Pedoman Teknik Penulisan Karya Ilmiah

PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA.

Oleh: ANWARIL HAMIDY NIM. 15709251018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017

BAB I PENDAHULUAN

A. PENTINGNYA MENULIS ILMIAH

Menulis bagi sebagian orang merupakan akivitas yang rumit, memerlukan kecerdasan dan keterampilan khusus. Namun bagi sebagian yang lain menulis merupakan aktivitas yang menyenangkan, mengasah otak, bermanfaat bagi kesehatan mental dan merupakan ajang eksistensi diri. Apapun tanggapan tentang aktivitas menulis, tidak dapat dipungkir bahwa menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan dan perkembangan suatu peradaban dan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan, budaya, dan nilai-nilai peradaban tidak akan bisa diwariskan secara utuh tanpa adanya aktivitas dokumentasi secara tertulis. Oleh karena itu, menulis merupakan aktivitas yang penting dalam kehidupan secara umum.

Ada beragam motif kenapa seseorang menulis. Murray (2013) memaparkan bahwa secara umum alasan kenapa seseorang menulis adalah sebagai berikut.

1. Menuangkan apa yang ada di dalam pikiran, menjelaskan apa yang sedang dipikirkan.

2. Menggembar-gemborkan sesuatu.

3. Menyampaikan apa yang dipikirkan kepada orang lain.

4. Mengajak orang lain untuk mendukung pendapatnya Keempat alasan di atas menunjukan bahwa menulis merupakan saran yang penting dalam mengungkapkan gagasan. Kaitannya dalam tradisi keilmuan, maka menulis juga merupakan sarana untuk mewariskan ilmu pengetahuan yang telah ada sejak lama kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan. Dengan demikian, tulisan mesti memenuhi kriteria tertentu sehingga dapat diterima kebenarannya dan dianggap layak untuk melengkapi ilmu pengetahuan yang telah ada, dalam hal ini tulisan yang diinginkan adalah tulisan ilmiah. Tidak hanya ilmiah, tulisan perlu dipublikasikan kepada orang banyak agar menjadi bagian pengetahuan orang banyak.

Hesselbach, Petering, Berg, Tomasiewicz, and Weber (2012) menyatakan bahwa menulis karya ilmiah merupakan langkah utama dalam mempelajari bagaimana menunjukkan capaian pemahaman, membuat koneksi pengetahuan yang penting, merangkum data, dan mengkomunikasikan hasil penelitian secara efektif. Kompetensi-kompetensi tersebut penting dalam mengembangkan literasi sains di dunia pendidikan. Hal ini didukung dengan realita bahwa kepakaran dalam ilmu pengetahuan saat ini bergantung pada proses publikasi ilmiah yang berlangsung secara ketat (Wu, 2011). Impact factor (IP) dan artikel yang dikutip oleh banyak pihak merupakan hal yang erat kaitannya dengan dunia akademis. Selain itu, kedua hal tersebut semakin marak digunakan sebagai alat ukur kualitas proyek penelitian, jurnal, ilmuwan, dan institusi yang bergerak di ranah akademis. Murray (2013) menjelaskan bahwa alasan untuk menulis ilmiah hingga dipublikasikan diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Kemajuan karir untuk mencapai tingkatan berikutnya .

2. Memperoleh pengakuan atas hasil karya .

3. Menghentikan orang lain untuk mengambil keuntungan dari hasil karya pribadi .

4. Kepuasan pribadi.

5. Menciptakan tantangan tersendiri

6. Membantu mahasiswa bimbingan untuk memperoleh pengakuan atas karya mereka .

7. Mempelajari bagaimana menulis dengan kualitas tinggi.

8. Memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.

9. Membangun citra dan status institusi tempat bekerja.

10. Meningkatkan profil diri Paparan di atas menunjukkan bahwa menulis karya ilmiah merupakan bentuk kontribusi seorang akademisi dan ilmuwan dalam mempertanggunjawabkan keilmuannya sekaligus sarana meningkatkan kualitas diri di dunia ilmiah.

B. KARYA ILMIAH

Penulis tidak menemukan pengertian yang mutlak tentang karya ilmiah. Namun perlu dipahami bahwa karya ilmiah merupakan karya tulis yang bersifat akademis, memiliki unsur keilmiahan dan pada umumnya merupakan hasil dari suatu penelitian. Adapun tulisan akademis merupakan sekumpulan kaidah dan ketentuan yang dapat kita jumpai pada skripsi, tesis atau makalah terpublikasi dalam suatu displin ilmu (Murray, 2013). Tulisan akademik erat kaitannya dengan aktivitas penelitian yang memiliki karakter obyektif, hirarkis, fokus, konservatif dan netral. Terkait sifatnya yang fokus, Mack (2014) menjelaskan bahwa perbedaan mendasar antara jurnal ilmiah dengan berbagai tulisan lainnya adalah cakupan yang sangat terbatas. Cakupan karya ilmiah ini akan dibahas pada bagian tersendiri tentang memilih jurnal ilmiah yang tepat.

Penelitian dikatakan ilmiah jika ia dipandang sebagai kombinasi dari tiga hal yang esensial: 1) sekumpulan pengetahuan (fakta/data dan teori); 2) sebuah metode evaluasi terhadap suatu teori ilmiah dengan membandingkan teori tersebut dengan hasil pengamatan atau eksperimen di lapangan; dan 3) sebuah penyelidikan yang skeptis dan keyakinan bahwa setiap ilmu pengetahuan bersifat sementara sehingga cenderung terus melakukan perubahan ketika menghadapi bukti baru (Mack, 2012a). Jika salah satu dari tiga hal tersebut hilang dalam aktivitas penelitian, maka penelitian tersebut tidak dapat dikatakan ilmiah. Adapun Hesselbach et al. (2012) menjelaskan bahwa standar utama karya ilmiah adalah mampu mendeskripsikan penelitian sedemikian sehingga ilmuwan lainnya mampu mengulangi penelitian tersebut atau menggunakannya sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian mereka. Dengan demikian, karya ilmiah merupakan karya tulis yang memuat sekumpulan pengetahuan dalam suatu bidang ilmu tertentu (yang sempit) yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian di lapangan dan disusun dengan metode tertentu sehingga dapat layak untuk dijadikan sumber pengetahuan.

BAB II STRUKTUR KARYA ILMIAH

A. KOMPONEN DAN ORGANISASI KARYA ILMIAH

Karya ilmiah memiliki aturan tertentu dalam penyajiannya kepada para pembaca. Aturan menjadi penting karena berkaitan dengan alur berpikir sehingga orang lain dapat dengan mudah menangkap isi sekaligus me-review karya ilmiah tersebut. Selain itu, aturan juga penting untuk efisiensi dari penyusunan karya ilmiah mengingat seharusnya akan ada banyak hal yang disampaikan dalam karya ilmiah sehingga perlu sebuah pembatas agar fokus dari karya ilmiah tidak melebar.

Aturan ini mencakup komponen dan organisasi dari karya ilmiah. Karya ilmiah yang berbasis penelitian biasanya memuat lima komponen utama: Abstrak, Pendahuluan, Metode, Hasil dan Pembahasan (Hesselbach et al., 2012). Struktur tersebut diterima secara luas sebagai pendekatan dalam penulisan karya ilmiah karena memiliki bagian yang bersesuaian dengan metode ilmiah. Komponen- kompoen tersebut lebih dikenal dengan IMRaD (Introduction, Methods, Results and Discussion ). IMRAD pertama kali digunakan dalam jurnal ilmiah pada tahun 1940an dan berkembang pesat menjadi format penulisan ilmiah pada sebagian besar jurnal ilmiah di akhir tahun 1970 (Wu, 2011). Sebagian besar ilmuwan dan editor sepakat bahwa IMRAD memiliki kerangka penulisan yang konsisten sehingga dapat menjadi panduan bagi penulis untuk memperoleh pertanyaan esensial dalam memahami suatu penelitian ilmiah (Wu, 2011). Selain itu, terdapat dua keuntungan menggunakan struktur IMRaD dalam penulisan karya ilmiah: penulis lebih mudah dalam mengatur isi tulisan dan pembaca lebih mudah dalam menemukan informasi yang mereka inginkan (Mack, 2014). IMRaD mencerminkan pandangan dominan tentang penelitian ilmiah yang sebagian besar dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dalam proses informasi dan publikasi sebagaimana layaknya produk suatu pengetahuan (Wu, 2011). Hal ini menunjukkan relevansi suatu karya ilmiah sebagai bagian dari jejaring pengetahuan yang telah dibangun sebelumnya.

Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang, sehingga IMRaD pun tidak dielakkan lagi berkembang pula. Hari ini komponen IMRaD saja dinilai

belum cukup lengkap. Sebagai contoh, IMRaD belum memuat bagian judul maupun ringkasan. Sehingga komponen seperti abstrak, kata kunci, penghargaan dan referensi dewasa ini telah menjadi komponen yang erat dengan struktur IMRaD (Wu, 2011). Lebih detail Hartley (2012) menjelaskan komponen dari karya ilmiah sebagai berikut. Judul karya ilmiah diikuti dengan nama penulis, kemudian abstrak dan kata kunci, lalu pada bagian catatan kaki pada halaman pertama terdapat pengahrgaan terhadap kolega atau instiusi penyokong dana serta kode pos dan alama email untuk korespondensi. Pendahuluan merangkum tentang penelitian sebelumnya dan menunjukkan hal tersebut dipertanyakan dan akan dibahas lebih lanjut. Metode menjelaskan tentang partisipan penelitian, pengukuran yang digunakan, prosedur yang dipakai, dan analisis statistik yang diberlakukan. Bagian hasil menyajikan temuan-temuan penelitian dalam bentuk teks, tabel dan grafik. Bagian diskusi atau pembahasan merekapitulasi tujuan penelitian (pada pendahuluan) dan membahas hasil temuan dalam konteks tujuan tersebut dengan segala kelebihan dan kelemahannya. Pembahasan biasanya diakhiri dengan kesimpulan yang dapat dibuat terpisah dari bagian pembahasan.

Penulisan dan penyusunan komponen karya ilmiah ini sangat terbantu dengan penerapan WWWHWaW dalam bagian karya ilmiah untuk menghindari kesalahan yang sering ditemukan oleh editor. (Sharp, 2002).

Tabel 1. Penerapan WWWHWaW dalam Komponen Karya Ilmiah Komponen Karya Ilmiah

WWWHWAW Questions

Title How long; how many parts; declamatory (or not)? Authorship

Who is best defined in advance; what does “authorship” mean; how many?

Summary/Abstract What structure; where to place it; how long? Introduction

Why are you writing – and why now? Who are you writing for? Who is doing the writing? What problem are you addressing; what is the background to it; and what is the prior hypothesis you were testing?

Methods

How did you do the study? What materials did you use or what types of patient did you study?

Komponen Karya Ilmiah WWWHWAW Questions

Results

What did you find? How much can you include? What belongs in tables or figures and what is better in the text?

Discussion What are the strengths and weaknesses of your study? How do your findings fit (or not) with other published evidence? Where now -ie, what comes next in your research and has your prior hypothesis stood up to your test of it or should you modify it or even abandon it?

Conclusion

Who needs one?

Acknowledgements Who should be thanked; who paid; who has conflicts?

References How many; what are they for; how to set them out? (Sharp, 2002, pp. 30-31)

B. JUDUL KARYA ILMIAH DAN PENULIS

Tujuan dari adanya judul dan abstrak adalah untuk menemukan kecocokan: mempertemukan karya ilmiah dengan pembaca yang tepat, yakni mereka yang memerlukan informasi yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut. (Mack, 2012b). Judul mengandung pesan yang penting bagi pembaca tentang tujuan dari karya ilmiah tersebut. Misalnya judul Pengaruh Ethanol terhadap Perkembangan Kuda Laut,: Neurobehavior dan Skeletal Morphogenesis menginformasikan kepada pembaca tentang isi dari makalah penelitian. Judul yang tepat dan deskriptif akan menarik perhatian pembaca. Oleh karena itu, ketika menyusun judul, penulis sebaiknya mencantumkan tujuan atau kesimpulan penelitian, subyek dan variabel- variabel yang terlibat dalam penelitian. Biasanya, judul dibuat setelah isi tulisan telah dibuat sehingga judul mampu menggambarkan secara akurat tujuan dan isi dari artikel tersebut. (Hesselbach et al., 2012). Judul juga berguna untuk memfokuskan tulisan. Judul akan menjaga penulis dari penyimpangan terlalu jauh dari ide utama suatu gagasan. Selain itu juga menjadi pembeda antara proyek penulisan lainnya (Murray, 2013).

Jurnal memiliki preferensi tersendiri tentang judul. Beberapa tidak menyukai judul yang berputar-putar, judul dengan dua bagian, namun ada pula yang Jurnal memiliki preferensi tersendiri tentang judul. Beberapa tidak menyukai judul yang berputar-putar, judul dengan dua bagian, namun ada pula yang

Secara umum, judul sebaiknya menggambarkan tujuan dan pendekatan penelitian, bukan hasilnya. Judul sebaiknya berbentuk spesifik dalam mendeskripsikan isi penelitian. Salah satu tips untuk mengecek judul kita baik atau tidaka adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Apakah judul sudah spesifik, menyajikan petunjuk penelitian secara ringkas namun berbobot? Apakah seseorang yang telah membaca judul anda, tertarik membaca abstraknya? Dalam buku Hartley (Hartley, 2012), terdapat 13 tipe judul dalam artikel yang ada di Inggris. Tipe tersebut meliputi judul yang mengangkat sebuah isu dibandingkan dengan judul yang menjelaskan kepada pembaca apa yang terjadi (membandingkan 1a and 1b), judul yang hanya menjelaskan sedikit informasi (membandingkan 2a and 2b), judul yang memuat pertanyaan dengan judul yang mencantumkan hasil penelitian (membandingkan 3b dengan 3a dan 4b dengan 4a).

Tabel 2. Perbandingan Tipe Judul

1a Efficacy of virtual reality exposure therapy combined with two pharmacotherapies in the treatment of agoraphobia. 1b Combining virtual reality exposure therapy with the antidepressant drugs venlafaxine and paroxetine is better than traditional techniques for decreasing agoraphobia.

2a Assessing the links among adolescent and youth offending, antisocial behaviour, victimization, drug use, and gender 2b Assessing the bi-directional relationships between adolescent and youth offending, antisocial behaviour, victimization, drug use, and gender. 3a Attitudes toward seeking therapy among Puerto Rican and Cuban American young adults and their parents

3b How does acculturalisation affect the attitudes of Puerto Rican and Cuban American young adults towards mental illness and therapy? 4a A meta-analytic reliability generalization study of the Maslach Burnout Inventory 4b How reliable are the subscales in the Maslach Burnout Inventory? A meta- analytic study (Hartley, 2012, p. 145)

Selain itu, Hartley (2012) menjelaskan bahwa ada beberapa tipe judul yang perlu penulis hindari. Di antaranya adalah mencantumkan singkatan tanpa menuliskan kepanjangannya. Hal ini dikarenakan tidak semua pembaca familiar dengan singkatan tersebut.Begitu pula judul yang bersifat humor, karena humor di satu negara terkadang tidak merupakan humor di negara lain. Termasuk hal yang perlu dihindari adalah menggunakan permainan kata karena tidak semua orang mampu menangkap maksudnya. Judul dengan bentuk pertanyaan terkadang berguna, namun judul yang mencantumkan jawaban dari pertanyaan lebih berguna.

Umumnya, terdapat bagian penulis (authorship) di bawah judul. Dalam hal ini, Sharp (2002) menjelaskan bahwa menentukan penulis yang tercantum dalam bagian authorship sebelum penelitian dilakukan merupakan ide yang tepat meskipun penelitian memerlukan waktu setahun untuk rampung sehingga tim peneliti sangat mungkin mengalami perubahan signifikan. Semua penulis sebaiknya menyaksikan dan menyetujui artikel yang siap di-submit untuk dipublikasikan. Apapun kebijakan jurnal, tim peneliti lebih baik dicantumkan pada authorship daripada di bagian acknowledgment. Sternberg and Sternberg menuliskan tujuh kriteria untuk menentukan urutan penulis pada makalah, yakni mereka yang (Hartley, 2012):

1. memiliki ide awal;

2. memberikan kontribusi meskipun kecil;

3. senior;

4. junior.

C. ABSTRAK DAN KATA KUNCI

Abstrak menyajikan ringkasan penelitian secara singkat dan padat sehingga pembaca dapat menangkap isi artikel dengan cepat (Hesselbach et al., 2012). Abstrak yang baik akan memudahkan pembaca ataupun mesin pencari untuk mendapatkan informasi yang pembaca perlukan secara cepat dan tepat (Wu, 2011). Hal ini sangat membantu pembaca untuk menentukan apakah artikel tersebut menarik untuk dibaca atau tidak. Abstrak juga dapat dipahami sebagai ringkasan dari IMRaD dengan penekanan lebih pada bagian hasil dan pembahasan (Wu, 2011). Abstrak mencakup tujuan penelitian dan mengapa hal tersebut menjadi penting, deksripsi singkat tentang metode dan pendekatan yang digunakan, temuan- temuan utama dan bagaimana karya ilmiah tersebut berbeda dengan karya-karya ilmiah lainnya (Hesselbach et al., 2012). Kesimpulan juga kadang dicantumkan di dalam abstrak (Hartley, 2012).

Perlu ditekankan bahwa abstrak menjelaskan secara ringkas tentang implikasi dari suatu temuan, namun tidak mengevaluasi kesimpulan (Hesselbach et al., 2012). Bagian abstrak biasanya ditulis terakhir setelah isi makalah telah jadi untuk memastikan bahwa isi abstrak mencerminkan makalah secara akurat. Jika itu berasal dari penelitian yang mendalam, maka abstrak seharusnya tidak sulit untuk dibuat ketika setiap bagian dari artikel tersebut telah rampung (Wu, 2011). Namun kenyataannya, begitu banyak abstrak yang tidak berbobot atau kehilangan organisasi tulisan. Hal ini dapat diatasi dengan menyusun abstrak secara terstruktur.

Hartley menjelaskan bahwa dari abstrak yang terstruktur kita dapat mengembangkan artikel yang terstruktur melalui proses elaborasi IMRaD (Wu, 2011). Abstrak yang baik merupakan ringkasan makalah yang berdiri sendiri dan memuat beberapa topik berikut:

1. Latar belakang: apa isu yang diangkat pada makalah? Apa ruang lingkup yang membuat makalah ini menjadi menarik dan penting?

2. Tujuan: apa rencana yang akan diraih dalam makalah? Gap apa yang ingin dituntaskan?

3. Pendekatan: bagaimana setting yang dilakukan untuk meraih tujuan (seperti metode eksperiman, pendekatan simulasi, pendekatan teoritis, kombinasi dari ketiganya, dsb)? Apa yang telah dilakukan?

4. Hasil: Apa hasil yang diperoleh dari penelitian ini (mencakup angka)?

5. Kesimpulan: apa kesimpulan utamanya? Mengapa hasil tersebut menjadi penting? Kemana hasil tersebut akan mengarah?

Sharp memberikan tips dalam membuat struktur yang kokoh, yakni dengan menerapkan 6 W (what, why, when, how, where, and who) pada setiap bagian dari IMRaD (Wu, 2011). Hartley (2012) mereview 31 penelitian yang dilakukan pada tahun 2004 dan menemukan bahwa abstrak yang terstruktur (structured abstracts) memuat lebih banyak informasi; lebih mudah dibaca; lebih mudah dicari; memungkinkan untuk direview sesama (peer review); dan lebih disukai oleh pembaca dan penulis.

Murray (2013) memberikan tips menyusun abstrak sebagai berikut.

1. Menentukan kata kunci dari setiap kalimat pada abstrak.

2. Menuliskannya dalam bentuk ide pokok.

3. Menggunakannya dalam kalimat topik dan sepanjang bagian tulisan.

4. Membatasi dan menjelaskan istilah jika diperlukan Selanjutnya, ada tiga hal yang perlu diujikan terhadap sebuah abstrak:

1. Apakah semua informasi pada abstrak bersifat konsisten dengan apa yang tertulis di dalam makalah?

2. Apakah semua informasi yang ditemukan di abstrak dapat ditemukan juga di dalam makalah?

3. Apakah informasi yang penting di dalam makalah dicantumkan di abstrak? Apakah masih ada kata kunci yang tertinggal pada abstrak? (Mack, 2012b)

Abstrak artikel biasanya ditulis dalam satu paragraf dengan spasi tunggal. Pada umumnya panjang maksimal abstrak adalah satu paragraf dengan 200 hingga 300 kata, tidak memuat referensi ataupun singkatan (Hesselbach et al., 2012). Jika kutipan diperlukan (misalnya, makalah merupakan respon terhadap makalah sebelumnya), maka kutipan langsung yang dicantumkan dalam abstrak mesti lengkap. Tidak menggunakan singkatan, minimal pada pertama kali dikenalkan.

Tidak merujuk pada diagram atau tabel yang terdapat pada makalah, atau menggunakan kata yang baru bisa dipahami ketika makalah telah dibaca tuntas. (Mack, 2012b).

Selain abstrak, kata kunci juga merupakan hal yang penting. Ide utama dibalik mengidentifikasi kata kunci dan menuliskannya di bawah untuk memudahkan dalam menemukan artikel atau makalah yang berkaitan dengan tulisan yang sedang dibuat. Abstrak dan judul yang baik adalah yang memuat kata kunci, sehingga seseorang dapat dengan mudah menemukan artikel yang kita buat (Mack, 2012b). Banyaknya kata kunci adalah sekitar 3-5 kata atau frasa yang dipisahkan dengan tanda koma.

D. PENDAHULUAN

Penelitian saat ini dapat dikategorikan berdasarkan disiplin ilmu (seperti Biologi, Kimia, Fisika, Geologi) dan cakupannya (misal Biologi: evolusi, ekologi, sel, anatomi dsb). Dan setiap cakupan displin ilmu memuat begitu banyak penelitian yang terpublikasi. Peranan dari bagian pendahuluan adalah untuk menempatkan suatu penelitian yang baru pada suatu displin dan cakupan ilmu, memperkenalkannya kepada pembaca dan mengajak pembaca untuk membacanya lebih lanjut. Pendahuluan sebaiknya membentuk sebuah suasana untuk memulai penelitian. Bagian ini diakhiri dengan hipotesis yang siap diuji. Bagian ini cukup memuat dua atau tiga paragraf (Sharp, 2002). Pada artikel yang berupa kajian, bagian ini berisi uraian landasan teori yang mengantarkan pembaca kepada topik utama yang dibahas.

Bagian ini biasanya diawali dengan mendeskripsikan apa yang diketahui pada suatu cakupan ilmu yang berkaitan langsung dengan artikel penelitian. Namun hal ini perlu ditulis dengan pertimbangan karena tidak terdapat ruang yang cukup untuk menjelaskan setiap informasi tentang apa yang diketahui tersebut. Setiap pernyataan memerlukan satu atau lebih referensi dari literatur ilmiah untuk mendukung validitasnya. Penulis harus mengutip semua referensi yang digunakan untuk menghindari resiko plagiasi (Hesselbach et al., 2012).

Selanjutnya penulis menjelaskan apa yang tidak diketahui dan menjadi tujuan dari penelitian tersebut. Untuk itu, penulis perlu menyajikan rasionalisasi bagi penelitian tersebut dan mengembangkannya untuk menjawab mengapa penelitian ini menjadi penting. Pernyataan terakhir pada pendahuluan sebaiknya menetapkan hipotesis atau tesis yang merupakan ringkasan dari temuan-temuan yang berkaitan dengan hipotesis yang diajukan. Adapun detail dari temuan penelitian akan disajikan pada bagian hasil dan ditujukan untuk menjawab ketidaktahuan yang dimunculkan pada bagian pendahuluan (Hesselbach et al., 2012).

Alur dasar dari pendahuluan adalah diawali dari yang bersifat umum lalu bergeser ke arah yang spesifik. Kebanyakan para menyebutnya dengan istilah ‘moves’. Pada dasarnya, suatu ‘move’ merupakan tahapan dalam argumen dimana penulis akan melaluinya. ‘Moves’ untuk pendahuluan pada umumnya adalah sebagai berikut:

Move 1. Penulis menyusun cakupan penelitian,

a. dengan menunjukkan area penelitian merupakan hal yang penting, menarik, problematik atau relevan dengan beberapa cara;

b. dengan mengenalkan dan mereview penelitian yang sebelumnya pada area yang sama.

Move 2. Penulis menyusun suatu ‘cekungan’ dengan menunjukkan adanya kelemahan pada perhitungan selama ini,

a. dengan menunjukkan adanya gap pada penelitian sebelumnya;

b. dengan memunculkan pertanyaan tentang penelitian sebelumnya;

c. dengan menambahkan sesuatu yang telah diketahui; dan

d. menunjukkan bagaimana hal tersebut akan berdampak pada pengetahuan sebelumnya.

Move 3. Penulis menjadikan cekungan tersebut topik utama penelitian,

a. dengan menguraikan tujuan atau menetapkan karakteristik dari penelitian yang akan dilakukan;

b. dengan mendaftar pertanyaan penelitian atau hipotesis yang akan diuji;

c. dengan menjelaskan struktur makalah; c. dengan menjelaskan struktur makalah;

E. METODE

Bagian metode (terkadang disebut dengan bagian Kajian Literatur dan Metode) mendeskripsikan bagaimana hasil penelitian dapat diperoleh (Mack, 2014). Metode merupakan bentuk ‘how’ dalam Kipling (Sharp, 2002). Penelitian menggunakan berbagai metode yang dapat diterima untuk memperoleh hasil yang akan dibagikan kepada ilmuwan lainnya dalam komunitas ilmiah. Oleh karena itu, hasil penelitian bergantung kepada kualitas metode yang digunakan dan perhatian terhadap proses penerapannya. Dalam ilmu Fisika, metode radiasi dijelaskan dengan sangat detail sehingga orang lain dapat mengulangi eksperimen secara tepat. Bagian metode pada jurnal kesehatan berkembang lebih luas, khususnya jurnal dengan beberapa spesialisasi akan bersaing dalam detail metode. Bagian yang terpisah untuk metode statistik juga mulai umum digunakan akhir-akhir ini. Bagi penelitian yang melibatkan pasien umumnya mencantumkan metode permohonan kesediaan untuk penelitian dan memberikan informasi tentang hal yang diperlukan (Sharp, 2002).

Pembaca akan memperhatikan bagian metode: (a) untuk meyakinkan bahwa penelitian dilakukan dengan tepat, (b) sebagai panduan untuk mengulangi penelitian yang sama, dan (c) untuk mempelaari bagaimana melakukan suatu metode yang baru (Hesselbach et al., 2012). Kualitas metode menjadi penting, terutama dalam mempertimbangkan poin (b). Hal ini dikarenakan sains berkaitan Pembaca akan memperhatikan bagian metode: (a) untuk meyakinkan bahwa penelitian dilakukan dengan tepat, (b) sebagai panduan untuk mengulangi penelitian yang sama, dan (c) untuk mempelaari bagaimana melakukan suatu metode yang baru (Hesselbach et al., 2012). Kualitas metode menjadi penting, terutama dalam mempertimbangkan poin (b). Hal ini dikarenakan sains berkaitan

Dalam hal ini termasuk juga alasan mengapa metode tertentu digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian secara efektif perlu dicantumkan pada bagian metode. Metode yang baik tidak hanya menjelaskan apa yang telah dilakukan dan bagaimana hal tersebut berhasil dilakukan, tetapi juga menjelaskan alasan mengapa mendesain eksperimen teersebut sedemikian rupa. Dari sekian banyak pilihan yang tersedia, mengapa metode tersebut yang dipilih? Pertimbangan statistik, seperti teknik sampling dan metode analisis perlu dicantumkan. Jika data mentah hasil penelitian tidak disajikan dalam artikel, maka prosedur reduksi data juga perlu dideskripsikan. Begitu pula mempertimbangkan bagaimana suatu diagram atau gambar digunakan untuk mengilustrasikan atau merangkum metode yang digunakan (Mack, 2014). Penulis harus memperhatikan dengan seksama proses penulisan pada bagian metode karena bagian ini merupakan komponen yang esensial dalam mengkomunikasikan hasil temuan ilmiah secara efektif (Hesselbach et al., 2012). Kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan bagian metode adalah mencantumkan hasil penelitian pada bagian tersebut, mencantumkan detail yang tidak relevan, atau menyusun metode sebagai kronologi sejarah dari apa yang terjadi (Mack, 2014).

F. HASIL

Bagian ini menyajikan hasil yang diperoleh dari prosedur penelitian yang telah dijelaskan pada bagian metode. Bagian hasil mendeskripsikan secara detail hasil eksperiman yang telah dilakukan dalam bentuk narasi yang teratur dan jelas. Informasi yang telah dipaparkan pada bagian metode menjadi latar belakang dalam memahami deskripsi pada bagian hasil ini sehingga tidak perlu diulang. Untuk setiap eksperimen yang berbeda, penulis sebaiknya memisahkannya dengan sub judul dan menambahkan sedikit pengantar untuk menjelaskan alasan mengapa melakukan hal tersebut. Penjelasan tersebut merupakan perluasan dari pendahuluan agar menjadi argumentasi kepada pembaca mengenai pentingnya melakukan penelitian ini. Singkatnya, pada pendahuluan masih bersifat umum, sedangkan pada bagian hasil bersifat spesifik. Jika dibuat memiliki bagian tersendiri, maka bagian hasil sebaiknya tidak begitu panjang (Hesselbach et al., 2012).

Pada umumnya hasil disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. (Mack, 2014). Penulis akan selalu memiliki lebih banyak dari yang hendak dapat dipublikasikan. Cara yang dapat digunakan untuk meringkas data yang besar adalah dengan menggunakan tabulasi data secara statistik atau menggunakan diagram. Diagram yang digunakan dapat bersifat ilustratif. Menentukan penyajian data sebaiknya mempertimbangkan dari sisi ekonomis dan kejelasan. Yang terpenting adalah menghindari pengulangan teks, diagram dan tabel. Beberapa editor jurnal atau pembaca ingin melihat data mentah tersebut sehingga data tersebut sebaiknya disimpan dan dapat diakses oleh orang lain. (Sharp, 2002).

Karakteristik ilmuwan adalah sikapnya yang skeptis terhadap hasil dan kesimpulan. Sikap ini akan membawa penelitian kepada tingkatan kritis untuk memastikan bahwa metode dan hasil yang diperoleh merupakan yang terbaik. Oleh karena itu, penting untuk menjelaskan setiap keterbatasan dan kelemahan dalam pendekatan penelitian yang dilakukan dan menjamin validitas dari penelitian dapat diukur (Hesselbach et al., 2012).

G. PEMBAHASAN

Bagian pembahasan merupakan bagian di mana penulis menjelaskan secara keseluruhan hasil yang disajikan. Tujuan dari bagian pembahasan adalah untuk menjelaskan hasil dan menunjukkan bagaimana hasil tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan pada bagian pendahuluan. Bagian ini melalui tahapan merangkum hasil penelitian, mendiskusikan apakah hasil tersebut merupakan hal yang diharapkan atau yang tidak diharapkan, membandingkan hasil dengan penelitian sebelumnya, menginterpretasikan, dan menjelaskan hasil (dengan cara membandingkan dengan suatu teori atau model) dan menghipotesis generalitasnya (Mack, 2014).

Lebih detail Sharp (2002) menjelaskan tahapan penulisan pada bagian pembahasan. Pertama, hasil utama dari berbagai eksperimen dikumpulkan dalam satu bahasan untuk menunjukkan hasil yang signifikan sehingga pembaca dapat melihat bagaimana hasil tersebut cocok dengan hipotesis penelitian. Hubungan logis dan trend pada data disajikan, begitu pula pembahasan tentang kesalahan dan penjelasan alternatif lainnya terhadap temuan-temuan penelitian, termasuk analisis kesesuaian desain eksperimen. Perlu diingat bahwa hasil tidak perlu dinyatakan kembali pada bagian pembahasan, kecuali memang sangat diperlukan untuk memberikan penekanan. Kedua, membantu pembaca menghubungkan antara penelitian yang ada dengan ilmu pengetahuan yang lebih luas yang telah dijelaskan pada bagian pendahuluan. Bagaimana hasilnya jika penelitian diperluas dan apa implikasinya? Apa makna dari penelitian tersebut? Apa relevansinya? Terakhir, penulis dapat memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yang perlu dilakukan berdasarkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian.

Sepertinya bagian-bagian sebelumnya, penyusunan bagian ini dapat dibantu dengan metode Kipling. Pertanyaan kunci pada bagian ini adalah What, How dan Where, meskipun tidak mungkin menjawab hal tersebut hanya dalam tiga paragraf. Apa kekuatan dan kelemahan dari penelitian ini? Lalu bagaimana hasil temuan penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya? Tentunya tidak mungkin untuk mengutip semua penelitian yang ada sebelumnya. Dan pertanyaan terakhir, ke mana arah penelitian selanjutnya? Pertanyaan ini menantang penulis Sepertinya bagian-bagian sebelumnya, penyusunan bagian ini dapat dibantu dengan metode Kipling. Pertanyaan kunci pada bagian ini adalah What, How dan Where, meskipun tidak mungkin menjawab hal tersebut hanya dalam tiga paragraf. Apa kekuatan dan kelemahan dari penelitian ini? Lalu bagaimana hasil temuan penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya? Tentunya tidak mungkin untuk mengutip semua penelitian yang ada sebelumnya. Dan pertanyaan terakhir, ke mana arah penelitian selanjutnya? Pertanyaan ini menantang penulis

Format bagian ini menyerupai bagian pendahuluan, yakni bergeser dari sesuatu yang spesifik (hasil yang diperoleh dari penelitian) menuju sesuatu yang general (bagaimana hasil tersebut menunjukkan prinsip general dan berlaku secara luas). Berbagai permasalahan dan kekurangan selama penelitian juga perlu didiskusikan pada bagian ini, khususnya yang mempengaruhi hasil (Mack, 2014). Tidak ada aturan khusus bahwa bagian pembahasan memiliki persentasi tertentu dari panjang artikel secara keseluruhan. Namun pada umumnya bagian ini ukurannya lebih panjang sebagaimana bagian metode. Proporsi bagian ini menjadi kecil pada makalah yang murni metodologi, sedangkan pada artikel yang mengungkap hal yang kontroversial dalam kesehatan masyarakat, pembahasan akan lebih panjang dan detail (Sharp, 2002).

Kekeliruan yang sering terjadi dalam menulis hasil dan pembahasan adalah kurangnya organisasi tulisan, menyajikan hasil namun tidak dibahas, menyajikan pembahasan yang tidak berkaitan dengan hasil, menyajikan hasil dan pembahasan dalam urutan waktu daripada urutan logika, membiarkan hasil sedemikian sehingga tidak mendukung kesimpulan, atau menyimpulkan dari hasil tanpa melalui argumen yang logis (Mack, 2014).

H. KESIMPULAN

Bagian kesimpulan merupakan ringkasan dari hasil dan pembahasan, namun lebih dari sekedar ringkasan. Bagian kesimpulan sebaiknya memberikan bacaan yang oportunistik. Ketika menulis bagian, penulis perlu membayangkan pembaca yang sedang membaca pendahuluan lalu membaca sekilas diagram- diagram lalu langsung membaca kesimpulan. Dengan demikian, bagian kesimpulan sebaiknya menyajikan pesan utama penulis yang ingin ia yakinkan secara ringkas. Tujuan kedua dari bagian kesimpulan adalah menyajikan perspektif penelitian berikutnya. Hal ini dapat berupa rekomendasi, atau sebuah roadmap untuk penelitian berikutnya (Sharp, 2002).

Bagaimanapun juga, dengan ringkasan modern dan pembahasan yang khusus, sebuah kesimpulan tidak begitu diperlukan dan banyak jurnal kesehatan yang tidak memuat bagian tersebut (Sharp, 2002). Sehingga penggunaan bagian kesimpulan sebagian bergantung pada disiplin ilmunya, sebagian pada ketentuan jurnal, dan sebagian lagi pada obyek yang dituju penulis. Kozak and Hartley membahas isu ini secara mendetail dan berpendapat bahwa menuliskan kesimpulan dalam bentuk daftar lebih bermakna daripada menjelaskannya secara panjang lebar dalam bentuk narasi. (Hartley, 2012). Beberapa kekeliruan yang terjadi dalam menulis kesimpulan adalah isinya yang merupakan pengulangan dari abstrak, pengulangan dari latar belakang pada pendahuluan, memunculkan bukti atau argumentasi baru yang tidak ditemukan pada bagian hasil dan pembahasan, atau gagal dalam menjawab pertanyaan yang disusun pada pendahuluan (Mack, 2014).

I. PIHAK YANG BERPERAN

Penulis sebaiknya berterimakasih kepada sekertarisnya dan kepada satu atau dua orang yang berperan atau yang menyediakan dana penelitian dengan mencatumkannya pada bagian acknowledgement. Ucapan terimakasih ini tidak semata-mata sebagai bentuk rasa hormat, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang untuk kerjasama di masa yang akan datang (Sharp, 2002).

J. REFERENSI

Bagian akhir dari karya atau artikel ilmiah adalah bagian referensi atau daftar pustaka. Ketika mengutip dari suatu sumber tulisan, penting bagi penulis untuk mengikuti suatu format pengutipan yang standar, seperti CSE (Council of Science Editors ), APA (American Psychological Association), MLA (Modern Language Association ), atau CMS (Chicago Manual of Style). Sumber referensi sebaiknya didaftar secara urutan alfabetis dan asal penulis. Semua sumber yang dikutip dalam artikel mesti tercantum dalam bagian referensi ini (Hesselbach et al., 2012).

Mengapa penulis perlu menyajikan daftar pustaka dan untuk apa daftar pustaka itu? Jika tujuannya hanya sekedar untuk memberitahu pembaca pada di Mengapa penulis perlu menyajikan daftar pustaka dan untuk apa daftar pustaka itu? Jika tujuannya hanya sekedar untuk memberitahu pembaca pada di

BAB III SERBA SERBI KARYA ILMIAH DAN PUBLIKASI

A. TIPS MENULIS KARYA ILMIAH

Tidak semua orang mahir menulis, namun menulis merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan. Sebelum membahas menulis karya ilmiah, penting bagi seseorang untuk memulai aktivitas menulis apapun genre tulisan yang diambil. Murray (2013) memberikan beberapa tips untuk memulai menulis.

1. Tulislah apa yang sedang dikerjakan; jangan menunggu sampai mendapatkan penelitian yang baru.

2. Cari alasan pribadi yang berarti untuk menulis.

3. Jangan biarkan makalah-makalah yang telah dibaca membuat kita berhenti menulis.

4. Kombinasikan beberapa strategi menulis yang berbeda.

5. Pertimbangkan untuk mengganti kebiasaan menulis Tujuan dari menulis karya ilmiah di antaranya adalah menyajikan hasil

penelitian terbaru, menjelaskan signifikansinya, meletakkannya secara koheren dengan ilmu pengetahuan yag telah ada (Hartley, 2012). Sifatnya yang ilmiah menjadikan makalah ilmiah memiliki cara yang unik yang tidak familiar dilakukan oleh penulis non ilmiah. Banyak aturan menulis secara umum yang tidak berlaku dalam aturan penulisan ilmiah. Sebagai contoh, kebenaran ilmiah membuat subyek peneliti dapat digantikan, artinya setiap orang dapat melakukan eksperimen/penelitian/simulasi yang sama (Hartley, 2012). Filosofi ini berdampak kepada isi artikel ilmiah yang menghapuskan peneliti dalam ruang pembahasan. Kalimat aktif seperti “Kami melakukan eksperimen” di mana penulis berada di depan dan menjadi pusat, kemudian diganti dengan bentuk pasif “Eksperimen dilakukan.”

Dalam menulis artikel ilmiah, penting untuk mengkomunikasikan pesan secara singkat padat dan akurat. Hal yang perlu dihindari adalah menggunakan bahasa gaul atau pengulangan, sebagaimana penggunaan singkatan yang tidak dikenali secara umum. Jika suatu singkatan mesti digunakan, maka berikan Dalam menulis artikel ilmiah, penting untuk mengkomunikasikan pesan secara singkat padat dan akurat. Hal yang perlu dihindari adalah menggunakan bahasa gaul atau pengulangan, sebagaimana penggunaan singkatan yang tidak dikenali secara umum. Jika suatu singkatan mesti digunakan, maka berikan

Setiap penulis memulai menulis dengan membuat garis besarnya (outline) terlebih dahulu. Banyak orang yang menggunakan outline untuk membentuk tulisan mereka. Beberapa penulis menggunakan outline pada awal proses menulis untuk memperoleh gambaran keseluruhan dari makalah yang akan ditulis, lalu mengabaikannya ketika telah proses menulis telah berjalan. Beberapa penulis lain membuat outline di awal lalu dimodifikasi selama proses menulis sehinga proses membuat outline menjadi bagian menulis yang dilakukan berulang-ulang. Penulis lainnya menggunakan outline untuk mendokumentasikan perubahan yang dilakukan yang bertujuan untuk membentuk struktur tulisan (Single, 2009).

Gambar 1. Skema Pengembangan Outline (Single, 2009)

Gambar 2.

Proses Kreatif Menyusun Karya Ilmiah (Disertasi) (Single, 2009)

Seorang penulis sebaiknya mengajari pembaca, bukan membuat mereka terkesan. Cara termudah untuk melakukan hal tersebut adalah dengan menyusun paragraf dengan kalimat sederhana, kemudian direvisi, ditulis ulang, direvisi kembali dengan ketepatan, presisi, dan kejelasan gagasan dalam pikiran. Tinggalkan tulisan tersebut dan biarkan orang lain membacanya lalu revisi kembali. Menulis adalah proses menulis ulang dan hal tersebut sangat berguna. Bab 6 karangan Sternberg and Sternberg (2010) menyajikan panduan menulis ilmiah. Begitu pula bab 8 American Psychological Association’s (2010) ‘Guidelines for writing psychology papers ’ (Hartley, 2012).

B. PENGGUNAAN TABEL DAN DIAGRAM

Tabel dan diagram digunakan untuk mendukung isi dari makalah penelitian. Keduanya menyajikan kepada pembaca tampilan grafis dari suatu informasi. Keduanya mesti memiliki ilustrasi, deskripsi judul, keterangan, penanda interval, dan tanda sumbu jika diperlukan. Keduanya harus diberi nomor secara berurutan dan mencantumkan penjelasan terhadap singkatan yang tidak umum (Hesselbach et al., 2012). Untuk alasan yang klasik, penjelasan tabel pada umumnya diletakkan pada bagian atas tabel dan di bagian bawah diagram. Bagaimanapun juga, penjelasan penting bagi pembaca agar mereka memahami detail dan mengarahkan mereka untuk menyimak hal yang penting (Hartley, 2012).

Kebanyakan tabel sulit untuk dibaca karena memuat banyak bilangan yang tidak tertata dengan baik. Lebih lanjut, bahasa yang digunakan untuk Kebanyakan tabel sulit untuk dibaca karena memuat banyak bilangan yang tidak tertata dengan baik. Lebih lanjut, bahasa yang digunakan untuk

Gambar 2.

Perbandingan Susunan Tabel (Hartley, 2012)

Secara umum disepakati bahwa grafik dua dimensi lebih mudah untuk dibaca daripada grafik tiga dimensi. Selain itu, perlu dipertimbangkan dalam membuat grafik bahwa tidak semua tampilan yang bagus pada layar komputer akan tampak bagus pula ketika dicetak hitam putih atau dalam ukuran yang lebih kecil. Oleh karena itu penting untuk mengeceknya sebelum di-submit pada jurnal yang berwarna hitam putih (Hartley, 2012).

C. KUTIPAN (Mack, 2012a)

Perkembangan ilmu pengetahuan sejak terus meningkat, dimana kita lebih sering mengembangkan ilmu pengetahuan sebelumnya daripada menggantikannya. Dengan demikian, pilar pertama dari pengetahuan yakni sekumpulan pengetahuan Perkembangan ilmu pengetahuan sejak terus meningkat, dimana kita lebih sering mengembangkan ilmu pengetahuan sebelumnya daripada menggantikannya. Dengan demikian, pilar pertama dari pengetahuan yakni sekumpulan pengetahuan

Berdasarkan definisi, sebuah kutipan merupakan sebuah referensi yang merujuk kepada suatu sumber informasi atau data. Hal yang dapat dikutip meliputi artikel jurnal, prosiding konferensi, buku, tesis, koran, sumber non cetak (film dan media perekam lainnya), website atau sumber online lainnya, bahan komputer (CD ROM) dan komunikasi perorangan. Meskipun nampak sederhana, namun pengutipan dalam artikel ilmiah memiliki banyak tujuan. Di antaranya adalah:

1. Menyediakan konteks yang cukup bagi makalah untuk melakukan analisis kritis terhadap makalah yang dilakukan orang lain dan dengan demikian memungkinan penulis tersebut mengukur ketepatan kesimpulan yang orang lain buat.

2. Memberikan pembaca sumber latar belakang dan bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca (sehingga dapat dibentuk jaring-jaring pengetahuan).

3. Membangun kredibilitas di hadapan pembaca dan/atau untuk menginformasik kepada pembaca bahwa makalah tersebut memiliki filosofi khusus/

4. Menyajikan contoh dari suatu gagasan, data atau kesimpulan alternatif untuk dibandingkan dengan makalah yang dibuat.

5. Menghormati dan berterimakasih kepada sumber berjasa pada penulisan makalah ini, sehingga membentuk kejujuran intelektual. Sebuah penelitian yang baru hampir selalu diawali dengan mencari literatur.

Proses mencari literatur ini akan membentuk pondasi bagi kelima tujuan pengutipan di atas. Tujuan dari pencarian literature adalah untuk mengevaluasi status sekumpulan pengetahuan terhadap suatu topik permasalahan sebelum memunculkan penyelidikan untuk melengkapi pengetahuan tersebut. Karena ilmu Proses mencari literatur ini akan membentuk pondasi bagi kelima tujuan pengutipan di atas. Tujuan dari pencarian literature adalah untuk mengevaluasi status sekumpulan pengetahuan terhadap suatu topik permasalahan sebelum memunculkan penyelidikan untuk melengkapi pengetahuan tersebut. Karena ilmu

1. Melakukan pencarian literatur sebelum melakukan penelitian, lebih tepatnya sebelum menulis makalah. Melakukan pencarian literatur di akhir lebih sering mengakibatkan pengutipan palsu (akan dibahas pada bagian berikutnya).

2. Referensi yang baik untuk dibaca setelah membaca suatu artikel adalah yang tercantum pada daftar pustaka artikel tersebut (Inilah alasan mengapa pengutipan yang tepat menjadi hal yang penting, karena dampaknya akan berlipat ganda).

3. Mencari literatur di luar disiplin ilmu (maksudnya mencari literatur dengan kata kunci yang berbeda, dan hal ini secara terbalik akan membawa penulis kepada literatur yang dicari ketika membaca literatur dari luar disiplin ilmunya).

4. Jangan hanya mengandalkan ingatan. Ketika menemukan suatu bagian dari artikel yang penting untuk dikutip, tak ada satu pun yang tahu cakupan keseluruhan dari literatur yang akan digunakan.

5. Ketika sedang menyelesaikan draft, cobalah untuk mencari publikasi terbaru yang berkaitan dengan subyek yang sedang ditulis. Sering ditemukan bahwa peneliti lainnya juga bekerja pada topik yang sama dan mungkin telah dipublikasikan sehingga perlu untuk dibaca untuk memastikan bahwa draft yang kita buat mencakup sekumpulan pengetahuan yang terkini di bidangnya. Ada beberapa tipe kesalahan dalam pengutipan. Diantaranya adalah sebagai

berikut.

1. Kutipan palsu merupakan kutipan yang tidak diperlukan namun dicantumkan dalam artikel. Terkadang kutipan-kutipan ini ditambahkan diakhir setelah artikel telah rampung disusun untuk memberikan kesan bahwa proses penelusuran literatur dan pengutipan yang matang telah 1. Kutipan palsu merupakan kutipan yang tidak diperlukan namun dicantumkan dalam artikel. Terkadang kutipan-kutipan ini ditambahkan diakhir setelah artikel telah rampung disusun untuk memberikan kesan bahwa proses penelusuran literatur dan pengutipan yang matang telah

2. Kutipan bias, di mana referensi ditambahkan (atau dihilangkan) untuk alaan lain diluar lima tujuan pengutipan sebelumnya. Pengutipan yang bias meliputi pengutipan karya teman dan kolega secara berlebihan, menghilangkan kutipan dari penulis lain yang merupakan pesaing, dan mengutip tanpa alasan kecuali untuk menyenangkan pimpinan.

3. Pengutipan sendiri, yakni mengutip hasil karya sendiri. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mengutip karya sendiri karena hasil karya yang disajikan dalam bentuk sebuah makalah biasanya merupakan hasil terkini dari suatu proyek yang sedang berjalan. Dengan demikian, mengutip makalah sebelumnya merupakan hal yang tepat. Pengutipan sendiri menjadi masalah ketika hal tersebut merupakan kutipan palsu atau bias. Yang umum diketahui juga bahwa ada tendensi pada kebanyakan ilmuwan untuk mempromosikan dirinya sendiri sehingga dikhawatirkan mengutip makalah sendiri digunakan lebih bertujuan untuk meningkatkan penghargaan kepada penulisnya daripada meningkatkan nilai makalah tersebut di hadapan pembaca.

4. Tidak mencantumkan bukti yang bertolak belakang merupakan suatu tindakan dari bias pengutipan di mana makalah yang menyajikn kesimpulan atau data yang bertolak belakang dengan makalah penulis tidak dimasukkan dalam makalah yang sedang ditulis. Karena salah satu dari tujuan pengutipan adalah membuat kontras antara karya yang baru dengan karya- karya sebelumnya yang memuat data dan kesimpulan yang berseberangan, maka menghindari konflik ini (apapun alasannya) merupakan hal yang tidak tepat dalam keilmiahan.

D. PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang bagaimana menyusun sebuah karya ilmiah dengan baik dan benar. Kini saatnya mempelajari tentang bagaimana mempublikasikan karya ilmiah yang telah dibuat agar karya ilmiah tersebut Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang bagaimana menyusun sebuah karya ilmiah dengan baik dan benar. Kini saatnya mempelajari tentang bagaimana mempublikasikan karya ilmiah yang telah dibuat agar karya ilmiah tersebut

1. Menentukan jurnal yang tepat Hari ini terdapat sekitar 30.000 jurnal yang mempublikasikan lebih dari 2

juta artikel per tahun. Jurnal-jurnal ini bergeser dari yang bersifat sangat umum kepada bidang yang spesifik, begitu pula kebanyakan jurnal imiah yang terspesifikasi dalam bidang yang lebih sempit. Dengan demikian, keputusan yang pertama kali dihadapi oleh seorang penulis adalah pada spektrum spesialisasi yang manakah mereka akan mempublikasikan karya mereka. Kunci untuk memutuskan hal tersebut adalah dengan menentukan target pembaca. Turunkan spektrum tersebut terhadap spesialisasi yang lebih luas, lalu reduksi ukuran dari pembaca namun tingkatkan tingkat kecocokan dengan minat pembaca (Mack, 2015).

Gambar 3.

Ilustrasi Spektrum Spesialisasi Bidang Ilmu pada Jurnal (Mack, 2015)

Murray (2013) telah memberikan penjelasan tentang cara mengetahui jurnal yang sesuai dengan karya ilmiah yang akan dipublikasikan. Pertama, mencari jurnal yang sesuai dengan bidang pengetahuan. Kemudian mengidentifikasi tipe dari Murray (2013) telah memberikan penjelasan tentang cara mengetahui jurnal yang sesuai dengan karya ilmiah yang akan dipublikasikan. Pertama, mencari jurnal yang sesuai dengan bidang pengetahuan. Kemudian mengidentifikasi tipe dari