Makalah Seni rupa Media Pembelajaran Sen (1)

“Media Pembelajaran Seni Ukir yang Kreatif dan Ekonomis dalam Mata Pelajaran Seni
Rupa di Sekolah Dasar”
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Seni Rupa

Disusun oleh:
Assyfa Guska Meivara
Diana Kusmiati
Eggi Ditami Jaka
Ika Fitri Nurrohmah
Marlina Supardi
Meli Yulianingsih
Muhammad Mukromin
Mukhamad Ady Wahyudy
Saufika Endang Giani
Silvira Eka Septiani

(1505563)
(1501330)
(1505480)

(1504242)
(1501028)
(1500787)
(1507339)
(1507323)
(1506235)
(1501237)

3C PGSD

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerahnya untuk dapat
menyelesaikan makalah ini tentang "’’. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat

bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Pendidikan Seni Rupa. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga
terselesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan
lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.

Purwakarta, 27 September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah

2

C. Tujuan Penulisan 2
BAB II ISI

3

A. Pengertian Seni Ukir

3

B. Alat dan bahan yang digunakan 3
C. Proses pengukiran pada sabun mandi batangan 4
D. Faktor-faktor penyebab 12
E. Dampak yang ditimbulkan

BAB III PENUTUP 14

A. Kesimpulan
B. Saran

14

15

DAFTAR PUSTAKA

16

12

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Seni ukir dapat diartikan sebagai gambaran hiasan dengan bagian-bagian cekung


(kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu gambar yang
indah. Pengertian ini berkembang hingga terkenal sebagai seni ukir yang merupakan seni
membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain.
Seiring berjalannya waktu, seni ukir terus berkembang termasuk di Indonesia.
Seni ukir sendiri memerlukan bahan dan media yang unik agar nilai jualnya tinggi dan
menarik perhatian orang yang melihatnya. Seni ukir termasuk kedalam seni yang dalam
pengerjaannya terbilang sulit. Tetapi seni ukir bisa dimodifikasi dalam hal bahan, media,
serta alat yang digunakan agar bisa diterapkan di sekolah dasar.
Dalam realitanya situasi di lapangan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tidak
semua sekolah dasar negeri di Indonesia memiliki fasilitas atau peralatan yang cukup
menunjang berjalannya proses belajar mengajar dimata pelajaran seni rupa terutama
untuk kategori seni ukir.
Oleh karena itu, guru memiliki peran penting dalam menciptakan kreasi dan
inovasi baru untuk membuat suatu media belajar yang sesuai dengan kategori indikator
pembelajaran yang akan dicapai. Salah satu cara berkreasi dalam seni ukir adalah dengan
mengganti media ukir dengan bahan yang mudah didapat dan mudah dibentuk sehingga
seni ukir dapat diterapkan di sekolah dasar.
1.2.


Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari seni ukir?
2.

Apa saja alat dan bahan yang efisien dan ekonomis yang digunakan dalam
pembuatan seni ukir?

3. Bagaimana cara melakukan proses pengukiran pada sabun batangan?

4. Faktor apa saja yang menyebabkan sekolah dasar di Indonesia belum bisa
menerapkan seni ukir dalam kegiatan pembelajarannya?
5. Apa dampak dari hasil pembelajaran seni ukir yang menyebabkan sekolah dasar di
Indonesia belum bisa menerapkan seni ukir dalam kegiatan pembelajarannya
menggunakan sabun batangan?
1.3.

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian seni ukir.

2. Untuk melatih daya respon anak.
3. Untuk menimbulkan rasa apresiasi diri pada diri anak.
4. Untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi perbarukan dalam penyediaan media
pembelajar di Sekolah Dasar.
5. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari hasil pembelajaran seni ukir dengan
media yang sederhana.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Seni Ukir
Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung
( kruwikan ) dan bagian-bagian cembung ( buledan ) yang menyusun suatu gambar yang
indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni
membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain. Seni ukir merupakan jenis kriya
yang pengerjaannya dengan mencukil. Hasil cukilan berupa ornamen atau ragam hias.
Bahan yang biasa untuk seni ukir adalah kayu, kulit, tempurung kelapa dan bahan-bahan
lainnya. Beberapa jenis benda pakai yang biasa diukir misalnya meja, kursi, lemari, partisi,

dan sebagainya. Tempat yang merupakan pusat ukiran kayu adalah Jepara, Kota Gede
terkenal dengan seni ukir peraknya, Sulawesi (Kendari) juga dengan kerajinan peraknya dan
Klaten terkenal dengan ukir tanduk. Seni ukir diartikan sebagai gambaran suatu
ragam hias yang bersifat kruwikan dan buledan tersebut merupakan
bentuk lukisan yang indah (Soetiman dalam Syafii, 1987: 31). Menurut
Graha (1979 : 114) seni ukir adalah membentuk dengan menggunakan
pahat sebagai alatnya. Sedangkan menurut Yudhoseputro (1984: 164),
seni ukir adalah arsitektur memahat kayu yang membentuk bagianbagian bangunan seperti tiang, rusuk, palang untuk kepentingan
konstruksi atau membentuk dasar ornamen pada alas dan mahkota tiang,
pada panel-panel pintu, jendela, sekat ruang, dan langit-langit.

Semua karya seni tidak terlepas dari nilai estetis atau keindahan,
demikian pula dengan seni ukir. Oleh karena itu bentuk karya ukiran
harus indah sehingga dapat dinikmati bagi yang melihatnya, dan hal ini
tak menutup kemungkinan bagi kriawan ukir mengungkapkan kreasi,
bentuk dan ragam baru. Dilihat dari proses kegiatannya, seni ukir
termasuk dalam seni kerajinan yang merupakan salah satu bagian dari
seni rupa, yang penikmatnya menggunakan indera penglihatan (Syafii
dan Rohidi, 1987: 6).
Menurut Musclih dan Sudarman (1983: 4) dinyatakan bahwa ukir

adalah teknik membentuk dengan cara menggores, mencukil, memahat
gambar

ornamen

pada

bahan

tertentu

yang

sesuai

sehingga

menghasilkan bentuk cekung dan timbul atau datar sesuai dengan
gambar rencana yang bernilai estetis. Sedangkan menurut Soeprapto
(1984: 9) yang dimaksud ukiran kayu adalah cukilan berupa ornamen

atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, saling jalin-menjalin
berulang

dan

sambung-menyambung

sehingga

mewujudkan

suatu

hiasan. Seiring dengan pendapat-pendapat tersebut dinyatakan oleh
Bastomi (1986: 4) bahwa seni ukir memiliki nilai estetis atau keindahan
karena seni ukir selalu dibuat indah dan menjadikan indah, sebab seni
ukir untuk memperindah atau menghias benda.
Seni ukir merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang
pembentukkannya


diperoleh melalui teknik

cukilan, goresan, atau

pahatan dengan menggunakan berbagai media antara lain : kayu, batu,
tempurung kelapa, tulang, logam, tanah liat, dan foam, berdasarkan
desain ornamen yang sudah dibuat sebelumnya yang bernilai estetis.
Seni ukir diartikan sebagai suatu ragam hias yang bersifat kruwikan,
buledan,

sambung-menyambung

sehingga

kruwikan

dan

buledan

tersebut merupakan bentuk lukisan yang indah (Soetiman, 1976: 11).
Bertolak dari pendapat tersebut, jadi ciri utama seni ukir yaitu
membuat suatu permukaan yang tadinya rata menjadi tidak rata dan

memiliki unsur keindahan. Seni ukir telah kita jumpai sejak zaman pra
sejarah sampai dengan sekarang, sehingga dapat kita kenal seni ukir
primitif, klasik dan modern (Pemerintah Kabupaten Dati II Jepara, 1979:
6-33).
Seni ukir primitif adalah seni ukir yang dibuat pada masa primitif
dengan alat dan pola hias yang sederhana, bahan yang digunakan dari
batu dan logam serta mengenal sistem cor (casting). Pola hias ukir
primitif menggunakan pola hias geometris, tumpal, pilin berganda,
meander, swastika dan sebagainya. Seni ukir klasik adalah seni ukir yang
dibuat pada masa kerajaan-kerajaan dengan pola hias dan alat yang lebih
memadai serta berkembang mencapai kesempurnaan. Pola hias seni ukir
klasik

hanya

dapat

dikenal

nama

kerajaan

atau

daerah

tempat

berkembang misalnya pola hias Majapahit, Mataram, Yogyakarta dan
daerah lainnya.
Seni ukir modern adalah seni ukir yang telah didukung dengan alat,
bahan dan pola hias yang tidak terikat oleh aturan seperti seni ukir
sebelumnya,

sehingga

daya

cipta

kriyawan

ukir

menjadi

bebas

mengungkapkan ekspresi jiwanya, konsep dan tema juga lebih beragam
sehingga hasil karya seni akan lebih menarik dan artistik. Sedangkan
yang dimaksud ukir kayu adalah cukilan berupa ragam hias atau
ornamen pada kayu yang bisa berupa karya dua dimensi dibuat dengan
alat yang disebut pahat.
2.2.

Alat dan Bahan yang Digunakan
Terdapat berbagai macam alat dan bahan-bahan yang bisa digunakan untuk
melakukan kegiatan pengukiran. Seperti bahan-bahan yang terbuat dari kayu, kulit , batu,
tempurung kelapa ataupun sabun mandi batangan. Lalu pada alatnya dalam proses
pengukiran kita dapat menggunakan pisau atau alat ukir pipih. Pada pembahasan makalah ini,
bahan- bahan yang digunakan lebih mengkhususkan kepada sabun mandi batangan. Hal
tersebut kita angkat menjadi topic pembahasan pada makalah ini dikarenakan media
pembelajaran yang cocok mengenai kegiatan seni ukir di sekolah dasar adalah pada sabun

mandi batangan. Karena sabun mandi batangan mempunyai tekstur yang lunak(tidak keras),
mudah di ukir, praktis dan ekonomis. Berbeda dengan bahan-bahan lain seperti kayu, batu,
kulit ataupun tempurung kelapa. Bahan-bahan tersebut sangatlah berbahaya jika kita jadikan
media pembelajaran kepada anak SD. Bahan tersebut dapat melukai tangan anak jika kita
pilih sebagai bahan pengajaran.
Alat-alat yang digunakan :


Pensil



Alat ukir pipih



Pisau kecil/cutter



Kertas amplas

Bahan-bahan yang digunakan :


Sabun mandi batangan



Cat warna (bila ingin diberi warna)

Dari alat-alat dan bahan-bahan diatas kita dapat melakukan proses pengukiran dengan
sabun tersebut sesuai dengan apa yang akan peserta didik ingin buat. Seperti membuat
Bunga, ikan, dan lainnya.
2.3.

Proses pengukiran pada sabun mandi batangan
Berikut cara membuat ukiran pada sabun mandi :
1. Siapkan sabun batangan yang akan diukir
2. Buatlah pola pada permukaan sabun yang telah dibuat sesuai keinginan
3. Gambarlah dengan menggoresnya menggunakan jarum, atau benda lain.
4. Lalu ukirlah sesuai pola yang telah dibuat dan sudah di gores menggunakan jarum tadi.

5. Untuk menghaluskan bagian yang telah diukir, celupkan jari anda ke dalam air, lalu
usapkan ke permukaan sabun yang hendak dihaluskan.

6. Jika ingin menambahkan warna, tinggal dipoles dengan cat air warna.

7. Yang terakhir jika ingn terlihat lebih menarik di masukkan kedalam mika dan juga bisa
diberi pita.

8. Faktor-faktornya yaitu seperti fasilitas yang disediakan oleh setiap sekolah. Tidak semua
sekolah dasar di Indonesia mempunyai fasilitas lebih, terutama untuk seni mengukir.
Yang kedua bisa saja dari guru-guru disekolah sd tsb tidak pandai dalam hal mengukir
dan di daerah terpencil sangatlah jarang untuk dapat mencapai internet sehingga guru
pun sulit untuk mempelajarinya jika internet pun sulit dicapai. Dan yang ketiga budaya
seni ukir sudah mulai berkurang sangatlah jarang untuk seseorang bisa mengukir.
9. Dengan adanya seni mengukir pada sabun batangan ini, siswa lebih mudah untuk
mendapatkan bahan dan juga alat yang dibutuhkan. Guru pun tidak sulit dalam
mengajaran siswa untuk bisa mengukir pada sabun batangan. Siswa menjadi lebih
apresiasi dalam mengembangkan pikiran dan juga perasaannya pada hasil ukiran yang
telah siswa buat dan juga siswa memiliki jiwa seni yang tanpa dia sadari telah
dikembangkan dengan seni ukirannya layaknya hal baru yang indah.
2.4.

Faktor - Faktor yang Menyebabkan Sekolah Dasar di Indonesia Belum Bisa
Menerapkan Seni Ukir dalam Kegiatan Pembelajarannya

1. Faktor keamanan
Pada

pembuatan

pembuatannya,

ukiran

diperlukan

penggunaan

benda

tajam

pada

proses

tajam

inilah

yang

dapat

benda

membahayakan siswa SD ketika sedang mengukir
2. Faktor Ekonomi
Alat untuk mengukir harganya cukup mahal, dan anggaran yang
dikeluarkan oleh sekolah untuk program ini pun tidak sebanding
2.5.

Dampak yang ditimbulkan

1. Anak

menjadi

kreatif,

karena

mereka

dapat

berimajinasi

dalam

menentukan bentuk yang ingin mereka buat
2. Anak

menjadi

lebih

sabar,

karena

dalam

mengukir

dibutuhkan

kesabaran agar bentuk yang dihasilkan sesuai dengan apa yang kita
ingin buat

3. Anak belajar teliti dan tekun. Dalam mengukir dibutuhkan ketekukan
agar bentuk yang dihasilkan bagus. Karena apabila kita tidak teliti dan
tekun dalam mengerjakannya maka hasilnya tidak akan baik. Bisa saja
sabun yang kita gunakan patah dan lain sebagainya.
Sumber :
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/02/02/seni-ukir-kaligrafi/
http://efekbisnis.blogspot.co.id/2014/06/cara-membuat-ukiran-dengansabun-batang.html

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seni ukir merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang
pembentukkannya diperoleh melalui teknik cukilan, goresan, atau
pahatan dengan menggunakan berbagai media antara lain : kayu,
batu, tempurung kelapa, tulang, logam, tanah liat, dan foam,
berdasarkan desain ornamen yang sudah dibuat sebelumnya yang
bernilai estetis. Macam-macam alat dan bahan yang bisa digunakan untuk melakukan
kegiatan pengukiran seperti bahan-bahan yang terbuat dari kayu, kulit , batu, tempurung
kelapa ataupun sabun mandi batangan. Lalu pada alatnya dalam proses pengukiran kita
dapat menggunakan pisau atau alat ukir pipih. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan Sekolah Dasar di Indonesia belum bisa menerapkan seni ukir dalam
kegiatan pembelajarannya, yaitu faktor keamanan, faktor ekonomi.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah mengenai media pembelajaran seni ukir yang kreatif dan
ekonomis dalam mata pelajaran seni rupa di SD, penyusun makalah berharap makalah
yang telah dibuatnya dapat memberikan sedikit pemahaman mengenai tema tersebut.

Sehingga dari hasil pembuatan makalah yang telah kami susun dapat mempermudah
calon guru atau guru dalam memahami pemahaman mengenai cara pengajaran seni
ukir yang kreatif dan ekonomis kepada peserta didiknya. Karena menjadi seorang
guru haruslah menjadi sosok yang kreatif dan inovatif dalam memberikan pengajaran
kepada peserta didiknya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.eventzero.org/mengenal-bidang-seni-ukir/
http://artenergic.blogspot.co.id/2013/06/cara-membuat-ukiran-dari-sabun.html
http://yayangtkj3.blogspot.co.id/2015/03/seni-pahat-dan-ukir.html