ASUHAN KEPERWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA (1)
ASUHAN KEPERWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas Keluarga
Identitas Kepala Keluarga
Nama
: Tn. T
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku
: Jawa
Umur
: 67 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Telp
: 085740032156
Alamat
: RT 13 RW 09 Dusun Kasih Desa Sayang
Kec. Kembar Kab. Purwokerto Jateng
b. Komposisi Keluarga
No
Nama
1
2
3
4
Tn. T
Tn. M
Ny. S
An. A
c. Genogram
Jenis
kelamin
L
L
P
L
Hub. Dg
keluarga
KK
Menantu
Anak
Cucu
Umu
r
67 th
30 th
25 th
5 th
Pendidika
n
SD
SMA
SMP
TK
Pekerjaan
Pensiunan
Buruh Pabrik
IRT
Pelajar
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: meninggal
: Tinggal serumah
d. Tipe Keluarga
keluarga Tn. T merupakan keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, anak, menantu, serta cucu
( The extended family). Terkadang Tn. T merasa istirahatnya terganggu karena aktivitas bermain
yang dilakukan cucu beserta teman-temannya.
e. Suku Bangsa
Tn. T menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jawa dan tinggal di lingkungan orangorang yang bersuku jawa. Tn. T berkomunikasi dengan bahasa Jawa dan bahasia Indonesia baik
antara anggota keluarga maupun kelurga sekitar.
f. Agama
Semua anggota keluarga Tn. T beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan di
rumah dan di masjid. Dalam menjalankan perintah agama keluarga cukup taat dan rajin
mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, acara
tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), dan acara keagamaan lainnya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
penghasilan keluarga ± Rp. 1.150.000 perbulan di, yang diperoleh dari hasil pensiunan Tn. T
sebesar Rp. 400.000 dan hasil kerja Tn. M sebagai buruh pabrik sebesar Rp. 750.000. Sedangkan
Ny. S tidak menghasilkan uang karena hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tn. T
memelihara ternak berupa ayam sebanyak 5 ekor. Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan
sekitar ± Rp. 700.000,- dan sisanya untuk keperluan lain –lain seperti membayar listrik,
kebutuhan anak sekolah.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga setiap hari mereka menonton TV bersama-sama, dan semua
berkumpul menonton TV ketika malam hari. Kadang mereka berkumpul bersama tetangga atau
saudara dekat untuk berbincang-bincang bersama. Jika memiliki tabungan cukup dan kesehatan
yang mendukung mereka berwisata ke tempat rekreasi terdekat.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini dengan lansia
Tahap perkembangan keluarga Tn. T saat ini adalah keluarga usia lanjut, yang dimulai pada
masa pension dan salah satu atau kedua orang tua meninggal. Semua anak Tn. T sudah menikah
dan mempunyai tempat tinggal sendiri-sendiri, hanya anak yang terakhir yang tinggal serumah
dengannya dan mempunyai seorang anak yang masih berumur 5 tahun. Menantu Tn. T bekerja
sebagai buruh pabrik.
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
-
-
Tn. T mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Tn. T mengatakan beberapa minggu
ini sering merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku untuk berjalan, ketika bangun pagi
kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan. Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak kuat menopang badannya.
Anak Tn. T (Ny. S) tidak memiliki masalah kesehatan.
-
Menantu Tn. T (Tn. M) mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan dan tidak memiliki
masalah kesehatan
-
Cucu Tn. T (An. A) tidak mempunyai masalah kesehatan
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn. T mengatakan istrinya (Ny . S) meninggal dunia karena penyakit kanker payudara, Ny. S
(anak dari Tn. T) mengatakan Ayah mertuanya memiliki riwayat diabetes. Keluarga dari pihak
Tn. M saat ini hubungannya baik, minimal setiap minggu bersilaturahmi, tidak ada konflik
dengan keluarga.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. T merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang ± 10 meter dan lebar 7 meter.
Di rumah tersebut terdapat :
- Kamar tidur ( terdapat 3 kamar tidur, 1 kamar tidur berada di depan samping ruang tamu, 2
kamar tidur berada di samping ruang keluarga ).
- Kamar kosong ( 3 kamar kosong. Model rumah Tn. T adalah model rumah jaman dahulu yang
banyak terdapat kamar-kamar yang jarang digunakan dan biasanya kamar tersebut digunakan
untuk menaruh barang-barang yang tidak terpakai).
- Ruang tamu berukuran 3x3 meter, Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan
- Ruang makan Tn. T biasanya bergabung dengan ruang keluarga atau ruang menonton TV.
- Kamar mandi bergabung dengan WC berjumlah 2.
Lantai rumah Tn. T terbuat dari semen, kecuali dapur lantainya masih berupa tanah, Lantai dapur
tampak licin dan lembab. Atap rumah dari genting. Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu
ada jendela, di ruang keluarga, di 2 kamar tidur dan 2 kamar kosong, serta dapur. Ventilasi masih
terlalu sempit, < 10 m luas lantai. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 20 watt, ruang keluarga
terdapat bola lampu 15 watt, masing–masing kamar dan dapur terdapat lampu pijar 10 watt.
Sumber air keluarga berasal dari sumur gali yang telah dipasang pompa air, kualitas air
tergantung musim, pada musim hujan warna air keruh kekuning-kuningan, pada musin kemarau
warna air agak bening, kadang-kadang air agak berbau. Sumber air minum keluarga
menggunakan air sumur yang ditampung dan diendapkan dalam tong. Jarak septictank dengan
sumur ± 8 meter. Keluarga mengatakan membuang air limbah keluarga langsung ke kolam
dibelakang rumah dengan membuat saluran yang menuju ke kolam penampungan. Untuk
pembuangan sampah dilakukan penampungan dulu di ember sampah kemudian di pindah dan di
bakar di dalam lubang di samping rumah. Untuk sarana penerangan keluarga Tn. T
menggunakan listrik semuanya. Di belakang rumah terdapat kolam penampungan limbah
keluarga beserta ikan lele peliharaan, dan terdapat kandang ayam.
Gambar Denah Rumah :
Jalan
U
B
S
T
Kamar kosong
keluarga
ruang tamu
ruang
kamar
Kamar
kamar
Kamar kosong
kamar kosong
Kandang
ayam
kamar kosong
dapur
Kolam penampungan+
ikan
K.M +
WC
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Rumah Tn. T berada di wilayah kelurahan yang mayoritas penduduk sekitarnya adalah petani.
Sarana jalan tersebut belum diaspal. Sarana kesehatan di lingkungan tersebut berupa bidan desa.
Di dekat rumah Tn. T ± 7 meter terdapat masjid. Tetangga Tn. T mayoritas beragama islam serya
memiliki sifat kebersamaan serta menganut adat jawa, misalnya selamatan, yasinan setiap malam
jum’at, dll. Jika ada kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras suara
yang ada di musholla atau mesjid.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. T Keluarga jarang bepergian ke tempat-tempat yang jauh. Kegiatan rutin Tn. T
adalah pergi ke sawah untuk sekedar melihat-lihat, sawah tersebut tidak jauh dari rumahnya
(sekitar 1 km), aktivitas lainnya menonton TV dan mengikuti kegiatan keagamaan. Tempat
tinggal keluarga juga tidak berpindah – pindah. Keluarga Tn.T yang lain berada di sekitar tempat
tinggalnya (masih satu desa).
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.
Keluarga Tn. T mengatakan setiap hari raya semua anak-anak dan keluarga Tn. T berkumpul di
rumah. Saudara-saudara Tn. T yang berada di sekitar rumah sering datang berkunjung. Tn. T dan
keluarganya rutin mengikuti kegiatan, seperti pengajian.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. T memiliki keluarga yang berada di sekitar rumahnya sehingga sewaktu-waktu dapat
dimintai bantuan. Tn. T memiliki ASKES. Jika sakit biasanya keluarga Tn. T dibawa ke Bidan,
dan jika perlu rujukan ke Puskesmas yang berjarak 5 meter dari rumah.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
keluarga Tn. T dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dan bahasa Indonesia.
Komunikasi antar anggota lancar dan tidak ada konflik dalam keluarga. Dalam keluarga
mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap malam ketika menonton TV, keluarga bertukar
pendapat dan menceritakan hal-hal yang terjadi dalam keluarga.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Tn. T adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah karena Tn. T dianggap
sebagai orang yang paling tua dan sebagai kepala keluarga. Untuk anak-anak yang telah
berkeluarga keputusan diserahkan kepada keluarga masing-masing, tetapi anak-anaknya juga
sering meminta pendapat Tn. T. keluarga Tn. T sangat menyayangi dan menghargai Tn. T,
apabila Tn. T sakit keluarga langsung mengantarkannya berobat, anak-anaknya juga
mengingatkannya untuk minum obat jika Tn. T lupa.
c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )
- Tn. T berperan sebagai kepala keluarga, seorang ayah ayah dan kakek. Tn. T juga sering
mengasuh cucunya jika kedua anaknya sibuk atau ada keperluan.
- Tn. A berperan sebagai anak (menantu), suami, dan bapak.
- Ny. S berperan sebagai anak, istri, dan ibu.
- An. A berperan sebagai anak, An. A belum menyadari dan menjalankan perannya karena
masih kecil.
d. Nilai Dan Norma Keluarga
Tn. T mengatakan ia terbiasa menanamkan pada anak-anaknya sikap hormat-menghormati dan
menyayangi antar keluarga dan dengan tetangga. Keluarga Tn. T menganut agama Islam, dalam
kehidupan keseharian menggunakan keyakinan sesuai syariat islam. Keluarga Tn. T menganut
norma atau adat yang ada di lingkungan sekitar misalnya takziah atau menjenguk tetangga yang
sakit. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Jawa, norma yang dianut juga kebudayaan
jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. T tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. T mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota keluarga, saling
menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn. T sangat harmonis, rukun dan tentram. Apabila ada
anggota yang membutuhkan atau sakit maka keluarga yang lain berusaha membantu.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn. T mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik. keluarga Tn. T
menganut kebudayaan jawa. Keluarga Tn. T berusaha untuk tetap memenuhi aturan yang ada
keluarga, misalnya saling menghormati dan menghargai. Keluarga juga mengatakan mengikuti
norma yang ada di masyarakat sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik
dengan para tetangga atau masyarakat sekitar.
-
-
-
-
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengetahui penyakit di keluarganya tetapi tidak mengetahui sama sekali
apa penyebabnya. Keluarga Tn. T mengatakan hanya sedikit mengetahui tentang tanda dan
gejala, serta tidak mengetahui apa-apa saja yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya
penyakit pada Tn. T. Tn.
Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga mengatakan linu pada sendi kaki yang diderita oleh Tn. T merupakan sakit yang biasa
diderita oleh orang tua. Keluarga terus mengingatkan kepada Tn. T untuk tidak banyak
melakukan aktivitas dan beristirahat saja.
Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah mengerokinnya dan jika
sakitnya berlarut segera dibawa ke Bidan atau ke Puskesmas terdekat.
Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatakan tiap hari selalu membersihkan lingkungan rumahnya (menyapu,
mengepel), sistem pembuangan limbah keluarga langsung ke saluran kolam di belakang rumah,
pembuangan sampah ditampung sementara di ember sampah kemudian di bakar di lubang
pembakaran setiap dua hari sekali.
Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat
Keluarga Tn. T mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke Bidan, dan jika perlu
rujukan dibawa ke Puskesmas terdekat. Tn. T seringkali tidak mau dibawa ke pelayanan
kesehatan kecuali benar-benar dirasa parah.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. T memiliki tiga orang anak yang sudah menikah semua. Ny. S dan Tn. A memiliki satu
orang anak, Ny. S menggunakan alat kontrasepsi berupa pil untuk mengatur jarak anak
selanjutnya.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. T termasuk keluarga mampu, hal ini dapat dilihat dari penghasilan keluarga tiap
bulannya sekitar Rp.1.150.000/perbulan. Keluarga Tn. T dapat memenuhi setiap kebutuhan
sandang, pangan dan papan walaupun dengan kapasitas seadanya. Untuk memenuhi kebutuhan
makan sehari-hari, Tn.A menanam sayur di tepi sawah Tn. T yang dikelola olehnya. Jika ingin
makan lauk-pauk, Tn. T biasa memancing ikan bersama kawan-kawannya di sungai dekat rumah
6. Stres Dan koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
- Stresor jangka pendek
Keluarga Tn. MS mengatakan pernah mengalami stres ketika Ny. S (istri Tn. T) meninggal dunia
karena kanker payudar, namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena keluarga sudah
mengikhlaskannya. Hal-hal lain yang menimbulkan stress dalam keluarga segera dapat diatasi.
- Stresor jangka panjang
Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stres baik itu stes jangka panjang
( > 6 bulan ).
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Pemecahan masalah dalam keluarga Tn. T biasanya dengan cara musyawarah antar anggota
keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Dalam menentukan pengobatan yang harus dijalani
salah satu anggota keluarga, Tn. A pengambil keputusan karena Tn. A yang dianggap mampu
dan memiliki fisik yang kuat.
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya mengkonsentrasikan pada
bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu dalam
melakukan pekerjaan keseharian.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Tn T
Tekanan Darah
: 130/100 mmHg
Berat Badan
: 57 kg
Tinggi Badan
: 160 cm
Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20x/mnt
Termometer
: 36,5° C
Kekuatan otot : 5
4
5
3
Skala nyeri : 6
b. Tn A
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Berat Badan
: 59 kg
Tinggi Badan
: 163 cm
Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20x/mnt
Termometer
: 36,3° C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
c. Ny. S
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Berat Badan
: 52 kg
Tinggi Badan
: 155 cm
Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20x/mnt
Termometer
: 36,5° C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
d. An. A
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Berat Badan
: 25 kg
Tinggi Badan
: 65 cm
Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20x/mnt
Termometer
: 36,5° C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
8. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga dapat teratasi
atas bantuan dari pertugas kesehatan.
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Analisa Dan Sintesa Data
N
Data Penunjang
Masalah
o
1. DS :
- Tn. T mengatakan sering merasa Resiko Jatuh
linu di persendian kakinya sehingga
kaku untuk berjalan
- Tn. T mengatakan ketika bangun
pagi kakinya merasa senut-senut
(nyeri) dan berat untuk berjalan.
- Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak
kuat menopang badannya
Etiologi
Reumathoid,
lantai yang licin,
ketidakmampuan
keluarga
merawat anggota
yang sakit.
DO :
- Tn. T berumur 67 tahun
- TD 130/100 mmHg
-
Kekuatan otot 5 5
4 3
- Skala nyeri 6
- Lantai tanah yang berada di dapur
tampak licin dan lembab
DS :
- Keluarga mengatakan mengetahui
Kurang
Kurang
penyakit di keluarganya tetapi tidak
mengetahui sama sekali apa
penyebabnya. Keluarga Tn. T
mengatakan hanya sedikit
mengetahui tentang tanda dan
gejala, serta tidak mengetahui apaapa saja yang harus dihindari untuk
mencegah terjadinya penyakit pada
Tn. T. Tn.
pengetahuan,
informasi
dan
ketidak
tahuan keterbatasan
tentang penyakit
kemampuan
mencapai
informasi,
ketidakmampuan
keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
- Jika ada keluarga yang sakit, hal
pertama yang dilakukan adalah
mengerokinnya dan jika sakitnya
berlarut segera dibawa ke Bidan
atau ke Puskesmas terdekat
-
-
-
-
Tn. T mengatakan tidak ada
pantangan makanan
DO :
Keluarga tidak bisa menjawab
pertanyaan tentang pengertian
penyakit, pencegahan, perawatan
dan pengobatannya
Tn. T bertanya apa saja makanan
yang harus dihindari agar tidak
sakit, Tn. T tampak bingung
DS :
Tn. T mengatakan sering merasa Hambatan
linu di persendian kakinya sehingga mobilitas fisik
kaku untuk berjalan
Tn. T mengatakan ketika bangun
pagi kakinya merasa senut-senut
(nyeri) dan berat untuk berjalan.
Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak
kuat menopang badannya
DO:
- Skala nyeri sedang (6)
- Klien tampak perlahan-lahan saat
berjalan karena menahan nyeri.
- Klien tampak lambat dalam
berjalan.
- Tingkat funsional klien 0, namun
Nyeri, gangguan
muskulus
skeletal,
kaku
sendi (AR).
kadang-kadang 1
DS :
Nyeri
- Tn. T mengatakan sering merasa
linu di persendian kakinya sehingga
kaku untuk berjalan
- Tn. T mengatakan ketika bangun
pagi kakinya merasa senut-senut
(nyeri) dan berat untuk berjalan.
- Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak
kuat menopang badannya
DO:
- skala nyeri sedang (6)
- Klien tampak perlahan-lahan saat
berjalan karena menahan nyeri
Agen
cedera
fisik ( rematik)
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
No Diagnosa Keperawatan
1
Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga
merawat anggota yang sakit.
2
Kurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit b.d Kurang informasi dan
keterbatasan kemampuan mencerapai informasi, ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan.
3
Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal, kaku sendi,
gangguan sensori perseptual.
4
Nyeri b.d agen cedera fisik (rematik).
3. Prioritas Masalah
a. Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang
sakit.
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah
2/3 x 1 = 2/3
Tn. T
dan keluarga
(bobot 1)
mengetahui bahwa Tn. T
Skala :
memiliki penyakit linu
3 : Aktual
pada kakinya dan pernah
2 : Resiko
hampir jatuh.
1 : Sejahtera
Kemungkinan
masalah 1/2 x 2 = 1
Keluarga mengatakan Tn.
dapat diubah (bobot 2)
T sering tidak mau diajak
Skala :
ke tempat pelayanan
2 : Mudah
kesehatan, kecuali benar1 : Sebagian
benar parah. Tn. T
0 : Tidak dapat
merasa
masih
dapat
beraktivitas
sehingga
sering tidak mau dibantu
dalam beraktivitas.
Potensial masalah
dicegah (bobot 1)
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
untuk 3/3 x 1 = 1
Menonjolnya
masalah 0/2 x 1 = 0
(bobot 1)
2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total
Keluarga
mengatakan
jika Tn. T tidak banyak
melakukan aktivitas dan
banyak beristirahat maka
penyakit Tn. T dapat
terminimalisir.
Keluarga
mengatakan
hanya satu kali Tn. T
pernah hampir jatuh dan
Tn. T sudah bisa
mengimbangkan
tubuhnya untuk berjalan
walaupun lambat.
2 2/3
b. Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit b.d Kurang informasi dan keterbatasan
kemampuan mencerapai informasi, ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah
2/3 x 1 = 2/3
- Tn. T mengatakan sering
(bobot 1)
merasa linu di persendian
Skala :
kakinya sehingga kaku
3 : Aktual
untuk berjalan. Ketika
2 : Resiko
bangun pagi kakinya
1 : Sejahtera
merasa
senut-senut
(nyeri) dan berat untuk
berjalan. Tn. T pernah
hampir jatuh karena
kakinya merasa tidak
kuat menopang badannya
Kemungkinan
masalah 2/2 x 2 = 2
Keluarga
Tn.
T
dapat diubah (bobot 2)
mengatakan jika ada
Skala :
anggota keluarga yang
2 : Mudah
sakit segera dibawa ke
1 : Sebagian
Bidan atau Puskesmas
0 : Tidak dapat
terdekat, namun belum
ada
pertugas
yang
menjelaskan bagaimana
penyakitnya.
Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3
Tn. T mengatakan sudah
dicegah (bobot 1)
mulai
mengurangi
3 : Tinggi
aktivitasnya
agar
2 : Cukup
penyakitnya
tidak
1 : Rendah
bertambah parah, Tn. T
belum tahu makanan apa
yang harus dihindari.
Menonjolnya
masalah 2/2 x 1 = 1
Tn.
T
mengatakan
(bobot 1)
2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total
3 4/3
penyakitnya mengganggu
aktivitas
geraknya
sehingga menyusahkan
keluarga yang lain.
c. Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal, kaku sendi, gangguan sensori
perseptual.
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah
3/3 x 1 = 1
Tn. T mengatakan Tn. T
(bobot 1)
mengatakan penyakitnya
Skala :
mengganggu
aktivitas
3 : Aktual
geraknya
sehingga
2 : Resiko
menyusahkan keluarga
1 : Sejahtera
yang lain.
Kemungkinan
masalah 1/2 x 2 = 1
Keluarga
Tn.
T
dapat diubah (bobot 2)
mengatakan Tn T sudah
Skala :
bisa
menyeimbangkan
2 : Mudah
badannya
walaupun
1 : Sebagian
dengan gerakan yang
0 : Tidak dapat
lambat.
Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3
Tn.
T
mengatakan
dicegah (bobot 1)
aktivitasnya terganggu.
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya
masalah 2/2 x 1 = 1
Tn. T mengatakan capek
(bobot 1)
dengan penyakitnya yang
2 : Berat, segera ditangani
tidak
sembuh-sembuh
1 : Tidak perlu segera
dan
mengganggu
ditangani
geraknya
sehingga
0 : tidak dirasakan
menyusahkan keluarga.
Total
3 2/3
d. Nyeri b.d agen cedera fisik (rematik)
KRITERIA
Sifat masalah
(bobot 1)
Skala :
3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Sejahtera
Kemungkinan
SKORE
3/3 x 1 = 1
masalah 1/2 x 2 = 1
PEMBENARAN
Tn. T mengatakan ketika
bangun pagi kakinya
merasa
senut-senut
(nyeri) dan berat untuk
berjalan
Tn.
T
mengatakan
dapat diubah (bobot 2)
Skala :
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : Tidak dapat
nyerinya ketika bangun
pagi tidak hilang-hilang,
padahal sudah minum
obat
dari
warung.
Keluarga mengatakan Tn.
T sering tidak mau diajak
ke tempat pelayanan
kesehatan, kecuali benarbenar parah.
Tn.
T
mengatakan
sakitnya tidak bertambah
parah
jika
banyak
beristirahat.
Potensial masalah untuk 3/3 x 1 = 1
dicegah (bobot 1)
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya
masalah 2/2 x 1 = 1
(bobot 1)
2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total
4
Tn.
T
mengatakan
sakitnya
mengganggu
aktivitasnya, kadang Tn.
T tidak tahan dengan
senut-senutnya.
Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :
No Diagnosa Keperawatan
1
Nyeri b.d Agen cedera fisik (rematik).
2
Kurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit b.d Kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan mencerapai informasi,
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
3
Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal,
kaku sendi, gangguan sensori perseptual.
4
Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan
keluarga merawat anggota yang sakit.
Skore
4
3 4/3
3 2/3
2 2/3
E. Rencana Asuhan Keperawatan
No
Dx
1
Tujuan
Kriteria
Setelah dilakukan
perawatan selama 5
hari, Tn. T
Non verbal
Intervensi
Pain management (1400)
1. Monitor nyeri : lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
mengalami
penurunan rasa nyeri
atau dapat mentolerir
rasa nyeri dengan
kriteria :
1. Klien memahami
mekanisme nyeri
yang terjadi
2. klien mengetahui dan
dapat memperagakan
teknik distraksi dan
relaksasi
3. klien tidak banyak
mengeluh tentang
nyerinya
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
2
Setelah
dilakukan Verbal
pendidikan
pengetahuan
kesehatan, keluarga
mengetahui tentang
penyakit
yang
diderita keluarganya
(AR), dengan kriteria
hasil :
Keluarga
dapat
menjelaskan tentang
pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala,
serta
1.
2.
3.
4.
5.
keparahan dan faktor presipitasi
Observasi respon non verbal klien
saat nyeri terjadi
Gunakan komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman
nyeri klien
Jelaskan mekanisme nyeri yang
terjadi pada klien
Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi untuk mengurangi rasa
nyeri
Berikan support sistem untuk
mentolerir nyeri
Libatkan orang terdekat klien
(keluarga) untuk pemberian
support sistem
Kolaborasi dalam pemberian
analgetik
Kontrol faktor-faktor pemicu
timbulnya nyeri : pembatasan
aktivitas, nutrisi tinggi serat,
minum air putih banyak, psikis
tidak terganggu
Identifikasi PQRST sebelum
dilakukan pengobatan
Berikan obat analgetik
Menganjurkan klien untuk
bergerak perlahan pada setiap
melakukan aktivitas
Teaching : Disease Prosess (5602)
Menilai tingkat pengetahuan
keluarga yang berhubungan dengan
penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga (AR)
Menjelaskan pengertian penyakit
(AR)
Menjelaskan patofisiologi penyakit
(AR)
Menjelaskan tanda dan gejala yang
muncul dari penyakit yang dialami
(AR)
Menjelaskan penalaksanaan atau
penalaksanaan pada
penyakit AR.
Keluarga
dapat
melakukan perawatan
dengan mengontrol
makanan-makanan
yang harus dihindari
lansia
2
Setelah dilakukan
Non verbal
perawatan selama 5
hari klien mampu
melakukan mobilisasi
sesuai kemampuan,
klien dan keluarga
mampu melakukan
perawatan pada
lansia yang
imobilisasi dengan
kriteria :
1. Mampu memotivasi
diri untuk melakukan
mobilisasi sesuai
kemampuan
4
Setelah
dilakukan Verbal
tindakan keperawatan pengetahuan
selama 5 hari klien
dapat
mencegah
terjadinya jatuh dan
aman
dalam
pergerakannya,
dengan kriteria hasil :
- Menggunakan alat
bantu
yang
dibutuhkan
Menempatkan
barang-barang
di
tempat yang sesuai
agar
tidak
menggangu lansia
Memperhatikan
kondisi lantai
hal-hal yang harus dihindari
6.
Mengidentifikasi kemungkinan
penyebab terjadinya penyakit
7. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang pilihan terapi yang bisa
dilakukan
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Immobilization care (0940)
Diskusikan dengan klien tentang
imobilisasi
Berikan contoh dan demonstrasi
mobilisasi yang aman dan dapat
dilakukan oleh klien
Observasi terjadinya nyeri
Motivasi klien untuk melakukan
mobilisasi sesuai kemampuan
Beri reinforcement atas upaya
pemahaman informasi dan usaha
mobilisasi yang dilakukan
Fall Prevention (6490)
Mengidentifikasi ketidaktahuan
dan
kelemahan
fisik
yang
kemungkinan menjadi potensi
terjadinya jatuh
Mengidentifikasi
lingkungan
sekitar yang dapat menjadi
penyebab jatuh
Memonitor nyeri, kelemahan,
keseimbangan tubuh lansia
Mengajarkan
pada
pasien
bagaimana mencegah terjadinya
jatuh
Menyarankan keluarga untuk
membantu kegiatan pasien apabila
diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Bandiah, S. (2009) Lanjut Usia dan Keperawatan gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika.
Jhonson R. dan Leny R (2010) keperawatan keluarga plus contoh askep keluarga. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Diposkan oleh Rumiyanti Ns di 05.52
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
2 komentar:
1.
Wahyuni.Skep11 Maret 2013 06.16
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas Keluarga
Identitas Kepala Keluarga
Nama
: Tn. T
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku
: Jawa
Umur
: 67 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Telp
: 085740032156
Alamat
: RT 13 RW 09 Dusun Kasih Desa Sayang
Kec. Kembar Kab. Purwokerto Jateng
b. Komposisi Keluarga
No
Nama
1
2
3
4
Tn. T
Tn. M
Ny. S
An. A
c. Genogram
Jenis
kelamin
L
L
P
L
Hub. Dg
keluarga
KK
Menantu
Anak
Cucu
Umu
r
67 th
30 th
25 th
5 th
Pendidika
n
SD
SMA
SMP
TK
Pekerjaan
Pensiunan
Buruh Pabrik
IRT
Pelajar
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: meninggal
: Tinggal serumah
d. Tipe Keluarga
keluarga Tn. T merupakan keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, anak, menantu, serta cucu
( The extended family). Terkadang Tn. T merasa istirahatnya terganggu karena aktivitas bermain
yang dilakukan cucu beserta teman-temannya.
e. Suku Bangsa
Tn. T menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jawa dan tinggal di lingkungan orangorang yang bersuku jawa. Tn. T berkomunikasi dengan bahasa Jawa dan bahasia Indonesia baik
antara anggota keluarga maupun kelurga sekitar.
f. Agama
Semua anggota keluarga Tn. T beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan di
rumah dan di masjid. Dalam menjalankan perintah agama keluarga cukup taat dan rajin
mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, acara
tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), dan acara keagamaan lainnya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
penghasilan keluarga ± Rp. 1.150.000 perbulan di, yang diperoleh dari hasil pensiunan Tn. T
sebesar Rp. 400.000 dan hasil kerja Tn. M sebagai buruh pabrik sebesar Rp. 750.000. Sedangkan
Ny. S tidak menghasilkan uang karena hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tn. T
memelihara ternak berupa ayam sebanyak 5 ekor. Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan
sekitar ± Rp. 700.000,- dan sisanya untuk keperluan lain –lain seperti membayar listrik,
kebutuhan anak sekolah.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga setiap hari mereka menonton TV bersama-sama, dan semua
berkumpul menonton TV ketika malam hari. Kadang mereka berkumpul bersama tetangga atau
saudara dekat untuk berbincang-bincang bersama. Jika memiliki tabungan cukup dan kesehatan
yang mendukung mereka berwisata ke tempat rekreasi terdekat.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini dengan lansia
Tahap perkembangan keluarga Tn. T saat ini adalah keluarga usia lanjut, yang dimulai pada
masa pension dan salah satu atau kedua orang tua meninggal. Semua anak Tn. T sudah menikah
dan mempunyai tempat tinggal sendiri-sendiri, hanya anak yang terakhir yang tinggal serumah
dengannya dan mempunyai seorang anak yang masih berumur 5 tahun. Menantu Tn. T bekerja
sebagai buruh pabrik.
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
-
-
Tn. T mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Tn. T mengatakan beberapa minggu
ini sering merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku untuk berjalan, ketika bangun pagi
kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan. Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak kuat menopang badannya.
Anak Tn. T (Ny. S) tidak memiliki masalah kesehatan.
-
Menantu Tn. T (Tn. M) mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan dan tidak memiliki
masalah kesehatan
-
Cucu Tn. T (An. A) tidak mempunyai masalah kesehatan
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn. T mengatakan istrinya (Ny . S) meninggal dunia karena penyakit kanker payudara, Ny. S
(anak dari Tn. T) mengatakan Ayah mertuanya memiliki riwayat diabetes. Keluarga dari pihak
Tn. M saat ini hubungannya baik, minimal setiap minggu bersilaturahmi, tidak ada konflik
dengan keluarga.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. T merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang ± 10 meter dan lebar 7 meter.
Di rumah tersebut terdapat :
- Kamar tidur ( terdapat 3 kamar tidur, 1 kamar tidur berada di depan samping ruang tamu, 2
kamar tidur berada di samping ruang keluarga ).
- Kamar kosong ( 3 kamar kosong. Model rumah Tn. T adalah model rumah jaman dahulu yang
banyak terdapat kamar-kamar yang jarang digunakan dan biasanya kamar tersebut digunakan
untuk menaruh barang-barang yang tidak terpakai).
- Ruang tamu berukuran 3x3 meter, Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan
- Ruang makan Tn. T biasanya bergabung dengan ruang keluarga atau ruang menonton TV.
- Kamar mandi bergabung dengan WC berjumlah 2.
Lantai rumah Tn. T terbuat dari semen, kecuali dapur lantainya masih berupa tanah, Lantai dapur
tampak licin dan lembab. Atap rumah dari genting. Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu
ada jendela, di ruang keluarga, di 2 kamar tidur dan 2 kamar kosong, serta dapur. Ventilasi masih
terlalu sempit, < 10 m luas lantai. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 20 watt, ruang keluarga
terdapat bola lampu 15 watt, masing–masing kamar dan dapur terdapat lampu pijar 10 watt.
Sumber air keluarga berasal dari sumur gali yang telah dipasang pompa air, kualitas air
tergantung musim, pada musim hujan warna air keruh kekuning-kuningan, pada musin kemarau
warna air agak bening, kadang-kadang air agak berbau. Sumber air minum keluarga
menggunakan air sumur yang ditampung dan diendapkan dalam tong. Jarak septictank dengan
sumur ± 8 meter. Keluarga mengatakan membuang air limbah keluarga langsung ke kolam
dibelakang rumah dengan membuat saluran yang menuju ke kolam penampungan. Untuk
pembuangan sampah dilakukan penampungan dulu di ember sampah kemudian di pindah dan di
bakar di dalam lubang di samping rumah. Untuk sarana penerangan keluarga Tn. T
menggunakan listrik semuanya. Di belakang rumah terdapat kolam penampungan limbah
keluarga beserta ikan lele peliharaan, dan terdapat kandang ayam.
Gambar Denah Rumah :
Jalan
U
B
S
T
Kamar kosong
keluarga
ruang tamu
ruang
kamar
Kamar
kamar
Kamar kosong
kamar kosong
Kandang
ayam
kamar kosong
dapur
Kolam penampungan+
ikan
K.M +
WC
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Rumah Tn. T berada di wilayah kelurahan yang mayoritas penduduk sekitarnya adalah petani.
Sarana jalan tersebut belum diaspal. Sarana kesehatan di lingkungan tersebut berupa bidan desa.
Di dekat rumah Tn. T ± 7 meter terdapat masjid. Tetangga Tn. T mayoritas beragama islam serya
memiliki sifat kebersamaan serta menganut adat jawa, misalnya selamatan, yasinan setiap malam
jum’at, dll. Jika ada kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras suara
yang ada di musholla atau mesjid.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. T Keluarga jarang bepergian ke tempat-tempat yang jauh. Kegiatan rutin Tn. T
adalah pergi ke sawah untuk sekedar melihat-lihat, sawah tersebut tidak jauh dari rumahnya
(sekitar 1 km), aktivitas lainnya menonton TV dan mengikuti kegiatan keagamaan. Tempat
tinggal keluarga juga tidak berpindah – pindah. Keluarga Tn.T yang lain berada di sekitar tempat
tinggalnya (masih satu desa).
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.
Keluarga Tn. T mengatakan setiap hari raya semua anak-anak dan keluarga Tn. T berkumpul di
rumah. Saudara-saudara Tn. T yang berada di sekitar rumah sering datang berkunjung. Tn. T dan
keluarganya rutin mengikuti kegiatan, seperti pengajian.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. T memiliki keluarga yang berada di sekitar rumahnya sehingga sewaktu-waktu dapat
dimintai bantuan. Tn. T memiliki ASKES. Jika sakit biasanya keluarga Tn. T dibawa ke Bidan,
dan jika perlu rujukan ke Puskesmas yang berjarak 5 meter dari rumah.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
keluarga Tn. T dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dan bahasa Indonesia.
Komunikasi antar anggota lancar dan tidak ada konflik dalam keluarga. Dalam keluarga
mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap malam ketika menonton TV, keluarga bertukar
pendapat dan menceritakan hal-hal yang terjadi dalam keluarga.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Tn. T adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah karena Tn. T dianggap
sebagai orang yang paling tua dan sebagai kepala keluarga. Untuk anak-anak yang telah
berkeluarga keputusan diserahkan kepada keluarga masing-masing, tetapi anak-anaknya juga
sering meminta pendapat Tn. T. keluarga Tn. T sangat menyayangi dan menghargai Tn. T,
apabila Tn. T sakit keluarga langsung mengantarkannya berobat, anak-anaknya juga
mengingatkannya untuk minum obat jika Tn. T lupa.
c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )
- Tn. T berperan sebagai kepala keluarga, seorang ayah ayah dan kakek. Tn. T juga sering
mengasuh cucunya jika kedua anaknya sibuk atau ada keperluan.
- Tn. A berperan sebagai anak (menantu), suami, dan bapak.
- Ny. S berperan sebagai anak, istri, dan ibu.
- An. A berperan sebagai anak, An. A belum menyadari dan menjalankan perannya karena
masih kecil.
d. Nilai Dan Norma Keluarga
Tn. T mengatakan ia terbiasa menanamkan pada anak-anaknya sikap hormat-menghormati dan
menyayangi antar keluarga dan dengan tetangga. Keluarga Tn. T menganut agama Islam, dalam
kehidupan keseharian menggunakan keyakinan sesuai syariat islam. Keluarga Tn. T menganut
norma atau adat yang ada di lingkungan sekitar misalnya takziah atau menjenguk tetangga yang
sakit. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Jawa, norma yang dianut juga kebudayaan
jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. T tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. T mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota keluarga, saling
menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn. T sangat harmonis, rukun dan tentram. Apabila ada
anggota yang membutuhkan atau sakit maka keluarga yang lain berusaha membantu.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn. T mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik. keluarga Tn. T
menganut kebudayaan jawa. Keluarga Tn. T berusaha untuk tetap memenuhi aturan yang ada
keluarga, misalnya saling menghormati dan menghargai. Keluarga juga mengatakan mengikuti
norma yang ada di masyarakat sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik
dengan para tetangga atau masyarakat sekitar.
-
-
-
-
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengetahui penyakit di keluarganya tetapi tidak mengetahui sama sekali
apa penyebabnya. Keluarga Tn. T mengatakan hanya sedikit mengetahui tentang tanda dan
gejala, serta tidak mengetahui apa-apa saja yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya
penyakit pada Tn. T. Tn.
Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga mengatakan linu pada sendi kaki yang diderita oleh Tn. T merupakan sakit yang biasa
diderita oleh orang tua. Keluarga terus mengingatkan kepada Tn. T untuk tidak banyak
melakukan aktivitas dan beristirahat saja.
Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah mengerokinnya dan jika
sakitnya berlarut segera dibawa ke Bidan atau ke Puskesmas terdekat.
Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatakan tiap hari selalu membersihkan lingkungan rumahnya (menyapu,
mengepel), sistem pembuangan limbah keluarga langsung ke saluran kolam di belakang rumah,
pembuangan sampah ditampung sementara di ember sampah kemudian di bakar di lubang
pembakaran setiap dua hari sekali.
Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat
Keluarga Tn. T mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke Bidan, dan jika perlu
rujukan dibawa ke Puskesmas terdekat. Tn. T seringkali tidak mau dibawa ke pelayanan
kesehatan kecuali benar-benar dirasa parah.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. T memiliki tiga orang anak yang sudah menikah semua. Ny. S dan Tn. A memiliki satu
orang anak, Ny. S menggunakan alat kontrasepsi berupa pil untuk mengatur jarak anak
selanjutnya.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. T termasuk keluarga mampu, hal ini dapat dilihat dari penghasilan keluarga tiap
bulannya sekitar Rp.1.150.000/perbulan. Keluarga Tn. T dapat memenuhi setiap kebutuhan
sandang, pangan dan papan walaupun dengan kapasitas seadanya. Untuk memenuhi kebutuhan
makan sehari-hari, Tn.A menanam sayur di tepi sawah Tn. T yang dikelola olehnya. Jika ingin
makan lauk-pauk, Tn. T biasa memancing ikan bersama kawan-kawannya di sungai dekat rumah
6. Stres Dan koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
- Stresor jangka pendek
Keluarga Tn. MS mengatakan pernah mengalami stres ketika Ny. S (istri Tn. T) meninggal dunia
karena kanker payudar, namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena keluarga sudah
mengikhlaskannya. Hal-hal lain yang menimbulkan stress dalam keluarga segera dapat diatasi.
- Stresor jangka panjang
Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stres baik itu stes jangka panjang
( > 6 bulan ).
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Pemecahan masalah dalam keluarga Tn. T biasanya dengan cara musyawarah antar anggota
keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Dalam menentukan pengobatan yang harus dijalani
salah satu anggota keluarga, Tn. A pengambil keputusan karena Tn. A yang dianggap mampu
dan memiliki fisik yang kuat.
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya mengkonsentrasikan pada
bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu dalam
melakukan pekerjaan keseharian.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Tn T
Tekanan Darah
: 130/100 mmHg
Berat Badan
: 57 kg
Tinggi Badan
: 160 cm
Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20x/mnt
Termometer
: 36,5° C
Kekuatan otot : 5
4
5
3
Skala nyeri : 6
b. Tn A
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Berat Badan
: 59 kg
Tinggi Badan
: 163 cm
Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20x/mnt
Termometer
: 36,3° C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
c. Ny. S
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Berat Badan
: 52 kg
Tinggi Badan
: 155 cm
Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20x/mnt
Termometer
: 36,5° C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
d. An. A
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Berat Badan
: 25 kg
Tinggi Badan
: 65 cm
Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20x/mnt
Termometer
: 36,5° C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
8. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga dapat teratasi
atas bantuan dari pertugas kesehatan.
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Analisa Dan Sintesa Data
N
Data Penunjang
Masalah
o
1. DS :
- Tn. T mengatakan sering merasa Resiko Jatuh
linu di persendian kakinya sehingga
kaku untuk berjalan
- Tn. T mengatakan ketika bangun
pagi kakinya merasa senut-senut
(nyeri) dan berat untuk berjalan.
- Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak
kuat menopang badannya
Etiologi
Reumathoid,
lantai yang licin,
ketidakmampuan
keluarga
merawat anggota
yang sakit.
DO :
- Tn. T berumur 67 tahun
- TD 130/100 mmHg
-
Kekuatan otot 5 5
4 3
- Skala nyeri 6
- Lantai tanah yang berada di dapur
tampak licin dan lembab
DS :
- Keluarga mengatakan mengetahui
Kurang
Kurang
penyakit di keluarganya tetapi tidak
mengetahui sama sekali apa
penyebabnya. Keluarga Tn. T
mengatakan hanya sedikit
mengetahui tentang tanda dan
gejala, serta tidak mengetahui apaapa saja yang harus dihindari untuk
mencegah terjadinya penyakit pada
Tn. T. Tn.
pengetahuan,
informasi
dan
ketidak
tahuan keterbatasan
tentang penyakit
kemampuan
mencapai
informasi,
ketidakmampuan
keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
- Jika ada keluarga yang sakit, hal
pertama yang dilakukan adalah
mengerokinnya dan jika sakitnya
berlarut segera dibawa ke Bidan
atau ke Puskesmas terdekat
-
-
-
-
Tn. T mengatakan tidak ada
pantangan makanan
DO :
Keluarga tidak bisa menjawab
pertanyaan tentang pengertian
penyakit, pencegahan, perawatan
dan pengobatannya
Tn. T bertanya apa saja makanan
yang harus dihindari agar tidak
sakit, Tn. T tampak bingung
DS :
Tn. T mengatakan sering merasa Hambatan
linu di persendian kakinya sehingga mobilitas fisik
kaku untuk berjalan
Tn. T mengatakan ketika bangun
pagi kakinya merasa senut-senut
(nyeri) dan berat untuk berjalan.
Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak
kuat menopang badannya
DO:
- Skala nyeri sedang (6)
- Klien tampak perlahan-lahan saat
berjalan karena menahan nyeri.
- Klien tampak lambat dalam
berjalan.
- Tingkat funsional klien 0, namun
Nyeri, gangguan
muskulus
skeletal,
kaku
sendi (AR).
kadang-kadang 1
DS :
Nyeri
- Tn. T mengatakan sering merasa
linu di persendian kakinya sehingga
kaku untuk berjalan
- Tn. T mengatakan ketika bangun
pagi kakinya merasa senut-senut
(nyeri) dan berat untuk berjalan.
- Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak
kuat menopang badannya
DO:
- skala nyeri sedang (6)
- Klien tampak perlahan-lahan saat
berjalan karena menahan nyeri
Agen
cedera
fisik ( rematik)
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
No Diagnosa Keperawatan
1
Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga
merawat anggota yang sakit.
2
Kurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit b.d Kurang informasi dan
keterbatasan kemampuan mencerapai informasi, ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan.
3
Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal, kaku sendi,
gangguan sensori perseptual.
4
Nyeri b.d agen cedera fisik (rematik).
3. Prioritas Masalah
a. Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang
sakit.
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah
2/3 x 1 = 2/3
Tn. T
dan keluarga
(bobot 1)
mengetahui bahwa Tn. T
Skala :
memiliki penyakit linu
3 : Aktual
pada kakinya dan pernah
2 : Resiko
hampir jatuh.
1 : Sejahtera
Kemungkinan
masalah 1/2 x 2 = 1
Keluarga mengatakan Tn.
dapat diubah (bobot 2)
T sering tidak mau diajak
Skala :
ke tempat pelayanan
2 : Mudah
kesehatan, kecuali benar1 : Sebagian
benar parah. Tn. T
0 : Tidak dapat
merasa
masih
dapat
beraktivitas
sehingga
sering tidak mau dibantu
dalam beraktivitas.
Potensial masalah
dicegah (bobot 1)
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
untuk 3/3 x 1 = 1
Menonjolnya
masalah 0/2 x 1 = 0
(bobot 1)
2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total
Keluarga
mengatakan
jika Tn. T tidak banyak
melakukan aktivitas dan
banyak beristirahat maka
penyakit Tn. T dapat
terminimalisir.
Keluarga
mengatakan
hanya satu kali Tn. T
pernah hampir jatuh dan
Tn. T sudah bisa
mengimbangkan
tubuhnya untuk berjalan
walaupun lambat.
2 2/3
b. Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit b.d Kurang informasi dan keterbatasan
kemampuan mencerapai informasi, ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah
2/3 x 1 = 2/3
- Tn. T mengatakan sering
(bobot 1)
merasa linu di persendian
Skala :
kakinya sehingga kaku
3 : Aktual
untuk berjalan. Ketika
2 : Resiko
bangun pagi kakinya
1 : Sejahtera
merasa
senut-senut
(nyeri) dan berat untuk
berjalan. Tn. T pernah
hampir jatuh karena
kakinya merasa tidak
kuat menopang badannya
Kemungkinan
masalah 2/2 x 2 = 2
Keluarga
Tn.
T
dapat diubah (bobot 2)
mengatakan jika ada
Skala :
anggota keluarga yang
2 : Mudah
sakit segera dibawa ke
1 : Sebagian
Bidan atau Puskesmas
0 : Tidak dapat
terdekat, namun belum
ada
pertugas
yang
menjelaskan bagaimana
penyakitnya.
Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3
Tn. T mengatakan sudah
dicegah (bobot 1)
mulai
mengurangi
3 : Tinggi
aktivitasnya
agar
2 : Cukup
penyakitnya
tidak
1 : Rendah
bertambah parah, Tn. T
belum tahu makanan apa
yang harus dihindari.
Menonjolnya
masalah 2/2 x 1 = 1
Tn.
T
mengatakan
(bobot 1)
2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total
3 4/3
penyakitnya mengganggu
aktivitas
geraknya
sehingga menyusahkan
keluarga yang lain.
c. Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal, kaku sendi, gangguan sensori
perseptual.
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah
3/3 x 1 = 1
Tn. T mengatakan Tn. T
(bobot 1)
mengatakan penyakitnya
Skala :
mengganggu
aktivitas
3 : Aktual
geraknya
sehingga
2 : Resiko
menyusahkan keluarga
1 : Sejahtera
yang lain.
Kemungkinan
masalah 1/2 x 2 = 1
Keluarga
Tn.
T
dapat diubah (bobot 2)
mengatakan Tn T sudah
Skala :
bisa
menyeimbangkan
2 : Mudah
badannya
walaupun
1 : Sebagian
dengan gerakan yang
0 : Tidak dapat
lambat.
Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3
Tn.
T
mengatakan
dicegah (bobot 1)
aktivitasnya terganggu.
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya
masalah 2/2 x 1 = 1
Tn. T mengatakan capek
(bobot 1)
dengan penyakitnya yang
2 : Berat, segera ditangani
tidak
sembuh-sembuh
1 : Tidak perlu segera
dan
mengganggu
ditangani
geraknya
sehingga
0 : tidak dirasakan
menyusahkan keluarga.
Total
3 2/3
d. Nyeri b.d agen cedera fisik (rematik)
KRITERIA
Sifat masalah
(bobot 1)
Skala :
3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Sejahtera
Kemungkinan
SKORE
3/3 x 1 = 1
masalah 1/2 x 2 = 1
PEMBENARAN
Tn. T mengatakan ketika
bangun pagi kakinya
merasa
senut-senut
(nyeri) dan berat untuk
berjalan
Tn.
T
mengatakan
dapat diubah (bobot 2)
Skala :
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : Tidak dapat
nyerinya ketika bangun
pagi tidak hilang-hilang,
padahal sudah minum
obat
dari
warung.
Keluarga mengatakan Tn.
T sering tidak mau diajak
ke tempat pelayanan
kesehatan, kecuali benarbenar parah.
Tn.
T
mengatakan
sakitnya tidak bertambah
parah
jika
banyak
beristirahat.
Potensial masalah untuk 3/3 x 1 = 1
dicegah (bobot 1)
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya
masalah 2/2 x 1 = 1
(bobot 1)
2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total
4
Tn.
T
mengatakan
sakitnya
mengganggu
aktivitasnya, kadang Tn.
T tidak tahan dengan
senut-senutnya.
Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :
No Diagnosa Keperawatan
1
Nyeri b.d Agen cedera fisik (rematik).
2
Kurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit b.d Kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan mencerapai informasi,
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
3
Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal,
kaku sendi, gangguan sensori perseptual.
4
Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan
keluarga merawat anggota yang sakit.
Skore
4
3 4/3
3 2/3
2 2/3
E. Rencana Asuhan Keperawatan
No
Dx
1
Tujuan
Kriteria
Setelah dilakukan
perawatan selama 5
hari, Tn. T
Non verbal
Intervensi
Pain management (1400)
1. Monitor nyeri : lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
mengalami
penurunan rasa nyeri
atau dapat mentolerir
rasa nyeri dengan
kriteria :
1. Klien memahami
mekanisme nyeri
yang terjadi
2. klien mengetahui dan
dapat memperagakan
teknik distraksi dan
relaksasi
3. klien tidak banyak
mengeluh tentang
nyerinya
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
2
Setelah
dilakukan Verbal
pendidikan
pengetahuan
kesehatan, keluarga
mengetahui tentang
penyakit
yang
diderita keluarganya
(AR), dengan kriteria
hasil :
Keluarga
dapat
menjelaskan tentang
pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala,
serta
1.
2.
3.
4.
5.
keparahan dan faktor presipitasi
Observasi respon non verbal klien
saat nyeri terjadi
Gunakan komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman
nyeri klien
Jelaskan mekanisme nyeri yang
terjadi pada klien
Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi untuk mengurangi rasa
nyeri
Berikan support sistem untuk
mentolerir nyeri
Libatkan orang terdekat klien
(keluarga) untuk pemberian
support sistem
Kolaborasi dalam pemberian
analgetik
Kontrol faktor-faktor pemicu
timbulnya nyeri : pembatasan
aktivitas, nutrisi tinggi serat,
minum air putih banyak, psikis
tidak terganggu
Identifikasi PQRST sebelum
dilakukan pengobatan
Berikan obat analgetik
Menganjurkan klien untuk
bergerak perlahan pada setiap
melakukan aktivitas
Teaching : Disease Prosess (5602)
Menilai tingkat pengetahuan
keluarga yang berhubungan dengan
penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga (AR)
Menjelaskan pengertian penyakit
(AR)
Menjelaskan patofisiologi penyakit
(AR)
Menjelaskan tanda dan gejala yang
muncul dari penyakit yang dialami
(AR)
Menjelaskan penalaksanaan atau
penalaksanaan pada
penyakit AR.
Keluarga
dapat
melakukan perawatan
dengan mengontrol
makanan-makanan
yang harus dihindari
lansia
2
Setelah dilakukan
Non verbal
perawatan selama 5
hari klien mampu
melakukan mobilisasi
sesuai kemampuan,
klien dan keluarga
mampu melakukan
perawatan pada
lansia yang
imobilisasi dengan
kriteria :
1. Mampu memotivasi
diri untuk melakukan
mobilisasi sesuai
kemampuan
4
Setelah
dilakukan Verbal
tindakan keperawatan pengetahuan
selama 5 hari klien
dapat
mencegah
terjadinya jatuh dan
aman
dalam
pergerakannya,
dengan kriteria hasil :
- Menggunakan alat
bantu
yang
dibutuhkan
Menempatkan
barang-barang
di
tempat yang sesuai
agar
tidak
menggangu lansia
Memperhatikan
kondisi lantai
hal-hal yang harus dihindari
6.
Mengidentifikasi kemungkinan
penyebab terjadinya penyakit
7. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang pilihan terapi yang bisa
dilakukan
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Immobilization care (0940)
Diskusikan dengan klien tentang
imobilisasi
Berikan contoh dan demonstrasi
mobilisasi yang aman dan dapat
dilakukan oleh klien
Observasi terjadinya nyeri
Motivasi klien untuk melakukan
mobilisasi sesuai kemampuan
Beri reinforcement atas upaya
pemahaman informasi dan usaha
mobilisasi yang dilakukan
Fall Prevention (6490)
Mengidentifikasi ketidaktahuan
dan
kelemahan
fisik
yang
kemungkinan menjadi potensi
terjadinya jatuh
Mengidentifikasi
lingkungan
sekitar yang dapat menjadi
penyebab jatuh
Memonitor nyeri, kelemahan,
keseimbangan tubuh lansia
Mengajarkan
pada
pasien
bagaimana mencegah terjadinya
jatuh
Menyarankan keluarga untuk
membantu kegiatan pasien apabila
diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Bandiah, S. (2009) Lanjut Usia dan Keperawatan gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika.
Jhonson R. dan Leny R (2010) keperawatan keluarga plus contoh askep keluarga. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Diposkan oleh Rumiyanti Ns di 05.52
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
2 komentar:
1.
Wahyuni.Skep11 Maret 2013 06.16