PROPOSAL AWAL PKM K C
1
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap manusia di dunia ini membutuhkan air, untuk kebutuhan minum
saja manusia butuh 5 liter air tiap harinya belum lagi untuk kebutuhan hidup
lainnya. Keberadaan air di dunia ini tentunya sebagai komponen abiotik yang
sangat besar peranannya bagi ekosistem alam, baik kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya di dunia ini. Sebelum melangkah lebih maju, mari kita
terlebih dahulu melihat Indonesia secara umum dari sisi potensi pengelolaan air
bersih di daerah pesisir.
Indonesia secara umum adalah negara yang memiliki wilayah perairan
sekitar ¾ dari pada wilayah daratannya. Sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari
wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia 2,7 juta km2. Selain itu, terdapat 17.840 pulau di Indonesia dengan garis
pantai sepanjang 95.181 km (Fitrian.P, 2011).
Sungguh sangatlah ironis ketika melihat Negara Indonesia yang memiliki
potensi air pesisir yang sangat besar namun tak mampu memanfaatkannya untuk
kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Hal ini dibuktikan pada
praktek lapang mata kuliah ekonomi perikanan yang kami lakukan pada bulan
Februari 2012.
Salah satu provinsi di Indonesia, yakni Sulawesi Selatan tepatnya di
Kabupaten Pangkep, Kecamatan Labakkang, Desa Pundata Baji, ternyata masih
sangat sulit mendapatakan air tawar dan rata-rata warganya harus membeli air
tawar dengan harga yang relatif mahal, sekitar Rp2.000,-/jerigen di kampung
sebelah yang jauh dari pesisir dan sangat mengandalkan air hujan di musim hujan.
Dan mungkin bukan hanya di daerah tersebut terdapat masih banyak di daerah
pesisir di Sulawesi Selatan yang masih sulit mendapatkan air tawar, seperti di
Desa Koli-Koli, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba dan beberapa desa di
Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan yang terkenal dengan daerah yang kering.
Selain di Sulawesi Selatan tentunya masih banyak daerah pesisir lain di Indonesia
yang sangat sulit mendapatakan air tawar, seperti di Nusa Tenggara Timur, dan
lain-lain.
2
Kebutuhan air tawar masyarakat di desa Pundata Baji dengan jumlah
Kepala Keluarga (KK) mencapai 1.253 KK sangatlah besar, baik untuk keperluan
MCK (Mandi, Cuci, Kakus) hingga kebutuhan makan dan minum sehari-hari,
coba dibayangkan uang yang harus dikeluarkan untuk membeli air tawar dalam
sehari mencapai Rp8.000,-/hari untuk setiap keluarga. Sehingga dibutuhkan
sebuah solusi yang solutif untuk memecahkan masalah tersebut (Kepala Desa
Pundata Baji, 2012).
Masyarakatnya rata-rata bermatapencaharian sebagai nelayan, petambak
ikan bandeng dan pembudidaya rumput laut, dengan rata-rata penghasilan
Rp2.000.000,-/panen dalam setiap musim panennya bisa mencapai 3 kali panen.
Namun, kondisi masyarakatnya secara umum memang masih banyak dibawah
garis kemiskinan. Tapi, yang menjadi keluhan terbesar masyarakat di daerah
tersebut hanya masalah air tawar dan bersih yang sangat sulit didapatkan.
Kami sebagai tim pengusul mengusulkan sebuah solusi yakni produk
bernama “Desalinator Water Supplier”. Produk ini merupakan alat yang
berguna untuk penyedia air tawar dengan mengubah air laut menjadi air tawar
dengan kelebihan mudah dipindahkankan (portable), mudah digunakan, tanpa
listrik, tanpa bahan bakar minyak, dan harga yang relatif murah. Selain sangat
dibutuhkan oleh masyarakat pesisir di daerah tersebut juga dibutuhkan nelayan di
berbagai daerah di Indonesia yang sedang melaut dan kehabisan air tawar, coba
kita bayangkan potensi keuntungan yang akan diperoleh bila setengah dari jumlah
nelayan di Indonesia menggunakan produk ini untuk mendapatkan air tawar,
maka mereka tak pelu lagi ke darat hanya untuk mendapatkan air tawar dan bisa
hemat bahan bakar cukup memanfaatkan produk ini.
B. PERUMUSAN MASALAH
Visi Kewirausahaan
1. “DAWES” ini diharapkan dengan pengembangan lebih lanjut mampu
menjadi suatu peluang bisnis yang menghasilkan nilai profit yang tinggi
dan berkelanjutan.
2. “DAWES” ini diharapkan pula mampu menjadi produk unggulan yang
solutif bagi masyarakat pesisir yang sangat sulit mendapatkan air bersih
saat terutama saat musim kemarau.
3
3. Program ini diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan baru mulai
dari kegiatan produksi hingga pemasaran.
Aspek Inovasi
Inovasi yang dikembangkan dalam “DAWES” adalah
suatu sistem
pemanasan air laut yang menggunakan bantuan beberapa lup guna menambah
daya pemanasan dan proses desalinisasi tersebut dapat berproses lebih cepat
(diperkirakan dengan intensitas matahari yang maksimal maka proses desalinasi
dapat mencapai 5 liter/2 jam. Kemudian “DAWES” ini juga menggunakan sistem
buka tutup yang mudah sehingga mudah dirawat dan kualitas bahan baku utama
yang terbaik dan kuat.
C. TUJUAN PROGRAM
Secara umum “DAWES” betujuan untuk menghadirkan solusi bagi
masyarakat pesisir yang sangat sulit mendapatkan air tawar (air bersih) terutama
pada musim kemarau atau memang diakibatkan oleh kondisi alam daerahnya yang
kering dan jarang terjadi hujan.
1. Segi Inovatif
Segi bentuk, kami melakukan beberapa modifikasi dan inovasi dalam hal
perangkat dan fungsionalnya, seperti “DAWES APUNG” yakni dapat digunakan
pada permukaan air laut yang cenderung tenang atau kurang gelombang dan
“DAWES DARAT” yakni dapat pula diaplikasikan di daratan dengan tambahan
sebuah saluran dan sistem debit air yang terkontrol.
“DAWES” memiliki ukuran panjang x lebar = 40 x 40 cm dan tinggi 100
cm sehingga terlihat ramping dan mudah dipindahkan dan sangat cocok
digunakan bagi nelayan saat melaut dengan menempatkannya pada bagian haluan
(depan kapal).
2. Segi Produktif
Pada dasarnya “DAWES” ialah produk yang memiliki batas pemakaian
(3 – 4 tahun) dan akan mengalami kerusakan, jadi juga membutuhkan sarana
service center. Jadi, dengan melakukan kerja sama dengan seorang warga di
daerah target pasar untuk dibimbing dan mampu melakukan kegiatan perbaikan
untuk kerusakan alat ini. Sehingga kami sangat yakin dengan pelayanan seperti itu
dan memberikan harga yang dapat dijangkau masyarakat pesisir secara umum
4
dengan memperhatikan keuntungan yang juga bisa diraih, produk ini akan terus
dipesan oleh banyak masyarakat pesisir sehingga produktifitas produk ini akan
terjamin.
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Sebuah produk terapan tepat guna yang mampu mengubah air laut menjadi
air tawar dan dapat diproduksi secara massal untuk kebutuhan masyarakat
pesisir terutama yang mengalami kesulitan air bersih.
2. Suatu sistem mutualisme, dalam pelaksanaan program ini bisa lahir suatu
sistem terintegrasi, mulai dari supplier bahan baku, pengelola hingga kepada
pemasaran yang saling menguntungkan diantara semua pihak yang terlibat.
3. Pengembangan lebih lanjut teknologi desalinator ini diharapkan mampu
menjadi suatu bisnis atau peluang yang nilai profit yang tinggi dan
membuka lapangan kerja baru bagi para tunawisma yang tiap tahunnya
bertambah.
4. “DAWES” juga mampu memberikan suplai air tawar bagi nelayan yang
sedang melaut.
E. KEGUNAAN PROGRAM
Adapun kegunaan Program “DAWES” secara khusus, diantaranya :
1. Sebagai salah satu upaya pemanfaatan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (Renewable resources), yakni ketersediaan air laut yang
melimpah di negeri ini dan masih sangat kurang diperhatikan.
2. Membantu meringankan biaya yang harus dikeluarkan masyarakat pesisir
yang mengalami kesulitan air bersih.
3. Mampu menjadi salah satu titik balik kemajuan teknologi kelautan yang
sampai saat ini masih sangat kurang dikembangkan.
F. GAMBARAN UMUM RENCANA
1.
Desalinator Water Supplier (DAWES)
Desalinator Water Supplier (DAWES) merupakan suatu alat penyuplai air
bersih dengan mengubah air laut dengan memanfaatkan proses penguapan panas
matahari langsung dengan menambah daya penghantar panas berupa lensa lup.
Alat ini diharapkan mampu membantu dalam pemenuhan air tawar dan bersih
5
bagi masyarakat pesisir yang mengalami kekeringan terutama di musim kemarau.
Berikut adalah ilustrasi Desalinator Water Supplier (DAWES):
Gambar 1. “DAWES” Darat
Gambar 2. “DAWES” Laut
Gambar 3. Bagian-bagian konstruksi “DAWES”
2.
Segmentasi dan Target Pasar
Adapun target pasar dan segmentasi dari pengembangan usaha ini, yakni:
1. Masyarakat kelas kecil (Masyarakat pesisir)
Masalah kebutuhan air bersih pada beberapa masyarakat pesisir kadangkala
tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat. Sebagai target awal yang
menjadi target pasar kami adalah masyarakat pesisir di Desa Pundata Baji,
Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep dan desa maccini, kecamatan
maccini, Kabupaten Jeneponto yang terkenal dengan daerah pesisir yang kering.
Hal ini dikarenakan kedua daerah tersebut berada pada daerah geografis
pantai, apalagi disiang hari sangatlah panas. Belum lagi setiap keluarga harus
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit hanya untuk membeli air bersih (air tawar)
6
pada musim kemarau. Dengan hadirnya alat ini pada masyarakat tersebut maka
tentunya selain membantu masyarakat tersebut juga akan mendapatkan
keuntungan bagi inovator-nya.
2. Kelas Nelayan
Alat ini sangat berguna bagi nelayan yang sedang melaut dan kehabisan air
tawar. Jadi dengan besarnya jumlah nelayan di Indonesia sehingga prospektif
“DAWES” ini sangatlah potensial.
3. Ukuran pasar
Bila hanya melihat potensi pada masyarakat pesisir di Sulawesi Selatan,
hampir semua Kabupaten/Kota di provinsi Sulawesi Selatan berada di daerah
pesisir, jadi dengan jumlah 16 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan dan jumlah
nelayan yang sangat besar di Sulawesi Selatan, maka bisa diperkirakan ukuran
pasarnya sebesar Rp100.000.000,-.
Belum lagi ketika menghitung ukuran pasar secara nasional dan periodik.
Maka
perkiraan
pertumbuhan
ukuran
pasar
pertahunnya
bertambah
Rp20.000.000,-/tahun dari ukuran pasar awal.
4. Strategi Marketing
Selanjutnya, untuk mencapai sasaran usaha yang sudah yang ditentukan,
maka kamipun menerapkan beberapa langkah strategis guna mencapai hasil
keuntungan yang maksimal, yaitu :
1. Placing (Penempatan)
a) Untuk tahap awal, mengenalkan ke masyarakat pesisir di desa pundata baji,
Kabupaten Pangkep sebagai lokasi kegiatan awal dalam bentuk sosialisasi
dan demo langsung.
b) Melakukan promosi ke daerah-daerah lain.
c) Menitipkan produk pada koperasi desa setempat.
d) Mengsinergikan dengan program-program pemerintah daerah dalam bidang
kesejahteraan masyarakat, termasuk kepala desa setempat.
e) Menawarkan dan menjual langsung ke konsumen dengan pilihan satu
membayar tunai dan pilihan kedua dengan kredit tiga kali.
7
f) Terus melakukan upaya persuasif, komunikasi aktif dan meyakinkan
masyarakat pesisir akan pentingnya produk / alat ini dalam pemenuhan
kebutuhan air bersih.
2. Promotion (Promosi)
a) Membuka satu gerai mini disetiap daerah target pasar, sehingga
memudahkan dalam evaluasi sifat dan kelayakan usaha.
b) Melakukan Penyebaran brosur dan pamflet pada masyarakat daerah pesisir.
c) Melakukan mediasi melalui radio swasta, web, blog, jejaring sosial
facebook dan twitter.
d) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pameran kemaritiman dan kebaharian
yang menampilkan prototype alat penyuplai air tawar konvensional.
5. Struktur Biaya Dan Cara Penjualan
Biaya
1. Biaya Promosi dan publikasi
NO
.
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis
Alat Tulis
Kantor ( ATK )
Pamflet
Galeri Mini
Transportasi
Promosi
Spanduk
Unit/
Banyak
1 Set
Harga
Satuan
Rp200.000,-
Harga Total
( Rp )
Rp400.000,-
200 lembar
1 unit
Rp1.000,Rp1.000.000,
Rp50.000,-
Rp200.000,Rp1.000.000,-
Rp100.000,-
Rp200.000,Rp2.050.000,-
Unit/
Banyak
50 batang
Harga
Satuan
Rp60.000,-
Harga Total
( Rp )
Rp3.000.000,-
10 ons
5 botol
10 meter
Rp7.000,Rp30.000,Rp10.000,-
Rp70.000,Rp150.000,Rp100.000,-
20 meter
Rp15.000,-
Rp300.000,-
50 buah
2 bungkus
Rp5.000,Rp30.000,-
Rp250.000,Rp60.000,-
8 meter
Rp10.000,-
Rp80.000,-
5 kali
2 buah
TOTAL
Rp250.000,-
2. Biaya bahan baku
NO
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jenis
Balok Kayu
Jati
Paku
Cat Kayu
Plastik
transparan
Karet Plastik
Lembaran
Kaca Lup
Aluminium
Foil
Selang
8
transparan
Corong
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Lem Karet
Amplas
Pemotong
Kaca
Kaca 5 mm
Lem Silikon
Alat tembak
lem silikon
Lakban
Galon
Plat
Aluminium
Ember
16.
17.
18.
19.
10 buah
Rp5.000,-
Rp50.000,-
5 buah
6 lembar
2 buah
Rp10.000,Rp5.000,Rp30.000,-
Rp50.000,Rp30.000,Rp60.000,-
50 lembar
2 botol
1 buah
Rp.20.000,Rp30.000,Rp35.000,-
Rp1.000.000,Rp60.000,Rp35.000,-
2 buah
2 buah
8 lembar
Rp10.000,Rp40.000,Rp20.000,-
Rp20.000,Rp80.000,Rp160.000,-
Rp15.000,-
Rp30.000,Rp5.585.000,-
2 buah
TOTAL
3. Biaya konstruksi
-
Bengkel Produksi
: Rp2.000.000,-
4. Biaya Operasional
1) Perawatan Galeri dan Bengkel
: Rp1.000.000,-
2) Fee 1 Orang Karyawan tambahan (1 - 2 bulan) : Rp1.000.000,TOTAL
5. Lain-Lain
: Rp2.000.000,: Rp500.000,-
REKAPITULASI TOTAL BIAYA “DAWES”
1) Biaya Promosi dan Publikasi
: Rp2.050.000,-
2) Biaya Bahan Baku untuk 10 set “DAWES” : Rp5.585.000,3) Biaya Konstruksi
: Rp2.000.000,-
4) Biaya Operasional
: Rp2.000.000,-
5) Lain-Lain
: Rp500.000,-
TOTAL
: Rp12.135.000,-
Terbilang : (Dua Belas Juta Seratus Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah)
Cara Penjualan
Bila setelah membuat satu unit prototype “DAWES”, maka akan diupayakan agar
biaya produksi lebih kecil sehingga harga jual yang ditawarkan ke masyarakat
relatif lebih murah. Sehingga mampu memberikan peluang keuntungan yang
besar. Sedangkan cara penjualan yang akan kami lakukan, meliputi promosi
langsung, kerja sama dengan koperasi atau kepela desa/pemerintahan setempat.
9
Keberlanjutan Usaha
Dengan modal Rp12.135.000,- Diharapkan akan kembali modal pada 6
bulan sampai 1 tahun kedepan untuk digulirkan kembali.
Analisis Usaha
-
Analisi usaha dihitung selama 1 tahun.
-
Dalam waktu 1 tahun dianggap jumlah pemesanan mencapai 200 unit
dengan harga standar Rp200.000,-.
-
Outlet pameran disewa.
-
Kerugian 10% ( Kerusakan alat, jaminan produk )
a. MODAL USAHA
Modal usaha yang digunakan pada usaha ini untuk tahap awal sebesar
Rp12.135.000,-.
b. PENDAPATAN
Diasumsikan selama satu tahun jumlah pesanan produk “DAWES”
mencapai 200 set dan tiap setnya dihargai dengan harga minimum Rp200.000,Jadi, Pendapatan = 200 x Rp200.000,= Rp40.000.000,c. KEUNTUNGAN
Keuntungan
= Pendapatan Penjualan – Total Biaya Produksi
= Rp40.000.000,- - Rp12.135.000,= Rp27.865.000,-
KEUNTUNGAN TIAP BULAN = Rp27.865.000,- : 12 Bulan =
Rp.2.322.000,-/bulan.
Jangka Waktu Pengembalian Modal (Pay Back Period)
TOTAL INVESTASI
PBP ¿ KEUNTUNGAN x 12 BULAN
¿ Rp12.135 .000,−
¿
¿
Rp 27.865.000 ,−¿ x 12 bulan=±6 bulan ¿
Revenue Cost Ratio (R/C)
PENERIMAAN
Rp 40.000 .000
R/C ¿ TOTAL BIAYA = Rp12.135 .000,−¿=3,3 ¿
10
Nilai R/C ratio sebesar 3,3 menandakan bahwa usaha ini memiliki potensi
untuk berkelanjutan.
Resiko dan Tantangan
Adapun tantangannya, ialah :
a. Masih enggannya masyarakat pesisir dan nelayan mencoba hal baru,
seperti pengaplikasian “DAWES” pada perahu nelayan.
b. Harus memiliki atau melewati Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) atau
uji kelayakan produk “DAWES”, sebagai penambah daya saing dan
meyakinkan konsumen.
Orientasi pembuatan desain dan konstruksi di Laboratorium Oseanografi
FIKP UNHAS. Selama masa uji bangun desain dan konstruksi “DAWES” akan
dipusatkan pada laboratorium oseanografi FIKP UNHAS.
G. METODE PELAKSANAAN
Adapun metode pelaksanaan yang kami gunakan ialah sebagai berikut:
Masalah
Rumusan Masalah
Studi Pustaka
Solusi “DAWES”
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Studi desain, studi
konstruksi, survei
pasar, Pembelian
alat & bahan baku,
serta penyiapan
lokasi produksi.
Tahap produksi
(konstruksi), Uji
Pasar, Penetrasi
Pasar dan
Distribusi produk.
Rapat kinerja
bulanan, analisis
sifat usaha,
pencarian solusi
solutif setiap
masalah.
Pelaksanaan kegiatan ini didasari kerja sama tim yang baik dan terjaga
serta melakukan kegiatan pendekatan terhadap masyarakat (target pasar secara
kekeluargaan dan sistematis dengan memperhitungkan setiap kemungkinan
untung dan resiko yang akan dihadapi.
H. JADWAL KEGIATAN
JENIS KEGIATAN
1. PERSIAPAN
BULAN
BULAN
BULAN
BULAN
KE-1
KE-2
KE-3
KE-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TOLAK
UKUR
11
a. Pengajuan Izin
Penggunaan
Laboratorium
Izin tersedia
b. Pembelian dan
Pengadaan bahan
baku
c. Pembelian Alat
2. PELAKSANAAN
a. Orientasi desain
Bahan baku
tersedia
Alat tersedia
Desain
lengkap/fix
Formula
baru dalam
konstruksi
“DAWES”
memenuhi
standar
terbaik
Solusi
adaptif
“DAWES”
dikenal
“DAWES”
disukai
konsumen
Data
Rekapitulasi
b. Pencarian formula
desain dan
konstruksi
c. Uji Pasar I
d. Analisis Sifat
e. Uji Pasar II
f. Uji Pasar III dan
Pembukaan Galeri
mini
g. Rekapitulasi data
hasil pelaksanaan
program
h. Pembuatan
Laporan
Laporan
selesai
I. Daftar Pustaka
Fitrian, P. 2009. Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Tembang
Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Identifikasi
Faktor Oseanografi. Makassar : FIKP UNHAS
Kepala Desa Pundata Baji,2012. Data Skunder Desa Pundata Baji, 2012.
J. Lampiran
1) Biodata Ketua serta Anggota Kelompok
Ketua Kelompok
1. Nama
NIM
Program Studi
: M. Nurhidayat Hamzah
: L241 11 254
: Sosial Ekonomi Perikanan
12
Jurusan/ Fakultas
Universitas
Alamat Rumah dan Telp./HP
Alamat email
Tanda tangan
Anggota Kelompok
2. Nama
NIM
Program Studi
Jurusan/ Fakultas
Universitas
Alamat Rumah dan Telp./HP
Alamat email
Tanda tangan
3. Nama
NIM
Program Studi
Jurusan/ Fakultas
Universitas
Alamat Rumah dan Telp./HP
Alamat email
Tanda tangan
: Perikanan/ Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan
: Universitas Hasanuddin
: Jl. Bone Raya. Blok J. No. 248 (Bumi
Sudiang Permai, Makassar /
085656047292
: [email protected]
:
:
:
:
:
:
:
Andi Wardiman
D111 11 273
Teknik Sipil
Teknik Sipil / Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
BTN Minasaupa. Blok B. 10. No. 4 /
085242266494
: [email protected]
:
:
:
:
:
Marhawati
L211 09 283
Manajemen Sumberdaya Perairan
Perikanan / Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan
: Universitas Hasanuddin
: BTN Asal Mula. Blok B10 No. 4B
/085255706342
: [email protected]
:
2) CURRICULLUM VITAE DOSEN PENDAMPING
I.
IDENTITAS DIRI
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Nama Lengkap
Jabatan Fungsional
NIP
Tempat dan tgl lahir
Alamat Rumah
1.6
1.7
1.8
No.Tlp/Fax
No.HP
Alamat Kantor
Prof.Dr.Ir.H.Musbir, M.Sc. (Laki-laki)
Guru Besar
196 50810 198911 1 001
Bulukumba, 10-08-1965
Perumahan Dosen Unhas Tamalanrea Blok
N/21. Makassar 90245
0411 585139
08135506465
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Hasanuddin, Jl.Perintis
Kemerdekaan Km 10 Makassar, 90245
13
1.9
1.10
1.11
No.Tlp/Fax
Alamat email
Lulusan yang Telah
Dihasilkan
1.12. Mata Kuliah yang diampu
0411 586025
[email protected]
S1= 60 orang S2= 12 S3: 2 orang
1. Dasar-Dasar Oseanografi
2. Oseanografi Perikanan
3. Tingkah Laku Ikan Bidang Penangkapan
4. Isu Kontemporer Perikanan Tangkap
5. Daerah Peanngkapan Ikan
6. Meteorologi dan Klimatologi Perikanan
7. Metodologi Penelitian
8. Model Dinamika Populasi dan
Pendugaan Stok (S2)
9. Oseanografi Terapan (S2)
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama PT
S-1
Universitas
Hasanuddin
Bidang Ilmu
Perikanan
Tahun MasukLulus
Judul Tugas Akhir
1984-1988
S-2
The
University of
Aarhus,
Denmark
Marine
Science
1997-1999
Studi
Penangkapa
n Ikan
Tongkol
dalam
Hubunganny
a dengan
beberapa
Tanda Alam
di Perairan
Pantai
Selatan
Bulukumba,
Sul-Sel
1.
Dr.Ir.A
chmar
Mallawa,D
EA
2.
Ir.
Achmad
The
Assessment
of
relationship
between the
population of
blue mussels
(Mytilus
edulis) and
environment
al factors in
marine
coastal
estuarine
1.Prof.Dr..Vib
eke
Simonsen,
M.Sc.
2.Prof.Dr.Jorg
en
Nama
Pembimbing/Pro
motor
S-3
Universitas
Hasanuddin
Analisis Populasi
dan
Pemanfaatan
Ikan Kembung
Lelaki
(Rastreliger
kanagurta) di
Perairan Laut
Flores Sulawesi
Selatan.
Perikanan
2004-2007
1.Prof.Dr.Ir.
Achmar
Mallawa,DEA
2.Prof.Dr.Ir.Sudir
man, M.P.
3.Dr.Ir.Najamudd
14
Sadarang
3.
Ir.Naja
muddin
Hylleberg.,M.
Sc.
in, MSc
III.PENGALAMAN PENELITIAN (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR
No
Tahu
n
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber
1.
2008
Kajian Kerusakan Lingkungan
Pesisir dan Laut Teluk Bone
Kota Palopo
2.
2007
3.
2006
Kajian
Pengembangan Perikanan
Tangkap dan Wisata Bahari
Kab.Takalar dalam rangka
akselerasi program
Mamminasata
Pengaruh Penangkapan Ikan
Terhadap Ekosistem Terumbu
Karang di Perairan Sulawesi
Selatan
Jumlah
(jt Rp)
90.000.000
Kementerian
Lingkungan Hidup
Reginal
SUMAPUA
Pemda Takalar
172.000.000
Sulsel
Hibah Kompetisi
PEMDA TK 1
SULSEL
65.000.000
IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
No
Tahun
1
2009
2
2007
3
2008
Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pengembangan Ikan Hias
untuk Tujuan Ekspor
Persiapan Penerapan
Teknologi Penangkapan
Ikan dengan set net tipe
jepang
Pemberdayaan masyarakat
dengan transfer teknologi
alat tangkap set net tipe
jepang
Pendanaan
Sumber
DP2M Dikti
Jml (Rp)
15.000.000,-
Pemda
Kab.Bone
Sul-Sel
40.000.000
Pemda Bone,
Sul-Sel
40.000.000
V. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
(Tidak termasuk makalah seminar/proceeding, Artikel di Surat Kabar)
SELAMA 5 Tahun Terakhir
No
Tahu
n
Judul Artikel Ilmiah
Vol/No
Nama Jurnal
15
1.
2.
3.
4.
2 Musbir. The Influence of
oceanographic factors on the
available of grouper (Ephinephelus
spp) in near shore habitat
2 Musbir. Pola Angin, Pola Arus dan
2009
hasil tangkaan perunit alat gill net
pada musim barat dan musim timur
di perairan Lat Fores Sulawesi
Selatan
2 Musbir, A.Mallawa, Sudirman,
2008
Najamuddin. Pengaruh faktor-faktor
oceanografi pada pemanfaatan ikan
kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta) di Perairan Laut Flores
Sulawesi Selatan
Musbir. Remotely Sensed
2007
Oceanographic Pattern and
Variability of The Catch Per Unit
Effort of Purse Seine in Flores Sea,
South Sulawesi.
2009
Vol 9. No.1
Hal: 41-46
Torani. Jurnal
Ilmu Kelautan
dan Perikanan.
Vol. 9. No.2
Hal: 5050510
Jurnal Ilmiah
Ecosystem
Vol. 17.
Des.2007
Halaman
312-320
Torani. Jurnal
Ilmu Kelautan
dan Perikanan.
(Terakreditasi)
Vol. 10
No.1: 58-65
Bulletine
Penelitian Seri
Hayati.
(Terakreditasi)
VI. PENGALAMAN PENULISAN BUKU
No.
Tahun
1.
2012
2.
2012
Jumlah
Halaman
Penerbit/ISBN
Oseanografi Perikanan
220
Dalam proses
Oseanografi Terapan
210
Dalam roses
Judul Buku
VIII. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN
No
Tahun
Tema
1
2010
Perbaikan
daerah asuhan
ikan dengan
penamaan
mangrove di
periran pesisir
Tempat
Penerapan
Kabupaten
Bantaeng
Sulawesi Selatan
Respon Masyarakat
Baik dan dilanjutkan
pengembangannya
Makassar, 15 Oktober
2012
16
Yang Bersangkutan,
Prof.Dr.Ir.H.Musbir, M.Sc.
NIDN. 0024076501
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap manusia di dunia ini membutuhkan air, untuk kebutuhan minum
saja manusia butuh 5 liter air tiap harinya belum lagi untuk kebutuhan hidup
lainnya. Keberadaan air di dunia ini tentunya sebagai komponen abiotik yang
sangat besar peranannya bagi ekosistem alam, baik kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya di dunia ini. Sebelum melangkah lebih maju, mari kita
terlebih dahulu melihat Indonesia secara umum dari sisi potensi pengelolaan air
bersih di daerah pesisir.
Indonesia secara umum adalah negara yang memiliki wilayah perairan
sekitar ¾ dari pada wilayah daratannya. Sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari
wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia 2,7 juta km2. Selain itu, terdapat 17.840 pulau di Indonesia dengan garis
pantai sepanjang 95.181 km (Fitrian.P, 2011).
Sungguh sangatlah ironis ketika melihat Negara Indonesia yang memiliki
potensi air pesisir yang sangat besar namun tak mampu memanfaatkannya untuk
kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Hal ini dibuktikan pada
praktek lapang mata kuliah ekonomi perikanan yang kami lakukan pada bulan
Februari 2012.
Salah satu provinsi di Indonesia, yakni Sulawesi Selatan tepatnya di
Kabupaten Pangkep, Kecamatan Labakkang, Desa Pundata Baji, ternyata masih
sangat sulit mendapatakan air tawar dan rata-rata warganya harus membeli air
tawar dengan harga yang relatif mahal, sekitar Rp2.000,-/jerigen di kampung
sebelah yang jauh dari pesisir dan sangat mengandalkan air hujan di musim hujan.
Dan mungkin bukan hanya di daerah tersebut terdapat masih banyak di daerah
pesisir di Sulawesi Selatan yang masih sulit mendapatkan air tawar, seperti di
Desa Koli-Koli, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba dan beberapa desa di
Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan yang terkenal dengan daerah yang kering.
Selain di Sulawesi Selatan tentunya masih banyak daerah pesisir lain di Indonesia
yang sangat sulit mendapatakan air tawar, seperti di Nusa Tenggara Timur, dan
lain-lain.
2
Kebutuhan air tawar masyarakat di desa Pundata Baji dengan jumlah
Kepala Keluarga (KK) mencapai 1.253 KK sangatlah besar, baik untuk keperluan
MCK (Mandi, Cuci, Kakus) hingga kebutuhan makan dan minum sehari-hari,
coba dibayangkan uang yang harus dikeluarkan untuk membeli air tawar dalam
sehari mencapai Rp8.000,-/hari untuk setiap keluarga. Sehingga dibutuhkan
sebuah solusi yang solutif untuk memecahkan masalah tersebut (Kepala Desa
Pundata Baji, 2012).
Masyarakatnya rata-rata bermatapencaharian sebagai nelayan, petambak
ikan bandeng dan pembudidaya rumput laut, dengan rata-rata penghasilan
Rp2.000.000,-/panen dalam setiap musim panennya bisa mencapai 3 kali panen.
Namun, kondisi masyarakatnya secara umum memang masih banyak dibawah
garis kemiskinan. Tapi, yang menjadi keluhan terbesar masyarakat di daerah
tersebut hanya masalah air tawar dan bersih yang sangat sulit didapatkan.
Kami sebagai tim pengusul mengusulkan sebuah solusi yakni produk
bernama “Desalinator Water Supplier”. Produk ini merupakan alat yang
berguna untuk penyedia air tawar dengan mengubah air laut menjadi air tawar
dengan kelebihan mudah dipindahkankan (portable), mudah digunakan, tanpa
listrik, tanpa bahan bakar minyak, dan harga yang relatif murah. Selain sangat
dibutuhkan oleh masyarakat pesisir di daerah tersebut juga dibutuhkan nelayan di
berbagai daerah di Indonesia yang sedang melaut dan kehabisan air tawar, coba
kita bayangkan potensi keuntungan yang akan diperoleh bila setengah dari jumlah
nelayan di Indonesia menggunakan produk ini untuk mendapatkan air tawar,
maka mereka tak pelu lagi ke darat hanya untuk mendapatkan air tawar dan bisa
hemat bahan bakar cukup memanfaatkan produk ini.
B. PERUMUSAN MASALAH
Visi Kewirausahaan
1. “DAWES” ini diharapkan dengan pengembangan lebih lanjut mampu
menjadi suatu peluang bisnis yang menghasilkan nilai profit yang tinggi
dan berkelanjutan.
2. “DAWES” ini diharapkan pula mampu menjadi produk unggulan yang
solutif bagi masyarakat pesisir yang sangat sulit mendapatkan air bersih
saat terutama saat musim kemarau.
3
3. Program ini diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan baru mulai
dari kegiatan produksi hingga pemasaran.
Aspek Inovasi
Inovasi yang dikembangkan dalam “DAWES” adalah
suatu sistem
pemanasan air laut yang menggunakan bantuan beberapa lup guna menambah
daya pemanasan dan proses desalinisasi tersebut dapat berproses lebih cepat
(diperkirakan dengan intensitas matahari yang maksimal maka proses desalinasi
dapat mencapai 5 liter/2 jam. Kemudian “DAWES” ini juga menggunakan sistem
buka tutup yang mudah sehingga mudah dirawat dan kualitas bahan baku utama
yang terbaik dan kuat.
C. TUJUAN PROGRAM
Secara umum “DAWES” betujuan untuk menghadirkan solusi bagi
masyarakat pesisir yang sangat sulit mendapatkan air tawar (air bersih) terutama
pada musim kemarau atau memang diakibatkan oleh kondisi alam daerahnya yang
kering dan jarang terjadi hujan.
1. Segi Inovatif
Segi bentuk, kami melakukan beberapa modifikasi dan inovasi dalam hal
perangkat dan fungsionalnya, seperti “DAWES APUNG” yakni dapat digunakan
pada permukaan air laut yang cenderung tenang atau kurang gelombang dan
“DAWES DARAT” yakni dapat pula diaplikasikan di daratan dengan tambahan
sebuah saluran dan sistem debit air yang terkontrol.
“DAWES” memiliki ukuran panjang x lebar = 40 x 40 cm dan tinggi 100
cm sehingga terlihat ramping dan mudah dipindahkan dan sangat cocok
digunakan bagi nelayan saat melaut dengan menempatkannya pada bagian haluan
(depan kapal).
2. Segi Produktif
Pada dasarnya “DAWES” ialah produk yang memiliki batas pemakaian
(3 – 4 tahun) dan akan mengalami kerusakan, jadi juga membutuhkan sarana
service center. Jadi, dengan melakukan kerja sama dengan seorang warga di
daerah target pasar untuk dibimbing dan mampu melakukan kegiatan perbaikan
untuk kerusakan alat ini. Sehingga kami sangat yakin dengan pelayanan seperti itu
dan memberikan harga yang dapat dijangkau masyarakat pesisir secara umum
4
dengan memperhatikan keuntungan yang juga bisa diraih, produk ini akan terus
dipesan oleh banyak masyarakat pesisir sehingga produktifitas produk ini akan
terjamin.
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Sebuah produk terapan tepat guna yang mampu mengubah air laut menjadi
air tawar dan dapat diproduksi secara massal untuk kebutuhan masyarakat
pesisir terutama yang mengalami kesulitan air bersih.
2. Suatu sistem mutualisme, dalam pelaksanaan program ini bisa lahir suatu
sistem terintegrasi, mulai dari supplier bahan baku, pengelola hingga kepada
pemasaran yang saling menguntungkan diantara semua pihak yang terlibat.
3. Pengembangan lebih lanjut teknologi desalinator ini diharapkan mampu
menjadi suatu bisnis atau peluang yang nilai profit yang tinggi dan
membuka lapangan kerja baru bagi para tunawisma yang tiap tahunnya
bertambah.
4. “DAWES” juga mampu memberikan suplai air tawar bagi nelayan yang
sedang melaut.
E. KEGUNAAN PROGRAM
Adapun kegunaan Program “DAWES” secara khusus, diantaranya :
1. Sebagai salah satu upaya pemanfaatan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (Renewable resources), yakni ketersediaan air laut yang
melimpah di negeri ini dan masih sangat kurang diperhatikan.
2. Membantu meringankan biaya yang harus dikeluarkan masyarakat pesisir
yang mengalami kesulitan air bersih.
3. Mampu menjadi salah satu titik balik kemajuan teknologi kelautan yang
sampai saat ini masih sangat kurang dikembangkan.
F. GAMBARAN UMUM RENCANA
1.
Desalinator Water Supplier (DAWES)
Desalinator Water Supplier (DAWES) merupakan suatu alat penyuplai air
bersih dengan mengubah air laut dengan memanfaatkan proses penguapan panas
matahari langsung dengan menambah daya penghantar panas berupa lensa lup.
Alat ini diharapkan mampu membantu dalam pemenuhan air tawar dan bersih
5
bagi masyarakat pesisir yang mengalami kekeringan terutama di musim kemarau.
Berikut adalah ilustrasi Desalinator Water Supplier (DAWES):
Gambar 1. “DAWES” Darat
Gambar 2. “DAWES” Laut
Gambar 3. Bagian-bagian konstruksi “DAWES”
2.
Segmentasi dan Target Pasar
Adapun target pasar dan segmentasi dari pengembangan usaha ini, yakni:
1. Masyarakat kelas kecil (Masyarakat pesisir)
Masalah kebutuhan air bersih pada beberapa masyarakat pesisir kadangkala
tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat. Sebagai target awal yang
menjadi target pasar kami adalah masyarakat pesisir di Desa Pundata Baji,
Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep dan desa maccini, kecamatan
maccini, Kabupaten Jeneponto yang terkenal dengan daerah pesisir yang kering.
Hal ini dikarenakan kedua daerah tersebut berada pada daerah geografis
pantai, apalagi disiang hari sangatlah panas. Belum lagi setiap keluarga harus
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit hanya untuk membeli air bersih (air tawar)
6
pada musim kemarau. Dengan hadirnya alat ini pada masyarakat tersebut maka
tentunya selain membantu masyarakat tersebut juga akan mendapatkan
keuntungan bagi inovator-nya.
2. Kelas Nelayan
Alat ini sangat berguna bagi nelayan yang sedang melaut dan kehabisan air
tawar. Jadi dengan besarnya jumlah nelayan di Indonesia sehingga prospektif
“DAWES” ini sangatlah potensial.
3. Ukuran pasar
Bila hanya melihat potensi pada masyarakat pesisir di Sulawesi Selatan,
hampir semua Kabupaten/Kota di provinsi Sulawesi Selatan berada di daerah
pesisir, jadi dengan jumlah 16 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan dan jumlah
nelayan yang sangat besar di Sulawesi Selatan, maka bisa diperkirakan ukuran
pasarnya sebesar Rp100.000.000,-.
Belum lagi ketika menghitung ukuran pasar secara nasional dan periodik.
Maka
perkiraan
pertumbuhan
ukuran
pasar
pertahunnya
bertambah
Rp20.000.000,-/tahun dari ukuran pasar awal.
4. Strategi Marketing
Selanjutnya, untuk mencapai sasaran usaha yang sudah yang ditentukan,
maka kamipun menerapkan beberapa langkah strategis guna mencapai hasil
keuntungan yang maksimal, yaitu :
1. Placing (Penempatan)
a) Untuk tahap awal, mengenalkan ke masyarakat pesisir di desa pundata baji,
Kabupaten Pangkep sebagai lokasi kegiatan awal dalam bentuk sosialisasi
dan demo langsung.
b) Melakukan promosi ke daerah-daerah lain.
c) Menitipkan produk pada koperasi desa setempat.
d) Mengsinergikan dengan program-program pemerintah daerah dalam bidang
kesejahteraan masyarakat, termasuk kepala desa setempat.
e) Menawarkan dan menjual langsung ke konsumen dengan pilihan satu
membayar tunai dan pilihan kedua dengan kredit tiga kali.
7
f) Terus melakukan upaya persuasif, komunikasi aktif dan meyakinkan
masyarakat pesisir akan pentingnya produk / alat ini dalam pemenuhan
kebutuhan air bersih.
2. Promotion (Promosi)
a) Membuka satu gerai mini disetiap daerah target pasar, sehingga
memudahkan dalam evaluasi sifat dan kelayakan usaha.
b) Melakukan Penyebaran brosur dan pamflet pada masyarakat daerah pesisir.
c) Melakukan mediasi melalui radio swasta, web, blog, jejaring sosial
facebook dan twitter.
d) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pameran kemaritiman dan kebaharian
yang menampilkan prototype alat penyuplai air tawar konvensional.
5. Struktur Biaya Dan Cara Penjualan
Biaya
1. Biaya Promosi dan publikasi
NO
.
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis
Alat Tulis
Kantor ( ATK )
Pamflet
Galeri Mini
Transportasi
Promosi
Spanduk
Unit/
Banyak
1 Set
Harga
Satuan
Rp200.000,-
Harga Total
( Rp )
Rp400.000,-
200 lembar
1 unit
Rp1.000,Rp1.000.000,
Rp50.000,-
Rp200.000,Rp1.000.000,-
Rp100.000,-
Rp200.000,Rp2.050.000,-
Unit/
Banyak
50 batang
Harga
Satuan
Rp60.000,-
Harga Total
( Rp )
Rp3.000.000,-
10 ons
5 botol
10 meter
Rp7.000,Rp30.000,Rp10.000,-
Rp70.000,Rp150.000,Rp100.000,-
20 meter
Rp15.000,-
Rp300.000,-
50 buah
2 bungkus
Rp5.000,Rp30.000,-
Rp250.000,Rp60.000,-
8 meter
Rp10.000,-
Rp80.000,-
5 kali
2 buah
TOTAL
Rp250.000,-
2. Biaya bahan baku
NO
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jenis
Balok Kayu
Jati
Paku
Cat Kayu
Plastik
transparan
Karet Plastik
Lembaran
Kaca Lup
Aluminium
Foil
Selang
8
transparan
Corong
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Lem Karet
Amplas
Pemotong
Kaca
Kaca 5 mm
Lem Silikon
Alat tembak
lem silikon
Lakban
Galon
Plat
Aluminium
Ember
16.
17.
18.
19.
10 buah
Rp5.000,-
Rp50.000,-
5 buah
6 lembar
2 buah
Rp10.000,Rp5.000,Rp30.000,-
Rp50.000,Rp30.000,Rp60.000,-
50 lembar
2 botol
1 buah
Rp.20.000,Rp30.000,Rp35.000,-
Rp1.000.000,Rp60.000,Rp35.000,-
2 buah
2 buah
8 lembar
Rp10.000,Rp40.000,Rp20.000,-
Rp20.000,Rp80.000,Rp160.000,-
Rp15.000,-
Rp30.000,Rp5.585.000,-
2 buah
TOTAL
3. Biaya konstruksi
-
Bengkel Produksi
: Rp2.000.000,-
4. Biaya Operasional
1) Perawatan Galeri dan Bengkel
: Rp1.000.000,-
2) Fee 1 Orang Karyawan tambahan (1 - 2 bulan) : Rp1.000.000,TOTAL
5. Lain-Lain
: Rp2.000.000,: Rp500.000,-
REKAPITULASI TOTAL BIAYA “DAWES”
1) Biaya Promosi dan Publikasi
: Rp2.050.000,-
2) Biaya Bahan Baku untuk 10 set “DAWES” : Rp5.585.000,3) Biaya Konstruksi
: Rp2.000.000,-
4) Biaya Operasional
: Rp2.000.000,-
5) Lain-Lain
: Rp500.000,-
TOTAL
: Rp12.135.000,-
Terbilang : (Dua Belas Juta Seratus Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah)
Cara Penjualan
Bila setelah membuat satu unit prototype “DAWES”, maka akan diupayakan agar
biaya produksi lebih kecil sehingga harga jual yang ditawarkan ke masyarakat
relatif lebih murah. Sehingga mampu memberikan peluang keuntungan yang
besar. Sedangkan cara penjualan yang akan kami lakukan, meliputi promosi
langsung, kerja sama dengan koperasi atau kepela desa/pemerintahan setempat.
9
Keberlanjutan Usaha
Dengan modal Rp12.135.000,- Diharapkan akan kembali modal pada 6
bulan sampai 1 tahun kedepan untuk digulirkan kembali.
Analisis Usaha
-
Analisi usaha dihitung selama 1 tahun.
-
Dalam waktu 1 tahun dianggap jumlah pemesanan mencapai 200 unit
dengan harga standar Rp200.000,-.
-
Outlet pameran disewa.
-
Kerugian 10% ( Kerusakan alat, jaminan produk )
a. MODAL USAHA
Modal usaha yang digunakan pada usaha ini untuk tahap awal sebesar
Rp12.135.000,-.
b. PENDAPATAN
Diasumsikan selama satu tahun jumlah pesanan produk “DAWES”
mencapai 200 set dan tiap setnya dihargai dengan harga minimum Rp200.000,Jadi, Pendapatan = 200 x Rp200.000,= Rp40.000.000,c. KEUNTUNGAN
Keuntungan
= Pendapatan Penjualan – Total Biaya Produksi
= Rp40.000.000,- - Rp12.135.000,= Rp27.865.000,-
KEUNTUNGAN TIAP BULAN = Rp27.865.000,- : 12 Bulan =
Rp.2.322.000,-/bulan.
Jangka Waktu Pengembalian Modal (Pay Back Period)
TOTAL INVESTASI
PBP ¿ KEUNTUNGAN x 12 BULAN
¿ Rp12.135 .000,−
¿
¿
Rp 27.865.000 ,−¿ x 12 bulan=±6 bulan ¿
Revenue Cost Ratio (R/C)
PENERIMAAN
Rp 40.000 .000
R/C ¿ TOTAL BIAYA = Rp12.135 .000,−¿=3,3 ¿
10
Nilai R/C ratio sebesar 3,3 menandakan bahwa usaha ini memiliki potensi
untuk berkelanjutan.
Resiko dan Tantangan
Adapun tantangannya, ialah :
a. Masih enggannya masyarakat pesisir dan nelayan mencoba hal baru,
seperti pengaplikasian “DAWES” pada perahu nelayan.
b. Harus memiliki atau melewati Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) atau
uji kelayakan produk “DAWES”, sebagai penambah daya saing dan
meyakinkan konsumen.
Orientasi pembuatan desain dan konstruksi di Laboratorium Oseanografi
FIKP UNHAS. Selama masa uji bangun desain dan konstruksi “DAWES” akan
dipusatkan pada laboratorium oseanografi FIKP UNHAS.
G. METODE PELAKSANAAN
Adapun metode pelaksanaan yang kami gunakan ialah sebagai berikut:
Masalah
Rumusan Masalah
Studi Pustaka
Solusi “DAWES”
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Studi desain, studi
konstruksi, survei
pasar, Pembelian
alat & bahan baku,
serta penyiapan
lokasi produksi.
Tahap produksi
(konstruksi), Uji
Pasar, Penetrasi
Pasar dan
Distribusi produk.
Rapat kinerja
bulanan, analisis
sifat usaha,
pencarian solusi
solutif setiap
masalah.
Pelaksanaan kegiatan ini didasari kerja sama tim yang baik dan terjaga
serta melakukan kegiatan pendekatan terhadap masyarakat (target pasar secara
kekeluargaan dan sistematis dengan memperhitungkan setiap kemungkinan
untung dan resiko yang akan dihadapi.
H. JADWAL KEGIATAN
JENIS KEGIATAN
1. PERSIAPAN
BULAN
BULAN
BULAN
BULAN
KE-1
KE-2
KE-3
KE-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TOLAK
UKUR
11
a. Pengajuan Izin
Penggunaan
Laboratorium
Izin tersedia
b. Pembelian dan
Pengadaan bahan
baku
c. Pembelian Alat
2. PELAKSANAAN
a. Orientasi desain
Bahan baku
tersedia
Alat tersedia
Desain
lengkap/fix
Formula
baru dalam
konstruksi
“DAWES”
memenuhi
standar
terbaik
Solusi
adaptif
“DAWES”
dikenal
“DAWES”
disukai
konsumen
Data
Rekapitulasi
b. Pencarian formula
desain dan
konstruksi
c. Uji Pasar I
d. Analisis Sifat
e. Uji Pasar II
f. Uji Pasar III dan
Pembukaan Galeri
mini
g. Rekapitulasi data
hasil pelaksanaan
program
h. Pembuatan
Laporan
Laporan
selesai
I. Daftar Pustaka
Fitrian, P. 2009. Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Tembang
Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Identifikasi
Faktor Oseanografi. Makassar : FIKP UNHAS
Kepala Desa Pundata Baji,2012. Data Skunder Desa Pundata Baji, 2012.
J. Lampiran
1) Biodata Ketua serta Anggota Kelompok
Ketua Kelompok
1. Nama
NIM
Program Studi
: M. Nurhidayat Hamzah
: L241 11 254
: Sosial Ekonomi Perikanan
12
Jurusan/ Fakultas
Universitas
Alamat Rumah dan Telp./HP
Alamat email
Tanda tangan
Anggota Kelompok
2. Nama
NIM
Program Studi
Jurusan/ Fakultas
Universitas
Alamat Rumah dan Telp./HP
Alamat email
Tanda tangan
3. Nama
NIM
Program Studi
Jurusan/ Fakultas
Universitas
Alamat Rumah dan Telp./HP
Alamat email
Tanda tangan
: Perikanan/ Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan
: Universitas Hasanuddin
: Jl. Bone Raya. Blok J. No. 248 (Bumi
Sudiang Permai, Makassar /
085656047292
: [email protected]
:
:
:
:
:
:
:
Andi Wardiman
D111 11 273
Teknik Sipil
Teknik Sipil / Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
BTN Minasaupa. Blok B. 10. No. 4 /
085242266494
: [email protected]
:
:
:
:
:
Marhawati
L211 09 283
Manajemen Sumberdaya Perairan
Perikanan / Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan
: Universitas Hasanuddin
: BTN Asal Mula. Blok B10 No. 4B
/085255706342
: [email protected]
:
2) CURRICULLUM VITAE DOSEN PENDAMPING
I.
IDENTITAS DIRI
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Nama Lengkap
Jabatan Fungsional
NIP
Tempat dan tgl lahir
Alamat Rumah
1.6
1.7
1.8
No.Tlp/Fax
No.HP
Alamat Kantor
Prof.Dr.Ir.H.Musbir, M.Sc. (Laki-laki)
Guru Besar
196 50810 198911 1 001
Bulukumba, 10-08-1965
Perumahan Dosen Unhas Tamalanrea Blok
N/21. Makassar 90245
0411 585139
08135506465
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Hasanuddin, Jl.Perintis
Kemerdekaan Km 10 Makassar, 90245
13
1.9
1.10
1.11
No.Tlp/Fax
Alamat email
Lulusan yang Telah
Dihasilkan
1.12. Mata Kuliah yang diampu
0411 586025
[email protected]
S1= 60 orang S2= 12 S3: 2 orang
1. Dasar-Dasar Oseanografi
2. Oseanografi Perikanan
3. Tingkah Laku Ikan Bidang Penangkapan
4. Isu Kontemporer Perikanan Tangkap
5. Daerah Peanngkapan Ikan
6. Meteorologi dan Klimatologi Perikanan
7. Metodologi Penelitian
8. Model Dinamika Populasi dan
Pendugaan Stok (S2)
9. Oseanografi Terapan (S2)
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama PT
S-1
Universitas
Hasanuddin
Bidang Ilmu
Perikanan
Tahun MasukLulus
Judul Tugas Akhir
1984-1988
S-2
The
University of
Aarhus,
Denmark
Marine
Science
1997-1999
Studi
Penangkapa
n Ikan
Tongkol
dalam
Hubunganny
a dengan
beberapa
Tanda Alam
di Perairan
Pantai
Selatan
Bulukumba,
Sul-Sel
1.
Dr.Ir.A
chmar
Mallawa,D
EA
2.
Ir.
Achmad
The
Assessment
of
relationship
between the
population of
blue mussels
(Mytilus
edulis) and
environment
al factors in
marine
coastal
estuarine
1.Prof.Dr..Vib
eke
Simonsen,
M.Sc.
2.Prof.Dr.Jorg
en
Nama
Pembimbing/Pro
motor
S-3
Universitas
Hasanuddin
Analisis Populasi
dan
Pemanfaatan
Ikan Kembung
Lelaki
(Rastreliger
kanagurta) di
Perairan Laut
Flores Sulawesi
Selatan.
Perikanan
2004-2007
1.Prof.Dr.Ir.
Achmar
Mallawa,DEA
2.Prof.Dr.Ir.Sudir
man, M.P.
3.Dr.Ir.Najamudd
14
Sadarang
3.
Ir.Naja
muddin
Hylleberg.,M.
Sc.
in, MSc
III.PENGALAMAN PENELITIAN (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR
No
Tahu
n
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber
1.
2008
Kajian Kerusakan Lingkungan
Pesisir dan Laut Teluk Bone
Kota Palopo
2.
2007
3.
2006
Kajian
Pengembangan Perikanan
Tangkap dan Wisata Bahari
Kab.Takalar dalam rangka
akselerasi program
Mamminasata
Pengaruh Penangkapan Ikan
Terhadap Ekosistem Terumbu
Karang di Perairan Sulawesi
Selatan
Jumlah
(jt Rp)
90.000.000
Kementerian
Lingkungan Hidup
Reginal
SUMAPUA
Pemda Takalar
172.000.000
Sulsel
Hibah Kompetisi
PEMDA TK 1
SULSEL
65.000.000
IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
No
Tahun
1
2009
2
2007
3
2008
Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pengembangan Ikan Hias
untuk Tujuan Ekspor
Persiapan Penerapan
Teknologi Penangkapan
Ikan dengan set net tipe
jepang
Pemberdayaan masyarakat
dengan transfer teknologi
alat tangkap set net tipe
jepang
Pendanaan
Sumber
DP2M Dikti
Jml (Rp)
15.000.000,-
Pemda
Kab.Bone
Sul-Sel
40.000.000
Pemda Bone,
Sul-Sel
40.000.000
V. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
(Tidak termasuk makalah seminar/proceeding, Artikel di Surat Kabar)
SELAMA 5 Tahun Terakhir
No
Tahu
n
Judul Artikel Ilmiah
Vol/No
Nama Jurnal
15
1.
2.
3.
4.
2 Musbir. The Influence of
oceanographic factors on the
available of grouper (Ephinephelus
spp) in near shore habitat
2 Musbir. Pola Angin, Pola Arus dan
2009
hasil tangkaan perunit alat gill net
pada musim barat dan musim timur
di perairan Lat Fores Sulawesi
Selatan
2 Musbir, A.Mallawa, Sudirman,
2008
Najamuddin. Pengaruh faktor-faktor
oceanografi pada pemanfaatan ikan
kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta) di Perairan Laut Flores
Sulawesi Selatan
Musbir. Remotely Sensed
2007
Oceanographic Pattern and
Variability of The Catch Per Unit
Effort of Purse Seine in Flores Sea,
South Sulawesi.
2009
Vol 9. No.1
Hal: 41-46
Torani. Jurnal
Ilmu Kelautan
dan Perikanan.
Vol. 9. No.2
Hal: 5050510
Jurnal Ilmiah
Ecosystem
Vol. 17.
Des.2007
Halaman
312-320
Torani. Jurnal
Ilmu Kelautan
dan Perikanan.
(Terakreditasi)
Vol. 10
No.1: 58-65
Bulletine
Penelitian Seri
Hayati.
(Terakreditasi)
VI. PENGALAMAN PENULISAN BUKU
No.
Tahun
1.
2012
2.
2012
Jumlah
Halaman
Penerbit/ISBN
Oseanografi Perikanan
220
Dalam proses
Oseanografi Terapan
210
Dalam roses
Judul Buku
VIII. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN
No
Tahun
Tema
1
2010
Perbaikan
daerah asuhan
ikan dengan
penamaan
mangrove di
periran pesisir
Tempat
Penerapan
Kabupaten
Bantaeng
Sulawesi Selatan
Respon Masyarakat
Baik dan dilanjutkan
pengembangannya
Makassar, 15 Oktober
2012
16
Yang Bersangkutan,
Prof.Dr.Ir.H.Musbir, M.Sc.
NIDN. 0024076501