ANALISIS KEUANGAN SISTEM DUPONT INDONESIA
1
BAB III
ANALISIS DU PONT
3.1 Pengertian Analisis Keuangan Sistem Du Pont
Menurut Bambang Riyanto, dalm bukunya Dasar-dasar pembelanjaan
perusahaan yang sering disebut sebagai “ Du Pont System” adalah suatu
system analisis yang dimaksudkan untuk menunjukan hubungan antara “
Return On Investment, Assets Turn Over “, dan “Proft Margin”. ROI adalah
rasio keuntungan neto sesudah pajak dengan jumlah investasi (aktiva)
sehingga dalam Du Pont System diperhitungkan juga bnga dan pajak.
Menurut J. C. Van Horne & J. M. Wachowicz, Jr, dalam buku prinsipprinsip Manajemen Keuangan, yang diterjemahkan oleh Heru Sutojo, Sistem
Du Pont adalah system yang menggunakan pendekatan tertentu terhadap
analisis rasio untuk mengevaluasi efektiftas perusahaan. Menurut Sofyan
S . Harahap, dalam buku Analisa Kritis Laporan Keuangan, Du Pont
memiliki cara sendiri dalm menganalisa laporannya. Caranya hamper sama
dengan analisa laporan keuangan biasa, namun pendektannya lebih
integrative dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen
analisisnya. Menurut Mamduh M. Hanaf dan Abdul Halim (2002:90),
Analisa Du Pont adalah analisis yang menghubungkan tiga macam rasio
sekaligus, yaitu ROI, Proft Margin dan Asset Turn Over. Menurut A. J.
Keown, dkk (2004:102), analisa du Pont adalh system rasio keuangan yang
dirancang untuk menyelidiki determninan rasio pengembalian ekuitas
pemegang saham dan pengembalian aktiva
Menurut Syamsudin (2000:64), analisis Du Pont adalah ROA yang
dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-komponen
sales serta
efsiensi
penggunaan
total aset di dalam menghasilkan
keuntungan tersebut. Sedangkan pendapat Sutrisno (2001:256), analisis Du
Pont adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan
dalam rasio aktivitas dan net proft margin dan seberapa besar pengaruhnya
terhadap ROA. Menurut Syafarudin (2003:128), analisis Du Pont penting
bagi manajer untuk mengetahui faktor mana yang paling kuat pengaruhnya
antara proft margin dan total asset turnover terhadap ROA. Disamping itu
dengan menggunakan analisis ini, pengendalian beban dapat diukur dan
efsiensi perputaran aset sebagai akibat turun naiknya penjualan dapat
diukur. Menurut Soediyono (2001:137), yang dapat diuraikan dengan
2
menggunakan analisis Du Pont adalah ROA (Return On Assets) yang
merupakan angka pembanding atau rasio antara laba yang diperoleh
perusahaan dengan besarnya total aset perusahaan.
Sistem Du-Pont merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan oleh
Du-Pont Company untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Sistem ini memberikan gambaran faktor-faktor
yang saling berhubungan dan berpengaruh pada tingkat pengembalian atas
investasi suatu perusahaan (ROI) dan tingkat pengembalian atas ekuitas
(ROE) yaitu marjin laba bersih, perputaran total aktiva dan tingkat hutang
suatu
perusahaan.
Dengan
mengetahui
dan
memahami
faktor-faktor
tersebut, dapat membantu manajemen dalam memutuskan kebijakannya
dalam rangka untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas investasi dan
ekuitas suatu perusahaan.
Tujuan analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektvitas
perusahaan dalam memutar modalnya, sehingga analisis ini mencakup
berbagai rasio. Du Pont System ini didalamnya menggabungkan rasio
aktivitas / perputaran aktiva dengan rasio laba / proft margin atas penjualan
dan menunjukkan bagaimana keduanya berinteraksi dalam menentukan
Return On Invesment (ROI), yaitu proftabilitas atas aktiva yang dimiliki
perusahaan. Rasio laba atas penjualan (proft margin) dipengaruhi oleh
tingkat penjualan dan laba bersih yang dihasilkan. Berarti proft margin ini
mencakup
pula
seluruh
biaya
yang
digunakan
dalam
operasional
perusahaan. Rasio aktivitas sendiri dipengaruhi oleh penjualan dan total
aktiva. Dapat dikatakan bahwa analisis ini tidak hanya menfokuskan pada
laba yang dicapai, tetapi juga pada invesatasi yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut.
Semakin besar ROI semakin baik pula perkembangan perusahaan
tersebut dalam mengelola asset yang dimilikinya dalam menghasilkan laba.
Hal ini disebabkan karena ROI tersebut terdiri dari beberapa unsur yaitu
penjualan, aktiva yang digunakan, dan laba atas penjualan yang diperoleh
perusahaan. Angka ROI ini akan memberikan informasi yang penting jika
dibandingkan dengan pembanding yang digunakan sebagai standart. Jadi
perbandingan ROI selama beberapa periode berturut-turut akan lebih
akurat. Berdasar dari kecenderungan ROI ini dapat dinilai perkembangan
efektivitas operasional usaha perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan
atau penurunan.
3
Du Pont System ini lebih tepat jika diterapkan pada perusahaan cabang/
divisi/ departemen/ pusat investasi. Melalui analisis ini perusahaan dapat
menilai kinerja keuangan divisi/ departemen/ pusat investasinya dengan
melihat efektivitas penggunaan aktiva dalam memperoleh laba bersih,
sehingga pada akhirnya perusahaan pusat dapat mengambil kebijaksanaan
yang tepat atas divisi/ pusat investasinya.
Guna
melihat
dan
menilai
tingkat
efektivitas
operasional
suatu
perusahaan, tidak hanya menggunakan kepekaan dan ketajaman para
manajer secara kualitatif saja, tetapi harus menggunakan metode secara
kuantitatif. Du Pont System merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menilai efektivitas operasional perusahaan tersebut, karena dalam analisis
ini mencakup unsur penjualan, aktiva yang digunalan serta laba yang
dihasilkan perusahaan.
Return On Investment
Pengertian Return On Investment
Menurut Munawir (1995:89) ROI (Return On Investment) adalah
satu bentuk dari rasio proftabilitas yang dimaksudkan untuk dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan.
Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor :
Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi
Proft Margin罳 yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan
dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Proft Margin ini
mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan
dihubungkan dengan penjualannya.
Menurut Abdullah Faisal (2002:49) ROI ini sering disebut Return On
Total Assets dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan
aktiva yang dimilikinya.
Kelebihan dan Kelemahan ROI
Menurut Abdullah (2002:50) kelebihan ROI antara lain:
4
1. Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan
perencanaan.
ROI
dapat
digunakansebagai
dasar
pengambilan
keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi.
2. ROI dipergunakan sebagai alat ukur proftabilitas dari masing-masing
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem
biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke
dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat
dihitung masing-masing.
3. Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efsiensi
penggunaan modal, efsiensi produk dan efsiensi penjualan. Hal ini
dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi
secara benar dalam artian mematuhi sistem dan prinsip-prinsip
akutansi yang ada.
Menurut Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain:
1. Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda
maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam
membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan
lain.
2. Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment
saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau
lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.
Sistem Du Pont sering dipergunakan untuk pengendalian dalam
perusahaan besar. Oleh karena itu kebijakan leverage fnannial dan pajak
dibuat
atas
dasar
perusahaan
secara
keseluruhan
bukan
secara
divisional. Jika Du Pont system digunakan untuk pengendalian divisional
maka disebut dengan pengendalian ROI, menurut Sartono (2000:344)
a.
Setiap divisi didefnisikan sebagai proft nenter, dengan investasi
sendiri dan diharapkan menghasilkan return yang cukup.
b. Jika ROI divisi yang bersangkutan turun dibawah target, maka staf
perusahaan pusat akan meneliti kembali dengan Du Pont System untuk
mencari penyebabnya.
c. Prestasi manajer divisi dinilai atas dasar ROI divisi yang dipimpinnya
dan
dimotivasi
untuk
berusaha
menccapai
tingkat
ROI
yang
ditargetkan.
d. Return On Investment juga dipengaruhi oleh faktor selain kemampuan
manajerial, seperti: kebijakan depresiasi (penyusutan), nilai buku, dll.
5
3.2 Kerangka Pikir
Bagan Du Pont untuk Pengendalian Divisi
Harga Pokok
Penjualan
Penjualan
Dikurangi
Laba
Bersih
dibagi
Biaya
Penjualan
Biaya
Administrasi
Bunga
Total Biaya
Margin
Laba
Pajak
Penjualan
ROI
Kas
Aktiva Lancar
Perputaran
total aktiva
Bank
6
Piutang
Total aktiva
dikali
Aktiva
Tetap
Persediaan
dibagi
Ditambah
Sumber: Weston dan Copeland, 1999
Bagan Du Pont adalah bagan yang dirancang untk memperlihatkan
hubungan antara pengembalian atas investasi, perputaran aktiva dan
margin laba. (Weston dan Brigham, 1990:307). Du pont tersebut merupakan
uraian dari skema ROI, yang merupakan rasio antara laba yang diperoleh
perusahaan dengan besarnya perputaran aktiva perusahaan. Perputaran
total aktiva didefnisikan sebagai hasil bagi antara penjualan dengan total
aktiva, sedangakan margin laba didefnisikan sebagai rasio antara laba
bersih dengan hasil penjualan. Selanjutnya total aktiva didefnisikan sebagai
penjumlahan antara aktiva lancar dan aktiva tetap perusahaan dan laba
bersih didapatkan dari pengurangan antara penjualan dan total biaya
(Soediyono,1991:149).
3.3
Teknik Analisa Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode kuantitatif,
yaitu dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap masalah yang
diteliti. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah Du Pont System atau
ROI, dengan langkah-langkah sbb:
1). Langkah I
Menentukan Perputaran Total Aktiva / Total Asset Turnover
Perputaran Total Aktiva adalah suatu rasio yang bertujuan untuk
mengukur tingkat efsiensi aktiva perusahaan didalam menghasilkan
volume penjualan tertentu.
-
Aktiva Lancar
7
-
Aktiva Lancar = Kas + Surat Berharga + Piutang +
Persediaan
Total Aktiva
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva
Tetap
-
Perputaran Aktiva
Perputaran Aktiva = Penjualan
x
1 Kali
Total Aktiva
2). Langkah II
Menentukan Rasio Laba Bersih / Net Profit Margin
Rasio laba bersih mengukur besarnya laba bersih yang dicapai dari
sejumlah penjualan tertentu.
-
Total Biaya
-
Total Biaya = Harga Pokok Penjualan + Beban Usaha +
Bunga +Pajak
Laba Setelah Pajak
Laba Setelah Pajak = Penjualan – Total
Biaya
-
Net Proft Margin
Net Proft Margin = Laba Setelah Pajak
x 100%
Penjualan
3). Langkah III
Menentukan Return On Investasi (ROI) Du Pont
ROI dapat mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi
total perusahaan.
ROI = Net Proft Margin x Perputaran
Aktiva
3.4 Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan
- Kriteria perusahaan yang baik
ROI (Du Pont System) berada di atas rata-rata industri menunjukkan
bahwa perputaran aktiva dan net proft margin sangat tinggi
8
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba
semakin baik
- Kriteria perusahaan yang kurang baik
ROI (Du Pont System) berada dibawah rata-rata industri menunjukkan
bahwa perputaran aktiva dan net proft margin sangat rendah
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba
kurang baik.
Persamaan Du Pont (Du Pont equation) menurut Gitman (2003, hal 147):
ROA = Proft Margin x Total Assets Turnover
Laba Bersih
Penjualan
ROA = ------------------- x -----------------Penjualan
Total Aset
Laba Bersih
ROA = ------------------Total Aset
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis Du
Pont merupakan analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan dalam
aktivitas rasio dan marjin laba, serta sejauh mana pengaruhnya terhadap
tingkat pengembalian (rate of return). Sistematika kerja analisis Du Pont ini
adalah dengan menguraikan ROA yang merupakan angka banding atau rasio,
antara laba yang diperoleh perusahaan (Marjin laba bersih) dengan besarnya
total aset perusahaan. Melalui persamaan Du Pont dapat dilihat bahwa ROA
diperoleh dengan mengalikan marjin laba bersih dan perputaran total aset.
Perputaran total aset diperoleh dari hasil bagi antara hasil penjualan dengan
jumlah aset, sedangkan marjin laba bersih merupakan hasil bagi antara laba
bersih dengan hasil penjualan. Laba bersih merupakan hasil dari penjualan
dikurangi beban-beban.
Menurut Munawir (2010:91-92), adapun keunggulan analisis Du Pont
antara lain:
1. Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh
dan manajemen bisa mengetahui tingkat efsiensi pendayagunaan aset.
2. Dapat membandingkan efsiensi penggunaan ekuitas pada
perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat
9
diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas rataratanya.
3.
Dapat digunakan untuk mengukur efsiensi tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua beban
dan ekuitas ke dalam bagian yang bersangkutan.
4.
Dapat digunakan untuk mengukur proftabilitas dari masing-masing
produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
5.
Dapat digunakan untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk
keperluan perencanaan.
Menurut Munawir (2010:92-93), adapun kelemahan dari analisis Du Pont
adalah :
1.
ROI suatu perusahaan sulit dibandingkan dengan ROA perusahaan lain
yang sejenis, karena adanya perbedaan praktek akutansi yang digunakan.
2. Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya
fluktuasi nilai dari uang (daya belinya).
3. Dengan menggunakan ROA saja tidak akan dapat digunakan untuk
mengadakan perbandingan antara dua permasalahan atau lebih dengan
mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.
EXERCIXE
1. Laporan keuangan yang memuat hasil dari kinerja perusahaan dalam suatu
periode tertentu disebut :
a. Balanne Sheet
b. Innome Statement
c. Laporan perubahan modal
d. Laporan Canh Flow
2. Laporan keuangan yang berisi Aktiva, hutang dan modal disebut :
a. Balannhe Sheet
b. Innome Statement
c. Laporan perubahan modal
d. Laporan Cash Flow
3. Yang tidak termasuk dalam nurrent liability adalah :
a. Hutang hipotik
c. Hutang Gaji
b. Hutang pajak
d. Hutang Dagang
4. Dalam pembuatan neraca dimana aktiva dan passive dicatat dengan posisi
bersebelahan disebut
a. Report Form
c. Single Step
b. Annount Form
d. Multiple Step
5. Laporan yang berisi tentang penghasilan, biaya serta L/R disebut :
a. Innome Statement
c. Report Form
10
b. Balanne Sheet
d. Annount Form
6. Rasio modal sendiri dengan keseluruhan aktiva
disebut.......................................................................
7. Ratio yang dipergunakan untuk mengukur berapa tingkat efektiftas dari
keseluruhan operasi perusahaan
disebut.................................................................................................................
.............
8. Yang tidak termasuj keadaan yang dialami perusahaan ketika ratio
rentabilitas rendah
adalah..................................................................................................................
.......................................................
9. Laba bersih disebut dengan
istilah................................................................................................................
10.Ratio yang dipergunakan untuk mengetahui berapakah tingkat keuntungan
yang didapat dari modal yang telah dipergunakan perusahaan disebut
rentabilitas.........................................
11.Suatu analisa yang dapat menggambarkan hubungan atau perimbangan
antara jumlah tertentu dengan jumlah lainnya
disebut......................................................................................................
12.Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kuwajiban tanpa
memperhitungkan persediaan
disebut.................................................................................................................
........................................................
13.Ratio yang datanya didasarkan pada laporan rugi laba dan neraca
disebut...............................
14.Berikut ini adalah macam-macam ratio dilihat dari tujuan penganalisa,
kecuali.....................
15.Dasar pembandingan angka ratio dimana ratio rata-rata yang dipergunakan
adalah rata-rata seluruhperusahaanyang adapadaindustridisebut
16.Suatu analisa yang dapat menggambarkan hubungan atau perimbangan
antara jumlah tertentu dengan jumlah lainnya
disebut.....................................................................................................
17.Membagi jumlah tiap pos yang terdapat dalam LK dengan jumlah pos yang
sama yang terdapat pada tahun dasar
disebut...............................................................................................................
11
18.Jika terjadi perubahan nilai karena adanya inflasi mapun deflasi, maka pada
saat analisa perbandingan LK data harus terlebih dahulu
dilakukan.....................................................................
19.Syarat suatu data dapat diperbandingkan adalah selain konsekuensi
pencatatan adalah...
20.JikadalammembandingkanLK trend prosentasemenggunakandata lebih dari
tiga tahun maka analisa yang dipergunakan
adalah.....................................................................................................
21.Berikut ini merupakan prosedur analisis LK,
kecuali............................................................................
22.Tehnik analisa LK adalah sebagai berikut,
kecuali..................................................................................
23.Yang tidak termasuk cara yang digunakan tahun pembanding dalam analisa
lebih dari dua periode sebagai
berikut.................................................................................................................
.......................
24. Jika dalam melakukan analisa laporan keuangan yang dianalisa hanya satu
periode tertentu
disebut.................................................................................................................
......................................
25.Kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi suatu kewajiban jangka
pendek atau harus segera dibayar
disebut.................................................................................................................
...........
26. Presentase Common-size dan presentase tren untuk penjualan, harga pokok
penjualan, dan
beban JBC Company adalah sebagai berikut:
Keterangan
Penjualan
Harga
Penjualan
Beban
Pokok
PRESENTASE COMMONSIZE
2003
2002
2001
100,0% 100,0
100,0%
%
62,4
60,9
58,1
2003
104,4
%
112,1
2002
103,2
%
108,2
2001
100,0
%
100,0
14,3
105,9
101,0
100,0
13,8
14,1
PRESENTASE TREN
12
Tentukan apakah laba bersih naik, turun, atau tetap selama tiga tahun tersebut.
BAB III
ANALISIS DU PONT
3.1 Pengertian Analisis Keuangan Sistem Du Pont
Menurut Bambang Riyanto, dalm bukunya Dasar-dasar pembelanjaan
perusahaan yang sering disebut sebagai “ Du Pont System” adalah suatu
system analisis yang dimaksudkan untuk menunjukan hubungan antara “
Return On Investment, Assets Turn Over “, dan “Proft Margin”. ROI adalah
rasio keuntungan neto sesudah pajak dengan jumlah investasi (aktiva)
sehingga dalam Du Pont System diperhitungkan juga bnga dan pajak.
Menurut J. C. Van Horne & J. M. Wachowicz, Jr, dalam buku prinsipprinsip Manajemen Keuangan, yang diterjemahkan oleh Heru Sutojo, Sistem
Du Pont adalah system yang menggunakan pendekatan tertentu terhadap
analisis rasio untuk mengevaluasi efektiftas perusahaan. Menurut Sofyan
S . Harahap, dalam buku Analisa Kritis Laporan Keuangan, Du Pont
memiliki cara sendiri dalm menganalisa laporannya. Caranya hamper sama
dengan analisa laporan keuangan biasa, namun pendektannya lebih
integrative dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen
analisisnya. Menurut Mamduh M. Hanaf dan Abdul Halim (2002:90),
Analisa Du Pont adalah analisis yang menghubungkan tiga macam rasio
sekaligus, yaitu ROI, Proft Margin dan Asset Turn Over. Menurut A. J.
Keown, dkk (2004:102), analisa du Pont adalh system rasio keuangan yang
dirancang untuk menyelidiki determninan rasio pengembalian ekuitas
pemegang saham dan pengembalian aktiva
Menurut Syamsudin (2000:64), analisis Du Pont adalah ROA yang
dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-komponen
sales serta
efsiensi
penggunaan
total aset di dalam menghasilkan
keuntungan tersebut. Sedangkan pendapat Sutrisno (2001:256), analisis Du
Pont adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan
dalam rasio aktivitas dan net proft margin dan seberapa besar pengaruhnya
terhadap ROA. Menurut Syafarudin (2003:128), analisis Du Pont penting
bagi manajer untuk mengetahui faktor mana yang paling kuat pengaruhnya
antara proft margin dan total asset turnover terhadap ROA. Disamping itu
dengan menggunakan analisis ini, pengendalian beban dapat diukur dan
efsiensi perputaran aset sebagai akibat turun naiknya penjualan dapat
diukur. Menurut Soediyono (2001:137), yang dapat diuraikan dengan
2
menggunakan analisis Du Pont adalah ROA (Return On Assets) yang
merupakan angka pembanding atau rasio antara laba yang diperoleh
perusahaan dengan besarnya total aset perusahaan.
Sistem Du-Pont merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan oleh
Du-Pont Company untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Sistem ini memberikan gambaran faktor-faktor
yang saling berhubungan dan berpengaruh pada tingkat pengembalian atas
investasi suatu perusahaan (ROI) dan tingkat pengembalian atas ekuitas
(ROE) yaitu marjin laba bersih, perputaran total aktiva dan tingkat hutang
suatu
perusahaan.
Dengan
mengetahui
dan
memahami
faktor-faktor
tersebut, dapat membantu manajemen dalam memutuskan kebijakannya
dalam rangka untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas investasi dan
ekuitas suatu perusahaan.
Tujuan analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektvitas
perusahaan dalam memutar modalnya, sehingga analisis ini mencakup
berbagai rasio. Du Pont System ini didalamnya menggabungkan rasio
aktivitas / perputaran aktiva dengan rasio laba / proft margin atas penjualan
dan menunjukkan bagaimana keduanya berinteraksi dalam menentukan
Return On Invesment (ROI), yaitu proftabilitas atas aktiva yang dimiliki
perusahaan. Rasio laba atas penjualan (proft margin) dipengaruhi oleh
tingkat penjualan dan laba bersih yang dihasilkan. Berarti proft margin ini
mencakup
pula
seluruh
biaya
yang
digunakan
dalam
operasional
perusahaan. Rasio aktivitas sendiri dipengaruhi oleh penjualan dan total
aktiva. Dapat dikatakan bahwa analisis ini tidak hanya menfokuskan pada
laba yang dicapai, tetapi juga pada invesatasi yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut.
Semakin besar ROI semakin baik pula perkembangan perusahaan
tersebut dalam mengelola asset yang dimilikinya dalam menghasilkan laba.
Hal ini disebabkan karena ROI tersebut terdiri dari beberapa unsur yaitu
penjualan, aktiva yang digunakan, dan laba atas penjualan yang diperoleh
perusahaan. Angka ROI ini akan memberikan informasi yang penting jika
dibandingkan dengan pembanding yang digunakan sebagai standart. Jadi
perbandingan ROI selama beberapa periode berturut-turut akan lebih
akurat. Berdasar dari kecenderungan ROI ini dapat dinilai perkembangan
efektivitas operasional usaha perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan
atau penurunan.
3
Du Pont System ini lebih tepat jika diterapkan pada perusahaan cabang/
divisi/ departemen/ pusat investasi. Melalui analisis ini perusahaan dapat
menilai kinerja keuangan divisi/ departemen/ pusat investasinya dengan
melihat efektivitas penggunaan aktiva dalam memperoleh laba bersih,
sehingga pada akhirnya perusahaan pusat dapat mengambil kebijaksanaan
yang tepat atas divisi/ pusat investasinya.
Guna
melihat
dan
menilai
tingkat
efektivitas
operasional
suatu
perusahaan, tidak hanya menggunakan kepekaan dan ketajaman para
manajer secara kualitatif saja, tetapi harus menggunakan metode secara
kuantitatif. Du Pont System merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menilai efektivitas operasional perusahaan tersebut, karena dalam analisis
ini mencakup unsur penjualan, aktiva yang digunalan serta laba yang
dihasilkan perusahaan.
Return On Investment
Pengertian Return On Investment
Menurut Munawir (1995:89) ROI (Return On Investment) adalah
satu bentuk dari rasio proftabilitas yang dimaksudkan untuk dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan.
Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor :
Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi
Proft Margin罳 yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan
dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Proft Margin ini
mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan
dihubungkan dengan penjualannya.
Menurut Abdullah Faisal (2002:49) ROI ini sering disebut Return On
Total Assets dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan
aktiva yang dimilikinya.
Kelebihan dan Kelemahan ROI
Menurut Abdullah (2002:50) kelebihan ROI antara lain:
4
1. Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan
perencanaan.
ROI
dapat
digunakansebagai
dasar
pengambilan
keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi.
2. ROI dipergunakan sebagai alat ukur proftabilitas dari masing-masing
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem
biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke
dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat
dihitung masing-masing.
3. Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efsiensi
penggunaan modal, efsiensi produk dan efsiensi penjualan. Hal ini
dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi
secara benar dalam artian mematuhi sistem dan prinsip-prinsip
akutansi yang ada.
Menurut Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain:
1. Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda
maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam
membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan
lain.
2. Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment
saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau
lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.
Sistem Du Pont sering dipergunakan untuk pengendalian dalam
perusahaan besar. Oleh karena itu kebijakan leverage fnannial dan pajak
dibuat
atas
dasar
perusahaan
secara
keseluruhan
bukan
secara
divisional. Jika Du Pont system digunakan untuk pengendalian divisional
maka disebut dengan pengendalian ROI, menurut Sartono (2000:344)
a.
Setiap divisi didefnisikan sebagai proft nenter, dengan investasi
sendiri dan diharapkan menghasilkan return yang cukup.
b. Jika ROI divisi yang bersangkutan turun dibawah target, maka staf
perusahaan pusat akan meneliti kembali dengan Du Pont System untuk
mencari penyebabnya.
c. Prestasi manajer divisi dinilai atas dasar ROI divisi yang dipimpinnya
dan
dimotivasi
untuk
berusaha
menccapai
tingkat
ROI
yang
ditargetkan.
d. Return On Investment juga dipengaruhi oleh faktor selain kemampuan
manajerial, seperti: kebijakan depresiasi (penyusutan), nilai buku, dll.
5
3.2 Kerangka Pikir
Bagan Du Pont untuk Pengendalian Divisi
Harga Pokok
Penjualan
Penjualan
Dikurangi
Laba
Bersih
dibagi
Biaya
Penjualan
Biaya
Administrasi
Bunga
Total Biaya
Margin
Laba
Pajak
Penjualan
ROI
Kas
Aktiva Lancar
Perputaran
total aktiva
Bank
6
Piutang
Total aktiva
dikali
Aktiva
Tetap
Persediaan
dibagi
Ditambah
Sumber: Weston dan Copeland, 1999
Bagan Du Pont adalah bagan yang dirancang untk memperlihatkan
hubungan antara pengembalian atas investasi, perputaran aktiva dan
margin laba. (Weston dan Brigham, 1990:307). Du pont tersebut merupakan
uraian dari skema ROI, yang merupakan rasio antara laba yang diperoleh
perusahaan dengan besarnya perputaran aktiva perusahaan. Perputaran
total aktiva didefnisikan sebagai hasil bagi antara penjualan dengan total
aktiva, sedangakan margin laba didefnisikan sebagai rasio antara laba
bersih dengan hasil penjualan. Selanjutnya total aktiva didefnisikan sebagai
penjumlahan antara aktiva lancar dan aktiva tetap perusahaan dan laba
bersih didapatkan dari pengurangan antara penjualan dan total biaya
(Soediyono,1991:149).
3.3
Teknik Analisa Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode kuantitatif,
yaitu dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap masalah yang
diteliti. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah Du Pont System atau
ROI, dengan langkah-langkah sbb:
1). Langkah I
Menentukan Perputaran Total Aktiva / Total Asset Turnover
Perputaran Total Aktiva adalah suatu rasio yang bertujuan untuk
mengukur tingkat efsiensi aktiva perusahaan didalam menghasilkan
volume penjualan tertentu.
-
Aktiva Lancar
7
-
Aktiva Lancar = Kas + Surat Berharga + Piutang +
Persediaan
Total Aktiva
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva
Tetap
-
Perputaran Aktiva
Perputaran Aktiva = Penjualan
x
1 Kali
Total Aktiva
2). Langkah II
Menentukan Rasio Laba Bersih / Net Profit Margin
Rasio laba bersih mengukur besarnya laba bersih yang dicapai dari
sejumlah penjualan tertentu.
-
Total Biaya
-
Total Biaya = Harga Pokok Penjualan + Beban Usaha +
Bunga +Pajak
Laba Setelah Pajak
Laba Setelah Pajak = Penjualan – Total
Biaya
-
Net Proft Margin
Net Proft Margin = Laba Setelah Pajak
x 100%
Penjualan
3). Langkah III
Menentukan Return On Investasi (ROI) Du Pont
ROI dapat mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi
total perusahaan.
ROI = Net Proft Margin x Perputaran
Aktiva
3.4 Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan
- Kriteria perusahaan yang baik
ROI (Du Pont System) berada di atas rata-rata industri menunjukkan
bahwa perputaran aktiva dan net proft margin sangat tinggi
8
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba
semakin baik
- Kriteria perusahaan yang kurang baik
ROI (Du Pont System) berada dibawah rata-rata industri menunjukkan
bahwa perputaran aktiva dan net proft margin sangat rendah
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba
kurang baik.
Persamaan Du Pont (Du Pont equation) menurut Gitman (2003, hal 147):
ROA = Proft Margin x Total Assets Turnover
Laba Bersih
Penjualan
ROA = ------------------- x -----------------Penjualan
Total Aset
Laba Bersih
ROA = ------------------Total Aset
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis Du
Pont merupakan analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan dalam
aktivitas rasio dan marjin laba, serta sejauh mana pengaruhnya terhadap
tingkat pengembalian (rate of return). Sistematika kerja analisis Du Pont ini
adalah dengan menguraikan ROA yang merupakan angka banding atau rasio,
antara laba yang diperoleh perusahaan (Marjin laba bersih) dengan besarnya
total aset perusahaan. Melalui persamaan Du Pont dapat dilihat bahwa ROA
diperoleh dengan mengalikan marjin laba bersih dan perputaran total aset.
Perputaran total aset diperoleh dari hasil bagi antara hasil penjualan dengan
jumlah aset, sedangkan marjin laba bersih merupakan hasil bagi antara laba
bersih dengan hasil penjualan. Laba bersih merupakan hasil dari penjualan
dikurangi beban-beban.
Menurut Munawir (2010:91-92), adapun keunggulan analisis Du Pont
antara lain:
1. Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh
dan manajemen bisa mengetahui tingkat efsiensi pendayagunaan aset.
2. Dapat membandingkan efsiensi penggunaan ekuitas pada
perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat
9
diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas rataratanya.
3.
Dapat digunakan untuk mengukur efsiensi tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua beban
dan ekuitas ke dalam bagian yang bersangkutan.
4.
Dapat digunakan untuk mengukur proftabilitas dari masing-masing
produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
5.
Dapat digunakan untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk
keperluan perencanaan.
Menurut Munawir (2010:92-93), adapun kelemahan dari analisis Du Pont
adalah :
1.
ROI suatu perusahaan sulit dibandingkan dengan ROA perusahaan lain
yang sejenis, karena adanya perbedaan praktek akutansi yang digunakan.
2. Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya
fluktuasi nilai dari uang (daya belinya).
3. Dengan menggunakan ROA saja tidak akan dapat digunakan untuk
mengadakan perbandingan antara dua permasalahan atau lebih dengan
mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.
EXERCIXE
1. Laporan keuangan yang memuat hasil dari kinerja perusahaan dalam suatu
periode tertentu disebut :
a. Balanne Sheet
b. Innome Statement
c. Laporan perubahan modal
d. Laporan Canh Flow
2. Laporan keuangan yang berisi Aktiva, hutang dan modal disebut :
a. Balannhe Sheet
b. Innome Statement
c. Laporan perubahan modal
d. Laporan Cash Flow
3. Yang tidak termasuk dalam nurrent liability adalah :
a. Hutang hipotik
c. Hutang Gaji
b. Hutang pajak
d. Hutang Dagang
4. Dalam pembuatan neraca dimana aktiva dan passive dicatat dengan posisi
bersebelahan disebut
a. Report Form
c. Single Step
b. Annount Form
d. Multiple Step
5. Laporan yang berisi tentang penghasilan, biaya serta L/R disebut :
a. Innome Statement
c. Report Form
10
b. Balanne Sheet
d. Annount Form
6. Rasio modal sendiri dengan keseluruhan aktiva
disebut.......................................................................
7. Ratio yang dipergunakan untuk mengukur berapa tingkat efektiftas dari
keseluruhan operasi perusahaan
disebut.................................................................................................................
.............
8. Yang tidak termasuj keadaan yang dialami perusahaan ketika ratio
rentabilitas rendah
adalah..................................................................................................................
.......................................................
9. Laba bersih disebut dengan
istilah................................................................................................................
10.Ratio yang dipergunakan untuk mengetahui berapakah tingkat keuntungan
yang didapat dari modal yang telah dipergunakan perusahaan disebut
rentabilitas.........................................
11.Suatu analisa yang dapat menggambarkan hubungan atau perimbangan
antara jumlah tertentu dengan jumlah lainnya
disebut......................................................................................................
12.Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kuwajiban tanpa
memperhitungkan persediaan
disebut.................................................................................................................
........................................................
13.Ratio yang datanya didasarkan pada laporan rugi laba dan neraca
disebut...............................
14.Berikut ini adalah macam-macam ratio dilihat dari tujuan penganalisa,
kecuali.....................
15.Dasar pembandingan angka ratio dimana ratio rata-rata yang dipergunakan
adalah rata-rata seluruhperusahaanyang adapadaindustridisebut
16.Suatu analisa yang dapat menggambarkan hubungan atau perimbangan
antara jumlah tertentu dengan jumlah lainnya
disebut.....................................................................................................
17.Membagi jumlah tiap pos yang terdapat dalam LK dengan jumlah pos yang
sama yang terdapat pada tahun dasar
disebut...............................................................................................................
11
18.Jika terjadi perubahan nilai karena adanya inflasi mapun deflasi, maka pada
saat analisa perbandingan LK data harus terlebih dahulu
dilakukan.....................................................................
19.Syarat suatu data dapat diperbandingkan adalah selain konsekuensi
pencatatan adalah...
20.JikadalammembandingkanLK trend prosentasemenggunakandata lebih dari
tiga tahun maka analisa yang dipergunakan
adalah.....................................................................................................
21.Berikut ini merupakan prosedur analisis LK,
kecuali............................................................................
22.Tehnik analisa LK adalah sebagai berikut,
kecuali..................................................................................
23.Yang tidak termasuk cara yang digunakan tahun pembanding dalam analisa
lebih dari dua periode sebagai
berikut.................................................................................................................
.......................
24. Jika dalam melakukan analisa laporan keuangan yang dianalisa hanya satu
periode tertentu
disebut.................................................................................................................
......................................
25.Kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi suatu kewajiban jangka
pendek atau harus segera dibayar
disebut.................................................................................................................
...........
26. Presentase Common-size dan presentase tren untuk penjualan, harga pokok
penjualan, dan
beban JBC Company adalah sebagai berikut:
Keterangan
Penjualan
Harga
Penjualan
Beban
Pokok
PRESENTASE COMMONSIZE
2003
2002
2001
100,0% 100,0
100,0%
%
62,4
60,9
58,1
2003
104,4
%
112,1
2002
103,2
%
108,2
2001
100,0
%
100,0
14,3
105,9
101,0
100,0
13,8
14,1
PRESENTASE TREN
12
Tentukan apakah laba bersih naik, turun, atau tetap selama tiga tahun tersebut.