LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM GULMA. docx

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
PENGELOLAAN GULMA

Oleh :

Nama Mahasiswa

: Mala Atul Ro’aini

No Mahasiswa

: C1M016099

Kelompok

: 18

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017

ACARA I. IDENTIFIKASI GULMA

3

Tujuan

: Untuk mengetahui dan memahami tentang ciri-ciri,
distribusi,

habitat,

daerah

asal,

reproduksi,

penyebaran, taksonomi, klasifikasi, pertumbuhan dan
informasi lainnya tentang jenis/species gulma.
Bahan dan alat : Gulma yang ada pada beberapa habitat, buku /

panduan identifikasi.
LandasanTeori :
Gulma didefinisikan antara
tumbuh pada tempat yang
berarti

tumbuhan

tidak

tersebut

lain

sebagai

‘tumbuhan yang

dikehendaki’,


hal

ini

dapat

akan menimbulkan kerugian secara

langsung maupun tidak langsung.

Untuk lebih memahami gulma

dengan segala potensi masalah yang ditimbulkannya maka sangat
diperlukan pengetahuan
dengan segala

ciri,

tentang identitas


biologi

dan

suatu species

ekologinya,

melalui

gulma
tindakan

identifikasi. Informasi tentang identitas gulma dan habitatnya akan
menjadi dasar

dalam pemilihan teknik

pengelolaan yang


akan

dilakukan. Identifikasi berasal dari kata “identik” yang artinya sama
atau serupa dengan. Berdasarkan kesamaan atau kemiripan ciri yang
ditunjukkan maka penggolongan gulma berdasarkan

klasifikasi

ilimiah maupun klasifikasi umum dapat dilakukan. Dalam indentifikasi
kita tidak dapat lepas dari nama ilmiah (Latin) yang disepakati dan
diterima scara

internasional. Sebagai contoh, jika

kita menyebut

nama babadotan, ahli gulma India atau Afrika atau bahkan yang
terletak di pulau

Jawa sering tidak mengetahuinya. Tetapi dengan


menyebutkan nama latinnya yaitu
hampir

Ageratum conyzoides L., maka

dapat dipastikan orang-orang yang mempelajari gulma akan

mengetahui, atau jika
informasi

tidak,

ia

dapat dengan

mudah mencari

dengan memakai nama latin gulma tersebut. Klasifikasi


umum dilakukan berdasarkan pengamatan tentang daur
morfologinya, saat
daun,

serta

Pengelompokkan

berkecambah

kepekaannya
ini

taksonomi tumbuhan
tetapi
lapang

tidak
atau


dan

terhadap
berkaitan

kekerabatan

hidupnya,

tumbuhnya, habitat, bentuk
bekerjanya
secara

herbisida.

langsung dengan

diantara


gula

tersebut,

semata-mata merupakan cerminan penampakkan visual
atas

respon

di

yang ditunjukkan terhadap perubahan

4
lingkungan.
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk identifikas i
gulma,

dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari


beberapa cara di bawah ini:
1. Membandingkan gulma tersebut dengan material yang

telah

diidentifikasi di harbarium.
2. Mencari sendiri melalui kunci indentifikasi
3. Membandingkannya dengan determinasi yang ada
4. Membandingkannya dengan ilustrasi yang tersedia
5. Konsultasi langsung denga para ahli dibidang yang bersangkutan
Keadaan gulma yang paling ideal untuk identifikasi adalah jika
semua bagian-bagian vegetatif dan

generatifnya lengkap. Bagian

vegetatif gulma yang dipakai dalam identifikasi adalah akar, batang dan
daun.
Akar. Perakaran pada gulma dapat berupa akar tunggang atau
akar serabut.
Batang. Bagian


batang yang

menjadi ciri

indentifikasi

gulma

antara lain bentuknya, seperti bulat, segitiga, lonjong, pipih, berongga,
segi empat dan segi lima. Pertumbuhan batang misalnya menjalar,
melilit, tegak, bercabang banyak dan bercabang menggarpu. Duduk
daun pada batang juga menjadi ciri penting, yaitu apakah berhadapan,
bersilang, rapat-rapat dan

lain-lain. Apakah batang membentuk

modifikasi berupa rimpang, stolon atau umbi.
Daun. Identifikasi pada daun adalah berdasarkan (1) bentuk daun,
misalnya bulat, lanset, lonjong,

pita, jarum, jantung, segi tiga dan

sebagainya. (2) Tepi daun, ada yang
beringgit

dan

sebagainya.

rata,

bergerigi, berombak,

(3) Permukaan daun, ada yang licin,

berbulu, kusam, mengkilat dan sebagainya. (4) Apakah ada alat-alat
tambahan pada daun seperti stipula, ligula dan okrea.
Bagian generatif gulma yang menjadi obyek identifikasi adalah bunga,
buah dan biji.
Bunga. Beberapa hal yang

mebjadi dasar pencandraan dalam

identifikasi gulma pada organ bunga ada beberapa. (1). Jumlah dan
susunan bunga ada tunggal dan ada majemuk, di ujung batang atau

5
di ketiak daun. Bunga majemuk ada yang berbentuk tongkol (pada
Mimosa pudica L.), bulir (pada Stachytarpheta indica Vahl.) dan
malai pada rumput-rumputan (misalnya Echinocloa cruss-galli L.). (2)
Jumlah dan

kelengkapan bagian penyusun bunga yaitu sepala,

petala, stamen dan

pistil, ada yang

menentukan kategori monokotil

atau

kelipatan 4 atau 5, hal ini
dikotil.

(3)

Bentuk

bunga

seperti terompet, kupu-kupu dan sebagainya. (4) Warna kelopak dan
mahkota bunga.
Buah. Ada

bermacam-macam

bentuk dan

ukuran buah, kecil,

sedang besar, kotak, polong, buni, kering dan jumlah buah.
Biji. Ciri biji yang diamati antara lain bentuk, warna, ukuran, keadaan
permukaan dan

alat

penyebarannya.

Biji

tambahan

yang

yang

membantu

telah berkecambah (semai) menjadi

hal penting yang dalam mengidentifikasi suatu jenis gulma, meliputi:
- Ukuran, warna dan permukaan hipokotil
- Ukuran, warna dan permukaan epikotil
- Jumlah, bentuk, ukuran, warna, tekstur dan pertulangan kotiledo
- Jumlah, bentuk, ukuran, warna, tekstur dan

pertulangan daun

pertama
- Biji yang tetap melekat pada semai
- Jumlah biji
Ciri

organ

menjadi

vegetatif

dan

dasar klasifikasi

taxonomi

yang

generatif

gulma

gulma secara

digagas oleh

identifikasi tentang keadaan

yang

ilmiah

diobservasi
sesuai hirarki

C. Linneus. Pengamatan atau

umum

suatu

jenis gulma yang

menetukan penggolongan gulma secara non-ilmiah meliputi:
Daur hidup.

Daur

hidup

tumbuhan itu berkecambah
sampai

tumbuhan adalah jangka waktu
atau

muncul

di

permukaan

antara
tanah

tumbuhan tersebut menghasilkan biji/bagian vegetatif yang

mampu tumbuh menjadi tumbuhan baru lalu
gulma akan

menentukan lama gulma

mati. Daur

hidup

tumbuh dan kemudahan

pengendaliannya.
1.

Gulma

Semusim

(Annual).

Gulma ini

berkecambah

dan

berkembang biak terutama dengan biji, serta hidup

selama satu

musim. Musim yang dimaksud adalah pada musim

yang

sama

6
dan

berkisar

antara

4



16

spesiesnya). Tumbuhan tua mati
dari

biji-bijinya.

minggu (bergantung pada

dan

tumbuhan muda muncul

Contoh: Ageratum conyzoides,

Cyperus

iria,

Echinochloa colonum, Leptochloa chinensis dan Rottboellia exaltata.
2. Gulma Dua Musim (Biennial). Gulma ini dapat hidup lebih dari
satu tahun tetapi kurang dari dua tahun, atau memerlukan dua
musim
Pada

pertumbuhan untuk
periode

musim

menyelesaikan

siklus

hidupnya.

pertama berbentuk roset, pada periode

musim kedua membentuk bunga dan memproduksi biji lalu mati.
Penyebaran

gulma

menghambat

biennial

dapat

dihambat dengan

produksi biji. Contoh: Daucus

carota,

Sonchus

arvensis, Senecio vulgaris dan Cirsium arvense.
3. Gulma tahunan (Perennial). Gulma yang

berkembang biak

terutama dengan organ vegetatifnya yaitu umbi (tuber), rimpang
(rhizome), umbi lapis (bulb), subang (corm) dan geragih (stolon).
Gulma

ini hidupnya lebih

lama

dan biasanya melebihi masa

satu musim bahkan dapat mencapai tiga – empat musim apabila
didukung oleh lingkungan tumbuhnya. Tunas gulma dapat tumbuh
menjadi tua dan

akhirnya mati, tetapi

akan tetap hidup

dan

menumbuhkan tunas-tunas

karakteristik seperti itu,
dikendalikan

organ vegetatif tersebut

biasanya

dibanding

baru. Dengan

gulma tahunan

gulma semusim.

Cylindrica, Mikania chordata, dan

lebih

Contoh:

sulit

Imperata

Cyperus rotundus.

Morfologi Daun Gulma. Pengelompokan ini berdasarkan mentuk/
ukuran daun, dan
kesamaan

pada kenyataannya hal

reaksi

herbisida yang
dikelompokkan

ini berkaitan dengan

gulma dengan morfologi daun tertentu terhadap

serupa. Berdasarkan sifat-sifat tersebut,
kedalam

kelompok

rumput,

gulma

kelompok teki,

dan

kelompok daun lebar.
1. Kelompok berdaun

sempit ≈

spesies gulma yang

daunnya

memanjang dan
(ligulatus)

sempit,

seperti linearis

rumput (Grasses).
berbentuk

garis

Spesies(linearis),

pipih, tepinya sejajar, berbentuk pita
tetapi

lebih

lebar. Gulma rumput

biasanya berada pada marga Poaceae (Gramineae).
2. Kelompok

teki-tekian

(Sedges).

Spesies-spesies

gulma

7
dari

marga Cyperaceae

yang memiliki penampang batang

segitiga, daunnya berbentuk garis (linearis). Contoh yang termasuk
kelompok ini: Cyperus rotundus dan Fymbristilis miliaceae.
3. Kelompok

berdaun

lebar

(Broad

gulma dengan bentuk daun bulat
(lanceolatus),

bulat

leaf). Spesies-spesies

panjang

(oblongus), lanset

telur (ovatus), lanset terbalik (oblanceolatus),

jantung (cordatus), segitiga sama sisi (sagittatus) dan
elips.Kelompok ini memiliki arah

bentuk

pertumbuhan batang tegak,

berbaring, menjalar, memanjat, dan melilit. Kelompok gulma daun
lebar terdiri
termasuk

dari
di

Amaranthaceae,

spesies-spesies
dalamnya

Asteraceae,

class

Dicotyledonae,

marga-marga

Euphorbiaceae,

Mimosaceae,

Leguminoceae,

Rubiaceae, Commelinaceae, dan sebagainya.
Prosedur Kerja :
1. Dicari lokasi atau habitat yang spesifik, dicari dan dipilih gulma yang ada.
2. Difoto / diambil gambar dari gulma yang dipilih.
3 . D i p eriksa ciri-ciri morfologi vegetatif dan generatif gulma yang dipilih.
4. Dibuat catatan dan penjelasan mengenai gulma tersebut dalam hal ciri-ciri
morfologi,

habitat, distribusi, reproduksi dan penyebaran. Berdasarkan

beberapa hal

tersebut, d i lengkapi penjelasann y a

mengenai daerah

asal, taksonomi, klasifikasi, pertumbuhan, teknik pengendalian, manfaat
(jika ada) dan informasi lainnya tentang jenis/species gulma yang dipilih.

8

Hasil Pengamatan
Tabel 1. Gambar dan karakteristik gulma yang diidentifikasi (1)

Klasifikasi/Taksonomi
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Upafamili: Mimosoideae
Genus: Mimosa
Spesies: Mimosa pudica
No.
1.
2.

Ciri-ciri Morfologi
Akar
Batang

Penjelasan
Perakaran serabut, berwarna kecoklatan
Berbentuk bulat dengan permukaan kasar yang diselimuti
oleh duri, lunak, tidak terlalu kuat, dan berwarna hijau

3.

Daun

keunguan.
Daun berwarna hijau, tetapi pada bagian tepi daun
berwarna keungguan. Majemuk, menyirip ganda dua
sempurna. Helaian daun berbentuk memanjang sampai
lanset, permukaan atas dan bawahnya halus/terasa licin,

4.

Bunga

panjang daun 6 – 16 mm, lebar 1-3 mm. Tepi daun rata.
Berbentuk bulat, hampir menyerupai bola. Memiliki
kelopak bunga yang kecil, dan bergerigi seperti selaput
putih, serta memiliki tabung mahkota yang berukuran kecil

5.

Buah/Biji

pula dan bertajuk empat.
Buah berbentuk polong, pipih, bergaris dengan ukuran
sangat kecil berwarna kehijauan saat muda dan berwarna
kecoklatan saat sudah tua.
Biji tumbuhan putri malu berbentuk bulat, pipih dan

9
berukuran

sangat

kecil,

berwarna

kehitaman

atau

6.

Habitat

kecoklatan.
Tumbuh dari daerah pantai hingga datarang tinggi antara 1

7.

Penyebaran

—2000 mdpl.
Alat bantu penyebaran pada gulma ini adalah biji duri yang

8.
9.

Reproduksi
Pertumbuhan

dibantu oleh manusia, binatang, air, angin dll.
Berkembang biak (bereproduksi) dengan cara generative.
Pertumbuhan tanaman putri malu tergolong tidak terlalu
cepat atau agak lambat.
yang Pengendalian secara mekanik.

10.

Pengendalian

11.

paling efektif
Ciri khas

Mimosa pudica memiliki daun yang dapat secara cepat

Daerah asal

menutup/"layu" dengan sendirinya saat disentuh.
Berasal dari Amerika Selatan atau tepatnya dari Negara

Manfaat

Brazil.
Dapat dijadikan sebagai obat Insomnia (sudah tidur), Batuk

12.
13.

dengan dahak banyak , Chronic Bronchitis, rematik,
Ascariasis, serta dapat dijadikan sebagai pencegah erosi.
Tabel 2. Gambar dan karakteristik gulma yang diidentifikasi (2)

Klasifikasi/Taksonomi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis (Kelas): Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Caryophyllales
Familia : Portulacaceae
Genus : Portulaca
Species : Portulaca Sp. L.
No.

Ciri-ciri Morfologi

Penjelasan

10
1.
2.

Akar
Batang

Berakar tunggang dengan warna putih.
berbentuk bulat yang tumbuh tegak, berwana merah keunguan
dengan panjang 10-50 cm. Batang lembut memiliki rasa sedikit
asam, dan asin. Pangkal batangnya membaji dengan tepi rata,

3.

Daun

panjangnya 1-4 cm dan lebar 5-14 mm.
Daunnya tunggal, tebal, datar dan letaknya berhadapan atau
tersebar dengan warna hijau pada permukaan atas , dan bawah

4.

Bunga

berwarna merah tua pada permukaan bawah daun.
Berkelompok 2-6 buah yang keluar dari ujung percabangan.
Mahkota bungannya berjumlah lima buah, berwarna kuning

5.

Buah/Biji

dan kecil-kecil.
Buahnya berbentuk kotak, bijinya banyak dengan warna hitam

6.

Habitat

cokelat mengkilap.
Tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1800

Penyebaran

mdpl.
Penyebaran pada gulma ini terjadi melalui biji yang dibantu

8.
9.

Reproduksi
Pertumbuhan

oleh manusia, binatang, air, angin, mesin, dll.
Berkembang biak (bereproduksi) dengan cara generative.
Tumbuh lambat pada awalnya, dan tumbuh cepat setelah 15

10.

hari.
Pengendalian yang Pengendalian secara mekanik.

11.

paling efektif
Ciri khas

Tanaman ini mengandung banyak air seperti kaktus atau aloe

Daerah asal
Manfaat

vera.
Diperkirakan berasal dari daratan amerika tropis di Brasil.
Dapat berfungsi sebagai obat herbal yakni obat untuk diare,

7.

12.
13.

Bisul, Jantung Berdebar, Gugup Dan Gelisah, Radang Kulit,
serta Radang Gusi.
Tabel 3. Gambar dan karakteristik gulma yang diidentifikasi (3)

Klasifikasi/Taksonomi

11
Kingdom
Difisi
Sub Difisi
Kelas
Ordo
Familia
Genus
Species

Plantae
Magnoliophyta
Commelinidae
Liliopsida
Cyperales
Cyperaceae
Cyperus
Cyperus rotundus L

No. Ciri-ciri Morfologi
1. Akar

Penjelasan
Sistem perakaran

serabut

yang

memiliki

banyak

percabangan dan rambut-rambut halus.
Majemuk berbentuk bulir
Berbulir halus, biji-biji halus
Tumbuh di pinggir jalan, sawah, lahan pertanian,
rerumputan
2.

Batang

Tumbuh tegak, berbentuk segitiga, berongga kecil dan agak
lunak. Tingginya 10-75 cm dan penampangnya 1-2 mm.
Membentuk umbi di pangkal batang, membentuk rimpang

3.

Daun

panang yang dapat membentuk tunas baru.
Berbentuk pita dengan pertulangan daun sejajar, berwarna
mengkilap dengan panjang 10-60 cm, dan lebar 2-6 mm.

4.

Bunga

Membentuk roset akar pada pangkal batang.
Berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai
dengan tiga tunas kepala benang sari berwarna kuning
jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok

5.

Buah/Biji

menjadi satu berupa payung.
Buahnya berbentuk kerucut besar pada pangkalnya,
kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang
1,5 – 4,5 cm dengan diameter 5 – 10 mm.
Bijinya berbentuk kecil bulat, dan memiliki sayap seperti

Habitat
Penyebaran

bulu yang digunakan untuk proses penyerbukan.
Tumbuh pada ketinggian 1-1000 mdpl.
Penyebaran menggunakan biji dan stolon melalui bantuan

8.

Reproduksi

manusia, hewan, atau alat-alat pertanian.
Berkembang biak secara generative dengan biji, dan secara

9.

Pertumbuhan

vegetative menggunakan stolon (geragih).
Sangat cepat, gulma ini mampu memproduksi makanan

6.
7.

dalam
10.

Pengendalian

waktu yang relative singkat memlaui proses

fotosintesis yang efektif
yang Pengendalian yang efektif dapat dilakukan secara biologi

12

11.

paling efektif
Ciri khas

dan kimiawi.
Daunnya tumbuh dengan tiga jajaran dasar, batang
bunganya memiliki penampang segitiga yang tumbuh

12.
13.

Daerah asal
Manfaat

tajam keatas.
Sebagai obat-obatan dan anti bakteri.

Pembahasan
Mimosa pudica (Putri Malu)
Putri

malu

atau Mimosa pudica adalah perdu pendek

anggota suku

polong-

polongan. Tanaman putri malu (Mimosa pudica) berasal dari Amerika Selatan atau
tepatnya dari Negara Brazil. Brazil adalah Negara yang beriklim panas, karena Negara
Indonesia juga mempunyai iklim yang hampir sama dengan iklim dimana asal dari
tumbuhan ini, yaitu iklim tropis. Maka tanaman inipun dapat tumbuh dengan suburnya
di Negara Indonesia di daerah mana saja, baik itu pada tanah yang lebab ataupun pada
tanah yang gersang sama sekali. Sebab tanaman putri malu ini dapat hidup dan
berkembang biak tanpa mengenal musim, dan tanaman ini berkembang biak dengan
bijinya. Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan
maka ia akan segera "menutup".
Deskripsi Morfologi Mimosa pudica
1

Akar
Putri malu atau sikejut mempunyai akar pena yang sangat kuat berbeda dengan akarakar tanaman-tanaman lainnya, jika kita cabut langsung terangkat seluruh akar-akar
nya. Akan tetapi lain halnya dengan akar tanaman putri malu, untuk mencabuti nya
kita memerlukan suatu alat-alat yang khusus agar semua akar-akar nya teracabut.

2

Batang
Batang tumbuhan putri malu berbeda dengan tumbuhan lainnya, yaitu batang putri
malu berbentuk bulat. Pada seluruh batangnya terdapat rambut dan mempunyai duri
yang menempel , batang tumbuhan putri malu dengan rambut sikat yang mengarah
secara miring kepermukaan tanah atau kearah bawah.

3 Daun

13
Daun putri malu atau sikejut berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang
sempurna. Jumlah anak daun pada setiap sirip sekitar 5 - 26 pasang. Helaian anak
daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal memundar, tepi
rata. Jika kita raba pada permukaan atas dan bawah daun terasa licin, panjang 6 - 16
mm, lebar 1-3 mm. daun berwarna hijau, akan tetapi pada tepi daun umumnya
berwarna ungu. Jika daun tersentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap. Sirip
terkumpul rapat dengan panjang 4-5,5 cm.
4

Bunga
Putri malu biasanya mempunyai bunga yang berbentuk bulat seperti bola dan tidak
mempunya mahkota atau kelopak bunga yang besar seperti bunga-bunga yang lain.
Akan tetapi kelopak bunga putrid malu bentuknya sangat kecil dan bergigi empat
seperti selaput putih. Tabung mahkotanya juga berukuran sangat kecil, bertaju empat
seperti selaput putih.

5

Buah dan Biji
Buah putri malu berbetuk polong, pipih seperti garis dan berukuran sangat kecil jika
disbandingkan dengan buah-buah tumbuhan lainnya.
Sama halnya seperti buah, tanaman putri malu juga memiliki biji, yang berukuran
kecil dan bulat,berbentuk pipih . putri malu termasuk kedalam tumbuhan yang berbiji
tertutup (Angiospermae) dan berkembangbiak dengan biji.

 Model Penyebaran, Pertumbuhan Putri Malu (Mimosa Pudica)
Tanaman putri malu bisa tumbuh dimana saja diatas permukaan tanah, baik
diatas permukaan tanah yang lembab maupun diatas permukaan tanah yang
gersang. Tanaman putri malu biasanya tumbuh diatas tanah yang lapang baik itu
diladang, diperkebunan, diperkarangan rumah dan pada tempat yang lainnya
disekitar kita.
Mimosa pudica termasuk kedalam golongan gulma tahunan (Perenials)
Portulaca sp. (Krokot)

14
Tanaman Krokot dengan nama ilmiah Portulaca oleracea L atau yang kita kenal dengan
nama daerah jalu-jalu tiki (Ternate), gelang (Sunda dan Sumatera) dan ma chi xian
(Cina) merupakan tanaman dari suku portulacaceae.
 Deskripsi Morfologi Portulaca sp.
a. Akar
Krokot memiliki system perakaran tunggang dengan warna putih.
b. Batang
Batang krokot berbentuk bulat yang tumbuh tegak atau sebagian/seluruhnya
terletak di atas tanah tanpa mengeluarkan akar. Batangnya berwana cokelat
keunguan dengan panjang 10-50 cm, Batang lembut memiliki rasa sedikit
asam, dan asin. Tangkainya pendek berbentuk bulat telur sungsang, bagian
ujungnya bulat melekuk ke dalam. Pangkal batangnya membaji dengan tepi
rata, panjangnya 1-4 cm dan lebar 5-14 mm.
c. Daun
Ciri Daun krokot berwarna hijau dengan warna batang kemerahan, Warna
permukaan

atas

daun

hijau

tua,

permukaan

bawahnya

merah

tua.

Daunnya tunggal, tebal berdaging, datar dan letaknya berhadapan atau tersebar.
d. Bunga
Ciri Bunganya berkelompok 2-6 buah yang keluar dari ujung percabangan.
Mahkota daunnya berjumlah lima buah, berwarna kuning dan kecil-kecil.bunga
ini akan mekar pada pagi hari antara pukul 8.00-11.00 siang dan layu
menjelang sore.
e. Buah dan Biji
Buahnya berbentuk kotak, bijinya banyak dengan warna hitam cokelat
mengkilap. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji.
Cyperus rotundus L. (Teki)
Teki (Cyperus rotundus .L) atau terkadang disebut Teki, Mota, Koreha wai,
Rukut Teki, Rukut Wuta adalah rumput palsu (batang segitiga) yang dapat hidup
sepanjang tahun dengan ketinggian 10 sampai dengan 75 cm.
Rumput teki mempunyai tinggi sekitar 15-95 cm, batang segitiga. Daun 4-10
helai terdapat pada pangkal batang membentuk roset akar, dengan pelepah daun tertutup
tanah. Helaian daun bangun pita, pertulangan daun sejajar, tepi daun rata, permukaan
atas berwarna hijau mengkilap dengan panjang 10-60 cm, dan lebar 2-6 mm.
Perbungaan majemuk berbentuk bulir mempunyai 8-25 bunga yang berkumpul
berbentuk payung, berwarna kuning atau cokelat kuning. Umbi menjalar, berbentuk
kerucut yang besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk, berwarna cokelat,

15
berambut halus berwarna cokelat atau cokelat kehitaman, keras, wangi dan panjang 1,54,5 cm dengan diameter 5-10 mm.
Tanaman ini biasanya tumbuh liar di kebun, ladang ataupun tempat lain dengan
ketinggian sampai 1000 m dari permukaan laut. Ciri khasnya terletak pada buahbuahnya yang berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, Umbi-umbi ini biasanya
mengumpul berupa rumpun.
Umbi rumput teki memiliki rasa yang pedas, sedikit pahit, dan manis. Umbi
rumput teki dapat berkhasiat menormalkan siklus haid, melancarkan vital energi yang
tersumbat, tonik pada lever, meredakan nyeri (analgesik), dan antibakteri. Teki
merupakan tumbuhan obat penting untuk gangguan vital energi dan penyakit pada organ
kandungan wanita. Bagian yang digunakan untuk pengobatan pada rumput teki adalah
bagian umbi. Umbi rumput teki memiliki banyak manfaat diantaranya adalah sakit dada,
sakit kepala, retensi dahak dan cairan seperti bengkak akibat timbunan cairan, nyeri
haid, datang haid tidak teratur, tidak datang haid, payudara bengkak dan nyeri, memar,
gatal-gatal di kulit, bisul, perdarahan dan keputihan, mual pada kehamilan muda,
perdarahan pada kehamilan, hernia disertai kolik di perut, serta gangguan pencernaan
seperti mual, muntah, diare, nyeri lambung dan perut.

Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Mimosa pudica, Portulaca sp., dan Cyperus rotundus L. merupakan gulma yang
berasal dari spesies berbeda sehigga morfologinya, habitat, pertumbuhan, dan cara
penyebaran serta cara pengendaliannya berbeda-beda. Masing-masing gulma tersebut
juga memiliki manfaat yang berbeda-beda.
2. Saran
Dalam melakukan pengendalian gulma-gulma tersebut sebaiknya lebih
mengutamakan cara yang alami terlebih dahulu seperti cara preventif, mekanis, dan
biologi. Jika memang tidak bisa barulah menggunakan cara kimiawi.

16

ACARA II. PENGAMATAN POTENSI TANAH SEBAGAI BANK BIJI GULMA
Tujuan : Untuk

mengetahui potensi Seed

Bank

gulma pada

areal

pertanian tertentu
Bahan dan alat : Cangkul,

sekop,

penggaris,

media

kecambah,

bak kecambah, air dan alat tulis menulis.
Landasan Teori:
The weed seed bank’ merupakan sumber utama adanya gulma
di daerah pertanian. Umumnya gulma memulai siklus hidupnya dari satu
biji dalam tanah. Jika biji ini dapat lolos dari pengontrolan secara alamiah
maupun oleh tindakan manusia,
memproduksi ribuan

maka

biji ini

akan

biji, tergantung pada speciesnya.

tumbuh dan

Biji-biji tersebut

akan kembali ke dalam tanah sebagai ‘weed seed bank’ dan
sumber populasi gulma di kemudian hari.

menjadi

Oleh sebab itu pengetahuan

tentang dinamika kembalinya biji dan bank biji gulma dapat membantu
pengelolaan gulma di masa yang akan datang.
Apakah sebenarnya ‘weed seed bank’ di tanah?
cadangan biji- biji gulma yang viable (hidup)

Mereka adalah

yang ada di permukaan

ataupun di dalam tanah. Seed bank terdiri dari biji-biji gulma yang baru
diproduksi dan

juga biji-biji gulma yang sudah berada di tanah hingga

beberapa tahun. Seed bank merupakan indikator dari populasi gulma di

17
waktu yang lalu dan di masa sekarang.

Di dalam tanah ada biji gulma

dalam jumlah yang sangat besar. Besarnya jumlah biji gulma viable yang
ada di

dalam tanah

merupakan

kontributor umum

komunitas tumbuhan yang ada baik pada area yang
yang telah terganggu, padang

pada luasnya
alamiah maupun

rumput, tanah pertanian, hutan dan

ekosistem air. Walaupun sejumlah besar biji gulma yang
yang

akan

terkubur ada

mati dalam beberapa tahun, namun biji-biji dari beberapa

species dapat tetap viable selama puluhan tahun.

Diduga hanya sekitar 1

– 9% dari biji-biji gulma yang viable diproduksi dalam setahun
akan

berkembang menjadi kecambah

tetap

bertahan

tumbuh pada

viable di

dan gulma

dalam tanah

dan

muda,

yang

sisanya

akan berkecambah dan

tahun-tahun berikutnya, tergantung pada kedalaman

letaknya. Apa yang terjadi pada biji-biji gulma dalam seed bank? Biji-biji
disebar secara alamiah secara horizontal dan vertikal.
biji yang

Sekitar 95% biji-

masuk ke tanah dan menjadi seed bank adalah dari gulma

semusim (annual), dan hanya sekitar 4% dari gulma tahunan (perennial).
Input seed bank ditentukan oleh guguran biji dari tumbuhan gulma, atau
dengan

kata

lain

input

seed bank merupakan jumlah dari biji yang

diproduksi dan dilepas oleh tumbuhan gulma.
Beberapa hal dapat terjadi pada biji-biji gulma di seed
bank:


dimangsa oleh serangga atau vertebrata lain



mati karena masalah fisiologi



diserang oleg patogen



tertimbun dalam di profil tanah sehingga mengalami dormansi



menjadi dorman karena keadaan fisiologi



rusak secara fisik akibat kegiatan pertanian, atau



berkecambah, tumbuh dan memproduksi biji
Distribusi

horizontal dari

biji-biji gulma di seed bank

umumnya

mengikuti arah barisan tanaman, sedangkan distribusi vertikal dipengaruhi
oleh tipe pengolahan tanah.
dapat

Kegiatan

pertanian (pengolahan

menimbulkan perpindahan seed bank.

tanah)

Sedangkan kolonisasi

seed bank terjadi akibat penguasan suatu wilayah/tanah oleh satu bibit dan
juga invasi yang sukses dari satu biji baru‘seed bank’. Dalam distribusinya,
biji-biji

gulma

Perubahan

berinterasi

yang terjadi

dengan

lingkungan

sepanjang waktu.

pada ‘seed bank’ sepanjang waktu

berbeda

18
sesuai

dengan perbedaan skala waktu,

meliputi: perubahan

jangka

pendek, siklus hidup musiman dan annual dari ‘seed bank’, perubahan
selama periode beberapa tahun, dan perubahan secara evolusi.

Gambar 1. Siklus hidup annual biji gulma dalam ‘soil seed bank’ dan
perubahan yang terjadi sepanjang waktu
Heterogennya biji-biji gulma memberikan suatu tambahan untuk adanya
‘seed bank’ yang aktif dan yang dorman sebagai input deposit ‘seed
bank’.

Nasib ‘seed bank’ beragam, dapat hilang karena: predasi, busuk

oleh patogen, mati fisiologis dan mati karena aktifitas budidaya.
gulma ini dapat pula hilang karena penyebaran jauh

keluar

Biji-biji

dari lokasi

aslinya. Seed bank sebenarnya juga mengalami penurunan setiap tahun
karena perkecambahan.

Perkecambahan biji gulma ini dapat berakibat

tumbuh dan bertahannya gulma tsb dan dapat pula mengalami kematian
oleh berbagai sebab. Ukuran seed bank berubah sesuai perjalanan waktu.
Keseimbangan repatif antara input dan kehilangan biji gulma merefleksikan
suatu ‘dinamika
cenderung

seed bank’.

menurun

meningkatnya altitude

dengan

Ukuran

seed bank

meningkatnya

(ketingian tempat) dan

(seed bank

latitude (letak

size)
lintang),

pada tahap akhir suksesi

tumbuhan.
Prosedur Kerja :
Perlakuan dan pemeliharan :
1. D i s iapkan 2 (dua) lokasi/daerah yang akan diuji potensi Seed Bank
yang dikandungnya.
2. Digali tanah pada lokasi yang

telah

ditentukan sedalam 20-30 cm,

kemudian tanah tsb dimasukkan ke bak kecambah sampai setinggi 3 cm.
3. D i l akukan hal yang sama untuk di lokasi yang kedua.

19
4. Disiram tanah pada masing-masing bak
lembab, tetapi

tidak sampai tergenang.

kecambah

hingga cukup

Kelembaban dijaga selama

pengamatan dlakukan.
Pengamatan

:

1. D i a mati dan dihitung jumlah kecambah yang tumbuh setiap hari pada
masing- masing bak kecambah.
2. Pengamatan dilakukan selama 3 (tiga) minggu.

Hasil Pengamatan
Tabel 4. Data jumlah biji gulma yang berkecambah selama pengamatan
Lokasi

ulangan

Hari pengamatan ke

Jumlah

Sampel
Lokai I

(Sawah)

Jenis
1
2
3

Total
Rata-rata
Lokasi II
(Tegalan
)

Total
Rata-rata

1
2
3

5
0
0
0
0
0
0

8
2
3
0
5
1,7
0

11
4
5
2
11
3,7
2

14
5
8
5
18
6
4

17
7
11
8
26
8,7
7

20
9
15
12
36
12
10

23
11
20
16
47
15,7
13

3
4
7
14
4,7
3

0
0
0
0

0
3
3
1

3
8
13
4,3

7
15
26
8,7

9
18
34
11,3

14
21
45
15

17
24
54
18

4
4
11
3,7

20

Gambar 2. Grafik potensi tanah sebagai bank biji gulma selama pengamatan

Pembahasan
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh salah tempat. Sebagai tumbuhan, gulma
selalu berada disekitar tanaman yang dibudidayakan dan berasosiasi dengan secara khas
(Moenandir, 1988). Gulma yang selalu tumbuh di sekitar petanaman (crop)
mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan serta hasil akhir. Adanya gulma tersebut
membahayakan bagi kelangsungan pertumbuhan dan menghalangi tercapainya sasaran
produksi pertanaman pada umumnya.
Pada acara praktikum ini, diamati mengenai potensi tanah sebagai bank biji
gulma pada dua jenis tanah yang berbeda yakni tanah sawah dan tanah tegalan. Tanah
sawah yang digunan dalam pengamatan ini adalah tanah sawah yang diambil di salah
satu areal persawahan yang ada di daerah Monjok, dan tanah perkebunanan yang
diambil di depan Rusunawa UNRAM. Tekstur tanah sawah agak liat dan strukturnya
agak kuat. Sedangkan tanah perkebunan tersebut berstruktur lepas dan gembur. Kedua
jenis tanah tersebut kemudian di simpan menggunakan pot yang masing-masing kedua
jenis tanah tersebut dilakukan tiga kali ulangan, sehingga terdapat 6 buah pot untuk
diamati.
Setelah dilakukan pengamatan pertumbuhan gulma yang dilakukan setiap 3 hari
sekali dari hari ke-5 sampai hari ke-23 setelah pengambilan tanah. Didapatkan hasil
untuk tanah sawah: Pada ulangan pertama, terdapat 3 jenis gulma yang tumbuh dengan

21
jumlah akhir 11 gulma. Pada ulangan kedua, terdapat 4 jenis gulma dengan jumlah akhir
20 gulma. Dan pada ulangan ketiga terdapat 7 jenis gulma dengan jumlah akhir 16
gulma.
Untuk tanah kebun didapatkan hasil pengamatan : Pada ulangan pertama terdapat 3 jenis
gulma dengan jumlah akhir 13 gulma. Pada ulangan kedua terdapat 4 jenis gulma
dengan jumlah akhir 17 gulma. Dan pada ulangan ketiga terdapat 4 jenis gulma dengan
jumlah akhir 24 gulma.
Perbedaan pertumbuhan gulma pada kedua lokasi dapat dilhat pada grafik
potensi tanah sebagai bank biji gulma. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa gulma
yang tumbuh pada tanah perkebunan (tegalan) lebih tinggi jika dibandingkan dengan
jenis tanah sawah. Dimana rata-rata jumlah gulma yang tumbuh pada tanah perkebunan
ialah 18 gulma, sedangkan pada tanah sawah memiliki rata-rata jumlah pertumbuhan
gulma sebesar 15,7 atau 16 gulma.

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan menggunakan dua jenis
tanah yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa kedua tanah sampel yang diamati
berpotensi sebagai bank benih gulma, dan dapat pula disimpulkan bahwa tanah tegalan
(perkebunan) lebih berpotensi menjadi bank benih gulma di dalam tanah dibandingkan
dengan tanah sawah.
Saran
Saran untuk para petani agar melakukan pengolahan tanah terlebih dahulu
sebelum budidaya agar seed bank dalam tanah terhalangi perkecambahannya.

22

III. ANALISA VEGETASI
Tujuan : Untuk mengetahui cara analisa vegetasi gulma dan keadaan
populasi vegetasi suatu areal/kawasan.
Alat dan Bahan : Meteran, tali rafia, patok

bambo/kayu, buku

panduan

identifikasi gulma, millimeter blok dan alat tulis menulis.
Landasan Teori :
Konsep dan

metode analisa vegetasi gulma sangat bervariasi,

tergabtung keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya.

Tujuan analisa

vegetasi ada beberapa misalnya untuk mempelajari tingkat suksesi dan
untuk

eveluasi

hasil suatu

pengendalian

gulma.

Metode

yang

digunakan harus sesuai dengan komposisi vegetasi.
Analisa vegetasi yang ditujukan untuk suatu eveluasi pengendalian gulma
dapat memberi informasi tentang beberapa
flora

hal misalnya: perubahan

(shifting) akibat metode pengendalian tertentu, evaluasi percobaan

herbisida (trial) untuk menentukan
terhadap

aktivitas syatu

kombinasi herbisida

jenis gulma di lapangan, dan juga eveluasi pengendalian herba

tahunan (perennial).
Data yang diperoleh dari analisa vegetasi dapat dibagi atas dua kelompok

23
yaitu data kualitatif
bagaimana

dan

kuantitatif.

suatu jenis

Data

tumbuhan

kauntitatif menunjukkan

tersebar

dan

berkelompok,

stratifikasinya, periddesitas, dsb; sedangkan data kuantitatif menyatakan
jumlah,

ukuran, berat

basah/kering suatu jenis, dan luas daerah yang

ditumbuhinya.
A. Pengamatan Pendahuluan
Pengamatan

ini

terdiri

atas

pengamatan

sepintas

secara

menyeluruh terhadap suatu komunitas vegetasi sehingga diperoleh suatu
gambaran umun mengenai garis besar kelompoknya, komp[osisi flora, dan
bagaimana hubungannya dengan lingkungannya secara timbal balik. Pada
penelitian pendahuluan
dibuat

dilakukan

penjelajahan

catatan tentang: komunitas, jenis

yang

seluruh

area,

lalu

dominan, serta adakah

korelasi antara vegetasi dan jenis faktor lingkungannya.
B. Pengamatan Petak Contoh
Dalam

suatu sampling akan

diamati suatu

area

tertentu yang disebut sebagai petak contoh (*sample plot).

dengan

Sampling yang

sesuai sangat diperlukan agar diperoleh gambaran

yang

kebenaran mengenai sifat-sifat populasi vegetasinya

dengan

petak contoh yang

luas

mendekati
sejumlah

relatif sedikit tetapi dapat mewakili keadaan seluruh

vegetasi yang diamati.
1. Distribusi Petak Contoh
Jika

komposisi suatu

mengambil satu

petak

vegetasi
contoh

benar-benar
dengan

luas

merata
tertentu

maka cukup
yang

dapat

mewakili seluruh populasi vegetasi. Keadaan yang demikian hampir tidak
pernah

ada

lingkungannya.
semua

baik mengenai topografinya maupun sifat-sifat tanah dan
Oleh sebab itu petak contoh

area yang

akan diamati.

harus diletakkan pada

Distribusi petak contoh disesuaikan

dengan sifat masing-masing vegetasi dan

faktor

lainnya, sehingga

distribusi petak contoh dapat diamati dengan beberapa cara yakni: cara
subyektif, bertingkat.
a. Cara Subyektif.-- Merupakan sampling yang paling sederhana,
yaitu dengan

memilih

petak

contoh

yang

menurut

pengamatan

dapat mewakili populasi seluruh area.
b. Sampling

Acak Tidak Langsung.--

Cara ini adalah

yang

24
paling sederhana dan memenuhi syarat statistika (valid).
dibagi- bagi dalam jarak yang

Seluruh area

sama, kemudian sejumlah petak contoh

yang diperlukan (mis. 10 petak), letaknya dipilih secara acak.
dilakukan dengan membuat petak kotak-kotak secara

Dapat

kasar, lalu pada

sumbu koordinat X dan Y dipilih dengan undian secara

acak sebagai

petak contoh.

Gambar 3. Memilih letak petak-contoh secara acak
c. Sampling Beraturan.-- yaitu

dengan meletakkan petak

contoh secara beraturan dengan jarak sama dalam seluruh area, dan cara
ini lebih memuaskan serta

memberikan hsil yang lebih

mendekati

kebenaran dibandingkan sampling acak. Untuk memenuhi syarat statistika,
urutan pengamatan

petak contoh dipilih secara

acak.

Karena letak

petak berjarak tetap dan beraturan maka disebut pola kisi.
d. Sampling Bertingkat.--

Sampling bertingkat diperlukan

bilaa vegetasi terdiri atas beberapa blok atau stratum yang berbeda
fisionominya. Dalam keadaan demikian, are dibagi

dalam stratum yang

mempunyai fisiolomi sama dan pada setiap stratum dilakukan sampling
acak seperti (b = tidak langsung).
2. Metode Pengamatan
Ada empat metode yang lazim digunakan yaitu estimasi visual,
metode kuadratik, metode

garis

atau rintisan dan metode titik.

Selanjutnya akan dibicarakan hanya metode estimasi visual dan metode
kuadratik.

25
a. Metode Estimasi.-- Setelah letak letak dan kuas petak
contoh yang akan diamati

ditentukan, lazimnya berbentuk lingkaran,

pengamatan dilakukan pada titik tertentu yang

selalu tetap letaknya, m

isalnya selalu di tengah atau di salah satu sudut yang tetap pada
petak contoh yang telah terbatas. Besaran yang dihitung berupa dominasi
yang dinyatakan dalam persentse penyebaran.

Karena nilai penyebaran

tiap jenis dalam area dihitung dalam persen, maka bila dijumlah akan
diperoleh 100%

(trmasuk %

daerah kosong jika ada). Dapat juga

dominansi dihitung berdasar suatu skala abundansi (scale abundance) yang
bernilai 1 – 5 (Braun-Blannquat; Weaver), 1 – 10 (Domin) atau 1 – 3
(Wirahardja & Dekker). Cara ini

sangat berguna bilamana

vegetasi cukup merata dan tidak banyak waktu tersedia.

populasi

Tetapi memiliki

kelemahan yaitu terdapat kecenderungan untuk menaksir lebih besar jenisjenis yang menyolok (warna maupun bentuknya), sebaliknya menaksir
lebih sedikit jenis-jenis yang sulit dan kurang menarik perhatian. Juga sulit
untuk

dapat

mewakili keadaan

penaksiran luas penyebaran

populasi vegetasi

seluruhnya,

dan

msing-masing komponen tidak terkamin

ketepatannya.
b. Metode Kuadrat.-- Yang dimaksud kuadrat disini adalah
2
2
ukuran luas dalam satuan kuadrat (m , cm , dsb), tetapi bentuk petakcontoh dapar berupa segi

empat, segi-panjang ataupun

lingkaran.

Untuk vegetasi yang pendek/rendah, bentuk lingkaran lebih menguntungkan
karena

ukurannya dapat diperluas dengan cepat dan

menggunakan seutas tali yang
gulma berbebtuk herba

rendah

teliti

dengan

dikaitkan pada titik pusat petak. Untuk
lebih efisien

menggunakan metode

kuadrat segi-panjang dari pada kuadrat segi-empat, karena kelompok
tumbuhan berkembang
kuadrat segi

membentuk sebuah

lingkaran.

Dengan

panjang akan lebih memungkinkan memotong kelompok

tumbuhan dan
ditinjau distribusi

lebih

banyak kelompok yang bisa

diamati.

Jika yang

suatu kelompok tumbuhan, kuadrat lingkaran kurang

efiasien dibanding semua bentuk segi-empat, tetapi lingkaran mempunyai
keuntungan dibanding semua bentuk geometri lainnya karena lingkaran
mempunyai perbandingan terkecil antara tepi dan luasnya.

Bentuk

lingkaran juga paling cocok untuk evaluasi asosiasi gulma di daerah yang
luas dan bila menggunakan sampling estimasi visual.

26
Prosedur Kerja
1. Penentuan luas dan jumlah minimal petak contoh:
Karena luas dan keadaan vegetasi yang sangat bervariasi maka
yang selalu menimbulkan pertanyaan adalah berapa
contoh yang

luas/jumlah petak

memedai. Terutama bila kita hanya menggunakan petak

contoh tunggal (gambar 2), luas yang memadai harus kita tentukan. Luas/
jumlah petak-contoh

minimal ini

berbentuk

kaudrat

dapat ditentukan dengan menyusun sebuah kurva area

atau

lingkaran,

terhadap jenis.

Dengan prosedur sebagai berikut :
1. D i p ilih satu komunitas vegetasi yang

dapat dipakai sebagai contoh

acak, tentukan batasnya.
2. Di tengah komunitas, diletakkan sebuah petak contoh 1 x 1 m (p.c. 1)
2
atau sebuah lingkaran dengan jari-jari 0.56 m. Luas petak contoh = 1 m .
3. Dicatat jumlah

jenis

dalam p.c.

1

pada

lembar data (daftar 9?)

dengan sebuah tanda (X) pada kolom 1.
4. Diperluas dua kali lipat p.c. 1 (= p.c. 2), catat semua jenis dalam
petak contoh 1 + 2.
5. Diperluas seterusnya dua kali (p.c. 1 + 2 + 3), dan catat jumlah, jenis
dalam p.c. 1 + 2 + 3 (kumulatif).

Hentikan bila kenaikan jumlah jenis

yang diperoleh tidak berarti. Bentuk petak-contoh menjadi seperti pada
gambar 4 berikut.

Gambar 4. Bentuk petak contoh untuk kurva minimal

Tabel 5. Lembar Data untuk Kurva Luas/Jumlah Minimal Petak-Contoh

27
Tanggal : .......................................
.....
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Lokasi
Jenis
1
A
X
B
X
C
X
D
X
E
X
F
X
G
X
H
X
I
X
J
X
K
X
L
M
N
O
P
Q
R
S
T

2

X
X
X
X

:
Petak-Contoh
4
5
6
7

3

8

9

10

X
X
X

X

X X

Dari lembar data petak contoh yang diperlebar/diperluas:
p.c. (1)
11

ditemukan
jenis

p.c.

(1

+

2)

ditemukan 15 jenis p.c. (1 + 2 + 3)
ditemukan 17 jenis p.c. (1 + 2 + 3 + 4)
ditemukan 19 jenis p.c. (1 + 2 + 3 + 4 +
5)

ditemukan 20 jenis

Gambar 5. Kurva luas petak-contoh minimal

28

Garis m ditarik dari titik 0 ke koordinat (A) dari jumlah jenis dan
10% daripada luas petak-contoh. Garis
kedudukan dari

10%

luas

m

ini merupakan tempat

petak contoh tempat

terdapat

10%

daripada jumlah jenis.

Tari garis n // m yang menyinggung kurva pada

K. Proyeksi K pada

sumbu X (titik B) adalah luas minimal

petak

2
contoh (± 3 m ). Berdasarkan pengalaman, setelah luas petak-contoh
yang diamati melebihi

10% daripada seluruh area, jenis-jenisnya hanya

akan bertambah 10%

saja,

dapat diterima. Untuk

mengetahui berapa

sehingga secara

umum

jumlah

cara

diatasi

minimal

petak-

contoh yang diperlukan, caranya sama dengan C.1 (luas minimal), hanya
sumbu X menyatakan

jumlah petak-contoh yang diperlukan.

6. Dihitung jumlah dan luas minimal petak contoh berdasarkan hasil
pengamatan, gunakan cara seperti contoh di atas.
7. Distribusikan petak contoh yang sidah diketahui jumlah minimal dan luas
minimalnya.
8. Parameter Kuantitatif
Parameter dalam analisa vegetasi yang digunakan adalah kerapatan,
frekwensi, dan dominansi.
a. Persentase

penyebaran/skala abundansi : Luas

penyebaran

komponen vegetasi dapat dinyatakan dalam bentuk persen, selain itu
sering diubah ke dalam 5 – 10 kelas skala abundansi (Tabel 2 dan 3).
Tabel 6. Contoh Persentase Penyebaran Vegetasi

Jenis tumbuhan
1. Imperata cylindrical

Penyebaran (%)
75

2. Axonopsus compressus

15

3. Cyperys rotundus

5

4. Lantana camara
Jumlah

3
101

Tabel 7. Macam-macam skala abundansi
Skala
Nilai
1

Abundans
Jaran
g

Weave
(1938)
R = rare

Oossting
(1956)
Very rare

Wirahardja
&
Dekker
+ = very rare

29
2

Tidak umum I =

3

Terdapad

4

di
sana-sini A = abundant Abundant
Umum,

3 = very

agak

abundan

5

+

infrequent
F= frequent

=

Rare

1 = rare –

Infequent

infrequent
2 = abundant

Amat
terseba

VA

Very

umum,

very

abundan

penyusun

abundant

t

t

komunitas
Ada
yang

a. Kerapatan : Menunjukkan jumlah individu suatu jenis tumbuhan pada tiap
petak-contoh. Masalah: Memakan

waktu dalam

menghitung,

kesulitan dalam menentukan satuan tumbuhan yang

menjalar atau

berumpun. Kerapatan berhubungan erat dengan musim
tumbuhan. Efek tepi: diperlukan suatu ‘perjanjian’ untuk

dan

vitalitas

menentukan

sekelompok tumbuhan apakah berada di luar petak contoh.
suatu kelompok berumpun dari rumput
contoh.
lebih

Dianggap terletak
dari

sebaliknya.

dalam

yang

dan

Misalnya

terletak di tepi petak-

petak-contoh

seluruhnya’

bila

separuh rumpunnya berada dalam petak-contoh, dan
Perjanjian lain yang

yang berimpang

(stolon)

diperlukan adalah untuk

dan menjalar dengan

bukunya dalam menentukan

berapa bagian yang

tunas

tumbuhan

dan

buku-

dipandang sebagai

‘satu unit tumbuhan.
b. Frekuensi : Frekuensi jenis

tumbuhan adalah berapa jumlah petak-

contoh (%) yang memuat jenis tsb dari semua petak-contoh yang dibuat.
Misalnya tumbuhan A ditemukan dalam 80

petak-contoh dari

200

petak-contoh yang dibuat, maka frekuensi A = 80/200 x 100% = 43%.
Dengan kata

lain

frekuensi adalah : ada tidaknya sejenis tumbuhan

dalam petak-contoh.
c. Dominansi : Istilah ini digunakan untuk menyatakan berapa luas area
yang

ditumbuhi oleh sejenis tumbuhan, atau kemampuan sesuatu jenis

tumbuhan dalam hal bersaing dengan jenis yang lainnya.

Dominansi

dinyatakan dengan istilah kelindungan (coverage) atau luas basal atau
biomassa atau volume.
Hasil Pengamatan

30

Jumlah petak contoh minimal :
Gambar 6. Jumlah petak contoh minimal kurve area terhadap jumlah jenis

31

Luas petak contoh minimal (m2) :
Gambar 7. Luas petak contoh minimal kurve area terhadap jumlah jenis

32
Tabel 8. Data nilai kuantitatif vegetasi gulma (kerapatan, frekuensi, nilai penting,
nilai abudansi dan penyebaran gulma)
Jenis Gulma

Cyperus

Petak Sampel/contoh
1
2 3 4 5
20
1 2 2 1

rotundus
Murdannia

2

7
0

9
0

7
5

sp.
Marsilea sp.
Chroton

0
0

2
0

1
0

hirtus
Vernonia

3

0

cinerea
Prophyllum

2

ruderale
Bidens

1

K

KN

M

(%)

FM

FN

NP

(%)

(%)

NA

Penyebar
an

6
4

7
6

8
5

100

14,18

8

10,6

24,85

8

11,11

0
0

8

8

7

30

4,25

5

7
6,67

10,92

5

6,94

1
0

3
1

8
0

0
0

0
4

15
5

2,12
0,70

5
3

6,67
4

8,79
4,7

4
2

5,55
2,77

0

0

3

5

0

2

13

1,84

4

5,33

7,17

4

5,55

0

0

0

0

0

0

0

2

0,28

1

1,33

1,61

1

1,38

2

1

0

3

1

0

0

19

2,69

5

6,67

9,36

4

5,55

0
6
5

1
10
36

1
49
260

0.14
6,95
36,87

1
7
8

1,33
9,33
10,6

1,47
16,28
47,53

1
7
8

1,38
9,85
11,11

pilosa L.
Cyperus sp.
Portulaca sp
Mimosa

0
17
11

0
0
6

0
1
2

0
8
1

0
1
3

2
0
6
3

pudica L.
Bergia

2

6
4

4
9

0

1
0

7
0

4
0

0

15

2,12

3

6
4

6,12

3

4,16

0

0

5

0

0

2

0

3

10

1,41

3

4

5,41

3

4,16

0

0

0

1

0

0

0

1

2

0,28

2

2,66

2,94

1

1,38

0

0

0

3

4

0

0

3

10

1,41

3

4

5,41

2

2,77

51

1

9

1

1

5

7

10

116

16,45

8

10,6

27,12

8

11,11

3

1

ammannioid
es
Commelina
diffusa burm
Digitaria
ciliaris
Murdannia
sp.
Agregatum
conyzoides
Hedyotis

0

7

13

0

0

0

3

5

3

10

34

4,82

5

6,67

11,49

6

8,33

11

5

0

0

0

0

0

5

21

2,97

3

4

6,97

4

5,55

3

0

0

0

0

0

0

0

3

0.42

1

1,33

1,75

1

1,38

705

99,9

75

93,3

199,89

72

100,3

corymbosa
Vernonia
cinerea
Prophyllum
ruderale
Total

2

33
1. Jenis gulma A =

;B=

: C = …………………………….; Z =

2. KM = Kerapatan mutlak; KN = Kerapatan nisbi
3. FM = Frekuensi mutlak; FN = Frekuensi nisbi
4. NP = Nilai penting; NA: Nilai Abundant
Pembahasan

34
Gulma merupakan semua jenis tumbuhan yang tumbuh pada suatu tempat dan
waktu tertentu dan kehadirannya tidak diinginkan, karena sering merugikan bagi
tanaman budidaya. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhnya salah tempat. Sebagai
tumbuhan, gulma selalu berada disekitar tanaman yang dibudidayakan dan berasosiasi
dengannya secara khas. (Moenandir,1988). Gulma yang selalu tumbuh di sekitar
petanaman (crop) mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan serta hasil akhir. Adanya
gulma tersebut membahayakan bagi kelangsungan pertumbuhan dan menghalangi
tercapainya sasaran produksi pertanaman pada umumnya.
Mempelajari hubungan populasi gulma dengan tanaman budidaya bermanfaat
untuk:
1.

1. Dapat menduga tingkat populasi dari setiap jenis atau spesies gulma dari generasi ke
generasi, sehingga dapat menggunakan cara yang tepat untuk pengendaliannya.
2. Memperoleh informasi mengenai ambang ekonomi gulma terhadap kerugian tanama
budidaya.
3. Mendapatkan informasi yang berhubungan dengan ekologi gulma untuk penggunaan
herbisida yang benar dan sesuai.
Pengamatan gulma dilakukan dengan analisis vegetasi untuk penentuan nilai
NJD atau SDR (Nisbah Jumlah Dominasi), dan perhitungan analisis vegetasi. gulma
dengan menghitung nilai SDR pada setiap petak percobaan. Nilai SDR didapat-kan
dengan menghitung setiap jumlahs pesies gulma yang terdapat pada petak contoh.
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu
vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan
tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring
dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus
diperhitungkan berbagai kendala yang ada.
Pengamatan mengenai analisa vegetasi gulma ini dilakukan pada delapan (8)
petak. Berdasarkan data hasil pengamatan diatas dapat terlihat dengan jelas spesies
gulma Mimosa pudica mendominasi dengan jumlah nilai pentingnya (NP) 47,53% dari
total keseluruhan gulma. Sedangkan spesies lainnya dapat dikatakan memiliki jumlah
yang relatif teratur pada setiap pengulangan.
Dalam hal ini selain faktor genetik gulma yang mempengaruhi, umur gulma juga
sangat menentukan. Sebab, dalam pengamatan yang dilakukan, tidak ada batasan ukuran
gulma untuk dapat dihitung sebagai satu spesies. Secara umum, berdasarkan data yang
diperoleh, gulma Mimosa pudica merupakan spesies gulma yang mendominasi lahan
tempat pengambilan contoh dan sisanya adalah gulma Agregatum conyzoides

dan

35
gulma Cyperus rotundus. Dalam hal ini pengendalian gulma yang diambil harus fokus
pada bagaimana cara menekan pertumbuhan gulma Mimosa pudica terlebih dahulu.
Apabila pengendalian dilakukan dengan menggunakan herbisida, maka herbisida yang
dipilih harus mampu mengendalikan Mimosa pudica.
Dari table diatas terdapat data dominansi dan data kerapatan, dimana data
dominansi diperoleh dengan cara menduga berapa persen populasi yang terdapat dalam
kuadran tersebut. Sedangkan data kerapatan diperoleh dengan cara menghitung jumlah
masing-masing gulma yang berada di dalam kuadran tersebut.
Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak positif bagi
keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi
dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan
oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air
tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area
memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan
komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Sebagai contoh vegetasi secara umum
akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi besarnya tergantung struktur dan komposisi
tumbuhan yang menyusun formasi vegetasi daerah tersebut.

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di lahan percobaan dapat
disimpulkan bahwa tidak ada batasan ukuran gulma untuk dapat dihitung sebagai satu
spesies.

Secara

umum,

berdasarkan

data

yang

diperoleh,

gulma

Mimosa

Pudica merupakan spesies gulma dominan yang terdapat pada petak contoh.
Saran
Dalam melakukan analisis vegetasi pada gulma, sangat perlu memperhatikan
berbagai jenis gulma, metode, serta kelengkapan alat yang digunakan pada saat
pengamatan karena akan sangat menentukan hasil analisis vegetasi gulma.

DAFTAR PUSTAKA

36

Anderson, W. P.,

1983. Weed Science: Principles. 2

nd

ed.

West

Publishing Company, St Paul, Minnesota.
Damalas,C.A.,

2004.Review:

Herbicide

Tank

Mixtures:

Common

Interactions.
International Journal of Agric. and Bi