Evaluasi Kinerja Pemerintahan SBY Boediono Rilis LSI September 2010
AKUNTABILITAS POLITIK:
EVALUASI PUBLIK ATAS PEMERINTAHAN
SBY BOEDIONO SBY-BOEDIONO
Temuan Survei Nasional
Agustus 2010 Agustus 2010
Latar Belakang Latar Belakang Demokrasi secara prinsip mengutamakan peran sentral publik atau masyarakat Demok asi seca a p insip meng tamakan pe an sent al p blik ata mas a akat dalam proses politik. Oleh karena itu, pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahan yang mengakomodasi partisipasi publik dalam setiap proses pembuatan kebijakan.
Dalam leksikon ilmu politik, pertautan antara publik dan pemerintah diberi label
fungsi representasi. Namun, proses pembuatan kebijakan publik (atau absennya
sebuah kebijakan publik) untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang munculdalam masyarakat adalah sebuah mata rantai panjang yang melibatkan berbagai
institusi politik, mulai dari partai politik, parlemen, menteri atau kabinet hingga presiden. Dalam praktiknya, konsep representasi itu bisa dipilah dan diberi label yang
berlainan yang kerap dipertukarkan. Responsiveness adalah situasi dimana publik berlainan yang kerap dipertukarkan Responsiveness adalah situasi dimana publik
memberikan sinyal tentang pilihan politiknya dan partai politik memberikan tanggapan berupa paket kebijakan. Mandat adalah situasi dimana publik memberikandukungan mayoritas ke sebuah paket kebijakan untuk dieksekusi oleh pemenang
p pemilu. Ada pun akuntabilitas adalah situasi dimana publik mengevaluasi proses p p g p implementasi kebijakan itu serta menuntut pertanggungjawaban pemerintah.Latar Belakang Latar Belakang Dengan kata lain, dimensi representasi politik mencakup hubungan antara Dengan kata lain dimensi ep esentasi politik mencak p h b ngan anta a
masyarakat dengan partai, antara partai dengan parlemen dan pemerintah, dan
antara pemerintah dengan masyarakat. Setiap lembaga itu tentu bisa dan boleh merumuskan kriterianya sendiri untuk p g y
mengukur derajat keberhasilan kinerjanya. Namun pada akhirnya evaluasi publik
adalah cara penting untuk mengukur tingkat keberhasilan (atau kegagalan) pemerintah karena publiklah yang akan dikenai dampak sebuah kebijakan. Isu akuntabilitas karena itu menjadi isu penting di pemerintahan yang demokratis. Pertanyaannya, bagaimanakan penilaian publik atas kinerja lembaga-lembaga pemerintahan selama ini? Lebih spesifik lagi, bagaimana mereka mengevaluasi kinerja presiden dan wakil presiden yang memegang peran utama dalam pemerintahan? Bagaimanakah evaluasi mereka atas upaya penanganan pemerintah pemerintahan? Bagaimanakah evaluasi mereka atas upaya penanganan pemerintah terhadap isu-isu mutakhir?
Sejauh mana faktor-faktor demografis mempengaruhi penilaian publik atas kinerja pemerintah? Sama pentingnya, benarkan evaluasi publik tersebut dipengaruhi sikap
partisanship mereka? Dan, apakah sikap dan evaluasi mereka membawa dampak i hi k ? D k h ik d l i k b d k
elektoral?Pengukuran Pengukuran Studi ini memfokuskan pada aspek akuntabilitas, yakni evaluasi publik atas tiga lembaga: pemerintah secara umum, presiden, dan wakil presiden. Ketiga-tiganya adalah lembaga terpenting dalam proses presiden Ketiga tiganya adalah lembaga terpenting dalam proses pengambilan dan eksekusi kebijakan publik.
Pengukuran dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, studi ini melacak
penilaian publik kinerja pemerintah secara umum pada sektor sektor penilaian publik kinerja pemerintah secara umum pada sektor-sektor
utama kehidupan publik tanpa mengaitkannya dengan isu yang spesifik.Kedua, secara khusus, studi ini melacak penilaian publik atas kinerja pemerintah dalam menangani dua masalah mutakhir: kasus ledakan tabung kompor gas dan kebijakan tarif dasar listrik (TDL). tabung kompor gas dan kebijakan tarif dasar listrik (TDL)
Untuk mengidentifikasi apakah faktor-faktor demografis membawa
pengaruh dalam proses evaluasi tersebut, studi ini melakukan tabulasi
silang antara faktor faktor tersebut dengan penilaian mereka atas kinerja silang antara faktor-faktor tersebut dengan penilaian mereka atas kinerja pemerintah, presiden, dan wakil presiden.Pengukuran Pengukuran
Faktor partisanship umumnya juga dianggap sebagai faktor penting yang
mewarnai kecenderungan evaluatif publik terhadap kinerja pemerintah.
Mereka yang menjadi pendukung partai pemerintah umumnya memiliki Mereka yang menjadi pendukung partai pemerintah umumnya memiliki
predisposisi positif terhadap kinerja pemerintah. Untuk mengidentifikasi
pengaruh sikap partisan ini, pilihan partai diperlakukan sebagai variabel
kontrol atas evaluasi publik. Secara teoritik, evaluasi publik atas kinerja pemerintah yang bersifat retrospektif ini akan membawa dampak elektoral. Untuk mengukur dampak elektoral, data tentang pilihan publik atas partai politik juga digali dan disajikan.
Data D t
Data utama yang digunakan dalam studi ini adalah data survei yang
dilakukan pada Agustus, 2010. Untuk melacak kecenderungan antar waktu, data-data survei LSI sebelumnya juga dimanfaatkan.
Survei ini dibiayai oleh Yayasan Pengembangan Demokrasi Indonesia
(YPDI), yang menaungi Lembaga Survei Indonesia (LSI).Metodologi M t d l i Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak P l i i i i d l h l h I d • i h k pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Sampel: Sampel asal sebanyak 1.850 dipilih dengan teknik multistage • Sampel: Sampel asal sebanyak 1 850 dipilih dengan teknik multistage • random sampling. Jumlah sampel akhir yang dapat dianalisis, dengan response rate (berhasil diobservasi) sekitar 99% (berarti sangat baik) adalah 1.829 responden. Berdasar jumlah sampel ini, diperkirakan margin of error sebesar +/-2.8% pada tingkat kepercayaan 95%. of error sebesar +/ 2 8% pada tingkat kepercayaan 95% Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang • telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden terdiri hanya dari 10 responden Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar • 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Waktu wawancara lapangan Agustus 2010. •
Prosedur Multistage Random Prosedur Multistage Random Sampling dalam pemilihan sampel Stratifikasi 1 = populasi dikelompokan menurut provinsi,
dan masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih di masing-masing provinsi. o a pe d as g as g p o s Stratifikasi 2: populasi dikelompokan menurut jenis
kelamin: 50% laki-laki, dan 50% perempuan.
Stratifikasi 3: populasi dikelompokan ke dalam kategori
yang tinggal di pedesaan (desa, 60%) dan perkotaan
( (kelurahan, 40%). , )Lanjutan…
Cluster 1: Di masing-masing provinsi ditentukan jumlah
pemilih sesuai dengan populasi pemilih masing-masing
provinsi. Atas dasar ini, dipilih desa dan kelurahansecara random sebagai primary sampling unit. Berapa
desa atau kelurahan? Tergantung jumlah pemilih dimasing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa
dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara di ilih 10 ilih (5 l ki l ki d5 ) random. Bila di Jawa Barat prosentase pemilih 17%, dan di NTB 2%, maka kalau di Jabar dipilih 17 desa/kelurahan, di NTB dipilih hanya 2 desa/kelurahan, dst. di NTB dipilih hanya 2 desa/kelurahan dst Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian
didaftar populasi RT atau yang setingkat. Kemudian p p y g g
dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masing-
masing RT akan dipilih secara random dua Keluarga.Lanjutan… Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi
keluarga didaftar, kemudian dipilih secara random 2
keluarga. Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar seluruh anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki
atau perempuan, dan kemudian dipilih secara random
siapa yang akan menjadi responden di antara mereka. k d d d k Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah
responden perempuan, maka pada keluarga berikutnya p p p , p g y
harus laki-laki.Flowchat penarikan sampel Fl h t ik l Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional
Prov k Prov 1 Desa/kelurahan di tingkat Provinsi dipilih secara random dengan
… … jumlah proporsional
Ds 1 … Ds m Ds 1 … Ds n Ds 1 Ds n RT1 RT2 RT3 …. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5
RT dengan cara random Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK
KK1 KK2 Di KK terpilih dipilih secara random
Laki-laki Perempuan Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan
Validasi Sample Validasi Sample
PROFILE DEMOGRAFI RESPONDEN PROFILE DEMOGRAFI RESPONDEN
KATEGORI LSI BPS KATEGORI LSI BPS GENDER AGAMA
Laki-laki
50.0
50.0 Islam
87.4
88.2 Perempuan
50.0
50.0 Katolik/Protestan
8.8
8.9 DESA-KOTA Lainnya
3.8
2.9 Pedesaan
60.5
59.4 ETNIS Perkotaa
39.5
40.6 Jawa
43.5
41.6 Sunda Sunda 16.7 16 7 15.4 15 4 Melayu
5.1
3.4 Madura
3.8
3.4 Bugis
2.9
2.5 Betawi
1.8
2.5 Minang
2.9
2.7 Lainnya
23.2
28.5
PROFILE DEMOGRAFI RESPONDEN PROFILE DEMOGRAFI RESPONDEN
KATEGORI LSI BPS KATEGORI LSI BPS KATEGORI LSI BPS KATEGORI LSI BPS
PROVINSI
2.0
2.0 BALI
1.5
1.5 SUMATERA UTARA
5.8
5.8 NTB
2.0
2.0 SUMATERA BARAT
NAD
SUMATERA BARAT
2.0 PROVINSI
0.5 DI YOGYAKARTA
3.4 DKI JAKARTA
3.3
3.3 SULAWESI TENGGARA
0.9
0.9 JAWA BARAT 17 2 17 2 GORONTALO 0 4 0 4 JAWA BARAT
17.2
17.2 GORONTALO
0.4
0.4 JAWA TENGAH
14.8
14.8 SULAWESI BARAT
0.5
1.5
0.6 SELAWESI SELATAN
1.5 MALUKU
0.6
0.6 JAWA TIMUR
16.4
16.4 MALUKU UTARA
0.5
0.5 BANTEN
4.1
4.1 PAPUA
1.4
1.2 IRJABAR -
0.3
2.1
3.4
0.6
2.0
3.3
2.1
2.1 NTT
2.0
2.0 RIAU
2.2
2.2 KALIMANTAN BARAT
1.9
1.9 JAMBI
1.3
1.3 KALIMANTAN TENGAH
0.9
0.9 SUMATERA SELATAN
3.3 KALIMANTAN SELATAN
1.1 KEPULAUAN RIAU
1.5
1.5 BENGKULU
0.8
0.8 KALIMANTAN TIMUR
1.4
1.4 LAMPUNG
3.3
3.3 SULAWESI UTARA
2.1 NTT
1.0 BANGKA BELITUNG
0.5
0.5 SULAWESI TENGAH
1.1
1.0
Kondisi Indonesia Secara Umum S U
Keadaan politik nasional, keamanan dan ketertiban,
penegakan hukum, keadaan ekonomi nasionalKondisi politik Kondisi politik secara nasional sekarang (%) P Akhi T h
23
7
13
8
11
2 0 S e da ng B uruk T ida k t a hu
22
25
24
9
27
17
15
13
23
15
23
10
9
17
6 Se p '0
09 Jan '10 Mar '10 Au g '1 .
9 Ju l'
9 Mar '09 Ap r'
08 Fe b '0
8 D es'
8 Ok t'
7 Se p '0
5 Se p '0
10
4 Se p ' 0
4 Se p '0
p ril'
9
11
8
8
9
17
19
5 0 2009 Per Akhir Tahun
39
29
40
27
35
34
37
37
38
28
28
29
39
34
37
37
32
2010 2008
34
27
21
31
23
27
28
26
20
3 0 4 0 B a ik S e da ng
39
40
29
37
35
34
34
30
37
29
29
10 A
Keadaan keamanan dan ketertiban Keadaan keamanan dan ketertiban secara nasional sekarang (%) 2008 2008 Per Akhir Tahun
2010 2009 8 0
69
67
7 0
60
60
59
59
59
59
59
59
59
59
58
57
57
6 0
55
55
55
52
5 0 B a ik S e da ng S d 4 0 B uruk
31
30
29
28 T ida k t a hu
27
26
26
3 0
25
24
23
23
22
22
20
20
18
15
15
2 0 2 0
15
15
14
14
13
13
12
11
10
10
10
10
10
9
10
6
6
5
5
5
4
4
3
3
3
3
2
2
2
9
5
6
7
8
8
9
9
08
09
09
1 '10 '0 '0 '0 '10 ' 0 i' l' t' r' r' r' b' g p p p p
Ju Ok Fe Ap Me Jan Se Se Se Des' Ma Ma Au Se .
Kondisi penegakan hukum Kondisi penegakan hukum secara nasional sekarang (%) P 2009 2010 Akhi T h
6
5
7
7
8
7
7
6
11
5
15
11
10
15
14
14
2 0 3 0 S e da ng B uruk T ida k t a hu
5
5
18
8 Ok t'
1 .
09 Jan '10 Mar '10 A ug'
9 Ju l'
9 Mei '09 J un'
9 Mar '09 Ap r'
08 Fe b'
8 D es'
7 Se p '0
9
6 Se p '0
5 Se p '0
p ' 0
14
18
18
6
5
22
23
59
43
37
4 0 5 0 B a ik S e da ng
37
46
48
41
46
43
34
37
54
49
41
Per Akhir Tahun
6 0 7 0 2009 2010 2008
59
61
35
30
18
37
22
31
33
34
28
26
30
29
23
32
32
30
20
22
26
25
24
10 Se
Kondisi ekonomi nasional sekarang 7 0 Kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu (%)
3 k t '
5 p t '
5 e s '
5 p t '
5 u n '
4 p r '
4 e s '
e p '
6 p r '
2
7
8
5
4
4
6 e s '
7 u n '
5
9 pr '0
10 ar '1 u g'
9 a n'
9 o v'
9 J ul'
9 u n'
9 M ei '0
9 ar '0
7 e p '
8 b '
8 e s '
8 k t '
8 e p '
8 u n '
7 p r '
7 e s '
6
5
51
18 2 1 2 4
8
7
8
7
10
7
19 2 1 2 6 2 4 2 5 2 5 2 6 2 6 2 3 2 3 2 2 2 7 2 1 2 1
15 2 8
17 2 5 2 4 2 2 2 3 2 2 2 5 2 2
58 5 0 6 0 7 0 Le bih ba ik S a m a Le bih buruk T ida k t a hu 2 9 3 3 2 8 3 1 3 1 3 2 3 8 3 9 4 2 3 3 4 0 3 9 2 9 3 3 3 1 3 1 3 0 3 5 4 3 3 8 4 2 3 2 4 5 4 9 4 4 4 0 3 7 3 1 3 0 3 1 3 4 3 1 2 9 3 7 3 6 3 8 3 5 3 2 2 8 4 1 2 9 3 2 4 7 3 7 3 0 4 0 2 3 2 3 2 8 2 7 2 4
50 4 9
53
56
52
7 2 2 2 4 2 6 2 4
10 2 0
7
4
6
6
5
4
8
6
5
5
5
6
7
5
7
5
5
1 S e O k D e A p J u Se p D e Se p D e A p J u S e D e A p J u S e O k D e Fe M A M J u J N o J a M A u .
Paralel antara persepsi ekonomi Paralel antara persepsi ekonomi nasional dengan tingkat inflasi (%)
21
6
6
7
7
6 6 6
24
18
7
12 ekonomi nasional: sekarang lebih buruk dari tahun lalu 28 29 27 21 21
10
8
40
30
7
8
7
7
11
2
9 an '1 M ar '1 Jul '1
9 ov '0
9 Jul '0
9 M ei '09 u n'
9 A pr'
10 e p '03 kt '04 e s '04 p r '05 u n '05 p t '05 es '05 p t '06 e s '06 p r '07 u n '07 e p '07 e s '07 p r '08 u n '08 e p '08 kt '08 e s '08 e b '09 M ar '0
6 tahun lalu Inflasi Tahunan (sumber: BPS)
6
4
20
10
6
2 4 3
3
4
9
12
17
15
16 persepsi kondisi
14
12
60
50
12
17
37
58
49
50
53
47
18
70
41 28 29
32
12
31
11
9
9
7
8
34
37 31 30
47
40
44
45
32
42
38
43
2 Secara umum, persepsi terhadap kondisi ekonomi berkorelasi dengan tingkat inflasi. Ketika Inflasi tinggi, yang merasa ekonomi buruk juga cenderung tinggi, begitupun sebaliknya. S e O D e A p Ju Se p D Se p D e A p Ju S e D e A p Ju S e O D e F e M A M Ju J N J M J
TEMUAN
Penilaian masyarakat atas berbagai kondisi kehidupan nasional cukup bervariasi. Penilaian masyarakat atas berbagai kondisi kehidupan nasional cukup bervariasi Dalam bidang politik, misalnya, penilaian yang mengatakan bahwa kondisi politik
lebih baik dari sebelumnya sebesar 28%, meningkat dari yang sebelumnya
sebesar 26%. Sebaliknya, yang menilai bahwa kondisi politik lebih buruk sebesar 23%, penurunan yang agak besar dari sebelumnya yang sebesar 34%. 3%, p u u a ya g aga b sa da s b u ya ya g s b sa 3 %
Kelompok masyarakat yang menilai bahwa kondisi keamanan dan ketertiban
lebih baik dari sebelumnya jumlahnya menurun, dari 59% ke 55%. Pada saat
yang sama, mereka yang menilai bahwa kondisi keamanan dan ketertiban lebih buruk juga menurun. buruk juga menurun Temuan lain menunjukkan bahwa masyarakat yang menilai bahwa kondisi
penegakan hukum lebih baik jumlahnya menurun, dari 43% ke 35%. Namun
p pada saat yang sama mereka yang menilai bahwa kondisi penegakan hukum y g y g p g jumlahnya juga menurun dari 32% ke 29%.
Sementara untuk kondisi ekonomi, masyarakat yang menilai bahwa kondisi
ekonomi lebih baik dari sebelumnya jumlahnya menurun cukup besar, dari 39% ke 29%. Dan sebaliknya, yang menilai bahwa bahwa kondisi ekonomi sekarang ke 29% Dan sebaliknya yang menilai bahwa bahwa kondisi ekonomi sekaranglebih buruk jumlahnya meningkat pesat, sebesar 11%. Pernilaian publik atas
baik-buruknya kondisi ekonomi nampaknya paralel dengan naik-turunnya inflasi di tingkat nasional.ISU MUTAKHIR: TABUNG GAS,
Kepuasan atas Upaya Pemerintah Kepuasan atas Upaya Pemerintah
Menangani Ledakan Tabung Gas
- Apakah Ibu/Bapak pernah mendengar atau membaca berita tentang ledakan tabung gas p / p p g g g g yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia akhir-akhir ini? …(%)
- Jika pernah, apakah Ibui/Bapak sejauh ini sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali terhadap upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah ledakan
tabung gas tersebut? …(%) Tidak h
59.8
86.9 pernah, 9
“Jika pernah”
18.4 Ya, pernah,
1.0
17.4
17.1
4.7 Ya, pernah,
91 Sangat puas Cukup Puas Kurang puas Tidak puas sama sekali Tidak tahu/tidak jawab
Kepuasan atas Upaya Pemerintah Menanggulangi Ledakan Tabung Gas Menanggulangi Ledakan Tabung Gas Menurut Sosio-Demografi P Tid k TT/TJ Puas Tidak puas TT/TJ Pedesaan
DESA-KOTA PENDIDIKAN
73.6
1.3 PAN
79.1
3.0 PDIP
18.9
77.5
3.6 Golkar
27.3
69.6
3.2 PKB
26.0
70.4
3.6 PKS
7.0
91.8
10.3
10.7 PEMILIH PARTAI Demokrat
87.0
2.7 PPP
23.7
67.8
8.5 Gerindra
14.4
85.6
0.0 Hanura
24.1
75.9
0.0 Lainnya
23.0
77.0
0.0
17.9
74.9
6.1 Perkotaan
11.1
15.7
81.4
2.9 <=SD 22 9 70 4 6 7
<=SD
22.9
70.4
6.7 SLTP
17.8
77.1
5.1 SLTA
13.0
84.8
2.2 KULIAH
87.8
20.4
1.0 SUMATERA 18 8 77 5 3 7 WILAYAH
SUMATERA
18.8
77.5
3.7 JAWA+BALI
17.9
77.6
4.5 KALIMANTAN
13.8
82.4
3.8 SULAWESI
29.1
64.5
6.4 INDONESIA TIMUR
14.4
Sikap terhadap Kenaikan Sikap terhadap Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL)
Apakah Ibu/Bapak keberatan atau tidak keberatan dengan kenaikan harga listrik (Tarif
Dasar Listrik atau TDL)? …(%)
65.7
75 100
14.3 3 8
16.2
25
50
3.8 Tidak keberatan
asalkan pelayanan memuaskan Tidak keberatan jika diterapkan pada masyarakat yang Keberatan dengan alasan apa pun Tidak tahu/tidak jawab mampu
Sikap terhadap Kenaikan Tidak keberatan Tidak keberatan jika diterapkan pada Keberatan dengan Sikap terhadap Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) asalkan pelayanan memuaskan diterapkan pada kelompok masyarakat yang mampu Keberatan dengan alasan apa pun Tidak tahu/tidak jawab Pedesaan
11.3
55.0
1.9 PENDIDIKAN SUMATERA
18.7
16.3
56.4
8.6 JAWA+BALI
14.2
72.6
23.1
1.9 KALIMANTAN
16.9
22.1
59.3
1.7 SULAWESI
23.1
14.8
58.4
20.0
1.8 KULIAH
16.9
14.4
14.9
62.7
5.5 Perkotaan
15.2
13.4
70.3
1.1 DESA-KOTA <=SD
12.4
64.0
67.9
5.4 SLTP
12.2
18.5
66.5
2.8 SLTA
20.7
13.5
3.7 INDONESIA TIMUR 17 9 27 8 48 2 6 1 WILAYAH
INDONESIA TIMUR
27.8
76.6
72.8
5.2 PPP
19.9
8.5
70.5
1.1 Gerindra
12.4
7.4
3.7 Hanura
13.6
10.4
14.5
75.1
0.0 L i 15 0 19 5 59 9 5 6 Lainnya
15.0
19.5
59.9
5.6
8.4
4.2 PAN
17.9
2.3 Golkar
6.1 Demokrat
18.7
19.2
57.6
4.4 PDIP
16.6
8.3
72.8
19.2
65.9
16.1
62.6
2.2 PKB
13.5
12.8
70.6
3.1 PEMILIH PARTAI PKS
17.5
12.4
48.2
Setuju atau Tidak Setuju dengan: “Kenaikan TDL j j g untuk membantu Masy. yang Belum Mampu” Pemerintah menaikkan TDL bagi kelompokmasyarakat yang dinilai mampu, dengan Pemerintah menaikkan TDL bagi kelompokmasyarakat yang dinilai mampu dengan alasan untuk membantu kelompok masyarakat yang belum mampu atau belum mendapatkan listrik. Apakah Ibu/Bapak setuju dengan alasan pemerintah tersebut? …(%)
100
75
55.1
50
31.4
25
25
6.2
5.8
1.5 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak Tidak tahu/tidak
setuju t j jawab j b
Setuju atau Tidak Setuju dengan: “Kenaikan TDL
untuk membantu Masy yang Belum Mampu” S t j Tid k S t j TT/TJ untuk membantu Masy. yang Belum Mampu” Menurut Sosio-Demografi Setuju Tidak Setuju TT/TJDESA-KOTA PENDIDIKAN
63.7
1.3 PEMILIH PARTAI PAN
26.8
5.1 PDIP
63.0
33.1
4.0 Golkar
69.1
24.3
6.6 PKB
53.7
44.0
2.3 PKS
61.1
37.6
59.7
6.1 PEMILIH PARTAI Demokrat
33.0
7.3 PPP
45.5
48.2
6.3 Gerindra
63.2
36.8
0.0 Hanura
49.4
44.1
6.5 Lainnya
70.6
27.0
2.4
68.0
27.3
29.3
69.5
7.0 Perkotaan
57.8
38.3
3.9 <=SD 58 8 32 1 9 1
<=SD
58.8
32.1
9.1 SLTP
67.2
30.2
2.6 SLTA
59.4
38.0
2.7 KULIAH
29.5
Pedesaan
1.0 SUMATERA 61 9 30 6 7 6 WILAYAH
SUMATERA
61.9
30.6
7.6 JAWA+BALI
58.3
36.8
4.9 KALIMANTAN
74.4
19.0
6.6 SULAWESI
69.9
24.0
6.0 INDONESIA TIMUR
66.6 Temuan T Isu atau peristiwa ledakan tabung kompor gas yang kerap muncul di media massa nampaknya banyak diketahui oleh masyarakat. Proporsi dari mereka yang mengetahui peristiwa itu sangat besar: 91%. Artinya, 9 dari sepuluh orang tahu akan peristiwa tersebut. Artinya 9 dari sepuluh orang tahu akan peristiwa tersebut
Dari mereka yang tahu kabar tersebut, mayoritas menilai bahwa mereka kurang puas atau tidak puas sama sekali dengan cara penanganan masalah ledakan tabung gas. Persentase kedua kategori penanganan masalah ledakan tabung gas. Persentase kedua kategori ini mendekati 77%. Artinya, dari 10 orang yang mengetahui peristiwa ledakan tabung gas ini, kurang lebih 8 orang merasa kurang atau tidak puas dengan penanganan pemerintah.
Proporsi mereka yang kurang puas atau tidak puas itu di atas 70%
untuk masing-masing kategori tingkat pendidikan. Namun di sana juga terlihat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besarproporsi mereka yang kurang atau tidak puas sama sekali dengan proporsi mereka yang kurang atau tidak puas sama sekali dengan
respon pemerintah dalam menangani masalah ledakan tabung gas.
Temuan T
Secara umum, sikap partisanship tidak mewarnai evaluasi masyarakat atas cara penanganan pemerintah terhadap musibah ledakan tabung kompor gas. Tidak
peduli pilihan partainya, mayoritas mereka (di masing-masing partai) kurang
puas atau tidak puas sama sekali dengan pemerintah. Yang menarik, proporsi pemilih Partai Demokrat (79,1%) yang kurang puas atau tidak puas sama sekali justru lebih tinggi dari proporsi pemilih PDIP yang memberikan penilaian sama (77,5%). Dukungan politik mereka terhadap partai utama yang berada di pemerintahan tidak mengurangi penilaian negatif mereka utama yang berada di pemerintahan tidak mengurangi penilaian negatif mereka terhadap pemerintah dalam penanganan ledakan tabung kompor gas.
Sebaliknya, pemilih partai oposisi (PDIP) tidak lebih galak dibandingkan dengan pemilih Partai Demokrat.
Temuan menarik lainnya, proporsi pemilih PKS yang merasa kurang puas atau Temuan menarik lainnya proporsi pemilih PKS yang merasa kurang puas atau tidak puas sama sekali terhadap cara penanganan pemerintah adalah yang paling tinggi (91,8%), sementara pemilih Golkar proporsinya paling rendah (69,6%).
Variasi ini nampaknya lebih bisa diterangkan oleh faktor pendidikan dan asal
daerah ketimbang faktor partai atau sikap partisanship. g p p p pTemuan T Evaluasi masyarakat terhadap kebijakan tarif dasar listrik (TDL) terlihat tidak stabil. Ketika ditanyakan apakah mereka setuju terhadap kenaikan TDL, mayoritas menjawab tidak setuju dengan alasan apapun (65,7%) – meskipun dalam pilihan tersedia jawaban bahwa itu (65 7%) – meskipun dalam pilihan tersedia jawaban bahwa itu diterapkan pada kelompok yang mampu. Namun ketika rumusan pertanyaan diubah dengan wording “dengan alasan untuk membantu kelompok masyarakat yang belum mampu”, sebanyak 61,3% menyatakan bahwa mereka sangat setuju atau setuju. menyatakan bahwa mereka sangat setuju atau setuju
Mirip dengan isu ledakan tabung kompor gas, sikap partisanship tidak menjelaskan variasi penilaian masyarakat atas kebijakan TDL. Namun, nampaknya faktor kedaerahan lebih bisa menjelaskan variasi penilaian nampaknya faktor kedaerahan lebih bisa menjelaskan variasi penilaian tersebut.
KEPUASAN TERHADAP KINERJA PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN
Kepuasan terhadap Kinerja Kepuasan terhadap Kinerja SBY & Boediono Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono telah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2009 yang lalu. Secara umum, sejauh ini seberapa puas Ibu/Bapak dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…%)
100
53
66
50
75 PUAS TIDAK PUAS
32
40
25
50 TIDAK PUAS Tidak tahu/tidak jawab
2
7 SBY BOEDIONO Yang merasa puas dengan SBY 66%, Boediono 53%.
Puas = Sangat + Cukup Puas Tidak Puas = Kurang + Tidak Puas sama sekali Tidak Puas Kurang + Tidak Puas sama sekali
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Pendidikan Responden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono telah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2009 yang lalu. Secara umum, sejauh ini seberapa puas Ibu/Bapak dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…%)
100 100
75
68
65
62
61
61
58
58
50
50
47 SBY Boediono
50
25 <= SD <= SD SLTP SLTP SLTA SLTA KULIAH KULIAH Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono pada kalangan terpelajar Cenderung lebih rendah dibandingkan pada kalangan kurang terpelajar .
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Wilayah 100 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono telah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2009 yang lalu. Secara umum, sejauh ini seberapa puas Ibu/Bapak dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…%)
75 100
Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono paling rendah di wilayah Jawa-Bali dan Kalimantan.
25
39
51
56
76
60
70
60
56
83
67
59
50 SBY Boediono SUMATERA JAWA BALI KALIMANTAN SULAWESI
INDONESIA TIMUR TIMUR
Puas dengan kinerja Presiden &
Wakil Presiden (%) Menurut Desa-Kota 100Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono? … (%)
60
58
69
75 100
60
58
47
50 SBY Boediono
25 Desa Kota Desa Kota Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono di Kota lebih rendah dibanding di desa.
Trend Evaluasi atas Kinerja Presiden: Puas Puas dengan kinerja dengan kinerja Presiden Presiden & & Wakil Presiden (%) 100
90
85
80 80 80 79
80
75
74
71
71
70
70
70
69 69 70
77
67
67
70 65 66
65
64
63
63
58