elektoral mereka terhadap pejabat publik tersebut jauh lebih rendah. Tingkat kepuasan yang masih di atas 50% harus didiscount, dan yang penting • dilihat kecenderungannya. Dalam hal ini kepuasan pada kinerja SBY kecenderungannya menurun, dan ini peringatan pemilih pada SBY, dan ini celah yang dapat berdampak negatif terhadap sentimen elektoral pada SBY.

  • • Penurunan kepuasan ini sejalan dengan penurunan sentimen elektoral pada SBY,

    dari 47% pada Oktober 2006 menjadi 33% pada Oktober 2007.

KINERJA UNTUK SEJUMLAH MASALAH PENTING

  

Prioritas Masalah yang harus mendapat perhatian

dalam kepemimpinan nasional Satu masalah yang paling mendesak: Top of mind: • Prioritas masalah pertama yang harus segera mendapat perhatian • pemimpin nasional: Biaya kesehatan yang kurang terjangkau, biaya pendidikan yang kurang terjangkau, keamanan dan ketertiban, korupsi di pemerintahan, pembangunan jalan-jalan raya, pengangguran dan kemiskinan, persatuan nasional, pelayanan kantor pemerintahan yang lambat dan mahal.

  Urutan masalah yang paling mendesak untuk ditanggulangi pemimpin nasional (%)

  48

  17

  13

  8 4,5

  

4

  

4

1,5 Pengangguran dan kemiskinan Pendidikan Kesehatan Korupsi Pelayanan kantor pemerintahan Pembangunan jalan-jalan Keamanan dan ketertiban Persatuan nasional

  Keadaan ekonomi nasional tahun ini dibanding tahun lalu, Sep-Okt 2007 (%)

  33

  29

  28

  4

  3

  2 Jauh lebih Lebih buruk Sama Lebih baik Jauh lebih Tidak tahu buruk baik

  Kondisi ekonomi nasional

Keadaan ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu ...(%)

  60

  53

  50

  50

  47

  41

  41

  42

  43

  38

  37

  37

  35

  40

  38

  33

  29

  33

  28

  29

  32

  35

  36

  32

  30

  31

  24

  23

  32

  31

  28

  29

  22

  26

  20

  25

  24

  

24

  22

  23

  23

  21

  22

  15

  10

  10

  7

  7

  6

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  4

  3

  7

  4

  4

  5

  5

  7

  06

  05

  03 ' 05 i 0 ' 05 ' 06

  ' 0 t 07 s'0 s' t' 0 t' 0 v' n' kt' pr re Jul

  Jul ept ept De Ja O Ok A

  Ok No De S S

  Ma Lebih baik Sama Lebih buruk Tidak tahu

  Kondisi ekonomi nasional Keadaan ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu ...(%)

  50

  41

  47

  38

  40

  43

  32

  33

  36

  29

  30

  29

  24

  22

  31

  28

  23

  20

  24

  10

  7

  6

  5.4

  5.2

  5

  4.8

  5

  4.5

  4 Okt' 03 Okt' 04 Okt'05 Okt'06 Okt'07 Lebih baik Sama Lebih buruk Tidak tahu Pertumbuhan ekonomi nasional

  Evaluasi retrospektif atas kondisi ekonomi nasional secara umum

Keadaan ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu "lebih baik"

(%)

  50

  40

  31

  

29

  30

  24

  20

  10 6 5,4 5,2 Okt'05 Okt'07 '2007

  Lebih baik Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun dan perkiraan 2007

  Kondisi ekonomi di beberapa wilayah menurut LSI dan SUSENAS BPS (%)

  25 22 19,2

  20 15 14,2

  15

  11 LSI

  10 Susenas 5,6

  5

  • -0,45 Jawa-Bali Sumatra Kalimantan Sulawesi-NT-
  • 5

  Maluku -5

  • 10 Susenas: selisih pengeluaran rumah tangga 2006 dibanding 2007.

  LSI: opini selisih yang menyatakan keadaan ekonomi nasional tahun ini lebih baik dan yang menyatakan lebih buruk dibanding tahun lalu.

  Kinerja pemerintah Kinerja pemerintah di bidang ekonomi dalam penilaian publik tidak banyak • mengalami kemajuan dalam tiga tahun terakhir. Kalaupun ada kemajuan, masih terlalu kecil dibanding dengan ekspektasi warga yang sangat tinggi. Ekonomi memang tumbuh dari 5,4% pada tahun 2005 ke sekitar 6% pada tahun •

2007. Sejalan dengan itu, secara umum sentimen publik juga semakin positif

dalam kurun waktu yang sama terhadap kondidi ekonomi nasional. Yang menyatakan keadaan ekonomi nasional tahun ini lebih baik dibanding tahun •

lalu meningkat dari 24% pada Oktober 2005 ke 31% pada Oktober 2007. Tapi

peningkatan ini masih terlalu sedikit, dan tidak cukup untuk membendung penurunan tingkat kepuasan publik pada kinerja Presiden.

KINERJA PEMERINTAH UNTUK

  

ISU-ISU SOSIAL-EKONOMI-POLITIK

LEBIH KHUSUS

  Kerja pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah berikut “Baik” atau “Sangat Baik,” Okt. 05 – Okt. 07 (%)

  45

  

43

  42

  40

  33

32 Okt' 05

  30

  30

  27

  27 Okt' 06

  24 Okt' 07

  20 Mengurangi Mengurangi mengendalikan harga Menjamin kemiskinan pengangguran sembako ketersediaan BBM

  

Hasil kerja pemerintah dalam menangani permasalahan berikut … (%)

  69

  Mengatasi konflik Papua Menangani masalah GAM Menindaklanjuti kesepahaman dengan GAM di Helsinki

  57 Mengatasi Kriminalitas Memberantas Perjudian Memberantas Korupsi Melindungi TKI

  63

  57

  39

  45

  69

  71

  63

  62

  77

  56

  55

  72

  72

  66

  76

  58

  51.5

  65.1

  76

  Okt' 05 Okt' 06 Okt' 07 Lanjutan …

  Lanjutan …

  85

  80

  79

  80

  75

  74

  75

  70

  69

  70

  67

  66 Okt' 05

  65

  61 Okt' 06

  60 Okt' 07

  55

  50

  45

  40 Pendidikan Kesehatan Pemberdayaan perempuan

  Temuan: Sejalan dengan menurunnya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja SBY, • penurunan juga terjadi dalam penilaian publik atas kinerja pemerintah di sejumlah sektor penting dalam 3 tahun terakhir. Di bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat penurunan kinerja pemerintah di • mata publik terjadi dalam penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, dan pengendalian harga sembako.

  • Sementara penilaian publik di bidang pendidikan dan kesehatan secara umum tidak banyak mengalami perubahan. Di bidang Polhukam juga banyak mengalami kemunduran, terutama dalam • pemberantasan korupsi, yang merupakan isu sensitif dan telah menjadi andalan SBY. Semua ini merupakan sumber dari menurunnya kepuasan publik atas kinerja • presiden, dan sumber dari menurunnya sikap elektoral publik terhadapnya.
  • Pada akhirnya semua ini membuka ruang lebih lebar bagi seorang pemimpin alternatif. Tapi sampai hari ini tokoh alternatif ini belum muncul.

  KESIMPULAN

  • Warga Indonesia dewasa pada umumnya menilai bahwa pembicaraan tentang pemilu presiden tahun 2009 penting, dan cukup besar yang mengikuti isu

    tersebut, dan bahkan membicarakannya sesama mereka. Warga tidak pesimis,

    tidak apatis terhadap masalah kepemimpinan nasional.
  • Bila pemilihan presiden diadakan sekarang, SBY masih menjadi pilihan paling

    banyak warga ketimbang tokoh lain. Kalau SBY harus berhadapan dengan JK

    atau Megawati, kemungkinan ia akan unggul kembali.
  • • Namun demikian sikap elektoral warga terhadap SBY ini secara perlahan, dalam

    3 tahun terakhir, cenderung menurun ketika warga diberikan pilihan lebih banyak.
  • Sumber dari penurnan ini adalah kinerja presiden dan pemerintahannya yang

    dinilai semakin kurang baik dalam tiga tahun terakhir ini. Kepuasan terhadap

    kinerja SBY menurun dari 80% pada akhir 2004 ke 54% pada Akir 2007 ini.

  KESIMPULAN

  • • Penurunan kepuasan ini terutama terjadi pada warga yang tinggal di perkotaan,

    di pulau Jawa-Bali, dan di kelompok kelas menengah ke bawah. Kelompok

    demografi ini nampaknya yang paling terkena dampak negatif dari lambannya

    pertumbuhan ekonomi. Dan jangan lupa bahwa kelompok tersebut merupakan

    pemilih dengan jumlah paling besar, dan karena itu akan menjadi ancaman terhadap kelangsungan kepemimpinan SBY tahun 2009 nanti bila muncul alternatif lebih baik di mata rakyat.
  • Namun demikian belum muncul tokoh yang relatif lebih mampu menyatukan aspirasi pemilih hingga aspirasi tersebut seimbang dengan kekuatan SBY sekarang.
  • Pemilih masih tercerai berai oleh banyaknya tokoh, dan belum ada satupun di antara tokoh itu yang meyakinkan publik untuk mengalahkan SBY.

  KESIMPULAN

  • Kalau SBY sekarang masih yang paling kuat dibanding tokoh yang lain, bukan

    karena kinerjanya yang bagus tapi karena belum muncul alternatif yang dinilai

    kurang buruk dibanding SBY. SBY nampaknya masih dipandang sebagai a lesser evil figure dibanding figur-figur yang lain yang sudah muncul.
  • Semua tokoh yang beredar sekarang, yang disebut-sebut akan maju dalam pemilu presiden 2009, menurut rakyat, masih jauh di bawah SBY terutama dalam soal kualitas kepemimpinan. Ini menandakan bahwa kita sekarang sedang

    menghadapi kebuntuan dalam mencari pemimpin yang kurang buruk dibanding

    SBY. Kebuntuan ini harus diterobos.
  • Mengapa yang muncul hanya pensiunan, yang track-record-nya tidak cukup

    menonjol? Apakah memang tidak ada anak bangsa yang lebih muda, dan punya

    track-record yang cukup baik, dari sekitar 150 juta warga dewasa?

  KESIMPULAN

  • • Dua tahun memang terlalu lama untuk mengkampanyekan para pensiunan untuk

    menjadi presiden. Tapi tidak terlalu lama untuk menjaring figur-figur yang lebih