Evaluasi Kinerja Pemerintahan SBY Boediono Rilis LSI September 2010

  

AKUNTABILITAS POLITIK:

EVALUASI PUBLIK ATAS PEMERINTAHAN

SBY BOEDIONO SBY-BOEDIONO

  

Temuan Survei Nasional

Agustus 2010 Agustus 2010

  Latar Belakang Latar Belakang † † Demokrasi secara prinsip mengutamakan peran sentral publik atau masyarakat Demok asi seca a p insip meng tamakan pe an sent al p blik ata mas a akat dalam proses politik. Oleh karena itu, pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahan yang mengakomodasi partisipasi publik dalam setiap proses pembuatan kebijakan.

  † Dalam leksikon ilmu politik, pertautan antara publik dan pemerintah diberi label

fungsi representasi. Namun, proses pembuatan kebijakan publik (atau absennya

sebuah kebijakan publik) untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul

dalam masyarakat adalah sebuah mata rantai panjang yang melibatkan berbagai

institusi politik, mulai dari partai politik, parlemen, menteri atau kabinet hingga presiden.

  † Dalam praktiknya, konsep representasi itu bisa dipilah dan diberi label yang

berlainan yang kerap dipertukarkan. Responsiveness adalah situasi dimana publik berlainan yang kerap dipertukarkan Responsiveness adalah situasi dimana publik

memberikan sinyal tentang pilihan politiknya dan partai politik memberikan tanggapan berupa paket kebijakan. Mandat adalah situasi dimana publik memberikan

dukungan mayoritas ke sebuah paket kebijakan untuk dieksekusi oleh pemenang

p pemilu. Ada pun akuntabilitas adalah situasi dimana publik mengevaluasi proses p p g p implementasi kebijakan itu serta menuntut pertanggungjawaban pemerintah.

  Latar Belakang Latar Belakang † † Dengan kata lain, dimensi representasi politik mencakup hubungan antara Dengan kata lain dimensi ep esentasi politik mencak p h b ngan anta a

masyarakat dengan partai, antara partai dengan parlemen dan pemerintah, dan

antara pemerintah dengan masyarakat.

  † Setiap lembaga itu tentu bisa dan boleh merumuskan kriterianya sendiri untuk p g y

mengukur derajat keberhasilan kinerjanya. Namun pada akhirnya evaluasi publik

adalah cara penting untuk mengukur tingkat keberhasilan (atau kegagalan) pemerintah karena publiklah yang akan dikenai dampak sebuah kebijakan. Isu akuntabilitas karena itu menjadi isu penting di pemerintahan yang demokratis.

  † Pertanyaannya, bagaimanakan penilaian publik atas kinerja lembaga-lembaga pemerintahan selama ini? Lebih spesifik lagi, bagaimana mereka mengevaluasi kinerja presiden dan wakil presiden yang memegang peran utama dalam pemerintahan? Bagaimanakah evaluasi mereka atas upaya penanganan pemerintah pemerintahan? Bagaimanakah evaluasi mereka atas upaya penanganan pemerintah terhadap isu-isu mutakhir?

  † Sejauh mana faktor-faktor demografis mempengaruhi penilaian publik atas kinerja pemerintah? Sama pentingnya, benarkan evaluasi publik tersebut dipengaruhi sikap

partisanship mereka? Dan, apakah sikap dan evaluasi mereka membawa dampak i hi k ? D k h ik d l i k b d k

elektoral?

  Pengukuran Pengukuran † Studi ini memfokuskan pada aspek akuntabilitas, yakni evaluasi publik atas tiga lembaga: pemerintah secara umum, presiden, dan wakil presiden. Ketiga-tiganya adalah lembaga terpenting dalam proses presiden Ketiga tiganya adalah lembaga terpenting dalam proses pengambilan dan eksekusi kebijakan publik.

  † Pengukuran dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, studi ini melacak

penilaian publik kinerja pemerintah secara umum pada sektor sektor penilaian publik kinerja pemerintah secara umum pada sektor-sektor

utama kehidupan publik tanpa mengaitkannya dengan isu yang spesifik.

  Kedua, secara khusus, studi ini melacak penilaian publik atas kinerja pemerintah dalam menangani dua masalah mutakhir: kasus ledakan tabung kompor gas dan kebijakan tarif dasar listrik (TDL). tabung kompor gas dan kebijakan tarif dasar listrik (TDL)

  † Untuk mengidentifikasi apakah faktor-faktor demografis membawa

pengaruh dalam proses evaluasi tersebut, studi ini melakukan tabulasi

silang antara faktor faktor tersebut dengan penilaian mereka atas kinerja silang antara faktor-faktor tersebut dengan penilaian mereka atas kinerja pemerintah, presiden, dan wakil presiden.

  Pengukuran Pengukuran †

  Faktor partisanship umumnya juga dianggap sebagai faktor penting yang

mewarnai kecenderungan evaluatif publik terhadap kinerja pemerintah.

Mereka yang menjadi pendukung partai pemerintah umumnya memiliki Mereka yang menjadi pendukung partai pemerintah umumnya memiliki

predisposisi positif terhadap kinerja pemerintah. Untuk mengidentifikasi

pengaruh sikap partisan ini, pilihan partai diperlakukan sebagai variabel

kontrol atas evaluasi publik.

  † Secara teoritik, evaluasi publik atas kinerja pemerintah yang bersifat retrospektif ini akan membawa dampak elektoral. Untuk mengukur dampak elektoral, data tentang pilihan publik atas partai politik juga digali dan disajikan.

  Data D t

† Data utama yang digunakan dalam studi ini adalah data survei yang

dilakukan pada Agustus, 2010. Untuk melacak kecenderungan antar waktu, data-data survei LSI sebelumnya juga dimanfaatkan.

  

† Survei ini dibiayai oleh Yayasan Pengembangan Demokrasi Indonesia

(YPDI), yang menaungi Lembaga Survei Indonesia (LSI).

  Metodologi M t d l i Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak P l i i i i d l h l h I d • i h k pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Sampel: Sampel asal sebanyak 1.850 dipilih dengan teknik multistage • Sampel: Sampel asal sebanyak 1 850 dipilih dengan teknik multistage • random sampling. Jumlah sampel akhir yang dapat dianalisis, dengan response rate (berhasil diobservasi) sekitar 99% (berarti sangat baik) adalah 1.829 responden. Berdasar jumlah sampel ini, diperkirakan margin of error sebesar +/-2.8% pada tingkat kepercayaan 95%. of error sebesar +/ 2 8% pada tingkat kepercayaan 95% Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang • telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden terdiri hanya dari 10 responden Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar • 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Waktu wawancara lapangan Agustus 2010. •

  Prosedur Multistage Random Prosedur Multistage Random Sampling dalam pemilihan sampel Stratifikasi 1 = populasi dikelompokan menurut provinsi,

  † dan masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih di masing-masing provinsi. o a pe d as g as g p o s Stratifikasi 2: populasi dikelompokan menurut jenis

  † kelamin: 50% laki-laki, dan 50% perempuan.

  † Stratifikasi 3: populasi dikelompokan ke dalam kategori

yang tinggal di pedesaan (desa, 60%) dan perkotaan

( (kelurahan, 40%). , )

  Lanjutan…

Cluster 1: Di masing-masing provinsi ditentukan jumlah

  †

pemilih sesuai dengan populasi pemilih masing-masing

provinsi. Atas dasar ini, dipilih desa dan kelurahan

secara random sebagai primary sampling unit. Berapa

desa atau kelurahan? Tergantung jumlah pemilih di

masing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa

dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara di ilih 10 ilih (5 l ki l ki d

  5 ) random. Bila di Jawa Barat prosentase pemilih 17%, dan di NTB 2%, maka kalau di Jabar dipilih 17 desa/kelurahan, di NTB dipilih hanya 2 desa/kelurahan, dst. di NTB dipilih hanya 2 desa/kelurahan dst Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian

  † didaftar populasi RT atau yang setingkat. Kemudian p p y g g

dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masing-

masing RT akan dipilih secara random dua Keluarga.

  Lanjutan… † Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi

keluarga didaftar, kemudian dipilih secara random 2

keluarga.

  † Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar seluruh anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki

atau perempuan, dan kemudian dipilih secara random

siapa yang akan menjadi responden di antara mereka. k d d d k

  † Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah

responden perempuan, maka pada keluarga berikutnya p p p , p g y

harus laki-laki.

  Flowchat penarikan sampel Fl h t ik l Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional

  Prov k Prov 1 Desa/kelurahan di tingkat Provinsi dipilih secara random dengan

   jumlah proporsional

  Ds 1 … Ds m Ds 1 … Ds n Ds 1 Ds n RT1 RT2 RT3 …. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5

  RT dengan cara random Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK

  KK1 KK2 Di KK terpilih dipilih secara random

  Laki-laki Perempuan Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan

  

Validasi Sample Validasi Sample

PROFILE DEMOGRAFI RESPONDEN PROFILE DEMOGRAFI RESPONDEN

  KATEGORI LSI BPS KATEGORI LSI BPS GENDER AGAMA

  Laki-laki

  50.0

  50.0 Islam

  87.4

  88.2 Perempuan

  50.0

  50.0 Katolik/Protestan

  8.8

  8.9 DESA-KOTA Lainnya

  3.8

  2.9 Pedesaan

  60.5

  59.4 ETNIS Perkotaa

  39.5

  40.6 Jawa

  43.5

  41.6 Sunda Sunda 16.7 16 7 15.4 15 4 Melayu

  5.1

  3.4 Madura

  3.8

  3.4 Bugis

  2.9

  2.5 Betawi

  1.8

  2.5 Minang

  2.9

  2.7 Lainnya

  23.2

  28.5

PROFILE DEMOGRAFI RESPONDEN PROFILE DEMOGRAFI RESPONDEN

  KATEGORI LSI BPS KATEGORI LSI BPS KATEGORI LSI BPS KATEGORI LSI BPS

  PROVINSI

  2.0

  2.0 BALI

  1.5

  1.5 SUMATERA UTARA

  5.8

  5.8 NTB

  2.0

  2.0 SUMATERA BARAT

  NAD

SUMATERA BARAT

  2.0 PROVINSI

  0.5 DI YOGYAKARTA

  3.4 DKI JAKARTA

  3.3

  3.3 SULAWESI TENGGARA

  0.9

  0.9 JAWA BARAT 17 2 17 2 GORONTALO 0 4 0 4 JAWA BARAT

  17.2

  17.2 GORONTALO

  0.4

  0.4 JAWA TENGAH

  14.8

  14.8 SULAWESI BARAT

  0.5

  1.5

  0.6 SELAWESI SELATAN

  1.5 MALUKU

  0.6

  0.6 JAWA TIMUR

  16.4

  16.4 MALUKU UTARA

  0.5

  0.5 BANTEN

  4.1

  4.1 PAPUA

  1.4

  1.2 IRJABAR -

  0.3

  2.1

  3.4

  0.6

  2.0

  3.3

  2.1

  2.1 NTT

  2.0

  2.0 RIAU

  2.2

  2.2 KALIMANTAN BARAT

  1.9

  1.9 JAMBI

  1.3

  1.3 KALIMANTAN TENGAH

  0.9

  0.9 SUMATERA SELATAN

  3.3 KALIMANTAN SELATAN

  1.1 KEPULAUAN RIAU

  1.5

  1.5 BENGKULU

  0.8

  0.8 KALIMANTAN TIMUR

  1.4

  1.4 LAMPUNG

  3.3

  3.3 SULAWESI UTARA

  2.1 NTT

  1.0 BANGKA BELITUNG

  0.5

  0.5 SULAWESI TENGAH

  1.1

  1.0

  Kondisi Indonesia Secara Umum S U

Keadaan politik nasional, keamanan dan ketertiban,

penegakan hukum, keadaan ekonomi nasional

  Kondisi politik Kondisi politik secara nasional sekarang (%) P Akhi T h

  23

  7

  13

  8

  11

  2 0 S e da ng B uruk T ida k t a hu

  22

  25

  24

  9

  27

  17

  15

  13

  23

  15

  23

  10

  9

  17

  6 Se p '0

  09 Jan '10 Mar '10 Au g '1 .

  9 Ju l'

  9 Mar '09 Ap r'

  08 Fe b '0

  8 D es'

  8 Ok t'

  7 Se p '0

  5 Se p '0

  10

  4 Se p ' 0

  4 Se p '0

  p ril'

  9

  11

  8

  8

  9

  17

  19

  5 0 2009 Per Akhir Tahun

  39

  29

  40

  27

  35

  34

  37

  37

  38

  28

  28

  29

  39

  34

  37

  37

  32

  2010 2008

  34

  27

  21

  31

  23

  27

  28

  26

  20

  3 0 4 0 B a ik S e da ng

  39

  40

  29

  37

  35

  34

  34

  30

  37

  29

  29

10 A

  Keadaan keamanan dan ketertiban Keadaan keamanan dan ketertiban secara nasional sekarang (%) 2008 2008 Per Akhir Tahun

  2010 2009 8 0

  69

  67

  7 0

  60

  60

  59

  59

  59

  59

  59

  59

  59

  59

  58

  57

  57

  6 0

  55

  55

  55

  52

  5 0 B a ik S e da ng S d 4 0 B uruk

  31

  30

  29

  28 T ida k t a hu

  27

  26

  26

  3 0

  25

  24

  23

  23

  22

  22

  20

  20

  18

  15

  15

  2 0 2 0

  15

  15

  14

  14

  13

  13

  12

  11

  10

  10

  10

  10

  10

  9

  10

  6

  6

  5

  5

  5

  4

  4

  3

  3

  3

  3

  2

  2

  2

  9

  5

  6

  7

  8

  8

  9

  9

  08

  

09

  09

  1 '10 '0 '0 '0 '10 ' 0 i' l' t' r' r' r' b' g p p p p

  Ju Ok Fe Ap Me Jan Se Se Se Des' Ma Ma Au Se .

  Kondisi penegakan hukum Kondisi penegakan hukum secara nasional sekarang (%) P 2009 2010 Akhi T h

  6

  5

  7

  7

  8

  7

  7

  6

  11

  5

  15

  11

  10

  15

  14

  14

  2 0 3 0 S e da ng B uruk T ida k t a hu

  5

  5

  18

  8 Ok t'

  1 .

  09 Jan '10 Mar '10 A ug'

  9 Ju l'

  9 Mei '09 J un'

  9 Mar '09 Ap r'

  08 Fe b'

  8 D es'

  7 Se p '0

  9

  6 Se p '0

  5 Se p '0

  p ' 0

  14

  18

  18

  6

  5

  22

  23

  59

  43

  37

  4 0 5 0 B a ik S e da ng

  37

  46

  48

  41

  46

  43

  34

  37

  54

  49

  41

  Per Akhir Tahun

  6 0 7 0 2009 2010 2008

  59

  61

  35

  30

  18

  37

  22

  31

  33

  34

  28

  26

  30

  29

  23

  32

  32

  30

  20

  22

  26

  25

  24

10 Se

  Kondisi ekonomi nasional sekarang 7 0 Kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu (%)

  3 k t '

  5 p t '

  5 e s '

  5 p t '

  5 u n '

  4 p r '

  4 e s '

  e p '

  6 p r '

  2

  7

  8

  5

  4

  4

  6 e s '

  7 u n '

  5

  9 pr '0

  10 ar '1 u g'

  9 a n'

  9 o v'

  9 J ul'

  9 u n'

  9 M ei '0

  9 ar '0

  7 e p '

  8 b '

  8 e s '

  8 k t '

  8 e p '

  8 u n '

  7 p r '

  7 e s '

  6

  5

  51

  18 2 1 2 4

  8

  7

  8

  7

  10

  7

  19 2 1 2 6 2 4 2 5 2 5 2 6 2 6 2 3 2 3 2 2 2 7 2 1 2 1

  15 2 8

  17 2 5 2 4 2 2 2 3 2 2 2 5 2 2

  58 5 0 6 0 7 0 Le bih ba ik S a m a Le bih buruk T ida k t a hu 2 9 3 3 2 8 3 1 3 1 3 2 3 8 3 9 4 2 3 3 4 0 3 9 2 9 3 3 3 1 3 1 3 0 3 5 4 3 3 8 4 2 3 2 4 5 4 9 4 4 4 0 3 7 3 1 3 0 3 1 3 4 3 1 2 9 3 7 3 6 3 8 3 5 3 2 2 8 4 1 2 9 3 2 4 7 3 7 3 0 4 0 2 3 2 3 2 8 2 7 2 4

  50 4 9

  53

  56

  52

  7 2 2 2 4 2 6 2 4

  10 2 0

  7

  4

  6

  6

  5

  4

  8

  6

  5

  5

  5

  6

  7

  5

  7

  5

  5

  1 S e O k D e A p J u Se p D e Se p D e A p J u S e D e A p J u S e O k D e Fe M A M J u J N o J a M A u .

  Paralel antara persepsi ekonomi Paralel antara persepsi ekonomi nasional dengan tingkat inflasi (%)

  21

  6

  6

  7

  7

  6 6 6

  24

  18

  7

  12 ekonomi nasional: sekarang  lebih buruk  dari tahun lalu 28 29 27 21 21

  10

  8

  40

  30

  7

  8

  7

  7

  11

  2

  9 an '1 M ar '1 Jul '1

  9 ov '0

  9 Jul '0

  9 M ei '09 u n'

  9 A pr'

  10 e p  '03 kt  '04 e '04 p '05 u n  '05 p '05 es  '05 p '06 e '06 p '07 u n  '07 e p  '07 e '07 p '08 u n  '08 e p  '08 kt  '08 e '08 e b  '09 M ar '0

  6 tahun  lalu Inflasi Tahunan (sumber:  BPS)

  6

  4

  20

  10

  6

  2 4 3

  3

  4

  9

  12

  17

  15

  16 persepsi kondisi

  14

  12

  60

  50

  12

  17

  37

  58

  49

  50

  53

  47

  18

  70

  41 28 29

  32

  12

  31

  11

  9

  9

  7

  8

  34

  37 31 30

  47

  40

  44

  45

  32

  42

  38

  43

  2 Secara umum, persepsi terhadap kondisi ekonomi berkorelasi dengan tingkat inflasi. Ketika Inflasi tinggi, yang merasa ekonomi buruk juga cenderung tinggi, begitupun sebaliknya. S e O D e A p Ju Se p  D Se p D e A p Ju S e D e A p Ju S e O D e F e M A M Ju J N J M J

  TEMUAN † †

  Penilaian masyarakat atas berbagai kondisi kehidupan nasional cukup bervariasi. Penilaian masyarakat atas berbagai kondisi kehidupan nasional cukup bervariasi Dalam bidang politik, misalnya, penilaian yang mengatakan bahwa kondisi politik

lebih baik dari sebelumnya sebesar 28%, meningkat dari yang sebelumnya

sebesar 26%. Sebaliknya, yang menilai bahwa kondisi politik lebih buruk sebesar 23%, penurunan yang agak besar dari sebelumnya yang sebesar 34%. 3%, p u u a ya g aga b sa da s b u ya ya g s b sa 3 %

  †

Kelompok masyarakat yang menilai bahwa kondisi keamanan dan ketertiban

lebih baik dari sebelumnya jumlahnya menurun, dari 59% ke 55%. Pada saat

yang sama, mereka yang menilai bahwa kondisi keamanan dan ketertiban lebih buruk juga menurun. buruk juga menurun

  † Temuan lain menunjukkan bahwa masyarakat yang menilai bahwa kondisi

penegakan hukum lebih baik jumlahnya menurun, dari 43% ke 35%. Namun

p pada saat yang sama mereka yang menilai bahwa kondisi penegakan hukum y g y g p g jumlahnya juga menurun dari 32% ke 29%.

  †

Sementara untuk kondisi ekonomi, masyarakat yang menilai bahwa kondisi

ekonomi lebih baik dari sebelumnya jumlahnya menurun cukup besar, dari 39% ke 29%. Dan sebaliknya, yang menilai bahwa bahwa kondisi ekonomi sekarang ke 29% Dan sebaliknya yang menilai bahwa bahwa kondisi ekonomi sekarang

lebih buruk jumlahnya meningkat pesat, sebesar 11%. Pernilaian publik atas

baik-buruknya kondisi ekonomi nampaknya paralel dengan naik-turunnya inflasi di tingkat nasional.

ISU MUTAKHIR: TABUNG GAS,

  Kepuasan atas Upaya Pemerintah Kepuasan atas Upaya Pemerintah

Menangani Ledakan Tabung Gas

  • Apakah Ibu/Bapak pernah mendengar atau membaca berita tentang ledakan tabung gas p / p p g g g g yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia akhir-akhir ini? …(%)
  • Jika pernah, apakah Ibui/Bapak sejauh ini sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali terhadap upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah ledakan

  tabung gas tersebut? …(%) Tidak h

  59.8

  86.9 pernah, 9

  “Jika pernah”

  18.4 Ya, pernah,

  1.0

  17.4

  17.1

  4.7 Ya, pernah,

91 Sangat puas Cukup Puas Kurang puas Tidak puas sama sekali Tidak tahu/tidak jawab

  Kepuasan atas Upaya Pemerintah Menanggulangi Ledakan Tabung Gas Menanggulangi Ledakan Tabung Gas Menurut Sosio-Demografi P Tid k TT/TJ Puas Tidak puas TT/TJ Pedesaan

DESA-KOTA PENDIDIKAN

  73.6

  1.3 PAN

  79.1

  3.0 PDIP

  18.9

  77.5

  3.6 Golkar

  27.3

  69.6

  3.2 PKB

  26.0

  70.4

  3.6 PKS

  7.0

  91.8

  10.3

  10.7 PEMILIH PARTAI Demokrat

  87.0

  2.7 PPP

  23.7

  67.8

  8.5 Gerindra

  14.4

  85.6

  0.0 Hanura

  24.1

  75.9

  0.0 Lainnya

  23.0

  77.0

  0.0

  17.9

  74.9

  6.1 Perkotaan

  11.1

  15.7

  81.4

  2.9 <=SD 22 9 70 4 6 7

  <=SD

  22.9

  70.4

  6.7 SLTP

  17.8

  77.1

  5.1 SLTA

  13.0

  84.8

  2.2 KULIAH

  87.8

  20.4

  1.0 SUMATERA 18 8 77 5 3 7 WILAYAH

  SUMATERA

  18.8

  77.5

  3.7 JAWA+BALI

  17.9

  77.6

  4.5 KALIMANTAN

  13.8

  82.4

  3.8 SULAWESI

  29.1

  64.5

  6.4 INDONESIA TIMUR

  14.4

  Sikap terhadap Kenaikan Sikap terhadap Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL)

Apakah Ibu/Bapak keberatan atau tidak keberatan dengan kenaikan harga listrik (Tarif

Dasar Listrik atau TDL)? …(%)

  65.7

  75 100

  14.3 3 8

  16.2

  25

  50

  3.8 Tidak keberatan

  asalkan pelayanan memuaskan Tidak keberatan jika diterapkan pada masyarakat yang Keberatan dengan alasan apa pun Tidak tahu/tidak jawab mampu

  Sikap terhadap Kenaikan Tidak keberatan Tidak keberatan jika diterapkan pada Keberatan dengan Sikap terhadap Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) asalkan pelayanan memuaskan diterapkan pada kelompok masyarakat yang mampu Keberatan dengan alasan apa pun Tidak tahu/tidak jawab Pedesaan

  11.3

  55.0

  1.9 PENDIDIKAN SUMATERA

  18.7

  16.3

  56.4

  8.6 JAWA+BALI

  14.2

  72.6

  23.1

  1.9 KALIMANTAN

  16.9

  22.1

  59.3

  1.7 SULAWESI

  23.1

  14.8

  58.4

  20.0

  1.8 KULIAH

  16.9

  14.4

  14.9

  62.7

  5.5 Perkotaan

  15.2

  13.4

  70.3

  1.1 DESA-KOTA <=SD

  12.4

  64.0

  67.9

  5.4 SLTP

  12.2

  18.5

  66.5

  2.8 SLTA

  20.7

  13.5

  3.7 INDONESIA TIMUR 17 9 27 8 48 2 6 1 WILAYAH

INDONESIA TIMUR

  27.8

  76.6

  72.8

  5.2 PPP

  19.9

  8.5

  70.5

  1.1 Gerindra

  12.4

  7.4

  3.7 Hanura

  13.6

  10.4

  14.5

  75.1

  0.0 L i 15 0 19 5 59 9 5 6 Lainnya

  15.0

  19.5

  59.9

  5.6

  8.4

  4.2 PAN

  17.9

  2.3 Golkar

  6.1 Demokrat

  18.7

  19.2

  57.6

  4.4 PDIP

  16.6

  8.3

  72.8

  19.2

  65.9

  16.1

  62.6

  2.2 PKB

  13.5

  12.8

  70.6

  3.1 PEMILIH PARTAI PKS

  17.5

  12.4

  48.2

  Setuju atau Tidak Setuju dengan: “Kenaikan TDL j j g untuk membantu Masy. yang Belum Mampu” Pemerintah menaikkan TDL bagi kelompokmasyarakat yang dinilai mampu, dengan Pemerintah menaikkan TDL bagi kelompokmasyarakat yang dinilai mampu dengan alasan untuk membantu kelompok masyarakat yang belum mampu atau belum mendapatkan listrik. Apakah Ibu/Bapak setuju dengan alasan pemerintah tersebut? …(%)

  100

  75

  55.1

  50

  31.4

  25

  25

  6.2

  5.8

  1.5 Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak Tidak tahu/tidak

  setuju t j jawab j b

  

Setuju atau Tidak Setuju dengan: “Kenaikan TDL

untuk membantu Masy yang Belum Mampu” S t j Tid k S t j TT/TJ untuk membantu Masy. yang Belum Mampu” Menurut Sosio-Demografi Setuju Tidak Setuju TT/TJ

DESA-KOTA PENDIDIKAN

  63.7

  1.3 PEMILIH PARTAI PAN

  26.8

  5.1 PDIP

  63.0

  33.1

  4.0 Golkar

  69.1

  24.3

  6.6 PKB

  53.7

  44.0

  2.3 PKS

  61.1

  37.6

  59.7

  6.1 PEMILIH PARTAI Demokrat

  33.0

  7.3 PPP

  45.5

  48.2

  6.3 Gerindra

  63.2

  36.8

  0.0 Hanura

  49.4

  44.1

  6.5 Lainnya

  70.6

  27.0

  2.4

  68.0

  27.3

  29.3

  69.5

  7.0 Perkotaan

  57.8

  38.3

  3.9 <=SD 58 8 32 1 9 1

  <=SD

  58.8

  32.1

  9.1 SLTP

  67.2

  30.2

  2.6 SLTA

  59.4

  38.0

  2.7 KULIAH

  29.5

  Pedesaan

  1.0 SUMATERA 61 9 30 6 7 6 WILAYAH

  SUMATERA

  61.9

  30.6

  7.6 JAWA+BALI

  58.3

  36.8

  4.9 KALIMANTAN

  74.4

  19.0

  6.6 SULAWESI

  69.9

  24.0

  6.0 INDONESIA TIMUR

  66.6 Temuan T † Isu atau peristiwa ledakan tabung kompor gas yang kerap muncul di media massa nampaknya banyak diketahui oleh masyarakat. Proporsi dari mereka yang mengetahui peristiwa itu sangat besar: 91%. Artinya, 9 dari sepuluh orang tahu akan peristiwa tersebut. Artinya 9 dari sepuluh orang tahu akan peristiwa tersebut

  † Dari mereka yang tahu kabar tersebut, mayoritas menilai bahwa mereka kurang puas atau tidak puas sama sekali dengan cara penanganan masalah ledakan tabung gas. Persentase kedua kategori penanganan masalah ledakan tabung gas. Persentase kedua kategori ini mendekati 77%. Artinya, dari 10 orang yang mengetahui peristiwa ledakan tabung gas ini, kurang lebih 8 orang merasa kurang atau tidak puas dengan penanganan pemerintah.

  †

Proporsi mereka yang kurang puas atau tidak puas itu di atas 70%

untuk masing-masing kategori tingkat pendidikan. Namun di sana juga terlihat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar

proporsi mereka yang kurang atau tidak puas sama sekali dengan proporsi mereka yang kurang atau tidak puas sama sekali dengan

respon pemerintah dalam menangani masalah ledakan tabung gas.

  Temuan T †

  Secara umum, sikap partisanship tidak mewarnai evaluasi masyarakat atas cara penanganan pemerintah terhadap musibah ledakan tabung kompor gas. Tidak

peduli pilihan partainya, mayoritas mereka (di masing-masing partai) kurang

puas atau tidak puas sama sekali dengan pemerintah.

  † Yang menarik, proporsi pemilih Partai Demokrat (79,1%) yang kurang puas atau tidak puas sama sekali justru lebih tinggi dari proporsi pemilih PDIP yang memberikan penilaian sama (77,5%). Dukungan politik mereka terhadap partai utama yang berada di pemerintahan tidak mengurangi penilaian negatif mereka utama yang berada di pemerintahan tidak mengurangi penilaian negatif mereka terhadap pemerintah dalam penanganan ledakan tabung kompor gas.

  Sebaliknya, pemilih partai oposisi (PDIP) tidak lebih galak dibandingkan dengan pemilih Partai Demokrat.

  † † Temuan menarik lainnya, proporsi pemilih PKS yang merasa kurang puas atau Temuan menarik lainnya proporsi pemilih PKS yang merasa kurang puas atau tidak puas sama sekali terhadap cara penanganan pemerintah adalah yang paling tinggi (91,8%), sementara pemilih Golkar proporsinya paling rendah (69,6%).

  

Variasi ini nampaknya lebih bisa diterangkan oleh faktor pendidikan dan asal

daerah ketimbang faktor partai atau sikap partisanship. g p p p p

  Temuan T † Evaluasi masyarakat terhadap kebijakan tarif dasar listrik (TDL) terlihat tidak stabil. Ketika ditanyakan apakah mereka setuju terhadap kenaikan TDL, mayoritas menjawab tidak setuju dengan alasan apapun (65,7%) – meskipun dalam pilihan tersedia jawaban bahwa itu (65 7%) – meskipun dalam pilihan tersedia jawaban bahwa itu diterapkan pada kelompok yang mampu. Namun ketika rumusan pertanyaan diubah dengan wording “dengan alasan untuk membantu kelompok masyarakat yang belum mampu”, sebanyak 61,3% menyatakan bahwa mereka sangat setuju atau setuju. menyatakan bahwa mereka sangat setuju atau setuju

  † Mirip dengan isu ledakan tabung kompor gas, sikap partisanship tidak menjelaskan variasi penilaian masyarakat atas kebijakan TDL. Namun, nampaknya faktor kedaerahan lebih bisa menjelaskan variasi penilaian nampaknya faktor kedaerahan lebih bisa menjelaskan variasi penilaian tersebut.

  KEPUASAN TERHADAP KINERJA PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN

  Kepuasan terhadap Kinerja Kepuasan terhadap Kinerja SBY & Boediono Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono telah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2009 yang lalu. Secara umum, sejauh ini seberapa puas Ibu/Bapak dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…%)

  100

  53

  66

  50

  75 PUAS TIDAK PUAS

  32

  40

  25

  50 TIDAK PUAS Tidak tahu/tidak jawab

  2

  7 SBY BOEDIONO Yang merasa puas dengan SBY 66%, Boediono 53%.

  Puas = Sangat + Cukup Puas Tidak Puas = Kurang + Tidak Puas sama sekali Tidak Puas Kurang + Tidak Puas sama sekali

  Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Pendidikan Responden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono telah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2009 yang lalu. Secara umum, sejauh ini seberapa puas Ibu/Bapak dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…%)

  100 100

  75

  68

  65

  62

  61

  61

  58

  58

  50

  50

47 SBY Boediono

  50

  25 <= SD <= SD SLTP SLTP SLTA SLTA KULIAH KULIAH Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono pada kalangan terpelajar Cenderung lebih rendah dibandingkan pada kalangan kurang terpelajar .

  Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Wilayah 100 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono telah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2009 yang lalu. Secara umum, sejauh ini seberapa puas Ibu/Bapak dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…%)

  75 100

  Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono paling rendah di wilayah Jawa-Bali dan Kalimantan.

  25

  39

  51

  56

  76

  60

  70

  60

  56

  83

  67

  59

50 SBY Boediono SUMATERA JAWA BALI KALIMANTAN SULAWESI

INDONESIA TIMUR TIMUR

  

Puas dengan kinerja Presiden &

Wakil Presiden (%) Menurut Desa-Kota 100

  Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono? … (%)

  60

  58

  69

  75 100

  60

  58

  47

  50 SBY Boediono

  25 Desa Kota Desa Kota Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono di Kota lebih rendah dibanding di desa.

  Trend Evaluasi atas Kinerja Presiden: Puas Puas dengan kinerja dengan kinerja Presiden Presiden & & Wakil Presiden (%) 100

  90

  85

  80 80 80 79

  80

  75

  74

  71

  71

  70

  70

  70

  69 69 70

  77

  67

  67

  70 65 66

  65

  64

  63

  63

  58