Pengembangan MAM 01 Tegalombo dalam Bida
Pengembangan Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo dalam
Bidang Sarana Prasarana
(Study kasus pengaruh kantin sekolah terhadap tingkat kedisiplinan siswa )
Ismail
Pascasarjana Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
ABSTRACT
The wild culture of students out of the school environment is not something new
almost every school, although there are many regulations but the culture is still
there, so it needs to be investigated what factors of the students keliaran beyond
school. With qualitative research methods, based on the results of observations that
make students teryata out of school environment one of the factors is related to
infrastructure facilities in this context is the canteen. from the comparison of the
state of students in Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo Before and
After there is a canteen. the results of the study concluded that the presence of a
canteen in a school is very important and very influential with the level of student
discipline.
Kata kunci . kantin sekolah, kedisiplinan.
A.
Pendahuluan
Keluarnya siswa (keliaran) dari lingkungan sekolah di sebapkan oleh beberapa
faktor antara lain dari sifat siswa yang suka membolos, kejenuhan dilingkungan sekolah
dan sarana prasarana sekolah yang kurang. jadi alasan keliarannya siswa keluar dari
lingkungan sekolah bisa jadi disebapakan karena mereka merasa tertekan tidak nyaman
tidak ada tempat untuk menyantai. Keseharian mereka hanya didalam kelas yang sangat
membosankan. Dalam konteks ini akan membicaran peran kantin sekolah terhadap
pengaruh siswa dan kaitannya dengan tingkat pengurangan keliaran siswa ke luar
lingkungan sekolah. pada saat sekolah tidak menyediakan kantin yang berada di dalam
lingkungan sekolah siswa tidak mungkin bisa bertahan selam enam jam setengah yaitu
masuk dari jam 07.00 – 13.00, karena mereka juga berlu makan, minum dan nyantai
pada saat istirahat atau jam kosong kantin menjadi tempat yang paling di idolakan oleh
siswa apa lagi kantin sekolah yang didesain sangat menarik banyak kursi dan mejanya
juga ruangan luas di tempatkan di lokasi yang nyaman. maka kantin tidak sekedar
sebagai tempat jajan dan tongkrongan siswa tapi juga bisa dijadikan sebagai tempat
pembelajaran untuk mengalihkan rasa bosan siswa terhadap pembelajaran di dalam
kelas yang selalu formal.
Sekarang bisa dibayangkan bagaimana jika tidak ada kantin ketika siswa mau beli
makanan mereka pasti keluar dari lingkungan sekolah untuk mencari warung dengan
alasan lapar di sekolah tidak ada kantin, dengan kondisi seperti ini guru atau pihak
sekolah tidak bisa berbuat apa – apa kecuali hanya mengiyakan atau mengijinkan. dari
hal ini akibat yang terjadi siswa sangat lama diluar mereka menghabiskan waktu yang
sangat lama sampai lepas jam istirahat apalagi yang bagian siswa bandel mereka
memanfaatkan kesempatan itu untuk menyantai di warung. Dari kejadian tersebut akan
mulai muncul persepsi negatif dari masyarakat mereka nilai sekolahan tidak disiplin
memberikan kebebasan kepada siwanya untuk berkeliaran yang pada akhirnya
sekolahan yang bersangkutan dinilai tidak sungguh- sungguh dalam menyelenggarakan
pendidikan,
hanya
dianggap
asal-asalan,
dan
masyarakat
mulai
berkurang
kepercayaannya kepada sekolah yang akan berdampak pada daya tawar sekolahan
kepada masyarakat. Karena masyarakat tidak faham siswa keluar pada saat jam istirahat
atau jam kosong mereka tidak berfikir sampai kesitu, karena mereka cukup instan dan
praktis dalam menilai.
Hal-hal ini yang harus diwaspadai oleh sekolah sebelum mendapat protes dari
masyarakat, belum lagi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ketika siswa keluar
dari lingkungan sekolah pada saat jam sekolah maka pihak sekolah juga mendapat
tuntutan. Berangakat dari paradikma tersebuat Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01
Tegalombo Kabupaten Pacitan, menyediakan kantin sekolah untuk mengurangi siswa
berkeliaran dalam observasi ini akan membandingkan perubahan tingkat keliaran siswa
sebelum dan sesudah ada kantin di Madrasah Aliayah Muhammadiyah 01 Tegalombo.
B.
Kajian teori
1. Pengertian kantin sekolah
Kantin sekolah adalah warung yang berada di dalam lingkungan sekolah
yang dikelola oleh sekolah sesuai dengan peraturan yang berlaku yang bertujuan
untuk melayani siswa dan mempermudah siswa dalam memenuhi kebutuhan makan
minum selama jam sekolahan.
Kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam sebuah
gedung umum yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang
dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur
tentang cara mengolah dan menjaga kebersihan kantin.Makanan yang disediakan kantin
haruslah bersih dan halal.Jenis-jenis makanan yang disediakan pun minimal harus
memenuhi 4 sehat 5 sempurna.Biasanya para pembeli harus mengantri dalam sebuah
jalur yang disediakan untuk membeli makanan. Kantin hampir selalu ada di tiap sekolah
di Indonesia. Biasanya kantin menjadi tempat berkumpul bagi para murid. Pesan ambil
bayar duduk mungkin merupakan prinsip para pengguna fasilitas kantin. Ramainya
kantin disebabkan oleh obrolan siswa-siswi yang makan bersama. Kebanyakan murid
menganggap penting kantin sebagai tempat bersosialisasi, tempat berkumpulnya seluruh
angkatan.1
2. Pengertian kedisiplinan dilingkungan sekolah
kedisiplinan dilingkungan sekolah adalah bagaimana siswa harus mentaati
peraturan yang di terbitkan oleh sekolah yang tujuannya untuk mengendalikan diri
siwa dari berbagai keinginan yang muncul dari dalam dirinya yang bersifat melampui
batas kewajaran yang akan berdampak pada penyimpangan sosial. Maka kedisiplinan
dilingkungan sekolah berfungsi untuk melatih siswa dalam mentaati peraturan yang
berlaku didalam masyarakat.
“Pengendalian diri harus dikembangkan pada diri siswa, pengendalian diri
yang dimaksud adalah suatu kondisi dimana seseorang dalam perbuatannya selalu
dapat menguasai diri sehingga tetap mengontrol dirinya dari berbagai keinginan
yang terlalu berlebihan. Pengendalian diri tersebut terkandung keteraturan hidup dan
kepatuhan akan segala peraturan, dengan kata lain perbuatan siswa selalu berada
dalam koridor disiplin dan tata tertib sekolah. Maka hal tersebut akan
menumbuhkan rasa kedisiplinan siswa untuk mngikuti tiap peraturan yang berlaku
di sekolah”.2
C.
Metode
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang
bersifat ilmiah. Dalam penelitian kualitatif permasalahan yang harus dibawa oleh
peneliti masih bersifat sementara, akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan
atau konteks sosial menurut Sugiyono (2015:15) penelitian kualitatif adalah “penelitian
1
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Kantin Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN Eka S.
Ariananda1, SyamsuriHasan2, Maman Rakhman3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi
No. 207 Bandung 40154
yang digunakan untuk menilai pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti
sebagai instrumen.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut
Arifin (2011:91) “studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang
individu
atau kelompok, suatu organisasi, suatu program kegiatan dan sebagainya dalam waktu
tertentu. Tujuan untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah
entitas.” Studi kasus akan menghasilkan data yang dapat dianalisis kemudian
dibandingkan dengan teori yang dijadikan dasar dalam penelitian ini. Data studi kasus
pada penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Langkahlangkah penelitian studi kasus :
1.
Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus harus bertujuan kasus dapat dipilih oleh
peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program dan masyarakat atau
lembaga dalam penelitian ini yang dijadikan pilihan kasus adalah proses
penyusunan peraturan desa.
2.
Pengumpulan data : dalam penelitian ini cara pengumpulan data dengan observasi,
wawancara dan analisa dokumetasi.
3.
Analisa data : setelah data terkumpul peneliti dapat mengagregasi, mengorganisasi
dan mengklarifikasi data menjadi unit-unit yang dapat diolah.
4.
Perbaikan : hendaknya dilakukan penyempurnaan, setelah proses penelitian.
5.
Penulisan laporan : laporan ditulis secara komunikatif, mudah dibaca dan jelas
dalam mendeskripsikan sesuatu hal.
D.
Pembahasan
1. kondisi siswa Madrasah Aliayah Muhammadiyah 01 Tegalombo Pacitan sebelum
ada kantin sekolah
seperti yang dipaparkan diatas bahwa keberadaan kantin sangat penting,
sebelum ada kantin kondisi siswa sulit untuk dikendalikan agar tetap bertahan
didalam lngkunagan sekolah setiap hari datang banyak yang terlambat karena mereka
mampir warung terlebih dahulu dan pada saat istirahat para siswa juga tidak bisa
dikendalikan mereka keluar mencari warung dan keberadaan warung dengan sekolah
sangat jauh dari loaksi sekolah, ada warung yang dekat dengan sekolah akan tetapi
karena dirasa tidak sesuai dengan selera siswa entah mahal atau sudah bosen maka
siswa mencari kantin warung lain. Bagi siswa putri mereka ke warung hanya sebatas
makan kemudian kembali, tapi bagi siswa laki-laki ada yang mencari warung sangat
jauh dari lokasi sekolah setelah diselidiki teryata tidak hanya aktifitas makan saja
namun juga aktifitas merokok. kalau sudah keluar pada saat jam istirahat kecil
kemungkinan untuk kembali ke sekolah. disamping itu jika melihat siswa yang lain
juga kasihan karena tidak ada tempat untuk refesing di lingkungan sekolah. sehingga
mereka harus menahan haus, dan lapar. Dari perilaku siswa yang bantel tersebut
berdampak pada sekolahan banyak protes dari kalangan masyarakat. Maka pada saat
itu sekolahan berusaha untuk melarang siswanya keluar atau marung saat jam
sekoalah. usaha seperti ini pun gagal siswa tetap saja beralasan dan walhasil guru
tidak bisa melarangnya. kemudian muncul inovasi bahwa kesalahan tidak hanya
didalam diri siwa akan tetapi juga ada dari pihak sekolah. kemudian muncul rumusan
masalah mereka keluar karena mencari makan dan disekolah tidak ada, maka untuk
mengatasi masalah tersebut harus ada yang namanya kantin sekolah. Dan kantinya
harus didesain senyaman mungkin harus lebih menarik dan murah ketimbang diluar
dan untuk menunjang penertipan disamping menyediakan kantin, sekolah juga
membuat peraturan dan siswa tidak boleh keluar dari lingkungan sekolah selama jam
sekolah karena sekolah disamping memberikan ilmu pengetahuan juga memberikan
pendidikan karakter Islam. Tugas pendidikan Islam adalah membantu pembinaan
anak didik pada ketakwaan dan berakhlak karimah yang dijabarkan dalam
pembinaan kompetensi keimanan, keislaman, dan keihsanan.3
Dalam pengelolaan kantin ini sekolahan menyewakan kepada orang luar tapi
dikendalikan oleh sekolah:
Sesuai dengan pedoman Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429 tahun
2006mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah: Syarat-syarat
kesehatan kantin sekolah yaitu: (1) tersediatempat cuci peralatan makan dan
minum dengan air yangmengalir, (2) tersedia tempat cuci tangan bagi
pengunjungkantin/warung sekolah, (3) tersedia tempat untuk penyimpanan bahan
makanan, (4) tersedia tempat menyimpan peralatanmakan dan minum, dan lokasi
3
Ikhwan Afiful. Integrasi Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islami Dalam Pembelajaran) STAI Muhammadiyah Tulungagung
[email protected]
kantin/warung sekolah minimalberjarak 20 meter dengan TPS (tempat
pengumpulan sampah sementara.4
teknis pengelolaan sesuai dengan pemikiran Suteki (2014), “pelaksanaan
oprasional kantin harus ramah lingkungan, sehat, dan penempatan lokasi kantin yang
kondusif.” 5. Mulai dari penambilan penjualnya, menu nya, harga menunya, dan
peraturan tidak boleh melayani penjualan pada saat jam pelajaran atau pada saat jam
shalat jadi semua petugas kantin juga diajak bekerja sama dalam rangka membangun
kedisiplinan siswa.
2. kondisi siswa Madrasah Aliayah Muhammadiyah 01 Tegalombo Pacitan sesudah ada
kantin sekolah
kondisi siswa Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo. setelah ada kantin
disekolah tingkat keliaran siswa sudah mulai berkurang. Bahkan bisa dinyatakan
tidak ada siswa yang keluar untuk makan diwarung. disamping sebagai tempat siswa
jajan kantin sekolah juga digunakan sebagai tempat belajar apalagi pada saat
kelompok banyak siswa yang meminta kegiatan pembelajaran di kantin, karena
kantin yang di buat di desain ala café dengan meja yang berbentuk melingkar
kemudian di lingkari dengan tempat duduk masing-masing meja ada enam buah
tempat duduk dan dikantin tersebut ada empat buah meja jadi didalam kantin bisa
menampung satu kelas siswa. pada saat kegiatan pembelajaran siswa juga
diperbolehkan untuk memesan makanan dan minuman dengan catatan pada saat
persentasi harus siap dan pada saat diminta menjawab juga harus bisa. Dan untuk
menghindari gangguan dari siswa lain yang mau makan atau minum, kantin
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo juga menyediakan tempat duduk di
luar ruangan kantin yang tidak kalah nyamannya karena disamping kantin ada pohon
sawo yang sangat besar di bawah pohon itulah disediakan tempat duduk untuk siswa
baik yang mau jajan atau sekedar nyantai. karena prinsipnya yang paling penting
siswa meskipun tidak mengikuti pelajaran yang paling penting tidak keliaran diluar
4
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman PenyelenggaraanKesehatan lingkungan sekolah. 2006. Jakarta: Menteri Kesehatan.
5
Suteki, M. 2014. Pelaksanaan Layanan Khusus Kantin Di SMPN 1 Diwek Jombang.Jurnal Inspirasi Manajemen
Pendidikan,4(4): 1-7
sekolahan. Jadi mereka bisa belajar sendiri di area lingkungan kantin yang berada di
tengah-tengan lingkungan sekolahan. Bentuk kantin tidak dibuat tertutup tapi terbuka
sehingga siswa atau yang nyantai disana bisa menikmati pemandangan jalan raya dan
sungai grindulu. Dengan adanya kantin sekolah sangat ada perubahan dalam diri
siswa mereka ada kebanggaan tersendiri dan menambah motivasi mereka untuk
datang kesekolahan dan juga membangun kesadaran siswa untuk berfikir ekonomi
bahwa uang yang beredar dari siswa lebih baik masuk ke kas sekolahan yang nanti
ikut menikmati dampaknya dari pada diberikan kepada orang lain di luar pengelolaan
sekolah.
Juga memunjulkan jiwa kreatif siswa, banyak siswa yang membawa
makanan dari rumah seperti cilok, gorengan dan makanan ringan lainnya untuk di
titipkan dikantin sekolah, jadi disamping untuk mengatasi keliaran siswa kantin di
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo Juga sebagai wadah siswa yang
memiliki jiwa wirausaha disamping itu juga menambah kas Sekolah. kantin juga
berfungsi sebagai sumber belajar karena digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Karena sumber belajar adalah segala sesuatu yang bisa mendukung suksesnya
kegiatan belajar .6 Maka kantin tersebut juga bagian sumber belajar bagi siswa di
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo.
6
Aswan Zain dan Bahri Syaiful Djamarah, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta,
1997, hal. 139.
E.
kesimpulan
Dari uraian diatas bisa disimpulkna:
1. Kondisi siswa di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo sebelum ada
kantin sekolah, setiab hari terjadi keliaran di luar lingkungan sekolah dengan alasan
mekan diwarung akibat yang muncul madrasah dinilai buruk oleh masyarakat.
2. Kondisi siswa setelah ada kantin berubah menjadi lebih disiplin tidak keluar sekolah
ketika jam sekilah dan semakin menambah mereka kerasan di lingkungan sekilah,
dengan adanya kantin sekolah mampu mengandangkan siswa yang paling bandel
sekalipun.
jadi kantin sekolah sangatlah penting disamping untuk pelayanan siswa dalam
penyediaan kebutuhan makan akan tetapi kantin sekolah juga berfungsi sebagai
sumber belajar .
Rujukan
Aswan Zain dan Bahri Syaiful Djamarah, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta
Eka S. Ariananda1, SyamsuriHasan2, Maman Rakhman3. Pengaruh Kedisiplinan Siswa di
Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Teknik Pendingin. Departemen Pendidikan
Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung
40154
Ikhwan Afiful. Integrasi Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islami Dalam Pembelajaran) STAI
Muhammadiyah Tulungagung [email protected]
Suteki, M. 2014. Pelaksanaan Layanan Khusus Kantin Di SMPN 1 Diwek Jombang.Jurnal Inspirasi
Manajemen Pendidikan,4(4): 1-7
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang
Pedoman PenyelenggaraanKesehatan lingkungan sekolah. 2006. Jakarta: Menteri Kesehatan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kantin Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bidang Sarana Prasarana
(Study kasus pengaruh kantin sekolah terhadap tingkat kedisiplinan siswa )
Ismail
Pascasarjana Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
ABSTRACT
The wild culture of students out of the school environment is not something new
almost every school, although there are many regulations but the culture is still
there, so it needs to be investigated what factors of the students keliaran beyond
school. With qualitative research methods, based on the results of observations that
make students teryata out of school environment one of the factors is related to
infrastructure facilities in this context is the canteen. from the comparison of the
state of students in Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo Before and
After there is a canteen. the results of the study concluded that the presence of a
canteen in a school is very important and very influential with the level of student
discipline.
Kata kunci . kantin sekolah, kedisiplinan.
A.
Pendahuluan
Keluarnya siswa (keliaran) dari lingkungan sekolah di sebapkan oleh beberapa
faktor antara lain dari sifat siswa yang suka membolos, kejenuhan dilingkungan sekolah
dan sarana prasarana sekolah yang kurang. jadi alasan keliarannya siswa keluar dari
lingkungan sekolah bisa jadi disebapakan karena mereka merasa tertekan tidak nyaman
tidak ada tempat untuk menyantai. Keseharian mereka hanya didalam kelas yang sangat
membosankan. Dalam konteks ini akan membicaran peran kantin sekolah terhadap
pengaruh siswa dan kaitannya dengan tingkat pengurangan keliaran siswa ke luar
lingkungan sekolah. pada saat sekolah tidak menyediakan kantin yang berada di dalam
lingkungan sekolah siswa tidak mungkin bisa bertahan selam enam jam setengah yaitu
masuk dari jam 07.00 – 13.00, karena mereka juga berlu makan, minum dan nyantai
pada saat istirahat atau jam kosong kantin menjadi tempat yang paling di idolakan oleh
siswa apa lagi kantin sekolah yang didesain sangat menarik banyak kursi dan mejanya
juga ruangan luas di tempatkan di lokasi yang nyaman. maka kantin tidak sekedar
sebagai tempat jajan dan tongkrongan siswa tapi juga bisa dijadikan sebagai tempat
pembelajaran untuk mengalihkan rasa bosan siswa terhadap pembelajaran di dalam
kelas yang selalu formal.
Sekarang bisa dibayangkan bagaimana jika tidak ada kantin ketika siswa mau beli
makanan mereka pasti keluar dari lingkungan sekolah untuk mencari warung dengan
alasan lapar di sekolah tidak ada kantin, dengan kondisi seperti ini guru atau pihak
sekolah tidak bisa berbuat apa – apa kecuali hanya mengiyakan atau mengijinkan. dari
hal ini akibat yang terjadi siswa sangat lama diluar mereka menghabiskan waktu yang
sangat lama sampai lepas jam istirahat apalagi yang bagian siswa bandel mereka
memanfaatkan kesempatan itu untuk menyantai di warung. Dari kejadian tersebut akan
mulai muncul persepsi negatif dari masyarakat mereka nilai sekolahan tidak disiplin
memberikan kebebasan kepada siwanya untuk berkeliaran yang pada akhirnya
sekolahan yang bersangkutan dinilai tidak sungguh- sungguh dalam menyelenggarakan
pendidikan,
hanya
dianggap
asal-asalan,
dan
masyarakat
mulai
berkurang
kepercayaannya kepada sekolah yang akan berdampak pada daya tawar sekolahan
kepada masyarakat. Karena masyarakat tidak faham siswa keluar pada saat jam istirahat
atau jam kosong mereka tidak berfikir sampai kesitu, karena mereka cukup instan dan
praktis dalam menilai.
Hal-hal ini yang harus diwaspadai oleh sekolah sebelum mendapat protes dari
masyarakat, belum lagi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ketika siswa keluar
dari lingkungan sekolah pada saat jam sekolah maka pihak sekolah juga mendapat
tuntutan. Berangakat dari paradikma tersebuat Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01
Tegalombo Kabupaten Pacitan, menyediakan kantin sekolah untuk mengurangi siswa
berkeliaran dalam observasi ini akan membandingkan perubahan tingkat keliaran siswa
sebelum dan sesudah ada kantin di Madrasah Aliayah Muhammadiyah 01 Tegalombo.
B.
Kajian teori
1. Pengertian kantin sekolah
Kantin sekolah adalah warung yang berada di dalam lingkungan sekolah
yang dikelola oleh sekolah sesuai dengan peraturan yang berlaku yang bertujuan
untuk melayani siswa dan mempermudah siswa dalam memenuhi kebutuhan makan
minum selama jam sekolahan.
Kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam sebuah
gedung umum yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang
dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur
tentang cara mengolah dan menjaga kebersihan kantin.Makanan yang disediakan kantin
haruslah bersih dan halal.Jenis-jenis makanan yang disediakan pun minimal harus
memenuhi 4 sehat 5 sempurna.Biasanya para pembeli harus mengantri dalam sebuah
jalur yang disediakan untuk membeli makanan. Kantin hampir selalu ada di tiap sekolah
di Indonesia. Biasanya kantin menjadi tempat berkumpul bagi para murid. Pesan ambil
bayar duduk mungkin merupakan prinsip para pengguna fasilitas kantin. Ramainya
kantin disebabkan oleh obrolan siswa-siswi yang makan bersama. Kebanyakan murid
menganggap penting kantin sebagai tempat bersosialisasi, tempat berkumpulnya seluruh
angkatan.1
2. Pengertian kedisiplinan dilingkungan sekolah
kedisiplinan dilingkungan sekolah adalah bagaimana siswa harus mentaati
peraturan yang di terbitkan oleh sekolah yang tujuannya untuk mengendalikan diri
siwa dari berbagai keinginan yang muncul dari dalam dirinya yang bersifat melampui
batas kewajaran yang akan berdampak pada penyimpangan sosial. Maka kedisiplinan
dilingkungan sekolah berfungsi untuk melatih siswa dalam mentaati peraturan yang
berlaku didalam masyarakat.
“Pengendalian diri harus dikembangkan pada diri siswa, pengendalian diri
yang dimaksud adalah suatu kondisi dimana seseorang dalam perbuatannya selalu
dapat menguasai diri sehingga tetap mengontrol dirinya dari berbagai keinginan
yang terlalu berlebihan. Pengendalian diri tersebut terkandung keteraturan hidup dan
kepatuhan akan segala peraturan, dengan kata lain perbuatan siswa selalu berada
dalam koridor disiplin dan tata tertib sekolah. Maka hal tersebut akan
menumbuhkan rasa kedisiplinan siswa untuk mngikuti tiap peraturan yang berlaku
di sekolah”.2
C.
Metode
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang
bersifat ilmiah. Dalam penelitian kualitatif permasalahan yang harus dibawa oleh
peneliti masih bersifat sementara, akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan
atau konteks sosial menurut Sugiyono (2015:15) penelitian kualitatif adalah “penelitian
1
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Kantin Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN Eka S.
Ariananda1, SyamsuriHasan2, Maman Rakhman3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi
No. 207 Bandung 40154
yang digunakan untuk menilai pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti
sebagai instrumen.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut
Arifin (2011:91) “studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang
individu
atau kelompok, suatu organisasi, suatu program kegiatan dan sebagainya dalam waktu
tertentu. Tujuan untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah
entitas.” Studi kasus akan menghasilkan data yang dapat dianalisis kemudian
dibandingkan dengan teori yang dijadikan dasar dalam penelitian ini. Data studi kasus
pada penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Langkahlangkah penelitian studi kasus :
1.
Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus harus bertujuan kasus dapat dipilih oleh
peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program dan masyarakat atau
lembaga dalam penelitian ini yang dijadikan pilihan kasus adalah proses
penyusunan peraturan desa.
2.
Pengumpulan data : dalam penelitian ini cara pengumpulan data dengan observasi,
wawancara dan analisa dokumetasi.
3.
Analisa data : setelah data terkumpul peneliti dapat mengagregasi, mengorganisasi
dan mengklarifikasi data menjadi unit-unit yang dapat diolah.
4.
Perbaikan : hendaknya dilakukan penyempurnaan, setelah proses penelitian.
5.
Penulisan laporan : laporan ditulis secara komunikatif, mudah dibaca dan jelas
dalam mendeskripsikan sesuatu hal.
D.
Pembahasan
1. kondisi siswa Madrasah Aliayah Muhammadiyah 01 Tegalombo Pacitan sebelum
ada kantin sekolah
seperti yang dipaparkan diatas bahwa keberadaan kantin sangat penting,
sebelum ada kantin kondisi siswa sulit untuk dikendalikan agar tetap bertahan
didalam lngkunagan sekolah setiap hari datang banyak yang terlambat karena mereka
mampir warung terlebih dahulu dan pada saat istirahat para siswa juga tidak bisa
dikendalikan mereka keluar mencari warung dan keberadaan warung dengan sekolah
sangat jauh dari loaksi sekolah, ada warung yang dekat dengan sekolah akan tetapi
karena dirasa tidak sesuai dengan selera siswa entah mahal atau sudah bosen maka
siswa mencari kantin warung lain. Bagi siswa putri mereka ke warung hanya sebatas
makan kemudian kembali, tapi bagi siswa laki-laki ada yang mencari warung sangat
jauh dari lokasi sekolah setelah diselidiki teryata tidak hanya aktifitas makan saja
namun juga aktifitas merokok. kalau sudah keluar pada saat jam istirahat kecil
kemungkinan untuk kembali ke sekolah. disamping itu jika melihat siswa yang lain
juga kasihan karena tidak ada tempat untuk refesing di lingkungan sekolah. sehingga
mereka harus menahan haus, dan lapar. Dari perilaku siswa yang bantel tersebut
berdampak pada sekolahan banyak protes dari kalangan masyarakat. Maka pada saat
itu sekolahan berusaha untuk melarang siswanya keluar atau marung saat jam
sekoalah. usaha seperti ini pun gagal siswa tetap saja beralasan dan walhasil guru
tidak bisa melarangnya. kemudian muncul inovasi bahwa kesalahan tidak hanya
didalam diri siwa akan tetapi juga ada dari pihak sekolah. kemudian muncul rumusan
masalah mereka keluar karena mencari makan dan disekolah tidak ada, maka untuk
mengatasi masalah tersebut harus ada yang namanya kantin sekolah. Dan kantinya
harus didesain senyaman mungkin harus lebih menarik dan murah ketimbang diluar
dan untuk menunjang penertipan disamping menyediakan kantin, sekolah juga
membuat peraturan dan siswa tidak boleh keluar dari lingkungan sekolah selama jam
sekolah karena sekolah disamping memberikan ilmu pengetahuan juga memberikan
pendidikan karakter Islam. Tugas pendidikan Islam adalah membantu pembinaan
anak didik pada ketakwaan dan berakhlak karimah yang dijabarkan dalam
pembinaan kompetensi keimanan, keislaman, dan keihsanan.3
Dalam pengelolaan kantin ini sekolahan menyewakan kepada orang luar tapi
dikendalikan oleh sekolah:
Sesuai dengan pedoman Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429 tahun
2006mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah: Syarat-syarat
kesehatan kantin sekolah yaitu: (1) tersediatempat cuci peralatan makan dan
minum dengan air yangmengalir, (2) tersedia tempat cuci tangan bagi
pengunjungkantin/warung sekolah, (3) tersedia tempat untuk penyimpanan bahan
makanan, (4) tersedia tempat menyimpan peralatanmakan dan minum, dan lokasi
3
Ikhwan Afiful. Integrasi Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islami Dalam Pembelajaran) STAI Muhammadiyah Tulungagung
[email protected]
kantin/warung sekolah minimalberjarak 20 meter dengan TPS (tempat
pengumpulan sampah sementara.4
teknis pengelolaan sesuai dengan pemikiran Suteki (2014), “pelaksanaan
oprasional kantin harus ramah lingkungan, sehat, dan penempatan lokasi kantin yang
kondusif.” 5. Mulai dari penambilan penjualnya, menu nya, harga menunya, dan
peraturan tidak boleh melayani penjualan pada saat jam pelajaran atau pada saat jam
shalat jadi semua petugas kantin juga diajak bekerja sama dalam rangka membangun
kedisiplinan siswa.
2. kondisi siswa Madrasah Aliayah Muhammadiyah 01 Tegalombo Pacitan sesudah ada
kantin sekolah
kondisi siswa Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo. setelah ada kantin
disekolah tingkat keliaran siswa sudah mulai berkurang. Bahkan bisa dinyatakan
tidak ada siswa yang keluar untuk makan diwarung. disamping sebagai tempat siswa
jajan kantin sekolah juga digunakan sebagai tempat belajar apalagi pada saat
kelompok banyak siswa yang meminta kegiatan pembelajaran di kantin, karena
kantin yang di buat di desain ala café dengan meja yang berbentuk melingkar
kemudian di lingkari dengan tempat duduk masing-masing meja ada enam buah
tempat duduk dan dikantin tersebut ada empat buah meja jadi didalam kantin bisa
menampung satu kelas siswa. pada saat kegiatan pembelajaran siswa juga
diperbolehkan untuk memesan makanan dan minuman dengan catatan pada saat
persentasi harus siap dan pada saat diminta menjawab juga harus bisa. Dan untuk
menghindari gangguan dari siswa lain yang mau makan atau minum, kantin
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo juga menyediakan tempat duduk di
luar ruangan kantin yang tidak kalah nyamannya karena disamping kantin ada pohon
sawo yang sangat besar di bawah pohon itulah disediakan tempat duduk untuk siswa
baik yang mau jajan atau sekedar nyantai. karena prinsipnya yang paling penting
siswa meskipun tidak mengikuti pelajaran yang paling penting tidak keliaran diluar
4
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman PenyelenggaraanKesehatan lingkungan sekolah. 2006. Jakarta: Menteri Kesehatan.
5
Suteki, M. 2014. Pelaksanaan Layanan Khusus Kantin Di SMPN 1 Diwek Jombang.Jurnal Inspirasi Manajemen
Pendidikan,4(4): 1-7
sekolahan. Jadi mereka bisa belajar sendiri di area lingkungan kantin yang berada di
tengah-tengan lingkungan sekolahan. Bentuk kantin tidak dibuat tertutup tapi terbuka
sehingga siswa atau yang nyantai disana bisa menikmati pemandangan jalan raya dan
sungai grindulu. Dengan adanya kantin sekolah sangat ada perubahan dalam diri
siswa mereka ada kebanggaan tersendiri dan menambah motivasi mereka untuk
datang kesekolahan dan juga membangun kesadaran siswa untuk berfikir ekonomi
bahwa uang yang beredar dari siswa lebih baik masuk ke kas sekolahan yang nanti
ikut menikmati dampaknya dari pada diberikan kepada orang lain di luar pengelolaan
sekolah.
Juga memunjulkan jiwa kreatif siswa, banyak siswa yang membawa
makanan dari rumah seperti cilok, gorengan dan makanan ringan lainnya untuk di
titipkan dikantin sekolah, jadi disamping untuk mengatasi keliaran siswa kantin di
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo Juga sebagai wadah siswa yang
memiliki jiwa wirausaha disamping itu juga menambah kas Sekolah. kantin juga
berfungsi sebagai sumber belajar karena digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Karena sumber belajar adalah segala sesuatu yang bisa mendukung suksesnya
kegiatan belajar .6 Maka kantin tersebut juga bagian sumber belajar bagi siswa di
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo.
6
Aswan Zain dan Bahri Syaiful Djamarah, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta,
1997, hal. 139.
E.
kesimpulan
Dari uraian diatas bisa disimpulkna:
1. Kondisi siswa di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Tegalombo sebelum ada
kantin sekolah, setiab hari terjadi keliaran di luar lingkungan sekolah dengan alasan
mekan diwarung akibat yang muncul madrasah dinilai buruk oleh masyarakat.
2. Kondisi siswa setelah ada kantin berubah menjadi lebih disiplin tidak keluar sekolah
ketika jam sekilah dan semakin menambah mereka kerasan di lingkungan sekilah,
dengan adanya kantin sekolah mampu mengandangkan siswa yang paling bandel
sekalipun.
jadi kantin sekolah sangatlah penting disamping untuk pelayanan siswa dalam
penyediaan kebutuhan makan akan tetapi kantin sekolah juga berfungsi sebagai
sumber belajar .
Rujukan
Aswan Zain dan Bahri Syaiful Djamarah, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta
Eka S. Ariananda1, SyamsuriHasan2, Maman Rakhman3. Pengaruh Kedisiplinan Siswa di
Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Teknik Pendingin. Departemen Pendidikan
Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung
40154
Ikhwan Afiful. Integrasi Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islami Dalam Pembelajaran) STAI
Muhammadiyah Tulungagung [email protected]
Suteki, M. 2014. Pelaksanaan Layanan Khusus Kantin Di SMPN 1 Diwek Jombang.Jurnal Inspirasi
Manajemen Pendidikan,4(4): 1-7
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang
Pedoman PenyelenggaraanKesehatan lingkungan sekolah. 2006. Jakarta: Menteri Kesehatan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kantin Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas